Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
375
REVIEW ARTIKEL: EFEKTIVITAS LIMA JENIS TANAMAN OBAT SEBAGAI ANTIVIRUS INFLUENZA A (H1N1) SECARA IN VIVO DAN IN VITRO Amelia Suci Prafitriyani*, Anas Subarnas Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363, Indonesia
ABSTRAK Artikel ini mengulas berbagai jenis tanaman yang memiliki aktivitas sebagai antivirus terhadap Influenza A (H1N1). Virus Influenza A (H1N1) merupakan penyakit influenza yang sangat parah jika dibandingkan dengan Influenza B dan C. Dalam pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan pemberian vaksinasi dan antivirus. Tetapi dalam penerapannya hal itu dibatasi, karena dapat terjadi mutasi virus sehingga timbul strain virus baru yang resisten dan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, penggunaan antivirus herbal dari suatu ekstrak tanaman dijadikan sebagai solusi. Keunggulan antivirus herbal yaitu dapat menghambat replikasi virus, inaktivasi virus secara langsung, mengurangi resiko resistensi, dapat digunakan dengan dosis relatif rendah, memiliki efek sinergis, serta memiliki efek samping kecil sehingga relatif aman digunakan. Dalam artikel ini, telah diulas dalam bentuk tabel data mengenai lima jenis ekstrak tanaman yang mempunyai aktivitas sebagai antivirus herbal terhadap Influenza A (H1N1) yang telah diidentifikasi secara in vitro dan in vivo dalam pengujian biologis yang berbeda. Artikel ini dibuat sebagai ringkasan dari beberapa hasil penelitian mengenai jenis tanaman obat sebagai antivirus influenza A. Data-data yang disajikan berdasarkan pengumpulan data dengan menggunakan metode primer. Kata Kunci: Antivirus herbal, Influenza A (H1N1), Uji In vivo dan In vitro Abstract This following article reviews goal is to identify different types of plants that have antiviral activity against Influenza A (H1N1). Virus Influenza A (H1N1) is a very severe influenza disease when compared with the Influenza B and C. In the prevention and treatment carried out by vaccination and antiviral. But it is limited in its application, because the viral mutations can occur so that the resulting new virus strain that is resistant and can not be avoided. Therefore, the use of antiviral herbal extract of a plant used as a solution. Advantages of antiviral herbs that can inhibit the replication of the virus, inactivated virus directly, reducing the risk of resistance, can be used with relatively low doses, has a synergistic effect, and has little side effects so relatively safe to use. In this article, reference was made in the form of data tables about five types of plant extracts that have activity as an antiviral herb against Influenza A (H1N1) has been identified in vitro and in vivo in different biological testing. This article is created as summary from some result of research concerning types of plants that have antiviral activity against Influenza A (H1N1). Data is presented based on collecting with use primer method. Keywords: Antivirus herbs, Influenza A (H1N1), In vivo test and in vitro test RNA
Pendahuluan Influenza
A
termasuk
dalam
negatif
bersegmen
dengan
yang
genom
dapat
RNA
mengkode
keluarga Orthomyxoviridae, merupakan
sedikitnya 12 protein, termasuk RNA-
virus RNA yang mengandung 8 rantai
dependent
RNA
polymetase
complex
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
376
(RdRp) : PA, PB1, PB2 dan NP, di
ion
membran luar protein : M2, HA, dan
(amantadine dan rimantadine) dan inhibitor
NA.[1] HA dan NA merupakan protein
neuraminidase (oseltamivir, zanamivir, dan
terbanyak yang berada di permukaan virus.
peraivir).[5] Golongan adamantane bekerja
Serotipe virus influenza A ditentukan oleh
dengan cara menginhibisi saluran ion M2
HA dan NA.[2] Virus Influenza A ditandai
sehingga proses replikasi virus terhambat,
dengan mutasi genetik antigenic drift dan
dan golongan ini bekerja spesifik terhadap
antigenic shift yang sering terjadi dan
influenza A yang hanya memiliki saluran
penyerangannya tidak terduga. Dimana
ion M2. Sedangkan, golongan inhibitor
mutasi tersebut meyebabkan munculnya
neuraminidase
strain virus baru, setiap strain memiliki
menginhibisi
konfigurasi
pada
sehingga pelepasan virus terhambat[5][6].
permukaannya yang memungkinkan untuk
Selain itu pemberian vaksinasi terhadap
menembus ke dalam sel inang dengan
orang
mudah[2][3]. Virus Influenza A memiliki
Influenza
target utama terhadapa manusia dan ternak,
terhadap kandungan vaksin yang diberikan.
