TINJAUAN METODE PASTEN SEBAGAI PENDUKUNG RENCANA SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR (STUDI EVALUASI DI JARINGAN IRIGASI PACAL KIRI KABUPATEN BOJONEGORO)
JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)
Disusun Oleh :
IRAWATI FEBRIANI NIM. 105060400111047-64
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014
LEMBAR PERSETUJUAN
TINJAUAN METODE PASTEN SEBAGAI PENDUKUNG RENCANA SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR (STUDI EVALUASI DI JARINGAN IRIGASI PACAL KIRI KABUPATEN BOJONEGORO)
JURNAL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)
Disusun Oleh :
IRAWATI FEBRIANI NIM. 105060400111047-64 Menyetujui :
Pembimbing I
Ir. Dwi Priyantoro, MS NIP19580502 198503 1 001
Pembimbing II
Dr. Eng. Donny Harisuseno, ST.MT NIP. 19750227 199903 1 001
TINJAUAN METODE PASTEN SEBAGAI PENDUKUNG RENCANA SISTEM PEMBERIAN AIR IRIGASI BERBASIS FPR (STUDI EVALUASI DI JARINGAN IRIGASI PACAL KIRI KABUPATEN BOJONEGORO) a
Irawati Febriania, Dwi Priyantorob, Donny Harisusenob, Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya b Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya email :
[email protected]
ABSTRAK Pemberian air irigasi pada D.I. Pacal Kiri, Kabupaten Bojonegoro dirasa masih kurang efektif, hal ini terlihat ketika terjadi kekurangan air pada musim kemarau terutama pada daerah hilir. Pendistribusian air irigasi juga belum dilakukan secara akurat sehingga intensitas tanam semakin menurun akibat kekurangan pasokan air. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberian air irigasi pada kondisi eksisting, kemudian menyusun rencana tata tanam baru dengan meningkatkan intensitas tanam, menghitung pemberian air menggunakan tiga metode yaitu metode Konvensional, SRI, gabungan Konvensional dan SRI, menganalisa pembagian air, serta mengatur bukaan pintu intake sesuai dengan kebutuhan irigasi. Dari hasil evaluasi kondisi eksisting pencapaian intensitas tanam realisasi sebesar 247,51%. Dari perbandingan kriteria FPR dan Pasten dapat disimpulkan bahwa kriteria pemberian air dengan menggunakan FPR lebih hemat dari Pasten, karena kekurangan air seringkali terjadi jika menggunakan kriteria Pasten. Dari tiga metode pemberian air yang digunakan, dengan meningkatkan intensitas tanam hingga 280% diperoleh bahwa metode SRI yang paling hemat dan efisien, yaitu sebesar 63% dari pemberian eksisting. Untuk memenuhi pemberian irigasi menggunakan metode SRI, bukaan pintu yang diperlukan antara 0,1m - 0,2m. Kata kunci : Pemberian air irigasi, FPR, Pasten, SRI, intensitas tanam. ABSTRACK Less effective of water irrigation usage at Pacal Kiri Irrigation Area was identified, this is seen when there is a shortage of water supply during dry season especially in downstram areas The distribution of irrigation water has not done accurately so the cropping intensity decreased due to the lack of water supply. The aim of this study is to evaluate the distribution of irrigation water based on existing condition, and then plan a new cropping pattern by increasing cropping intensity, calculate the irrigation water requirement which performing three methods : Conventional method, SRI, the combination of Conventional and SRI, then analize the water distribution, as well as the intake regulation. The result of the evaluation showed that the