E xpa nd i n g H o ri zo n s
annual report
2007
laporan tahunan
Visi Kami Our Vision • •
Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pembangunan kompentensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
• •
To be one of the best managed corporations in Asia Pacific with emphasis on building competence through people development, solid financial structure, customer satisfaction and efficiency. To be a socially responsible and environmentally friendly corporation.
Daftar Isi Contents Pengantar Introduction
01
Struktur Bisnis Business Structure
54
Pengembangan Merek Kami Expansion In Our Brands
02
Otomotif Automotive
56
Pengembangan Karyawan Kami Expansion In Our People
04
Jasa Keuangan Financial Services
76
Pengembangan Dalam Tata Kelola Perusahan Kami Expansion In Our Governance
06
Alat Berat Heavy Equipment
88
08
Agribisnis Agribusiness
96
Sekilas Astra Astra at a Glance
10
Teknologi Informasi Information Technology
102
Catur Dharma Philosophy
12
Infrastruktur Infrastructure
106
Jejak Langkah 2007 Milestones
14
Sumber Daya Manusia Human Resources
110
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
16
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
120
Daftar Penghargaan 2007 List of Awards
18
Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Environment, Health & Safety
136
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report
23
Laporan Keuangan Financial Report
143
Dewan Komisaris Board of Commissioners
24
Data Perseroan Corporate Data
i
Laporan Direksi Board of Directors’ Report
31
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
ii
Direksi Board of Directors
32
Profil Direksi Board of Directors’ Profile
vii
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
46
Struktur Organisasi Organisation Structure
xi
Pembahasan & Analisis Manajemen Management’s Discussion & Analysis
52
Informasi Perseroan Corporate Information
xiii
Laporan Komite Audit Audit Committee Report
Panduan: Dalam membaca laporan ini, harap diperhatikan ‘Perseroan’ menunjuk pada Astra sebagai perusahaan induk. ‘Astra’ menunjuk pada Astra sebagai perusahaan induk dan anak perusahaan sedangkan ‘Grup Astra’ menunjuk pada Astra dan seluruh perusahaan yang terkait.
2
Use of terms: For guidance when reading this report please note the term ‘the Company’ refers to Astra, the parent company. ‘Astra’ refers to Astra parent and consolidated company subsidiaries while ‘Astra Group’ refers to ‘Astra’ plus all related companies.
Exp a n ding Ho r i zo n s Dalam menjalankan roda bisnisnya, PT Astra International Tbk senantiasa berupaya memperluas cakrawala sejalan dengan visinya untuk menjadi salah satu perusahaan terbaik di Asia Pasifik. Perkembangan perusahaan selama lima dekade memperlihatkan konsistensi dalam keunggulan kinerja, yang tumbuh dari kesadaran bahwa Astra harus menjadi organisasi profesional yang dapat memberikan kontribusi nyata terhadap kesejahteraan bangsa. Percaturan dunia bisnis telah banyak mengalami perubahan sampai Astra menapaki usia emasnya pada tahun 2007. Banyak peluang dalam dunia bisnis saat ini yang menjanjikan pertumbuhan lebih lanjut bagi Perseroan. Astra terus melangkah ke depan dengan visi bisnis yang jelas, baik dan obyektif yang ditetapkan secara hati-hati dalam lingkungan bisnis yang positif namun penuh tantangan.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
M em p er l u a s C akrawala
Dengan meyakini kekuatan Winning Concept, Winning System dan Winning Team, Astra memegang teguh komitmen untuk terus berkarya dengan baik demi terciptanya manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan di dalam kerangka tata kelola perusahaan yang baik.
In conducting its business operations, PT Astra International Tbk continues to expand its horizons in line with its vision to be one of the best-managed corporations in Asia Pacific. Its development over five decades has demonstrated a consistency of excellence in performance based on the realization that Astra has to be a professional organization that makes a genuine contribution to the wealth of the nation. The world of business has changed dramatically over the five decades of Astra’s existence. Many opportunities exist in today’s world of business, presenting the promise of further growth for the Company to pursue. Astra continues to move forward with a clear vision of business excellence and with carefully established objectives within a positive but challenging business environment. By the implementation of its underlying belief in the essential strength of achieving winning concepts, winning systems and winning teams, Astra is committed to continue to perform strongly for the benefit of all of its stakeholders within the framework of good corporate governance.
1
E xpan si o n I n O ur B rands Pe n ge m b a n g a n M e re k Kami
Astra terus berupaya untuk mencapai yang terbaik dalam semua merek yang dimiliki. Manajemen dan karyawan Astra senantiasa menciptakan berbagai inisiatif baru, tidak hanya di bidang Otomotif namun juga Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi dan Infrastruktur. Kekuatan merek Astra merupakan kontributor utama terhadap kekuatan posisi unit-unit bisnisnya di masing-masing pasar.
Astra continually strive to achieve excellence in all brands. Astra’s management and employees strive to craft new initiatives, not only in Automotive sector but also in Financial Services, Heavy Equipment, Agribusiness, Information Technology and Infrastructure. The strength of Astra’s brands is a major contributor to the strength of the position of our units in their respective markets.
2
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
“A st ra con t in u ally st rive to a c h i eve exce l l e n ce i n a l l bran ds.”
3
E xpan si on I n O ur Peo p l e Pe n ge m b a n g a n Ka ryawan Kami
Astra memiliki komitmen untuk membentuk hubungan sinergis dengan seluruh pemangku kepentingan serta dalam merancang sistem di mana setiap individu berperan dalam pencapaian Perseroan. Karyawan adalah aset terbesar Astra dan bersama dengan para pemasok serta tim yang terlibat dalam setiap tahapan produksi, distribusi dan pemasaran, mereka dilatih untuk menghargai bahwa para konsumen adalah mitra terpenting yang berhak untuk memperoleh kepuasan yang sempurna.
Astra is committed to the formation of synergistic relationships with all of its stakeholders, and to designing systems in which each individual contributes to the overall achievement of the Company. Our employees are Astra’s greatest asset and, together with our suppliers and team involved in every stage of production, distribution and marketing operations, they are trained to appreciate that our customers are our most important partners, deserving total satisfaction.
4
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
“ O u r e m p l oye e s a re A st ra ’s g re ate st a ss e t a n d t h ey a re t ra i n e d to a p p re c i ate o u r cu stom e rs.”
5
E xpan si o n I n O ur G ove r n an ce Pe n g e m b a n g a n D a l a m Tata Kelo la Per usahaan Kami
Astra merupakan pemrakarsa dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik dan bertekad untuk dapat mempertahankan kepemimpinannya dalam mendorong penerapan standar etika dalam menjalankan bisnisnya. Sebagai pelaku bisnis yang sudah lama berkecimpung di pasar Indonesia, kami menyadari pentingnya pengelolaan bisnis yang bertanggung jawab. Bagi Astra, tata kelola perusahaan yang baik bukanlah sekedar ungkapan melainkan harus diterapkan dalam semua jajaran perusahaan, terutama dalam laporan keuangan perusahaan dan proses bisnis. Kami percaya bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik menghasilkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi bagi para pemangku kepentingan. Astra has been a pioneer in good corporate governance and intends to remain a leading force in encouraging ethical standards in business. We are aware that as a long-term player in the Indonesian market, it is essential to act responsibly. To Astra, good corporate governance is not a superficial issue but is practised at every level of the company and business process, not least in financial reporting. We believe that good corporate governance provides higher returns over the years to stakeholders.
6
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
“A st ra h a s b e e n a p i o n e e r in good corporate gove rn an ce.”
7
8
S e ki la s Ast ra
Sejak awal berdiri pada tahun 1957, Astra pada mulanya merupakan perusahaan perdagangan. Seiring dengan perkembangannya, Astra membentuk kerjasama dengan sejumlah perusahaan kelas dunia dari berbagai industri. Sejak tahun 1990, Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya, yang kini menjadi Bursa Efek Indonesia dengan nilai kapitalisasi pasar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 110,5 triliun. Sekarang, Astra memiliki enam bidang usaha yaitu: Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi dan Infrastruktur. Pada akhir tahun 2007, jumlah karyawan Grup Astra mencapai 116.867 orang yang tersebar di 130 anak perusahaan dan afiliasi.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Ast ra At A Gl an ce
In 1957, Astra was established as a trading company. Over the course of its development, Astra has formed a number of strategic alliances with leading global players in various industries. Since 1990, the Company had been a go public company, listed on both the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges, now known as the Indonesia Stock Exchange with the Company’s market capitalization as of 31 December 2007 stood at Rp 110.5 trillion. Astra now has six core businesses: Automotive, Financial Services, Heavy Equipment, Agribusiness, Information Technology and Infrastructure. At year-end 2007, Astra Group had a workforce of 116,867 people, spread across 130 subsidiaries and affiliates.
9
Cat u r D h a r ma Ph i l o s o p hy
Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara To be an Asset to the Nation Astra sebagai warga usaha yang baik, berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat. Astra is a responsible corporation, which takes an active role in contributing towards the wealth and welfare of the nation.
Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan To Provide the Best Service to Our Customers Pelayanan terbaik merupakan esensi dasar kelanggengan usaha sehingga setiap insan Astra berdedikasi memberikan produk dan jasa terbaik untuk mendukung keberhasilan pelanggan. Excellent service underpins business sustainability and every member of the Astra family is dedicated to providing high quality products and services to our customers to help them outperform.
10
To Respect Individuals and Promote Teamwork Pada dasarnya manusia ingin diakui keberadaannya dan dihargai. Astra menghormati individu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, memandang perbedaan sebagai suatu kekuatan, untuk membangun kebersamaan dan sinergi demi tercapainya efektifitas organisasi. Everyone has a need to be recognized and respected. Astra respects individuals for their different strengths and qualities that contribute to teamwork, create synergy, and lead to organizational effectiveness.
Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Menghargai Individu dan Membina Kerjasama
To Continually Strive for Excellence Menyadari bahwa kebutuhan pelanggan semakin berkembang dan persaingan semakin ketat, maka setiap insan Astra senantiasa menghasilkan yang terbaik di bidang masing-masing. Customers’ needs always develop and competition becomes more intense. Every member of the Astra family will always seek to deliver the best in whatever they do.
11
J ej ak L a n gkah 2 0 07 M i l e sto ne s
April April
Februari
February
Astra merayakan ulang tahun yang ke-50 yang dilakukan serentak oleh karyawan Grup Astra di seluruh Indonesia. Astra celebrated its 50th anniversary with all Group members throughout Indonesia conducting ceremonial activities at once.
12
Astra Quality Convention XXIII dilaksanakan untuk meningkatkan semangat inovasi karyawan Grup Astra. Astra Quality Convention XXIII was held to boost a spirit of innovation in all employees within the Astra Group.
Perayaan ulang tahun Astra ke-50 di Istora Senayan, Jakarta dihadiri oleh sekitar 180.000 undangan. Celebration of Astra 50th anniversary at Istora Senayan, Jakarta, involving around 180,000 invitees attending the event.
Peluncuran Toyota New Vios yang merupakan penyempurnaan dari tipe Toyota Vios sebelumnya. Launching of Toyota New Vios, an upgrade to the previous Toyota Vios model.
Peluncuran Daihatsu Sirion, kendaraan baru untuk meramaikan pasar small city car. Launching of Daihatsu Sirion, a newcomer to complete the small city car market.
Peluncuran motor Honda Revo, pilihan revolusioner untuk kaum muda. Launching of Honda Revo motorcycle, a revolutionary option for youngsters.
Maret March
Juni June
Peugeot meluncurkan produk 207, ditujukan bagi eksekutif muda yang memiliki karakter kuat serta dinamis dan sporty. Peugeot launched its product, 207, aimed at young executives with strong character, dynamic and sporty.
Toyota Kijang yang telah melegenda sebagai kendaraan keluarga Indonesia, merayakan ulang tahun yang ke-30. Toyota Kijang celebrated its 30th anniversary, as an Indonesian family car legend.
PT Sedaya Multi Investama, salah satu anak perusahaan Astra, menjual 50% saham PT Astra CMG Life kepada Commonwealth Bank of Australia. PT Sedaya Multi Investama, one of Astra’s subsidiaries, sold its 50% stake in PT Astra CMG Life to Commonwealth Bank of Australia.
Astra Credit Companies (ACC) merayakan ulang tahun yang ke-25. Astra Credit Companies (ACC) celebrated its 25th anniversary.
September
PT Pamapersada Nusantara mendapat fasilitas sindikasi dari 6 mandated lead arrangers senilai US$ 425 juta. PT Pamapersada Nusantara received US$ 425 million syndicated facilities from 6 mandated lead arrangers.
PT Federal International Finance mendapat fasilitas sindikasi dari 11 mandated lead arrangers senilai US$ 120 juta. PT Federal International Finance received US$ 120 million syndicated facilities from 11 mandated lead arrangers.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
September
Juli July Astra Daihatsu Motor merayakan ulang tahun Daihatsu yang ke-100, yaitu dengan program penanaman 48.000 pohon. Astra Daihatsu Motor celebrated the 100th anniversary of Daihatsu with a 48,000 trees planting program.
Agustus
August
Peluncuran motor Honda Fit X, yang dikenal sebagai produk yang tahan lama dan hemat bahan bakar. Launching of Honda Fit X motorcycle, known for its durability and fuel efficiency.
November
November
Astra Honda Motor memproduksi unit yang ke-20.000.000 yaitu Honda Supra X 125. Astra Honda Motor produced its 20,000,000th unit, the Honda Supra X 125.
Desember December Peluncuran Daihatsu Gran Max, minivan dan pick up yang mempunyai kapasitas besar. Launching of Daihatsu Gran Max, large capacity minivan and pick up.
Astra Daihatsu Motor meresmikan pabrik baru di Sunter, Jakarta Utara, untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 150.000 unit per tahun menjadi 211.000 dan dapat dimaksimalkan menjadi 250.000. Astra Daihatsu Motor opened its new factory in Sunter, North Jakarta, to increase the total production from 150,000 units per year to 211,000 with a possible maximum of 250,000.
13
Ikh ti sa r Ke u a n gan F in a n c ial Hi g hl i g ht s
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi Inggris Dalam miliar Rupiah, kecuali jika disebutkan lain
Numerical notations in all tables and graphs are in English In billion of Rupiah, unless stated otherwise
2007
2006
20058
20048
20038
Total Astra (Konsolidasian)
Total Astra (Consolidated)
Laporan Laba Rugi
Statements of Income
Pendapatan Bersih
70,183
55,709
61,732
Laba Kotor
16,489
12,323
13,267
10,313
7,679
Gross Profit
Laba Usaha
8,501
4,243
6,414
4,975
3,398
Operating Income
EBITDA
11,163
6,395
8,218
7,604
6,519
3,712
5,457
5,406
1
Laba Bersih
46,303
9
9
9
Net Revenue
32,475
9
EBITDA1
4,422
Net Income
5,258
Neraca
Balance Sheets
Jumlah Aktiva
63,520
57,929
61,167
48,6219
33,0869
Total Assets
Aktiva Lancar
19,474
15,731
16,159
13,762
9,221
Current Assets
9,771
8,504
6,519
5,501
4,008
Investment in Associates and
Aktiva Tetap2
14,347
13,334
11,794
8,803
6,338
Fixed Assets2
Kewajiban Jangka Pendek
21,343
20,070
21,917
18,4399
11,0139
Current Liabilities
Jumlah Pinjaman
19,845
23,178
26,519
19,9369
14,3869
Total Borrowings
5,866
4,675
5,381
2,862
1,672
Net Working Capital3
Jumlah Ekuitas
26,963
22,376
20,424
16,485
11,711
Total Equity
Jumlah Ekuitas dan Hak Minoritas
32,008
26,431
24,231
19,720
13,506
Total Equity and Minority Interests
Laba terhadap Aktiva
10%
6%
10%
13%
14%
Return on Assets
Laba terhadap Ekuitas
24%
17%
30%
38%
49%
Return on Equity
Marjin Laba Kotor
23%
22%
21%
22%
24%
Gross Profit Margin
Marjin Laba Usaha
12%
8%
10%
11%
10%
Operating Profit Margin
Rasio Lancar (x)
0.9
0.8
0.7
0.7
0.8
Current Ratio (x)
Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Aktiva (x)
0.5
0.5
0.6
0.6
0.6
Liabilities to Total Assets Ratio (x)
Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Jointly Controlled Entities
Jointly Controlled Entities
Modal Kerja Bersih
3
Analisa Rasio dan Informasi Lain
Ratio Analysis and Other Information
Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Ekuitas (x)
1.2
1.4
1.8
1.8
1.7
Liabilities to Total Equity Ratio (x)
4,048
4,048
4,048
4,048
4,035
Issued Shares (in millions)
1,610
917
1,348
1,335
1,100
Net Earnings per Share (Rp)4
Nilai Aktiva Bersih per Saham (Rp)5
6,660
5,527
5,045
4,072
2,902
Net Asset Value per Share (Rp)5
Dividen Kas Interim per Saham (Rp)
160
Saham Terdaftar (dalam Jutaan) Laba Bersih per Saham (Rp)4
Dividen Kas Final per Saham (Rp) Rasio Hutang Bersih terhadap Ekuitas (x)
14
100
100
50
Interim Cash Dividend per Share (Rp)
290
340
270
170
Final Dividend per Share (Rp)
0.1
0.2
0.1
(0.0)
0.1
Net Debt to Equity Ratio (x)7
484 7
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
150
6
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. Termasuk aktiva yang tidak digunakan dalam usaha. Piutang Usaha + Persediaan – Hutang Usaha Jangka Pendek. Laba bersih per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar setelah penyesuaian penerbitan saham baru. Nilai aktiva bersih per saham dihitung berdasarkan jumlah saham yang beredar pada setiap tahun. Tergantung persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Tahunan tanggal 28 Mei 2008. Hutang bersih tidak termasuk Jasa Keuangan. Disajikan kembali untuk memenuhi Buletin Teknis No.2 “Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas Fasilitas Kredit” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada bulan Oktober 2006. Penyesuaian dalam penyajian kembali sehubungan dengan Buletin Teknis No.2 untuk Tahun 2002-2004 tidak diaudit.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Earnings before interest, tax, depreciation and amortization. Includes assets not yet used in operations. Trade Receivables + Inventory – Current Trade Payables. Net earnings per share is calculated based on the weighted average number of ordinary shares outstanding adjusted for any share issuance. Net Asset value per share is calculated based on the number of ordinary shares outstanding at every year-end. Subject to the approval of shareholders at Annual General Meeting on May 28, 2008. Net debt excludes Financial Services. Restated in order to fulfill Technical Bulletin No. 2 “Accounting for Joint Financing on Credit Facility” issued by the Indonesian Institute of Accountants on October 2006. Adjustment in relation to restatement in accordance with Technical Bulletin No. 2 for the year 2002 to 2004 have not been audited.
Kontribusi Pendapatan Bersih (Rp miliar) Net Revenue Contribution (Rp billion)
2007
2006
38,137
Automotive
30,120
5,961
Agribusiness
3,758
7,238
Financial Services
7,504
18,112
Heavy Equipment
13,692
735
Others
635
Pemegang Saham per 31 Desember 2007 Number of shares
%
1. Jardine Cycle & Carriage Ltd 2,028,825,504
50.11%
2. Anthony John Liddell Nightingale (Commissioner) 600,000
0.01%
3. Budi Setiadharma (President Commissioner) 514,000
0.01%
4. Others (each ownership less than 5%) 2,018,415,810
49.87%
Grand Total 4,048,355,314
100.00%
Jardine Cycle & Carriage Ltd (“JC&C”) adalah kelompok usaha berbasis di Singapura yang memiliki bisnis di kawasan Asia. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Singapura dan merupakan anak perusahaan dari Grup Jardine Matheson. Di samping kepemilikannya di Astra, JC&C juga memiliki usaha distribusi kendaraan dan mengelola usaha ritel di bawah Cycle & Carriage di Singapura dan Malaysia.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Major shareholders as at 31 December 2007
Jardine Cycle & Carriage (JC&C) is a Singapore-based group with regional interests. The Company is listed on the Singapore Exchange and a subsidiary of the Jardine Matheson Group. In addition to its interest in Astra, JC&C also has motor vehicle distribution and retail businesses operating under Cycle & Carriage in Singapore and Malaysia.
Pergerakan Harga Saham 2007 2007 Share Price Movement (Rp) 30,000
25,000
1990 Initial Public Offering of 30 million shares with a par value of Rp 1,000 per share at the offering price of Rp 14,850 per share
1994 Limited Public Offering of 48.4 million shares at the price of Rp 13,850 per share ; 871.9 million bonus shares distribution
20,000
1997 Convertible bondholders converted their bonds into 280.8 thousand sahres ; Stock split from Rp 1,000 per share to Rp 500 resulted an increase to 2.3 billion shares
1999 Exercised of 253,2 million rights issued in relation to the debt restructuring ; Granted 70 million shares as stock-based compensation for Astra employees and executives
2002 Limited Public Offering of 1.4 billion shares at the price of Rp 1,000 per share
2004 64.8 thousand shares issued as a result of employee stock options exercised
15,000
10,000
5,000
0 12/28/90
12/28/91
12/28/92
12/28/93
12/28/94 12/28/95
12/28/96
12/28/97
12/28/98
12/28/99 12/28/00
12/28/01
12/28/02
12/28/03
12/28/04 12/28/05
12/28/06 12/28/07
Harga Saham dan Volume Perdagangan per Triwulan 2007 2007 Quarterly Stock Price and Trading Volume Period
Highest
Lowest
Closing
Avg. Daily Trading Volume (units)
2007
2006
2007
2006
2007
2006
2007
2006
1st Quarter
16,900
11,550
12,500
9,300
13,200
11,250
6,776,135
8,414,082
2st Quarter
17,300
13,050
13,050
8,550
16,900
9,750
7,456,525
9,017,410
3rd Quarter
19,550
12,650
14,800
9,100
19,250
12,450
5,472,875
7,897,629
4th Quarter
28,800
17,250
19,150
12,100
27,300
15,700
5,158,793
4,856,422
15
D af ta r Pe n g h a rg a a n 2 0 07 2 0 07 L ist o f Award s
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari Majalah Mix 1 PR People of The Year Aminuddin sebagai No. 1 Kategori Top Executive April Majalah Swa, Hay Group dan Swanetwork 2 Indonesian Employer of Choice 2007 No. 1 Indonesian Employer of Choice 2007 No. 1 – Manufacturing Category The Asset Magazine 3 The Best Practices in Corporate Governance No. 1 in Indonesia Juni Majalah Investor 4 The Best 100 Listed Companies 2007 No. 1 Emiten Terbaik Sektor Aneka Industri Juli Finance Asia Magazine 5 Asia’s Best Companies: No. 1 Best Managed Company No. 1 Best Corporate Governance No. 1 Best Investor Relations Pemerintah RI 6 7 Penghargaan atas Peranan Dalam Pengembangan Industri Kerajinan Nasional Agustus Dunamis (INA) & Teleos (UK) 8 9 Top Three Winners of 2007 Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise
16
Oktober Majalah Warta Ekonomi 10 Michael D. Ruslim sebagai CEO Idaman 2007 Teleos (UK) 11 Winners of 2007 Asian Most Admired Knowledge Enterprise November Metro TV bekerjasama dengan UN Special Ambassador for MDGs in the Asia Pacific 12 13 Millennium Development Goals Award (MDGs Award) Kategori Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan Majalah Warta Ekonomi 14 Perusahaan Idaman 2007 IR Magazine 15 Best IR in the Singapore Market by Indonesia Company Perhimpunan Manajemen SDM (PMSM) 16 Anugrah PMSM Lembaga Usaha Corporate Category Desember AsiaMoney Magazine No 2 Best Good Corporate Governance in Asia 17 Best for Disclosure and Transparency in Indonesia 18 Best Overall for Corporate Governance in Indonesia 19 Best for Responsibilities of Management and the Board of Directors in Indonesia 20 Best for Shareholders’ Rights and Equitable Treatment in Indonesia 21 Best for Investor Relations in Indonesia 22 Best Investor Relations Officer: Richard Santosa 23 Majalah Swa bekerja sama dengan Stern Stewart & Co. 24 The Best Public Companies Based on MVA Concept for its Success and Achievement of Market Value Added
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
January Mix Magazine 1 PR People of The Year Aminuddin as No. 1 Top Executive Category April Swa Magazine, Hay Group 2 and Swanetwork Indonesian Employer Of Choice 2007 No. 1 Indonesian Employer Of Choice 2007 No. 1 - Manufacturing Category The Asset Magazine 3 The Best Practices in Corporate Governance No. 1 in Indonesia June Investor Magazine 4 The Best 100 Listed Companies 2007 No. 1 Best Listed Company in Multy Industry Sector July Finance Asia Magazine 5 Asia’s Best Companies: No. 1 Best Managed Company No. 1 Best Corporate Governance No. 1 Best Investor Relations Indonesian Goverment 6 7 Award for Participation in National Crafts Industry Development August Dunamis (INA) & Teleos (UK) 8 9 Top Three Winners of 2007 Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
13
October Warta Ekonomi Magazine 10 Michael D. Ruslim as No. 1 2007 Most Admired CEO Teleos (UK) 11 Winners of 2007 Asian Most Admired Knowledge Enterprise November Metro TV in cooperation with UN Special Ambassador for MDGs in the Asia Pacific 12 13 Millenium Development Goals Award (MDGs Award) for Eradication of Poverty and Hunger Warta Ekonomi Magazine 14 2007 Most Admired Company IR Magazine 15 Best IR in the Singapore Market by Indonesia Company Association of HR Management (PMSM) 16 PMSM Award of Business Institution Corporate Category December AsiaMoney Magazine No. 2 Best for Good Corporate Governance in Asia 17 Best for Disclosure and Transparency in Indonesia 18 Best Overall for Corporate Governance in Indonesia 19 Best for Responsibilities of Management and the Board of Directors in Indonesia 20 Best for Shareholders’ Rights and Equitable Treatment in Indonesia 21 Best for Investor Relations in Indonesia 22 Best Investor Relations Officer: Richard Santosa 23 SWA Magazine working together with Stern Stewart & Co The Best Public Companies Based On MVA Concept For Its Success and Achievement of Market Value Added
24
17
Lapora n D ewan Komis a ris B o a rd o f Co mmi ssi o n e r s’ Report
Pencapaian kinerja PT Astra International Tbk pada tahun 2007 merupakan keberhasilan terbaik yang pernah tercatat dalam sejarah Perusahaan. The performance of PT Astra International Tbk in 2007 was its best on record.
Secara umum, kinerja Perusahaan
Overall performance was excellent but the
menunjukkan tingkat yang sangat baik,
achievements of the Agribusiness Division
khususnya pada Divisi Agribisnis dan Alat
and the Heavy Equipment Division were
Berat.
particularly noteworthy.
Pada tahun 2007, Astra terus berupaya mengembangkan unit-unit usahanya sejalan dengan filosofi untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan usaha otomotif dan pelestarian sumber daya alam serta penyediaan infrastruktur. Mengacu
number of its business units, in line with its philosophy of balancing its automotive interests with natural resource and infrastructure interests. Accordingly, Astra is
pada hal ini, Astra terus memperkaya
in the process of leveraging its experience,
pengalamannya dengan berkonsentrasi
concentrating on sectors in which it has a
pada sektor-sektor yang telah dikuasainya.
strong knowledge base.
Sepanjang tahun 2007, Astra terus
During 2007 Astra made further efforts to
melakukan pengembangan dalam
improve the implementation of its corporate
penerapan filosofi Perusahaan. Salah satu
philosophy. Most important among the
nilai yang paling penting adalah keyakinan
tenets of this philosophy is the conviction
untuk selalu menempatkan konsumen
that the customer is king. The Company
sebagai raja. Perseroan terus menanamkan satu kesadaran kepada para karyawan untuk selalu mengantisipasi masalah sebelum terjadi, khususnya sebelum produk dan jasa diserahterimakan kepada konsumen.
18
Astra in 2007 continued to develop a
have continued to instill in all of our employees the need to correct problems before they occur, and particularly before our products reach the customer.
trillion of consolidated net revenue from Rp 55.7 trillion in the previous year.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Rp70.2
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner
19
Sejak awal pendiriannya, Astra telah
Since its foundation, Astra has been totally
memiliki komitmen dalam penerapan tata
committed to good corporate governance.
kelola perusahaan yang baik, dan secara
Corporate governance requires continuing
terus menerus perlu melakukan perbaikan
improvement. The Company appreciates
atas kinerjanya. Di samping pencapaian
that despite its achievements in this
yang baik di area ini, Perseroan memahami bahwa upaya secara terus menerus masih dibutuhkan untuk menegakkan kepatuhan dengan standar tertinggi. Astra memiliki rasa tanggung jawab dan
area, effort is still required to ensure that compliance is as high as possible. Astra has a long and deep understanding of corporate social responsibility (CSR).
pemahaman yang mendalam tentang sosial
It understands that good CSR programs
perusahaan (CSR). Program-program CSR
represent a major form of defence for any
yang baik akan mampu menjadi suatu
corporate group. A major group such as
bentuk pertahanan bagi setiap kelompok
ours has a very high public profile and Astra
usaha. Sebagai suatu perusahaan besar,
is strongly aware that it needs to maintain
Astra menyadari posisinya yang tidak lepas
its good name both within the communities
dari sorotan masyarakat luas sehingga
in which it operates and also at the national
perlu sepenuhnya menjaga reputasi nama
level.
baiknya, baik di lingkungan sekitar usaha maupun pada tingkat nasional. Sepanjang tahun 2007, Astra memberikan kontribusi kepada lingkungan masyarakat dan akan terus melanjutkan programprogram CSR sehingga dapat memberikan
During the year, Astra continued to make a major contribution to society and the company will further develop its CSR programs so as to achieve the greatest possible benefit for the community.
manfaat yang terbaik bagi masyarakat. As we now see, a jump in oil prices in the Seperti telah kita semua pahami, lonjakan
international market and higher prices of
harga minyak bumi di pasar internasional
food crops occurred at the end of 2007.
dan kenaikan harga bahan pangan terjadi di
The Board of Commissioners sees this
penghujung tahun 2007. Dewan Komisaris
situation as a threat to the Indonesian
melihat kondisi ini dapat menjadi ancaman
economy, although we believe it should be
bagi perekonomian Indonesia namun
manageable. The growth achieved in the
demikian, kondisi ini masih berada dalam
national economy of 6.3% during 2007 is
tingkat yang dapat tertangani. Tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 6,3% pada tahun 2007 cukup menggembirakan dan Astra percaya prospek usaha akan tetap cerah di tahuntahun mendatang.
20
commendable and Astra believes that there will still be strong business opportunities in the coming years.
During the three and a half years of the
pemerintahan yang sekarang, kondisi
current government, security conditions
keamanan jauh lebih baik dan masyarakat
have greatly improved and the public is far
semakin sadar atas hak dan kewajiban
more aware of the rights and responsibilities
dari suatu sistem politik demokratis serta
within the democratic political system and
mampu bertindak lebih rasional dalam merespon kondisi lingkungan politis yang semakin menghangat. Lebih jauh lagi, Astra berkeyakinan bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah yang
are more rational in their response to the heightened political environment. Astra also believes that efforts to improve employment growth can succeed by way of
kondusif, seperti perluasan desentralisasi
sound government policies, including the
perekonomian, akan memberikan pengaruh
progressive shift to a more decentralized
pada perbaikan tingkat pertumbuhan
economy. We believe a smooth political
ketersediaan lapangan kerja. Demikian
process at the legislative and presidential
juga halnya, kami percaya bahwa proses
elections in 2009 will satisfy the
pelaksanaaan pemilihan umum yang
requirements for far stronger investment
lancar pada tahun 2009 akan mendorong
flows.
masuknya aliran investasi. We would particularly like to express thanks Selanjutnya, pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Neville Barry Venter, Adam Phillip Charles Keswick dan Motonobu Takemoto atas kontribusinya dalam kapasitas sebagai anggota Komisaris yang telah berakhir pada
to Neville Barry Venter, Adam Phillip Charles Keswick and Motonobu Takemoto for their
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Selama tiga setengah tahun masa
contribution as members of the BOC, from which they resigned at the 2007 AGM. We would also like to welcome as new members
Rapat Pemegang Saham 2007. Selanjutnya,
of the BOC Akira Okabe, Benjamin William
kami ucapkan selamat datang kepada para
Keswick and Chiew Sin Cheok.
anggota Komisaris yang baru, Akira Okabe, Benjamin William Keswick dan Chiew Sin
Finally, the Board of Commissioners extends
Cheok.
its appreciation and thanks to the Board of Directors, all of our employees, suppliers,
Akhir kata, Dewan Komisaris
regional and national governments and all
menyampaikan penghargaan dan ucapan
stakeholders for their support in producing
terima kasih kepada Dewan Direksi,
a sound result during 2007. Astra is strongly
seluruh karyawan, pemasok, pemerintah daerah maupun pusat serta seluruh
aware that its success represents the result of cooperation amongst all parties and
21
pemangku kepentingan atas dukungan
looks forward to continuation of a high
yang diberikan kepada Astra dalam
level of mutual support on the part of all
mencapai kinerja cemerlang sepanjang
stakeholders in 2008 and beyond.
tahun 2007. Astra menyadari sepenuhnya bahwa seluruh pencapaian ini merupakan hasil kerjasama dari seluruh pihak terkait dan mengharapkan kerjasama ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi oleh seluruh pemangku kepentingan pada tahun 2008, serta tahun-tahun mendatang lainnya. Jakarta, April 2008
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner
22
D ewa n Ko m i s a ris B o a rd of Co mmi ssi o ners
Dari kiri ke kanan Left to right
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner
Komisaris Commissioner
Dari kiri ke kanan Left to right
Patrick M. Alexander Komisaris Commissioner
Muhamad Chatib Basri Komisaris Commissioner
Soemadi D. M. Brotodiningrat Komisaris Commissioner
Dari kiri ke kanan Left to right
Akira Okabe Komisaris Commissioner
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Djunaedi Hadisumarto
Anthony J. L. Nightingale Komisaris Commissioner
Mark Spencer Greenberg Komisaris Commissioner
Dari kiri ke kanan Left to right
Benjamin W. Keswick Komisaris Commissioner
Chiew Sin Cheok Komisaris Commissioner
23
Lapora n D i re k s i B o a rd o f Di re cto r s’ Re p o r t
Tahun 2007 merupakan tahun istimewa bagi PT Astra International Tbk. Pada periode di mana Astra memperingati hari ulang tahun yang ke-50 tahun ini, Perseroan mencatat kinerja tertinggi sepanjang sejarah Astra berdiri. The year 2007 represented an extraordinary year for PT Astra International Tbk. At a time when Astra celebrated its 50th anniversary, the Company achieved its highest ever performance since its foundation.
Hal ini dicapai berkat kondisi ekonomi makro Indonesia yang kondusif antara lain didukung oleh penurunan tingkat suku bunga, tingkat inflasi yang terkendali, meningkatnya daya beli dan stabilnya nilai tukar rupiah. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras dan winning team dari seluruh karyawan Grup Astra.
This achievement came at a time when
Kinerja Grup Astra Sepanjang tahun 2007, unit-unit usaha di bawah Grup Astra berhasil menunjukkan kinerja yang sangat mengesankan, sehingga pendapatan bersih konsolidasian Astra meningkat 26,0%, dari Rp 55,7 triliun menjadi Rp 70,2 triliun. Sementara itu, laba usaha meningkat dua kali lipat menjadi Rp 8,5 triliun sedangkan laba bersih meningkat 75,6%, dari Rp 3,7 triliun menjadi Rp 6,5 triliun, sebuah rekor baru dalam sejarah Astra.
all employees of the Astra group.
the macro-economy of Indonesia was conducive, supported among other factors by lower interest rates, a controllable level of inflation, improved purchasing power and stability of the rupiah currency. The performance represents the result of hard work and the winning team represented by
Astra Group’s Performance Throughout 2007, the business units of the Astra Group produced impressive performances, resulting in a 26.0% rise in the consolidated net revenue of Astra from Rp 55.7 trillion to Rp 70.2 trillion. Operating income doubled to Rp 8.5 trillion, while net income jumped 75.6% from Rp 3.7 trillion to Rp 6.5 trillion, a new record in the history of Astra.
Pendapatan bersih Divisi Otomotif tumbuh 26,6% menjadi Rp 38,1 triliun, sedangkan laba usahanya mencapai sebesar Rp 1,7 triliun, meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Pada sektor mobil, unit bisnis yang memiliki rantai usaha yang kuat ini mempertahankan kepemimpinannya di pasar dengan penjualan sebanyak 223.104 unit kendaraan, naik 27,6% dibanding tahun 2006. Kinerja tercatat sangat baik terutama di pasar MPV kelas menengah bawah.
Net revenue for the Automotive Division grew by 26.6% to Rp 38.1 trillion, while operating profit achieved the level of Rp 1.7 trillion, double that of the previous year. In the automobile sector, our strong value chain maintained its commanding position in the market and achieved sales of 223,104 units, a 27.6% increase on the previous year. Performance was particularly strong in the medium- to low-cost MPV market.
24
increase in net income from Rp 3.7 trillion to Rp 6.5 trillion, a new record in the history of Astra.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
75.6%
Michael D. Ruslim Presiden Direktur President Director
25
Dalam menjalankan bisnisnya, Astra secara terus-menerus menjaga kerjasama yang baik dengan para prinsipal. Selain itu, strategi yang kreatif juga telah mendorong Astra dalam memperkokoh posisinya, baik di pasar lokal maupun ekspor, terutama dengan diluncurkannya Daihatsu Gran Max pada akhir tahun 2007.
In the implementation of its business, Astra
Pada tahun 2007, sepeda motor Honda berhasil mempertahankan posisi kepemimpinannya dengan pangsa pasar sebesar 45,7%. Dalam menghadapi persaingan pasar yang sangat kompetitif, PT Astra Honda Motor meluncurkan lima varian baru dan berhasil menjual 2,1 juta unit sepeda motor.
In 2007, Astra’s Honda brand maintained its
Usaha manufaktur dan distribusi komponen juga menunjukkan kinerja yang selaras dengan peningkatan permintaan pasar otomotif. PT Astra Otoparts Tbk berhasil meraih penjualan sebesar Rp 4,2 triliun, meningkat 24,7% dibanding dengan tahun sebelumnya. Laba bersih sebesar Rp 455 miliar, naik 61,3% dibanding tahun 2006.
continued to maintain its close cooperation with its principals. In addition, creative strategies also strengthened Astra’s capacities in both domestic and export markets, particularly with the year end launch of the Daihatsu Gran Max.
market lead with a 45.7% market share. In the face of stiff competition in the market, PT Astra Honda Motor introduced five new variants and achieved sales of 2.1 million motorcycles. The automotive parts manufacturing and distribution operations also performed in line with the generally buoyant market for automotive products. As a result, revenue at PT Astra Otoparts Tbk rose to Rp 4.2 trillion, an improvement of 24.7% compared to the previous year. Net income stood at Rp 455 billion, 61.3% higher than in 2006. The Financial Services Division produced
Divisi Jasa Keuangan juga membukukan kinerja yang memuaskan, sejalan dengan kesuksesan yang diraih oleh Divisi Otomotif dan Alat Berat dalam keadaan pertumbuhan ekonomi yang positif. Pendapatan bersih bertahan pada angka Rp 7,2 triliun. Laba usaha Jasa Keuangan pada tahun 2007 meningkat dari Rp 727,0 miliar menjadi Rp 1,4 triliun. Pembukaan beberapa kantor cabang dilakukan pada tahun ini, sebagai bagian dari upaya peningkatan jumlah rantai usaha yang dimiliki Astra. Divisi Alat Berat yang diwakili oleh PT United Tractors Tbk (UT), mencatat pertumbuhan penjualan yang pesat sehubungan dengan melonjaknya kegiatan pada sektor pertambangan dan perkebunan. Pada tahun 2007, UT berhasil meraih rekor kinerja dengan pendapatan sebesar Rp 18,2 triliun, meningkat 32,4% dibanding tahun 2006 dengan, laba bersih mengalami kenaikan 60,5% menjadi Rp 1,5 triliun.
26
a satisfying result in line with the success of the Automotive and Heavy equipment Divisions during a year of positive economic growth. Net revenue remained stable at Rp 7.2 trillion. Financial Services businesses increased operating income from Rp 727.0 billion to Rp 1.4 trillion in 2007. The year saw the creation of a number of financial services branches as part of efforts to expand the Astra total value chain. The Heavy Equipment Division represented by PT United Tractors Tbk (UT), saw strong sales growth amid booming conditions in the mining and plantations sectors. In 2007, UT had a record year with revenue improving by 32.4% from the previous year to Rp 18.2 trillion, and net income up 60.5% at Rp 1.5 trillion.
Pada tahun 2007, Grup UT menjadi ujung tombak bagi Astra dalam memasuki kembali bidang usaha pertambangan melalui kepemilikan konsesi pertambangan di Kalimantan.
UT’s subsidiary PT Pamapersada Nusantara, maintained its leadership as a mining contractor and booked coal extraction in 2007 of 54.3 million tons, compared with 42.5 million tons a year earlier. In 2007, UT Group became the spearhead for Astra’s return to mine ownership through the acquisition of a mining concession in Kalimantan. PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), Astra’s Agribusiness Division, achieved
PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), anak perusahaan Astra di sektor agribisnis berhasil membukukan keuntungan yang mengesankan dari penguatan harga internasional bagi produknya walaupun dalam tahun 2007 AAL harus menghadapi kondisi alam yang kurang mendukung. Selama tahun 2007, penambahan lahan kelapa sawit yang ditanami mencapai 19.211 hektar, sehingga luas total menjadi 235.210 hektar. Peningkatan harga minyak kelapa sawit mendorong peningkatan pendapatan dari Rp 3,8 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp 6,0 triliun sedangkan perolehan laba bersih meningkat 2,5 kali lipat, dari Rp 787,3 miliar menjadi Rp 2,0 triliun. Pada sektor Solusi TI dan alat kantor, pendapatan bersih PT Astra Graphia Tbk (AG) meningkat 17,2% menjadi Rp 725,6 miliar dengan laba bersih yang diperoleh sebesar Rp 72,1 miliar, meningkat 29,7% dibanding tahun 2006.
a remarkable result driven by strong international prices for its products despite a year in which weather conditions were largely unfavorable. Expansion of planted palm plantation area during the year reached 19,211 hectares, bringing the total area to 235,210 hectares. The increase in global prices for palm oil saw revenue grow strongly to Rp 6.0 trillion from Rp 3.8 trillion a year earlier. Net profit grew 2.5 times from Rp 787.3 billion to Rp 2.0 trillion.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Anak perusahaan UT, PT Pamapersada Nusantara berhasil mempertahankan posisi pemimpin pasar sebagai kontraktor penambangan dengan mencatat produksi batu bara pada tahun 2007 sebesar 54,3 juta ton dibandingkan 42,5 juta ton pada tahun sebelumnya.
In the IT solutions and office equipment market, PT Astra Graphia Tbk (AG) achieved a 17.2% increase in net revenue to Rp 725.6 billion and net profit of Rp 72.1 billion, an increase of 29.7% compared to 2006. In the infrastructure sector, Astra’s two companies, PT Astratel Nusantara and PT Intertel Nusaperdana, delivered a significant improvement in performance
Pada sektor infrastuktur, dua perusahaan di bawah Grup Astra, PT Astratel Nusantara dan PT Intertel Nusaperdana, berhasil meraih peningkatan kinerja seiring dengan membaiknya kondisi makro ekonomi serta berbagai perbaikan yang dilakukan internal perusahaan. Selama tahun 2007, PT Marga Mandala Sakti membukukan kinerja yang baik dengan total volume trafik sebesar 25,6 juta kendaraan. Sementara itu, PT PAM Lyonnaise Jaya berhasil menjual air sejumlah 130,3 juta meter kubik.
in line with the improving trend in macroeconomic conditions and a number of internal improvements in the companies. In 2007, PT Marga Mandala Sakti recorded a satisfactory performance with total traffic volumes of 25.6 million vehicles. Meanwhile, PT PAM Lyonnaise Jaya sold a total volume of 130.3 million cubic metres.
27
Kami percaya bahwa kesuksesan kinerja keuangan Astra pada tahun 2007 tidak terlepas dari peranan seluruh karyawan pada setiap mata rantai usaha, didukung oleh tingkat kedisiplinan serta produktivitas yang tinggi dengan sangat memahami arti pentingnya peningkatan di bidang Quality, Cost, Delivery dan Innovation (QCDI). Hal ini diperkuat lagi oleh keyakinan akan pentingnya mempertahankan winning team serta menjaga rasa kebersamaan melalui komunikasi yang baik dengan seluruh jajaran karyawan sehingga dapat memahami target bisnis agar selalu siap menjawab setiap perubahan dan tantangan ke depan. Lebih jauh lagi, Astra menyadari bahwa sebagai satu pelaku usaha di Indonesia, sangatlah penting untuk menjalankan roda usaha secara bertanggung jawab melalui berbagai program Corporate Social Responsibility.
We believe that the successful financial performance of Astra cannot be separated from the essential role played by its workforce in every link in the value chain. A sense of discipline and high productivity created an awareness of the importance of improvements of Quality, Cost, Delivery and Innovation (QCDI). This is strengthened further by conviction of the importance of maintaining winning teams and the sense of community by means of good communication at every level of the workforce in order to appreciate business targets and to be always ready to address every change and challenge in the future. Astra is aware that as a business operator in Indonesia, it is of great importance that it conducts its business operations in a responsible manner through Corporate Social Responsibility programs.
Konsep triple bottom line yang meliputi aktivitas usaha, tanggung jawab sosial dan lingkungan, adalah prinsip penting yang selalu diterapkan oleh segenap unit usaha Astra. Faktor penghematan biaya tidak pernah menghentikan langkah Astra dalam menjalankan usaha yang bertanggung jawab terutama dalam pengelolaan bidang lingkungan, yang senantiasa diberikan prioritas utama, serta komitmen untuk mengalokasikan dana untuk berbagai program tanggung jawab sosial, khususnya di bidang pendidikan dan pembinaan usaha kecil dan menengah.
The concept of triple bottom line incorporating business activities and social and environmental responsibilities is an important principle that is always applied in every business unit of Astra. The requirement to contain costs has not prevented Astra from acting responsibly in areas such as the environment, which has been consciously prioritised, and the commitment to allocate funds for a range of social responsibility programs, particularly in the areas of education and support for the development of small and medium
Program ini terus bergulir dari tahun ke tahun dengan peningkatan aktivitas, baik dari sisi volume maupun kualitas. Kegiatan tanggung jawab sosial ini dilakukan pula oleh berbagai yayasan di bawah naungan Astra serta anak-anak perusahaan.
enterprises. This program is carried on from year to year through an increase of activities, both in terms of quality and quantity. Social responsibility activities are performed by a number of the foundations under the umbrella of Astra and its subsidiaries.
28
Sebagai salah satu perusahaan publik yang bermitra dengan perusahaan kelas dunia, Astra selalu memegang teguh komitmen akan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dengan standar tinggi. Transparansi adalah salah satu faktor penting, baik ke pihak internal antara lain karyawan dan pemasok, maupun pihak eksternal seperti pemegang saham, pelaku pasar modal, media massa serta pemangku kepentingan lainnya. Pada tahun 2007, Astra meraih berbagai penghargaan antara lain dari majalah AsiaMoney sebagai perusahaan terbaik kedua di Asia di bidang good corporate governance, dan sebagai perusahaan terbaik di Indonesia dalam semua kategori penilaian. Memperluas Cakrawala Seluruh bidang usaha di bawah Grup Astra terus berusaha memperdalam kompetensi dan sinergi dengan meningkatkan semangat inovasi dan perbaikan. Selain itu, di masing-masing mata rantai bisnis akan terus mempelajari setiap kemungkinan dan peluang dalam upaya memperluas cakrawala dan meningkatkan kontribusi bisnis Astra bagi pembangunan nasional, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja. Dengan tetap mempertahankan rantai usaha Otomotif sebagai tulang punggung usaha, Astra berupaya untuk mencapai keseimbangan antara rantai usaha Otomotif dan industri berbasis sumber daya alam.
Astra continued to deliver programs through its foundations to assist the victims of natural disasters as well as to support cultural events, sports, health and education, including scholarships for gifted students across Indonesia. As a public company in partnership with world-class companies, Astra consistently holds to its commitment to conduct its business operations in accordance with a high standard of the principles of good corporate governance. Transparency is one important factor, both internally with workers and suppliers, and externally with shareholders, capital market operators, the mass media and other stakeholders. In 2007, Astra won a number of awards including the AsiaMoney magazine award for the second best company in Asia in the good corporate governance category, and as the best company in Indonesia in all categories.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Astra melanjutkan program pemberian bantuan kepada para korban bencana alam. Di samping itu, Astra juga memberikan dukungan pada kegiatan-kegiatan budaya, olahraga, kesehatan dan pendidikan, termasuk pemberian beasiswa bagi siswasiswa berbakat di seluruh Indonesia.
Expanding Horizons All of the business units in the Astra Group are required to continue to strive to improve competencies and synergies by boosting the spirit of innovation and improvement. Additionally, every link in the business value chain will continue to study every possibility and opportunity in the context of expanding horizons, in order to increase the role of Astra in national development, especially in its role as an employer. Keeping the automotive value chain as its backbone, Astra aims to achieve a balance between the automotive value chain and the natural resources industry.
29
Di samping mempertahankan tingkat pangsa pasar domestik, Astra juga mengembangkan usahanya menjadi ekspotir, terutama di sektor otomotif dan perkebunan serta pertambangan batu bara. Kami memperkirakan tahun 2008 akan menjadi tahun yang penuh tantangan sehubungan dengan meningkatnya harga minyak bumi, harga komoditas dan bahan baku, dampak dari pemanasan global yang terlihat dari timbulnya berbagai bencana alam yang dapat mempengaruhi perekonomian dunia termasuk Indonesia, yang dapat menyebabkan dampak negatif bagi perekonomian global. Namun demikian, kami percaya bahwa pemerintah akan terus mempertahankan kondisi ekonomi yang kondusif yang terjadi pada tahun 2007, antara lain dengan menjaga tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar, sehingga akan memberi dampak positif bagi kepercayaan konsumen.
As well as maintaining strong domestic market share in a number of areas of operations, Astra is also expanding its role as an exporter, especially in the automotive, plantations and coal mining sectors. We expect a more challenging year in 2008 due to higher oil, commodity and raw material prices, the effects of climate change that can be seen in a range of natural disasters and that have the capacity to affect the world economy including Indonesia, which could create a negative impact on the global economy. Despite this, we believe that the government will continue to defend the economic conditions that occurred in 2007, not least by guarding interest rates, inflation and the exchange rate, in order to provide a positive effect on consumer confidence. Thank you
Terima kasih Kami sangat berterima kasih dan menghargai peran penting para pemangku kepentingan, sehingga Perseroan meraih prestasi tertinggi pada tahun 2007. Kesuksesan yang telah kami capai tersebut tidak mungkin terwujud tanpa dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, yaitu karyawan, masyarakat, pemerintah, para mitra, pelanggan dan pemegang saham.
We highly appreciate the role of all
Semoga setiap langkah dan usaha kita selalu diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
We ask that every step and effort we take
Jakarta, April 2008
Michael D. Ruslim Presiden Direktur President Director
30
stakeholders during 2007. Without the support of all of our stakeholders: employees, the public, suppliers, shareholders and government at all levels, it would have been impossible to achieve the success recorded during the year. We look forward to continuing cooperation in the year ahead.
always be blessed by Almighty God.
D ire k s i
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
B o a rd of Di re cto r s
Dari kiri ke kanan Left to right
Maruli Gultom, Tossin Himawan, Prijono Sugiarto, Michael D. Ruslim, Simon J. Mawson, Gunawan Geniusahardja dan Johnny D. Danusasmita
31
Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen Grup Astra selama lebih dari tiga dekade. Seperangkat nilai dasar yang dijunjung Astra, dikenal sebagai Catur Dharma, selalu menjadi acuan dalam proses pembuatan keputusan pada setiap jenjang. Catur Dharma pertama, yaitu Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara, menjadi pegangan utama dalam penyusunan strategi. Good Corporate Governance (GCG) has been an integral part of the management of the Astra Group for more than three decades. The basic set of values upheld by Astra, the Catur Dharma, is considered at every level of decision-making, with its first principle, the goal of Becoming an Asset to The Nation and People, an underlying principle in all strategic planning.
32
Tata Ke l o l a Pe r u s aha a n
Prinsip transparansi didasarkan pada perlunya menghindari benturan kepentingan dan informasi orang dalam antara Perseroan dan dewan komisaris, direksi, pemegang saham dan afiliasinya serta para eksekutif dan karyawan. Prinsip transparansi ini mengandung unsur keterbukaan terhadap karyawan maupun para pemangku kepentingan lainnya, termasuk masyarakat umum.
Transparency is based upon the need to ensure that there are no conflicts of interest and insider information between the Company and its commissioners, directors, shareholders and their affiliated parties, as well as executives and employees. This transparency has consistently included openness toward employees as well as other stakeholders, including the public.
Standar tata kelola perusahaan yang baik yang dijalankan Astra telah mendapat pengakuan dari masyarakat. Pada tahun 2007, majalah AsiaMoney menempatkan Astra di posisi terbaik kedua di Asia dan terbaik di Indonesia untuk seluruh kategori. Pengakuan ini diberikan kepada Astra untuk ketepatan waktu dalam menyajikan informasi dan komitmennya terhadap keterbukaan.
The standard of Astra’s corporate governance is widely recognized. In 2007, AsiaMoney magazine ranked Astra as the second best company in the whole of Asia, and as the winner of all sections of the awards for Indonesia. Astra was praised for its “timely disclosure of information and commitment to transparency.”
Astra percaya bahwa tata kelola yang baik dapat menyeimbangkan kepentingan para pemangku kepentingan yang beragam dan juga signifikan untuk keberhasilan usaha yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Mengembangkan dan mempertahankan budaya perusahaan yang sejalan dengan seluruh tujuan tata kelola perusahaan juga memiliki peranan yang sangat esensial. Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris dan Direksi memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan GCG di Astra. Keduanya harus memastikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan pemerintah dan standar yang berlaku. Dewan Komisaris bertugas mengawasi pengelolaan Perseroan yang dijalankan oleh Direksi, dan memberi nasihat kepada Direksi yang bermanfaat bagi Perseroan. Pada tahun 2007, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak empat kali. Komposisi anggota Dewan Komisaris saat ini adalah sebagai berikut:
Astra believes that corporate governance balances the needs of different stakeholders, and helps build successful and sustainable businesses over the long term. Developing and maintaining a corporate culture fully aligned with the company’s corporate governance objectives is essential.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
G o o d Co r p o rate Gove r nan ce
Board of Commissioners and Directors The Board of Commissioners (BOC) and the Board of Directors (BOD) are responsible for the implementation of GCG at Astra. They must ensure that the Company complies with all current standards and government regulations. The BOC is tasked with supervision of the management of the Company by the BOD and to advise the BOD as required, for the benefit of the Company. In 2007 the BOC met on four occasions. The current composition of the BOC is as follows:
33
Members of the Board of Commissioners President Commissioner
Budi Setiadharma
Independent Commissioner
Djunaedi Hadisumarto
Independent Commissioner
Patrick Morris Alexander
Independent Commissioner
Muhamad Chatib Basri
Independent Commissioner
Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat
Independent Commissioner
Akira Okabe
Commissioner
Anthony John Liddell Nightingale
Commissioner
Mark Spencer Greenberg
Commissioner
Benjamin William Keswick
Commissioner
Chiew Sin Cheok
Sedangkan, Direksi bertanggung jawab dalam menjalankan pengelolaan Perseroan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan. Komposisi Direksi adalah sebagai berikut:
The BOD is responsible for management of the Company in order to achieve set goals and objectives. The composition of the BOD is as follows:
Members of the Board of Directors
34
President Director
Michael D. Ruslim
Director
Gunawan Geniusahardja
Director
Prijono Sugiarto
Director
Tossin Himawan
Director
Johnny D. Danusasmita
Director
Maruli Gultom
Director
Simon John Mawson
Para anggota Direksi telah mengadakan rapat sebanyak 48 kali selama tahun 2007 untuk mengevaluasi kinerja operasional dan keuangan serta untuk mengambil keputusan yang memerlukan persetujuan Direksi.
The BOD met on 48 occasions during 2007 to review operational and financial performance and to make decisions on matters requiring approval at the level of the BOD.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Pada tahun 2007, jumlah gaji dan bentuk kompensasi lainnya yang diterima para anggota Dewan Komisaris dan Direksi Astra mencapai Rp 297,7 miliar.
BOC and BOD Remuneration During 2007, salaries and compensation received by members of the Board of Commissioners and the Board of Directors of Astra totaled Rp 297.7 billion.
Komite-komite Guna memonitor, mengevaluasi dan memberi masukan demi meningkatkan efektifitas pelaksanaan GCG di Perseroan maupun Grup Astra, telah dibentuk sejumlah Komite, yaitu Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Eksekutif dan Grup Audit Internal dan Manajemen Risiko.
Committees A number of committees have been formed and maintained to monitor, review and present suggestions for improvements in effectiveness of implementation of GCG within the Company and/or the Astra Group. These committees include the Audit Committee, the Remuneration
Komunikasi antara Direksi Astra dan manajemen anak perusahaan dilakukan secara periodik untuk membahas berbagai topik antara lain kemajuan perusahaan serta menciptakan kebersamaan.
Komite Audit (AC) Komite ini bertanggung jawab dalam memberikan nasihat kepada Dewan Komisaris yang memungkinkan para anggotanya untuk dapat meningkatkan fungsi pengawasannya dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan, yang sebagian di antaranya ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Kegiatan AC digambarkan secara lebih rinci di bagian terpisah dari Laporan Tahunan ini. Komite Remunerasi dan Nominasi (RNC) Komite ini bertanggung jawab dalam penyusunan remunerasi dan bonus yang diberikan kepada anggota Direksi, penentuan alokasi tugas di antara anggota Direksi serta menilai potensi manajemen dan hal-hal lain yang terkait dengan para eksekutif yang berada setingkat di bawah level Direksi. Pada tahun 2007 anggota RNC telah mengadakan rapat sebanyak enam kali untuk membahas penyesuaian remunerasi dan hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya manusia. Komite Eksekutif (EC) EC bertugas mengkaji kembali seluruh keputusan bisnis penting yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. Komite ini bertemu secara rutin setiap bulan dan mengadakan evaluasi kinerja per kuartal. Pada tahun 2007, EC telah mengadakan rapat sebanyak 12 kali. Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham (RUPS) RUPS diadakan pada tanggal 23 Mei 2007, dengan beberapa keputusan yang disetujui sebagai berikut:
and Nomination Committee, the Executive Committee and Group Internal Audit and Risk Management. Audit Committee (AC) This committee is charged with providing advice to the BOC to enable its members to improve oversight responsibilities and to ensure complete compliance with prevailing regulations including those set by the Capital Markets Authority. The activities of the AC are described in more detail in a separate section of this Annual Report. Remuneration and Nomination Committee (RNC) This committee is tasked with formulating the remuneration and bonus payments for members of the BOD and to determine the allocation of duties among members of the BOD as well as to review management potential and other issues regarding executives one level below that of the BOD. During 2007 the RNC met six times to discuss remuneration adjustments and human resources issues.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Regular communications between Astra’s Directors and the management teams of subsidiaries are conducted periodically to discuss matters such as progress as well as foster a sense of togetherness.
Executive Committee (EC) The EC reviews all major business decisions that require the approval of the BOC. It holds regular monthly meetings and quarterly performance reviews. The EC met 12 times during 2007. Annual General Meeting of Shareholders (AGM) The AGM was held on 23 May 2007, whereby the following resolutions were passed:
35
1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan dan mengesahkan Perhitungan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2006 serta membebaskan seluruh anggota Dewan Direksi dan Dewan Komisaris dari tanggung jawab masing-masing di bidang manajemen dan pengawasan untuk tahun buku 2006. 2. Menyetujui penggunaan keuntungan bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 yang akan dipergunakan sebagai berikut: a. Total dividen tunai sebesar Rp 1.781.276.338.160,-; b. Membukukan Rp 100 miliar sebagai dana cadangan; c. Sisanya dicadangkan untuk tambahan modal kerja dan investasi oleh Perseroan. 3. Menyetujui pengunduran diri Neville Barry Venter, Adam Phillip Charles Keswick dan Motonobu Takemoto sebagai anggota Dewan Komisaris dan menyetujui penunjukan Akira Okabe, Benjamin William Keswick dan Chiew Sin Cheok sebagai anggota baru Dewan Komisaris yang akan bekerja sampai RUPS 2008. 4. Menugaskan Direksi, dengan persetujuan Dewan Komisaris, dalam menunjuk akuntan publik yang akan mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2007. Grup Audit Internal dan Manajemen Risiko (GIARM) Grup Audit Internal (IAG) Fungsi utama IAG adalah memberikan penilaian independen mengenai efektifitas dan kelayakan dari sistem kontrol internal Perseroan. Dalam melaksanakan tugastugas ini, IAG mengikuti ketentuan Internal Audit Charter, yang memberi kuasa kepada IAG untuk melakukan kegiatan audit internal secara luas.
36
1. Approved the Company’s Annual Report and ratified the Annual Account for book year 2006, and granted full discharge to all members of BOD and BOC for their respective management and supervisory duties performed during the book year 2006. 2. Approved the use of net profit of the Company for the book year ending as at 31 December 2006 to be appropriated as follows: a. Cash dividend in total of Rp 1,781,276,338,160,-; b. Placement of Rp 100 billion as reserve funds; c. Remainder to be recorded as retained earnings to be used for working capital and investment by the Company. 3. Approved the resignations of Neville Barry Venter, Adam Phillip Charles Keswick and Motonobu Takemoto as members of the BOC, and approved the appointment of Akira Okabe, Benjamin William Keswick and Chiew Sin Cheok as new members of the BOC until the 2008 AGM. 4. Authorised the BOD, with the approval of the BOC, to appoint a public accountant to audit the financial report of the Company for the book year 2007. Group Internal Audit and Risk Management (GIARM) Internal Audit Group (IAG) The core function of the IAG is the provision of independent assurance on the effectiveness and adequacy of the Company’s internal control systems. In executing these tasks it is guided by the Internal Audit Charter, which empowers the IAG to carry out a wide range of internal audit activities.
Audit internal Astra memberikan penilaian independen mengenai sistem kontrol internal Perseroan dalam rangka menjalankan proses GCG.
