II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pestisida nabati pengendalian Upaya peng ngeendalian vektor penyakit secaraa alamiah menggunakan biopestisidamerupakan alternatif lingkungan biopestisidam merupakan upaya al lte tern rnat atif if yyang an ng ramah lingku kungan dan tidak berbah haya bagi organ anissme lainnya. Biopestisi ida aaman man ma n digunakan ka kare r na mudah berbahaya organisme Biopestisida karena terdegradasi meninggalkan lingkungan te erd rdegradaasi ddii alam m ssehingga ehingga tidak meningga galk lkan rresidu esid es idu u di lingk gkungan (Soeba bakt ktin inin ingsih ih, 2005). (Soebaktiningsih, Bahan berasal Baha han aktif bioinsektisida adalah produk alam yang beras asal ddari arii ttanaman ar anamaan mempunyai beribu yang me yang empunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandungg berib ibu u – ribu senyaw wa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, dan zat – zat kimia kim mia sekunder sekunde der senyawa lainny ya. Senyawa bioaktif tersebut apabila diaplikasikan ke tana aman yangg lainnya. tanaman terinf nfek eksi hama, tidak ak bberpengaruh erpe er peng ngaruh terhada ap fo foto tosi sint ntes e is pertumbuh uhan an ataup pun terinfeksi terhadap fotosintesis pertumbuhan ataupun aas pek fisiologis tanaman lainnya, na namu mun n berpengaruh terhadap sistem saraff ot otot ot, aspek namun otot, ke keseim imba b ngan hormone, reproduksi, perilaku berupa penarik, anti m aka kan n ddan an keseimbangan makan si sist stem em pernafasan pernaffasan hama hama ((Setiawati Setiawat atii dk dkk. k.,, 20 2008 08). sistem dkk., 2008). Se S cara eevolusi, vollusi, tumbuhan telah vo telah mengembangkan men engembangkan bbahan ahan ah a kimia ia ssebagai ebagai alat Secara pertahanan alami terhadap pen ngganggunyya. Tumbuhan mengandung banyak pengganggunya. bahan kimia yang merupakan me etabolit sekunder seekunder dan digunakan oleh tumbuhan metabolit sebagai alat pertahanan dari ser ranga gan organisme pengganggu. Tumbuhan serangan sebenarnya kaya akan bahan bioak ktif walaupun hanya sekitar 10 000 jenis bioaktif, 10.000 produksi metabolit sekunder yang telah teridentifikasi, tetapi sesungguhnya
7
8
jumlah bahan kimia pada tumbuhan dapat melampaui 400.000 (Sastrosiswojo, 2002). (2002) 2), melaporkann ada ada 1800 jenis tanaman yang Sastrosiswojo (2002), pestisi sida da nabati yang dapat digunakan untuk unt ntuk uk pengendalian hama. Di mengandung pestisida ebenarnya sangat bbanyak eb anya an yak k je jeni niss tumbuhan tumb m uhan penghas sil pestisida nabati, Indonesia, ssebenarnya jenis penghasil iperkirakan ada da ssekitar ekiitar 2400 jenis tanama ek man n ya yang ng termasuk ke dalam 235 dan di diperkirakan tanaman faamili. Menurut Menu Me nuru rutt Sastrosiswojo Sastro rosi siswojo (2002), jenis tanaman tanaama m n dari daari famili fam amili Asteraceae, Aste teraceae, famili. Fabace ceae ae ddan an E uphorbiaceae, dilaporkan paling banyak k menga gand ndun ung ba bahan Fabaceae Euphorbiaceae, mengandung biioi oinsektisi k ida. bioinsektisida. Beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan bioinsektisida bioinsek ektisiida secara secara Beberapa astrosiswoj ojo o khususs dibandingkan dengan pestisida konvensional menurut S Sastrosiswojo ( 002)), adalah sebagai berikut : (2 (2002), 11..
Mempunya y i si sifa fatt cara cara kerja kerja (mode off ac acti tion on)) ya yangg unik. Mempunyai sifat action)
2.
sehi hing ngga ga ttidak idak mencemari lingkungan serta re rela latiif Mudah terurai di alam sehingga relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residu uny nya mu mud dah residunya mudah hi hil lang. hilang.
