Edisi Oktober 2010
1
Majalah
SUARA ANGKASA
Penanggung Jawab Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos Wakil Kolonel Sus Drs. Mulyono Dewan Redaksi Kol Sus Basuki Mindarwono Kol Adm Prabowo, S.AP Letkol Sus Drs. Bintang Yudianta Letkol Sus Drs. Dwi Budi Haryanto Letkol Sus Lisa M. Tarigan, MSi Pemimpin Redaksi Kol Sus Titiek Purbaningsih Wakil Pemred Mayor Sus Heri Susanto, SS Redaktur Pelaksana PNS III/D Dra. Sri Hatmini Staf Redaksi Mayor Adm Sumadji Kapten Sus A. Muhsin Serma Roslina Tambunan Serda Rineu Octaviani PNS III/A Yulia Himawati, A. Md Desain Grafis Mayor Sus Arsyad Kapitan, A. Md Fotografer Serka Wahyu Hadi Pamungkas Serka Sahrul Kristiawan Serda W. Nugroho Distribusi Letkol Sus Drs. Taibur Rahman Kapten Adm Sri Suminingtri
Masalah-masalah internasional, lingkungan strategis, wilayah perbatasan dan masalah maritim yang terus berkembang menuntut TNI untuk terus mengembangkan kemampuan darat, laut, dan udara yang proporsional agar mampu menghasilkan efek tangkal yang kuat. Tantangan, ancaman, dan gangguan TNI pada awal dekade kelahirannya, memang tidak sama dengan ketika berumur enampuluh lima tahun seperti sekarang ini. TNI yang profesional tidak cukup hanya digaji yang memadai, tetapi harus juga dipersenjatai dengan Alutsista yang canggih dan alat kerja lainnya yang memadai pula. Sebagai penegak kedaulatan Negara di Udara, TNI Angkatan Udara secara bertahap dan pasti terus berusaha memperkuat pertahanan udara Indonesia sebagai tanggung jawabnya kepada bangsa dan negara. Kedatangan tiga pesawat tempur Sukhoi pada bulan September lalu, sebagai wujud nyata hal itu. Dengan bertambahnya tiga pesawat tempur Sukhoi ini melengkapi kekuatan pesawat tempur Sukhoi yang bermarkas di Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin menjadi sepuluh unit. Namun, menurut Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, jumlah ini masih belum bisa dikatakan memadai untuk memberikan daya tangkal pertahanan udara wilayah Indonesia yang demikian luas. Apalagi jika dibandingkan dengan Negara Malaysia dan Singapura yang mempunyai luas wilayah lebih kecil dari Indonesia. Malaysia memiliki 18 pesawat Sukhoi, dan Singapura memiliki 24 pesawat F-15. Untuk itu, Angkatan Udara sudah mengajukan penambahan enam Sukhoi lagi dan konon telah mendapat persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pascareformasi TNI terus berbenah diri menuju perannya sebagai alat Negara yang menjalankan keputusan politik negara. TNI yang profesional adalah muaranya. Namun demikian, mewujudkan TNI profesional tidak bisa dilakukan hanya oleh TNI sendiri. Negara dan seluruh komponen bangsa berperan untuk itu. Dirgahayu TNI!
Alamat Redaksi Dinas Penerangan TNI AU Cilangkap, Jakarta 13870 Telp. (021) 8709156 (021) 8709259 Fax. (021) 8714181 E-mail :
[email protected]
Redaksi menerima kiriman naskah, foto, gambar, dan karikatur dari pembaca sesuai misi majalah ini; naskah diketik 2 (dua) spasi, maksimum 6 halaman quarto 3
12 Kulit Muka: Menhan RI Purnomo Yusgiantoro Mencoba Pesawat Sukhoi
5
Laporan Utama
18
Iptek Tiga Lagi Pesawat Tempur Sukhoi Perkuat Angkatan Udara
30
Hukum Dasar Hukum Pengambilalihan Aktivitas Bisnis TNI
32
Sejarah Mengenang Marsdya TNI (Purn) HM. Soedjono Pelopor Terjun Payung
35
Buku DAUM Sarana Perekat Bangsa
36
Kesehatan Hati-hati ……Bahaya Mengancam di Sekitar Kita
38
Lambangjaau Pengelolaan Risiko Kelelahan (Fatique Risk Management) Pada Pemeliharaan Pesawat Udara
41
Cerpen Aku Kan Setia Menunggu
44
Bintal Memenuhi Panggilan Illahi
46
Antariksa Waspadai Bahaya Sampah Antariksa Tahun 2012
51
Berita Sertijab Sertijab Kadislog Lanud Abd Saleh
55
Berita Daerah Alih Tugas Pejabat TNI AU
80
Ordirga Kejuaraan Nasional Gantolle
82
Tamu Kasau Kasau Terima Athan Perancis
Refleksi 65 Tahun & Profesionalisme TNI
22 Opsdiklat Latma “Teak Iron” Mempererat Tali Persaudaraan TNI Angkatan Udara & USAF
62
Berita Daerah Alih Kodal Pesawat F-27 A-2701
4
Laporan Khusus Memperkokoh Hubungan Kerja SamaTNI AU-USAF
5
I
ndonesia adalah sebuah negara besar dan luas yang terdiri dari ribuan pulau baik kecil maupun besar yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dipersatukan oleh lautan. Sekitar 500 etnis menghuni bentangan pulau-pulau ini dengan beragam ras, budaya, bahasa, dan agama. Letak wilayah Indonesia tepat pada persimpangan dua benua besar yaitu Asia dan Australia serta dua samudera, Hindia
6
dan Pasifik. Hal inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat strategis, kaya akan sumber daya alam dan berpotensi menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni. Nilai kekayaan dan keberagaman Indonesia semakin bermakna dengan adanya satu bahasa pemersatu, bahasa Indonesia. Berbagai suku yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke bisa berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indone-
sia; di balik keberagaman itu tersimpan tantangan sekaligus ancaman yang setiap saat bisa mengemuka. Persatuan dan kesatuan bangsa harus tetap dijaga supaya pembangunan dapat berlangsung dengan aman dan damai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai komponen utama sistem pertahanan negara yang menjaga, memelihara dan mengamankan wilayah NKRI dari berbagai ancaman dan gangguan dari dalam maupun dari luar. Sebagai
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
7
komponen utama pertahanan negara, TNI memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pemerintahan negara untuk mengamankan kepentingan nasional guna mencapai tujuan nasional. Oleh karena itu peningkatan kemampuan TNI harus menjadi perhatian bersama seluruh komponen bangsa, terutama dalam membangun, mempersiapkan, serta mengoperasikan Alutsista dan sumber daya manusia yang dihadapkan dengan luasnya wilayah, spektrum ancaman serta kemampuan anggaran negara. Jati Diri TNI Kalau kita tengok ke belakang pada awal terbentuknya TNI, tidak bisa dipisahkan dari rakyat. TNI lahir di medan perjuangan kemerdekaan 8
nasional sebagai pejuang. Pejuang yang tidak kenal menyerah, mendahulukan tugas dan kewajiban daripada hak, ikhlas berkorban, berbakti dan berjuang sesuai fungsi dan profesinya, tahan dalam penderitaan, serta mengutamakan kepentingan negara dan bangsa. Nilai-nilai itu tetap ada hingga kapanpun sebagai jati diri tentara pejuang. Panglima Besar Jenderal Sudirman pada satu kesempatan perjuangannya berpesan, “anakanakku, Tentara Indonesia, kamu bukanlah serdadu sewaan, tetapi tentara yang berideologi, yang sanggup berjuang dan menempuh maut untuk keluhuran tanah airmu. Percaya dan yakinlah, bahwa kemerdekaan satu negara yang didirikan di atas timbunan reruntuhan
ribuan jiwa-harta benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapa pun.” Sebagai Tentara Nasional, TNI adalah milik nasional yang berjuang untuk kepentingan seluruh bangsa dan tanah air Indonesia, bukan daerah, suku, ras, dan golongan agama. Pada bulan Oktober 1949, ketika akan meninggalkan Yogyakarta menuju Magelang untuk beristirahat karena sakit, Jenderal Soedirman berpesan: “Pelihara TNI, pelihara Angkatan Perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga.” Hal ini ditekankan kembali pada para pemimpin tentara dalam konferensi TKR di Yogyakarta, November 1945, “Tentara tidak boleh menjadi alat suatu golongan atau orang siapapun juga.” Tentara yang
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
digunakan sebagai alat politik suatu golongan tidak akan menjadi profesional sebagai alat pertahanan negara. Pada masa Orde Baru, TNI (pada saat itu ABRI) telah menyimpang dari amanat tersebut karena digunakan untuk alat kekuasaan dan demi kepentingan politik tertentu. Secara jujur, jernih dan obyektif, sebagaimana komponen bangsa lainya, TNI mengakui hal itu sebagai konsekuensi logis dari format politik penguasa saat itu. ABRI segera merumuskan paradigma baru dan melaksanakan reformasi internal tepatnya setelah jatuhnya Orde Baru dan lahirnya Orde Reformasi (1998). Paradigma baru dan reformasi internal pada hakikatnya untuk memposisikan diri TNI secara tepat dan mengoptimalkan perannya dalam tatanan kehidupan nasional bangsa Indonesia. Dengan sadar dan jujur TNI menangkap tuntutan perubahan yang terus berkembang saat itu dengan mengadakan tinjauan reflektif atas perannya di masa lalu dan merumuskan perannya di masa datang. Duabelas tahun reformasi di tubuh TNI, telah menghasilkan beberapa hal signifikan dan fundamental yang berguna tidak saja bagi kehidupan TNI tetapi juga pada sistem politik negara ini. Pada awalnya reformasi hanya ditujukan untuk mencabut Dwifungsi ABRI dan ABRI keluar dari legislatif. Namun pada kenyataannya reformasi dalam tubuh TNI mengalami perkembangan yang sangat penting. Semua ini tidak terlepas dari perkembangan lingkungan strategis pada lingkup global, regional, dan nasional. Reformasi internal yang sudah dan sedang dalam proses, antara lain:
1. TNI telah meninggalkan politik praktis dan berkonsentrasi kepada tugas pokok. 2. Penugasan prajurit TNI di luar institusi didahului dengan pensiun atau alih status. 3. Likuidasi Sospol ABRI dan Babinkar ABRI, penghapusan Sospoldam, Babinkardam, Sospolrem, dan Sospoldim. 4. Penghapusan materi Sospol ABRI dari kurikulum pendidikan TNI. 5. Likuidasi Fraksi TNI-Polri di DPR dan DPRD tahun 2004, dan keberadaannya di MPR yang seharusnya sampai dengan tahun 2009 telah ditinggalkan tahun 2004. 6. Pemisahan TNI dengan Polri. 7. Penyelesaian peraturan perundang-undangan tentang TNI.
