EDISI 209-25 OKTOBER 2012
1
BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikatEDISI khususnya di OKTOBER Indonesia 2012 209-25 Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali
PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan
PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy Wuisan Wapemred : Herschel Nayoan Sekretaris : Meilien Langi-M Bendahara : Yance Pua General Controller : Ellen Mangkey, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, pdtm. Raynald Makalew Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok,
GangNam Style
Berbahagiakah Anda ?
Identitas Kristen
Alasan Cinta
MENGANTISIPASI MASA KESUKARAN BESAR
ORANG-ORANG WALDENSES
Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Ellen Mangkey
Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi Medan Hartoyo Ismail
Semuel Mardy Rattu
Dari Oven Menjadi Freezer
Aneka Berita 2
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya.” “Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, 1 Raja-Raja 3 : 8
B
eberapa minggu yang lalu saya sempat
menonton siaran langsung pertandingan sepak bola Eropa, di mana ada beberapa cuplikan dari pemain yang baru mencetak gol, ada yang bersalto, meluncurkan bandan ke tanah, ada yang berlari atau menari dengan wajah menengada ke atas sambil mengangkat kedua tangan dan telunjuk ke atas, tandanya dia bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, tetapi kali ini saya sangat terkesan ketika melihat salah satu pemain menjebol jala lawan dan langsung yang ditunjukan si pencetak gol ini dengan menyilangkan kedua tangannya dan menari ala Gangnam Style Korea seperti seorang cowboy yang sedang menunggang kuda. Korea Selatan seakan tak pernah berhenti menginvasi dunia hiburan dunia. Setelah sederet nama seperti Girl Generation, Super Junior, Big Bang, dan Boyband atau Girlband asal Korea yang sukses dengan musik K-POP, kini muncul lagi satu tren, yaitu Gangnam Style. Ya, akhir-akhir ini, Gangnam Style ini menjadi semacam tren yang mendunia dan kehebohan yang dipopulerkan oleh rapper tambun asal Korea Selatan yang nama singkatannya Psy atau Park Jae Sang. Hari ini saya sempat baca sebuah koran ibukota yang melaporkan bahwa videonya yang pertama kali di upload di Youtube pada 15 Juli 2012 telah ditonton lebih dari setengah miliar orang di situs Youtube. Luar biasa sekali seakan-akan seperti agama atau denominasi baru yang baru saja lahir beberapa bulan tetapi umatnya sudah begitu banyak jumlahnya. Baru saja bulan Agustus kemarin evangelis terkenal dari Amerika Serikat, pendeta Mark Finley dengan penterjemah pendeta Jonathan Kuntaraf menyelesaikan satu seri KKR ―Hope for Manado‖ yang akhirnya menghasilkan ribuan jiwa baru menyerahkan jiwa mereka untuk dibaptis menjadi anak-anak Tuhan. Hal serupa juga telah dilakukan di kota Metropolitan Jakarta beberapa tahun yang lalu dengan Hope for Jakarta. Saya sempat berminpi suatu kali kelak akan datang hujan akhir yang begitu lebat sekali sehingga membanjiri bumi ini seperti air bah dengan banyak jiwa-jiwa yang dibaptis melalui KKR Akbar Dunia yang namanya ―Hope For World‖ yang lebih dasyat dan lebih hebat jika dibandingkan dengan tarian Gangnam style-nya Korea. Bukankah kita merindukan semua umat manusia di dunia ini sebagai ciptaan Tuhan boleh diselamatkan masuk ke dalam kerajaan Surga bilamana nanti Yesus datang ke dua kali?. Inilah tantangan dan doa kita semua. Dalam terbitan bulletin BAIT saat ini akan menampilkan berita-berita yang menarik di antaranya tentang pembangunan gedung gereja dan aktifitas kerohanian lainnya. Renungan kali ini dibawakan oleh pdtm. Ronie Umboh mengenai Identitas Kristen. Inspirational Story kembali mengulas cerita yang sangat menginspirasi mengenai senyuman dari seorang wanita kepada dua orang papah yang tidak dipedulikan orang lain. Ada juga artikel-artikel rohani lain termasuk cerita untuk anak yang tentu akan sangat bermanfaat bagi semua pembaca. Semoga Tuhan memberkati kita sekalian, amin.
Willy Wuisan Pemimpin Redaksi
3
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Ira F. Stanphill lahir di Belview, New Mexico, tahun 1914. Ia telah mengarang dan menulis lebih dari 550 lagu antaranya beberapa yang terkenal seperti: ―Mansion over the Hilltop, "Room at the Cross," dan yang pasti ialah lagu, "Happiness Is the Lord." Melalui sejumlah peristiwa, Tuhan seringkali memberikan sebuah lagu kepada seorang penulis lagu ketika ia tidak mengharapkannya. Itulah yang terjadi dengan Ira Stanphill. Pada suatu sore di tahun 1974 ketika ia pulang ke rumah setelah melayani jemaat di Fort Worth, Texas, ia dengar lagu-lagu dan advertensi di radio mobilnya. Para penyiar mempromosikan rokok, alcohol dan berkomentar betapa bahagianya orang kalau merokok dan minum alkohol. Berulang-ulang si penyiar berkata bahwa kebahagiaan diperoleh melalui rokok dan anggur. Ira berpikir bahwa kebahagiaan bukan diperoleh dari hal-hal diatas, tetapi hanya oleh mengenal Kristus. Sementara berkendaraan ia mulai melagukan lagu ―Happiness is to Know the Savior. Dengan cepat ia menyelesaikan lirik dan nada lagu ini. Lagu yang dinyanyikan oleh Ira Stanphill masih tetap berkumandang sampai saat ini di antara jutaan umat Kristen seluruh dunia. Happiness is to know the Savior Living a life within His favor, Having a change in my behavior Happinesss is the Lord Happiness is a new creation Jesus in me in close relation Having a part in His salvation Happiness is the Lord Real joy is mine No matter if teardrops start, I've found the secret --It's Jesus in my heart! Happiness is to be forgiven Living the life that worth the living Taking a trip that leads to heaven Happiness is the Lord, Happiness is the Lord Happiness is the Lord! Pandangan kita mengenai kebahagiaan sebagian besar bergantung pada keadaan dan lingkungan. Bagi seorang wanita muda kebahagiaan sejatinya ialah mendapatkan seorang suami yang tepat, membentuk rumahtangga dan memperoleh anak-anak yang cantik, gagah, pintar dan penurut. Bagi para remaja, kebahagiaan
ialah mendapat hadiah HUT sebuah mobil, walaupun nanti mereka juga akan menyesal kalau mobilnya itu tidak ramping dan gesit sebagaimana yang diharapkan. Kebahagiaan itu didasarkan atas suatu keinginan. Yang bagi kita ialah setelah mencapai apa yang kita idam-idamkan sebagai kebahagiaan, pada akhirnya terbukti bukan kebahagiaan sejati. Sebagian kita mendasarkan kebahagiaan itu pada sesuatu atau seseorang yang dapat merubah lingkungan dan keadaan sekitar kita sehingga kehidupan berubah menjadi semakin baik. Itulah sebabnya kita berusaha setiap saat merubah kain gorden, mengganti mesin cuci, mencocokkan letak tempat tidur agar sesuai fengsui dan banyak lagi. Manusia selalu berasumsi bahwa kalau mereka tidak bahagia, itu dikarenakan mobil yang sudah tua, sering sakitsakitan, ada seseorang yang membuat kita kesal, dll. Tetapi bila sudah membeli mobil baru, kita juga belum bahagia sebab mobilnya kurang cepat, atau setelah dibedah oleh dokter, kita masih saja belum sehat betul, atau orang yang membuat kita kesal itu sudah berbaikan lagi, tetapi kebahagiaan sejati belum dinikmati. Kita percaya bahwa oleh merubah keadaan kita atau lingkungan maka kita sudah bahagia. Ini merupakan suatu pemburuan kebahagiaan yang tidak pernah berakhir. Kita sangka bahwa bahagia itu artinya selalu gembira, banyak ketawa dan senang mengekspresikan kepribadian kita (melakukan apa semau kita), bebas penderitaan, dukacita, kekerasan dan kaya. Tidak heran bahwa kita tidak pernah temukan apa yang kita idam-idamkan yaitu kebahagiaan sejati. Tidak ada salahnya kita berkeinginan untuk menjadi bahagia. Salahnya di sini ialah kita terlalu yakin akan kebahagiaan yang ditawarkan dunia yang sebenarnya akan menuntun kepada dukacita. Uang dan kekayaan saja tidak dapat membahagiakan kita seutuhnya, karena: Uang dapat digunakan untuk membeli………. Sebuah rumah, tapi bukan sebuah rumahtangga; Makanan tapi bukan selera makan; Pakaian tapi bukan kecantikan; Obat tetapi bukan kesehatan; Sebuah tempat tidur tetapi bukan tidur nyenyak; Buku tetapi bukan otak; Kemewahan tetapi bukan kultur; Asuransi tetapi bukan keamanan;
4
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 Sebuah gedung gereja tetapi bukan keselamatan; Kesetiaan tetapi bukan kasih; Benda tetapi bukan kebahagiaan; Sebuah kayu salib tetapi bukan seorang Juruselamat; Seorang teman tetapi bukan sahabat sejati; Sebuah perpustakaan tetapi bukan kepintaran; Sebuah bangku gerreja tetapi bukan umat; Pengetahuan tetapi bukan kebijaksanaan. Uang dapat digunakan untuk membeli berbagai jenis mainan bagi anak kita , tetapi hanya kasih sayang saja yang dapat membuat mereka mengasihi kita. Dan tepat sekali apa yang diutarakan Yesus dalam Matius 5:3-10 yang akan membawa pikiran dan rencana kita kepada Kebahagiaan Sejati yang berasal dari Surga dan selanjutnya menuntun ke Surga. Dalam Khotbah Di Atas Bukit itu Yesus mengemukakan prinsip hidup yang menuntun kepada kebahagiaan sejati. Camkan hal-hal berikut ini: 1. Matius 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Bagaimana mungkin orang miskin berbahagia. Ny. Ellen G. White dalam bukunya Kebahagiaan Sejati mengatakan bahwa ―di jaman Yesus, para pemimpin rohani merasa bahwa mereka kaya dengan harta rohani, yaitu pengetahuan Alkitabiah melebihi orang lain. Ingat doa orang Parisi dalam Lukas 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Dengan cara Parisi dan para ahli Taurat sedemikian itulah maka anggota jemaat dan masyarakat merasa mereka sangat miskin secara rohani. Mereka tertekan dan menjadi stress memikir-mikirkan keberdosaannya. Dosa mereka terasa tidak terkontrol dan tidak terampuni. Iman mereka goyah karena kekurangan sumber rohani untuk mengatasi depresi dan kesedihan. Tapi Yesus memberikan jaminan berupa ucapan bahagia yaitu: ―Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga‖. Kedengarannya aneh di telinga tapi pasti dalam kehidupan. Tidak selamanya kebahagiaan itu diperoleh karena sudah kaya. Menyadari akan kemiskinan rohani kitalah yang membuat kita bahagia setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. 2. Matius 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Mereka ini berdukacita bukan karena ditindas secara tidak adil, lapar, tidak punya tempat tinggal yang pasti, pengungsi atau menderita karena peperangan atau kerusuhan. Mereka berdukacita karena segala dosa mereka yang telah menyebabkan Kristus harus menderita dan disalibkan. Mereka kemudian sadar dan meninggalkan segala dosa dan pelanggaran, bertobat dan tidak mau lagi lakukan seperti yang diungkapkan dalam Ibrani 6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
Hal ini yang membuat mereka berdukacita, yaitu hati yang menyatakan penyesalan akan perbuatan dosa. Yohanes 12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu." Ketika Yesus ditinggikan di salib, semua orang ditarik kepadaNya. Semua orang berdosa berduka karena dosa merekalah yang telah menyebabkan Yesus tersalib. Ketika orang berdosa ini dikasihi Tuhan dengan kasih yang tak terbatas, sedangkan ia terus membalas dengan pelanggaran dan dosa, maka karena kesadaran ini maka ia berduka namun dihiburkan. Ia diampuni. 3. Matius 5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Dalam khotbah Yesus di atas bukit itu terdapat garis pertumbuhan pengalaman keKristenan. Mereka yang merasakan kebutuhan mereka akan Kristus, dan yang berduka karena dosa dan telah menempatkan diri mereka bersama Kristus dalam sekolah penderitaan, telah belajar menjadi lemah lembut dari Guru Besar Ilahi ini. Pilipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Mereka ini sibuk menolong orang lain dengan tidak menonjolkan kemampuan, kesanggupan dan diri mereka. Mereka tidak mencari keuntungan pribadi saat menolong orang yang berkekurangan. Mereka juga tidak membangkitbangkitkan apa yang telah mereka perbuat dan tidak sombong. Inilah orang yang berbahagia itu. 4. Matius 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Kebenaran adalah kekudusan, yaitu kesamaan dengan Allah. Dan karena Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:16), dan karena semua hukum Allah adalah kebenaran (Mazmur 119:172), dan sesuai Roma 13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat, maka ―Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.‖ Kebenaran adalah kasih, dan kasih itu adalah terang dan hidup dari Allah. Kebenaran dari Allah itu diwujudkan dalam Kristus, maka bila kita menerima kebenaran, berarti kita menerima Kristus. Kita menerimanya bukan melalui penyiksaan tubuh, bukan juga melalui pemberian kurban, tetapi kebenaran diberikan kepada siapa yang lapar dan haus untuk menerimanya. Tidak seorang manusia pun dapat membekali dan memuaskan kelaparan dan kehausan jiwa seseorang. Hanya Yesus saja yang dapat memuaskan. Dan itulah kebahagiaan sejati dari Yesus Kristus Wahyu 3:20 Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
