I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kumalasari (2003) air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air, terutama untuk air minum. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya lima persen saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Namun di dunia, kecendrungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Hingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Menurut Yuki (2013) salah satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk kebutuhan air minum. Air bersih merupakan air yang harus bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan-bahan kimia yang dapat merugikan kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Air merupakan zat kehidupan, di mana tidak ada satu pun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia,
Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja.
Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu
air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Parameter kualitas air bersih
1
yang ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990 terdiri atas persyaratan fisik, persyaratan kimiawi dan persyaratan mikrobiologis. Persyaratan fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Sementara suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas. Selain itu, air minum tidak menimbulkan endapan. Jika air yang kita konsumsi menyimpang dari hal ini, maka sangat mungkin air telah tercemar. Dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak boleh mengandung partikel terlarut dalam jumlah tinggi serta logam berat (misalnya Hg, Ni, Pb, Zn,dan Ag) ataupun zat beracun seperti senyawa hidrokarbon dan detergen. Ion logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam berat dapat bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena sebagian akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna, hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak. Bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia Colli, Clostridium Perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin (racun) setelah periode laten yang singkat yaitu beberapa jam. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia karena diperlukan terus-menerus dalam kegiatan sehari-harinya untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, manusia memerlukan sumber air bersih yang diperoleh dari air tanah dan air permukaan. Namun tidak semua air baku dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan air minum, hanya air baku yang memenuhi persyaratan kualitas air minum yang dapat digunakan untuk air minum.
2
Pemantauan terhadap kualitas air minum merupakan salah satu hal penting yang menjadi sasaran untuk memenuhi kesehatan di suatu negara. (Kumalasari, 2003). Air yang tercemar dapat membawa dampak yang berbahaya bagi manusia. Bahaya atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tak langsung. Bahaya langsung terhadap kesehatan manusia/masyarakat dapat terjadi akibat mengkonsumsi air yang tercemar atau air dengan kualitas yang buruk, baik secara langsung diminum atau melalui makanan, dan akibat penggunaan air yang tercemar untuk berbagai kegiatan sehari-hari untuk misalnya mencuci peralatan makan dll, atau akibat penggunaan air untuk rekreasi. Bahaya terhadap kesehatan masyarakat dapat juga diakibatkan oleh berbagai dampak kegiatan industri dan pertanian. Sedangkan bahaya tak langsung dapat terjadi misalnya akibat mengkonsumsi
hasil
perikanan
dimana
produk-produk
tersebut
dapat
mengakumulasi zat-zat polutan berbahaya. Pencemaran air khususnya air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke konsumen. Untuk memusnahkan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit, diperlukan suatu proses yangg disebut disinfeksi. Disinfeksi merupakan benteng manusia terhadap paparan mikro-organisme patogen penyebab penyakit, termasuk di dalamnya virus, bakteri dan protozoa parasit. Salah satu metode disinfeksi adalah dengan teknik ozonisasi.
3
Ozonisasi berfungsi membunuh bakteri, virus serta jamur-jamur dan lumut serta untuk mengawetkan air yang sudah dikemas dalam kemasan yang mana apabila terjadi kontaminasi pada kemasan yang tidak steril/bersih. (Fardiaz 2004). Sehubungan dengan hal pengolahan air baku menjadi air minum ini, telah dilakukan kegiatan PKPM di PT. Gunung Naga Mas. Di perusahaan ini menggunakan 5 proses pengolahan air minum kemasan yaitu, sand filter, carbon filter, mikro filter, ozonisasi dan ultra violet. Jadi ozonisasi ini dipakai untuk proses pembunuhan atau memusnahkan bakteri yang tidak di saring oleh penyaringan lain dan juga ozonisasi ini berfungsi untuk mengawetkan air yang sudah dikemas, sedangkan ke 4 proses penyaringan yang lain tidak ada yang bisa untuk mengawetkan air, jadi proses ozonisasi ini sangat dibutuhkan pada proses pengolahan air minum dalam kemasan.
4
1.2. Tujuan 1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang proses ozonisasi di PT. Gunung Naga Mas. 2. Melihat dan mengetahui dampak ozonisasi terhadap kualitas air minum dalam kemasan di PT. Gunung Naga Mas. 3. Mengukur kandungan ozonisasi pada air dalam kemasan di PT. Gunung Naga Mas.
1.3. Manfaat 1. Mendapat pengalaman kerja pada kondisi sesungguhnya sebagai bekal memasuki dunia kerja. 2. Mahasiswa mendapatkan ilmu yang baru yang belum pernah didapatkan selama proses perkuliahan. 3. Mahasiswa melihat secara langsung proses pembentukan ozonisasi di PT. Gunung Naga Mas. 4. Mahasiswa melihat secara langsung proses pengolahan air baku menjadi air minum sampai ke pengemasannya.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proses Penjernih Air Minum
Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dan larutan, dimana larutan dilewatkan melalui suatu media berpori atau materi berpori lainnya untuk menyisihkan partikel tersuspensi yang sangat halus sebanyak mungkin. Proses ini digunakan pada instalasi pengolahan air minum untuk menyaring air yang telah dikoagulasi dan diendapkan untuk menghasilkan air minum dengan kualitas yang baik. Filtrasi dapat dilakukan menggunakan beberapa jenis filter, antara lain : saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, atau dengan menggunakan teknologi membran ( Juju, 2012 ).
Kelanjutan menurut ( Juju, 2012 ) pada awalnya filtrasi menggunakan membran merupakan unit pengolahan air alternatif untuk menggantikan filtrasi pasir lambat (slow sand filtration). Dengan kemajuan yang sangat pesat dari teknologi ini, terutama dari penurunan biaya operasional dan instalasinya, membran semakin banyak digunakan dalam instalasi pengolahan air terutama untuk insatalasi pengolahan air yang bertujuan menghasilkan air layak minum. Keunggulan utama membran dibandingkan filtrasi pasir lambat adalah unit pengolahan yang dibutuhkan mempunyai ukuran yang lebih kecil, kapasitas pengolahan lebih besar, serta mampu menghasilkan air layak minum. Secara umum sistem membran dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu Reverse osmosis (RO), Elektrodialisis (ED), Ultrafiltrasi(UF), dan Mikro filtrasi.
6
1. Reverse Osmosis (RO)
Osmosis merupakan perpindahan air dari larutan berkonsentrasi rendah menuju
larutan
dengan
konsentrasi
yang
lebih
tinggi
melalui
lapisan semipermeable hingga terjadi kesetimbangan tekanan osmosis. Reverse osmosis diartikan
sebagai
perpindahan
pelarut
dari
larutan,
melalui
membran semipermeable di bawah tekanan, ke pelarut murni atau larutan yang lebih encer pada tekanan yang lebih rendah. Tekanan yang diberikan pada larutan yang lebih pekat memungkinkan pelarut untuk berpindah ke larutan yang lebih rendah konsentrasinya. Dalam reverse osmosis, filter membran berfungsi sebagai lapisansemipermeable yang melewatkan pelarut dan menahan molekul-molekul terlarut. Tekanan yang diperlukan untuk proses reverse osmosis tergantung pada konsentrasi senyawasenyawa dalam pelarut, biasanya lebih besar dari 500 psi. Reverse osmosisdisebut juga hiperfiltrasi yang merupakan filtrasi paling bagus yang ada sampai saat ini.Reverse osmosis mampu menyisihkan partikel sampai ukuran ion dalam larutan.
2. Elektrodialisis (ED)
Dalam elektrodialisis,
filter
membran
yang
digunakan
tidak permeable untuk air tetapi permeable bagi kation dan anion. Filter membran yang sering digunakan dalam proses elektrodialisis adalah filter yang dibuat dari hydrated cellophan dan media lain yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran pori-pori membran.
