Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
1
KANDUNGAN SENYAWA KIMIA DAN BIOAKTIVITAS Melaleuca leucadendron LINN. Review Artikel Agi Meisarani*, Zelika Mega Ramadhania* *Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21, Jatinangor 45363, Sumedang e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Melaleuca leucadendron Linn. merupakan spesies tanaman tropis dari suku Myrtaceae yang berasal dari Australia dan terdistribusi secara luas ke beberapa negara lain seperti Brazil, India, Cuba, serta Asia bagian Selatan termasuk Indonesia. Tanaman ini memiliki banyak khasiat yang dapat dijadikan sebagai herbal medik, dimana minyak essensialnya telah dibuktikan secara empiris dan ilmiah memiliki efektivitas farmakologi melalui pengujian in vitro dan in vivo dari beberapa studi penelitian. Adanya aktivitas farmakologi tersebut disebabkan karena kandungan senyawa kimia utamanya, seperti 1,8-Sineol, ⍺-Terpineol, β-Kariofilen dan D-Limonen. Adapun efek farmakologi yang dihasilkan dari tanaman ini karena adanya senyawa kimia yang terkandung didalam tanaman tersebut diantaranya adalah aktivitas antioksidan, antifungal, efek sedatif, serta inhibitor enzim hyaluronidase. Review terhadap studi tentang kandungan kimia dan bioaktivitas M. Leucadendron Linn. dilakukan dengan cara penelusuran pustaka terkait tinjauan botani, tinjauan kimia dan tinjauan farmakologi yang dapat diakses pada beberapa situs penyedia jurnal terpercaya (NCBI, Elsevier, Researchgate maupun google scholar) kemudian dilanjutkan dengan skrinning pada jurnal-jurnal tersebut sehingga didapatkan sumber studi yang masuk dalam kriteria inklusi. Diharapkan dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk dikembangkan menjadi fitofarmaka. Kata kunci: Melaleuca leucadendron L., kayu putih, myrtaceae, senyawa kimia, bioaktivitas ABSTRACT Melaleuca leucadendron Linn. is a tropical plant species of the Myrtaceae family that originating from Australia and distributed widely to other countries such as Brazil, India, Cuba, and also the South of Asia, including Indonesia. This plant had many properties that can be used as a herbal medicine, which is its essensial oil has been proven empirically and scientifically had pharmacological effectiveness by in vitro and in vivo assay due to several research studies. Their pharmacological activity was due to the chemical compounds found in plants, such as 1,8-Cineol, ⍺-Terpineol, β-Caryophyillen and D-Limonene as the main compound most commonly found. The pharmacological effects resulted from this plant due to its chemical compounds of the plant, which is include antioxidant activity, antifungal, sedative effect, and also an enzyme hyaluronidase inhibitor. A review of studies on the chemical compound and bioactivity of M. leucadendron Linn. is done by reviewed of some literatures related to botany, chemistry, and the pharmacological reviews of this plant that can be accessed at the several journals provider sites that reliable, such as NCBI, Elsevier, Researchgate, and also google scholar, and the references article had been screened by inclusion criteria. We suggest there is need for further study to produce a phytopharmaca. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
2
Keywords: Melaleuca leucadendron L., eucalyptus, myrtaceae, chemical compounds, bioactivity 150 genera, yang secara luas terdistribusi pada beberapa daerah topis dan yang
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang
memiliki temperatur hangat di dunia3.
memiliki kekayaan sumber daya alam yang
Spesies Melaleuca yang termasuk ke dalam
tersebar di beberapa pulau. Salah satu
suku Myrtaceae ini berasal dari Australia
kekayaan alam tersebut adalah berbagai
dan kemudian menyebar ke wilayah Asia
macam tanaman yang memiliki ciri khas dari
bagian selatan termasuk Indonesia. Adapun
masing-masing daerah tempat tumbuhnya.
beberapa
Tanaman-tanaman
Indonesia adalah Melaleuca leucadendron
yang
tersebar
di
spesies
ditemukan
Linn.,
manfaat atau khasiat sebagai sumber obat
Melaleuca
yang berasal dari alam dan dapat dijadikan
leucadendron Linn. adalah genus tanaman
sebagai obat herbal terkait penggunaannya
aromatik dan obat yang paling dikenal untuk
secara empiris maupun ilmiah.
produksi minyak esensial untuk pengobatan.
salah
satu
tanaman
viridifl
cajuputi
di
Indonesia tersebut sebagian besar memiliki
Adapun
Melaleuca
yang
ora
Roxb.,
dan
Corn4.
M.
yang
Spesies Melaleuca umumnya ditemukan di
memiliki potensi atau manfaat sebagai obat
hutan terbuka atau semak, dan terutama di
alam yaitu Melaleuca leucadendron L. yang
sepanjang aliran air dan tepi rawa5.
berasal dari suku Myrtaceae. Disebutkan
Melaleuca leucadendron Linn. adalah
bahwa, hampir semua bagian tanaman ini
spesies yang paling banyak tumbuh di
(kulit batang, daun, ranting, dan buah) dapat
Indonesia, terutama tumbuh di perkebunan
dimanfaatkan
sebagai
obat1.
Melaleuca
dan hutan alam. Tanaman ini ditemukan
leucadendron L. atau yang biasa disebut
biasanya di pulau Jawa, Molukas, Nusa
kayu putih, adalah tanaman tradisional low-
Tenggara Timur, dan juga di Pulau Sulawesi.
growing,
telah
Melaleuca leucadendron Linn. di Indonesia
digunakan secara empiris sebagai inhalansia
banyak ditanam untuk memproduksi minyak
dalam pengobatan radang selaput lendir
essensial yang diperoleh dari daunnya4.
dimana
daunnya
yang
hidung dan kulit bernanah, sebagai pengusir
Pada banyak spesies tanaman aromatik,
nyamuk, serta untuk meringankan penyakit
variasi dalam komposisi kimia dari minyak
asam urat2.