5
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 Yohanes 6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. 5. Matius 5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Hati manusia itu secara alamiah dingin, kasar, gelap dan tanpa kasih sayang. Tapi bila seseorang menampakkan belas kasihan dan pengampunan, ia lakukan itu bukan dari dirinya tetapi melalui pengaruh dari Roh Kudus yang bergerak di hatinya. 1 Yohanes 4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Allah adalah sumber semua kemurahan. Keluaran 34:6 "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,…Ia tidak memperlakukan kita sesuai dengan pelanggaran kita. Ia juga tidak bertanya apakah kita pantas menerima kasihNya, tetapi Ia mencurahkan kepada kita kekayaan kasihNya dan membuat kita layak. Ia tidak menunjukkan keinginan untuk membalas dendam. Ia tidak mencari untuk menghukum tetapi menyelamatkan. Mereka yang bermurah hati ialah yang menunjukkan belas kasihan kepada orang miskin, orang yang menderita dan yang tertindas. Ayub 29:12 Karena aku menyelamatkan orang sengsara yang berteriak minta tolong, juga anak piatu yang tidak ada penolongnya; 29:13 aku mendapat ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa, dan hati seorang janda kubuat bersukaria; 29:14 aku berpakaian kebenaran dan keadilan menutupi aku seperti jubah dan serban; 29:15 aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh; 29:16 aku menjadi bapa bagi orang miskin, dan perkara orang yang tidak kukenal, kuselidiki. 6. Matius 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Bangsa Yahudi menuntut kesucian dalam penurutan undang-undang upacara sehingga sangat memberatkan semua yang datang untuk berbhakti. Pikiran mereka dipenuhi dengan peraturan dan berbagai larangan serta rasa takut untuk menjadi kotor secara luar sehingga mereka tidak menyadari bahwa noda cinta diri dan kebencian telah menguasai jiwa. Yesus tidak membicarakan kesucian upacara sebagai salah satu persyaratan untuk masuk Surga, melainkan kesucian jiwalah yang patut diutamakan. Yakobus 3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Tidak ada satu pun yang mencemarkan boleh masuk ke dalam Kota Allah. Semua yang akan menjadi penghuni di sana sudah harus menjadi suci di dunia. Di dalam seseorang yang sementara belajar dari Yesus, akan nyata suatu pertumbuhan rasa tidak senang kepada kelakuan yang ceroboh, bahasa yang tidak pantas, dan pikiran yang tidak sopan. Bila Yesus menetap di hati, di sana ada kesucian dan pemurnian pikiran dan tingkah laku. Perkataan Yesus ―berbahagialah orang yang suci hatinya‖ memiliki arti yang mendalam – bukan hanya suci berdasarkan pengertian dunia, tapi bebas dari kecabulan, suci dari bernafsu, bebas dari kesombongan dan
mementingkan diri, rendah hati, tidak cinta diri, polos. Terkecuali kita menerima prinsip cinta akan pengorbanan diri yang merupakan prinsip kharakter Allah, kita tidak dapat mengenal Allah. Mereka yang suci hatinya hidup di dunia nyata terbuka di hadapan Allah yang mempercayakan jam-jam berharga ini. Dan mereka juga akan memandangNya nanti sama seperti Adam ketika berjalan dengan Allah di taman Eden. 7. Matius 5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Kristus adalah ―Raja Damai‖ sesuai Yesaya 9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Dan adalah merupakan misiNya untuk memulihkan bumi dan langit akan kedamaian yang telah rusak karena dosa. Roma 5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Barangsiapa yang setuju untuk meninggalkan dosa dan membuka hatinya kepada kasih Kristus, akan menjadi seorang pengambil-bagian akan damai surgawi ini. Tidak ada pengajaran apapun yang mengajarkan damai seperti ini. Kasih karunia Kristus bila diterima di hati akan mengatasi permusuhan, akan menghilangkan pertengkaran dan akan memenuhi hati dengan kasih. Mereka yang berdamai dengan Tuhan dan sesame manusia tidak dapat dibuat sengsara. Rasa cemburu tidak ada di hatinya; dugaan-dugaan jahat dan kebencian tidak bertempat di sana. Hati yang selaras dengan Tuhan akan pengambil bagian damai Surga yang akan menyebarkan pengaruh berkat di sekelilingnya. Roh kedamaian sebagai embun sejuk akan hinggap di hati yang dicemaskan oleh beban dunia. Para pengikut Kristus diutus ke dalam dunia dengan pekabaran damai sejahtera. Siapa saja tanpa menyadari telah mempengaruhi orang lain dengan suatu kehidupan yang kudus, akan menyatakan kasih Kristus; siapa saja, oleh perkataan atau perbuatan telah memimpin orang lain untuk meninggalkan dosa dan menyerahkan hatinya kepada Tuhan, adalah juru damai. 1 Yohanes 4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Roma 8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Roma Roma 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. 8. Matius 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Yesus tidak mempercayakan kepada muridmuridNya pengharapan untuk memiliki semaraknya dunia dan kekayaan, dan hidup yang bebas dari cobaan, tetapi Ia menawarkan kepada mereka kesempatan untuk berjalan bersama Guru mereka di jalan penyangkalan diri dan celaan, karena dunia tidak mengenal mereka.
6
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 Ia yang datang untuk menyelamatkan dunia yang telah hilang, dilawan oleh gabungan kuasa kegelapan dari musuh Allah dan manusia. Dalam suatu persatuan tanpa belas kasihan, orang jahat dan malaikat jahat berpasukan melawan Raja Damai. Walaupun setiap kata dan tindakanNya bernafaskan belas kasihan, kehidupanNya yang berbeda dengan dunia menimbulkan permusuhan yang sengit. Karena Ia tidak memberikan kebebasan untuk menggunakan nafsu jahat alamiah kita, maka terjadilah perlawanan dan permusuhan yang dahsyat dari pihak Setan. Sedemikian pula yang akan berlaku bagi semua yang hidup saleh untuk Yesus Kristus. Antara kebajikan dan dosa, kasih dan kebencian, kebenaran dan kepalsuan, terdapat suatu permusuhan yang tidak dapat dicegah. Bilamana seseorang menyajikan kasih Kristus bersama keindahan kesucian, ia sementara menyingkirkan manusia dari kerajaan Setan, maka raja kegelapan itu akan bangkit menentangnya. Penganiayaan dan celaan menunggu mereka yang diurapi dengan Roh Kristus. Sifat penganiayaan itu sering berubah dengan waktu, tetapi prinsipnya, yaitu roh yang mendasarinya sama saat membunuh umat pilihan Tuhan sejak kematian Habel. Roma 8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. 2 Korintus 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami Matius 5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Tidak ada seorang pun yang pernah hidup di dunia ini yang mendapat fitnaan paling kejam melebihi Anak
Manusia. Dia diejek dan dicemooh Karen-a penurutanNya yang teguh akan prinsip-prinsip Hukum Suci. Mereka membenciNya tanpa sebab. Namun Ia berdiri tenang di hadapan musuh-musuhNya, sambil menyatakan bahwa celaan yang ditujukan kepadaNya merupakan bagian warisan Kristen, menasehati para pengikutNya bagaimana menghadapi panah kebencian, dan mengajak mereka agar jangan lemah saat dianiaya. Ibrani 11:27 Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. 2 Korintus 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal. Di setiap jaman para pesuruh Allah dicaci-maki dan dianiaya, namun melalui penderitaan mereka, pengenalan akan Kristus tersebar di mana-mana. Setiap murid Kristus harus melangkah masuk dalam barisan dan mengerjakan pekerjaan yang sama, karena musuh tidak dapat berbuat apa-apa terhadap kebenaran. Mengertikah kita bahwa definisi Yesus mengenai kebahagiaan bukan bergantung pada kita tetapi pada apa yang terjadi bagi kita. Hal ini menyangkut kebahagiaan duniawi yang bergantung atas uang, rumah, mobil baru, bebas dari penyakit dan kematian bahkan apa saja yang menimbulkan kabahagiaan. Kebahagiaan sejati diperoleh dari Tuhan. Kita tidak akan mendapat kebahagiaan oleh mencari kebahagiaan. Kita menemukan Tuhan dan temukan tingkat agung dari Kebahagiaan tersebut. Inilah jenis kebahagiaan itu yang memungkinkan Rasul Paul menulis dalam Pilipi 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! ***
7
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Mengakhiri Stewardship and Trust Services Convention di Manado, barubaru ini. Di hari terakhir di bulan September, sebelum meninggalkan tanah ToarLumimuut, para peserta mengikuti tour: Bunaken-RSAUnklab dan diakhiri di pesisir danau Tondano, sebelum akhirnya ke Manado. MIS dengan armada busnya, siap mengantarkan para peserta konvensi. Di komandoi Pst. Samuel Wullur, yang responsif. Bersama Pst. W. Mandolang dari SSD, yang Nampak lebih bersemangat di karenakan dalam pelayanan ini, sekaligus pulang kampung. Tak ketinggalan Pst. E. Pune dari GC, menikmati keramatamahan khas Manado yang senantiasa makan.. makan… dan makan lagi. Dalam perjalanan setelah makan siang di Kampus Unklab, yang hijau sekalipun sedang kemarau panjang melanda tanah air. Kami terpisah dengan rombongan besar yang seolah tak sabar ingin segera tiba di pesisir Danau Tondano. Mengeksplorasi setiap jengkal pegunungan, sungai, sawah dan ladang memaksa setiap orang mengagumi Karya Ilahi. Kami menyusuri jalan sempit mengikuti alur pegunungan menyerupai ular. Lembah yang curam mengganga siap menelan siapapun yang lengah. Saya sebagai co driver senantiasa mengingatkan kepada pengemudi kami yang hebat sahabat sepelayanan, Pdt. Sammy untuk tetap
berkonsentrasi. Sebab tak jarang nuansa alam nan asri senantiasa menyapa dan mengoda setiap mata. ―Kita sudah melewati tikungan tajam, tanjung harapan—Tanggari yang memakan banyak korban pengendara kendaraan bermotor,‖ kata Sammy sambil memindahkan tongkat ke gigi tiga dengan lihainya. Salah satu ketua jemaat Cawang Bp. N. Siahaan mengatakan: ―Sudah sekian lama ingin berkunjung ke Manado, justru baru dalam pelayanan gerejalah niat ini terwujud sebagai utusan jemaat.‖ Saya menganggukan kepala tanda kagum atas pernyataan ini, ―padahal enam belas tahun yang lalu kantor pusat telah memutuskan saya untuk sebuah proyek di Kotamobagu, entah kenapa gagal,‖ tambah ketua jemaat ini, yang memiliki perawakan yang gagah. ―Ini adalah kali ke dua saya ke Manado‖ ujar ibu Susi Wonoprabowo yang adalah bendahara jemaat Cawang. Tak ketinggalan pula, Pdt. Lucky Jacob yang ada di jok paling belakang berkata: ―lima belas tahun baru bisa pulang kampung,‖ dengan bersemangat. Dalam perbincangan kelompok kecil ini, pembicaraan lebih banyak mengarah kepada tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan Tuhan. Perbincangan yang dinamis ini, tiba kepada satu sosok yang bernama Jokowi yang baru saja memenangkan Pilkada DKI. Seorang yang memikat banyak orang, memiliki daya tarik. Pak Siahaan dengan semangat dan berulang kali menyatakan, Jokowi, adalah ―Kristen yang Sebenarnya: rendah hati dan sederhana!‖ Dua kata yang mencakup semuanya. Hebat! Ini harusnya menjadi identitas kita sebagai orang Kristen Advent. Yang dapat mempengaruhi banyak orang.
