IAIN IMAM BONJOL MENCARI KONDUKTOR Kamis, 23 April 2015 08:27
IAIN IMAM BONJOL MENCARI KONDUKTOR
OLEH:
DUSKI SAMAD
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, konduktor atau penghantar dapat mengacu kepada beberapa hal berikut: Konduktor listrik : material yang dapat menghantarkan arus listrik dengan mudah. Konduktor panas : material yang dapat menghantarkan panas dengan mudah. Konduktor musik : orang yang memimpin pertunjukan musik, paduan suara, simfoni, atau sejenisnya. Judul di atas dimaksudkan pada konduktor music yang memimpin satu pertunjukkan dengan beragam alat music yang dimainkan, untuk satu tujuan yaitu tercapainya keindahan simponi music.
Akhir April, dijadwalkan 29 April 2015, ini senat IAIN Imam Bonjol Padang akan menunaikan tugas konstitusinya memilih Rektor priode 2015-2019 dengan calon-calon yang sudah menyatakan diri bersedia memberikan dharmabakhtinya. Pemilihan pimpinan perguruan tinggi memang tidak perlu seheboh pemilihan Kepala Daerah, atau pemilihan pimpinan perusahaan public, karena memang sang pemilih, senator adalah orang dengan level pendidikan tinggi dan diyakini memiliki kearifan yang dalam. Senator yang terdiri dari pimpinan perguruan tinggi, dekan fakultas, semua guru besar, dan wakil-wakil dosen adalah orang-orang dipercayai cukup matang dan tentunya paham keputusan apa yang mesti mereka ambil, untuk kemajuan lembaga.
Potensi besar yang dimiliki IAIN Imam Bonjol, jumlah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora 794 orang, Dakwah dan Komunikasi 1206 orang, Syariah 2372 orang, Tarbiyah dan Keguruan 3304 orang, Ushuludin 874 orang dengan total 8549 orang, dosen sebanyak 356 orang, pegawai 183 orang, adalah modal yang besar
1/7
IAIN IMAM BONJOL MENCARI KONDUKTOR Kamis, 23 April 2015 08:27
dukungannya bagi pencapaian tujuan institusi. Oleh karena itu, maka penguatan, percepatan dan pengembangan institusi IAIN Imam Bonjol menuju Universitas bermutu dan unggul adalah focus agenda yang wajib dilakukan oleh kepemimpinan dan semua unsure civitas akademika di masa datang.
Sejarah perjalanan waktu IAIN Imam Bonjol menuju usia setengah abad (29 November 1966-2016) nyata sekali posisi penting dan strategisnya bagi umat Islam Indonesia. Apalagi untuk daerah Sumatera Barat dengan filosofi Minangkabau, “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Syarak mangato adat mamakai ” maka kedudukan IAIN Imam Bonjol yang sedang beralih status menjadi Universitas (UIN) adalah dinantikan sebagai kiblat keilmuan Islam, lembaga pencetak intelektual, ulama, cendikiawan dan mampu mengembangkan dan atau memperkaya khazanah ilmu, teknologi, seni dan atau kebudayaan yang bernafaskan Islam. Amanat, founding father bahwa IAIN Imam Bonjol sebagai salah satu motor pengerak kebudayaan Islam dengan tugas utama menyiapkan generasi umat yang iqamatuddin dan tafaquhfiddin adalah tugas mulia yang harus dijaga semua elemen. Kiprah alumni IAIN sebagai pengerak umat dalam spektrum, dimensi dan ruang lingkup penegakan kehidupan beragama, penguatan ritual, penjaga moral dan pembimbing spiritual adalah sudah dirasakan konstribusinya bagi pencapaian tujuan nasional.
PETA MASALAH
Kerja besar institusi IAIN Imam Bonjol Padang yang sudah dihadapan mata, (1) Alih Status Menjadi Universitas (UIN) yang sudah menunggu proses akhir, (2) Pembangunan Kampus III di Sungai Bangek Koto Tangah, (3). Kesiapan menerima bantuan Bank Dunia Islam (IDB), dan (4) Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) (5), Perbaikan sarana dan prasarana pendukung di Lubuk Lintah, itu semua adalah pekerjaan menantang, perlu kesungguhan, kebersamaan dan tentu didukung dengan kesatuan tekad semua civitas akademika.