atsiri
digunakan
untuk
identifikasi
Suku Myrtaceae terdiri dari beberapa
chemotypes yang berbeda. Teori modern
spesies, setidaknya 300 spesies dalam 13-
telah menetapkan bahwa metabolit sekunder Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
3
dinyatakan sebagai hasil dari rangsangan
Pencarian
istilah
dan
strategi
eksternal, dimana menurut teori ini, suatu
pencarian sumber data yang akan dijadikan
organisme dapat menghasilkan kelompok
referensi dalam review artikel ini dilakukan
metabolit
melalui penelusuran menggunakan salah satu
yang
sama
sekali
berbeda
tergantung pada kondisi lingkungan, durasi
mesin
dan
dan
google.com. Adapun beberapa kata yang
plastisitas genetik tanaman6. Hal ini berarti,
sering dijadikan keyword dalam pencarian
spesies Melaleuca yang tumbuh di beberapa
artikel referensi ini diantaranya adalah
negara lain selain di Indonesia, misalnya,
Melaleuca
Cuba,
activity of Melaleuca leucadendron, ataupun
intensitas
India,
stres,
komposisi,
ataupun
Brazil
dapat
pencari
(search
engine)
leucadendron,
pharmacology
menghasilkan kelompok metabolit sekunder
chemical
yang
leucadendron. Artikel-artikel yang dipilih
berbeda
lingkungan
dari
negara
masing-masing
of
Melaleuca
tumbuhnya
untuk dijadikan sebagai sumber yaitu berupa
tersebut, yang berujung pada berbagai
review artikel, jurnal-jurnal publikasi ilmiah
macam perbedaan potensi tanaman tersebut
yang
menjadi
beberapa textbook. Situs-situs jurnal yang
bahan
obat
tempat
compunds
yaitu
karena
memiliki
sumbernya
dipakai
masing-masing
menyediakan jurnal-jurnal yang terpercaya
aktif
yang
merupakan
maupun
aktivitas farmakologi yang berbeda pula dari metabolit
dan
terpercaya,
seperti
situs
google
yang
terkandung didalamnya. Oleh karena itu,
diantaranya
maka dilakukan review terhadap beberapa
Researchgate, NCBI, Elseviere, Springer
artikel yang berhubungan dengan senyawa
Link dan situs-situs penyedia jurnal lainnya.
kimia yang terkandung di dalamnya serta
Adapun referensi lainnya adalah sumber
aktivitas farmakologi yang dimiliki oleh
jurnal lain yang diambil dari pustaka jurnal
spesies M. leucadendron tersebut agar dapat
primer (jurnal utama) yang digunakan untuk
diketahui potensi tanaman tersebut sebagai
review artikel ini yang berkaitan dengan
sumber obat alam yang dapat digunakan
tinjauan botani, tinjauan kimia, maupun
sebagai upaya dalam penyembuhan suatu
tinjauan
penyakit.
leucadendron. Jurnal yang dicari dengan
farmakologi
scholar,
tanaman
M.
beberapa keyword yang telah disebutkan METODE
diatas, serta yang didapatkan dari pustaka
Pencarian Istilah dan Strategi Pencarian Data
jurnal
primer
tersebut,
selanjutnya
di
download dan kemudian disimpan dan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
4
dilakukan skrining terhadap jurnal-jurnal
jurnal
yang dapat digunakan sebagai sumber artikel
tersebut terdiri dari jurnal, review artikel
referensi dengan cara menetapkan kriteria
serta textbook.
inklusi dan eksklusi.
akhirnya memenuhi syarat inklusi dan
Kriteria Seleksi Data (Eksklusi dan Inklusi) Adapun kriteria inklusi dari sumber
dipakai sebagai sumber dari review artikel
data yang digunakan sebagai referensi ini adalah textbook resmi, artikel, ataupun jurnal yang berisi tentang senyawa kimia yang terkandung di dalam M. leucadendron, maupun aktivitas farmakologi dari tanaman tersebut yang meliputi khasiat secara empiris ataupun secara ilmiah melalui uji in vitro ataupun in vivo. Sedangkan, kriteria eksklusi dari sumber data tersebut adalah artikelartikel, maupun jurnal yang studinya sudah sangat lampau (misalnya, jurnal publikasi tahun 1980), dimana artikel yang digunakan dipublikasikan 10 tahun terakhir terhitung dari pembuatan review artikel ini, serta kriteria eksklusi lainnya adalah jurnal yang didapatkan
mengenai
tinjauan
botani,
tinjauan kimia serta tinjauan farmakologi dari tanaman dengan genus yang sama namun merupakan spesies yang berbeda, misalkan jurnal yang membahas tentang Melaleuca cajuputi. Studi yang Diskrining dan Digunakan
eksklusi.
Adapun
Adapun
sumber
referensi
studi
yang
ini berjumlah 23 buah referensi studi.
HASIL Tinjauan Botani Morfologi Pohon M.
leucadendron memiliki
tinggi 22 sampai 40 meter dan diameter lebih dari 1,5 meter, tumbuh di dataran rendah sepanjang aliran sungai, pesisir, rawa,
lempung,
tanah
berpasir5.
Dari
beberapa spesies, M. leucadendron adalah pohon berdaun hijau dengan ukuran kecil atau sedang dengan cabang terjumbai ke bawah yang mencapai ketinggian 21 meter dan ketebalan hingga 1,5 meter7. Tanaman kayu putih (Melaleuca leucandendron L.) memiliki bentuk pohon dengan struktur batang yang berkayu, bulat, kulit mudah mengelupas,
bercabang,
dan
berwarna
kuning kecoklatan. Tanaman ini memiliki bentuk daun yang tunggal, lanset, ujung dan pangkal daunnya runcing, tepi rata dan permukaannya berbulu, pertulangan daun sejajar, serta berwarna hijau8.
Artikel studi yang diskrining dalam pembuatan review artikel ini adalah total sekitar 27 buah referensi yang termasuk Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
5
(Sunda), Gelam (Jawa Tengah), Ghelam (Madura), di Kalimantan disebut Calam, Baru
Galang
(Ujung
Pandang),
Waru
Galang (Bugis), Elan (Pulau Buru), dan Ngelak (Pulau Roti)10. Gambar 1. Melaleuca leucadendron L.