33..
Peng ggu guna naannya dalam ju uml m ah (do osis) yang kecill at atau au rendah. h. Penggunaannya jumlah (dosis)
4.
alaam, contohn nya di Indonesia sangat banyak jenis Mudah diperoleh di alam, contohnya tumbuhan penghasil bioin insektisidaa. bioinsektisida.
9
B. Morfologi dan Taksonomi akar tuba dan biji bengkuang 1. Akar tuba Setiiaw awati dkk. ((2008), 2008), tanaman tuba merupakan 20 Menurut Setiawati merambat yang membelit dengan tinggi tin ingg g i 15 meter. Batangnya tumbuhan merambat sebesa sar jari-jari tangan. Ra Rant ntin ing g tua tua berwarna b rw be rwarna coklat, dengan den engan lentisel yang sebesar Ranting berbentuk jerawat. jera rawa wat.. Dahan berwarna merah mera r h ge gela lap. Bunga zyg gom o orf, agak berbentuk gelap. zygomorf, peri rigi ginn, relatif relatif besar besar dan dengan penampil ilan an yang g khas. khas kh as.. Tandan n bunga perigin, penampilan deng de ngan ssumbu umbu yang berambut rapat, tangkai dan n anak k ttangkai angk an gkai 122 26 dengan 12-26 panj njangnya, bunga tiga-tiga pada ujung cabang sampin ng. g Dau aun n kelopa ak panjangnya, samping. Daun kelopak bi 5, sebagian bersatu menjadi tabung. Tumbuhan in ni me memp mpun u yai biasanya ini mempunyai akar tunggang. aman iini ni ddii Tanaman tuba tersebar di seluruh Nusantara dan tana tanaman day ayak akan an ddii kampung-kampung. k mpung-kamp ka mpun ung g. D aera ae r h Jawa ditem muk ukan mul ulai ai Jawa dibudid dibudidayakan Daerah ditemukan mulai ai kketinggian etiinggian 1500 m dari permukaan la et laut ut, dari dataran rendah sampai laut, n belukar, belu be uka kar, r, di tumbuh di tempat yang tidak begitu kering dalam hutan dan tepii hutan hutan t serta ser erta ta ppinggir inggir ssungai, unga un gai, i, sselalu elalu l tumb mbuh uh terpencar terpencar ((Heyne Heyn ynee 19 1987). tepi tumbuh M nuru Me ut Du Duke (1983), tan naman ini ni dapat tumbuh h de deng gan bbaik aik ai k di daerah Menurut tanaman dengan dataran rendah.
10
Klasifikasi dari tanaman tuba menurut menurut Setiawati dkk. (2008), yaitu : Divisi si Sub divisi Kelaas Kelas Ba Bangsa Suku Marg ga Marga Jenis
Spermathopyt Sp ytha ha : Spermathopytha : Angiospermae : Dicotiledonae F bales Fa : Fabales F ba Fa b ce ceae ae : Fabaceae : Derris Derr De rris is B nt Be nth h : Derris elliptica Benth
Bi i bengkuang bengkua uang 2. Biji erupak kan ttumbuhan u buh um han Menurut Setiawati dkk. (2008), bengkuang mer merupakan tern rna menjalar dan hidup menahun. Umbi akar tunggal, kul lit luar be berw rwarnaa terna kulit berwarna krem atau coklat muda atau coklat tua, berdaging warna putih h atau u ku kuning ng krem bentuk knyaa keputihan. Tumbuhan ini mempunyai umbi banyak dan bentuknya n be ercupin ing g memanjang. Daun majemuk, beranak daun 3, helaian daun bercuping menjari dengan bergigi, ketupat menjarri at atau au uutuh tuhh de tu deng ngan an ttepi epi berg ep rgig igi, i, anak ana nak k da daun un llateral ater at eral a berbentuk ket tup upat at meng nggi ginj njaal. tidak simetris sampai membundar telur, anak daun terminal mengginjal. Pemb Pe mbunga g an tandan tan anda dann semu, semu se mu,, berbunga berbun unga ga bbanyak. anya an yak. k. B unga g bberkelopak erke kelo lopa pak k co cok klat, Pembungaan Bunga coklat, mahk ma hkot otaa bu bung ga uungu, ngu, biru bi ata tau u putih. h. Buah Buah h be berb ben entu tuk k po polo long ng sedangkan sed edangkan mahkota bunga atau berbentuk polong perrsegi berwana berw wana hijau – coklat atau coklat tua biji berbentuk pipih persegi kemerahan. us sering serin ng disebut yam bean, dengan nama Pachyrhizus erosus rang Jawa sering menyebutnya besusu, Indonesia (bengkuang) atau oorang merupakan spesies tanaman berasal dari Yunani, selanjutnya terdistribusi ke Amerika Tengah dan Mexico yang secara luas dibudidayakan di Mexico, Afrika, Filipina, dan Indonesia. Pachyrhizus dapat tumbuh