8
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 Masih segar dalam benak saya, apa yang dikemukakan oleh Pst. Erica Pune: Sebagai pelayan penatalayanan Allah, Allah adalah segalanya. Kita bukan apa-apa. Dalam banyak hal, satu hal yang mudah seharusnya terlihat dalam hidup umatNya adalah hidup sederhana. Apalagi jika ditambah kerendahan hati di sana—dampaknya pasti mengagumkan dan menawan hati banyak orang. Bagaimana tidak, jika sudah begini, satu-satunya yang terpenting dalam hidup kekristenan hanya bagi Tuhan, hanya untuk kemulian Tuhan saja. Sehingga tidak ada ruang untuk meninggikan diri, kebangaan apalagi kesombongan. Kendatipun, kita sukses dan memeluk dunia ini. Seharusnya, karakter ini, menjadi identitas kita. Siapaun kita: kecil besar, kaya ataupun miskin, berpendidikan atau tidak. Sekalipun menduduki jabatan pelayanan tertinggi di dalam gereja, kita semuanya sama dan sederajat dalam pelayanan. Sebab, ―…. Aku debu dan abu‖ (Kej 18:27), di hadapan Tuhan. Ini sudah mencakup menghormati, mengasihi, oleh adanya prinsip yang melandasi identitas kita tadi yakni: Kerendahan hati dan kesederhanaan. Ini sudah cukup! Ya, sudah cukup. Mari kita teliti: Yesus Kristus yang menjadi pusat dari segala penyembahan kita. kekristenan ada karena-Nya. Karakter ini menjadi identitas kita. Ia mengajak semua kita, untuk belajar bersama-Nya. Karena Ia lemah lembut dan rendah hati (Mat 11:29). Lebih jauh lagi, saat Yohanes mengumumkan tantang Dia yang akan datang itu, Ia akan melampauinya. Banyak orang ingin tahu—sehebat apakah Dia? Jika mungkin kita hadir dan mendengar khotbah Yohanes Pembaptis tentang Yesus, sudah pasti harapan yang sangat wajar, pasti Dia yang datang itu, sosok yang hebat, akan mampu dengan kekuatanNya, melepaskan kita dari kesulitan-kesulitan hidup dan akan membawa kebebasan dari cengkraman pemerintahan Roma yang menyiksa. Harapan-harapan yang wajar. Namun apa yang terjadi? SosokNya hanya seperti ini. Perhatikan kutipan di bawah ini: ―Dalam pakaian dan pembawaan-Nya tidak ada yang menandakan adanya derajat yang tinggi. Nampaknya Ia hanyalah seorang sederhana, berpakaian seperti mereka dengan pakaian hina yang dipakai oleh orang miskin.‖Selanjutnya Ny White menambahkan: ‖Setiap pandangan mata, setiap raut muka-Nya, ditandai dengan kerendahan hati, dan menyatakan kasih yang tak terperikan. Ia nampaknya dikelilingi dengan suatu suasana pengaruh rohani. Karena tingkahlaku-Nya adalah lemah-lembut dan rendah hati,” selanjutnya, ―Ia memberikan kesan kepada manusia akan perasaan kuasa yang tersembunyi, namun tidak dapat semata-mata disembunyikan.‖—KSZ. 134 Boleh jadi banyak yang dikecewakan, atas penampilan dan karakter—Identitas Kristen yang Yesus tampilkan? Mungkin Anda dan saya termasuk salah satunya, yang mengantungkan harapan kekristenan kepada hal-hal yang bersifat powerfull dan megah. padahal, penuh kepalsuan. Hanya, kesederhanan, kasih yang tulus, kerja keras dan kerendahan hati—Kristus, adalah menjadi pelajaran
terpenting sebagai orang Kristen. sekarang ini! Apakah mungkin? hanya hal sederhana ini! Mampu mengatasi setiap persoalan kehidupan kekristenan. Pertama, kerendahan hati: berarti siap diajar, siap dibentuk, pekah terhadap jamahan kuasa Roh Kudus. Kesederhanaan: senantiasa bersyukur, menerima apa adanya, Kristus yang selalu ditinggikan dalam kehidupannya, adalah point keduanya. Semuanya bermula dari sini. Ini bukan bersifat mutlah melaikan sebuah hubungan yang progresif. Kita, tidak dengan memakai baju dari karung, sebagai ganti tanda kerendahan hati. Itu bukanlah ajarana Alkitab. Tuhan tidak menghendaki penampilan dalam bentuk lahiriah. Penekannya adalah sifat rohani oleh terhubungnya kita dengan penebus kita setiap hari. Guru Agung kita, memberikan teladan untuk diikuti. Bagi yang mau mengalami kebaikan-Nya. Kita ada untuk belajar mempercayai janji-Nya, karena Dia siap menolongmu menyempurnakan tabiat kekristenan kita. Sekadar pengakuan tidak berarti apa-apa tanpa buah. Yesus mencari kesederhanaan dan kerendahan hatimu. Itu sudah lebih dari cukup. Ini bukan tentang keselamatan oleh perbuatan, melainkan Allah mau ada yang perlu kita perbuat karena Ia telah menyelamatkan kita. Ini adalah respons alamiah jika kita memang Orang Kristen Sejati. Sayangnya, problem manusia tak terkecuali di dalam lingkungan gereja kita yang menyebut ―umat yang sisa— umat pilihan Allah‖ kesederhanaan dan kerendahan hati semakin terdegradasi. Pada akhirnya dua pilihan dihadapan kita. Tidak ada yang mengambil posisi netral: Memilih karakter Kristus atau Setan, yang membawa konsekwensi pasti. Alkitab menyatakannya: Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib—Pilipi 2:6-8. Atau, Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi! Sebaliknya, ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur –Yesaya 14:13-15. Pilihan selalu terbuka di setiap saat. Anda dan saya penentunya!
