Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
399
Artikel Review: APLIKASI KITOSAN DALAM BIDANG FARMASETIK Citra Ayu Akmarina1, Sriwidodo2 1,2
Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi, Univeritas Padjajaran Jl. Raya Bandung, Sumedang Km 21 Jatinangor Telp./Fax. (022) 779 6200
[email protected]
ABSTRAK Kitosan merupakan hasil derivat dari kitin, yang banyak ditemukan dalam invertebrata seperti Crustacea sp dan kutikula serangga. Kitosan merupakan biopolimer yang unik dan memiliki sifat yang luar biasa, yaitu tidak toksik, mudah ditemukan, biodegradasi dan biokompabilitasnya baik, serta dapat meningkatkan bioavaibilitas dari sediaan obat. Oleh karena itu, kitosan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan aktif atau eksipien dalam bidang farmasi. Saat ini penelitian, mengenai kitosan di bidang farmasetik terus berkembang dengan pesat. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan, telah mengaplikasikan kitosan sebagai bahan tambahan (ekspien) dalam sediaan farmasi dalam bentuk tablet, hidrogel, nanopartikel dan mikropartikel. Umumnya penambahan kitosan ini digunakan sebagai penghantar dan pelindung obat, sehingga obat tidak mudah terdegradasi karena kondisi lingkungan pada tubuh pasien serta dapat bekerja secara spesifik pada target kerja obat. Kata kunci : kitosan, farmasetik, sediaan, obat ABSTRACT Chitosan is derived from chitin, which is found in invertebrates such as Crustacean sp and insect cuticle. Chitosan is a biopolymer that is unique and has extraordinary properties, that is non-toxic, easy to find, biodegradation and biocompablity's well, and can to increase the bioavailability of drug. Therefore, chitosan has the potential to be developed as active ingredients or excipients in pharmaceutical preparations. Current research, the chitosan in
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
400
pharmaceuticals preparations continues to grow rapidly. The few studies that have been done, has been applying chitosan as excipients in pharmaceutical preparations in the form of tablets, hydrogels, nanoparticles and microparticles. Generally, the addition of chitosan was used as a delivery and protective drugs, then drugs are not easily to degraded due to environmental conditions in the patient's body and drugs can work specifically to the target. Keywords : chitosan, pharmacuticals, preparations, drugs
PENDAHULUAN Selama beberapa tahun terakhir ini,
hijau dan ragi (2). Kitosan merupakan
upaya dalam membuat suatu produk dari
biopolimer yang unik dan memiliki sifat
bahan sintesis kimia mulai digantikan oleh
yang
bahan atau komponen yang bersumber dari
biodegradasi dan biokompabilitas. Sifat
alam. Terlebih lagi, sumber yang memiliki
yang luar biasa dalam kitosan dapat
kekayaaan polimer alami, seperti gelatin,
dikarenakan adanya amina primer yang
kolagen, alginat, pati, kitin dan selulosa.
cukup panjang (3). Selain itu, kitosan
Hal ini sangat menarik karena dapat
memiliki
fungsi
menurunkan
maupun
kationik
terhadap
ketergantungan pembuatan
produk
manusia
luar
biasa,
baik
dalam
hidrofobik hidrofilik.
hal
nonionik Kitosan
yang
didegradasi dalam tubuh dengan reaksi
bersumber dari bahan bakar fosil, sehingga
antara kitonase dan lisozim. Keunggulan
dapat meningkatkan dampak yang positif
yang dimiliki kitosan ini menjadi salah
terhadap lingkungan (1).
satu
Kitosan merupakan hasil derivat dari
kitin,
yang
didapatkan
dalam
faktor
yang
menarik
untuk
diaplikasikan dalam bidang biomedis dan farmasi (4).
