Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 Pages
ISSN 2302-0253 pp. 33- 41
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN KEGIATAN FISIK PNPN-MPd DI KABUPATEN ACEH BESAR 1)
Khairul Anwar1, Dr. Ir. Abdullah, M. Sc2, Mubarak, ST., MT3 Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Abstract : National Program for Community Empowerment Rural Mandiri (PNPM-MPD) conducting all over the province, has been running since 2005 up to now, in the form of physical and non-physical activities. In the implementation of physical activity is often found problems, as a result of physical activity is not completed on time is planned. Therefore it is necessary to study the factors causing delays in the completion field and formulate solutions. The identification of the above problems using a questionnaire. The questionnaire was given to 44 people who are facilitators engineering districts in 22 districts of Aceh Besar district. With the aim to determine the dominant factors that cause delays in physical PNPM-MPD and handling solutions. The results of the questionnaire can then be tested with Pearson Product Moment test validation and reliability testing Cronbanch Alpha, then analyzed with the Analysis Frequency Index (FI). The results showed that the factors causing the delay are: lack of skills, expertise and labor, land acquisition problems, unreliable suppliers, fault management by implementing materials, shortage of labor, a method that does not work right / wrong, prolonged rain, workload is too much, relocation facilitator during physical work performed and access to the site difficult activity. factors important solution: ensuring land acquisition prior to implementation of activities, preparation of sufficient manpower, the selection of a good implementation team, involving community leaders as a team monitoring activities, the provision of appropriate materials, involving users directly in the implementation of activities, capacity building society through effective training, regular monitoring of the implementation of activities, consider local customs and practices during the implementation is done, and transparency of reporting activities. Keywords : delay, physical activity, PNPM-MPD, Aceh Besar District Abstrak: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) yang melaksanakan kegiatan di seluruh Provinsi Aceh, telah berjalan sejak tahun 2005 sampai dengan sekarang, dalam bentuk kegiatan fisik dan non fisik. Dalam pelaksanaan kegiatan fisik tersebut banyak dijumpai permasalahan, akibatnya kegiatan fisik tidak selesai sesuai waktu yang dirancanakan. Oleh sebab itu maka perlu dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan yang terjadi di lapangan dan merumuskan solusi penyelesaiannya. Identifikasi terhadap permasalahan diatas dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner diberikan kepada 44 orang fasilitator teknik kecamatan yang berada di 22 kecamatan Kabupaten Aceh Besar. Dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan penyebab keterlambatan fisik PNPM-MPd serta solusi penanganannya. Hasil kuesioner yang di dapat kemudian dilakukan pengujian dengan uji validasi Pearson Product Moment dan uji reliabilitas Cronbanch Alpha, kemudian dianalisa dengan Analisis Frequency Index (FI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab keterlambatan yaitu : kurangnya keterampilan, dan keahlian tenaga kerja, masalah pembebasan lahan, suplayer tidak dapat diandalkan, kesalahan pengelolaan material oleh pelaksana, kurangnya jumlah tenaga kerja, metode kerja yang tidak tepat/salah, hujan berkepanjangan, beban kerja yang terlalu banyak, relokasi fasilitator pada saat pekerjaan fisik dilaksanakan dan akses ke lokasi kegiatan yang sulit. faktor-faktor solusi yang penting yaitu : memastikan pembebasan lahan sebelum dilaksanakan kegiatan, penyiapan tenaga kerja yang cukup, pemilihan tim pelaksana kegiatan yang baik, melibatkan tokoh masyarakat sebagai tim monitoring kegiatan, penyediaan material yang tepat, melibatkan pemanfaat langsung dalam pelaksanaan kegiatan, peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan yang efektif, pemantauan rutin terhadap pelaksanaan kegiatan, pertimbangkan adat dan kebiasaan masyarakat setempat pada saat pelaksanaan dilakukan, dan transparansi pelaporan kegiatan. Kata Kunci: : Keterlambatan, kegiatan fisik, PNPM-MPd, Kabupaten Aceh Besar.