Kelima beban sejarah yang harus dipikul oleh pemimpin IAIN Imam Bonjol ke depan tentu penting, namun yang paling strategis untuk mendapat perhatian akademik adalah soal alih status menjadi Universitas (UIN). Terpilihnya pemimpin yang missing link dengan tujuan awal dan kehendak umat terhadap IAIN Imam Bonjol adalah malapetaka sejarah yang akan merugi semua pihak. Menghadapi problema ideology, visi, misi, orentasi dan perdebatan tentang UIN sulit diselesaikan bila Rektor terpilih tidak menempatkan diri sebagai konduktor yang dapat memimpin semua bunyi music untuk satu
2/7
IAIN IMAM BONJOL MENCARI KONDUKTOR Kamis, 23 April 2015 08:27
keindahan simponi sebagaimana sejak awal diinginkan.
Setidaknya ada 5 (lima) missi utama yang ditorehkan dan diembankan oleh founding father lem baga akademik keislaman tingkat tinggi ini. Generasi mendatang, khususnya mereka yang berikhitiar melakukan transformasi IAIN menjadi UIN harus secara terencana memastikan misi utama itu. Civitas akademika dan pemegang amanah kepemimpinan ke depan harus terus menerus melakukan tajdid, perumusan ideiologi, visi dan misi pada setiap denyut nadi kampus Islami. Misi ideology, akademik dan keumatan yang dipikul oleh IAIN dalam kurun waktu mendekati 50 tahun adalah satu kesatuan utuh, mengikat dan memiliki masa depan, yang nantinya ditindaklanjuti oleh UIN Imam Bonjol.
Pertama: UIN sebagai Centre of Excellen Islamic Studies.
Merencanakan dan menyusun secara rinci, terukur dan berkesinambungan bahwa cita-cita dasar dari pendirian UIN menjadi pusat keunggulan pengkajian Islam adalah kerja mulia, dan realitas sejarah dan kehendak umat yang tak boleh diabaikan oleh para pengagas perubahan IAIN menjadi UIN. Berdirinya IAIN di tanah air bila dicermati motivasinya salah satu di antaranya adalah menjawab kebutuhan umat dalam hal pengkajian Islam tingkat perguruan tinggi. Sejarah membukti sepanjang pengabdiannya perguruan tinggi Islam adalah ladang persemaian lahirnya pakar, akademisi dan aktivis umat yang mendinamisasi pengkajian Islam pada level perguruan tinggi yang akademis.
Ukuran sederhana bahwa UIN pengawal cita-cita dan misi Islamic Studies adalah ketika di institusi UIN nanti ilmu-ilmu keislaman ( turast ) mendapat perawatan dan proteksi yang memadai. Keberpihakan penentu kebijakan ( policy power ) tentang keberadaan fakultas, jurusan dan prodi keagamaan adalah indicator nyata terhadap misi keislaman yang melekat dengan UIN. Adalah naïf dan menyedihkan bila nantinya UIN tidak lagi menjadi referensi bagi umat Islam dalam pengkajian ilmu-ilmu keislaman. Perawatan yang serius terhadap prodi-prodi yang tidak popular di pasar kerja, seperti prodi tafsir hadis, aqidah filsafat, sejarah kebudayaan Islam, sastra arab dan prodi lain yang memiliki nilai akademis, filosofis dan teologis adalah wujud nyata dari penghargaan pada sejarah IAIN sebagai lembaga pencetak pemimpin umat.