11
dengan baik di daerah tropis dan sub tropis, di Indonesia tanaman Pachyrhizus erosus banyak ditanam pada ketinggian 500-900 mdpl (Zanklan, 2003). Klassif ifik ikasi dari tanaman bengkuang m enurut Setiawati dkk. Klasifikasi menurut (2008) 8), yaitu : (2008), Divisii Su divisi Sub Ke Kelas Bang ngsa Bangsa Su Suku Marga Jenis
: Magnoliophyta Ang ngio iosp sper erma maee : Angiospermae : Magnoliopsida : Fabales : Fabaceae : Pachyrhizus : Pachyrhizus erosus Urban
ndungan senyawa aktif akar tuba dan biji bengkuang C. Kan Kandungan ang san ngaat Akar tuba dan biji bengkuang merupakan bagian tanaman yyang sangat berp be r ottensi sebagai pestisida nabati karena keduanya mengandung sen nyaw wa akt k if berpotensi senyawa aktif flavonoid dan saponin. sapo sa poni ninn. Mutiah Mut utia iah h (2013), (201 (2 013), menyatakan meny me nyat atak akan an bahwa bah ahwa wa senyawa sen enyawa flavonoidd dan dan saapo p nin dapat menimbulkan kelayuan pada saraf serta kerusakan pada sspirakel pira pi rak kel saponin yang m enga en g ki kibbatk tkan sserangga eran er angg ggaa ti tida dak bisa bbernafas erna er nafa fass da dan n ak akhi hirnya y mati. i. yang mengakibatkan tidak akhirnya Sapo Sa poni ninn adalah ad ah glikosida gli likosi sida da triterpena trite terp rpena dan da ster rol dan an ttelah elah el ah tterdeteksi erde er dete teks ksii dalam Saponin sterol aponin mer erupakan senyawa aktif permukaan dan lebih dari 90 suku tumbuhan. Sap Saponin merupakan deteksi berdasarkan kemampuannya bersifat seperti sabun, serta dapat did dideteksi isis sel ddarah arah (Harborne, 1987). Saponin adalah membentuk busa dan menghemolis menghemolisis sapo pog genin (GunawandanMulyani, 2004). glikosida yang aglikonnya disebut sapogenin Berdasarkan struktur dari aglikonnya, saponin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu saponin steroid dan saponin triterpenoid. Saponin steroid mudah larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut dalam eter. Saponin steroid
12
tersusun dari suatu aglikon steroid (sapogenin) yang terikat pada suatu oligosakarida yang biasanya heksosa dan pentosa (Farnsworth, 1966). sebag agai ai racun pad da kutu, ku larva, kumbang dan berbagai Saponin bersifat sebagai pada Prose ses metabolisme membutuhkan banyak bany nyak energi. Energi yang serangga lain. Proses untuk detoksifikasii diperoleh dipe di pero ole leh h dari dari energi yang sseharusnya eharusnya untuk digunakan un pertum mbuhan dan perkembangan, perrkem pe e bangan, akibatnyaa pertumbuhan pert pe rtu umbuhan serangga sera rangga akan pertumbuhan teerganggu (M (Mut utia iah, 201 13) 3). terganggu (Mutiah, 2013). Sapo Sa poninn juga ju dapat digunakan sebagai agen bioaktif if pengendali pengeend ndal alii nyam muk. Saponin nyamuk. Hasi Ha sill penelitian peneeli litian Wiesman dan Chapagain (2003) menunjukkan menunjukkaan bahwa bahw hwaa ekstrak ekstraak Hasil sapo sa ponin yang diisolasi dari Quillaja saponaria dan Balanites Balanitees aegyptiaca aegy ae gypt ptiaca saponin mampuudigunakan sebagai agen pengendali nyamuk Aedes aegyptii dan Culex Cule lexx mampudigunakan p pien pi ns,tetapi aman bagi mamalia. pipiens,tetapi