33 -
Volume 4, No. 4, November 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ini adalah :
PENDAHULUAN Program
Nasional
Masyarakat-Mandiri
Perdesaan
Pemberdayaan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
(PNPM-MPd)
keterlambatan penyelesaian kegiatan fisik
merupakan lanjutan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah dijalankan terlebih
PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar. 2. Untuk
mendapatkan
rumusan
solusi
dahulu oleh Pemerintah Indonesia untuk menekan
terhadap
angka kemiskinan di tingkat perdesaan. Tingginya
keterlambatan penyelesaian kegiatan fisik
angka kemiskinan merupakan permasalahan yang
PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar.
sangat memprihatinkan. Salah satu penyebabnya
faktor-faktor
penyebab
Agar memudahkan dalam penelitian ini,
adalah banyaknya pengangguran, tidak meratanya
maka
pembangunan, hasil usaha masyarakat yang rendah,
Penelitian difokuskan terhadap faktor penyebab
baik pertanian dan juga perkebunan.
keterlambatan penyelesain fisik PNPM-MPd,
dibatasi
ruang
lingkup
penelitian.
PNPM-MPd yang telah berjalan selama 9
dengan penyebaran kuesioner kepada kepada
tahun lebih, sejak tahun 2005 sampai dengan
fasilitator teknik kecamatan yang akan menjadi
sekarang, diharapkan dapat sesuai dengan
responden
tujuannya secara umum yaitu : meningkatkan
respondes adalah sebanyak 44 orang dengan 22
kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat,
kecamatan yang merupakan wilayah dampingan
terutama masyarakat miskin yang berada di
PNPM-MPd, terkecuali Kecamatan Krueng
perdesaan, agar lebih mandiri, baik dalam hal
Barona Jaya yang tergabung dalam PNPM-
perencanaan,
Perkotaan, walaupun kecamatan tersebut masih
pengambilan
keputusan
dan
pengelolaan pembangunan.
dalam
penelitian
ini.
Jumlah
dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang di bahas
Program
dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor penyebab
apa
saja
keterlambatan
yang
menjadi
penyelesaian
kegiatan fisik PNPM-MPd di Kabupaten
2. Bagaimana rumusan solusi faktor-faktor keterlambatan
penyelesaian
kegiatan fisik PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar?. Dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dari penelitian
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM-MPd) Program PNPM-MPd adalah merupakan salah satu Program Pemerintah Pusat bersama Pemerintah
Aceh Besar?
penyebab
KAJIAN KEPUSTAKAAN
direncanakan,
Daerah,
artinya
dilaksanakan
program dan
ini
didanai
bersama-sama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di perdesaan di wilayah Republik Indonesia. Program ini merupakan lanjutan dari programprogram pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan sebelumnya, seperti P2DT, PPK Volume 4, No. 4, November 2015 - 34
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan PNPM-MPd. Program PNPM-MPd ini telah resmi diluncurkan oleh Presiden Republik
Pendanaan PNPM-MPd Berdasarkan PTO PNPM (2008), PNPM
Indonesia pada tanggal 30 April 2007
- Mandiri Perdesaan merupakan program
.
Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah,
Tujuan program PNPM-MPd Berdasarkan PTO PNPM-MPd (2008),
artinya program ini direncanakan, dilaksanakan
PNPM-MPd mempuyai dua tujuan yaitu:
dan
1. Tujuan
persetujuan dan kemampuan yang dimiliki oleh
secara
Perdesaan
umum
adalah
PNPM :
Mandiri
meningkatnya
didanai
Pemerintah
bersama-sama
Pusat
dan
berdasarkan
Daerah.
Kriterian
kerja
Pendanaan dan Alokasi dana Bantuan Langsung
masyarakat miskin di perdesaan dengan
Masyarakat (BLM) per kecamatan ditetapkan
mendorong kemandirian dalam pengambilan
oleh Pemerintah dengan mempertimbangkan
keputusan dan pengelolaan pembangunan.
jumlah dan distribusi penduduk serta jumlah
kesejahteraan
dan
kesempatan
orang miskin.
