HOTEL DAN PEMANDIAN KEBON AGUNG JEMBER
ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun oleh: A PUTRA PERDANA NIM. 06106530-01
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR MALANG 2013
HOTEL DAN PEMANDIAN KEBON AGUNG, JEMBER A Putra Perdana, Sigmawan Tri Pamungkas, Pranowo Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Arsitektur Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65141, Indonesia E-mail:
[email protected] ABSTRAK As a tour destination managed by Jember regency, now Kebon Agung Hotel and Swimming Pool getting worse due to neglected UPTD Kebon Agung expansion program by Jember regency. Facilities planning and design over each Kebon Agung potential, which is currently abandoned site of a total area of 3.83 ha, is hoped to provide a better design, which is able to combine the two types of swimming pool and stay-accommodation (hotel) that has different characters (swimming pool which is more public and hotel which is more private) all in well integrated site design, mass and layout order, but still maintaining each building function character. In the design process, an exploratory method is used after receiving the result of a form of creative transformation. The connections of two characters are combined by site-design treatment, thus providing transitional spaces and unifying functions are imporant solution options for this design treatment. Sebagai objek wisata sekaligus penginapan yang dikelola oleh Pemkab Jember, keadaan Hotel dan Pemandian Kebon Agung yang semakin memburuk akibat terabaikannya program pengembangan objek wisata UPTD Kebon Agung dari Pemkab Jember. Perancangan ulang fasilitas dan desain Kebon Agung dengan memanfaatkan keseluruhan potensi tapak yang kini masih terbengkalai dari total luas wilayah 3.83 Ha ini, diharapkan mampu memberikan desain yang lebih baik, yang mampu menyatukan kedua jenis fungsi pemandian dan penginapan (hotel) yang berbeda karakter (pemandian yang bersifat umum dengan hotel yang cenderung privat) dalam satu desain tapak terpadu baik tata massa dan tata ruang luarnya, namun tetap mempertahankan sifat dan karakter fungsi masing-masing bangunan. Dalam proses desain, metode eksploratif digunakan setelah mendapat hasil bentuk dari transformasi ide kreatif. Hubungan kesatuan dua karakter fungsi ini dipadukan oleh pengolahan desain tapak, sehingga pemberian ruang-ruang transisi dan fungsi-fungsi penyatu menjadi salah satu opsi solusinya. Kata kunci: hotel, pemandian, tata massa, tata ruang luar, terpadu
pelatihan dipindah ke kolam renang Tirta Krida, Juanda, alasannya karena ukuran kolam renang yang tidak memenuhi standar. Ukuran kolam renang Kebon Agung hanya 25x10 meter, sedangkan nomor yang diikuti dalam pertandingan minimal adalah 50 meter. Bahkan saat ini, kerusakan cacat pada fasilitas kolam renang semakin parah, mulai dari cat kursi tribun yang mulai kusam, hingga tiangtiang dan penutup tribun yang mulai lapuk oleh karat. Sehingga dibutuhkan konstruksi baru untuk meningkatkan akomodasi dan fasilitas kolam renang, bila memang ingin mengembalikan kepopuleran Kebon Agung seperti dahulu (Winda Nurhayati, 2008). Target murni untuk pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2010 Rp 125 juta, baru tercukupi 50 persen. Tahun lalu (2009)
PENDAHULUAN Hotel dan Pemandian Kebon Agung, salah satu objek wisata buatan andalan Kabupaten Jember, pada awalnya dibangun pada tahun 1972. Berdasarkan data pengunjung yang dimiliki Dinas Pariwisata Kabupaten Jember (20002010), pada tahun 2005, Kebon Agung menjadi wisata dengan jumlah pengunjung terbesar di ranking ketiga, melesat hingga mencapai 71 ribu pengunjung, namun setelah itu, pada tahun-tahun selanjutnya, Kebon Agung cenderung mengalami penurunan jumlah pengunjung. Sebelum pemindahan lokasi pelatihan selam, Pengcab POSSI (Persatuan Olahraga Senam Seluruh Indonesia) Sidoarjo selalu menggelar pelatihan di kolam renang Kebon Agung. Namun, sejak tahun 2009 lalu, lokasi 2
