HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA DAN POSISI KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA SUPIR BUS JURUSAN MANADO – BITUNG DI TERMINAL PAAL DUA MANADO TAHUN 2015 Herlin Rende*, Wulan P. J. Kaunang*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Keluhan yang dirasakan bagian otot skeletal baik keluhan ringan sampai parah disebut Musculoskeletal disorders (MSDs). Supir merupakan pekerjaan yang berpotensi terkena MSDs karena cara kerjanya mengharuskan duduk dalam waktu lama dan dalam posisi statis. MSDs akan berdampak buruk dalam segi kesehatan maupun dalam perekonomian. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara lama kerja dan posisi kerja duduk dengan keluhan muskuloskeletal pada supir bus jurusan Mando-Bitung di Terminal Paal Dua Manado. Menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan desain cross sectional study. Dilaksanakan di terminal Paal Dua Manado pada bulan September-Oktober 2015. Berdasarkan rumus Taro Yamane diperoleh sampel 110 orang. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi jumlah sampel yang didapat hanya 88 orang. Menggunakan uji statistik korelasi Spearman. Variabel yang diteliti adalah lama kerja, posisi kerja duduk dan keluhan muskuloskeletal. Pengambilan data lama kerja dan posisi kerja duduk menggunakan kuesioner, dan keluhan muskuloskeletal menggunakan metode Nordic Body Map (NBM). Uji hubungan menggunakan uji korelasi spearman dengan α = 0,05 dan confidence interval 95%. Hasil penelitian didapatkan lama kerja terbanyak adalah 3 jam per hari sebanyak 63 orang (71,6%), posisi kerja duduk terbanyak adalah tidak ergonomi sebanyak 55 orang (62,5), dan tingkat keluhan muskuloskeletal rendah sebanyak 59 orang (67,0%). Hasil uji statistik menunjukan tidak adanya hubungan antara lama kerja dengan keluhan muskuloskeletal (p = 0,496), dan ada hubungan antara posisi kerja duduk dengan keluhan musculoskeletal (p = 0,005). Tidak ada hubungan antara lama kerja dengan keluhan musculoskeletal. Terdapat hubungan antara posisi kerja duduk dengan keluhan musculoskeletal. Kata Kunci: Lama Kerja, Posisi Kerja Duduk, Keluhan Muskuloskeletal
ABSTRACT Complaints from either skeletal muscle mild to severe complaints referred Musculoskeletal disorders (MSDs). The driver is a job that potentially affected by MSDs due to the way it works required to sit for a long time and in a static position. MSDs will have a negative impact in terms of health and in the economy. This study aims to determine the relationship between length of employment and working position sitting with musculoskeletal complaints on bus drivers majors Mando-Bitung in Paal Dua Station Manado. Using this type of analytic survey research with cross sectional study design. Paal Dua stationn held in Manado in September-October 2015. Based on the formula of Taro Yamane obtained a sample of 110 people. Based on inclusion and exclusion criteria the number of samples obtained just 88 people. Using the Spearman correlation test. The variables studied were length of work, work positioning sit and musculoskeletal complaints. Old data retrieval work and work sitting position using a questionnaire, and musculoskeletal disorders using Nordic Body Map (NBM). Test relationships using Spearman correlation test with α = 0.05 and 95% confidence intervals. The results, the length of employment was 3 hours per day as many as 63 people (71.6%), the largest sitting working position is ergonomic as much as 55 people (62.5), and low levels of musculoskeletal complaints as many as 59 people (67.0% ). Statistical test results showed no relationship between the length of work with musculoskeletal disorders (p = 0.496), and there is a relationship between sitting working position with musculoskeletal complaints (p = 0.005). There is no relationship between the length of work with musculoskeletal complaints. There is a relationship between sitting working position with musculoskeletal complaints. Keywords: Old Work, Job Position Sitting, Musculoskeletal Complaints
Menurut
PENDAHULUAN
International
Labour
Pada Undang-undang Republik Indonesia No.
Organization (ILO) (2013), setiap tahun
13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan,
kurang lebih ada 250 juta kecelakaan di tempat
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
kerja
melakukan
mengalami sakit akibat bahaya yang ada di
barang
pekerjaan
dan/atau
guna
jasa
menghasilkan
untuk
dan
lebih
dari
160
juta
pekerja
memenuhi
tempat kerja. Selain itu ada 1,2 juta pekerja
kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tempat
meninggal akibat kecelakaan dan sakit di
kerja berpengaruh terhadap kesehatan dan
tempat kerja.
produktivitas pekerja. Pekerja dapat bekerja
Masalah kesehatan yang paling umum di
secara efektif dan efisien jika tempat kerja
Uni Eropa adalah gangguan musculoskeletal
aman dan sehat. Namun jika tempat kerja tidak
yaitu
aman dan tidak sehat serta terdapat banyak
punggung dan 23% menderita nyeri otot.
bahaya maka produktivitas pun akan berkurang
Kemudian
sehingga
seperemat waktu atau lebih menggerakan
berpengaruh
terhadap
hilangnya
pendapatan bagi pekerja (ILO, 2013).
