EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Aliza Ramadhani1, Haninda Bharata2, Sri Hastuti Noer2
[email protected] 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
ABSTRAK
This research aimed to know the effectiveness of implementation of guided discovery learning model towards student's understanding of mathematical concepts. This research used one group pre-test post-test design. The population of this research was all grade 8th students of SMPN 17 Bandar Lampung in the academic year of 2014/2015 that was distributed into 10 classes. The sample of this research was students of VIII G class who was chosen by purposive sampling technique. The result of analysis of data showed that guided discovery learning model could increase student's understanding of mathematical concepts but the percentage of student who reached the mastery learning was not more than 75%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model guided discovery learning terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Penelitian ini menggunakan one group pre-test post-test design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Bandarlampung tahun pelajaran 2014/2015 yang terdistribusi dalam sepuluh kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII G yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil analisis data menunjukan bahwa penerapan model guided discovery learning dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa namun persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar tidak lebih dari 75%. Kata kunci: efektivitas, guided discovery, pemahaman konsep matematis
akan datang. Hal ini diakui Cockroft
PENDAHULUAN Pendidikan nasional sebagai sa-
(Kiswandi, 2013:2) “akan sangat
lah satu sektor pembangunan nasio-
sulit atau tidak akan mungkin bagi
nal dalam upaya mencerdaskan ke-
seseorang untuk hidup di abad ke-20
hidupan bangsa, memiliki visi ter-
ini tanpa sedikitpun memanfaatkan
wujudnya sistem pendidikan sebagai
matematika,
pranata sosial yang kuat dan berwi-
saat ini tidak terlepas dari andilnya
bawa untuk memberdayakan semua
matematika”.
warga negara Indonesia agar ber-
matematika menjadi salah satu mata
kembang menjadi manusia yang
pelajaran wajib yang diajarkan pada
berkualitas. Adapun usaha yang
jenjang
dapat dilakukan dalam rangka mem-
menengah.
kemajuan
Oleh
pendidikan
teknologi
karena
dasar
itu,
dan
peroleh sumber daya manusia yang
Dalam Permendiknas RI No. 22
berkualitas adalah dengan menyele-
Tahun 2006, pemahaman konsep
nggarakan pendidikan.
adalah salah satu kemampuan yang
Penyelenggaraan pendidikan me-
wajib dimiliki oleh peserta didik
nurut UU No. 23 tentang Sikdiknas
dalam proses pembelajaran matema-
harus secara optimal berfungsi seba-
tika. Akan tetapi kenyataan menun-
gai wahana pembentukan karakter,
jukkan bahwa pemahaman konsep
sehingga dapat membangun generasi
matematika siswa Indonesia masih
penerus yang menentukan kemajuan
belum sesuai dengan harapan.
bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
matics and Science Study (TIMSS)
Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas
Trends In Internasional Mathe-
ilmu
lai rata-rata matematika siswa Indo-
pengetahuan dan teknologi, dimana
nesia menempati urutan ke-38 dari
keduanya
per-
42 negara (Kemdikbud, 2012). Dari
aspek
kenyataan tersebut mengindikasikan
Matematika
bahwa siswa Indonesia masih meng-
sebagai ilmu universal memegang
alami kesulitan dalam proses bela-
peranan penting dalam perkembang-
jar, dugaan penyebabnya adalah ren-
an teknologi masa kini dan yang
dahnya
ubahan
dari
perkembangan
tahun 2011 menyebutkan bahwa ni-
telah hampir
kehidupan
membawa diseluruh
manusia.
kemampuan
pemahaman
konsep dalam proses pembelajaran
dapat mempermudah siswa dalam
matematika.
memahami
Komitmen pemerintah dalam me-
Qorri’ah
konsep
matematika.