7
Walaupun dialisis jarang digunakan dalam bidang pengolahan air dan pemurnian air, terdapat beberapa industri yang memanfaatkan teknologi ini untuk mengolah air buangan. Membran mampu berfungsi sebagai penukar kation dan anion, dimana larutan yang akan diolah dilewatkan diantara anoda dan katoda. Ruang antara katoda dan anoda dibuat sekecil mungkin untuk meminimalisasi pemakaian energi listrik. Ketika arus listrik searah dilewatkan pada anoda dan katoda, terjadi perpindahan anion ke anoda dan kation ke katoda. Karena pada satu membran hanya berfungsi untuk anion atau kation saja, maka diperlukan dua membran untuk memisahkan kation dan anion. Efisiensi dari elektrodialisis akan berkurang jika terjadi polarisasi konsentrasi serta timbulnya endapan yang menempel pada permukaan membran. Hal ini mengakibatkan kenaikan tegangan listrik yang diberikan untuk mempertahankan kualitas air yang diinginkan. Untuk mengolah air baku, diperlukan pengolahan pendahuluan untuk menghilangkan senyawa organik, besi, dan kekeruhan. Hal ini disebabkan air baku mengandung molekul yang tidak memiliki ion, seperti senyawa organik dan koloid, dimana molekul-molekul tersebut akan tetap berada dalam air hasil pengolahan.
3. Ultrafiltrasi (UF)
Ultrafiltrasi menggunakan membran dengan ukuran pori lebih kecil dari 0,1 mikron dan gaya tekan berkisar antara 30 sampai 90 Psi. Ultrafiltrasi dapat digunakan untuk menyisihkan bakteri, virus, koloid, dan senyawa-senyawa organik
yang
mempunyai
molekul
berukuran
besar.
Beberapa
jenis
membran ultrafiltrasi dapat dibersihkan dengan melakukan backwash. Kecepatan
8
proses filtrasi dapat berkurang karena adanya bahan-bahan tersuspensi yang disisihkan akibat proses filtrasi dan polarisasi konsentrasi. Akibat adanya akumulasi kontaminan pada permukaan membran, menyebabkan penurunan kualitas larutan yang diolah serta memperbesar gaya tekan yang dibutuhkan. 4. Mikrofiltrasi (MF) Tujuan utama dari pengolahan mikrofiltrasi adalah menyisihkan partikelpartikel pencemar dengan diameter lebih besar dari 0,5 mikron. Salah satu kegunaan mikrofiltrasidalam teknik lingkungan adalah mengisolasi coliform dari contoh air yang diteliti.Mikrofiltrasi juga dapat digunakan untuk menyisihkan partikulat di udara yang akan digunakan sebagai bahan baku generator ozon. Membran MF dapat dibuat dari berbagai macam material termasuk selulosa asetat. Besarnya pori-pori filter membran berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 0,45 mikron.
5. Ozonisasi Desinfeksi
adalah
proses
yang
bertujuan
untuk
membunuh
mikroorganisme patogen yang terdapat di dalam air baku yang masuk ke dalam instalasi pengolahan air minum. Proses ini tidak berlaku bagi mikroorganisme yang berada dalam bentuk spora. Terdapat berbagai metode untuk melakukan desinfeksi, antara lain dengan penggunaan zat pengoksidasi (ozon, halogen, senyawa halogen), kation dari logam berat (perak, emas, merkuri), senyawa organik, senyawa berbentuk gas, dan pengolahan fisik (panas, UV, pH) (Reynolds, (1982) dalam Juju, 2012).
9
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan desinfektan yang akan digunakan adalah kemampuan desinfektan untuk memerangi kontaminasi yang terjadi setelah pengolahan pada sistem ditribusi air sehingga desinfektan yang terpilih harus memiliki kekuatan desinfeksi yang tersisa di dalam air selama proses distribusi terjadi. Ozon merupakan senyawa oksigen yang terbentuk dari tiga atom oksigen (O3) dan mempunyai sifat sebagai oksidator kuat. Secara alamiah ozon terbentuk melalui dua cara yaitu melalui bantuan radiasi sinar ultraviolet matahari pada atmosfer bumi dan kilat yang terjadi di udara. Proses ozonisasi dalam pengolahan air minum dilakukan berdasarkan prinsip pembentukan ozon secara alamiah. Melalui dua cara diatas, ikatan atom dari 3 molekul oksigen (O2) akan terpecah dan membentuk 2 molekul ozon (O3). Ikatan atom yang membentuk ozon sangat lemah sehingga ozon yang terbentuk dapat cepat kembali menjadi oksigen (O2). Hal ini menyebabkan ozon mempunyai sifat oksidator yang kuat. Dari ke 5 proses penjernih air diatas, disini hanya memfokuskan tentang ozonisasi.
2.2. Definisi Ozon
Ozon pertama kali ditemukan oleh C F Schonbein pada tahun 1840. Penamaan ozon diambil dari bahasa yunani OZEIN yang berarti smell atau bau. Ozon dikenal sebagai gas yang tidak memiliki warna. Soret pada tahun 1867 mengumunkan bahwa ozon adalah sebuah molekul gas yang terdiri tiga buah atom oksigen (O3). (Rahma 2012).
10
O3 merupakan gas tidak stabil, akan lenyap dalam beberapa menit, tidak meninggalkan sisa desinfektan selama air berada dalam sistem, hal ini merupakan kesulitan untuk mengontrol dosis ozon yang digunakan. Hal ini diatasi dengan pemeriksaan bakteriologis yaitu terhadap sampel sebelum dan sesudah pembubuhan Ozon. (Rahma, 2012).
Beberapa sifat dari ozon diantaranya adalah berbau tidak enak (seperti bau belerang dan ada yang bilang seperti bau klorin). Apabila kita menghirup udara yang mengandung ozon terlalu lama, akan mengakibatkan sakit kepala, tapi kalau hanya sebentar dapat menyegarkan. Disebutkan juga bahwa ozon mengandung gugus oksidasi yang sangat kuat, bahkan dapat merusak karet dan gabus.( Rahma, 2012 )
2.3. Pengertian Ozon Generator
Ozone generator adalah alat yang mengubah oksigen (O2) menjadi ozon (O3). Dalam bidang pengolahan air sering digunakan sebagai alat disinfektan selain itu juga ozon generator berfungsi pula sebagai pengawet air hasil olahan dan menambah kadar oksigen terlarut dalam air. sehingga membuat air terjaga kualitasnya dan dengan kadar oksigen yang ada dalam air membuat kita bisa lebih sehat.
11
Selain itu Kegunaan utama Ozone generator :
1. Menguraikan pestisida yang tertinggal pada buah-buahan dan sayursayuran. 2. Efektif menghilangkan aroma bau dan aroma tak sedap dalam air, di ruangan, di dalam kulkas. 3. Menghilangkan racun, membunuh bakteri, memutihkan dan kegunaan lainnya terhadap peralatan makan, tanaman dan barang keperluan hidup lainnya. 4. Efektif menguraikan toluene, Formaldehyde dan gas berbahaya lainnya yang menyerbak pada perabot rumah tangga, pakaian serta menjaga udara di ruangan tetap bersih. 5. Memurnikan udara: membunuh bakteri menghilangkan racun dan aroma tak sedap di ruang tamu kamar tidur, kamar baca kantor, ruang rapat, kendaraan. 6. Mandi Ozone mendorong sirkulasi darah,metabolisme, mengaktifkan sel, juga dapat mencegah infeksi jamur dan penyakit kulit. 7. Mencuci wajah dengan air Ozone dapat menghilangkan penyumbatan pori-pori, menjaga kecantikan. 8. Membersihkan kualitas air : membunuh bakteri dalam air, menguraikan Metallic Hydronium, meningkatkan Oksigen sehinga kualitas air lebih bersih. 9. Buah-buahan dan sayur-sayuran yang telah melalui proses Ozonizer tidak akan mudah busuk/basi, bisa memperpajang masa kesegaran.
12
10. Menguraikan hormon dan menambah dosis pada makanan dagingdagingan sehingga bau amis hilang dan kualitas daging lebih segar. 11. Menguraikan limbah pabrik, perusahaan, apartemen atau perumahan melalui proses protein schimer.
2.4. Aplikasi Ozon
Proses ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yang lalu. Penggunaan proses ozonisasi kemudian berkembang sangat pesat. Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun terdapat kurang lebih 300 lokasi pengolahan air minum menggunakan ozonisasi untuk proses sterilisasinya di Amerika (Nies, (1906) dalam Said, 2007).
Untuk pertama kali penggunaan ozon dalam proses pengolahan air dalam skala besar, diperkenalkan oleh Marius Paul Otto pada tahun 1907 di Nice Perancis. Pada pengolahan pertama berhasil memproduksi air olahan 22500 m3 per hari dengan dosis pemakaian ozon 0,9 g per meter kubik. Proses pengolahan ini berhasil menghilangkan warna dan bakteri pathogen tanpa meninggalkan bau dan rasa (Otto, 1907).