tiah ah (2013), (20 2013 13), ), senyawa kimia kim mia pertahanan per erta taha hana n n tumbuhan nm erupak kan Menurut Muti Mutiah merupakan m tabolik sekunder yang dihasilkan me an pada pad ada jaringan tumbuhan, dan dapat ber ersi sifa fat metabolik bersifat toks to ksik ik,, menurunkan kemampuan serangga dalam mencerna makanan an dan an ppada ada toksik, akhi ak hirn r ya mengganggu menggan ngg gguu pertumbuhan pertum mbu buha han n serangga. serrangga. Senyawa se Seny Se nyawa ki mia i pertahanan pert pe rtah ahanan akhirnya kimia tumb buh uhan a melip iput utii saponin, terpen noid dan fflavonoid. lavonoid. tumbuhan meliputi terpenoid enyawa yan ng terdiri atas 15 atom karbon, yang Flavonoid merupakan se senyawa yang erkait pada dua cincin benzena (C-6). terdiri atas rantai propana (C-3)) yang ter terkait emp punyai cincin piran yang menghubungkan Golongan flavonoid yang terbesar m mempunyai tu dari cincin benzena (Markham rantai tiga-karbon dengan salah satu (Markham, 1988) 1988). Flavonoid umumnya merupakan komponen larut air (polar). Flavonoid pada tanaman berikatan dengan gula sebagai glikosida dan adapula yang berada dalam
13
aglikon. Aglikon flavonoid bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Flavonoid
dapat
dikelompokkan
menjadi
9
kelas,
yaitu
anthosianin,
flav avon, glikoflavo von, n, biflavonil, chlacone dan aurone, proanthosianidin, flavonol, fl flavon, glikoflavon, fla lavvon (Harborne, 1984). flavanon, serta isof isoflavon Roteeno non adalah salah ssatu attu anggota an ngg ggot otaa da ddari ri senyawa iisoflavon, soflavon, sehingga so Rotenon sen e ya yawa w golongan flavanoida. flavanoi oida da. Sa Sal lah satu kandungan kan ndu d ngan dari rotenonn termasuk senyawa Salah ek kstrak ak kar ttuba ubaa dan bi ub biji ji bengkuang bengkuang adalah roteno on dengan an nnama ama lain tub am ubotoxin ekstrak akar rotenon tubotoxin ) Tubotoxin Tubbotoxin merupakan insektisida alami yang kkuat, uat, tit ua titik itik k llelehnya eleh el ehnya 16 1163 3o (C23H22O6). C,, larut larut dalam dalam alkohol, karbon tetraclorida, chloroform, dann banyak ban nya yak k laruta larutan an orga or ganik lainnya. lainnya. Jika terbuka terhadap cahaya dan udara mengalam ami pe peru ruba bahan organik mengalami perubahan warna kuning kuning terang menjadi kuning pekat, orange dan terakhir menjadi menjad a i hi hij jau tu tuaa hijau dan ak kan diperoleh kristal yang mengandung racun serangga (WH HO, 19 1992) ). akan (WHO, 1992). Roteno non merupakan n ra racu cunn pe perut dan racu un ko kont ntak ak sehingga sera ran ngga yan ang g Rotenon racun racun kontak serangga yang t racuni sering mati karena kelaparan te kelapaara ran ya yyang ng disebabkan oleh kelumpuhan al alat at – teracuni al a m u ut dan racun juga dapat masuk melalui kulit dan sistem ul em res espi pira rasi. alat mulut respirasi. Rote Ro tenoid d merupakan merupakan kan rracun acun pen ac ngh gham amba batt m etaboli lism smee da dan si istem t sya yara raff yang Rotenoid penghambat metabolisme sistem syaraf bekerj rjaa pe perlahan an ((Kardinan, Kardinan, 2004 4). bekerja 2004). Rotenon adalah racun ku uat bagi sera angga. Menurut Sugianto (1984), akar kuat serangga. tuba digunakan untuk menangkap ap ikan sedangkan seedangkan akar yang telah dikeringkan digunakan sebagai insektisida. Menurut Menu urut H ill (1952), rotenon 15 kali lebih 9 toksik Hill dibandingkan nikotin dan 25 kali lebi ih toksik dibanding potassium ferrosianida lebih ferrosianida. Namun demikian rotenon sedikit atau tidak ada efeknya terhadap manusia atau hewan bedarah panas. Selain itu bahan ini juga mengakibatkan mortalitas tinggi