hanya terpenuhi 75 persen dari target Rp 120 juta. Menurutnya, banyak tamu yang enggan menginap di Hotel Kebon Agung karena fasilitas mebeler tak memadai. Pengelola hotel pernah mencoba mengajukan anggaran dalam APBD 2010 untuk melakukan perbaikan. Namun rupanya tak ada jatah untuk mereka. Untungnya, Pendapatan Kebon Agung masih agak tertolong oleh fasilitas pemandian yang ada. Dengan potensi lokasi yang sangat baik, berada pada dataran tinggi yang cukup dekat dengan pusat kota, namun cukup jauh dari keramaian; lokasi lahan dikelilingi oleh panorama alam (sawah dan kebun); tanah berkontur yang subur; serta berada pada wilayah pemukiman masyarakat yang baik, pengembangan Hotel dan Pemandian Kebon Agung akan lebih optimal apabila diarahkan mendekati konsep resor. Namun, untuk mencapai hal itu, hotel kelas melati ini perlu naik kelas menjadi kelas berbintang. Dengan demikian Kebon Agung dapat didesain kembali dalam perancangan kompleks fasilitas Hotel dan Pemandian Kebon Agung, Jember yang mampu mewadahi kebutuhan fungsi penginapan dan pemandian dan pemandian dengan tata massa dan ruang luar yang terpadu, namun tetap menjaga tuntutan dan karakteristik masing-masing fungsinya.
b. Kondisi eksisiting bangunan hotel dan pemandian Kebon Agung c. Pola kegiatan atau aktivitas pengguna kedua bangunan d. Permasalahan arsitektural maupun non arsitektural pada objek kajian 2. Wawancara Adapun tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan sumber informasi berupa saran, kritik, maupun permasalahan arsitektural maupun non arsitektural, demi memperolah gambaran konsep yang lebih jelas dalam proses perancangan objek studi selanjutnya. B. Data sekunder 1. Studi pustaka Data yang digunakan dari studi pustaka ini dapat berupa teori, pendapat ahli dan peraturan pemerintah yang menjadi dasar perancangan sehingga dapat memperdalam analisa. Data diperoleh dari literatur berupa buku, jurnal, dan aturan dan kebijakan pemerintah terhadap keberadaan fungsi serta peraturan yang menyertainya. 2. Studi komparasi Pengumpulan data studi komparasi diperoleh melalui media internet ataupun buku teks seperti majalah mengenai kajian terkait. Kusuma Agrowisata dan Hotel di Batu; objek wisata Rembangan, Jember; Ubud Hotel & Villas, Malang; dan Klub Bunga Butik Resor, Batu, Malang.
METODE KAJIAN PERANCANGAN Rangkaian dari hal-hal yang melatarbelakangi munculnya temuan ide serta identifikasi masalah yang didapat, kemudian difokuskan dalam sebuah rumusan masalah untuk selanjutnya masuk pada pengeumpulan data. Data yang terkumpul kemudian dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: A. Data primer 1. Survei Lapangan Survei ini dilakukan secara langsung dan merekam fakta-fakta yang berupa: a. Kondisi eksisting lokasi objek studi dan lingkungan sekitarnya
Data yang telah diklasifikasikan ini kemudian barulah melalui proses analisa untuk kemudian didapatkan simpulannya. 1. Analisa Proses analisa di sini meliputi analisa parameter kelayakan (rusaktidaknya) fisik, analisa lokasi dan lingkungan sekitarnya, analisa bangunan, analisa pelaku dan aktivitas dengan mempertimbangkan kondisi eksisting, teori dan standar perancangan, serta tinjauan dari objek komparasi. 2. Sintesa Sintesa merupakan kesimpulan dari analisa yang menghasilkan konsep programatik dan konsep perancangan yang 3
Sebelah barat : berbatasan dengan sawah warga, jalan setapak, dan (3) salah satu rumah warga
nantinya dijadikan acuan atau pedoman pada proses rancang bangunan. Kesimpulan ini berupa: a. Sintesa kesimpulan dari hasil analisa kelayakan fisik; b. Sintesa dari analisa fungsi, pelaku, aktivitas, dan ruang yang berujung pada konsep programatik; c. Sintesa dari hasil analisa tapak yang membantu mengarahkan pada konsep tata massa dan ruang luar; d. Sintesa dari hasil analisa bangunan membantu mendapatkan pola bentuk bangunan.