Dewasa ini, metode ozonisasi mulai banyak dipergunakan untuk sterilisasi bahan makanan, pencucian peralatan kedokteran, hingga sterilisasi udara pada ruangan kerja di perkantoran. Luasnya penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa disekitarnya) serta memiliki oksidasi potential 2.07 V. Selain itu, ozon telah dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan plasma seperti corona discharge.
13
2.5. Mekanisme Ozon Membunuh Mikroorganisme
Ozon dengan kemampuan oksidasinya dapat membunuh berbagai macam microorganisma seperti bakteri Escherichia coli, Salmonella enteriditis, serta berbagai bakteri pathogen lainnya. Selain itu, ozon juga dapat menguraikan berbagai macam senyawa organik beracun yang terkandung dalam air, seperti benzen, atrazin, dioxin dan berbagai zat pewarna organik. Melalui proses oksidasi, ozon akan merusak dinding bagian luar sel mikroorganisma (cell lysis) sekaligus membunuhnya. Juga melalui proses oksidasi oleh radikal bebas seperti hydrogen peroxida (H2O2) dan hydroxyl radikal (OH) yang terbentuk ketika ozon terurai dalam air. Seiring dengan perkembangan teknologi, dewasa ini ozon mulai banyak diaplikasikan dalam mengolah limbah cair domestik dan industri.
2.6. Mekanisme Ozon Menguraikan Komponen Organik
Ozon mampu menguraikan komponen organik termasuk asam humus. Dengan ozon, asam humus akan terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana dan bersifat biodegradable dan lebih polar karena terbentuk gugus karboksil dan gugus karboksilat. Asam humus dengan ozon akan menghasilkan : aldehid, keton, asam format, asam glioksilat, asam polikarboksilat, dan asam oksalat. Ozon akan larut dalam air untuk menghasilkan hidroksil radikal (-OH), sebuah radikal bebas yang memiliki potential oksidasi yang sangat tinggi (2.8 V), jauh melebihi ozon (1.7 V) dan chlorine (1.36 V). Hidroksil radikal adalah bahan oksidator yang dapat mengoksidasi berbagai senyawa organik (fenol, pestisida, atrazine, TNT, dan sebagainya). Sebagai contoh, fenol yang teroksidasi oleh hidroksil radikal
14
akan berubah menjadi hydroquinone, resorcinol, cathecol untuk kemudian teroksidasi kembali menjadi asam oxalic dan asam formic, senyawa organik asam yang lebih kecil yang mudah teroksidasi dengan kandungan oksigen yang di sekitarnya. Sebagai hasil akhir dari proses oksidasi hanya akan didapatkan karbon dioksida dan air. Hidroksil radikal berkekuatan untuk mengoksidasi senyawa organik juga dapat dipergunakan dalam proses sterilisasi berbagai jenis mikroorganisma, menghilangkan bau, dan menghilangkan warna, mengoksidasi senyawa organik serta membunuh bakteri patogen yang banyak.
2.7. Teknik Generasi Ozon
2.7.1. Pembentukan Ozon
Menurut (Juju, 2012) pembentukan ozon sebagai berikut :
a) Pembentukan Ozon dengan Sinar Ultraviolet Ozon dibuat dengan cara melewatkan udara pada sinar ultraviolet yang dihasilkan dari lampu UV. Sinar UV yang dihasilkan oleh lampu akan mengubah sejumlah kecil senyawa oksigen dalam udara menjadi ozon. Cahaya lampu yang digunakan tergantung pada panjang gelombang cahaya yang digunakan dan spektrum elektromagnetiknya. Panjang gelombang cahaya yang umum digunakan dalam generator ozon dengan sistem UV adalah 185 nm yang merupakan panjang gelombang cahaya yang paling efektif dalam pembentukan ozon. Konsentrasi ozon yang dihasilkan dari metode ini sekitar 0,01 % sampai 0,1 % dari konsentrasi udara yang diolah. Konsentrasi ini bersifat fluktuatif karena sangat
15
dipengaruhi oleh kelembaban dan intensitas sinar UV yang dihasilkan dari lampu, yang akan berkurang seiring dengan lamanya pemakaian.
b) Pembentukan Ozon dengan Arus Listrik
Ozon dibuat dengan cara melewatkan udara atau oksigen murni melalui listrik bertegangan
tinggi
yang
akan memecah molekul
oksigen dan
membentuknya kembali menjadi ozon. Konsentrasi ozon yang dihasilkan berkisar antara 1% hingga 20% dari konsentrasi udara yang diolah, tergantung dari konsentrasi oksigen dari udara awal. Dalam sistem ini digunakan oksigen konsentrator yang akan memisahkan oksigen dari senyawa-senyawa lain, terutama nitrogen, yang terdapat di udara. Hal ini berguna untuk menambah jumlah ozon yang dihasilkan serta mencegah terjadinya korosi dalam sistem pengolahan yang disebabkan oleh adanya asam nitrit (HNO3) yang terbentuk dari reaksi antara uap air (kelembaban) dengan nitrogen oksida (NO2).
2.8. Peralatan Pembuat Ozon
Di dalam prakteknya peralatan pembuat atau pembangkit ozon dapat dibagi menjadi dua macam berdasarkan bentuknya yaitu tipe plat dan tipe tabung. Dari kedua tipe tersebut, tipe tabung yang paling banyak digunakan secara luas. Alat ini mempunyai ruang-ruang peluahan berupa tabung-tabung dengan dua lapis dinding. Dinding bagian luar dibuat dari baja tahan karat, sedangkan dinding dalam dibuat dari gelas (kaca) yang berfungsi sebagai konduktor. Seperti diterangkan di atas, di dalam pembuatan ozon diperlukan ruang-ruang peluahan
16
listrik. Ruang-Ruang tersebut berfungsi menerima aliran udara kering atau oksigen murni untuk diubah menjadi ozon (Rahma, 2012).
Untuk keperluan tersebut dibutuhkan tenaga listrik sebesar 17–20 kWh untuk setiap kg ozon yang terbentuk. Selama berlangsungnya proses pembentukan ozon, akan dihasilkan panas sehingga diperlukan air pendingin untuk menjaga agar suhunya tetap atau konstan. Jumlah air pendingin yang diperlukan sekitar 2– 5 m3 untuk 1 kg ozon dan suhu air pendingin harus lebih kecil 30°C. Ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembuatan ozon yaitu : tekanan parsial oksigen, temperatur operasi, tegangan listrik yang digunakan, konsentrasi uap air (jika menggunakan bahan baku udara). Untuk skala besar, Jika udara digunakan sebagai bahan baku pembuatan ozon, udara tersebut harus diolah lebih dahulu sehingga menjadi benar-benar kering sebelum dialirkan ke unit pembangkit ozon (Rahma, 2012).
2.9. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan Ozon
Menurut (Rahma, 2012) kelebihan dan kelemahan ozon adalah sebagai berikut :
2.9.1. Kelebihan
1. Dapat menghilangkan besi dan mangan sehingga air yang diolah tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. 2. Cepat larut dalam air karena berbentuk gas 3. Membantu proses koagulasi 4. Dapat bekerja pada range pH dan suhu yang luas. Selain itu ozon juga tidak mengubah nilai pH. 17
5. Tidak meninggalkan residu dalam produk seperti trihalometana. 6. Oksidan kuat khususnya digunakan untuk menghilangkan Fe dan Mn, biasanya digunakan untuk pengolahan air minum dengan misi komersial dan air dalam kemasan botol (Aqua, dll). 7. dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam air (bersifat bakterisida, algasida, fungisida dan virusida). 8. dapat menghilangkan bau dan rasa yang umumnya disebabkan oleh komponen organik dan anorganik yang terdapat di dalam air. 9. tidak menimbulkan bau ataupun rasa yang umumnya terjadi dengan penggunaan bahan kimia lain sebagai bahan pengolahan. 10. penggunaan ozon pada pipa, peralatan, dan kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan. Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping sangat aman.
2.9.2. Kelemahan
1. Terjadi kemungkinan tumbuhnya bakteri karena tidak adanya residu yang tertinggal dalam produk. Tidak semua bakteri akan terbunuh. Beberapa bakteri yang mempunyai daya resistensi tinggi, ketika proses ozonasi akan terhambat proses pertumbuhannya. Ketika kadar ozon dalam produk sudah habis, maka bakteri tersebut akan tumbuh kembali. Oleh karena itu ozon tidak dianjurkan dalam proses distribusi yang sangat panjang. Ozon cenderung digunakan sebagai proses akhir pengolahan air.