invertebrata seperti Crustacea sp dan
Kitosan memiliki potensi untuk
kutikula serangga, beberapa jamur, alga
dikembangkan sebagai bahan aktif atau
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
401
eksipien dalam bidang farmasi. Sebagai
mengambil
bahan aktif, kitosan dapat dimanfaatkan
buku, jurnal ilmiah dan artikel ilmiah yang
dalam pembuatan sediaan farmasi yang
berkaitan dengan aplikasi kitosan dalam
bertujuan untuk mencegah atau mengobati
bidang farmasetik. Pengumpulan data dari
suatu penyakit, karena diketahui kitosan
berbagai jurnal di unduh melalui Journal
memiliki sifat antibakteri (5). Selain itu,
of of Microencapsulation, Nanomedicine:
kitosan
untuk
Nanotechnology, Biology, and Medicine,
membantu dalam sistem penghantaran obat
International Journal of Pharmaceutics
dan dapat mengendalikan laju pelepasan
ataupun
obat,
mempublikasikan
dapat
dimanfaatkan
sehingga kerja obat dapat lebih
maksimal (6).
ini
dari yaitu
penulisan untuk
artikel
memberikan
beberapa informasi penggunaan kitosan dalam
bidang
diformulasikan hidrogel,
situs
referensi
berupa
web
lain
yang
secara
internasional
artikel atau jurnal ilmiah dengan kata kunci
Tujuan review
beberapa
farmasetik
dalam
sediaan
mikropartikel
yang tablet, ataupun
nanopartikel yang sudah diteliti. METODE
“tablet of chitosan / hydrogel of chitosan/ nano-microparticle chitosan”. Selain dari jurnal/
rtikel
pengambilan
ilmiah
data
juga
internasional, diambil
dari
jurnal/artikel ilmiah berbahasa Indonesia dengan kata kunci “aplikasi kitosan di bidang farmasi”. Kriteria inklusi untuk me-review artikel ini yaitu buku, artikel dan jurnal
Metode yang dilakukan dalam meilmiah yang dipublikasikan maksimal 10 review artikel yang dibuat yaitu dengan
tahun terakhir (tahun 2006 – 2016) dan
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
402
memuat tema aplikasi kitosan di bidang
berbagai metode dan obat dapat dilihat
farmasetik.
pada tabel 1.
Sedangkan
untuk
kriteria
ekslusi dalam me-review artikel ini yatu buku, artikel, jurnal yang membahas aplikasi kitosan bukan di bidang kesehatan. HASIL Berbagai formulasi kitosan dalam beberapa tipe sediaan farmasi dengan
Tabel 1. Sediaan farmasi yang mengandung kitosan dengan berbagai metode untuk berbagai obat Tipe sediaan
Metode preparasi
Tablet
Pengeringan semprot
Obat Propanolol hidroklorida (7), Famotidine (8), Quercetin (9)
Hidrogel
Komplekasi elektron
Teofilin (10)
Emulsifikasi spontan
Tacrine (11)
Pengeringan semprot
Cyclosporine A (12)
Nanopartikel
Isoniazid (INH) (13), Gelasi ionik Rifampicin(RIF) (13) Kompleksasi polielektrolit
Insulin (14)
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
Mikropartikel
403
Cross-linking
5-Flurouracil (5-FU) (15)
Pengeringan semprot
Minoksidil sulfat (16)
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
404
Sedangkan, zat penghancur ditambahkan
PEMBAHASAN
agar tablet cepat hancur, biasanya dengan
SEDIAAN TABLET
mekanisme penyerapan cairan sehingga Tablet merupakan salah satu jenis tablet menggembung dan hancur (17) . sediaan farmasi yang banyak beredar di pasaran. Tablet yang baik harus memenuhi persyaratan seperti secara fisik stabil,
Kitosan sebagai zat eksipien Pembuatan tablet menggunakan metode
menjamin kehomogenan zat aktif dan
kempa
eksipien, mudah dibuat, mudah digunakan
dibandingkan dengan pembuatan tablet
dan
pembuatan
dengan metode granulasi, karena tidak
sediaan tablet diperlukan bahan tambahan
memerlukan pembentukan granul terlebih
guna mempertinggi kualitas tablet. Bahan
dahulu. Namun, dalam kempa langsung
tambahan (eksipien) yang berpengaruh
dibutuhkan zat aktif beserta ekspien yang
pada pelepasan zat aktif antara lain
memiliki laju alir yang baik, sehingga
pengikat, pelincir dan penghancur. Zat
mudah untuk di kempa. Dalam penelitian
pengikat
tablet
Chinta et al, 2009, dibuat ekspien dari
memenuhi friabilitas yang baik sehingga
campuran kitosan dan gelatin terhidrolisis.