cropping intensity on existing condition was 247,51%. From the comparison criteria between FPR and Pasten can be concluded that the criteria of water distribution using FPR is more efficient than Pasten since the frequent occurence of water shortages is higher if using Pasten. From the comparison of three water requirement methods that applied in the study, by increasing cropping intensity to 280% is obtained that SRI method is the most effective and efficient, which is the water requirement 63% lower than the existing condition. To fulfill the irrigation water requirement using SRI method, the intake regulation is about 0,1 m - 0,2 m. Key words :Irrigation water requirement, FPR, Pasten, SRI, cropping intensity
1. PENDAHULUAN Latar Belakang Peran air bagi tanaman sangatlah penting, pengaturan pemberian air perlu mendapat perhatian sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mengoptimalkan pemberian air irigasi maka perlu diterapkan operasi jaringan irigasi yang baik agar kebutuhan air irigasi dapat tercukupi. Hal tersebut terkait dengan penyusunan pola tanam yang tepat dimana ketersediaan dan kebutuhan air menjadi sorotan utama. Pemberian air irigasi di Daerah Irigasi Pacal Kiri, Kabupaten Bojonegoro dirasa masih kurang efektif dan efisien, hal ini terlihat bahwa seringkali terjadi kekurangan air terutama pada daerah hilir. Pengaturan dan pendistribusian air irigasi juga belum dilakukan secara akurat dan optimal sehingga intensitas tanam padi menurun. Identifikasi Masalah Permasalahan yang ada di Jaringan Irigasi Pacal Kiri adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya air untuk memenuhi kebutuhan air irigasi karena terdapat pompa liar di bagian hulu Jaringan Irigasi Pacal Kiri. 2. Air yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan air irigasi mengalami pengurangan pada musim kemarau. 3. Rencana Tata Tanam Global (RTTG) yang dikeluarkan Dinas Pengairan yang dirasa tidak terlaksana dengan baik atau tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan tinjauan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi pencapaian intensitas tanam berdasarkan tata cara pembagian air dan kesesuaian antara realisasi tanam dengan RTTG di wilayah studi saat ini? 2. Bagaimana perbandingan kriteria pemberian air Pasten terhadap FPR? 3. Berapakah intensitas tanam yang dapat ditingkatkan apabila dilakukan alternatif pola tanam? Metode apakah yang pemberian airnya paling hemat? 4. Bagaimana pola operasi pintu intake yang dapat mendukung pemenuhan pemberian air irigasi rencana? 2. TINJAUAN PUSTAKA Debit Andalan Debit Andalan dapat dihitung salah satunya dengan metode tahun dasar (Basic Year), yaitu mengambil satu pola debit dari tahun tertentu. Peluang kejadiannya dihitung dengan persamaan Weibull (Subarkah, 1980 : 111) : m P 100% n 1 dengan : P = probabilitas (%) m = nomor urut data debit n = banyaknya data debit Tahun dasar yang dipakai adalah tahun yang data debitnya mempunyai keandalan 80% (Q80), artinya resiko yang akan dihadapi yaitu adanya debit-debit lebih kecil dari debit andalan sebesar 20% banyaknya pengamatan (Soemarto, 1986 : 214). Prosedur perhitungan debit andalan adalah sebagai berikut : 1. Menghitung total debit dalam satu tahun untuk tiap tahun data yang diketahui. 2. Mengurutkan data mulai dari yang besar hingga kecil.