khususnya unggas dan babi. Virus ini
WHO
masih menjadi masalah kesehatan yang
pemberian vaksin hanya diberikan kepada
masih belum dapet diberantas, hal ini
orang yang memiliki resiko tinggi kontak
disebabkan
dengan unggas atau pasien tersebut telah
yang
berbeda-beda
karena
besarnya
reservoir
alami dari virus tersebut.[4] Dalam pengobatan
upaya terhadap
M2
blockers
yang dan
atau
adamantane
bekerja enzim
beresiko tidak
dengan
neuraminidase
terkena
virus
memiliki
alergi
merekomendasikan
bahwa
terinfeksi yaitu dengan pemberian terapi
pencegahan Influenza
dan A
dilakukan pemberian obat antivirus dan
profilaksis oseltamivir sebesar 75 mg sekali sehari selama 7-10 hari.[7] Diantara
keduanya,
vaksinasi
vaksinasi. Terdapat dua golongan agen
merupakan perlindungan terbaik untuk
antivirus Influenza yaitu golongan saluran
melawan influenza, namun vaksin yang
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
377
tepat tidak dapat dikembangkan sebelum
adanya substitusi asam amino tunggal pada
munculnya strain virus baru. Terdapat
urutan 26 (Leu→Phe), 27 (Val→Ala atau
beberapa kekurangan vaksinasi dan terapi
Thr),
antivirus dalam menangani Influenza A
(Ser→Asn atau Arg) dan 34 (G→E) dalam
diantaranya
domain trans membran M2. Sedangkan
virus
influenza
cepat
30
(Ala→Thr
31
resistensi
jika digunakan secara ekstensif, efektivitas
neuraminidase terjadi karena substitusi
obat
satu asam amino pada neuraminidase
vaksin
mulai
terbatas
penggunaannya.[8]
golongan
Val),
mengalami resistensi terhadap antiviral
dan
pada
atau
inhibitor
(NA), yaitu mutasi H274T. Selain itu
Selain itu, dalam penggunaannya telah banyak dilaporkan kasus resistensi yang terjadi karena penggunaan obat-obat
Resistensi Oseltamivir terhadap mutasi A/H3N2, A/H1N1 dan A/H5N1 [8][9]. Oleh
karena
itu,
penggunaan
antivirus tersebut. Munculnya masalah
antivirus herbal dari suatu ekstrak tanaman
resistensi tersebut merupakan masalah
dijadikan sebagai solusi. Hal ini mulai
yang
potensi
banyak dilakukan, terbukti dari beberapa
penggunaan obat golongan adamantane
laporan yang menggambarkan aktivitas
terbatas
aktivitas
antivirus yang kuat dari tanaman obat
terhadap virus influenza B, dan dalam
tradisional, ditunjukkan dengan sumber
distribusinya amantadine resisten terhadap
yang kaya akan molekul baru terhadap
Influenza
efek
strain virus influenza. Beberapa penelitian
samping neurologis.[9] Sedangkan untuk
melaporkan bahwa ekstrak polifenol yang
Golongan
neuraminidase
kaya tanaman, CYSTUS052 menunjukkan
resistensi akan terjadi jika penggunaan
antiviral terhadap influenza A dalam kultur
obat tersebut terus digunakan. Kasus yang
sel dan pada tikus. Selain itu, aktivitas
dilaporkan diantaranya adalah resistensi
antivirus dari CYSTUS052 terhadap virus
pada turunan adamantane terjadi karena
influenza musiman dan flu biasa juga
serius.
Diantaranya
karena
A
dan
kurangnya
menimbulkan
inhibitor
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
378
ditunjukkan pada manusia.[10] Seperti yang
dan artikel ilmiah yang diperoleh melalui
kita tahu bahwa sediaan injeksi harus steril
hasil pencarian langsung secara online
dan zat aktifnya harus berbobot molekul
dengan menggunakan mesin pencari online
yang dapat diterima oleh tubuh[9][10].
yaitu
Penggunaan
antivirus
herbal
diambil dari ekstrak suatu tanaman yang memiliki aktivitas spektrum yang luas. Keunggulan antivirus dari tanaman herbal ini yaitu dapat menghambat replikasi virus, inaktivasi
virus
mengurangi
secara
resiko
langsung,
resistensi,
dapat
digunakan dengan dosis relatif rendah, memiliki efek sinergis, serta memiliki efek samping kecil digunakan
[8][9][10]
sehingga relatif aman . Dalam artikel ini, akan
diulas dalam bentuk tabel data mengenai berbagai jenis ekstrak tanaman yang mempunyai aktivitas sebagai antivirus herbal terhadap Influenza A yang telah diidentifikasi secara in vitro dan in vivo dalam pengujian biologis yang berbeda.