tablet
ketika
Zat aktif yang digunakan dalam penelitian
diditribusikan. Zat pelincir ditambahkan
yaitu propanalol hidroklorida. Formulasi
dengan konsentrasi tidak yang teralu besar,
yang
karena akan membuat tablet bersifat
konsentrasi kitosan dan laktosa. Setelah
hidrofobik dan tablet sulit dihancurkan
larutan
sehingga pelepasan zat aktif terhambat.
selanjutnya larutan ini disemprotkan ke
reprodusibel.
Dalam
ditambahkan
tidak
mudah
agar
hancur
langsung
dibuat
lebih
menggunakan
kitosan-laktosa
disukai
variasi
terbentuk,
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
dalam
racikan
obat
405
metode
meningkatkan efektivitas kerja tablet. Zat
penyemprotan kering pada kecepatan 1.4
aktif yang digunakan dalam penelitian
mL/menit.
dievaluasi,
adalah quercetin (Que). Obat ini memiliki
hasilnya menunjukkan bahwa eksipien
efektivitas yang kurang baik bila diberikan
semprot-kering
kitosan-laktosa
dapat
secara oral karena stabilitasnya mudah
meningkatkan
laju
tingkat
terganggu (18). Maka dari itu, dilakukan
Hasil
dengan
granul
alir,
kompresibilitas yang baik bagi tablet (7). Terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh
Anraku
et
al,
2015,
yang
membuktikan bahwa tablet famotidine yang mengandung kitosan-sulfobutil eter β –cyclodextrin
mampu
mengontrol
penenlitian
dengan
pembuatan
mikropartikel kitosan/xanthan gum untuk meningkatkan
bioavailabilitas
dan
mengoptimalkan kerja obat dalam usus. Mikropartikel yang
terbentuk
kitosan/xanthan dimampatkan
gum
menjadi
pelepasan obat, pelepasan obat pada pH
tablet kemudian disalut menggunakan
asam dan basa dilakukan secara perlahan
Eudragit agar tidak mudah terdegradasi
dibandingkan dengan tablet famotidine
dalam pH asam. Hasilnya menunjukkan
biasa (8).
terdapat mikropartikel halus dalam usus
Mikropartikel
kitosan
yang
sekitar 5mm yang mengandung quercetin, dan tablet mikropartikel ini memiliki
dimampatkan menjadi tablet
kestabilan yang baik pada pH asam Penelitian yang dilakukan oleh Caddeo ataupun pH basa, pelepasan obatnya pun et al, 2014, menunjukkan bahwa kitosan terkontrol dengan baik sehingga obat dalam
sediaan
mikropartikel
dapat bekerja pada target yang semestinya
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
406
(usus). Pelepasan obat dari tablet polimer
bioavaibilitas teofilin dibandingkan dengan
ini mengikuti prinsip difusi non-Fickian
teofilin tanpa kompleks xanthan-kitosan.
(9).
Selain
HIDROGEL KOMPLEKS XANTHANKITOSAN DENGAN TEOFILIN
itu,
kompleks
xanthan-kitosan
mampu mengontrol pelepasan obat melalui rute oral pada penyakit paru-paru kronik (10).
