Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 177-188
Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH Faricha Azizah, Herda Fitri Br Ginting, Robbi Suraida Utami Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penilaian kegiatan bimbingan dan konseling disekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program Bimbingan Konseling dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program Bimbingan Konseling yang dilaksankan. Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah direncakan. Penilaian program Bimbingan Konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu model evaluasi program layanan konseling adalah model jembatan akuntabilitas. Model evaluasi program jembatan akuntabilitas dikembangkan oleh Astramovich dan Coker (2007). Model evaluasi program jembatan akuntabilitas ini digunakan di Las Vegas (Astramovich & coker, 2007). Model jembatan akuntabilitas merupakan kerangka kerja yang dikembangkan dapat membantu memfasilitasi keduanya yaitu melakukan evaluasi program dan mengkomunikasikan hasil. Model jembatan akuntabilitas dirancang untuk membantu konselor sekolah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilian terhadap efektivitas dan dampak layanan mereka. Model jembatan akuntabilitas dibagi dalam dua siklus kejadian. Siklus pertama adalah siklus evaluasi program konseling dan siklus kedua adalah siklus evaluasi konteks konseling yang mewakili perbaikan terusmenerus terhadap layanan berdasarkan hasil. Sedangkan Pedoman Evaluasi Komprehensif Developmental Program Bimbingan dan Konseling, South Carolina Departement of Education Columbia, South Carolina dalam pengembangan program yand dilakukan dengan beberapa tahap yaitu Organizing (mengorganisir), Planning (perencanaan), Designing (merancang/ Perancangan), Implementing (pengimplikasian/ pelaksanaan), Evaluating (mengevaluasi). Karena evaluasi program sangat penting maka In-Service Training dapat dilakukan untuk membantu konselor dalam meningkatkan keterampilan dalam melakukan evaluasi. Sehingga program dapat berjalan dengan maksimal. Kata Kunci: evaluasi, model, jembatan akuntabilitas
kegiatan belajar mengajar pada waktu-waktu
PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Nasional
apakah tujuan dari kegiatan itu tercapai.
menyatakan bahwa “Sebutan untuk guru
Demikian pula hal dalam kegiatan-kegiatan
pembimbing dimantapkan menjadi konselor
bimbingan dan konseling di sekolah secara
yang memiliki kesejajaran dengan kualifikasi
berkala harus dievaluasi
guru,
Sistem
dosen,
Pendidikan
tertentu harus dievaluasi untuk mengetahui
pamong
widyaiswara,
fasilitator
Sebagaimana
halnya
pendidikan
yang
lain
belajar, dan
tutor,
Penilaian
kegiatan
bimbingan
dan
instruktor”
konseling disekolah adalah segala upaya,
kegiatan-kegiatan
tindakan atau proses untuk menentukan
disekolah
seperti
derajat kualitas kemajuan kegiatan yang 177
178 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 177-188
berkaitan
dengan
pelaksanaan
program
tentang proses dan hasil dari perkembangan
Bimbingan Konseling dengan mengacu pada
sikap dan prilaku, tugas-tugas perkembangan
kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai
para siswa melalui program kegiatan yang
dengan program Bimbingan Konseling yang
telah dilaksanakan.
dilaksankan.
Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak
Penilaian merupakan langkah penting
P.E Nila Kusmawati (2008:96) menyatakan
dalam manajemen program bimbingan. Tanpa
bahwa
penilaian
bimbingan
tidak
mengetahui
mungkin dan
kita
dapat
“Evaluasi dan
pelaksanaan konseling
di
program sekolah
mengidentifikasi
dimaksudkan adalah segala upaya tindakan
keberhasilan pelaksanaan program bimbingan
atau proses untuk menentukan derajat kualitas
dan
kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan
konseling
yang
telah
direncakan.