9
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Ada sepasang muda-mudi yang sedang pacaran. Mereka terlibat pembicaraan seru. Cewek : ―Mengapa kamu menyukaiku? Mengapa kau mencitaiku?‖ Cowok : ―Aku tidak bisa memberi tahu alasannya, tetapi aku benar-benar menyukaimu.‖ Cewek : ―Tuh kan kamu bahkan tidak bisa menceritakan alasannya. Bagaimana kamu bisa bilang kamu menyukai aku? Bagaimana kamu bisa bilang kamu mencintaiku?‖ Cowok : ― Aku benar-benar tidak tahu alasannya, tapi aku bisa membuktikan bahwa aku mencintaimu.‖ Cewek : ― BUKTI? TIDAK! Aku ingin kamu menceritakan alasannya. Pacar temanku aja bisa mengatakan padanya mengapa dia mencintainya, tetapi kenapa kamu tidak?‖ Cowok : ― Ok, ok! Hmm...karena kamu cantik, suara kamu lembut, kamu perhatian, kamu bijaksana, senyummu, setiap sentuhanmu.‖ Si cewek merasa sangat puas dengan jawabannya. Sayangnya, beberapa hari kemudian, si cewek mengalami kecelakaan dan menjadi koma. Si cowok kemudian meletakkan sebuah surat disisinya. Berikut isi suratnya : ―Darling, karena suara manismulah, aku mencintaimu. Sekarang kamu bisa bicara? Tidak! Oleh karena itu aku tidak bisa mencintaimu. Karena perhatian dan kepedulianmu, aku suka padamu. Sekarang kamu tidak dapat menunjukkannnya lagi, maka saya tidak bisa
mencintai kamu. Karena senyumanmu, sentuhanmu aku mencintaimu, sekarang bisakah kamu tersenyum? Sekarang bisakah kau bergerak? Tidak, oleh karena itu aku tidak bisa cinta padamu. Jika cinta butuh alasan, seperti sekarang, tidak ada alasan bagiku untuk mencintai kamu lagi. Apakah cinta butuh alasan? TIDAK Oleh karena itu, aku masih mencintaimu. Dan cinta itu tidak memerlukan alasan.‖
10
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Inspirasi Untuk Direnungkan : Banyak hal di dunia ini yang sering kali sulit dijelaskan, tetapi bisa dirasakan. Cinta termasuk hal itu. Sudahkah Anda mencintai orang lain dengan tulus tanpa pamrih? Bisakah Anda menunjukkan cinta anda apa pun yang terjadi pada orang-orang yang anda kasihi? Untuk Dilakukan : “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gentar karena mereka, sebab Tuhan, Allahmu, dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Ulangan 31 : 6
Alasan tertinggi kita mencintai orang lain karena memang tidak ada alasan lain kecuali cinta. Cinta itu mengikat persaudaraan, persahabatan dengan sesama baik di rumah tangga, di sosial dan di gereja. Cinta yang tulus tidak mengenal pamrih, situasi, kondisi dan rupa seseeorang. Tapi cinta yang tulus tanpa pamrih dilandasi kasih itu akan selalu ada walaupun keadaan berubah, cinta sejati tidak dimakan waktu, cinta sejati tidak sebanding materi karena itu dilandasi Kasih. Dan ketika kasih Kristus ada dalam diri setiap manusia maka cinta itu tidak mengenal pamrih dan rela berkorban. Cinta itulah yang diberikan oleh Yesus Kristus sampai mati kayu Salib untuk menebus umat manusia. Mari tunjukkan cinta sejati seperti cinta Yesus kepada umat manusia yang berdosa. ―Allah itu Kasih‖
Dilahirkan di Kotamobagu pada tanggal 10 Maret 1966 dengan nama lengkap Mardy Semuel Rattu. Memulai pekerjaan pengabdian di organisasi gereja kita sebagai akuntan di daerah Konfrens Minahasa Utara tahun 1992 selanjutnya menjadi akuntan dan controller di kantor pusat Uni Konfrens Indonesia Kawasan Timur, menjadi business manager AECS, bendahara sekolah SMA Klabat Manado (2007). Pada tahun 2009, setahun kemudian setelah sempat kembali dalam team accounting Uni Konfrens Indonesia Kawasan Timur (2008), beliau dipercayakan mengelola keuangan gereja pada daerah Konfrens Minahasa mulai bulan Januari 2009 sampai sekarang. Beliau dikaruniai Tuhan tiga orang anak yaitu Erick Raldy, Senta dan Enlyta serta didampingi istri tercinta Anthoneta Kandowangko. Bendahara yang memiliki kegemaran olahraga bulutangkis terbilang sukses dalam mengelola keuangan gereja di konfrens Minahasa. Dengan penghasilan anggota yang mayoritas bergantung pada pertanian yang tergantung pada musim/alam yang tidak pasti namun keuangan konfrens dapat di atur dengan baik. Bendahara yang satu ini senang dalam pelayanan, mengadakan KKR, menyenangi music dan lagu, dimana beliau dengan suara bass yang khas bersama istri dan keluarga sering membawakan lagu pada kunjungan pelayanan mereka. Semboyan beliau dalam pekerjaan “maju terus dan tetapkan perhatian ke depan”. Ayat kesayangan dalam Yesaya 17:7 “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, dan yang menaruh harapannya kepada Tuhan.
11
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Oleh : Pdtm. Kalvein Mongkau Lan jutan …..
Pembenaran Oleh Iman Kebenaran oleh iman sudah menjadi doktrin GMAHK sejak permulaan mereka. Hingga saat ini, topik pembenaran oleh iman ini di kalangan gereja ini jelas mengalami masa perkembangan pemahaman. Tahun 1872 James White menyatakan: ―Mereka yang mewakili para pemelihara Sabat sedang berpaling dari Yesus, satu-satunya sumber pembenaran, dan sedang menolak darah pendamaian-Nya dan sedang mencari pembenaran oleh hukum yang melakukannya secara bodoh dan secara fasik.‖ (Review and Herald 8:24, June 10, 1852). Sementara ini adalah pandangan yang diterima oleh orang-orang Advent pemelihara Sabat mula-mula, sebuah penyelidikan yang dibuat oleh penerbitan-penerbitan Advbent mula-mula menyatakan sedikit diskusi mengenai pokok tersebut. Ini disebabkan penekanan pada keprecayaankepercayaan denominasi yang unik. Ketenangan relatif pada pokok kebenaran oleh iman ini mrefleksikan panerimaan yang teguh dari semua orang Advent mula-mula dengan penghormatan kepada kepercayaan kepercayaan Kristen yang fundamental ini. Di tahun 1874 majalah Signs of the Times yang baru saja berdiri itu menerbitkan satu daftar ―PrinsipPrinsip Dasar‖ gereja. Daftar isi menyatakan bahwa ―regenerasi atau pertobatan‖ adalah ―pekerjaan khusus dari Roh Kudus,‖ yang mengikuti pertobatan dan iman.‖ Sebuah konsep yang luas dari iman direfleksikan didalam pernyataan berikut: kami bergantung kepda Kristus, pertama untuk pembenaran dari pelanggaran-pelangran masa lalu kami, dan kedua, untuk anugerah sedemikian rupa untuk mempersembahkan penurutan yang berterima bagi hukum-Nya yang suci di waktu yang akan datang‖ (Signs of the Times 1:3, June 4, 1874). Majalah The Signs of the Times merefleksikan sebuah editorial
minat tambahan di dalam pokok ini terhadap kebenaran oleh iman yang mencapai sebuah klimks di pertengahan tahun 1890an. Ellen White, yang sudah mengalami pertobatan di Gereja Methodis, berdiri pada penekanan evanglikal yang kuat, sebagaimana yang dilakukan suaminya. Di tahun 1875 ia menulis: ―Kristus menyempurnakan tabiat yang benar di atas bumi ini, bukan untuk diri-Nya, tetapi untuk manusia yang sudah jatuh dalam dosa. Tabiat-Nya Ia tawarkan kepada manusia jika manusia itu akan menerimanya. Orangberdosa, melaluipertobatan akan dosa-dosanya, iman didalam Kristus, dan penurutan kepaa hukum Allah yang sempurna, memiliki kebenaran Kristus yang dihisabkan kepadanya; itu menjadi kebenarannya, dan namanya tercatat di dalam kitab kehidupan Anak Domba.‖ (3T 371). Lebih lanjut, penggalan-penggalan uraian berikut ini merefleksikan tema mendasar dari pengajaran Ellen White sepanjang kehidupannya. Selama tahun 1880an beberapa pemimpin gereja, termasuk Ellen White, merasakan sebuah pertumbuhan yang kurang dari khotbah GMAHK atas tema yang terkait dengan kebenaran oleh iman. Penekanan berlanjut pada keunikan kedudukan-kedudukan doktrin GMAHK yang sudah dikerumuni apa yang menjadi pengajaran dasar injil. Pertanyaan ini menjadi sebuah isyu di rapat General Conference yang diadakan di Minneapolis, Minnesota, di musim gugur tahun 1888. pada rapat ini E. J. Waggoner, sang editor majalah the Signs of the Times, memberikan sebuah seri khotbah mengenai hukum dan injil. Sejajar dengan khotbahkhotbah ini adalah seri pidato-pidato oleh sister White
12
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 di dalam mana ia mendiskusikan secara panjang lebar pentingnya suatu pengertian yang jelas dari kebenaran oleh iman. Di dalam salah satu dari khotbahkhotbahnya ia mengomentari topik dari Waggoner berikut ini—hubungan antara hukum dan injil: ―Tidak ada kuasa di dalam hukum untuk meyelamatkan atau mengampuni si pelanggar. Lalu apa yang harus dilakukan? Hukum membawa sorang berdosa yang ebrtobat kepada Kristus…Hukum menunjuk obat penawar bagi dosa—pertobatan terhadap Alah dan iman di dalam Kristus‖ (MS 17, 1888, p. 2). Mereka yang berada di rapat tahun 1888 yang merasakan kebutuhan yang paling jelas untuk ditambahkan pada penekanan atas kebenaran oleh iman adalah Ellen G. White, E. J. Waggoner, dan rekan editor lainnnya yakni A. T. Jones. Ada dari mereka yang tidak membagikan keprihatinan mereka. Waggoner dan Jones adalah orang-orang muda secara relatif, dan dianggap adalah orang-orang berambisi oleh orang-orang yang lebih tua. Beberapa merasa takut bahw penekanan atas iman ini mungkin melemahkan doktrin alkitabiah dari pentingnya penurutan. Pemahaman yang salah, oposisi, dan pemisahan mengawani catatan rapat itu. Betapun, banyak yang enggan untuk menerima penekanan baru di akhir tahun 1888 akhirnya merobah sudut pandang mereka. Beberapa tetap melajutkan satu masa untuk melawan penekanan baru itu. Sesudah rapat berakhir, Ellen White, Waggoner, dan Jones mengadakan perjalanan dari Massachusetts ke California, mengkhotbahkan pekabaran kebenaran oleh iman kepada umat, oleh siapa pekabaran itu secara umum disambut. Sebuah pengujian literatur GMAHK yang diterbitkan dari tahun 1890 sampai tahun 1900 mengindikasikan sejumlah besar jilid materi kebenaran oleh iman, termasuk The Desire of Ages, Steps to Christ, Thoughts From the Mount of Blessing, Christ’s Object Lessons, and Patriarchs and Prophets karya Ellen White. Keseluruhan dari buku-buku ini adalah penekanan yang kuat yagn diringkaskan dengan baik sebagai berikut: ―Pengharapan kita satu-satunya kita masa kini adalah didalam kebenaran Kristus yang dihisabkan kepada kita, dan di dalam kebenaran itu kita ditempa oleh Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui kita‖ (Step to Christ, 63). Pergantian abad menemukan GMAHK terlibat di dalam sebuah misi besar luar negeri yang maju yang memerlukansebuah penekanan pada organisasi. Selama dua dasa warsa abad yang baru penekanan pada kebenaran oleh iman adalah kurang dari pada itu di dalam abad ke-19. Prihatin terhadap materi yang baru diungkapkan di tahun 1920an oleh para pemimpin gereja seperti Meade MacGuire, Arthur G. Daniells, Carlyle B. Haynes, dan I. H. Evans. Penekanan yang diperbaharui ini adalah sebuah pernyataan ulangan yang jelas terhadap prinsip-prinsip yang secara begitu kuat diucapkan di tahun 1888 oleh Ellen White dan rekan-rekan sekerjanya, dan itu berpengaruh kuat pada semua tingkatan. Lingkaran khotbah yang berpusat pada Kristus ini diillustrasikan oleh sebuah pernyataan dari W. W.