3
2 1
Sawah warga
Jl. Arowana
Perumahan warga
Secara umum digunakan dua metode dalam proses perancangan ini antara lain yaitu: metode transformasi yang digunakan untuk menafsirkan suatu ide kreatif ke dalam sebuah bentuk desain. Kemudian dilakukan pengembangan konsep dasar melalui metode eksploratif. Sedangkan metode yang digunakan pada tahap pembahasan maupun penyimpulan yaitu dengan metode deskriptif yakni melalui tekhnik-tekhnik sajian berupa narasi, visualisasi gambar desain, serta gambar- diagramatik dan tabulasi.
Sawah warga Gambar 1. Foto udara Hotel dan Pemandian Kebon Agung Sumber: Google Earth
Kelayakan Fisik Pengembangan Dalam analisa kelayakan ini, dilakukan analisa SWOT yang dapat dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 1. Analisa SWOT pada Hotel dan Pemandian Kebon Agung
Internal Origin (Faktor Internal)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hotel dan Pemandian Kebon Agung yang terletak di Jalan Arowana no. 59 (Gebang Taman), Jember berada di ketinggian 110 meter di atas permukaan laut dengan panorama yang ditumbuhi pepohonan hijau seluas 3.8 Ha. Dengan letak letak yang strategis disertai keasrian dan kesejukan yang alami menjadikan objek wisata ini pantas dijadikan primadona Kabupaten Jember. Dari lokasi gambar udara berikut dapat ditunjukkan sebagai berikut: Sebelah utara : berbatasan dengan (1) Kantor Dinas Perkebunan Nusantara X (Persero) – (2) Kantor Penelitian dan jalan Arowana Sebelah timur : berbatasan dengan perumahan warga Sebelah selatan : berbatasan dengan sawah milik warga 4
Helpful (Pendukung)
Harmful (Kendala)
Strengths (Kekuatan): 1. Memiliki asset tanah seluas 3.83 hektare; 2. Lokasi yang strategis. 2km dari pusat kota, 8km dari terminal induk, dan 2km dari stasiun kereta api; 3. Memiliki asset tanah seluas 3.83 hektare; 4. Lokasi yang strategis. 2km dari pusat kota, 8km dari terminal induk, dan 2km dari stasiun kereta api;
Weaknesses (Kelemahan): 1. Kurang memadainya fasilitas fisik yang ada; 2. Tidak memiliki restaurant yang baik; 3. Tidak memiliki departemen keamanan (security) pada bagian penginapan hotel; 4. Kurang memadainya fasilitas fisik yang ada; 5. Tidak memiliki restaurant yang baik; 6. Tidak memiliki departemen keamanan (security) pada bagian penginapan hotel;
Internal Origin (Faktor Internal)
Strengths (Kekuatan): 5. Jauh dari keramaian dengan keadaan sosial masyarakat yang baik; 6. Berada di ketinggian 110mdpl, sehingga udaranya masih sejuk; 7. View lokasi yang terhubung dengan persawahan masyarakt setempat yang baik; 8. Promo hotel: bermalam 10 hari berturut-turut, gratis satu hari mnginap; 9. Pelanggan hotel gratis sewa kolam renang;
Weaknesses (Kelemahan): 7. Kapasitas aula tak memadai (±70 orang, dengan peraltan yang tak layak); 8. SDM kurang memadai, karena hanya lulusan SD/SMP. 9. Pemafaatan lahan kosong yang tidak optimal; 10. Penggunaan investasi belum focus pada pengembangan produk wisata Hotel dan Pemandian Kebon Agung
External Origin (Faktor Eksternal)
Opportunities (Peluang): 1. Adanya lonjakan wisatawan akibat promo wisata oleh BBJ setiap tahunnya; 2. Salah satu sektor industri yang baik di Indonesia adalah sektor pariwisata; 3. Keberadaan internet sebagai media promosi yang sangat berpengaruh; 4. Dorongan dari PemKab untuk meningkatkan target pemasukan; 5. Jember menjadi salah satu tujuan wisata daerah Jawa Timur;