Penilaian program Bimbingan Konseling
pelaksanaan
merupakan usaha untuk menilai sejauh mana
konseling di sekolah dengan mengacu pada
pelaksanaan program itu mencapai tujuan
kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai
yang telah ditetapkan. Dengan kata lain
dengan
bahwa
dilaksanakan.
keberhasilan
program
dalam
program
bimbingan
program
bimbingan
Menurut
dan
yang
Moh.Surya
dan
pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi
Rochman Natawidjaja
yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.
menyatakan bahwa : “Evaluasi juga bisa
Sehubungan
dengan
ini,
bermakna upaya menelaah atau menganalisis
Shertzer dan Stone (1966) mengemukakan
program layanan bimbingan dan konseling
pendapatnya: “Evaluation consist of making
yang telah dan sedang dilaksanakan untuk
systematic
relative
mengembangkan dan memperbaiki program
effectiveness with which goals are attained in
secara khusus dan program pendidikan di
relation to special standards”. Evaluasi ini
sekolah secara umum”. Menurut W.S Winkel
dapat
judgements
pula
penilaian
(Tohirin 2007: 347)
of
sebagai
proses
(Dewa Ketut Skardi, 2008:249) Evaluasi
(data)
untuk
program bimbingn adalah usaha menilai
mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan
efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan
ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang telah
itu sendiri demi peningkatan mutu program
dilaksanakan
bimbingan.
pengumpulan
diartikan
the
informasi
dalam
upaya
mengambil
keputusan. Evaluasi adalah suatu usaha mendapatkan
berbagai
informasi
secara
berkala, berkesinambungan dan menyeluruh
Guru Bimbingan Konseling di setiap sekolah
merancang
program
layanan
Bimbingan Konseling dalam berbagai bidang.
Azizah, Ginting, Utami, Evaluasi Pelaksanaan Program... 179
Program layanan ini disusun sebagai pedoman
Konselor yang melaksanakan evaluasi
bagi guru pembimbing dalam memberikan
program bimbingan dan konseling, akan
layanan bimbingan dan konseling. Dalam
membantu konselor dalam menginformasikan
mengembangkan program layanan Bimbingan
praktik
Konseling guru pembimbing memfokuskan
konseling (Astramovich & Coker, 2007).
program
Coker, Astramovich & Hoskins menjelaskan
layanan
Konseling layanan
ke
dalam
Komprehensif dasar,
Bimbingan
yang
perencanaan
meliputi individual,
dan
evaluasi
meningkatkan
program
merupakan
pelayanan
alat
yag
berharga untuk konselor karena dianggap
layanan responsif, dan dukungan sistem dan
sebagai
ke dalam empat bidang, bidang tersebut
diarahkan
meliputi bidang pribadi, sosial, belajar, dan
memperbaiki
bidang karier. Hal ini dilakukan dengan
program layanan bimbingan konseling juga
tujuan membantu siswa dalam mencapai tugas
bisa menyediakan sumber informasi yang
perkembangannya
dibutuhkan untuk memverifikasi kekuatan
sebagai
remaja
dalam
setiap bidang tersebut. Bidang
jenis
penelitian
untuk
tindakan
yang
memonitoring
dan
program/layanan.
Evaluasi
program layanan konseling (Otto, 2001). untuk
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa
dan
tidak semua konselor melaksanakan evaluasi.
mengembangkan potensi dan bakat yang
Berdasarkan observasi yang pernah dilakukan
terdapat dalam diri siswa tersebut. Bidang
bahwa konselor tidak melakukan evaluasi
sosial
program
layanan
menyesuaikan diri dan saling bekerja sama
Sehingga
tidak
dengan lingkungannya, sehingga mampu
layanan Bimbingan dan Konseling dari tahun
bersosialisasi dengan baik dan memecahkan
ke tahun. Banyak alasan konselor tersebut
masalah bersama-sama dengan lingkungan
tidak melakukan evaluasi program layanan,
sosialnya. Bidang belajar bertujuan agar siswa
antara
dapat mencapai hasil belajar yang maksimal
melakukan
dan mampu menghadapi evaluasi akhir
konselor untuk belajar melakukan evaluasi
dengan baik. Bidang karier bertujuan agar
program layanan Bimbingan Konseling, dan
siswa dapat merencanakan karier masa depan
minimnya pelatihan yang diberikan kepada
dan mampu mengembangkan bakat dan
konselor
minatnya.
layanan Bimbingan dan Konseling.
memahami
pribadi diri
bertujuan
tujuannya
pribadi
agar
siswa
siswa
dapat
lain,
Bimbingan ada
Konseling.
perbaikan
ketidakmampuan evaluasi,
untuk
minimnya
mengevaluasi
program
konselor minat
program
180 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 177-188
Jadi dengan demikian dapat dikatakan
“Essentials
of
Educational
Evaluation”,
evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan
Edwind Wand dan Gerald W. Brown,
konseling merupakan satu kegiatan yang
mengatakan bahwa : “Evaluation rafer to the
sangat penting, karena berdasarkan hasil
act or prosses to determining the value of
evaluasi
suatu
something”. Jadi menurut Wand dan Brown,
kesimpulan apakah kegiatan yang telah
evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu
dilakukan itu dapat mencapai sasaran yang
proses untuk menentukan nilai dari pada
diharapkan secara efektif dan efesien atau
sesuatu.
itulah
dapat
diambil
tidak, kegiatan itu perlu diteruskan atau tidak dan sebagainya.