18
2. Oksidasi dengan senyawa organik akan menghasilkan nitrit oksida dan asam nitrit yang dapat menyebabkan korosi pada pipa. 3. Ozon dapat meracuni manusia bahkan bisa sampai membawa pada kematian apabila terhirup dengan konsentrasi 50 ppm selama kurang lebih 1 jam. Batas kadar konsentrasi penggunaan gas ozon dalam berbagai kegiatan industri adalah 0.1 ppm, sedangkan kadar ozon dalam air hingga 0.05 ppm tidak membahayakan tubuh manusia. 4. Ozon yang mempunyai sifat radikal ini, memerlukan perhatian khusus dalam penyimpanannya. Kadar 100 persen ozon pada suhu kamar mudah sekali meledak. Ozon akan aman disimpan pada suhu di bawah -1830C dengan kadar ozon dalam campuran ozon dan oksigen dibawah 30 persen. Sekarang ozon kebanyakan disimpan dalam bentuk ozonized-water atau ozonized ice. 5. Pembuatan ozon memerlukan pesawat khusus (ozonisator) yang memerlukan energi yang besar, sehingga biaya investasi dan operasi relatif besar, sehingga Ozonisasi menjadi lebih mahal untuk digunakan.
2.10. Proses Sterilisasi Air (Ozonisasi)
Proses sterilisasi merupakan proses pemberian ozon yang berfungsi membunuh bakteri dalam air sehingga proses ini disebut juga dengan ozonisasi. Ozonisasi menentukan kualitas dan kuantitas produk air minum yang dihasilkan karena ozonisasi dapat membunuh semua mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan khamir.
19
Ozonisasi berlangsung setelah air keluar dari prefilter dan ditampung dalam tangki ozonisasi. Proses ini dilakukan dengan menginjeksi ozon yang dihasilkan oleh ozonator (Ozon Generator). Ozonator merupakan alat bertenaga listrik dengan arus bolak-balik yang digunakan untuk membentuk ozon dari udara (oksigen). Cara kerjanya dengan menyalurkan udara ke tabung ozon, pendinginan dengan air chyller kemudian ditembak dengan listrik tegangan tinggi dan udara akan bereaksi untuk menghasilkan ozon. Udara yang disalurkan ke tabung ozon dihasilkan akan dialirkan melalui pipa stainless steel menuju tabung berbentuk silinder yang disebut cillenes (terdapat dua collones yang berhubungan satu sama lain). Collones pertama berkapasitas 2530 L dan collones kedua berkapasitas 3800 L. Jumlah ozon yang ditembakkan dapat diatur sedemikian rupa karena pipa pendistribusian ozon dilengkapi katub putar yang bisa diatur. Air yang telah diozonisasi dikirim ke tangki penampungan akhir (final tanki) dengan kapasitas 10.000 liter. Selama tangki treated belum penuh, proses penarikan air sumber dan ozonisasi terus berlangsung. Pengiriman ini melalui pipa yang dilengkapi dengan lubang pengambilan sampel air untuk dianalisis kandungan mikrobanya. Apabila hasil analisis mikrobiologi menunjukan masih ada
kontaminasi
maka
dihilangkan
dengan
menambahkan
ozon
yang
ditembakkan. Air yang berada di tangki penampungan akhir ini siap digunakan untuk diisikan ke tiap jenis kemasan.
20
2.11. Pengaruh Ozon Pada Mikro Organisme Indikator dan Pantogen
Said, 2007 menjelaskan pengaruh ozon pada mikro organisme indikator dan pantogen dijelaskan pada paragraf di bawah ini. Sebagai oksidan ozon sangat kuat dibandingkan khlorin. Inaktivasi bakteri sangat cepat pada konsentrasi yang hanya sebesar 0,1 mg/l. Nilai Ct untuk inaktivikasi 99% E.coli sangat rendah antara 0,01 sampai 0,2 dan untuk virus enteric 0,42. Ozon lebih efektif dari pada khlorin dioksida terhadap rotafirus manusia dan simian. Konsentrasi ozon yang diperlukan untuk mengakifasi 99,9 % enterovirus dalam air (25◦C, pH = 7) dalam waktu 10 menit, bervariasi antara 0,05 dan
0,6
mg/l.
Namun
demikian
beberapa
bakteri
patogen
(misalnya
Mycobacterium fortuitum) lebih tahan dari pada virus terhadap ozon. Ketahanan terhadap ozon pada beberapa mikroorganisme ditemukan berurutan sebagai berikut : Mycobacterium fortuitum > poliovirus 1 > Candida parapsilosis > E.coli>Salmonella typhimurium. Padatan tanah tersuspensi (misalkan tanah liat, padatan lumpur) sangat mengurangi kemampuan inaktivasi ozon. Oocysts Cryptosporidium sangat tahan terhadap khlorinasi. Ozon pada konsentrasi mg/l mengaktivasi oocysts Cryptosporidium parvum dalam waktu 6 menit pada level 10 oocysts per 1 ml. Kista dari Giardia lamblia dan G.muris juga efektif diinatifasi oleh ozon. efektifitas ozon sangat bervariasi sesuai dengan temperatur.Ketahan kista G.lamblia terhadap ozon semakin meningkat apabila temperatur diturunkan dari 25◦C menjadi 5◦C. Fenomena yang sama terjadi pada Cryptosporidium oocysts.
21
Proses peroxone yang menggunakan campuran ozon dan hidrogen peroxida, telah di coba untuk mengontrol rasa dan bau, hasil samping desinfeksi dan mikroba patogen. Diperoleh bahwa efesiensi inaktivasi dari peroxone H2O23 sama dengan menggunakan ozon saja. Namundemikian Perxone lebih baik dari ozon hal mengoksidasi senyawa penyebab rasa dan bau.
2.12. Mekanisme Cara Kerja Ozon
Dalam media cair ozon menghasilkan radikal yang menginaktivasi mikroorganisme. Ozon mempengaruhi permeabilitas, aktifitas enzim dan DNA dari sel bakteri. Residu guanine dan thymine merupakan sasaran dari ozon. Pengolahan ozon menyebabkan konversi circular plasmid DNA tertutup (ccDNA) E.coli menjadi circular DNA terbuka (ocDNA). Ozon inaktivasi virus dengan cara merusak inti asam nukleat. Pelapis protein terpengaruh juga, namun perusakan pelapis protein kecil dan mungkin tidak ada pengaruhnya pada adsorpsi poliovirus ke dalam sel host ( VP4, capsid polypeptide penyebab penempelan pada sel host, tidak berpengaruh pada ozon). Terhadap ratovirus merubah capsid dan inti RNA (Said, 2007).
2.13. Hasil Samping Ozonisasi Hasil samping ozonisasi dijelaskan (Said, 2007) pada paragraf dibawah ini. Telah diketahui terbentuknya senyawa mutagenik atau karsinogen akibat proses khlorinasi air dan air buangan. Namun pengaruhnya terhadap kesehatan belum diketahui. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa air yang diolah dengan ozon dengan dosis 1 mg/l memperlihatkan mutagenesitas. Namun mutagenesitas 22
berkurang pada level ozon tinggi (>3mg/l). Senyawa mutagenik dapat dihilangkan dengan butiran karbon aktif (Granular Activated Carbon). Jika air mengandung zat besi atau mangan, maka desinfeksi air dengan menggunakan ozon dapat mengakibatkan terjadinya reaksi oksidasi, sehingga zat besi atau mangan yang terlarut di dalam air akan bereaksi dengan ozon membentuk oksida besi atau oksida mangan yang tidak larut dalam air, sehingga warna air berubah menjadi kecoklatan atau kadang-kadang terbentuk endapan yang berwarna coklat kehitaman.
23
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat PKPM dilaksanakan mulai 16 Maret sampai bulan 23 Mei 2015, PKPM dilaksanakan di PT. Gunung Naga Mas, yang berlokasi di Jl. Raya KuranjiKampung Pinang, Kec.Pauh, Kelurahan Lambung Bukit.