3. Menghitung probabilitas untuk masing-masing data dengan menggunakan persamaan Weibull di atas. Kebutuhan Air Irigasi Metode FPR (Faktor Palawija Relatif) - LPR (Luas Palawija Relatif) Persamaan untuk menghitung kebutuhan air irigasi dengan menggunakan metode FPR yaitu : Q FPR LPR Dengan : FPR = Faktor Palawija Relatif (lt/det/ha.pal) Q = Debit yang mengalir di sungai (lt/det) LPR = Luas Palawija Relatif (ha.pal) Tabel 1. Nilai FPR Berdasarkan Berat Jenis Tanah Jenis Tanah
FPR l/det /ha. palawija Air kurang Air cukup Air memadai
Alluvial
< 0.18
0.18 - 0.36 0.36 <
Latosol
< 0.12
0.12 - 0.23 0.23 <
Grumosol
< 0.06
0.06 - 0.12 0.12 <
Giliran
Perlu
Mungkin
Tidak
Sumber: DPU Tingkat I Jawa Timur, 1997
Tabel 2. Koefisien Pembanding LPR Jenis Tanaman
Koefisien Pembanding
Palawija 1 Padi Rendeng a. Persemaian / pembibitan 20 b. Garap / pengolahan tanah 6 c. Pertumbuhan / pemeliharaan 4 Padi Gadu ijin Sama dengan padi rending Padi Gadu tidak ijin 1 Tebu a. Bibit / muda 1,5 b. Tua 0 Tembakau / Rosela 1 Pengisian tambak (sawah tambak) 3
Sumber : DPU Tingkat I Jawa Timur, 1997
Metode Pasten Konsep Pasten menunjukkan hubungan antara kebutuhan air yang tersedia di inlet dan outlet, serta
kebutuhan air untuk tanaman pada tiap tahap pertumbuhan yang berbeda (Donald C. Taylor dan Thomas H. Wickham, 1976 : 48 dalam Budyastiti, 2011 : 24). Rumus sederhana untuk memahami konsep Pasten ini adalah sebagai berikut : Q Q P RIR ( A) ( RIRiAi) Dengan : P = nilai Pasten (lt/dt/ha.pal) Q = debit air yang tersedia (lt/detik) A = luas sawah yang diairi, dengan asumsi tanaman yang ditanam adalah tanaman palawija (ha.pal) RIR = kebutuhan irigasi relatif (ha.pal) Tabel 3. Nilai Pasten Pasten (lt/dt/ha.pal) Keterangan < 0,10 sangat kekurangan air 0,10 - 0,15 kurang air 0,16 - 0,20 masih cukup 0,21 - 0,25 memadai > 0,25 sangat memadai Sumber : Modul Metoda Menghitung Pemberian Air Irigasi dalam Perencanaan Pola Tanam dalam Budyastiti, 2011 : 24
Tabel 4. Nilai RIR (The Relative Irrigation Requirements) Crop Production Stage RIR index Paddy rice - Seedbed 20 - Land Preparation 6 - Growth 4 Sugarcane 1,5 Secondary crops 1 Unauthorized rice 1 Sumber : Donald C. Taylor dan Thomas H. Wickham, 1976 : 48 dalam Budyastiti, 2011 : 24
Pembagian Air Irigasi A. Penggenangan Terus-menerus Air irigasi yang dialirkan ke petak sawah secara terus menerus di seluruh area irigasi. Yang perlu
diperhatikan adalah ketersediaan keter air harus betul-betul betul terjamin dan masalah drainase harus berfungsi dengan baik untuk membuang kelebihan air terutama dimusim hujan. Kerugian yang timbul adalah air yang diberikan cukup besar, air banyak yang terbuang percuma sehingga efisiensinya kecil. B. Pengairan Terputus-putus putus Metode SRI (System System of Rice Intensification) pada budidaya padi dilakukan dengan memberikan air irigasi secara terputus (intermittent intermittent). Metode irigasi ini disertai metode pengelolaan tanaman yang baik dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi hingga 30-100% 100% bila dibandingkan dengan menggunakan metode irigasi konvensional ko (tergenang terus-menerus). ). Irigasi diberikan pada saat tanah cukup kering (batas bawah) sampai genangan dangkal (batas atas). Setelah batas atas tercapai rcapai irigasi dihentikan dan genangan air di lahan dibiarkan berkurang hingga batas bawah kembali tercapai. Batas atas irigasi adalah macak-macak macak (pada fase vegetatif) atau genangan 2 cm (pada fase generatif). Batas bawah irigasi adalah saat kondisi air dii lahan terlihat retak rambut. Secara skematis pemberian air dengan metode SRI tergambar dalam Gambar 1. 1
tertentu bila debit yang tersedia kurang dari faktor K. Faktor K adalah perbandingan antara debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan. Rumus untuk menghitung faktor K (Kunaifi, A.A. 2010:15): Debit yang tersedia K Debit yang dibutuhkan Pada kondisi air cukup (faktor K = 1), pembagian dan pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan pemberian air. Pada saat terjadi kekurangan air (K<1), pembagian dan pemberian air disesuaikan dengan nilai faktor K yang sudah dihitung. Sistem giliran dapat dilakukan pada tingkat kwarter, tersier dan sekunder. Tabel 5. Kriteria Pembagian Air dengan Faktor K Faktor K Kriteria 0,75 – 1,00 Terus menerus 0,50 – 0,75 Giliran di saluran tersier 0,25 – 0,50 Giliran di saluran sekunder < 0,25 Giliran di saluran primer Sumber : Kunaifi, 2010.
3. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Studi Kabupaten Bojonegoro secara astronomis berada di Garis Lintang Selatan dan Bujur Timur antara 659’ s.d 737’ Lintang intang Selatan dan 11 11125’ s.d 11209’ Bujur Timur.
Gambar 1. Skema Pemberian Air Metode SRI Gilir dan Golongan Sistem Giliran adalah cara pemberian air di saluran tersier atau saluran utama dengan interval waktu
Gambar 2. Lokasi Studi Sumber : Google Earth
Daerah Irigasi Pacal Kiri mendapat pasokan air dari Dam
Klepek yang terletak di Desa Klepek Kecamatan Sukosewu Bojonegoro. Areal persawahan D.I. Pacal Kiri tersebar di Kecamatan Sukosewu dan Kecamatan Kapas seluas 1965 Ha yang terbagi menjadi 29 petak tersier.
Tabel 6. Perhitungan Debit Andalan dalam liter/detik No
Peluang (%)
1 2 3 4 5
16,67 33,33 50,00 66,67 83,33 Q80
Langkah- langkah Pengolahan Data Berikut tahapan perhitungan dan pengolahan data dalam studi ini : 1. Menghitung debit andalan dengan menggunakan metode Basic Year. 2. Mengevaluasi pola tanam eksisting sebagai dasar penyusunan rencana tata tanam dengan meningkatkan intensitas tanam padi. 3. Menganalisa pemberian air irigasi eksisting. 4. Menganalisa neraca air eksisting dengan faktor K. 5. Menyusun pola tanam rencana. 6. Menghitung pemberian air rencana dengan menggunakan metode konvensional, SRI, dan gabungan konvensional & SRI. 7. Menganalisa neraca air rencana dengan faktor K dan membandingkan ketersediaan air antara kriteria FPR dan kriteria Pasten. 8. Menganalisa jadwal pemberian air irigasi. 9. Menentukan pola operasi pintu intake. 10. Kesimpulan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Debit Andalan Perhitungan debit andalan dilakukan dengan menggunakan metode Tahun Dasar (Basic Year) dari data debit intake D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun (2008-2012). Berikut hasil perhitungannya :
No 1 2 3 4 5
Januari I II III 912 873 557 557 538
753 619 619 619 547
Februari I II III
Bulan (lt/dtk) Maret April I II III I II III
1021 961 1595 1675 1848 1812 1665 1657 2026 1887 935 727 654 790 571 958 1133 1126 943 1705 568 219 337 232 568 930 728 792 817 1255 563 219 192 187 446 525 493 747 808 619 563 173 192 187 134 196 311 740 619 498
I 990 922 806 505 458
Mei II III
I
1374 1689 1449 701 1299 1286 533 547 708 379 527 527 280 287 123
Juni II III 822 780 529 413 374
962 754 723 500 456
542 561 563 219 192 187 196 262 347 741 657 522 467 300 335 204 382 465
Peluang (%) 16,67 33,33 50,00 66,67 83,33 Q80
I 1264 952 576 402 204
Juli II III 668 616 268 256 242
696 554 313 306 204
I
Agustus II III
886 634 400 181 128
Bulan (lt/dtk) September Oktober I II III I II III
1181 1283 1174 551 729 806 392 392 177 177 177 171 124 112 150
780 472 177 150 136
689 552 177 167 150
1172 732 285 177 150
689 539 250 171 140
910 250 236 171 162
November I II III
Desember I II III
1022 1128 1306 1454 1539 2826 747 890 670 1116 1515 1361 728 557 648 1022 890 639 207 337 639 707 593 415 123 335 541 535 404 355
244 245 224 139 135 125 154 139 153 155 146 164 140 335 561 569 442 367
Sumber : Hasil Perhitungan