2. Tujuan secara Khusus adalah : a. Meningkatkan masyarakat,
partisipasi khususnya
seluruh masyarakat
miskin dan atau kelompok perempuan, dalam
pengambilan
keputusan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
pembangunan
a. Anggaran
Pendapatan
dan
Belanja
dan
Belanja
Negara (APBN) b. Anggaran
Pendapatan
Daerah (APBD) c. Swadaya masyarakat
dan pelestarian pembangunan b. Melembagakan
Sumber dana berasal dari:
pengelolaan partisipatif
d. Partisipasi dunia usaha
dengan Keempat
mendayagunakan sumber daya local.
sumber
dana
inilah
yang
c. Mengembangkan kapasitas pemerintahan
diharapkan dapat mendanai segala kegiatan
desa dalam memfasilitasi pengelolaan
yang dilakukan dilapangan agar kebutuhan agar
pembangunan partisipatif.
kebutuhan yang mendesak pada masyarakat
d. Menyediakan prasarana sarana sosial
dapat ditangani dengan segera dan tepat
dasar dan ekonomi yang diprioritaskan Manajemen Proyek
oleh masyarakat. e. Melembagakan
pengelolaan
dana
(1984),
bergulir. f. Mendorong
terbentuk
dan
berkembangnya kerjasama antar desa. g. Mengembangkan
35 -
Menurut A.D Austen dan R.H Neale
kerjasama
antar
yang
manajemen
dimaksud
adalah
suatu
dengan
proses
proses
untuk
memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
pemangku kepentingan dalam upaya
tertentu.
penanggulangan kemiskinan perdesaan.
komunikasi yang jelas dan kemampuan untuk
Volume 4, No. 4, November 2015
Manajemen
tergantung
pada
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala melontorkan pemikiran, gagasan, informasi
individu dalam suatu organisasi untuk
serta instruksi dengan cepat dan efektif diantara
mencapai kinerja kerja
orang-orang yang keterampilan teknis dan
organisasi tersebut.
minatnya berbeda-beda. Proses manajemen atau
6. Pengendalian
serta tujuan
(Controlling).
sering juga disebut Fungsi Manajemen, dalam
yaitu
satu kesatuan sebagai berikut ini:
melaksanakan aktifitas suatu usaha atau
1. Penempatan tujuan (goal setting). Penetapan
bagian-bagian lain dari usaha tersebut untuk
tujuan merupakan tahapan awal dari proses
panduan
atau
Controlling
aturan
untuk
tercapainya tujuan yang telah disepakati.
manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang akan tercapai. 2. Perencanaan
METODE PENELITIAN
(planning).
Perencanaan
Metode Penellitian yang dilakukan untuk
merupakan proses pemilihan informasi dan
pengumpulan data adalah dengan cara survey ke
pembuatan
mengenai
lapangan terhadap lokasi yang akan dijadikan
keadaan dimasa yang akan datang untuk
sampel, yaitu wilayah dampingan Progam PNPM-
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu
MPd di Kabupaten Aceh Besar. Pengajuan
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan
pertanyaan dilakukan melalui kuesioner yang
yang telah ditetapkan sebelumnya.
dibagikan kepada para pelaku yang terlibat dalam
asumsi-asumsi
3. Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan (recruitment),
kegiatan fisik yang didanai oleh Program PNPMMPd.
penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga
kerja
organisasi.
Pada
tahapan
proses
Responden dalam penelitian ini adalah para
manajemen itu adalah menempatkan orang
Fasilitator Teknik (FT) Kecamatan yang berjumlah
yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pas
44 (empat puluh empat) orang yang tersebar di 22
pada saat yang tepat (right people, right
(dua puluh dua) kecamatan yang tergabung dalam
position, right time).
dampingan PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar.
dasarnya
dalam
prinsip
dari
4. Directing. Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber
daya yang
Target responden
Fasilitator teknik ini adalah orang yang terlibat langsung dalam mendampingi masyarakat di
dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak
lapangan
dalam satu
pelaksanaan, pengawasan, dan pemeliharaan hasil
kesatuan yang sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses
ini
terkandung
dari
proses
perencanaan,
kegiatan.