Asal dan Distribusi Spesies Melaleuca yang termasuk ke
Morfologi bunga dari tanaman ini
dalam suku Myrtaceae ini berasal dari
yaitu berjenis majemuk, berbentuk bulir,
Australia
dan
kemudian
menyebar
ke
memiliki panjang yang berkisar 7 hingga 7,5
wilayah Asia bagian
cm, memiliki banyak benang sari, tangkai
Indonesia4. Genus Melaleuca terdiri dari
sarinya berwarna putih, kepala sarinya
hampir 300 spesies, yang sebagian besar
berwarna kuning, memiliki jumlah putik
adalah endemik Australia11, tanaman ini
satu, bunga dari tanaman ini berwarna putih,
terutama tersebar di Tasmania (Australia),
mahkotanya berjumlah 5 helai dan berwarna
Indonesia, Papua Nugini, Amerika tropis,
putih8. Tanaman ini memiliki bentuk buah
dan Asia selatan di hutan terbuka, tanah
yang kotak, beruang tiga dan pada tiap ruang
hutan atau semak bersama dengan aliran air
terdapat banyak biji, dimana biji tersebut
dan tepi rawa. Tanaman ini secara luas
bentuknya kecil, jumlahnya banyak, serta
terdistribusi di wilayah utara dan timur utara
berwarna coklat8. Adapun jenis akar yang
Australia, wilayah selatan pantai New
dimiliki oleh tanaman ini adalah akar
Guinea, dan di bagian wilayah timur
tunggang dan berwarna putih8.
Indonesia5.
selatan termasuk
Di Indonesia, M. leucadendron Linn.
Klasifikasi dan Sinonim Adapun klasifikasi dari tanaman ini
terutama tumbuh di perkebunan dan hutan
berasal dari divisi Spermatofita dengan
alam. Tanaman ini ditemukan biasanya di
subdivisi Angiospermae, termasuk ke dalam
pulau Jawa, Molukas, Nusa Tenggara Timur,
kelas
dan
Dikotil,
ordo
Mirtales,
suku
juga
di
Pulau
Sulawesi.
M.
Myrtaceae, genus Melaleuca, dan spesiesnya
leucadendron Linn. untuk pertama kalinya
yaitu Melaleuca leucadendron L.9.
ditanam di daerah Ponorogo Jawa dan
Tanaman
ini
memiliki
beberapa
kemudian terdistribusi ke Gunung Kidul di
nama berbeda di daerah berbeda, diantaranya
Yogyakarta dan daerah lain seperti Gundih
yaitu di Jawa Barat disebut dengan Gelam
dan Surakarta di Jawa Tengah, Mojokerto Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
6
dan Sukun di Jawa Timur, serta Cikampek, Majalengka, dan Indramayu di daerah Jawa Barat4. Tinjauan Kandungan Kimia Dari beberapa studi yang mengkaji tentang komponen kimia yang terkandung dalam
M.
leucadendron
L.,
dapat
19 20 21 22 23 24 25 26
β-Kariofilen ⍺-Humulen Germakren-B Kariofiilen oksida Viridiflorol Guaiol β-Eudesmol ⍺-Eudesmol
2,2 1,1 1,7 4,9 8,9 9,0 15,8 11,3
Tabel 1. Kandungan kimia minyak essensial daun segar M. leucadendron L. di daerah India Utara.
diidentifikasi beberapa kandungan kimia Di
yang terdapat pada bagian-bagian dari
didapatkan,
tanaman ini.
Indonesia, berhasil
dari
studi
yang
diidentifikasi
26
Pada Tabel 1. merupakan kandungan
senyawa kimia yang terdapat pada sampel
kimia yang diidentifikasi dari daun segar
minyak dari daun M. leucadendron Linn.,
tanaman M. leucadendron L. di daerah India
yaitu
Utara7.
monoterpen teroksigenasi, 7 hidrokarbon
8
hidrokarbon
monoterpen,
6
Adapun kandungan kimia yang dapat
sesquiterpen, 3 seskuiterpen teroksigenasi,
diidentifikasi pada M. leucadendron L. yang
dan dua senyawa lainnya yaitu Eugenol dan
tumbuh di Botanical Garden of Rio de
2-Pentanon4, yang dapat dilihat pada Tabel
Janeiro yang terdapat di Brazil dapat dilihat
3.
pada Tabel 212. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Komponen Isobutiron cis-3-Heksenol ⍺-Pinen Benzadehid β-Mirsen β-Pinen p-Simen Limonen 1,8-Sineol Terpinolen trans-Pinokarveol Osiminol 1-Mentol ⍺-Tepineol Mirtenol Karveol Linalil Asetat ⍺-Terpinil Asetat
Komposisi (%) < 0,1 < 0,1 3,9 0,3 < 0,1 0,4 0,1 1,3 19,9 < 0,1 0,1 0,1 < 0,1 2,7 0,1 0,2 0,2 2,9
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel
2.
Komponen ⍺-Pinen β-Pinen Limonen -Terpinen Terpinolen 1,8-Sineol Linalool Terpinen-4-ol ⍺-Terpineol Kariofilen oksida Viridiflorol Ledol
Kandungan essensial
kimia minyak daun M. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
7
leucadendron L. di Negara Brazil
adulticidal dan repellen15, aktivitas antihyaluronidase16.
Tinjauan Farmakologi
Komponen Hidrokarbon Monoterpen ⍺-Thujen ⍺-Pinen β-Pinen β-Mirsen Karen D(+)-Limonen -Terpinen Terpinolen Monoterpen Teroksigenasi 1,8-Sineol Linalool Terpinen-4-ol OSimenol ⍺-Terpineol -Terpineol Hidrokarbon Sesquiterpene Sedren β-Kariofilen Humulen β-Eudesmol Patchoulen Germakren D Aromadendren Sesquiterpene Teroksigenasi Globulol Viridiflorol Kubenol Senyawa Lainnya Eugenol 2-Pentanon
Khasiat Empiris Melaleucas penting
dalam
memainkan obat-obatan
peran
tradisional
Aborigin. Daun dan kulit kayu bagian dalam dari M. argentea dan lain-lain seperti M. cajuputi dan M. leucadendron digunakan secara medis sebagai obat batuk dan pilek, sakit dan nyeri, luka, kurap, muntah dan diare
dan
malaises
lainnya,
dimana
penggunaanya digunakan secara langsung setelah dihancurkan atau dibakar (obat bebas) dan dengan cara menghirup baunya atau sebagai obat gosok atau untuk diminum setelah merendam daun atau kulit bagian dalamnya yang akan digunakan dengan air dan pemanasan11. Studi In Vitro dan In Vivo Pada beberapa jurnal penelitian yang mengkaji tentang bioaktivitas yang dimiliki oleh tanaman M. leucadendron L., dapat diketahui bahwa tanaman ini memiliki beberapa manfaat yang dapat digunakan untuk kebutuhan medis sebagai sumber obat alam. Diantaranya
adalah tanaman ini
memiliki aktivitas sebagai antioksidan2,13,16, antifungal13,16, memiliki efek sedative yang dapat dijadikan sebagai terapi relaksasi yang menguntungkan13, anti-protozoal14, aktivitas
Tabel
3.