Dalam
buku
berjudul
Supervisi
Pendidikan oleh A.J. Hariwung menjelaskan
Berdasarkan persoalan dan kajian di atas,
definisi evaluasi menurut beberapa tokoh,
peneliti berharap agar penelitian ini dapat
diantaranya:
digunakan sebagai sumbangan pemikiran
1) Tyler (1949), evaluation is the process for
dalam rangka menambah khasanah ilmu
determining the degree to which these
pengetahuan,
changes in behavior are actually taking
khususnya
dalam
evaluasi
program bimbingan konseling. Di samping itu, sebagai tinjauan bagi peneliti dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya
place. 2) Orint, M. (1993), evaluation is concerned with making judgment about thing.
terutama yang berkaitan dengan evaluasi
3) Stufflebeam, dkk., evaluation is the process
layanan bimbingan konseling. Diharapkan
of delineating, obtaining, and providing
agar guru bimbingan dan konseling memiliki
useful information for judging decision
pemahaman mengenai berbagai permasalahan
alternatives.
dalam penyelenggaraan program bimbingan dan
konseling.
melaksanakan
Lebih
program
lanjut bimbingan
dalam dan
konseling, dituntut kepada pihak yang terlibat untuk melaksanakan program bimbingan dan
4) Cronbach (1980), by term evaluation, we means systematic examination of events occurring
in
and
consequent
on
a
contemporary program. 5) Meyer (1980), evaluation is the effort to
konseling secara optimal.
understand the functioning and effect of a
PEMBAHASAN
program. 6) Guba dan Lincoln (1985), evaluation is a
Evaluasi Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris,
yaitu
Evaluation. Dalam buku
process for describing an evaluand and judging its merit and worth.
Azizah, Ginting, Utami, Evaluasi Pelaksanaan Program... 181
Dalam arti luas evaluasi adalah suatu
dengan mengacu pada kriteria atau patokan-
proses dalam merencanakan, memperoleh,
patokan tertentu sesuai dengan program
dan menyediakan informasi yang sangat
bimbingan dan konseling (Juntika, 2005: 57).
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
Sesuai
keputusan. Untuk lebih memahami apa yang
evaluasi
dimaksud dengan
evaluasi, maka dapat
Konseling dapat diartikan sebagai suatu
dikatakan bahwa : 1. Kegiatan evaluasi
tindakan atau suatu proses untuk menentukan
merupakan proses yang sistematis. Yang
nilai
dimaksud dengan proses sistematis ialah
Bimbingan dan Konseling di sekolah yang
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
diharapkan oleh Departemen Pendidikan.
berkesinambungan
yang
dilakukan
dengan
pendapat
pelaksanaan
segala
sesuatu
tersebut
maka
Bimbingan
dan
dalam
pelaksanaan
pada
Tujuan Evaluasi dalam buku Evaluasi
permulaan, selama program berlangsung dan
Kurikulum karangan Hamid Hasan, adalah
pada akhir program setelah program dianggap
sebagai berikut:
selesai. 2. Di dalam kegiatan evaluasi
1. Menyediakan
diperlukan berbagai informasi atau data yang
pelaksanan
menyangkut objek yang sedang dievaluasi.
pelaksanaan kurikulum sebagai masukan
Dalam hal ini berkaitan dengan perilaku,
bagi pengambil keputusan.
penampilan, hasil ulangan atau pekerjaan
informasi
mengenai
pengembangan
2. Menentukan
tingkat
dan
keberhasilan
dan
rumah, nilai semester dan sebagainya. 3.
kegagalan suatu kurikulum serta faktor-
Dalam setiap kegiatan evaluasi, tidak lepas
faktor yang berkontribusi dalam suatu
dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Hal
lingkungan tertentu.
ini
karena
setiap
kegiatan
penilaian
3. Mengembangkan
berbagai
alternatif
memerlukan suatu criteria tertentu sebagai
pemecahan masalah yang dapat digunakan
acuan dalam menentukan batas ketercapaian
dalam upaya perbaikan kurikulum.
