III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik 1. Sejarah Penetapan Menurut Buku Informasi (2001), Taman Nasional Baluran ditetapkan sebagai taman nasional berdasarkan pengumuman Menteri Pertanian pada tanggal 6 Maret 1980 bertepatan dengan pelaksanaan kongres Taman Nasional se-dunia di Bali. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor : 279/Kpts.-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 luas Taman Nasional Baluran adalah 25.000 Ha, sedangkan berdasarkan SK. Dirjen PKA Nomor : 187/Kpts./DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999, zonasi Taman Nasional Baluran terdiri dari : •
Zona inti seluas ± 12.000 Ha
•
Zona rimba seluas 5.637 Ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha)
•
Zona pemanfaatan intensif seluas 800 Ha
•
Zona pemanfaatan khusus seluas 5.780 Ha
•
Zona rehabilitasi seluas 783 Ha
2. Letak Kawasan Kawasan Taman Nasional Baluran terletak di ujung timur Pulau Jawa, tepatnya di kecamatan Banyuputih kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura dan sebelah timur berbatasan dengan selat Bali. Dari bagian Selatan sampai ke Barat berturut-turut dibatasi oleh Dusun Pandean Desa Wonorejo, Sungai Bajulmati, Sungai Klokoran, Dusun Karangtekok dan Desa Sumberanyar. Secara geografis terletak pada 7º29’10’ - 7º55’5’ LS dan 114º29’10’ 114º39’10’ BT.
TN. Baluran
Gambar 5. Letak Taman Nasional Baluran di Pulau Jawa (Sumber : www.googleearth.com)
3. Wilayah Kerja Untuk mempermudah pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan Taman Nasional Baluran maka kawasan ini dibagi ke dalam tiga wilayah kerja yaitu : •
Sub seksi wilayah konservasi Pandean, meliputi resort Bitakol dan Perengan
•
Sub seksi wilayah konservasi Bekol, meliputi resort Bama dan Lempuyang
•
Sub seksi wilayah konservasi Karangtekok, meliputi resort Pondok Jaran dan Labuhan Merak
Bilik Labuhan Merak
Karang Tekok
Bama G. Baluran
Batangan
Bekol
Pandean
Gambar 6. Pembagian Wilayah Kerja Taman Nasional Baluran
4. Iklim Kawasan Taman Nasional Baluran termasuk daerah yang beriklim kering dengan tipe curah hujan F (Schmidt dan Ferguson). Temperatur di daerah ini berkisar antara 27.2ºC – 30.9ºC, kelembaban udara 77%, kecepatan angin 7 Knots sedangkan arah angin sangat dipengaruhi oleh arus angin tenggara yang kuat. Musim hujan jatuh pada bulan Nopember-April sedangkan musim kemarau jatuh pada bulan April-Oktober dengan curah hujan tertinggi jatuh pada bulan Desember-Januari.
5. Topografi dan Tanah Taman Nasional Baluran mempunyai bentuk topografi yang bervariasi, dari datar sampai bergunung-gunung dan mempunyai ketinggian berkisar antara 0-1247 m dpl. Kawasan ini relatif didominasi oleh bentuk topografi datar sampai berombak. Dataran rendah di kawasan ini terletak di sepanjang pantai yang merupakan batas kawasan sebelah Timur dan Utara. Daerah sebelah
Selatan
dan
Barat
mempunyai
bentuk
lapangan
relatif
bergelombang. Daerah tertinggi terletak di tengah-tengah kawasan, di antaranya terdapat Gunung Baluran (1.247 m dpl). Daerah ini topografinya berbukit sampai bergunung. Beberapa gunung yang terdapat di dalam kawasan dengan ketinggiannya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Beberapa Gunung yang terdapat dalam Kawasan Taman Nasional Baluran No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Gunung Baluran Gunung Klosot Gunung Priuk Gunung Glengseran Gunung Kakapa Gunung Motor
Tinggi (m dpl) 1.247 940 211 124 114 64