3.2. Alat dan Bahan Untuk menunjang terlaksananya kegiatan PKPM ini diperlukan berbagai macam peralatan, antara lain sebagai berikut :
Tabel 1 : Alat No
Jenis Alat
1
Corona
2
Fungsi
Jumlah 2 buah
Air Pump
Penghantar arus listrik Penghasil udara
3
Generator ozon
Pengaturan ozon
1 buah
4
Ozopar
2 buah
5
Tabung pasir zeolid
6
Flometer
7
Pipa 1/2 inci
Media Pembentukan ozon Penyaring udara paling halus Pengatur tekanan udara Output Ozon
8
Cintropur
9
Tabung filter udara
10
Sambungan L 1/2
11
Sambungan T 1/2
12
Tabung Penangka Udara
Menyaring halus udara Menyaring kasar udara Untuk menyambung pipa 1/2 Untuk menyambung pipta 1/2 Penangkap Udara
1 buah
2 buah 1 buah 5 meter 2 buah 1 buah 11 buah 4 buah 1 buah
24
Tabel 2. Bahan No 1
Jenis Bahan Checker Disc
2
Ozone tes (Test kit)
3
Laporan harian kualitas air
Fungsi Alat untuk pengecekan ozon Bahan yang digunakan untuk pengecekan ozon. Mencatat hasil pengecekan ozon
Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah
Gambar 1. Rangkaian Lengkap Alat Pembentukan Ozon di PT. Gunung Naga Mas.
3.3. Pelaksanaan PKPM Dari proses pengolahan air baku menjadi air minum, dilakukan tahaptahap sebagai berikut : a. Air Baku Sumber air di PT. Gunung Naga Mas berasal dari sumur bor yang terletak di dalam lokasi pabrik dengan kedalaman 100 m. Air dinaikkan menggunakan pipa celup dengan menggunakan pipa 2 inci.
25
b. Bak Tandon Bak tandon ini terletak di lokasi pabrik dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut: Air dari sumur bor menuju ke bak I, II dan III Pipa PVC 2 inchi
10 m P 7,3 m 2
L
1
T
T
6,2 m
Water Treatment
Air ke WT
2,80 m Water meter
13,8 m
Sumur bor
Gambar 2. Gambar Penampang Bak Tandon
Keterangan :
I:
T = 200 cm L= 250 cm
II :
P = 280 cm T= 200 cm L= 120 cm
Air yang dari sumur bor langsung ke bak pertama, yang mana fungsi dari bak pertama untuk mengendapkan kotoran - kotoran yang berkemungkinan terbawa sewaktu pemompaan berlangsung dari bak pertama lalu melalui bak ke
26
dua dan selanjutnya ke bak ke tiga. Bak ketiga yang ukuran lebih besar dari bak satu dan dua karena berfungsi untuk penampungan air yang sudah melalui bak pengendapan satu dan dua.
c. WTE (Water Treatment Enginneering) Di WTE ini terdapat 5 proses filter yaitu : 1. Sand Filter Sand filter merupakan penyaringan dengan pasir silika yang bertujuan untuk menyaring kotoran dan zat terlarut. Pasir silika yang digunakan dengan mesh 20- 30.
2. Carbon Filter Carbon filter merupakan penyaringan dengan karbon aktif yang berfungsi untuk menyerap sisa bau, rasa, dan warna. Karbon aktif yang digunakan oleh PT. Gunung Naga Mas adalah karbon aktif calgon. Spesifikasi karbon aktif calgon adalah sebagai berikut : a. Bahan baku : Batu bara b. Merek : CARBSORB 30- CALGON c. Produksi : Calgon carbon carporation d. Bulk density : 620 kg/meter kubik e. Ukuran : 8 x 30 mesh f. Moisture : Maksimal 2 % g. Iodine number : 900 (mg/g) Fungsi dari karbon aktif calgon adalah untuk menghilangkan klorin bebas dan senyawa organik yang menyebabkan bau, rasa dan warna dalam air.
27
3. Mikro Filter Mikro filter terbuat dari bahan poly yang berfungsi untuk menyaring air. Mikro filter yang digunakan Terdiri dari 3 ukuran yaitunya : 1. 0,5µ 2. 0,3µ 3. 0,1µ 4. Ozonisasi Proses ozonisasi bertujuan membunuh bakteri, virus serta jamur-jamur dan lumut serta untuk mengawetkan air yang sudah dikemas dalam kemasan yang mana apabila terjadi kontaminasi pada kemasan yang tidak steril/bersih. Proses ozonisasi dilakukan dengan cara menginjeksikan gas ozone, serta mencampuratakan dengan air yang sudah melalui beberapa tahapan Water Treatment di dalam tangki reaktor. Ozonisasi merupakan gas ozone yang diproduksi dari listrik tegangan tinggi sampai dengan 95.000 volt DC yang mana kutub katoda dan anoda terjadi kilatan listrik. Oxigen atau udara dilewatkan kedalam tabung reaktor ozone, oxigen diaktifkan dan dipecah molekulnya dari
menjadi
yang akan
menghasilkan gas ozone yang beraroma khas, yang berfungsi untuk membunuh serta mematikan bakteri, virus, spora lumut dan micro lainnya. 5. Sinar Ultraviolet Penyinaran ultra violet bertujuan untuk menghilangkan atau membunuh baketri yang terkandung di dalam air hasil yang mungkin dan juga terkontaminasi dari instalaasi dari pipa produk. Perlakuan ini dilakukan pada akhir proses yaitu kondisi sebelum output/air hasil.
28
3.3.1. Bagan Alir Proses Produksi dari Air Baku Sampai Air Bersih Air Baku / Sumur Bor
Buang
Bak Resevoir
Buang
Sand Filter
Buang
Carbon Filter
Buang / Ganti
Buang / Ganti
Micro Filter 1
Micro Filter 2
Micro Filter 3 Ozon Generator
Oxygen. G UV Finis Gravity Tanks
Gambar 3. Bagan proses air baku menjadi air minum
29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Perusahaan 4.1.1. Latar Belakang Perusahaan
PT. Gunung Naga Mas suatu perusahaan terbatas milik swasta dengan direktur Utama Bpk.Ir.H.Ivan Erwin yang bergerak dalam bidang industri air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan Air Minum Berasa (AMB) ready to drink dalam kemasan serta produk consumer gooos lainnya. Sumber air yang digunakan dan diproses menjadi AMDK dan AMB diambil dari sumur Bor dengan kedalaman 100 meter dan telah diuji keabsahannya serta memiliki legalitas resmi dari Pemerintah Kota Padang, yang berlokasi di Nagari Kampung Pinang, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatra Barat. PT. Gunung Naga Mas memproduksi AMDK bermerek "AYIA" yang dikemas dalam beberapa variant produk : 1. Cup 240 ml 2. Botol 380 ml 3. Botol 660 ml 4. Botol 1500 ml Sistem pengolahan memakai Water Treetment Multi Filtrasi dan disektorkan dengan teknologi yang modern serta dilakukan pengemasan melalui mesin pengisian yaang modern yaitu meliputi :
30
1. Mesin pengisian Cup 240 ml 2. Mesin pengisian Botol 380 ml / 660 ml / 1500 ml. AMDK yang diproduksi oleh PT. Gunung Naga Mas dimulai produksi perdana secara komersial pada Oktober 2013 dengan wilayah pemasaran Sumatra yang dimulai dari Provinsi Sumatra Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Lampung. Sesuai dengan ketentuan Pemerintah RI untuk AMDK merupakan produk wajib SNI dan ISO maka PT. Gunung Naga Mas telah melakukan persiapan untuk didapatkannya sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk Sistem Manajemen Mutu dari lembaga yang terakreditasi oleh KAN. Sertifikat tersebut akan menjamin bahwa Sistem Manajement Mutu yang diterapkan dan ditetapkan di PT. Gunung Naga Mas memenuhi persyaratan Standard Internasional sehingga produk yang dikeluarkan dijamin telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu Standar Mutu PT. Gunung Naga Mas dan SNI 01 - 3553 - 2006. Gunung Naga Mas nama perusahaan yang ditetapkan oleh Owner dan Direksi berdasarkan letak posisi pabrik yang berada disekitar wilayah Gunung nago, dan nama Mas diambil dari nama perusahaan Mitra PT.tang Mas, sehingga kolabirasi yang diciptakan akan dapat meraih sukses dengan Sinergy semua stake holder sesuai obsesi dan expectasi dalam pendirian perusahaan ini sebelumnya dan tentu atas semua Rahmat Allah SWT sehingga berujung kepada kejayaan bersama. Nilai bisnis yang diharapkan atas ditetapkannya PT.GNM untuk industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan Air Minum Berasa (AMB) bukan
31
berangkat dari kelatahan pengusaha dalam melihat prospek bisnis selama ini dalam usaha trading dan distribusi yang dilakukan, melaainkan melihat multi efekbisnis yang sejalan dengana bisnis yang berjalan selama ini disamping itu akan dapat menunjang program pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara ekonomi, sehingga menciptakaan mutual symbiosis yang terbaik dalam semua aspek. Mengingat dan menimbang bisnis industri AMDK dan AMB merupakan bisnis yang padat modal dan padat karya, maka atas dasar kemampuan finansial Owner serta Group bisnis yang ada selama ini telah berjalan sejak tahun 1974 mulai dari toko sembako dan barang kebutuhan harian dan berkembang sebagai distributor produk Consumer Goods berupa rokok kretek serta experience Direksi selaku distributor produk Nasional Nestle sehingga kalobirasi ini akan dapat menguasai pasar dalam jangka pendek, dengan membawa BRAND NASIONAL tanpa memerlukan waktu untuk menciptakan Brand Image yang banyak memakan biaya.