(2011:64)
berpendapat
mecahkan masalah ini adalah de-
bahwa dalam memahami dan me-
ngan memperbaiki sistem dan ku-
nguasai
rikulum pendidikan di indonesia.
tika, siswa tidak cukup diberikan
Baru-baru ini pemerintah menerap-
penjelasan secara verbal akan tetapi
kan kurikulum 2013, namun karena
siswa perlu diberikan pemahaman
menimbulkan polemik, pemerintah
lebih lanjut melalui pengalaman
kembali menerapkan KTSP.
langsung untuk membuktikan sen-
konsep–konsep
matema-
Dalam situasi peralihan kuriku-
diri kebenaran suatu konsep. Salah
lum yang demikian, masyarakat me-
satu alternatif model yang dapat
naruh harapan kepada guru sebagai
dimanfaatkan adalah model pembe-
pelaksana langsung kurikulum. Pro-
lajaran penemuan terbimbing (Gui-
fesionalisme guru diharapkan dapat
ded Discovery Learning).
menjadi benteng pertahanan dalam
SMP Negeri 17 Bandarlampung
menjaga dan meningkatkan mutu
merupakan sekolah yang telah me-
pendidikan.
nerapkan kurikulum 2013. Berda-
Menurut
(Sirojudin,
2011:2),
profesional
tidak
Mulyasa guru
yang
sarkan informasi dari observasi pen-
terbatas
pada
dahuluan peneliti,
model pembe-
penyampaian informasi, pada haki-
lajaran yang masih digunakan masih
katnya guru harus memiliki kemam-
berpusat pada guru sebagai pemberi
puan untuk memahami peserta didik
informasi. Hal ini menyebabkan
dengan cara memahami berbagai
pemahaman konsep kurang tercapai
model pembelajaran yang efektif
dengan baik, karena siswa tidak
agar dapat membimbing peserta di-
dituntut menemukan konsep mate-
dik secara optimal.
matika sendiri. Akibatnya hasil be-
Usaha untuk mencapai pema-
lajar siswapun kurang baik.
haman konsep matematika yang ba-
Melihat dari uraian masalah yang
ik dapat dilakukan dengan beberapa
telah dikemukakan, perlu diadakan
hal, salah satunya memilih model
penelitian untuk mengetahui “Efek-
pembelajaran yang efektif sehingga
tivitas Penerapan Model Guided
Discovery Learning Terhadap Pe-
instrumen tes. Validitas instrumen
mahaman Konsep Matematis Siswa
tes ini didasarkan pada penilaian
Kelas VIII di SMP Negeri 17 Ban-
guru mata pelajaran matematika.
darlampung
Setelah semua soal dinyatakan valid,
Tahun
Pelajaran
2014/2015”.
soal diuji cobakan kepada siswa kelas
METODE PENELITIAN
VIII
SMPN
17
Bandar
Lampung dan dilakukan analisis
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Bandar Lampung yang terdistribusi dari sepuluh kelas. Melalui teknik purposive sampling terpilihlah satu kelas sampel yaitu kelas VIII G.
untuk mengetahui reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Hasil analisis terhadap uji coba tiap soal tes pemahaman konsep matematis menyatakan bahwa semua soal tes layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Desain yang digunakan adalah one group pretest posttest design. Data penelitian ini adalah data kemampuan pemahaman konsep matematis yang berupa data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes, yaitu tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir.
Analisis data penelitian ini menggunakan uji proporsi dan uji kesamaan dua rata-rata untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Karena data berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen, maka digunakan uji kesamaan dua rata-rata.
Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis yang dilakukan sebe-
HASIL DAN PEMBAHASAN
lum dan sesudah perlakuan diberi-
Berdasarkan hasil uji hipotesis
kan. Agar dapat mengukur kemam-
statistik dengan menggunakan uji-t
puan pemahaman konsep dengan
2 2 diperoleh t hitung = 3,68 dan t tabel
akurat. Dalam penelitian ini, soal tes dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika kelas VIII untuk
mengetahui
validitas
isi
untuk taraf nyata 5% adalah 2,00 2 2 sehingga t hitung > t tabel dan hipotesis
nol ditolak. Hal ini berarti bahwa
kemampuan
pemahaman
konsep
batkan siswa secara aktif memba-
matematis siswa setelah mengikuti
ngun sendiri pengetahuannya dalam
pembelajaran menggunakan model
menemukan suatu konsep secara
Guided Discovery Learning lebih
individu atau kelompok, dengan
tinggi daripada kemampuan pema-
didasari pengetahuan yang dimiliki
haman konsep matematis sebelum
melalui bimbingan guru. Pembe-
mengikuti pembelajaran mengguna-
lajaran diawali dengan diskusi, pada
kan
tahap ini peneliti memberikan perta-
model
Guided
Discovery
Learning.