25-27%
pekerja
62%
menderita
pekerja,
27
sakit
terekspos
tangan secara repetitive dan gerakan lengan,
Tubuh manusia dirancang untuk bisa
46% megalami posisi yang melelahkan, 35%
melakukan segala aktivitas dalam pekerjaan
gerakan membawa atau memindahkan beban
sehari-hari. Massa otot dalam tubuh bobotnya
berat. Data lainnnya dari The Labour Force
hampir lebih dari separuh dari berat tubuh,
Survey pada tahun 2007/2008, diperkirakan
yang memungkinkan manusia bisa melakukan
539.000 pekerja di Britania Raya menderita
suatu pekerjaan. Namun apabila otot menerima
musculoskeletal disorders (Maijunidah, 2010).
beban statis secara terus menerus dengan posisi
Data dari Biro Statistik Departemen
yang keliru dan dalam waktu yang lama bisa
Tenaga Kerja Amerika (2001), pada tahun
menyebabkan suatu keluhan pada bagian-
1996 – 1998 terdapat 2.811.000 kasus yang
bagian otot skeletal. Keluhan-keluhan yang
diantaranya
dirasakan pada bagian otot skeletal baik
berhubungan dengan faktor risiko ergonomi.
keluhan sangat ringan maupun keluhan parah
Kemudian data lainnya menyebutkan terjadi
disebut sebagai Musculoskeletal disorders
sekitar 6 juta kasus per tahun atau rata-rata 300
(MSDs). Studi tentang MSDs pada berbagai
– 400 kasus per 100 ribu pekerja. Masalah ini
industri menunjukkan bahwa keluhan otot yang
berdampak pada produktivitas pekerja dan
sering dirasakan pekerja antara lain otot otot
perusahaan atau instansi (Maijunidah, 2010).
leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang
dan
(Tarwaka, 2015).
otot-otot
bagian
bawah
Hasil
adalah
studi
gangguan
Departemen
yang
Kesehatan
tentang profil masalah kesehatan di Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan bahwa sekitar
40,5%
penyakit
pekerja
penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
berhubungan dengan pekerjaannya. Hasil dari
hubungan antara lama kerja, posisi kerja duduk
studi yang dilakukan terhadap 9.482 pekerja di
dengan keluhan musculoskeletal pada supir bus
12
jurusan Manado - Bitung di Terminal Paal Dua
kabupaten/kota
yang
di
dialami
Indonesia,
pada
umumnya berupa penyakit muskuloskeletal
Manado.
16%, kardiovaskuler 8%, gangguan saraf 6%, gangguan pernafasan 3% dan gangguan THT
METODE PENELITIAN
1,5% (Nurdiati dkk, 2015).
Penelitian ini dilaksanakan di terminal Paal
Supir merupakan salah satu pekerjaan
Dua Manado pada bulan Agustus – Oktober
yang sangat berpotensi terkena MSDs. Hal ini
2015. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
dikarena cara kerja yang mengharuskan supir
deskriptif
untuk duduk dalam waktu yang lama dan
sectional study.
analitik
dengan
desain
cross
berada dalam posisi yang statis. Jika MSDs ini
Populasi dalam penelitian ini adalah
terus dibiarkan maka akan berdampak buruk
semua supir bus jurusan Manado – Bitung di
baik dalam segi kesehatan pekerja maupun
terminal Paal Dua Manado dengan jumlah
dalam segi perekonomian. Jika dilihat dalam
supir 150 orang, yang seluruhnya berjenis
segi kesehatan, pekerja yang mengalami MSDs
kelamin laki-laki. Dengan menggunakan rumus
akan merasakan nyeri, sakit, kram, pegal,
Taro Yamane diperoleh jumlah 110 orang dan
bengkak hingga pada cacat permanen. Jika
sesuai
dilihat dari segi perekonomian, pekerja yang
diperoleh jumlah sampel 88 orang.
mengalami MSDs ringan masi bisa bekerja.
dengan
Proses
kriteria
penelitian
inklusi-eksklusi
dilakukan
dengan
Namun apabila pekerja telah mengalami MSDs
pengisian kuisioner serta cek list lembar nordic
berat
untuk
body map oleh supir bus jurusan Manado -
beristirahat di rumah maka perkeonomian pun
Bitung saat tidak melakukan aktivitas fisik di
akan terhambat karna tidak lagi bekerja.
terminal Manado.