Kandungan kimia minyak essensial daun segar M. leucadendron L. di Indonesia PEMBAHASAN Spesies
M.
leucadendron
Linn.
merupakan jenis tanaman tropis, dimana penyebarannya secara luas terdapat pada beberapa
negara
tropis
yang
memilki
temperatur hangat dan beriklim tropis. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
8
Adapun keberadaan tanaman ini tersebar di
digunakan
beberapa negara seperti Australia, Brazil,
dihancurkan atau dibakar (obat bebas) dan
Cuba, India, serta Asia bagian selatan
dengan cara menghirup baunya atau sebagai
termasuk negara Indonesia.
obat gosok atau untuk diminum setelah
Di
Indonesia
langsung
setelah
M.
merendam daun atau kulit bagian dalamnya
leucadendron Linn. lebih dikenal dengan
yang akan digunakan dengan air dan
sebutan Tanaman Kayu Putih yang terkenal
pemanasan11. Khasiat empiris pada tanaman
dapat
essensial
ini dapat dihubungkan dengan adanya
(minyak atsiri) yang disebut dengan Cajuput
senyawa kimia yang memiliki peran dalam
oil. Di Indonesia, penyebaran tanaman ini
penyembuhan penyakit-penyakit tersebut.
menghasilkan
sendiri,
secara
minyak
terdapat di beberapa daerah seperti di Pulau
Adanya khasiat empiris yang dimiliki
Jawa, Nusa Tenggara Timur, Pulau Molukas
oleh tanaman inilah yang kemudian menjadi
dan merupakan salah satu tanaman dari
sumber awal untuk dilakukannya pengujian
genus
banyak
khasiat tanaman tersebut secara ilmiah, baik
ditanam di Indonesia. Tanaman ini dikenal
secara in vitro maupun in vivo bahkan
pula dengan banyaknya manfaat yang dapat
dilanjutkan dengan uji klinik. Pengujian
diperoleh dari setiap bagian tanaman, mulai
khasiat
dari akar, batang, daun, buah, hingga biji,
dilakukan dengan tujuan agar bahan alam
yang memiliki manfaat yang berbeda untuk
tersebut dapat dikembangkan untuk menjadi
berbagai bidang. Salah satu bagian tanaman
fitofarmaka. Tahapan pengujian tersebut
yang paling terkenal akan manfaatnya adalah
dimulai dengan melakukan seleksi terhadap
bagian daun, dimana dari daun tanaman ini
jenis bahan alam yang digunakan, sehingga
dapat diisolasi menjadi minyak essensial
diharapkan berkhasiat untuk penyembuhan
(essential
oil)
yang
suatu penyakit, dimana dalam hal ini, spesies
beberapa
studi
memiliki
Melaleuca
berpotensi
yang
sebagai
paling
dilaporkan
obat
pada
khasiat alami
dan
M.
suatu
tanaman
leucadendron
secara
Linn.
ilmiah
berdasarkan
(herbal
pengalaman
pemakaian
secara
empiris
medicine) baik secara empiris maupun
sebelumnya,
memiliki
khasiat
dalam
ilmiah (terbukti secara in vitro dan in vivo).
penyembuhan
beberapa
jenis
Adapun khasiatnya secara empiris
Tahap
selanjutnya
adalah
penyakit. melakukan
adalah sebagai obat batuk dan pilek, sakit
biological screening, dimana pada tahapan
dan nyeri, luka, kurap, muntah dan diare dan
ini dilakukan penelitian terhadap ada atau
malaises lainnya, dimana penggunaanya
tidaknya efek farmakologi suatu calon Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
9
fitofarmaka yang mengarah pada khasiat
2,2’-azinobis
teurapetik, dimana pengujiannya dilakukan
sulfonicacid) (ABTS•+)2.
secara in vivo ataupun in vitro dan dengan
(3-ethylbenzothiazoline-6-
Metode
pengujian
aktivitas
skala uji pre klinik, serta untuk mengetahui
antioksidan dengan menggunakan radikal
ada atau tidaknya efek keracunan akut (pada
bebas
pemberian
disiapkan larutan dengan konsentrasi minyak
single
dose).
Serta,
dapat
dilanjutkan dengan uji klinik.
DPPH,
dilakukan
dengan
cara
essensial 0,3-5,0 mg/ml yang berasal dari
Beberapa studi yang meneliti tentang
daun, 0.2-5.0 mg/ml yang berasal dari buah,
khasiat M. leucadendron Linn. membuktikan
dan dosis yang berbeda dari asam askorbat
bahwa
yang
sebagai kontrol positif2, dalam pengujian ini
Adapun
menghasilkan nilai EC50 yang merupakan
adanya
dihasilkan
dari
efek
farmakologi
tanaman
ini.
aktivitas farmakologi tersebut yang pertama
nilai
adalah efek antioksidan2,13,16. Pada studi
diperlukan untuk memperoleh 50% dari efek
yang dilakukan oleh Pino, et al., (2010),
maksimum. Tujuan dari metode ini adalah
aktivitas antioksidan dievaluasi dari minyak
mengetahui parameter konsentrasi
atsiri tanaman ini dengan menggunakan tiga
ekuivalen memberikan 50% efek aktivitas
pengujian
pertama
antioksidan (EC50). Nilai EC50 ditentukan
berdasarkan pada kapasitas pembersihan
dari grafik yang diplotkan antara aktivitas
radikal
peredaman terhadap konsentrasi sampel,
in
bebas
vitro,
yaitu
DPPH
picrylhydrazyl)2,
(2,2-diphenyl-1-
dimana
plasma/AUC
yang
yang
ini
yang diartikan sebagai total antioksidan yang
merupakan metode yang paling sering
diperlukan untuk mengurangi konsentrasi
digunakan
awal
untuk
metode
konsentrasi
menguji
aktivitas
DPPH
sebesar
50%.