Teofilin merupakan obat bronkidilator untuk penyakit paru-paru kronik. Teofilin
SEDIAAN NANOPARTIKEL
akan membantu untuk merelaksasikan
Sediaan nanopartikel merupakan
bronkioulus dan otot paru-paru. Namun,
hasil dari pembaharuan dalam bidang
terkadang jumlah teofilin yang dilepaskan
bioteknologi. Sediaan nanopartikel akan
ke paru-paru tidak sesuai dengan dosis,
membantu meningkatkan efektivitas kerja
karena memiliki bioavaibilitas yang rendah
obat, terutama yang diberikan secara oral.
sehingga efek farmakokinetiknya lambat
Pemberian obat secara oral memiliki
untuk dicapai (19) . Maka dalam penelitian
tingkat bioavailabilitas yang rendah karena
Popa et al, 2009, dibuatlah hidrogel
stabilitas
teofilin yang dikemas bersama kompleks
terpengaruh oleh keadaan pH, enzim dan
xanthan-kitosan.
degradasi
Kompleks
xanthan-
obat
yang
mikroba.
mudah
Oleh
karena
itu,
kitosan dibentuk melaui kompleksasi ionik
pembentukan
antara
dibutuhkan
untuk
muatan berbeda. Hasil studi in vivo
bioavaibilitas
obat,
menunjukkan bahwa kompleks xanthan-
melindungi obat dari degradasi dalam
kitosan
saluran pencernaan (6). Selain itu, sediaan
2
polisakarida
mampu
yang memiliki
meningkatkan
polimer
sekali
nanopartikel meningkatkan
terutama
dalam
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
407
nanopartikel dapat mengontrol pelepasan
Menurut penelitian yang dilakukan
obat dan dapat bekerja spesifik terhadap
oleh Wilson et al, 2010, dibuktikan bahwa
target obat (20).
pelepasan
Penghantar obat Anti-Alzheimer
obat
dengan
pemberian
nanopartikel tacrine-kitosan lebih lambat dibandingkan dengan pemberian takrine
Alzheimer
merupakan
penyakit saja. Selain itu, penambahan polysorbate
yang berdasarkan adanya gangguan pada 80 pada nanopartikel tacrine-kitosan dapat fungsi syaraf. Tacrine merupakan obat juga mengurangi pelepasan obat. Sehingga, dalam
membantu
penyakit
Alzheimer nanopartikel
tacrine-kitosan
yang
dengan menghambat asetilkolinesterase. ditambahkan polysorbate 80 memiliki Tacrine juga mampu menghambat kanal potensi ion
kalium,
sehingga
dalam
pengobatan
Alzheimer
dapat dengan memperpanjang durasi kerja obat
memperpanjang durasi aksi yang kemudian tacrine dan meningkatkan biavaibilitas meningkatkan pelepasan astilkolin dari obat di otak (11). saraf kolinergik (11). Sediaan nanopartikel tacrine-kitosan
dibuat
dengan
cara
Penghantar obat mata
emulsifikasi spontan. Emulsifikasi spontan
Cyclosporine A (CsA) merupakan
merupakan proses pembuatan emulsi tanpa
obat tetes mata yang cukup banyak
adanya suplai energi dari luar ketika dua
digunakan. CsA tidak dapat diformulasikan
cairan saling bercampur dengan tegangan
bersama
permukaan yang rendah (21).
hidrofobik sehingga memiliki kelarutan
dengan
air
karena
bersifat
yang kurang dalam air (22). Kelemahan utama dari sediaan tetes mata yaitu
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
408
pelepasan obat yang cepat dan jumlah yang
penetrasi dan durasi kerja CsA yang lebih
diterima oleh mata tidak sesuai dosis
panjang (12).
karena adanya drainase dan omset air mata
Penghantar
yang tinggi (23).
Basaran,
2013,
CsA
dapat
diformulasikan ke dalam nanopartikel kitosan
kationik
pengeringan
dengan
semprot.