14
pada ulat kubis dan bersifat toksik terhadap beberapa jenis serangga dari ordo Coleoptera, Diptera, Hemiptera, Lepidoptera dan Orthoptera (Faradita, 2010). 200 20 01), menya ata taka k n bahwa kandungan senyawa Menurut Kardinan ((2001), menyatakan terd dapat pada bagian akar tumbuhan n ttuba, uba, yaitu 0,3 – 12%. rotenone yang terdapat ugi gianto (1984), zatt – zat zat a beracun ber erac acun n yang terkandu ung lainnya adalah Menurut Su Sugianto terkandung deguellin in, tefrosin dan an ttoksikarol, oksikarol, tetapi daya racunnya ok rac acun unny nyaa lemah atau tidak tidak sekuat deguelin, ro otenon. R oten ot enon one adalah adal alah ah racun kuat bagi serangga. a Sedangkan Sedangk gkan an pada pada bengkuang, beng ngkuang, rotenon. Rotenone bagi gian ttanaman anaman kecuali umbi bengandung rotenon. Kand an dun unga gan n roten none semuaa ba bagian Kandungan rotenone paada bbatang atangg adalah 0,03%, daun 0,11%, polong 0,02%, dan bijii 0,66% % (Martono (Marton no pada dkk. dk k., 2004). 20004). Kandungan rotenone murni pada biji yang telah masak sekitar sekit itar ar 0,5% 0,5 5% dkk., Pachyrrhhizus erosu suss 1,0% (Faradita dkk., 2010). Hansberry dkk (1947), Pachyrrhizus erosus mengaandung gugus rotenon, eroson dan pachyrrizid. Gugus yang mem mpunyai ai sifat sifaat mengandung mempunyai insekt ktis isida adalah rrotenon, oten ot enon on, ya yang terdapat da dala lam m po polo long dan biji m atangny nya. a. insektisida dalam polong matangnya. tka kan pada pada tumbuhan dengan cara melakukan melaku kuka kan n Senyawa rotenon tersebut didapat didapatkan ekstra ek raks k i. ekstraksi. Uji fitokimia fittoki fi kimi miaa merupakan me n su suat atu u Uji suatu
ppemeriksaan emerik ksa saan an ggolongan olongan senyaw ol awaa kkimia imia senyawa
terdap patt ddalam alam suatu sim al mpl p isia tumbuhan. tum umbuhan. Uji tersebut terrse sebu b t dapat dapa patt ddigunakan igunakan yang te terdapat simplisia ya senyawa kimia tertentu dalam tumbuhan untuk untuk membuktikan ada tidaknya biologinyaa (Farnsworth, 1966). dapat dikaitkan dengan aktivitas biologinya
spektromettri massa (GC-MS) D. Kromatografi gas spektrometri Kromatografi gas spektrometri massa (GC-MS) merupakan instrumen analisis hasil kombinasi antara kromatografi gas dan spektrometri massa,
15
kromatografi gas memiliki kemampuan yang sangat baik dalam hal pemisahan dan analisis kuantitatif komponen sedangkan spektrometri massa memiliki dalaam hhal al identifi ika kasi si atau analisis kualitatif. Lebih dari kemampuan yang tinggi dalam identifikasi tel elah diperkenalkan untuk analisis se sehingga alat ini semakin 20 tahun GC-MS telah unakan dalam analis sis ddii bi ida dang ng kim imia, ilmu kedokteran, kedok kte teran, farmasi, dan populer digu digunakan analisis bidang kimia, lingkuungan. Di bidang bidan ng llingkungan, ing ngkungan, GC dapatt ddigunakan igun ig unak akaan untuk anali lisi s s pestisida lingkungan. analisis (H Harvey 20 000 00). ) (Harvey 2000). Mennurutt Harvey (2000), prinsip kerja kromatogr Me graf a i ddidasarkan ida dasa sark rkan pada pada Menurut kromatografi peerbedaan d kkepolaran epolaran dan massa molekul sampel yang dapat di diuapk kan an. Sampel e perbedaan diuapkan. yang ber rupa cairan atau gas dapat langsung diinjeksikan ke dalam m injek ekto torr, jika yang berupa injektor, dapa pat sampell dalam bentuk padatan maka harus