Efek
dari
antioksidan tanaman obat, kedua adalah
peredaman ini dihitung dari persentase
deteksi spektrofotometrik pada thiobutyric
DPPH yang teredam2. DPPH merupakan
acid
yaitu
radikal bebas yang dapat bereaksi dengan
malonaldehyde (MDA) yang menjadi salah
senyawa yang dapat mendonorkan atom
satu dari produk sekunder dari peroksidasi
hidrogen. Dengan adanya elektron yang
lipid, dimana jumlahnya tersebut menjadi
tidak berpasangan pada struktur DPPH
ukuran dalam degradasi lipid yang terjadi2.
tersebut, senyawa ini memberikan serapan
Metode ketiga yaitu dengan cara penentuan
kuat pada panjang gelombang 515 nm.
kemampuan antioksidan pada minyak atsiri
Ketika elektronnya menjadi berpasangan
tersebut terhadap kation radikal berwarna
oleh keberadaan penangkap radikal bebas
reactive
species
(TBARS),
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
yaitu
senyawa
yang
10
sebagai
aktivitas total antioksidan masing-masing
antioksidan, maka absorbansinya menurun
dari minyak atsiri daun dan buahnya2.
secara stokiometri sesuai jumlah elektron
Hasilnya
yang
Trolox
diambil.
berperan
Keberadaan
senyawa
antioksidan dapat mengubah warna larutan
diinterpretasikan equivalent
dengan
antioxidant
nilai
capacity
(TEAC).
DPPH dari ungu menjadi berwarna kuning17.
Pada hasil penelitian oleh Pino et al.,
Perubahan absorbansi akibat reaksi inilah
(2010)
yang menjadi indikasi adanya aktivitas
leucadendron Linn. ini memiliki aktivitas
antioksidan seuatu senyawa dan dijadikan
yang signifikan sebagai antioksidan dengan
sebagai
mekanisme penghambatan radikal bebas dari
metode
pengujian
aktivitas
antioksidan pada suatu senyawa.
ini,
menunjukkan
bahwa
M.
ketiga metode uji antioksidan secara in vitro
Pada metode kedua, yaitu metode
tersebut. Meskipun demikian, minyak atsiri
deteksi spektrofotometrik pada Thiobutyric
yang
acid reactive species (TBARS). Konsentrasi
kapasitas antioksidan yang lebih tinggi
yang berbeda dari minyak atsiri (20-250
dibandingkan dengan minyak essensial yang
µg/ml) dan Butylated hydroxytoluene (BHT)
diperoleh dari daun2. Telah diketahui bahwa
sebagai kontrol positif juga menunjukkan
kebanyakan antioksidan alami bekerja secara
aktivitas antioksidan yang tergantung pada
sinergis
dosis dan menghasilkan nilai inhibisi pada
antioksidan
peroksidasi lipid dan juga memperoleh nilai
menciptakan sistem pertahanan yang efektif
IC502, dimana nilai ini merupakan nilai dari
melawan serangan dari radikal bebas2,
konsentrasi zat antioksidan yang diperlukan
sehingga minyak atsiri dari tanaman kayu
untuk efektif menghambat 50% dari aktivitas
putih
radikal bebas
antioksidan alami.
tersebut.
Persen
inhibisi
ditentukan dengan membandingkan hasil
berasal
dari
untuk
ini
buah
menghasilkan
berspektrum
dapat
Adanya
menunjukkan
aktivitas
luas
digunakan
senyawa
terpen
yang
sebagai
yang
yang didapat dari sampel dengan hasil
terkandung pada minyak essensial dari
kontrol. Pada metode ketiga, kekuatan
tanaman ini, seperti 1,8-Sineol, ⍺-Terpineol,
aktivitas antioksidan pada minyak atsiri
⍺-Pinen, Limonen, Globulol, dan Guaiol
terebut dievaluasi berdasarkan pembersihan
telah
pada radikal (ABTS•+) dibandingkan dengan
antioksidan yang signifikan pada beberapa
Trolox sebagai reference antioxidant atau
pengujian
standar
termasuk metode TBARS18,19. Dari fakta
antioksidan,
dimana
dihasilkan
dilaporkan
menunjukkan
peredaman
radikan
efek
bebas
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
11
tersebut dapat dikatakan bahwa komponen
bagian tengah cawan petri, selanjutnya
senyawa
diinkubasi pada suasana gelap, dengan suhu
utama
dari
tanaman
M.
leucadendron Linn. ini berkontribusi pada
25oC.
kapasitas tanaman ini sebagai antioksidan,
diameternya setiap hari selama 14 hari atau
dan hal ini berarti tanaman ini memiliki
saat pertumbuhan fungi pada kontrol (media
potensi untuk digunakan pada penyakit yang
PDA berisi etanol tanpa sampel minyak
disebabkan oleh kelebihan produksi dari
essensial M. leucadendron) telah sempurna
spesies reaktif tersebut.
menutupi cawan petri. Adapun persentase
Aktivitas
farmakologi
lain
yang
dimiliki oleh M. leucadendron Linn. ini
Koloni
yang
tumbuh
diukur
antifungalnya dihitung dengan persamaan berikut:
adalah efek antifungal. Terdapat penelitian
% Antifungi = (1-Sa/Sb) x 100%13
yang menunjukkan bahwa tanaman ini
dimana Sa adalah area permukaan misel
memiliki aktivitas penghambatan terhadap
yang tumbuh pada perlakuan sampel (cm2)
fungal
yang
dan Sb adalah area permukaan misel yang
dilakukan oleh Pujiarti, et al., (2011),
terbentuk pada control (cm2). Konsentrasi
penentuan aktivitas antifungal dilakukan
50%
menggunakan sedikit modifikasi terhadap
memplotkan
metode Wang. Adapun pada studi ini, strain
antifungal terhadap konsentrasi13. Pada hasil
yang dijadikan bahan pengujian adalah
pengujian yang dilakukan oleh Pujiarti et al.,
Fusarium
Thenatephorus
(2011), aktivitas antifungi terbesar tanaman
cucumeris, dan Rhizopus oryzae. Pada studi
ini pada T. curcumeris (IC50 : 0,97 mg/ml)
ini, antifungal assay dilakukan dengan cara,
dan F. Oxysporum (IC50 : 0,44 mg/ml).
medium PDA (Potato Dextrose Agar)
Efektivitas minyak essensial terhadap fungi
disiapkan pada cawan petri (diameter 9 cm).
patogen ini mungkin disebabkan karena
Adapun variasi konsentrasi sampel dibuat
senyawa kompleks yang terdapat pada
dengan melarutkan metanol dan kemudian
minyak ini. Senyawa utama dari tanaman ini
ditambahkan dengan PDA 20 ml. Cawan
dapat memberikan pengaruh pada aktivitas
petri dengan media yang telah disiapkan
antifungi, tetapi kemungkinan sinergis dan
disimpan
untuk
efek antagonisnya juga berperan dalam
menguapkan metanol. Setiap plug misel agar
inhibisi fungi20. Pada studi yang telah
berukuran diameter 5 mm yang diambil dari
dilakukan sebelumnya, terlihat bahwa efek
larutan stok kultur diinokulasikan ke dalam
inhibisi terhadap beberapa strain fungi
strain.