Google
Pencarian
dan
data
Google
Scholar.
dilakukan
dengan
menggunakan kata kunci “Influenza A”, “ëxtract antiviral Influenza A”, “Herbal etract Influenza A” dan “extract antiviral Influenza A in vivo and in vitro”. Kemudian pencarian lebih lanjut dilakukan secara manual dengan menskrining data primer
yang
sesuai
sehingga
dapat
digunakan sebagai pustaka dalam artikel. Pustaka artikel yang diinklusi adalah artikel ilmiah yang berkaitan dengan efektivitas aktivitas
tanaman sebagai
yang
memiliki
antivirus
terhadap
Influenza A yang pengujiannnya dilakukan berbeda yaitu secara in vivo dan in vitro. Pencarian data primer menghasilkan 15 jurnal dan kemudian dilakukan tahap skrinning jurnal yang digunakan sebanyak
Metode
10 jurnal.
Data yang disajikan dalam artikel ini,
diperoleh
berdasarkan
Hasil
metode
pengumpulan data primer. Data primer yang penulis gunakan diambil dari jurnal
Data
yang
disajikan
diperoleh
berdasarkan penelusuran pustaka jurnal
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
379
dan atikel ilmiah melalui hasil pencarian
Influenza A yang pengujiannnya dilakukan
secara
dilakukan
berbeda yaitu secara in vivo dan in vitro.
dengan
Dari hasil skrinning tersebut didapatkan
online,
pencarian
kemudian
secara
manual
menskrining data yang berkaitan dengan
lima
efektivitas
ditunjukkan pada Tabel 1.
aktivitas
tanaman sebagai
yang
memiliki
antivirus
terhadap
jenis
herbal
antiviral
yang
Tabel 1. Lima Jenis Tanaman berdasarkan Efektivitasnya melalui pengujian in vivo dan in vitro Jenis Tanaman Glycine
Bagian Tanaman Biji
Senyawa Aktif Aglikon
max L.
Aktivitas Aktivitas Referen In Vivo In Vitro si 11 Ekstrak dapat Ekstrak menghambat menurunkan replikasi
aktivitas
enzim
virus Neuraminidase (NA)
influenza
dalam dengan
nilai
IC50
tubuh mencit dan tinggi
pada
tidak menimbulkan Fluorescence - based toksisitas.
neuraminidase
(NA)
inhibition assay, Momordica charantia L.
Biji dan Buah
Flavonoid,
-
Ekstrak
metanol
polifenol
Momordica charantia
dan
dapat
alkaloid.
HA
menghambat (Hemaglutinin)
dalam sel darah merah pada
Telur
Ayam
Berembrio
(TAB),
berpotensi
sebagai
Antiviral influenza A.
12
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
Ribes
Daun
nigrum L.
380
Ladania06
Ekstrak
Ekstrak
7.
Ladania067 Ribes
Ladania067
dari memiliki
13
sifat
nigrum, virucidal kuat dengan
dapat menghambat menghambat replikasi replikasi
virus virus. Didapat indeks
dalam tubuh mencit selektif (SI = CC50 / dan
memiliki EC50) dengan terapi
toksisitas rendah.
luas
artinya
fungsi
profilaksis
tanaman
ini
beracun
tidak
dalam kultur sel. Cryptoporu
Buah
s volvatus
Ekstrak air,
Ekstrak
dapat Ekstrak
perlu menghambat
dapat
14
menghambat replikasi
penelitian
replikasi virus di virus
lebih
paru-paru tikus.
didapat
nilai
EC50 dalam Madin-
lanjut
Daby canine kidney
mengenai
(MDCK)
senyawa
dilanjutkan
aktif
viabilitas sel dengan
tersebut.
MTT Assay diperoleh
cells uji
nilai 50% cytotoxic concentration (CC50), Jatropha curcas L.
Daun
Saponin,
-
Ekstrak metanol dan
Tanin, dan
air
dari
Flavonoid.
curcas
Jatropha dapat
menghambat replikasi virus influenza A saat proses adsorpsi dan penetrasi virus dalam sel MDCK dan sel darah
merah
menghambat
dan HA
(Hemaglutinin) virus dalam Hemagglutinin Assay.