3/7
IAIN IMAM BONJOL MENCARI KONDUKTOR Kamis, 23 April 2015 08:27
Langkah dan agenda strategis yang harus dipersiapkan oleh pemimpin UIN adalah membuka akses, jaringan kerjasama, capasitas building organisasi, meningkatkan kualitas sumber daya insane dan penyediaan sarana pendukung yang memadai. Marwah perguruan tinggi seperti sta nding akademik , penelitian aplikatif, pengabdian transformative sulit dapat berjalan tanpa diikuti oleh ketersediaan sarana yang memadai. Pengembangan manajemen dan leadership yang visioner adalah bahagian penting yang akan berkonstribusi bagi percepatan ( acselaration ) UIN sebagai pilar penyangga keunggulan pengkajian Islam.
Tantangan krisis global terorisme, dan radikalisme, perdagangan bebas skala regional (masyarakat ekonomi ASEAN), gesekan budaya global dengan lokal yang terus berkembang begitu cepat adalah peluang yang mestinya dapat dimanfaatkan oleh penarik gerbong UIN. Kondisi sosial kemasyarakatan yang berubah begitu cepat dan dinamis tentu harus menjadi perhatian bagi citivitas akademika UIN Imam Bonjol.
Kedua: Pusat Pendidikan Cendikiawan Muslim (Muslim Scholar).
Misi yang tak kalah pentingnya yang harus dipikul oleh UIN adalah mencetak cendikiawan muslim dalam berbagai disiplin ilmu. Kehadiran IAIN selama ini dalam batas melahirkan cendikiawan muslim yang nota benenya terkonsentrasi pada keahlian ilmu-ilmu agama, kini mendapat mandate yang lebih luas sebagai produsen cendikiawan muslim dalam segala bidang keilmuan.
Sejak awal, mimpi yang direncanakan dari UIN adalah menyiapkan generasi penerus cita-cita scholar muslim klasik seperti Ibnu Sina, ahli kedokteran sekaligus cendikiawan muslim, dan sederatan tokoh sarjana muslim yang dicatat sejarah sejak klasik sampai puncak kemajuan Islam di Bangdad dan Cordova. Pengemban amanah UIN ke depan harus secara cerdas, terencana dan berkelanjutan memantapkan misi pencetak generasi berkualitas sesuai bidang keahlian yang dipilihnya, memiliki integritas dan kompetensi keislaman dan keumatan yang kuat. Pengembangan kurikulum UIN harus mampu menjangkau kedalaman visi ilmu-ilmu keislaman dan disaat yang sama dapat pula memberikan wawasan yang luas kepada alumninya.
Menetapkan rancang bangun keilmuan, kompetensi, ekselensi dan distingsi yang jelas dengan indicator terukur pada pengembangan kelembagaan, proses belajar dan tradisi akademik
4/7
IAIN IMAM BONJOL MENCARI KONDUKTOR Kamis, 23 April 2015 08:27
adalah prasyarat untuk menjamin terwujudnya UIN sebagai kawah candra dimuka lahirnya scholar muslim yang mumpuni. Pengembangan jaringan kerjasama dengan institusi perguruan tinggi yang lebih maju, dalam dan luar negeri, adalah kerja utama yang harus diseriusi, guna memantapkan brandmach tenaga pendidik yang menjadi soko guru vital bagi pencapaian misi perguruan tinggi.
Ketiga: UIN sebagai Perisai Islam di Tanah Air.
Transformasi IAIN menjadi UIN dituntut dapat memberikan solusi bagi dinamika keislaman di tanah air yang akhir-akhir mulai melenceng dari arah yang benar. Keberagaman yang damai, santun, tolerans dan saling menghargai mulai terusik oleh pola dan gaya keberagamaan yang cendrung menampak wajah sangar, kasar dan dalam ukuran tertentu menjadi polisi Tuhan. Kon disi yang mencemaskan dan berpotensi mengubah sejarah Islam yang sudah melekat dengan budaya dan kehidupan masyarakat bangsa, seperti arus pemikiran liberal dan radikal, gerakan dan politik keagamaan yang berlawanan dengan kearifan lokal harus dapat dicarikan solusinya oleh UIN.
Potensi ancaman terselubung (latent) berupa konflik antara umat beragama, antar umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah adalah kerja akademis dan aktivis yang harus dilakukan oleh UIN untuk dikonstribusikan bagi kebaikan bangsa. Civitas akademika UIN dengan kekuatan akademik dan sumber daya insane tentu hendaknya dapat merevitalisasi pemikiran, gerakan dan keberagamaan umat dalam skala yang lebih luas dan menjangkau semua lapisan.