8. Validasi organisasi TNI. 9. Revisi Doktrin TNI. 10. Revisi piranti lunak. 11. Komitmen dan konsistensi netralitas TNI dalam Pemilu/ Pemilukada 12. Pemutusan hubungan organisatoris dengan Partai Golkar dan mengambil jarak yang sama dengan semua partai politik yang ada. 13. Penghapusan Posko kewaspadaan, Bakorstranas dan Bakorstranasda. 14. Pengambilalihan bisnis TNI. Secara konsisten TNI tetap menuju ke arah pembangunan TNI sebagai alat pertahanan negara dalam tatanan yang lebih demokratis. Pada beberapa kesempatan para pemimpin negara, seperti Presiden Habibie juga mengingatkan
9
kembali tentang hakikat dan jati diri TNI. Posisi dan kesetiaan TNI kepada rakyat, bangsa, dan negara sangat menentukan kelangsungan dan masa depan Indonesia. “Sejak awal kemerdekaan segenap prajurit Angkatan Bersenjata kita telah menyadari posisinya sebagai prajurit rakyat, prajurit pejuang dan Tentara Nasional Indonesia. Kesetiaan prajurit hanyalah kepada rakyat, kepada bangsa, dan kepada negara. Sebagai Tentara Nasional, TNI akan tetap konsisten membela dan mempertahankan Proklamasi 1945
10
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Profesionalisme Dalam Rencana Strategi Pembangunan TNI Jangka Panjang 20052024, TNI telah merumuskan visi strategis: “Terwujudnya TNI profesional dan modern memiliki kemampuan yang tangguh untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan bangsa dan Negara, serta kelangsungan pembangunan nasional.”
Profesionalisme TNI dapat diukur dari tiga hal, yaitu kompetensi, akuntabilitas dan kesejahteraan. Kompetensi TNI adalah untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dari ancaman militer dan ancaman bersenjata, baik dari alam maupun dari luar. Harus digarisbawahi bahwa TNI yang handal dan kredibel tidak bisa
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
semata-mata dibangun untuk menghadapi konflik internal. Masalah-masalah internasional, wilayah perbatasan, pulau terdepan dan masalah-maalah maritim mengharuskan TNI untuk mengembangkan kemampuan darat, laut dan udara yang proporsional untuk mampu menghasilkan efek tangkal (deterent power). Berpijak dari realitas yang ada dan semangat yang berkobar dalam dada prajurit menjadikan TNI sebagai sebuah kekuatan dan benteng negara yang tangguh. Pada hakikatnya profesionalitas prajurit TNI sangat ditentukan oleh kehendak politik dan dukungan Pemerintah serta adanya tekad dari TNI untuk mewujudkannya. Sesuai Pasal 2 ayat (d) UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI, disebutkan konsep definitif tentara profesional; yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum internasional yang telah diratifikasi.
Prajurit TNI pantang menyerah, menyatu dengan rakyat, cinta tanah air, serta mempunyai semangat juang yang tinggi. Prajurit TNI loyal pada pimpinannya, melaksanakan apa yang diperintahkan negara kepadanya dengan semangat berbakti, loyal serta setia kepada negara dan bangsa Indonesia. Karena itu, TNI mampu menyikapi dengan arif segala keterbatasan dan tetap solid dan tetap berjuang untuk menjaga keamanan negara. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 7 UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI, tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempetrtahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan ganguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, TNI melaksanakan OMP dan OMSP.
Keberhasilam pelaksanaan tugas, TNI sangat bergantung pada perwujudan empat kemampuan pokok TNI yang merupakan kemampuan integratif dari ketiga matra yang profesional. Oleh karena itu, empat kemampuan TNI yang terdiri dari kemampuan pertahanan, kemampuan keamanan, kemampuan intelijen dan kemampuan dukungan perlu dikembangkan dan dibina secara terencana, berkoordinasi, berkelanjutan serta terintegrasi. Untuk mewujudkan daya dan kekuatan penangkal yang tangguh, maka upaya penyelenggaraan pertahanan negara diarahkan melalui pembinaan, pengembangan dan pendayagunaan seluruh kemampuan dan kekuatan komponen utama secara terencana, terarah dan proporsional. Semoga terwujud profil TNI yang profesional dan tangguh. Dirgahayu TNI.*
11
Memperkokoh Kerja Sama
TNI AU-USAF 12
Suara Angkasa, Edisi Oktober 2010
S
etelah mengalami pasang surut, hubungan militer antara RI dan Amerika Serikat (AS) berjalan normal kembali, terutama pascapencabutan embargo militer pada November 2005. Menurut Menhan Purnomo Yusgiantoro, prinsip dasar kerja sama ini adalah kesetaraan dan keseimbangan tanpa ada persyaratan; didasari atas saling menghormati serta tidak ada intervensi, karena Indonesia adalah negara berdaulat. Semua itu berlaku terhadap siapapun dan negara manapun. Untuk mempererat hubungan militer, kedua negara telah memiliki berbagai forum seperti dialog keamanan RI-AS atau IndonesianUnited State Security Dialogue (IUSSD) dan dialog pertahanan RIAS atau US-Indonesian Bilateral Defence Dialogue (USIBDD). Salah satu bentuk implementasi dari IUSSD adalah latihan bersama, pendidikan, operasi, logistik, dan sebagainya. Tak hanya itu, menurut Menhan, ada pula kerja sama militer antara TNI dan US Pacific Command (US PACOM) dalam payung USIBDD sejak 1997. Meski sempat dihentikan, pada 2002 bersamaan dengan embargo yang diberlakukan AS terhadap Indonesia, kini kerja sama TNI dan US PACOM telah kembali berjalan normal.
Masih dalam upaya kerjasama ini, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP, beberapa waktu lalu melakukan perjalanan dinas ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan dari Chief of the Air Staff, United States Air Force, General Norton A Schwartz. Kunjungan ini dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama antar kedua angkatan sekaligus menjalin komunikasi pimpinan Angkatan Udara kedua negara. Di Amerika Serikat, Kasau melakukan beberapa kunjungan kehormatan antara lain menemui Air
University Commander, Lieutenant General Allen Peck, Chief of Staff USAF, General Norton A Schwartz, Air Mobility Command (AMC) Vice Commander, Lieutenant General Vern Findley, Deputy Commander USTRANSCOM, Vice Admiral Mark Harnitchek dan Commander PACAF, General Gary North serta berkunjung ke berbagai satuan operasi taktis dan strategis milik Angkatan Udara Amerika Serikat. TNI AU dan USAF sepakat memperluas hubungan kerja sama dan persahabatan yang saling menguntungkan bagi kedua angkatan. Di samping itu, kedua angkatan juga sepakat untuk meningkatkan alokasi pendidikan baik jenis pendidikan maupun peserta didik di masa yang akan datang. TNI AU menyambut baik dan mengharapkan programprogram kerja sama di bidang pendidikan dan latihan militer (IMET/ International Military Education Training) terus ditingkatkan. Bentuk kerja sama tersebut antara lain melalui Airman to Airman Talks, latihan bersama maupun symposium seperti : Cope West dan Teak Iron, Pacific Air Rally (C-130), Pacrim Air Power Symposium, pengiriman
13
observer pada kegiatan Red Flag, dan Cobra Gold di Thailand, Garuda Shield di Indonesia, Engineering Civic Assistant Program dan Medical Civic Action Program di Philipina, Global Hawk Forum dan Pacific Air Chief Conference di Washington DC. Selain itu juga dibahas kemungkinan kerja sama yang lebih komprehensif yang mencakup beberapa hal seperti ; pendidikan dan latihan, air safety, surveillance dan reconnaissance dalam ruang lingkup analisis prediktif, targetting, dan perencanaan operasi ISR (Intelligence, Surveillance and Reconnaisance Operations) serta
14
Suara Angkasa, Edisi Oktober 2010
program transfer technology dan knowledge. Chief of the Air Staff, USAF, General Norton A Schwartz mengharapkan kerja sama Amerika Serikat dan Indonesia semakin dipererat mengingat secara tradisional, Indonesia dan Amerika Serikat memiliki hubungan erat baik dalam bidang militer maupun nonmiliter. Secara geografis, Indonesia yang berada pada posisi strategis di kawasan Asia Pasifik merupakan salah satu negara yang berpengaruh terhadap stabilitas keamanan di kawasan, disamping, Amerika, China, Rusia, India dan Jepang. Untuk itu, kedua Kepala Staf Angkatan Udara sepakat untuk mengatur pertemuan disela-sela pertemuan Internasional yang sudah diagendakan. Kedua Angkatan Udara menyadari bahwa semakin eratnya kerja sama di ranah militer mencerminkan derajat hubungan bilateral ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu. Tinjau Pusat Latihan Amerika Serikat Kasau juga berkesempatan meninjau fasilitas USAF seperti ; Air Mobility Command, Tanker Airlift Control Center (TACC), fasilitas pemeliharaan F-16/C-130 dan
Software Development Facility, Air Operation Centre, International USTRANSCOM dan 169th Air Craft Control and Warning Squadron (ACWS), 25th Air Support Operation Squadron (ASOS), Sistem Operation and Logistic Support dan Maintenance Depo serta sistem pendukungnya seperti personnel training and personnel support. Di Pangkalan Udara Amerika Serikat, Kasau diperlihatkan kemampuan tempur taktis dan strategis USAF yang memiliki peranan penting dalam menjaga dan mengamankan kedaulatan Amerika Serikat. USAF juga mendemonstrasikan sistematika kerja satuan-satuan dihadapkan pada peran dan tugas dalam mendukung operasi, baik dalam ruang lingkup nasional maupun internasional. Dalam kunjungan tersebut, Kasau yang didampingi oleh Aspam Kasau Marsda TNI Gunpanadi Waluyo dan Koorspri Kasau Kolonel Nav Subarno, menerima penganugerahan Air University’s International Honor Roll dari Air University Headquarters dan Legion of Merit Commander dari Pemerintah Amerika Serikat.