dilarutkan pada pelarutt yang dapat diuapkkan. Aliran gas yang mengalir akan membawa sampel yang terua apkan uuntuk ntuk k diuapkan. teruapkan masuuk ke dalam kolom. kol olom om. Komponen-komponen Komp Ko mponen-kompo pone nen n yang yang ada pada sampel sam sa mpel akan aka kan n masuk d pisahkan berdasarkan partisi diantara di diant ntar a a fa fase gerak (gas pembawa) dan fase di ddiam am dipisahkan (kol (k olom om). ) Hasilnya adalah berupa molekul gas yang kemudian akan ddiionisasikan iion ii onis isas asik ikan (kolom). pada spekt ktrometter ma mass ssaa sehing gga m elok el okul ul gas iitu tu aakan kan ka n meng alami l fr rag agme mentasi pada spektrometer massa sehingga melokul mengalami fragmentasi eruppa io er onn-io ion positif. Ion aakan kan mem miliki rasio yan ng sp spesifik aantara ntara massa nt yang bberupa ion-ion memiliki yang dan muatannya (m/z). erjadinyaa hal tersebut. Pertama adalah telah Ada dua alasan utama tterjadinya men ngu g ap pkan hampir semua senyawa organik dan ditemukannya alat yang dapat menguapkan uap Kedua mengionkan uap. Kedua, fragmen yang dihasilkan dari ion molekul dapat dihubungkan dengan struktur molekulnya. Instrumen alat ini adalah gabungan dari alat GC dan MS, hal ini berarti sampel yang akan diperiksa diidentifikasi dahulu
16
dengan alat GC (kromatografi gas) kemudian diidentifikasi dengan alat MS (spektrometri massa). GC dan MS merupakan kombinasi kekuatan yang simultan mengi gide dentifikasi komp mpon o en-komponen campuran (Harvey untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen-komponen 2000). Ekstraks ksi E. Ekstraksi E kstrak adalah ah ssediaan ed diaan pekat yang diperoleh dipe di pero role leh h ddengan engan menge gekstraksi zat Ekstrak mengekstraksi ak ktif dari ssimplisia impl im pliisia nab abaati atau simplisia hewani hewan ni menggunakan menggu guna naka kan pelaru rut yang aktif nabati pelarut sesuai ai,, kemudian kemu ke m dian an semua atau hampir semua pelarut diu uap apkan la lalu lu masa masa dan sesuai, diuapkan seerbukk yang yan ang tersisa diperlukan sedemikian hingga memen nuh u i baku bak yan ng serbuk memenuhi yang dite di tettapkaan (Depkes RI, 2000). ditetapkan Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan kandungan kimia ddari ari jaringa gan n jaringan tumbuuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyaring tertentu. Ek kstrakssi cara ra tumbuhan Ekstraksi in memiliki keuntungan keun untu tung ngan an dalam dalam proses ek ekst stra raks ksii total, yaitu m emperkec ecil il dingin ekstraksi memperkecil k mungkinan terjadinya kerusakan ppada ke ad da senyawa termolabil yang terdapatt pada pad ada kemungkinan samp sa mpel el. Sebagian senyawa dapat terekstraksi dengan ekstraksi ccara ara ddingin, ar ing ngin, sampel. wala wa laupun ada adda bbeberapa eber berap apaa senyawaa ya yang ng m emiiliki keterbatasan em kete ke terb rbat atasan kkelarutan elarutan l n tterhadap erh er hadap walaupun memiliki pelaru ut pa pada suh uhuu rruangan uangan (Heinric ich dkk., 22004). 004). pelarut suhu (Heinrich meto tode ekstraksi, ekstraaksi, yang paling sederhana adalah Terdapat sejumlah metode ahan keri ring hasil gilingan diekstraksi pada suhu ekstraksi dingin, dengan cara ini bbahan kering deng gan ppelarut elarut yang kepolarannya makin tinggi. kamar secara berturut – turut dengan tode ekstraksi yang mudah karena ekstrak Keuntungan cara ini merupakan meto metode tidak dipanaskan sehingga kemungkinan kecil bahan alam menjadi terurai (Heinrich dkk., 2004).
