Modul ke:
ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA
Fakultas
Desain dan Seni Kreatif Program Studi
Desain Produk www.mercubuana.ac.id
Rizky Dwi Pradana, SHI., M.Si
A.
Pengertian Korupsi
•
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh transparency.org, sebuah badan independen, dari 146 negara, tercatat bahwa Indonesia menduduki posisi ke-5 sebagai negara terkorup di dunia pada tahun 2013.
•
Korupsi berasal dari bahasa Latin coruptio dan corruptus yang berarti kerusakan atau kebobrokan.
•
Dalam bahasa Yunani corruptio perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar normanorma agama, materil, mental, dan umum
•
Webster’s Third New International Dectionary (1961) memberi definisi tentang korupsi sebagai “perangsang (seorang pejabat pemerintah) berdasarkan itikad buruk (seperti suap) agar ia melakukan pelanggaran kewajibannya”. Lalu suap (sogokan) diberi definisi sebagai “hadiah, penghargaan, pemberian atau keistimewaan yang dianugerahkan atau dijanjikan, dengan tujuan merusak pertimbangan atau tingkah laku, terutama dari seorang dalam kedudukan terpercaya (sebagai pejabat pemerintah).”
•
Korupsi juga mencakup nepotisme atau sifat suka memberi jabatan kepada kerabat dan famili saja, serta penggelapan uang negara.
•
Dalam kedua hal ini terdapat “perangsang dengan pertimbangan tidak wajar.”
•
Jadi korupsi, sekalipun khusus terkait dengan penyuapan dan penyogokan, adalah istilah umum yang mencakup penyalahgunaan wewenang sebagai hasil pertimbangan demi mengejar keuntungan pribadi, keluarga dan kelompok.
•
Korupsi berdasarkan pemahaman pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
•
Korupsi merupakan tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan atau sebuah korporasi), yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan keuangan atau prekonomian negara, yang dari segi materiil perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan masyarakat.
•
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
• • • •
perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana, memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
•
Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah :
• • • •
memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan), penggelapan dalam jabatan, pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
•
•
Selain itu juga, dalam prakteknya jenis korupsi itu sendiri dapat dikelompokkan kedalam dua bentuk, yaitu :
•
Administrative Corruption, dimana segala sesuatu yang dijalankan adalah sesuai dengan huum/peraturan yang berlaku. Akan tetapi individu-individu tertentu memperkaya diri sendirinya (contoh; penerimaan CPNS) dan
•
Against the Rule Corruption, artinya korupsi yang dilakukan adalah sepenuhnya bertentangan dengan hukum (seperti; penyuapan, penyalahgunaan jabatan, pemberian dan lain-lain).
•
Korupsi, secara teori bisa muncul dengan berbagai macam bentuk. Dalam kasus di Indonesia, korupsi menjadi terminologi yang akrab bersamaan dengan kata kolusi dan nepotisme.
•
Dua kata terakhir dianggap sangat lekat dengan korupsi yang kemudian dinyatakan sebagai perusak perekonomian bangsa.
B. Penyebab Korupsi •
Korupsi terjadi karena kerakusan, kekejaman dan nafsu mengeruk keuntungan para penguasa yang mengenggam kekuasaan untuk jangka waktu yang lama. Jadi dalam hal ini korupsi lebih disebabkan faktor kepribadian pemimpin.
•
Tetapi faktor sosial, seperti pranata budaya, kemiskinan, penderitaan yang luar biasa, perubahan politik besar-besaran, peperangan, sistem hukum yang tidak sempurna; pengaruh yang berasal dari luar diri individu, semuanya bisa menjadi sebab-sebab terjadinya korupsi.
•
Bergaul dengan orang lain, apakah itu kawan, kerabat, sahabat, ataupun oMenurut Alatas (1986:46), penyebab-penyebab korupsi khususnya di Indonesia, bisa diidentifikasi sebagai berikut :
1.
Ketiadaan atau kelemahan pemimpin dalam posisi-posisi kunci yang mampu memberikan ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi. Kelemahan pengamalan ajaran-ajaran agama dan etika. Akibat kolonialisme atau suatu pengaruh pemerintahan asing tidak menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi. Kurang dan lemahnya pengaruh pendidikan. Kemiskinan yang bersifat struktural.
2. 3.
4. 5.
6. 7. 8. 9.
Sanksi hukum yang lemah. Kurang dan terbatasnya lingkungan anti korupsi. Struktur pemerintahan yang lunak. Perubahan radikal sehingga terganggunya kestabilan mental dan korupsi muncul sebagai penyakit tradisional. 10.Kondisi masyarakat, karena korupsi dalam suatu birokrasi bisa memberikan cerminan keadaan masyarakat secara keseluruhan.
Tiga Faktor Penyebab Korupsi 1. Faktor Politik Faktor politik sebagai penyebab korupsi telah banyak terjadi di berbagai negara. Para penguasa adalah pihak yang paling memiliki kesempatan untuk melakukan korupsi dengan kekuasaannya. ”Power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely” (kekuasaan cenderung korupsi, tetapi kekuasaan yang berlebihan mengakibatkan korupsi berlebihan pula” (Lord Acton, 1834-1902).
2. Faktor Yuridis Faktor yuridis di sini ialah lemahnya sanksi hukum terhadap tindak pidana korupsi. Dalam hal ini ada dua aspek: (a) peranan hakim dalam menjatuhkan putusan; (b) sanksi yang memang lemah berdasarkan bunyi pasal-pasal dan ayat-ayat pada peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. (Lihat: UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
3. Faktor Budaya Sebagaiamana telah dijelaskan, bahwa budaya korupsi merupakan warisan budaya kolonial, dan ketika pemerintahan kolonial sudah berakhir praktik korupsi masih terus berjalan. Termasuk dalam kategori ini adalah adanya praktik pemberian hadiah yang sudah melembaga, budaya pemerintahan patrimonial yang menganggap bahwa kekuasaan adalah miliknya, budaya nepotisme yaitu mengakomodasi kepentingan keluarga dalam pemerintahan secara tidak wajar, dan sebagainya.
•
1. 2. 3. 4. 5.
Mengapa tindakan korupsi bisa terjadi? Banyak sekali faktor-faktor yang dapat menjadi dari penyebab tindakan korupsi ini. Faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : Iman Yang Tidak Kuat (Iman yang lemah); Lemahnya Penegakan Hukum; Kurangnya Sosialisasi dan Penyuluhan kepada Masyarakat; Desakan Kebutuhan Ekonomi; dan Pengaruh Lingkungan.
Faktor-Faktor Penyebab Korupsi •
1. 2. 3. 4.
Penyebab adanya tindakan korupsi bervariasi. Dalam teori yang dikemukanan oleh Jack Bologne atau sering disebut GONE Theory, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi meliputi :
Greeds (keserakahan); Opportunities (kesempatan); Needs (kebutuhan); Exposures (pengungkapan).
•
Faktor-faktor Greeds dan Needs berkaitan dengan individu pelaku (actor) korupsi, yaitu individu atau kelompok baik dalam organisasi maupun di luar organisasi yang melakukan korupsi yang merugikan pihak korban.
•
Sedangkan faktor-faktor Opportunities dan Exposures berkaitan dengan korban perbuatan korupsi (victim) yaitu organisasi, instansi, masyarakat yang kepentingannya dirugikan.
Terima Kasih Rizky Dwi Pradana, M.Si