Keempat: UIN Sebagai Lentera Masyarakat.
Visi besar lain yang hendak diberikan porsi oleh pimpinan UIN adalah mendorong para pegiat k ajian akademik, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk menjadi obor penerang. Pengkajian dan penelitian ilmiah UIN dituntut untuk berdayaguna tinggi. Ilmiah untuk penerang masyarakat, bukan ilmiah untuk ilmu saja. Setiap cost yang dikeluarkan UIN mestinya membawa manfaat ( benefit ) bagi stakeholder.
5/7
IAIN IMAM BONJOL MENCARI KONDUKTOR Kamis, 23 April 2015 08:27
Keterbelakangan, kemiskinan dan kebodohan yang masih mengelayuti anak bangsa ini adalah lahan pengabdian civitas UIN. Merupakan pekerjaan sia-sia dan mubazir bila kelak civitas UIN tidak concern menjawab tantangan yang dihadapi umat. Perisai tangguh Islam nusantara adalah UIN, begitu tekad semua pihak yang hidup dan menghidupkan UIN kelak.
Kelima: UIN Elan vital Peradaban Islam dan Kultur (ABS SBK).
Pengawalan peradaban Islam yang berkelindan dengan kearifan lokal, dalam konteks Minangkabau sudah dibakukan dalam filosofi adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, adalah kerja cerdas yang harus dilakukan citas UIN. Aturan moral dan kearifan lokal adat dan Islam yang sudah melekat dalam setiap sisi kehidupan masyarakat Sumatra Barat harus mampu disistimasi, disolisasikan dan dipromosi oleh civitas UIN Imam Bonjol. Akademisi UIN Imam Bonjol dengan kapasitas yang dimiliki tentu akan bekerja keras mengembangkan dan menjaga elan vital budaya Minangkabau.
Proses pembelajaran di ruang kuliah, seminar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan tenaga pendidik UIN Imam Bonjol diarahkan untuk meningkat martabat budaya Minangakabau, yang saat ini diakui tengan mengalami degradasi yang mencemaskan. Penjagaan yang konsisten tentang keunggulan peradaban Islam dan kultur lokal Minangkabau harus dapat ditunjukkan dan menjadi concern civitas UIN. Peningkatan apresiasi terhadap budaya lokal sebagai modal untuk budaya Islam mestinya disadari oleh pemimpin UIN ke depan.
Akhirnya, perlu ditegaskan memilih Rektor Perguruan Tinggi Islam bukanlah sekedar menetapkan orang nomor satu di institusi itu saja, akan tetapi ada pesan-pesan ideology, semangat kebatinan, dan pesan sejarah yang harus disadari. Belum lagi mencermati dinamika akademik, persentuhan cultural, gaya berfikir dan pengalaman social budaya civitas akademika, maka begitu terasa sekali perlunya sosok pimpinan yang memiliki keterterimaan luas di internal dan masyarakat luas.
Siapapun yang akan memimpin IAIN Imam Bonjol harus dengan rendah hati dapat menyelami lubuk masalah, membiasakan hidup dalam alam realitas, bukan dialam bayangan timur dan barat saja. IAIN Imam Bonjol membutuhkan tokoh professional, akademisi handal, memiliki reputasi dan pengalaman memadai, akan tetapi memiliki jiwa tawaduk dan ikhlas mengalah untuk satu tujuan yang lebih besar. Sungguh malang jadinya lembaga ini, bila senator tidak dapat mendengarkan nuraninya, masih terjebak pada
6/7
IAIN IMAM BONJOL MENCARI KONDUKTOR Kamis, 23 April 2015 08:27
pikirannya atau pikiran sectarian yang tidak produktif bagi masa depan semua. Semoga Allah SWT menyatakan hati, tekad dan semangat untuk kejayaan umat. Fastabiqul khairat. Ds.20042015.
/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Arial; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
7/7