Beberapa anak perusahaan Grup Astra yang besar memiliki Departemen Audit Internal (IAD) yang bertanggung jawab kepada masing-masing Direksi dan Komite Audit. IAG Perseroan bekerjasama dengan IAD untuk menjamin kualitas audit dan cakupan area risiko utama yang ada dalam Grup. Rencana Audit yang mengatur fokus dan arah kegiatan audit disusun dengan menggunakan prinsip kehati-hatian yang mengacu pada suatu pendekatan yang sistematik dan teratur setelah melalui analisis yang mendalam dan konsultasi dengan manajemen, Direksi dan Komite Audit.
Major affiliated companies within the Group have individual Internal Audit Departments (IAD) which report to their respective BODs and Audit Committees. The IAG of the Company works closely with the respective IADs to ensure consistent audit quality and coverage of key risk areas within the Group. The Audit Plans which drive the focus and direction of audit activities are risk-driven and are carefully developed based on a systematic and disciplined approach and after extensive analysis and consultations with Management, BOD and the Audit Committee.
Rencana Audit dari anak-anak perusahaan juga dibahas dengan unit IAD Perseroan untuk menjamin audit tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan dan mencakup hal-hal yang penting. Rencana Audit diajukan kepada Direksi dan Komite Audit untuk mendapatkan persetujuan. Kegiatan audit kemudian dimonitor kesesuaiannya dengan rencana, dan bila perlu, diadakan revisi untuk memasukan perubahan profil risiko.
Audit Plans of affiliated companies are also discussed with the Astra International IAD to ensure proper alignment and coverage. Audit Plans are tabled and endorsed at BOD and AC Level. Audit activities are then monitored against the plan, and if necessary, revisions are made to incorporate changes to the risk profile.
Perusahaan menggunakan sistem penilaian tiga tingkat (“efektif”, “perlu perbaikan” dan “lemah”), untuk menilai dan memperbandingkan sistem kontrol internal Perusahaan. Isu-isu dan bagian-bagian yang memerlukan perbaikan diidentifikasi
The company utilizes a three-tier grading system (“effective”, “needs improvement” and “weak”), to assess and benchmark the effectiveness of the Company’s internal control systems. Issues or areas that require improvements are identified and
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Astra’s internal audit provides an independent analysis of the Company’s internal control system in the implementation of GCG.
37
dan dituangkan ke dalam sebuah rencana tindakan formal. Perusahaan memiliki program tindak lanjut untuk memonitor status implementasi dari berbagai rekomendasi yang diberikan. Sepanjang tahun, diskusi lanjutan dengan berbagai level manajemen dan Direksi untuk membahas isu-isu mengenai audit dan solusinya dilakukan secara terus menerus. IAG juga secara rutin bertemu dengan Ketua Komite dan para anggota Komite Audit untuk membahas isu-isu seputar audit, tata kelola dan hal-hal lain yang terkait. Perseroan memiliki laporan triwulanan yang berisikan laporan atas isu-isu signifikan dan berbagai rekomendasi yang belum dapat terlaksana di Perseroan maupun seluruh Grup. Hasil ini kemudian diajukan dan didiskusikan dengan Direksi, Komite Audit, dan Dewan Komisaris. Pada tahun 2007, sejumlah rekomendasi dikeluarkan untuk memperbaiki sistem kontrol di jaringan ritel, pembelian, manajemen risiko kredit, dan bidang TI. Untuk meningkatkan dan menjamin efektifitas mutu dari kegiatan audit di Perseroan dan seluruh Grup, satu program quality assurance sedang dilaksanakan yang bertujuan untuk membandingkan dan meningkatkan praktek-praktek audit internal serta mensejajarkannya dengan praktek internasional terbaik. Sebuah unit khusus
Dengan identifikasi risiko, manajemen dapat mengkaji pengelolaan risiko secara komprehensif. With our risk identification process, management can oversee risk management comprehensively.
38
are subject to a formal action plan. The Company has a follow-on program that monitors the status of implementation of recommendations. Throughout the year, extensive discussions were held with various levels of management and the BOD to discuss audit issues and their resolutions. The IAG also regularly meets with the Audit Committee Chairman and Audit Committee Members to discuss audit, governance and related issues. The Company has a formal quarterly reporting process which requires reporting of significant issues of concern and major outstanding recommendations in the Company and the Group. These are then reported, tabled and discussed with BOD, AC, and BOC. In 2007, a number of recommendations were made to improve controls in the retail network, procurement, credit risk management and IT areas. To enhance and ensure effective quality of audit services in the Company and across the Group, an ongoing quality assurance program benchmarks and improves internal audit practices and aligns them with international best practices. A separate unit, Audit Development, is tasked to undertake these functions and a number of its
Auditor internal yang handal merupakan bagian penting dalam menghasilkan kualitas audit yang baik dan untuk itu Perseroan memberi perhatian terhadap rekrutmen, pelatihan dan pengembangan tenaga audit, termasuk dengan mengadakan program sertifikasi untuk para auditor. Grup Manajemen Risiko (GRM) GRM memberikan konsultasi mengenai manajemen risiko, perencanaan kelangsungan usaha, serta risiko pendanaan dan kepastian usaha kepada Direksi. Fungsi konsultasi GRM meliputi masukan mengenai manajemen risiko dan hal-hal terkait lainnya di Perseroan maupun seluruh Grup Astra. Hampir seluruh unit usaha di dalam Grup Astra telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Risiko Astra yang sesuai dengan praktek internasional terbaik. Penggunaan pendekatan Risk and Control Self-Assessment, kegiatan wawancara dan workshop diadakan secara berkala dengan semua lapisan manajemen untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengevaluasi risiko serta mengatasi risiko. Profil Risiko Komprehensif yang didukung oleh Daftar Risiko kemudian dikembangkan dan dimonitor bersamaan dengan Rencana Penanganan. Daftar dan Profil Risiko, selain membantu manajemen dalam mengelola risiko, juga merupakan masukan yang signifikan bagi perencanaan strategis, kelangsungan usaha, perencanaan audit, manajemen modal dan program asuransi dari perusahaan terkait. Selama beberapa tahun ini, beberapa upaya telah dilaksanakan dalam rangka memperbaiki dan menyesuaikan sistem manajemen risiko yang menyeluruh atau Enterprise-wide Risk Management. Selanjutnya, untuk mendukung strategi Perseroan yang menekankan sinergi dalam seluruh value chain Astra, beberapa upaya untuk mensejajarkan kerangka tersebut dengan value chain usaha juga telah dilaksanakan.
initiatives have been implemented. Qualified internal auditors are an integral component in the delivery of quality audit services and the Company expends significant efforts in their recruitment, training and development, including a certification program for auditors. Group Risk Management (GRM) The GRM provides consulting services on risk management, business continuity planning, risk financing and business assurance to the BOD. The GRM’s consulting functions include advice on and facilitation of risk management and related matters in the Company as well as across the Astra Group. Almost all main businesses within the Astra Group have implemented the Astra Risk Management System which is aligned to international best practices. Utilizing the Risk and Control Self-Assessment approach, interviews and corporate workshops are held regularly with all levels of management to identify, measure and evaluate risks and risk mitigation activities. Comprehensive Risk Profiles supported with Risk Registers are then developed and monitored, along with Treatment Plans. The Risk Profiles and Registers, in addition to assisting management in managing risks, are also significant inputs to the Company’s strategic planning, business continuity, audit planning, capital management and insurance programs.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
yakni Pengembangan Audit, bertugas menjalankan fungsi-fungsi ini dan beberapa inisiatifnya telah dilaksanakan.
Extensive efforts have also been taken to refine and adapt the Enterprise-wide Risk Management over the years. Going forward, in order to support the Company’s strategy emphasizing synergy within all Astra value chains, efforts are being made to align the framework to the business value chain.
39
Kunjungan ke pabrik memberikan gambaran yang jelas kepada investor mengenai proses kerja di Grup Astra. Factory visits give a transparent picture to the investor of the inner workings of the Astra Group.
Risiko-risiko Utama Perseroan telah berhasil mengidentifikasikan sejumlah risiko utama yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan secara signifikan, sebagai berikut: 1.
40
Siklus Ekonomi: Seperti juga terjadi pada sebagian besar perusahaan, kinerja Grup cukup sensitif terhadap perubahan siklus ekonomi. Hal ini mengingat sebagian besar usaha Astra terkait dengan sentimen konsumen. Untuk itu, Perseroan telah mengambil langkah untuk memonitor dan merespon perubahan dalam sentimen atau pola belanja. Walaupun upaya untuk mengelola dan mengatasi risiko tersebut telah dilaksanakan, setiap perubahan negatif yang signifikan dalam siklus ekonomi akan berdampak buruk bagi daya beli konsumen dan berakibat pada kinerja Perseroan dan Grup.
Key Risk Exposures The Company has identified the following major risks which may significantly affect the business: 1.
Economic Cycle: As with most companies, the Company’s and Group’s performances are sensitive to changes in the economic cycle. As a major part of Astra’s business is exposed to consumer sentiment, the business has taken steps to monitor and respond to changes in sentiment or buying patterns. Despite efforts to manage and mitigate such exposure, any significant negative changes in the economic cycle will adversely affect consumer buying power and consequently impact the performance of the Company and the Group.
2. Pengaturan Franchise: Grup Astra mempunyai anak perusahaan dan perusahaan asosiasi yang tergantung pada perjanjian franchise dengan para prinsipal. Grup Astra menjalin hubungan kerja yang erat dengan para prinsipal dan akan terus berkerja keras untuk mencapai bahkan melampaui sasaran dan harapan. Tetapi strategi jangka panjang dari para prinsipal berada di luar kendali dari Grup Astra. Sedangkan setiap perubahan dapat berdampak dalam jangka panjang terhadap pendapatan dan operasi Grup.
2. Franchise Arrangements: The Group has various subsidiaries and associates that are dependent on franchise agreements with principals. The Group and its affiliated companies have developed strong working relationship with the business principals and continue to work hard to exceed their targets and expectations. Notwithstanding that, the long term strategies of principals are beyond the group’s control and any significant changes could significantly impact the Group’s earnings and operations in the long term.
3. Risiko Harga Minyak: Fluktuasi harga minyak mentah sangat sulit untuk dapat diperkirakan. Indonesia terus mensubsidi harga bahan bakar minyak untuk memberikan semacam stabilitas jangka
3. Oil Price Risks: Crude oil price fluctuations are inherently unpredictable. Indonesia continues to subsidise fuel prices to provide consumers some short-term
pendek bagi konsumen, walaupun risiko jangka panjang tetap ada. Setiap fluktuasi harga yang tajam akan mengakibatkan efek berantai seperti penurunan daya beli, perubahan pola belanja konsumen dan kenaikan biaya produksi. Hal ini juga akan meningkatkan risiko kredit, khususnya bagi Divisi Jasa Keuangan Grup Astra, sehubungan dengan menurunnya disposable income konsumen.
4. Risiko Harga Komoditas: Divisi Agribisnis, Alat Berat dan Penambangan Batubara yang memiliki kontribusi pendapatan yang besar bagi Grup sangat dipengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh fluktuasi harga komoditas. Perusahaan-perusahaan ini dijalankan berdasarkan model keuangan yang konservatif, namun fluktuasi harga komoditas yang tajam dapat secara signifikan mempengaruhi pendapatan Perseroan dan Grup. 5. Risiko Finansial: Perseroan dan Grup juga menghadapi risiko keuangan. Perseroan memiliki kebijakan untuk mengelola risiko likuiditas, risiko suku bunga, dan fluktuasi mata uang asing. Melalui pendekatan yang terkoordinasi, Grup juga menyediakan petunjuk pelaksana untuk transaksi tunai dan derivatif serta hedging dan perencanaan keuangan, untuk menjamin bahwa risiko keuangan tersebut dapat disebar. Tanpa mengecilkan peranan dari mekanisme untuk mengatasi dampak risiko tersebut di atas, fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang asing akan memiliki pengaruh yang dalam terhadap pendapatan dan aset Perseroan dan Grup. 6. Risiko Dahsyat: Perseroan mengakui bahwa risiko dahsyat yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau merebaknya penyakit menular dapat menimbulkan dampak yang signifikan terhadap pendapatan dan aset Perseroan. Untuk mengatasi dampak tersebut, manajemen telah melaksanakan analisis dampak usaha serta meninjau ulang hal-hal seperti cakupan asuransi dan mekanisme untuk mengatasi risiko. Unit bisnis yang kritikal telah mendirikan Off-Site
stability although long-term exposures remain. Any adverse fluctuations would have a range of effects such as decreased buying power, change in customer buying patterns and increased production costs. It would also increase credit risks, specifically within Astra’s Financial Services Division, due to the reduced disposable income of customers.
4. Commodity Price Risks: A substantial portion of Group earnings, in particular agribusiness, heavy equipment and coal mining, are directly or indirectly influenced by fluctuations in commodity prices. These companies are operated based on conservative financial models, but adverse commodity price fluctuations can significantly impact the Company’s and the Group’s earnings. 5. Financial Risks: The Company and Group are inherently exposed to financial risks. The Company has policies to manage its exposure to liquidity risk, interest rate risk and foreign currency fluctuations. Through a coordinated approach, the Group also provides guidelines for cash and derivative transactions, as well as hedging and financial planning, to ensure that financial risk exposure is diversified and appropriate. Notwithstanding the above risk mitigation mechanisms, fluctuations in interest rates and foreign currency rates may have an adverse impact on the Company’s and the Group’s earnings and assets.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
6. Catastrophic risks: The Company recognises that potential catastrophic risks such as earthquake, floods or outbreak of virulent or contagious diseases can have a significant impact on the Company’s earnings and its assets. To mitigate the impact management has performed a business impact analysis as well as a review of the insurance cover and other mitigation mechanisms. Critical business units have established Off-Site Recovery Centers and developed Business Continuity Plans (BCP) to assist
41
Karyawan Astra memiliki beberapa forum komunikasi sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan sinergi dan kompetensi. Astra’s employees have several communication forums as a learning process in improving synergy and competency.
Recovery Centers dan mengembangkan Business Continuity Plan (BCP) untuk membantu pemulihan usaha dan kedua hal ini diuji secara berkala untuk memastikan kesadaran dan relevansinya. Namun demikian, kejadian-kejadian yang dahsyat dapat mengakibatkan efek yang sangat buruk dan tidak dapat diduga, yang belum tentu dapat diatasi oleh mekanisme yang ada.
Untuk mengatasi risiko yang dahsyat, BCP Astra telah dibentuk setelah melalui Analisis Dampak Usaha yang cukup panjang dengan menggunakan metodologi dan kerangka yang terstruktur, untuk menjamin kelangsungan jasa dan operasi perusahaan selama dan setelah kejadian bencana. BCP secara berkala diuji dan disosialisasikan terus menerus ke Perseroan dan seluruh unit usaha Grup maupun yang terafiliasi. Pada tahun 2007, Divisi Grup Manajemen Risiko juga melakukan kajian ulang terhadap cakupan asuransi dari beberapa perusahaan di dalam Grup. Dari hasil kajian ini, beberapa rekomendasi telah dibuat untuk masing-masing perusahaan agar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi atas perlindungan asuransi. Komunikasi Karyawan Astra berkeyakinan bahwa komunikasi dengan para karyawan merupakan komponen penting dalam aktifitas Perseroan dan merupakan bagian dari keyakinan bahwa Winning Team merupakan unsur terpenting bagi keberhasilan Perseroan, sejalan dengan prinsip ketiga dalam Catur Dharma Astra, yaitu saling menghargai individu dan membina kerjasama.
42
in the recovery of business operations and these are tested periodically to ensure awareness and relevance. However catastrophic events can potentially have a very pervasive and unpredictable effect, which may not always be mitigated by the various mechanisms in place.
To mitigate catastrophic risks, Astra’s BCP has been developed following an extensive Business Impact Analysis utilizing a structured methodology and framework to ensure continuity of company operations and services during and following a disaster. The BCP is regularly tested and is being progressively rolled out in the Company and the Group’s subsidiaries and affiliated companies. In 2007, the Group Risk Management Division also undertook a review of the insurance coverage of selected companies within the group. Arising from this review, recommendations were made to the respective companies to promote effective and efficient insurance coverage. Employee Communication Astra places a high priority on communication with its employees as a major component in the Company’s activities and as part of its conviction that a Winning Team is the most important component of the success of the Company, in line with the third principle of Astra’s Catur Dharma, to encourage individual performance and encourage teamwork.
Dalam workshop, wartawan mendengarkan paparan kinerja Grup Astra secara langsung dari Direksi terkait.
Selain forum komunikasi horisontal, seperti Forum Manajer, forum komunikasi vertikal juga dilaksanakan antara manajemen dan karyawan. Di antaranya adalah Forum Komunikasi Public Relations, Forum Komunikasi HR, Forum Komunikasi Finance, Forum Komunikasi Legal serta Forum Komunikasi Security dan CSR yang diadakan secara reguler di seluruh Grup, menggambarkan proses diskusi dan pembelajaran di antara para karyawan yang memiliki tugas sejenis dan bertujuan untuk memperbaiki sinergi dan kompetensi. Komunikasi vertikal antara manajemen dan karyawan Grup Astra dilakukan melalui pertemuan yang disebut Gemba, di mana Presiden Direktur membahas kemajuan Astra dengan para eksekutif, manajer, dan manajer cabang di seluruh Grup. Gemba diadakan dua kali setahun di beberapa kota dan kesempatan tersebut digunakan untuk menjelaskan isi dari President’s Letter yang merupakan sebuah dokumen berisi arahan penjelasan mengenai kondisi makro ekonomi, prospek bisnis, tantangan dan strategi yang diambil Astra untuk setahun ke depan. Direksi juga mengadakan berbagai macam forum komunikasi dengan para karyawan di tingkat manajemen di seluruh bagian Grup Astra. Hubungan Masyarakat (PR) PR Astra bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi yang efektif dan memperluas network dengan komunitas eksternal seperti media massa, pemerintah, masyarakat sekitar dan para pemangku kepentingan secara keseluruhan.
As well as horizontal communication forums such as the Managers’ Forum, vertical communications between management and employees are also held. Some of them are Public Relations Communication Forums, Human Resources Communication Forums, Finance Communication Forums, Legal Communications Forum as well as Security and CSR Communication Forums that are held regularly within the Group, representing a process of discussion and learning between employees with similar tasks in the companies within the Group, aimed at improving synergies and competencies.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
In the workshop, a group of journalists take notes on Astra’s Group performance.
Vertical communications between management and the Group’s employees, known as Gemba, allow the President Director to discuss progress at Astra directly with the Group’s executives, managers and branch managers. Gemba is held twice a year in a number of cities and are used for explaining the President’s Letter, a document which aims to explain the macroeconomic climate, business prospects, challenges and strategies adopted by Astra for the year ahead. The BOD holds a variety of communication forums with management-level staff across the Group. Public Relations (PR) Astra’s PR unit is responsible for effective communication and expanding network with representatives of the external community such as the media, the government, the community and stakeholders as a whole.
43
Kegiatan utama PR antara lain menambah dan mempertahankan hubungan yang konstruktif dengan kalangan media. Pertemuan dengan insan pers diadakan dua kali dalam satu tahun dalam bentuk workshop, yaitu Forum Wartawan Industri dan Forum Wartawan Pasar Modal. Di samping itu, pertemuan dengan media daerah juga diadakan di beberapa kota besar. Pada tahun 2007, PR telah mengadakan tiga pertemuan dengan media dan melaksanakan lima acara buka puasa dan diskusi dengan para redaktur, pimpinan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), wartawan industri, wartawan pasar modal dan para tokoh senior media. Selain itu, PR juga terlibat sebagai pengamat dalam acara peringatan Hari Pers Nasional di Samarinda, Kalimantan Timur. Sepanjang tahun 2007, PR telah mengadakan sebanyak 12 konferensi pers. Selain itu, tugas lain PR adalah bertanggung jawab dalam memelihara website Perusahaan: www.astra. co.id Di samping itu, PR juga mensupervisi komunikasi internal dalam bentuk Majalah Astra yang terbit enam kali dalam setahun dan PR News serta membantu pengumpulan bahan-bahan untuk Laporan Tahunan. PR juga bertanggung jawab dalam pengaturan kunjungan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta dan magang mahasiswa yang merupakan bagian dari program hubungan eksternal dengan institusi pendidikan. Hubungan Investor (IR) Investor Relations memiliki peranan penting dalam menjalankan komunikasi yang efektif dengan para investor, melalui tugasnya dalam penyediaan informasi yang terkini terkait kinerja usaha Perusahaan dan arah ke depan. Pada tahun 2007, IR telah mengadakan 518 kegiatan yang terdiri dari berbagai forum, di mana 307 diantaranya merupakan pertemuan investor dan analis. Kegiatan lainnya yang dilaksanakan oleh IR adalah enam road show, enam konferensi, empat pertemuan analis dan sejumlah site visit serta conference call. Pada tahun 2007, Astra berhasil meraih penghargaan-penghargaan sebagai berikut; The Best Investor Relations in Singapore Market by Indonesian Company dari majalah
44
The main activity of the unit is to extend and the maintenance of a constructive relationship with the media community. Two Press Gatherings are held each year, one in the form of a workshop with the Industry Journalists Forum and another with the Capital Market Journalists Forum. Gatherings with regional media were also held in some large cities. In 2007 Public Relations held three Media Gathering events and five Fast Breaking and Discussion meetings with editors, Indonesian Journalists’ Association (PWI) leaders, industry journalists, stock market journalists and senior media figures. The unit also took part as an observer in the celebration of National Press Day in Samarinda, East Kalimantan. A total of 12 press conferences were conducted during the year, and the unit is also responsible for the maintenance of the Company’s web site: www.astra.co.id. PR also supervises internal communications, including six annual editions of Astra Magazine, PR News, and assists in the collation of material for the Annual Report. It also takes responsibility for college tours of the Company and for apprentice experience programs as part of its external relations programs with educational institutions. Investor Relations (IR) The Investor Relations has an important role in maintaining effective communication with investors, and is tasked with providing up-to-date information on business performances and future directions. The unit conducted 518 activities in 2007 using a variety of formats. Of these, 307 were investor and analyst meetings. Other activities included six road shows, six conferences, four analyst gatherings, numerous plant visits and conference calls. During 2007, Astra was voted as The Best Investor Relations in the Singapore Market by an Indonesian Company by the Investor Relations magazine, The Best Investor Relations in Indonesia by the Finance Asia magazine and The Best For Investor
Investor Relations; The Best Investor Relations in Indonesia dari majalah Finance Asia serta The Best For Investor Relations in Indonesia dari majalah Asiamoney. Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan mengawasi penerapan prinsip-prinsip keterbukaan dan kepatuhan terhadap peraturan pasar modal. Sekretaris Perusahaan juga bertugas memberi masukan kepada Direksi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi pada peraturan pasar modal dan implikasinya bagi Astra serta bertanggung jawab atas penyelenggaraan komunikasi yang terbuka dan konsisten dengan otoritas pasar modal mengenai informasi yang terkait dengan transaksi penting dan aksi korporasi maupun isu-isu seputar tata kelola perusahaan yang baik. Dalam melaksanakan fungsinya, Sekretaris Perusahaan banyak melakukan kerjasama dengan Divisi Legal. Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab dalam menjaga reputasi Astra dan menjamin ketersediaan informasi terkini, tepat waktu dan akurat mengenai Astra kepada para pemegang saham, analis, media massa dan masyarakat umum, yang juga meliputi penyediaan Laporan Triwulanan dan Laporan Tahunan.
Relations in Indonesia by the Asiamoney magazine. Corporate Secretary The Corporate Secretary oversees implementation of transparency and compliance with capital market rules. He advises the BOD on changes in capital market regulations and their implications for Astra and is responsible for transparent and consistent communication with the Capital Market Authority on information regarding material transactions and corporate actions as well as GCG issues.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Aminuddin Sekretaris Perusahan Corporate Secretary
The Corporate Secretary works closely with the Corporate Legal Division. He is responsible for the maintenance of Astra’s reputation and for the provision of timely, accurate and up-to-date information regarding Astra to shareholders, analysts, the media and the general public including the provision of Quarterly and Annual Reports.
45
Pemba h a s a n d an A na lis is Ma na je me n M a n a ge me n t Di scu ssi o n and Analysis
Pedapatan Bersih Net Revenue
In Billion Rupiah
2007
2006
% Change
Automotive
38,137
30,120
26.6%
Agribusiness
5,961
3,758
58.6%
Financial Services
7,238
7,504
-3.6%
Heavy Equipment
18,112
13,692
32.3%
735
635
15.8%
70,183
55,709
26.0%
Others Total
Tinjauan Pendapatan bersih terutama diperoleh dari bisnis Otomotif dengan kontribusi sekitar 54,3% dari total konsolidasi pendapatan bersih pada tahun 2007. Kontribusi lainnya berasal dari usaha Alat Berat sebesar 25,8%, Jasa Keuangan sebesar 10,3% dan Agribisnis sebesar 8,5%, sementara itu sisanya didapatkan dari Teknologi Informasi dan Infrastruktur. Laporan Rugi/Laba Pendapatan bersih meningkat Rp 14,5 triliun (+26,0%) menjadi Rp 70,2 triliun pada tahun 2007. Sebagian besar peningkatan tersebut diperoleh dari peningkatan pendapatan bersih yang diterima oleh unit Otomotif sebesar Rp 8,0 triliun (+26,6%), Alat Berat sebesar Rp 4,4 triliun (+32,3%) dan Agribisnis sebesar Rp 2,2 triliun (+58,6%). Sedangkan, pendapatan dari Jasa Keuangan mengalami sedikit penurunan sebesar 3,6% dibanding tahun sebelumnya sebagai akibat perubahan pada komposisi joint financing di mana joint financing without recourse lebih dominan. Laba kotor meningkat Rp 4,2 triliun (+33,8%) menjadi Rp 16,5 triliun. Kenaikan harga CPO pada unit Agribisnis menyumbangkan perolehan tambahan laba kotor sebesar Rp 1,7 triliun (+113,2%), sementara kenaikan volume penjualan pada unit Otomotif dan Alat Berat masing-masing menyumbangkan peningkatan laba kotor sebesar Rp 1,2 triliun (+34,4%) dan Rp 825,9 miliar (+34,9%).
46
Overview Net revenue was derived primarily from the Automotive business which accounted for 54.3% of total consolidated net revenue in 2007. Heavy Equipment contributed 25.8%, Financial Services 10.3% and Agribusiness 8.5%, with the remainder generated by Information Technology and in Infrastructure. Statements of Income Net revenue increased Rp 14.5 trillion (+26.0%) to Rp 70.2 trillion in 2007, mainly as a result of an increase of Rp 8.0 trillion (+26.6%) in Automotive net revenue. Heavy Equipment net revenue increased by Rp 4.4 trillion (+32.3%) and Agribusiness increased by Rp 2.2 trillion (+58.6%). Revenue from Financial Services fell slightly by 3.6% year on year mainly due to change in mix joint financing account that lean toward joint financing account without recourse. Gross profit increased Rp 4.2 trillion (+33.8%) to Rp 16.5 trillion. Higher CPO prices in Agribusiness contributed additional gross profit of Rp 1.7 trillion (+113.2%), while higher sales volumes for Automotive businesses and Heavy Equipment led to an increases in gross profit of Rp 1.2 trillion (+34.4%) and Rp 825.9 billion (+34.9%) respectively.
Beban Usaha Operating Expenses
48.5%
43.2%
56.8%
51.5%
Selling Expenses
Beban usaha mengalami penurunan 1,1% menjadi Rp 8,0 triliun disebabkan penurunan penyisihan piutang raguragu serta kerugian penjualan agunan yang diambil alih. Penurunan penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 308,3 miliar (-35,7%) disebabkan oleh recoveries yang diterima oleh perusahaan pembiayaan dan non-pembiayaan. Sedangkan penurunan kerugian dari penjualan agunan yang diambil alih sebesar Rp 277,8 miliar (-29,3%) disebabkan menurunnya akuisisi atas agunan yang diambil alih. Sehingga, penghasilan usaha mencapai Rp 8,5 triliun yang merupakan peningkatan 100,4% lebih tinggi dibanding tahun 2006. Perolehan penghasilan lain-lain tercatat sebesar Rp 301,6 miliar, menurun 11,5% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya kerugian selisih kurs sebesar Rp 138,6 miliar dibandingkan keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp 221,7 miliar pada tahun sebelumnya. Biaya bunga bersih mengalami penurunan, dari Rp 335,7 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp 287,9 miliar di tahun 2007.
2006
General and Administrative Expenses
Operating expenses were down 1.1% to Rp 8.0 trillion due to lower provision for doubtful receivables and loss on sale of repossessed assets. Provision for doubtful receivables decreased Rp 308.3 billion (-35.7%) due to recoveries income in both financing and non financing companies. Lower loss on sale of repossessed assets of Rp 277.8 billion (-29.3%) was due to lower repossessed asset acquisition. As a result, operating income of Rp 8.5 trillion was 100.4% higher in comparison with 2006.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
2007
Other income amounted to Rp 301.6 billion, 11.5% lower compared to the previous year, mainly due to foreign exchange losses of Rp 138.6 billion compared to foreign exchange gains of Rp 221.7 billion in 2006. Net interest expenses were lower at Rp 287.9 billion compared to Rp 335.7 billion the previous year. Equity income increased by 34.6% from Rp 1.4 trillion to Rp 1.8 trillion mainly due to
Equity income meningkat sebesar 34,6%, dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,8 triliun, yang dikontribusi terutama dari Bank Permata, Astra Daihatsu Motor dan Toyota Astra Motor. Bagian atas hasil bersih Bank Permata sebesar Rp 224,6 miliar atau meningkat 3,8 kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Bagian atas hasil bersih Astra Daihatsu Motor meningkat 2,5 kali lipat menjadi Rp 134,7 miliar, sedangkan bagian atas hasil bersih Toyota Astra Motor tercatat sebesar Rp 153,7 miliar atau meningkat 67,6% dibanding tahun sebelumnya.
increased contributions from Bank Permata, Astra Daihatsu Motor and Toyota Astra Motor. The Group’s share of result of Bank Permata at Rp 224.6 billion was 3.8 times higher than the previous year. The Group’s share of Astra Daihatsu Motor increased by 2.5 times to Rp 134.7 billion while Toyota Astra Motor contributed Rp 153.7 billion, an increase of 67.6% from the year before.
47
Umur Piutang Usaha Aging of Trade Receiveables
2007
2006
Laba bersih konsolidasian meningkat 75,6% menjadi Rp 6,5 triliun atau setara dengan Rp 1.610 per saham. Neraca Neraca Astra menunjukkan pertumbuhan modal kerja yang cukup baik bersamaan dengan meningkatnya aktivitas dan penurunan pada pinjaman jangka panjang maupun jangka pendek. Aktiva Astra mencatat pertumbuhan total aktiva sebesar 9,7% menjadi Rp 63,5 triliun seperti tercatat pada tanggal 31 Desember 2007. Aktiva lancar, seperti kas, piutang dan persediaan, meningkat 23,8% menjadi Rp 19,5 triliun sejalan dengan pertumbuhan unit usaha Agribisnis, Otomotif dan Alat Berat.
2007
2006
Lancar Current
61.1%
63.8%
Lewat jatuh tempo 1-30 hari Overdue 1-30 days
24.6%
16.5%
Lewat jatuh tempo 31-60 hari Overdue 31-60 days
6.2%
6.1%
Lewat jatuh tempo 61-90 hari Overdue 61-90 days
1.8%
2.1%
Lebih dari 90 hari Overdue above 90 days
6.3%
11.5%
Consolidated net income increased 75.6% to Rp 6.5 trillion or Rp 1,610 per share. Balance Sheet Astra’s balance sheet showed strong growth in working capital commensurate with increased activity and significant reductions in both short term and long term loans. Assets Total assets grew by 9.7% to Rp 63.5 trillion as at 31 December 2007. Current assets, principally cash, receivables and inventory, increased by 23.8% to Rp 19.5 trillion due to the growth of Agribusiness, Automotive and Heavy Equipment activities. Financing receivables were down 6.9% to
Piutang pembiayaan menurun 6,9% menjadi Rp 16,4 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan pada joint financing without recourse (yang dihitung secara netto dalam piutang pembiayaan). Secara umum, piutang pembiayaan kotor masih menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,5% menjadi Rp 32,3 triliun. Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities meningkat Rp 1,3 triliun menjadi Rp 9,8 triliun dan aktiva tetap mengalami peningkatan sebesar Rp 1,1 triliun, atau meningkat 8,4% dibanding tahun sebelumnya.
48
Rp 16.4 trillion mainly due to increased use of joint financing without recourse (netted in financing receivables). Overall gross financing receivables grew by 2.5% to Rp 32.3 trillion. Investments in associates and jointly controlled entities accounted for a further Rp 1.3 trillion increase to Rp 9.8 trillion and fixed assets grew by Rp 1.1 trillion or 8.4% compared to the previous year.
Hutang Debt
34.8%
32.5% 65.2%
67.5%
Financial Services
2006
Non - Financial Services
Kewajiban Hutang bersih Astra pada tanggal 31 Desember 2007 tercatat sebesar Rp 13,5 triliun, dibanding Rp 18,4 triliun dari tahun sebelumnya, sebagai akibat penurunan pembiayaan bersama with recourse, menurun Rp 5,4 triliun menjadi Rp 3,4 triliun. Di luar Jasa Keuangan, jumlah hutang bersih Astra yang tercatat pada akhir tahun adalah Rp 1,7 triliun, mencerminkan rasio utang bersih terhadap modal sebesar 6,4%.
Liabilities
Ekuitas Pada tahun 2007, laba bersih per saham meningkat 75,6% menjadi Rp 1.610. Peningkatan laba bersih di tahun 2007 ini telah meningkatkan total ekuitas dari Rp 22,4 triliun menjadi Rp 27,0 triliun, dengan nilai aktiva bersih per saham meningkat menjadi Rp 6.660.
Equity
Astra’s net debt as at 31 December 2007 was Rp 13.5 trillion compared to Rp 18.4 trillion in the previous year mainly due to reduced joint financing with recourse, down Rp 5.4 trillion to Rp 3.4 trillion. Excluding its financial services businesses, Astra’s net debt at the year-end was Rp 1.7 trillion, representing a net debt to equity ratio of 6.4%.
Net earnings per share increased by 75.6% to Rp 1,610. Earnings for 2007 increased total
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
2007
shareholders’ equity from Rp 22.4 trillion to Rp 27.0 trillion, whilst net asset value per share rose to Rp 6,660. Dividend
Dividen Direksi akan mengajukan usulan dividen total senilai Rp 644 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang akan diadakan pada 28 Mei 2008, termasuk dividen interim sebesar Rp 160 per saham yang telah dibayarkan pada bulan November 2007. Total dividen yang diusulkan tersebut merupakan 40,0% dari laba bersih tahun 2007.
The Board of Directors intends to propose a total dividend of Rp 644 per share for approval at the Annual General Meeting on May 28, 2008, including an interim dividend of Rp 160 per share which was already paid in November 2007. The 2007 proposed total dividend represents 40.0% of 2007 net income.
49
Rp 1,610 net earnings per share.
Arus Kas
Cashflow
Aktivitas Operasi Astra membukukan peningkatan arus kas bersih dari aktivitas operasi, dari Rp 8,9 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 11,2 triliun di tahun 2007, terutama disebabkan oleh adanya peningkatan tingkat kegiatan di seluruh aspek usaha. Dibanding dengan tahun 2006, peningkatan penerimaan dari pelanggan yang dicapai adalah Rp 14,1 triliun, sementara itu peningkatan pembayaran kepada pemasok dan karyawan hanya sebesar Rp 10,6 triliun.
Operating Activities
Aktivitas Investasi Kas yang digunakan dalam aktivitas investasi meningkat dari Rp 2,5 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 3,0 triliun di tahun 2007 sehubungan dengan akuisisi aktiva tetap yang meningkat dari Rp 2,4 triliun menjadi Rp 3,3 triliun. Pada tahun 2007, Astra menerima pendapatan dividen kas sebesar Rp 300,1 miliar.
Investing Activities
Aktivitas Pendanaan Kas yang digunakan dalam aktivitas pendanaan meningkat dari Rp 5,6 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 6,8 triliun pada tahun 2007. Hal ini mencerminkan kinerja keuangan yang kuat dari usaha Grup Astra, pembayaran hutang, dan peningkatan joint financing without recourse menggantikan joint financing with recourse. Di samping itu, Rp 2,3 triliun digunakan untuk pembayaran dividen.
Net cash flows from operating activities increased from Rp 8.9 trillion in 2006 to Rp 11.2 trillion in 2007 mainly due to increased activity levels throughout the business. Compared to 2006, increases in receipts from customers were Rp 14.1 trillion while increases in payments to both suppliers and employees were Rp 10.6 trillion.
Cash used in investing activities increased from Rp 2.5 trillion in 2006 to Rp 3.0 trillion in 2007 as the acquisition of fixed assets increased from Rp 2.4 trillion to Rp 3.3 trillion. In 2007, Astra received Rp 300.1 billion in cash dividends. Financing Activities Cash used in financing activities increased from a net outflow of Rp 5.6 trillion in 2006 to a net outflow of Rp 6.8 trillion in 2007. This primarily reflects the strong cash performance of the Group’s businesses, allowing debt to be paid down, as well as an increase in funds disbursed through joint financing without recourse replacing joint financing with recourse. In addition, Rp 2.3 trillion was used to pay dividends.
50
Rapat pimpinan Astra dilakukan setiap tahunnya untuk menentukan arah bisnis ke depan.
Akhir Tahun Pada akhir tahun 2007, Astra memiliki ketersediaan kas atau setara kas sebesar Rp 6,3 triliun, meningkat dari posisi akhir tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp 4,7 triliun.
Year End Astra closed the year with available cash and cash equivalents of Rp 6.3 trillion compared to a closing cash balance of Rp 4.7 trillion in 2006.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Astra’s leadership meeting is conducted annually to determine the direction of the business moving forward.
51
Lapora n Ko m i te Aud it Au dit Co mmi t te e Re p o r t
Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota komite merupakan pihak-pihak independen dengan Ketua Komite merangkap Komisaris Independen. Direksi, Auditor Internal dan Auditor Eksternal akan mengadakan pertemuan dengan komite ini, jika dirasa perlu. Fungsi Utama Komite ini adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan yang efektif. Komite mengandalkan informasi yang diterima dari Direksi, Manajemen, Auditor Internal, Grup Manajemen Risiko, Auditor Eksternal dan Komite-komite lainnya. Akan tetapi, fungsi Komite ini bukanlah duplikasi dari tanggung jawab pihak-pihak tersebut. Tanggung jawab utama Direksi dan Manajemen adalah dalam hal pelaporan keuangan, penegakan sistem pengawasan internal dan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku, sedangkan Auditor Eksternal dan Internal bertanggung jawab dalam menjalankan fungsi audit. Peran Komite di sini adalah mengawasi pelaksanaan fungsi-fungsi pengawasan internal secara keseluruhan dan pelaksanaan aktivitas Audit Internal maupun Eksternal. Tugas pengawasan Komite adalah sebagai berikut : • • •
52
The Audit Committee (the “Committee”) is a committee appointed by the Board of Commissioners (BOC) and is responsible to the BOC. The Committee consists entirely of independent parties with the Chairman of the Committee being an Independent Commissioner. The Board of Directors (BOD), Internal Auditors and the External Auditor attend Committee meetings if requested. The Committee’s primary function is to assist the BOC in fulfilling its responsibilities for effective oversight. In carrying out its responsibilities, the Committee relies on the information provided by the BOD, Management, Internal Auditors, the Risk Management Group, External Auditors and other Committees. The Committee’s functions are not intended to duplicate the roles and responsibilities of these parties. The BOD and Management bear primary responsibility for financial reporting, establishing the system of internal control and compliance with laws and regulations, and the Internal and External Auditors bear primary responsibility for the audit functions. The Committee’s role is to oversee the adequacy of the overall internal control functions and the adequacy of Internal and External Audit activities. In carrying out its oversight function, the Committee:
Memeriksa laporan keuangan yang akan diterbitkan kepada pihak eksternal. Memeriksa kebijakan akuntansi untuk menjamin terpenuhinya kepatuhan hukum, aturan dan standar akuntansi yang berlaku; serta Memeriksa laporan Auditor Internal dan Grup Manajemen Risiko.
• Reviews financial statements and reports to be issued to external parties; • Reviews accounting policies to ensure they are in compliance with current laws, regulations and accounting standards; and • Reviews the reports of the Internal Auditors and Risk Management Group.
Dalam melakukan pemeriksaan, Komite mematuhi peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam), No. IX.1.5 lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 41/PM/2003 tentang “ Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit” serta Peraturan No. 1-A (SLR No. 1-A) Lampiran Surat Direksi Bursa Efek Jakarta No. Kep-315/BEJ/06/2000 tentang “Pencatatan Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat”. Selama tahun 2007, Komite telah mengikuti Pedoman baru yang telah disederhanakan.
In carrying out its reviews the Committee complies with the Indonesian Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) Rule No. IX.1.5 attachment of Chairman of Bapepam’s Decree No.Kep-41/PM/2003 regarding “The Establishment and Charter of Audit Committees” and Security Listing Regulation No. 1-A (SLR No.1-A) of the Jakarta Stock Exchange Decree No.Kep-315/BEJ/06/2000 regarding “The General Requirement for Stock Listing at the Stock Exchange”. During 2007 the Committee adopted a new simplified Charter.
Pada tahun 2007, Komite mengadakan rapat formal setiap kuartal dan menyelenggarakan beberapa rapat khusus atau rapat informal yang fokus pada pembahasan masalahmasalah tertentu. Secara rata-rata, Komite ini menyelenggarakan rapat sekitar sepuluh kali dalam satu tahun. Selama tahun 2007, Komite senantiasa bekerja sama dengan Manajemen Perseroan dalam memperluas serta memperdalam fungsi audit internal dan manajemen risiko di Grup Astra. Fungsi Audit Internal diperkuat, baik di Perseroan maupun di anak-anak perusahaan. Komite Audit berupaya untuk memastikan standar kualitas Audit Internal seragam di seluruh Grup Astra. Hal ini melengkapi aktivitas yang berfokus pada kesadaran dan implementasi tata kelola perusahaan serta manajemen risiko. Pertemuan berkala diadakan bersama dengan Komite-komite Audit dari perusahaan publik yang ada di Astra untuk menyeragamkan pendekatan dalam menangani permasalahan yang sedang dikaji. Komite menyatakan kepuasannya atas ketersediaan seluruh informasi yang dibutuhkan dari konsolidasi laporan keuangan yang telah diaudit, untuk tahun berakhir 31 Desember 2007. Hasil pengkajian Komite atas pelaksanaan paket kompensasi Direksi dan Dewan Komisaris menyatakan bahwa pembayarannya telah dilaksanakan sesuai dengan anggaran dan pedoman yang disetujui oleh pemegang saham. Keanggotaan Komite terdiri dari: Ketua Patrick Morris Alexander Anggota Fred B.G. Tumbuan Kanaka Puradiredja
The Committee independently examines the quality of information received and discusses with Management and the External Auditors the conformity of the financial statements with accounting standards, statutory reporting, other mandatory reporting requirements and the quality of the accounting policies applied. The Committee reviews the scope of the audit and the audit plan of the External Auditors and the Internal Auditors. In 2007, the Audit Committee met formally every quarter and held a number of special or informal meetings to focus on specific issues. On average the Committee meets about ten times a year. In 2007, the Committee continued to work with company management in the broadening and deepening the role of internal audit and risk management within the Group. The internal audit function is being strengthened at both the Company and the Group. The Company’s Audit Committee takes a strong interest in working to ensure the uniform quality of internal audit throughout the Group. This is in addition to activities focused on overall corporate governance awareness and implementation, as well as risk management. The Committee meets regularly with Audit Committees of other listed group entities to ensure a uniform approach to issues under review.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Secara independen, Komite memeriksa kualitas informasi yang diterima dan mendiskusikannya dengan pihak Manajemen dan Auditor Ekternal mengenai kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi, peraturan dan persyaratan pelaporan serta kebijakan akuntansi yang diterapkan. Komite ini juga memeriksa cakupan audit dan rencana dari Auditor Internal maupun Eksternal.
The Committee is satisfied that the audited consolidated financial statements for the year ended 31 December 2007 fully disclose all required information. The Committee’s review of the implementation of the total compensation packages for the BOD and BOC indicated that payment has been made in accordance with the approved budget and shareholder’s guidelines. The membership of the Committee comprised: Chairman Patrick Morris Alexander Member Fred B.G. Tumbuan Kanaka Puradiredja
53
Stru kt u r Bi s n i s B u s in e ss St r uct u re
Automotive
Financial Services
Heavy Equipment
Mobil Automobile
Pembiayaan Mobil Automobile Financing
Mesin Konstruksi Construction Machinery
Toyota, Isuzu, Daihatsu, Nissan
Astra Credit Companies
PT United Tractors Tbk
Diesel, Peugeot, BMW
PT Toyota Astra Financial Services
PT Traktor Nusantara
Sepeda Motor Motorcycle
Pembiayaan Sepeda Motor
Honda
PT Federal International Finance
Kontraktor Penambangan & Pertambangan Mining Contractor & Mining
Motorcycle Financing
PT Pamapersada Nusantara
Komponen Components
Pembiayaan Alat Berat Heavy Equipment Financing
PT Astra Otoparts Tbk
PT Komatsu Astra Finance PT Surya Artha Nusantara Finance
Lain-lain Others
Perbankan Banking
AstraWorld
PT Bank Permata Tbk
PT Serasi Autoraya
Asuransi Kerugian General Insurance PT Asuransi Astra Buana
54
Information Technology
Infrastructure
Agribisnis
Solusi Dokumen
Infrastruktur
Agribusiness
Document Solutions
Infrastructure
PT Astra Agro Lestari Tbk
PT Astra Graphia Tbk
PT Astratel Nusantara PT Intertel Nusaperdana
Solusi TI IT Solution PT SCS Astragraphia Technologies
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Agribusiness
55
100.0%
56
increase in Automotive operating income from Rp 859.1 billion to Rp 1.7 trillion
Astra menjaga posisi yang kuat dalam mata rantai usahanya di bidang otomotif yang menempati posisi terdepan di Indonesia. Rantai usaha ini meliputi komponen, produksi, pemasaran, distribusi, pembiayaan, asuransi dan layanan purna jual.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Otomotif Automotive
Astra maintains a strong position in the automotive value chain, with a commanding position in the market. The chain begins with components, moving through manufacturing to marketing and distribution, financing, insurance together with after sales and service operations.
57
G rup M o bi l Au to m o b ile Group
Kemitraan dengan Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot dan BMW di segmen mobil dan Honda di segmen sepeda motor memberi kekuatan pada ketersediaan ragam produk dan penguasaan pasar.
Partnerships with Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot and BMW in the automobile segment and with Honda in the motorcycle segment provide strength across a range of products and market.
Di samping itu, Astra juga menjalin hubungan kemitraan dengan pemasok komponen mobil seperti Aisin Seiki, Akebono, Denso, Mahle, Kayaba, GS dan Nittan Valve. Pada tahun 2007, pendapatan bersih bidang usaha Otomotif meningkat 26,6% menjadi Rp 38,1 triliun, sedangkan perolehan laba usaha meningkat dua kali lipat menjadi Rp 1,7 triliun.
Astra also has partnerships with noted partners in the component business such as Aisin Seiki, Akebono, Denso, Mahle, Kayaba, GS and Nittan Valve. At the Astra Automotive Division, 2007 net revenue grew by 26.6% to Rp 38.1 trillion and operating income doubled to Rp 1.7 trillion.
Grup Mobil Kondisi perekonomian di tahun 2007 telah meningkatkan permintaan pasar akan kendaraan roda empat. Menurut data yang diperoleh dari GAIKINDO, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, total penjualan mobil nasional pada tahun 2007 mencapai 434.449 unit atau meningkat 36,2% dibanding penjualan tahun 2006. Unit otomotif Astra terus bekerjasama dengan para prinsipal sepanjang tahun 2007 untuk mewujudkan empat unsur yang menunjang keberhasilan: yang meliputi jenis produk yang sesuai untuk pasar Indonesia; harga
All New Camry menjadi sedan premium yang digemari kalangan eksekutif. The All New Camry has become a popular premium sedan for executives.
58
Automobile Group Economic conditions during 2007 supported strong consumer demand for automobile. According to GAIKINDO, the national car manufacturers’ association, total domestic car sales reached 434,449 units in 2007, an increase of 36.2% over 2006. Astra’s automobile units continued to work closely with their principals during 2007 to achieve the four elements for success: a product line-up suitable for the Indonesian market; affordable pricing; distribution across the entirety of Indonesia; and effective promotion and marketing.
Manufaktur Astra memiliki beragam kepemilikan di beberapa perusahaan manufaktur kendaraan penumpang dan niaga. • Astra memiliki 5,00% saham di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), yang memproduksi mobil Toyota. •
Astra memiliki 31,87% saham di PT Astra Daihatsu Motor (ADM) yang merupakan perusahaan patungan dengan Daihatsu Motor Co. Ltd. (DMC), yang memproduksi kendaraan dan komponen merek Daihatsu dan Toyota.
•
PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI), di mana Astra memiliki 75,00% saham merupakan perusahaan patungan antara Nissan Diesel Motor Co. Ltd. dan Marubeni Corporation. ANDI mengimpor truk dan bis Nissan Diesel dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD) dan Incomplete Knocked Down (IKD).
Manufacturing Astra has a range of holdings in manufacturing companies in four-wheel passenger and commercial vehicles. •
Astra has a 5.00% share in PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), which manufactures a number of Toyota models.
•
Astra has a 31.87% share in PT Astra Daihatsu Motor (ADM) a joint venture with Daihatsu Motor Co. Ltd. (DMC), which manufactures Daihatsu and Toyota vehicles and components.
•
PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI), in which Astra holds a 75.00% share is a joint venture company with Nissan Diesel Motor Co. Ltd. and the Marubeni Corporation. ANDI imports Completely Knocked Down (CKD) and Incomplete Knocked Down (IKD) Nissan Diesel trucks and buses. These imported parts are assembled at PT Gaya Motor (GM), a wholly owned subsidiary of Astra.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
yang terjangkau; distribusi yang mencakup seluruh Indonesia; serta promosi dan pemasaran yang efektif.
Hingga saat ini Avanza masih menjadi primadona produk Toyota yang setia menemani keluarga Indonesia. Until today Avanza continues to be the star of the Toyota product line-up, a popular car for Indonesian families.
59
Daihatsu Gran Max diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar kendaraan komersial dan juga diekspor ke Jepang. Daihatsu Gran Max was produced to meet market demand for commercial vehicles and also exported to Japan.
Komponen-komponen yang diimpor ini kemudian dirakit di PT Gaya Motor (GM), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Astra.
•
Astra, melalui anak perusahaannya PT Arya Kharisma, memiliki 64,88% saham di PT Pantja Motor (PM), sebuah usaha patungan dengan Isuzu Motors Ltd., yang memproduksi kendaraan dan komponen Isuzu.
•
PT Tjahja Sakti Motor, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Astra, mengimpor mobil BMW dan Peugeot dalam bentuk CKD dan Completely Build Up (CBU). Komponen yang diimpor dalam bentuk CKD ini kemudian dirakit di GM.
Distribusi PT Toyota-Astra Motor (TAM), di mana Astra memiliki 51,00% saham, merupakan importir dan distributor tunggal untuk kendaraan merek Toyota di Indonesia. Perseroan juga mengoperasikan enam divisi penjualan, yaitu Toyota Sales Operation (Auto 2000), Daihatsu Sales Operation (DSO), Isuzu Sales Operation (ISO), Nissan Diesel Sales Operation (NDSO), Peugeot Sales Operation (PSO) dan BMW Sales Operation (BSO). TAM yang merupakan agen tunggal untuk produk Toyota di Indonesia menjalin kerja sama dengan lima dealer utama. Auto 2000 merupakan salah satu dealer utama TAM yang beroperasi di wilayah Jawa Timur, Jawa barat, Banten, Bali, Sumatera (kecuali Riau, Jambi dan Bengkulu), Kalimantan, Nusa Tenggara dan Jakarta.
60
• Astra, through its subsidiary PT Arya Kharisma, has an effective 64.88% share in PT Pantja Motor (PM), a joint venture with Isuzu Motors Ltd., which manufactures Isuzu vehicles and components.
•
PT Tjahja Sakti Motor, a wholly owned subsidiary of Astra, imports BMW and Peugeot vehicles in CKD and Completely Built Up (CBU) form. For CKDs, imported parts are assembled at GM.
Distribution Astra holds a 51.00% stake in Toyota Astra Motor (TAM) which is the importer and sole distributor of Toyota models in Indonesia. The Company also operates six sales operation divisions, namely the Toyota Sales Operation (Auto 2000), Daihatsu Sales Operation (DSO), Isuzu Sales Operation (ISO), Nissan Diesel Sales Operation (NDSO), Peugeot Sales Operation (PSO) and BMW Sales Operation (BSO). TAM, as the sole distributor for Toyota products in Indonesia, operates through its five main dealers. Auto 2000 serves as one of TAM’s main dealers and operates in East and West Java, Banten, Bali, Sumatera (except Riau, Jambi and Bengkulu), Kalimantan, Nusa Tenggara and Jakarta. DSO, ISO, NDSO and PSO are sole distributors for their respective brands and distribute all products through their
Statistik Pangsa Pasar Mobil di Indonesia
2007
2006
34.68%
38.79%
11.96%
10.35%
4.21%
5.21%
Nissan Diesel
0.49%
0.43%
Peugeot
0.02%
0.04%
9.21%
9.41%
Toyota Daihatsu Isuzu
Honda
2007
2006
DSO, ISO, NDSO dan PSO merupakan distributor tunggal untuk merek yang bersangkutan, sedangkan BSO ditunjuk sebagai salah satu dealer produk BMW di Indonesia. Kinerja Usaha Grup mobil Astra mencatat penjualan sebesar 223.104 unit pada tahun 2007, meningkat 27,6% dibanding tahun sebelumnya. Angka penjualan ini dapat dicapai walaupun tingkat persaingan terus meningkat dengan masuknya beberapa model baru, khususnya di segmen pasar mobil berbiaya murah. Kenaikan harga minyak bumi di pasar internasional dan kampanye yang meluas mengenai kesadaran untuk menghemat cadangan minyak global telah mendorong konsumen untuk memilih kendaraan dengan tingkat konsumsi bahan bakar minyak yang paling efisien. Penurunan suku bunga juga merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan pasar kendaraan roda empat pada tahun 2007. Di pasar kendaraan serba guna (MPV) kelas bawah, permintaan terhadap Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia sangat kuat sehingga terjadi antrian pemesanan yang cukup panjang. Di segmen pasar menengah, Toyota Rush dan Daihatsu Terios juga sangat diminati pasar. Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza, keduanya diproduksi oleh ADM, menguasai 83,7% pangsa pasar untuk segmen MPV kelas bawah, sementara Daihatsu Terios dan Toyota Rush menguasai 73.1% pasar segmen Sport Utility Vehicle (SUV) kelas menengah.
Mitsubishi
14.17%
14.75%
Suzuki
13.37%
14.04%
Others
11.90%
6.99%
branches and dealerships while BSO is one of the BMW dealers in Indonesia. Business Performance Astra’s automobile Group recorded sales of 223,104 units in 2007, a 27.6% increase on the previous year. These sales were achieved despite increasing competition, including the entry of a number of new models, especially in the low-cost market segment. Increasing international oil prices and widespread publicity about the need to conserve global oil stocks created a market preference for vehicles with higher fuel efficiency. Lower interest rates proved to be a major factor in the expansion of the automobile market during the year.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Indonesia’s Automotive Market Share
In the low Multi Purpose Vehicle (MPV) market, demand for ‘twin’ models Toyota Avanza and Daihatsu Xenia was so strong that many buyers placed lengthy forward orders. The medium-segment ‘twins’, the Toyota Rush and Daihatsu Terios, were also very popular. The Daihatsu Xenia and Toyota Avanza captured 83.7% of the low MPV market segment, while the Daihatsu Terios and Toyota Rush took 73.1% of the medium Sport Utility Vehicle (SUV) segment. Sales of Toyota products reached 150,677 units during 2007, up 21.8% from 123,703 units in the previous year, representing a lower market share of 34.7% compared
61
Total Penjualan Industri Mobil dan Pangsa Pasar Mobil Astra Industry Automobiles Sales Volume dan Astra Market Share 2007
Sedan 4x2 & 4x4 Pick Up Truck Total
2006
Wholesale Market (unit)
Astra Market Share
Wholesale Market (unit)
Astra Market Share
28,564
40.1%
17,903
28.7%
284,935
64.8%
203,342
67.9%
63,799
21.4%
56,921
35.6%
57,151
23.6%
40,738
28.2%
434,449
51.4%
318,904
54.8%
Penjualan produk Toyota mencapai 150.677 unit pada tahun 2007, meningkat 21,8% dari 123.703 unit di tahun sebelumnya. Jumlah penjualan ini menunjukkan penurunan pangsa pasar dari 38,8% menjadi 34,7%. Hal ini terutama dikarenakan adanya pesanan Toyota Avanza dan Kijang Innova yang telah dipesan sepanjang tahun 2005 yang belum terpenuhi hingga akhir tahun sehingga dicatat sebagai penjualan tahun 2006. Dengan meningkatnya permintaan kendaraan roda empat yang hemat energi, Kijang Innova dan Fortuner bermesin diesel diluncurkan pada pertengahan tahun 2007 dengan spesifikasi Euro-2. Untuk memperluas rentang pilihan di segmen mobil mewah, Toyota Lexus meluncurkan tiga model sedan dan satu SUV pada bulan November 2007.
to 38.8% in 2006. This was mainly due to backlog orders of Toyota Avanza and Kijang Innova models ordered during 2005 which could not be delivered in that year and were recorded as 2006 sales. Due to high demand for low fuel consumption vehicles, the diesel engine versions of the Kijang Innova and Fortuner were launched in the middle of the year with Euro-2 specifications. To further widen its range in the luxury car segment, Toyota Lexus introduced three Lexus sedans and one SUV in November 2007.
Untuk memperluas rentang pilihan di segmen mobil mewah, Toyota Lexus meluncurkan tiga model sedan dan satu SUV. To further widen its range in the luxury car segment, Toyota Lexus introduced three Lexus sedans and one SUV.
62
Outlet Penjualan Langsung Astra Astra Direct Sales Outlets 2007
2006
2005
2007
2006
2005
Toyota
65
69
60
Toyota
121
115
120
Daihatsu
82
79
71
Daihatsu
75
70
66
Isuzu
28
27
34
Isuzu
43
44
59
Nissan Diesel
6
5
5
Nissan Diesel
14
15
13
Peugeot
3
3
3
Peugeot
9
13
12
BMW
4
4
4
Total
188
187
177
262
257
270
Untuk Daihatsu, terjadi peningkatan pangsa pasar dari 10,4% pada tahun 2006 menjadi 12,0% pada tahun 2007. Daihatsu memperkenalkan kendaraan MPV untuk segmen rendah dan kendaraan komersial baru Gran Max pada bulan November tahun 2007. Produk ini akan diekspor ke Jepang seiring dengan keputusan DMC untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk kawasan regional, dengan target ekspor sebesar 25% dari produk ADM dalam waktu 2-3 tahun. Inisiatif lainnya yang dilaksanakan di tahun 2007 adalah pembangunan Pusat Logistik Suku Cadang Toyota dan Daihatsu di Cibitung yang mulai beroperasi pada tahun 2008.
Total
At Daihatsu, market share increased from 10.4% in 2006 to 12.0% in 2007. Daihatsu introduced a low-segment MPV and commercial variants, with the new Gran Max in November 2007. This product is to be exported to Japan in line with DMC’s selection of Indonesia as its regional production base, with an export target of 25.0% of production within two to three years. 2007 initiatives included the construction of a new Toyota and Daihatsu Service Parts Logistics Center at Cibitung, starting operations in 2008.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Outlet Penjualan Langsung Non-Astra Non-Astra Direct Sales Outlets
Daihatsu Terios bersama Toyota Rush menguasai 71% pasar segmen SUV kelas menengah. Daihtasu Terios and Toyota Rush together achieved a 71% market share of the middle class SUV segment.
63
Mesin diesel Panther terbukti tangguh, tahan lama dan hemat bahan bakar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Panther’s diesel engine has proved to be well built, good value in terms of power and fuel economy, meeting the needs of customers.
Isuzu memproduksi Panther, MPV berukuran sedang dengan mesin diesel, dan pick-up serta truk Isuzu. Panther terus berupaya memenuhi permintaan konsumen akan kendaraan yang tangguh, tahan lama dan hemat bahan bakar. Penjualan pada tahun 2007 meningkat sebesar 10,0% dibandingkan tahun 2006 menjadi sebanyak 18.270 unit, dengan pertumbuhan terbesar berasal dari truk ringan ELF, yang menyebabkan Isuzu mampu meraih pangsa pasar sebesar 30,0% di segmen truk ringan beroda empat. Penjualan truk dan bis Nissan Diesel mengalami lonjakan sebesar 53,3% di tahun 2007 menjadi 2.115 unit dibanding 1.380 unit yang terjual pada tahun sebelumnya. Selain ditunjang oleh perbaikan kondisi perekonomian, lonjakan ini juga didorong oleh pertumbuhan usaha di bidang pertambangan, konstruksi dan transportasi. Truk baru berstandar emisi Euro-2 diluncurkan dengan 17 pilihan model. Sebagai upaya memenuhi seluruh segmen pasar kendaraan roda empat, Peugeot dan BMW, merek mobil Eropa Astra, menawarkan pilihan produk untuk pasar menengah dan atas. Penjualan BMW meningkat dari 600 unit di tahun 2006 menjadi 1.000 unit di tahun 2007, sementara itu penjualan Peugeot mengalami penurunan, dari 118 unit di tahun 2006 menjadi 85 unit di tahun 2007.