Penganugerahan Air University’s International Honor Roll merupakan penghargaan untuk Kasau karena Kasau merupakan alumnus Air University yang menduduki jabatan penting dan berjasa kepada negara dan bangsanya. Sedangkan penganugerahan Legion of Merit Commander ini merupakan penghargaan atas jasa-jasa Kasau dalam menjaga dan mempererat serta meningkatkan kerja sama dua Angkatan Udara khususnya dan kedua negara pada umumnya.* (Lettu Pnb Oktoberiandi)
15
Konferensi Hanoi
Kepala Staf Angkatan Udara Asean di
K
onferensi ke-7 Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ASEAN (AACC/ASEAN Air Chiefs Conference) dibuka pada hari Jumat, 20 Agustus 2010 di Hanoi, diikuti perwakilan dari 10 anggota negara-negara ASEAN. Komandan Pertahanan Udara dan Angkatan Udara Vietnam, Lee Huu Duc pada kesempatan membuka konferensi itu mengatakan, pertemuan ini untuk memantapkan platform para KSAU ASEAN dalam berkomunikasi dan interaksi satu sama lain, sehingga mampu meningkatkan saling kepercayaan dan kesepahaman. “Angkatan Udara ASEAN saling berkoordinasi secara intensif 16
untuk masalah-masalah keselamatan terbang, SAR, bantuan kemanusiaan dan penanganan korban bencana melalui pertukaran informasi, latihan dan keahlian”, lanjut Duc. Peningkatan kerjasama diantara Angkatan Udara ASEAN ini penting untuk meningkatkan dan mempererat hubungan terutama bidang militer dan pertahanan, guna mewujudkan langkah nyata ASEAN, menjamin keamanan politis di kawasan pada 2015. Tema yang diangkat pada pertemuan ini, “Enhancing cooperation of ASEAN Air Forces for peace, stability and development.” Delegasi dari Brunei dipimpin Kolonel Jofri Bin Haji Abdullah, Komandan AU
Suara Angkasa, Edisi Oktober 2010
Brunei; Kamboja Seung Samag, Komandan AU Kamboja; TNI AU dipimpin Marsekal TNI Imam Sufaat, Kasau; Ketua delegasi Laos Kolonel Khamphat Phimmahaxay, Deputi Direktur Umum AU, Ketua delegasi Malaysia Jenderal Dato Sri Rodzali bin Daud, Kepala Angkatan Udara Malaysia, Mianmar oleh Mayjend Khin Aung Myint, KSAU Myanmar; Ketua Delegasi Philipina Letjen Oscar Rabena, Komandan Umum AU Philipina; Ketua delegasi Singapura, Mayjen Ng Chee Meng, KSAU Singapura; Ketua delegasi Tahiland ACM. Dilok Songgalayanawat Asisten Kasau Thailand; dan Ketua delegasi Vietnam Letjend Le Huu Duc, Komandan Pertahanan dan Angkatan Udara Vietnam. Deputi Menteri Pertahanan Vietnam Letjend Nguyen Chi Vinh yang ikut hadir pada konferensi ini, dalam sambutannya menekankan, sekarang, kita menuju fase baru kerjasama dalam menghadapi tantangan keamanan, khususnya isu-
isu non-tradisional di kawasan. Nguyen Chi berharap para Kepala Staf Angkatan Udara se-ASEAN mampu melahirkan ide-ide dan langkah konkrit untuk meningkatkan dan mempererat hubungan militer sesuai kapasitasnya. Sesuai agenda konferensi, para utusan focus pada temanya, yaitu meningkatkan kerjasama AU ASEAN untuk perdamaian, stabilitas dan pembangunan serta mempertimbangkan pertukaran para perwira
muda Angkatan Udara, setiap tahun. Jika hal ini disetujui oleh para Kepala Staf, Vietnam menawarkan diri sebagai tuan rumah untuk pertama kalinya, tahun depan, 2011. Konferensi Kepala Staf Angkatan Udara ASEAN ini dilaksanakan setiap tahun, pertama (2004) di Thailand, tahun 2005 di Malaysia, Indonesia (2006), Philipina (2007), Singapura (2008), Brunei (2009), dan tahun 2010 ini di Vietnam.*
17
18
Suara Angkasa Edisi Oktobr 2010
Sukhoi Perkuat Angkatan Udara Tiga Lagi Pesawat Tempur
T
iga unit pesawat tempur Sukhoi Su-27 SKM baru saja tiba memperkuat pertahanan udara Indonesia. Dua unit pesawat tiba di Lanud Sultan Hasanuddin pada hari Jumat, 10 September 2010; menyusul kemudian satu unit yang tiba pada hari Rabu, 15 September. Dengan tambahan tiga pesawat ini, Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin memiliki sepuluh unit pesawat Sukhoi yang datang secara bertahap. Tahap pertama, tahun 2003, empat pesawat Sukhoi masing-masing dua pesawat Su-27 SK dan dua Su-30 MK. Tahap kedua tahun 2008 dan awal tahun 2009, tiga unit pesawat Su-30 MK. Tahap tiga, tiga unit pesawat Su-27 SKM
yang baru saja tiba. Tiga pesawat tempur buatan KNAPO (Komsomolsk Amure Aircraft Production Association) ini diangkut dengan pesawat Antonov AN-124-100 dari Rusia tiba di Lanud Sultan Hasanuddin yang disaksikan oleh Pangkoopsau II Marsda TNI R Agus Munandar, Pangkosekhanudnas II Marsma TNI Abdul Muis, Kepala Staf Koopsau II Marsma TNI Ida Bagus Anom, Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Agus Supriatna, Asops Kas Koopsau II, Komandan Wing 5, para Kepala Dinas dan Komandan satuan jajaran Lanud Sultan Hasanuddin serta tim dari Mabes TNI Jakarta. Penurunan pesawat beserta ratusan koli komponen lainnya dari badan
Antonov ini memakan waktu sekitar tiga jam. Pada awal kedatangannya di Indonesia, pesawat Sukhoi ditempatkan di Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, Madiun. Penempatan ini hanya sementara saja. Tahun 2005 burungburung besi itu dipindahkan ke Skadron Udara 11, Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar yang menjadi home basenya hingga sekarang. Kedatangan pesawat tempur Sukhoi ini disertai juga tim dari Rusia yang terdiri dari 3 orang pilot , 11 orang tim waranti, tim assembling 12 orang dan 1 orang the specialist of air craft, I orang the specialist of JPC Sukhoi, serta 9 orang the specialist enterprice sub contractor dan 3 orang the representative of state corporation rostechnology. Sayang, tiga orang pengawas perakitan pesawat tersebut tewas akibat mengonsumsi minuman
19
beralkohol. Perakitan pun tetap dilanjutkan hingga pesawat-pesawat tersebut siap menjalani test flight (uji terbang). Selama dua hari, dua pesawat tempur Sukhoi Su-27 SKM menjalani test flight. , Jumat (17/9) dan Senin (20/ 9) dengan pilot Alexander Demchenco dari Rusia. Kegiatan berjalan lancar dan sukses. Uji terbang dilaksanakan selama kurang lebih satu jam, diawali dengan briefing yang dihadiri oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Agus Supriatna, pilot uji terbang, Kadisops, Komandan Skadron Udara 11, serta petugas PLLU dan meteo Lanud Sultan Hasanuddin. Test flight yang pertama dimulai pukul 08.48 Wita, disaksikan oleh Pangkoopsau II Marsda TNI R. Agus Munandar, Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Agus Supriatna, tim dari Mabes TNI AU dan Mabes TNI. Test flight yang kedua dilaksanakan hari Senin (20/ 9), dimulai pukul 07.31 hingga 08.05 Wita. Pesawat bermanuver di atas Kota Makassar, Maros, Takalar, dan sekitarnya. Kali ini disaksikan Danlanud Sultan Hasanuddin, Dan Wing 5 Kolonel Pnb. Mujianto, tim Mabes TNI dan Mabes TNI AU, serta pejabat-pejabat Lanud Sultan Hasanuddin lainnya. Pesawat-pesawat yang sudah selesai dirakit, sudah menjalani test flight selanjutkan diserahterimakan kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Pertahanan, dilanjutkan ke Panglima TNI, kemudian diserahkan kepada TNI AU, tanggal 27 September lalu. Tujuh pesawat, tiga diantaranya yang baru saja tiba dari Rusia tampil dalam rangka peringatan ke-65 Hari Ulang Tahun TNI, di Jakarta. Pesawat-pesawat tersebut melakukan fly pass (terbang lintas) di depan hadirin tepat pada tanggal 5 Oktober. Meskipun kini, TNI AU telah memiliki sepuluh unit pesawat Sukhoi, 20
penambahan akan terus diupayakan hingga memenuhi satu skadron udara. Menurut Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, jangka panjang TNI AU menargetkan 16 pesawat Sukhoi, berarti masih enam lagi penambahannya dan penambahan ini juga sudah mendapat persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Masih menurut Kasau, jika dibandingkan dengan wilayah udara nasional, 10 pesawat Sukhoi yang ada belum memadai. Beliau membandingkan kekuatan pertahanan udara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura yang luas wilayahnya lebih kecil, namun Malaysia memiliki 18 pesawat Sukhoi dan Singapura memiliki 24 pesawat F15. Untuk itulah dalam jangka panjang TNI Angkatan Udara menetapkan menambah enam pesawat jet tempur Sukhoi. Seiring penambahan dan pengadaan pesawat Sukhoi, TNI AU telah mengirimkan calon penerbang, dan teknisi Sukhoi ke Rusia dan China sebagai salah satu operator Sukhoi.*
Suara Angkasa Edisi Oktobr 2010
21
”Teak Iron”
Latma Mempererat Tali Persahabatan TNI Angkatan Udara & USAF
L
atihan Bersama (Latma) antara TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan United States of Air Force (USAF) dengan sandi Teak Iron 2010 kembali digelar di Lanud Husein Sastranegara, pertengahan Juli silam. Latihan yang dilaksanakan selama dua minggu ini dibuka oleh Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel Penerbang Asep Adang Supriyadi, bertempat di Wisma Sompil Basuki, Bandung, dan diikuti oleh perwakilan dari masing-masing negara. Diawali dengan site survey dan planning conference pada bulan Februari 2010 dan sejumlah pertemuan untuk memantapkan rencana pelaksanaan Latma ini. TNI AU diwakili oleh beberapa kesatuan yaitu Skadron Udara (Skadud) 31, Skadud 32, Makorpaskhasau, Batalyon 461 dan 464 Paskhasau, Lanud Halim Perdanakusuma, Lanud Husein Sasatranegara, Lanud Sulaiman, Depo Pemeliharan 10 serta observer dari Mabesau, dengan jumlah keseluruhan mencapai 150 personel. USAF sendiri diwakili oleh Special Operations Group 353 yang berpangkalan di Kadena Air Base, Okinawa, Jepang, Special Tactics Squadron 320, serta didukung oleh satu pesawat Herkules MC-130 dengan jumlah personel 110 orang.