6. Geologi Kawasan Taman Nasional Baluran didominasi oleh batuan vulkanik tua dan batuan alluvium. Batuan vulkanik tua hampir mendominir seluruh kawasan, sedangkan batuan alluvium terletak di sepanjang pantai meliputi daerah Pandean, Tanjung Sedano, Tanjung Sumber Batok, dan Tanjung Lumut. 7. Tanah Jenis tanah yang ada dalam kawasan ini antara lain Andosol (5.52%), Latosol (20.23%), Mediteran merah kuning dan Grumusol (51.25%), serta Alluvium (23%). Tanah-tanah ini merupakan tanah yang kaya akan mineral tapi miskin bahan organik. Demikian juga tanah yang mempunyai kesuburan kimiawi yang tinggi, tetapi kesuburan fisiknya rendah karena sebagian besar berpori-pori dan tidak bisa menyimpan air dengan baik (tidak baik
untuk areal persawahan). Tanah warna hitam yang menyelimuti setengah daerah dataran rendah (antara lain Bekol), ditumbuhi rumput yang sangat subur sehingga disenangi oleh satwa-satwa pemakan rumput. Sebaliknya bila musim kemarau, permukaan tanah akan pecah-pecah dengan patahan bisa sedalam 80 cm dan lebar 10 cm. 8. Hidrologi Kawasan Taman Nasional Baluran memiliki dua buah sungai yang cukup besar yaitu Sungai Bajulmati dan Sungai Klokoran yang membentuk batas Taman Nasional di sebelah Selatan dan Barat dan bermuara di pantai Utara dan Timur Pulau Jawa. Mata air yang berasal dari resapan air masuk kedalam tanah, kemudian membentuk aliran bawah tanah dan akhirnya muncul di permukaan tanah yang lebih rendah di daerah Kelor, Popongan, Bama, dan Mesigit dimana semuanya adalah daerah pantai, kemudian juga di daerah Talpat (kaki bukit), Teluk Air Tawar (ujung pantai), dan Tanjung Sedano (daerah laut). B. Potensi Biologi 1. Tipe Vegetasi (Ekosistem) Kawasan Taman Nasional Baluran memiliki beberapa tipe ekosistem yang tersebar mulai ketinggian 0 - 1.247 m dpl. Tipe ekosistem tersebut meliputi hutan pantai, hutan bakau/mangrove, hutan savana (padang rumput alami), hutan selalu hijau (evergreen), hutan musim dataran rendah, dan hutan musim pegunungan. Masing-masing tipe tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: •
Hutan bakau/mangrove Tipe hutan ini terdapat di daerah pantai Utara dan Timur kawasan Taman Nasional Baluran seperti di Bilik, Lempuyang, Mesigit, Tanjung Sedano, dan Kelor. Daerah hutan bakau yang masih baik ada di Tanjung Bilik dan Kelor. Sedangkan daerah yang hutannya sudah rusak, pada musim hujan akan menjadi daerah lumpur yang dalam dan berubah menjadi keras dan kering waktu musim kemarau dengan lapisan garam di atasnya.
•
Hutan Payau Hutan payau di taman nasional ini merupakan daerah ekoton atau perbatasan dengan savana. Penyebaran hutan ini sebagian besar terdapat di Kali Kepuh bagian Tenggara dan juga di Popongan, Kelor, bagian Timur Bama serta Barat Laut Gatel dengan luasan lebih kecil.
•
Savana (padang rumput alami) Tipe vegetasi ini merupakan klimaks kebakaran yang sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia, dan dapat dibedakan menjadi dua sub tipe, yaitu flat savanna (padang rumput alami datar) dan undulating savanna (padang rumput alami bergelombang). Flat savanna tumbuh pada tanah aluvial berbatu-batu dan terdapat di bagian Tenggara kawasan, yaitu daerah sekitar Plalangan dan Bekol, dengan luasan sekitar 1.500 ha sampai 2.000 ha. Sebagian besar populasi banteng, rusa, maupun kerbau liar menggunakan areal ini untuk merumput. Khusus daerah Bekol, saat ini telah ditumbuhi Acacia nilotica yang semula hanya ditanam sebagai penyekat kebakaran. Undulating savanna tumbuh pada tanah hitam berbatu-batu dan penyebarannya membujur dari sebelah Utara hingga Timur Laut dengan luas kurang lebih 8.000 ha. Daerah ini kurang disukai satwa untuk merumput.
•
Hutan Monsoon (Hutan Musim) Hutan musim di Taman Nasional ini dibedakan menjadi hutan musim dataran rendah dan hutan musim dataran tinggi. Daerah transisi kedua hutan ini terletak pada ketinggian 250 – 400 m dpl.