64
Isuzu produces the diesel-engine mediumsize Panther MPV and Isuzu pick-up as well as a range of trucks. The Panther continues to fulfill customer demand for a strong, durable and fuel-efficient vehicle. Sales during 2007 increased by 10.0% over 2006 figures to 18,270 units, with the strongest growth in the ELF light truck range that enabled Isuzu to achieve 30.0% market share in the four-tyre light truck segment. At Nissan Diesel, sales of trucks and buses jumped by 53.3% in 2007 to 2,115 units from 1,380 units a year earlier. Sales were propelled by strong performance in the mining, construction and transportation industries as well as general economic improvement. A range of 17 new models of the Euro-2 Truck were introduced. In line with its objective to cover all sectors of the automotive market, Astra’s European car brands, Peugeot and BMW, provide customers with a range of products in the mid to high-end market. BMW sales increased from 600 units in 2006 to 1,000 units in 2007, meanwhile Peugeot sales dropped from 118 units a year ago to 85 units.
Peugeot merupakan salah satu merek mobil Eropa yang dipasarkan Astra.
BMW menyasar pilihan produknya pada segmen menengah dan atas.
Peugeot is one of the European cars distributed by Astra.
BMW position their products for the middle and upper customer segments.
Produk Nissan Diesel dipercaya sebagai kendaraan pengangkut dan tangki berkapasitas besar.
Pada tahun 2007, Auto 2000 berhasil menjual 123,946 unit Toyota, meningkat 16,6% dibanding tahun sebelumnya. Angka penjualan ini merupakan 82,3% dari total unit penjualan Toyota di tahun 2007. Sementara itu, DSO mencatat penjualan sebesar 52.927 unit Daihatsu yang merupakan kenaikan 54,1% dibanding tahun 2006. ISO berhasil meningkatkan penjualannya sebesar 8,1% atau sebanyak 17.856 unit Isuzu di tahun 2007. Sementara itu, PSO mengalami penurunan penjualan sebesar 30%, sedangkan BSO menjual hampir 50% dari total penjualan BMW secara keseluruhan di Indonesia.
In 2007, Auto 2000 sold 123,946 units of Toyota, up 16.6% compared to the previous year. It accounted for 82.3% of total 2007 Toyota sales volumes. During the year, DSO booked sales of 52,927 Daihatsu units an increase of 54.1% compared to 2006. ISO increased its sales by 8.1% selling 17,856 Isuzu units in 2007. PSO reported a 30% decline in unit sales while BSO sold almost 50% of BMW’s total sales volume in Indonesia.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Nissan Diesel trucks are trusted as a tank and carrier vehicle with large capacity.
65
AstraWo r l d Ast ra World
AstraWorld memberikan layanan menyeluruh yang memberikan nilai tambah bagi para pelanggan mobil Astra melalui program Customer Relationship Management (CRM) melalui enam kantor perwakilan di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Medan. Layanan yang diberikan meliputi saran pemilihan kendaraan yang tepat bagi konsumen, pemilihan leasing dan asuransi, pemeliharaan kendaraan, bantuan darurat 24 jam, jasa dokumen, diskon langsung dan point rewards, serta jasa yang baru saja diluncurkan: Pojok Mobil Bekas.
AstraWorld provides a comprehensive range of value-added services to purchasers of Astra Group vehicles through its Customer Relationship Management (CRM) programs through six representative offices: in Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar and Medan. Its services include advice on the right vehicle for a consumer, leasing and insurance options, car maintenance, a 24-hour roadside assistance service, document service, direct discounts and point rewards, as well as a new service, the Used Car Corner.
Kinerja Usaha AstraWorld berhasil meraih Call Center Award untuk Pelayanan Terbaik di sektor otomotif dari majalah Marketing dan Carre Center untuk kategori Kepuasan dan Kesetiaan Pelanggan dua tahun berturutturut serta 1-to-1 Impact Award dari the Pepper & Rogers Group USA dalam bidang optimalisasi teknologi dengan berhasilnya implementasi sistem CRM yang terintegrasi penuh.
Business Performance AstraWorld received the Call Center Award for Service Excellence in the automotive sector from Marketing magazine and Carre Center for Customer Satisfaction and Loyalty for the second consecutive year and the 1-to-1 Impact Award from the Pepper & Rogers Group USA in technology optimization following the successful implementation of full integrated CRM systems.
Melalui program-program yang menyeluruh, AstraWorld memberikan kenyamanan dan nilai tambah bagi para pelanggan mobil Astra. Through its comprehensive programs, AstraWorld provides comfort and added value to every customer of Astra.
66
S E RA
PT Serasi Autoraya (SERA) Pengelolaan usaha penyediaan layanan transportasi dijalankan oleh anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Astra yaitu SERA. Layanan yang ditawarkan mencakup penyewaan mobil dan truk (TRAC), sepeda motor (TREMO) serta layanan pengemudi, penjualan mobil bekas, usaha taksi, dan pengapalan mobil. Dengan jumlah armada mencapai lebih dari 15.000 mobil dan 2.100 sepeda motor, SERA memimpin pasar dalam hal jumlah armada dan kualitas layanannya.
PT Serasi Autoraya (SERA) Astra provides transportation services through its wholly owned subsidiary, SERA. SERA’s range of services covers car leasing and rental as well as truck leasing (TRAC), motorcycle leasing (TREMO) including driver services, used car trading, taxi and car shipping businesses. With a fleet of more than 15,000 cars and 2,100 motorcycles, SERA leads the market both in terms of fleet size and service quality.
Mobil88 merupakan divisi SERA yang bergerak di bidang usaha mobil bekas dan memiliki 10 outlet di empat kota besar. SERA bekerja sama dengan Toyofuji Shipping Company Ltd. dan Fujitrans Corporation untuk menjalankan jasa pengapalan mobil melalui PT Toyofuji Serasi Indonesia.
Mobil88, a division of SERA, is a used car dealership network with 10 outlets in four major cities. SERA has also partnered with Toyofuji Shipping Company Ltd. and Fujitrans Corporation to operate a car shipping services through PT Toyofuji Serasi Indonesia.
Kinerja Usaha Sepanjang tahun 2007, SERA meningkatkan armada kendaraannya sebesar 16,7% menjadi 14.935 unit dengan tingkat utilisasi kendaraan sebesar 94,5%. SERA juga memperoleh pengakuan atas perbaikan standar layanan melalui Best Brand Award 2007 dan rating yang lebih tinggi di dalam Customer Satisfaction Index.
Business Performance During 2007, SERA enlarged its vehicle fleet by 16.7% to 14,935 units with fleet utilisation at 94.5%. SERA also achieved recognition of improved service standards with the Best Brand Award 2007 and higher ratings in its Customer Satisfaction Index.
Mobil88 berhasil menciptakan rekor penjualan sebesar 6.764 unit. Penjualan ini merupakan peningkatan sebesar 47,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
S ER A
Mobil88 achieved a record with sales of 6,764 units, a 47.5% jump over the previous year’s performance.
Di tahun 2007 SERA meningkatkan armada kendaraannya menjadi 14.935 unit. In 2007 SERA expand its vehicle fleet to 14,935 units.
67
S eped a M o to r M o to rcyc le
Manufaktur dan Distributor Tunggal PT Astra Honda Motor (AHM), yang merupakan usaha patungan 50:50 antara Astra dengan Honda Motor Company Ltd., merupakan Agen Tunggal Pemegang Merek dan distributor tunggal sepeda motor Honda dan komponennya di Indonesia. AHM mengelola seluruh bidang operasi perusahaan mulai dari produksi hingga distribusi. Pabrik dan fasilitas AHM di enam lokasi di Indonesia termasuk pusat komponen, pusat pelatihan, fasilitas tooling dan die manufacturing dan pabrik dengan kapasitas sebesar 3 juta sepeda motor per tahun.
68
Manufacturing and Sole Distributor PT Astra Honda Motor (AHM), a 50:50 joint venture between Astra and Honda Motor Company Ltd., is the licensee and sole distributor of Honda motorcycles and parts in Indonesia. AHM manages the total range of operations from manufacturing to distribution. AHM’s plants and facilities in six locations across Indonesia include parts centers, training centers, tooling and die manufacturing facilities and manufacturing plants with a total capacity of three million motorcycles per year.
Total Penjualan Industri Sepeda Motor dan Pangsa Pasar Sepeda Motor Astra Industry Motorcycle Sales Volume and Honda Market Share 2006
Wholesale Market (unit)
Astra Market Share
Wholesale Market (unit)
Astra Market Share
3,405,190
49.6%
3,708,736
57.2%
Scooter
860,865
32.1%
373,186
19.9%
Sport & Others
422,208
42.0%
345,420
42.1%
4,688,263
45.7%
4,427,342
52.9%
Cub
Total
Distribusi Honda Sales Operation (HSO) mengelola 11 dari total 29 distributor utama AHM. HSO mengelola distribusi, penjualan dan layanan purna jual untuk sepeda motor Honda di propinsi-propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat, Balikpapan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.
Distribution Honda Sales Operation (HSO) manages 11 out of 29 AHM’s main dealerships. HSO manages distribution, sales and aftersales service for Honda motorcycles in Central Java, Yogyakarta, Bali, West Nusa Tenggara, South Sumatera, Bengkulu, West Kalimantan, Balikpapan, South and Southeast Sulawesi, South Maluku and Papua.
Kinerja Usaha Perbaikan kondisi ekonomi setelah mengalami kemunduran pada tahun 2006, telah meningkatkan penjualan sepeda motor sebesar 5,8% menjadi 4,7 juta unit dibandingkan penjualan sebesar 4,4 juta unit pada tahun 2006 (data diperoleh dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia - AISI). Honda mampu mempertahankan kepemimpinannya di pasar sepeda motor dengan pangsa pasar sebesar 45,7% dengan penjualan sepeda motor sebesar 2,14 juta unit, walaupun secara pertumbuhan terjadi
Business Performance The improvement of the economy after a downturn in 2006 saw the total motorcycle market achieve sales of 4.7 million units in 2007, up 5.8% on the previous year’s figure of 4.4 million units (sourced from AISI, the national motorcycle industry association). Honda maintained its market lead with a 45.7% market share, selling 2.14 million motorcycles, despite a 8.5% reduction in sales in the face of stronger competition. During the year, AHM launched new Honda
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
2007
AHM meraih prestasi di tahun 2007 dengan peluncuran unit ke20.000.000. AHM achieved a solid performance in 2007 with the launching of its 20,000,000th unit.
69
Outlet Penjualan Sepeda Motor Motorcycle Sales Outlets 2007
2006
2005
93
72
66
Non-Astra Sales Outlets
1,524
1,536
1,486
Total
1,617
1,608
1,552
Astra Direct Sales Outlets
penurunan sebesar 8,5% akibat persaingan yang semakin ketat. Sepanjang tahun 2007, AHM meluncurkan beberapa varian sepeda motor baru ke pasar termasuk Revo 100cc, FitX 100cc, dua varian baru Supra X 125cc, dan varian baru skuter otomatis Vario 110cc. Peluncuran produk-produk baru ini membantu menstabilkan pangsa pasar Honda, walaupun tekanan persaingan cukup tinggi. Di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat, AHM berhasil menjawab tantangan dengan tepat melalui penerapan strategi pemasaran dan perbaikan produk sehingga dapat memenuhi tuntutan pasar.
Honda mampu mempertahankan kepemimpinannya di pasar sepeda motor di Indonesia dengan penjualan sebesar 2,14 juta unit. Honda mantained its leadership in the Indonesian motorcycles market with sales of 2.14 million units.
70
motorcycle variants to the market, including the 100cc Revo, 100cc Fit X, two variants of the new 125cc Supra X and the new 110 cc Vario automatic scooter. These launches helped stabilise Honda’s market share but competitive pressures remain significant. In the face of heightened competition, AHM responded well by concentrating on marketing and improving product alignment, ensuring that attractive products are available to meet customers’ needs.
Statistik Pangsa Pasar Sepeda Motor di Indonesia Indonesia’s Motorcycle Market Share Statistics
2007
2006
Honda
45.67%
52.86%
Yamaha
39.11%
32.94%
Suzuki
13.59%
12.83%
Kawazaki
0.81%
0.76%
Others
0.82%
0.61%
2006
Pada 30 November 2007, AHM telah memproduksi sepeda motor yang ke-20 juta unit. Selama tahun 2007 HSO telah menjual 686 ribu unit sepeda motor yang merupakan kenaikan 4,4% dibanding tahun sebelumnya, menyumbang 32,0% atas penjualan sepeda motor Honda di Indonesia. Unit ini terus berusaha meningkatkan sinergi dengan AHM dan Federal International Finance.
On November 30, 2007 AHM produced its 20 millionth motorcycle. In 2007, HSO sold 686 thousand Honda motorcycles compared to the previous year, an increase of 4.4% capturing 32.0% of Honda sales in Indonesia. It continued to leverage synergies with AHM and Federal International Finance.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
2007
Produk Honda yang dipasarkan berkualitas dan mempunyai daya tahan tinggi. Honda products are marketed with high quality and durability.
71
Ko mp o n e n Co m p o n e n ts
PT Astra Otoparts Tbk (AOP) yang 86,72% sahamnya dimiliki Astra, adalah perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan komponen otomotif. AOP terdiri dari 29 perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan beragam komponen yang digunakan untuk produksi sepeda motor dan mobil serta menjalankan bisnis suku cadang yang terus berkembang baik untuk pasar domestik lokal maupun pasar ekspor. AOP mengekspor komponen ke Timur Tengah, Asia, Oceania dan Afrika.
PT Astra Otoparts Tbk (AOP), 86.72% owned by Astra, is an automotive parts manufacturing and distribution company. AOP comprises a group of 29 companies which manufactures and distributes key components for use in 2 wheelers and 4 wheelers production as well as operating a growing spare parts business locally and in export markets. AOP exports components to the Middle East, Asia, Oceania, and Africa.
Kinerja Usaha Kondisi ekonomi yang kondusif disertai kuatnya pasar mobil dan sepeda motor serta daya beli konsumen yang meningkat mengakibatkan pasar suku cadang juga mengalami peningkatan. AOP pada tahun 2007 mencatat penjualan sebesar Rp 4,2 triliun atau naik sebesar 24,7% dibanding tahun sebelumnya. Penjualan komponen mobil memberikan kontribusi sebesar Rp 2,3 triliun atau 55,3% dari total penjualan bersih, sementara penjualan komponen sepeda
Business Performance Conducive economic conditions and the strong market for both two-wheel and four-wheel vehicles, together with stronger consumer purchasing power, produced a good result for AOP in 2007 with sales at Rp 4.2 trillion up 24.7% compared to the previous year. Sales of components for automobile contributed Rp 2.3 trillion or 55.3% of total revenues, while sales of motorcycles components contributed Rp 1.9 trillion or 44.7% of total revenues.
Beragam komponen yang diproduksi AOP digunakan oleh berbagai merek sepeda motor dan mobil. A wide range of components produced by AOP are used by many kind of motorcycles and cars brand.
72
Pada tahun 2007 AOP mengakuisisi 40,00% kepemilikan saham di PT Century Batteries Indonesia (CBI). Perusahaan tersebut sebelumnya dimiliki secara tidak langsung melalui PT GS Battery. Sebelum akuisisi, kepemilikan efektif AOP pada CBI adalah sebesar 40,00%. Sementara itu, AOP berhasil memperbaiki efisiensi dari sisi produksi, penjualan dan administrasi sehingga menghasilkan kenaikan laba bersih sebesar 61,3% menjadi Rp 455 miliar di tahun 2007.
Distribution of sales by market segment in 2007 comprise 38.6% to the automotive manufacture (Original Equipment Manufacturer - OEM) segment, 44.8% to the Replacement Market (REM) segment and 16.6% to export markets. In 2007, AOP acquired 40.00% of the shares of PT Century Batteries Indonesia (CBI), a producer of automotive batteries, which was previously indirectly owned through PT GS Battery. Prior to the acquisition AOP’s effective interest in CBI was 40.00%. In addition AOP also achieved efficiencies in production, sales and administration, resulting in an increase of 61.3% in net income to Rp 455 billion in 2007.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
motor sebesar Rp 1,9 triliun atau 44,7%. Kontribusi penjualan berdasarkan segmen pasar pada tahun 2007 adalah segmen pabrikan (Original Equipment Manufacturer - OEM) 38,6%, segmen pasar pengganti (Replacement Market - REM) 44,8% dan pasar ekspor 16,6%.
AOP berhasil memperbaiki efisiensi dari sisi produksi, penjualan dan administrasi sehingga meningkatkan laba bersih. AOP also achieved efficiencies in production, sales and administration, resulting in an increase in net income.
73
Ti njauan Ke D e p an Ou t lo o k
Kondisi ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan tetap kuat dan berlanjutnya penurunan suku bunga diharapkan akan mendorong kenaikan permintaan untuk produk otomotif Astra.
The expectation of a relatively strong year for the Indonesian economy and a continuing low interest rate environment are expected to produce increased demand for Astra’s automotive products.
Pada sektor otomotif, Astra telah menguasai segmen pasar kelas bawah dan menengah, juga memiliki potensi besar di pasar ekspor. Di segmen pasar kelas atas, beberapa model mewah yang diluncurkan mendapat sambutan yang baik, sedangkan peluncuran beberapa model Lexus telah menciptakan celah baru pada segmen pasar mobil mewah. Selanjutnya, Astra akan berupaya untuk terus meningkatkan standar pelayanannya dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi para pelanggan dan meningkatkan perbaikan kualitas sehubungan dengan meningkatnya persaingan di pasar.
In the automobile sector, Astra has gained a strong hold on the lower and medium segments of the market with vehicles that also possess strong export potential. In the upper segment of the market, models have been well received, and the introduction of Lexus models has created a new luxury market niche. Astra will continue to improve its already high standards of customer satisfaction, with the aim of creating more value added elements for its customers and improving its quality differentiation in the face of an ever-changing competitive environment.
Guna memperkuat posisinya pada pasar kendaraan bermotor di Indonesia, pada bulan Februari 2008, Isuzu Motors Ltd., Japan telah meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya di PT Pantja Motor (PM) dari 12,50% menjadi 39,88%. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi akan potensi pasar kendaraan bermotor Indonesia di masa depan.
To strengthen its presence in the commercial vehicle market in Indonesia, in February 2008, Isuzu Motors Ltd., Japan, increased its ownership in PT Pantja Motor (PM) from 12.50% to 39.88%. It underlined a strong confidence in the future market potential for commercial vehicles in Indonesia.
Melalui AHM dan HSO, Astra akan terus berupaya mempertahankan kembali kepemimpinan pasar melalui peningkatan citra merek Honda di setiap rantai usaha yang ada dan melalui peluncuran produkproduk baru yang menarik dengan kualitas di atas harapan pelanggan. Upaya berikut akan dititikberatkan pada pemenuhan kepuasan pelanggan dan penciptaan organisasi yang memiliki orientasi pasar yang kuat. Dengan disertai usaha yang keras, beberapa cabang baru akan dibuka guna memperluas penetrasi pasar ke daerah pedesaan.
74
Through AHM and HSO, Astra will strive to regain a strong market leadership through enhancement of the Honda brand image in all business value chains and by the launch of new products with strong market appeal and of a quality exceeding market expectations. Further emphasis will be given to providing total customer satisfaction and by the creation of a stronger market-driven organization. A number of new distribution outlets will be added and efforts will be made to achieve greater penetration in the rural markets.
Component manufacturing and distribution is expected to benefit from what is expected to be a generally positive year, although the threat of a global economic downturn may affect export performance. Nevertheless the increase in the number of both four-wheel and two-wheel vehicles provides strong opportunities in the aftersales market.
AOP akan bekerja keras untuk mengantisipasi potensi permintaan pasar melalui peningkatan kapasitas serta kualitas. Rantai usaha di antara anak perusahaan AOP akan semakin diperkokoh agar dapat mempertahankan posisi pasar yang dominan.
AOP will work to anticipate potential growth in market demand through improvements in both capacity and quality standards. The value chain between subsidiaries of AOP will be strengthened in order to maintain dominant market positions.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Manufaktur dan distribusi komponen diharapkan mendapat manfaat dari kondisi ekonomi yang positif, walaupun ancaman penurunan ekonomi global akan dapat mempengaruhi kinerja ekspor. Namun demikian, peningkatan jumlah kendaraan roda-empat dan roda-dua menciptakan peluang usaha yang baik untuk pasar purna jual.
75
Rp 1.4
76
trillion operating income increased from Rp 727.0 billion compare to the previous year.
Divisi Jasa Keuangan memiliki rentang bisnis mulai dari usaha yang terkait dengan usaha penjualan mobil, sepeda motor dan alat berat milik Astra hingga usaha asuransi kerugian. Astra, bersama dengan Standard Chartered Bank, adalah pemegang saham PT Bank Permata Tbk, yang merupakan bank dengan peringkat sepuluh terbesar di Indonesia dalam kategori besarnya aset.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Jasa Keuangan Financial Services
The business units of the Financial Services Division range from those closely connected to Astra’s automobile, motorcycle and heavy equipment sales operations to encompass general insurance. Astra is also a shareholder in PT Bank Permata Tbk, the country’s tenth largest bank by assets in partnership with Standard Chartered Bank.
77
J asa Ke u an gan F in a n c ial Se r v i ce s
Kinerja Usaha Divisi Jasa Keuangan membukukan kinerja yang memuaskan seiring dengan perkembangan bisnis otomotif, sepeda motor dan alat berat pada tahun tersebut. Pendapatan bersih bertahan pada Rp 7,2 triliun. Sedangkan laba usaha tercatat meningkat dari Rp 727,0 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp 1,4 triliun.
Business Performance The Financial Services Division booked a satisfying result in line with the success of the automotive, motorcycle and heavy equipment operations during a year. Net revenue remained stable at Rp 7.2 trillion while operating income increased from Rp 727.0 billion in the previous year to Rp 1.4 trillion.
Pembiaya a n M o bil Au to m o b ile F i nan ci n g
78
Usaha pembiayaan mobil dikelola oleh Astra Credit Companies (ACC) dan Toyota Astra Finance (TA Finance). ACC terdiri dari lima perusahaan yang menawarkan jasa keuangan bagi kepemilikan kendaraan baru maupun bekas. Perusahaan ACC yang terbesar adalah PT Astra Sedaya Finance, di mana Astra memiliki 53,00% saham sedangkan sisanya dimiliki oleh General Electric Indonesia (GE). Perusahaanperusahaan di bawah bendera ACC telah menjalin hubungan dengan seluruh distributor otomotif utama di Indonesia. TA Finance ádalah merek dari PT Toyota Astra Financial Service yang merupakan usaha patungan 50:50 antara Astra dan Toyota Financial Services Corporation dari Jepang untuk pembiayaan produk Toyota dan Lexus.
Automobile financing is managed under the brand Astra Credit Companies (ACC) and Toyota Astra Finance (TA Finance). ACC represents five companies that offer financing services for new and used vehicles. The largest of the ACC companies is PT Astra Sedaya Finance, in which Astra has a 53.00% share, with the remainder held by the Indonesian arm of General Electric (GE). ACC companies have established relationships with all major automotive distribution networks across Indonesia. TA Finance is a brand name of PT Toyota Astra Financial Services, a 50:50 joint venture company between Astra and Toyota Financial Services Corporation of Japan mainly to support financing for Toyota and Lexus products.
ACC memiliki 37 kantor cabang yang berlokasi di 26 kota besar. Produk jasa keuangannya disalurkan melalui 2.000 dealer mobil melalui hubungan kemitraan maupun melalui direct-to-consumer networks. Perusahaan-perusahaan ACC memiliki agen penjualan independen yang menyalurkan secara langsung fasilitas kredit
ACC units have a total of 37 branch offices located in 26 major cities. Their financing products are distributed through more than 2,000 automobile dealers in a partnership relationship as well as through direct-tocustomer networks. ACC companies operate an independent force of sales agents selling
Tahun 2007, TA Finance berhasil membukukan pembiayaan sebesar Rp 2,1 triliun.
kepada para nasabah. Untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan, melalui kerjasama dengan GE, ACC menawarkan kartu kredit ACC Gold Card. Di samping itu, ACC juga menyediakan jasa Perlindungan Kredit ACC, yang menanggung sisa kredit ketika nasabah meninggal atau dalam keadaan sakit dan asuransi kendaraan, yang mengganti kerugian karena pencurian atau kecelakaan, sebagai bentuk hasil kerjasama dengan Asuransi Astra Buana, satu unit usaha Astra yang bergerak di bidang asuransi. TA Finance mulai beroperasi sejak Mei 2006 dan hingga akhir tahun 2007, telah memiliki lima kantor cabang yang berlokasi di Jakarta, Surabaya dan Bandung; dua kantor perwakilan di Bogor dan Denpasar serta lima titik penjualan di Malang, Cirebon, Karawang, Kediri dan Jember. Kinerja Usaha Usaha pembiayaan mobil mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dengan pulihnya kepercayaan konsumen. Namun demikian, pada tahun 2007, persaingan meningkat seiring berkembangnya peranan perusahaan pembiayaan dan sektor perbankan dalam pembiayaan mobil. Pada akhir tahun 2007, tercatat sejumlah 131 perusahaan pembiayaan yang beroperasi di Indonesia Di tengah-tengah persaingan yang ketat, ACC mampu meningkatkan jumlah
credit financing direct to customers. To give value added to consumers, through a strategic partnership with GE, ACC offers the ACC Gold Card credit card. Another value added service is the ACC Credit Protection service to cover outstanding credit in the event of sickness or death, and car insurance that covers losses from theft or accidents through alliances with Asuransi Astra Buana, Astra insurance business.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
In 2007, TA Finance booked an increase in financing of Rp 2.1 trillion.
TA Finance commenced operations in May 2006 and by the end of 2007 had established a total of five branches, located in Jakarta, Surabaya and Bandung; two sub-branches, in Bogor and Denpasar; and five point of sales, in Malang, Cirebon, Karawang, Kediri and Jember. Business Performance Automobile financing operations enjoyed a strong year as consumer confidence returned. Nevertheless competition increased through 2007, with a growing role of financing companies and of the banking sector in automobile financing. There were 131 separate financing companies in 2007. Despite strong competition, ACC’s amount financed grew 50.4% from Rp 6.5 trillion in 2006 to Rp 9.8 trillion. Of new bookings, 64.6% represented new cars, 31.1% used cars, and 4.3% heavy equipment purchases.
79
pembiayaan sebesar 50,4%, dari Rp 6,5 triliun di tahun 2006 menjadi Rp 9,8 triliun. Dari total penjualan ini, 64,6% adalah pembelian mobil baru, 31,1% untuk kendaraan bekas dan 4,3% alat berat. Pertumbuhan yang cukup agresif ini diimbangi oleh manajemen risiko yang baik yang terlihat dari menurunnya tingkat kerugian kredit, dari 5,0% pada tahun 2006 menjadi 1,8% pada tahun 2007. Laba bersih pun meningkat menjadi Rp 331,7 miliar, dibanding Rp 222,2 miliar pada tahun 2006.
Aggressive growth was balanced with good risk management that saw credit loss fall from 5.0% in 2006 to 1.8% in 2007. Net income rose to Rp 331.7 billion, compared to Rp 222.2 billion in 2006. TA Finance financed Rp 2.1 trillion, representing the financing of 17,731 new cars during 2007, an increase of 281% from Rp 557 billion in 2006.
Pembiayaan yang disalurkan oleh TA Finance berjumlah Rp 2,1 triliun atau setara dengan total pembiayaan atas 17.731 unit mobil baru sepanjang tahun 2007, meningkat sebesar 281% dibanding tahun 2006 yang berjumlah Rp 557 miliar.
Pembiaya a n M o tor M o to rcyc le F i nan ci n g
PT Federal International Finance (FIF), anak perusahaan yang seluruhnya dimiliki Astra, menawarkan fasilitas pembiayaan bagi pembelian sepeda motor Honda. FIF memiliki 109 kantor cabang yang langsung melayani 1.400 dealer sepeda motor Honda serta 276 pusat layanan. Di samping itu, FIF juga memiliki kemitraan dengan 2.300 dealer lainnya, seperti dealer sepeda motor bekas dan toko peralatan rumah.
FIF melakukan diversifikasi produk dari pembiayaan sepeda motor Honda, barang elektronik, sepeda motor bekas hingga pembiayaan berbasis syariah. FIF diversified product line-up includes financing for Honda motorcycles, electronic goods, used motorcycles and sharia based financing.
80
Wholly owned subsidiary PT Federal International Finance (FIF) offers finance for the purchase of Honda motorcycles. FIF has 109 branches that directly serve a total of 1,400 Honda motorcycle dealers, together with 276 service points and partnerships with 2,300 other dealers, such as used motorcycle dealers and home appliance stores.
Kinerja Usaha Industri pembiayaan sepeda motor pada tahun 2007 diwarnai persaingan harga yang agresif ditambah dengan munculnya paket pembiayaan yang inovatif yang dijalankan oleh banyak perusahaan sejenis. Pada tahun 2007, FIF membukukan pembiayaan Rp 10,9 triliun, mengalami penurunan sebesar 9,6% yang terutama disebabkan oleh rendahnya penjualan sepeda motor Honda. Hal ini terdiri dari Rp 8,3 triliun pembelian sepeda motor baru, Rp 1,9 triliun pembelian sepeda motor bekas dan Rp 701 miliar untuk program Spektra. Walaupun terjadi penurunan seperti disebutkan di atas, laba bersih meningkat 20,3%, dari Rp 341 miliar menjadi Rp 410 miliar yang diakibatkan oleh penurunan kerugian atas penjualan agunan yang diambil alih.
FIF is continuing a process of diversification from its original concentration on Honda motorcycle finance, and now offers Spektra for electronic purchase financing and FIF-UMC for used motorcycle purchases. Among its peers, FIF was the first to offer Sharia-based financing products. Business performance The 2007 motorcycle financing industry was coloured by stiff competition featuring aggressive pricing and innovative packages offered by a range of other companies, some backed by major banks. In 2007, FIF booked amount financed of Rp 10.9 trillion lower by 9.6% mainly due to lower Honda motorcycle sales. This comprised Rp 8,3 trillion for new motorcycles, Rp 1.9 trillion for used motorcycles and Rp 701 billion for Spektra. Despite the decrease in amount financed, net income grew by 20.3% from Rp 341 billion to Rp 410 billion mainly due to lower losses on repossessed assets.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
FIF terus melaksanakan diversifikasi usaha, yang semula hanya berkonsentrasi pada pembiayaan sepeda motor Honda, FIF mulai menawarkan jasa pembiayaan pembelian barang elektronik, Spektra dan pembiayaan pembelian sepeda motor bekas, FIF-UMC. Di antara lembaga sejenis, FIF adalah yang pertama dalam menawarkan produk pembiayaan syariah.
FIF memiliki 109 kantor cabang yang langsung melayani 1.400 dealer sepeda motor Honda serta 276 pusat layanan. FIF has 109 branches that directly serve a total of 1,400 Honda motorcycle dealers, together with 276 service points.
81
Pembiaya a n A l at B e rat H e avy E qu i p me nt F i nan ci ng
Usaha pembiayaan alat berat Astra dijalankan oleh PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) dan PT Komatsu Astra Finance (KAF).
Astra’s heavy equipment financing business is conducted by PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) and PT Komatsu Astra Finance (KAF).
SANF adalah perusahaan patungan dengan Marubeni Corporation yang fokus pada pembiayaan untuk nasabah ritel dan korporat di bidang pertambangan batu bara, perkebunan kelapa sawit, operasi pulp dan kertas serta sektor konstruksi. Kantor pemasaran SANF beroperasi di wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
SANF is a joint venture with Marubeni Corporation. SANF is focused on finance for retail customers and corporations in coal mining, palm oil plantations, pulp and paper, industrial forestry as well as the construction sectors. SANF marketing offices cover areas in Sumatera, Java and Kalimantan.
KAF yang didirikan pada tahun 2005 adalah usaha patungan dengan Komatsu Asia Pacific Pte. Ltd. KAF menyediakan pembiayaan alat berat Komatsu dengan target pasar pemegang konsesi pertambangan maupun kontraktor penambangan.
KAF, which was established in 2005, is a joint venture with Komatsu Asia Pacific Pte. Ltd. KAF’s strategy is to provide finance for major corporate customers using big Komatsu equipment, targeting both mining concessions and contractors.
Kinerja Usaha KAF dan SANF mencatat pertumbuhan yang sangat positif. Pada tahun 2007, KAF dan SANF menyalurkan pembiayaan alat berat sebesar Rp 1,9 triliun atau setara dengan pembiayaan 1.928 unit alat berat. Jumlah ini mencerminkan pertumbuhan 58,3% dibandingkan Rp 1,2 triliun pada tahun 2006.
Pembiayaan alat berat Astra mencatat pertumbuhan 58,3% dibandingkan tahun 2006. Astra’s heavy equipment financing booked growth of 58.3% compared to the previous year.
82
Business Performance Strongly positive growth was recorded by KAF and SANF. In 2007, KAF and SANF financed Rp 1.9 trillion of heavy equipment sales, a 58.3% growth compared to Rp 1.2 trillion in 2006. This represented 1,928 units of heavy equipment.
Per b a n ka n
Astra, bersama dengan Standard Chartered Bank, adalah pemegang saham mayoritas PT Bank Permata Tbk (PermataBank), dengan total kepemilikan sebesar 89,01%. PermataBank bertujuan untuk menjadi penyedia jasa keuangan terbaik di Indonesia dengan fokus pada segmen konsumen serta usaha kecil dan menengah.
Astra, together with Standard Chartered Bank, is the majority shareholder in PT Bank Permata Tbk (PermataBank), with 89.01% of shares. PermataBank aims to be the outstanding financial services provider in Indonesia, focusing on the small and medium enterprise and consumer segments.
Pada tahun 2007, PermataBank memiliki 259 kantor cabang di 46 kota di Indonesia, termasuk enam cabang Syariah, dan mengoperasikan 552 unit ATM, Electronic Data Centers, internet banking, call center dan mobile banking.
In 2007, PermataBank had 259 branches in 46 cities throughout Indonesia, including six Sharia branches, and operates 552 dedicated ATMs, Electronic Data Centers, internet banking, call center and mobile banking.
Kinerja Keuangan Didukung oleh kondisi perekonomian yang positif, Loan to Deposit Ratio meningkat menjadi 88,0% dibanding 83,1% pada tahun 2006, dengan jumlah pinjaman yang telah disalurkan meningkat sebesar 11% menjadi Rp 26,5 triliun pada tahun 2007 dari Rp 23,8 triliun pada tahun sebelumnya. Capital Adequacy Ratio tercatat 13,3%, jauh di atas persyaratan 8,0% yang ditetapkan Bank Indonesia.
Business performance Supported by the positive economic environment, the Loan to Deposit Ratio increased to 88.0% compared to 83.1% in 2006 while outstanding gross loans increased by 11% to Rp 26.5 trillion in 2007 compared to the previous year of Rp 23.8 trillion.The Capital Adequacy Ratio of 13.3%, was well above the Bank Indonesia’s requirement of 8.0%.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
B a nkin g
Keuntungan operasional PermataBank di tahun 2007 meningkat sebesar 50%. PermataBank’s operational income in 2007 increased by 50%.
83
Pada tahun 2007, PermataBank membukukan laba usaha senilai Rp 780,7 miliar, meningkat sebesar 50,0% dibanding tahun sebelumnya. Keuntungan ini disebabkan pendapatan bunga bersih yang meningkat 15,7% menjadi Rp 2,3 triliun dan pendapatan berbasis komisi yang meningkat 86,6% menjadi sebesar Rp 1,0 triliun. Laba bersih yang dicapai PermataBank meningkat 60,2% dari Rp 311,5 miliar pada tahun 2006 menjadi Rp 499,0 miliar di tahun 2007.
PermataBank reported 2007 operating income up 50.0% to Rp 780.7 billion, supported by 15.7% higher net interest income at Rp 2.3 trillion and 86.6% growth in fee-based income at Rp 1.0 trillion. Net income increased by 60.2% from Rp 311.5 billion in 2006 to Rp 499.0 billion.
Asu ra n s i Ke r u g i a n G e n e ra l Insuran ce
Perusahaan asuransi kerugian PT Asuransi Astra Buana (AAB) yang 95,70% sahamnya dimiliki oleh Astra adalah perusahaan asuransi kerugian dengan premi kotor terbesar keempat di Indonesia. AAB memiliki 33 kantor cabang di seluruh Indonesia dengan penawaran produk ritel dan komersial termasuk asuransi mobil, sepeda motor, properti, alat berat, marine cargo, liability dan kecelakaan. Garda Oto, salah satu produk AAB, merupakan produk terunggul di pasar asuransi otomotif dan setiap tahunnya berhasil meraih penghargaan sebagai merek terbaik sejak 2001 serta memperoleh Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA).
84
PT Asuransi Astra Buana (AAB), a general insurance firm, is 95.70% owned by Astra and is the fourth largest general insurance company in Indonesia, based on gross premium income. The company operates a total of 33 branches across Indonesia and offers retail and commercial products including car, motorcycle, property and heavy equipment insurance, marine cargo, liability and personal accident insurance. AAB’s Garda Oto is the leading product in the automotive market, winning the best brand award every year since 2001 as well as the Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA).
Garda Oto merupakan produk unggulan AAB yang diantaranya menyediakan layanan darurat Garda Siaga.
Kinerja Usaha Banjir yang melanda Jakarta pada Februari 2007 telah membawa dampak besar bagi industri asuransi secara keseluruhan, termasuk AAB, dengan total klaim meningkat dua kali lipat dibanding klaim yang terjadi pada bencana banjir 2002. Namun setelah kondisi tersebut, kinerja otomotif dan sepeda motor yang merupakan portofolio bisnis perseroan yang terbesar menjadi lebih baik. Total premi kotor pada tahun 2007 tercatat sebesar Rp 1,4 triliun, atau meningkat 14,2% dibanding premi kotor tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini pada umumnya disebabkan oleh peningkatan premi dari sektor otomotif. Risk Based Capital AAB pada tanggal 31 Desember 2007 adalah 195,0%, jauh di atas ketentuan minimum 120,0% yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan.
Business performance The severe flooding that hit Jakarta in February 2007 caused relatively heavy losses to the insurance industry as a whole, including AAB, with claims twice the level of those in the last major flood in the capital in 2002. But, for the rest of the year, the automotive and motorcycle markets, which constitutes the largest segment of the company’s business portfolio performed well. Total gross premiums in 2007 totaled Rp 1.4 trillion, an increase of 14.2% on the figure a year earlier. Growth was mainly derived from higher premiums from the automotive sector. AAB’s Risk Based Capital as at 31 December 2007 was 195.0%, significantly above the minimum requirement specified by Ministry of Finance of 120.0%.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Garda Oto is one of AAB’s excellent products, delivering emergency services under the Garda Siaga program.
85
Asu ra n s i Ji wa L ife I n s uran ce
Bisnis asuransi jiwa Astra dijalankan melalui sebuah usaha patungan dengan Commonwealth Bank of Australia (CBA), yang beroperasi dengan nama PT Astra CMG Life. Pada tanggal 18 Juni 2007, Astra menjual seluruh kepemilikannya kepada CBA.
Astra’s life insurance business was conducted through a joint venture with the Commonwealth Bank of Australia (CBA), operating as PT Astra CMG Life. On 18 June 2007 Astra sold its interest to CBA.
Ti n j au a n Ke D e pan Ou t lo o k
Stabilitas makro ekonomi yang berlanjut dan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diperkirakan akan menciptakan kondisi yang baik bagi Divisi Jasa Keuangan Grup Astra. Walaupun demikian, kenaikan harga minyak internasional dapat menjadi ancaman bagi pertumbuhan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. Persaingan pun akan semakin agresif, di mana semakin banyak bank akan memasuki segmen pembiayaan otomotif yang dimiliki Astra. ACC akan terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan pembiayaan Astra dan non-Astra yang berfokus pada lini bisnis utamanya melalui pembukaan beberapa kantor cabang baru di masa mendatang. TA Finance akan mengembangkan wilayah operasinya melalui pembukaan dua kantor cabang yang baru pada tahun 2008 di Tuban, Jawa Timur dan di Cilegon, Banten. Selanjutnya, proses serta kualitas pelayanan akan lebih ditingkatkan agar TA Finance dapat bersaing secara lebih efektif dalam sektor perbankan. FIF akan melakukan perluasan pasar, khususnya di wilayah pedesaan dan akan tetap berkonsentrasi untuk
86
Continuing macro economic stability and good economic growth are expected to provide good conditions for Astra Group’s Financial Services Division, although higher international oil prices could deflate hopes of stronger economic activity. Competition will continue to be aggressive, with many banks actively entering Astra’s traditional automotive financing segment. ACC will continue to strengthen its position in financing both Astra and non-Astra vehicles focusing on its principal business line through selective opening of new branches in the future. TA Finance plans to expand its coverage with the opening of two branches during 2008, at Tuban in East Java and Cilegon in West Java. The unit will improve its processes and levels of service to compete more effectively against the banking sector. FIF will enlarge its coverage, especially in rural areas, and will maintain its focus on high levels of service to compete with new entrants to the motorcycle financing market. It will emphasize long-term portfolio growth with manageable risk while striving
Divisi Jasa Keuangan selalu menjaga pelayanan terbaik kepada para pelanggannya agar dapat berkompetisi dengan pelaku pasar.
menjaga pelayanan terbaik kepada para pelanggannya agar dapat berkompetisi dengan pelaku pasar yang baru. Di samping itu, pertumbuhan portofolio jangka panjang akan menjadi fokus FIF, dengan risiko yang dikelola baik serta diimbangi dengan penekanan beban biaya agar FIF dapat mempertahankan daya saingnya. Bisnis pembiayaan alat berat memiliki prospek jangka panjang yang positif, sejalan dengan harapan akan pertumbuhan yang tinggi di sektor pertambangan dan perkebunan. AAB berharap dapat meningkatkan kinerjanya didukung oleh peraturan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan standar bisnis asuransi kendaraan bermotor. Paket-paket produk yang baru akan segera diluncurkan guna memenuhi permintaan pasar yang beragam. Dalam sektor perbankan, PermataBank mengharapkan adanya permintaan kredit yang lebih tinggi dan disertai dengan peralihan dana nasabah dari deposito berjangka ke produk investasi alternatif dan asuransi. PermataBank akan menambah jumlah cabang pada tahun 2008 dan dalam waktu yang bersamaan juga akan mengevaluasi cabang yang ada dalam upaya meningkatkan produktivitas.
to reduce the cost of funds to ensure competitiveness. The long-term prospects of heavy equipment financing are positive given the strong forecasts for growth in mining and the agribusiness sector. AAB expects improved performance following a government regulation aimed at improving standards in the motor insurance business. New product packages are about to be introduced to meet different requirements of the market.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Financial Services Division will always maintain its focus on high levels of service to compete with other market players.
In the banking sector, PermataBank expects stronger demand for loans at the same time as consumer savings practices shift from time deposits to alternative investment and insurance products. PermataBank plans to add a number of branches during 2008 and also looking to review its existing outlets to achieve greater productivity.
87
32.4%
88
net revenue increased to Rp 18.2 trillion, whilst operating income grew 79.3%.
PT United Tractors Tbk (UT), yang 58,45% sahamnya dimiliki Astra, memiliki tiga unit usaha: Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan Pertambangan.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Alat Berat Heavy Equipment
PT United Tractors Tbk, in which Astra holds a 58.45% stake, incorporates three business units: Construction Machinery, Mining Contracting and Mining.
89
Al at B e rat H e avy E qu i p me nt
Unit Mesin Konstruksi memegang posisi terdepan dalam penjualan dan distribusi berbagai macam produk untuk para pelanggannya di sektor pertambangan, agribisnis, kehutanan dan konstruksi. Produk-produk ini meliputi peralatan konstruksi dan pertambangan merek Komatsu serta beberapa merek lain seperti peralatan kehutanan dari Valmet, hydraulic cranes dari Tadano, vibratory rollers dari Bomaq, truk dengan kapasitas besar dari Nissan Diesel dan Scania. Unit usaha ini memiliki 18 kantor cabang, 15 kantor di site dan 12 kantor perwakilan, yang menyediakan jasa purna jual, penjualan suku cadang dan pemeliharaan. UT juga mengoperasikan fasilitas remanufacturing di Jakarta, Balikpapan dan Pekanbaru untuk merekondisi alat berat. Usaha Kontraktor Penambangan yang dikelola oleh anak perusahaan UT, PT Pamapersada Nusantara (Pama), dikenal sebagai operator kelas dunia dan merupakan kontraktor penambangan terbesar di Indonesia dan kawasan regional.
Komatsu merupakan salah satu produk yang dijual dan didistribusikan oleh UT. Komatsu is one of a range of products sold and distributed by UT.
90
The Construction Machinery unit is a leader in the sale and distribution of a full range of products for clients in the mining, agribusiness, forestry and construction sectors. Its products include Komatsu construction and mining equipment and a range of other brands including Valmet forestry equipment, Tadano hydraulic cranes, Bomag vibratory rollers and heavyduty Nissan Diesel and Scania trucks. The business unit has 18 branch offices, 15 site-support offices and 12 representative offices which provide sales and after-sales service, spare parts sales and maintenance. UT also operates remanufacturing facilities in Jakarta, Balikpapan and Pekanbaru for reconditioning of heavy equipment. UT’s Mining Contracting operation, managed by UT subsidiary PT Pamapersada Nusantara (Pama), is recognised as a world-class operator and is the largest mining contractor in Indonesia and in the region. Pama has established expertise in
Melalui Pama, UT juga mengoperasikan tambang batu bara di Kalimantan Selatan dengan tingkat produksi rata-rata per tahun sebesar 3,5 juta ton dengan kalori 6.700 kcal. Lahan tambang ini memiliki cadangan sekitar 20 juta ton dengan potensi cadangan mencapai 38 juta ton, yang merupakan 10,0% dari total 12.500 hektar area pertambangan yang dimiliki.
exploration, mining, barging and loading services for medium to large coal mines in Sumatera and Kalimantan. Through Pama, UT also operates a coal mine located in South Kalimantan with an average production of around 3.5 million tons of 6,700 kcal coal a year. The coal mine’s reserves are estimated at 20 million tons with a resource of around 38 million tons which represents 10.0% of its total area of 12,500 ha. Business Performance In 2007, UT set a new record. Net revenue
Kinerja Usaha Kinerja keuangan UT sepanjang tahun 2007 mencapai rekor. Pendapatan bersih meningkat sebesar 32,4% pada tahun 2007 menjadi Rp 18,2 triliun dengan laba usaha meningkat sebesar 79,3% menjadi Rp 2,4 triliun dibanding Rp 1,3 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih meningkat sebesar 60,5% menjadi Rp 1,5 triliun.
increased by 32.4% from the previous year to Rp 18.2 trillion while operating income grew 79.3% to Rp 2.4 trillion from Rp 1.3 trillion the year before. Net income was 60.5% up at Rp 1.5 trillion.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Pama memiliki keahlian di bidang eksplorasi, penambangan, jasa pengangkutan dan bongkar muat untuk pertambanganpertambangan besar batu bara di Sumatera dan Kalimantan.
Eksplorasi penambangan, jasa pengangkutan dan bongkar muat untuk pertambangan besar merupakan bidang usaha Pama. Mining exploration, transportation and haulage for large mining operations are the focus of Pama’s business activity.
91
Mesi n Ko n st r u k s i Co n st r u c tion Machi ne r y
Total penjualan alat berat merek Komatsu
Total sales of Komatsu equipment increased
meningkat sebesar 53,5%, dari 2.250 unit di
by 53.5% to 3,454 units in 2007 compared
tahun 2006 menjadi 3.454 unit pada tahun
to 2,250 units in 2006, representing a
2007. Dengan penjualan ini, penguasaan
49% market share in the heavy equipment
pangsa pasar mencapai sebesar 49%
market.
Pertumbuhan unit penjualan yang tinggi
The strong growth in sales in 2007 was
selama tahun 2007 terutama berasal dari
mainly due to the mining and agribusiness
sektor pertambangan dan agribisnis. Kedua
sectors. Both sectors contributed around
sektor tersebut menyumbangkan sekitar
71.2% of Komatsu sales in 2007. Although
71,2% dari total unit penjualan Komatsu di
the forestry and construction sectors
tahun 2007. Walaupun sektor kehutanan
grew by 43.0% and 66.3%, as the forestry
dan konstruksi menunjukkan tingkat
sector still experiences problems due to
pertumbuhan sebesar 43,0% dan 66,3%, di
restrictions on sourcing of timber, while the
mana sektor kehutanan masih mengalami
construction sector was less active.
masalah dengan adanya pembatasan perolehan bahan baku kayu, sementara kegiatan di sektor konstruksi masih kurang aktif.
Kon tra kto r Pe n amb a ng a n M in in g Co n t racto r
Indonesia merupakan eksportir batu bara
Indonesia has become the world’s
jenis thermal terbesar di dunia, yang dapat
largest exporter of thermal coal, due to
dicapai akibat dampak masalah infrastruktur
infrastructure problems in another major
yang dialami Australia, produsen terbesar
producer, Australia. Domestic demand for
selama ini. Permintaan dalam negeri untuk
coal is also rising and Pama is the largest
batu bara juga mengalami peningkatan
mining contractor in Indonesia with a 41.0%
dan Pama adalah kontraktor penambangan
market share.
terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 41,0%.
Pama has existing contracts with a number of major miners, including PT Adaro
92
Pama memiliki kontrak dengan beberapa
Indonesia, PT Indominco Mandiri and PT
perusahaan pertambangan besar seperti PT
Kaltim Prima Coal, many of which expanded
Adaro Indonesia, PT Indominco Mandiri dan
extraction during the year as the price of
Karena meningkatnya permintaan batu bara dunia, pendapatan Pama meningkat dari Rp 7,8 triliun menjadi Rp 9,5 triliun pada tahun 2007.
PT Kaltim Prima Coal, yang meningkatkan
coal rose from US$ 40 a ton to US$ 90 a
kegiatan penambangan mereka di
ton. During 2007 Pama won a three-year
sepanjang tahun 2007 pada saat terjadi
contract to mine coal for PT Trubaindo Coal
kenaikan harga batu bara dari US$ 40 per
Mining for up to 2 million tons per year.
ton menjadi US$ 90 per ton. Pada tahun
Coal extraction rose to 54.3 million tons
2007, Pama memenangkan kontrak selama
in 2007 compared with 42.5 million tons a
tiga tahun untuk penambangan batu bara
year earlier while overburden removed grew
sebanyak 2 juta ton per tahun dari
from 339.7 million bcm to 354.3 milion bcm.
PT Trubaindo Coal Mining. Produksi batu
In 2007, net revenue of Pama was increased
bara pada tahun 2007 meningkat menjadi
to Rp 9.5 trillion compared to Rp 7.8 trillion
54,3 juta ton dibandingkan 42,5 juta ton di
in 2006.
tahun sebelumnya, sedangkan pemindahan tanah meningkat dari 339,7 juta bcm
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Due to increasing of global coal demand, Pama revenues grew from Rp 7.8 trillion to Rp 9.5 trillion in 2007.
menjadi 354,3 juta bcm. Pendapatan Pama pada 2007 mencapai Rp 9,5 triliun, meningkat dibandingkan Rp 7,8 triliun pada tahun 2006.
93
Melaui Pama, UT mencatat penjualan 3,6 juta ton batu bara di tahun 2007. Through Pama, UT booked sales of 3.6 million tons of coal in 2007.
Mi nin g Pe n a m b ang an
Pada tahun 2007, melalui tambang batu
In 2007, through its coal mining operation
baranya yang terletak di Kalimantan Selatan,
in South Kalimantan, Pama sold 3.6 million
Pama menjual 3,6 juta ton batu bara dan
tons of coal and generated net revenue of
menghasilkan pendapatan bersih sebesar
Rp 1.6 trillion.
Rp 1,6 triliun.
Ti njauan Ke D e p an Ou t lo o k
Seluruh unit usaha diharapkan akan
All business units are expected to perform
memperlihatkan kinerja yang sangat
well in 2008 as strong international demand
baik pada tahun 2008 sejalan dengan
for coal, metals and CPO continues.
permintaan international yang tinggi terhadap batu bara, metal dan CPO.
Business expansion is planned within the heavy equipment value chain with
94
Pengembangan bisnis pada unit usaha
the creation of new affiliations to create
alat berat akan dilaksanakan melalui
optimum value-added in both mining and
non-mining operations. Other new business
meningkatkan nilai tambah, baik
initiatives include investment in mining
untuk usaha pertambangan maupun
operations, manufacture and operation of
non-pertambangan. Inisiatif lainnya
barges for coal transportation as well as
dilaksanakan adalah penanaman investasi
the establishment of a rental and used-
di bidang pertambangan, manufaktur dan
equipment company for the construction
pengangkutan batu bara, di samping juga
sector.
mendirikan perusahaan penyewaan dan penjualan alat berat bekas untuk kebutuhan
Mining will become a new focus of
sektor konstruksi.
operations. In February 2008, UT completed the acquisition of PT Tuah Turangga Agung
Usaha pertambangan akan menjadi fokus
(TTA), which indirectly holds a 30-year
baru operasi. Pada bulan Februari 2008,
license over an area of approximately 5,000
UT telah menyelesaikan proses akuisisi
hectares in Kapuas Tengah regency of
atas PT Tuah Turangga Agung (TTA), yang
Central Kalimantan with around 40 million
secara tidak langsung memegang kontrak
tons of mineable 6,300 kcal coal reserves.
pertambangan selama 30 tahun untuk
UT’s effective ownership in TTA as at
wilayah seluas kurang lebih 5.000 hektar
February 2008 is 70.00%.
di Kabupaten Kapuas Tengah, Kalimantan Tengah, dengan cadangan siap ditambang sebesar 40 juta ton batu bara dengan kandungan 6.300 kcal. Kepemilikan efektif UT pada TTA adalah sebesar 70,00%.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
pendirian beberapa afiliasi baru guna
Permintaan pasar internasional akan batu bara diperkirakan masih terus meningkat. International market demand for coal is predicted to increase.
95
2.5 times
96
net income growth from Rp 787.3 billion to Rp 2.0 trillion.
Divisi Agribisnis dikelola oleh PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,68% sahamnya dimiliki Astra. AAL merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di Indonesia. Pada tahun 2007 AAL diuntungkan oleh lonjakan harga Minyak Sawit.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Agribisnis Agribusiness
Astra’s Agribusiness Division is conducted by PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), in which Astra owns 79.68%. AAL is one of the largest plantation companies in Indonesia. AAL benefited from strongly rising Palm Oil prices in 2007.
97
Agrib i s n i s Agr ib u s ine ss
98
Lingkup usaha utama AAL mencakup kegiatan penanaman, pemanenan, dan pemrosesan kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah (CPO) yang dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga ekspor. Total luas lahan perkebunan kelapa sawit yang dikelola pada tahun 2007 adalah seluas 235.210 hektar yang terbagi dalam 36 unit perkebunan yang berlokasi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, terdiri dari perkebunan inti sebesar 179.489 hektar dan perkebunan plasma sebesar 55.721 hektar. Pada akhir tahun 2007 AAL memiliki 19 kilang pengolahan CPO dengan total kapasitas pengolahan sebesar 865 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam dan 4 fasilitas penghancur kernel dengan kapasitas 600 ton kernel per hari. Pada industri hilir, AAL juga mengolah CPO menjadi olein dan minyak goreng di kilang AAL yang terletak di Medan, Sumatera Utara. Selain kelapa sawit, AAL juga memiliki 2.981 hektar perkebunan karet.
AAL is engaged in the cultivation, harvesting and processing of palm oil with its major product, Crude Palm Oil (CPO), marketed in the domestic and export markets. The palm plantation area now stands at around 235,210 hectares covering 36 plantations located in Sumatera, Kalimantan and Sulawesi, inclusive of nucleus plantation of 179,489 hectares and plasma plantation of 55,721 hectares. At the end of 2007, AAL operated 19 CPO processing mills with a total capacity of 865 tons Fresh Fruit Bunches (FFB) per hour and 4 kernel crusher facilities with a capacity totaling to 600 tons kernel per day. AAL has a small presence in the downstream sector through a processing plant in Medan, North Sumatera, which refines CPO into cooking oil. In addition to palm oil, AAL also has 2,981 hectares of rubber plantation.
Kinerja Usaha Kenaikan harga minyak sawit bersamaan dengan kesulitan produksi yang disebabkan musim kemarau berkepanjangan yang
Business Performance The improved palm oil prices more than offset difficult conditions for production impacted by a period of dry weather at
Setelah dipanen, tandan buah segar kelapa sawit siap diangkut untuk diolah.
Tahun 2007, produktivitas tandan buah segar AAL meningkat menjadi 20,1 ton per hektar.
After harvesting season, the fresh fruit bunches are ready to be delivered for further processing.
In 2007, the productivity of AAL fresh fruit bunches grew to 20.1 tons per hectare.
Total luas lahan perkebunan kelapa sawit yang dikelola AAL adalah seluas 235.210 hektar.
terjadi sejak akhir 2006. Walaupun demikian total produksi tahun 2007 dapat mencapai 920.613 ton, meningkat sedikit dibanding tahun 2006. Ekspansi wilayah perkebunan pada tahun 2007 mencapai sebesar 19.211 hektar, sehingga luas wilayah perkebunan perseroan menjadi 235.210 hektar. Produktivitas TBS juga meningkat dari 19,8 ton per hektar di tahun 2006 menjadi 20,1 ton per hektar. Selama tahun 2007, dua kilang pemrosesan CPO selesai dibangun di Sumatra dan Sulawesi. Pendirian dua kilang baru ini menambah kapasitas pemrosesan TBS sebesar 75 ton per jam. Di samping itu AAL juga telah menyelesaikan pembangunan pabrik penghancur kernel di Sumatra, dengan total kapasitas produksi sebesar 250 ton kernel sawit per hari. Kenaikan harga CPO menyebabkan lonjakan pendapatan dan laba AAL. Pendapatan bersih pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp 6,0 triliun dari Rp 3,8 triliun pada tahun sebelumnya. Laba usaha meningkat menjadi Rp 2,9 triliun dari Rp 1,2 triliun dibanding tahun sebelumnya. Sementara laba bersih meningkat 2,5 kali lipat dari Rp 787,3 miliar menjadi Rp 2,0 triliun.
the end of 2006. Nevertheless, output for the full year reached 920,613 tons, slightly ahead of production in 2006. Expansion of planted area during the year reached 19,211 hectares, bringing the total area to 235,210 hectares. Productivity of FFB also increased, from 19.8 tons per hectare in 2006 to 20.1 tons per hectare. During the year, two new CPO processing mills in Sumatra and Sulawesi were completed and added 75 tons FFB per hour capacity. In addition to that, AAL established two kernel crusher facilities in Sumatera with a total capacity of 250 tons palm kernel per day.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Total palm plantation area managed by AAL expanded to 235,210 hectares.
Driven mostly by the increase in the CPO prices, AAL’s net revenue and profit soared. In 2007, net revenue increased to Rp 6.0 trillion from Rp 3.8 trillion a year earlier. Operating income was Rp 2.9 trillion, up from Rp 1.2 trillion in 2006 and net income grew 2.5 times from Rp 787.3 billion to Rp 2.0 trillion.
99
Tinjauan Ke Depan Prospek yang cerah untuk Divisi Agribisnis masih akan berlangsung lama, didukung oleh rata-rata pertumbuhan permintaan dunia sebesar 3% per tahun, terutama permintaan dari India dan Cina yang mempunyai tingkat konsumsi per kapita masih relatif rendah. India saat ini memiliki tingkat konsumsi produk CPO sebesar 3,3 kg per tahun, sedangkan Cina hanya 2,6 kg per tahun. Berdasarkan statistik industri, tingkat konsumsi di dua negara ini jauh lebih rendah dibanding tingkat di negara-negara lain. Diperkirakan pertumbuhan permintaan masih akan melebihi pertumbuhan produksi. Pada tahun 2008 AAL akan terus memperluas lahannya dan menyelesaikan pabrik minyak sawitnya yang ke-20 di Kalimantan Tengah dengan kapasitas sebesar 45 ton TBS per jam. Penyelesaian pembangunan pabrik ini akan meningkatkan total kapasitas produksi AAL hingga 910 ton TBS per jam.
Outlook Prospects of the Agribusiness Division remain sound, with average annual growth in global demand of 3%, led by demand from India and China, where consumption per capita remains relatively low. India currently consumes 3.3 kg per year of CPO products per capita and China only 2.6 kg per year, according to industry statistics, well below levels of consumption in other countries. Growth in demand continues to outstrip increases in production. During 2008 AAL continues to actively seek new land to expand its oil palm plantations and complete the construction of its 20th palm oil mill in Central Kalimantan with capacity of 45 tons of FFB per hour. The completion of this mill will take AAL’s total production capacity to 910 tons FFB per hour.
Hasil olahan produk kelapa sawit diteliti di Laboratorium AAL. A sample of processed palm oil is analysed in AAL’s laboratory.
100
AAL will continue to expand its operations through further development of existing plantation area, and will strengthen its applied research facility in order to achieve further gains in productivity. It will also develop a Seed Processing Unit and cultivate ‘mother trees’ which will produce high quality seeds for further planting. Attention will also be given to improvement in agronomic practices to achieve the maximum output from the existing planted area.
2007
2006
Growth
CPO Production (thousand tons)
920.6
917.9
0.3%
CPO Sales Volume (thousand tons)
857.8
914.7
-6.2%
Average AAL Selling Price (Rp/Kg)
6,002
3,552
69.0%
3.7
3.6
2.8%
FFB Production (million tons)
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Selanjutnya, AAL akan terus memperluas operasinya melalui pengembangan area perkebunan yang ada dan akan memperkuat kemampuan fasilitas risetnya sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Selain itu, perseroan juga akan mengembangkan unit pemrosesan benih (Seed Processing Unit) dan pembudidayaan pohon induk (mother trees) yang akan menghasilkan benih berkualitas tinggi. Perhatian teknik budidaya juga terus dilakukan sehingga hasil panen dari kebun dapat dimaksimalkan.
101
23.9%
102
increased in operating income.
Usaha sektor Teknologi Informasi Astra dikelola melalui PT Astra Graphia Tbk (AG), anak perusahaan dengan kepemilikan saham oleh Perseroan sebesar 76,87%. AG saat ini dikenal sebagai salah satu perusahaan penyedia Document Solutions dan IT Solutions yang menduduki posisi terdepan di negeri ini.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Teknologi Informasi Information Technology
Astra operates in the information technology (IT) sector through PT Astra Graphia Tbk (AG), of which it owns 76.87%. AG and its associates are currently positioned as one of the leading Document Solutions and IT Solutions providers in the country.