Pada
oxysporum,
selama
penelitian
semalam
inhibisi
(IC50) kurva
diperoleh antara
dengan
persentase
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
12
patogen yang memiliki nilai paling tinggi
Co) berdasarkan aktivitas amilase pada
adalah pada senyawa ⍺-Terpineol, dan juga
saliva.
pada β-Kariofilen
yang sangat toksik
dilakukan yaitu dengan kondisi normal tanpa
terhadap
Fusarium21,
serta
mencium bau minyak essensial serta dengan
monoterpen alkohol lain yang juga memiliki
mencium air destilasi yang ditotolkan pada
aktivitas antifungi adalah 1,8-Sineol yang
secarik kertas13. Pengaruh dari minyak
merupakan salah satu senyawa utama pada
essensial tanaman ini dianalisis dengan
tanaman ini22.
indera penciuman atau sistem olfaktori yang
spesies
Dua
pengujian
kontrol
yang
Adapun aktivitas farmakologi lain
dapat menyebabkan efek psikologis13. Hasil
dari tanaman M. leucadendron Linn. yang
menunjukkan pada grup kontrol setelah
minyak essensialnya dijadikan sebagai bahan
penghirupan
penelitian adalah efek terhadap psikologi
leucadendron Linn. ini tidak menunjukkan
seseorang
perbedaan
yaitu
sebagai
sedatif
yang
minyak
hasil
yang
essensial
signifikan
M.
pada
dimana
tekanan darah sistol dan diastol serta denyut
penelitian ini dilakukan oleh Pujiarti et al.,
nadi maupun stress index13. Pada studi ini
(2011), dilakukan analisis dari minyak
didapatkan bahwa terjadinya penurunan
essensial
efek
terhadap tekanan sistol dan diastol setelah
psikologis seseorang, dimana objek uji
penghirupan minyak essensial tersebut13.
adalah
penciuman
Ditemukan pula bahwa terjadinya penurunan
normal, data dikumpulkan dari 20 orang
denyut nadi setelah penghirupan minyak
siswa, lima orang pria dan lima orang wanita
essensial. Variasi ini menunjukkan bahwa
berumur 22 hingga 35 tahun
(rerata: 26
adanya peningkatan aktivitas pada saraf
tahun). Pengujian dilakukan di laboratorium
parasimpatetik dan penurunan rangsangan
dengan temperatur 26oC untuk melihat
psikologis
pengaruh dari psikologis seseorang termasuk
relaksasi dan pengurangan emosi23, serta
tekanan darah sistolik (maksimum) dan
indeks stress yang dievaluasi dari aktivitas
diastolik (minimum), serta denyut nadi yang
amilase pada saliva dimana semakin tinggi
diukur dengan spignometer digital dan juga
nilai yang didapat maka semakin tinggi
pengukuran indeks stress sebelum dan
tingkat stress, pada studi yang dilakukan
setelah menghirup (3 menit) minyak atsiri
hasil
M.
leucadendron Linn. ini dapat membuat
memberikan
efek
tanaman
orang-orang
leucadendara.
relaksasi,
ini
terhadap
dengan
Linn
yang
diukur
menggunakan Cocorometer (CM-1,1,NIPRO
yang
mengarah
menunjukkan
seseorang
menjadi
bahwa
pada
minyak
relaks13.
Hal
efek
M.
ini
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
13
menunjukkan bahwa dari fakta-fakta tersebut
metode Lee and Choi dengan sedikit
dapat diindikasikan bahwa minyak M.
modifikasi,
leucadendron Linn.ini memilki efek sedative
larutan
yang dapat merelaksasi seseorang. Karena
leucadendron Linn. dari daunnya dilarutkan
adanya pengaruh positif terhadap perilaku
dengan campuran pelarut (5% DMSO delam
psikologis seseorang, maka minyak essensial
etanol). Ovine hyaluronidase dilarutkan
tanaman
dalam
M.
leucadendron
Linn.
ini
dimana
sampel
buffer
variasi
minyak
asetat
konsentrasi
essensial
(pH
3,5)
M.
yang
berpotensi sebagai terapi relaksasi mental
dicampurkan dengan larutan sampel, yang
(aromaterapi).
kemudian diinkubasi selama 20 menit pada
Studi lain yang dilakukan terhadap
water bath dengan suhu 37oC, selanjutnya
minyak essensial tanaman M. leucadendron
ditambahkan kalsium klorida dan kemudian
Linn. ini adalah berkaitan dengan efek anti-
diinkubasi kembali selama 20 menit pada
hyaluronidasenya
oleh
water bath, suhu 37oC. Hyaluronidase yang
Hyaluronidase
teraktivase oleh ion Ca2+ direaksikan dengan
Pujiarti
et
merupakan
yang
al.,
dilakukan
2012.
yang
Natrium hyaluronat yang dilarutkan dengan
mendepolimerisasi asam hyaluronat (HA)
buffer asetat (pH 3,5) dan diinkubasi pada
pada
water bath, suhu 37oC selama 40 menit.
matriks
sebuah
enzim
ekstraseluler
di
jaringan
penghubung16. Disebutkan bahwa enzim ini
Selanjutnya,
diketahui terlibat dalam efek alergi, migrasi
Kalium borat, diinkubasi pada water bath
kanker, inflamasi, dan juga peningkatan
mendidih
permeabilitas system vascular16. Tingginya
campuran larutan hingga mencapai suhu
berat molekul HA berperan penting dalam
kamar,
regulasi penyembuhan luka fatal dengan
dimetilaminobenzaldehid
mengurangi
Enzim
diinkubasi pada water bath. suhu 37oC
hyaluronidase mendegradasi HA dengan
selama 20 menit16. Densitas Optik (OD)
menurunkan viskositas dan meningkatkan
diukur pada panjang gelombang 585 nm
permeabilitasnya. Produk degradasi HA
menggunakan spektofotometer16. Persentase
mengarah pada peningkatkan peradangan,
inhibisinya
angiogenesis, fibrosis, dan deposisi kolagen
berikut:
respon
inflamasi.
dalam penyembuhan luka16. Pada studi yang dilakukannya, hyaluronidase
pengujian dilakukan
terhadap
ditambahkan
selama
3
NaOH
menit.