nyaan pada siswa yang diarahkan ke
Selanjutnya, berdasarkan hasil uji
materi yang akan dipelajari. Tahap
hipotesis statistik dengan menggu-
ini bertujuan untuk membangun
nakan uji proporsi pada diperoleh
konsep awal siswa tentang materi
bahwa 𝑧𝑧ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 = - 0,21 dan 𝑧𝑧𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
yang akan dipelajari. Setelah itu ta-
untuk taraf nyata 5% adalah 1,64
hap proses, siswa diminta menga-
sehingga 𝑧𝑧ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 < 𝑧𝑧𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 dan hipo-
dakan kegiatan secara berkelompok
tesis nol diterima. Hal ini berarti
untuk menemukan suatu konsep me-
menunjukan bahwa persentase ke-
lalui petunjuk berupa pertanyaan-
tuntasan belajar siswa pada kelas
pertanyaan dalam Lembar Kerja
yang mengikuti model Guided Dis-
Siswa (LKS) yang telah disiapkan
covery Learning sama dengan 75%
peneliti. Tahap ini bertujuan agar
dari jumlah siswa.
pada saat mengerjakan LKS siswa penelitian,
dapat membangun sendiri pengeta-
dapat dikatakan secara statistik ke-
huannya dibantu dengan bimbingan
mampuan pemahaman konsep mate-
guru dan interaksi antar siswa.
matis siswa setelah diterapkan mo-
Tahap berikutnya pemecahan masa-
del Guided Discovery Learning le-
lah, tahap ini siswa dibimbing untuk
bih tinggi dibandingkan sebelum di-
mempersentasikan LKS yang telah
terapkannya model ini.
didiskusikan secara berkelompok
Berdasarkan
hasil
Model pembelajaran Guided Dis-
sebagai hasil proses berfikir siswa
covery Learning merupakan model
dan membandingkannya dengan ke-
pembelajaran yang menggunakan
lompok lain sehingga menemukan
metode penemuan dengan meli-
konsep yang benar. Setelah siswa
menemukan konsep dengan benar,
mampuan lebih. Selain itu, alokasi
siswa diberikan latihan soal un-
waktu dalam pembelajaran ini dirasa
tukkmengukurssejauhmmana pema-
sangat singkat dikarenakan untuk
haman konsep siswa secara indi-
membimbing setiap kelompok mem-
vidu.
butuhkan waktu yang sangat lama.
Kendala yang dihadapi pada pe-
Hal ini sesuai dengan pendapat
laksanaan pembelajaran ini antara
Markaban (2008: 18) yang menga-
lain banyak siswa yang melakukan
takan bahwa kekurangan model
kegiatan yang kurang mendukung
Guided Discovery Learning salah
pembelajaran dikarenakan perhatian
satunya adalah untuk materi terten-
guru tidak merata jika sedang
tu, membutuhkan waktu yang lebih
memberikan bimbingan kepada ke-
lama.
