14
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1
Bahan Penelitian
3.1.1
Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan adalah ayam hasil persilangan pejantan
Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur satu hari atau DOC (day old chick) yang dipelihara selama 8 minggu sebanyak 60 ekor, tanpa pemisah jenis kelamin. Setiap ayam diberi wing tag pada sayap sebelah kanan untuk memudahkan pengamatan dan pengumpulan data. 3.1.2
Kandang Penelitian Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang dengan
sistem litter beralaskan sekam sebanyak 12 buah, masing-masing berukuran 80x100 sentimeter yang setiap kandangnya diisi 5 ekor ayam. Setiap kandang dilengkapi tempat pakan, tempat minum dan brooder. 3.1.3
Alat Penelitian Alat yang digunakan selama penelitian yakni:
1) Tempat minum 2) Tempat pakan 3) Thermohygrometer 4) Brooder 5) Timbangan digital 6) Pisau 7) Talenan
15
8) Baki Plastik 9) Alat tulis 10) Laptop 11) Lampu 15 watt 12) Kompor 13) Panci 3.1.4
Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Ayam
hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur
berumur satu hari atau DOC yang di dapat dari CV Rafli dan Danus Farm, Kelaten Jawa Tengah. 2) Pakan Pokphand 511 dengan kandungan nutrisi protein 21-23 persen , lemak 5-8 persen, serat 3-5 persen, abu: 4-7 persen, kalori 2.800-3.100 kilokalori, air 11-12 persen. 3) Desinfektan 4) Sekam 5) Air Bersih 6) Vitamin 7) Vaksin ND
3.2
Metode Penelitian Penelitian menggunakan analisis deskriptif terhadap bobot potong, bobot
bagian edible dan inedible ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur yang dipelihara sampai umur 8 minggu. Sampel yang digunakan berjumlah 20 ekor yang diambil secara acak dari populasi ayam 60 ekor.
16
3.2.1
Persiapan Tahapan yang dilakukan dalam pengamatan bobot potong, bobot bagian
edible dan in edible ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dan betina ras petelur pada tahap persiapan yakni: 1)
Mempersiapkan kandang beserta peralatannya di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
2)
Membersihkan kandang
3)
Mencuci peralatan kandang
4)
Penyemprotan desinfektan
5)
Melakukan pengapuran
6)
Melakukan penaburan sekam
7)
Pembelian DOC ayam hasil persilangan pejantan Bangkok dengan betina ras petelur.
8)
Pemasangan brooder
9)
Penandaan DOC
10)
Penimbangan DOC
3.2.2 Pemeliharaan 1) Setelah ditimbang bobot badannya, DOC kemudian diberi pakan Pokphand dan air minum. 2) Air minum diberikan secara adlibitum. 3) Melakukan penambahan sekam tiga hari sekali atau disesuaikan dengan tingkat kebasahan kandang. 4) Setiap 7 hari dilakukan penimbangan bobot badan ayam.
17
3.2.3
Pemotongan Ayam
1) Ternak disembelih pada bagian leher memotong 3 saluran yaitu vena jugularis, trachea dan oesofagus, lalu biarkan darah keluar semaksimal mungkin. 2) Setelah darah dikeluarkan, kemudian dilakukan pencabutan bulu, lalu ayam dicelupkan kedalam air panas 65-80o C selama 5-30 detik untuk mempermudah pencabutan bulu. 3) Pengeluaran jeroan, kemudian dipisahkan bagian hati, jantung dan gizzard. 4) Kemudian dilakukan pemisahan kepala, leher, kaki dan lemak abdominal. 5) Selanjutnya dilakukan penimbangan terhadap karkas yang diperoleh serta bagian jeroan, kepala, leher, kaki, giblet (gizzard, jantung dan hati) dan lemak abdominal. 3.2.4
Peubah yang Diamati Terdapat beberapa peubah yang diamati dalam penelitian yang dilakukan
yakni meliputi: 1) Bobot Potong a) Bobot potong adalah bobot hidup ayam sebelum dipotong, setelah dipuasakan 12 jam dengan satuan gram. 2) Bagian Edible terdiri atas: a) Bobot karkas yaitu tubuh tanpa darah, bulu, leher, kaki, kepala dan seluruh isi rongga perut kecuali giblet dengan satuan gram. b) Bobot giblet meliputi berat jantung, hati dan gizzard dengan satuan gram.
18
3) Bagian In Edible terdiri atas: a) Bobot jeroan tanpa giblet dengan satuan gram. b) Bobot kepala dengan satuan gram. c) Bobot kaki dengan satuan gram. d) Bobot leher dengan satuan gram. e) Bobot bulu yang telah dipisahkan dari tubuh ayam dengan satuan gram. f) Bobot darah yaitu bobot potong dikurangi bobot karkas, berat bulu, leher, kaki dan kepala dengan satuan gram. g) Bobot lemak abdominal dengan satuan gram. 3.4
Analisis Data Analisis statistika deskriptif dilakukan terhadap bobot potong, bagian
edible dan bagian in edible ayam hasil persilangan pejantan bangkok dan betina ras petelur sebagai berikut : 1) Rata – rata Rata-rata data dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data bobot potong, bobot bagian edible dan inedible oleh banyaknya data.
Keterangan :
n
= Rata-Rata = Jumlah data sampai ke 60 = Jumlah data
2) Simpangan Baku Simpangan baku adalah akar dari ragam.
Ragam merupakan jumlah
19
kuadrat semua deviasi nilai-nilai individu terhadap rata-rata populasi, rumusnya adalah : S= Keterangan : S = Simpangan Baku = Nilai data ke-i = Rata-rata populasi n = Jumlah data
3) Koefisien Variasi Koefisien variasi merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui besarnya variasi nilai dari hasil pengukuran variabel yang diamati dengan menggunakan rumus :
Keterangan : KV = Koefisien Variasi S = Simpangan Baku = Rata-rata