17
Salah satu caranya adalah cara dingin yaitu maserasi. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa duka kan pada tem mpe pera r tus ruangan (kamar). Remeserasi kali pengocokan atau pengadu pengadukan temperatus pen ngulangan penambahan pelarut setel elah a dilakukan penyaringan berarti dilakukan pe pengulangan setelah pert rtaama dan seterusnya y . Ma M sera se rasi si bbertujuan e tujuan untuk m er enarik zat – zat maserat pertama seterusnya. Maserasi menarik berkha asi siat yang taha an pe pema m nasan manapun yang ng ttidak idak id ak tahan pemanas asan (Depkes berkhasiat tahan pemanasan pemanasan RI 2000). RI, Ma Mas serasii merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. sederh se han na. D a ar ddari as ari Maserasi Dasar ma mase s rasi adalah ada dalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel ya yyang ng rrusak, usaak, yang us ng maserasi te terb rbeentukk pada saat penghalusan, ekstraksi bahan kandungan yan ng ma asi sih h ut uutuh. uh. terbentuk yang masih Setelahh selesai waktu maserasi, artinya keseimbangan antara ba bbahan han ya ang yang diekstr raksi pada bagian dalam sel dengan masuk ke dalam cairan, telah tercapai terc rcapaai diekstraksi maka ka pproses roses difusi segera seg eger eraa be bera r khir. Selama ma m aser as eras asii atau proses pe perendam man berakhir. maserasi perendaman ddi lakukan pengocokan berulang – ulang. ula lan ng. Upaya ini menjamin keseimbangan keseimban anga gan n dilakukan ko kons sen entr t asi bahan ekstraksi yang lebih cepat didalam cairan. Wak ktu llamanya aman am anya konsentrasi Waktu ma mase serasii berbeda-beda, berbbedda-b -bed eda, a, masingg ma masi sing ng farmakope farmakope pe m e cantumk en t kan 4-10 4-10 hari, maserasi masing-masing mencantumkan menu uru rutt pengalaman p nggallam pe aman 5 hari sudah h memada dai. Selama maserasi maseera rasi si bahan n ddisimpan isimpan di menurut memadai. tempat yang terlindungi dari cahaya cah haya langsu ung untuk mencegah reaksi perubahan langsung warna. (Voigh, 1994). Ekstraksi dapat dilakukan dengan de an menggunakan berbagai macam pelarut, akan tetapi penggunaan pelarut toksi ik harus dihindari toksik dihindari. Pelarut yang digunakan dalam mengekstraksi senyawa dapat dipertimbangkan berdasarkan suhu didihnya agar mudah dihilangkan (Agoes, 2007). Guenther (1987) mengatakan bahwa
18
pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, titik didih metanol adalah 64,7o C.Menurut Guenther (1987), pelarut ssangat ang an gat mempen nga garu r hi proses ekstraksi. Pemilihan mempengaruhi umumnya pelarut pada umumn mnyya dipengaruhi oleh faktor – faktor antara an lain : 1. Selekt ktiivitas, pelarut da apatt me mela laru rutk tkan n semua zat yang yan ang g akan diekstrak Selektivitas, dapat melarutkan ddengan engan cepatt ddan an ssempurna. empurna. Titik 2. Titi tikk didih didi di dihh pelarut, pelaru rutt, pelarut harus mempunyai ai ttitik itik didih did dih yang yan ang cukupp rendah se sehi hingga ga pelarut mudah diuapkan tanpa mengguna aka k n suhu hu ttinggi inggi ppada in ada sehingga menggunakan proses minyak. pros ses pemurnian dan jika diuapkan tidak tertinggal dalam m miny nyak ak. 33. Pelarut Pe tidak larut dalam air. 4. Harga pelarut semurah mungkin.