103
Te kn olog i I n fo r m a s i In fo r mation Te chno l o g y
Fuji Xerox Co. Ltd., satu perusahaan terkemuka dalam layanan dokumen global merupakan prinsipal utama Document Solutions AG. Selain itu, divisi ini juga memiliki beberapa mitra lain, baik lokal maupun internasional. Document Solutions AG memberikan jasa dan solusi yang beragam terkait kebutuhan document-handling, melalui pendekatan multi services.
AG’s Document Solutions provide a wide range of services and solutions for every document-handling need, through a multi services approach.
Usaha AG di bidang TI dikelola oleh PT SCS Astragraphia Technologies (SAT), perusahaan patungan dengan Singapore Computer Systems Ltd. (SCS). Perusahaan ini menawarkan solusi dan layanan terintegrasi termasuk infrastruktur teknologi informasi (TI), sistem yang terintegrasi, implementasi ERP/SAP, solusi bisnis, dan outsourcing TI.
AG’s IT Solutions operations are conducted by its associate PT SCS Astragraphia Technologies (SAT), a joint venture company with Singapore Computer Systems Ltd (SCS). SAT offers integrated solutions and services including IT infrastructure, systems integration, ERP/SAP implementation, business solutions and IT outsourcing.
Hingga saat ini AG memiliki 75 pusat layanan di seluruh Indonesia termasuk 21 kantor cabang di 13 kota besar serta dealer, re-sellers dan saluran-saluran moderen di daerah-daerah lain di Indonesia.
Currently, AG has a network of 75 service points throughout Indonesia, including 21 branch offices in 13 major cities as well as through dealers, re-sellers and ‘modern channels’ in other areas of Indonesia.
Kinerja Usaha Dibanding tahun sebelumnya, AG membukukan kenaikan pendapatan bersih sebesar 17,2% pada tahun 2007 menjadi Rp 725,6 miliar. Sementara itu, laba usaha meningkat sebesar 23,9% menjadi Rp 95,0 miliar dan laba bersih meningkat 29,7% menjadi Rp 72,1 miliar.
Business Performance AG achieved a 17.2% increase in net revenue to Rp 725.6 billion. Operating income rose by 23.9% to Rp 95.0 billion and net income increased of 29.7% to Rp 72.1 billion.
Pada tahun 2007, AG meluncurkan mesin foto copy berwarna dan peralatan multiguna berwarna di Indonesia menyusul diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Perdagangan yang mengijinkan impor peralatan berwarna ke Indonesia. SAT berhasil mencapai pertumbuhan sebesar 24% atas nilai kontrak yang dicapai pada tahun 2007. AG memenangkan kontrak baru untuk integrasi sistem, jasa profesional dan kontrak outsourcing jangka
104
AG’s Document Solutions main principal is Fuji Xerox Co. Ltd., a leading global document company as well as other international and local partners operating in the document solutions market.
In 2007, AG launched a new colour copier and color multifunction equipment in Indonesia following the promulgation of a Ministry of Trade Decree allowing the importation of colour equipment into Indonesia. SAT achieved a 24% growth in total contract value during 2007. New contracts achieved by AG were system integration, professional services and long term outsourcing contracts for major multinational companies, Indonesian corporate groups, banks and major government institutions.
Pada tahun 2007 AG meraih Corporate Governance Perception Index Award sebagai perusahaan terpercaya. AG juga mendapat penghargaan Golden Best Brand Award 2007 untuk produk Xerox kategori mesin copy. Tinjauan Ke Depan Perusahaan berfokus pada peningkatan cakupan fasilitas solusi dalam memperluas kapasitas produksi Xprins (Variable information printing outsourcing). Jasa Proses Bisnis (Imaging Business Facility) melalui DIDC (Document Imaging & Digitizing Center), pengembangan Document Solution Technology Center dan melakukan investasi dalam isupport sebagai bagian dari strategi yang komprehensif. Melalui SAT, AG telah menyusun rencana untuk memperkuat dan memperbesar kompetensi utamanya dengan meneruskan ekspansi teknologinya di bidang Professional Service Solutions seperti SAP, Oracle Technology dan Business Solutions.
During the year AG was awarded the Corporate Governance Perception Index Award for Trusted Companies. AG was also awarded the Golden Best Brand Award 2007 for Xerox in the copier machine category. Outlook The company is focused on expanding Xprins (Variable information printing outsourcing) production capacity, improving Business Process Services (Imaging business facilities) through DIDC (Document Imaging & Digitizing Center), renovating Document Solution Technology Center and investing in isupport as a comprehensive support strategy. Through SAT, AG plans to strengthen and enlarge its core competencies by continuing its technology expansion, especially in the area of Professional Service Solutions such as SAP, Oracle Technology, and Business Solutions.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
panjang, dari perusahaan multinasional, perusahaan lokal, bank dan institusi pemerintah.
Astra Graphia meluncurkan peralatan multiguna berwarna untuk memberikan solusi document-handling yang lebih beragam. Astra Graphia launched a multipurpose colour copier which is able to provide a variety of document handling solutions.
105
25.6
106
million vehicles of traffic volume in TangerangMerak toll road.
Astra menjalankan bisnis infrastrukturnya melalui dua anak perusahaan yang dimiliki secara penuh yaitu PT Astratel Nusantara (Astratel) dan PT Intertel Nusaperdana (Intertel). Kedua perusahaan ini menjalankan usaha di bidang jalan tol, telekomunikasi, pengelolaan dan pengadaan air bersih, pembangkit listrik dan logistik.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Infrastruktur Infrastruc ture
Astra manages its infrastructure businesses through two wholly owned subsidiaries, PT Astratel Nusantara (Astratel) and PT Intertel Nusaperdana (Intertel). These subsidiaries are involved in the toll road, telecommunication, clean water supply, power generation and logistics sectors.
107
Infrast r u kt u r In f ra st r uctu re
Dalam bisnis jalan tol, Astratel memiliki 34,00% saham di PT Marga Mandala Sakti (MMS), pemegang konsesi dan operator jalan tol sepanjang 72 kilometer yang menghubungkan Tangerang dan Merak. Perusahaan ini memiliki hak konsesi selama 30 tahun sampai tahun 2023. Astratel memiliki 30,00% saham PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA), yang merupakan operator air bersih untuk Jakarta bagian Barat. Kerjasama dengan PAM Jaya ini berlangsung selama 25 tahun dan akan berakhir pada tahun 2023. Usaha Astra dalam sektor telekomunikasi dikelola melalui PT Indonesia Network (INW) yang 95,00% sahamnya dimiliki oleh Astratel dengan sistem bagi hasil dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Divisi Regional V. Melalui Intertel yang memiliki 34,91% saham di PT Toyofuji Logistics Indonesia (TFLI), Astra juga tengah mengembangkan usahanya di bidang logistik. TFLI adalah perusahaan logistik untuk ekspor, impor dan jasa transportasi dalam negeri. Kinerja Usaha Berkat kondisi yang cenderung membaik, Astratel dan Intertel berhasil membukukan hasil yang cukup memuaskan pada tahun 2007.
In the toll road sector, Astratel has a 34.00% stake in PT Marga Mandala Sakti (MMS), the concession owner and operator of a 72-kilometre toll road section between Tangerang and Merak that holds a 30-year concession until 2023. Astratel is involved in the management of PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) where it has a 30.00% shareholding. PALYJA is the clean water supply operator for the western part of Jakarta, which has been granted a 25-year co-operation agreement with PAM Jaya that will run until 2023. Astra maintains an involvement in the telecommunication sector through Astratel’s 95.00% stake in PT Indonesia Network (INW), a Speedy (ADSL) line provider in the Surabaya area through a revenue-sharing contract with PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Regional Division V. Through Intertel, Astra is also developing a logistics business. Intertel has a 34.91% stake in PT Toyofuji Logistics Indonesia (TFLI), a logistics company engaged in export, import and domestic transport services for automobiles. Business Performance Given the improving trend in macroeconomic conditions, Astratel and Intertel both produced satisfactory results in 2007. In 2007, MMS recorded a satisfactory
Tim Marga Mandala Sakti mengelola operasional jalan tol Tangerang-Merak dengan volume trafik sebesar 25,6 juta kendaraan. The Marga Mandala Sakti team manage the Tangerang-Merak toll road which has a traffic volume of 25.6 million vehicles.
108
Keuntungan PALYJA juga meningkat sebagai hasil dari perluasan wilayah pelayanan, perbaikan tarif serta penurunan tingkat kebocoran air. Perseroan berhasil menjual air sejumlah 130,3 juta meter kubik pada tahun 2007. Pada tahun 2007 INW telah menyelesaikan instalasi Speedy lines sebanyak 10,512 yang keseluruhannya sudah dapat beroperasi. Total volume ekspor dan impor yang ditangani oleh TFLI adalah 81.000 kendaraan sedangkan untuk logistik dalam negeri berjumlah 32.000 kendaraan. Tinjauan Ke Depan Astratel dan Intertel terus berupaya untuk ikut serta dalam proyek-proyek infrastruktur yang potensial. Peluang usaha di sektor infrastruktur pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan pengembangan baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Astra akan terus mencari peluang untuk memperluas kontribusinya di sektor infrastruktur melalui proyek bersama dengan para mitra strategis.
performance with total traffic volumes of 25.6 million vehicles, 4.0% higher than 2006. PALYJA’s profitability also increased as a result of an increase in its coverage area, improvement in the average water charge, and a decrease in water loss. The company sold a total volume of 130.3 million cubic metres in 2007. By the end of 2007, INW had completed the installation of 10,512 Speedy lines, which are now operational. TFLI handled the export and import of 81,000 cars and the domestic logistics for 32,000 cars. Outlook Astratel and Intertel are intensifying efforts to participate in sound infrastructure projects. In the future, opportunities in the infrastructure sector are expected to increase as demand for new development is required to support Indonesia’s economic growth. Astra will continue to seek more opportunities to extend its participation in the sector through joint developments with strategic partners.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Selama tahun 2007, MMS membukukan kinerja yang baik dengan total volume trafik sebesar 25,6 juta kendaraan, meningkat 4,0% dibanding tahun 2006.
Melalui PALYJA, Astratel melayani kebutuhan air bersih untuk Jakarta bagian Barat. Through PALYJA, Astratel serves the community by providing clean water for the western part of Jakarta.
109
110
Astra meyakini bahwa karyawan adalah aset yang sangat penting bagi Perusahaan. Kemajuan dan pencapaian Astra merupakan hasil yang
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Sumber Daya Manusia Our People
tidak dapat terpisahkan dari keberhasilan Astra dalam mengelola sumber daya manusia yang dimilikinya. For Astra, its employees are its most important asset. The development of Astra and its achievements represent the result of successful management of human resources.
111
S u m b er D aya M a nus ia H u m a n Re so urce s
Organization & Human Capital Development (OHCD) memiliki peranan yang sangat penting bagi Astra. OHCD adalah mitra strategis bagi jajaran manajemen perusahaan. Unit ini bertanggungjawab menjabarkan Winning Concept dalam pengelolaan sumber daya manusia. Penekanan khusus ada pada Winning Team, menyiapkan calon pemimpin Astra masa depan, membangun budaya perusahaan dan mengelola perubahan dalam organisasi serta mengembangkan dan menjalankan sistem yang tepat untuk meningkatkan kepuasan karyawan, memacu produktivitas dan mengelola karyawan secara efektif.
Within Astra, the role of Organization & Human Capital Development (OHCD) is of great importance. OHCD is a strategic partner of the management of the Company. It is responsible for the incorporation of Astra’s ‘Winning Concept’ within human resources management. Particular emphasis is placed on ‘Winning Team’, preparing the future leaders of Astra, developing the corporate culture and organizing change with the organization, as well as fostering and implementing appropriate systems to achieve employee satisfaction, improving productivity and effective employee management.
Sebagai kelanjutan dari penerbitan Buku Panduan Sumber Daya Manusia Astra (AHRM Handbook dan AHRM Manual) yang memuat segala hal yang terkait dengan strategi dan prinsip dasar ketenagakerjaan Astra serta panduan pelaksanaannya di lapangan, pada tahun 2007 OHCD mulai mengembangkan KIPKA (Kriteria Implementasi Praktek Ketenagakerjaan Astra), suatu sistem ukuran dalam memastikan pelaksanaan kegiatan ketenagakerjaan di Grup Astra berjalan secara efektif dan selaras dengan kebijakan perusahaan. Dengan jumlah karyawan sebanyak 116.867 orang (data per Desember 2007), tantangan terbesar bagi OHCD adalah optimalisasi efisiensi organisasi. Terjalinnya hubungan harmonis antara perusahaan dan karyawan adalah suatu hal yang mutlak dimiliki. Departemen Hubungan Industrial yang berada di bawah OHCD senantiasa berupaya untuk mengembangkan terciptanya hubungan kerja yang baik dengan organisasi karyawan dan memastikan Astra mematuhi ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku.
112
Following the publication of the AHRM Handbook and AHRM Manual which comprehensively address the strategies and basic principles of human resource development, in 2007 OHCD began the development of KIPKA – the criteria for implementation of human resources practices at Astra – as a system of measurement to make sure that the human resource practices of the Astra Group are conducted in an effective manner in line with the policies of the company. With a total of 116,867 employees at the end of December 2007, the major challenge for OHCD is how to achieve optimal organisational efficiency. The achievement of a positive and harmonious relationship between the company and its employees is a basic requisite. The Department of Industrial Relations, which reports to OHCD, continues to work to achieve a positive working relationship with employees and ensures that Astra applies prevailing human resource regulations.
9.2% 15.5% 5.9% 9.3% 14.6% 9.4% 15.2% 1.1% 1.6% 18.2%
Karyawan Grup Astra Berdasarkan Jumlah (%) Astra Group Employees by Number of Employee (%)
Program pengembangan karyawan Astra antara lain dilaksanakan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karir. Kesempatan pengembangan karir, seperti rotasi karyawan ataupun penugasan lapangan juga terus dijalankan. Dalam rangka menyiapkan calon pemimpin Astra masa depan, OHCD menyelenggarakan Astra Development Centre (ADC) sebagai bagian dari program pengembangan eksekutif. Sampai dengan tahun 2007, ADC sudah dilaksanakan sebanyak 5 angkatan dan akan terus dijalankan secara konsisten untuk mendukung keberlangsungan bisnis Astra ke depan.
Astra’s employee development programs include education and training as well as career development. The opportunity for career improvement, through rotation of workers or provision of new tasks, is available. In its task of preparing leaders of Astra of the future, OHCD utilises the Astra Development Center (ADC) as one part of the executive development program. By 2007, five groups had been trained by ADC, in a program to be applied consistently in order to support the sustainability of Astra in the future.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
AI-HO & SO Astra Motor I Astra Motor II Astra Motor III Astra Motor IV Heavy Equipment Resources Information Technology Infrastructure Financial Services
Karyawan Grup Astra Berdasarkan Jumlah Astra Group Employees by Number of Employee No
Business
1
AI-HO & Sales Operation
10,812
2
Astra Motor I
18,101
3
Astra Motor II
6,890
4
Astra Motor III
10,875
5
Astra Motor IV
17,117
6
Astra Financial Services
21,233
7
Astra Heavy Equipment
11,009
8
Astra Information Technology
1,255
9
Astra Infrastructure
1,856
10
Astra Resources
17,719
Total
Employee
116,867
113
Family Day merupakan bentuk employee and family gathering yang ditujukan untuk mempererat interaksi antar perusahaan, karyawan dan keluarganya. Family Day is a gathering for employees and their families which is conducted to strengthen interaction between the company, employees and their families.
Setiap tahun Astra melakukan kaji ulang atas sistem remunerasi total yang diberikan kepada karyawan yang meliputi gaji, benefit, tunjangan dan berbagai komponen reward lain melalui survei remunerasi yang diselenggarakan baik oleh internal secara mandiri maupun konsultan independen serta melalui survei pasar. Hal tersebut memastikan bahwa sistem remunerasi yang diberikan senantiasa kompetitif dan sejalan dengan perkembangan pasar, baik di dalam industri sejenis maupun antar-industri.
Each year Astra re-evaluates the system of total remuneration given to employees – incorporating wages, benefits and other components of reward – by means of a remuneration survey that is conducted both internally in an independent manner, by independent consultants and market surveys. This process ensures that the system of remuneration is competitive and in line with market trends, both within industries of the same type and in other industries.
Perseroan secara berkala juga menyelenggarakan Employee and Family Gathering sebagai salah satu wadah untuk mempererat komunikasi dan interaksi antara manajemen, karyawan dan keluarga karyawan. Pada tahun 2007, Astra berhasil meraih beberapa penghargaan. Di antaranya yang terkait dengan ketenagakerjaan dan cukup bergengsi adalah Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Award di tingkat Asia, yang diselenggarakan di Seoul (Korea Selatan). Sementara di tingkat nasional, Astra berhasil meraih Employer of Choice Award dan Perusahaan Idaman. Penghargaan-penghargaan tersebut semakin mengokohkan posisi atas yang diraih Astra terkait hasil survei tentang praktek ketenagakerjaan terbaik di Indonesia.
114
The Company also regularly holds Employee and Family Gathering events as a means of maintaining good communication and interaction between management, employees and the families of employees. In 2007 a number of awards were received by Astra. Those related to human resources and of significant prestige were Astra’s selection as a winner in the Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Award for Asia, at an event held in Seoul, South Korea. At the national level, Astra was the winner of the Employer of Choice Award and Ideal Company. These awards were in addition to the continuing position of Astra at the top of surveys of best human resources practices in Indonesia.
40,000 Karyawan Grup Astra Berdasarkan Golongan Astra Group Employees by Grade
30,000 20,000 10,000
Non Grade
Dana Pensiun Astra (DPA) Untuk mendorong kemandirian di masa pensiun, Astra menyediakan program dana pensiun tambahan di luar Jamsostek melalui Dana Pensiun Astra (DPA Satu dan DPA Dua) serta memberikan pelatihan kewirausahaan kepada karyawan yang akan memasuki masa purnabakti. Pada tanggal 31 Desember 2007, jumlah dana investasi (tidak di audit) yang dikelola di DPA Satu dan DPA Dua masing-masing sebesar Rp 1,05 triliun dan Rp 1,29 triliun. Hasil dana investasi di tahun 2007 mencapai Rp 207 miliar untuk DPA Satu dan Rp 281 miliar untuk DPA Dua, dengan Return On Investment (ROI) yang berhasil dicapai oleh DPA Satu dan DPA Dua masing-masing mencapai sekitar 26%. Dana ini telah diinvestasikan sesuai dengan ketentuan perundangan di bidang Dana Pensiun dan Arahan Investasi serta dikaji secara berkala oleh Komite Investasi dan Dewan Pengawas. Pada tahun 2007, DPA Dua berhasil mendapatkan Piagam Penghargaan dari Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) sebagai Dana Pensiun Terbaik ke-3 untuk kategori Dana Pensiun dengan Aktiva Bersih antara Rp 400 miliar – Rp 1 triliun. Di samping itu pada bulan Juli 2007, DPA Dua juga telah menyampaikan Laporan Pembayaran Saldo Iuran kepada para pesertanya.
I
II
III
IV
V
VI & VII
Astra Pension Fund (DPA) In order to promote independence during retirement, Astra provides a pension fund in addition to the Jamsostek system by way of the Astra Pension Fund (DPA Satu and DPA Dua) and also provides training in entrepreneurship for employees about to retire. At 31 December 2007 the unaudited funds invested by Astra Pension Fund in the DPA Satu and DPA Dua funds stood at Rp 1.05 trillion and Rp 1.29 trillion respectively. The
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
0
funds earned income of Rp 207 billion and Rp 281 billion respectively for the year, giving a Return On Investment (ROI) for both DPA Satu and DPA Dua of around 26%. The funds have been invested in line with legal requirements for pension funds and direct investment vehicles and regular reviews are conducted by the Investment Committee and the Oversight Committee. In 2007 DPA Dua received the Charter Award from the Indonesian Association of Pension Funds (ADPI) as the third Best Pension Fund in the category of pension funds with transactions of between Rp 400 billion and Rp 1 trillion. In July 2007, DPA Dua distributed Payment Advisories to its members.
115
Karyawan Grup Astra Berdasarkan Usia Astra Group Employees by Age
60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 < 18 years old
18-25 years old
AMDI Astra Management Development Institute (AMDI) menunjukkan komitmen Astra terhadap pengembangan sumber daya manusia. AMDI selalu berupaya mengaplikasikan identifikasi dan implementasi teori manajemen terbaru beserta praktek terbaiknya. AMDI sebagai sentra pengembangan manajemen korporat memiliki peran dalam memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan yang mencakup budaya perusahaan, kompetensi dasar, manajemen fungsional dan kepemimpinan. Jalinan kerjasama dengan lembaga terkemuka seperti Lembaga Pendidikan Prasetya Mulya, Asian Institute of Management (AIM) Manila, Filipina dan INSEAD Asia Campus di Singapura dilakukan untuk menjaga kualitas sumber daya manusia dalam memenuhi tuntutan perkembangan bisnis Astra. AMDI menggunakan pendekatan competency-based dan menerapkan proses pembelajaran blended and action based learning.
26-35 years old
36-45 years old
46-55 years old
>55 years old
AMDI The Astra Management Development Institute (AMDI) reflects the commitment of Astra to the development of human capital. The identification and implementation of the latest management theories and best practices are consistently applied by AMDI. AMDI, as the center for development of corporate management, plays the role of providing education and training to employees that incorporates elements of corporate culture, basic competencies, functional management and leadership. Cooperation programs are conducted with leading institutions including the Prasetya Mulya Management Institute, the Asian Institute of Management (AIM) in Manila, the Philippines, and the INSEAD Asia Campus in Singapore in order to continue to protect the quality of programs and to fulfill the demands of business development at Astra. AMDI utilises a competency-based approach and applies a learning process called blended and action-based learning.
116
80,000 70,000 Karyawan Grup Astra Berdasarkan Tingkat Pendidikan Astra Group Employees by Educational Background
60,000 50,000 40,000 30,000 20,000
0 Elementary Junior High
Dalam rangka meningkatkan QCD-I (Quality, Cost, Delivery, Innovation), AMDI meluncurkan program-program baru untuk meningkatkan ketrampilan terkait pengembangan dan inovasi bagi karyawan di berbagai tingkatan. AMDI juga menyelenggarakan Astra Quality Convention (AQC) setiap tahun dan yang dilaksanakan pada tahun 2007 merupakan konvensi yang ke-23. Acara ini merupakan bagian dari rencana besar Astra untuk melembagakan kegiatan dan budaya improvement dan innovation. Kegiatan ini memobilisasi semua karyawan mulai dari garda depan (frontliners) sampai level eksekutif. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari proyek improvement dan innovation di semua level. Secara keseluruhan, AQC telah memberikan manfaat terhadap peningkatan kompetensi karyawan, kebanggaan dan rasa memiliki perusahaan yang pada akhirnya akan membawa peningkatan pada kualitas produk dan layanan Astra. Koperasi Astra International (KAI) Koperasi Astra International (KAI) adalah sebuah badan usaha yang didirikan dengan
Senior High
Diploma
Under Graduate
Other
As part of its programs to support Astra in achieving improvements in QCD-I (Quality, Cost, Delivery, Innovation), AMDI has also launched new programs to improve skills by means of improvement and innovation abilities for employees at a number of levels. AMDI also hosts the Astra Quality Convention (AQC) each year with 2007 being the 23rd convention. The event is an integral part in the overall picture at Astra to institutionalise activities and a culture
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
10,000
of improvement and innovation. These activities mobilise all employees, from frontline staff to the executive level. The result has been significant growth in the number of improvement and innovation programs at all levels. Overall, AQC has provided results in the form of improved competence of employees, a sense of pride and ownership in the Company that in turn contributes to higher standards of production and service by Astra. Astra International Cooperative (KAI) The Astra International Cooperative (KAI) is an enterprise established with the aim of
117
Pembukaan Astra Quality Convention oleh Direktur Astra Tossin Himawan, membiasakan budaya improvement dan innovation di seluruh level kerja. The Astra Quality Convention was opened by Astra’s Director Tossin Himawan, as a way of inculcating an improvement and innovation culture at every level of the work process.
tujuan membantu perusahaan dalam lingkungan Grup Astra untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberikan nilai tambah bagi para anggotanya yang terdiri dari karyawan tetap melalui berbagai program dan aktivitas yang bermanfaat serta bersifat dari, oleh dan untuk anggota. KAI adalah strategic partner bagi Astra dalam upaya meningkatan kesejahteraan anggota secara berkesinambungan seraya tetap mempertimbangkan kemampuan perusahaan dan anggotanya.
assisting Astra and the Astra Group with the improvement of welfare and value added benefit for its participants which consist of permanent employees within the Group. KAI operates programs that provide benefits for its participants in a mutually constructive manner. KAI is a strategic partner for Astra in creating initiatives aimed at improving members’ welfare in a consistent and sustainable manner within the capacities of Astra and its members.
80,000 70,000 Karyawan Grup Astra Berdasarkan Status Karyawan Astra Group Employees by Employee Status
60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 Permanent
118
Temporary
Daily-Paid Employee
Outsource
Expatriate
RUPS Koperasi Astra International membahas hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan anggotanya.
Kegiatan utama KAI dibagi menjadi dua bidang yaitu peningkatan kesejahteraan anggota dan pengembangan usaha.
The main activity of KAI consists of two major areas of operation. First are activities to improve members’ welfare and, second, activities to develop enterprises.
Dalam usaha meningkatkan kesejahteraan anggotanya, KAI memberikan fasilitas pinjaman dengan syarat yang ringan terutama untuk perumahan, pendidikan, alat transportasi serta beasiswa bagi anak-anak anggota. Pada tahun 2007, fasilitas pinjaman yang disalurkan oleh KAI meningkat sebesar 18% dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga Desember 2007, jumlah anggota yang tercatat adalah sebanyak 56.304 karyawan. Sedangkan untuk pemberian fasilitas beasiswa di tahun 2007, KAI mencatat peningkatan sebesar 118% dari tahun sebelumnya.
In order to raise members’ welfare, KAI provides facilities such as loans with minimal conditions for housing, education, the purchase of vehicles and educational scholarships for children of members. In 2007 KAI increased the level of such
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
The Astra International Cooperative discussed the improvement of its members’ welfare at their AGM.
loans by 18% compared to the year earlier. Up until December 2007 the number of members assisted by KAI was 56,304. A major advance was achieved in the provision of scholarships for the children of employees, with an 118% increase on the figure for 2006.
119
120
Astra telah menjalankan Program Tanggung Jawab
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Sosial Perusahaan (CSR) lebih dari 40 tahun yang lalu. Program ini didasari oleh keyakinan manajemen dan karyawan perusahaan bahwa dalam mencapai keberhasilan, perusahaan harus maju bersama dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara. The corporate social responsibility (CSR) programs of Astra began more than 40 years ago, based on the conviction of the company’s management and employee that in order to succeed, an enterprise must working together and to provide benefit to the community as well as to the nation.
121
Tan ggu n g Jawab S os ia l Pe rus a ha a n Co r p o rate So ci al Re sp o nsibility
Membantu Masyarakat Untuk itu, Astra secara konsisten mendukung berbagai program bantuan bagi masyarakat yang terkena bencana alam, serta memberikan dukungan bagi kegiatankegiatan yang bersifat kultural, olah raga, kesehatan dan pendidikan, termasuk pemberian beasiswa bagi siswa berbakat yang kurang mampu di seluruh Indonesia. Program-program ini terus dijalankan bahkan pada saat kondisi ekonomi mengalami masa krisis dan Astra tengah menjalankan program restrukturisasi. Astra juga menjalankan berbagai kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitar kantor pusat. Pada tahun 2007, menjelang Idul Fitri, Astra memberikan sumbangan berupa sembako bagi warga Kelurahan Sungai Bambu, Jakarta Utara. Sedangkan dalam rangka memperingati Idul Adha, masyarakat sekitar memperoleh pembagian daging kurban. Untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan, Astra mengadakan Lomba Kebersihan di wilayah pemukiman Kelurahan Sungai Bambu. Selain itu, pada bulan Juli 2007 diadakan khitanan massal untuk anak laki-laki berusia 5 sampai 13 tahun. Sedangkan terkait program untuk memajukan pendidikan, Astra memberikan beasiswa bagi sekitar 630 siswa berprestasi dari keluarga pra sejahtera di empat kelurahan. Petunjuk pelaksanaan program CSR dituangkan dalam panduan Astra Friendly Company (AFC) dan dilaksanakan oleh semua jenjang operasional sampai ke tingkat cabang. Setiap unit bertanggung jawab dalam pengembangan program bagi lingkungan sekitar masing-masing, di samping program berskala nasional yang dilaksanakan oleh Perseroan sendiri. Dalam membantu masyarakat, Grup Astra menjalankan beberapa kegiatan nirlaba yang dikonsentrasikan pada daerah-daerah yang spesifik.
122
Supporting the Community Accordingly, Astra has consistently sponsored programs to assist in situations such as floods and other disasters as well as support for cultural events, sports, health and education, including scholarships for gifted students across Indonesia. These programs were maintained even through the difficult period of the economic crisis and Astra’s subsequent restructuring program. Astra also conducted a number of activities aimed at improving public welfare in the area around its head office. In 2007, in the run-up to Idul Fitri, basic food was donated to members of the public in the district of Sungai Bambu in North Jakarta. To mark the celebration of Idul Adha, meat from sacrificed animals was distributed to the public in the surrounding district. To improve appreciation of environmental hygiene, a Clean-Up Competition was conducted in residential areas in the district of Sungai Bambu. In July 2007, a mass circumcision was conducted for boys aged between 5 to 13. To advance education, Astra provided scholarships for 630 strongly performing students from poor families in four sub-districts. Guidelines on CSR programs are published in the Astra Friendly Company (AFC) manual and CSR programs are implemented by every level of operation down to the branch level. Each unit is responsible for the development of individual programs within its surrounding environment, in addition to national level programs conducted by the Company itself. The Astra Group operates a number of non-profit activities which concentrate on specific areas of assistance to communities.
Salah satu proyek di bidang pendidikan adalah program pendampingan sekolah dasar selama enam tahun yang masih berlangsung di Meulaboh, Aceh Barat, salah satu wilayah yang paling banyak terkena dampak tsunami 2004. Di samping itu Astra juga merancang program pendidikan kebudayaan seperti kelas tari tradisional di sejumlah sekolah.
Astra’s commitment to corporate social responsibility programs is based on the realisation that its own commercial success depends on the success of the nation, and that a strong commitment to national development is the best guarantee of business success. Astra’s long-term programs to assist in the development of Small and Medium Enterprises (SME) have produced the added benefit of creating a current total of 520 companies producing components for Astra companies. Other programs teach local communities how to develop income generating activities. In one project in the field of education, a six-year supervisory program for the development of a model primary school is continuing at Meulaboh, West Aceh, an area badly affected by the 2004 tsunami. Cultural education programs, including traditional dance classes, were organised at a number of schools.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Komitmen Astra terhadap program CSR mengacu pada kesadaran bahwa keberhasilan usaha perusahaan juga bergantung pada kemajuan bangsa, dan komitmen yang kuat bagi pembangunan nasional merupakan jaminan bagi keberhasilan bisnis perusahaan. Salah satu diantaranya adalah program jangka panjang Astra dalam membantu pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mengembangkan sebanyak 520 perusahaan penghasil komponen untuk perusahaan Astra. Program lainnya termasuk bimbingan masyarakat setempat dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan.
Untuk membantu kelangsungan proses belajar mengajar, Astra memberikan bantuan alat-alat sekolah kepada 5.000 siswa SD yang sekolahnya dilanda banjir. To support the learning and teaching process, Astra donates school equipment for 5,000 primary students in schools which have been flooded.
123
Melalui program Sunter Nusa Dua, masyarakat di lingkungan sekitar kantor pusat Perseroan dapat menikmati lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Thanks to the Sunter Nusa Dua program, the community around the Company’s head office enjoy a clean, safe and comfortable environment.
124
Salah satu program yang dijalankan sepanjang tahun 2007 adalah pemberian bantuan untuk korban banjir di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta untuk para yatim piatu. Bantuan serupa juga diberikan untuk para korban banjir Jakarta pada bulan Februari dan bagi korban gempa bumi di Sumatera Barat pada bulan Maret.
Among programs during 2007, donations were made to assist victims of floods in Central Java and East Java as well as for orphanages. Assistance was also provided for the victims of the severe flooding that hit Jakarta in February and the earthquake that impacted West Sumatera in March.
Sunter Nusa Dua Program Sunter Nusa Dua dicanangkan pada tahun 2001 untuk membantu masyarakat di lingkungan sekitar kantor pusat Perseroan dan sebagian besar pabrik di Sunter, Jakarta Utara. Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman bagi warga di wilayah sekitar.
Sunter Nusa Dua The Sunter Nusa Dua program was established in 2001 to assist communities in the area of Company’s head office and major manufacturing plants at Sunter in North Jakarta. The program aims to create a clean, secure and comfortable environment for residents in the surrounding area.
Astra tetap melanjutkan program-program perbaikan drainase, penerangan jalan, dan penanaman pohon serta berbagai kegiatan lainnya sepanjang tahun 2007 termasuk perbaikan gedung sekolah, bantuan fasilitas kesehatan bagi anak-anak dan manula serta bantuan perbaikan nutrisi bagi balita.
As well as continuing programs such as drainage improvement, street lighting, and tree planting, activities during 2007 included improvements to schools, assistance for health facilities for young children and the elderly, including nutritional support for children under five.
Astra Friendly Company (AFC) AFC merupakan standar kegiatan tanggung jawab sosial yang digunakan Grup Astra sekaligus sebagai perangkat evaluasi efektivitas langkah-langkah yang dilakukan melalui penilaian secara berkala terhadap
Astra Friendly Company (AFC) The AFC program is a standard of social responsibility activities used by the Group and also evaluation of the effectiveness of the efforts through periodic assessment of
Untuk memberikan penghargaan atas usaha-usaha yang dilakukan oleh anak perusahaan, Astra secara rutin menganugerahkan Astra Friendly Company Award (AFC Award) yang dibagi dalam kategori Pencapaian Pendidikan Dasar secara Universal, Perbaikan Kesehatan Masyarakat dan Program Aktivitas yang Meningkatkan Pendapatan. AFC juga senantiasa mengikuti setiap perkembangan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, namun peraturan pemerintah ini bukanlah satu-satunya standar yang digunakan, karena Astra juga menggunakan standar internasional yang sesuai. Sehubungan dengan bidang tanggung jawab sosial, AFC mensyaratkan perusahaan untuk dapat mencapai standar minimum bintang tiga dalam AFC. Ini berarti Grup Astra telah menjalankan program sosial yang terfokus pada bidang pendidikan dan usaha meningkatkan pendapatan di lingkungan Astra. Program ini memprioritaskan karyawan, keluarga karyawan dan masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan. Sejalan dengan AFC, manajemen diharapkan dapat memenuhi harapan para pemangku kepentingan terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang sesuai dengan UndangUndang Perseroan Terbatas. Semua perusahaan diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan kualitas pemrosesan limbah secara rutin. Pada tahun 2007, penilaian AFC dilakukan terhadap 47 unit bisnis Grup Astra. Jumlah ini meningkat sebesar 51,6% dibandingkan dengan tahun 2006. Berdasarkan hasil penilaian, 11 perusahaan mencapai bintang lima (23,4%), 10 mencapai bintang empat (21,3%), 21 mendapatkan bintang tiga (44,7%), 5 perusahaan bintang dua (10,6%) dan tidak satupun perusahaan yang mendapatkan bintang satu.
programs. The assessment process includes adherence to Astra’s basic values, their CSR programs and activities and their fulfillment of the rights of stakeholders. Achievement through key performance indicators is included in the assessment process. Astra also regulary holds the Astra Friendly Company Award in which the efforts of Group companies in the field of Achieving Universal Primary Education, Improving Community Health and Conducting Income Generating Activities Program are recognised. AFC also continuously follows developments in regulations set by the government although its standards are not based solely on government regulations, but also on the appropriate international standards. In the area of social responsibility, AFC requires companies to achieve a minimum three star standard within AFC. This assumes the sponsorship of a social program focused on education and income-generating activities in the Astra’s environment. Program activities should normally prioritise employees, the families of employees and the public in the immediate area of operations. In line with AFC, it is also assumed that management will anticipate the demands of stakeholders relating to the implementation of corporate social responsibility under the Law on Limited Liability Companies. All companies are required to undergo regular checks on waste process quality.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
program-program tersebut. Penilaian tersebut meliputi kesesuaian terhadap nilai-nilai dasar Astra, program CSR dan kegiatannya serta pemenuhan hak-hak para pemangku kepentingan. Keberhasilan yang diukur melalui key performance indicators juga dimasukkan dalam proses penilaian.
In 2007, AFC assessments were performed on 47 Astra Group business units, an increase of 51.6% on 2006, with 11 companies achieving five stars (23.4%), 10 achieving four stars (21.3%), 21 winning three stars (44.7%), 5 companies two stars (10.6%) and no company receiving only one star.
125
Pendidikan menjadi salah satu fokus pencapaian implementasi Astra Friendly Company. Education is one focus of the implementation of the Astra Friendly Company program.
Penilaian AFC juga dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi dalam pelaksanaan manajemen AFC, proses siklus plan-do-check-action (PDCA) terkait pelaksanaan program CSR serta pemenuhan hak para pemangku kepentingan. Selain itu, implementasi program dan indikator pencapaian juga dievaluasi. Pada tahun 2007 beberapa perusahaan Astra mulai melaksanakan program peningkatan pendapatan masyarakat. Kegiatan ini menjadi prioritas dalam pelaksanaan AFC dengan tujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat serta menciptakan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar sebagai imbal balik atas kehadiran perusahaan. Beberapa contohnya, yaitu pembuatan pupuk alam dan daur ulang kertas yang dikembangkan di sekitar wilayah kerja utama Astra yang merupakan bagian dari program jangka panjang untuk mendukung kesinambungan lingkungan setempat. Yayasan Toyota & Astra (YTA) YTA meyakini bahwa pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pengembangan kemanusiaan. Sejalan dengan hal tersebut, YTA berperan aktif di bidang pendidikan dengan menyediakan beasiswa mulai dari sekolah dasar hingga ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selain pemberian beasiswa untuk pendidikan jenjang sarjana strata satu dan magister, YTA juga mendanai kegiatan penelitian dan penyelesaian tesis untuk gelar pasca sarjana dan doktor.
126
AFC assessments were also performed to judge the consistency of the application of AFC management, the cycle of plando-check-action (PDCA) processes in the application of CSR programs, and the fulfilment of the rights of stakeholders. Program implementation and achievement of indicators were also evaluated. In 2007 a number of Astra companies began to implement AFC Income Generating Activity programs within communities. This type of activity represents a priority in implementing AFC with the aim of improving the independence of the general public and as a means of creating a positive contribution in return for the presence of the company in a local neighborhood. In just one example of the application of AFC, income generating activities such as paper recycling and composting were developed in the area around Astra’s major installations as part of a long-term program to support the sustainability of the community. Toyota & Astra Foundation (YTA) YTA believes that education is the most important factor in the advancement of humanity. Accordingly, it is active in the education sector, providing scholarships from primary school through to higher education. As well as scholarships for bachelor and master degree courses, YTA also funds research studies and the completion of theses for masters and doctorate degrees.
YTA also provides funding for equipment required for educational courses in line with Astra’s major area of operations in the automotive industry, especially for basic education for mechanics, including the publication of automotive books. In a further demonstration of its concern for technical education, YTA during 2007 donated 25 engines as well as a number of transmissions, rear axles, 740 automotive books and 34 wall charts to 40 educational institutes, together with assistance such as training programs for mechanics at small workshops. YTA also assisted research studies at 20 institutions and universities.
YTA juga telah memberikan beasiswa senilai Rp 1,5 miliar selama tahun 2007 kepada sejumlah 3.623 siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah teknik mesin di sekitar wilayah operasi utama Astra. Penyaluran dana lainnya sebesar Rp 1,3 miliar diberikan sebagai beasiswa untuk pendidikan sarjana dan politeknik, yang membantu sebanyak 575 mahasiswa di 50 universitas dan 126 siswa di 16 politeknik. Di samping itu, sejumlah Rp 185 juta juga telah disalurkan untuk 25 siswa tingkat pasca sarjana.
YTA provided scholarships during the year with a total value of Rp 1.5 billion for students in primary, junior high and technical high schools in the area surrounding Astra’s main area of operations, assisting a total of 3,623 students. A further Rp 1.3 billion was devoted to scholarships for bachelor courses and studies at polytechnics, assisting 575 students at 50 universities and 126 students at 16 polytechnics. Another Rp 185 million was spent on post-graduate study programs for 25 students.
Pada tahun 2008, YTA akan terus melakukan program-program sejenis dengan skala yang sama seperti di tahun 2007. Kunjungan ke Banjarmasin pada bulan Desember 2007 diikuti dengan pemberian bantuan unit mesin kepada Politeknik Nasional di ibukota Kalimantan Selatan tersebut. Langkah lain yang akan dilaksanakan pada tahun 2008 adalah
In 2008, YTA will continue to conduct programs of a similar nature and scale as in 2007. A visit to Banjarmarsin in December 2007 was followed up with support in the form of donations of engines to the National Polytechnic in the South Kalimantan capital. Other endeavors during 2008 will be the development of a new program to replace
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Lebih jauh lagi, YTA juga menyediakan dana untuk pengadaan peralatan yang dibutuhkan oleh kegiatan pendidikan yang sesuai dengan bidang utama Astra yaitu di industri otomotif, khususnya dalam pendidikan dasar bagi para mekanik, termasuk di antaranya penerbitan buku otomotif. Sebagai bukti perhatian Astra terhadap pendidikan teknis, pada tahun 2007 YTA menghibahkan 25 unit mesin, sejumlah transmisi dan gardan belakang, 740 buku otomotif, serta 34 tabel dinding kepada 40 institusi pendidikan. Di samping itu, YTA juga mengadakan program pelatihan untuk mekanik di beberapa bengkel kecil dan membantu kegiatan penelitian di 20 institusi dan universitas.
127
pengembangan program baru untuk menggantikan program hibah Siswa Unggul. Alternatif yang sedang dipertimbangkan adalah dengan mendirikan Ruang Latihan Kerja untuk meningkatkan keahlian para lulusan sekolah teknik. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) YDBA adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan dari value chain Divisi Otomotif, Alat Berat termasuk Pertambangan dan Agribisnis, yang secara konsisten mendukung pengembangan UKM di seluruh Indonesia. Sejak pendiriannya pada tahun 1980, yayasan ini telah memberi kontribusi yang signifikan dalam pengembangan UKM, baik dalam lingkup bidang yang berkaitan dengan bisnis Astra maupun bidang lainnya. Beberapa program yang dilaksanakan oleh YDBA untuk UKM antara lain pelatihan di bidang manajemen, teknologi, pemasaran, teknologi informasi, basic mentality dan pembiayaan serta bantuan untuk UKM dalam bidang teknologi, akses pasar dan keuangan.
UKM mitra YDBA yang bergerak di bidang pengadaan spare parts turut mendukung pasokan suku cadang untuk Astra. YDBA partner with an SME in the supply of spare parts to the Astra group.
128
the Top Student grant program. Alternatives being considered include the creation of Work Training Halls to assist the skills of graduates of technical schools. Dharma Bhakti Astra Foundation (YDBA) YDBA is an integral part of the value chain in Astra’s Automotive, Heavy Equipment including Mining and Agribusiness Divisions, working to support the development of SME across Indonesia. Since its formation in 1980 it has made a strong contribution to SME development in areas related to Astra businesses and in non-related areas. Programs funded by Astra include training programs in general management, technology, marketing, information technology, basic mentality and finance as well as assistance for SMEs in the area of technology, market and financial access.
Dalam rangka memperluas program pengembangan UKM di seluruh Indonesia, YDBA bekerjasama dengan pemerintah, institusi pendidikan tinggi, BUMN, perusahaan swasta dan berbagai LSM. Sebagai perpanjangan tangan YDBA untuk membina UKM di daerah, YDBA mempunyai 8 Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) di Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam; Jakarta; Tegal, Jawa Tengah; Yogyakarta; Sidoarjo, Jawa Timur; Gianyar, Bali; Mataram, Lombok; dan Kalimantan Selatan. Pada tahun 2007, YDBA telah mengadakan 94 sesi pelatihan yang diikuti oleh 1.736 UKM dengan total peserta 2.047, sementara LPB-YDBA mengadakan 23 program pelatihan dengan total peserta 1.725 UKM. YDBA juga membantu 179 UKM untuk mendapatkan pinjaman senilai Rp 29,1 miliar. Jumlah pinjaman meningkat sebesar 39,25% sementara jumlah UKM yang dibantu meningkat sebesar 94,5% dibanding tahun 2006. Program YDBA lainnya juga memiliki kaitan dengan Astra Green Company. Sebanyak 18 UKM ikut serta dalam program peningkatan kesadaran atas lingkungan hidup, kesehatan, dan keamanan kerja. Sejak program ini diadakan, sebanyak 33 UKM ikut berpartisipasi.
Many of these SMEs have become subcontractors to Astra companies. During 2007, payments to sub-contractors reached Rp 4.3 trillion, a rise of 16.7% compared to the year earlier. The number of subcontractors at the end of 2007 stood at 520, with 396 classed as SMEs. In order to expand programs to develop SMEs across Indonesia, YDBA works together with governments, higher education institutions, state-owned and private companies and NGOs. To support regional SMEs, YDBA has 8 Business Development Agency (LPB) that managed programs in Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam; Jakarta; Tegal, Central Java; Yogyakarta; Sidoarjo, East Java; Gianyar, Bali; Mataram, Lombok; and South Kalimantan. YDBA held 94 training sessions during 2007 in which 1,736 SMEs took part, with a total of 2,047 participants, while LPB-YDBA units held 23 training programs with a total of 1,725 SMEs participating. YDBA also assisted 179 SMEs to gain loans totaling Rp 29.1 billion, a 39.25% increase in the amount achieved in loans in 2006, with a 94.5% increase in the number of SMEs assisted.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Sebagian besar UKM tersebut kini telah menjadi sub-kontraktor bagi perusahaanperusahaan Astra. Sepanjang tahun 2007, nilai transaksi yang dibayarkan kepada para sub kontraktor mencapai Rp 4,3 triliun atau meningkat sebesar 16,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah sub-kontraktor pada akhir 2007 mencapai 520, di mana 396 diantaranya diklasifikasikan sebagai UKM.
Some of YDBA’s programs are also linked with Astra Green Company. 18 SMEs were involved in programs aimed at raising awareness of environment, health and safety. Since this program was introduced, a total of 33 SMEs have participated.
129
Komitmen YDBA terhadap pengembangan UKM semakin kokoh dengan diresmikannya Kantor dan Galeri UKM-YDBA di Sunter, Jakarta Utara. YDBA’s commitment to SME development was strengthened by the opening of an office and the SMEYDBA Gallery in Sunter, North Jakarta.
Selain itu tujuh UKM binaan YDBA terpilih bersama empat UKM lainnya dalam program pelatihan eksekutif manajer selama 14 hari di Seoul, Korea Selatan. Program ini diadakan dan dibiayai oleh Departemen Koperasi dan UKM bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan. Peresmian Kantor YDBA dan Galeri UKMYDBA di Sunter, Jakarta pada Desember 2007 menunjukkan komitmen Astra terhadap pengembangan bidang ini. Selanjutnya, usaha-usaha YDBA dalam membantu pengembangan industri kerajinan tangan juga mendapat penghargaan dari pemerintah Indonesia pada tahun 2007. Selain itu, YDBA dan Astra berhasil meraih penghargaan Millennium Development Goals dari Metro TV atas usahanya dalam memberantas kemiskinan dan kelaparan, dimana penghargaan diberikan oleh Wakil Presiden H. Jusuf Kalla. Astra Mitra Ventura (AMV) Berdiri pada tahun 1991, AMV merupakan perseroan terbatas dengan tugas utama membantu pengembangan dan pembiayaan UKM untuk menjadi unit-unit bisnis yang modern dan kompeten. Hingga akhir 2007, AMV telah membantu 158 UKM dengan pendanaan sebesar Rp 122 miliar. Sebagian besar dari UKM ini memiliki bisnis di bidang komponen otomotif dan alat berat, peralatan rumah sakit, yang berlokasi di wilayah Jabotabek dan daerah-daerah lain di pulau Jawa dan Sumatera.
130
Seven SMEs sponsored by YDBA were selected along with four other SMEs to take part in a 14-day executive managers’ training school in Seoul, South Korea, conducted and funded by the Indonesian Ministry of Cooperatives and SMEs and the South Korean government. Astra’s commitment in this field was demonstrated when the YDBA Office and YDBA-SME Gallery were officially opened in Sunter, Jakarta in December 2007. YDBA’s efforts were honored in 2007 with an award from the Indonesian Government for its services in assisting the development of handicraft industries. YDBA and Astra also received Metro TV’s Millennium Development Goals Award for their work in efforts to eradicate poverty and hunger, with the award presented by the Vice President, H. Jusuf Kalla. Astra Mitra Ventura (AMV) Formed in 1991, AMV is a limited liability company tasked with assisting the development and funding of SMEs to become competent modern business units. By the end of 2007 AMV had assisted 158 SMEs with funding of Rp 122 billion. Many of these companies are engaged in the areas of automotive and heavy equipment components, hospital equipment, handicrafts and production houses, situated in the Greater Jakarta area and the islands of Java and Sumatera.
Lulusan Polman disalurkan untuk bekerja di Grup Astra atau melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan berwiraswasta.
AMV memperluas lingkup aktivitasnya dengan jumlah alokasi dana sebesar Rp 53,7 miliar pada tahun 2007 untuk membantu 46 perusahaan. Pendanaan ini terdiri dari berbagai program dengan jangka waktu tiga sampai enam tahun. Selanjutnya untuk tahun 2008, AMV berencana untuk menyalurkan dana baru senilai Rp 50 miliar. Prioritas utama akan diberikan kepada para sub-kontraktor Astra dan bengkel otomotif yang telah menerima bantuan pengembangan dari Astra, bengkel resmi motor Honda dan gerai Shop & Drive. Yayasan Astra Bina Ilmu (YABI) Astra memiliki komitmen untuk terus mendukung pendidikan di Indonesia. Hal ini dijalankan terutama melalui Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) dan program BERNAS. Polman Astra merupakan lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk menciptakan sistem link and match di antara industri manufaktur dengan dunia pendidikan. Pada tahun 2007, Polman Astra membuka program pendidikan bidang alat berat dan proses pengolahan kelapa sawit mentah. Jurusan lainnya yang ditawarkan oleh Polman Astra antara lain jurusan produksi mesin (dibuka tahun 1995), proses manufaktur dan produksi teknis (1996), manajemen informasi (1999), otomotif (2003) dan elektronik-mekanikal/ mechatronics (2005).
AMV is increasing the scope of its activities, as seen by its provision of Rp 53.7 billion in 2007 to assist 46 companies in programs extending from three to six years. In 2008 AMV plans to disburse Rp 50 billion for new assistance. First priority is given to Astra sub-contractors and automotive workshops that have received development assistance from Astra, official Honda motorcycle workshops and Shop & Drive outlets. Astra Bina Ilmu Foundation (YABI) Astra is committed to support education in Indonesia, mainly through Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) and the BERNAS Program.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Graduates of Polman are offered jobs within Astra Group or opportunities to take their studies to a higher level and become an entrepeneur.
Polman Astra is a formal educational institute devoted to the implementation of a link and match system between manufacturing industry and the world of education. In 2007 Polman Astra opened courses in heavy equipment and manufacturing processes for crude palm oil. Existing study programs offered at the Polytechnic are engine manufacturing (1995), technical production and process manufacturing (1996), information management (1999), automotives (2003) and mechanical-electronics/mechatronics (2005).
131
132
Sejak berdiri hingga akhir tahun 2007, sebanyak 826 siswa telah lulus dari Polman Astra, di mana 50% di antaranya mendapatkan pekerjaan di perusahaan Grup Astra, sedangkan sisanya melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau membuka usaha sendiri. Dari total 184 lulusan pada tahun 2007, 21 orang menjadi guru di sekolah teknik di beberapa wilayah di Indonesia, sebagai bagian dari program kerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional. Sejalan dengan visi untuk menciptakan standar internasional dalam program manajemen informasi di Polman Astra, pada tahun 2007 institut ini mendapatkan bantuan dari Microsoft dan Oracle. Pada program lain, Polman Astra bekerjasama dengan Association of Overseas Technical Scholarship (AOTS) dari Jepang, di mana para pengajar dan instruktur Polman Astra mengikuti program pelatihan di Jepang dan negara-negara ASEAN lainnya. AOTS juga membantu mengadakan program pendidikan bagi UKM.
Since its foundation to the end of 2007, a total of 826 students had graduated from Polman Astra, with 50% gaining employment with the Group, with the remainder either continuing their studies or starting their own businesses. Of the 184 graduates during 2007, 21 went on to become teachers at technical schools in various areas of Indonesia, as part of a program between Polman Astra and the Department of National Education. Polman Astra received assistance during the year from Microsoft and Oracle in line with the vision to create international standards for the information management program at the institute. In another program in cooperation with the Association of Overseas Technical Scholarship (AOTS) from Japan, lecturers and instructors from Polman Astra took part in training sessions in Japan and other ASEAN countries. AOTS also assisted with the presentation of courses for SMEs.
Di samping program pendidikan formal, Polman Astra juga mengadakan program pelatihan teknis dan pelatihan untuk shop floor management. Program ini meliputi Pelatihan Dasar bagi Calon Operator Pabrik; Kompetensi Dasar Honda untuk Foreman, dan program Foreman Masuk Kampus, yang merupakan tambahan pelatihan bagi para pimpinan grup di pabrik.
As well as formal courses, Polman Astra also provides a range of technical training programs and shop floor management courses. These programs include Basic Training for Factory Operator candidates; Astra Honda Basic Competence for Foreman and Foreman Goes To Campus (FGTC) programs, which provide additional training for group leaders in manufacturing units.
Every year, Polman Astra develops competency-based training and competency-based assessment programs for the Group. One such program provides competence certification for around 700 operators in skills such as welding, casting, machining and assembling for Astra employee.
Program Bantuan untuk Pendidikan dan Transformasi Anak-Anak dan Sekolah (BERNAS), beroperasi di daerah-daerah miskin guna membantu para pelajar dalam meningkatkan kualitas hidup dan kapasitas intelektualnya serta membentuk karakter mereka sesuai dengan nilai dasar masyarakat Indonesia.
The Assistance for the Education and Transformation for Children and Schools (BERNAS) program, is an operation focusing in low-income areas to assist students to improve the quality of their lives and their intellectual capacity, as well as to develop character based on the basic values of the people of Indonesia.
YABI juga bekerja sama dengan para guru dalam program tiga tahunan untuk meningkatkan pemahaman mengenai paradigma pendidikan dan kapasitas profesional serta meningkatkan kemampuan mengajar baik dalam bidang mata pelajaran, pendidikan moral dan keahlian lainnya.
YABI also works with teachers through three-year programs designed to improve their understanding of the paradigm of education and professional capacity and to boost teaching skills in both curriculum subjects and moral education and life skills.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Setiap tahunnya, Polman Astra mengembangkan program competencybased training dan competency-based assessment untuk Grup Astra. Salah satunya yaitu melalui pengadaan sertifikasi kompetensi bagi sekitar 700 operator karyawan Astra dalam bidang keahlian seperti welding, casting, machining dan assembling.
Astra memberikan beasiswa untuk pelajar di lingkungan Perseroan setiap tahunnya. Annually, Astra provides scholarship to the students in the community surrounding the Company.
133
Program seperti ini sedang dijalankan di lima sekolah dasar dan satu sekolah Menengah Tingkat Pertama di Kecamatan Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat; di enam sekolah dasar di Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta; dan di tiga sekolah dasar di Kecamatan Pandak, Bantul, Yogyakarta. Program-program tersebut telah berhasil meningkatkan kinerja para guru dan siswa.
These programs are currently being presented at five primary schools and one junior high school in Leuwiliang district, Bogor, West Java; six primary schools at Gedangsari district, Gunungkidul, Yogyakarta; and three primary schools in Pandak district, Bantul, Yogyakarta. The programs have produced a measurable improvement in the performance of both teachers and students.
Yayasan Amaliah Astra (YAA) Pembangunan Masjid Astra oleh YAA telah menjelma menjadi wahana spiritual di wilayah Sunter yang merupakan lokasi pabrik-pabrik utama Astra. Selain tempat ibadah, Masjid Astra juga berfungsi sebagai sarana silaturahmi dan komunikasi antara warga Astra dengan masyarakat di wilayah Tanjung Priok.
Amaliah Astra Foundation (YAA) YAA has developed the Astra Mosque as a spiritual center for the area of Sunter, where Astra’s major manufacturing plants are located. As well as a place of prayer, the Astra Mosque also functions as a venue for discussions between the Astra community and residents of the greater Tanjung Priok area.
YAA berkarya untuk mengembangkan masyarakat beragama yang damai, sejuk dan mencerahkan. Karyawan dan masyarakat di sekitar pabrik Astra diajak untuk memiliki kecerdasan spiritual, emosional dan intelektual agar mampu menjalani hidup dalam cara pandang yang positif. Pada tahun 2007, YAA dan Masjid Astra mengadakan berbagai aktivitas sosial, pendidikan, keagamaan dan kemanusiaan. Di samping itu, YAA juga memfasilitasi berbagai kajian spiritual, mengadakan bakti sosial kepada kaum dhuafa, memberikan beasiswa untuk anak-anak dari keluarga
134
YAA works for the development of a religious society that is peaceful, clear and fresh. Employees and the public in the area of Astra’s operations are invited to develop spiritual, emotional and intellectual wisdom in order to be able to live their lives within a positive framework. In 2007, YAA together with Astra Mosque held a number of activities of a social, educational, religious and humanitarian nature. YAA assisted a number of spiritual gatherings, performed social work among the poor, gave scholarships for children from
Terkait usaha untuk pengumpulan zakat, infaq dan shadaqoh dari para karyawan Astra, pada tanggal 1 November 2007 YAA telah meresmikan Lembaga Amil Zakat, Infaq & Shadaqoh (LAZIS). Selanjutnya, LAZIS akan menyalurkannya secara efektif kepada masyarakat miskin di lingkungan sekitar Astra, di samping menyalurkannya juga dalam bentuk bantuan dan beasiswa.
families of limited means, and arranged mass prayer sessions for children in the area. Fast breaking gatherings were held during the month of Ramadhan, together with Koran reading competitions for employees, school vacation religious schooling for the children of employees, and post-fasting month gatherings following Idul Fitri 1428 H that were attended by around 3,000 Astra Group’s employees. To collect the various categories of Islamic donations from Astra employees, Amil Zakat Infaq & Shadaqoh (LAZIS) was inaugurated on 1 November 2007. LAZIS distributes in an effective way to the poor in the area around Astra’s operational sites as donations and scholarships.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
kurang mampu dan mengadakan acara khitanan massal bagi anak-anak di wilayah tersebut. Acara buka puasa bersama diadakan pada bulan Ramadhan, bersamaan dengan lomba membaca Al-Quran untuk karyawan, pesantren liburan bagi anak-anak karyawan, dan acara halal bi halal setelah Hari Raya Idul Fitri 1428 H yang dihadiri oleh sekitar 3.000 karyawan Grup Astra.
Anak-anak dari keluarga kurang mampu turut ambil bagian dalam khitanan massal yang diadakan YAA. Children from under privileged backgrounds benefit from the mass circumcision program offered by YAA.
135
136
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Enviroment, Health & Safety Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja (EHS) senantiasa menjadi prioritas Perseroan. Oleh karena itu, Astra berusaha selalu mematuhi berbagai peraturan yang terkait dengan hal tersebut. Environment, Health & Safety (EHS) is set as a priority in the Company. Accordingly, Astra always strives to comply the regulations to the fullest degree.
137
Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja E nv irome nt, He al t h & Safety
Triple Bottom Line yang dipegang teguh oleh Astra bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara ekonomi, lingkungan hidup dan masyarakat, sehingga suatu usaha yang berkelanjutan dapat terwujud. Unit-unit usaha Astra akan selalu mencegah terjadinya ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
Astra’s Triple Bottom Line has long sought to create a balance between the economy, the environment and society in a manner that creates sustainable business. Astra units will not tolerate threats to health and safety. To realise its vision: To be socially
Untuk merealisasikan visi: Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan, Astra memiliki komitmen untuk melaksanakan Lingkungan Hidup, Kesehatan & Keselamatan Kerja (Environment, Health & Safety/EHS) dan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility/SR) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari usahanya. Sejalan dengan komitmen ini, Astra telah mengeluarkan kebijakan EHS & SR untuk tahun 2008 yang berisikan pengarahan bagi Grup Astra dalam menerapkan sistem pengelolaan EHS & SR. Konsep Astra Green Company (AGC) memberikan kerangka yang sistematis dalam pelaksanaan prinsip EHS oleh setiap unit dalam Grup Astra. Pelaksanaan AGC membutuhkan suatu pendekatan pengembangan usaha yang melibatkan unsur Green Strategy, Green Process, Green Product dan Green Employee. Di samping itu, Faktor-faktor lain yang termasuk dalam konsep AGC adalah studi dampak lingkungan, kinerja pengelolaan limbah, tingkat kecelakaan kerja serta kepatuhan terhadap berbagai undang-undang dan peraturan terkait EHS. Penilaian kinerja setiap unit perusahaan terkait pelaksanaan AGC dilakukan setiap tahun, dengan lima kategori kinerja yaitu: Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam. Standar yang ditetapkan dalam AGC telah mengacu kepada standar nasional dan internasional, seperti ISO 14000
138
responsible and environmentally friendly corporation, Astra is committed to the implementation of Environment, Health & Safety (EHS) and Social Responsibility (SR) as an integral part of its business. In line with this commitment, Astra issued 2008 EHS & SR Policy to provide direction for the Astra Group in application of the EHS & SR system of management. The Astra Green Company (AGC) concept provides a systematic framework for EHS within which all EHS operations of the Group are conducted. AGC demands an approach to development involving Green Strategy, Green Process, Green Product and Green Employee. Other factors taken into consideration by AGC include environmental impact studies, waste treatment performance, the frequency rate (FR) and severity rate (SR) of workplace accidents, and compliance with laws and regulations on EHS. Units of the company are judged annually on their performance in terms of AGC, with five performance classifications: Gold, Green, Blue, Red and Black. Standards established under AGC are based on both national and international standards including ISO 14000 (Environmental Systems Management), OHSAS 18000 (Measurement of Workplace Health and Safety), SMK3 (National Standard of
(Environmental Systems Management), OHSAS 18000 (Measurement of Workplace Health and Safety), SMK3 (Standar Nasional menyangkut Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja) dan NOSA (National Occupational Safety Association).