2. Flora Taman Nasional Baluran memiliki jenis-jenis flora yang tidak jauh berbeda dengan jenis yang ada di Jawa dan Sumatera. Jenis flora yang tersebar dalam kawasan kurang lebih 422 dari 87 famili. Penyebaran jenis yang dominan pada setiap tipe vegetasi adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Jenis-jenis Tumbuhan Dominan pada Masing-masing Tipe Vegetasi di Taman Nasional Baluran
No.
Jenis Tumbuhan
Hutan Mangrove
Hutan Pantai
Flat Undulating Savana Savana
Hutan Musim Dataran Rendah
Hutan Musim Dataran Tinggi
1
Avicenia spp.
√
2
Sonneratia spp.
√
3
Rhizopora spp.
√
4
Ceriops tagal
√
5
Dichantum nitidus
6
Lumnitzera racemosa
7
Excoecaria agallocha
√
8
Syzygium polyanthum
√
9
Buchacania arborescens
√
10
Acacia leucophloea
√
√
11
Schleichera oleosa
√
√
12
Schleichera punctata
13
Sorghum nitidus
14
Zizyphus rotundifolia
15
Emblica officinalis
√
16
Tamarindus indica
√
17
Schoutenia ovata
18
Azidarachta indica
19
Acacia tomentosa
√
20
Grewia eriocarpa
√
21
Aleurites moluccana
√
22
Homalium foetidum
√
23
Vitex pubescens
√
24
Dryopetes ovalis
√
25
Cassia fistula
26
Heteropogon contortus
√ √
Hutan Jati
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√ √
√
√
√ √
3. Fauna Taman Nasional Baluran memiliki tipe fauna yang beraneka ragam. Diketahui dari kelas Mamalia sebanyak 28 jenis. Mamalia besar yang penting terutama dari golongan hewan berkuku, antara lain Banteng (Bos javanicus), Kerbau liar (Bubalus bubalis), Rusa (Cervus timorensis), Kijang (Muntiacus muntjak), dan babi hutan (Sus scrofa dan Sus verrucossus), Macan tutul (Panthera pardus), serta Ajag (Cuon alpinus). Jenis primata yang ada adalah Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dan Budeng (Presbytis cristata). Sedangkan untuk jenis burung diperkirakan ada sebanyak 155 jenis dengan jenis endemik Jawa yaitu Megalaima javensis, endemik Jawa-Bali yaitu Jalak Abu (Sturnus
melanophterus) dan Raja Udang (Halcyon cyanoventris). Di daerah ini juga terdapat Ayam hutan (Gallus spp.) dan Merak hijau (Pavo muticus). Tipe keragaman terumbu karang yang ada di sepanjang pantai taman nasional ini adalah karang tepi yang memiliki lebar beragam dan berada pada kisaran kedalaman 0.5 - 40 m. Keberadaan terumbu karang menunjang keragaman jenis-jenis ikan yang ada di Taman Nasional Baluran. Jenis ikan karang seperti kerapu bernilai jual tinggi dan juga beraneka jenis ikan hias yang sangat indah. Salah satu jenis yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi adalah Bandeng (Chanos chanos). Sedangkan jenis reptil yang penting di daerah sekitar pantai adalah Biawak (Varanus salvator). Dari jenis-jenis yang diketahui tersebut, 47 jenis merupakan satwa yang dilindungi undang-undang, yaitu setidaknya 5 jenis insektivora, 5 jenis karnivora, 4 jenis herbivora, 32 jenis burung, dan reptilia hanya 1 jenis.
C. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Taman Nasional Baluran dikelilingi 5 desa yaitu; Desa Wonorejo, Sumberwaru, Sumberanyar, Watukebo, dan Bajulmati. Rincian jumlah penduduk pada masing-masing desa tertera pada tabel di bawah. Tabel 4. Desa dan Jumlah Penduduk di Sekitar TN Baluran No 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Desa
Laki – Laki
Perempuan
Wonorejo Sumberwaru Sumberanyar Watukebo Bajulmati Jumlah
3.106 4.046 6.470 3.436 3.888 20.946
3.179 4.085 6.577 3.585 3.625 21.052
Jumlah Total 6.285 8.131 13.047 7.021 7.513 41.997
Jumlah KK 1.809 2.711 3.944 2.115 3.200 13.779
Sumber: Monografi Desa tahun 2004 (Sumberwaru, Sumberanyar, Watukebo dan Bajulmati) – 2005 (Wonorejo).
Tabel 5. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Pra-Sejahtera, Sejahtera 1, dan Sejahtera 2 No
Nama Desa
Pra-Sejahtera
1.