Evaluasi Pola Tanam Eksisting Tabel 7. Rekapitulasi Rerata Evaluasi Pemberian Air Irigasi Eksisting Jenis Tanaman Padi Palawija Intensitas Tanam
Pencapaian Luas Tanam (%) Total (%) MH MK I MK II Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi 100 99,313 40,491 76,31 0 0,000 140,491 175,619 0 0 59,509 0,000 46,817 72,098 106,327 72,098 100 99,313
100 76,306 46,817 72,098 246,817 247,717
Sumber : Hasil Analisa Dari Tabel 7. dapat diketahui bahwa intensitas tanam D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun terakhir (2008-2012) mencapai 247,717% dengan realisasi tanam padi sebesar 175,619% dan palawija 72,098%. Oleh karena itu diperlukan perencanaan pola tanam yang lebih optimal agar intensitas tanam dapat ditingkatkan lagi mencapai 300%. Evaluasi Pemberian Air Irigasi Eksisting Dari hasil evaluasi pemberian air selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2008-2012) dan jenis tanah Grumosol maka didapat pedoman nilai FPR D.I. Pacal Kiri sebagai berikut : Tabel 8. Nilai FPR D.I. Pacal Kiri FPR l/det/ha.palawija Air kurang Air cukup Air memadai <0.06 0.06 - 0.12 >0.12 Musim Hujan 0,046 Musim Kemarau I 0,06 Musim Kemarau II 0,36 Giliran Perlu Mungkin Tidak Pedoman
Sumber : Hasil Analisa
Rencana Pola Tata Tanam Memperhatikan evaluasi kondisi pola tanam eksisting selama 5 (lima) tahun periode tanam, maka pola tanam yang direncanakan adalah meningkatkan intensitas tanam padi rencana dengan mempertimbangkan pola tanam yang sesuai dengan kebiasaan petani setempat yaitu Padi+Padi+Palawija. Pada perencanaan ini intensitas tanam padi ditingkatkan hingga 200%, dan intensitas tanam total sebesar 280% dalam setahun. Rencana Pembagian Golongan Daerah Irigasi Pacal Kiri dibagi menjadi 3 golongan, dimana golongan 1 seluas 545 Ha, golongan 2 seluas 586 Ha, dan golongan 3 seluas 834 Ha. Alternatif Jadwal Tanam Dalam studi ini dilakukan dua macam alternatif dengan jadwal mulai tanam tiap golongan yang berbeda dengan ilustrasi sebagai berikut : Tabel 9. Jadwal Tanam Alternatif 1 Gol. 1
2
3
Nov Des Jan Feb Mar Apr I II III I II III I II III I II III I II III I II III PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL
Tabel 10. Jadwal Tanam Alternatif 2 Gol. 1
2
3
Nov Des Jan Feb Mar Apr I II III I II III I II III I II III I II III I II III PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL PLPLPL PLPLPL Padi PLPLPL
Perhitungan Pemberian Air Irigasi Rencana Pemberian air rencana dihitung dengan metode Konvensional, metode
SRI, dan gabungan metode Konvensional dengan SRI dalam satu pola tanam dengan memilih petak tersier di bagian hulu dan tengah yang merupakan golongan 1 seluas 545 Ha dan golongan 2 seluas 586 Ha atau 58% dari total luas keseluruhan menggunakan metode SRI, dan bagian hilir yang merupakan golongan 3 dengan total luas 834 Ha atau 42% dari total luas keseluruhan menggunakan metode Konvensional. Berikut perbandingan luas lahan per fase kegiatan tanaman padi : a. Persemaian selama ± 30 hari dengan perbandingan 5% luas lahan = 0,05 b. Pengolahan tanah selama ± 30 hari dengan perbandingan 95% luas lahan = 0,95 c. Pemeliharaan tanaman ± 90 hari dengan perbandingan 100% luas lahan Nilai FPR yang digunakan dalam perhitungan merupakan nilai FPR dari hasil evaluasi kondisi eksisting. Tabel 11. Perbandingan Kriteria Faktor K, FPR, dan Pasten Faktor K Kriteria Faktor K FPR Kriteria Pasten 0,75-1 terus menerus 0,12< memadai 0,20< 0,5-0,75 gilir tersier 0,06-0,12 cukup 0,16-0,20 0,25-0,5 gilir sekunder <0,06 kurang <0,15