F. Ka Karakter hamaa se sera rang ngga ga walang sang git serangga sangit Walang sangit dewasa berwana berwa wana na coklat. Bentuk walang sangit langsing, lang ngsi sing ng, kaki dan kaki dan a sungutnya (antena) panjang. Walang sangit dewasa pandai tterbang erbaang ddan an se seri ring ng kal li berterbangan berterba t bang ngan an ddii seki kita tarr pe pers rsaw awahan h maupun mau aupu pun n perkebunan. perk kebunan. b Seme Se mentara sering kali sekitar persawahan Sementara itu, walang wal alangg sangit saang ngit it muda berwarna berwarrna n hijau u dan tidak ber rte terb rbanga g n se seperti yang berterbangan dewasa sehingga sukar dilihat ka arena menyerupai meny yerupai daun padi. Telur walangsangit karena berbentuk bulat dan pipih serta berwarana beerwarana coklat. coklat. Telur diletakkan berbaris, dalam satu atau dua baris, telur berjumlah 112 2 – 116 6 butir (Pracaya, 2008). Walang sangit merupakan salah s lah satu hama serangga yang sangat sa berpengaruh buruk pada padi. Hama ini menyerang pertanaman padi setelah padi berbunga. Bulir padi ditusuk dengan rostrumnya (stylet), kemudian cairan bulir
19
tersebut diisap. Akibat serangan hama ini pertumbuhan bulir padi kurang sempurna, biji atau bulir tidak terisi penuh ataupun hampa sama sekali, dengan mengakibatk tkan an penurunan an kualitas maupun kuantitas hasil demikian dapat mengakibatkan 19882) 2). (Domingo dkk., 1982). Walaang sangit di Indonesia Indon nessia i merupakan mer erup upak a an salah satu ha ama m potensial yang Walang hama aktu-waktu ttertentu e te er tent ntu menjadi hama pen enti ting ng yyang ang dapat m enyebabkan pada w waktu-waktu penting menyebabkan keehilangan n hhasil asil as il menca apa paii 50%. Hal ini diduga bahwa bahw hwa popu ula lasi si 100.000 100.000 ekor ekor per kehilangan mencapai populasi apat m ap enurunkan hasil sampai 25%. Hasil penelitian pene nelitian m enun en u juk kkan hektarr ddapat menurunkan menunjukkan poopu p lasi walang walang sangit 5 ekor per 9 rumpun padi akan menurunkan menurun unkan n ha hasil 15% %. populasi 15%. Hubu Hu bungaan antara kepadatan populasi walang sangit dengan pe enuru una nan n ha hhasil sil Hubungan penurunan menunj njukkan bahwa serangan satu ekor walang sangit per malai dalam satu sat atu u menunjukkan mingggu dapat menurunkan hasil 27% (Manopo dkk., 2012). minggu
Gambar 11.. Walang sangit
G. Hipotesis
20
1. Ekstrak akar tuba, biji bengkuang, dan kombinasi keduanya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kematian hama walang sangit. biji ji bengkuang be adalah ad dal alah ah 1%, akar tuba adalah 0,5%, dan 2. LC50 dari ekstrak bij kombinasi keduanya kedu ke duanya adalah 0,75%.
3. Kons Konsentrasi nseentrasi ekstrak bijii bengkuang ben engk gkua uang ng 1%, % akar tuba 0,5 0,5%, 5%, % dan kombinasi kkeduanya eduanya 0,75% 5% dapat dap a at membunuh 50% hama hama w alang g sangit. walang