22
Suara Angkasa Edisi Oktobr 2010
Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi yang juga selaku Direktur Latihan (Dirlat) mengungkapkan, latihan yang berlangsung cukup lama ini secara keseluruhan sukses dilaksanakan, ukurannya jelas; dari maksud dan tujuan pelaksanaan Latma secara keseluruhan dapat tercapai. Latihan bertujuan untuk mempererat persahabatan dan memperkokoh hubungan baik antara TNI AU dan USAF, serta secara khusus meningkatkan kemampuan dan profesionalisme personel yang terlibat latihan ini baik taktik maupun teknik operasi udara, seperti penerjunan pasukan. Latihan kali ini merupakan kali kedua digelar di Lanud Husein Sastranegara. Fokus latihan pada distribusi logistik dan penerjunan personel. Senada yang dikemukakan oleh Dirlat, Major Richard Gunn, Mission Commander USAF, menegaskan pula latihan yang digelar di Lanud Husein ini merupakan rangkaian latihan yang telah direncanakan sebelumnya, “Next
year we have three exercises that will be held again”, tambah Major Richard Gunn dalam sesi wawancara dengan sejumlah wartawan dari media massa baik cetak maupun elektronik yang meliput Latma ini. Night Flight dan Free Fall Dengan jadwal yang telah tersusun padat, rencana latihan penerbangan dan penerjunan berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan, beberapa memang mundur dari jadwal mengingat cuaca kota Bandung di minggu kedua pelaksanaan latihan kurang bersahabat. ”Safety and security harus selalu menjadi pedoman dalam menuntaskan misi latihan”, tegas Kepala Dinas Operasi Lanud Husein S., Letkol Nav Triswan Larosa, S.Sos., yang setiap harinya menjadi perpanjangan Dirlat guna mengawasi kesuksesan dan keamanan dalam latihan ini.
Setiap kali memulai misi penerbangan dan penerjunan, selalu didahului dengan briefing dari masingmasing seksi yang terlibat seperti crew pesawat, seksi meteorologi, pengawas Lalu Lintas Udara (PLLU), base rescue, serta Paskhas terkait dengan pelaksanaan penerbangan, yang dijadwalkan setiap pukul 13.00 WIB. Materi briefing yang memuat mission plan
23
ning harus disepakati kedua belah pihak guna mencegah insiden atau accident yang mungkin terjadi. Latihan penerjunan melibatkan special forces kedua Negara; diterjunkan pada waktu yang telah ditetapkan termasuk malam hari dengan tema latihan terjun static dan freefall pada ketinggian 3100 feet untuk HALO dan HAHO sekitar 10.000 ft/12.200 ft. Prajurit Paskhas mendapat kesempatan untuk ‘mencicipi’ terjun dari pesawat Herkules USAF MC-130, yang
24
dipenuhi peralatan berteknologi tinggi. MC-130 termasuk pesawat jenis combat talon dilengkapi berbagai instrument yang salah satu kemampuannya memungkinkan pesawat mendarat tanpa dibantu lampu penerangan, yang biasanya dinyalakan untuk membantu penglihatan pilot saat landing pada malam hari. Ground School Sementara pelaksanaan latihan penerbangan dan penerjunan, berlangsung pula sesi kelas yang cenderung bersifat information sharing, diisi berbagai materi seperti penanganan evakuasi medik udara, instrument approach, dan electricity. Medical Services dari USAF sharing informasi tentang kesiapan personelnya ketika bertugas di operasi militer dalam keadaan darurat
Suara Angkasa Edisi Oktobr 2010
sementara versi ICAO berada pada titik 250 dengan radius 4,2 nm. Selain itu kecepatan approach USAF 140 knot/speed thrasehold dan ICAO 180 knot.
perang. Pada kelas ini hadir sekitar tiga puluh Wara yang sedang menjadi siswa Poltekkes TNI AU Ciumbuleuit dan personel Rumkit dr. Salamun di bawah komando Letkol Kes Erlina. Secara seksama mereka memperhatikan paparan yang disampaikan oleh TSGT Mellisa Worley, SSGT Cesar Chaves, dan SSGT Billings tentang alat-alat yang digunakan pada pertolongan pertama ketika menangani pasien di medan pertempuran. Peralatan medis yang dibawa oleh personel USAF sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang seharusnya dibawa dalam kondisi darurat perang oleh personel kesehatan TNI AU. Bedanya, peralatan medis mereka dikemas dalam empat kantong besar memuat seluruh ‘barang’ yang disusun rapih dalam saku-saku kecil bagian dalam dan luar kantong utama.
Suasana semakin menghangat ketika peserta ground school dibagi menjadi tiga grup untuk praktik menggunakan peralatan medis yang mereka bawa. Tiap-tiap kelompok diberikan masalah bagaimana menangani pasein yang, misalnya, terkena patah tulang di tangan dan kaki. Menurut Letkol Kes Erlina, penanganan pertama untuk korban perang hampir sama, hanya memang fleksibilitas dan kelengkapan alat yang lebih modern yang sangat praktis, belum semua dimiliki TNI AU. Sebagai contoh electrodes defibrillation atau alat pendeteksi detak jantung yang cukup ditempelkan di dada dan punggung pasien, untuk kemudian dihubungkan ke monitor. Alat ini cukup mahal, terlebih hanya sekali pakai. Materi kelas lainnya tentang instrument approach, disampaikan oleh Major Specht dibantu oleh SGT Koons dari US Air Force. Sharing informasi yang disampaikan antara lain prosedur masuk ke terminal aerodrome oleh para penerbang USAF menggunakan Terminal Instrument Procedures (TERPS) sementara untuk prosedur penerbangan internasional menggunakan system dari International Civil Aviation Organization (ICAO). Perbedaan itu misalnya terletak pada saat bank angle atau ketika memutari runway, pilot USAF menggunakan titik 30 0 dengan radius VOR 1,7 nm
Fun Games Dua minggu bukanlah waktu yang pendek dalam pelaksanaan latihan bersama “Teak Iron” antara TNI Angkatan Udara dengan US Air Force. Untuk menghilangkan, paling tidak mengikis, kepenatan setelah dua minggu mendukung pelaksanaan latihan, diadakan fun games berupa olahraga bersama antara TNI AU dan prajurit USAF; bola voli, basket, dan futsal, yang digelar di lapangan olah raga Lanud Husein Sastranegara. Seusai upacara penutupan di Wisma Sompil Basuki, para personel langsung menuju ke lapangan voli dan basket di sebelah lapangan apel. Grup “dadakan” yang terbentuk berupa campuran pemain TNI AU dan USAF. Untuk olahraga basket Amerika memang jagonya, tapi untuk voli, walaupun bukan pemain utama yang turun, prajurit TNI AU masih lebih lincah dibandingkan tentara USAF. Yang menarik, ketika tim futsal bermain di lapangan futsal, depan Masjid Al Mu’minun, tidak ada wasit yang memimpin jalannya pertandingan, belum lagi tidak ada batasan waktu, sehingga kurang lebih dua jam kedua tim bermain tanpa ada bunyi peluit dari wasit dengan pergantian pemain yang tanpa henti. Hebatnya bila pemain TNI AU berganti pemain satu orang saja, tim USAF bisa langsung empat orang sekali ganti pemain. Yang jelas very exhausted komentar pemain USAF, tetapi mereka mengakui, benar-benar menikmati fun games kali ini, karena keesokan harinya seluruh personel USAF yang terlibat latihan harus sudah redeploy ke pangkalan mereka di Kadena Air Force Base, Okinawa, Jepang.* (Pentak Lanud Husein Sastranegara) 25
Latma Rajawali Ausindo
2010
Meningkatkan Kemampuan Penerjunan Cargo
D
alam upaya mempererat hubungan antara TNI Angkatan Udara dengan RAAF (Royal Austra lian Air Force) serta untuk meningkatkan kemampuan dan interoperability dalam latihan dan operasi bersama, TNI Angkatan Udara dan RAAF menggelar Latihan Bersama (Latma) Rajawali Ausindo 2010 yang berlangsung di Training Area Darwin Air Base Australia dari tanggal 9 sampai 13 Agustus 2010. Berikut wawancara dengan Kolonel Pnb Emir Panji Dermawan, Ketua Delegasi TNI AU yang sehari-hari menjabat sebagai Paban III/Lat Sopsau. -Tanya : Bagaimana pelaksanaan Latma Rajawali Ausindo tahun 2010? +Jawab : Pelaksanaan latihan sangat baik sesuai dengan rencana yang dibuat. Jadi kegiatan ini untuk home base dilaksanakan di Darwin Australia, (DZ) dropping zone-nya dilaksanakan di daerah Delamere. Delamere ini posisinya didekat Tindall, sekitar satu jam penerbangan pesawat Hercules dari Darwin. -Tanya : Sejauhmana koordinasi dalam latihan? +Jawab : Untuk melaksanakan latihan, sebelumnya kita sudah mengadakan planning conference mulai dari initial planning conference dilaksanakan di Darwin dilanjutkan dengan site survey. Setelah itu juga melaksanakan rapat 26
tentang skenario, safety juga dibahas, selain itu juga masalah pergerakan pesawat seperti membawa pesawat ke sana, crew, serta aministrasi personel Koordinasi tersebut sudah dilaksanakan sebelum latihan. Pada pelaksanaan latihan seperti brifing tentang penerbangan juga dilaksanakan. Jadi siapa melakukan apa tentang penerbangan, ketinggian, interval waktu serta tentang bagaimana kalau terjadi emergency, semua sudah dilaksanakan. Materi latihan yang dilaksanakan meliputi penerjunan barang/cargo dan proses persiapan/pengepakan barang yang diterjunkan. Penerjunan barang/ cargo tersebut terdiri atas penerjunan CDS (Cantainer Delivery System) dan penerjunan heli box.