objek yang dinilai. Berkaitan
dengan
4. Memahami dan menjelaskan karateristik bimbingan
dan
suatu kurikulum dan pelaksanaan suatu
konseling, maka yang dimaksud dengan
kurikulum.
evaluasi bimbingan dan konseling adalah
Kegiatan
evaluasi
bertujuan
segala upaya, tindakan atau proses untuk
mengetahui
menentukan
kemajuan
ketercapaian tujuan dari program yang telah
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
ditetapkan. Hasil evaluasi akan memberikan
derajat
kualitas
program bimbingan dan konseling di sekolah
keterlaksanaan
kegiatan
untuk dan
182 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 177-188
manfaat yang sangat berarti bagi pelaksanaan
a. Untuk
mengetahui
jenis-jenis
layanan
program.
bimbingan dan konseling apakah sudah ada
1. Tujuan Umum
atau belum diberikan kepada siswa di
Secara umum, penyelenggaraan evaluasi bimbingan dan konseling bertujuan sebagai
sekolah. b. Untuk mengetahui aspek-aspek lain apakah
berikut:
yang perlu dimasukkan kedalam program
a. Mengetahui kemajuan program bimbingan
bimbingan untuk perbaikan layanan yang
dan konseling atau subjek yang telah memanfaatkan
layanan
bimbinga
dan
konseling.
diberikan. c. Untuk membantu kepala sekolah, guruguru termasuk pembimbing atau konselor
b. Mengetahui
tingkat
efesiensi
dan
dalam melakukan perbaikan tata kerja
efektifitas strategi pelaksanaan program
mereka dalam memahami dan memenuhi
bimbingan dan konseling yang telah
kebutuhan tiap-tiap siswa.
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. c. Secara
operasional,
penyelenggaraan
evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ditujukan untuk: 1. Meneliti secara
berkala
pelaksanaan
program
d. Untuk mengetahui dalam bagian-bagian manakah dari program bimbingan yang perlu diadakan perbaikan-perbaikan. e. Untuk
mendorong
mengembangkan
tingkat
bimbingan.
dan
efektifitas
dari
personil
bimbingan agar bekerja leih giat dalam
bimbingan dan konseling. 2. Mengetahui efesiensi
semua
program
-
program
layanan bimbingan dan konseling. 3.
Fungsi evaluasi:
Mengetahui jenis layanan yang sudah atau
a. Memberikan umpan balik (feed back)
belum
dilaksanakan
dan
atau
perlu
kepada
guru
pembimbing
diadakan perbaikan dan pengembangan. 4.
memperbaiki
Mengetahui
program bimbingan dan konseling.
sampai
sejauh
mana
keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang
keberhasilan
pelaksanaan
program bimbingan dan konseling. 2. Tujuan Khusus Sedangkan secara khusus tujuan evaluasi bimbingan dan konseling adalah:
dan
untuk
mengembangkan
b. Memberi informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran dan orang tua peserta didik tantang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas- tugas perkembangan peserta didik, agar secara berkolaborasi meningkatkan
Azizah, Ginting, Utami, Evaluasi Pelaksanaan Program... 183
kualitas implementasi program bimbingan dan konseling di sekolah.
3:
professional
Standar dan kriteria evaluasi konselor profesional Standar
Standar
Konselor
professional
sekolah
menerapkan
komponen
pelayanan responsif melalui menggunakan keterampilan
1:
Konselor
konseling,
individual
dan
kelompok, konsultasi, dan referral.
menerapkan komponen layanan dasar dengan
Kriteria 5: Konselor sekolah professional
menggunakan keterampilan pembelajaran dan
mengkonseling siswa secara individual dan
perencanaan sesi-sesi kelompok terstruktur
kelompok yang teridentifikasi kebutuhan dan
bagi semua siswa.
masalahnya dan memerlukan bantuan.