4.1.2. Kebijakan Mutu Perusahaan 1. PT. Gunung Naga Mas memproduksi air minum dalam kemasan dengan mutu tinggi yang memuaskan kebutuhan dan harapan pelanggan dalam segala aspek dan memenuhi persyaratan SNI 01-3553-2006 serta dalam melakukan perbaikan yang berkesinambungan. 2. Mengutamakan kualitas dan kuantitas dalam operasional kerja PT. Gunung Naga mas.
32
4.1.3. Lokasi Perusahaan PT. Gunung Naga Mas terletak di Jl. Raya Kuranji-Kampung Pinang, Kel. Lambung Bukit, Kec.Pauh, Padang Sumatra Barat, Kode Pos 25129. Yang produknya didistribusikan oleh PT. Dua Naga Mas yang berlokasi di Jl. Raya Lubuk Begalung No.03, RT.01, Kel. Lubuk Begalung Nan XX - Padang Sumatra Barat, Kode Pos 25221.
4.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi saangat diperlukan dimana tujuannya untuk memudahkan pimpinan dalam melaksanakan tugas-tugas dan menentukan bagian-bagian pekerjaan serta merupakan suatu alat untuk memberikan wewenang dan tanggung jawab seseorang atas pekerjaan yang diberikan kepada bawahannya. PT. Gunung Naga Mas memiliki struktur organisasi yang memakai struktur garis dan staf. Struktur Organisasi PT. Gunung Naga Mas ada dilampiran 1.
4.1.6. Proses Pengolahan Air Baku Menjadi Air Minum di Perusahaan 1. Air Baku 2. Bak Penampung/Bak Tandon 3. WTE (Water Treatment Enginneering) a. Sand Filter Tank b. Carbon Filter Tank c. Mikro Filter d. Ozonisasi
33
e. Sinar Ultraviolet f. Final Tank
4.1.7. Proses Produksi Perusahaan 1. Proses Produksi Cup 240 ml Tahapan pada proses produksi cup 240 ml sebagai berikut : Gelas kosong diletakkaan pada kapiler/cup dispenser Dilewatkan ke cup kloner dengan cara disedot kotoran-kotoran yang terdapat di dalam gelas kosong tadi. Dilakukan pengisian kedalam gelas dengan air yang telah di proses. Ditutup dengan lid dan di pres dengan sealer1 dengan suhu 109 C dan di pres lagi dengan suhu 205 C kemudian dilakukan pemotongan dengan cutting. Dilakukan sensor/atau pengecekan terhadap produk tersebut, dimana sensor tersebut mengenai isi air, ada atau tidaknya bendabenda yang masuk dalam produk, gelas bocor, dan lid yang timpang. Gelas-gelas yang telah disensor dikemas dalam kardus, yang mana dalam tiap kardus berisi 48 gelas, dan kemudian setiap kardus diberi stempel expayer. Kardus tersebut disusun diatas pallet, yang mana tiap pallet beri 65 kardus Kardus tersebut disusun di dalam gudang.
34
2.
Proses produksi Botol (1500 ml, 660 ml, 330 ml) Botol kosong dicuci dengan mesin rinser otomatis. Dilakukan proses pengisian secara otomatis dan tutup otomatis (cupper otomatis). Pasang label dan lakukan sensor atau pengecekaan. Bagi yang lulus sensor dilewatkan pada shrink tunnel untuk merekatkan segel dan label. Kemudian dimasukkan ke dalam dus (packing). Kardus tersebut disusun diatas pallet dan diletakkan ke dalam gudang.
3. Proses Pengisian Gallon Gallon kosong disortir, kemudian dicuci bgian luarnya dengan manual wash dan untuk kotoran yang agak keras bisa digunakan sikat kuningan. Setelah selesai pembersihan bagian luar gallon, dilamjutkan pembersihan bagian dalam gaallon dengan larutan DM Cleanner sambil ditutup dan ddiguncang agar seluruh bagian dalam gaallon terkenaa larutan DM. Gallon yang telah selesai diguncang dengan larutan DM Cleaner diisi dengan larutan PC cleaner sebanyak 300-400 ml, lalu gallon di bor selama 20 detik dengan mesin bor sampai seluruh bagian dalam gallon terkena bulu sikat bor.
35
Gallon yang telah selesai dicuci luar dalam, kemudian dibilas dengan mesin pembilasan gallon, dimana dibilas dengan tiga macam air yaitu dengan air dingin biasa, air panas dan air ozon masing-masing pembilasan dilakukan sekitar 20 detik. Gallon yang keluar dari mesin pembilasan disortir ulang oleh ceker untuk memastikan apakah gallon telah benar-benar bersih. Gallon yang telah bersih dimasukkan keruang pengisian, gallon diisi secara otomatis dan ditutup secara otomatis. Tutup yang akan dipakai disterilkan terlebih dahulu dengan larutan Kill Bac. Kemudian diinspeksi fisual oleh ceker apakah air didalam gallon benar-benar bersih (tidak terdapat kotoran daan benang halus). Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan label. Dilanjutkan dengan penyimpanan digudang dan siap untuk dipasarkan.
4.1.7. Hasil Produksi dan Pemasaran 1. Hasil Produksi Air Minum Dalam Kemasan ( AMDK ) merek AYIA memproduksi air minum yang berkualitas yang diproses sesuai persyaratan SNI ( Standar Nasional Indonesia ) dan tetap mengandung mineral yang diperluan oleh tubuh manusia. PT. Gunung Naga Mas memproduksi Air Minum Dalam Kemasan ( AMDK ) dalam lima kemasan yaitu : 1. Kemasan gallon 19 L 2. Kemasan botol 1500 ml
36
3. Kemasan botol 660 ml 4. Kemasan botol 380 ml 5. Kemasan gelas ( cup ) 240 ml
2. Pemasaran Produk Pada bidang pemasaran di PT. Gunung Naga Mas memilik dua system pemasaran yaitu : a. Sebagai distribusi langsung, dimana perusahaan berindak langsung sebagai distributor terhadap produk- produk lainnya, seperti untuk dimulai dari provinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Lampung. b. Distributor tidak langsung, dimana perusahaan bekerja sama dengan pihak lain untuk memasarkan produknya. Syarat untuk menjadi distributor yaitu : memiliki gudang, memiliki armada, memiliki lokasi, dan syarat pembayaran tergantung kontrak. 4.1.8. Proses Quality Control Tahapan quality control ada tiga : 1. Inspeksi awal terbagi atas dua : a. Uji air baku terdiri dari uji pH, suhu, TDS, turbidity, counductyfity. b. Uji bahan kemasan yaitu : tinggi, berat, diameter leher, diameter badan,diameter mulut, ketebalan, dan volume). 2. Inspeksi selama proses terdiri dari menguji pH, suhu, TDS, turbidity, counductyfity dan ozon. 37
3.
Inspeksi akhir dengan cara mengambil sampel untuk dilakukan pengujian akhir seperti : kadar ozon, pH, bau, rasa, warna, zat organik, bakteri, Ecoli, kesadahan, klorida, jamur.