15
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
381
butanol, dan air. Namun hasil terbaik
Pembahasan 1.
ditunjukkan oleh fraksi etil asetat
Glycine max L. Ekstrak Glycine max L difermentasi dengan menggunakan Bacillus subtilis yang
kemudian
Cheonggukjang makanan
sebagai
ekstrak
tradisional
yang
dikembangkan Kandungan
dinamakan
oleh
senyawa
Korea. kimia
yang
berpotensi sebagai antivirus influenza A tersebut adalah flavonoid glikosida yang
mengalami
menjadi
tahap
Aglycone
fermentasi.
hidrolisis
ketika
Penelitian
proses
dilakukan
secara In Vivo dengan menggunakan tikus yg diinokulasi 107.0EID50/0.1mL A/NWS/33(H1N1), kemudian diberi perlakuan
pemberian
Cheonggukjang
ekstrak (0,2g/Kg)
menyebabkan menurunnya replikasi virus
pada
tikus
tanpa
adanya
toksisitas. Kemudian, secara In Vitro dengan
Fluorescence-based
neuraminidase (NA) inhibition assay dengan menggunakan fraksi etil asetat,
dimana nilai IC50 tinggi (konsentrasi obat
yang
dibutuhkan
untuk
waktu
paruh
menghambat neuraminidase).[11]
2. Momordica charantia L. Pengujuian
aktivitas
antivirus
Momordica charantia L menggunakan metode TAB (Telur Ayam Berembrio). Metode TAB termasuk uji secara in ovo, yang berada di antara in vivo dan in vitro. Metode ini digunakan untuk melihat
toksisitas
dari
ekstrak
Momordica charantia L dihasilkan konsentrasi tertinggi yaitu 1000 ppm ekstrak tidak menimbulkan kematian pada
embriyo
ayam.
Kemudian
dilanjutkan Uji HA (Hemaglutinasi) yang ditandai dengan penurunan nilai titer HA artinya senyawa tersebut dapat menginhibisi proses replikasi virus dengan nilai penghambatan terbesar dari
ekstrak
metanol
Momordica
charantia L sebesar 75,5% .[12]
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
382
3. Ribes nigrum L.
Penelitian secara in vivo menunjukkan
Ribes nigrum L merupakan tanaman
bahwa
herbal
dari Jerman.
kematian mencit dari virus Influenza
Tanaman tersebut berpotensi memiliki
A/H1N1/09 ketika diberikan ekstrak
aktivitas antivirus karena kandungan
dosis tinggi yaitu 50 mg/gBB. Secara
senyawa aktifnya yaitu Ladania067.
in vitro menggunakan Madin-Daby
Ladania067
EC50
canine kidney (MDCK) cells diperoleh
sebesar 49,3 ± 1.1ng/mL dan nilai CC50
nilai EC50 Cryptoporus volvatus dari
pada sel A549 memiliki nilai >1
ekstrak
mg/mL. Sehingga diperoleh nilai IT
selanjutnya dilanjutkan uji viabilitas
(EC50/CC50) > 20.408. Besarnya luas
dengan MTT Assay diperoleh nilai
dari nilai IT, artinya
Ladania067
CC50 sebesar 148 mg/mL. Sehingga
sangat efektif terhadap inhibisi siklus
didapatkan Indeks Terapi tertinggi
awal proses infeksi virus. Pengujian
(CC50/EC50) dalam sel MDCK sebesar
secara
328
yang berasal
in
memiliki
vivo,
nilai
dimana
Ladania067 sebanyak
ekstrak
dapat
melindungi
sebesar 0,45mg/mL yang
sehingga
ekstrak
dapat
yang
menghambat replikasi virus Influenza
disuntikan secara intranasal terhadap
A. Hal tersebut juga didukung oleh
mencit dapat menghambat virus dalam
senyawa kimia Cryptoporus volvatus
paru-paru
mengandung banyak aktivator fisiologi
mencit
500μg
ekstrak
hingga
85%
penghambatan. Fungsi profilaksis dari
seperti
ekstrak tanaman ini tidak menimbulkan
minyak atsiri, dan asam kriptoporik.
toksisitas
dan
Penelitian yang sebelumnya dilakukan
Ladania067 memiliki sifat virucidal
menemukan bahwa aqueous extract
yang kuat dengan cara menghambat
dari
replikasi virus.[13]
berpotensi
dalam
kultur
4. Cryptoporus volvatus
sel,
polisakarosa,
Cryptoporus
volvatus
sebagai
Influenza.[14] 5. Jatropha curcas L.