Melalui analisa neraca air dengan faktor K dapat diperoleh jumlah kejadian rotasi per alternatif metode dalam satu tahun, sebagai berikut : Tabel 12. Rekapitulasi Tingkat Kejadian Rotasi Metode Kejadian Rotasi Konvensional Alt.1 22 Konvensional Alt.2 22 SRI Alt.1 7 SRI Alt.2 2 Konvensional&SRI Alt.1 18 Konvensional&SRI Alt.2 18 Sumber : Hasil Perhitungan
Dari hasil rekapitulasi kejadian rotasi (Tabel 12.) dengan intensitas
tanam yang sama antara Metode Konvensional, SRI dan gabungan antara metode Konvensional dan SRI, dapat diketahui bahwa dalam satu tahun periode tanam Metode Konvensional paling banyak terjadi rotasi apabila dibandingkan dengan Metode SRI dan Metode Gabungan Konvensional & SRI. Dan metode SRI yang paling sedikit memerlukan sistem rotasi sehingga lebih efisien dan mudah dilaksanakan. Tabel 13. Rekapitulasi Pemberian Air Irigasi Total dalam Satu Periode Tanam (lt/det) Metode MT I MT II MT III Jumlah Eksisting (FPR) 8291,105 12767,504 5339,264 26397,873 Konvensional alt. 1 4866,606 6648,770 4994,961 16510,337 Konvensional alt. 2 4417,862 6512,196 5319,254 16249,311 SRI alt 1. 4022,488 4098,299 1706,019 9826,806 SRI alt.2 3816,393 4098,299 1902 9816,691 Konvensional&SRI alt. 1 4949,309 5907,614 3461,752 14318,676 Konvensional&SRI alt. 2 4532,451 9995,394 3745,578 18273,423 Prosentase terhadap pemberian air eksisting (FPR) Metode Konvensional alt.1 37% Metode Konvensional alt.2 38% Metode SRI alt.1 63% Metode SRI alt.2 63% Metode Konvensional & SRI alt.1 46% Metode Konvensional & SRI alt.2 31% Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 14. Perbandingan Kriteria FPR dan Pasten pada Tiap Metode Pemberian Air dalam Satu Periode Tanam Metode
Kriteria
FPR Pasten FPR Konvensional Alt.2 Pasten FPR SRI Alt.1 Pasten FPR SRI Alt.2 Pasten FPR Konvensional&SRI Alt.1 Pasten FPR Konvensional&SRI Alt.2 Pasten Konvensional Alt.1
Sumber : Hasil Analisa
Frekuensi kejadian (%)
Memadai 39 19 39 25 39 56 94 53 50 33 50 31
Cukup 22 19 25 14 11 25 6 42 22 17 31 19
Kurang 39 61 36 61 50 19 0 6 28 50 19 50
Tabel 15. Rerata Perbandingan Kriteria FPR dan Pasten dalam Satu Periode Tanam Kriteria
Frekuensi kejadian (%)
Memadai Cukup Kurang FPR 52 19 29 Pasten 36 23 41
Sumber : Hasil Analisa
Dari hasil analisa pada Tabel 14. dan Tabel 15. dapat dilihat bahwa kejadian air memadai pada kriteria FPR lebih sering terjadi, dan pada kriteria Pasten kekurangan air lebih sering terjadi, sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria pemberian air dengan menggunakan FPR lebih hemat dari Pasten. Perhitungan Jadwal Rotasi Jadwal rotasi dibuat berdasarkan hasil evaluasi neraca air dan pembagian air.dan menurut hasil evaluasi pembagian air. Tujuan jadwal rotasi ini adalah untuk mengaturjatah waktu rotasi pada tiap blok