metode
Metode
ini
berdasarkan prinsip pengeringan partikel dengan menggunakan uap panas (24). Dalam
pembuatan
nanopartikel
ini,
dilakukan variasi kitosan berdasarkan berat molekul. Pengujian ini dilakukan terhadap domba secara in vivo. Setelah diberi perlakuan selama 72 jam, maka dilakukan uji profil CsA dalam sampel. Hasil akhir menunjukkan bahwa perlakuan sampel dengan nanopartikel kitosan-CsA
masih
mengandung obat CsA dalam kornea dan permukaan konjungtiva sampel, hal ini mengindikasikan
Anti-
Tuberkulosis (TB)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
obat
adanya
peningkatan
Tuberkulosis merupakan penyakit dimana
terdapat
bakteri
basil
yaitu
Mycobacterium tuberculosis di dalam paru. Penyebaran penyakit ini biasanya melalui udara. Obat anti-tuberkulosis yang sudah beredar saat ini memiliki kelemahan, seperti
harga
yang
mahal,
durasi
pengobatan yang lama dan efek samping yang menyertainya (25). Beberapa tahun terakhir ini telah diupayakan pembuatan obat
anti-tuberkulosis
berupa
sediaan
nanopartikel sehingga obat akan langsung menuju paru-paru melalui rute pulmonary (26). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Garg, 2015, kitosan digunakan sebgai pembawa
obat
(rifampisin kitosan
dan
anti-tuberkulosis
isoniazid).
dikarenakan,
kitosan
Pemilihan memilki
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
409
biodegradasi dan biocompatible yang baik,
formulasi
juga merupakan polimer kationik yang
tuberkulosis dengan kitosan tidak toksik
tidak toksik dimana mukoadesifnya serta
dan
permeabilitas membrannya pun baik (13).
mereduksi
Proses formulasi nanopatikel obat anti-tuberkulosis dengan kitosan dibuat menggunakan teknik gelasi ionik. Prinsip dari
teknik
ini
berdasarkan
adanya
interaksi elektrostatik antara grup amina kitosan
dan
grup
muatan
negatif
tripolifosfat (TPP) (24). Larutan TPP ditambahkan ke dalam larutan kitosan yang mengandung
isoniazid
dan
rifampisin
dengan konsentrasi yang berbeda. Setelah nanopatikel obat anti-tuberkulosis dengan kitosan
terbentuk,
dibuat
sediaan
inhalasinya dengan metode pengeringan semprot dengan menambahkan mannitol (1% m/v) dan leucin (0.25% m/v). Pengujian
dilakuakn
terhadap
mencit
penelitian
ini
secara
betina.
in
vivo
Hasil
dari
menunjukkan
bahwa
nanopatikel
aktivitasnya
lebih
obat
tinggi
Mycobacterium
anti-
dalam
tuberculosis
dibandingkan obat anti-tuberkulosis tanpa kitosan.
Sehingga
nanopartikel
dipastikan
kitosan
bahwa
merupakan
penghantar obat anti-tuberkulosis yang baik untuk pengobatan tuberkulosis karena membuat obat kerjanya spesifik pada jarigan paru-paru (13). Penghantar Insulin Penelitian yang dilakukan oleh Hecq, 2015, membandingkan antara nanopartikel kitosan-insulin dengan nanopartikel derivat kitosan-insulin.
Formulasi
pembuatan
nanopartikel ini menggunakan prinsip interaksi elektrostatik antara TPP yang bermuatan negatif dengan kitosan yang merupakan polimer bermuatan positif. Dengan adanya penambahan kitosan pada insulin, sediaan nanopartikel memiliki
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
stabilitas
sistem
digunakan dan dapat mengantarkan obat
penghantaran obat karena, insulin menjadi
sesuai target kerja obat (27). Pemilihan
lebih stabil dalam menghadapi perubahan
kitosan
pH yang terjadi pada saluran pencernaan
pembuatan mikropartikel, karena kitosan
dan meningkatkan mukoadesif. Setelah
tidak toksik, memiliki biodegradasi dan
dibandingkan antara nanopartikel kitosan-
mukoadesif yang baik (28).
insulin
yang
dengan
kitosan-insulin,
tinggi
410
dalam
nanopartikel nanopartikel
derivat
sebagai
bahan
utama
dalam
Penghantar obat kanker kolon
derivat Mikrokapsul
Kitosan/Natrium
kitosan-insulin memiliki efektivitas yang Alginat
dengan
5-Fluorourasil
(5-FU)
lebih tinggi. Hal ini bisa dikarenakan dibuat untuk mengobati penyakit kanker kelarutan derivat kitosan lebih tinggi kolon. Penghantar obat kolon diperlukan karena adanya gugus amonium kuartener. untuk menghindari degradasi obat karena Formulasi yang paling baik, ditunjukkan adanya aktivitas enzim epitel, durasi kerja dari formulasi dengaan konsentrasi derivat lebih kitosan
sebesar
33%.