kemudian
dihitung
dan
Dinginkan
ditambahkan (PDMAB)
dengan
dan
persamaan
% Inhibisi = [(ODc – ODs)/ODc] x 100%16
anti-
dimana ODc adalah density optic grup
menggunakan
kontrol, ODs adalah density optic sampel uji. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
14
Nilai IC50 mempresentasikan konsentrasi minyak
essensial
perbedaan
kandungan
menyebabkan
senyawa kimia yang terdapat pada tanaman
penghambatan 50% aktivitas hyaluronidase
yang tumbuh di beberapa negara yang
yang ditentukan dengan analisis regresi
berbeda ini disebabkan karena adanya
linear16.
perbedaan
kondisi
lingkungan
mengkultur
tanaman
ini,
Dari
dilakukan,
yang
Adanya
hasil
didapatkan
penelitian nilai
yang
IC50 pada
serta
dalam adanya
pengujian ketiga sampel minyak daun M.
pengaruh dari durasi dan intensitas stress
leucadendron L. masing-masing yaitu, A1
tanaman, dan juga pengaruh dari genetik
(IC50 3,03 mg/ml); A2 (IC50 2,67 mg/ml);
tanaman itu sendiri. Hal ini disebabkan
dan A3 (IC50 1,94 mg/ml)16. Selain itu,
karena berbedanya letak geografik suatu
dilakukan
negara, maka menyebabkan perbedaan pula
pula
pengujian
pada
empat
senyawa utama dalam minyak daun tanaman
pada
ini, dimana hasil menunjukkan bahwa
tanaman
senyawa β-Kariofilen memiliki aktivitas
metabolit sekunder, baik sebagai senyawa
anti-hyaluronidase paling tinggi (IC50 4,16 x
pertahanan bagi tanaman itu sendiri untuk
10-3),
juga
tersebut
yang
mempengaruhi
dalam
menghasilkan
1,8-Sineol
memiliki
melawan kondisi lingkungan yang tidak
namun
tingkat
sesuai dengannya, maupun fungsi lain dari
efektivitasnya rendah (IC50 1,17 mg/ml),
senyawa yang dihasilkan tersebut, misalnya
sedangkan D-limonen dan ⍺-Terpineol tidak
dalam bidang medisinal seperti yang telah
menunjukkan aktivitas anti-hyaluronidase,
diteliti melalui pengujian ilmiah in vitro dan
hasil ini diperkuat dengan fakta yang didapat
in vivo.
aktivitas
pada
faktor-faktor
tersebut
dari beberapa studi yang menunjukkan bahwa
sesquiterpen
menenangkan hyaluronidase
sebaik
Seperti yang telah disebutkan oleh
memiliki
efek
Zhao, et al., (2005) pada artikelnya, akibat
inhibisi
pada
pengaruh
efek
menyebabkan adanya transduksi sinyal yang
(anti-inflamasi)
dan
dari
faktor-faktor
tersebut,
antiinfeksi16. Menurut Tambe et al., (1996)
dikeluarkan
dalam Pujiarti et al., (2012), β-Kariofilen
mengeluarkan senyawa untuk melindungi
merupakan
yang
dirinya sendiri yaitu senyawa metabolit
secara luas terdistribusi pada berbagai
sekunder sebagai senyawa pertahanan bagi
minyak essensial tumbuhan dan memiliki
tanaman tersebut.
golongan
efek anti-inflamasi16.
seskuiterpen
Namun, artikelnya,
oleh
tanaman
disebutkan meskipun
di
untuk
dalam
peningkatan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
15
permintaan dan pentingnya produk metabolit
adanya
sekunder
banyak
akumulasi JA, SA, ABA, dan auksin,
metabolisme sekunder tanaman yang masih
sedangkan herbivora menginduksi JA, dan
kurang
senyawa
bagi
manusia,
dipahami.
tetapi
Sebuah
bukti
bakteri
patogen
organik
menginduksi
volatile,
tetapi
menunjukkan bahwa transduksi sinyal yang
menghambat produksi IAA (indole-3-acetic
mengarah
metabolit
acid), sementara luka pada tanaman akan
sekunder tanaman adalah jaringan rumit
menginduksi perubahan pada konsentrasi
yang berkaitan erat dengan sistem respon
senyawa signaling JA, IAA, dan ABA, serta
pertahanan tanaman6.
keadaan
kepada
biosintesis
Berdasarkan studi tersebut, adapun
tanaman
kekeringan
hanya
yang akan
mengalami menginduksi
pada masing-masing tanaman yang berada di
pembentukan ABA6. Sedangkan menurut
bawah kondisi berbeda (misalnya variasi
Chappell, (1995) dalam Zhao, et al., (2005),
stress, seperti luka, kondisi kekeringan,
bahwa adanya elisitor jamur merangsang
dingin, elisitor patogen/fungal, konsentrasi
produksi seskuiterpen fitoaleksin, tetapi
tinggi garam (high-salt), dan hormone),
menghambat
maka akan menyebabkan tanaman tersebut
menekan
menghasilkan
yang
mengaktifkan gen cyclase sesquiterpene,
berbeda dan mengarah pada jalur signaling
yang terlokalisasi pada titik cabang dari jalur
yang berbeda pula untuk menghasilkan
isoprenoid6.
transduksi
sinyal
biosintesis
gen
sterol,
squalene
dengan
synthase
dan
metabolit sekunder dari suatu tanaman, misalnya
melalui
jalur
signaling
JA
(Jasmonic acid), etilen, ABA (Absiscic
SIMPULAN Melaleuca
leucadendron
acid), SA (Salicylic acid), serta jalur
merupakan
signaling lain, dimana metabolit sekunder
Myrtaceae yang berasal dari Australia dan
yang dihasilkan dari masing-masing jalur
terdistribusi secara luas ke beberapa negara
sginaling
tersebut
bertanggung
jawab
lain seperti Brazil, India, Cuba, serta Asia
terhadap
regulasi
respon
pertahanan
bagian selatan termasuk Indonesia. Tanaman
melawan variasi stress sebagai senyawa
ini memilki banyak khasiat sebagai obat
sendiri6.
alami, dimana minyak essensialnya telah
pertahanan
bagi
tanaman
itu
spesies tanaman dari
Linn.