Prescott di tahun 1929: ―Pekabaran salib adalah kabar baik, kebenaran yang diberkati, yang Allah di dalam Kristus sudah berurusan dengan dosa bahwa itu tidak lagi menjadi sebuah penghalang antara kita dan Allah, bahwa halangan terhadap persekutuan yang sangat intim dengan Allah sudah dihapuskan, dan bahwa anugerah kehidupan kekal sudah dibawa di dalam jangkauan kita. Krsitus yang sudah disalibkan dan bangkit sudah menempa kelepasan dari baik kesalahan maupun kuasa dosa bagi setiap jiwa yang percaya dan dari penderitaan yang mendalam Gethsemani datang sukacita keselamatan. Betapa ajaibnya injil itu! Betapa berbelas-kasihannya sang Juruselamat itu‖ (The Saviour of the World, p. 48). Doktrin kebenaran oleh iman itu dinyatakan di dalam keempat Injil dan di dalam surat-surat Paulus kepada jemaat di Roma dan Galatia. Mujizat-mujizat Yesus menyediakan perumpamaan-perumpamaan bagaimana manusia diselamatkan oleh iman. Banyak dari perumpamaan itu mengajarkan kebenaran oleh iman. Misalnya perumpamaan tentang anak yang hilang mengggambarkan langkah-langkah di penebusan. Perumpamaan tentang jubah pesta pernikahan secara sama mengesankanpara poin ini. Penekanan Yohanes yaitu bahwa kepercayaan menghasilkan kehidupan: ―tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya‖ (Yohanes 20:31). Masehi Advent Hari Ketujuh percaya bahwa pembenaran datang secara ekslusif melaui iman di dalam Kristus. Konsep bahwa seorang berdosa dapat menjadi benar, atau, adil, di hadapan Allah oleh iman di dalam pengorbanan Kristus yang dilakukan demi manusia adalah jantung utama injil. Allah menerima mereka sebagai anak-anak-Nya mereka yang menerima dan percaya di dalam Kristus (Yohanes 1:12–13; 3:3, 16), ―bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya‖ (Titus 3:5). Pembenaran adalah hanya oleh iman sebab itu tidak dapat dicapai oleh perbuatan-perbuatan. Oleh anugerah kamu diselamatkan melaui iman, dan bukan karena dirimu sendiri: Itu adalah anugerah Allah: bukan karena perbuatan-perbuatan, supaya jangan ada orang yang harus memegahkan diri‖ (Efesus . 2:8, 9). Tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapa Allah oleh perbuatn-perbuatan terhadap hukum, tetapi haya oleh iman dialam kuasa Kristus untuk menyelamatkan seroag individu dari dosa dan kematian (Rom. 6:23; Gal. 2:16). ―Orang benar akanhidupoleh imannya‖ (Gal. 3:11). ―Untuk dibenarkan oleh iman, kita harus berdamai dengan Allah melaui Tuhan Yesus Kristus‖; oleh iman kita ―didamaikan dengan Allah‖ (Rom. 5:1, 10). Iman di dalam Kristus melepaskan seorang berdosa dari penghukuman dan membuat itu mungkin bagi orang itu sehingga orang itu dapat berdiri sebgai orang benar di hadapan Allah (Rom. 7:24 to 8:4). MAHK juga percaya bahwa seseorang yang sudah mengalami pembenaran oleh iman di dalam Kristus haruslah melanjutkan untuk ―bertumbuh
13
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 didalam Anugerah, dan di dalampengetahuan akan mana dapat menjadi penjabaran dari konsep perpaduan Tuhan kita dan Juruselamat Yesus Kristus‖(2 Peter antara pembenaran dan penyucian oleh iman. Istilah 3:18). Pembenaran menempatkan kaki seorang pembenaran berasal dari kata Yunani , Kristen di atas jalan setapak keselamatan, penyucian berarti ―tuntutan,‖ ―undang-undang,‖ ―perbuatan aalah proses berjalan sepanjang yang berjalan maju ke benar,‖ ―hukuman keadilan,‖dan ―pernyataan benar‖; dapan menuju kesempurnaan Yesus Kristus. Orang sedangkan kata , ―pembenaran,‖ ―pemulihan yang sudah mengalami pembenaran oleh iman di nama baik,‖ ―pembebasan.‖ Pemakaian kata kerja dalam Kristus tidak ―akan dipenuhi dengan dunia ini,‖ ―membenarkan‖ dalam Alkitab muncul lebih sering tetapi akan ―diubahkan oleh membaharui‖ pikirannya dari pada kata benda ―pembenaran.‖ 2 Jadi (baik pria maupun wanita), saat individu-individu itu pembenaran adalah tindakan ilahi dari menemukan dan menerapkan kepada kehidupan pria pembebasan, menyatakan seorang berdosa yang atau wanita itu ―apa yang baik, dan berterima, dan bertobat dibebaskan dari kesalahan dosa dan yang sempurna, kehendak Allah‖ bagi dia (Rom. 12:1, dipulihkan kepada kemurahan ilahi.3 Pembenaran 2). adalah kebenaran yang dihisabkan kepada orang Jadi, terkait berdosa yang topik pembenaran oleh percaya di dalam iman di kalangan Kristus. Ini GMAHK mengalami dikenal dengan masa perkembangan status baru pemahaman dan seseorang. Allah penekanan yang menghisabkan signifikan. Istilah kebenaran kebenaran oleh iman di kepadanya, Dia dalam gereja ini adalah memandang menyangkut orang itu seperti pengalaman seketika tidak pernah dari pertobatan melalui berbuat dosa iman di dalam Kristus, sebelumnya, yang sering dibicarakan sebab di dalam sebagai ―pembenaran fakta bahwa oleh iman,‖ dan orang tersebut pengalaman seumur sudah memasuki hidup kehidupan orang Kristen, yang juga melalui persekutuan atau hubungan baru dengan Dia. iman di dalam Kristus. Gereja Masehi Advent Hari Inilah penjelasan terkait status yang baru. Iman Ketujuh percaya bahwa kelahiran baru, adalah sesuatu membawa sebuah hubungan yang baru antara hal yang penting, namun itu hanyalah permulaan dari seseorang yang bertobat dan Allah, sesuatu yang tak sebuah pengalaman seumur hidup bertumbuh di dalam pernah akan eksis tanpa iman tersebut. Ketika orang Kristus, terhadap kehidupan seseorang yang berdosa dibenarkan, sebuah proses yang menyesuaikan diri, tahap-demi tahap, dengan menjadikannya serupa dengan Allah dimulai, seperangkat teladan Kristen yang sempurna di dalam sebuah proses yang disebut penyucian. Itu bukan kehidupan Kristus. Penekanan Gereja Masehi Advent hanya pemeliharaan status. Itu bukan hanya bahwa Hari Ketujuh adalah pada fakta bahwa Kristus yang manusia memelihara hubungan itu yang memulaikan sama yang menyelamatkan seseorang melalui latihan hubungan Kristen. Itu bukan hanya berarti iman (pria dan wanita)-nya akan juga menyanggupkan memelihara status pembenaran. Awal sudah orang itu untuk mengembangkan tabiat Kristen, dimulaikan ketika seorang manusia dibenarkan, tetapi demikian juga melaui iman; bahwa keberanan oleh harus ada kemajuan terus-menerus menuju kesucian. iman di dalam Kristus adalah sebuah proses Inilah kehidupan Kristen. Kemajuan itu dibuat oleh berkelanjutan. Pengajaran GMAHK secara jelas iman.4 mengakui dan menekankan bahwa kesanggupan untuk menghidupkan sebuah kehidupan Kristen berasal dari Allah, bukan dari perbuatan-perbuatan diri seseorang Bersambung …. atau bahkan dari pemenuhan dengan hukum moral 1 Allah. Jelas bahwa wujud dari pengudusan adalah ketajaman rohani yang dapat membedakan yang mana kehendak Allah yaitu yang baik dan sempurna dan yang mana yang bukan kehendak Allah (tentu saja 2 Siegfried H. Horn, Seventh-day Adventist Bible Dictionary, rev yang buruk dan tidak sempurna). Dengan demikian ed. (Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association, 1979), salah satu kehendak Allah untuk dihidupkan oleh s. v. ―Justification‖ orang-orang Kristen adalah kesalehan praktis yang 3 Don F. Neufield, ed., Seventh-day Adventist Encyclopedia, 2nd 1
SDA Encyclopedia, rev. ed., s.v. ―Righteousness by Faith‖
rev. ed., s. v. ―justification.‖ 4 Edward W. H. Vick, Let Me Assure You (Mountain View, CA: Pacific Press Publishing Association, 1968), hlm. 52
14
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Bersam
Lanjutan….. Akan tetapi Roma telah memusatkan perhatiannya ke Britania dan memutuskan untuk menguasainya. Pada abad keenam, misionarisnya menobatkan orang-orang kafir Saxon. Orang-orang barbar Saxon kafir yang sombong ini menerima para misionaris Roma, dan mempengaruhi ribuan orang untuk memeluk kepercayaan Romawi itu. Sementara pekerjaan itu maju, para pemimpin kepausan bersama-sama dengan mereka yang telah ditobatkan menhadapi orangorang Kristen primitif. Tampaklah perbedaan yang menyolok. Orang Kristen primitif adalah sederhana, rendah hati, berpegang pada Alkitab dalam tabiat, pengajaran dan sikap, sementara para pemimpin kepausan bersama orangorang Saxon yang sombong ditandai dengan menganut ketakhyulan, kemegahan dan kecongkakan kepausan. Utusan Roma meminta agar gereja-gereja Kristen mengakui supremasi kekuasaan kepausan. Orang-orang Briton dengan rendah hati menjawab bahwa mereka ingin mengasihi semua orang, tetapi paus tidak berhak menguasai gereja, dan yang bisa mereka berikan kepadanya hanyalah sikap tunduk yang berlaku bagi setiap pengikut Kristus. Berkalikali mereka mengusahakan agar orang-orang Kristen ini tunduk kepada kekuasaan Roma. Tetapi orang-orang Kristen yang rendah hati itu, yang heran melihat kesombongan yang diperlihatkan oleh para utusan paus, dengan tegas menjawab bahwa mereka tidak mengenal pemimpin lain selain Kristus. Sekarang nyatalah roh kepausan yang sebenarnya. Pemimpin-pemimpin Roma itu berkata, "Jikalau kamu tidak menerima saudara-saudara yang membawa perdamaian kepadamu, maka kamu akan menerima musuh yang membawa kepadamu peperangan. Jikalau kamu tidak mau bersatu dengan kami untuk menunjukkan jalan kehidupan kepada orang-orang Saxon, maka kamu akan menerima pukulan maut dari mereka." -D'Aubigne, "History of the Reformation in the Sixteenth Century," b. 17, ch. 2. Ini bukanlah gertak sambal. Peperangan, persekongkolan dan tipu muslihat telah