Threats (Ancaman): 1. Belum keluarnya dana renovasi dari pemerintah kabupaten; 2. Tumbuhnya objek wisata baru yang serupa baik wisata tirta maupun hotel dengan fasilitas lebih baik; 3. Adanya pasar bebas yang mengakibatkan persaingan semakin sengit antar bisnis komersil;
1. Peningkatan kualitas manejemen atraksi dengan menawarkan kombinasi produk wisata. 2. Pembuatan variasi paket perjalanan wisata di Jember. 3. Pengembangan area sewa harus tetap memperhatikan tata tertib dan kebersihan lokasi wisata. 4. Pemberdayaan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. 5. Menjaga aksesibilitas serta pemanfaatan sumber daya alam utamanya sumber daya air (mata air) bagi masyarakat sekitar. Konsep Ruang Pengembangan wisata Kebon Agung dapat dijabarkan ke dalam tiga macam tingkat fungsi, yakni: 1.
Fungsi Primer a. Hunian/ inap/ istirahat.
b.
2.
Secara fisik, Hotel dan Pemandian Kebon Agung direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut: 1. Penataan ulang dengan peningkatan kualitas lingkungan fisik objek wisata. 2. Pengembangan fisik hotel dan pemandian sebagai produk utama. 3. Peningkatan kualitas sarana dan prasaran wisata pendukung. 4. Pengembangan fasilitas akomodasi pada kawasan dengan konsep pengembangan yang sesuai dengan karakter kawasan. 5. Pemanfaatan potensi lahan Kebon Agung seluas maksimal 3.83 Ha.
Fungsi olahraga renang.
Kolam renang anak Kolam renang profesional Kolam loncat indah Bangunan fasilitas renang
Fungsi Sekunder a. Fungsi pengelolaan.
b.
c. 3.
Guest room Cottage/ villa
Kantor pengelola Bangunan keamanan
Fungsi pemenuhan kebutuhan.
Mushalla Toilet umum Ruang pusat kesehatan
Fungsi service dan maintenance.
Greenhouse
Bangunan fungsi utilitas Fungsi Tersier a. Fungsi hall pertemuan. b. Fungsi jual-beli.
c. d.
Café Restaurant Bangunan spa dan relaksasi
Fungsi kebugaran. Fungsi bermain.
Taman air mancur Playground Taman rekreasi keluarga
Perencanaan struktur re-organisasi ini disusun sedemikian rupa termasuk dalam proposal pengembangan manajemen Hotel dan Pemandian Kebon Agung menuju fasilitas setingkat hotel resor berbintang dan gelanggang renang olympic.
Sedangkan secara non fisik, pengembangan Hotel dan Pemandian Kebon Agung dapat berupa peningkatan kualitas manajemen dan produk jasa sebagai berikut:
5
Jikalau perencanaan tapak saat ini adalah pengembangan tahap pertama, dan pengembangan tahap kedua meliputi juga peng-akuisisi-an lahan sekitar, maka untuk tahap pertama ini kebutuhan kamar hanya diambil 50% dari proyeksi 20 tahun, sehingga jumlah maksimal kamar untuk pengerjaan pengembangan tahap pertama 10 tahun ke depan adalah minimal 109 kamar tamu. Meliputi minimal 98 kamar tamu dan 11 cottages.
Kebutuhan Ruang
Jumlah Unit
1
16
Waterpool spring for
1
6
village access Buspark
4
480 752 m2
Setelah mendapatkan detail besaran ruang, maka segera ditentukan program ruang, baik program ruang mikro tiap fungsi bangunan ataupun program organisasi makro tapak yang menghubungkan semua fungsi bangunann dalam tapak.