secara
empiris
dan
suku
Disebutkan di dalam Zhao, et al., (2005),
dibuktikan
ilmiah
menurut penelitian yang dilakukan oleh
memiliki efektivitas farmakologi melalui
Schmelz, et al., (2003), dihasilkan bahwa
pengujian in vitro dan in vivo, hal ini Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
disebabkan
karena
16
kandungan
senyawa
kimianya seperti 1,8-Sineol, ⍺-Terpineol,
memberikan saran serta perbaikan-perbaikan dalam penulisan review artikel ini.
serta β-Kariofilen dan D-Limonen yang merupakan senyawa kimia utama pada
KONFLIK KEPENTINGAN
tanaman ini, memiliki efek farmakologi yang
Seluruh penulis menyatakan tidak
ditimbulkan, diantaranya adalah aktivitas
terdapat potensi konflik kepentingan dengan
antioksidan, antifungal, efek sedatif, serta
penelitian, kepenulisan (authorship), dan
inhibitor enzim hyaluronidase.
atau publikasi artikel ini.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan M. leucadendron
DAFTAR PUSTAKA
menjadi suatu produk fitofarmaka. Selain
1.
itu, penelitian untuk membuktikan dan menganalisa adanya perbedaan kandungan senyawa
metabolit
leucadendron dipengaruhi
sekunder
yang faktor
dihasilkan lingkungan
2.
M. yang tempat
tumbuhnya. 3. UCAPAN TERIMAKASIH Rasa
syukur
penulis
panjatkan
kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
4.
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan review artikel ini. Dan tidak lupa penulis juga
mengucapkan
terimakasih
kepada
kedua orang tua yang selalu mendoakan, dan ucapan terimakasih kepada dosen mata
5.
kuliah metodologi penelitian, karena telah memberikan ilmu yang begitu bermanfaat bagi
penulis,
serta
kepada
dosen
pembimbing, ibu Zelika Mega yang telah dengan sabar membimbing penulis dengan
6.
Hariana, A. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya; 2006:19-20. Pino JA, Regalado EL, Rodriguez JL, Fernandez MD. Phytochemical analysis and in vitro Free-Radical-Scavenging activities of the essential oils from leaf and fruit of Melaleuca leucadendron L. Chemistry and Biodiversity J. 2010;7(9):2281-8. Lee YS, Kim J, Shin SC, Lee SG, Park IK. Antifungal activity of Myrtaceae essential oil and their components against tree phytopathogenic fungi. Flavour Fragr J. 2008;23(1):23–28. Pujiarti R, Ohtani Y, Ichiura H. Physicochemical properties and chemical compositions of Melaleuca leucadendron leaf oils taken from the plantations in Java, Indonesia. The Japan Wood Research Society. 2011;57(5):446–451. Barbosa LCA, Cleber JS, Róbson RT, Renata MSAM, Antonio LP. Chemistry and biological activities of essensial oil from Melaleuca L. spesies. Agriculturae Conspectus Scientificus. 2013;78(1):1123. Zhao J, Davis LC, Verpoorte R. Elicitor signal transduction leading to production of plant secondary Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
metabolites. Biotechnol Adv. 2005;23(4):283-333. Kumar A, Tandon S, Yadav A. Chemical composition of the essential oil from fresh leaves of Melaleuca leucadendron L. from North India. Journal of Essential Oil Bearing Plants. 2013;8(1):19-22. Syamsuhidayat SS, Sugati S, Hutapea JR. Inventaris Tanaman Obat. Jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI; 2000. Tjitrosoepomo, G. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2002. Thomas, A. N. S. Tanaman Obat Tradisisonal. Yogayakarta: Kanisius; 1992:56-58. Brophy JJ, Craven LA, Doran JC. Melaleucas: Their botany, essential oils and uses. Australia: Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR); 2013. Siani A, Nakamura M, Neves G, Monteiro S, Ramos S. Leaf essential oil from three exotic Mytaceae species growing in the Botanical Garden of Rio de Janeiro, Brazil. American Journal of Plant Sciences. 2016;7(6):834-840 Pujiarti R, Ohtani Y, Widowati TB, Kasmudjo. Utillization of Melaleuca leucadendron Essential Oil. Wood Research Journal. 2011;2(2):94-99. Valdés AFC, Martínez JM, Lizama RS, Vermeersch M, Cos P, Maes L. In vitro anti-microbial activity of the Cuban medicinal plants Simarouba glauca DC, Melaleuca leucadendron L and Artemisia absinthium L.Mem Inst Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro. 2008;103(6):615-618. Pushpalatha E, Viswan KA. Adulticidal and repellent activities of Melaleuca leucadendron (L.) and Callistemon citrinus (Curtis) against filarial and dengue vectors. Association for
17
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Advancement of Entomology. 2013;38(3): 149-154. Pujiarti R, Ohtani R, Ichiura, H. Antioxidant, anti-hyaluronidase and antifungal activitiesof Melaleuca leucadendron Linn. leaf oils. The Japan Wood Research Society. 2012; 58(5):429–436. Dehpour AA, Ebrahimzadeh MA, Fazel NS, dan Mohammad NS. Antioxidant Activity of Methanol Extract of Ferula Assafoetida and Its Essential Oil Composition. Grasas Aceites. 2009; 60(4):405-412. Ruberto G, Baratta MT. Antioxidant activity of selected essential oil components in two lipid model systems. Food Chem. 2000;69(2):167–174 Burits M, Asres K, Bucar F. The antioxidant activity of the essential oils of Artemisia afra, Artemisia abyssinica and Juniperus procera. Phytother Res. 2001;15(2):103-8. Deba F, Xuan TD, Yasuda M, Tawata S. Chemical composition and antioxidant, antibacterial and antifungal activities of the essential oils from Bidens pilosa Linn. var. Radiata. Food Control. 2008;19(4):346-352. Cakir A, Kordali S, Zengin H, Izumi S, Hirata T. Composition and antifungal activity of essential oils isolates from Hypericum hyssopifolium dan Hypercium heterophyllum. Flavor and Fragrance J. 2004;19(1):62-68. Vilela G, Almeida GS, D’Arce MABR, Moraes MH, Brito JO, Maria FGF, et al. Activity of essential oil and its major compound, 1,8-cineole, from Eucalyptus globulus Labill., against the storage fungiAspergillus flavus Link and Aspergillus parasiticus Speare. J. of Stored Products Research. 2009;45(2):108-111. Zi-lin J, Xia L, Qi-Xiang P, Hui-Tang P, Xue AN. Human Responses to Flower Fragrance of Lillium ‘Siberia’ dan Rosa Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
18
‘Escimo’. For. Stud. China. 2009; 11(3): 185-189.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157