usaha-usaha
bagaimana memotivasi orang-orang agar dapat bekerja. 5. Supervising,
mulai
Metode Pengolahan dan Analisa Data Hasil kuesioner yang didapat kemudian
Supervising
didefinisikan
dilakukan pengujian dengan uji validasi Pearson
sebagai interaksi langsung antara individu-
Product Moment dan uji reliabilitas Cronbanch Volume 4, No. 4, November 2015
- 36
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Alpha, kemudian di analisa dengan Analisis Frequency Index (FI).
dimana : r = koefisien correlation product moment i
Skala Likert Suliyanto (2006), berpandangan bahwa
= indeks ke i
x = skor tiap pertanyaan/item
skala Likert merupakan skala interval dan
Y = skor total
banyak digunakan di jurnal-jurnal internasional.
N = jumlah responden
Likert
membuat
skala
yang
merupakan
penjumlahan skala (summated scale) terhadap
Uji Reliabilitas
objek psikologis dengan kemungkinan jawaban
Menurut Trihendra (2012), reliabilitas
Sangat Sering (SS) skor 5, Sering (S) skor 4,
menunjukan konsistensi atas hasil ukuran.
Jarang (J) skor 3, Sangat Jarang (SJ) skor 2,
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan
Tidak Pernah (TP) skor 1.
dan konsistensi responden dalam menjawab hal
Menurut Riduwan dan Engkos (2008),
yang
berkaitan
dengan
pertanyaan
yang
Langkah-langkah dalam penyusunan Skala
merupakan dimensi suatu variabel dan disusun
Likert adalah :
dalam suatu pengertian bahwa suatu instrument
a. Menetapkan variabel yang akan diteliti;
cukup dapat dipercaya dan diandalkan, dengan
b. Menentukan indikator-indikator yang dapat
menggunakan analisis Cronbanch Alpha, suatu
mengukur variabel yang diteliti;
kuesioner deianggap andal apabila koefisien
c. Menurunkan indikator tersebut menjadi daftar pertanyaan (kuesioner).
Cronbanch Alpha lebih besar atau sama dengan 0,6, untuk menguji reliabilitas menggunakan persamaan 2.3 sebagai berikut :.
Uji Validitas
⦋1-
Trihendradi (2012) mengatakan, uji validitas
...... (2.3)
dimana
untuk menunjukkan apakah kuesioner tersebut mampu mengukur apa yang harus diukur. Arikunto
r = Realiabilitas Instrument
(2010), validitas adalah suatu ukuran untuk
k
menunjukkan
tingkat-tingkat
kevalidan
atau
kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument
= Banyak butir pertanyaan = Jumlah varian butir = Varian total
dikatakan valid apabila mampu mengukur dan
Untuk mendapatkan nilai varian butir dan
mengungkapkan data dari variabel yang di teliti
varian total dapat menggunakan persamaan
secara
rumus 2.4 dan persamaan 2.5
tepat.
menggunakan
rumus
teknik
correlation product moment = = .................................................... (2.2) 37 -
Volume 4, No. 4, November 2015
............ (2.4) ....……...… (2.5)
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Dimana :
Faktor-Faktor
Jki = Jumlah kuadrat seluruh butir
Penyelesaian Kegiatan Fisik PNPM-MPd di
Jks = jumlah kuadrat subjek
Kabupaten Aceh Besar.
penyebab
Berdasarkan Analisis Frequency Index (FI) Analisis menghasilkan
Index
frekuensi
faktor-faktor
yang
keterlambatan
penyelesian
(FI)
terjadinya
mempengaruhi kegiatan
fisik
PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar. Dan juga rumusan solusi dari faktor-faktor yang mempengaruhi
dari
perhitungan
Analisa Frequency Index (FI) diatas, maka
Frequency indeks
hasil
Keterlambatan
keterlambatan
penyelesaian
diperoleh diperoleh faktor-faktor penyebab keterlambatan
penyelesaian
kegiatan
fisik
PNPM-MPd DI Kabupaten Aceh Besar . yang telah
dirangkingkan
berdasarkan
nilai
Frequency Index (FI) terbesar, dari semua faktor-faktor penyebab keterlambatan yang ada dalam pembahasan sebelumnya.