Formulasi
lama
di
dalam
lumen
serta
ini meningkatkan
absorbsi
obat
dalam
menunjukkan nilai Z-average 142 ± 10 jaringan target.
Selain itu, ketika 5-
nm, zeta potensial 29 ± 1mV, efikasi fluorouracil langsung bekerja pada target enkapsulasi 52 ± 3% dan pelepasan insulin (usus) maka toksisitas sistemik dan dosis terjadi selama 210 menit (14). yang diberikan pada pasien pun dapat SEDIAAN MIKROPARTIKEL Sediaan
mikropartikel
direduksi (15). umumya
dapat meningkatkan stabilitas obat, mudah
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
Mikrokapsul Alginat
dengan
411
Kitosan/Natrium
5-Fluorourasil
Obat jenis ini telah beredar di pasaran
(5-FU)
dalam bentuk hidrogel atau larutan etanol
dibuat dengan teknik cross-linking dengan
(Rogaine ®). Namun, sediaan ini memilki
penambahan
kelemahan
kasium
klorida
(4%).
diantaranya
zat
aktif
Beberapa uji dilakukan untuk melihat
(minoksidil sufat) tidak dapat masuk ke
stabilitas dari mikrokapsul yang dibuat,
dalam folikel rambut dan pelepasan obat
seperti uji dengan mikroskop dan fotografi
yang tidak terkontrol sehingga pemakaian
untuk melihat bentuk dan sifat permukaan
hidrogel ini dilakukan sebanyak dua kali
dari partikel, uji untuk melihat pelepasan
sehari oleh pasien untuk memastikan efek
5-fluororacil
farmakologi (16).
dari
obat
dengan
menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada
panjang
Pengujian
gelombang
dilakukan
secara
266nm. in
vitro
terhadap kolon domba. Hasil penelitian secara in vitro menunjukkan bahwa 5fluorouracil tetap utuh dan mengalami pelepasan obat yang minimal di usus kecil
Pada penelitian yang dilakukan oleh Gelfuso et al, 2011, pembuatan mikropartikel
kitosan-minoksidil
sulfat
dibuat menggunakan metode pengeringan semprot. Mikropartikel dapat berpenetrasi ke dalam lapisan kulit melalui rute transfolikular.
Obat
yang
berbentuk
dan lambung, sehingga efek samping dari
mikropartikel dengan ukuran sekitar 1μm –
obat dapat dikurangi (15).
5μm dapat menyebrangi kulit dengan
Penghantar obat topikal Minoksidil sulfat merupakan obat yang ditujukan untuk mengatasi kebotakan.
melalui folikel kulit dan mengantarkan obat sesuai dengan target. Tujuan dari pembuatan
mikropartikel
kitosan-
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
412
minoksidil sulfat ini untuk mengetahui
ini dikarenakan kitosan tidak toksik serta
kemampuan
memiliki
pelepasan
obat
dan
biodegradasi,
bioavaibilitas,
mengaplikasikannya terhadap salah satu
biokompabilitas yang baik. Sehingga obat
penyakit kulit yaitu kebotakan. Ukuran
dapat bekerja lebih efektif dan maksimal
mikropartkel
sesuai indikasinya.
kitosan-minoksidil
sulfat
yang terbentuk sebesar 3 μm berbentuk
Ucapan Terima Kasih
bulat, dengan ukuran sebesar ini maka Penulis mengucapkan terima kasih pengantaran minoksidil sulfat ke dalam yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT folikel
rambut
dapat
tercapai. karena telah memberikan nikmat iman,
Mikropartikel yang dibuat menunjukkan kesehatan dan kekuatan kepada penulis, adanya pertahanan pelepasan obat hingga sehingga tiga
kali
lipat
dibandingkan
penulis dapat menyelesaikan
dengan review artikel ini.
