III. METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalur wisata Puncak, terletak di Kabupaten Bogor. Jalur yang diamati adalah jalur pemasangan reklame yang berdasarkan data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Bogor merupakan jalur yang paling diminati dalam pemasangan reklame, yaitu jalur wisata Puncak. Tetapi dalam penelitian ini dibatasi pada area perkebunan teh yang merupakan salah satu daya tarik wisata di kawasan Puncak ini, yaitu jalur yang berada pada km. Jkt. +83 sampai dengan km. Jkt. + 93. Penggal jalan ini dipilih karena memiliki kekhasan karakter lanskap yang berbeda, yaitu dengan adanya perkebunan teh yang luas dengan pemandangan yang indah. Dengan adanya pemandangan berupa kebun teh diseling dengan hutan yang terdiri dari hutan campur maupun hutan pinus di beberapa lokasi, maka keberadaan reklame di lokasi ini menarik untuk diamati. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Lokasi penelitian diperlihatkan Gambar 12.
Peta Kabupaten Bogor
Kecamatan Cisarua
Jalur sekitar perkebunan teh, kawasan wisata Puncak, Cisarua
Gambar 12. Lokasi Penelitian
34 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei untuk pengumpulan data karakter tapak dan pengambilan foto lanskap yang ada reklamenya. Pengolahan data foto dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE), yang dikemukakan oleh Daniel dan Boster (1976). Penggunaan metode SBE ini untuk menilai kualitas estetik lanskapnya. Sebanyak 20 setting lanskap ditayangkan dihadapan responden mahasiswa Arsitektur lanskap Institut Pertanian Bogor untuk dinilai keindahan lanskapnya. Penilaian karakter lanskap dilakukan dengan melakukan analisis persepsi responden terhadap lanskap dengan adanya reklame berdasarkan tanggapannya atas kondisi lanskap yang ditayangkan dengan menggunakan metode Semantic Differential (SD) yang dikembangkan oleh Osgood, Suci dan Tannenbaum tahun 1957 (Rosmalia dan Gunawan, 2007). Pada dasarnya, responden diminta memberi penilaian terhadap kondisi lanskap berdasarkan kata sifat yang saling bertentangan (bipolar adjective) sesuai tanggapan persepsional mereka. Kata sifat ini dapat pula dikemukakan sebagai frasa (kelompok kata) dengan maksud menggambarkan sifat atau kondisi lanskap yang dinilai.
3.2.1 Langkah dan Proses Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan kerangka alur proses sebagai berikut, sebagaimana disajikan pada Gambar 13. Penelitian ini berangkat dari kondisi eksisting media reklame yang ada dengan melakukan
inventarisasi, untuk
kemudian diidentifikasi struktur fisiknya. Selain itu, aspek lain di sekitar jalur juga diidentifikasi melalui pengamatan langsung maupun dari kepustakaan yang ada. Dalam penggalian informasi ini, data sekunder berupa peta, dan lain-lain dikumpulkan. Selain itu data juga diperoleh dengan mengadakan survei dan pendataan lapangan yang dilengkapi gambar berupa foto. Kondisi lanskap pada lokasi penelitian, terutama pada lanskap yang ada reklamenya diinventarisasi untuk mengidentifikasi karakter lanskap yang ada. Identifikasi ini dinyatakan secara deskriptif kualitatif untuk menggambarkan kondisi yang ada.
35 Studi Pustaka
Karakter lanskap tempat reklame dipasang
Kualitas estetika lanskap pada area wisata alam pegunungan Survei Lapangan
Pemotretan
Seleksi Foto Penilaian Semantic Differential
Penilaian Scenic Beauty Estimation Pembahasan Simpulan dan saran
Gambar 13. Kerangka proses penelitian a. Tahap Persiapan Tahap kegiatan ini dimulai dengan studi pustaka. Hasil studi pustaka berupa identifikasi karakter kualitas karakter lanskap dan penentuan titik pemotretan di sepanjang jalur wisata Puncak. Pada tahapan ini, dilakuakan peninjauan lapangan awal untuk mengambil dokumentasi dalam format video, dengan menggunakan handycam Sony model E201 untuk memperoleh gambaran kondisi lanskap dari kondisi pengamat bergerak. Selain itu, dokumentasi ini dapat bermanfaat untuk melihat kembali situasi yang terlewatkan dari pengamatan di kemudian hari. Dari gambar video ini juga direncanakan titik-titik pengambilan foto. Pengamatan karakter lanskap tertentu di sepanjang jalur wisata Puncak dilakukan bersamaan dengan pengambilan foto. Titik lanskap yang dipilih adalah penempatan reklame atau billboard disepanjang jalan di kawasan jalur wisata Puncak. Keberadaan reklame atau billboard tersebut diharapkan oleh pihak pemasang agar memiilki peluang untuk dilihat oleh pengamat atau pengunjung
36 jalur wisata puncak yang menikmati pemandangan dan kondisi lingkungan. Reklame yang diamati tersebar pada jalur wisata Puncak, yaitu jalur wisata Puncak, yaitu kilometer 83 sampai dengan kilometer 93.