Kriteria 1: Konselor sekolah professional
Kriteria 6: Konselor sekolah professional
mengajarkan
berkonsultasi secara efektif dengan orangtua,
unit-unit
bimbingan
secara
efektif.
guru, wali kelas, pimpinan sekolah, dan
Kriteria 2: Konselor sekolah professional
individu lain yang relevan.
mendorong keterlibatan staf sekolah untuk
Kriteria 7: Konselor sekolah professional
mengimlementasikan layanan dasar secara
menerapkan
efektif.
berkolaborasi dengan orangtua, pimpinan
Standar
2:
professional komponen
Konselor
sekolah
mengimplementasikan perencanaan individual melalui
proses
alih
tangan
dalam
sekolah, guru, dan personil sekolah lainnya. Standar
4:
professional
Konselor
sekolah
mengimplementasikan
membimbing siswa secara individual atau
komponen
kelompok serta orangtua mereka melalui
manajemen program bimbingan efektif dan
pengembangan perencanaan pendidikan dan
dukungan dari program bimbingan lainnya.
karier.
Kriteria 8: Konselor sekolah professional
Kriteria 3: Konselor sekolah professional
memberikan
dalam
komprehensif dan seimbang komponennya
berkolaborasi
dengan
orangtua
dukungan
system
program
melalui
bimbingan
membantu siswa-siswa untuk merumuskan
bersama dengan staf sekolah lainnya.
tujuan dan mengembangkan keterampilan
Kriteria 9: Konselor sekolah professional
perencanaan.
memberikan dukungan terhadap program
Kriteria 4: Konselor sekolah professional
sekolah lainnya.
menunjukkan interpretasi yang akurat dan
Standar
tepat terhadap data asesmen serta memberikan
professional
informasi yang relevan dan tidak bias
komunikasi dan
5:
Konselor
menggunakan
sekolah kemampuan
184 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 177-188
interaksi professional dengan masyarakat
yang dicanangkan oleh sekolah (Dahir &
sekolah.
Stone, 2009). Kinerja
Kriteria 10: Konselor sekolah professional
tersebut tertuang dalam program layanan
memperlihatkan
konseling dan program tersebut terbukti
hubungan
interpersonal
positif dengan semua siswa.
keefektifannya
Kriteria 11: Konselor sekolah professional
sekolah dan peningkatan prestasi belajar
memperlihatkan hubungan interpersonal yang
siswa (Astramovich, Coker & Hoskins).
positif dengan staf pendidikan.
Menurut Bardhoshi & Duncan (2013) untuk
Kriteria 12: Konselor sekolah professional
menunjukkan efektitifitas program layanan
memperlihatkan hubungan interpersonal yang
konseling di sekolah yang bisa diukur
positif dengan orangtua dan tokoh masyatakat
(measurable), konselor sekolah sekolah yang
sekitar sekolah.
profesional melaporkan bagaimana siswa
Standar professional
6:
Konselor
memegang
sekolah
tanggungjawab
dalam
konselor sekolah
pencapaian
tujuan
memperoleh keuntungan sebagai hasil dari program
layanan
konseling
Konselor
Kriteria 13: Konselor sekolah professional
menggunakan
menunjukkan
pengaruh program layanan konseling dalam
untuk
selalu
yang
sekolah.
profesional.
komitmen
sekolah
di
data
untuk
profesional menunjukkan
menumbuhkan profesionalitasnya.
menigkatkan prestasi siswa. Konselor sekolah
Kriteria 14: Konselor sekolah professional
profesional
mengembangkan kebiasaan kerja professional
konseling
dan penuh tanggung jawab.
pelaksanaan tindakan di masa depan.
di
melakukan
audit
program
sekolah
sebagai
petunjuk
Kriteria 15: Konselor sekolah professional
Salah satu model evaluasi program
mengikuti standard dan pedoman etis dan
layanan konseling adalah model jembatan
legal professional, meningkatkan hubungan
akuntabilitas.
interpersonal dengan memperhatikan ragam
jembatan akuntabilitas dikembangkan oleh
budaya dan kebijakan sekolah.
Astramovich
Model evaluasi
evaluasi program jembatan akuntabilitas ini
A. Model
Evaluasi
program
jembatan
akuntabilitas Konselor sekolah profesional sebagai
Model
dan
evaluasi
Coker
(2007).
program
Model
digunakan di Las Vegas (Astramovich & coker, 2007). Model jembatan akuntabilitas merupakan
kerangka
kerja
yang
bagian dari tim pendidik di sekolah memiliki
dikembangkan dapat membantu memfasilitasi
kinerja yang menunjang pencapaian tujuan
keduanya yaitu melakukan evaluasi program
Azizah, Ginting, Utami, Evaluasi Pelaksanaan Program... 185
dan
mengkomunikasikan
jembatan
akuntabilitas
membantu
konselor
perencanaan,
hasil.