Tabel 2. Kuantitas Kebutuhan Ruang Hotel dan Pemandian Kebon Agung No.
Playground
Luas
(buah)
(m2)
1
108 m2
1.
Receptionist Area:
2.
Utility area:
1
316 m2
3.
Hotel’s Guestroom:
98
5736 m2
Deluxe type guestroom:
50
2200
Double Deluxe type
40
2480
guestroom: Suite type guestroom
8
1056
Guest room cottage:
11
872 m2
Cottage type A:
5
320
Cottage type B:
6
552
5.
Multipurpose Hall:
1
1260 m2
6.
Spa and Leisure Area
1
293 m2
7.
The Restaurant:
1
879 m2
Restaurant area:
1
754
Kitchen:
1
41
Officer:
1
84
24 Hours Café:
1
305 m2
Café area:
1
197
Kitchen:
1
41
Utility:
1
12
9.
Managerial Office:
1
373 m2
10.
Engineering managerial
1
180 m2
4.
8.
Gambar 2. Diagram organisasi ruang makro
Konsep Tapak Saat ini Hotel dan Pemandian Kebon Agung hanya menggunakan tidak lebih dari 50% dari jumlah lahan yang optimal. Apabila potensi lahan ini dioptimalkan, ada potensi untuk menarik pengunjung lebih banyak lagi (dengan catatan bangunan dan fasilitas dalam keadaan prima). Berikut adalah titik-titik bangunan dan fasilitas (penggunaan lahan) yang kini tengah ada dalam lahan Hotel dan Pemandian Kebon Agung.
office 11.
Security Centre:
1
100 m2
12.
Housekeeping & Maid
1
209 m2
Swimming Pool Area:
1
3376 m2
Swimming Pool
1
2831
Gym & Fitness Area:
1
327
Waterpool officer area:
1
141
Medical area:
1
53
Utility area:
1
24
14.
Musholla facility:
1
80 m2
15.
Supporting facilities:
1
64 m2
+ 30%
16685.5 m2
1
250
House: 13.
Facilities
TOTAL needs 16.
Outdoor space: Jogging track
Titik-titik bangunan tersebut antara lain:
6
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Disewakan sebagai areal persawahan Area penerima hotel Bangunan penginapan Bangunan kantor Bangunan servis Bangunan gudang Pembuangan sampah sementara Bangunan penerima kolam renang Café Tribun dan kolam renang anak Tribun dan kolam renang dewasa Area kolam ikan (kerjasama dengan Taruna) Lapangan tennis (tidak dipakai lagi) Rumah warga dalam area Kebon Agung
diperbolehkan mengakses selain petugas dan karyawan Kebon Agung.
Gambar 4. Zoning perancangan pada rencana pengembangan
Sirkulasi linear akan sangat membantu membawa pengunjung menyusuri tapak Hotel dan Pemandian Kebon Agung pada fungsi-fungsi bangunan yang berbeda. Tata massa linear juga cocok untuk bentuk tapak yang cenderung memanjang membentuk “L” dengan kebutuhan fungsi yang beragam. Untuk menjaga keutuhan hubungan fungsi-fungsi ruang berbagai bangunan diberikan ruang-ruang bersama yang berada di tengah-tengah pola massa, fungsi penyatu ini berupa plaza (untuk ruang luar) dan lobby (untuk ruang dalam).
Gambar 3. Titik penggunaan lahan eksisting (2012)
Penataan massa bangunan dalam tapak harus sesuai dengan penzoningan ruang secara makro. Zona publik hanya sebatas fasilitas parkir, public plaza dan area gerbang masuk. Zona semi publik berupa daerah plaza yang merupakan daerah penghubung antara daerah privat dan publik. Pada zona ini dapat diakses oleh seluruh wisatawan, baik pengunjung menginap maupun pengunjung yang tidak menginap. Sedang daerah privat meliputi area lobby hingga masuk ke dalam fasilitasfasilitas hotel dan pemandian serta fasilitas servis dan penunjang lainnya. Pada area ini, hanya tamu hotel dan pemandian saja yang
Gambar 5. Konsep tata massa dan ruang luar
Konsep Bangunan 1. Konsep struktur bangunan 7
1) Komplek Hotel dan Pemandian Kebon Agung merupakan perancangan bangunan yang lebih kepada pendekatan secara fungsional, sehingga desain bergaya urban (modern) lah yang paling tepat diterapkan pada Kebon Agung. 2) Adanya faktor perkembangan budaya dalam desain setempat. 3) Faktor adaptasi bangunan modern dengan kebudayaan setempat hingga keadaan alamnya, yakni iklim tropis.