Management of Workplace Health and
Pada tahun 2007, 347 perusahaan telah dievaluasi di mana jumlah ini meningkat sebesar 11,2% dibanding dengan 312 perusahaan yang dievaluasi pada tahun sebelumnya. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat 32 perusahaan yang memperoleh status Emas (9%) dibandingkan 7% pada tahun sebelumnya, 150 status Hijau (43%) naik dari 36% pada tahun 2006, 102 status Biru (29%) turun dari 30% pada tahun lalu, 40 status Merah (12%) dan 23 dengan status Hitam (7%) dibandingkan total 8% di tahun 2006. Hasil ini menunjukkan suatu peningkatan yang signifikan.
the 312 companies examined the previous
Safety Association). In 2007, evaluations were conducted on 347 companies, an increase of 11.2% over year. The evaluations rated 32 companies as achieving Gold status (9%) compared to 7% the previous year, 150 companies with Green status (43%), rose from 36% in 2006, 102 companies with Blue status (29%) fell from 30% last year, 40 companies with Red status (12%) and 23 with Black status (7%) compared to a total of 8% in 2006. These results represented a significant improvement. Since 2002, Astra has been working with Ascert International (AFAQ) of France in a program of certification of performance in EHS based on AGC standards. AGC
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Sejak tahun 2002, Astra telah bekerjasama dengan Ascert International (AFAQ) dari Perancis dalam program pemberian sertifikasi kinerja di bidang EHS berdasarkan
Safety), and NOSA (National Occupational
Joint Certification is now being applied to companies in the Astra Group that have
Setiap tahun, Astra menyelenggarakan Konvensi Security, Environment, Social and Responsibility (SESR) yang menjadi bentuk nyata komitmen atas penerapan SESR yang konsisten. The Security, Environment, Social and Responsibility (SESR) convention Astra conducts every year is a consistent commitment of its SESR implementation.
139
standar AGC. AGC Joint Certification ini telah diterapkan pada perusahaanperusahaan di Grup Astra yang minimal memiliki kategori Biru atas kepatuhannya terhadap standar AGC. Pada tahun 2007, terdapat 37 perusahaan yang memperoleh AGC Joint Certification, sehingga total perusahaan yang telah meraih penghargaan sejenis menjadi 173 sejak program sertifikasi tersebut dijalankan.
achieved a minimum of Blue compliance with AGC standards. In 2007, 37 companies achieved AGC Joint Certification to take the total that have achieved such certification since the beginning of the program to 173 companies. Astra supports its SME partners in EHS implementation. The AGC Implementor with The Best Performance Improvement
Astra juga mendorong terwujudnya implementasi EHS di UKM rekanan Grup Astra. Implementor AGC dengan Peningkatan Kinerja Terbaik Tahun 2007 diberikan sebagai pengakuan atas konsistensi yang dilakukan oleh UKM rekanan Grup Astra dalam hal penerapan EHS terbaik.
for the year 2007 was awarded as an acknowledgment of consistent practices among Astra’s SME partners in implementation of EHS. In addition to the implementation of AGC, Astra hosts an annual Convention on Security, Environment & Social
Selain pelaksanaan AGC, setiap tahun Astra juga menyelenggarakan Konvensi Keamanan, Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial yang dihadiri oleh perusahaanperusahaan dalam Grup Astra. Tema konvensi pada tahun 2007 adalah Implementasi Sistem Keamanan & CSR sebagai suatu Komitmen terhadap para pemangku kepentingan dan Pendekatan untuk Bisnis yang Berkelanjutan. Selain itu, Astra juga secara rutin memberikan Penghargaan Astra Green Company kepada perusahaan dalam Grup Astra yang dinilai memiliki kinerja terbaik dalam bidang Conservation & Pollution Prevention Program dan Occupational Health & Safety Program (Program Pencegahan Polusi dan Konservasi dan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Responsibility attended by companies in the Astra Group. In 2007, the theme of the convention was Implementation of Security Systems & CSR as a Commitment to Stakeholders and an Approach to Sustainable Business. In addition, Astra regularly presents the Astra Green Company Award to a company within the Group for the best performance in the areas of Conservation & Pollution Prevention Program and Occupational Health & Safety Program. There are also a number of significant EHS activities at subsidiary level. The AstraWorld Saves Our World – Save The Sea Turtle program focuses on environmental conservation. Astra Group companies and
Anak perusahaan Astra juga secara aktif melaksanakan program EHS yang signifikan. Program AstraWorld Saves Our World – Save The Sea Turtle berfokus pada usaha
140
the general public helped to release more
than 400 baby turtles to sea in activities on World Environment Day. This program was also accompanied by a public explanation of the habits of sea turtles and efforts being taken to assist in their conservation. Points established for 2008 concentrate on the following aspects: 1. Achievement of the standard of
Adapun hal-hal yang telah ditetapkan untuk tahun 2008, adalah sebagai berikut: 1. Pencapaian standar Green pada Astra Green Company 2. Pengurangan penggunaan sumber daya alam sekitar 10% pada tahun 2007 3. Pengurangan emisi dan limbah 4. Mencapai Tingkat Kecelakaan Kerja Nol 5. Meningkatkan budaya EHS dalam lingkungan kerja
Green within Astra Green Company 2. Reduction in the use of natural resources of around 10% in 2007 3. Development of emission and waste reduction 4. Achievement of Zero Workplace Accidents 5. Raise EHS culture on the job.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
konservasi lingkungan hidup. Perusahaan di bawah Grup Astra dan masyarakat umum telah melepaskan lebih dari 400 bayi penyu (tukik) ke laut dalam kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Dunia. Program ini juga didukung dengan penjelasan kepada masyarakat umum mengenai cara hidup penyu laut serta langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelamatkan mereka dari kepunahan.
Konservasi lingkungan hidup juga menjadi perhatian Astra dengan dilakukannya program ‘AstraWorld Saves Our World - Saves the Sea Turtle’. Astra’s concern for the conservation of nature and the environment is demonstrated in the ‘AstraWorld Saves Our World - Saves the Sea Turtle’ program.
141
Dewan Komisaris dan Direksi PT Astra International Tbk bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan ini yang ditandatangani pada bulan April 2008.
Board of Commissioners and the Board of Directors PT Astra International Tbk are responsible to the validity of this Annual Report signed in April 2008.
Dewan Komisaris Board Of Commissioners
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner
Djunaedi Hadisumarto
Patrick M. Alexander
Muhamad Chatib Basri
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Soemadi D. M. Brotodiningrat
Akira Okabe
Anthony J. L. Nightingale
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Mark Spencer Greenberg
Benjamin W. Keswick
Chiew Sin Cheok
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Dewan Direksi Board Of Directors
Michael D. Ruslim Presiden Direktur President Director
Prijono Sugiarto
Gunawan Geniusahardja
Tossin Himawan
Direktur Director
Direktur Director
Direktur Director
Johnny D. Danusasmita
Maruli Gultom
Simon J. Mawson
Direktur Director
Direktur Director
Direktur Director
P T A st ra International Tbk d a n A nak Per usahaan P T A st ra International Tbk a n d Su b s id iaries
L a p o ra n Keuang an Ko nso lid asi Con s ol i d ated Financ ial Statements 3 1 D e s ember 2007 dan 2006 3 1 D ecemb er 20 07 and 20 0 6
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
L a poran Ke uan g an F in a ncial Re p o r t
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2007
2006
AKTIVA Aktiva lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 250.272 (2006: Rp 523.608): - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 108.152 (2006: Rp 229.581) Persediaan Pajak dibayar di muka Pembayaran di muka lainnya Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 934.087 (2006: Rp 769.290) Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 16.600 (2006: Rp 19.112): - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities Investasi jangka panjang lain-lain Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 9.526.376 (2006: Rp 7.775.916) Goodwill Aktiva lain-lain
ASSETS 6,264,894 200,504
307,161
3
4,30f
4,729,943 418,464
229,138
Current assets Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 250,272 (2006: Rp 523,608): - Related parties
5,411,329 299,709
4 5
3,835,197 493,909
4,581,729 1,366,949 1,041,888
6 7a
4,000,697 1,430,909 593,237
- Third parties Other receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 108,152 (2006: Rp 229,581) Inventories Prepaid taxes Other prepayments
15,731,494
Total current assets
19,474,163 57,418
3
90,303
16,351,996
8
17,565,047
393,241
5,30g
356,777
98,371 9,771,084
5 9
263,594 8,504,290
1,120,680 860,581 14,127,390
7d 10
318,271 796,335 13,030,347
Non-current assets Restricted cash and time deposits Financing receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 934,087 (2006: Rp 769,290) Other receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 16,600 (2006: Rp 19,112): - Related parties - Third parties Investments in associates and jointly controlled entities Other long-term investments Deferred tax assets Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 9,526,376 (2006: Rp 7,775,916) Goodwill Other assets
674,528 590,146
710,937 561,895
Jumlah aktiva tidak lancar
44,045,435
42,197,796
Total non-current assets
JUMLAH AKTIVA
63,519,598
57,929,290
TOTAL ASSETS
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
29
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 1 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2007 KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Kewajiban lain-lain Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Kewajiban diestimasi Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang: - Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - Hutang obligasi - Hutang sewa guna usaha Jumlah kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka panjang Kewajiban lain-lain: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban diestimasi Hutang jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek: - Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - Hutang obligasi - Hutang sewa guna usaha
2006
2,574,421
11
2,932,650
1,230,113
12,30h
1,102,343
3,204,116 2,595,604 1,577,349 1,629,297 108,962
12 13 7b 14 15
2,287,741 2,030,825 485,105 1,167,367 33,988
6,060,887
16
7,522,683
1,751,845 610,569
17 18
2,022,610 485,185
21,343,163
21,929
20,070,497
13,30i
25,784
552,066 254,479 492,553
13 7d 15
481,076 214,037 492,391
6,581,077
16
7,692,562
1,911,888 354,581
17 18
1,823,519 698,578
Jumlah kewajiban jangka panjang
10,168,573
Jumlah kewajiban
31,511,736
HAK MINORITAS
5,045,268
LIABILITIES Current liabilities Short-term loans Trade payables: - Related parties - Third parties Other liabilities Taxes payable Accrued expenses Provisions Current portion of long-term debt: - Bank loans and other loans - Bonds - Obligations under finance leases Total current liabilities Non-current liabilities Other liabilities: - Related parties
11,427,947
- Third parties Deferred tax liabilities Provisions Long-term debt, net of current portion: - Bank loans and other loans - Bonds - Obligations under finance leases Total non-current liabilities
29
31,498,444
Total liabilities
19
4,055,080
EKUITAS Modal saham: - Modal dasar - 6.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham
MINORITY INTERESTS
Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo laba: - Dicadangkan - Belum dicadangkan
1,343,741
22
1,454,426
424,700 21,645,276
24
324,700 17,047,680
EQUITY Share capital: - Authorised 6,000,000,000 shares with par value of Rp 500 (full Rupiah) per share - Issued and fully paid 4,048,355,314 ordinary shares Additional paid-in capital Fixed assets revaluation reserve Changes in equity of subsidiaries and associates Retained earnings: - Appropriated - Unappropriated
Jumlah ekuitas
26,962,594
22,375,766
Total equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
63,519,598
57,929,290
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
- Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.048.355.314 saham biasa Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap
2,024,178
20
2,024,178
1,106,121 418,578
21
1,106,121 418,661
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 2 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2007 Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan
70,182,960
25,29
55,709,184
(53,693,688)
26,29
(43,386,103)
Laba kotor
16,489,272
Beban usaha: Beban penjualan Beban umum dan administrasi
Laba usaha Penghasilan/(beban) lain-lain: Penghasilan bunga Beban bunga (Kerugian)/keuntungan selisih kurs Penghasilan lain-lain, bersih
Bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities
(3,870,625) (4,117,161)
(4,593,008) (3,486,830)
Operating expenses: Selling expenses General and administrative expenses
(7,987,786)
(8,079,838)
27
8,501,486 390,185 (678,134) (138,627) 728,170 301,594 1,830,525
Beban pajak penghasilan
(2,663,218)
Laba bersih Laba bersih per saham dasar dan dilusian (dalam satuan Rupiah)
Cost of revenue Gross profit
10,633,605
Hak minoritas
Net revenue
12,323,081
Laba sebelum pajak penghasilan
Laba sebelum hak minoritas
2006
29
29 28
9
7c
7,970,387 (1,451,114)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
425,073 (760,726) 221,686 454,644 340,677
19
Other income/(expenses): Interest income Interest expense Foreign exchange (loss)/gain Other income, net
Share of results of associates and jointly controlled entities
5,943,784
Profit before income tax
(1,452,946)
(778,741) 3,712,097
31
Operating income
1,359,864
4,490,838
6,519,273 1,610
4,243,243
917
Income tax expenses Income before minority interests Minority interests Net income Net earnings per share basic and diluted (full Rupiah)
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 3 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes
Saldo 1 Januari 2006 Laba bersih Dividen Pembentukan cadangan wajib Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo 31 Desember 2006 Laba bersih Dividen Pembentukan cadangan wajib Realisasi selisih penilaian kembali aktiva tetap Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo 31 Desember 2007
23 24
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah)
Selisih penilaian kembali aktiva tetap/ Fixed assets revaluation reserve
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
Modal saham/ Share capital
Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi/ Changes in equity of subsidiaries and associates
Saldo laba/Retained earnings Belum Dicadangkan/ dicadangkan/ Appropriated Unappropriated
Jumlah/ Total
2,024,178 -
1,106,121 -
418,661 -
1,231,408 223,018
224,700 100,000 -
15,419,277 3,712,097 (1,983,694) (100,000) -
20,424,345 3,712,097 (1,983,694) 223,018
2,024,178
1,106,121
418,661
1,454,426
324,700
17,047,680
22,375,766
-
-
-
100,000 -
6,519,273 (1,821,760) (100,000) 83
6,519,273 (1,821,760) -
-
-
-
2,024,178
1,106,121
418,578
(83)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
(110,685) 1,343,741
-
-
424,700
21,645,276
(110,685) 26,962,594
Balance as at 1 January 2006 Net income Dividends Appropriation to statutory reserve Changes in equity of subsidiaries and associates Balance as at 31 December 2006 Net income Dividends Appropriation to statutory reserve Realisation of fixed assets revaluation reserve Changes in equity of subsidiaries and associates Balance as at 31 December 2007
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 4 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah)
2007
2006
Arus kas dari aktivitas operasi: Penerimaan dari pelanggan termasuk penghasilan bunga dari pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha Penurunan piutang pembiayaan Pembayaran kepada pemasok termasuk pembayaran bunga oleh anak perusahaan di bidang jasa keuangan Pembayaran kepada karyawan Pembayaran beban usaha lain Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya
68,630,383
54,566,486
1,048,254 (50,210,353)
3,244,396 (40,326,959)
(4,211,408) (3,210,616)
(3,448,598) (3,308,462) 367,906
494,624
Kas yang dihasilkan dari operasi Penghasilan bunga yang diterima lainnya Penurunan/(penambahan) saldo sehubungan dengan margin deposit atas fasilitas letters of credit Pembayaran pajak penghasilan badan Penambahan investasi pada efek yang diperdagangkan
12,540,884 321,735 40,231
11,094,769 345,765 (5,315)
(1,658,581) -
(2,451,725) (38,202)
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
11,244,269
8,945,292
Arus kas dari aktivitas investasi: Dividen kas yang diterima Hasil penjualan investasi jangka panjang lain-lain Hasil penjualan aktiva tetap dan aktiva yang belum digunakan dalam operasi Perolehan aktiva tetap Penambahan aktiva lain-lain Akuisisi anak perusahaan, setelah dikurangi kas yang diperoleh Pelepasan anak perusahaan, setelah dikurangi kas yang dilepas Penambahan investasi jangka panjang lain-lain Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
300,113 223,954
1,256,385 40,662
479,611
429,196
(3,259,663) (135,321) (34,698)
(2,406,848) (125,275) (4,242)
-
31,105
(604,038)
(1,681,083)
(3,030,042)
(2,460,100)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Cash flows from operating activities: Receipts from customers including interest income from consumer financing and finance leases Reductions in financing receivables Payments to suppliers including interest paid by financial services subsidiaries Payments to employees Payments for other operating expenses Receipts from other operating activities Cash generated from operations Other interest income received Reductions in/(additions to) balances in respect of margin deposits for letters of credit facilities Payments of corporate income tax Additions to trading securities Net cash flows from operating activities Cash flows from investing activities: Cash dividends received Proceeds from sale of other long-term investments Proceeds from sale of fixed assets and assets not yet used in operations Acquisitions of fixed assets Additions to other assets Acquisition of subsidiaries, net of cash acquired Disposal of subsidiaries, net of cash disposed Additions to other long-term investments Net cash flows used in investing activities
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 5 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah) 2007
2006
Arus kas dari aktivitas pendanaan: Penerimaan hutang jangka panjang Pembayaran kewajiban anjak piutang Penerimaan pinjaman jangka pendek Pembayaran kembali pinjaman jangka pendek Penerimaan pembiayaan bersama with recourse Pembayaran pembiayaan bersama with recourse Penerimaan pelunasan pinjaman dari pihak ketiga Pembayaran kembali hutang jangka panjang Pembayaran bunga Penambahan piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dividen kas yang dibayarkan Penurunan/(penambahan) kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Penerimaan dari hak minoritas atas penerbitan saham oleh anak perusahaan
10,749,519 (115,629) 7,909,660 (8,353,885)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
(6,817,284)
Kenaikan bersih kas, setara kas dan cerukan
1,396,943
Kas, setara kas dan cerukan pada awal tahun
4,530,446
Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas, setara kas dan cerukan Kas, setara kas dan cerukan pada akhir tahun Aktivitas signifikan yang tidak mempengaruhi arus kas: Perolehan aktiva tetap melalui hutang jangka panjang Reklasifikasi uang muka ke aktiva tetap Perolehan aktiva tetap sewa guna usaha
1,037,299 (6,475,465) 299,464 (8,914,809) (671,066) (20,246) (2,266,381) 496
5,331,573 Proceeds from joint financing with recourse (7,280,325) Payments for joint financing with recourse 65,658 Loan settlement from a third party (5,523,347) Repayments of long-term debt (711,343) Interest paid (3,747) Addition to amounts due from related parties (2,422,083) Cash dividends paid (1,260) Reductions in/(additions to) restricted cash and time deposits 87,280 Proceeds from minority interest in share issuance by a subsidiary
3,759
(5,589,088) Net cash flows used in financing activities 896,104 Net increase in cash, cash equivalents and bank overdrafts 3,717,641 Cash, cash equivalents and bank overdrafts at the beginning of the year
51,853
5,979,242
(83,299) Effect of exchange rate differences on cash, cash equivalents and bank overdrafts 4,530,446 Cash, cash equivalents and bank overdrafts at the end of the year Significant activities not affecting cash flows: 645,735 Acquisition of fixed assets through long-term debt 263,150 Reclassification of advance payments to fixed assets 761,475 Acquisition of fixed assets under finance leases
354,154 319,933 291,429
Kas, setara kas dan cerukan terdiri dari:
Kas dan setara kas Cerukan
4,958,261 (360,420) 8,095,980 (7,825,315)
Cash flows from financing activities: Proceeds from long-term debt Payments for factoring payables Proceeds from short-term loans Repayments of short-term loans
The cash, cash equivalents and bank overdrafts comprise the following: 2007
2006
6,264,894 (285,652)
4,729,943 Cash and cash equivalents (199,497) Bank overdrafts
5,979,242
4,530,446
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman - 6 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1.
INFORMASI UMUM a.
b.
Pendirian dan informasi lainnya
GENERAL INFORMATION a.
Establishment and other information
PT Astra International Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, Perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk.
PT Astra International Tbk (the “Company”) was established in 1957 as PT Astra International Incorporated. In 1990, the Company changed its name to PT Astra International Tbk.
Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.
The Company is domiciled in Jakarta, Indonesia, with its head office at JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi.
In accordance with article 3 of its Articles of Association, the scope of the Company’s activities is to engage in general trading, industry, mining, transportation, agriculture, construction and consultancy services. The subsidiaries’ main activities are the assembly and distribution of automobiles, motorcycles and related spare parts, heavy equipment sales and rentals, mining and related services, development of plantations, financial services, and information technology.
Anggaran dasar
b.
Articles of association
Perseroan didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957.
The Company was established by Notarial Deed No. 67 of Sie Khwan Djioe dated 20 February 1957 and approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decision Letter No. J.A.5/53/5 dated 1 July 1957.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris P.S.A. Tampubolon, S.H. No. 30 tanggal 25 Maret 1999 yang memberikan wewenang kepada direksi untuk melakukan penerbitan saham tanpa memberikan hak untuk memesan terlebih dahulu kepada para pemegang saham yang ada pada saat itu dengan ketentuan bahwa penerbitan saham harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Perubahan Anggaran Dasar ini telah dicatat oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01. 04.Th.99 tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143.
The Company's Articles of Association have been amended several times. The latest amendment was done by Notarial Deed of P.S.A. Tampubolon, S.H. No. 30 dated 25 March 1999 which granted directors the authority to issue shares without pre-emptive rights to existing shareholders, subject to shareholders’ approval at a General Meeting of Shareholders. The amendment was noted by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decision Letter No.C2-5625.HT.01.04.Th.99 dated 30 March 1999 and was published in State Gazette No. 45 dated 4 September 1999, Supplementary No. 143.
Halaman - 7 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) c.
Perubahan struktur permodalan
GENERAL INFORMATION (continued) c.
Kebijakan/Tindakan Perusahaan Penawaran Umum Perdana 30 juta saham, nominal Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham, harga penawaran Rp 14.850 (dalam satuan Rupiah) per saham. Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas 48.439.600 saham dengan harga Rp 13.850 (dalam satuan Rupiah) per saham.
Tahun/ Years 1990
1994
Pembagian saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800 saham. Konversi obligasi menjadi 280.837 saham yang dilakukan oleh sebagian pemegang obligasi.
1997
Limited Public Offering with pre-emptive rights of 48,439,600 shares at the price of Rp 13,850 (full Rupiah) per share.
Conversion of shares by bondholders.
bonds into 280,837 certain convertible
Completion of a stock split from Rp 1,000 (full Rupiah) per share to Rp 500 (full Rupiah) per share, increasing the number of shares outstanding to 2,325,662,474. 1999
Persetujuan atas kompensasi berbasis saham bagi karyawan dan eksekutif Perseroan sampai dengan 70 juta saham. Pada tanggal jatuh tempo, sejumlah 64.754.000 saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi opsi saham karyawan tersebut. Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, 1.404.780.175 saham dengan harga Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham.
Policy/Corporate actions Initial Public Offering 30 million shares, with a par value of Rp 1,000 (full Rupiah) per share, offering price of Rp 14,850 (full Rupiah) per share.
Distribution of bonus shares from the capitalisation of additional paid-in capital amounting to Rp 871.9 billion, equivalent to 871,912,800 shares.
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham menjadi Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham, yang mengakibatkan kenaikan jumlah saham yang beredar menjadi 2.325.662.474. Diterbitkan 258.398.155 rights kepada para kreditur dan pemegang obligasi sehubungan dengan restrukturisasi hutang, satu right berhak untuk membeli satu saham Perseroan dengan harga Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham. Sejumlah 253.158.665 saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi rights ini.
Changes in capital structure
Issue of 258,398,155 rights to creditors and bondholders in relation to a debt restructuring, one share of the Company for every right held at the price of Rp 500 (full Rupiah) per share. 253,158,665 shares were issued as a result of the rights exercised.
Approval for stock-based compensation for the Company's employees and executives up to 70 million shares. As at the expiry date, 64,754,000 shares had been issued as a result of the employee stock options exercised. 2002
Seluruh saham Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
Halaman - 8 - Page
Limited Public Offering in respect of a rights issue with pre-emptive rights, 1,404,780,175 shares at the price of Rp 1,000 (full Rupiah) per share. All of the Company's issued shares are listed on the Indonesia Stock Exchange.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) d.
Struktur Perseroan dan anak perusahaan Dimulainya kegiatan komersial/ Commencement of commercial operations
GENERAL INFORMATION (continued) d.
Structure of subsidiaries
Persentase kepemilikan efektif/ Effective percentage of ownership 2007 2006
the
Company
and
Jumlah aktiva (sebelum eliminasi)/ Total assets (before eliminations) 2007 2006
ANAK PERUSAHAAN LANGSUNG/DIRECT SUBSIDIARIES: OTOMOTIF/AUTOMOTIVE a) PT Arya Kharisma 1988 PT Astra Nissan Diesel Indonesia 1984 a) PT Astra Otoparts Tbk 1991 PT Gaya Motor 1970 PT Inti Pantja Press Industri 1990 PT Pulogadung Pawitra Laksana 1980 a) PT Serasi Autoraya 1990 PT Tjahja Sakti Motor 1962
100.00 75.00 86.72 100.00 89.36 100.00 100.00 100.00
100.00 75.00 86.72 100.00 89.36 100.00 100.00 100.00
916,884 443,391 3,452,595 208,160 320,529 30,301 2,132,229 289,993
815,061 327,628 3,024,168 177,343 275,509 56,486 1,873,035 324,939
JASA KEUANGAN/FINANCIAL SERVICES PT Astra Mitra Ventura PT Federal International Finance a) PT Sedaya Multi Investama PT Astra Multi Finance PT Astra Sedaya Finance a) PT Sedaya Pratama b) PT Staco Estika Sedaya Finance PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance
1992 1989 1989 1991 1983 1993 1990 1986
99.85 100.00 100.00 100.00 53.00 53.00 30.35 64.65
99.85 100.00 100.00 60.00 53.00 53.00 30.35 64.65
58,832 9,059,098 4,217,481 104,014 7,444,035 204,298 310,655 276,920
56,546 10,558,644 2,881,593 153,057 8,020,670 212,130 245,436 414,551
PERKEBUNAN/AGRIBUSINESS a) PT Astra Agro Lestari Tbk
1995
79.68
79.68
5,352,986
3,496,955
76.87
76.87
624,557
584,839
ALAT-ALAT BERAT DAN PERTAMBANGAN/HEAVY EQUIPMENT AND MINING a) PT United Tractors Tbk 1973 58.45 58.45
13,002,619
11,247,585
650,680 108,136 180,801 91,939
614,958 99,751 162,848 94,695
TEKNOLOGI INFORMASI/INFORMATION TECHNOLOGY PT Astra Graphia Tbk 1975
LAIN-LAIN/OTHERS a) PT Astratel Nusantara PT Brahmayasa Bahtera PT Intertel Nusaperdana PT Suryaraya Prawira
1996 1970 1989 1994
100.00 100.00 100.00 100.00
100.00 100.00 100.00 100.00
ANAK PERUSAHAAN TIDAK LANGSUNG YANG SIGNIFIKAN/SIGNIFICANT INDIRECT SUBSIDIARIES: OTOMOTIF/AUTOMOTIVE c) PT Pantja Motor 1974 64.88 64.88 901,116 790,642 ALAT-ALAT BERAT DAN PERTAMBANGAN/HEAVY EQUIPMENT AND MINING a) d) PT Pamapersada Nusantara 1993 58.45 58.45
8,463,843
7,943,877
JASA KEUANGAN/FINANCIAL SERVICES e) PT Asuransi Astra Buana
2,512,784
2,089,953
a) b)
c) d) e)
1981
Dan anak perusahaan. PT Staco Estika Sedaya Finance dimiliki oleh Perseroan melalui PT Astra Sedaya Finance dan PT Sedaya Pratama dengan total hak suara sebesar 57,26%. Melalui PT Arya Kharisma. Melalui PT United Tractors Tbk. Melalui PT Sedaya Multi Investama.
Seluruh anak perusahaan langsung dan anak perusahaan tidak langsung yang signifikan berdomisili di Indonesia. Halaman - 9 - Page
95.70
95.70
a) b)
And subsidiary/subsidiaries. PT Staco Estika Sedaya Finance is owned by the Company through PT Astra Sedaya Finance and PT Sedaya Pratama with total voting right of 57.26%.
c) d) e)
Through PT Arya Kharisma. Through PT United Tractors Tbk. Through PT Sedaya Multi Investama.
All direct subsidiaries and significant indirect subsidiaries are domiciled in Indonesia.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) e.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
GENERAL INFORMATION (continued) e.
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Board of Commissioners, Directors and Employees The members of the Company's Boards of Commissioners and Directors are as follows:
31 Desember/December 2007
31 Desember/December 2006 Board of Commissioners President Commissioner Independent Commissioners:
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Independen:
Komisaris:
Budi Setiadharma Djunaedi Hadisumarto Patrick Morris Alexander Muhamad Chatib Basri Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat Akira Okabe Anthony John Liddell Nightingale Mark Spencer Greenberg Benjamin William Keswick Chiew Sin Cheok
Budi Setiadharma Djunaedi Hadisumarto c) Motonobu Takemoto Patrick Morris Alexander Muhamad Chatib Basri Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat Anthony John Liddell Commissioners: Nightingale a) Neville Barry Venter b) Adam Phillip Charles Keswick Mark Spencer Greenberg
Michael Dharmawan Ruslim Gunawan Geniusahardja Prijono Sugiarto Tossin Himawan Johnny Darmawan Danusasmita Maruli Gultom Simon John Mawson
Michael Dharmawan Ruslim Gunawan Geniusahardja Prijono Sugiarto Tossin Himawan Johnny Darmawan Danusasmita Maruli Gultom Simon John Mawson
Direksi
Board of Directors
Presiden Direktur Direktur:
a) b) c)
Mengundurkan diri pada tanggal 31 Oktober 2006. Mengundurkan diri pada tanggal 31 Maret 2007. Mengundurkan diri pada tanggal 23 Mei 2007.
a) b) c)
Pada tanggal 31 Desember 2007, Perseroan dan anak perusahaan memiliki karyawan kurang lebih 67.500 orang (2006: 66.000 orang) dengan jumlah biaya karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 adalah kurang lebih Rp 4,35 triliun (2006: Rp 3,54 triliun). 2. IKHTISAR PENTING
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
YANG
President Director Directors:
Resigned on 31 October 2006. Resigned on 31 March 2007. Resigned on 23 May 2007.
As at 31 December 2007, the Company and its subsidiaries had approximately 67,500 employees (2006: 66,000 employees) with total employee costs for the year ended 31 December 2007 of approximately Rp 4.35 trillion (2006: Rp 3.54 trillion). 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 27 Februari 2008.
The consolidated financial statements of the Company and subsidiaries were prepared by the Directors and completed on 27 February 2008.
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements, which are in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia.
Halaman - 10 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) a.
b.
Dasar penyusunan konsolidasian
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI laporan
YANG
keuangan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a.
Basis of preparation of the consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk investasi pada efek yang diklasifikasi sebagai “untuk diperdagangkan” dan “tersedia untuk dijual”, dan instrumen derivatif yang seluruhnya disajikan sebesar nilai wajarnya, serta aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah (lihat Catatan 2l, 2p, dan 2n).
The consolidated financial statements have been prepared on the basis of historical cost, except for investments in securities which are classified as “trading” and “available-for-sale”, derivative instruments which are all valued at fair value, and certain fixed assets which are stated at revalued amounts in accordance with Government Regulations (refer to Notes 2l, 2p, and 2n).
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan dasar akrual (accruals basis), kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.
The consolidated financial statements have been prepared on the basis of the accruals concept, except for the consolidated statements of cash flows.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan ini, kas dan setara kas disajikan setelah dikurangi dengan cerukan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing, and financing activities. For these purposes, cash and cash equivalents are shown net of bank overdrafts.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil aktual dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and the disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results may differ from these estimates.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain.
Figures in the consolidated financial statements are rounded to and expressed in millions of Rupiah unless otherwise stated.
Prinsip-prinsip konsolidasi
b.
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan aktiva dan kewajiban pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 dan hasil usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut dari Perseroan dan perusahaan-perusahaan dimana Perseroan memiliki kemampuan secara langsung atau tidak langsung untuk mengendalikan perusahaan-perusahaan tersebut. Halaman - 11 - Page
Principles of consolidation The consolidated financial statements incorporate the assets and liabilities as at 31 December 2007 and 2006 and results of operations for the years then ended of the Company and entities in which the Company has the ability to directly or indirectly exercise control.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) b.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Principles of consolidation (continued)
Seluruh transaksi dan saldo yang material antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
All material transactions and balances between consolidated companies have been eliminated in the consolidated financial statements.
Hak minoritas atas hasil usaha dan ekuitas perusahaan-perusahaan yang dikendalikan Perseroan disajikan secara terpisah baik pada laporan laba rugi maupun neraca konsolidasian.
Minority interests in the results and the equity of controlled entities are shown separately in the consolidated statements of income and balance sheets, respectively.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian diperoleh. Bila pengendalian berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk periode dimana pengendalian masih berlangsung.
Where control of an entity is obtained during a financial period, its results are included in the consolidated statements of income from the date on which control commences. Where control ceases during a financial period, its results are included in the consolidated financial statements for the part of the period during which control existed.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah diterapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali jika dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by subsidiaries, unless otherwise stated.
Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh pada tanggal akuisisi, dan sehubungan dengan tambahan kepemilikan di anak perusahaan, merupakan selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai tercatat hak minoritas yang diakuisisi. Goodwill diamortisasi selama 4 - 20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi pada saat akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar yang ada, tingkat pertumbuhan potensial, dan faktor lain yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi.
Goodwill represents the excess of the acquisition cost over the fair value of the net assets acquired at the date of acquisition, and, in respect of an increase in holding in a subsidiary undertaking, the excess of the cost of acquisition and the carrying value of the proportion of the minority interests acquired. Goodwill is amortised over a period of 4 - 20 years using the straight-line method. Management determines the estimated useful life of goodwill based on its evaluation at the time of the acquisition, considering factors such as existing market share, potential growth and other factors inherent in the acquired companies.
Lihat Catatan 2k untuk kebijakan akuntansi transaksi ekuitas perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities.
Refer to Note 2k for the accounting policy relating to equity transactions of associates and jointly controlled entities.
Halaman - 12 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) c.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
and
Transactions denominated in a foreign currency are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the dates of the balance sheets, monetary assets and liabilities denominated in a foreign currency are translated at the exchange rates prevailing at that date.
Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, adalah sebagai berikut (dalam satuan Rupiah):
The main exchange rates used, based on the middle rates published by Bank Indonesia, are as follows (full Rupiah):
Pounds Inggris (“GBP”) Dolar Amerika Serikat (“USD”) Euro Eropa (“EUR”) Yen Jepang (“JPY”) Dolar Singapura (“SGD”)
2006
18,804 9,419 13,760 83 6,502
17,697 9,020 11,858 76 5,879
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi atau penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
e.
transactions
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
2007
d.
Foreign currency balances
Kas dan setara kas
Great Britain Pounds (“GBP”) United States Dollars (“USD”) European Euro (“EUR”) Japanese Yen (“JPY”) Singapore Dollars (“SGD”)
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency or on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the consolidated statements of income. d.
Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
Cash and cash equivalents include cash on hand, deposits held at call with banks and other short-term highly liquid investments with original maturities of three months or less.
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai “Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya”.
Cash and time deposits which are restricted in use, are classified as “Restricted cash and time deposits”.
Piutang usaha dan piutang lain-lain
e.
Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih.
Halaman - 13 - Page
Trade and other receivables Trade and other receivables are stated net of provision for doubtful receivables, based on a review of the collectibility of outstanding amounts. Accounts are writtenoff during the period in which they are determined to be not collectible.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) f.
g.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Persediaan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Inventories
Persediaan dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan pada umumnya ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk barang jadi, barang dalam penyelesaian dan suku cadang, kecuali pada anak perusahaan tertentu, yang ditentukan dengan menggunakan metode “masuk pertama, keluar pertama” atau metode “identifikasi khusus” untuk unit Completely-Knocked-Down (“CKD”), unit Completely-Built-Up (“CBU”), unit alat-alat berat, dan alat-alat berat dalam proses. Harga perolehan barang jadi dan barang dalam penyelesaian terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, serta alokasi biaya overhead yang dapat diatribusi secara langsung baik yang bersifat tetap maupun variabel. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa, dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi beban penjualan.
Inventories are stated at the lower of cost or net realisable value. Cost is generally determined by the weighted average method for finished goods, workin-progress and spare parts, except for certain subsidiaries for which cost is determined by the “first-in, first-out” method or by the “specific identification” method for Completely-Knocked-Down (“CKD”) units, Completely-Built-Up (“CBU”) units, units of heavy equipment, and work-inprogress of heavy equipment. The cost of finished goods and work-in-progress comprises raw materials, labour and an appropriate proportion of directly attributable fixed and variable overheads. Net realisable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less an estimation of the cost of completion and selling expenses.
Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan dari masingmasing jenis persediaan di masa yang akan datang.
Provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis of estimated future usage or sale of inventory items.
Piutang pembiayaan konsumen
g.
Consumer financing receivables
Piutang pembiayaan konsumen disajikan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.
Consumer financing receivables are stated net of unearned consumer financing income and provision for doubtful receivables.
Anak perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan mengadakan perjanjian pembiayaan bersama dengan bank. Risiko yang ditanggung oleh anak perusahaan berbeda-beda tergantung masing-masing perjanjian.
Financial service subsidiaries enter into joint financing agreements with banks. The risks assumed by the subsidiaries vary depending upon the individual agreement.
Perlakuan terhadap saldo pembiayaan bersama adalah sebagai berikut:
The treatment of joint financing balances is as follows:
•
•
Piutang pembiayaan bersama dimana anak perusahaan menanggung risiko kredit secara penuh (with recourse) disajikan di neraca konsolidasian secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi konsolidasian. Halaman - 14 - Page
Joint financing receivables where the subsidiaries bear full credit risk (with recourse) are presented on a gross basis in the consolidated balance sheets. Consumer financing income and interest expense related to joint financing with recourse are also presented on a gross basis in the consolidated statements of income.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) g.
AKUNTANSI
YANG
Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan) •
h.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Consumer (continued) •
Piutang pembiayaan bersama dimana anak perusahaan menanggung risiko kredit bersama pihak-pihak lain sesuai dengan porsinya masing-masing (without recourse) disajikan secara bersih di neraca konsolidasian. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi konsolidasian.
financing
receivables
Joint financing receivables where the subsidiaries and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the consolidated balance sheets. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are presented on a net basis in the consolidated statements of income.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is recognised in the consolidated statements of income at the transaction date.
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan ketika terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak tertagih dan dibandingkan dengan pengalaman kerugian historis. Piutang ragu-ragu akan dihapuskan setelah menunggak lebih dari 150 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih.
Provision for doubtful receivables is made when there is objective evidence that the outstanding amounts will not be collected and by reference to historical loss experience. Doubtful receivables are written-off when they are overdue for more than 150 days or determined to be not collectible.
Investasi bersih dalam sewa guna usaha
h.
Net investment in direct financing leases
Investasi bersih dalam sewa guna usaha dinyatakan sebesar jumlah piutang sewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa yang terjamin pada akhir masa sewa guna usaha, dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan, simpanan jaminan, dan penyisihan piutang ragu-ragu. Selisih antara nilai piutang sewa guna usaha dan nilai kininya diakui sebagai pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan.
Net investment in direct financing leases is stated as the lease receivables plus the guaranteed residual values at the end of the lease period, net of unearned lease income, security deposits, and provision for doubtful receivables. The difference between the lease receivables and its present value is recognised as unearned lease income.
Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
Halaman - 15 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) h.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Investasi bersih dalam sewa guna usaha (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) h.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa guna usaha berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa guna usaha dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada tanggal terjadinya transaksi. i.
Pembiayaan syariah
Early settlement is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is recognised in the consolidated statements of income at the transaction date. i.
Pembiayaan syariah dimana anak perusahaan bertindak sebagai agen dari bank syariah dan tidak menanggung risiko kredit disajikan secara bersih di neraca konsolidasian. Margin yang diterima dari konsumen dengan yang dibayarkan kepada bank syariah disajikan secara bersih di laporan laba rugi konsolidasian. j.
k.
Agunan yang diambil alih
Net investment in direct financing leases (continued)
Syariah financing Syariah financing where the subsidiary acts as an agent of syariah banks and bears no credit risk is presented on a net basis in the consolidated balance sheets. The margin received from customers and paid to syariah banks is presented on a net basis in the consolidated statements of income.
j.
Repossessed collateral
Agunan yang diambil alih merupakan agunan yang diambil alih dari pelanggan sehubungan dengan penyelesaian piutang karena wanprestasi. Nilai agunan yang diambil alih tersebut dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih. Pelanggan memberi kuasa kepada perusahaan pembiayaan, untuk menjual agunan yang diambil alih ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang tersebut. Kelebihan nilai jual agunan yang diambil alih setelah dikurangi piutang akan dikembalikan kepada pelanggan.
Repossessed collateral represents collateral obtained from customers toward settlement of receivables which are in default. Repossessed collateral is stated at the lower of carrying amount or net realisable value. Customers give the right to the financing company to sell the repossessed collateral or take any other action to settle the outstanding receivables. Any excess of proceeds from the sale of repossessed collateral after deducting the outstanding receivables is refunded to the customer.
Penyisihan dilakukan atas penurunan nilai agunan yang diambil alih berdasarkan penelaahan secara keseluruhan terhadap agunan yang diambil alih pada akhir periode.
A provision is made for any decline in the value of repossessed collateral based on an overall review of repossessed collateral at the end of the period.
Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities
k.
Investasi pada perusahaan dimana Perseroan atau anak perusahaan memiliki antara 20% hingga 50% hak suara dan mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan (perusahaan asosiasi) dan perusahaan dimana Perseroan atau anak perusahaan memiliki 50% atau lebih hak suara tetapi dikendalikan secara bersama dengan pemegang saham lain (jointly controlled entities), dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Halaman - 16 - Page
Investments in associates and jointly controlled entities Investments in companies in which the Company or subsidiaries have 20% to 50% of the voting rights and over which the Company and subsidiaries exert significant influence, but which they do not control (associates) and entities in which the Company or subsidiaries have 50% or more of the voting rights but are controlled jointly with another shareholder (jointly controlled entities), are accounted by the equity method.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) k.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) k.
Investments in associates and jointly controlled entities (continued)
Berdasarkan metode ini, biaya perolehan investasi akan disesuaikan dengan bagian Perseroan atau anak perusahaan atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities sejak tanggal perolehannya dan perolehan dividen.
Based on this method, the cost of investment is adjusted by the Company's or subsidiaries' share of the results of the associates and jointly controlled entities from the date of acquisition and dividend distributions.
Apabila nilai tercatat investasi telah mencapai nilai nol, kerugian selanjutnya akan diakui bila Perseroan atau anak perusahaan mempunyai komitmen untuk menyediakan bantuan pendanaan atau menjamin kewajiban perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities yang bersangkutan.
Once an investment's carrying value has been reduced to zero, further losses are taken up if the Company or subsidiaries have committed to provide financial support to, or have guaranteed the obligations of the associates and jointly controlled entities.
Bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities disajikan setelah dikurangi dengan amortisasi selisih antara harga perolehan investasi dengan bagian Perseroan atau anak perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh pada saat perolehan (“goodwill”), yang diamortisasi dengan metode garis lurus, pada umumnya untuk jangka waktu 4 - 20 tahun. Periode amortisasi didasarkan pada taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yang diperoleh.
Share of results of associates and jointly controlled entities is adjusted for the amortisation of the difference between the cost of the investment and the Company’s or subsidiaries’ proportionate share in the underlying fair value of the net assets at the date of acquisition (“goodwill”) using straight-line amortisation, generally over 4 20 years. Amortisation periods are based on the estimated useful lives of the assets acquired.
Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antara Perseroan atau anak perusahaan dengan perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities dieliminasi sampai sebatas kepemilikan Perseroan dalam perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities tersebut; kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali apabila terdapat bukti bahwa dalam transaksi tersebut telah terjadi penurunan atas nilai aktiva yang ditransfer.
Unrealised gains on transactions between the Company or subsidiaries with its associates and jointly controlled entities are eliminated to the extent of the Company’s interest in the associates and jointly controlled entities; unrealised losses are also eliminated unless the transaction provides evidence of an impairment of the asset transferred.
Perubahan yang mempengaruhi persentase kepemilikan dan ekuitas anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities dicatat dalam “Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi” dalam bagian ekuitas pada neraca konsolidasian.
Changes affecting the percentage of ownership and equity of subsidiaries, associates and jointly controlled entities are shown within “Changes in equity of subsidiaries and associates” within the equity section of the consolidated balance sheets.
Penyisihan dilakukan apabila nilai investasi telah mengalami penurunan yang permanen.
Provision is made for any permanent decline in the value of investments.
Halaman - 17 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) l.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Investasi pada efek hutang dan ekuitas
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Investments securities
in
debt
and
equity
Investasi pada efek hutang dan ekuitas diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan, dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan pada saat investasi tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi yang tepat untuk investasi tersebut pada saat perolehan dan mengevaluasinya kembali pada setiap tanggal neraca.
Investment in debt and equity securities is classified into trading, held-to-maturity, and available-for-sale. The classification is dependent on the purpose for which the investment was acquired. Management determines the appropriate classification of investments at the time of purchase and reevaluates this at each balance sheet date.
Efek hutang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo apabila manajemen bermaksud dan mampu untuk memiliki efek tersebut hingga jatuh tempo. Efek tersebut diakui sebesar harga perolehannya setelah dikurangi dengan diskonto atau premium yang belum diamortisasi.
Debt securities are classified as held-tomaturity when management has the intention and ability to hold the securities to maturity. Held-to-maturity securities are stated at cost net of unamortised discount or premium.
Efek hutang dan ekuitas yang dibeli dan dimiliki untuk dijual dalam waktu dekat diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan dan diakui sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Debt and equity securities that are purchased and held principally for the purpose of being sold in the near future are classified as trading securities and are carried at fair value. Unrealised gains and losses are recognised in the consolidated statements of income.
Efek hutang yang tidak diklasifikasikan sebagai yang dimiliki hingga jatuh tempo maupun yang diperdagangkan dan efek ekuitas yang tidak diklasifikasikan sebagai yang diperdagangkan, diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual dan diakui sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi disajikan pada bagian ekuitas.
Debt securities not classified as either heldto-maturity securities or trading securities, and equity securities not classified as trading securities, are classified as available-for-sale securities and carried at fair value. Unrealised gains and losses are reported in the equity section.
Investasi pada efek hutang dan ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia, diakui sebesar harga perolehan dan penyisihan penurunan nilai investasi dilakukan apabila manajemen berpendapat bahwa nilai investasi telah mengalami penurunan yang signifikan atau permanen.
Investments in debt and equity securities that do not have readily determinable fair values, are stated at cost and a provision is only made where, in the opinion of management, there has been a significant reduction or a permanent decline in the value of the investment.
Harga pokok efek yang dijual ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Cost of securities sold is determined by the weighted average method.
Dividen dari investasi pada efek ekuitas diakui pada saat diumumkan.
Dividends from investments in equity securities are recognised when declared.
Halaman - 18 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
2.
m. Perkebunan plasma
n.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Plasma plantations
Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan tersebut siap untuk dikonversi (penyerahan perkebunan kepada petani plasma) dikapitalisasi pada akun perkebunan plasma. Pengembangan perkebunan plasma ini dibiayai dengan kredit investasi yang diperoleh dari bank atau pembiayaan sendiri. Akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma disajikan sebesar nilai bersihnya setelah dikurangi dengan kredit investasi yang diterima sebagai aktiva atau kewajiban pada neraca konsolidasian.
Costs incurred during the development phase up to the conversion of plasma plantations (handover of the plantation to plasma farmers) are capitalised in the plasma plantation account. Development of the plasma plantations is financed by investment credits from banks or is selffinanced. The accumulated development costs are presented net of investment credit receipts as assets or obligations within the consolidated balance sheets.
Selisih antara akumulasi biaya pengembangan dengan nilai konversi perkebunan plasma (jumlah yang disepakati antara bank, anak perusahaan dan petani plasma) dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian.
The difference between accumulated development costs and the conversion value (the agreed amount between banks, subsidiaries and farmers) of plasma plantations is charged to the consolidated statements of income.
Aktiva tetap dan penyusutan
n.
Fixed assets and depreciation
Kepemilikan langsung
Direct ownership
Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan, kecuali aktiva tetap tertentu yang diakui dengan nilai revaluasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku, dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Selisih yang timbul dari penilaian kembali aktiva tetap dikreditkan ke akun “Selisih penilaian kembali aktiva tetap” yang disajikan pada bagian ekuitas.
Fixed assets are stated at cost, except for certain fixed assets which are stated at revalued amounts in accordance with Government Regulations, less accumulated depreciation. The difference resulting from the revaluation of such fixed assets is credited to the “Fixed assets revaluation reserve” account presented in the equity section.
Aktiva tetap, kecuali tanah, properti pertambangan dan aktiva dalam penyelesaian, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Fixed assets, except land, mining properties and assets under construction, are depreciated using the straight-line method, based on the estimated useful lives of the fixed assets as follows:
Tahun/Years Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Alat-alat berat yang disewakan Peralatan kantor yang disewakan Alat-alat pengangkutan yang disewakan Aktiva kerjasama operasi
3 - 25 2 - 20 4-8 2 - 10 20 5 3- 5 6- 7 4
Halaman - 19 - Page
Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Heavy equipment for lease Office equipment for lease Transportation equipment for lease Joint operation assets
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) n.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Aktiva tetap dan penyusutan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Fixed assets (continued)
and
depreciation
Kepemilikan langsung (lanjutan)
Direct ownership (continued)
Tanah tidak disusutkan.
Land is not depreciated.
Properti pertambangan disusutkan menggunakan metode unit produksi.
Mining properties are depreciated using the unit of production method.
Biaya-biaya piranti lunak komputer yang terjadi selama tahap awal proyek dan setelah tahap implementasi dibebankan pada saat terjadi. Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan aplikasi dikapitalisasi.
Computer software costs that are incurred during the preliminary project and post implementation stages are expensed as incurred. Costs incurred during the application development stage are capitalised.
Biaya perbaikan dan perawatan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi dan disusutkan berdasarkan tarif penyusutan yang sesuai.
Cost of repairs and maintenance is charged as an expense as incurred. Expenditure that extends the useful lives of assets or provides further economic benefits by increasing capacity or quality of production is capitalised and depreciated based on applicable depreciation rates.
Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian dan keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the consolidated financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognised in the consolidated statements of income.
Akumulasi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan biaya tidak langsung lainnya dikapitalisasi sebagai “Aktiva dalam penyelesaian tanaman belum menghasilkan”. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun “Tanaman menghasilkan” pada saat tanaman yang bersangkutan siap menghasilkan. Penyusutan mulai dibebankan pada saat tanaman siap untuk menghasilkan.
The accumulated costs of field preparation, planting, fertilisers, maintenance, and overheads are capitalised as “Assets under construction - immature plantations”. These costs are reclassified to “Mature plantations” when the plantations become productive and are ready for use. Depreciation is charged from the date when plantations are mature.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan, pabrik, dan pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai “Aktiva dalam penyelesaian - bangunan dan mesin”. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aktiva tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aktiva tersebut siap untuk digunakan.
The accumulated costs of the construction of buildings, plants and the installation of machinery are capitalised as “Assets under construction - buildings and machinery”. These costs are reclassified to the fixed assets accounts when the construction or installation is completed. Depreciation is charged from the date when assets are ready for use.
Halaman - 20 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) n.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Aktiva tetap dan penyusutan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Fixed assets (continued)
and
depreciation
Kepemilikan langsung (lanjutan)
Direct ownership (continued)
Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, baik yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk mendanai suatu proses pembangunan aktiva tertentu yang memenuhi syarat (“qualifying asset”), dikapitalisasi hingga saat proses pembangunannya selesai. Untuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama periode berjalan, dikurangi dengan pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut.
Interest and other borrowing costs, either directly or indirectly used in financing the construction of a qualifying asset, are capitalised up to the date when construction is completed. For borrowings that are specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined as the actual borrowing costs incurred during the period, less any income earned from the temporary investment of such borrowings.
Untuk pinjaman yang tidak secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi tertentu terhadap pengeluaran untuk qualifying asset tersebut. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman terhadap seluruh saldo pinjaman terkait dalam periode tertentu, dengan mengecualikan jumlah pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying assets tertentu.
For borrowings that are not specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined by applying a capitalisation rate to the amount expensed on the qualifying asset. The capitalisation rate is the weighted average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to finance certain qualifying assets.
Aktiva sewa guna usaha
Fixed assets under finance leases
Aktiva tetap yang diperoleh dengan sewa guna usaha pembiayaan disajikan sebesar nilai tunai dari jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha ditambah harga opsi yang akan dibayar pada akhir periode sewa. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap pembayaran angsuran dialokasikan sebagai pelunasan kewajiban dan pembayaran beban bunga. Aktiva sewa guna usaha disusutkan dengan menggunakan metode yang setara dengan aktiva yang dimiliki secara langsung.
Fixed assets acquired under finance leases are presented at the present value of the minimum lease payments plus the purchase option that will be paid at the end of the lease term. A corresponding liability is also established and each lease payment is allocated between the liability and interest expenses. The leased assets are depreciated on an equivalent basis to owned assets.
Keuntungan atau kerugian atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali, dimana penyewaan kembali tersebut merupakan sewa guna usaha pembiayaan, ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat aktiva sewa guna usaha yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Gains or losses on sale-and-leaseback transactions, in which the leaseback is a finance lease, are deferred and amortised over the remaining useful lives of the leased assets using the straight-line method.
Halaman - 21 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) o.
p.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Penurunan nilai aktiva
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Impairment of assets
Setiap tanggal neraca Perseroan dan anak perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.
At each balance sheet date, the Company and subsidiaries review whether there is any indication of asset impairment or not.
Aktiva tetap dan aktiva tidak lancar lainnya, termasuk aktiva tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aktiva dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga jual neto dan nilai pakai aktiva. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aktiva dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
Fixed assets and other non-current assets, including intangible assets are reviewed for impairment whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised for the amount by which the carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price and value in use. For the purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows.
Instrumen derivatif
p.
Derivative instruments
Dalam rangka penerapan kebijakan manajemen risiko, Perseroan dan anak perusahaan melakukan instrumen derivatif untuk lindung nilai atas perubahan variabel yang mendasari. Berdasarkan kebijakan tersebut, Perseroan dan anak perusahaan tidak memiliki atau mengeluarkan instrumen derivatif untuk tujuan spekulasi.
For risk management purposes, the Company and subsidiaries enter into derivative instruments in order to hedge underlying exposures. In accordance with policy, the Company and subsidiaries do not hold or issue derivative instruments for speculative purposes.
Instrumen derivatif diakui pertama-tama di neraca konsolidasian pada nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan kemudian diukur pada nilai wajarnya.
Derivative instruments are initially recognised in the consolidated balance sheet at fair value on the date the contracts are entered into and are subsequently remeasured at their fair values.
Metode pengakuan keuntungan atau kerugian atas instrumen derivatif tergantung kepada apakah derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan sifat dari risiko yang dilindung nilai.
The method of recognising the resulting gains or losses is dependent on whether the derivative is designated as a hedging instrument at the outset and the nature of the risk being hedged.
Perubahan nilai wajar derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai untuk tujuan akuntansi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Changes in the fair value of derivatives that do not meet the criteria of hedging for accounting purposes are recorded in the consolidated statements of income.
Halaman - 22 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) p.
q.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Instrumen derivatif (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) p.
Perubahan nilai wajar derivatif yang ditetapkan dan memenuhi kriteria lindung nilai atas arus kas untuk bagian yang efektif, diakui di ekuitas. Ketika instrumen derivatif tersebut kadaluarsa atau tidak lagi memenuhi kriteria lindung nilai untuk tujuan akuntansi, maka keuntungan atau kerugian kumulatif pada bagian ekuitas diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Changes in the fair value of derivatives that are designated and qualify as cash flow hedges and that are effective, are recognised in equity. When a hedging instrument expires, or when a hedge no longer meets the criteria for hedge accounting, the cumulative gain or loss in the equity section is recognised in the consolidated statements of income.
Nilai wajar instrumen derivatif diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban tidak lancar jika jatuh tempo instrumen derivatif lebih dari 12 bulan.
The fair value of derivative instruments is classified as a non-current asset or liability if the remaining maturities of the derivative instruments are greater than 12 months.
Kewajiban diestimasi
q.
Kewajiban diestimasi diakui apabila Perseroan dan anak perusahaan mempunyai kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan kewajiban tersebut dapat diestimasi dengan andal. r.
Hutang obligasi
r.
Imbalan kerja
Provisions Provisions are recognised when the Company and subsidiaries have a present obligation (legal as well as constructive) as a result of past events and it is more likely than not that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate of the amount of the obligation can be made.
Hutang obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi dan diamortisasi selama jangka waktu hutang obligasi tersebut. s.
Derivative instruments (continued)
Bonds Bonds issued are presented at nominal value net of the unamortised discount. Costs incurred in connection with bond issuance are recognised as a discount and offset directly from the proceeds derived from such offerings and amortised over the period of the bonds.
s.
Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan.
Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.
Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya
Pension benefits and employment benefits
Perseroan dan anak perusahaan memiliki program pensiun iuran pasti dan imbalan pasti.
The Company and subsidiaries have defined contribution and defined benefit pension plans.
Halaman - 23 - Page
other
post-
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) s.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Imbalan kerja (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) s.
Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya (lanjutan)
Pension benefits and other employment benefits (continued)
Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun dimana Perseroan dan anak perusahaan akan membayar iuran tetap kepada sebuah entitas yang terpisah (dana pensiun). Dengan dibayarkannya iuran tersebut, Perseroan dan anak perusahaan tidak lagi memiliki kewajiban pembayaran lebih lanjut.
A defined contribution plan is a pension plan under which the Company and subsidiaries pay fixed contributions into a separate entity (pension fund). Once the contributions have been paid, the Company and subsidiaries have no further payment obligations.
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, yang biasanya tergantung pada satu faktor atau lebih, seperti umur, masa kerja, dan jumlah kompensasi.
A defined benefit pension plan is a pension plan that defines an amount of pension that will be received by the employee on becoming entitled to a pension, which usually depends on one or more factors such as age, years of service, and compensation.
Kewajiban imbalan pensiun tersebut merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aktiva program yang berasal dari program pensiun yang ada dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah jangka panjang pada tanggal neraca dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan kewajiban imbalan pensiun yang bersangkutan.
The pension benefit obligation is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets from existing pension program, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the yield at the balance sheet date of long-term government bonds that are denominated in Rupiah in which the benefits will be paid and that have terms to maturity similar to the related pension obligation.
Perseroan dan anak perusahaan diharuskan menyediakan imbalan pensiun minimum yang diatur dalam UU No. 13/2003, yang merupakan kewajiban imbalan pasti. Jika imbalan pensiun sesuai dengan UU No. 13/2003 lebih besar dari program pensiun yang ada, selisih tersebut diakui sebagai bagian dari kewajiban imbalan pensiun.
The Company and subsidiaries are required to provide a minimum pension benefit as stipulated in the Law No.13/2003, which represents an underlying defined benefit obligation. If the pension benefits based on Law No. 13/2003 are higher than those based on the existing pension plan, the difference is recorded as part of the overall pension benefits obligation.
Halaman - 24 - Page
post-
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) s.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Imbalan kerja (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) s.
Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya (lanjutan)
Pension benefits and other employment benefits (continued)
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aktiva program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi konsolidasian selama sisa masa kerja rata-rata yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions in excess of the greater of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to consolidated statements of income over the employees’ expected average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi konsolidasian, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mensyaratkan karyawan tersebut untuk bekerja selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini, biaya jasa lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode tersebut.
Past service costs are recognised immediately in the consolidated statements of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time. In this case, the past service costs are amortised on a straight-line basis over that period.
Perseroan dan beberapa anak perusahaan memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, seperti uang penghargaan dan uang pisah. Imbalan berupa uang penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun. Sedangkan imbalan berupa uang pisah, dibayarkan kepada karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, setelah memenuhi minimal masa kerja tertentu. Imbalan ini dihitung dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
The Company and certain subsidiaries also provide other post-employment benefits, service pay and separation pay. The service pay benefit vests when the employees reach their retirement age. The separation pay benefit is paid to employees in the case of voluntary resignation, subject to a minimum number of years of service. These benefits have been accounted for using the same methodology as for the defined benefit pension plan.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Other long-term employee benefits
Imbalan kerja jangka panjang lainnya seperti cuti berimbalan jangka panjang dan penghargaan jubilee dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit dan didiskontokan ke nilai kini.
Other long-term employee benefits such as long service leave and jubilee awards are calculated using the projected unit credit method and discounted to present value.
Halaman - 25 - Page
post-
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) t.
u.
v.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Saham
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) t.
Shares
Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Ordinary shares are classified as equity.
Tambahan biaya yang secara langsung terkait dengan penerbitan saham atau opsi baru disajikan pada bagian ekuitas sebagai pengurang, bersih setelah dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima.
Incremental costs directly attributable to the issue of new shares or options are shown in equity as a deduction, net of tax, from the proceeds.
Pengakuan pendapatan dan beban
u.
Revenue and expense recognition
Pendapatan bersih adalah pendapatan Perseroan dan anak perusahaan yang diperoleh dari penjualan produk dan jasa, termasuk jasa keuangan, setelah dikurangi diskon, retur, insentif penjualan, pajak penjualan barang mewah, pajak pertambahan nilai, dan pajak ekspor.
Net revenue represents revenue earned from the sale of the Company’s and subsidiaries’ products and services including financial services, net of discounts, returns, sales incentives, luxury sales tax, value added tax, and export tax.
Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah berpindah kepada pelanggan.
Revenue from the sale of goods is recognised when the significant risks and rewards of ownership of the goods have been transferred to customers.
Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan dimana jumlah tersebut dapat diukur dengan andal.
Revenue from the rendering of services is recognised when services are performed, provided that the amount can be measured reliably.
Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.
Revenue from consumer financing and financing leases is recognised over the term of the respective contracts using the effective interest method.
Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual.
Expenses are recognised as incurred on an accruals basis.
Perpajakan
v.