golongan yang sudah ditentukan. Dari hasil rekapitulasi, Metode SRI alternatif 2 merupakan yang paling efisien, maka contoh jadwal rotasi dilakukan pada SRI alternatif 2, berikut rumus yang digunakan : Faktor K > 0,75 = Penggenangan terus-menerus Faktor K 0,5 - 0,75 = Gilir Tersier Faktor K < 0,5 = Gilir Sekunder Periode 1 = Pemberian Air Gol 1 x 120 Total pemberian air Periode 2 = Pemberian Air Gol 2 x 120 Total pemberian air Periode 3 = Pemberian Air Gol.3 x 120 Total pemberian air
Tabel 16. Jadwal pemberian Air (Metode SRI Alternatif 2) Bulan Periode
Pola Q 80 Pemberian Air Irigasi Tot. Pemberian lt/det Air Tanam (Qtersedia) lt/det Gol. 1 Gol. 2 Gol. 3 lt/det Nov I 139,800 84,315 0,000 0,000 84,315 II 335,400 168,630 90,658 0,000 259,289 III 560,6 194,913 181,316 129,025 505,255 PL Des I 569 136,881 209,576 258,051 604,508 II 441,800 78,848 147,178 298,271 524,297 III 367,0 78,848 84,780 209,465 373,094 Jan I 541,800 73,592 84,780 120,660 279,032 II 561,400 68,335 79,128 120,660 268,123 III 563,000 63,079 73,476 112,616 249,171 Feb I 219 63,079 67,824 104,572 235,475 II 192,000 63,079 67,824 96,528 227,431 III 187,0 42,052 67,824 96,528 206,404 Mar I 196,400 105,341 45,216 96,528 247,085 II 262 168,630 113,266 64,352 346,248 III 347,4 194,913 181,316 161,201 537,431 Apr I 741,4 136,881 209,576 258,051 604,508 II 656,8 78,848 147,178 298,271 524,297 III 522,200 78,848 84,780 209,465 373,094 Mei I 467,400 73,592 84,780 120,660 279,032 II 299,8 68,335 79,128 120,660 268,123 III 335,000 63,079 73,476 112,616 249,171 Jun I 203,800 63,079 67,824 104,572 235,475 II 381,800 63,079 67,824 96,528 227,431 III 465 42,052 67,824 96,528 206,404 Jul I 243,600 21,026 45,216 96,528 162,770 II 245 16,746 22,608 64,352 103,706 III 224,4 33,492 18,006 32,176 83,674 Agust I 138,600 50,238 36,012 25,626 111,876 II 134,6 50,238 54,018 51,252 155,508 III 125,0 50,238 54,018 76,878 181,134 Sep I 154,200 50,238 54,018 76,878 181,134 II 138,8 50,238 54,018 76,878 181,134 III 153,4 50,238 54,018 76,878 181,134 Okt I 155,4 50,238 54,018 76,878 181,134 II 146,200 33,492 54,018 76,878 164,388 III 163,800 16,746 54,018 76,878 147,642 Sumber : Hasil Analisa Keterangan: Faktor K > 75 : Terus-menerus 75 - 50 : Gilir Tersier
Faktor K 1,658 1,294 1,110 0,942 0,843 0,984 1,942 2,094 2,259 0,930 0,844 0,906 0,795 0,756 0,646 1,226 1,253 1,400 1,675 1,118 1,344 0,865 1,679 2,252 1,497 2,361 2,682 1,239 0,866 0,690 0,851 0,766 0,847 0,858 0,889 1,109
Kriteria
Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Gilir Tersier Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Gilir Tersier Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus Terus menerus
50 - 25
Lama Gilir (jam) Periode Periode Periode I II III
43,521
40,485
35,994
33,282
35,786
50,931
: Gilir Sekunder
Perhitungan Pola Operasi Pintu Pola operasi yang diperlukan untuk memenuhi pemberian D.I. Pacal Kiri adalah sebagai berikut : Lebar pintu intake @ = 1,4 m Jumlah Pintu = 2 unit Jumlah Pintu yang dioperasikan /dibuka = 2 unit Jumlah Lebar Pintu yang dioperasikan = 2,8 m Elevasi ambang dasar pintu = +31 m Rumus debit aliran pintu sorong : Q = Cd . b . Yg (2g . (Y0 - Cc . Yg))0,5