box ini penerjunan berupa kotak yang beratnya 7 kg, namun kotak ini diberi seperti baling-baling di atasnya sehingga pada saat dilepas dari pesawat tidak jatuh bebas. Untuk penerjunan CDS ini, di pesawat Hercules itu ada rel, karena barang ini cukup berat sekitar 600 kg, setelah sampai di daerah penerjunan, cargo/barang diterjunkan dengan diluncurkan melalui rel tersebut yang keluar melalui rampdoor dan parasut otomatis akan membuka sehingga turun ke sasaran. Untuk CDS ini ketinggiannya sekitar 600 feet, sedang heli box sekitar 200 feet.
-Tanya : Teknik penerjunannya bagaimana? +Jawab : Secara umum tekniknya sama, yang perlu kita soroti adalah masalah safety-nya. Yang bisa kita bandingkan dengan Australia adalah mereka dalam melaksanakan penerjunan tersebut, personelnya dilengkapi dengan helm dan harnes untuk keamanan, sedang kita hanya diikat dengan tali pengaman saja. Kedepan kita perlu lengkapi peralatan safetynya, sehingga kalau kita melaksanakan latihan seperti ini, maka personel yang
- Tanya : Mekanisme latihan bagimana? + Jawab : Ini latihan untuk penerjunan barang atau cargo, jadi yang dilatihkan dalam Rajawali Ausindo adalah melaksanakan penerjunan CDS (Container Delivery System) dan penerjunan heli box. Mekanismenya adalah dari home base di Darwin menuju ke sasarannya di daerah Delamere dekat Tindall melaksanakan penerbangan navigasi, saat sampai di sasaran langsung melaksanakan penerjunan CDS. CDS adalah sistem pengedropan cargo/barang yang dilakukan dengan menggunakan parasut, setelah itu melaksanakan penerjunan heli box. Heli 27
akan melaksanakan penerjunan menggunakan helm yang dilengkapi dengan harnes dan parasut, sehingga kalau terjadi apa-apa bisa terjun dengan mencabut parasut. -Tanya : Berapa sorti dalam latihan tersebut? +Jawab : Setiap hari kita melaksanakan dua sorti yaitu pagi dan siang. Dalam setiap sorti kita melaksanakan penerjunan satu CDS dan enam heli box. Untuk sorti siang kita sama melaksanakan seperti itu, jadi setiap hari dua sorti untuk TNI AU,
28
demikian pula Australia juga sama dua sorti. Untuk pengaturan intervalnya tujuh menit setiap pesawat, jadi pada hari pertama misal mereka yang terbang dulu, setelah tujuh menit baru kita. Kemudian siangnya gantian kita yang terbang dulu lalu mereka terbang tujuh menit setelah itu. Mekanisme seperti itu bergantian. Latihan yang melibatkan satu pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh dan satu C-130 Hercules RAAF ini, sasarannya adalah terciptanya profesionalisme penerbang TNI AU khususnya dalam melaksanakan tugas
penerbangan keluar wilayah Indonesia, terciptanya saling pengertian dan meningkatnya profesionalisme personel pelaksana serta mengetahui tentang situasi dan kondisi RAAF Air Base di Darwin. Tanya : Bagaimana tanggapan tentang latma tersebut? +Jawab : Latihan ini sangat baik karena akan mempererat hubungan antara TNI Angkatan Udara dengan Angkatan Udara Australia, juga untuk para pelakunya akan meningkatkan kemampuan khususnya dalam
Suara Angkasa Edisi Oktobr 2010
melaksanakan pengedropan dan penerjunan cargo/barang. Selain itu, dengan adanya latihan di Australia ini, kita juga akan tahu betapa sulitnya medan yang ada di sana, karena sangat berbeda dengan medan di Indonesia. Disana alamnya sangat datar, bergurun sehingga sejauh mata memandang yang ada hanya gurun, rata tidak ada ketinggian jadi terkesan monoton, sehingga kalau untuk melakukan penerbangan, jika tidak didukung peralatan maka sangat mudah tersesat, close orientasi. Ini pengalaman melaksanakan penerbangan disana, jadi sangat berguna. -Tanya : Tanggapan penerbang Australia terhadap penerbang TNI AU bagaimana? +Jawab : Mereka menilai kita sangat profesional, terlihat dari pernyataan mereka, karena kita pada
kenyataannya dapat melaksanakan latihan sesuai dengan yang direncanakan. Bagi mereka, melaksanakan latihan penerjunan seperti itu sudah berulang kali di daerah tersebut. Namun bagi penerbang TNI AU pada saat pertama kan belum tahu dan sangat sukar menemukan DZ karena semua rata, tidak ada suatu check point yang bisa dijadikan patokan, sehingga menemukan DZ itu merupakan suatu keahlian tersendiri bagi penerbang TNI AU. Dengan medan seperti itu, dan kita hanya sekali saja melaksanakan, mereka sangat salut kepada penerbang-penerbang TNI AU. -Tanya : Fungsi penerjunan untuk apa? +Jawab : Ini sebenarnya bukan untuk pertempuran, namun lebih
difokuskan pada bantuan kemanusiaan, jadi seperti memberikan bantuan di daerah yang tidak bisa dilandasi pesawat dan harus dilakukan pengedropan dari udara. Kalau untuk pertempuran taktiknya berbeda. -Tanya : Manfaat apa bagi penerbang kita? +Jawab : Menurut saya sangat banyak manfaat yang diperoleh bagi penerbang TNI Angkatan Udara, tidak hanya dari latihan itu, namun juga dari diskusi tentang hal-hal yang belum kita ketahui, juga masalah-masalah dari pesawatnya itu sendiri, serta tentang sistem pengedropan maupun pengepakan barang yang diterjunkan. Walaupun kita secara umum sudah mengetahui, namun ada pengalaman baru yang didapat dalam latihan ini.* (Bin)
29
Dasar Hukum Pengambilalihan Aktivitas Bisnis TNI Oleh Mayor Sus Bambang Siswoko, SH (Kasi Bankumblikorps Diskumau)
A
manat Undang Undang TNI Nomor 34 Tahun 2004 pasal 76, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak berlakunya undangundang ini, pemerintah harus mengambilalih seluruh aktivitas bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh TNI baik secara langsung maupun tidak langsung. Tata cara dan ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaannya diatur dengan keputusan presiden. Sebagai realisasi amanat undang-undang tersebut telah terbit Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2009. Pengambilalihan seluruh aktivitas bisnis TNI mendasarkan pada Peraturan Presiden nomor 43 tahun 2009 pasal 3 yaitu pengambilalihan aktivitas bisnis yang dimiliki dan dikelola secara langsung oleh TNI. Hal ini sudah lama tidak ada sebagai contoh Lembaga Penerbangan Nurtanio yang berubah menjadi IPTN dan akhirnya PT DI, PT Pindad dan PT PAL sudah dikelola oleh negara yang dalam hal ini BUMN; sedangkan bisnis yang tidak langsung yaitu koperasi, yayasan serta pemanfaatan BMN ditata bukan diambilalih karena koperasi diatur dengan UndangUndang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 dan yayasan diatur dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004. Koperasi dan yayasan serta pemanfaatan BMN di lingkungan TNI ditata sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 22 Tahun 2009 dan Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/93/XII/ 2009, serta Permenku Nomor 96/PMK 06/2007 serta Nomor 23/PMK 06/2010 yang pada intinya mengatur sebagai berikut : 30
a. Koperasi 1) Kedudukan organisasi koperasi di lingkungan TNI tidak berstatus struktural tetapi berada di luar struktur organisasi TNI, dan merupakan organisasi yang bertugas pokok dalam rangka membina dan menunjang kesejahteraan anggota dan keluarganya. Komandan satuan membantu meningkatkan kesejahteraan anggota melalui koperasi sesuai dengan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga koperasi. 2) Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Masa jabatan pengurus paling lama 3 tahun dan bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa. 3) Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, bertanggung jawab kepada RAT dan bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan pengelolaan koperasi serta membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. 4) Pengelola kegiatan usaha koperasi dijabat oleh PNS TNI maupun tenaga profesional. 5) Usaha Koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan anggota, pengelolaan usaha kopersi harus dilakukan produktif, efektif dan efisien serta mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha yang wajar
6) Koperasi di lingkungan TNI dapat memiliki saham dalam suatu badan usaha Perseroan Terbatas (PT) dengan catatan tidak boleh 100 % atau melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain dengan persetujuan Rapat Anggota. b. Yayasan 1) Dalam penataan yayasan unsur-unsur yang ditata dan disesuaikan dengan undang-undang yayasan adalah organisasi, organ yayasan (pembina, pengurus dan pengawas) serta kegiatan. Sedangkan kriteria yayasan berbadan hukum adalah pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 yang antara lain menyebutkan sebagai berikut :
Suara Angkasa Edisi Oktobr 2010
a) Telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam tambahan berita Negara RI dan mempunyai izin melakukan kegiatan dari instansi terkait. Serta wajib menyesuaikan anggaran dasarnya paling lambat tiga tahun setelah undang-undang tesebut berlaku. b) Yayasan yang tidak memenuhi ketentuan pada ayat a tersebut di atas, dapat memperoleh status badan hukum dengan cara menyesuaikan anggaran dasarnya dengan undang-undang yayasan dan mengajukan permohonan kepada menteri paling lambat 1 (satu) tahun setelah undang-undang tersebut berlaku, dan yayasan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya tidak dapat menggunakan kata “Yayasan” dan dapat dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan atas permohonan kejaksaan atau pihak yang berkepentingan. 2) Yayasan di lingkungan TNI diluar struktural dan badan usaha yang dimiliki yayasan dilakukan penataan disesuaikan dengan undang-undang; yayasan dengan kriteria layak, tidak merugi dan mempunyai prospek yang baik. 3) Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/93/XII/209 tanggal 31 Desember 2009 pasal 27 penataan badan usaha yang didirikan yayasan dapat dilakukan melalui penggabungan atau pembubaran badan usaha sesuai dengan hasil penggabungan atau pembubaran yayasan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4) Keuntungan yang diperoleh badan usaha yang didirikan yayasan hanya diperuntukkan bagi tujuan yayasan, dan yayasan dilarang melakukan penyertaan modal dalam berbagai bentuk usaha lebih dari 25% kekayaan yayasan.