Model
dirancang
untuk
Education
sekolah
dalam
(Oktober 1999 revised February 2008)
pelaksanaan,
dan
penilian
terhadap efektivitas dan dampak layanan mereka.
model
jembatan
akuntabilitas
ini,
evaluasi konseling dibagi dalam dua siklus kejadian.
Columbia,
South
Carolina,
Pengembangan Program 1. Organizing
(mengorganisir
/
pengorganisasian)
Menurut Astramovich & Coker (2007) pada
Konseling, South Carolina Departement of
Siklus
pertama
adalah
siklus
a. Memiliki komitmen untuk bertindak. b. Mengidentifikasi kepemimpinan dalam upaya peningkatan program. 2. Planning (perencanaan)
evaluasi program konseling dan siklus kedua
a. Mengadopsi bimbingan dan konseling
adalah siklus evaluasi konteks konseling yang
Model Program pengembangan yang
mewakili perbaikan terus-menerus terhadap
komprehensif
dan
Proses
layanan berdasarkan hasil. Umpan balik
pengembangan program
yang akan
stakeholder, dan kebutuhan populasi yang
digunakan.
dilayani. Siklus evaluasi program konseling
b. Memahami
berfokus pada persediaan dan hasil layanan
membentuk
konseling, sedangkan siklus evaluasi konteks
komprehensif
konseling
pengujian
dampak
layanan
konseling oleh stakeholder dan mengunakan umpan baliknya, bersama dengan hasil dari need assesment, untuk membangun dan memperbaiki
tujuan
program
konseling.
Kedua siklus dihubungkan oleh sebuah jembatan akuntabilitas, dimana hasil dari praktik konseling dikomunikasikan kepada
empat
komponen
sistem
yang
layanan
c. Menilai program yang akan digunakan. d. Mengembangkan laporan sesuai misi dan filosofi / pemikiran. e. Menguraikan
proses
pengembangan
program. 3. Designing (merancang/ Perancangan) a. Menetapkan
program
desain
yang
diinginkan.
stakeholder dalam konteks sistem pelayanan
b. Mempublikasikan standar program.
yang lebih besar. Memberikan pertanggung
c. Rencana transisi ke program yang
jawaban
kepada
kepada
stakeholder
merupakan bagian integral dari model ini. B. Pedoman
Evaluasi
Komprehensif
Developmental Program Bimbingan dan
diinginkan. 1) Bandingkan / kontras program saat ini dengan program yang diinginkan baik secara kuantitatif dan kualitatif.
186 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 177-188
2) Menetapkan tujuan untuk perubahan.
dilakukan
3) Mengembangkan dan melaksanakan
merupakan
rencana induk untuk implementasi perubahan. (pengimplikasian/
pelaksanaan)
konselor
yang
hambatanmprogram
implementasi. b. Program
4. Implementing
oleh
desain
kebutuhan
dan
memprioritaskan kegiatan. 5. Evaluating (mengevaluasi)
a. Membuat program transisi.
a. Evaluasi program
1) Secara formal mengadopsi program bimbingan
dan
konseling
komprehensif.
b. Evaluasi konselor c. Pastikan konselor memiliki kompetensi PENUTUP
2) Mengembangkan
strategi
untuk
menangani masalah sebagai bagian dari proses transisi.
Kesimpulan Penilaian program Bimbingan Konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh mana
3) Dalam layanan administrator, guru,
pelaksanaan program itu mencapai tujuan
dan konstituen mengenai program
yang telah ditetapkan. Dengan kata lain
dan manfaatnya.
bahwa
4) Menetapkan standar untuk fasilitas bimbingan yang mencakup ruang yang tepat,
privasi,
peralatan
/
keberhasilan
program
dalam
pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian. Guru Bimbingan Konseling di setiap
teknologi, dan instruksional yang
sekolah
diperlukan
Bimbingan Konseling dalam berbagai bidang.
dan
sumber
daya
keuangan. engawasan konselor 5) Memastikan disediakan
tingkat oleh
program
layanan
Program layanan ini disusun sebagai pedoman
kabupaten
personil
merancang
bagi guru pembimbing dalam memberikan
yang
layanan bimbingan dan konseling. Dalam
memiliki professional latar belakang
mengembangkan program layanan Bimbingan
dalam konseling sekolah.