b. Tahap Pengumpulan Data Kegiatan pada tahap pengumpulan data adalah pengamatan karakter lingkungan tempat pemasangan reklame dan kegiatan pengambilan foto pada jalur Ciawi Puncak, serta pengumpulan data sekunder tapak. Pengamatan karakter lingkungan pemasangan reklame dilakukan secara kualitatif. Pengamatan secara kualitatif merupakan pengamatan atas perbandingan kondisi relatif karakteristik lingkungan pemasangan reklame pada jalur Ciawi-Puncak. Kegiatan selanjutnya adalah pengambilan foto lanskap di jalur Ciawi-Puncak dengan kamera digital. Pemotretan dilakukan dengan sudut pandangan manusia pada posisi normal. Selain itu pemotretan diarahkan pada view yang mewakili karakter lanskap keberadaan reklame atau billboard. Pengambilan foto dilakukan pada pagi hari cerah sekitar pukul 10.00-14.00 WIB, agar diperoleh kualitas foto yang bagus. Pada setiap titik diambil beberapa foto kemudian diseleksi berdasarkan kualitas warna dan keterwakilan karakter lanskap. Pengambilan foto dilakukan secara acak dengan memperhatikan struktur visual yang mungkin berpengaruh terhadap penilaian keindahan lanskap yang ada. Foto-foto terutama diambil untuk menggambarkan keberadaan suatu reklame pada suatu lanskap dengan latar depan (foreground), latar tengah (midleground) dan latar belakang (background) yang ditentukan. Latar yang ditentukan sebagai kriteria pengambilan dan pemilihan foto untuk ditayangkan adalah tegakan pohon secara detail, tegakan pohon sebagai latar tengah, hutan (kumpulan tegakan pohon yang tidak detail) sebagai latar belakang, serta latar belakang langit yang dominan. Ukuran, warna dan bentuk reklame ditentukan dengan memeperhatikan ukuran besar atau dominan, yang kecil, yang warnanya mencolok dan yang tidak serta bentuk yang biasa atau bentuk yang unik. Untuk mewakili kondisi lanskap di daerah Puncak dan keberadaan reklame yang terpasang, maka dibuat serangkaian gambar berupa foto yang dibuat dengan kamera digital Canon Coolpix 51 (5,1 Mp) yang ditayangkan dengan bantuan
37 LCD Proyektor. Jumlah Foto yang diambil sejumlah 1 eksposur untuk setiap titik tangkap yang dibagi atas segmen-segmen setiap lebih kurang 500 meter, dengan memperhatikan ada tidaknya reklame di area tersebut. Gambar ini kemudian diseleksi menjadi 5 yang paling mewakili berdasarkan vantage point yang paling tepat. Gambar 14 menunjukkan titik-titik pengambilan gambar (foto).
= titik pengambilan foto Gambar 14. Peta titik pengambilan foto sampel lanskap Dengan penentuan kriteria tata guna lahan yang ada yaitu area perkebunan teh, area kios semi permanent, area masjid at Ta’awun, area yang ada bangunan permanen, maka gambar yang akan ditayangkan adalah 20 gambar. yaitu lanskap bereklame yang menunjukkan kriteria reklame pada suatu lanskap dengan latar depan (foreground), latar tengah (midleground) dan latar belakang (background) yang ditentukan. Latar yang ditentukan sebagai kriteria pengambilan dan pemilihan foto untuk ditayangkan adalah tegakan pohon secara detail, tegakan pohon sebagai latar tengah, hutan (kumpulan tegakan pohon yang tidak detail) sebagai latar belakang, serta latar belakang langit yang dominan. Jenis, warna dan bentuk reklame ditentukan dengan memperhatikan besar kecilnya ukuran, mencolok tidaknya warna, serta bentuk yang biasa atau yang unik. Gambar ini
ditayangkan untuk diberi penilaian sesuai prosedur SBE,
dimana responden diminta memberi penilaian dengan rentang 1 sampai 10. Data sekunder karakter lingkungan pemasangan reklame berasal dari literatur pustaka di perpustakaan IPB. Literatur pustaka berupa hasil penelitian di
38 kawasan Puncak Kabupaten Bogor yang sudah dilakukan sebelumnya. Data karakter ekologi berupa data iklim, hidrologi, geologi, topografi, dan vegetasi Selain itu diambil data tentang kondisi umum lokasi berupa letak, aksesibilitas, luas, dan status kawasan.