dilakukan terhadap saksi-saksi iman Alkitab ini, sampai Gereja Britania dihancurkan atau dipaksa tunduk kepada kekuasaan paus. Di negeri-negeri di luar kekuasaan Roma, selama berabad-abad telah terdapat kelompok-kelompok Kristen yang tetap hampir bebas seluruhnya dari kebejatan kepausan. Mereka dikelilingi oleh kekafiran, dan dengan berlalunya zaman telah dipengaruhi oleh kesalahankesalahan kekafiran tersebut. Tetapi mereka tetap menganggap Alkitab sebagai satu-satunya ukuran iman, dan berpegang kepada banyak kebenarannya. Orang-orang Kristen ini percaya keabadian hukum Allah dan memelihara hari Sabat hukum yang keempat. Jemaat-jemaat yang memegang iman dan praktek seperti ini terdapat di Afrika tengah dan di antara orang-orang Armenia di Asia. Tetapi dari antara mereka yang menolak pelanggaran kekuasaan kepausan itu, orang-orang Waldenseslah yang berdiri paling depan. Di negeri dimana kepausan telah memantapkan kedudukannya, maka kepalsuannya dan kebejatannyalah yang paling di tentang. Selama berabadabad jemaat-jemaat di Piedmont mempertahankan kebebasan mereka. Tetapi waktunya akhirnya tiba pada waktu Roma memaksa mereka menyerah. Setelah dengan sia-sia berjuang melawan kekejaman Roma, para pemimpin jemaat ini dengan enggan mengakui supremasi kekuasaan kepausan, kepada siapa nampaknya seluruh dunia memberi pengakuan tanda takluk. Namun, ada sebagian orang yang menolak patuh kepada kekuasaan paus atau pejabatpejabatnya. Mereka memutuskan untuk tetap mempertahankan kesetiaannya kepada Allah, dan memelihara kemurnian dan kesederhanaan iman mereka. Maka pemisahanpun terjadi. Mereka yang bergabung pada iman yang dahulu, sekarang mengasingkan diri. Sebagian mereka meninggalkan Alpen, negeri leluhur mereka, dan mengangkat panji-panji kebenaran di negeri asing. Sebagian yang lain mengasingkan diri ke lembah-lembah
15
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 sempit dan celah-celah bukit terjal. Di tempat-tempat ini mereka memelihara kebebasan mereka menyembah Allah. Iman yang selama berabad-abad di pegang dan diajarkan oleh orang-orang Kristen Waldenses sangat bertentangan dengan doktrin palsu yang dikemukakan oleh Roma. Kepercayaan agama mereka di dapat dari firman Allah yang tertulis, sistem Kekristenan yang benar. Tetapi petanipetani yang rendah hati ini, di tempat pengasingan mereka yang tersembunyi dan tertutup dari dunia luar, dan yang harus mengerjakan pekerjaan mereka sehari-hari menggembalakan ternak dan memelihara kebun anggur, belum sampai kepada kebenaran yang menentang dogma dan ajaran gereja yang murtad itu. Iman mereka bukanlah iman yang baru saja di terima. Kepercayaan agama mereka adalah warisan dari leluhur mereka. Mereka merasa puas dengan jemaat kerasulan -- "iman yang telah disampaikan kepada orang kudus" ( Yudas 3). "Jemaat di padang belantara," bukan hierarkhi yang dengan sombongnya bertahta di ibu kota besar dunia, adalah jemaat Kristus yang benar, penjaga kebenaran yang Allah suruh umat-Nya berikan kepada dunia ini. Salah satu sebab utama yang menyebabkan pemisahan jemaat yang benar dari Roma, ialah kebencian Roma kepada hari Sabat Alkitab. Sebagaimana diberitahukan oleh nubuatan, kekuasaan kepausan membuangkan kebenaran itu. Hukum Allah diinjak-injak, sementara tradisi dan adat kebiasaan manusia ditinggikan. Gereja-gereja yang telah di bawah kekuasaan kepausan dari mulanya telah di paksa untuk menghormati hari Minggu sebagai hari kudus. Di tengah-tengah kesalahan dan takhyul yang merajalela itu, banyak yang menjadi bingung, sementara mereka yang memelihara hari Sabat, mereka juga tidak bekerja pada hari Minggu. Hal ini tidak memuaskan para pemimpin kepausan. Mereka di tuntut bukan saja menyucikan hari Minggu, tetapi harus menajiskan hari Sabat. Dan mereka akan mengumumkan dan mencaci-maki dengan bahasa yang paling keras, mereka yang berani menghormati hari Sabat. Hanya dengan melarika diri dari kekuasaan Roma saja seseorang dapat menuruti hukum Allah di dalam kedamaian. Orang-orang Waldenses adalah di antara orang-orang Eropa yang pertama mendapat terjemahan Kitab Suci. (lihat Lampiran). Beratus-ratus tahun sebelum Pembaharuan (Reformasi), mereka memiliki Alkitab dalam naskah bahasa mereka sendiri, mereka memiliki kebenran yang tidak dipalsukan, dan oleh karena ini mereka menjadi sasaran kebencian dan penganiayaan. Mereka menyatakan Gereja Roma sebagai Babilon murtad yang diwahyukan, dan meskipun nyawa mereka di ancam bahaya mereka berdiri teguh menolak kebejatannya. Sementara itu, di bawah tekanan penganiayaan yang berkepanjangan, beberapa orang berkompromi dalam iman mereka, sedikit
demi sedikit mereka menyerah dalam prinsip-prinsip mereka yang jelas. Sebagian yang lain tetap berpegang teguh kepada kebenaran. Selama zaman kegelapan dan kemurtadan, terdapatlah orang-orang Waldenses yang menyangkal supremasi Roma, yang menolak penyembahan patung sebagai pemujaan terhadap berhala, dan yang memelihara hari Sabat yang benar. Mereka tetap mempertahankan iman mereka meskipun di bawah topan oposisi yang ganas. Meskipun dilukai oleh tombak Savoyard dan dihanguskan oleh api Romawi, mereka tetap berdiri tabah walaupun menghadapi marabahaya demi firman Allah dan kehormatan-Nya. Orang-orang Waldenses mendapatkan persembunyian mereka di balik puncak gunung-gunung pertahanan yang tinggi -- yang sepanjang zaman menjadi perlindungan bagi orang-orang yang di aniaya dan yang di tindas. Di sini terang kebenaran itu tetap bersinar di tengah-tengah kegelapan Zaman Pertengahan. Di sini, selama seribu tahun, saksi-saksi kebenaran mempertahankan iman yang mula-mula itu. Allah telah menyediakan bagi umat-Nya satu kaabah kebesaran yang dahsyat, sesuai dengan kebenaran yang sangat besar yang dipercayakan kepada tanggungjawab mereka. Kepada mereka yang dipengasingan yang setia, gunung-gunung itu adalah lambang kebenaran Yehovah yang tak terubahkan. Mereka menunjukkan puncak-puncak gunung yang menjulang tinggi itu kepada anak-anak mereka dalam kebesarannya yang tak berubah, dan membicarakan kepada mereka mengenai Dia yang padaNya tidak ada keadaan berubah-ubah atau bayangan perubahan, yang firman-Nya bertahan tetap seperti bukitbukit yang kekal. Allah telah meletakkan gunung-gunung dan memperlengkapinya dengan kekuatan. Tak ada tangan yang mampu selain tangan Penguasa Tak Terbatas itu, yang dapat memindahkannya dari tempatnya. Demikianlah juga Ia telah menetapkan hukum-Nya, yang menjadi dasar pemerintahan-Nya di surga maupun di dunia ini. Tangan manusia mungkin bisa menangkap sesamanya manusia dan membinasakan hidup mereka; tetapi Tangan itu dapat mencabut gunung-gunung itu dari dasarnya dan melemparkannya kedalam lautan, sebagimana itu dapat mengubah satu perintah hukum Yehovah, atau menghapuskan salah satu janji-janji-Nya kepada mereka yang melakukan kehendak-Nya. Dalam kesetiaan mereka kepda hukum-Nya, hamba-hamba Allah haruslah seperti teguhnya bukit-bukit yang tidak berubah.
Bersambung.....
Ellen G. White
16
EDISI 209-25 OKTOBER 2012
Kesaksian Anak Yang Hilang Kembali Oleh : Imanuel Tanasale Kisah ini Diangkat Dari Kehidupan Pribadi Saya. Saya Dibesarkan dalam Kelurga Kristen yang sangat ketat dalam agama dan aturan-aturan dalam alkitab. Ayah saya seorang militer (TNIAD), yang sangat setia pada Negara dan pada Tuhan. Dia pernah menjadi ketua jemaat. Karena dibesarkan dengan pendidikan militer dengan budaya yang keras, hal itu sangat mempengaruhi kepribadian saya. Saya terkadang tidak betah tinggal di rumah. Seringkali saya hanya pulang ke rumah untuk makan, minum dan tidur, selebihnya saya habiskan dengan anakanak jalanan. Melihat kepribadian saya yang tidak baik tersebut, Ayah saya memasukkan saya ke SLA Wayame (Skolah Advent) dengan tujuan, mungkin di sekolah itu tabiat saya bisa berobah..Ternyata apa yang menjadi impian orang tua saya tdk terwujud. Bukan menjadi baik justru bertambah jahat.. Saya akhirnya dikeluarkan dari SLA Wayame dengan tidak hormat. Mendapat rekomendasi tidak baik dari sekolah asal, maka ketika ketika saya mau melamar ke sekolah lainnya, saya ditolak. Tinggal satu sekolah yang saya belum masukkan lamaran yaitu SMU Penjara 45 Ambon. Pada waktu Melamar ke Sekolah itu saya langsung diterima. Sekolah ini adalah sekolah penampungan anak-anak berandalan yang sudah menjadi sampah masyarakat tapi masih mau sekolah. Ada pengedar narkoba, pembunuh, pencuri dan lain sebagainya. Saat itu saya senang karena bisa bersekolah kembali tetapi kemudian timbul rasa benci terhadap sekolah Advent yang berkelanjutan dengan rasa benci kepada orang Advent. Bahkan ke gereja saja saya merasa muak, selama 3 tahun saya tidak pernah ke gereja. Bahkan sempat muncul dalam hati kalau saya jadi tentara maka saya akan tembak orangorang Advent. Pernah satu kali seorang pendeta melintas di jalan dan saya lempar kepalanya
17
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 dengan batu. Pendeta tu kemudian berbalik dan mengatakan ―pendeta berdoa supaya orang yang melempar pendeta satu saat akan menjadi pendeta‖. Kata-kata itu begitu membekas dalam hati saya.
teman saya yang dibelakang. 1 Peluru 2 Korban.. Jarak penembak den gan kami sekitar 50 meter. Sayapun terjatuh. Untuk 3 tahun lamanya saya kembali berkata sambil berteriak "Tuhan tolong beta jua‖ (Tuhan tolong saya).
Kisah hidup jauh dari Tuhan dengan penuh kebencian kepada umat-umat Tuhan tidak berlangsung lama. Ketika pecah kerusuhan Ambon pada tanggal 19 Januari 1999. Banyak dari antara pihak Kristen maupun muslim menjadi korban. Saya tergabung dalam Pasukan AGAS (Pasukan Cilik sebagai Pasukan pembakar dari pihak Kristen). Pertempuran dalam kota semakin hari semakin panas. Suatu ketika terjadi pertempuran selama 1 minggu, antara batu Merah (Daerah Muslim) dengan Mardika (Daerah Kristen)..
Beberapa orang Pasukan Merah, menolong saya dan langsung menaikkan saya ke sebuah mobil yang langsung menuju ke RS Umum Kudamati Ambon. Saya tertembak pukul 8 pagi.. Waktu tiba di RS saya melihat banyak korban yang tergeletak, bukan di dalam ruangan saja tapi sudah di gang-gang rumah sakit. Korban meninggal hari itu 3 orang, yang luka ringan 123 orang, yang luka parah 68 orang. Saya termasuk dalam 68 orang itu.. karena banyaknya korban yg luka, dokter cuma sedikit jadi mereka cuma mengobati luka saya apa adanya.