Wonorejo
529 orang 2 2.726 orang
763 orang
Sejatera 2
Jumlah KK
-
4.018 orang
2.
Sumberwaru
1.797
461
212
2.470
3.
Sumberanyar
312
218
1.109
1.639
4.
Watukebo
864
243
400
1.507
5.
Bajulmati
285
267
309
861
+ 3.258 – 6.513
+ 1.189 – 1.952
+ 2.030
+ 6.477 – 10.495
1
Jumlah
Sejahtera 1 3
4
Sumber: Monografi Desa tahun 2004 (Sumberwaru, Sumberanyar, Watukebo dan Bajulmati) – 2005 (Wonorejo). 1,2, 3 dan 4 :
Dalam monografi yang diberikan tidak ada data dalam KK, namun disebutkan jumlah fakir miskin (1), buruh tani (2) dan petani (3) sebanyak angka yang tertera di tabel 127.
Dalam monografi desa tidak ditemukan penjelasan tentang kondisi keluarga kelompok sejahtera 1 dan sejahtera 2. Akan tetapi dua status ini masih bisa melakukan interaksi dengan kawasan TN Baluran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian masyarakat desa di sekitar Taman Nasional Baluran sudah sangat beragam. Pada tabel di bawah dapat dilihat bahwa masyarakat sebenarnya sudah tidak bergantung kepada hasil hutan, seperti kayu. Namun beberapa mata pencaharian sangat mempengaruhi kondisi hutan di areal taman nasional yaitu pengrajin, tukang kayu, dan peternak. Tabel 6. Mata Pencaharian Masyarakat Desa di Sekitar TN Baluran Nama Desa No.
Mata Pencaharian
Wonorejo
Sumberwaru
Sumbernyar
W.Kebo
Bajulmati
(Orang)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
1.
Buruh tani
2.
Petani
763
926
856
2.015
3.920
3.
Wiraswasta
192
131
342
104
75
4.
Pengarajin
-
57
125
31
82
5.
PNS
-
53
108
48
76
6.
Penjahit
20
25
-
-
7.
Montir
-
4
21
3
6
8.
Supir
-
78
109
-
-
9.
Karyawan
-
76
209
419
71
10.
Tukang Kayu
51
49
235
-
-
11.
Tukang Batu
-
8
420
-
-
12.
Guru Swasta
-
10
56
-
-
13
Kontraktor
-
2
4
-
-
14.
TNI/ POLRI
331
27
18
-
-
15.
Nelayan
1.134
358
3.639
-
151
16.
Peternak
-
-
304
402
4
17.
Dokter/Bidan
-
1
1
2
2
18.
Jasa
276
-
-
-
-
19.
Pensiunan
142
-
-
-
-
20.
Lainnya
153
2
-
-
-
Sumber: Monografi Desa tahun 2004 (Sumberwaru, Sumberanyar, Watukebo dan Bajulmati) – 2005 (Wonorejo). Ket. : Tanda (-) tidak ada masyarakat yang bermata pencaharian tersebut diatas.
Tingkat pendidikan masyarakat sekitar juga mempengaruhi kelangsungan hidup taman nasional. Tingkat pendidikan yang rendah akan memberikan pengertian yang sangat kurang mengenai konservasi, dan sebaliknya. Tabel 7. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Sekitar TN Baluran No.
Tingkat Pendidikan
Nama Desa Wonorejo
Sumberwaru
Sumbernyar
W.Kebo
Bajulmati
(Orang)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
(Orang)
1.
TK
2.
SD/ MI
2.406
3.018
4.204
1.544
1.410
3.
SLTP/ MTS
1.862
870
2.157
560
756
4.
SLTA/ MA
1.325
259
1.271
284
590
5.
AKADEMI/ D1 -
66
433
55
159
D3/S1 - S3 6.
Pesantren
63
250*
180*
-
-
7.
Madrasah
128
-
-
-
-
8.
Pend.
22
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
-
-
-
-
Keagamaan 9.
Sekolah Luar Biasa
10.
Kursus/
11.
Belum Sekolah
-
580
-
-
-
12.
Buta Hurup
-
236
3.432
793
725
13
Tidak Tamat
-
308
2.308
1.621
1.630
Keterampilan
SD/ Sederajat
Sumber: Monografi Desa tahun 2004 (Sumberwaru, Sumberanyar, Watukebo dan Bajulmati) – 2005 (Wonorejo). * : Jumlah murid yang ada saat ini. : Tidak ada masyarakat yang termasuk kategori tersebut diatas.