asam
amino,
yang antiviral
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
383
Jatropha curcas L merupakan tanaman
mereplikasi virus. Penggunaan lima jenis
herbal
India.
tanamanan sebagai antiviral herbal tersebut
Penelitian menggunakan ekstrak air dan
dijadikan sebagai solusi yang tepat untuk
metanol dari Jatropha curcas L untuk
mengurangi resistensi yang disebabkan
melihat
dengan
oleh
canine
akibatnya munculnya strain virus baru.
kemudian
Keuntungan penggunaan antiviral herbal
dilanjutkan uji secara in vitro dengan uji
tersebut diantaranya dapat menghambat
HA (Hemaglutinnin).
Penghambatan
replikasi virus, inaktivasi virus secara
protein
menggunakan
langsung, mengurangi resiko resistensi,
102.5
dapat digunakan dengan dosis relatif
TCID50 (titer HA sebanyak 64) terhadap
rendah, memiliki efek sinergis, serta
Influenza A (H1N1), artinya tidak
memiliki efek samping kecil sehingga
menimbulkan toksik dengan konsentrasi
relatif aman digunakan.[16] Untuk metode
ekstak air Jatropha curcas L senilai
yang digunakan ternyata terdapat metode
15.57 mg/mL dan ekstrak metanol
yang lebih efektif jika dibandingkan
Jatropha curcas L senilai 33.62 mg/mL
dengan in vivo dan in vitro. Metode
pada sel MDCK. Dapat disimpulkan
tersebut yaitu in ovo, yang tingkatannya
bahwa
menghambat
berada di antara in vivo dan in vitro.[17]
replikasi virus influenza A saat proses
Pengujian secara in ovo tersebut yaitu
adsorpsi dan penetrasi virus.[15]
melalui media Telur Ayam Berembrio
Berdasarkan data pengujian lima jenis
(TAB) atau media sel (MDCK). Media
tanaman yang dilakukan secara in vivo dan
TAB tersebut memiliki syarat yang harus
iv vitro tersebut, ternyata kelima jenis
dipenuhi dimana antivirus tidak boleh
tanaman tersebut memiliki kandungan
menyebabkan toksik pada media, dan telur
senyawa
namun
ayam yang dipilih berusia 9-11 hari.[18]
memiliki potensi yang sama yaitu untuk
Media TAB memiliki keuntungan dapat
yang
berasal
sitotoksitasnya
menggunakan kidney
dari
Madin-Daby
(MDCK)
HA
konsentrasi
virus minimal
ekstrak
aktif
cells
ekstrak
dapat
yang
berbeda
obat
antivirus
yang
digunakan
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
384
mengurangi penggunaan menit sebagai media percobaan. Karena media TAB ini memerlukan sel darah merah ayam untuk
saran, dan kesediaannya dalam menelaah artikel ini. Konflik Kepentingan Penulis menyatakan tidak terdapat
melihat aktivitas antivirus dengan uji penghambatan hemaglutinin (HA), dimana
potensi
konflik
kepentingan
dengan
penelitian, kepenulisan (authorship), dan inhibisi replikasi virus ditandai dengan penurunan nilai titer HA. Menurut WHO,
atau publikasi artikel ini. Daftar Pustaka
virus influenza A bersifat sudah tidak 1. menular jika nilai titer dibawah 2
4[19][20]
Ho JY, Chang HW, Lin CG, Liu CJ,
. Hsieh CF, Horng JT. Characterization
Simpulan of the Anti-Influenza Activity of the Lima jenis Antiviral Herbal yang diulas Chinese
Herbal
Plant
Paeonia
dalam artikel ini yaitu Glycine max L, lactiflor. J Viruses. 2014;6:1861-1875. Momordica charantia L, Ribes nigrum L, 2.
El Zowalaty ME, Bustin SA, Husseiny
Cryptoporus volvatus,dan Jatropha curcas. MI, Ashour HM. Avian influenza: Penggunaan
antiviral
herbal
tersebut virology, diagnosis and surveillance.
dijadikan sebagai suatu solusi untuk Future Microbiol. 2013;8:1209-27. mengurangi resistensi dari obat antivirus 3.