yang
mengharuskan
pekerja
Berdasarkan survei awal yang dilakukan
Data
yang
diperoleh
kemudian
oleh peneliti pada supir bus jurusan Manado-
dikumpulkan dan dianalisis dengan analisis
Bitung yang ada di terminal Paal Dua Manado,
univariat menggunakan distribusi frekuensi dan
terdapat risiko timbulnya keluhan MSDs yang
analisis bivariat. Analisis
sangat besar karena jarak yang dilalui jauh dan
statistik korelasi spearman dimana variabel
membutuhkan waktu yang lama kurang lebih 3
dependen (lama kerja dan posisi kerja duduk)
jam, sehingga mengharuskan supir bus untuk
dan
berada dalam posisi duduk yang lama dan
muskuloskeletal) menggunakan skala ordinal.
berada dalam postur statis. Oleh karena itu
variabel
menggunakan uji
independen
(keluhan
HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel
Kategori
Lama Kerja (jam)
2 jam 3 jam 4 jam ≥ 5 jam
Posisi Kerja Duduk
Total Tidak Ergonomi Ergonomi Total
Keluhan muskuloskeletal Rendah Sedang Tinggi 1 1 1 45 15 3 11 4 3 2 1 1 59 21 8 31 17 7 28 4 1 59 21 8
Total 3 63 18 8 88 55 33 88
p value 0,496
0,005
A. Hubungan antara Lama Kerja dengan
tentang Hubungan Intensitas Getaran Dengan
Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs)
Lama kerja adalah lamanya responden bekerja
Pada Tenaga Kerja Unit Produksi Paving
perhari.
berpengaruh
Block CV. Sumber Galian Makassar dengan
terhadap timbulnya MSDs. Lama kerja dibagi
hasil (p = 0,079). Alasan mengapa lama kerja
dalam 4 kategori yaitu 2 jam, 3 jam, 4 jam dan
tidak memiliki hubungan yang signifikan
≥ 5 jam. Berdasarkan hasil statistik dengan
dengan keluhan muskuloskeletal mungkin
menggunakan
Spearman
disebabkan oleh aspek lain misalnya frekuensi
didapatkan hasil p = 0,496 (p < 0,05). Hal ini
kerja yang berbeda dan dari segi waktu
berarti tidak ada hubungan yang bermakna
istirahat tiap pekerja.
antara
Lama
lamanya
musculoskeletal
kerja
uji
sangat
korelasi
kerja pada
dengan supir
bus
keluhan jurusan
B. Hubungan Antara Posisi Kerja Duduk
Manado – Bitung yang ada di Terminal Paal
dengan keluhan Muskuloskeletal
Dua Manado. Hal ini dikarenakan rata-rata
Posisi kerja duduk adalah bagaimana posisi
waktu kerja supir bus jurusan Manado-Bitung
duduk responden selama bekerja atau selama
hanya berkisar 3 jam.
membawa
bus
untuk
mengantarkan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
penumpang. Posisi kerja diambil dengan cara
dilakukan oleh Nusa (2013) tentang hubungan
mengisi kuesioner yang semua pertanyaannya
antara umur, lama kerja dan getaran dengan
menyangkut posisi duduk. Posisi kerja duduk
keluhan system musculoskeletal pada sopir bus
dibagi dalam 2 kategori yaitu ergonomi dan
trayek Manado - Langowan di Terminal
tidak ergonomi.
Karombasan dengan hasil p = 0,763 (p < 0,05)
Berdasarkan
hasil
menggunakan
yang berarti tidak ada hubungan antara lama
didapatkan hasil p = 0,005 (p < 0,05). Hal ini
kerja dengan keluhan muskuloskeletal. Dari
berarti ada hubungan yang bermakna antara
hasil penelitian dari Cindyastira, dkk (2014)
posisi
duduk
korelasi
dengan
da rata-rata lama kerja hanya 4 jam per hari
kerja
uji
statistik
dengan
Spearman
keluhan
jurusan
2. Rata – rata posisi kerja duduk supir bus
Manado-Bitung yang ada di Terminal Paal Dua
jurusan Manado - Bitung di terminal Paal
Manado.
Dua tidak ergonomi.
muskuloskeletal
pada
supir
bus
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
3. Tidak terdapat hubungan antara lama kerja
yang dilakukan oleh Sang dkk (2014) tentang
dengan keluhan muskuloskeletal pada supir
hubungan risiko postur kerja dengan keluhan
bus jurusan Manado-Bitung di Terminal
Muskuloskeletal
Paal Dua Manado.
pemanen
kelapa
Disorders sawit
(MSDs) di
PT.
pada Sinergi
4. Terdapat hubungan antara posisi duduk
Perkebunan Nusantara dengan hasil p = 0,022
dengan keluhan muskuloskeletal pada supir
(p < 0,05) yang berarti ada hubungan antara
bus jurusan Manado-Bitung di Terminal
postur tubuh (posisi kerja) dengan keluhan
Paal Dua Manado.