Penduduk sekitar TN Baluran mayoritas beragama Islam, agama lain yang dianut adalah Kristen, Hindu dan Budha. Mereka menghargai adat istiadat yang ada dalam masyarakat. Tabel 8. Agama yang Dipercayai Masyarakat Sekitar Kawasan TN Baluran No
Nama Desa
Agama Islam
Kristen
Hindu
Budha
Katholik
1.
Wonorejo
5.200
1.065
2
4
14
2.
Sumberwaru
8.019
112
-
-
-
3.
Sumberanyar
11.716
1.325
5
-
35
4.
Watukebo
7.014
-
4
-
-
5.
Bajulmati
7.534
64
2
21
6
Sumber: Monografi Desa tahun 2004 (Sumberwaru, Sumberanyar, Watukebo dan Bajulmati) – 2005 (Wonorejo). Ket. : Tanda (-) tidak ada pemeluknya di desa yang bersangkutan.
Interaksi masyarakat dengan kawasan berupa pengambilan atau pemanfaatan sumberdaya kawasan, pengembalaan liar, penggunaan lahan untuk perkebunan dan pertanian. Adapun beberapa sumberdaya alam yang dimanfaatkan (diambil dari dalam kawasan) baik secara kontinyu ataupun musiman oleh masyarakat sekitar kawasan konservasi bisa dilihat pada Tabel. Tabel 9. Sumberdaya Kawasan TN Baluran yang dimanfaatkan Masyarakat No. 1. 2. 3.
Nama Spesies
Bagian yang Digunakan
Kegunaan
Asam (Tamarindus indica)
Buah
Bumbu, minuman, dijual
Gadung (Dioscorea hispida)
Umbi
Pangan
Daun
Pakan ternak
Gajah – gajahan (Scleranchne punctata)
4.
Akasia (Acacia nilotica)
5.
Kemiri (Aleurites moluccana)
6.
Jati (Tectona grandis)
Ranting
7.
Gmelina (Gmelina arborea)
Ranting
8.
Ules(Helicteres isora)
Buah
Obat, buah
Gebang (Corypha utan)
Daun
Minuman, kerajinan
9. 10.
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)
Batang, Biji
Arang, dijual
Buah
Bumbu, dijual
-
Kayu bakar, dijual Kayu bakar, dijual
Dipelihara, dijual
11.
Rumput
-
Pakan satwa, dijual
12.
Ular Cobra
-
Dijual, dipelihara
13.
Ikan
-
Dionsumsi, dijual
14.
Nener (Chanos chanos)
-
Dikonsumsi, dijual
15.
Burung
-
Dipelihara, dijual
16.
Alet – aletan
-
Bahan jamu, dijual
Batang
Kayu bakar, dijual
-
Dikonsumsi, dijual
17.
Walikukun
18.
Madu
Sumber: Pengamatan langsung,; Wawancara; Balai TN (1997); Laporan kejadian SKW I & III Tahun 2005.
Masih ada sumberdaya alam lainnya yang dimanfaatkan, namun tidak dicantumkan dalam tabel. Selain pengambilan sumberdaya untuk dipergunakan dalam kehidupannya. Masih ada sebagian masyarakat yang memanfaatkan kawasan untuk kegiatan lainnya. Kegiatan lainnya dapat dilihat pada Tabel dan gambar.
Tabel 10. Bentuk Interaksi Masyarakat terhadap Kawasan No 1 2 3 4
Jenis Gangguan Penyerobotan lahan/ Perladangan liar Translok AD Tumpang tindih penggunaan lahan Pengembalaan liar (ternak sapi)
Lokasi
Luas (Ha) 2000
2001
2002
2003
2004
Tanah Gentong
22,33
22,3
22,3
22,3
22,3
Pandean
57
57
57
57
57
HGU. PT. Gn. Gumitir
363
363
363
363
363
Karangtekok
3.450
3.450
3.450
3.450
3.450
Sumber: Buku Statistik Balai TN Baluran ( 2005)
(d) (a)
(b)
(c)
(e)
Gambar 7. Bentuk Interaksi Masyarakat dengan Kawasan TN Baluran; (a) mengambil rumput, (b) memancing, (c) mengambil kayu bakar, (d) mencari madu/bahan jamu, (e) nelayan