De Clercq E. Antiviral agents active
Influenza A (H1N1). Kelima jenis antiviral against influenza A viruses. Nat Rev tersebut memiliki kandungan senyawa Drug Discov. 2006;5:1015-1025. aktif yang berpotensi menghambat proses 4.
Zimmer SM, Burke DS. Historical
replikasi virus Influenza A (H1N1) dimana perspective-emergence of influenza A efektivitasnya diketahui melalui pengujian (H1N1) viruses. N Engl J Med. secara In Vivo dan In Vitro. 2009;361:279-285. Ucapan Terimakasih 5. Penulis menyampaikan terima kasih
Wang C, Takeuchi K, Pinto LH, Lamb RA. Ion channel activity of influenza
kepada Prof. Dr. Anas Subarnas, M.Sc., Apt. selaku dosen pembimbing atas kritik,
A virus M2 protein: Characterization
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
385
of the amantadine block. J Virol.
6.
7.
1993;67:5585–5594.
Viral infectious disease and natural
Matrosovich MN, Matrosovich TY,
products with antiviral activity. Drug
Gray T, Roberts NA, Klenk HD.
Discov Ther. 2007;1:14–22.
Neuraminidase is important for the
11. Wei B, Se-Yeoun C, Min K, Young
initiation of influenza virus infection
JK, Chang WC, Young KR, et al.
in human airway epithelium. J Virol.
Antiviral activity of Chongkukjang
2004;78:12665–12667.
extracts against influenza A virus in
Radji
M.
patogenesis,
Avian
influenza
pencegahan
A: dan
penyebaran pada manusia. Majalah
8.
vitro and in vivo. J Ethn Foods. 2015;2:47-51. 12. Purwitasari N, Herra S, Kadek R.
Ilmu Kefarmasian. 2006;3:55-65.
Aktivitas
Whitley R.J, Boucher CA, Lina B,
ekstrak metanol buah Momordica
Nguyen VT, Osterhaus A, Schutten M,
charanti. Jurnal Farmasi dan Ilmu
et al. Global Assessment of Resistance
Kefarmasian Indonesia. 2015;2:2.
to Neuraminidase Inhibitors: 2008–
13. Haasbach E, Carmen H, Alice H,
2011.
9.
10. Kitazato K, Wang Y, Nobayashi K.
The
Influenza
antivirus
influenza
dari
Resistance
Alicja S, Ulrich W, Christina E, et al.
Information Study (IRIS). Clin Infect
Antiviral activity of Ladania067, an
Dis. 2013;56:1197–1205.
extract from wild black currant leaves
Nguyen JT, Hoopes JD, Le MH, Smee
against influenza A virus in vitro and
DF, Patick AK, Faix DJ, et al. Triple
in vivo. 2014;5:171.
combination of amantadine, ribavirin,
14. Gao L, Sun Y, Si J, Liu J, Sun G,et al.
and oseltamivir is highly active and
Cryptoporus volvatus Extract Inhibits
synergistic
Influenza Virus Replication In Vitro
against
drug
resistant
influenza virus strains in vitro. PLoS One. 2010;5:9332.
and In Vivo. PLoS ONE. 2014;9:12. 15. Patil D, Soumen R, Ritwik D, Shreewardhan R, Sweta K, Ranjana D,
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
386
et al. Evaluation of Jatropha curcas
2011. Dis. 11:134. doi: 10.1186/1471-
Linn. leaf extracts for its cytotoxicity
2334-11-134.
and potential to inhibit hemagglutinin
20. Thomas R, Sah NK, Sharma PB.
protein of Influenza virus. Indian J
Therapeutic
Virol. 2013;24(2):220–226.
curcas: a mini review. Curr Pharm
16. Wang JX, Zhou JY, Yang QW, Chen Y, Li X, Piao YA, et al. An improved embryonated chicken egg model for the evaluation of antiviral drugs against influenza A virus. Journal of Virological Method. 2008;153:218222. 17. Chattopadhyay
D,
Chatterjee
Dey
Chakraborti
T, S,
Sarkar RS,
at
MC,
Bag
al.
P,
Recent
advancements for the evaluationof anti-viral activities of natural products. New Biotechnology. 2009;25(5):347368. 18. Harvey AL. Natural products in drug discovery.
Drug
Discov
Today.
2008;13:894–901. 19. Thorlund,K.,Awad,T.,Boivin,G.,andT habane,L.
Systematic
review
of
influenza
resistance
to
the
neuraminidase inhibitors. BMC Infect.
biology
of
Biotechnol. 2008;9:315–24.
Jatropha