4.2. Hasil 4.2.1. Cara Kerja Alat Pembentukan Ozon Adapun cara yang digunakan oleh PT.Gunung Naga Mas untuk pembentukan/ pembuatan ozon adalah sebagai berikut : 1. Udara dihirup oleh air pump melalui pipa 1/2 inci. 2. Kemudian udara langsung masuk ke tabung filter udara, dan tabung filter udara ini berfungsi menyaring kasar udara, contohnya seperti kumbang dan hewan lainnya yang terhirup oleh air pump. 3. Setelah udara melewati tabung filter udara, udara langsung masuk ke cintropur yang berfungsi menyaring udara yang terlewati di tabung filter udara sebelumnya. 4. Setelah udara melewati tabung filter udara, udara langsung masuk ke tabung pasir zeolid, tabung pasir zeolid ini adalah saringan yg paling terakhir dalam pembentukan ozon. 5. Setelah keluar dari tabung pasir zeolid, udara langsung masuk ke ozopar yang berfungsi memberi sentruman terhadap udara. 6. Output yang keluar dari ozopar langsung masuk ke pipa 1/2 inci yang sudah terhubung ke pipa 3 inci yang menuju ultraviolet dan final tanki.
38
4.2.2. Cara Pengecekan Ozon Adapun cara pengecekan ozon yang dilakukan di PT. Gunung Naga Mas adalah sebagai berikut : 1. Masukkan sampel sebanyak 10 ml ke tabung yang ada pada checker disc. 2. Tambahkan larutan uji R-1 sebanyak 2 tetes ke dalam tabung yang sudah berisi sampel 10 ml tersebut. 3. Tambahkan bubuk uji R-2 sebanyak 1 sendok kecil yang terdapat di tutup botol R-2 ke dalam tabung yang sudah berisi sampel 10 ml dan larutan uji R-1 sebanyak 2 tetes tersebut. 4. Kocok sampel uji tersebut sehingga larutan bercampur rata atau homogen. 5. Masukkan tabung tersebut ke checker disc dan bandingkan warna pada checker disc yang sesuai dengan sampel tersebut. 6. Baca berapa ozon dari sampel dan catat ke laporan kualitas air harian PT. Gunung Naga Mas. 4.2.3. Hasil Analisa Tabel 3. Hasil Pengamatan Ozonisasi Selama PKPM Tanggal 16-03-2015 17-03-2015 18-03-2015 19-03-2015 20-03-2015 23-03-2015 24-03-2015 25-03-2015 26-03-2015 27-03-2015 28-03-2015 30-03-2015 31-03-2015
Jam 08:00 0,15 0,2 0,2 0,2 0,15 0,1 0,15 0,15 0,1 0,1 0,2 0,05 0,2
Nilai Ozon Jam 10:00 Jam 13:00 0,15 0,15 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,15 0,25 0,1 0,1 0,15 0,15 0,15 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,15 0,05 0,1 0,2 0,15
Jam 15:00 0,1 0,2 0,2 0,2 0,25 0,1 0,15 0,1 0,1 0,1 0,15 0,1 0,15 39
01-04-2015 0,1 02-04-2015 0,1 04-04-2015 0,1 06-04-2015 0,1 07-04-2015 0,1 08-04-2015 0,15 09-04-2015 0,1 10-04-2015 0,1 11-04-2015 0,1 13-04-2015 0,1 14-04-2015 0,1 15-04-2015 0,05 16-04-2015 0,05 17-04-2015 0,15 18-04-2015 0,15 20-04-2015 0,1 21-04-2015 0,1 22-04-2015 0,2 23-04-2015 0,15 24-04-2015 0,1 25-04-2015 0,05 27-04-2015 0,15 28-04-2015 0,15 29-04-2015 0,2 30-04-2015 0,2 02-05-2015 0,1 04-05-2015 0,15 05-05-2015 0,2 06-05-2015 0,15 07-05-2015 0,1 08-05-2015 0,1 09-05-2015 0,15 11-05-2015 0,1 12-05-2015 0,1 13-05-2015 0,1 15-05-2015 0,1 18-05-2015 0,1 19-05-2015 0,1 20-05-2015 0,1 21-05-2015 0,15 22-05-2015 0,1 23-05-2015 0 15 Keterangan : * Lampu mati
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,15 0,1 0,1 0,1 0,1 0,15 0,05 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,1 0,1 0,05 0,15 0,15 0,2 0,15 0,1 0,1 * 0,2 0,1 0,1 0,15 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,15 0,2 0,1 0,15
0,15 0,1 0,1 0,15 0,1 0,15 0,1 0,15 * 0,1 0,15 0,05 0,05 0,15 0,15 0,1 0,1 0,2 0,1 0,1 0,05 0,15 0,1 0,2 0,15 0,15 0,15 * 0,15 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,25 0,15 0,1
0,15 0,1 0,1 0,15 0,1 0,15 0,1 0,15 * 0,1 0,15 0,05 0,05 0,15 0,15 0,1 0,1 0,2 0,1 0,1 0,05 0,15 0,1 0,2 0,15 0,15 0,15 0,1 0,15 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,25 0,25 0,15 0,1
40
Tabel 4. Data Pengujian Kualitas Air di PT. Gunung Naga Mas NO
Parameter
Sebelum
Sesudah
1 2
pH Suhu (°C)
6,9 25,6
7,1 25,7
3 4 5
TDS (mg/l) Kekeruhan (mg/l) Conductifity (mg/l)
130 0,00 258
133 0,00 251
6
Kesadahan
105,04
107
7 8 9
Bau Rasa Warna
Tidak Berbau Tidak Berasa Tidak Berwarna
Tidak Berbau Tidak Berasa Tidak Berwarna
Standar SNI 01-3553-2006 6,0-8,5
Suhu Udara ±3 C 500 mg/l Maks 1,5 Maks500 Tidak Berbau Tidak Berasa Tidak Berwarna
4.3. Pembahasan Dari tabel hasil analisa diatas untuk semua parameter sudah sesuai dengan persyaratan SNI 01-3553-2006, untuk pH, TDS terjadi kenaikan yang disebabkan oleh proses filtrasi di PT. Gunung Naga Mas yang sudah berfungsi dengan baik. Untuk suhu terjadi kenaikan dari 25,6°C menjadi 25,7°C yang disebabkan oleh panasnya terik matahari pada saat itu. Untuk kekeruhan nilainya 0 (nol) artinya air tidak keruh, maka air sudah layak untuk diminum. Untuk conductifity terjadi penurunan dari 258 menjadi 251. Untuk kesadahan terjadi kenaikan dari 105,04 menjadi 107, disebabkan oleh total EDTA yang digunakan dalam pengujian. Walaupun demikian nilai kesadahan masih dibawah standar Persyaratan SNI 013553-2006. Sedangkan untuk bau, rasa dan warna sebelum dan sesudah tidak terjadi perubahan dan itu pun sudah sesuai dengan standar SNI 01-3553-2006.
41
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 1. Proses pengolahan air baku menjadi air minum di PT. Gunung Naga Mas dengan proses ozonisasi sangat baik, baik parameter kimia, fisika dan biologi dan sudah sesuai standar SNI 01-3553-2006. 2. Kandungan ozon pada air dalam kemasan berkisar antara 0,05 sampai 0,25.
5.3. Saran Setelah terbentuknya proses pengolahan air baku menjadi air minum di PT. Gunung Naga Mas ini, dengan pengolahan yang sangat baik dan sistem penyaringan begitu lengkap, namun masih ada juga beberapa kelemahan yang ada di PT. Gunung Naga Mas yaitu karyawan yang tidak mematuhi peraturan, contohnya tidak memakai masker dan masih memakai wangi-wangian. Sebaiknya perusahaan lebih menegaskan tentang tata tertib, kedisiplinan kepada pekerja maupun karyawan yang masih belum mematuhinya. Terkhusus untuk alat pembentukan ozon hendaknya dirangkai sematang mungkin agar tidak sering menukar alat yang telah dibuat tersebut dan nilai kandungan ozon nya pun bisa menjadi lebih tinggi.