pemberian obat biasa (bukan dalam bentuk Kemudian, ucapan terimakasih juga
mikropartikel). Sehingga dapat dikatakan mikropartikel
ini
berpotensi
untuk
penulis
sampaikan
kepada
Bapak
selaku
Dosen
meningkatkan terapi obat minoksidil sulfat
Sriwidodo,M.Si.,Apt
secara topikal (16).
Pembimbing, karena telah memberikan arahan dan dorongan kepada penulis
SIMPULAN hingga review artikel ini selesai. Kitosan
memiliki potensi yang Ucapan terima kasih juga penulis
baik dalam mendukung pembuatan sediaan ucapkan kepada keluarga dan kerabat obat, baik dalam bentuk tablet, hidrogel, karena telah memberi motivasi kepada mikropartikel maupun nanaopartikel. Hal
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
413
penulis utuk menyelesaikan review artikel
Personal Care and Cosmetic Products.
ini.
New York2005. 5. Shrestha A, Michael R, Hamblin, Anil
Konflik Kepentingan Penulis menyatakan tidak terdapat potensi
konflik
kepentingan
dengan
penelitian, kepenulisan (authorship), dan atau publikasi artikel ini. DAFTAR PUSTAKA
K.
Photoactivated
rose
bengal
functionalized chitosan nanoparticles produce antibacterial/biofilm activity and
stabilize
Nanomedicine:
dentin-collagen. Nanotechnology,
Biology, and Medicine. 2014;10:4911. Liu X, Ma L, Mao Z, Gao C. Chitosan-
501. based biomaterials for tissue repair and 6. Mundargi R, Babu VR, Rangaswamy V. regeneration, Chitosan for biomaterials Nano/micro technologies for delivering II. Heidelberg: Springer Berlin; 2011. macromolecular therapeutics using poly 2. Aranaz I, Harris R, Heras A. Chitosan (D,L-lactide-co-glycolide)
and
its
derivatives.
Controlled
amphiphilic derivatives. Chemistry and Journal
of
applications. Current Chemical Biology. Release. 2008;125:193-209. 2010;14(3):08-30. 7. Chinta D, Richard AG, Sarala P, Natalie 3. Croisie F, Christine J. Chitosan-based P, Levon AB , Tarun KM. Spray-Dried biomaterials for tissue engineering. Chitosan as a Direct Compression European Polymer Journal. 2012. Tableting Excipient. Drug Development 4. Cattaneo MV. Topical delivery systems and Industrial Pharmacy. 2009;35:43-8. based on polysaccharide microspheres. In: Delivery System Handbook for
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
414
8. Anraku M, Ayumu H, Daisuke I, James
delivery system for the anti-Alzheimer
DP, Kanet U, Fumitoshi H. Slow-
drug
release of famotidine from tablets
Nanotechnology,
consisting of chitosan/ sulfobutyl ether
Medicine. 2010;6:144-52.
b-cyclodextrin composites. International Journal
of
Pharmaceutics.
2015;487:142-7.
tacrine.
Nanomedicine: Biology,
and
12. Basaran E, Evrim Y, Murat SB, Gulay B, Yasemin Y. Chitosan nanoparticles for ocular delivery of cyclosporine A.
9. Caddeo C, Amparo N, Octavio DS, Matilde MS, Anna MF, Maria M.
Journal
of
Microencapsulation.
2013:1-9.
Chitosan–xanthan gum microparticle-
13. Garg T, Goutam R, Amit KG.
based oral tablet for colon-targeted and
Inhalable chitosan nanoparticles as
sustained delivery of quercetin. Journal
antitubercular drug carriers for an eff
of Microencapsulation. 2014:1-6.
ective
10. Popa N, Ovidlu N, Lenuta P, Catalina EL, Marcel IP. Hydrogels based on chitosan–xanthan
of
tuberculosis.