a. Perencanaan struktur atap 1) Atap limasan. 2) Atap flat (beton dan green roof). 3) Atap gabungan (ruang loft). b. Perencanaan struktur badan bangunan.? 1) Struktur dinding geser (shear wall). 2) Struktur rangka kaku (rigid frame). 3) Stuktur balok gantung (cantilever). c. Perencanaan struktur kaki bangunan. 1) Struktur pondasi menerus. 2) Struktur pondasi setempat. 3) Struktur pondasi tiang pancang (pile). 4) Struktur penguat tanah. ?
2. Konsep bentuk dan tampilan bangunan a. Konsep bentuk massa Bentuk bangunan secara general diambil dari adaptasi tapak terhadap programming ruang dan fungsinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk general bangunan adalah: 1) Bentuk dasar yang beradaptasi dengan pola sirkulasi; 2) Bentuk bangunan yang beradaptasi dengan ruang-ruang penyatu (ruang luar); 3) Pola penataan (organisasi) ruang dalam; 4) Fungsi-fungsi ruang dalam; 5) Pola perancangan struktur bangunan yang terkespose; 6) Adaptasi terhadap pola bentuk dan kontur tapak.
c. Konsep detail bangunan Detail bangunan, kaitannya dengan tampilan bangunan dalam perancangan kali ini, meliputi: 1) Detail perancangan atap. Pola rencana atap yang digunakan adalah atap limasan dengan modifikasi ventilasi atap (dormer-vent). 2) Material bangunan. Dinding menggunakan bata ringan untuk efisiensi kecepatan pengerjaan, yang juga dapat diekspose karena cenderung berwarna putih yang cocok dengan tema modern. 3) Desain bukaan pada fasade. Solusi bukaan untuk mencegah sinar masuk adalah dengan pemberian kanopi ataupun shading device dan pola bentuk fasade yang tidak sepenuhnya rata. 4) Artwork. Dengan mengusung tema modern kontemporer, adanya ornamen di salah satu dinding massive akan menjadi elemen kontras yang akan memberikan kejutan visual bagi wisatawan. 5) Komposisi vegetasi. Elemen hidup ini selain berguna untuk mereduksi panas melalui penguapan dan mengurangi polusi berlebih, juga sebagai aksen hidup yang dinamis pada bangunan. ?
Gambar 6. Konsep bentuk massa?
b. Konsep tampilan bangunan Alasan dipilihnya tema modern kontemporer tropis dalam perancangan kompleks Hotel dan Pemandian Kebon Agung ini adalah: 8
Gambar 11. Tapak dan perletakan ruang bersama Gambar 7. Konsep detail bangunan?
Pembahasan Hasil Rancangan Penataan massa dalam kawasan berproses setelah mendapatkan sistesa dan perencanaan (tanggapan) terhadap tapak yang erat kaitannya dengan perletakan sifat bangunan pada setiap zoning yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
Gambar 12. Tapak dan bentuk massa
Gambar 13. Tapak dan fungsi bangunan Gambar 8. Tapak dan zoning kawasan
Gambar 9. Tapak dan perletakan massa
Gambar 14. Layout plan kawasan
?
?
Alur desain di atas dapat dijelaskan secara terperinci dalam contoh pembahasan proses intuitif desain perancangan unit
Gambar 10. Tapak dan sirkulasi kawasan
9
relief (tonjolan dan cerukan) pada permukaan bangunan. b. Penyesuaian terhadap bukaan dan konsep ruang dalam. Untuk mendapatkan fasade tahap awal, maka dibuatlah bukaan-bukaan menurut fungsi ruang dalam dan kebutuhan pencahayaan ruang berdasarkan konsep ruang dalamnya.