kegiatan fisik PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar. Untuk menghitung analisis Frequency Index
digunakan
rumus
pada
persamaan
(Berstain & Bersnstein, 1999 dikutip dari LeHoai, Lee & Lee, 2008), sebagai berikut:
(F1) =
.......……...…
Berdasarkan hasil analisa diatas, maka diperoleh
10
keterlambatan
(2.6)
(sepuluh)
faktok
penyelesaian
penyebab
kegiatan
fisik
PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar dan
Dimana : I
Pembahasan
rumusan
solusi
penyelesaiannya,
yang
= Indeks kategori respon (1,2,3,4 dan 5)
merupakan jawaban dari responden dari hasil
= bobot yang dihubungkan dengan nilai
penyebaran kuesioner.
respon ke-i (1,2,3,4,5 secara berurutan) = Frekuensi
dari
respon
ke-i
sebagai
Faktor-faktor penyebab keterlambatan ini sangat
mempengaruhi
waktu
pelaksanaan
persentase total responden untuk setiap
kegiatan PNPM-MPd di lapangan, dikarenakan
factor
faktor-faktor penyebab
N = Total jumlah respon
ini memiliki nilai
frequensi yang tinggi, sehingga apabila faktorfaktor ini jumpai di lapangan maka akan
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
mengakibatkan
permasalahan
dan
bertambahnya
waktu
penyelesian kegiatan.
metodologi yang dikemukakan sebelumnya, ditampilkan hasil-hasil dari pengolahan data
dan analisis data yang didasarkan pada metode penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya
dan
akan
diberikan
pembahasan sesuai teori-teori dan rumus. Volume 4, No. 4, November 2015
- 38
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala - Kurangnya keterampilan dan keahlian Tabel 4.1. Sepuluh
Faktor-Faktor
Penyebab
Keterlambatan Penyelesaian Kegiatan Fisik PNPM-MPd Di Kabupaten Aceh Besar berdasarkan nilai Frequency Index (FI).
tenaga kerja; - Masalah pembebasan lahan; -
Suplaiyer tidak dapat diandalkan;
- Kesalahan pengelolaan material oleh Faktor Penyebab Keterlambatan
No.
(FI)
Rangking
pelaksana; - Kurangnya jumlah tenaga kerja;
Kurangnya keterampilan dan keahlian tenaga kerja
0,876
2
Masalah pembebasan lahan
0,871
3
Suplaiyer tidak dapat diandalkan
0,847
3
4
Kesalahan pengelolaan material oleh pelaksana
0,812
4
5
Kurangnya jumlah tenaga kerja.
0,782
5
6
Metode kerja yang tidak tepat/salah
0,765
6
7
Hujan berkepanjangan
0,759
7
8
Beban kerja yang terlalu banyak
0,753
8
9
Relokasi Fasilitator pada saat pekerjaan fisik dilaksanakan
0,741
9
10
Akses ke lokasi kegiatan yang sulit
0,724
1
1
- Metode kerja yang tidak tepat/salah; - Hujan berkepanjangan;
2
- Overloadnya volume pekerjaan; - Relokasi Fasilitator pada saat pekerjaan fisik dilaksanakan; - Akses ke lokasi kegiatan yang sulit. 2. Rumusan solusi dari faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesian kegiatan fisik PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar, berdasarkan analisa Frequency Index (FI) yang telah dilakukan di dapat 10 (sepuluh) rumusan
solusi
yang
di
harapkan
berdasarkan kemunculan frequensi dari hasil jawaban keusioner adalah sebagai beriku : - Memastikan pembebasan lahan sebelum
10
dilaksanakan kegiatan; - Penyiapan tenaga Kerja yang cukup; - Pemilihan tim pelaksana kegiatan yang
KESIMPULAN DAN SARAN
baik (mau belajar dan pahan tentang
Kesimpulan
kegiatan fisik);
1. Hasil
dari
faktor-faktor
penyebab
keterlambatan penyelesian kegiatan fisik
- Melibatkan tokoh masyarakat sebagai tim monitoring kegiatan;
PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar
- Penyediaan material yang tepat;
adalah berdasarkan analisa Frequency Index
- Melibatkan pemanfaat langsung dalam
(FI) tersebut dijumpai 10 (sepuluh) teratas faktor-faktor
penyebab
keterlamabatan
berdasarka kemunculannya adalah sebagai berikut ;
pelaksanaan kegiatan; - Peningkatan
Volume 4, No. 4, November 2015
masyarakat
melalui Pelatihan yang efektif; - Pemantauan rutin terhadap pelaksanaan kegiatan;
39 -
Kapasitas
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala - Pertimbangkan
adat
masyarakat
setempat
dan
kebiasaan
pada
saat
pelaksanaan dilakukan;
Proyek
Infrastruktur
di
Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Megister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala,
- Transparansi pelaporan kegiatan.