Pada hari ketiga pertempuran tanggal 10 Agustus 1999 (hari yang tidak pernah saya lupakan karena hari itu adalah awal mula hidup baru saya) Saya mulai bersiap keluar dari rumah menuju medan perang, tapi tanpa di ketahui ayah saya. Sebelum pergi ayah saya katakan "hari ini kamu jaga mama dengan adik-adik, bapak akan tugas, jangan kemanamana. Saya katakan ―iya‖. Setelah bapak saya pergi, saya membawa keluarga saya ke Pos TNI agar aman, dan saya menuju ke medan pertempuran. Awalnya cuma nonton tapi ketika situasi semakin Panas, saya maju ke depan & mulai ambil senjata dari korban yang jatuh & langsung berhadaphadapan dengan pasukan putih. Tiba-Tiba terdengar bunyi tembakan dari arah pasukan putih. Kamipun (pasukan merah), mulai berlari mencari tempat perlindungan agar terhindar dari tembakan. Selama kerusuhan Ambon, Pasukan Putih menggunkan persenjataan organik, sedangkan Pasukan Merah menggunakan senjata rakitan, pedang, atau senjata organic yang didapat dari membunuh Pasukan Putih /Aparat). Saya dengan beberapa pasukan Merah yan g lain berlindung pada sebuah tembok bangunan yang sudah terbakar.. Ketika akan keluar kembali untuk menyerang balik, perasaan saya sudah mulai tidak enak. Saya melihat 2 orang yang dari pihak Putih mengarahkan senjatanya ke arah kami. Saya cuma berpikir, Banyak orang seperti ini pasti bukan saya. Tiba-tiba seperti ada suara yang keras berteriak di telinga saya ―Tunduk‖. Saya menunduk den gan segera, tidak sampai beberapa detik terdengar bunyi tembakan dan saya merasa ada sesuatu yang liwat di atas kepala saya dengan cepat. Rupanya itu adalah tembakan yang ditujukan kepada saya.. Tapi tidak kena.. tembok yang kena meninggalkan bekas lubang yang cukup besar. Tembakan terus terdengar. Saya melihat salah satu penembak dari pasukan putih itu terjatuh & tewas di tempat.. Tiba-tiba suara dari teman saya di belakang terdengar. "Saya kena tembak ….tolong". Peluru itu kena pada lengannya. Saya cuma kaget dalam hati berkata "Koko rang belakang bisa kena tembak sedangkan saya di depan tidak apa-apa. Pada Waktu saya berlari untuk menolongnya, saya merasa ada sesuatu yang tidak beres pada tubuh saya.. Kaki saya tidak bisa bergerak. Pada waktu saya lihat ke bawah. Ternyata saya juga tertembak. Peluru yang mengenai saya, menembus kaki saya & langsung menuju
Kejadian ini didengar oleh orangtua saya dan mereka tiba di Rumah sakit jam 3 sore. Kaki saya sudah mengalami pendarahan yang cukup parah, sehingga bengkaknya sudah sebesar kaki gajah. Karena kami keluarga militer maka atas perintah atasan, mereka membawa saya ke RST Ambon (Rumah Sakit Tentara). Sejak kerusuhan di ambon, RST sudah dijadikan RS Islam, karena perang dalam kota RS Islam cuma satu yaitu Al Fatah, tapi korban yang sangat banyak akhirnya digunakan RST. Kalau RS Kristen dalam kota ada 3. saya dimasukkan di ruangan UGD, bersama-sama dalam ruangan itu beberapa korban dari Pihak Putih. Pukul 9 malam, saya menjalani operasi pertama.. Jarak kena tembak sampai pada waktu akan dioperasi dengan pertolongan awal yang terlambat mengakibatkan luka saya sudah infeksi, dokter mengatakan saya harus diamputasi, tapi ayah saya katakan kalau saya diamputasi lebih baik saya disuntik mati. Jadi operasi pertama untuk penyelamatan kaki. Pendek cerita... Saya mengalami 3 kali operasi. Operasi Kedua untuk pemasangan platina.Operasi ketiga unt pelepasan Platina... Ada satu hal yang saya ingin ctentang mujisat Tuhan yang terjadi pada saya pada operasi ketiga. Selesai operasi ketiga dijalankan, saya dibawah kembali ke bangsal RS. Pesan dokter bahwa saya harus di donorkan darah secepatnya.. Ternyata setelah tiba di ruangan pasien, mantra yang ditugaskan untuk mendonorkan darah kepada saya tidak memberiknnya. Alasannya bahwa HB saya normal padahal Dokter yang operasi mengatakan HB saya sudah 3 dan terus menurun. Mantri (Muslim) yang bertugas pada waktu itu berniat untuk membunuh saya dengan tidak memberikan donor darah setelah Operasi, saya kehabisan darah. Hasilnya pukul 9 pagi semua organ2 vital pada tubuh saya tidak berfungsi lagi.. Jantung tidak berdenyut, oksigen untuk membantu pernafasan sudah tidak berfungsi, Infus sudah tidak jalan, kaki & tangan saya sudah dingin seperti es.. Ayah saya sudah panik dan marah, untung saja mantri itu sudah melarikan diri, karena ayah saya mencarinya unt dibunuh. Info ini saya daptkan dari ibu saya setelah saya sadar. Tepat pukul 3 siang, dokter datang & melihat keadaan saya. Ketika dokter melihat saya, dia Katakan saya harus segera
18
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 dibawah ke kamar mayat, karena ruangan akan dibersihkan dan pasien yang baru akan masuk. Ibu saya mengatakan kepada dokter sebelum saya di bawah keluar apa boleh berdoa dengan saya untuk yang terakhir kalinya. Mendengar itu Dokter mengizinkannya. Ibu saya meminta salah seorang suster untuk menemaninya di dalam ruangan kemudian suster itu di suruh untuk menggosok telapak kaki saya agar hangat, ibu saya yang menggosok telapak tangan saya.. Sambil itu ibu saya membacakan Yohanes 1:1 kemudian tiup di telinga kiri saya, telinga kanan, dan pada ubun-ubun. Pada saat tiup yang terakhir, tiba-tiba saya langsung menarik nafas panjang. Suster yang menemani ibu saya saat itu kaget dan langsung memanggil dokter. Semua mereka menjadi heran, kenapa saya bisa hidup kembali.. Saat itu juga mereka segera mendonorkan darah kepada saya sebanyak 8 kantung dan menurut keterangan Ibu saya pada waktu itu, setiap satu kantung darah selesai didonorkan saya gemeteran selama sekitar 15 menit.
Saya berusaha untuk menggerakkan kaki saya tapi tidak bisa, jadi saya berenang pelan-pelan hanya menggerakkan kedua tangan tanpa menggunakan kaki... Usaha yang cukup menguras tenaga, adrenalin saya semakin terpacu untuk berjuang hidup.. Akhirnya saya tiba di pinggir pantai. Pada saat saya berdiri, saya melihat ujung telapak kaki kiri saya sudah berputar ke belakang.. Saya terjatuh kembali & meminta pertolongan. Mendengar teriakan minta tolong, beberapa tentara yang berpatroli saat itu, langsung mencari & menemukan saya terbaring di atas pasir..saya diangkat & dibawa kembali ke RST..
Ketika saya menceritakan kisah Ini.. Saya selalu berdoa tanya TUHAN, kenapa saya masih di berikan kesempatan kedua ? Padahal Kehidupan saya di waktu lalu itu jahat... TUHAN sungguh ajaib dalam hidup saya.
Setibanya di Rumah Sakit, mereka langsung menggunkan rontgen untuk melihat kaki saya. Saya mendengar pembicaraan dokter kepada orang tua saya "Kaki anak bapa sudah kembali hancur di tempat yang sama, kami tidak bisa mengobatinya di sini lagi, karena keterbatasan alat, ada baiknya bawa ke Jakarta, untuk sementara kami akan membersihkan lukanya dan pasang gips saja" saya di taruh kembali ke bangsal RST.. Selesai buka sabat, semuanyasangat tenang. Ibu saya melihat saya kemudian keluar dari kamar daan menangis di luar. Ayah saya cuma diam. Untuk menghilangkan stressnya dia baca buku kemenangan akhir. Saya melihat mereka, hati saya hancur.. Apa yang telah saya lakukan?? Orgtua saya sudah berkorban habis-habisan, tenaga, uang, semua untuk keselamatn saya. Tapi apa balasan saya.. Oh Tuhan.. Saya benar-benar anak durhaka.
Setelah lolos dari maut itu, saya berada di RST itu hampir 2 bulan lamanya. Pada waktu akan Pulang ke rumah, kami sudah tidak lagi tinggal di rumah yang lama tapi sudah berpindah ke asrama tentara di Airsalobar. Rumah kami yang Lama sudah terbakar habis. Setelah mulai agak baikan dan sudah mulai sehat kembali, saya kembali kembali kepada kehidupan lama. Kelihatan dari rupa wajah Ayah saya, dia sepertinya sangat kecewa. Satu kali, hari jumat sore, menjelang buka Sabat, saya mau pergi berenang. Asrama kami dekat dengan pantai dan hobby saya berenang. Ibu saya melarang saya dengan mengatakan "Nak..hari inikan hari persiapan, ada baiknya tunda dulu berenangnya". Saya tidak memperdulikan nasihat Ibu. Saya tetap pergi berenang. Hari itu suasana di pantai sangat sepi, cuma saya yang berenang sendiri. Sejak kerusuhan Ambon, terjadi penembakan di laut dan tepi pantai, baik dari pihak Kristen maupun Islam dengan menggunakan Speed boat. Kira-kira Jarak 100 Meter dari garis pantai, tiba-tiba saya melihat sebuah Speed bat dengan kecepatan penuh menuju ke arah saya.. Bukan cuma itu saja, mereka memberikan tembakan yang beruntun. Karena panic, saya berusaha berenang kembali ke daratan, tiba-tiba terdengar dari dalam air sesuatu yang patah, rupanya saya kena tembak. Dengan rasa sakit yang luar biasa dan kehabisan tenaga, saya mulai tenggelam. Dengan melihat ke arah permukaan air, di mana Speed boat itu berputar-putar di atas saya, mereka kemudian pergi. Mungkin mereka mengira saya sudah mati. Pasrah dan hampir putus harapan, saya hampir menyerah. Tapi muncul dalam benak saya saat itu juga "Saya tidak mau mati konyol seperti ini.. Saya harus hidup,, Saya Berdoa dalam hati, kalau Tuhan tolong saya kali ini lagi maka saya akan benar-benar bertobat". Tiba-tiba seperti ada orang yang menggangkat saya dari dasar laut dan saya sudah berada kembali di atas permukaan Air..
Saat itu saya menyadari bahwa saya adalah orang yang paling berdosa di dunia, sudah beberapa kali ditolong Tuhan tapi selalu saja berbuat jahat. Ketika saya Menceritakan Ulang Kisah ini, saya selalu Menangis... Mengapa TUHAN masih tetap mau peduli pada saya yang setiap saat selalu mendukakan hatinya ?.