Hotel dan Pemandian Kebon Agung sebagai berikut: 1. Proses terbentuknya denah a. Pembentukan denah fungsional. Denah yang telah melalui proses desain programatik baik besaran maupun program hubungan ruang, sehingga didapat denah yang optimal secara fungsi. b. Pembentukan denah artistik. Denah yang kemudian melalui transformasi bentuk. Transfomasi bentuk denah ini berupa addiktif dan substraktif yang mengikuti pola bukaan dan perletakan kolom struktur, dengan maksud agar kolom lebih nampak menonjol dan sebagai elemen dekoratif fasade.
Gambar 17. Diagram proses dihasilkannya fasade
Gambar 18. Hasil fasade tahap II (Extrude dan penyesuaian bukaan)
3. Proses detail bangunan a. Penyesuaian atap. Dari hasil fasade yang berkontur maka garis dinding atap juga menyesuaikan bentuk denah, alhasil atap bangunan juga bertransformasi dengan adanya ornamentasi dorm-vent. b. Penyesuaian detail wajah bangunan. Dengan adanya fasade yang dinamis (relief) maka, hal ini berimbas pada penyesuaian detail elemen ornamen dinding maupun balkon yang mengusung karakter yang serupa sebagai tindak lanjut keterpaduan bentuk dan rupa. c. Penyesuaian ruang luar. Penyelesaian fasade bagian bawah bangunan merupakan hubungan penyelesaian fasade bangunan dengan keterpaduan ruang luar yang berupa lahan hijau.
Gambar 15. Bentukan denah fungsional
Gambar 16. Bentukan denah artistik
2. Proses dihasilkannya fasade a. Extrude. Pembentukan massa dari denah (plan) yang telah direncanakan melalui penarikan garis dinding membentuk keruangan (3D), kemudian dari penarikan garis dinding ini dapat dilihat dengan jelas dampak dari transformasi bentuk denah yang mempengaruhi bentuk fasade dan
Gambar 19. Diagram proses detail bangunan
Gambar 20. Hasil fasade tahap III
10
transparan, walau demikian privasi di dalamnya tetap terjaga. Bagian massive pada bangunan ini juga berada di bagian semi-basement, namun bagian ini seakan-akan menjadi ground-floor jika dilihat dari arah kolam renang (ketinggian lebih rendah dari permukaan jalan utama).
4. Hasil desain unit a. Denah akhir. Pada gambar unit bangunan (Hotel dan Sport Center) bagian denah berikut, dijelaskan pula alur sirkulasi, ruang guna dan ruang servis. Pada fungsi hotel yang bangunannya menyatu dengan hall, jalan masuk menuju hall dapat di akses dari hotel, ataupun langsung (direct) dari arah pintu penerima hall. Sedangkan pada fungsi sport center, arah masuk baik untuk menuju kolam renang maupun area fitness, harus melalui satu pintu masuk pada lantai ground-floor, kemudian sirkulasi terpecah, antara kolam renang dan fitness.
Gambar 22. Tampak akhir Hotel dan Sport Center
c. Potongan. Pada gambar potongan Hotel, ruang-ruang sewa unit kamar (guestroom) ditata mengelilingi ruang bersama (void) yang terletak di tengah-tengah antara dua sayap bangunan (antara kelompok guestroom selatan dan hall multiguna utara). Sedangkan pada gambar potongan Sport Center ruang-ruang dibagi atas fungsi pemandian, olahraga ruang (gym dan aerobik), serta fungsi kesehatan dan darurat pertolongan pertama.
Gambar 21. Hasil desain denah unit bangunan pada Hotel dan Sport Center
b. Tampak akhir. Pada gambar tampak unit bangunan (Hotel dan Sport Center) menjelaskan bagian yang massive (padat) dan bagian yang soft (bukaan). Pada bangunan sportcenter lebih cenderung bersifat ?