c. Tahap Pengolahan Data Hasil pemotretan lanskap dipresentasikan dalam bentuk slide foto berwarna yang kemudian dinilai oleh responden sesuai dengan metode tersebut. Dalam sesi penilaian terhadap kondisi dan preferensi atas kualitas visual di daerah puncak atas keberadaan reklame ini, responden yang dipilih adalah mahasiswa Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor (IPB) yang memiliki perhatian cukup banyak terhadap kualitas keindahan suatu lanskap. Sesi penilaian ini dilakukan pada satu tempat dan waktu yang tertentu. Dengan demikian, para responden dikumpulkan dalam satu ruang kemudian dilakukan presentasi slide dengan program Microsoft Office Power Point 2007. Penayangan kelompok slide dilakukan untuk penilaian tingkat keindahan lanskap dan untuk penilaian kualitas karakter lanskap. Penayangan kelompok slide dilakukan dalam waktu 8 detik untuk setiap lanskap secara urut berdasarkan letak ketinggian dari rendah ke tinggi. Responden memberikan skor 1 (terendah) sampai 10 (tertinggi) untuk setiap slide yang ditayangkan. Skor ini memperlihatkan nilai keindahan, dimana skor yang mendekati 1 dianggap lanskap yang tidak indah dan skor mendekati 10 dianggap lanskap yang indah (Daniel dan Boster, 1976). Penayangan kelompok slide berikutnya dilakukan selama kurang lebih 1 menit. Waktu yang dibutuhkan lebih lama, karena yang harus dinilai responden lebih banyak dari pada variabel penilaian kelompok slide sebelumnya. Selain itu juga karena responden diminta menilai gambar yang ada berdasarkan persepsi atas frasa yang menunjukkan sifat dari kondisi dan karakter lanskap dengan adanya reklame. Selanjutnya, responden memberikan skor 0 (netral) jika kualitasnya sedang, atau skor 4 (sangat tinggi) jika memberi kesan seperti yang digambarkan oleh frasa yang digambarkan (bersifat bipolar). Kriteria yang dipakai sebagai alat untuk menilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
39
Tabel 1. Tabel Kuesioner Semantic Differential Kriteria
4
3
2
1
0
1
2
3
4
Berwarna warni Proporsi yang tidak harmonis Memperlihatkan kesan bentuk yang yang sesuai
Kriteria Tidak berwarna warni Proporsi yang harmonis Tidak memperlihatkan kesan bentuk yang sesuai Tidak memperlihatkan kesan berukuran besar
Memeperlihatkan kesan berukuran besar Kesan tidak mengganggu pemandangan
Kesan mengganggu pemandangan
3.2.2 Penilaian Kualitas Keindahan dengan Metode SBE Langkah pertama yang dilakukan adalah pengelompokkan data kuesioner estetik setiap tempat atau lokasi berdasarkan skala penilaian dari 1 sampai 10. Selanjutnya setiap tempat atau lokasi dihitung jumlah frekuensi, frekuensi kumulatif, peluang kumulatif dan nilai z untuk setiap peringkat dari skor penilaian yang didapat (Daniel dan Boster, 1976). Formulasi SBE yang digunakan dalam perhitungan adalah: SBEx = [Zix – Zis] x 100 Dimana SBEx = Nilai pendugaan keindahan lanskap ke –x Zix = Nilai rata-rata z lanskap ke –x Zis = Nilai rata-rata z lanskap yang digunakan sebagai standar Nilai Z diformulasikan sebagai :
Nilai N adalah banyaknya populasi. Selang kepercayaan untuk μ ;s diketahui, bila x adalah nilai tengah contoh berukuran n yang diambil dari suatu populasi dan ragam σ 2 diketahui maka selang kepercayaan (1-α ) x 100% adalah:
40
Hasil nilai SBE digunakan untuk pengelompokkan tingkat keindahan dengan menggunakan sebaran normal. Tingkat keindahan lanskap dikelompokkan ke dalam tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokkan kelas keindahan ini dilakukan dengan menggunakan standar Daniel dan Boster (1976), yaitu tinggi (SBE > 20), sedang (-20 < SBE < 20), dan rendah (SBE < -20).
Dengan
demikian, lanskap yang memiliki nilai SBE lebih dari 20 dikategorikan lanskap berkualitas estetik yang tinggi,
sedangkan lanskap yang memiliki nilai SBE
kurang dari -20 dikategorikan lanskap berkualitas estetik yang rendah. Maka lanskap yang memiliki nilai SBE antara -20 sampai dengan 20 dikategorikan lanskap berkualitas estetik sedang.
3.2.3 Penilaian Karakter Lanskap dengan Metode SD Metode SD merupakan metode penilaian dengan menggunakan kata sifat yang saling berlawanan (adjective bipolar) untuk menggambarkan kondisi setiap karakter lanskap. Pengisian kuisioner pada dasarnya adalah memberi skor pada sejumlah kriteria yang merupakan kesan responden terhadap obyek lanskap yang dinilai berdasarkan frasa yang menggambarkan sifat-sifat secara bipolar. Hasil penilaian responden kemudian ditabulasikan atas skor penilaian diberi bobot nilai 1-9 dari kiri ke kanan. Setelah pembobotan, nilai dari seluruh responden dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah responden, sehingga didapatkan nilai rata-rata untuk setiap karakter lanskap beradasar kriteria yang telah ditentukan. Rataan bobot nilai yang diperoleh diplotkan pada grafik profil penilaian sehingga persepsi responden terhadap suatu lanskap dapat diketahui. Dari hasil ini karakter lanskap digambarkan pada lanskap setiap lokasi atau tempat yang dinilai.