Taxation
Pajak penghasilan tangguhan diakui dengan menggunakan liability method, untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aktiva dan kewajiban dengan nilai tercatatnya untuk masing-masing perusahaan. Tarif pajak yang berlaku saat ini digunakan untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is provided using the liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for each entity separately. Currently enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan rugi fiskal yang masih dapat dimanfaatkan.
Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deductible temporary differences and tax losses carried forward can be utilised.
Halaman - 26 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) v.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Perpajakan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) v.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan/banding pada saat keputusan atas keberatan/banding tersebut ditetapkan. w. Laba per saham
x.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if objected to/appealed against, when the result of the objection/appeal is determined. w. Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
Pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006, tidak ada efek yang berpotensi menjadi saham biasa. Oleh karena itu, laba per saham dilusian sama dengan laba per saham biasa.
As at 31 December 2007 and 2006, there were no existing instruments which could result in the issue of further ordinary shares. Therefore diluted earnings per share is equivalent to basic earnings per share.
Dividen
x.
Pembagian dividen final diakui sebagai kewajiban ketika dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Pembagian dividen interim diakui sebagai kewajiban ketika dividen disetujui berdasarkan keputusan rapat Direksi dan sudah diumumkan kepada publik. y.
Taxation (continued)
Transaksi dengan pihak-pihak mempunyai hubungan istimewa
yang
Dividends Final dividend distributions are recognised as a liability when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of the Shareholders. Interim dividend distributions are recognised as a liability when the dividends are approved by a Board of Directors’ resolution and a public announcement has been made.
y.
Transactions with related parties
Perseroan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and subsidiaries enter into transactions with related parties as defined in PSAK 7 “Related Party Disclosures”.
Kebijakan Perseroan dan anak perusahaan atas transaksi seperti tersebut di atas adalah menggunakan prinsip arm’s length.
It is the policy of the Company and subsidiaries that such transaction be entered into on an arm’s length basis.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the consolidated financial statements.
Halaman - 27 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) z.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
2.
Pelaporan segmen
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) z.
Segment reporting
Pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasi. Segmen usaha merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa dan kelompok tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. 3.
KAS DAN SETARA KAS
3.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
2007
2006
167,884 2,308,949 3,412,989
156,545 2,104,221 2,412,134
Cash on hand Cash at bank Time and call deposits
432,490 6,322,312 (57,418)
147,346 4,820,246 (90,303)
Bank Indonesia Certificates
6,264,894
4,729,943
Kas Bank Deposito berjangka dan call deposits Sertifikat Bank Indonesia Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya a.
Segment information is presented based upon identifiable business segments. A business segment is a distinguishable component that engages in providing products and services subject to risks and returns which are different from those of other business segments.
Restricted cash and time deposits
Bank/Cash at bank 2007 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related party PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan/refer to Note 30e) Pihak ketiga/Third parties: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ Others (below Rp 50 billion each) Mata uang asing/Foreign currencies: Standard Chartered Bank Citibank N.A. PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Central Asia Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ Others (below Rp 50 billion each) Jumlah pihak ketiga/Total third parties Jumlah bank/Total cash at bank
Halaman - 28 - Page
2006
553,427
800,742
239,016 142,176 140,773 133,911 241,486
206,216 114,472 81 44,541 239,755
897,362
605,065
308,683 306,579 69,553 53,476 119,869
178,892 307,446 30,556 21,493 160,027
858,160 1,755,522 2,308,949
698,414 1,303,479 2,104,221
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
3.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) b.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
Deposito berjangka dan call deposits/Time and call deposits 2007 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related party PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan/refer to Note 30e)
368,247
404,482
461,476 354,196 317,606 252,052 246,607 193,457 183,545 173,844 77,386 74,129 71,000 8,510 4,500 230,812
111,133 161,154 307,554 84,498 197,757 3,000 59,350 70,000 189,957 95,190 73,200 65,000 213,532
2,649,120
1,631,325
75,036 53,247 267,339
32,369 343,958
395,622
376,327
Jumlah pihak ketiga/Total third parties
3,044,742
2,007,652
Jumlah deposito berjangka dan call deposits/ Total time and call deposits
3,412,989
2,412,134
Pihak ketiga/Third parties: Rupiah: PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank UOB Indonesia PT Bank DBS Indonesia PT Bank Tabungan Negara (Persero) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Lippo Tbk PT Bank Commonwealth PT Bank Bukopin PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Finconesia Standard Chartered Bank Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ Others (below Rp 50 billion each) Mata uang asing/Foreign currencies: PT Bank Niaga Tbk PT Bank NISP Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ Others (below Rp 50 billion each)
c.
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
c.
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya terutama digunakan untuk penerbitan bank garansi dan letters of credit. d.
2006
Informasi lainnya
Restricted cash and time deposits Restricted cash and time deposits mainly represent balances pledged as security for bank guarantees and letters of credit.
d.
Informasi lainnya sehubungan dengan kas dan setara kas serta kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya adalah sebagai berikut:
Halaman - 29 - Page
Other information Other information relating to cash and cash equivalents and restricted cash and time deposits are as follows:
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
3.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) d.
Informasi lainnya (lanjutan) •
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) d.
•
Suku bunga tahunan atas deposito berjangka dan call deposits serta Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”) adalah:
Rupiah Mata uang asing
Other information (continued) Time and call deposits, including Bank Indonesia Certificates (“SBI”), attracted annual interest at the following rates:
2007
2006
2.75% - 18.00% 0.25% - 6.24%
3.00% - 15.50% 0.25% - 5.50%
•
Pada tanggal 31 Desember 2007, kas dan setara kas Perseroan dan anak perusahaan dalam penyimpanan dan dalam perjalanan diasuransikan terhadap risiko kehilangan dengan nilai pertanggungan yang setara dengan Rp 342,7 miliar yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
•
As at 31 December 2007, cash and cash equivalents of the Company and subsidiaries at premises and in transit are covered by insurance against loss equivalent to Rp 342.7 billion, which management believes is adequate to cover possible loss.
•
Rincian saldo dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
•
Details of balances in currencies are as follows:
2007 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent USD JPY EUR Lain-lain/Others *
131,232,563 929,022,308 771,352 589,977
*)
•
*)
•
Saldo dalam mata uang asing tersebut di atas termasuk kas dalam mata uang asing sejumlah Rp 1,5 miliar (2006: Rp 1,6 miliar).
PIUTANG USAHA
4.
Pihak ketiga: Rupiah Mata uang asing Penyisihan piutang ragu-ragu
1,139,511 51,416 9,240 4,071 1,204,238
Cash and cash equivalents denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rates prevailing at the balance sheets date.
The balances in foreign currencies above include cash on hand in foreign currencies amounting to Rp 1.5 billion (2006: Rp 1.6 billion).
TRADE RECEIVABLES
2007 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 30f): Rupiah Mata uang asing
126,331,584 678,356,977 779,208 451,350
1,329,422
Kas dan setara kas dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
foreign
2006 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent
1,236,080 77,171 10,614 5,557
Jumlah/Total
4.
Rupiah Foreign currencies
2006
306,178 983 307,161
228,654 484 229,138
2,663,222 2,998,379 5,661,601 (250,272) 5,411,329
2,166,018 2,192,787 4,358,805 (523,608) 3,835,197
5,718,490
4,064,335
Halaman - 30 - Page
Related parties (refer to Note 30f): Rupiah Foreign currencies Third parties: Rupiah Foreign currencies Provision for doubtful receivables
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
4.
4.
PIUTANG USAHA (lanjutan) Umur piutang usaha adalah sebagai berikut: Lancar Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Penyisihan piutang ragu-ragu
Mutasi penyisihan sebagai berikut:
piutang
ragu-ragu
TRADE RECEIVABLES (continued) The ageing of trade receivables is as follows:
2007
2006
3,645,406
2,924,995
1,469,231 370,144 104,756 379,225 5,968,762 (250,272)
754,794 281,127 97,451 529,576 4,587,943 (523,608)
5,718,490
4,064,335
adalah
Pada akhir tahun
Provision for doubtful receivables
The movement of the provision for doubtful receivables is as follows:
2007 Pada awal tahun (Penurunan)/penambahan penyisihan Penghapusan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
Current Overdue: 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days Over 90 days
2006
523,608 (87,953)
241,646 293,126
(185,383) -
(11,089) (75)
250,272
523,608
At beginning of year (Decrease)/increase in provision Written-off Exchange differences due to financial statements translation At end of year
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha.
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible loss on non-collectible receivables.
Pada tanggal 31 Desember 2007, piutang usaha sejumlah Rp 51,5 miliar (2006: Rp 97,2 miliar) telah dijaminkan untuk pinjaman tertentu (lihat Catatan 11, 16f, dan 17).
As at 31 December 2007, trade receivables amounting to Rp 51.5 billion (2006: Rp 97.2 billion) have been used as collateral for certain loans (refer to Notes 11, 16f, and 17).
Rincian piutang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of trade receivables currencies are as follows:
2007 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent USD JPY EUR GBP Lain-lain/Others *
310,877,949 758,135,708 378,448 21,387 272,713
2,928,160 63,024 5,207 402 2,569
Jumlah/Total *
2,999,362
Piutang usaha dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
*
Halaman - 31 - Page
in
foreign
2006 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent 239,640,160 305,422,097 477,835 8,737 304,411
2,161,554 23,150 5,666 155 2,746 2,193,271
Trade receivables denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rates prevailing at the balance sheets date.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5.
PIUTANG LAIN-LAIN
OTHER RECEIVABLES
2007 Agunan yang diambil alih Piutang karyawan Aktiva derivatif Piutang PT Bumi Resources Tbk Lain-lain Penyisihan piutang ragu-ragu Bagian lancar Bagian tidak lancar
2006
300,264 215,916 76,925 322,968 916,073 (124,752) 791,321 (299,709)
556,299 215,314 295,856 295,504 1,362,973 (248,693) 1,114,280 (493,909)
491,612
620,371
Repossessed collateral Loans to officers and employees Derivative assets Loan to PT Bumi Resources Tbk Others Provision for doubtful receivables Current portion Non-current portion
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang.
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible loss on non-collectible receivables.
Bagian tidak lancar terdiri dari:
Non-current portion consists of:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 30g) Pihak ketiga
a.
2007 393,241
2006 356,777
98,371 491,612
263,594 620,371
Agunan yang diambil alih
a.
Agunan yang diambil alih terutama terdiri dari kendaraan yang diambil alih karena pelanggan wanprestasi. b.
Piutang karyawan
b.
Aktiva dan kewajiban derivatif
Instrumen Lindung nilai arus kas: - Swap tingkat bunga Tidak dikategorikan sebagai lindung nilai: - Swap tingkat bunga - Kontrak berjangka valuta asing - Cross currency swaps
IDR
certain subsidiaries to their officers and are generally These loans are through deductions
Derivative assets and liabilities
2007 Aktiva derivatif/ Derivative assets
490,465,135,275
Kewajiban derivatif *)/ Derivative liabilities *)
122
2,344
Instruments Cash flow hedges: - Interest rate swaps Not designated as hedges:
IDR USD USD JPY USD JPY
545,100,000,000 79,112,411 30,300,000 1,590,258,100 322,826,389 1,150,000,000
Bagian lancar Bagian tidak lancar *)
Loans to officers and employees The Company and granted vehicle loans employees, which non-interest bearing. repaid in instalments from monthly salaries.
c.
Jumlah nosional/ Notional amount
Repossessed collateral Repossessed collateral mainly consists of vehicles which have been repossessed because the customers are in default.
Perseroan dan anak perusahaan tertentu memberikan pinjaman kepada para karyawannya untuk membeli kendaraan bermotor, yang pada umumnya tidak dikenakan bunga. Pinjaman ini dilunasi secara angsuran melalui pemotongan gaji bulanan. c.
Related parties (refer to Note 30g) Third parties
7,353 1,419 68,031 76,925 (16,660)
6,359 2,680 6,017 818 23,513 1,134 42,865 (25,083)
60,265
17,782
Kewajiban derivatif disajikan sebagai kewajiban lain-lain.
Halaman - 32 - Page
*)
Derivative liabilities.
liabilities
- Interest rate swaps - Forward foreign exchange contract - Cross currency swaps Current portion Non-current portion are
presented
under
other
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5.
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan) c.
Aktiva dan kewajiban derivatif (lanjutan)
OTHER RECEIVABLES (continued) c.
Derivative assets and liabilities (continued)
2006
Jumlah nosional/ Notional amount Instrumen Tidak dikategorikan sebagai lindung nilai: - Kontrak berjangka valuta USD asing JPY - Kontrak berjangka komoditi Ton - Cross currency swaps
Aktiva derivatif/ Derivative assets
Instruments Not designated as hedges: 189,645,000 1,746,445,000 3,000
-
128,225 2,845 2,717
- Forward foreign exchange contract - Commodity forward contract
11,000,000
-
15,257 149,044
- Cross currency swaps
USD
Bagian lancar
-
Bagian tidak lancar
-
*)
*)
Kewajiban derivatif disajikan sebagai kewajiban lain-lain.
(100,954) Current portion 48,090 Derivative liabilities.
liabilities
Non-current portion are
presented
under
other
Keuntungan nilai wajar bersih yang telah diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian selama tahun berjalan sejumlah Rp 161,5 miliar (2006: rugi Rp 144,4 miliar).
Net fair value gains that have been credited in the current year’s consolidated statement of income amount to Rp 161.5 billion (2006: losses Rp 144.4 billion).
Pada tanggal 31 Desember 2007, tingkat bunga tetap sehubungan swap tingkat bunga berkisar dari 5,45% sampai 12,30%.
As at 31 December 2007, the fixed interest rates relating to interest rate swaps vary from 5.45% to 12.30%.
Informasi lain mengenai aktiva dan kewajiban derivatif pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Further information relating to the derivative assets and liabilities as at 31 December 2007 is as follows: Jatuh tempo/ Repayment schedule
Pihak dalam kontrak/Counterparts PT Bank Permata Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Danamon Indonesia Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Standard Chartered Bank ABN AMRO Bank N.V. The Bank of Tokyo – Mitsubishi UFJ Ltd Citibank N.A.
d.
Kewajiban derivatif *)/ Derivative liabilities *)
Piutang PT Bumi Resources Tbk
Maret/March 2008 Januari/January 2008 – April 2008 Januari/January 2008 – Maret/March 2008 Januari/January 2008 – November 2011 Januari/January 2008 – September 2012 Januari/January 2008 – September 2011 Juli/July 2009 – Juli/July 2011 Maret/March 2009 Februari/February 2008
d.
Loan to PT Bumi Resources Tbk
Pada bulan Agustus 2004, PT Pamapersada Nusantara (“Pama”), anak perusahaan tidak langsung, memberikan pinjaman tanpa jaminan sejumlah USD 40 juta kepada PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), induk perusahaan PT Kaltim Prima Coal (“KPC”).
In August 2004, PT Pamapersada Nusantara (“Pama”), an indirect subsidiary, granted an unsecured loan amounting to USD 40 million to PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), the ultimate parent company of PT Kaltim Prima Coal (“KPC”).
Pada bulan Januari 2007, Bumi melunasi seluruh pinjaman sejumlah USD 32,8 juta atau setara dengan Rp 299,5 miliar.
In January 2007, Bumi repaid the loan in full amounting to USD 32.8 million or equivalent to Rp 299.5 billion.
Halaman - 33 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6.
6.
PERSEDIAAN 2007
2006
Barang jadi termasuk unit CBU
3,295,479
2,969,120
Barang dalam penyelesaian Bahan baku dan unit CKD Suku cadang Barang dalam perjalanan Lain-lain
117,969 279,397 363,959 176,072 396,922 4,629,798 (48,069)
105,682 177,757 291,667 80,580 425,930 4,050,736 (50,039)
4,581,729
4,000,697
Penyisihan persediaan usang dan tidak lancar
Finished goods including CBU units Work-in-progress Raw materials and CKD units Spare parts Goods in transit Others Provision for obsolete and slow moving inventory
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan usang dan tidak lancar cukup untuk menutup kerugian karena penurunan nilai persediaan.
Management believes that the provision for obsolete and slow moving inventory is adequate to cover loss due to the decline in the value of inventories.
Pada tanggal 31 Desember 2007, persediaan sejumlah Rp 56,4 miliar (2006: Rp 95,5 miliar) dijaminkan untuk pinjaman tertentu (lihat Catatan 11 dan 16f).
As at 31 December 2007, inventories amounting to Rp 56.4 billion (2006: Rp 95.5 billion) have been used as collateral for certain loans (refer to Notes 11 and 16f).
Pada tanggal 31 Desember 2007, persediaan Perseroan dan anak perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan setara dengan Rp 3,49 triliun yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2007, the inventories of the Company and subsidiaries have been covered by insurance against loss by fire and other risks equivalent to Rp 3.49 trillion which management believes is adequate to cover possible loss.
Mutasi penyisihan persediaan usang dan tidak lancar adalah sebagai berikut:
The movement in the provision for obsolete and slow moving inventory is as follows:
Pada awal tahun Penambahan penyisihan Penghapusan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Pada akhir tahun 7.
INVENTORIES
2007 50,039 4,704 (6,702) 28
50,039
48,069
PERPAJAKAN a.
2006 51,369 8,290 (9,457) (163)
7.
Pajak dibayar di muka
TAXATION a.
2007 Perseroan Pajak Penghasilan Badan Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penjualan Barang Mewah Anak perusahaan Pajak Penghasilan Badan Pajak Pertambahan Nilai
At beginning of year Increase in provision Written-off Exchange differences due to financial statement translation At end of year
Prepaid taxes 2006
132,684 61,319 45,968
127,416 64,143 33,676
239,971
225,235
1,006,790 120,188
1,004,106 201,568
1,126,978
1,205,674
1,366,949
1,430,909
Halaman - 34 - Page
The Company Corporate Income Tax Value Added Tax Luxury Sales Tax Subsidiaries Corporate Income Tax Value Added Tax
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) b.
Hutang pajak
TAXATION (continued) b.
2007 Perseroan Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25/29 Pasal 26
Anak perusahaan Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25/29 Pasal 26 Pajak Penjualan Barang Mewah Pajak Pertambahan Nilai
c.
2006
77,767 26,169 179,472 505
42,992 4,514 19,319 613
283,913
67,438
113,242 1,024 28,262 979,656 3,831 24,665 142,756
90,383 138 28,566 187,270 4,157 19,097 88,056
1,293,436
417,667
1,577,349
485,105
Beban pajak penghasilan
c. 2007
Perseroan Kini Non Final Final Tangguhan
Anak perusahaan Kini Non Final Final Tangguhan
Konsolidasian Kini Non Final Final Tangguhan
Taxes payable
Subsidiaries Income taxes: Article 21 Article 22 Article 23 Article 25/29 Article 26 Luxury Sales Tax Value Added Tax
Income tax expenses 2006
(488,770) (7,556) 34,114
(200,588) (8,002) (13,036)
(462,212)
(221,626)
(2,117,711) (79,549) (3,746)
(1,202,134) (64,254) 35,068
(2,201,006)
(1,231,320)
(2,606,481) (87,105) 30,368
(1,402,722) (72,256) 22,032
(2,663,218)
(1,452,946)
Halaman - 35 - Page
The Company Income taxes: Article 21 Article 23 Article 25/29 Article 26
The Company Current Non Final Final Deferred
Subsidiaries Current Non Final Final Deferred
Consolidated Current Non Final Final Deferred
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
TAXATION (continued) c.
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dan hasil perhitungan teoritis laba sebelum pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 2007
Income tax expenses (continued) The reconciliation between income tax expenses and the theoretical tax amount on profit before income tax is as follows: 2006
Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan Eliminasi konsolidasi
10,633,605
5,943,784
4,167,674
2,519,667
Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan dan eliminasi Dikurangi: Laba sebelum pajak penghasilan anak perusahaan
14,801,279
8,463,451
(7,819,794)
(4,529,728)
Laba sebelum pajak penghasilan Perseroan Pajak dihitung pada tarif pajak yang berlaku Penghasilan bukan obyek pajak Beban yang tidak dapat dikurangkan Beban pajak penghasilan Perseroan Beban pajak penghasilan anak perusahaan
6,981,485
3,933,723
(2,090,407)
(1,174,157)
1,689,201 (61,006)
1,003,286 (50,755)
(462,212)
(221,626)
(2,201,006)
(1,231,320)
(2,663,218)
(1,452,946)
Beban pajak penghasilan konsolidasian
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak Perseroan dengan penghasilan kena pajak Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut: Laba sebelum pajak penghasilan Perseroan Penyesuaian pajak: Iklan dan promosi Beban kesejahteraan karyawan Insentif dealer Penghasilan kena pajak final Bagian atas laba bersih anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities, setelah dikurangi amortisasi goodwill Lain-lain
2006
6,981,485
3,933,723
72,763 61,053 42,583 (38,592) (5,630,670)
11,075 54,577 (11,357) (46,482) (3,344,288)
(5,352,197) Penghasilan kena pajak Perseroan
1,629,288 Halaman - 36 - Page
Consolidated profit before income tax and eliminations Less: Profit before income tax of subsidiaries Profit before income tax of the Company Tax calculated at applicable tax rates Income not subject to tax Non-deductible expenses Income tax expenses of the Company Income tax expenses of subsidiaries Consolidated income tax expenses
The reconciliation between profit before income tax of the Company and the Company’s taxable income for the years ended 31 December 2007 and 2006 is as follows:
2007
140,666
Consolidated profit before income tax Consolidation eliminations
71,437
Profit before income tax of the Company Fiscal adjustments: Advertising and promotion Employee welfare expenses Dealer incentives Income subject to final tax Share of results of subsidiaries, associates and jointly controlled entities, net of goodwill amortisation Others
(3,265,038) 668,685
Taxable income of the Company
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
TAXATION (continued) c.
2007 Beban pajak penghasilan kini Perseroan - non final Pembayaran pajak di muka Perseroan Hutang pajak penghasilan/ (pajak penghasilan lebih bayar) – Perseroan Beban pajak penghasilan kini anak perusahaan - non final Pembayaran pajak di muka anak perusahaan Hutang pajak penghasilan anak perusahaan
Income tax expenses (continued) 2006
488,770 (309,298)
200,588 (328,004)
179,472
(127,416)
2,117,711 (1,138,055)
1,202,134 (1,014,864) 187,270
979,656
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah penghasilan kena pajak tahun 2007 didasarkan atas perhitungan sementara, karena Perseroan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) pajak penghasilan badan final. d.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan
Current income tax expenses of the Company - non final Prepayment of income taxes of the Company Income tax payable/ (overpayment of income taxes) - the Company Current income tax expenses of subsidiaries - non final Prepayment of income taxes of subsidiaries Income tax payable subsidiaries
In these consolidated financial statements, the amount of taxable income for the year 2007 is based on preliminary calculations, as the Company has not yet been required to submit its final corporate income tax returns. d.
Deferred tax assets and liabilities
2007
Pada awal tahun/At beginning of year Aktiva pajak tangguhan Perseroan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang dan tidak lancar Investasi Perbedaan antara nilai buku bersih aktiva tetap akuntansi dan fiskal Beban tangguhan Beban yang masih harus dibayar Keuntungan ditangguhkan Kewajiban imbalan kerja
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi konsolidasian/ Credited/(charged) to consolidated statements of income
Reklasifikasi/ Reclassification
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain/ Others
7,003
(1,083)
-
-
5,920
3,023
(838)
-
-
2,185
4,384 (6,611)
461
-
-
4,384 (6,150)
Deferred tax assets the Company: Provision for doubtful receivables Provision for obsolete and slow moving inventory Investments Difference between accounting and tax fixed assets’ net book value Deferred charges Accrued expenses Deferred gain Employee benefits obligation
2,645 74,768 48,922 46,449
(3,299) 59,411 (21,000) 462
-
-
(654) 134,179 27,922 46,911
Aktiva pajak tangguhan Perseroan, bersih
180,583
34,114
-
-
214,697
Deferred tax assets of the Company, net
Aktiva pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
615,752
37,756
(257)
(7,367)
645,884
Deferred tax assets of subsidiaries, net
796,335
71,870
(257)
(7,367)
860,581
(214,037)
(41,502)
257
Kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
Halaman - 37 - Page
803
(254,479)
Deferred tax liabilities of subsidiaries, net
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) d.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan (lanjutan)
TAXATION (continued) d.
Deferred tax (continued)
assets
and
liabilities
2006
Pada awal tahun/At beginning of year Aktiva pajak tangguhan Perseroan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang dan tidak lancar Investasi Perbedaan antara nilai buku bersih aktiva tetap akuntansi dan fiskal Beban tangguhan Beban yang masih harus dibayar Keuntungan ditangguhkan Kewajiban imbalan kerja
Reklasifikasi/ Reclassification
6,112
891
-
-
7,003
1,981
1,042
Deferred tax assets the Company: Provision for doubtful receivables Provision for obsolete and slow moving inventory Investments Difference between accounting and tax fixed assets’ net book value Deferred charges Accrued expenses Deferred gain Employee benefits obligation
-
-
3,023
4,384 (5,906)
(705)
-
-
4,384 (6,611)
(350) 74,591 69,922 42,885
2,995 177 (21,000) 3,564
-
-
2,645 74,768 48,922 46,449
-
-
180,583
Deferred tax assets of the Company, net Deferred tax assets of subsidiaries, net
193,619
(13,036)
Aktiva pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
575,974
43,958
12,601
(16,781)
615,752
769,593
30,922
12,601
(16,781)
796,335
(192,546)
(8,890)
(12,601)
Surat ketetapan pajak
e.
Beberapa anak perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) untuk beberapa tahun pajak dan mengajukan keberatan atas SKP tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, keberatan tersebut masih dalam proses. f.
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain/ Others
Aktiva pajak tangguhan Perseroan, bersih
Kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
e.
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi konsolidasian/ Credited/(charged) to consolidated statements of income
Administrasi
-
(214,037)
Deferred tax liabilities of subsidiaries, net
Tax assessments Certain subsidiaries have received tax assessment letters in respects of certain open fiscal years and lodged objections to these assessments. As at the date of the financial statements, the objections are still in process.
f.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan dan anak perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Untuk tahun pajak sebelum tahun 2008, Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.
Halaman - 38 - Page
Administration Under the taxation laws of Indonesia, the Company and subsidiaries submit tax returns on the basis of self assessment. For fiscal years before 2008, the Director General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
8.
PIUTANG PEMBIAYAAN
FINANCING RECEIVABLES
2007 Piutang pembiayaan konsumen, bersih Investasi bersih dalam sewa guna usaha, bersih Penyisihan piutang ragu-ragu
a.
15,631,743
17,679,579
1,654,340
654,758
17,286,083 (934,087)
18,334,337 (769,290)
16,351,996
17,565,047
Piutang pembiayaan konsumen, bersih Rincian piutang pembiayaan bersih adalah sebagai berikut:
2006
a.
konsumen,
Consumer financing receivables, net
2006
30,332,748
30,683,912
(8,219,913)
(6,152,878)
(6,481,092)
(6,851,455)
Penyisihan piutang ragu-ragu
15,631,743 (898,824)
17,679,579 (757,745)
Bersih
14,732,919
16,921,834
Rincian piutang pembiayaan konsumen kotor yang diklasifikasikan menurut tahun jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Consumer financing receivables, gross Amount financed by other parties Unearned income Provision for doubtful receivables Net
A schedule of gross consumer financing receivables classified according to year of maturity is as follows:
2007 Dalam 1 tahun Dalam 1 – 2 tahun Lebih dari 2 tahun
Provision for doubtful receivables
Details of consumer financing receivables, net are as follows:
2007 Piutang pembiayaan konsumen, kotor Bagian pinjaman yang dibiayai pihak lain Pendapatan ditangguhkan
Consumer financing receivables, net Net investment in direct financing leases, net
2006
16,820,478 9,701,755 3,810,515
16,676,905 10,132,584 3,874,423
30,332,748
30,683,912
Within 1 year Within 1 – 2 years More than 2 years
Informasi pokok lainnya sehubungan dengan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan adalah sebagai berikut:
Other significant information relating to consumer financing receivables are as follows:
-
- The effective annual interest rates of consumer financing receivables ranged between 10.3% - 43.9% (2006: 13% 47.5%).
Suku bunga efektif per tahun atas piutang pembiayaan konsumen berkisar antara 10,3% - 43,9% (2006: 13% - 47,5%).
Halaman - 39 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
8.
PIUTANG PEMBIAYAAN (lanjutan) a.
Piutang pembiayaan konsumen, bersih (lanjutan) -
b.
FINANCING RECEIVABLES (continued) a.
Consumer (continued)
financing
receivables,
net
Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan pengalihan fidusia atas Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor dan Bukti Pemilikan Alat Berat atas porsi pembiayaan dimana anak perusahaan menanggung risiko kredit.
-
Consumer financing receivables are secured by fiduciary transfers of Motor Vehicle Ownership Certificates and Heavy Equipment Ownership Certificates in respect of finance on which the subsidiaries bear the credit risk.
- Pada tanggal 31 Desember 2007, piutang pembiayaan konsumen bersih sejumlah Rp 5,82 triliun (2006: Rp 3,89 triliun) dijaminkan untuk pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan tertentu yang bergerak di bidang jasa keuangan (lihat Catatan 11, 16f, dan 17).
-
As at 31 December 2007, net consumer financing receivables amounting to Rp 5.82 trillion (2006: Rp 3.89 trillion) have been used as collateral for loans obtained by certain financial services subsidiaries (refer to Notes 11, 16f, and 17).
- Pada tanggal 31 Desember 2007, saldo piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp 47,1 miliar adalah dalam mata uang USD (2006: Rp 46,1 miliar).
- As at 31 December 2007, consumer financing receivables of Rp 47.1 billion are denominated in USD (2006: Rp 46.1 billion).
Investasi bersih dalam sewa guna usaha
b.
Kegiatan sewa guna usaha terutama mencakup sewa guna usaha kendaraan bermotor dan alat berat dengan masa sewa berkisar antara 3 hingga 4 tahun untuk kendaraan bermotor dan antara 2 hingga 3 tahun untuk alat berat. 2007 Piutang sewa guna usaha, kotor Nilai sisa yang terjamin Simpanan jaminan Pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan
Net investment leases
in
direct
financing
Leasing operations principally consist of leasing motor vehicles and heavy equipment, with lease terms ranging from 3 to 4 years for motor vehicles and 2 to 3 years for heavy equipment. 2006
1,947,197 532,474 (532,474) (292,857)
798,419 239,143 (239,143) (143,661)
Penyisihan piutang ragu-ragu
1,654,340 (35,263)
654,758 (11,545)
Provision for doubtful receivables
Bersih
1,619,077
643,213
Net
Simpanan jaminan dari penyewa akan digunakan untuk melunasi harga jual aktiva yang disewakan pada akhir masa sewa jika penyewa menggunakan hak opsinya untuk membeli aktiva tersebut. Uang jaminan akan dikembalikan kepada penyewa jika hak opsi tidak digunakan.
Halaman - 40 - Page
Lease receivables, gross Guaranteed residual values Security deposits Unearned lease income
Security deposits from lessees will be applied against the selling price of the leased assets at the end of the lease term if the lessee exercises the option to purchase the asset. The deposit will be refunded to the lessee if the purchase option is not exercised.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
8.
PIUTANG PEMBIAYAAN (lanjutan) b.
Investasi bersih dalam sewa guna usaha (lanjutan)
FINANCING RECEIVABLES (continued) b.
Rincian piutang sewa guna usaha kotor yang diklasifikasikan menurut tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:
direct
financing
A schedule of gross lease receivables classified according to year of maturity is as follows:
2007 Dalam 1 tahun Dalam 1 – 2 tahun Lebih dari 2 tahun
Net investment in leases (continued)
2006
971,320 689,869 286,008
408,036 278,642 111,741
1,947,197
798,419
Within 1 year Within 1 – 2 years More than 2 years
Pada tanggal 31 Desember 2007, piutang sewa guna usaha bersih sejumlah Rp 921,7 miliar (2006: Rp 225 miliar) dijaminkan untuk pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan tertentu yang bergerak di bidang jasa keuangan (lihat Catatan 11 dan 16f).
As at 31 December 2007, net lease receivables amounting to Rp 921.7 billion (2006: Rp 225 billion) have been used as collateral for loans obtained by certain financial services subsidiary (refer to Notes 11 and 16f).
Rincian piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa guna usaha kotor menurut umur adalah sebagai berikut:
The ageing of gross consumer financing and lease receivables is as follows:
2007 Lancar Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari Lebih dari 60 hari
Mutasi penyisihan sebagai berikut:
piutang
2006
31,487,413
30,895,939
418,491 139,620 234,421
321,161 103,110 162,121
32,279,945
31,482,331
ragu-ragu
adalah
The movement of the provision for doubtful receivables is as follows:
2007 Pada awal tahun Penambahan penyisihan, setelah pemulihan Penghapusan Pada akhir tahun
2006
769,290 831,371
926,758 804,120
(666,574)
(961,588)
934,087
769,290
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan tidak tertagihnya piutang pembiayaan.
Current Overdue: 1 - 30 days 31 - 60 days Over 60 days
At beginning of year Increase in provision, net of amount recovered Written-off At end of year
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible loss in respect of financing receivables.
Halaman - 41 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES
INVESTMENTS IN ASSOCIATES JOINTLY CONTROLLED ENTITIES
AND
2007
Investee Otomotif/Automotive PT Astra Honda Motor a) PT Astra Daihatsu Motor PT Toyota-Astra Motor PT Denso Indonesia a) PT Kayaba Indonesia PT Aisin Indonesia PT GS Battery PT Tri Dharma Wisesa PT AT Indonesia PT Federal Nittan Industries Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) c) Jasa keuangan/Financial services PT Bank Permata Tbk a) PT Toyota Astra Financial Services PT Komatsu Astra Finance PT Astra Auto Finance PT Astra CMG Life Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) Alat-alat berat/pertambangan/ Heavy equipment/mining PT Traktor Nusantara a) PT United Tractors Semen Gresik Teknologi informasi/ Information technology PT SCS Astragraphia Technologies Lain-lain/Others PT PAM Lyonnaise Jaya PT Marga Mandalasakti Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each)
% kepemilikan efektif/ % of effective ownership 31/12/2007
50.00 31.87 51.00 22.25 43.36 29.48 43.36 43.36 34.69 34.69
Pada awal tahun/ At beginning of year
Bagian atas hasil bersih/ Share of results
Dividen/ Dividends
Pembelian/ Purchases
3,223,942 772,267 521,849 190,985 189,609 164,788 138,710 129,980 68,478 65,796 101,268
(32,007)
5,567,672
-
(160,167) (6,391) (69,499) (64)
3,179,102 234,926 104,032 62,108 -
-
-
(236,121)
3,580,168
17,064 6,049
(7,175) (2,937)
-
-
93,822 32,365
113,186
23,113
(10,112)
-
-
126,187
37.67
53,645
5,720
-
-
-
59,365
30.00 34.00
249,647 147,748 5,268
29,032 9,153 4,774
(8,126) -
-
196
270,553 156,901 10,238
50.00 26.30
1,000,221 134,658 153,696 33,323 45,941 47,024 (268) 30,972 9,811 24,351 16,334
(157,024) (2,623) (53,189) (3,682) (23,940) (13,293) (3,446) (5,954) (3,077) (10,856) (477)
4,381,177
1,496,063
(277,561)
3,114,644 233,534 84,159 53,807 67,411 64
224,625 7,783 19,873 8,301 2,088 -
-
3,553,619
262,670
83,933 29,253
-
Lain-lain/ Others b)
405 (21,596) (10,816)
44.51 50.00 50.00 44.86 -
2,380,340 640,232 421,342 161,344 167,608 131,057 164,020 104,962 61,744 52,301 96,227
Pada akhir tahun/ At end of year
402,663
42,959
(8,126)
-
8,504,290
1,830,525
(295,799)
-
196 (267,932)
437,692 9,771,084
a)
Dan anak perusahaan.
a)
And subsidiary/subsidiaries.
b)
Lain-lain terutama timbul dari perubahan nilai wajar efek-efek yang tersedia untuk dijual di PT Bank Permata Tbk, perubahan ekuitas perusahaan asosiasi karena penjualan investasi di PT Century Batteries Indonesia dan penjualan investasi di PT Astra CMG Life dan PT Exedy Indonesia.
b)
Others mainly arise from change in the fair value of available-for-sale securities in PT Bank Permata Tbk, changes in equity of associate due to disposal of investment in PT Century Batteries Indonesia, and disposal of investments in PT Astra CMG Life and PT Exedy Indonesia.
c)
Otomotif - lain-lain terdiri dari perusahaan asosiasi Perseroan dan anak perusahaan, yaitu PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia melalui PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia dan PT Wahana Eka Paramitra melalui PT Astra Otoparts Tbk.
c)
Automotive - others consist of associates of the Company and subsidiaries, being PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia through PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia and PT Wahana Eka Paramitra through PT Astra Otoparts Tbk.
Halaman - 42 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (lanjutan)
Investee Otomotif/Automotive PT Astra Honda Motor a) PT Astra Daihatsu Motor PT Toyota-Astra Motor PT Kayaba Indonesia PT Denso Indonesia a) PT GS Battery a) PT Aisin Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT AT Indonesia PT Federal Nittan Industries Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) c)
% kepemilikan efektif/ % of effective ownership 31/12/2006 50.00 31.87 51.00 43.36 22.25 43.36 29.49 43.36 34.69 34.69
2006
Pada awal tahun/ At beginning of year 2,501,660 428,859 381,742 167,422 155,365 152,370 43,252 60,067 44,036 117,641 4,052,414
Jasa keuangan/Financial services PT Bank Permata Tbk a) PT Toyota Astra Financial Services PT Komatsu Astra Finance PT Astra Auto Finance PT Astra CMG Life Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) Alat-alat berat/pertambangan/ Heavy equipment/mining PT Traktor Nusantara a) PT United Tractors Semen Gresik Teknologi informasi/ Information technology PT SCS Astragraphia Technologies Lain-lain/Others PT PAM Lyonnaise Jaya PT Marga Mandalasakti Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each)
44.51 50.00 50.00 44.86 50.00
INVESTMENTS IN ASSOCIATES AND JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (continued)
Bagian atas hasil bersih/ Share of results 979,003 38,438 91,726 31,726 15,676 13,400 28,536 19,319 10,197 18,093 (4,845) 1,241,269
Dividen/ Dividends
Pembelian/ Purchases
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain/ Others b)
(1,100,000) (2,992) (52,126) (31,540) (9,697) (1,750) (14,603) (10,000) (8,520) (9,828) (291)
177,058 52,391 1,920
(323) (1,131) 117,124 (18,198)
2,380,340 640,232 421,342 167,608 161,344 164,020 131,057 104,962 61,744 52,301 96,227
(1,241,347)
231,369
97,472
4,381,177
1,999,844 79,004 55,095 32,603 64
47,234 (3,112) 5,155 (1,288) 34,808 -
-
893,619 236,646 -
173,947 -
3,114,644 233,534 84,159 53,807 67,411 64
2,166,610
82,797
-
1,130,265
173,947
3,553,619
74,207 26,097
14,714 5,875
(4,988) (2,668)
-
(51)
83,933 29,253
100,304
20,589
(7,656)
-
(51)
113,186
37.67
47,976
5,669
-
-
-
53,645
30.00 34.00
147,378 4,754
8,913 370 257
-
240,734 -
257
249,647 147,748 5,268
50.00 26.30
152,132
9,540
-
240,734
257
402,663
6,519,436
1,359,864
(1,249,003)
1,602,368
271,625
8,504,290
a)
Dan anak perusahaan.
a)
And subsidiary/subsidiaries.
b)
Lain-lain terutama timbul dari pengalihan PT Aisin Indonesia dari anak perusahaan menjadi perusahaan asosiasi karena penurunan kepemilikan efektif dari 43,36% menjadi 29,49%, pengalihan PT Gemala Kempa Daya dari perusahaan asosiasi menjadi anak perusahaan karena peningkatan kepemilikan efektif dari 34,69% menjadi 43,94% dan perubahan nilai wajar efek-efek yang tersedia untuk dijual di PT Bank Permata Tbk.
b)
Others mainly arise from the transfers of PT Aisin Indonesia from a subsidiary to an associate due to the reduction in effective ownership from 43.36% to 29.49% and the transfer of PT Gemala Kempa Daya from an associate company to a subsidiary due to the increase in effective ownership from 34.69% to 43.94% and change in the fair value of available-for-sale securities in PT Bank Permata Tbk.
c)
Otomotif - lain-lain terdiri dari perusahaan asosiasi Perseroan dan anak perusahaan, yaitu PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia melalui PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Wahana Eka Paramitra, dan PT Exedy Indonesia melalui PT Astra Otoparts Tbk.
c)
Automotive - others consist of associates of the Company and subsidiaries, being PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia through PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Wahana Eka Paramitra, and PT Exedy Indonesia through PT Astra Otoparts Tbk.
Pada tanggal 18 Juni 2007, PT Sedaya Multi Investama (“SMI”), anak perusahaan, menjual seluruh kepemilikan sahamnya di PT Astra CMG Life kepada Commonwealth International Holding Pty Ltd dan PT Gala Arta Jaya seharga Rp 45,8 miliar. Atas penjualan ini SMI membukukan kerugian penjualan investasi sebesar Rp 23,7 miliar.
On 18 June 2007, PT Sedaya Multi Investama (“SMI”), a subsidiary, sold all of its interest in PT Astra CMG Life to Commonwealth International Holding Pty Ltd and PT Gala Arta Jaya for Rp 45.8 billion. On this disposal, SMI recorded a loss on sale of investment of Rp 23.7 billion.
Halaman - 43 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. AKTIVA TETAP
10. FIXED ASSETS 2007
Harga perolehan/ nilai revaluasi Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: - Alat-alat pengangkutan - Peralatan kantor - Alat-alat berat Properti pertambangan Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian: - Bangunan dan mesin - Tanaman belum menghasilkan
Akumulasi penyusutan Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: - Alat-alat pengangkutan - Peralatan kantor - Alat-alat berat Properti pertambangan Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha
Nilai buku bersih
Pada awal tahun/ At beginning of year
Penambahan/ Additions
2,007,157 2,996,604 7,203,235 610,909 1,226,849 1,224,075
8,433 70,747 127,080 114,369 121,691 4,092
(50,406) (36,992) (404,415) (30,476) (38,572) (1,546)
1,863,169 340,006 63,837 20,870 1,918,309
568,976 58,699 4,382 443,760 291,429
(252,396) (68,758) (1,553) -
1,036,199 295,044
1,420,932 372,668
(26) -
20,806,263
3,607,258
(885,140)
86,334
Pengurangan/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifications 107,218 470,042 1,174,215 10,548 3,556 417
Anak perusahaan baru/New subsidiaries
Pada akhir tahun/ At end of year
5,115 4,894 24,277 1,770 2,995 -
2,077,517 3,505,295 8,124,392 707,120 1,316,519 1,227,038
(274) (67,649)
-
2,179,749 329,947 66,666 443,760 20,596 2,142,089
(1,611,322) (417)
-
845,783 667,295
39,051
23,653,766
(356) (1,033,314) (3,849,055) (318,802) (880,474) (490,707)
(186,098) (943,287) (85,991) (163,709) (61,977)
18,792 287,710 22,299 36,541 882
29 9,408 (65,442) (1,275) 8,382 -
(545,312) (239,684) (23,557) (8,447) (386,208)
(307,921) (51,571) (13,654) (119,861) (6,074) (364,560)
157,400 60,228 359 -
48,569
(7,775,916)
(2,304,703)
584,211
(329)
(327) (3,929) (1,195,141) (21,270) (4,591,344) (1,694) (385,463) (2,746) (1,002,006) (551,802) -
(695,833) (231,027) (36,852) (119,861) (14,521) (702,199)
Acquisition cost/ revalued amount Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: - Transportation equipment - Office equipment - Heavy equipment Mining properties Joint operation assets Assets under finance leases Assets under construction: - Buildings and machinery - Immature plantations
Accumulated depreciation Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: - Transportation equipment - Office equipment - Heavy equipment Mining properties Joint operation assets Assets under finance leases
(29,639) (9,526,376) 14,127,390
13,030,347
Net book value
2006
Harga perolehan/ nilai revaluasi Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: - Alat-alat pengangkutan - Peralatan kantor - Alat-alat berat Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian: - Bangunan dan mesin - Tanaman belum menghasilkan Akumulasi penyusutan Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: - Alat-alat pengangkutan - Peralatan kantor - Alat-alat berat Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha
Nilai buku bersih
Pada awal tahun/ At beginning of year
Penambahan/ Additions
1,855,038 2,559,177 5,937,344 462,667 1,150,606 1,232,021
63,247 74,630 331,307 155,441 155,592 -
(44,208) (28,258) (388,424) (18,026) (73,372) (8,299)
92,012 430,199 1,456,528 17,601 (1,953) 353
1,642,177 331,218 61,436 16,658 1,764,469
449,998 55,250 6,131 761,475
(229,006) (46,462) (5,462) (27,175)
1,732 4,212 (580,460)
888,019 101,594
1,564,938 196,739
(1,113) (109)
(1,414,890) (5,108)
18,002,424
3,814,748
(869,914)
Pengurangan/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifications
226
Anak perusahaan baru Pada akhir dan yang tahun/ dilepas/New and At end of disposed year subsidiaries 41,068 (39,144) (133,520) (6,774) (4,024) (755) 1,928
2,007,157 2,996,604 7,203,235 610,909 1,226,849 1,224,075 1,863,169 340,006 63,837 20,870 1,918,309 1,036,199 295,044
(141,221) 20,806,263
(356) (895,565) (2,927,388) (256,671) (786,977) (440,636)
(149,181) (821,960) (75,583) (162,105) (61,239)
14,175 297,753 11,969 42,477 6,204
(1,163) (456,102) (1,926) 24,037 4,964
(424,534) (231,147) (12,108) (3,621) (527,863)
(264,917) (50,988) (11,904) (4,826) (327,114)
144,139 42,451 455 10,059
458,710
-
(6,506,866)
(1,929,817)
569,682
28,520
62,565
(356) (1,580) (1,033,314) 58,642 (3,849,055) 3,409 (318,802) 2,094 (880,474) (490,707) (545,312) (239,684) (23,557) (8,447) (386,208)
Halaman - 44 - Page
Accumulated depreciation Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: - Transportation equipment - Office equipment - Heavy equipment Joint operation assets Assets under finance leases
(7,775,916) 13,030,347
11,495,558
Acquisition cost/ revalued amount Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: - Transportation equipment - Office equipment - Heavy equipment Joint operation assets Assets under finance leases Assets under construction: - Buildings and machinery - Immature plantations
Net book value
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. AKTIVA TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued)
Penambahan aktiva tetap terdiri dari: Perolehan Pindahan dari uang muka Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
Additions to fixed assets consist of: 2007
2006
3,287,308 319,933 17
3,551,631 263,150 (33)
3,607,258
3,814,748
Acquisitions Transfer from advance payments Exchange differences due to financial statements translation
Pada tahun 2007, Pama mengakuisisi sekelompok aktiva dengan jumlah yang dibayarkan sebesar USD 50,1 juta, dimana USD 48,6 juta atau setara dengan Rp 444 miliar dicatat sebagai properti pertambangan.
In 2007, Pama acquired a group of assets for a total consideration of USD 50.1 million, of which USD 48.6 million or equivalent to Rp 444 billion is recorded as mining properties.
Rincian keuntungan pelepasan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Details of gains from the disposal of fixed assets are as follows:
2007 Harga jual Nilai buku bersih Keuntungan yang ditangguhkan atas pelepasan aktiva tetap
2006
470,179 (300,929) -
416,805 (300,232) (1,707)
169,250
114,866
Penambahan akumulasi penyusutan terdiri dari:
Additions to accumulated depreciation consist of:
2007 Penyusutan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
Beban pokok pendapatan Beban usaha Perkebunan plasma dan tanaman belum menghasilkan
2006
2,304,686 17
1,929,852 (35)
2,304,703
1,929,817
Penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Proceeds Net book value Deferred gain from disposal of fixed assets
Depreciation Exchange differences due to financial statements translation
Depreciation was allocated as follows: 2007
2006
1,954,566 337,257 12,863
1,607,563 313,044 9,245
2,304,686
1,929,852
Cost of revenue Operating expenses Plasma and immature plantations
Hak atas tanah berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha yang dapat diperbaharui dengan masa yang berakhir antara tahun 2008 sampai 2099.
Land rights are held under renewable “Hak Guna Bangunan” and “Hak Guna Usaha” titles, which expire between 2008 and 2099.
Bangunan dan mesin dalam penyelesaian diperkirakan akan selesai antara tahun 2008 dan 2009.
Buildings and machinery under construction are estimated to be completed between 2008 and 2009.
Pada tanggal 31 Desember 2007, aktiva tetap tertentu dengan nilai buku sejumlah Rp 3,57 triliun (2006: Rp 5,03 triliun) dijaminkan untuk pinjaman jangka pendek, pinjaman bank dan pinjaman lainlain jangka panjang, hutang obligasi, dan hutang sewa guna usaha (lihat Catatan 11, 16f, 17, dan 18).
As at 31 December 2007, certain fixed assets with a net book value of Rp 3.57 trillion (2006: Rp 5.03 trillion) have been used as collateral for short-term loans, long-term bank loans and other loans, bonds, and obligations under finance leases (refer to Notes 11, 16f, 17, and 18).
Halaman - 45 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. AKTIVA TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2007, aktiva tetap Perseroan dan anak perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan setara dengan Rp 15,57 triliun (2006: Rp 14,87 triliun) yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2007, certain fixed assets of the Company and subsidiaries are covered by insurance against loss by fire and other risks equivalent to Rp 15.57 trillion (2006: Rp 14.87 trillion), which management believes provides adequate cover for possible loss.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan signifikan atas nilai tercatat aktiva tetap tersebut.
Management is of the view that there has been no material impairment in the carrying amount of the fixed assets.
11. PINJAMAN JANGKA PENDEK Pinjaman sindikasi Pinjaman bank lainnya
11. SHORT-TERM LOANS 2007
2006
2,574,421
1,250,800 1,681,850
2,574,421
2,932,650
Syndicated loans Other bank loans
Pinjaman sindikasi
Syndicated loans
Perseroan memiliki Perjanjian Fasilitas Syndicated Revolving dengan bank asing dan lokal yang terdiri dari Fasilitas A sejumlah USD 170 juta dan Fasilitas B sejumlah Rp 600 miliar, yang dapat digunakan hingga bulan November 2007.
The Company had a Syndicated Revolving Facilities Agreement with overseas and local banks comprising Facility A of USD 170 million and Facility B of Rp 600 billion, which were available up to November 2007.
Dengan berakhirnya fasilitas tersebut pada bulan November 2007, maka jumlah pinjaman sindikasi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah nihil (2006: Rp 1,25 triliun).
With the expiry of the facilities in November 2007, total outstanding syndicated loans as at 31 December 2007 was nil (2006: Rp 1.25 trillion).
Pinjaman bank lainnya/Other bank loans 2007 Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Lippo Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Mizuho Indonesia PT ANZ Panin Bank PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank China Trust Indonesia PT Bank BNP Paribas Indonesia Citibank N.A. PT Bank Central Asia Tbk JPMorgan Chase Bank N.A. PT Bank UOB Buana Tbk ABN Amro Bank N.V. PT Bank DBS Indonesia PT Bank NISP Tbk Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 50 miliar)/ Others (below Rp 50 billion each)
Halaman - 46 - Page
2006
300,000 250,627 250,000 215,000 160,000 160,000 150,000 105,000 100,000 100,000 100,000 94,227 70,000 60,000 50,000 30,000 65,508
98,542 195,597 102,500 147,750 80,000 30,000 419,962 95,000 50,000 50,000 59,020 38,148
2,260,362
1,366,519
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
11. SHORT-TERM LOANS (continued)
Pinjaman bank lainnya (lanjutan)/Other bank loans (continued) 2007 USD: Standard Chartered Bank The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 50 miliar)/ Others (below Rp 50 billion each) JPY: PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 50 miliar)/ Others (below Rp 50 billion each)
2006
695 91,158
65,395 54,120 50,707 25,190
91,853
195,412
121,662 86,248 14,296
43,972 75,947 -
222,206
119,919
2,574,421
1,681,850
Sesuai dengan perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu, antara lain batasan rasio keuangan.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants.
Pada tanggal 31 Desember 2007, pinjaman jangka pendek sejumlah USD 3,6 juta, JPY 1,53 miliar, dan Rp 1,72 triliun atau setara dengan Rp 1,88 triliun (2006: USD 8,8 juta, JPY 1,58 miliar, dan Rp 1,11 triliun atau setara dengan Rp 1,31 triliun) yang diperoleh anak perusahaan langsung dan tidak langsung tertentu dijamin dengan piutang usaha, persediaan, piutang pembiayaan konsumen, investasi bersih dalam sewa guna usaha, dan aktiva tetap dari anak perusahaan langsung dan tidak langsung yang bersangkutan, serta jaminan perusahaan dari anak perusahaan (lihat Catatan 4, 6, 8a, 8b, 10, dan 32a).
As at 31 December 2007, short-term loans amounting to USD 3.6 milion, JPY 1.53 billion, and Rp 1.72 trillion or equivalent to Rp 1.88 trillion (2006: USD 8.8 million, JPY 1.58 billion, and Rp 1.11 trillion or equivalent to Rp 1.31 trillion) obtained by certain direct and indirect subsidiaries are secured by trade receivables, inventories, consumer financing receivables, net investment in direct financing leases, and fixed assets of the respective direct and indirect subsidiaries, and corporate guarantees issued by subsidiaries (refer to Notes 4, 6, 8a, 8b, 10, and 32a).
Informasi lain mengenai pinjaman jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Further information relating to the short-term loans as at 31 December 2007 is as follows:
Kreditur/Lenders
Jadwal pembayaran/ Repayment schedule
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Lippo Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Mizuho Indonesia
19 September 2008 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008
PT ANZ Panin Bank PT Bank Rabobank International Indonesia
7 Januari/January 2008 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008
PT Bank China Trust Indonesia PT Bank BNP Paribas Indonesia Citibank N.A. PT Bank Central Asia Tbk
13 Februari/February 2008 11 Maret/March 2008 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 19 Maret/March 2008 8 Februari/February 2008 22 September 2008 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 17 Maret/March 2008 6 Februari/February 2008 16 Januari/January 2008 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2008 18 Januari/January 2008
JPMorgan Chase Bank N.A. PT Bank UOB Buana Tbk ABN Amro Bank N.V. PT Bank DBS Indonesia Standard Chartered Bank PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Halaman - 47 - Page
Tingkat bunga/ Interest rates Rupiah reference rate + 5.00% 10.50% - 15.00% 9.75% - 10.75% SBI + 1.00% - 2.50% SBI + 0.90% - 3.50% 6.75% - 10.75% SBI + 1.50% SIBOR + 0.75% - 1.15% SBI + 1.50% 8.75% - 10.30% SBI + 2.25% SBI + 3.00% 9.25% - 10.40% 7.50% - 9.80% 11.50% SBI + 3% SIBOR + 0.75% - 1.15% 6.75% - 10.15% SBI + 3.00% - 3.50% Rupiah reference rate + 1.1% SBI + 3.50% SIBOR + 1.60% SIBOR + 0.75% - 1.15%
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
11. SHORT-TERM LOANS (continued)
Pinjaman bank lainnya (lanjutan)
Other bank loans (continued)
Pada tahun 2002, PT Federal Izumi Manufacturing (“FIM”) tidak dapat memenuhi rasio keuangannya dan tidak melakukan pembayaran pokok pinjaman atau bunga yang telah jatuh tempo. Pada tahun 2007, FIM dan Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd., salah satu krediturnya, menyetujui penyelesaian pinjaman, dimana FIM membayar sejumlah USD 3,2 juta. Selisih antara nilai penyelesaian dengan nilai tercatat pinjaman (USD 6,1 juta) telah dibukukan pada laporan laba rugi konsolidasian.
In 2002, PT Federal Izumi Manufacturing (“FIM”) failed to meet its financial ratios and did not repay overdue loan principal or interest on its borrowings. In 2007, FIM reached a settlement with Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd., one of the acquirors of the original loans, whereby FIM paid USD 3.2 million. The difference between the settlement and the book value of the loan (USD 6.1 million) has been recorded in the consolidated statement of income.
Jumlah sisa pinjaman yang belum dibayar kepada kreditur lainnya pada tanggal 31 Desember 2007 adalah USD 0,5 juta atau setara dengan Rp 4,7 miliar (2006: USD 6,1 juta atau setara dengan Rp 55,2 miliar).
The remaining loan balance in default with other lenders as at 31 December 2007 amounts to USD 0.5 million or equivalent to Rp 4.7 billion (2006: USD 6.1 million or equivalent to Rp 55.2 billion).
12. HUTANG USAHA
12. TRADE PAYABLES 2007
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 30h) Rupiah Mata uang asing Pihak ketiga: Rupiah Mata uang asing
2006
1,180,395 49,718
1,043,642 58,701
1,230,113
1,102,343
1,575,931 1,628,185
1,024,196 1,263,545
3,204,116
2,287,741
Related parties (refer to Note 30h) Rupiah Foreign currencies Third parties: Rupiah Foreign currencies
Hutang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa.
Trade payables arise from the purchases of goods and services.
Rincian hutang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of trade payables in foreign currencies are as follows:
2007 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent USD JPY EUR GBP Lain-lain/Others *
159,639,528 1,372,420,850 2,807,560 3,570 2,288,593
1,503,645 114,003 38,631 67 21,557
Jumlah/Total *)
1,677,903
Hutang usaha dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
*)
2006 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent 117,153,059 2,874,998,896 3,095,796 11,867 1,185,587
1,056,721 217,911 36,710 210 10,694 1,322,246
Trade payables denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rate prevailing at the balance sheets date.
Halaman - 48 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
13. OTHER LIABILITIES 2007
Pendapatan ditangguhkan Uang jaminan pembelian dari pelanggan dan uang muka penjualan Estimasi klaim asuransi Kewajiban derivatif (lihat Catatan 5c) Kewajiban anjak piutang Lain-lain Bagian lancar
2006
1,379,365 980,520
1,145,371 487,017
187,993 42,865
173,955 149,044
24,150 554,706 3,169,599 (2,595,604)
Bagian tidak lancar
139,779 442,519 2,537,685 (2,030,825)
573,995
506,860
Bagian tidak lancar terdiri dari:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 30i) Pihak ketiga
Non-current portion
2006
21,929
25,784
552,066
481,076
573,995
506,860
14. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Related parties (refer to Note 30i) Third parties
14. ACCRUED EXPENSES
2007 360,906 204,870 154,065 89,461 73,121 60,130
2006 285,447 118,553 170,659 15,390 52,122 63,442
686,744
461,754
1,629,297
1,167,367
15. KEWAJIBAN DIESTIMASI
Sales commissions Advertising and promotion Interest expenses Royalty Employee benefits Distribution, warehousing and packaging Others (below Rp 50 billion each)
15. PROVISIONS 2007
Kewajiban imbalan kerja: - Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya - Imbalan kerja jangka panjang lainnya Kewajiban diestimasi atas rencana divestasi anak perusahaan
Current portion
Non-current portion consists of: 2007
Komisi penjualan Iklan dan promosi Beban bunga Royalti Imbalan kerja Distribusi, gudang dan pengepakan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
Unearned income Purchase guarantees from customers and sales advances Estimated insurance claims Derivative liabilities (refer to Note 5c) Factoring payables Others
2006
413,986
367,285
183,444
155,009
4,085
4,085
Employee benefits obligation: - Pension benefits and other long-term employee benefits - Other long-term employee benefits Provision for planned divestment of subsidiaries
Bagian jangka pendek
601,515 (108,962)
526,379 (33,988)
Current portion
Bagian jangka panjang
492,553
492,391
Non-current portion
Halaman - 49 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan)
15. PROVISIONS (continued)
Kewajiban imbalan kerja
Employee benefits obligations
Kewajiban imbalan kerja dihitung oleh PT Sentra Jasa Aktuaria dan PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris independen.
The employee benefits obligation is based on calculations by PT Sentra Jasa Aktuaria and PT Padma Radya Aktuaria, independent actuaries.
Asumsi aktuarial pokok yang digunakan adalah sebagai berikut:
The principal actuarial assumptions used are as follows:
2007 Tingkat diskonto Hasil aktiva program yang diharapkan Kenaikan gaji di masa datang
2006 10% 9%
11% 10%
8%
9%
Discount rate Expected return on plan assets Future salary increases
Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
Pension benefits and other post-employment benefits
Kewajiban imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
The pension benefits and other postemployment benefits obligations recognised in the consolidated balance sheets are determined as follows:
2007 Nilai kini kewajiban Nilai wajar aktiva program Keuntungan/(kerugian) aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui
2006
1,181,221 (598,685)
979,636 (423,822)
582,536 772
555,814 (9,685)
(169,322)
(178,844)
413,986
367,285
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
Unrecognised actuarial gains/(losses) Unrecognised past service costs
The amounts recognised in the consolidated statements of income are as follows:
2007 Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil aktiva program yang diharapkan Kerugian/(keuntungan) aktuarial bersih yang diakui selama tahun berjalan Biaya jasa lalu Keuntungan atas penyelesaian
Present value of obligation Fair value of plan assets
2006
80,360 100,163 (39,442)
55,641 82,236 (35,212)
12,546
(4,405)
Net actuarial loss/(gain) recognised during the year
16,993 (6,339)
Past service costs Gains on settlement
9,770 (493) 162,904
Hasil aktual aktiva program pensiun manfaat pasti adalah Rp 99,4 miliar (2006: Rp 45,2 miliar).
Current service cost Interest cost Expected return on plan assets
108,914 The actual return on plan assets of the defined benefit pension plan was Rp 99.4 billion (2006: Rp 45.2 billion).
Halaman - 50 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan)
15. PROVISIONS (continued)
Imbalan pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya (lanjutan)
Pension benefits and other post-employment benefits (continued)
Aktiva program termasuk saham dan obligasi Perseroan, beberapa anak perusahaan dan jointly controlled entities dengan nilai wajar sejumlah Rp 130,4 miliar (2006: Rp 133,9 miliar).
Plan assets include shares and bonds of the Company, certain subsidiaries and jointly controlled entities, with a fair value of Rp 130.4 billion (2006: Rp 133.9 billion).