11
2. Pengembangan kelas hotel menjadi hotel berbintang tiga dan pemenuhan tuntutan standar kolam renang ke arah standar nasional, sehingga mampu menarik kembali wisatawan Kebon Agung, 3. Pengembangan fasilitas-fasilitas pendukung seperti gedung serbaguna dan fasilitas rekreasi olahraga gym dan spa sebagai fasilitas yang menjadi produk baru yang ditawarkan kepada pelanggan sebagai daya tarik wisata.
Gambar 23. Potongan dan ruang guna unit bangunan pada Hotel dan Sport Center.
KESIMPULAN Berdasakan potensi kawasan dan tapak Kebon Agung, arahan program pemerintah serta keterkaitannya dengan berbagai isu-isu yang berkembang saat ini, maka perancangan ulang desain Hotel dan Pemandian Kebon Agung dapat menjadi salah satu upaya program peremajaan dan memaksimalkan potensi wisata kabupaten Jember. Kebon Agung yang memiliki dua produk utama, yakni fasilitas penginapan berupa hotel dan fasilitas rekreasi berupa kolam renang, yang sebelumnya hanya mengandalkan fasilitas rekreasi diharapkan kini mampu menjadi satu-kesatuan paket produk wisata baik penginapan dan rekreasi. Namun demikian, dalam penggunaannya sangat fleksibel; ketika tidak ada pertandingan dan karantina pelatihan, maka hotel dan kolam renang dapat digunakan sepenuhnya untuk umum yang ingin menyewa. Perbedaan fungsi produk utama ini dapat ditengahi oleh desain arsitektural melalui: 1. Lokasi setiap bangunan yang terpisah dapat dihubungkan dengan titik-titik temu berupa plaza sebagai nodes dalam suatu kawasan. 2. Diberikan akses langung (direct access) dari arah hotel menuju kolam renang khusus bagi pengunjung hotel saja.
DAFTAR PUSTAKA Ashihara, Y. 1983. Merancang Ruang Luar. Terjemahan Sugeng Gunadi. Surabaya: Penerbit P.T. Dian Surya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2006. Kabupaten Jember dalam Angka Tahun 2005/2006. Jember: BPS Jember. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2010. Kabupaten Jember dalam Angka Tahun 2009/2010. Jember: BPS Jember. Ching, Francis D.K. 2000. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan. Jakarta: Erlangga. Dimyati & Aan Surachlan. 1989. Pengetahuan dasar perhotelan. Jakarta: CV Deviri Ganan. Hakim, Rustam dan Hardi Utomo. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara. Lawson, Fred. 1995. Hotels and Resorts: Planning, design, and refurbishment. Oxford: Architectural Press. Nurhayati, Winda. 2008. Strategi Pengembangan Produk Wisata pada Hotel dan Pemandian Kebonagung Jember. Laporan Praktek Kerja Nyata tidak dipublikasikan. Jember: Universitas Jember. Radar Jember lembar Ekonomi Bisnis halaman 42. Sabtu, 5 Februari 2011. Tingkat Kunjungan ke Jember Meningkat. Jember: Jawa Pos.
Selain menjawab rumusan masalah, perancangan Hotel dan Pemandian Kebon Agung diharapkan juga mampu menjawab berbagai permasalahan lain yang juga menyertai perancangan objek wisata ini, seperti: 1. Pemaksimalan penggunaan total wilayah secara keseluruhan sebesar 3.83 Ha sebagai potensi internal pengembangan Hotel dan Pemandian Kebon Agung,
12
Rutes, Walter A., Faja, Richard H. Penner. 1985. Hotel Planning and Design. New York: Watson Gubtill Publications. SNI 03-3427-1994. Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Kolam Renang. Spillane, James J. 1987. Pariwisata Indonesia: sejarah dan prospeknya. Yogyakarta: Kanisius. Wirawan, Oryza A. 2010. Dicueki Pemkab Jember, Hotel Plat Merah Amburadul. http://www.beritajatim.com. (diakses 9 April 2010). Wirawan, Oryza A. 2010. Hotel Pemkab Jember Ditinggal Pelanggan. http://www.beritajatim.com. (diakses 9 April 2010).
13