c. Pemanfaatan BMN Koperasi dan yayasan dapat memanfaatkan BMN sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dalam rangka penataan bisnis langsung maupun tidak langsung di lingkungan TNI. Bisnis langsung yang dikelola TNI sudah tidak ada lagi namun bisnis yang tidak langsung yaitu koperasi dan yayasan ditata, untuk pemanfaatan BMN khususnya barang tidak bergerak di lingkungan TNI yang sudah dimanfaatkan dengan mitra namun belum mendapat ijin dari pengelolaan barang. Khusus hal tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.06/2010 tanggal 28 Januari 2010 diantaranya sebagai berikut : 1) Pemanfaatan BMN di lingkungan TNI yang diperbolehkan hanya dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan (KSP), bangunan guna serah atau bangun serah guna (BGS/BSG). Sedangkan mitra, hanya dapat dilakukan oleh pengguna barang dengan pihak ketiga yaitu; perorangan, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, serta badan hukum lainnya, (perseroan terbatas/PT, koperasi dan yayasan) dengan catatan atas BMN yang sama dengan pihak ketiga lainnya. 2) Sedangkan untuk formula perhitungan yang harus disetor ke Kas Negara mengacu pada Permenku Nomor 96/PMK.06/2007, untuk sewa dengan formula perhitungan sebagai berikut : a) Sewa tanah kosong (ST) = 3,33% x (Lt x nilai tanah) Keterangan : ST = Sewa tanah Lt = Luas Tanah (M2)
Nilai tanah = Nilai tanah berdasarkan hasil penilaian dengan estimasi terendah menggunakan NJOP (per M2) b) Sewa tanah dan bangunan : Stb=(3,33% x Lt x nilai tanah)+(6,64%xLbxHsxNsb) Keterangan : Lb=Luas lantai bangunan (m2) Hs=Harga satuan bangunan standar dalam keadaan baru (Rp M2) Nsb=Nilai sisa bangunan (%) 3) Formula besaran tarif sewa BMN sebesar 0% apabila digunakan untuk : a) Kantor yang sekaligus menjadi tempat usaha operasi primer di lingkungan TNI dalam rangka menunjang tugas dan fungsi. b) Kantor koperasi sekunder TNI di lingkungan TNI dalam rangka menunjang tugas dan fungsi. c) TK, SD, SMP dan SMA yang diselenggarakan oleh yayasan di lingkungan TNI. d) Panti asuhan dan panti jompo. e) Kegiatan bidang keagamaan atau perpustakaan dan rumah pintar. Sanksi Hukum Permenku Nomor: 23/PMK.06/ 2010 pasal 27 terhadap BMN berupa tanah/atau bangunan di lingkungan TNI yang sedang dikerjasamakan tanpa adanya persetujuan menteri keuangan, apabila terdapat pelanggaran hukum dalam kurun waktu pemanfaatan dan/ atau sebelum mendapat persetujuan menteri keuangan, tanggung jawab atas pelanggaran hukum tersebut berada pada pihak dalam perjanjian kerjasama.* 31
M
arsdya TNI Purn HM. Soedjono adalah salah satu tokoh pelopor, perintis yang dimiliki TNI AU. Putra pasangan H. Saman Subekti dan Hj Siti Wafinah ini dilahirkan di Surakarta pada tanggal 8 Januari 1923. Pendidikan umum dilaluinya dengan baik mulai dari Neutrale Hollands Inlandsche. Jongennsch (1936), Gouv. Meer Urgebreid Lagere B (1939), Algemene Middlebare School A-I, dan Indologisch Bestuur Opleiding (1944). Awal ketertarikan ia ke dunia militer adalah pada saat sekolah di AMS Yogyakarta. Ketika kelas tiga, pemuda Soedjono melamar untuk masuk Vrijwilling Vliegers Corps (VVC) yang merupakan suatu korps Penerbang Sukarela Belanda. Setelah diadakan berbagai tes, akhirnya Soedjono terpilih di antara para pemuda yang lainnya untuk mengikuti pendidikan. Soedjono bersama para calon siswa lainnya berlatih terbang di sekolah tersebut setiap sore hari di daerah Sekip. Pesawat yang digunakan buatan Belanda dan pelatihnya tentara Militaire Lucthvaart (ML) Belanda. Pemerintah Belanda menyadari bahwa disaat mendekati Perang Dunia Kedua dibutuhkan banyak tenaga penerbang yang akan diterjunkan ke berbagai front pertempuran. Pada saat mendekati Perang Dunia Kedua, ia bersama para pemuda lainnya dimiliterisasi untuk dijadikan tentara wajib militer. Ia bersama para siswa lainnya kemudian dibawa ke Tasikmalaya, lalu ke Bandung, kemudian dari Jakarta diungsikan ke Australia melalui jalur laut. Jadi sebelum tentara pendudukan Jepang masuk ke wilayah Hindia-Belanda, pemuda Soedjono sudah berangkat terlebih dahulu ke Australia. Setelah sampai di Australia rupanya timbul berbagai permasalahan baru seperti keterbatasan instruktur penerbang untuk melatih caloncalon penerbang, minimnya persediaan bahan bakar pesawat dan permasalahan lainnya. Dari permasalahan yang ada pemerintah Belanda kemudian membuat kebijakan yaitu para calon penerbang tersebut diberangkatkan ke Amerika Serikat untuk berlatih terbang.