Artificial Cells, Nanomedicine, and Biotechnology. 2015:1-5.
controlled
14. Hecq J, Siepmann F, Siepmann J,
release of theophylline. Journal of
Amighi K, Goole J. Development and
Materials
evaluation of chitosan and chitosan
Science:
for
treatment
Materials
in
Medicine. 2010;21:1241-8. 11. Wilson B, Malay KS, Kumaraswamy
derivative
nanoparticles
containing
insulin for oral administration. Drug
S, Sampath K, Muthu R, Bhojraj S.
Development
and
Chitosan nanoparticles as a new
Pharmacy. 2015:1-8.
Industrial
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
15. Shabbeer
S,
Ramanamurthy.
415
Shaheeda,
KV
hydrophobic drug from hydroxyapatite
Formulation
and
coated
evaluation of chitosan sodium alginate microcapsules of 5-fluorouracil for
liposomes.
Biomaterials.
2007;28:2687-94. 19. Bauer
L.
Applied
clinical
colorectal cancer. International Journal
pharmacokinetics. 2nd, editor. New
Of
York: Mc Graw-Hill Medical; 2008.
Research
In
Pharmacy
And
Chemistry. 2012;2(1):7-19.
20. Jain SK GY, Jain A, Saxena AR,
16. Gelfuso G, Taı´s G, Patrı´cia SS, Luı´s AP,
Renata
microparticles
VL. for
Chitosan
sustaining
the
topical delivery of minoxidil sulphate. Journal
of
Microencapsulation.
2011;28(7):650-8.
Terbanding,
Penetapan
Kadar, dan Kualitas Fisik Tablet Atorvastatin
nanoparticles bearing an anti-HIV drug
didanosine
for
sitespecific
delivery. Nanomedicine. 2008;4:41-8. 21. Fernando L, Véronique S, Jerôme B. Emulsion Science: Basic Principles.
17. Aini R, Ratih DS, Intan SO. Profil Disolusi
Khare P, Jain A. Mannosylated gelatin
Inovator,
New
York:
Springer
Science
&
Business Media; 2007. 22. Shen J, Deng Y, Jin X, Ping Q, Su Z,
Generik
Li L. Thiolated nanostructured lipid
Bernama Dagang, dan Generik. Jurnal
carriers as a potential ocular drug
Kefarmasian Indonesia. 2015;5(2):90-
delivery system for cyclosporine A:
7.
Improving in vivo ocular distribution.
18. Xu Q, Tanaka Y, Czernuszka JT. Encapsulation
and
release
of
a
International
Journal
Pharmaceutics. 2010;402:248-53.
of
Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1
416
23. Basaran E, Demirel M, Sirmagül B,
Mannosylated gelatin nanoparticles
Yazan Y. Polymeric cyclosporine-A
bearing
nanoparticles for ocular application.
management of tuberculosis. Journal
Journal
of Drug Targeting. 2011;19:219-27.
Biomed
Nanotechnol.
2011;5:714-23. 24. Jayakumar Muzzarelli
R, RAA.
isoniazid
for
effective
27. Intra J, Salem K. Rational design, Prabaharan
M,
fabrication, characterization and in
Chitosan
for
vitro
testing
of
biodegradable
Biomaterials I. New York: Springer;
microparticles that generate targeted
2011.
and sustained transgene expression in
25. Kaur M, Garg T, Narang RK. A review of emerging trends in the
HepG2 liver cells. Journal of Drug Targeting. 2010.
treatment of tuberculosis Artif Cells
28. Li X, XiangYe K, Shuai S, XiuLing Z,
Nanomed Biotechnol. 2014;44(2):478-
Gang G, YuQuan W, et al. Preparation
84.
of
26. Saraogi G, Sharma B , Joshi B , Gupta P , Gupta UD , Jain NK , Agrawal GP
alginate
coated
chitosan
microparticles for vaccine delivery. BMC Biotechnol. 2008.