Mutasi kewajiban yang diakui pada konsolidasian adalah sebagai berikut:
The movements in the liability recognised in the consolidated balance sheets are as follows:
neraca 2007
Pada awal tahun Jumlah yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian Iuran/imbalan yang dibayarkan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas Pada akhir tahun
2006
367,285 162,904
310,818 108,914
(122,753) 6,550 -
(57,590) 8,259 (3,116)
At beginning of year Expenses charged in the consolidated statements of income Contributions/benefits paid New subsidiaries Disposed subsidiaries
413,986
367,285
At end of year
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Other long-term employee benefits
Kewajiban imbalan jangka panjang lainnya yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebesar Rp 183,4 miliar (2006: Rp 155 miliar).
Other long-term employee benefit obligations recognised in the consolidated balance sheets are Rp 183.4 billion (2006: Rp 155 billion).
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
The amounts recognised in the consolidated statements of income are as follows:
Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuarial bersih yang diakui selama tahun berjalan Keuntungan atas penyelesaian
2007 25,921 15,684 10,283
2006 26,941 12,189 37,690 (2,932)
(213) 51,675
Mutasi kewajiban yang diakui pada neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
Current service cost Interest cost Net actuarial loss recognised during the year Gain on settlement
73,888 The movements in the liability recognised in the consolidated balance sheets are as follows:
2007
2006
Pada awal tahun Jumlah yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian Iuran/imbalan yang dibayarkan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas
155,009 51,675
112,798 73,888
(24,468) 1,228 -
(32,006) 1,197 (868)
At beginning of year Expenses charged in the consolidated statements of income Contributions/benefits paid New subsidiaries Disposed subsidiaries
Pada akhir tahun
183,444
155,009
At end of year
Halaman - 51 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG
16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS
2007
2006
62,891 3,445,629 3,848,057 1,849,893 3,435,494
114,605 2,426,380 1,457,938 2,342,662 8,873,660
Bagian jangka pendek
12,641,964 (6,060,887)
15,215,245 (7,522,683)
Bagian jangka panjang
6,581,077
7,692,562
Pinjaman hasil restrukturisasi Pinjaman sindikasi Pinjaman bank Pinjaman dari pihak selain bank Pembiayaan bersama with recourse
a.
Pinjaman hasil perusahaan
restrukturisasi
-
Anak
a.
Rincian pinjaman hasil restrukturisasi anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Non-current portion
Restructured loans - Subsidiaries
2007 Ekuivalen Rp/Rp equivalent Jangka Jangka Jumlah/ pendek/ panjang/ Total Current Non-Current
4.8
1,302 44,976
273 9,419
1,029 35,557
200.0
16,613
-
16,613
62,891
9,692
53,199
Jumlah/Total
Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currency Kreditur/Lenders Sumitomo Mitsui Banking Corporation Rupiah USD (dalam jutaan/in million) Marubeni Corporation JPY (dalam jutaan/in million)
Current portion
Details of restructured loans of subsidiaries are as follows:
Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currency Kreditur/Lenders Sumitomo Mitsui Banking Corporation Rupiah USD (dalam jutaan/in million) Marubeni Corporation JPY (dalam jutaan/in million)
Restructured loans Syndicated loans Bank loans Non bank loans Joint financing with recourse
2006 Ekuivalen Rp/Rp equivalent Jangka Jangka Jumlah/ pendek/ panjang/ Total Current Non-Current
5.8
1,575 52,091
273 9,020
1,302 43,071
804.0
60,939
11,369
49,570
114,605
20,662
93,943
Jumlah/Total
Halaman - 52 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
a.
Pinjaman hasil restrukturisasi perusahaan (lanjutan)
-
Anak
a.
Informasi lain mengenai pinjaman hasil restrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut: Kreditur/ Lenders Sumitomo Mitsui Banking Corporation USD Rupiah
Marubeni Corporation JPY
b.
Restructured (continued)
loans
-
Subsidiaries
Other information relating to restructured loans as at 31 December 2007 is as follows:
Restrukturisasi pada tahun/ Restructured in
Jadwal pembayaran/ Repayment schedule
Tingkat bunga/ Interest rates
2004
12 cicilan/instalments (2004 - 2009)
SIBOR + 2.125% - 2.25%
2004
12 cicilan/instalments (2004 - 2009)
Rata-rata bunga deposito Rupiah berjangka 3 bulan dengan maksimum 35% per tahun/ Average 3 months Rupiah time deposits interest with maximum of 35% per annum
2004
8 cicilan/instalments (2004 - 2010)
Japanese long-term prime rate + 1.25%
Selama tahun 2007, percepatan pembayaran sejumlah JPY 604 juta kepada Marubeni Corporation menyebabkan tanggal jatuh tempo akhir pembayaran menjadi 20 Desember 2010.
During 2007, early repayments of JPY 604 million were made to Marubeni Corporation bringing forward the final due date of the loan to 20 December 2010.
Sesuai dengan perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu, antara lain batasan rasio keuangan.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants.
Pinjaman Sindikasi
b. Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currency
Facility agents USD (dalam jutaan/in million) Standard Chartered Bank PT Bank China Trust Indonesia Citicorp International Ltd The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Sumitomo Mitsui Banking Corporation Jumlah/Total
Syndicated loans 2007 Ekuivalen Rp/Rp equivalent Jangka Jangka Jumlah/ pendek/ panjang/ Total Current Non-Current
145.1 120.0 55.0 15.0
1,571,247 1,130,281 518,045 141,285
639,064 251,174 188,380 141,285
932,183 879,107 329,665 -
9.0
84,771
84,771
-
3,445,629
1,304,674
2,140,955
Halaman - 53 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
b.
Pinjaman Sindikasi (lanjutan)
Facility agents USD (dalam jutaan/in million) Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Sumitomo Mitsui Banking Corporation Jumlah/Total
b.
2006 Ekuivalen Rp/Rp equivalent Jangka Jangka Jumlah/ pendek/ panjang/ Total Current Non-Current
Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currency 204.0 35.0
1,840,080 315,700
1,124,794 180,400
715,286 135,300
30.0
270,600
90,200
180,400
2,426,380
1,395,394
1,030,986
Informasi lain mengenai pinjaman sindikasi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
c.
Other information relating to syndicated loans as at 31 December 2007 is as follows: Jadwal pembayaran/ Repayment schedule
Facility agents Standard Chartered Bank PT Bank China Trust Indonesia Citicorp International Ltd The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Sumitomo Mitsui Banking Corporation
Syndicated loans (continued)
Tingkat bunga/ Interest rates
Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2012) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) 1 September 2008
LIBOR+ 1.15% - 1.75% LIBOR + 1.30% LIBOR + 1.20% SIBOR + 2.00%
28 Januari/January 2008
SIBOR+ 1.30%
Sesuai dengan perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu seperti batasan rasio keuangan, pembatasan dividen, dan persyaratan administrasi.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants, dividend restrictions and administrative requirements.
Lihat Catatan 16f untuk rincian jaminan atas pinjaman ini.
Refer to Note 16f for details of the security for the loans.
Pinjaman bank
c. Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currency
Kreditur/Lenders Pihak ketiga/Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ABN AMRO Bank N.V. PT Bank NISP Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk JPMorgan Chase Bank N.A. PT Bank DBS Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd PT Bank Niaga Tbk
Bank loans 2007 Ekuivalen Rp/Rp equivalent Jangka Jangka Jumlah/ pendek/ panjang/ Total Current Non-Current
-
950,878 374,975 290,000 205,000
464,161 76,526 210,000 170,000
486,717 298,449 80,000 35,000
-
200,000
-
200,000
-
180,000 140,291 134,035 65,000 50,000 30,000 18,501 6,019 2,644,699
100,000 54,500 22,404 65,000 16,667 10,500 4,988 2,912 1,197,658
80,000 85,791 111,631 33,333 19,500 13,513 3,107 1,447,041
Halaman - 54 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
c.
Pinjaman bank (lanjutan)
c.
Bank loans (continued) 2007
Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currency USD (dalam jutaan/in million) PT Bank Mizuho Indonesia The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd JPMorgan Chase Bank N.A. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd Standard Chartered Bank Nordea Bank AB (Publ) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia PT Bank Niaga Tbk PT Bank Ekonomi Raharja Mizuho Corporate Bank Ltd JPY (dalam jutaan/in million) The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd The Japan Bank for International Cooperation PT Bank Resona Perdania
22.0 21.4 20.0 10.2
207,218 201,102 188,380 96,451
12,433 153,246 47,095 96,451
194,785 47,856 141,285 -
8.9 8.9 8.0 2.9 1.8 1.3
84,181 83,544 75,288 27,572 17,268 12,558 993,562
15,541 50,098 31,587 10,712 6,279 6,279 429,721
68,640 33,446 43,701 16,860 10,989 6,279 563,841
1,150 1,075 300
95,528 89,339 24,929
30,849 17,868 13,831
64,679 71,471 11,098
Jumlah/Total Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currency Kreditur/Lenders Pihak ketiga/Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank NISP Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Standard Chartered Bank PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Niaga Tbk USD (dalam jutaan/in million) Standard Chartered Bank Nordea Bank AB (Publ) PT Bank Niaga Tbk PT Bank Mizuho Indonesia PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
Ekuivalen Rp/Rp equivalent Jangka Jangka Jumlah/ pendek/ panjang/ Total Current Non-Current
209,796
62,548
147,248
3,848,057
1,689,927
2,158,130
2006 Ekuivalen Rp/Rp equivalent Jangka Jangka Jumlah/ pendek/ panjang/ Total Current Non-Current
-
452,319 250,043 194,792 105,000
104,443 62,354 54,500 -
347,876 187,689 140,292 105,000
-
100,000 57,501 40,000 10,921
10,000 8,904 40,000 10,921
90,000 48,597 -
-
3,936
1,017
2,919
1,214,512
292,139
922,373
95,499 90,767 26,046 18,040 13,074
19,844 42,147 7,442 18,040 4,714
75,655 48,620 18,604 8,360
243,426
92,187
151,239
1,457,938
384,326
1,073,612
10.6 10.0 2.9 2.0 1.5
Jumlah/Total Halaman - 55 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
c.
Pinjaman bank (lanjutan)
c.
Informasi lain mengenai pinjaman bank adalah sebagai berikut:
Other information relating to bank loans is as follows: Jadwal pembayaran/ Repayment schedule
Kreditur/Lenders
d.
Bank loans (continued)
Tingkat bunga/ Interest rates
PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ABN AMRO Bank N.V. PT Bank NISP Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk JPMorgan Chase Bank N.A.
Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009)
8.85% - 14.50% SBI + 2.50% - 3.25% 8.50% - 15.00% 6.61% - 11.90%
10 Oktober/October 2010 Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011)
PT Bank DBS Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja
Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010)
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd
Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2012)
PT Bank Niaga Tbk
Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010)
PT Bank Mizuho Indonesia Standard Chartered Bank Nordea Bank AB (Publ) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Mizuho Corporate Bank Ltd The Japan Bank for International Cooperation PT Bank Resona Perdania
Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2012) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2011) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2010) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2012)
Rupiah reference rate + 5% 8.70% - 10.78% SBI + 3.00% - 3.73% 11.00% - 14.00% LIBOR + 1.45% 6.75% - 10.15% 8.00% - 11.10% SBI+ 1.75% - 2.75% 7.08% Japanese long-term prime rate + 0.75% LIBOR + 3.00% SBI + 2.40% 12.00% SIBOR + 2.25% SIBOR + 1.20% LIBOR + 2.00% LIBOR + 3.64% - 5.46% 5.00% - 6.20% SIBOR + 1.60% 3.27%
Beberapa cicilan/several instalments (2008 - 2009)
Japanese long-term prime rate + 1.76%
Sesuai dengan beberapa perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu seperti batasan rasio keuangan.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants.
Lihat Catatan 16f untuk rincian jaminan atas pinjaman ini.
Refer to Note 16f for details of the security for the loans.
Pinjaman dari pihak selain bank
d.
Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currency
Kreditur/Lenders Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related party Rupiah PT Toyota Astra Financial Services Pihak ketiga/Third parties USD (dalam jutaan/in million) Nederlandse FinancieringsMaatschappij voor Ontwikkelingslanden N.V. Sumitomo Corporation Sumitomo Mitsui Finance and Leasing Company Limited Mitsui & Co Ltd Marubeni Corporation Volvo Finance International AB
Non bank loans 2007 Ekuivalen Rp/Rp equivalent Jangka Jangka Jumlah/ pendek/ panjang/ Total Current Non-Current
-
89,593
11,716
77,877
82.2
774,451
334,898
439,553
34.0 28.6
320,170 269,648
157,373 126,863
162,797 142,785
27.2 13.8 1.1
255,861 130,254 9,916
108,725 80,692 9,916
147,136 49,562 -
1,760,300
818,467
941,833
1,849,893
830,183
1,019,710
Jumlah/Total Halaman - 56 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
d.
Pinjaman dari pihak selain bank (lanjutan)
d.
Jumlah dalam mata uang asing/ Amount in foreign currency
Kreditur/Lenders Pihak ketiga/third parties USD (dalam jutaan/in million) Nederlandse FinancieringsMaatschappij voor Ontwikkelingslanden N.V. Sumitomo Corporation Sumitomo Mitsui Finance and Leasing Company Limited Mitsui & Co Ltd International Finance Corporation Marubeni Corporation Volvo Finance International AB
2006 Ekuivalen Rp/Rp equivalent Jangka Jangka Jumlah/ pendek/ panjang/ Total Current Non-Current
100.0
902,000
160,356
741,644
50.3 30.5
454,033 275,353
165,306 104,900
288,727 170,453
28.1 24.0 23.7 3.1
253,824 216,480 213,453 27,519
91,891 83,953 14,628
161,933 216,480 129,500 12,891
Jumlah/Total
2,342,662
621,034
1,721,628
Informasi lain mengenai pinjaman dari pihak selain bank pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut:
Other information relating to non bank loans as at 31 December 2007 is as follows: Jadwal pembayaran/ Repayment schedule
Kreditur/Lenders PT Toyota Astra Financial Services Nederlandse Financierings- Maatschappij voor Ontwikkelingslanden N.V. Sumitomo Corporation Sumitomo Mitsui Finance and Leasing Company Limited Mitsui & Co Ltd Marubeni Corporation Volvo Finance International AB
e.
Non bank loans (continued)
Tingkat bunga/ Interest rates
Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011)
11.25% - 11.50% LIBOR + 1.85% - 2.30%
Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2010) Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011)
SIBOR + 3.00% - 3.50% SIBOR + 1.50% - 3.25%
Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2012) Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2010) Beberapa cicilan/several instalments (2008)
LIBOR + 1.50% - 2.55% SIBOR + 2.85% - 3.15% SIBOR + 3.50%
Sesuai dengan perjanjian pinjaman, debitur diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu seperti batasan rasio keuangan.
In accordance with the loan agreements, the borrowers are required to comply with certain covenants, such as financial ratio covenants.
Lihat Catatan 16f untuk rincian jaminan atas pinjaman ini.
Refer to Note 16f for details of the security for the loans.
Pembiayaan bersama with recourse/Joint financing with recourse Pihak ketiga/Third parties: Rupiah PT Bank Mega Tbk PT GE Finance Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank NISP Tbk PT Bank Central Asia Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/ Others (below Rp 50 billion) Bagian jangka pendek/Current portion Bagian jangka panjang/Non-current portion Halaman - 57 - Page
2007 821,228 797,810 681,790 582,211 425,093 95,669 31,640 53
2006 3,514,610 2,144,496 988,674 494,929 1,192,227 315,213 197,844 25,667
3,435,494 (2,226,411)
8,873,660 (5,101,267)
1,209,083
3,772,393
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
16. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
e.
Pembiayaan bersama with recourse (lanjutan)/Joint financing with recourse (continued) Informasi lain mengenai pembiayaan bersama with recourse pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut: Kreditur/Lenders PT Bank Mega Tbk PT GE Finance Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank NISP Tbk PT Bank Central Asia Tbk
f.
Other information relating to joint financing with recourse as at 31 December 2007 is as follows: Jadwal pembayaran/ Repayment schedule
Tingkat bunga/ Interest rates
Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2010) Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2012) Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2011) Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2009) Beberapa cicilan/several instalments (2008 – 2009)
Jaminan pinjaman
f.
Pada tanggal 31 Desember 2007, pinjaman sejumlah USD 456,1 juta, JPY 1,5 miliar, dan Rp 2,72 triliun atau setara dengan Rp 7,14 triliun (2006: USD 323,4 juta dan Rp 1,21 triliun atau setara dengan Rp 4,12 triliun) yang diperoleh debitur dijamin dengan piutang usaha, persediaan, piutang pembiayaan konsumen, investasi bersih dalam sewa guna usaha, dan aktiva tetap dari anak perusahaan langsung dan tidak langsung yang bersangkutan serta jaminan dari anak perusahaan tidak langsung (lihat Catatan 4, 6, 8a, 8b, 10, dan 32a).
17. HUTANG OBLIGASI
12.00% - 22.00% 11.75% - 17.25% 11.75% - 17.75% 12.00% - 20.00% 10.65% - 15.75% 12.50% - 19.00% 12.50% - 15.50%
Loan security As at 31 December 2007, loans amounting to USD 456.1 million, JPY 1.5 billion, and Rp 2.72 trillion or equivalent to Rp 7.14 trillion (2006: USD 323.4 million and Rp 1.21 trillion or equivalent to Rp 4.12 trillion) obtained by the borrowers are secured by trade receivables, inventories, consumer financing receivables, net investment in direct financing leases, and fixed assets of the respective direct and indirect subsidiaries and corporate guarantees issued by certain indirect subsidiaries (refer to Notes 4, 6, 8a, 8b, 10, and 32a).
17. BONDS
Rincian dari hutang obligasi adalah sebagai berikut:
Hutang Obligasi/Bonds Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VII Tahun 2006 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VIII Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Federal International Finance V Tahun 2005 Obligasi Federal International Finance VI Tahun 2006 Obligasi Federal International Finance VII Tahun 2007 Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003 Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap
Details of the bonds are as follows: Peringkat Pefindo/ Pefindo Rating idAA-
2007 Jumlah/ Total 35,972
Jangka Pendek/ Current 35,972
Jangka Panjang/ Non-Current -
idAA-
156,243
156,243
-
idAA-
341,209
222,541
118,668
idAA-
373,686
189,304
184,382
idAA-
916,073
263,861
652,212
idA+ idA+ idA+ idA idA-
300,000 381,792 942,251 117,669 98,838
300,000 93,448 273,969 117,669 98,838
288,344 668,282 -
3,663,733
1,751,845
1,911,888
Jumlah/Total Halaman - 58 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
17. BONDS (continued) Peringkat Pefindo/ Pefindo Rating
Hutang Obligasi/Bonds Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance III Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VII Tahun 2006 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi amortisasi Federal International Finance II Tahun 2003 Obligasi Federal International Finance III Tahun 2004 Obligasi Federal International Finance IV Tahun 2004 Obligasi Federal International Finance V Tahun 2005 Obligasi Federal International Finance VI Tahun 2006 Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003
Jangka Pendek/ Current
Jangka Panjang/ Non-Current
36,305
36,305
-
idAA-
212,181
181,234
30,947
idAA-
570,122
413,315
156,807
idAA-
708,189
365,501
342,688
idAA-
512,759
134,415
378,344
idA+
69,645
69,645
-
idA+
199,575
199,575
-
idA+
167,388
167,388
-
idA+
530,345
231,173
299,172
idA+
565,025
178,675
386,350
idA-
157,328
45,384
111,944
idA-
Informasi lain dari hutang obligasi pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut: Hutang obligasi/ Bonds
Jumlah/ Total
idAA-
Jumlah/Total
Pokok obligasi/ Bond principal
2006
117,267
-
117,267
3,846,129
2,022,610
1,823,519
Other information relating to the bonds as at 31 December 2007 is as follows:
Wali amanat/ Trustee
Jatuh tempo/ Maturity
Tingkat bunga/ Interest rates
Jaminan/ Security
Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap
37,500
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
24 Maret/March 2008
12.88%
Catatan/Note a
Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap
200,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
26 Oktober/ October 2008
11.25%
Catatan/Note a
Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 dengan Tingkat Bunga Tetap
370,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2008 - 2010
10.38% - 11.00%
Catatan/Note a
Obligasi Astra Sedaya Finance VII Tahun 2006 dengan Tingkat Bunga Tetap
425,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2008 - 2009
13.63% - 14.20%
Catatan/Note a
Obligasi Astra Sedaya Finance VIII Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap
1,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2008 - 2011
9.00% - 10.35%
Catatan/Note a
Obligasi Federal International Finance V Tahun 2005
300,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
12 Januari/ January 2008
10.75%
Catatan/Note a
Obligasi Federal International Finance VI Tahun 2006
400,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2008 - 2009
14.50% - 14.75%
Catatan/Note a
Obligasi Federal International Finance VII Tahun 2007
1,000,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2008-2011
9.75% - 10.75%
Catatan/Note a
27 Oktober/ October 2008
13.38%
Catatan/Note c
2008
13.88%
Catatan/Note b
Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003
150,000
PT Bank Mega Tbk
Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap
123,750
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Catatan/Note: a. Dijamin dengan jaminan fidusia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a) b. Dijamin dengan jaminan fidusia berupa kendaraan bermotor sejumlah 100% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 10)/ Secured by fiduciary guarantee over the motor vehicles up to 100% of the total outstanding bond principal (refer to Note 10) c. Dijamin dengan agunan khusus yang jumlahnya setara dengan 75% dari jumlah pokok obligasi yang berupa fidusia atas piutang usaha, hak tanggungan atas tanah dan bangunan (lihat Catatan 4 dan 10)/ Secured by specific collateral equal to 75% of the nominal value in the form of trade receivables, land rights and buildings (refer to Notes 4 and 10)
Halaman - 59 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
17. BONDS (continued)
Semua obligasi tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
All the bonds are listed on the Indonesia Stock Exchange.
Penerbit obligasi tersebut di atas dibatasi dalam melakukan corporate actions tertentu dan sebagian diantaranya harus mempertahankan sejumlah rasio keuangan tertentu.
The bond issuers are restricted from taking certain corporate actions and some of them must maintain certain financial ratios.
18. HUTANG SEWA GUNA USAHA
18. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASES 2007
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related party: PT Komatsu Astra Finance (lihat Catatan/refer to Note 30j) Pihak ketiga/Third parties: PT Austindo Nusantara Jaya Finance PT Mitsubishi UFJ Lease and Finance Indonesia PT Citigroup Finance Indonesia PT UFJ BRI Finance PT Orix Indonesia Finance
Pembayaran sewa guna usaha minimum di masa datang adalah sebagai berikut:
Dalam 1 tahun Lebih dari 1 tahun Biaya sewa guna usaha pembiayaan di masa datang Nilai kini kewajiban sewa guna usaha pembiayaan Bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
2006
260,519
384,130
575,893 67,588 42,011 14,336 4,803
529,798 122,517 95,226 26,115 25,977
704,631
799,633
965,150
1,183,763
The future minimum lease payments are as follows:
2007
2006
668,784 375,366 1,044,150 (79,000)
567,260 756,963 1,324,223 (140,460)
965,150
1,183,763
(610,569)
(485,185)
354,581
698,578
Within 1 year More than 1 year Future finance charges on finance leases Present value of finance lease liabilities Current portion Non-current portion
Semua aktiva sewa guna usaha adalah berupa alat-alat berat.
All assets under finance leases represent heavy equipment.
Perjanjian sewa guna usaha biasanya mewajibkan anak perusahaan untuk memenuhi batasanbatasan tertentu antara lain rasio keuangan.
Lease agreements typically require subsidiaries to comply with certain covenants such as financial ratios.
Pada tanggal 31 Desember 2007, hutang sewa guna usaha sejumlah USD 102,1 juta dan Rp 555 juta atau setara dengan Rp 962,6 miliar (2006: USD 126,4 juta dan Rp 1,1 miliar atau setara dengan Rp 1,14 triliun) dijamin dengan aktiva tetap (lihat Catatan 10).
As at 31 December 2007, obligations under finance leases amounting to USD 102.1 million and Rp 555 million or equivalent to Rp 962.6 billion (2006: USD 126.4 million and Rp 1.1 billion or equivalent to Rp 1.14 trillion) are secured by fixed assets (refer to Note 10).
Halaman - 60 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. HAK MINORITAS
19. MINORITY INTERESTS
Rincian kepemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas dan bagian hasil bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi berdasarkan segmen industri, adalah sebagai berikut:
Details of minority interests in the equity and share of results of consolidated subsidiaries, by industry segment, are as follows:
2007 Pada awal Bagian atas tahun/ hasil bersih/ At beginning Share of of year results Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
Dividen/ Dividends
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain/ Others
613,519 767,624 649,345 68,448
160,162 173,267 467,480 16,671
(30,422) (74,335) (150,968) (12,481)
(22,723) (17,257) 1,392 -
1,954,972
633,366
(178,556)
24,511
720,536 849,299 967,249 72,638 2,434,293
1,172
168
(75)
(12)
1,253
4,055,080
1,451,114
(446,837)
(14,089)
5,045,268
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others
2006 Pada awal Bagian atas tahun/ hasil bersih/ At beginning Share of of year results Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
Dividen/ Dividends
Pada akhir tahun/ At end of year
Lain-lain/ Others
695,158 682,308 614,977 65,730
65,756 115,236 186,696 12,852
(27,183) (77,421) (134,364) (10,297)
(120,212) 47,501 (17,964) 163
613,519 767,624 649,345 68,448
1,747,480
398,124
(190,616)
(16)
1,954,972
1,155
77
(60)
1,172
3,806,808
778,741
(90,588)
4,055,080
(439,881)
20. MODAL SAHAM
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others
20. SHARE CAPITAL
Susunan pemegang saham berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Raya Saham Registra, biro administrasi efek, adalah sebagai berikut:
Details of shareholders based on records maintained by PT Raya Saham Registra, the share administrator, are as follows: 2007
Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh/ Number of shares issued and fully paid Jardine Cycle & Carriage Ltd Anthony John Liddell Nightingale *) (Komisaris) Budi Setiadharma (Presiden Komisaris) Lain-lain (masing-masing kepemilikan di bawah 5%) *)
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah/ Amount
2,028,825,504 600,000
50.11% 0.01%
1,014,413 300
514,000
0.01%
257
2,018,415,810
49.87%
1,009,208
4,048,355,314
100%
Seluruh saham dimiliki melalui Parkmix Ltd.
*)
Halaman - 61 - Page
2,024,178
Jardine Cycle & Carriage Ltd Anthony John Liddell Nightingale *) (Commissioner) Budi Setiadharma (President Commissioner) Others (each ownership less than 5%)
All shares are owned through Parkmix Ltd.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
20. MODAL SAHAM (lanjutan)
20. SHARE CAPITAL (continued) 2006 Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh/ Number of shares issued and fully paid
Jardine Cycle & Carriage Ltd Anthony John Liddell Nightingale *) (Komisaris) Budi Setiadharma (Presiden Komisaris) Lain-lain (masing-masing kepemilikan di bawah 5%) *)
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah/ Amount
2,028,825,504 600,000
50.11% 0.01%
1,014,413 300
564,000
0.01%
282
2,018,365,810
49.87%
1,009,183
4,048,355,314
100%
2,024,178
*)
Seluruh saham dimiliki melalui Parkmix Ltd.
21. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Jardine Cycle & Carriage Ltd Anthony John Liddell Nightingale *) (Commissioner) Budi Setiadharma (President Commissioner) Others (each ownership less than 5%)
All shares are owned through Parkmix Ltd.
21. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL 2007 dan/and 2006
Selisih antara pembayaran yang diterima dengan nilai nominal, bersih Rights yang habis masa berlakunya Kompensasi berbasis saham karyawan yang habis masa berlakunya
1,098,712
Excess of proceeds over par value, net
2,096 5,313
Expired rights Expired employee share-based compensation
1,106,121 22. PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI Akun ini merupakan bagian Perseroan atas perubahan ekuitas anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities, yang terutama sehubungan dengan penilaian kembali aktiva tetap, laba atau rugi yang belum direalisasi atas efek dalam kelompok tersedia untuk dijual, cadangan lindung nilai, dan selisih kurs dari penjabaran laporan keuangan.
22. CHANGES IN EQUITY OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES This account represents the Company’s share of the changes in equity of subsidiaries, associates, and jointly controlled entities, which mainly relate to fixed assets revaluation, unrealised gains or losses from available-for-sale securities, hedging reserves, and exchange differences from financial statements translation.
2007 Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/pertambangan Lain-lain
865,748 (10,509) 104,661 58,829 325,512 (500) 1,343,741
Halaman - 62 - Page
2006 849,584 151,026 104,661 58,829 290,826 (500) 1,454,426
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/mining Others
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. DIVIDEN
23. DIVIDENDS
Pada tanggal 9 Oktober 2007, Perseroan mengumumkan dividen kas interim untuk tahun 2007 sebesar Rp 647,8 miliar atau Rp 160 (dalam satuan Rupiah) per saham. Dividen tersebut telah dibayarkan pada tanggal 15 November 2007.
On 9 October 2007, the Company declared an interim cash dividend for 2007 amounting to Rp 647.8 billion or Rp 160 (full Rupiah) per share. The dividend was paid on 15 November 2007.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham tahunan Perseroan tanggal 23 Mei 2007, total dividen kas untuk tahun 2006 sejumlah Rp 1,78 triliun atau sejumlah Rp 440 (dalam satuan Rupiah) per saham disetujui. Termasuk di dalamnya dividen kas interim sejumlah Rp 607,3 miliar atau Rp 150 (dalam satuan Rupiah) per saham yang dibayarkan pada tanggal 15 November 2006. Sisanya sejumlah Rp 290 (dalam satuan Rupiah) per saham telah dibayarkan pada tanggal 3 Juli 2007.
At the Company’s Annual General Meeting of Shareholders held on 23 May 2007, a total cash dividend for 2006 of Rp 1.78 trillion or Rp 440 (full Rupiah) per share was approved. This included an interim cash dividend of Rp 607.3 billion or Rp 150 (full Rupiah) per share, paid on 15 November 2006. The remaining Rp 290 (full Rupiah) per share was paid on 3 July 2007.
` 24. SALDO LABA DICADANGKAN
24. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS
Berdasarkan Undang-Undang mengenai Perseroan Terbatas, perusahaan diharuskan untuk membuat penyisihan cadangan wajib hingga sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Under Indonesian Company Law, companies are required to set up a statutory reserve amounting to at least 20% of the company’s issued and paid up capital.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tanggal 23 Mei 2007, disetujui pembentukan cadangan wajib sebesar Rp 100 miliar yang berasal dari laba bersih tahun 2006.
At the Company’s Annual General Meeting of Shareholders held on 23 May 2007, an appropriation to the statutory reserve was approved amounting to Rp 100 billion from 2006 net income.
Saldo laba dicadangkan pada tanggal 31 Desember 2007 adalah sebesar Rp 424,7 miliar (2006: Rp 324,7 miliar).
The balance of appropriated retained earnings as at 31 December 2007 is Rp 424.7 billion (2006: Rp 324.7 billion).
25. PENDAPATAN BERSIH
25. NET REVENUE 2007
Penjualan barang Jasa Pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha Sewa Asuransi Lain-lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 30b) Pihak ketiga
2006
53,118,868 8,525,466 6,149,613
38,693,808 8,471,778 6,500,736
1,287,273 1,087,927 13,813
1,022,570 1,003,858 16,434
70,182,960 (1,460,455)
55,709,184 (1,266,455)
68,722,505
54,442,729
Halaman - 63 - Page
Sales of goods Rendering of services Consumer financing and leasing Rental Insurance Others Related parties (refer to Note 30b) Third parties
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. PENDAPATAN BERSIH (lanjutan)
25. NET REVENUE (continued)
Insentif penjualan sejumlah Rp 572,5 miliar (2006: Rp 336,6 miliar) dicatat sebagai bagian dari pendapatan bersih dari penjualan barang.
Sales incentives of Rp 572.5 billion (2006: Rp 336.6 billion) was recorded as part of net revenue attributable to sales of goods.
Tidak ada pendapatan dari pelanggan individu yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan bersih.
No revenue earned from individual customers exceeded 10% of total net revenue.
Lihat Catatan 29 untuk pendapatan berdasarkan segmen industri.
Refer to Note 29 for net revenue by industry segment.
bersih
26. BEBAN POKOK PENDAPATAN
26. COST OF REVENUE
Tidak ada pembelian dari pemasok pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah beban pokok pendapatan konsolidasian.
No purchases from third party suppliers exceeded 10% of total consolidated cost of revenue.
Lihat Catatan 30c untuk rincian pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 30c for details of purchases from related parties.
27. BEBAN USAHA Beban penjualan Iklan dan promosi Rugi penjualan agunan yang diambil alih Distribusi, gudang dan pengepakan Imbalan kerja Penyisihan piutang ragu-ragu Komisi penjualan Perbaikan dan perawatan Perjalanan dan transportasi Donasi dan representasi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar) Beban umum dan administrasi Imbalan kerja Penyusutan dan amortisasi Perbaikan dan perawatan Honorarium tenaga ahli Komunikasi Perjalanan dan transportasi Alat tulis dan beban kantor lainnya Pajak dan perizinan Sewa Biaya bank Keamanan Pelatihan dan pendidikan Utilitas Donasi dan representasi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
27. OPERATING EXPENSES 2007
2006
678,643 671,315
585,774 949,122
650,312
591,030
570,441 555,096 387,846 64,639 57,561 54,057 180,715
497,048 863,434 473,713 56,840 52,740 39,506 483,801
3,870,625
4,593,008
2,334,087 309,073 191,915 174,116 171,655 126,024 123,586
2,019,384 283,860 149,630 132,752 156,079 120,126 62,737
92,174 88,379 83,845 80,791 76,763 69,274 43,850 151,629
75,283 76,352 96,833 77,228 56,323 60,957 54,229 65,057
4,117,161
3,486,830
7,987,786
8,079,838
Halaman - 64 - Page
Selling expenses Advertising and promotion Loss on sale of repossessed asset Distribution, warehousing and packaging Employee benefits Provision for doubtful receivables Sales commission Repairs and maintenance Travelling and transportation Donation and representation Others (below Rp 50 billion each) General and administrative expenses Employee benefits Depreciation and amortisation Repairs and maintenance Professional fees Communications Travelling and transportation Stationery and other office expenses Taxes and licenses Rent Bank charges Security Training and education Utilities Donation and representation Others (below Rp 50 billion each)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. PENGHASILAN LAIN-LAIN, BERSIH
28. OTHER INCOME, NET 2007
Penghasilan dari bea balik nama kendaraan Keuntungan pelepasan aktiva tetap dan aktiva yang belum digunakan dalam usaha (Kerugian)/keuntungan pelepasan investasi Selisih lebih biaya pengembangan perkebunan plasma atas nilai konversinya Lain-lain
2006
269,061
200,136
Income from vehicle registrations
154,897
105,033
(19,331)
75,060
(25,191)
(34,443)
Gain on disposal of fixed assets and assets not yet used in operations (Loss)/gain on disposal of investment Excess of plasma development costs over conversion value
348,734
108,858
728,170
454,644
29. INFORMASI SEGMEN
Others
29. SEGMENT INFORMATION
Informasi mengenai segmen industri Perseroan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Details of the Company's and subsidiaries’ industry segments are as follows:
Pendapatan bersih/Net revenue 2007
Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
2006
Pelanggan di luar perusahaan/ External customers
Antar segmen/ Inter segment
38,136,872 7,237,540 5,960,954 707,158
181,543 72,970 18,423
38,318,415 7,310,510 5,960,954 725,581
30,119,827 7,504,595 3,757,987 606,187
139,186 63,164 12,852
18,112,413
53,185
18,165,598
13,691,976
27,590
28,023
240
28,263
28,612
240
Jumlah Eliminasi*
70,182,960 -
Konsolidasian
70,182,960
326,361 (326,361) -
Jumlah/ Total
Pelanggan di luar perusahaan/ External customers
70,509,321 (326,361)
55,709,184 -
70,182,960
55,709,184
Beban pokok pendapatan/ Cost of revenue 2007 2006
Antar segmen/ Inter segment
Jumlah/ Total
243,032 (243,032) -
30,259,013 7,567,759 3,757,987 619,039
Automotive Financial services Agribusiness Information technology 13,719,566 Heavy equipment/ mining 28,852 Others
55,952,216 Total (243,032) Elimination* 55,709,184 Consolidated
Laba usaha/ Operating income 2007 2006
Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/pertambangan Lain-lain
33,260,590 2,567,067 2,773,747 440,265 14,918,211 13,559
26,492,044 3,070,261 2,263,208 385,186 11,323,702 11,560
1,717,859 1,355,570 2,907,137 95,050 2,393,285 (8,877)
859,145 727,030 1,198,597 76,731 1,340,094 (10,368)
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/mining Others
Jumlah Eliminasi*
53,973,439 (279,751)
43,545,961 (159,858)
8,460,024 41,462
4,191,229 52,014
Total Elimination*
Konsolidasian
53,693,688
43,386,103
8,501,486
4,243,243
Consolidated
*)
*)
Eliminasi antar segmen industri.
Halaman - 65 - Page
Elimination between industry segments.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
29. SEGMENT INFORMATION (continued)
Beban bunga/ Interest expense 2007 Otomotif Jasa keuangan
2006
Jumlah aktiva/ Total assets 2007
2006
Jumlah kewajiban/ Total liabilities 2007
2006
244,770 -
336,387 -
19,070,527 24,552,380
16,490,170 25,164,097
6,672,154 16,337,102
7,434 16,228
25,040 16,184
5,357,763 624,552
3,496,955 584,839
1,154,063 310,481
411,120
398,847
13,096,445
11,331,520
7,216,436
Lain-lain Jumlah Eliminasi*
679,552 (1,418)
776,458 (15,732)
1,031,415 971,913 63,733,082 58,039,494 (213,484) (110,204)
34,984 31,725,220 (213,484)
Automotive Financial services 656,557 Agribusiness 288,885 Information technology 6,606,391 Heavy equipment/ mining 29,098 Others 31,608,638 Total (110,194) Elimination*
Konsolidasian
678,134
760,726
63,519,598
31,511,736
31,498,444
Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan
*)
57,929,290 *)
Eliminasi antar segmen industri.
Amortisasi dan penyusutan/ Amortisation and depreciation 2007 2006
6,373,377 17,654,330
Consolidated
Elimination between industry segments.
Pengeluaran modal/ Capital expenditure 2007 2006
Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/pertambangan Lain-lain
649,323 112,523 201,316 64,907 1,357,538 7,265
567,407 91,864 173,882 63,866 1,048,877 5,944
897,779 100,925 745,691 77,685 1,784,737 424
954,531 196,695 570,867 64,381 2,023,921 4,386
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/mining Others
Konsolidasian
2,392,872
1,951,840
3,607,241
3,814,781
Consolidated
Lihat Catatan 9 untuk rincian segmen dari bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. 30. INFORMASI MENGENAI PIHAK MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
YANG
Refer to Note 9 for segment details of the share of results of associates and jointly controlled entities. 30. RELATED PARTY INFORMATION
Dalam kegiatan usahanya, Perseroan dan anak perusahaan mengadakan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang terutama meliputi transaksi-transaksi penjualan, pembelian, dan transaksi keuangan lainnya.
In the normal course of business, the Company and subsidiaries, engage in transactions with related parties principally consisting of sales, purchases, and other financial transactions.
a.
a.
Sifat hubungan dan transaksi
Nature of relationship and transactions
Rincian sifat hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of the nature of relationships and transactions with related parties are as follows:
i.
i.
Anak perusahaan langsung dan tidak langsung Lihat Catatan 1d untuk rincian anak perusahaan langsung dan anak perusahaan tidak langsung yang signifikan dari Perseroan. Halaman - 66 - Page
Direct and indirect subsidiaries Refer to Note 1d for details of the Company’s direct subsidiaries and significant indirect subsidiaries.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
a.
Sifat hubungan dan transaksi (lanjutan) ii.
iii.
a. Nature of relationship and transactions (continued)
Perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung
ii.
Direct and indirect associates and jointly controlled entities
Lihat Catatan 9 untuk rincian perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Perseroan.
Refer to Note 9 for details of the Company’s direct and indirect associates and jointly controlled entities.
Anak perusahaan dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Perseroan adalah sebagai berikut:
Subsidiaries of direct and indirect associates and jointly controlled entities are disclosed as follows:
Melalui/Through PT Astra Honda Motor
: PT Suryaraya Rubberindo Industries
Melalui/Through PT Denso Indonesia
: PT Denso Sales Indonesia
Melalui/Through PT Traktor Nusantara
: PT Swadaya Harapan Nusantara
Entitas sepengendali iii. Common controlled entity Cycle and Carriage Parts and Accessories Sdn Bhd.
iv. Dimiliki oleh karyawan Perseroan dan anak perusahaan:
iv. Owned by the Company’s subsidiaries’ employees:
and
Koperasi Karyawan Astra b.
Pendapatan
b. Revenue
Rincian pendapatan yang diperoleh dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of revenue earned from related parties are as follows:
% a) PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT Inti Ganda Perdana PT Toyofuji Logistic Indonesia PT AT Indonesia PT Denso Indonesia PT Toyota-Astra Motor PT Mesin Isuzu Indonesia PT United Tractors Semen Gresik PT Bank Permata Tbk PT Aisin Indonesia PT Exedy Indonesia b) PT Tri Dharma Wisesa Saldo dipindahkan/carried forward balance a) % terhadap jumlah pendapatan bersih. b) Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Agustus 2007.
Halaman - 67 - Page
2007 Rp
% a)
2006 Rp
1.27 0.23 0.13 0.10 0.07 0.05 0.05 0.04 0.02 0.02 0.02 0.01 0.01
887,558 153,150 87,612 70,161 51,413 36,665 36,448 27,591 17,027 12,940 10,939 10,292 9,548
1.56 0.24 0.10 0.05 0.06 0.04 0.04 0.03 0.03 0.01 0.01 0.02 0.01
867,682 137,602 57,656 27,105 32,283 22,688 22,983 17,424 17,727 3,801 7,322 10,085 7,033
2.02
1,411,344
2.20
1,231,391
a) % of total net revenue. b) Not a related party since August 2007.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
b.
Pendapatan (lanjutan)
b. Revenue (continued) % a)
Saldo pindahan/brought forward balance PT GS Battery PT SCS Astragraphia Technologies PT Kayaba Indonesia PT Traktor Nusantara PT Wahana Eka Paramitra PT Federal Nittan Industries PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia PT Astra Auto Finance Cycle & Carriage Parts and Accessories Sdn Bhd PT PAM Lyonnaise Jaya PT Suryaraya Rubberindo Industries PT Toyota Astra Financial Services Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each) Jumlah/Total a) % terhadap jumlah pendapatan bersih.
c.
2007 Rp
% a)
2006 Rp
2.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1,411,344 8,578 7,842 7,074 6,826 3,953 3,583 3,427 1,372 1,339 1,327 1,066 845 1,879
2.20 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.00 0.01 0.01
1,231,391 2,983 6,257 2,872 5,523 2,880 2,556 3,127 663 5,170 3,033
2.08
1,460,455
2.27
1,266,455
a) % of total net revenue.
Pembelian
c. Purchase
Rincian pembelian dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of purchases from related parties are as follows:
% a) PT Toyota-Astra Motor PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT GS Battery PT Mesin Isuzu Indonesia PT Denso Indonesia PT Kayaba Indonesia PT Inti Ganda Perdana PT Tri Dharma Wisesa PT Exedy Indonesia b) PT Aisin Indonesia PT Wahana Eka Paramitra PT NHK Gasket Indonesia PT SCS Astra Graphia Technologies PT Fuji Technica Indonesia PT Traktor Nusantara PT Century Batteries Indonesia c) PT Gemala Kempa Daya d) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each) Jumlah/Total a) % terhadap jumlah beban pokok pendapatan. b) Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Agustus 2007. c) Dikonsolidasi sejak Januari 2007. d) Dikonsolidasi sejak Februari 2006.
Halaman - 68 - Page
2007 Rp
% a)
2006 Rp
26.87 14,424,605 11.97 6,429,327 7.49 4,013,939 1.93 1,036,445 0.99 530,842 0.30 162,156 0.12 64,395 0.03 18,564 0.02 11,347 0.02 10,260 0.01 4,858 0.01 4,555 0.01 4,143 0.00 2,216 0.00 1,546 0.00 1,261 849 0.00
26.64 13.91 4.67 1.37 0.88 0.26 0.14 0.04 0.06 0.02 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 0.72 0.04 0.00
11,556,536 6,032,850 2,024,212 595,701 381,851 112,866 61,415 16,005 24,574 10,314 3,019 3,507 5,383 1,131 1,893 3,077 311,289 15,568 288
49.77 26,721,308
48.79
21,161,479
a) % of total cost of revenue. b) Not a related party since August 2007. c) Consolidated since January 2007. d) Consolidated since February 2006.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
d.
Penghasilan dan beban bunga
d.
Selama tahun 2007, penghasilan bunga yang diperoleh atas penempatan bank, deposito berjangka, call deposits dan investasi obligasi yang ditempatkan pada PT Bank Permata Tbk (“BP”) adalah sejumlah Rp 89,2 miliar atau merupakan 22,87% terhadap penghasilan bunga (2006: Rp 54,7 miliar atau 12,86% terhadap penghasilan bunga). Tidak ada beban bunga yang dibayarkan kepada BP pada tahun 2007 dan 2006. e.
Kas dan setara kas
In 2007, interest income earned from cash at bank, time deposits, call deposits and investment in bonds placed with PT Bank Permata Tbk (“BP”) amounted to Rp 89.2 billion or 22.87% of interest income (2006: Rp 54.7 billion or 12.86% of interest income). No interest expense was paid to BP in the year 2007 and 2006.
e.
Kas dan setara kas meliputi saldo bank dan deposito berjangka dan call deposits pada BP. Rincian saldo pada BP adalah sebagai berikut:
Deposito berjangka dan call deposits: Rupiah Mata uang asing
Jumlah Persentase terhadap jumlah aktiva f.
Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents include cash at bank and time and call deposits in BP. Details of balances with BP are as follows:
2007 Bank: Rupiah Mata uang asing
Interest income and expense
2006
505,505 47,922
717,845 82,897
553,427
800,742
Cash at bank: Rupiah Foreign currencies Time and call deposits:
342,072 26,175
359,497 44,985
368,247
404,482
921,674
1,205,224
1.45%
2.08%
Piutang usaha
f.
Piutang usaha dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Rupiah Foreign currencies
Total Percentage to total assets
Trade receivables Trade receivables from related parties are as follows: 2007
2006
Rupiah: PT Astra Honda Motor PT Toyota Astra Financial Services PT Astra Daihatsu Motor PT Inti Ganda Perdana PT Toyofuji Logistic Indonesia PT AT Indonesia PT Astra Auto Finance PT Denso Indonesia
173,108 38,888 26,898 10,763 10,051 9,239 6,974 6,906
135,481 15,324 24,318 14,883 7,275 6,347 3,451
Saldo dipindahkan/carried forward balance
282,827
207,079
Halaman - 69 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
f.
Piutang usaha (lanjutan)
f.
Trade receivables (continued) 2007
Saldo pindahan/brought forward balance PT Toyota-Astra Motor PT Mesin Isuzu Indonesia PT Kayaba Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT United Tractors Semen Gresik PT Aisin Indonesia PT GS Battery PT Bank Permata Tbk PT Wahana Eka Paramitra PT Toyoda Gosei Safety System Indonesia PT Exedy Indonesia *) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each)
282,827 6,281 3,060 2,535 2,525 2,009 1,997 1,480 1,453 877 451 683
207,079 3,018 7,544 396 1,013 1,275 991 314 1,369 1,031 1,231 2,432 961
306,178
228,654
983
484
983
484
307,161
229,138
0.48%
0.40%
Mata uang asing/Foreign currencies: Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each) Jumlah/Total Persentase terhadap jumlah aktiva /Percentage to total assets
2006
*) Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Agustus 2007/Not a related party since August 2007.
g.
Piutang lain-lain Piutang lain-lain dari mempunyai hubungan sebagai berikut:
g. Other receivables pihak-pihak yang istimewa adalah
Other receivables from related parties are as follows: 2007
Rupiah: Piutang karyawan/loan to employees PT Astra Honda Motor PT Marga Mandalasakti PT Mesin Isuzu Indonesia PT Toyota-Astra Motor PT Traktor Nusantara PT Bank Permata Tbk PT Astra CMG Life *) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each) *)
215,916 91,719 27,086 16,713 3,768 739 471 2,910
215,314 7,067 17,376 16,134 1,900 1,159 43,244 12,500 2,214
359,322
316,908
Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Juni 2007/Not a related party since June 2007.
Halaman - 70 - Page
2006
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
g.
Piutang lain-lain (lanjutan)
g. Other receivables (continued) 2007
Mata uang asing/Foreign currencies: PT Fuji Technica Indonesia PT Toyota Astra Financial Services PT Federal Nittan Industries PT Aisin Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each)
43,714 6,341 300 48 116
47,211 6,077 1,182 1,052 947
Penyisihan piutang ragu-ragu/Provision for doubtful receivables
50,519 409,841 (16,600)
56,469 373,377 (16,600)
Jumlah/Total
393,241
356,777
0.62%
0.62%
Persentase terhadap jumlah aktiva /Percentage to total assets
h.
2006
Semua piutang lain-lain tidak dikenakan bunga, kecuali piutang PT Fuji Technica Indonesia, PT Toyota Astra Financial Services, dan PT Marga Mandalasakti yang masing-masing dibebani bunga sebesar 1,5%, 1%, dan 13,9% per tahun.
All other receivables are non-interest bearing, except receivables from PT Fuji Technica Indonesia, PT Toyota Astra Financial Services, and PT Marga Mandalasakti that earn interest at 1.5%, 1%, and 13.9% per annum, respectively.
Perseroan telah membukukan penyisihan untuk kerugian dari tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut.
The Company has recorded a provision to cover loss on non collectible receivables.
Hutang usaha Hutang usaha kepada mempunyai hubungan sebagai berikut:
h. pihak-pihak yang istimewa adalah
Rupiah: PT Astra Honda Motor PT Toyota-Astra Motor PT GS Battery PT Astra Daihatsu Motor PT Denso Indonesia PT Kayaba Indonesia PT SCS Astragraphia Technologies PT Inti Ganda Perdana PT Tri Dharma Wisesa Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each) Mata uang asing/Foreign currencies: PT GS Battery PT Mesin Isuzu Indonesia PT SCS Astragraphia Technologies Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each) Jumlah/Total Persentase terhadap jumlah kewajiban/Percentage to total liabilities Halaman - 71 - Page
Trade payables Trade payables to related parties are as follows: 2007
2006
669,041 240,784 112,738 103,995 26,943 14,548 6,223 2,315 1,596 2,212
636,085 139,582 88,913 125,203 25,858 20,387 1,416 1,317 1,686 3,195
1,180,395
1,043,642
33,453 13,757 1,243 1,265
19,940 35,894 1,456 1,411
49,718 1,230,113
58,701 1,102,343
3.90%
3.50%
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
30. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
i.
Kewajiban lain-lain
i.
Kewajiban lain-lain kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Other liabilities Other liabilities to related parties are as follows: 2007
Rupiah: PT Bank Permata Tbk PT Toyota-Astra Motor PT Astra Auto Finance PT SCS Astragraphia Technologies Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each)
13,261 2,445 1,800 151 2,615
16,233 2,834 1,662 698
20,272
21,427
1,236 421
4,152 205
1,657
4,357
Jumlah/Total
21,929
25,784
Persentase terhadap jumlah kewajiban/Percentage to total liabilities
0.07%
0.08%
Mata uang asing/Foreign currencies: PT SCS Astragraphia Technologies Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)/ Others (below Rp 1 billion each)
Kewajiban lain-lain kepada pihak mempunyai hubungan istimewa dikenakan bunga. j.
2006
yang tidak
Hutang sewa guna usaha
Other liabilities to related parties are non-interest bearing. j.
Hutang sewa guna usaha merupakan hutang pembiayaan kepada PT Komatsu Astra Finance sejumlah Rp 260,5 miliar yang merupakan 0,83% terhadap jumlah kewajiban (2006: Rp 384,1 miliar yang merupakan 1,22% terhadap jumlah kewajiban). 31. LABA BERSIH PER SAHAM
Obligations under finance leases Obligations under finance leases, representing financing payable to PT Komatsu Astra Finance, amounted to Rp 260.5 billion or 0.83% of total liabilities (2006: Rp 384.1 billion or 1.22% of total liabilities).
31. NET EARNINGS PER SHARE
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun bersangkutan.
Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
2007
2006
6,519,273
3,712,097
Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar dasar dan dilusian (dalam ribuan)
4,048,355
4,048,355
Laba bersih per saham - dasar dan dilusian (dalam satuan Rupiah)
1,610
917
Laba bersih per saham: Laba bersih
Halaman - 72 - Page
Net earnings per share: Net income Weighted average number of ordinary shares outstanding basic and diluted (in thousands) Net earnings per share - basic and diluted (full Rupiah)
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN
32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
a.
Perjanjian jaminan perusahaan
a.
Anak perusahaan dan anak perusahaan tidak langsung tertentu telah menerbitkan jaminan perusahaan untuk fasilitas kredit yang diperoleh anak perusahaan dan perusahaan asosiasi tertentu sampai sebatas kepemilikannya dalam perusahaan asosiasi tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2007, jumlah pinjaman yang terkait dengan jaminan tersebut setara dengan Rp 128,7 miliar (2006: setara dengan Rp 324,7 miliar). b.
Perjanjian lisensi, bantuan teknis, royalti, merek dagang, keagenan, dan distributor
Certain subsidiaries and indirect subsidiaries have issued corporate guarantees for credit facilities obtained by subsidiaries and certain associated companies to the extent of the subsidiaries interest in the associates. As at 31 December 2007, outstanding loans which relate to the guarantees are equivalent to Rp 128.7 billion (2006: equivalent to Rp 324.7 billion). b.
Perseroan dan anak perusahaan tertentu mempunyai berbagai perjanjian lisensi, bantuan teknis, royalti, merek dagang, keagenan, dan distribusi dengan para pemberi lisensi berikut: -
c.
Automobiles Peugeot, France BMW AG, Germany BOMAG GmbH & Co OHG, Germany Daido Amistar Co Ltd, Japan Daido Kogyo Co Ltd, Japan Elphinstone R&D Pty Ltd, Australia Fuji Xerox Co Ltd, Japan GS Yuasa International Ltd, Japan Isuzu Motors Ltd, Japan Kawasaki Industrial Co Ltd, Japan Kockums Industries Pty Ltd, Australia
Corporate guarantee agreements
Licensing, technical assistance, royalty, trademark, dealership, and distributorship agreements The Company and certain subsidiaries have existing licensing, technical assistance, royalty, trademark, dealership, and distributorship agreements with the following licensors:
- Komatsu Ltd, Japan - Komatsu Forklift Co Ltd, Japan - Komatsu Asia & Pacific Pte Ltd, Singapore - Komatsu Forest Pty Ltd, Australia - MAHLE Engine Components Japan Corp, Japan - Metalart Corporation, Japan - Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corp, Japan - Nissan Diesel Motor Co Ltd, Japan
Perkebunan plasma
c.
-
Pemerintah Daerah Baramarta PT Astra Daihatsu Motor PT Astra Honda Motor PT BMW Indonesia PT Komatsu Indonesia PT Toyota-Astra Motor Scania CV Aktiebolag, Sweden Tadano Iron Works Co Ltd, Japan Teito Rubber Ltd, Japan
Plasma plantations
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Indonesia, hak guna usaha tertentu untuk perkebunan diberikan kepada pengembang apabila pengembang bersedia untuk mengembangkan areal perkebunan untuk petani plasma lokal, di samping mengembangkan perkebunan miliknya sendiri.
In accordance with Indonesian Government policy, certain land rights for plantations are granted conditional upon the grower’s agreement to develop areas for local plasma farmers, in addition to developing their own plantations.
Perkebunan plasma dikembangkan dengan pola Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (“PIR-Trans”) dan Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya (“KKPA”). Pengembangan plasma ini didanai dengan pinjaman bank, yang disalurkan kepada pengembang sampai periode tanaman dapat menghasilkan.
Plasma plantations are developed under “Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi” (“PIR-Trans”) and “Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya” (“KKPA”) schemes. Plasma development is funded by bank loans which are granted to the grower at the cultivation stage for the period until the plants can be cropped.
Halaman - 73 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
c.
d.
Perkebunan plasma (lanjutan)
c.
Plasma plantations (continued)
Selama masa pengembangan, pinjaman tersebut dijamin dengan tanah dan tanaman perkebunan plasma serta semua aktiva yang berada di atasnya, piutang penjualan buah dari kebun plasma di masa datang, dan jaminan perusahaan dari anak perusahaan tertentu PT Astra Agro Lestari Tbk (“AAL”). Pada tanggal 31 Desember 2007, jumlah pinjaman plasma termasuk bunga adalah sebesar Rp 84,7 miliar (2006: Rp 142,3 miliar).
During the development period, the loans are secured on the land including all assets located on the plantations, future receivables from sales of the plasma crops, and corporate guarantees from certain subsidiaries of PT Astra Agro Lestari Tbk (“AAL”). As at 31 December 2007, the total outstanding plasma loans including interest amounted to Rp 84.7 billion (2006: Rp 142.3 billion).
Pada saat mulai menghasilkan, perkebunan plasma akan dialihkan kepada petani plasma, dimana petani plasma berkewajiban untuk menjual hasil panennya kepada anak perusahaan AAL guna mengangsur pinjaman tersebut melalui pemotongan dari hasil penjualannya.
Upon maturity of the plantations, the plasma plantations are transferred to the plasma farmers, who are obliged to sell their harvest to AAL’s subsidiaries to repay the loans via deductions from sales proceeds.
Sehubungan dengan pola PIR-Trans, anak perusahaan AAL tertentu bertanggung jawab untuk menjamin dan mengadministrasikan pengembalian kredit yang diperoleh dari petani peserta PIR Trans.
In respect of the PIR-Trans scheme, certain subsidiaries of AAL are committed to guarantee and administer repayment of plasma farmers’ loans.
Sedangkan sehubungan dengan pola KKPA, anak perusahaan AAL tertentu menjamin pembayaran kembali pinjaman petani plasma ke bank sampai lunas.
In respect of the KKPA scheme, certain subsidiaries of AAL guarantee the repayment of plasma farmers’ loans to the banks.
Fasilitas kredit
d.
Credit facilities
Perseroan dan beberapa anak perusahaan tertentu memiliki fasilitas kredit untuk modal kerja, kredit investasi, bank garansi, letters of credit, dan kontrak valuta asing. Fasilitas yang belum digunakan oleh Perseroan dan anak perusahaan tertentu pada tanggal 31 Desember 2007 berjumlah Rp 6,50 triliun.
The Company and certain subsidiaries have credit facilities for working capital, investment credits, bank guarantees, letters of credit, and foreign exchange contracts. The total unused facilities of the Company and certain subsidiaries as at 31 December 2007 amounted to Rp 6.50 trillion.
Selain itu, beberapa anak perusahaan tertentu yang bergerak dalam jasa keuangan menandatangani perjanjian kerjasama dengan beberapa bank, dimana pihak bank menyalurkan fasilitas kredit untuk pembiayaan konsumen bersama dengan anak perusahaan tersebut. Sesuai dengan perjanjian, anak perusahaan menyediakan dana berkisar antara 1% dan 10%, sedangkan sisanya disediakan oleh pihak bank. Fasilitas yang belum digunakan oleh anak perusahaan tersebut berjumlah Rp 15,62 triliun pada tanggal 31 Desember 2007.
In addition, certain financial services subsidiaries entered into cooperation agreements with banks, whereby the banks provide joint consumer financing facilities together with the subsidiaries. Under the agreements, subsidiaries provide between 1% and 10% of the funds advanced, with the remaining portion provided by the banks. Total unused facilities of these subsidiaries amounted to Rp 15.62 trillion as at 31 December 2007.
Halaman - 74 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
e.
f.
Jasa pertambangan
e.
Mining contracting services
Pama, anak perusahaan tidak langsung, mempunyai tiga kontrak pertambangan signifikan dengan PT Adaro Indonesia, PT Indominco Mandiri, dan KPC. Berdasarkan kontrak-kontrak tersebut, Pama memberikan jasa pertambangan batu bara di beberapa lokasi di Kalimantan. Jangka waktu kontrak bervariasi dan berakhir dari tahun 2008 sampai 2015.
Pama, an indirect subsidiary, has entered into three significant mining services contracts with PT Adaro Indonesia, PT Indominco Mandiri, and KPC. Under the contracts, Pama provides services to mine coal at various locations in Kalimantan. The periods of the contracts are varied and will expire between 2008 and 2015.
Sebagai bagian dari perjanjian dengan KPC, Pama menandatangani Perjanjian Jasa Konsultasi dengan Bumi (lihat Catatan dibawah ini).
As part of the contract with KPC, Pama entered into a Consulting Fee Agreement with Bumi (refer to Note below).
Perjanjian jasa konsultasi
f.
Consulting service agreement
Pada bulan Agustus 2004, Pama menandatangani Perjanjian Jasa Konsultasi dengan Bumi, di mana Bumi memberikan jasa konsultasi kepada Pama dan sebagai imbalannya, Pama membayar biaya sesuai dengan tarif tertentu, atas setiap volume overburden yang ditagihkan oleh Pama ke KPC, yang dapat diperhitungkan dengan pokok maupun bunga pinjaman sesuai dengan syarat-syarat perjanjian (lihat Catatan 5d).
In August 2004, Pama entered into a Consulting Services Agreement with Bumi, whereby Bumi provided consulting services to Pama and in consideration, Pama was paid a pre-determined fee based on the overburden billed by Pama to KPC, offsetable against the principal and interest elements of the loans (refer to Note 5d).
Pama selanjutnya menandatangani Perjanjian Jasa Konsultasi - Akta Novasi dan Perubahan dengan Bumi dan Formosa Investments Ltd yang kemudian diganti dengan Coal Vista Resources Limited (“Coal Vista”).
Pama subsequently signed a Consulting Services Agreement Deed of Novation and Amendment with Bumi and Formosa Investments Ltd which was subsequently renamed Coal Vista Resources Limited (“Coal Vista”).
Sesuai dengan Akta tersebut, Coal Vista menggantikan Bumi dalam memberikan jasa konsultasi kepada Pama. Tidak terdapat perubahan syarat dan ketentuan lainnya yang diatur dalam Perjanjian Jasa Konsultasi terdahulu.