Mengenang Marsdya TNI (Purn) HM. Soedjono,
Pelopor Terjun Payung Dari Amerika Serikat, Soedjono kemudian dikembalikan lagi ke Australia untuk dilatih di Jungle Warfare Training Camp di Queensland sebelum diberangkatkan ke front pertempuran di Biak. Satu tahun di front pertempuran Biak, ia lalu mendapat istirahat di kota Melbourne lalu ke Brisbane Australia. Sebelum berangkat lagi ke front pertempuran, pada pertengahan bulan September 1945, ia mendengar berita bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Untuk itu ia mencari informasi ke berbagai sumber untuk mendapat keterangan mengenai kondisi terakhir di Indonesia. Soedjono dengan berbagai cara, akhirnya tiba dengan selamat di tanah air, pesawat yang
32
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
ditumpangi mendarat dengan selamat di Lapangan Udara Kemayoran pada tanggal 5 Oktober 1945. Tiba di tanah air, Soedjono melihat masih banyak tentara Jepang yang berkeliaran. Bersama Bapak Halim Perdanakusuma dan Bapak Roeslanoedanoeroesamsi berusaha mencari kontak dengan para pemuda untuk bisa sampai ke kota Yogyakarta. Pada saat tiba di Lapangan Udara Kemayoran, ia masih mengenakan seragam Belanda, dengan memakai topi pet, membawa pistol sehingga membuat orang-orang pribumi segan, malah cenderung takut untuk didekati kalau ditanya informasi seputar keadaan di tanah air. Akhirnya dengan pertolongan beberapa tokoh pejuang ia bisa berangkat ke Yogyakarta melalui Stasiun Manggarai. Sebelum berangkat ia dipesan oleh Dr. Kuswolodigo agar jangan bertanya macam-macam karena tentara dan mata-mata Belanda ada dimana-mana, di samping itu juga agar tidak menimbulkan kecurigaan pihak Belanda tentang keberadaan mereka. Sesampainya di Yogyakarta, ia menginap di rumah orang tua Bapak Roeslanoedanoeroesamsi yaitu Bapak Brontodiningrat. Kemudian ia menghubungi orang-orang di KNI pusat dan Polisi. Polisi datang ke tempat Soedjono menginap di rumah orang tua Bapak Roeslan. Tindakan polisi selanjutnya bukan membantu apa yang diminta Soedjono tetapi justru menahannya mungkin karena kesalah pahaman. Setelah ditahan kemudian atas pertolongan temannya yang bernama Umar Slamet ia dibebaskan. Setelah itu pemuda Soedjono mulai memasuki kancah revolusi dengan secara resmi masuk ke AURI tanggal 1 April 1946 dengan mendapatkan Nomor Registrasi Prajurit (NRP) 461010. Mengawali karir di AURI dengan pangkat Opsir Udara II menjabat Perwira Staf Khusus merangkap perwira diperbantukan pada Komandan Pangkalan
Bersama A. Adisutjipto ketika akan melakukan terjun payung
Udara Maguwo dengan tugas khusus untuk mengatur pertahanan pangkalan dan disiplin lainya, karena Komodor Muda Udara A. Adisutjipto yang ditunjuk untuk menjabat sebagai Komandan Pangkalan, sibuk mendidik calon-calon penerbang di Sekbang Maguwo. Kegiatan lainnya yang dilakukannya adalah melatih para pemuda untuk menjadi anggota Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP), kemudian atas perintah Markas Tertinggi AURI melalui Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma pada 1947 membentuk pasukan payung pertama (paratroop). Soedjono dengan semangat yang menyala-nyala melaksanakan perintah yang telah diberikan oleh Markas Tertinggi AURI dengan senang hati. Oleh karena ia belum pernah melaksanakan terjun, langkah pertama yang dilakukan beliau adalah mendatangi orang-orang yang berpengalaman dalam hal paracutis, di samping itu ia mempelajari sendiri teori-teori terjun payung. Secara kebetulan Soedjono mendapatkan payung-payung bekas peninggalan Belanda yang sudah lama tidak terpakai di Pangkalan Udara
Maguwo. Soedjono sendiri secara kebetulan baru mendapatkan informasi kalau ada pelipat payung zaman Belanda yaitu Legino, Amir Hamzah, dan Pungut. Mereka itu telah melaksanakan latihan penerjunan pertama kali tanggal 11 Februari 1946 di Pangkalan Udara Maguwo. Di samping itu Soedjono bertemu dengan Opsir Muda Udara I Soekotjo yang pernah bergabung dengan Angkatan Laut Belanda, melaksanakan penerjunan dalam Operasi Perang Dunia Kedua. Soejono kemudian menghubungi orangorang tersebut untuk membantu memberikan teori dan praktek tentang penerjunan. Opsir Muda Udara I Soekotjo dengan senang hati membagikan pengetahuan dan pengalamannya pada Soedjono mengenai teori dan praktek terjun payung meliputi teknik pendaratan klasik dengan koprol, juga membagikan ilmu operasi pendaratan di daerah yang diduduki musuh seperti menghilang bila sedang diikuti musuh disuatu kota dan lain sebagainya. Soedjono bersama Opsir Muda Udara I Soekotjo mencoba sendiri untuk melakukan latihan terjun payung dengan pesawat Cureng bersayap 33
Menerima penyematan Bintang Swa Buana Paksa dari KSAU Suwoto Sukendar
ganda yang dikemudikan Komodor Muda Udara A. Adisutjipto dan Kadet Udara I Gunadi. Pelaksanaan latihan terjun yang dilakukan oleh Soedjono dan Soekotjo disaksikan oleh sejumlah petinggi AURI diantaranya KSAU Komodor Udara S Suryadarma, Perwira Operasi Komodor Muda Udara Halim Perdanakusuma. Baru penerjunan ke dua Suryadarma meninggalkan tempat latihan. Namun dari cerita yang didapat dari orang terdekat rupanya Komodor Suryadarma tidak tega melihat kalau percobaan terjun yang dilakukan oleh kedua orang tersebut mengalami kegagalan. Tuhan Maha Besar penerjunan yang dilakukan oleh Soedjono dan Soekotjo berhasil 34
dilakukan dengan baik meskipun payung yang digunakan Soekotjo mengalami robek setelah melakukan penerjunan. Atas perintah KSAU Suryadarma, Soedjono juga mendapat tugas untuk melatih para pemuda yang akan diterjunkan di Kalimantan di bawah pimpinan Mayor Tjilik Riwut pada tanggal 17 Oktober 1947 dengan tugas untuk men-drop pasukan di belakang garis depan musuh. Setelah RI memperoleh pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda pada tahun 1949, Soedjono bertugas di Jakarta antara lain menjabat sebagai Komandan Detasemen Staf AURIS, Kepala Biro Dinas Khusus, dan Hakim Perwira pada Mahkamah Tentara Agung. Pada tahun 1954, ia
bertugas menjadi Atase Udara pada KBRI di Washington DC (AS) merangkap Kanada. Pada tahun 1962, ia mengemban jabatan sebagai Pangkohanudnas yang pertama dengan tugas mengintegrasikan semua unsur dan komponen pertahanan udara dengan alat yang modern saat itu menjadi satu sistem yang workable, di samping itu ia mendapat tugas khusus di Moskwo untuk mempercepat pengiriman senjata yang akan dipakai dalam perjuangan Trikora dan inspeksi pelajar-pelajar AURI. Pada tahun 1961 ia diangkat menjadi Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh RI untuk negara Suriah, jabatan lainnya yang pernah diemban adalah sebagai Wakil Gubernur I Lemhannas, Wakil Ketua dan anggota DPR/MPR periode 1971-1977. Tahun 1978 Soedjono diberhentikan dengan hormat dari dinas militer dengan hak pensiun pangkat terakhir Marsekal Madya TNI. Penerima dua belas Medali Tanda Kehormatan yang diberikan oleh negara terhadap dedikasinya yang tinggi tanpa pamrih dalam merintis pertumbuhan awal AURI, memberikan bukti terhadap generasi penerus untuk meneladani sifat perjuangannya. Marsekal Madya HM Soedjono menikah dengan Hj. Siti Safiningrat E. yang merupakan guru zaman Revolusi Kemerdekaan di sekolah SGKP pada tahun 1947, dan dikaruniai tiga orang putra-putri, yaitu H. Siti Rahayu, H. Bambang T.K, dan H. Hasan Sudiro S.N. Kini tokoh panutan bagi prajurit TNI AU tersebut telah dipanggil Tuhan YME dalam usia 85 tahun, di Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta. Jenasahnya dimakamkan disamping makam istrinya, di TPU Purwakarta hari Selasa tanggal 17 Agustus 2010 setelah selesai upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke65. Selamat jalan Bapak, kami prajurit TNI AU akan meneruskan perjuangan untuk mengharumkan nama TNI AU.*
Buku
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
DAUM Dinas Angkutan Udara Militer
Sarana Perekat Bangsa
P
erjuangan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) untuk mewujud kan adanya kesatuan dan persatuan bangsa tidak pernah berhenti, karena dengan persatuan akan terwujud Indonesia yang kuat. Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang terbentang dari Sabang (Nagroe Aceh Darusalam) sampai Merauke (Papua) hanya dapat dijangkau secara cepat menggunakan pesawat terbang dan AURI lah yang memiliki pesawat. Apa dan bagaimana peranan DAUM dituliskan secara rinci dalam buku setebal 135 halaman yang diterbitkan oleh Sub Dinas Sejarah, Dinas Penerangan Angkatan Udara ini. Buku ini disusun dalam 6 bab lengkap dengan sambutan Kepala Staf Angkatan Udara disertai kata pengantar dari Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara. Untuk proses pembuatannya, team Subdisjarah menggunakan metode wawancara dengan pelaku sejarah (key person) dan studi kepustakaan. Penulisan dimulai dari pernyataan Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945 yang merupakan simbol terlepasnya segala belenggu penjajahan yang telah lama dirasakan Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan nasib sendiri dalam segala aspek kehidupan, serta menandakan lahirnya Negara Indonesia yang memiliki kedaulatan dan berkedudukan sama dengan negara-negara berdaulat lainnya. Akan tetapi, setelah proklamasi bukan berarti Indonesia lepas dari segala permasalahan. Perjuangan awal kemerdekaan setelah proklamasi justru menjadi batu ujian sejauh mana perjuangan dan kesadaran berbangsa rakyat Indonesia