Konseling guru pembimbing memfokuskan
6) Mengidentifikasi dan menetapkan
program
rasio konselor-siswa yang sesuai
Konseling
yang
layanan
diperlukan
untuk
program
pelaksanaan.
layanan
ke
dalam
Komprehensif dasar,
yang
perencanaan
Bimbingan meliputi individual,
layanan responsif, dan dukungan sistem dan
7) Mengidentifikasi dan menetapkan
ke dalam empat bidang, bidang tersebut
kembali tugas non-bimbingan saat ini
meliputi bidang pribadi, sosial, belajar, dan
Azizah, Ginting, Utami, Evaluasi Pelaksanaan Program... 187
bidang karier. Hal ini dilakukan dengan
dilakukan dengan beberapa tahap
tujuan membantu siswa dalam mencapai tugas
Organizing(mengorganisir),Planning(perenca
perkembangannya
naan),Designing(merancang/Perancangan),Im
sebagai
remaja
dalam
setiap bidang tersebut.
plementing(pengimplikasian/pelaksanaan),
Salah satu model evaluasi program layanan konseling adalah model jembatan akuntabilitas.
Model
evaluasi
program
Evaluating (mengevaluasi). Saran Berdasarkan pembahasan diatas, sudah
jembatan akuntabilitas dikembangkan oleh
seharusnya
seorang
Astramovich
professional
untuk
dan
yaitu
Coker
(2007).
Model
konselor melakukan
yang evaluasi
evaluasi program jembatan akuntabilitas ini
program untuk mengetahui keterlaksanaan
digunakan di Las Vegas (Astramovich &
kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program
coker, 2007). Model jembatan akuntabilitas
yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi akan
merupakan
memberikan manfaat yang sangat berarti bagi
kerangka
kerja
yang
dikembangkan dapat membantu memfasilitasi
pelaksanaan
keduanya yaitu melakukan evaluasi program
keterampilan dalam melakukan evaluasi perlu
dan
untuk dimiliki oleh konselor.
mengkomunikasikan
jembatan
akuntabilitas
membantu
konselor
perencanaan,
hasil.
Model
dirancang
untuk
sekolah
dalam
pelaksanaan,
dan
program.
In-Service untuk
Training
membantu
Oleh
karena
dapat
itu,
dilakukan
konselor
dalam
penilian
meningkatkan keterampilan dalam melakukan
terhadap efektivitas dan dampak layanan
evaluasi. In-service Training ialah semua
mereka.
usaha pendidikan dan pengalaman untuk
Model jembatan akuntabilitas dibagi
meningkatkan keahlian guru dan pegawai
dalam dua siklus kejadian. Siklus pertama
guna
adalah siklus evaluasi program konseling dan
keterampilan
siklus kedua adalah siklus evaluasi konteks
masing-masing.
konseling yang mewakili perbaikan terus-
merupakan
menerus terhadap layanan berdasarkan hasil.
meningkatkan mutu pendidikan.
Sedangkan Komprehensif
menyelaraskan mereka
pengetahuan dengan
In-Service suatu
tuntunan
dan
bidangnya Training untuk
Pedoman
Evaluasi
DAFTAR RUJUKAN
Developmental
Program
A.J. Hariwung. (1989). Supervisi Pendidikan. Jakarta: Ditjen Pendidikan. American School Counselor Association. (2003). The ASCA national model: A framework for school counseling programs. Alexandria, VA: Author.
Bimbingan dan Konseling, South Carolina Departement of Education Columbia, South Carolina dalam pengembangan program yand
188 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 177-188
Astramovich, R. L., Coker, J. K., & Hoskins, W. J (inpress). Training school counselors in program evaluation. Profesional School Counseling. Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi & Jabar, Cepi safruddin Abdul. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2000). Developing and managing your school guidance program (3rded).Alexandria, VA: American Counseling Association. Hasan, Hamid. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Oktareza, Frans Dwi. 2011. Pengertian Evaluasi BK. Diunduh dari http://www.pengertiandefinisi.com/20 11/12/pengertian-evaluasi.html diakses 9 April 2017. Sullivan, H.J.,& O’Hare, R.W.(1971) Accountability in pupil personnel services:A process guide for the development of objective. Fullerton, CA. California personnel and Guidance Association. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2004). Malang: Angkasa. Whitson, S.C, & Sexton, T.L.(1998). A review of school counseling outcome research:Implications for practice. Journal of Counseling and Development, 76, 412-426