42
DAFTAR PUSTAKA
Biton Gabriel. 1994. Wastewater Microbiologi, A John Wiley & Sons, INC, New York. https://rizkaauliarahma.wordpress.com/2012/01/10/ozonisasi-air/. Di unduh pada tanggal 23 April 2015 Jam 10.00 Doni, M. 2012. Manfaat Pasir Silika. http://forum-bisnis-ekspor-indonesia.com/2011/12/manfaat-pasir-silikakwarsa-kuarsa-sio2.html. Di unduh pada tanggal 01 Juli 2015 pukul 10.00. Fardiaz S, 2004. Polusi Air dan Udara,Kanisius. Yogyakarta. 190 hl. Kumalasari, 2003. Taknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air Bersih Hingga Layak Minum, Niaga Swadaya. Jakarta 94 hal. Nies, 1906. Proses Ozonisasi, http://www.purewatercare.com/ozone_generator.php. Di unduh pada tanggal 23 April 2015 Jam 09.15 Said, I.S, 2007. Desinfeksi Untuk Proses Pengolahan Air Minum, http://digilib.bppt.go.id/ejurnal/index.php/JAI/article/viewFile/114/61. Di unduh pada tanggal 23 April 2015 Jam 10.00. Otto, M.P. 1907. Penggunaan Ozon Dalam Pengolahan Air Minum, http://www.purewatercare.com/ozone_generator.php. Di unduh pada tanggal 10 Mei 2015 Jam 09.15 Peraturan Mentri Kesehatan, 1990. Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Rahma, R.A. 2012. Ozonisasi Air. https://rizkaauliarahma.wordpress.com/2012/01/10/ozonisasi-air/. Di unduh pada tanggal 23 April 2015 Jam 10.00 Reynold, 1982. Proses Pengolahan Air Minum. https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/07/proses-pengolahan-air-minum/. Di unduh pada tanggal 2 Juli 2015 Jam 13.30 Yuki. 2013. Berbagisehat.http://www.kelair.bhttp://yukiberbagisehat.com/2013/01 kriteria-air-minum-yang-layak.di unduh 14 juni 2014 Jam 12.30
43
44
Lampiran 2. Hasil Analisa Air Baku Parameter
Satuan
Bau Rasa Warna Upt-Co pH Kekeruhan NTU Jumlah zat padat mg/l terlarut Kesadahan mg/l mg/l Nitrat ( ) mg/l Nitrit ( ) Sulfath mg/l Klorida mg/l Fluorida mg/l Slanida mg/l Besi (Fe) mg/l Mangan (Mn) mg/l Kromium val.6 mg/l Kadmium mg/l Seng mg/l Timbal mg/l Raksa mg/l Arsen mg/l Selanium mg/l Deterjen mg/l Zat Organik mg/l Mikrobiologi : a) Total Coliform APM/100 ml b) TotalColiform APM/100 ml
Hasil Tidak Berbau Tidak Berasa <0,12 6,69 0,09 251
Persyaratan SNI 01-3553-2006 Tidak Berbau Tidak Berasa Maks 50 6,5-9,0 Maks 25 Maks 1500
102 0,47 <0,004 46,9 <0,40 0,43 <0,02 <0,003 0,2 <0,001 <0,0004 <0,0003 <0,004 <0,0004 0,01 <0,006 <0,03 <0,28
Maks 500 Maks 10 Maks 1,0 Maks 400 Maks 600 Maks 1,5 Maks 0,1 Maks 1,0 Maks 0,5 Maks 0,05 Maks 0,005 Maks 15 Maks0,05 Maks 0,001 Maks 0,05 Maks 0,01 Maks 0,5 Maks 10
<1,8
50(Bukan air perpipaan)
-
10(Air perpipaan)
Sumber : Balai Besar Industri Bogor (2015)
45
Lampiran 3. Hasil Analisa Produk Akhir No
Parameter Uji
1
Keadaan 1.1 Bau 1.2Rasa 1.3Warna pH Kekeruhan Zat padat terlarut Zat Organik(angka KMnO4) Nitrat ( ) Nitrit ( ) Amonium ( ) Sulfat ( ) Klorida (CI) Fluorida(F) Sianida(CN) Besi (Fe) Mangan (Mn) Klor Bebas ( ) Cromium (Cr) Cemaran Logam : 17.1. Timbal (Pb) 17.2. Tembaga (Cu) 17.3. Kadmium (Cd) Cemaran Mikroba : 18.1. Angka kelempengan total awal *** -Angka kelempengan total akhir ** 18.2. Bakteri Coliform
2 3 4 5
18.3. Salmonella
Satuan
Hasil Analisa
Persyaratan SNI 01-3553-2006
Upt-Co NTU mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
Tidak Berbau Tidak Berasa <0,3015* 7,52 0,09 233,00 1,24 1,0672 <0,0044* 0,3751 36,406 2,58 <-0,0912* <0,0148* <0,0504* <0,0086* 0,2205 0,1651
Tidak Berbau Tidak Berasa Maks 5 6,0-8,5 Maks 1,5 Maks 500 Maks 1,0 Maks 45 Maks 0,005 Maks 0,15 Maks 200 Maks 250 Maks 1 Maks 0,05 Maks 0,1 Maks 0,05 Maks 0,01 Maks 0,05
mg/l mg/l mg/l
<0,3696* <0,0424* <0,0109*
Maks 0,005 Maks 0,5 Maks 0,003
koloni/ml
10
Maks 1x10
Koloni/ml APM/100 ml -
Maks 1x10 -
<2
Negatif
Negatif
Keterangan : (*) LOD ( Limit Of Detection) (**) Di pabrik (***) Di Pasaran Sumber : Balai Riset dan Standarisasi Industri Padang (2014)
46
Lampiran 4. Daftar Persyaratan Kualitas Air Minum No
Parameter
Satuan
A. FISIKA 1 Bau 2 Jumlah Zat Padat Ml/l Terlarut 3 Kekeruhan Skala NTU 4 Rasa 5 Suhu 0 C 6 Warna Skala TCU B. KIMIA a. Kimia Anorganik 1 Air Raksa Mg/l 2 Alumunium Mg/l 3 Arsan Mg/l 4 Bakium Mg/l 5 Besi Mg/l 6 Flourida Mg/l 7 Kadmium Mg/l 8 Kesadahan CaCO3 Mg/l 9 Klorida Mg/l 10 Kronium, Valensi 6 Mg/l 11 Mangan Mg/l 12 Natrium Mg/l 13 Nitrat, sebagai N Mg/l 14 Nitrit, sebagai N Mg/l 15 Perak Mg/l 16 Salenium Mg/l 17 Seng Mg/l 18 Sianida Mg/l 19 Sulfat Mg/l 20 Sulfida, sebagai (H2S) Mg/l 21 Tembaga Mg/l 22 Timbal Mg/l b. Kimia Organik 1 Aldrin dan Dieldrin Mg/l 2 Benzene Mg/l 3 Benzo (a) Pyrene Mg/l 4 Chloroform(Total Isomer) Mg/l 5 Chloroform Mg/l 6 2,4-D Mg/l 7 DDT Mg/l 8 Detergen Mg/l 9 1,2-D ichloroethene Mg/l 10 1,1-D ichloroethene Mg/l
Kadar Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
1000
Tidak Berbau -
5 Suhu Udara ±3 C 15
Tidak Berasa -
0,001 0,2 0,05 1,0 0,3 1,5 0,005 500 250 0,05 0,1 200 10 1,0 0,05 0,01 5,0 0,1 400 0,05 1,0 0,05 0,0007 0,01 0,00001 0,0003 0,03 0,10 0,03 0,05 0,01 0,0003 47
11
Hep tach lor dan heptachlor epoxide 12 Hexachlorobenzene 13 Gamma-HCH (Lindane) 14 Methoxychlor 15 Pentachloropelnol 16 Pestisda Total 17 2,4,6-trichoropenol 18 Zat Organik (KmnO4) c. Mikrobiologi 1 Koliform Tinja 2
Total Kaliform
d. Radio Aktivitas 1 Aktifitas Alpha (Gross Alpha Activity) 2 Aktifitas Beta (Gross Beta actifity) Sumber: Permenkes (1990)
Mg/l
0,003
Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l
0,00001 0,004 0,03 0,01 0,10 0,01 10
Jumlah Per 100 ml Jumlah Per 100 ml
0
Bg/l
0,1
Bg/l
1,0
0
95% dari sampel yang diperiksa selama setahun, kadang-kadang boleh ada 3 per 100 ml sampel air, tetapi tidak berturut-turut.
48
49
Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan PKPM
1. Pengukuran pH, suhu, TDS, conductifity, kekeruhan
2. Pengukuran Kesadahan
4. Bahan dan alat pengecekan ozon
3. Pembuatan media
5. Bentuk bakteri yang ada pada air
50