Gambar 3. Kurva Lengkung Debit Intake
< 25
Tanggal Periode I Periode II Periode III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Gol.1 Gol.2 Gol.3 Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Gol.1 Gol.2 Gol.3 Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus Terus-menerus
: Gilir Primer
KESIMPULAN 1. Besarnya esarnya intensitas tanam D.I. Pacal Kiri selama 5 tahun terakhir (2008-2012) mencapai encapai 247,717% dengan realisasi tanam padi sebesar 175,619% dan palawija sebesar 72,098%. Sedangkan intensitas tanam rencana (RTTG) sebesar 246,82% dengan rencana tanam padi sebesar 140,49% dan palawija sebesar 106,33%. 2. Dengan engan menggunakan kriteria FPR rata- rata kejadian air memadai sebesar 52%, air cukup sebesar 19%, dan air kurang sebesar 29%. Apabila menggunakan kriteria Pasten rata ratarata kejadian air memadai sebesar 36%, air cukup sebesar 23%, dan air kurang sebesar 41%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria pemberian air dengan menggunakan FPR lebih hemat dari Pasten. 3. Dengan meningkatkan intensitas tanam hingga 280%, berdasarkan hasil rekapitulasi pemberian air irigasi tiap musim tanam setelah dibandingkan dengan pemberian
4.
air eksisting (FPR) didapat bahwa pemberian air irigasi menggunakan metode Konvensional lebih hemat 38%, metode SRI lebih hemat 63%, dan apabila menggunakan gabungan kedua metode (SRI & Konvensional) dengan membagi petak tersier bagian hulu sebesar 58% dari luas keseluruhan untuk menanam padi dengan menggunakan metode SRI, dan 42% menggunakan metode Konvensional maka penggunaan airnya lebih hemat 46% dari pemberian eksisting (FPR). Dari analisa kurva lengkung hubungan antara debit intake dengan tinggi bukaan pintu, apabila pemberian air dihitung menggunakan metode SRI Alternatif 2, maka untuk dapat memenuhi pemberian irigasi bukaan pintu yang diperlukan berkisar antara 0,1 m - 0,2 m.
SARAN Untuk meningkatkan hasil produksi padi dan penggunaan air secara efisien dan efektif maka penanaman padi menggunakan metode SRI (System of Rice Intensification) merupakan solusi yang tepat yang dapat diterapkan oleh para petani.
Selain memerlukan tenaga petani yang terampil, perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah setempat seperti pengenalan penanaman padi metode SRI dan apabila menggunakan metode Konvensional petani perlu diberi pengertian tentang sistem rotasi secara gilir golongan agar tidak terjadi perselisihan antar petani setempat. DAFTAR PUSTAKA Budyastiti, G. R. 2011. Studi Pengaruh Pemberian Air Irigasi Berdasarkan Metode FPR dan Metode Pasten Serta Pengaruhnya Terhadap Pemberian Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Kalilanang Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang : Universitas Brawijaya. Kunaifi, A. A. 2010. Pola Penyediaan Air DI. Tibunangka dengan Sumur Renteng pada Sistem Suplesi Renggung. Tesis tidak dipubikasikan. Malang : Universitas Brawijaya. Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung : Idea Dharma. Soemarto, C. D. 1995. Hidrologi Teknik.Jakarta : Erlangga.