Karena saya selalu dididik dalam didikan yang keras, seringkali saya merasa ayah saya benci saya, ternyata saya keliru.. Dia sangat mencintai saya. Terkadang TUHAN memberikan Ujian-ujian iman ya g keras, bukan karena marah sama anak-anakNya tapi justru karena Dia sangt mencintai. Saya mulai berkata kepada Ayah saya "bapak saya minta maaf….saya bertobat" Tiba-tiba Ayah saya melempari saya dengan buku Kemenangan Akhir yang sedang dibacanya sambil mengatakan "kamu munafik, waktu sakit bilang bertobat, setelah sembuh jahat lagi, sekarang sudah terbaring lagi di tempat tidur masih belum sadar juga‖ saya membalas kata-katanya "Tidak Bapa kali ini saya benarbenar bertobat….saya akan jadi pendeta" Ayah saya mendekat kepada saya, dia ambil satu gelas air putih kemudian berkata "Bapa akan berdoa dengan kamu, tapi ini yang terakhir….kalau kamu tidak sadar juga, biar Bapa rela Tuhan ambil kamu saja daripada kamu buat keluarga menderita terus " Ayah saya mulai Berdoa, doa yang sangat sederhana tapi tidak pernah saya lupa bunyinya sebagai berikut "YA TUHAN berkati anak saya ini, kalau dia mau mati, mati, tapi kalau dia mau hidup, hidup, dalam nama Tuhan Yesus , amin". Selesai berdoa dia suruh saya minum air yang ada di gelas tapi cuma setengah saja. Sisa air itu
19
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 dia gosokkan pada kaki saya yang luka.. Sambil berkata "besok pagi kita rontgen ulang" Besok harinya, pagi jam 7, ayah saya membawa saya ke RS Polisi Perigilima Ambon. Saya dirontgen pada luka saya.. Setelah itu saya dikembalikan lagi ke RST.. Jam 12 siang ayah saya kembali membawakan hasilnya.. Waktu masuk dengan dokter di ruangan saya, kata peryama yang saya dengar dari dokter ―luar biasa, bekas tembakan pada kaki anak Bapak sudah tidak ada…ini mujizat". Saya disuruh turun, dari tempat tidur dan Ayah saya menyuruh saya untuk jalan.. Awalnya saya ragu tapi saya coba... & berhasil.. puji TUHAN...Satu minggu di RS, Setelah itu saya diperbolehkan Pulang....
Sejak Kerusuhan, saya sudah tidak masuk sekolah. Dua hari sebelum ujian nasional saya masuk sekolah. Pada saat hasilnya diterima, saya piker saya tidak lulus tapi Tuhan bekerja dengan ajaib, saya bisa lulus. Pulang ke rumah.. ayah saya katakan "Sekarang sudah selesai SMU, setelah ini mau kemana?" saya katakan "Saya akan Ke UNKLAB, sekolah pendeta". Ayah saya peluk saya dan dia menangis setelah itu dengan menggunakan kapal laut saya menuju Manado, melanjutkan pendidikan di Universitas Klabat dengan mengambil kependetaan.***
Perubahan Besar Sara dan Ivan Dari Oven ke Freezer Written by Sara-May Colon, age 9 (Diterjemahkan oleh Max Kaway) Abidjan merupakan kota terbesar di Cote d'Ivoire, Afrika Barat. Bahasa utama adalah Perancis, sehingga Ivan dan Sara serta orang tua mereka harus belajar untuk berbicara bahasa Perancis. Cuaca sangat panas di Abidjan dan banyak pohon palem tapi banyak juga nyamuk.
Ivan dan Sara beserta orang tua mereka adalah misionaris di Afrika kurang lebih empat tahun. Ivan berusia 11 tahun dan Sara berusia 9 tahun. Mereka tinggal di kota Abidjan.
Ivan dan Sara menyukai rumah besar mereka di Afrika. Mereka memiliki seekor kucing hitam bernama Shadow. Dan memiliki seekor anjing gembala Jerman bernama Astra yang senang bersahabat dengan Ivan dan Sara. Astra suka bermain dengan anak kucing. Ivan dan Sara juga memiliki dua ekor kura-kura yang bernama Blinky dan Winky. Ivan dan Sara senang bermain dengan anjing dan kucing mereka. Juga, salah satu kesukaan mereka adalah naik sepeda di sekitar blok mereka. Sara suka mengunjungi wali atau penjaga lingkungan pada saat mengendarai sepeda di jalan. Para panjaga lingkungan ini menjaga rumah-rumah siang dan malam sehingga perampok tidak akan masuk ke lingkungan mereka.
20
EDISI 209-25 OKTOBER 2012 Di Afrika sangat panas dan anda tidak perlu mengenakan sweater atau mantel atau celana panjang. Semua memakai pakaian yang berbahan tipis atau pakaian longgar Afrika yaitu gaun yang terasa dingin, atau celana pendek dan kemeja. Pada musim panas tahun di 1992 Ivan dan Sara sekeluarga mengambil cuti ke Amerika Serikat. Apakah Anda tahu apa artinya cuti? Ini berarti bahwa pergi dalam suatu perjalanan liburan selama tiga bulan. Setelah beberapa minggu Ivan dan Sara sangat rindu untuk kembali ke Afrika. Akhirnya waktunya untuk pulang tiba. Mereka senang karena akan segera mengeluarkan barang-barang mereka dari koper dan akan tidur di tempat tidur mereka sendiri. Pada perjalanan pulang dengan pesawat, mereka berkata satu sama lain, "Saya tidak sabar untuk pulang dan bermain dengan hewan peliharaan kita." Ketika mereka sampai ke pintu gerbang mereka di Abidjan, wali, Michel mengatakan, "Bon soir. Bon arrive.." Itu berarti "Selamat malam, selamat datang kembali!" dalam bahasa Afrika Prancis. Ketika penjaga membuka pintu gerbang, Ivan dan Sara berlari, sehingga lupa untuk membawa barang-barang, lalu memeluk anjing dan kucing mereka. Kucing telah benar-benar tumbuh besar! Kemudian mereka baru ingat untuk membawa barang-barang ke dalam rumah. Sekitar 10 menit setelah membawa semua barang-barang ke dalam rumah, telepon berdering. Ayah mengangkat telepon dan mendengar bahwa General Conference memanggil keluarga mereka untuk tinggal dan bekerja di Rusia (Divisi Euro-Asia). Sara dan Ivan berteriak, "Maksudmu, kita akan ke Rusia! Wow?! Perubahan apa ini! Ini akan menjadi seperti pergi dari oven ke freezer!" Sebagai pengganti untuk kembali ke rumah, mereka mulai berkemas untuk pindah dari rumah. Itu sulit untuk Ivan dan Sara. Mereka harus menjual atau memberikan beberapa mainan favorit dan termasuk sepeda kesayangan mereka. Salah satu hal paling sulit yang harus mereka lakukan adalah untuk memberikan anjing Astra, kucing, Shadow, dan membiarkan kura-kura mereka pergi. Tapi hal yang menyenangkan terjadi, ketika berbagi beberapa mainan dan pakaian kepada beberapa anak-anak miskin di lingkungan mereka. Melihat mereka bahagia membuat Ivan dan Sara ikut bahagia. Saatnya telah tiba untuk meninggalkan Afrika dan orangorang baik yang tinggal di sana. Sara mengatakan, "Saya akan kehilangan begitu banyak wali yang begitu baik padaku. Saya juga akan kehilangan Ismael, pembantu rumah kami." Ivan dan Sara akan kehilangan semua, temanteman dari sekolah dan gereja, dan seorang wanita penjual sayuran dan buah-buahan yang ramah di gerbang, yang sering membawa sayuran dan buah-buahan di baskom timah besar di kepalanya. Saat pesawat besar lepas landas, Sara dan Ivan melambaikan tangan selamat tinggal Afrika. Itu adalah suatu penerbangan panjang ke Amerika Serikat. Rasanya agak aneh untuk kembali ke Amerika Serikat begitu cepat setelah cuti.
Ketika mereka sampai ke Amerika Serikat, Ivan dan keluarga Sara pergi dan tinggal di dekat Kantor Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh sedunia, di Silver Spring, Maryland. Ayah dan ibu mengikuti kelas bahasa Rusia di sana. Ivan dan Sara pergi ke sekolah baru. Sebuah sekolah gereja yang besar yang dapat menampung hampir 200 siswa. Sebuah perubahan! Gereja sekolah mereka di Afrika hanya memiliki 9 siswa di seluruh sekolah! Guru Rusia dari Ibu dan ayah mereka datang ke sekolah Ivan dan Sara untuk mengajar bahasa Rusia kepada mereka dan beberapa anak misionaris lain yang juga akan ke Rusia. Bahasa Rusia pasti berbeda dari bahasa Perancis! Jika Anda ingin mengatakan "Halo" dalam bahasa Rusia, anda mengatakan "ZDRAWS-tvitch-ya." Ivan dan Sara beserta orang tua mereka pergi ke toko untuk membeli pakaian hangat untuk persiapan mereka berangkat ke Rusia. Anda lihat, Rusia menjadi sangat dingin pada musim dingin. Wow! Suatu perubahan! Mereka yakin tidak membutuhkan mantel hangat ketika mereka berada di tempat yang panas, Afrika sangat panas! Ketika cerita ini ditulis, Ivan dan Sara masih menunggu untuk berangkat ke Rusia. Mereka bersemangat untuk benar-benar menetap di rumah mereka sendiri lagi. Mereka mungkin akan tinggal di sebuah gedung apartemen yang tinggi di Moskow. Mereka belum melihat mainan dan barang-barang lain yang mereka bawa dari Afrika selama berbulan-bulan. Itu semua telah dikirim ke Rusia. Mereka hanya menggunakan barang-barang yang dibawa dalam koper. "Saya tidak sabar untuk melihat semua barangbarang saya lagi, dan saya berharap bahwa kita bisa mendapatkan beberapa hewan peliharaan baru di Rusia, saya merindukan Astra dan Shadow," Kata Sara. "Saya merindukan rumah besar kami di Afrika dan berenang setiap hari," kata Ivan. Ivan dan Sara bertanya-tanya apakah suasana di Afrika akan seperti di Rusia. Mereka tidak tahu apa yang diharapkan. Suatu perubahan besar akan datang. Namun perubahan tidak semuanya buruk. Mereka akan bertemu teman baru, belajar permainan baru, melihat tempat-tempat baru, belajar berbicara bahasa baru. Mereka tidak akan bosan. Adalah suatu hal baik untuk dapat mengetahui bahwa Yesus adalah teman terbaik mereka. Dia adalah teman terbaik anda juga. Dia TIDAK PERNAH berubah. Dia selalu mengasihi kita dan akan membantu kita untuk dapat menyesuaikan dan melakukannya. Ketika segala sesuatu tampaknya berubah dalam hidup kita, Dia selalu akan bersama kita sampai kita akan terbang ke rumah baru kita di surga. Disana kita bisa menjaga hewan peliharaan kita untuk SELAMANYA. Kita tidak pernah akan harus berkemas dan pindah lagi. Horee!!
________________________________ Source: Empowering Families for Growth & Change: Family Ministries Planbook. Silver Spring, MD; Department of Family Ministries, General Conference of Seventh-day Adventists, 1994.
21