Banda Aceh.
Saran
Irfansyah, D 2010, Analisa Faktor - Faktor Penelitian ini telah dilakukan dengan ruang
lingkup serta batasan kajian yang telah tetapkan sebelumnya.
Pihak
responden
adalah
yang
memberikan pendapat terhadap jawaban faktorfaktor
Pelaksanaan
penyebab
keterlambatan
penyelesaian
Yang Menyebabkan Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi Jalan Di Kota Lhokseumawe, Tesis, Program Pasca Sarjana, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
kegiatan fisik PNPM-MPd di Kabupaten Aceh Besar merupakan perwakilan dari fasilitator teknik kecamatan yang pernah terlibat dalam mengerjakan kegiatan fisik PNPM-MPd Kabupaten Aceh Besar. Untuk mendapatkan hasil sesuai yang lebih baik dan luas, dalam penentuan faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan kegiatan PNPM-MPd
Junaidi,
2014,
Faktor-Faktor
Excusable Terhadap
Delays
Yang
Waktu
Utama
Non
Berkontribusi
Pelaksanaan
Proyek
Konstruksi Di Kabupaten Aceh Jaya, Jurnal Megister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji hal tersebut secara skala provinsi Aceh, dan melibatkan responden yang lebih banyak lagi.
Leonda,
G
2008,
Studi
keterlambatan
Penyelesaian Proyek Konstruksi Pada
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Tahun 2007 di Daerah Belitung. Tugas
Austen, AD dan Neale RH 1994, Manajemen
Akhir,
Proyek Konstruksi Pedoman, Proses dan
Universitas
Islam
Indonesia,
Yogyakarta.
Prosedur, PPM dan PT Pustaka Binaman Langford,
Pressindo, Jakarta.
1996,
The
Organization
and
management Of Construction Shaping The Arikunto, S 2010, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan
Praktis,
Renika
Cipta,
Orry and Practice. Great Britian : E & FNSPON. ASCE.
Jakarta. Nazir, M 2009, Metode Penelitian, Penerbit Atmaja, LS 2009, Statistika Untuk Bisnis dan
Ghalia, Indonesia.
Ekonomi, Andi, Yogyakarta. Riduwan, 2008, Metode dan Teknik Menyusun Azhari, 2013, Faktor-Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kinerja Kontraktor Pada
Tesis, Cetakan ke 5, Penerbit Alfabet, Bandung. Volume 4, No. 4, November 2015
- 40
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Saputra, R 2012, Analisis Faktor - Faktor Risiko Tahap Penawaran Terhadap Kinerja Proyek (Studi Kasus Pekerjaan Konstruksi Rawa Di Provinsi Aceh), MT thesis, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Suliyanto, 2011, Perbedaan Pendangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal atau Skala Interval,
Proseding Seminar Nasional
Statika, Universitas Diponegoro,
2011
ISBN 978-079-097-142-4.
Suyatno, 2010, Analisa Faktor - Faktor Penyebab
Keterlambatan
Penyelesaian
Proyek Gedung, Jurnal Megister Teknik Sipil, Universitas Diponegoro, Semarang.
Trihendradi, C 2012, Step By Step SPSS 20 Analisa Statistik, Andi, Yogyakarta.
41 -
Volume 4, No. 4, November 2015