lompok lain. Misalnya, siswa mem-
Kendala lain yaitu pemahaman
bicarakan hal yang tidak berhu-
konsep materi sebelumnya yang ha-
bungan dengan materi pembela-
rus menjadi pengetahuan dasar be-
jaran, serta kurangnya kesadaran be-
lum dikuasai dengan baik. Akibat-
berapa siswa dalam mengerjakan
nya pembelajaran menjadi kurang
LKS, karena siswa yang berkemam-
efektif dikarenakan peneliti sering
puan rendah bergantung kepada
kali mengulas kembali materi yang
teman sekelompoknya yang berke-
seharusnya sudah dikuasai siswa
mampuan lebih sehingga dalam
sehingga memakan waktu yang cu-
pelaksanaannya siswa yang aktif
kup lama. Padahal menurut Rohani
menjadi semakin aktif, dan siswa
(2004:28) prinsip efisien dan efek-
kurang aktif menjadi semakin tidak
tifnya suatu proses pembelajaran
aktif karena merasa teman lainnya
apabila menggunakan waktu yang
dapat
cukup, sehingga membuahkan hasil
mengerjakan
LKS
tanpa
bantuan dari dirinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Purnomo (2011:46), yaitu
pada
Secara umum, kendala-kendala
penemuan
yang dihadapi cukup sulit ditanggu-
berkemampuan
langi. Akan tetapi secara bertahap
rendah dalam proses penyelesaian
peneliti mencoba mengevaluasi dan
masalah tidak berkembang karena
menanggulangi sebisa mungkin wa-
terbimbing,
model
yang optimal.
siswa
hanya bertumpu pada siswa berke-
laupun masih belum sepenuhnya.
SIMPULAN
Pada pelaksanaanya, pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan Model Guided Discovery
pembahasan, diperoleh kesimpulan
Learning sudah seperti yang diha-
bahwa penerapan model Guided
rapkan yaitu terjadinya interaksi an-
Discovery Learning dapat mening-
tar siswa untuk mencoba-coba (trial
katkan
and error) dalam menemukan kon-
matematis siswa namun belum dapat
sep sehingga secara tidak langsung
mencapai ketuntasan lebih dari 75%.
pemahaman konsep terbangun sen-
Dengan demikian, penerapan model
diri oleh siswa. Tentunya dengan
ini belum efektif terhadap pema-
bimbingan guru agar lebih terarah,
haman konsep matematis siswa.
pemahaman
konsep
ditambah lagi dengan latihan soal yang menjadikan pemahaman kon-
DAFTAR PUSTAKA
sep setiap individu menjadi lebih
Kemdikbud. 2012. Kurikulum 2013 Bahan Uji Publik. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
baik. Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil tes kemampuan akhir setelah penerapan model Guided Discovery Learning terlihat bahwa siswa tuntas 22 dari 30 siswa dengan KKM sebesar 70. Hal ini mengindikasikan bahwa ketuntasan siswa kurang dari 75%. Secara statistik menggunakan uji proporsi terbukti bahwa ketuntasan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model Guided Discovery Learning sama dengan 75 %, kontradiktif dengan hipotesis yang diajukan.
Kiswandi. 2013. Studi Komparasi Model Pembelajaran Concept Attainment dan Model Cognitive Growth Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. Skripsi. Semarang: UNESA. [Online]. Tersedia di http://www.lib.unnes.ac.id. [diakses pada 07 Desember 2014] Markaban. 2008. Model Pembelajaran Terbimbing pada Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Purnomo, Y. W. 2011. Keefektifan Model Penemuan Terbimbing dan Cooperative Learning pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan, Volume 41, Nomor 1. [Online]. Tersedia di
http://journal.uny.ac.id. [diakses pada 4 Januari 2015].
Qorri’ah. 2011. Penggunaan Metode Guided Discovery Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung. Skripsi. Jakarta: UIN Syarief Hidayatullah. [Online] Tersedia di http://www.education.gov.za/ LinkClick. [diakses pada Desember 2014] Rohani, Ahmad. 2004. Pendidikan Prinsip-Prinsip Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sirojudin, Ahm. 2011. Hubungan Kompetensi Profesionalisme Guru dengan Efektivitas Model Pembelajaran. Skripsi. Jakarta: UIN Syarief Hidayatullah. [Online]. Tersedia di http://www.education.gov.za/L inkClick. [diakses pada 07 Desember 2014]