muskuloskeletal. Begitu juga dengan penelitian
Berdasarkan hasil di atas maka disarankan
dari Santoso dan Widajati (2015) tentang posisi
agar:
kerja dan keluhan subyektif muskuloskeletal
1. Para
pada tenaga kerja bagian packing di PT. Y Gresik, didapatkan bahwa postur kerja dapat menyebabkan
keluhan
supir
bus
untuk
melakukan
peregangan otot. 2. Para supir harus memperhatikan desain
muskuloskeletal
tempat duduk dan stir juga jarak antara
ataupun juga bisa memperparah keluhan
tempat duduk dan stir agar lebih ergonomi.
muskulokeletal. Hasil penelitian dari Arfiasari
3. Para supir agar memeriksa kesehatannya
(2014) juga menunjukkan bahwa ada hubungan
secara berkala ke instansi kesehatan.
yang cukup kuat r = 0,439 dan signifikan
4. Bagi Dinas Perhubungan Kota Manado
dengan nilai p 0,019 antara postur kerja dengan
agar bisa bekerja sama dengan instansi
keluhan muskuloskeletal. Posisi kerja yang
kesehatan
tidak ergonomi dalam kurun waktu yang lama
tentang penerapan Sistem Manajemen
akan menyebabkan terjadinya cedera otot
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
(Tarwaka, 2015).
pada supir-supir.
untuk
memberikan
edukasi
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan
Anonimous. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (http://www.ilo.org/wcm sp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ ilo-jakarta/documents/publication/wcms_ 120125.pdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2015).
bahwa: 1. Lama kerja dari supir bus jurusan ManadoBitung di terminal Paal Dua Manado rata – rata 3 jam per hari.
Arfiasari, A. 2014. Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Pengepakan Di PT. Djitoe Indonesia Tobako. Surakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (online) (http://eprints.ums.ac.id/28172/15 /02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf diakses pada tanggal 29 Oktober 2015). Cindyastira D, Russeng S, dan Wahyuni A. 2014. Hubungan Intensitas Getaran Dengan Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) Pada Tenaga Kerja Unit Produksi Paving Block CV. Sumber Galian Makassar. Makassar: Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS (online) (http://repository.unhas.ac.id/bit stream/handle/123456789/10572/DIMI%2 0CINDYASTIRA%20K11110264.pdf?se quence=1 diakses pada tanggal 28 Oktober 2015). ILO. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk Produktivitas Pedoman Pelatihan untuk Manajer dan Pekerja Modul Lima. Jakarta: International Labour Organization (http://www.ilo. org/wcmsp5/groups/pupubl/---asia/---ro-b angkok/---ilo-jakarta/documents/publicati on/wcms_223765.pdf diakses pada tanggal 28 Oktober 2015). Maijunidah, E. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Assembling PT X Bogor Tahun 2010. Jakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (online) (http://repository. uinjkt.ac.id/dspace/bibitstre/123456789/23 88/1/EMI%20MMAIJUNIDA-FKIK.pdf diakses pada tanggal 8 September 2015). Nurdiati W, Utami G, dan Utami S. 2015. Jurnal: Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Perawat Yang Menderita Low Back
pain (LBP). Riau: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau (online) (http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPJM/ article/view/5159/5039 diakses tanggal 31 Agustus 2015). Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Nusa, Y. 2014. Hubungan Antara Umur, Lama Kerja dan Getaran Dengan Keluhan Sistem Muskuloskeletal Pada Supir Bus Trayek Manado-Langowan Di Terminal Karombasan Manado. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (online) (http://fkm.unsrat.ac.id/ wp-content/uploads/2014/03/JURNAL_Y OUANI-NUSA -091511016.pdf diakses pada tanggal 3 September 2015). Sang A, Djajakusli R, dan Russeng S. 2014. Hubungan Risiko Postur Kerja Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pemanen Kelapa Sawit di PT. Sinergi Perkebunan Nusantara. Makassar: Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS (online) (http://repo sitory.unhas.ac.id/bitstream/handle/12345 6789/8615/ASNI%20SANG%20%28K11 109291%29.pdf?sequence=1 diakses pada tanggal 28 Oktober 2015). Santoso, A. dan Widajati, N. 2015. Posisi Kerja dan Keluhan Subyektif Muskuloskeletal Pada Tenaga Kerja Bagian Packing di PT. Y Gresik. Semarang: Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (online) (http://www.academia. edu/15321210/POSISI_KERJA_DAN_K ELUHAN_SUBYEKTIF_MUSKULOSK ELETAL_PADA_TENAGA_KERJA_BA GIAN_PACKING_DI_PT._Y_GRESIK diakses pada tanggal 26 Oktober 2015). Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press.