Under the terms of the Deed, Coal Vista has replaced Bumi in rendering consulting services to Pama. There were no changes in the other terms and conditions stipulated in the original Consulting Service Agreement.
Beban konsultasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007 sebesar USD 13,6 juta atau setara dengan Rp 123,7 miliar (2006: USD 16,4 juta atau setara dengan Rp 150,3 miliar) telah diakui dalam “Beban pokok pendapatan”.
Consulting fees for the year ended 31 December 2007 amounted to USD 13.6 million, equivalent to Rp 123.7 billion (2006: USD 16.4 million, equivalent to Rp 150.3 billion), have been recognised within “Cost of revenue”.
Halaman - 75 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
g. Komitmen untuk pertambangan
pembelian
properti
g. Commitment properties
Sebagai bagian dari akuisisi sekelompok aktiva (lihat Catatan 10), Pama juga mengeluarkan jaminan bank sejumlah USD 14,4 juta yang merupakan jumlah yang potensial terhutang kepada Dynamic Acres Sdh Bhd (“DASB”) sehubungan dengan kemungkinan akuisisi tambahan cadangan pertambangan di area tertentu. Jaminan bank tersebut akan diberikan kepada DASB secara sebagian atau keseluruhan tergantung dari persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perjanjian, terutama yang berhubungan dengan penerimaan ijin eksploitasi yang diperlukan dari pihak yang berwenang. Pada tanggal 31 Desember 2007, jaminan bank ini belum dicairkan. h.
Tuntutan PT Era Giat Prima
to
purchase
mining
As part of the acquisition of a group of assets (refer to Note 10), Pama has also issued bank guarantees amounting to USD 14.4 million, representing consideration potentially payable to Dynamic Acres Sdh Bhd (“DASB”) in relation to acquisition of further mining reserves in adjacent areas which may become available. The bank guarantees will be released to DASB partially or fully subject to the conditions precedent, which mainly relate to the receipt of all necessary exploitation permits from the authorities. As at 31 December 2007, the bank guarantee has not been released. h.
PT Era Giat Prima Claim
Pada tanggal 24 September 1999, PT Era Giat Prima (”EGP”) mengajukan gugatan terhadap BP karena BP dianggap telah melakukan wanprestasi Perjanjian Pengalihan/Cessie atas tagihan Bank Dagang Negara Indonesia ("BDNI") dan Bank Umum Nasional ("BUN"). EGP mengajukan penyitaan tanah dan bangunan milik BP serta ganti rugi sebesar Rp 2,54 triliun dan juga menyatakan sebagai pemilik dana sebesar Rp 546,5 miliar yang telah ditempatkan dalam escrow account.
On 24 September 1999, PT Era Giat Prima (”EGP”) filed a lawsuit against BP alleging a breach of a Transfer/Cessie Agreement in respect of Bank Dagang Negara Indonesia (“BDNI”) and Bank Umum Nasional (“BUN”). EGP applied for confiscation of BP’s land and buildings and compensation for losses amounting to Rp 2.54 trillion and also asserted ownership over funds amounting to Rp 546.5 billion which had been deposited in an escrow account.
BP berpendapat bahwa Perjanjian Pengalihan/ Cessie tersebut telah dibatalkan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional ("BPPN") pada Oktober 1999 sehingga gugatan tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum. Di tingkat kasasi, Mahkamah Agung membatalkan keputusan sebelumnya dari Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, yang menyatakan bahwa Perjanjian tersebut adalah sah.
BP’s position is that the Transfer/Cessie Agreement had been cancelled by Indonesian Bank Restructuring Agency (”IBRA’) in October 1999 and that the lawsuit is without merit. On appeal, the Supreme Court overturned earlier decisions by the High Court and South Jakarta District Court which had ruled in favour of the validity of the Agreement.
Permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh EGP, telah ditolak oleh Mahkamah Agung berdasarkan surat pemberitahuan tertanggal 29 Mei 2007.
An application for a Judicial Review by EGP has been rejected by the Supreme Court based on notification letter dated 29 May 2007.
Halaman - 76 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
i.
Surat Ketetapan Pajak
i.
(i) Pemeriksaan pra penggabungan BP
Tax assessments (i) BP pre-merger assessments
Pada tahun 2004, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu (“KPP WPB I”) menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) atas 5 Bank Peserta Penggabungan yang merupakan awal terbentuknya BP, untuk tahun pajak 2001 dan 2002, dengan jumlah kurang bayar sebesar Rp 411,8 miliar. Walaupun SKP tersebut dilunasi seluruhnya, BP mengajukan keberatan/banding karena manajemen berkeyakinan tidak ada pajak yang kurang dibayar.
In 2004, the Large Tax Office I of the Directorate General of Taxation (“LTO I”) issued Assessment Letters in respect of the 5 Merged Banks from which BP was formed, for the fiscal years 2001 and 2002, indicating underpaid tax in a total amount of Rp 411.8 billion. Whilst these assessments were paid in full, BP subsequently appealed as management believes that no tax has been underpaid.
Pada tahun 2007, Pengadilan Pajak memutuskan untuk menerima permohonan banding BP. BP menerima kembali seluruh pembayaran pajak sejumlah Rp 411,8 miliar dan kompensasi bunga sejumlah Rp 124,5 miliar.
In 2007, the Tax Court accepted BP’s appeals. BP received repayment in full of Rp 411.8 billion and interest compensation of Rp 124.5 billion.
Selanjutnya, KPP WPB I mengajukan permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. BP telah menyerahkan Kontra Memori kepada Mahkamah Agung untuk memperkuat posisinya. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, peninjauan kembali tersebut masih dalam proses.
Subsequently, the LTO I appealed against the decision, applying for a Judicial Review to the Supreme Court. BP has already submitted a Counter Memorandum to the Supreme Court in support of its position. As at the date of these consolidated financial statements, the Judicial Review is still in process.
(ii) Pemeriksaan pajak lainnya BP
(ii) Other BP assessments
Pada tahun 2007, KPP WPB I menerbitkan beberapa SKP antara lain sebagai berikut:
In 2007, LTO I issued several tax assessments including the following:
• Kurang bayar atas tahun pajak 2004
•
sejumlah Rp 192,7 miliar (dari kelebihan pembayaran yang diajukan BP sejumlah Rp 60 miliar). • Lebih bayar atas tahun pajak 2005 sejumlah Rp 36,4 miliar (dari kelebihan pembayaran yang diajukan BP sejumlah Rp 87 miliar).
•
BP telah mengajukan keberatan atas sebagian besar SKP tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, proses pengajuan keberatan tersebut masih berlanjut. Halaman - 77 - Page
Underpayments for fiscal year 2004 amounting to Rp 192.7 billion (against BP’s claimed overpayment of Rp 60 billion). Overpayments for fiscal year 2005 amounting to Rp 36.4 billion (against BP’s claimed overpayment of Rp 87 billion).
BP has formally objected to most of the findings. As at the date of these consolidated financial statements, the objection process was still in progress.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
32. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
j.
k.
Gugatan Bapedal
j.
Bapedal claims
Pada tahun 2004, PT Eka Dura Indonesia (“EDI”), anak perusahaan AAL, digugat dengan jumlah kurang lebih Rp 709 miliar oleh Badan Pengawas Dampak Analisa Lingkungan Riau (“Bapedal Riau”) atas polusi yang disebabkan oleh kebakaran ketika mengadakan pembersihan lahan. EDI mengajukan keberatan atas gugatan tersebut kepada Bapedal Riau dan Kejaksanaan Negeri Riau dengan dasar bahwa areal tersebut telah diserahkan kepada koperasi setempat dan kebakaran tersebut disebabkan oleh masyarakat sekitar bukan oleh EDI.
In 2004, PT Eka Dura Indonesia (“EDI”), a subsidiary of AAL, was sued in an amount of approximately Rp 709 billion by the Riau Enviromental Impact Supervisory Board (“Bapedal Riau”) for pollution caused by fire during land clearing. EDI has filed an objection against this lawsuit to Bapedal Riau and the Riau District Attorney on the basis that the area had already been handed over to a local cooperative and the fire was caused by the local community not EDI.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, telah ditetapkan tersangka baru yaitu koperasi setempat, namun gugatan hukum oleh Bapedal Riau kepada EDI belum dicabut.
As at the date of these consolidated financial statements, a new defendant, a local cooperative has now been notified. However, the lawsuit against EDI by Bapedal Riau has not yet been cancelled.
Piutang sewa
k.
Jumlah piutang sewa yang akan diterima dalam jangka waktu dua tahun kedepan adalah sebesar Rp 1,04 triliun (2006: Rp 1,45 triliun). 33. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM MATA UANG ASING
The amount of lease receipts due over the next two years is Rp 1.04 trillion (2006: Rp 1.45 trillion).
33. NET ASSETS OR LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Perseroan dan anak perusahaan memiliki aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dengan rincian sebagai berikut (dalam satuan terdekat): Aktiva Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan Aktiva lain-lain Kewajiban Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Kewajiban lain-lain Beban yang masih harus dibayar Hutang jangka panjang
(Kewajiban)/aktiva bersih Dalam ekuivalen Rupiah (dalam jutaan) Jumlah dalam Rupiah bersih (dalam jutaan)
JPY
The Company and its subsidiaries have assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows (in full amounts): 2007 EUR
USD
Operating lease receivable
GBP
Other*
757,275,055
128,732,563
771,352
-
589,977
758,135,708 7,266,884 171,747,253
14,402 310,877,949 6,099,740 2,500,000
378,448 253 -
21,387 -
272,713 864 -
-
4,996,617 77,758
-
-
4,160 867,714
1,694,424,900
453,299,029
1,150,053
21,387
(2,675,014,016) (1,372,420,850) (155,625,453) (110,179,272)
(9,751,746) (159,639,528) (28,009,644) (28,454,161)
(2,807,560) (160,832) -
(3,570) (4) -
(2,725,595,990)
(765,374,581)
-
-
(2,288,593) (42,603) (11,682) -
(7,038,835,581)
(991,229,660)
(2,968,392)
(3,574)
(2,342,878)
(5,344,410,681) (443,897)
(537,930,631) (5,066,769)
(1,818,339) (25,020)
17,813 335
(1,475,164) (13,894)
(5,549,245)
Assets Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables Other receivables Restricted cash and time deposits Financing receivables Other assets Liabilities Short-term loans Trade payables Other liabilities Accrued expenses Long-term debt
Net (liabilities)/assets Rupiah equivalent (in millions) Total in Rupiah - net (in millions)
Halaman - 78 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
33. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
33. NET ASSETS OR LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES (continued)
JPY Aktiva Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan Aktiva lain-lain Kewajiban Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Kewajiban lain-lain Beban yang masih harus dibayar Hutang jangka panjang
(Kewajiban)/aktiva bersih Dalam ekuivalen Rupiah (dalam jutaan) Jumlah dalam Rupiah bersih (dalam jutaan) *
2006 EUR
USD
GBP
Other*
464,538,327
124,578,258
779,208
-
451,350
305,422,097 31,920,488 213,818,650
4,139,871 239,640,160 33,557,928 1,753,326
477,835 3,982 -
8,737 -
304,411 1,727 -
-
5,114,471 345,853
-
-
4,055
1,015,699,562
409,129,867
1,261,025
8,737
761,543
(1,582,140,477) (2,874,998,896) (134,312,780) (31,076,625)
(61,664,183) (117,153,059) (10,241,121) (9,409,469)
(3,095,796) (147,887) (2,133)
(11,867) (359) -
(804,000,000)
(692,599,679)
-
(1,185,587) (62,279) (11,286)
-
-
(5,426,528,778)
(891,067,511)
(3,245,816)
(12,226)
(1,259,152)
(4,410,829,216) (334,320)
(481,937,644) (4,347,078)
(1,984,791) (23,536)
(3,489) (62)
(497,609) (4,488)
(4,709,484)
Assets Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables Other receivables Restricted cash and time deposits Financing receivables Other assets Liabilities Short-term loans Trade payables Other liabilities Accrued expenses Long-term debt
Net (liabilities)/assets Rupiah equivalent (in millions) Total in Rupiah - net (in millions)
Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
Apabila aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2007 dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah mata uang asing pada tanggal laporan ini, maka kewajiban bersih dalam mata uang asing Perseroan dan anak perusahaan tersebut akan turun sekitar Rp 182 miliar, tidak termasuk keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari nilai wajar instrumen derivatif apabila instrumen tersebut dinilai dengan nilai wajarnya pada tanggal laporan ini. 34. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
*
Assets and liabilities denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rate prevailing at balance sheets date.
If assets and liabilities in foreign currencies as at 31 December 2007 had been translated using the middle rates as at the date of this report, the total net foreign currency liabilities of the Company and subsidiaries would decrease by approximately Rp 182 billion, excluding any foreign exchange gains or losses on derivative instruments if the instrument had been valued based on fair values as at the date of this report.
34. SUBSEQUENT EVENTS
Akuisisi oleh PT United Tractors Tbk
Acquisition by PT United Tractors Tbk
Pada bulan Februari 2008, PT United Tractors Tbk (“UT”), anak perusahaan, menyelesaikan akuisisi atas 1.666 lembar saham biasa (93,66% dari modal yang ditempatkan) PT Tuah Turangga Agung (“TTA”), dengan total nilai sejumlah USD 115,6 juta. TTA menerbitkan obligasi wajib konversi atas 4.166 saham yang dimiliki oleh pihak lain. Kepemilikan efektif UT akan terdilusi menjadi 70% pada saat konversi.
In February 2008, PT United Tractors Tbk (“UT”), a subsidiary, completed the acquisition of 1,666 common shares (93.66% of the issued share capital) of PT Tuah Turangga Agung (“TTA”) for a consideration of USD 115.6 million. TTA has issued mandatory convertible bonds in respect of 4,166 shares which are held by other parties. UT’s effective ownership will be diluted to 70% on conversion.
Halaman - 79 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 34. PERISTIWA SETELAH (lanjutan)
TANGGAL
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) NERACA
34. SUBSEQUENT EVENTS (continued)
Akuisisi oleh PT United Tractors Tbk (lanjutan)
Acquisition by PT United Tractors Tbk (continued)
TTA saat ini secara tidak langsung memiliki kuasa pertambangan batubara dengan jangka waktu 30 tahun atas lahan seluas hampir 5.000 ha di Kapuas Tengah, Kalimantan Tengah. Perkiraan cadangan batubara adalah sekitar 40 juta ton.
TTA indirectly holds coal mining rights for 30 years for an area of approximately 5,000 ha in Kapuas Tengah, Central Kalimantan. The estimated coal reserves are approximately 40 million tons.
Penawaran umum Obligasi PT Astra Sedaya Finance
Public offering of PT Astra Sedaya Finance Bonds
Pada tanggal 7 Januari 2008, PT Astra Sedaya Finance, anak perusahaan, menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (“Bapepam LK”) dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Astra Sedaya Finance IX Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap, sebesar Rp 1 triliun.
On 7 January 2008, PT Astra Sedaya Finance, a subsidiary, submitted a Registration Letter to the Capital Market Supervisory Agency of Financial Institutional (“Bapepam LK”) in relation to a public offering of Astra Sedaya Finance Bonds IX 2008 with Fixed Interest Rate, amounting to Rp 1 trillion.
Fasilitas Kredit Perseroan
–
Syndicated Revolving Credit Facility – The Company
Pada tanggal 25 Januari 2008, Perseroan menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit Sindikasi Revolving dengan 7 bank lokal dan asing senilai USD 280 juta dan Rp 1 triliun. Sumitomo Mitsui Banking Corporation bertindak selaku facility agent.
On 25 January 2008, the Company signed a Syndicated Revolving Credit Facility Agreement with 7 local and overseas banks amounting to USD 280 million and Rp 1 trillion. Sumitomo Mitsui Banking Corporation is the facility agent.
Dana yang diperoleh akan digunakan untuk kegiatan umum Perseroan. Tingkat bunga per tahun yang dikenakan adalah SIBOR + 1% untuk fasilitas USD dan SBI + 1% untuk fasilitas IDR. Fasilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu 3 tahun dan dapat diperpanjang lagi selama 2 tahun.
The funds acquired will be used for general corporate purposes. Annual interest rate for the USD facility is SIBOR + 1% and for the IDR facility is SBI + 1%. The facility will mature in 3 years and can be extended for a further 2 years.
Pelepasan investasi di PT Pantja Motor
Disposal of investment in PT Pantja Motor
Pada tanggal 4 Februari 2008, PT Arya Kharisma, anak perusahaan, menjual 14,88% kepemilikan saham pada PT Pantja Motor (“PM”) kepada Isuzu Motors Ltd, Jepang, pemegang saham lainnya PM, dengan harga sebesar Rp 131,1 miliar dan mengakui keuntungan sejumlah Rp 39 miliar. Penjualan saham tersebut mengakibatkan penurunan kepemilikan efektif pada PM dari 64,88% menjadi 50%. Dengan demikian PM menjadi jointly controlled entity.
On 4 February 2008, PT Arya Kharisma, a subsidiary, disposed 14.88% of its interest in PT Pantja Motor (“PM”) to Isuzu Motors Ltd, Japan, another shareholder of PM, at a total price of Rp 131.1 billion and recognised a gain of Rp 39 billion. The disposal reduced the effective ownership in PM from 64.88% to 50%. As such PM has become a jointly controlled entity.
Sindikasi
Revolving
Halaman - 80 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. REKLASIFIKASI AKUN
35. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Laporan keuangan tahun 2006 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tahun 2007. Rincian reklasifikasi tersebut adalah sebagai berikut: Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification Hutang usaha - lancar Hutang usaha - tidak lancar Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - lancar Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - tidak lancar Pendapatan bersih Beban penjualan Penghasilan bunga Penghasilan/(beban) lain-lain, bersih Beban pajak
The 2006 consolidated financial statements have been reclassified to be consistent with the presentation of the 2007 consolidated financial statements. The details of the reclassifications are as follows:
Reklasifikasi/ Reclassification
Setelah reklasifikasi/ After reclassification
3,850,762
(460,678)
3,390,084
763,504
(763,504)
-
7,062,005
460,678
7,522,683
6,929,058 55,508,135 (3,643,886) 353,365 (293,977)
763,504 201,049 (949,122) 71,708 748,621
7,692,562 55,709,184 (4,593,008) 425,073 454,644
(1,380,690)
(72,256)
(1,452,946)
36. STANDAR AKUNTANSI BARU
Trade payables current Trade payables non-current Bank loans and other loans - current Bank loans and other loans - non-current Net revenue Selling expenses Interest income Other income/ (expense), net Income tax expenses
36. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi keuangan revisi yang mungkin berdampak pada laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan di tahun mendatang antara lain sebagai berikut:
The Indonesian Institute of Accountants has issued the following revised financial accounting standards which might have an impact on the consolidated financial statements of the Company and subsidiaries in subsequent years:
a.
Berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008: - PSAK 16 (Revisi 2007) - Aktiva Tetap - PSAK 13 (Revisi 2007) - Investasi Properti - PSAK 30 (Revisi 2007) - Sewa
a.
Applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2008: - SFAS 16 (Revised 2007) - Fixed Assets - SFAS 13 (Revised 2007) - Investment Property - SFAS 30 (Revised 2007) - Lease
b.
Berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009: - PSAK 50 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan - PSAK 55 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
b.
Applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2009: - SFAS 50 (Revised 2006) - Financial Instruments: Presentation and Disclosures - SFAS 55 (Revised 2006) - Financial Instruments: Recognition and Measurement
Perseroan dan anak perusahaan masih mempelajari dampak yang mungkin timbul.
The Company and subsidiaries evaluating the possible impact.
Halaman - 81 - Page
are
still
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
37. INFORMASI TAMBAHAN
37. SUPPLEMENTARY INFORMATION
Berikut pada halaman 83 sampai dengan halaman 87, adalah informasi keuangan PT Astra International Tbk (induk perusahaan saja) yang menyajikan penyertaan Perseroan pada anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas dan bukan dengan metode konsolidasi.
The following financial information of PT Astra International Tbk (parent company only) on pages 83 to 87, presents the Company’s investments in subsidiaries under the equity method, as opposed to the consolidation method.
Halaman - 82 - Page
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY NERACA 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2007
2006
AKTIVA Aktiva lancar Kas dan setara kas Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 570 (2006: Rp 3.110): - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 2.654 (2006: Rp 3.635) Persediaan Pajak dibayar di muka Pembayaran di muka lainnya
ASSETS Current assets Cash and cash equivalents Trade receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 570 (2006: Rp 3,110): - Related parties
848,408
720,020
106,364
43,436
1,511,912 19,434
1,131,019 5,573
993,128 239,971 137,344
1,193,261 225,235 56,763
- Third parties Other receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 2,654 (2006: Rp 3,635) Inventories Prepaid taxes Other prepayments
3,856,561
3,375,307
Total current assets
1,183
1,177
191,167
116,453
23,928,895
19,970,666
58,425 214,697 1,944,069
58,425 180,583 1,779,392
193,040
288,638
Jumlah aktiva tidak lancar
26,531,476
22,395,334
Total non-current assets
JUMLAH AKTIVA
30,388,037
25,770,641
TOTAL ASSETS
Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang lain-lain – pihak yang mempunyai hubungan istimewa – setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 16.600 (2006: Rp 16.600) Investasi pada anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities Investasi jangka panjang lain-lain Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 839.444 (2006: Rp 762.554) Aktiva lain-lain
Halaman - 83 - Page
Non-current assets Restricted cash and time deposits Other receivables – related parties – net of provision for doubtful receivables of Rp 16,600 (2006: Rp 16,600) Investments in subsidiaries, associates, and jointly controlled entities Other long-term investments Deferred tax assets Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 839,444 (2006: Rp 762,554) Other assets
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY NERACA 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2007
2006
KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Kewajiban lain-lain Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Kewajiban diestimasi Jumlah kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka panjang Kewajiban lain-lain: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Kewajiban diestimasi Jumlah kewajiban jangka panjang Jumlah kewajiban EKUITAS Modal saham: - Modal dasar - 6.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham - Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.048.355.314 saham biasa Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo laba: - Dicadangkan - Belum dicadangkan
LIABILITIES 500,000
1,250,800
1,235,306
1,106,252
99,430 577,016 283,913 558,127 61,718
117,260 315,372 67,438 377,390 21,186
3,315,510
3,255,698
Current liabilities Short-term loans Trade payables: - Related parties - Third parties Other liabilities Taxes payable Accrued expenses Provisions Total current liabilities Non-current liabilities Other liabilities: - Related parties
15,282
2,149
94,651
3,382 133,646
- Third parties Provisions
109,933
139,177
Total non-current liabilities
3,425,443
3,394,875
Total liabilities
2,024,178
2,024,178
1,106,121 418,578 1,343,741
1,106,121 418,661 1,454,426
424,700 21,645,276
324,700 17,047,680
EQUITY Share capital: - Authorised - 6,000,000,000 shares with par value of Rp 500 (full Rupiah) per share - Issued and fully paid 4,048,355,314 ordinary shares Additional paid-in capital Fixed assets revaluation reserve Changes in equity of subsidiaries and associates Retained earnings: - Appropriated - Unappropriated
Jumlah ekuitas
26,962,594
22,375,766
Total equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
30,388,037
25,770,641
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Halaman - 84 - Page
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2007
Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan Laba kotor Beban usaha: Beban penjualan Beban umum dan administrasi
2006
32,372,642
25,662,434
(28,985,349)
(23,105,394)
3,387,293
2,557,040
(1,573,046) (1,005,330)
(1,347,217) (829,421)
(2,578,376)
(2,176,638)
Net revenue Cost of revenue Gross profit Operating expenses: Selling expenses General and administrative expenses
Laba usaha
808,917
380,402
Penghasilan/(beban) lain-lain: Penghasilan bunga Keuntungan selisih kurs Beban bunga Penghasilan lain-lain, bersih
32,640 2,256 (44,050) 551,052
48,936 10,511 (126,504) 276,090
541,898
209,033
Bagian atas hasil bersih anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities
5,630,670
3,344,288
Share of results of subsidiaries, associates, and jointly controlled entities
Laba sebelum pajak penghasilan
6,981,485
3,933,723
Profit before income tax
Beban pajak penghasilan Laba bersih Laba bersih per saham dasar dan dilusian (dalam satuan Rupiah)
(462,212)
(221,626)
6,519,273
3,712,097
1,610
917
Halaman - 85 - Page
Operating income Other income/(expenses): Interest income Foreign exchange gain Interest expense Other income, net
Income tax expenses Net income Net earnings per share basic and diluted (full Rupiah)
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Laba bersih Dividen Pembentukan cadangan wajib Realiasi selisih penilaian kembali aktiva tetap Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo 31 Desember 2007
Selisih penilaian kembali aktiva tetap/ Fixed assets revaluation reserve
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
Modal saham/ Share capital
Saldo 1 Januari 2006 Laba bersih Dividen Pembentukan cadangan wajib Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo 31 Desember 2006
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah)
Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi/ Changes in equity of subsidiaries and associates
Saldo laba/Retained earnings Belum Dicadangkan/ dicadangkan/ Appropriated Unappropriated
Jumlah/ Total
2,024,178 -
1,106,121 -
418,661 -
1,231,408 223,018
224,700 100,000 -
15,419,277 3,712,097 (1,983,694) (100,000) -
20,424,345 3,712,097 (1,983,694) 223,018
2,024,178
1,106,121
418,661
1,454,426
324,700
17,047,680
22,375,766
-
-
-
100,000 -
6,519,273 (1,821,760) (100,000) 83
6,519,273 (1,821,760) -
-
-
-
2,024,178
1,106,121
418,578
(83)
(110,685) 1,343,741
Halaman - 86 - Page
-
-
424,700
21,645,276
(110,685) 26,962,594
Balance as at 1 January 2006 Net income Dividends Appropriation to statutory reserve Changes in equity of subsidiaries and associates Balance as at 31 December 2006 Net income Dividends Appropriation to statutory reserve Realisation of fixed assets revaluation reserve Changes in equity of subsidiaries and associates Balance as at 31 December 2007
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 DAN 2006 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2007 AND 2006 (Expressed in millions of Rupiah) 2007
2006
Arus kas dari aktivitas operasi: Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan Pembayaran beban usaha Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya
32,378,205 (28,694,067) (896,426) (1,311,637) 275,790
25,949,933 (22,566,392) (806,849) (1,230,697) 75,931
Kas yang dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan badan Penghasilan bunga yang diterima
1,751,865 (332,490) 25,805
1,421,926 (508,969) 40,838
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
1,445,180
953,795
Arus kas dari aktivitas investasi: Dividen kas yang diterima Penerimaan dari pengembalian uang muka penyertaan saham Hasil penjualan aktiva tetap dan aktiva yang belum digunakan dalam usaha Penambahan investasi jangka panjang lain-lain Perolehan aktiva tetap Hasil penjualan investasi jangka panjang Penambahan aktiva lain-lain Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi
1,609,148 -
2,575,637 51,121
17,567
3,983
(48,091)
(1,679,655)
(266,280) 2,298
(274,424) -
(9,021)
(14,684)
1,305,621
661,978
Arus kas dari aktivitas pendanaan: Penerimaan pinjaman jangka pendek Pengurangan/(penambahan) piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembayaran kembali pinjaman jangka pendek Pembayaran bunga Dividen kas yang dibayarkan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Kenaikan bersih kas dan setara kas
Cash flows from operating activities: Receipts from customers Payments to suppliers Payments to employees Payments for operating expenses Receipts from other operating activities Cash generated from operations Payments of corporate income tax Interest income received Net cash flows provided from operating activities Cash flows from investing activities: Cash dividends received Advances returned from the purchase of shares Proceeds from sale of fixed assets and assets not yet used in operations Additions to other long-term investments Acquisitions of fixed assets Proceeds from sale of long-term investments Additions to other assets Net cash flows provided from investing activities Cash flows from financing activities: Proceeds from short-term loans Reductions in/(additions to) amounts due from related parties
1,891,869 6,727
4,106,891 (152,288)
(2,645,459)
(3,449,767)
Repayments of short-term loans
(55,902) (1,820,247)
(113,307) (1,982,405)
Interest paid Cash dividends paid
(2,623,012)
(1,590,876)
Net cash flows used in financing activities Net increase in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents at the beginning of the year Effects of exchange rate differences on cash and cash equivalents
127,789
24,897
Kas dan setara kas pada awal tahun Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas
720,020
695,870
Kas dan setara kas pada akhir tahun
848,408
599
(747)
720,020
Halaman - 87 - Page
Cash and cash equivalents at the end of the year
P ro fi l D ewan Ko misar is B oa rd o f Co mmiss io ners ’ P ro f ile P ro fi l D ireksi B oa rd o f D irec to rs ’ P ro f ile Stru ktur O rg anisasi O rg a n i satio n Structure I n fo rma si Per usahaan Cor p orate Info rmatio n
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
D at a Pe r se ro an Co r porate Dat a
Profi l D ewa n Ko mis a ris B o a rd o f Co mmi ssi o n e r s’ Profile
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Budi Setiadharma ditunjuk sebagai Presiden Komisaris Perseroan sejak Mei 2005. Mulai bergabung di Perseroan pada tahun 1970 dan memegang jabatan Presiden Direktur Perseroan pada periode 2002–2005. Beberapa jabatan lain yang pernah dipegangnya adalah Wakil Presiden Direktur Perseroan (1998 – 2002), Presiden Direktur (1978 – 2000) PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor) dan General Manager Divisi Honda, PT Astra International (1975 – 1978). Sejak 2006 sampai sekarang, beliau menjabat sebagai Komisaris PT Hero Supermarket Tbk dan sejak 2007 sampai sekarang, menjabat sebagai Komisaris PT Jakarta Land. Budi Setiadharma adalah lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1970. An Indonesian citizen, Budi Setiadharma was appointed as President Commissioner of the Company in May 2005. He joined the Company in 1970 and was President Director of the Company from 2002 to 2005. He was formerly Vice President Director of the Company (1998 – 2002), President Director (1978 – 2000) of PT Federal Motor (currently PT Astra Honda Motor), and General Manager of the Honda Division of PT Astra International (1975 – 1978). He has been Commissioner of PT Hero Supermarket Tbk since 2006 and Commissioner of PT Jakarta Land since 2007. He graduated from Parahyangan Catholic University, Bandung in 1970.
Djunaedi Hadisumarto Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Djunaedi Hadisumarto ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada bulan Mei 2003. Pada saat ini juga menjabat sebagai Penasihat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS; Sekretaris Dewan Pengawas, Badan Rehabilitasi Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) – Nias, Sumatera Utara; Tim Penasihat Ahli pada Joint Forum on Investment (JIF) dan Penasihat Korporasi PT (Persero) Garuda Indonesia. Sebelumnya, Djunaedi Hadisumarto adalah anggota Kelompok Kerja Kerjasama Ekonomi Indonesia – Jepang (2002 – 2005), Komisaris PT (Persero) Garuda Indonesia (1984 – 2005), Komisaris Bank BCA (1999 – 2002), Komisaris Perwakilan Pemerintah Indonesia di Pertamina (1999 – 2001), Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS (1999 – 2001), Komisaris Bank Pembangunan Indonesia/BAPINDO (1994 – 1998), Asisten Bidang Ekonomi untuk Menteri Koordinator Perekonomian, Keuangan dan Pengawasan Pembangunan (1993 – 1998) dan Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan Republik Indonesia (1983 – 1991). Gelar Sarjana Ekonomi diraihnya dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1962. Gelar Master dari University of California, USA diperoleh pada tahun 1966 serta sebuah gelar Master lainnya diperoleh dari University of Southern California, USA pada tahun 1969. Sedangkan gelar Ph.D dari University of Southern California, USA diraihnya pada tahun 1974. An Indonesian citizen, he became Commissioner of the Company in May 2003. Currently, he is also Advisor to the State Minister of National Development Planning/Chairman of BAPPENAS; Secretary of Supervisory Board of the Rehabilitation and Reconstruction Agency for Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) and Nias, North Sumatera; Expert Advisory Team Joint Forum on Investment (JIF) and Corporate Advisor of PT (Persero) Garuda Indonesia. He was previously a member of Working Team Indonesia – Japan Economic Cooperation (2002 – 2005), Commissioner of PT (Persero) Garuda Indonesia (1984 – 2005), Commissioner of BCA Bank (1999 – 2002), Commissioner on behalf of GOI for Pertamina (1999 – 2001), Chairman of the National Development Planning Agency/BAPPENAS (1999 – 2001), Commissioner of Indonesia Development Bank/ BAPINDO (1994 – 1998), Assistant for Economic Affairs to the Coordinator Minister of Economics, Finance and Development Supervision (1993 – 1998) and Secretary General, Department of Communication of the Republic of Indonesia (1983 – 1991). He graduated from the Faculty of Economics of the University of Indonesia with a Bachelor degree in 1962. He obtained a Master degree from the University of California, USA in 1966, and another Master degree from the University of Southern California, USA in 1969. He received a Ph.D from the University of Southern California, USA in 1974. ii4
Berkewarganegaraan Australia, Patrick Alexander ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan sejak Mei 2003 dan sebagai Anggota Komite Audit Perseroan sejak Januari 2002 serta Ketua Komite Audit Perseroan sejak Mei 2003, setelah sebelumnya menjadi anggota Komite Eksekutif dari April 2000 sampai Desember 2001. Patrick Alexander adalah Managing Partner Batavia Investment Management Ltd., perusahaan yang berdiri di tahun 1993 dengan spesialisasi pada penanaman modal di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang keuangan, termasuk dengan Chase Manhattan di Jakarta, New York dan Hong Kong. Patrick Alexander memiliki pengalaman bekerja di Perwakilan Luar Negeri Australia selama 5 tahun, termasuk di Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris Independen PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Astra Otoparts, Ketua Komite Audit PT Astra Otoparts, Direktur Sound Oil PLC, perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek London dan Direktur PT Ilthabi Bara Utama, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara di Indonesia. Lulus tahun 1975 dengan predikat sangat memuaskan dari Fakultas Hukum University of Western Australia. An Australian citizen, he was appointed as Commissioner of the Company in May 2003. Patrick Alexander has been a Member of the Company’s Audit Committee since January 2002 and Chairman of the Company’s Audit Committee since May 2003. Prior to that, he was a Member of the Executive Committee from April 2000 until December 2001. Patrick Alexander is Managing Partner of Batavia Investment Management Ltd., a firm established in 1993 specialising in Indonesian investments. He has had over 25 years experience in finance, including working with Chase Manhattan in Jakarta, New York and Hong Kong. He also had 5 years with the Australian Foreign Service, including with the Australian Embassy in Jakarta. He is also an independent Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk and PT Astra Otoparts, Chairman of Audit Committee of PT Astra Otoparts, Director of Sound Oil PLC, a London listed company, and Director of PT Ilthabi Bara Utama, coal mining Indonesia. He graduated with honours in Law from the University of Western Australia in 1975.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Patrick M. Alexander Komisaris Commissioner
Muhamad Chatib Basri Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Muhamad Chatib Basri diangkat menjadi Komisaris Independen Perseroan pada bulan Mei 2006. Pernah bekerja sebagai Konsultan Bank Dunia, Aus Aid, United Nation Conference on Trade and Development, serta menjadi anggota Pacific Economic Outlook Forecasting Panel sejak tahun 2004 dan Direktur Riset di Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM – UI) mulai Desember 2001 hingga April 2004. Selain menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) mulai 1995 hingga sekarang, Muhamad Chatib Basri juga merupakan Direktur LPEM FEUI sejak 2005. Ia meraih gelar Master of Economics Development (1996) dan Ph.D Ekonomi (2001), keduanya dari Australian National University. An Indonesian citizen, he was appointed as Independent Commissioner of the Company in May 2006. He worked as Consultant of World Bank, Aus Aid, United Nation Conference on Trade and Development, a member of Pacific Economic Outlook Forecasting Panel since 2004, and an Associate Director for Research, Institute for Economic and Social Research, University of Indonesia (LPEM – UI) from December 2001 to April 2004. A lecturer at Faculty of Economics, University of Indonesia (FEUI) since 1995, he has also been a Director of LPEM FEUI since 2005. He obtained his Master of Economics Development (1996) and Ph.D in Economics (2001), both from Australian National University.
i5ii
Soemadi D. M. Brotodiningrat Komisaris Commissioner Warga negara Indonesia, Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat menjadi Komisaris Independen Perseroan sejak Mei 2006. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Duta Besar/Wakil Tetap Indonesia pada PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa (1991 – 1995) dan Direktur Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri Departemen Luar Negeri (1995 – 1998). Soemadi juga pernah memegang jabatan Duta Besar Indonesia di Tokyo (1998 – 2002), Duta Besar Indonesia di Washington DC (2002 – 2005) dan sejak tahun 2005 sebagai Ketua Delegasi Indonesia untuk Economic Partnership Agreement Negotiation Indonesia – Jepang. Soemadi menyelesaikan pendidikan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di tahun 1965 dan Institut International D’administration Publique Paris di tahun 1969. An Indonesian citizen, he has been an Independent Commissioner of the Company since May 2006. He was an Ambassador and Permanent Representative of Indonesia to UN and other International Organisations in Geneva (1991 – 1995) and Director General of Foreign Economic Relations, Department of Foreign Affairs (1995 – 1998). He served as an Ambassador of the Republic of Indonesia in Tokyo (1998 – 2002), Ambassador of the Republic of Indonesia in Washington DC (2002 – 2005) and since 2005 he served as Head of the Indonesian Delegation for Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement Negotiation. He graduated from Gadjah Mada University Yogyakarta in 1965 and Institut International D’administration Publique, Paris in 1969.
Akira Okabe Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Jepang, Akira Okabe ditunjuk menjadi Komisaris Independen pada bulan Mei 2007. Beliau memiliki beberapa pengalaman kerja di Toyota Motor Corporation, Jepang, saat ini sebagai Senior Managing Director pada The Asia, Oceania, & Middle East Operations Group. Sebelumnya, Akira Okabe adalah Direktur pada The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center dan Managing Officer di The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center. Akira Okabe menyelesaikan pendidikan di Department of Science and Engineering pada Tokyo Institute of Technology. A Japanese citizen, Akira Okabe has been appointed as Independent Commissioner of the Company since May 2007. He has held several positions at Toyota Motor Corporation, Japan, and is currently Senior Managing Director for The Asia, Oceania, & Middle East Operations Group. Prior to that, he was Director for The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center and Managing Officer for The Oceania, Middle East & Southwest Asia Operations Center. He graduated from the Department of Science and Engineering at Tokyo Institute of Technology.
iv6
Berkewarganegaraan Inggris, Anthony John Liddell Nightingale ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan sejak Mei 2000. Posisi yang dipegangnya adalah Managing Director pada Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic dan Mandarin Oriental, Chairman pada Jardine Cycle & Carriage, Jardine Matheson Ltd., Jardine Motors Group serta Jardine Pacific. Anthony John Liddell Nightingale saat ini menjabat ketua Business Facilitation Advisory Committee yang didirikan oleh Financial Secretary di Hong Kong, Anggota Non-official Commission on Strategic Development, anggota dewan Hong Kong Trade Development Council dan Employer’s Federation in Hong Kong. Beliau menjabat sebagai perwakilan Hong Kong pada APEC Business Advisory Council dan anggota dari Greater Pearl River Delta Business Council. Gelar sarjananya diraih dengan predikat sangat memuaskan dari fakultas Classics, Peterhouse, Cambridge. A British citizen, he has been Commissioner of the Company since May 2000. He is Managing Director of Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic and Mandarin Oriental, and Chairman of Jardine Cycle & Carriage, Jardine Matheson Ltd., Jardine Motors Group and Jardine Pacific. Anthony John Liddell Nightingale is Chairman of the Business Facilitation Advisory Committee established by the Financial Secretary in Hong Kong, a Non-official Member of the Commission on Strategic Development and a Council Member of the Hong Kong Trade Development Council, and the Employer’s Federation in Hong Kong. He is a Hong Kong representative to the APEC Business Advisory Council and a member of the Greater Pearl River Delta Business Council. Mr. Nightingale holds a Bachelor’s degree (Honours) in Classics from Peterhouse, Cambridge.
Mark Spencer Greenberg Komisaris Commissioner Warga negara Inggris, Mark Spencer Greenberg ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada Mei 2006. Beliau ditunjuk sebagai Direktur Jardine Matheson pada 1 April 2008, setelah sebelumnya menjabat Direktur Grup Strategi Jardine Matheson Ltd di tahun 2006. Beliau juga menjabat sebagai direktur Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Cycle & Carriage serta Mandarin Oriental; dan Komisaris Bank Permata. Sebelumnya selama 16 tahun bekerja di bidang investment banking dengan Dresdner Kleinwort Wasserstein di London. Mark Greenberg menyelesaikan studinya di Hertford College, Oxford University dengan menyandang gelar Master of Arts in Modern History.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Anthony John Liddell Nightingale Komisaris Commissioner
A British citizen, he became Commissioner of the Company in May 2006. He was appointed as Director of Jardine Matheson on 1 April 2008, having first joined Jardine Matheson Ltd in 2006 as Group Strategy Director. He is also a director of Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Cycle & Carriage and Mandarin Oriental; and Commissioner of Bank Permata. He had previously spent 16 years in investment banking with Dresdner Kleinwort Wasserstein in London. Mr. Greenberg graduated from Hertford College, Oxford University, with a Master of Arts degree in Modern History.
v 7
Benjamin William Keswick Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Inggris, Ben Keswick menjadi Komisaris Perseroan sejak Mei 2007. Beliau merupakan Group Managing Director di Jardine Cycle & Carriage dan telah bekerja di Grup Jardine Matheson sejak 1998, dengan jabatan terakhir sebagai Chief Executive Officer dan sebelumnya Finance Director dari Jardine Pacific, yang mewakili beberapa penanam modal non-listed dari Jardine Matheson Holding di sejumlah sektor industri. Beliau juga menjabat sebagai direktur di Jardine Matheson, Jardine Matheson Ltd, Cycle & Carriage Bintang and MCL Land; dan komisaris PT United Tractors Tbk. Ben Keswick meraih gelar Bachelor of Science dari Agricultural Economics and Food Marketing dari Newcastle University, Inggris, dan Master of Business Administration dari INSEAD. A British citizen, he has been Commissioner of the Company since May 2007. Currently he is Group Managing Director of Jardine Cycle & Carriage. He has been with the Jardine Matheson Group since 1998, most recently as Chief Executive Officer and before that, the Finance Director of Jardine Pacific, which represents a number of Jardine Matheson Holding’s non-listed investors in a range of industry sectors. He is a director of Jardine Matheson Holdings, Jardine Matheson Ltd, Cycle & Carriage Bintang and MCL Land; and a commissioner of PT United Tractors Tbk. Mr. Keswick graduated from Newcastle University with a Bachelor of Science degree in Agricultural Economics and Food Marketing and obtained a Master of Business Administration degree from INSEAD.
Chiew Sin Cheok Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Malaysia, Chiew Sin Cheok menjadi Komisaris Perseroan sejak Mei 2007. Saat ini memegang posisi sebagai Group Finance Director di Jardine Cycle & Carriage sejak November 2006, beliau telah bekerja di Jardine Matheson sejak 1993 dengan beberapa posisi senior finance. Sebelumnya Chiew Sin Cheok bekerja di Schroders and Pricewaterhouse, keduanya berkedudukan di London. Beliau juga merupakan Wakil Presiden Komisaris di PT Astra Agro Lestari Tbk, Komisaris PT Astra Otoparts Tbk, anggota komite audit PT Tunas Ridean Tbk dan Direktur Cycle & Carriage Bintang. Chiew Sin Cheok adalah lulusan dari London School of Economics and Political Science dan memperoleh gelar Bachelor of Science (Economics), Master of Management Science dari Imperial College of Science and Technology, London, dan merupakan anggota Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales. Beliau menduduki jabatan Board of Governors di Keswick Foundation, suatu badan amal di Hong Kong. A Malaysian citizen, he became a Commissioner of the Company in May 2007. He has been the Group Finance Director of Jardine Cycle & Carriage since November 2006. He has worked for Jardine Matheson since 1993 where he has held various senior finance positions, prior to which he worked for Schroders and Pricewaterhouse, both in London. He is also Vice President Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk, Commissioner of PT Astra Otoparts Tbk, a member of the audit committee of PT Tunas Ridean Tbk and Director of Cycle & Carriage Bintang. Mr. Chiew graduated from the London School of Economics and Political Science with a Bachelor of Science (Economics) degree, obtained a Master of Management Science degree from the Imperial College of Science and Technology, London, and is a member of the Institute of Chartered Accountants in England & Wales. He sits on the Board of Governors of the Keswick Foundation, a charitable body in Hong Kong.
vi8
Prof i l Di re k s i B o a rd o f Di re cto r s’ P ro fi l e
Michael Dharmawan Ruslim Presiden Direktur President Director
An Indonesian citizen, he was appointed as President Director of PT Astra International Tbk in May 2005. He has overall responsibility for the Group’s businesses. He was previously Vice President Director from 2002 to 2005 and Director from 1991 to 2002. Prior to joining the Company in 1983, he was Assistant Vice President of Citibank N.A. Jakarta. He graduated from the University of California at Berkeley in 1976 with a Bachelor degree in Industrial Engineering and holds a Master in Business Administration from the University of Wisconsin – Madison in 1978.
Prijono Sugiarto Direktur Director Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2001 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Otomotif (Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot, dan BMW), Honda Motorcycle Sales Operation dan bidang usaha Alat Berat. Bergabung di Astra sejak tahun 1990 dan saat ini menjabat sebagai Presiden Komisaris PT United Tractors Tbk dan Komisaris PT Astra Honda Motor serta Komisaris di beberapa bidang usaha Otomotif Perseroan. Saat ini juga menjabat Wakil Ketua Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Sebelumnya, beliau adalah Sales Engineering Manager di Daimler-Benz Indonesia. Menyandang gelar Dipl.-Ing. dibidang Teknik Otomotif dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman pada tahun 1984 dan gelar Dipl.-Wirtschaftsing di bidang Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum, Jerman pada tahun 1986.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Warga negara Indonesia, beliau menjabat Presiden Direktur PT Astra International Tbk sejak Mei 2005. Beliau bertanggung jawab penuh atas semua bidang usaha Grup Astra. Sebelumnya menjabat Wakil Presiden Direktur untuk periode 2002 – 2005 dan Direktur untuk periode 1991 – 2002. Sebelum bergabung dengan Perseroan pada tahun 1983, beliau menjabat Assistant Vice President di Citibank N.A. Jakarta. Menyelesaikan pendidikan di University of California, Berkeley dengan gelar Bachelor of Science jurusan Teknik Industri pada tahun 1976 dan meraih gelar Master in Business Administration dari University of Wisconsin – Madison pada tahun 1978.
An Indonesian citizen, he has been a Director since May 2001 and is responsible for the Automotive business (Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot, and BMW), Honda Motorcycle Sales Operation and the Heavy Equipment Group. He joined the Company in 1990 and is currently President Commissioner of PT United Tractors Tbk and Commissioner of PT Astra Honda Motor. He also holds several commissioner positions in the automotive group, and is also Vice Chairman of Gaikindo (The Indonesian Automotive Industry Association). Prior to joining the Company, he was Sales Engineering Manager at Daimler-Benz Indonesia. He obtained his Dipl.-Ing. in Automotive Engineering from the University of A. Sc. Konstanz, Germany in 1984, and Dipl.-Wirtschaftsing in Business Administration from the University of A. Sc. Bochum, Germany in 1986.
vii 9
Gunawan Geniusahardja Direktur Director Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2001. Beliau bertanggung jawab atas bidang usaha Jasa Keuangan. Memulai karirnya di Perseroan pada tahun 1981, pada saat ini juga memegang jabatan Presiden Komisaris PT Federal International Finance dan PT Asuransi Astra Buana serta Komisaris PT Bank Permata Tbk dan PT Astra Agro Lestari Tbk. Pada tahun 1997 - 2006, beliau menjabat Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance dan menjabat sebagai Chief Executive PT Astra International Tbk – Sales Operation pada tahun 1990 - 1997. Beliau menyelesaikan pendidikan di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta tahun 1981. An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2001, and is Group Director for the Financial Services businesses. He joined the Company in 1981 and is currently President Commissioner of PT Federal International Finance and PT Asuransi Astra Buana, Commissioner of PT Bank Permata Tbk and PT Astra Agro Lestari Tbk. From 1997 - 2006, he was President Director of PT Astra Sedaya Finance and was Chief Executive of PT Astra International Tbk – Sales Operation in 1990 - 1997. He graduated from Indonesian Christian University, Jakarta in 1981.
Tossin Himawan Direktur Director Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha sepeda motor Honda dan Komponen. Beliau juga menjabat Presiden Komisaris PT Astra Honda Motor dan Presiden Komisaris PT Astra Otoparts Tbk, Komisaris di PT Astra Graphia Tbk, PT Federal International Finance dan PT Astra Sedaya Finance. Tossin Himawan bergabung di Astra, sebagai staf PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor) pada tahun 1972. Dari 1987 sampai 1997 beliau bertanggung jawab sebagai Direktur Keuangan & Administrasi PT Federal Motor. Sebagai Deputi Presiden Direktur Bank Universal pada tahun 1997 dan kemudian sebagai Managing Director PT Federal Motor pada tahun 1998 hingga akhir 2000, dan Wakil Presiden Direktur PT Astra Honda Motor mulai Januari 2001 sampai dengan kuartal pertama 2007. Menyelesaikan pendidikan di bidang Administrasi Niaga Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1972. An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Honda motorcycle and Component businesses. He is also President Commissioner of PT Astra Honda Motor and PT Astra Otoparts Tbk, Commissioner of PT Astra Graphia Tbk, PT Federal International Finance and PT Astra Sedaya Finance. He started his career in Astra as a staff of PT Federal Motor (presently PT Astra Honda Motor) in 1972. From 1987 to 1997, he was Finance & Administration Director of PT Federal Motor. In 1997, he served as Deputy President Director at Bank Universal, and was later appointed as Managing Director of PT Federal Motor from 1998 to end of 2000, and as Vice President Director PT Astra Honda Motor from January 2001 to March 2007. He graduated from the Department of Business Administration at Parahyangan Catholic University, Bandung, Indonesia in 1972.
viii 10
Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Otomotif (Toyota) dan PT Serasi Autoraya. Beliau juga menjabat Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor sejak tahun 2002. Memulai karir di Astra sejak 1982 sebagai Manajer Akunting PT Multi Astra. Menjabat Direktur Keuangan dan IT PT Toyota-Astra Motor dari 1992 sampai 2000. Dari 1996 sampai 2000 juga menjabat sebagai Direktur Human Resources Development & General Affairs. Pada tahun 2000 sebagai Chief Executive Officer Toyota Sales Operation. Sebelum bergabung dengan Astra bekerja sebagai auditor pada Pricewaterhouse. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Trisakti Jurusan Akuntansi. An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Automotive (Toyota) business and PT Serasi Autoraya. He has also been President Director of PT Toyota-Astra Motor since 2002. He joined Astra in 1982 as Accounting Manager of PT Multi Astra. From 1992 to 2000, he served as Finance and IT Director of PT Toyota-Astra Motor. From 1996 to 2000 he also acted as Human Resources Development & General Affairs Director. In 2000, he was appointed Chief Executive Officer of the Toyota Sales Operation. Prior to joining the Company, he worked as an auditor at Pricewaterhouse. He graduated from the Trisakti University majoring in Accountancy.
Maruli Gultom Direktur Director Warga negara Indonesia, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Agribisnis dan Teknologi Informasi. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Astra Graphia Tbk dan Wakil Presiden Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk. Bergabung sebagai staf pada Divisi Honda - PT Astra International, Inc. pada tahun 1970. Sejak tahun 1988, beliau menjabat Direktur di beberapa anak perusahaan Grup Astra. Pada tahun 2000 - 2007, beliau menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. Maruli Gultom menyelesaikan pendidikan di Jurusan Teknik Mesin, Universitas Kristen Indonesia.
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Johnny D. Danusasmita Direktur Director
An Indonesian citizen, he was appointed as Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Agribusiness and Information Technology businesses. He is also President Commissioner of PT Astra Graphia Tbk. He started his career as a staff of Astra Honda Sales Operation in 1970. Since 1988, he has served as Director in several subsidiaries in the Astra Group. In 1999, he was appointed Vice President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk. In 2000 - 2007, he had served as President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk. He graduated from the Indonesian Christian University majoring in Mechanical Engineering.
ix 11
Simon John Mawson Direktur Director Warga negara Inggris, beliau menjabat Direktur Perseroan sejak 2005 dan bertanggung jawab atas bidang Keuangan, Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Korporasi. Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau menjabat beberapa posisi bidang keuangan di Jardine Matheson, Hong Kong serta memegang jabatan Group Treasurer pada tahun 2001. Sebelumnya, beliau pernah bekerja di Pricewaterhouse di Leeds, London dan Hong Kong. Menyelesaikan studi di Magdalen College, Oxford University dengan gelar Master of Arts di Modern History dan anggota Institute of Chartered Accountants di England dan Wales. A British citizen, he was appointed as a Director of the Company in 2005 and is responsible for Corporate Finance, Information Technology and Risk Management. Prior to joining the Company, he worked for Jardine Matheson in Hong Kong in various financial positions, and was Group Treasurer from 2001. Before he joined Jardine Matheson, he worked for Pricewaterhouse in Leeds, London and Hong Kong. He graduated from Magdalen College, Oxford University with a Master of Arts degree in Modern History and is a member of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales.
x12
Ab` c Yb c ` = `U O \ W a O a W = `UO\WaObW]\ Ab`cQbc`S
0]O`R]T1][[WaaW]\S`a
3fSQcbWdS1][[WbbSS
>`SaWRS\b1][[WaaW]\S` 1][[WaaW]\S`a
1VOW`[O\ ;S[PS`a
0cRWASbWORVO`[O 2Xc\OSRW6ORWac[O`b] >Ob`WQY;]``Wa/ZSfO\RS` ;cVO[OR1VObWP0Oa`W A]S[ORW2;0`]b]RW\W\U`Ob /YW`O=YOPS /\bV]\g8:<WUVbW\UOZS ;O`YA^S\QS`5`SS\PS`U 0S\XO[W\EWZZWO[9SaeWQY 1VWSeAW\1VS]Y
( ;WQVOSZ2@caZW[ ( 5c\OeO\5S\WcaOVO`RXO >`WX]\]AcUWO`b] B]aaW\6W[OeO\ 8]V\\g22O\caOa[WbO ;O`cZW5cZb][ AW[]\8]V\;Oea]\
/\bV]\g8:<WUVbW\UOZS 0S\XO[W\EWZZWO[9SaeWQY ;O`YA^S\QS`5`SS\PS`U 1VWSeAW\1VS]Y 0cRWASbWORVO`[O ;WQVOSZ2@caZW[ AW[]\8]V\;Oea]\
/cRWb1][[WbbSS 1VOW`[O\ ;S[PS`a
0]O`R]T2W`SQb]`a >`SaWRS\b2W`SQb]` 2W`SQb]`a
( (
( >Ob`WQY;]``Wa/ZSfO\RS` ( 4`SR05Bc[PcO\ 9O\OYO>c`ORW`SRXO
@S[c\S`ObW]\<][W\ObW]\1][[WbbSS 1VOW`[O\ ;S[PS`a
( /\bV]\g8:<WUVbW\UOZS ( 0S\XO[W\EWZZWO[9SaeWQY ;WQVOSZ2@caZW[
1VWST3fSQcbWdS=TTWQS` ;WQVOSZ2@caZW[
2W`SQb]`W\1VO`US
;WQVOSZ2@caZW[
AW[]\8]V\;Oea]\
1]`^]`ObS4c\QbW]\a 1]`^]`ObSASQ`SbO`g 1]`^]`ObS:SUOZ 1]`^]`ObS>ZO\\W\U 1]`^]`ObS=`UO\WhObW]\ 6c[O\1O^WbOZ2SdSZ]^[S\b 1]`^]`ObS1][[c\WQObW]\ 1]`^]`ObSASQc`Wbg3\dW`]\[S\b O\RA]QWOZ@Sa^]\aWPWZWbg 1]`^]`ObS0caW\Saa>`]QSaa
5`]c^7\bS`\OZ/cRWb@WaY;O\OUS[S\b 5`]c^B`SOac`g 1]`^]`ObS4W\O\QS/QQ]c\bW\UBOf 1]`^]`ObS7\T]`[ObW]\AgabS[BSQV\]Z]Ug
1VWST 1VWST 1VWST 1VWST
( ( ( (
/[W\cRRW\ /\\O:O\USZ] @cRg1VS\ 4FA`W;O`b]\]
1VWST 1VWST
( /[W\cRRW\ ( /`WST7abO\b]
1VWST
( Gca\O\WBE
1VWST 1VWST 1VWST 1VWST
( ( ( (
/ a b ` O 7 \ b S ` \ O b W ] \ O Z / \ \ c O Z @ S ^ ] ` b % : O ^ ] ` O \ BO V c \ O \
( (
9c[O`OUc`c< 3RWO\b]@OVO`RXO 3\RO\U7\R`WObW 5O\RO9cac[O
1]`^]`ObS=^S`ObW]\a 8]V\\g22O\caOa[WbO
B]g]bOAOZSa=^S`ObW]\
1VWST3fSQcbWdS
( >`]RX]Ac\O`gO\b]
>`WX]\]AcUWO`b]
6]\ROAOZSa=^S`ObW]\ 2OWVObacAOZSa=^S`ObW]\ 7achcAOZSa=^S`ObW]\ <WaaO\2WSaSZAOZSa=^S`ObW]\ 0;EAOZSa=^S`ObW]\ >ScUS]bAOZSa=^S`ObW]\
1VWST3fSQcbWdS 1VWST3fSQcbWdS 1VWST3fSQcbWdS 1VWST3fSQcbWdS 1VWST3fSQcbWdS 1VWST3fSQcbWdS
( ( ( ( ( (
5c\OeO\5S\WcaOVO`RXO
/ab`OE]`ZR
1VWST3fSQcbWdS
( 6S\R`gG]UO
8]V\\g22O\caOa[WbO
AS`OaW/cb]`OgO AVO`SRAS`dWQSa
1VWST3fSQcbWdS 1VWST3fSQcbWdS
( >]\UYW>O[c\UYOa ( 3\RO\U7\R`WObW
6O``gAWaeO\b] Ac^O`\]2XOa[W\ 2X]\g0c\O`b] 2O\Rg>OeWbO\ 16S`ZWX]a] 16S`ZWX]a]
/ab`O4]c\RObW]\a ;WQVOSZ2@caZW[
GOgOaO\2VO`[O0VOYbW/ab`O 9]^S`OaW/ab`O7\bS`\ObW]\OZ
1VWST 1VWST
( /[W\cRRW\ ( >]\UYW>O[c\UYOa
5c\OeO\5S\WcaOVO`RXO
2O\O>S\aWc\/ab`O
1VWST
(
>`WX]\]AcUWO`b]
GOgOaO\/ab`O0W\O7Z[c
1VWST
( AWaeO\b]>`OeW`]Ob[]RX]
fW !
Executive Committee
Board of Commissioners
Audit Committee
Board of Directors
Remuneration & Nomination Committee Chief Executive Officer Michael D. Ruslim
Director in Charge (DIC)
Line of Business
Tossin Himawan
Astra Motor I Honda
Siswanto Prawiroatmodjo
Johnny D. Danusasmita
Astra Motor II Toyota
Johnny D. Danusasmita
Prijono Sugiarto
Astra Motor III Non Toyota
Prijono Sugiarto
Tossin Himawan
Astra Motor IV Astra Component
Eduardus P. Supit
Gunawan Geniusahardja
Astra Financial Services ACC, FIF, AAB, TAFS, KAF, SANF, PermataBank
Benny Tjoeng Suhartono Irawan Santoso Buntoro Muljono Susilo Sudjono
Prijono Sugiarto
Astra Heavy Equipment/ Mining Contractor
R. Djoko Pranoto/ Sudiarso Prasetio
Maruli Gultom
Astra Resources Agribusiness
Widya Wiryawan
Maruli Gultom
Astra System I Information Technology
Lukito Dewandaya
Michael D. Ruslim
Astra System II Infrastructure
Angky Tisnadisastra
Jakarta, 1 Juni 2007
Michael D. Ruslim Presiden Direktur President Director
xii14
CEO
Informasi Perusahaan
Dewan Komisaris Board Of Commissioners Presiden Komisaris President Commissioner : Komisaris Commissioners :
Budi Setiadharma Djunaedi Hadisumarto Patrick M. Alexander Muhamad Chatib Basri Soemadi D.M. Brotodiningrat Akira Okabe Anthony J. L. Nightingale Mark Spencer Greenberg Benjamin William Keswick Chiew Sin Cheok
Direksi Board of Directors Presiden Direktur President Director : Direktur Directors :
Michael D. Ruslim Gunawan Geniusahardja Prijono Sugiarto Tossin Himawan Johnny D. Danusasmita Maruli Gultom Simon John Mawson
Komite Audit Audit Committee Ketua Chairman: Patrick Morris Alexander Anggota Member: Fred B. G. Tumbuan Kanaka Puradiredja Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Aminuddin e-mail:
[email protected] Hubungan Investor Investor Relations Richard Santosa/Tira Ardianti e-mail:
[email protected]/
[email protected] Auditor Auditor Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan (A member firm of PricewaterhouseCoopers) Jl. HR Rasuna Said Kav. X-7 No. 6 Jakarta 12940 Tel. ( 62-21) 521 2901 Fax. ( 62-21) 529 05555/529 05050
Biro Administrasi Efek Share Registrar PT Raya Saham Registra Plaza Sentral Building, Floor 2 Jl. Jend Sudirman Kav. 47-48 Jakarta 12930 Tel. (62-21) 252 5666 Fax. (62-21) 252 5028
A s t r a I n t e r n a t i o n a l A n n u a l R e p o r t 2 0 0 7 L a p o r a n Ta h u n a n
Corporate Information
Saham Tercatat pada Shares Listed Bursa Efek Indonesia (Sebelumnya Bursa Efek Jakarta dan Surabaya) Indonesia Stock Exchange (Formerly Jakarta and Surabaya Stock Exchanges)
Alamat Perusahaan Registered Office Astra International Building Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330 Tel. (62-21) 652 2555 Fax. (62-21) 6530 4957 Homepage: www.astra.co.id email:
[email protected]
xiii 15
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
Design and Editorial by Equus
PT Astra International Tbk Head Office Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330, Indonesia Tel. (62-21) 652 2555 Fax. (62-21) 651 2058, 651 2059
www.astra.co.id
annual report
18
2007
laporan tahunan