dalam mempertahankan kemerdekaan. Pengorbanan Bangsa Indonesia begitu besar, rakyat dengan militansinya terus menerus melakukan perlawanan terhadap penjajah untuk mempertahankan kemerdekaan, seperti terjadinya berbagai perlawanan rakyat di tanah air. Selain perjuangan bersenjata, para pejuang Bangsa Indonesia berupaya pula melaksanakan penyebaran berita proklamasi dari Jakarta ke seluruh penjuru tanah air melalui media elektronik dan cetak maupun dari mulut ke mulut. Namun upaya penyebarluasan berita proklamasi tetap mengalami hambatan, terutama di pulaupulau Indonesia yang masih terisolasi dan tidak memiliki fasilitas yang bisa mengakses berita, baik melalui media elektronik maupun cetak. Meskipun jalur perhubungan melalui laut menjadi solusi dalam mempersatukan Nusantara, tetapi jalan keluar seperti ini membutuhkan waktu tempuh yang lama, serta jumlah armada kapal laut yang memadai. Untuk mengatasi hambatanhambatan tersebut, AURI yang bermodalkan pesawat-pesawat angkut C-47 Dakota peninggalan Belanda, yang berbasis di PAU Andir Bandung berupaya merintis jalur perhubungan melalui udara untuk mempersatukan seluruh wilayah Nusantara. Kepercayaan pemerintah kepada AURI untuk menyelenggarakan penerbangan rutin ke daerah-daerah di seluruh Nusantara tidak hanya pada tugas-tugas yang berbau militer saja, tetapi bertugas pula untuk mengangkut pegawai negeri, guru, hingga uang dari bank-bank yang berada di daerah
terpencil. Kegiatan tersebut diwadahi dalam suatu Djawatan, yang disebut Djawatan Angkutan Udara Militer (DAUM) yang merupakan bagian dari struktur organisasi AURI dalam bidang operasi penerbangan. Namun pada tahun 1954 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 165/125/Pen/KS/54 tanggal 27 Juli 1954 tentang Pembentukan Komando Group Komposisi Kepala Staf Angkatan Udara, istilah Djawatan diganti menjadi Dinas. Rute penerbangan DAUM mirip dengan maskapai penerbangan saat ini, semua rute penerbangan dibuat terjadwal, jalur-jalur penerbangan disusun berjenjang dan panjang. Diawali dari Jakarta, kemudian dilanjutkan ke pangkalan-pangkalan udara di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga ke wilayah Indonesia paling ujung, yaitu Morotai. Setahun setelah dibentuk, eksistensi DAUM terasa makin nyata, yaitu dengan ditingkatkannya penerbangan ke Sumatera hingga seminggu tiga kali. Inovasi AURI membentuk DAUM, telah membantu pemerintah Republik Indonesia dalam menyebarkan informasi kepada rakyat di seluruh pelosok Nusantara bahwa telah ada pusat Pemerintah Republik Indonesia yang telah berdaulat, sehingga DAUM mempunyai peranan yang besar sebagai perekat integrasi bangsa pascaproklamasi kemerdekaan.*
35
A
khir-akhir ini kita sering mendengar dan melihat baik itu lewat media televisi, radio maupun koran mengenai pemakaian bahan-bahan kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh digunakan untuk mengawetkan makanan. Terlebih bahan makanan yang diawetkan tersebut beredar luas di pasar. Hal ini membuat masyarakat kalang kabut, terutama ibu rumah tangga, karena bahan makanan yang diberi pengawet tersebut rutin dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Pemakaian bahan kimia berbahaya untuk mengawetkan makanan tersebut merupakan ulah nakal dari oknum yang menginginkan keuntungan besar tetapi tidak memikirkan resiko-
bunuh hama (desinfektan), membunuh kuman (pembersih lantai), pembasmi lalat, dan serangga, pengeras lapisan gelatin dan kertas untuk keperluan fotografi, sebagai bahan pembuat pupuk urea, parfum, kosmetika serta untuk mengawetkan mayat. Sayang, karena ketidakpedulian sejumlah orang yang tidak bertanggungjawab, formalin digunakan secara sengaja untuk mengawetkan makanan. Efek formalin secara akut pada kesehatan manusia langsung terlihat, seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing. Sedangkan efek secara kronik terlihat dalam jangka waktu yang lama dan berulang, berupa iritasi parah, mata berair, serta gang-
Hati-hati..... Bahaya Mengancam di Sekitar Kita nya. Keadaan tersebut mencerminkan adanya kelemahan dalam memberikan ijin usaha. Kita sebagai konsumen harus pintar untuk memilih makanan yang akan kita konsumsi dengan cara membekali diri dengan pengetahuan akan bahan-bahan kimia berbahaya tersebut. Dalam kesempatan kali ini, kita akan mengenalkan empat bahan kimia yang berbahaya, dengan harapan kta/ masyarakat akan lebih berhati-hati dalam memilih makanan untuk konsumsi keluarganya. Keempat bahan-bahan berbahaya tersebut adalah : 1. Formalin. Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menyengat. Sebenarnya, bila digunakan untuk keperluan yang tepat, formalin memiliki fungsi yang baik, diantaranya untuk mem36
guan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistin saraf pusat, menstruasi seta kanker. Ciri produk makanan yang mengandung formalin adalah sbb: a. Ayam potong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. b. Bakso terasa kenyal, awet dan bisa tahan sampai lima hari, c. Ikan basah warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk. d. Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah busuk. e. Mie basah awet beberapa hari dan tidak mudah basi, dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin. f. Ikan asin berwarna bersih
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
cerah, tidak berbau khas ikan, awet sampai lebih dai satu bulan, idak mudah hancur. 2. Melamin. Melamin merupakan senyawa yang sangat rentan terhadap panas dan sinar ultraviolet. Keduanya berpotensi memicu terjadinya depolimerisasi (persenyawaan kimia). Selain itu gesekan-gesekan dan abrasi terhadap permukaan melamin juga berpotensi mengakibatkan lepasnya partikel formaldehid. Selain berfungsi sebagai bahan pengawet, formaldehid berfungsi untuk membunuh bakteri. Formadehid sangat mudah masuk ke tubuh manusia terutama secara oral (mulut), saluran pernafasan serta cairan tubuh. Termasuk produkproduk yang terbuat dari melamin seperti piring, sendok, gelas dan mangkuk. Formaldehid yang masuk ke dalam tubuh dapat menggnggu fungsi sel, bahkan dapat pula mengakibatkan kematian sel. Dalam jangka pendek hal ini dapat mengakibatkan muntah, diare
dan kencing bercampur darah. Sementara untuk jangka panjang, dapat mengakibatkan iritasi lambung, gangguan fungsi otak dan sumsung tulang belakang. 3. Boraks. Boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu dan pembasmi serangga. Berwarna putih dan sedkit larut dalam air. Bila terus dikonsumsi dalam waktu lama, boaks dapat mengakibatkan gangguan pada otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak boraks menyebabkan demam anuria (tidak terbentuknya urine), koma, merangsang system saraf pusat, depresi, apatis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian. Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks adalah : a. Gula merah sangat keras dan susah dibelah, terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam. b. Bakso lebih kenyal, bila digigit akan kembali ke bentuk semula, tahan
lama, warna lebih putih, bau terasa tidak alami, bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola karet. 4. Wantek. Zat pewarna dari golongan Rhodamin B ini biasanya dipakai sebagai pewarna tekstil. Wantek juga digunakan oleh nelayan untuk pembuatan/pengawet kerang dan terasi. Tujuannya agar kerang yang telah dikupas, terlihat lebih segar dan menjadi pilihan konsumen karena mengira baru diambil dari laut. Sedangkan pada terasi, zat kimia ini bisa terdeteksi dari peralatan dapur yang kita gunakan dan bersentuhan dengan terasi tersebut. Bila pada peralatan tersebut tertinggal rona kemerahan dan tidak hilang meski dicuci dengan air, maka kemungkinan besar terasi tersebut mengandung wantek. Unsur kimia pada wantek bila terus menumpuk dalam organ tubuh manusia dapat mengakibatkan gangguan pada sistem pernapasan, ginjal, hati, sistem reproduksi dan kanker. Gangguan ringan dapat muncul dalam bentuk rasa seperti terbakar pada tenggorokan dan sakit kepala. Ciri-ciri produk makanan yang mengandung wantek adalah : a. Warna terlihat cerah (berwarna warni) sehingga tampak menarik. b. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun, cendol, kue, gorengan, kerupuk dan saos sambal). c. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengkonsumsinya. d. Baunya tidak alami sesuai makanannya. Tanpa disadari, begitu banyak produk dan bahan makanan yang kita gunakan sehari-hari mengandung zat yang membahayakan tubuh. Berhatihati dan cermat dalam memilih sebelum membeli atau mengkonsumsi produk atau bahan makanan yang ditawarkan di pasaran, menjadi kunci untuk hidup sehat. Tidak hanya untuk diri sendiri, namun juga anggota keluarga yang kita cintai. Semoga bermanfaat.* 37
Pengelolaan Risiko Kelelahan
(Fatigue Risk Management) Pada Pemeliharaan Pesawat Udara
Oleh Mayor Tek BRP. Sianturi, MBA in Avi Mgt, (Kasibinpallambangja Subdisbinlambangja Dislambangjaau)
O
vertime atau yang lazim disebut dengan lembur memang suatu kegiatan yang melelahkan bagi kebanyakan para mekanik yang langsung menangani pemeliharaan pesawat terbang. Untuk mendukung kegiatan penerbangan, terkadang para mekanik harus menyiapkan segala sesuatunya sebelum sang surya bangun dari tidurnya bahkan sampai sang surya kembali ke peraduannya. Terlepas dari statusnya sebagai seorang tentara yang konon katanya harus siaga senantiasa setiap saat, para mekanik itupun tidak akan lepas dari apa yang disebut dengan kata kerennya ‘fatigue’. Sekali lagi, terlepas apakah lembur itu masih ada atau sudah ditiadakan lagi dengan alasan keterbatasan dana, ada baiknya apabila kita me-‘refresh’ kembali akan resiko latent yang dapat diakibatkan oleh kondisi fatigue tersebut.
Menilik kembali pada kejadian beberapa tahun silam, tepatnya pada tanggal 10 Juni 1990, pesawat British Airways BAC1-11 dengan nomor penerbangan 5390 mengalami kejadian yang hampir saja merenggut nyawa sang pilot. Jendela cockpit (windscreen) terlepas sesaat setelah pesawat tersebut lepas landas dari bandara Birmingham Intl Airport (BHX) di Inggris. Windscreen sebelah kiri yang sebelumnya telah diperbaiki terlepas keluar akibat tekanan udara yang ada di dalam cabin dan harus bertahan hanya dengan 84 dari total 90 securing bolts yang berdiameter lebih kecil dari yang semestinya. Sang captain tersedot separuh badan keluar dari jendela dan untungnya sempat ditahan oleh cabin crew sementara copilot menerbangkan pesawat sampai landing dengan selamat di bandara Southampton (Air Accidents Investigation Branch report, 1992). Laporan resmi menyebutkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan tersebut, namun satu hal yang menjadi penyebab utama insiden tersebut adalah pengaruh kelelahan (fatigue) yang dialami oleh shift maintenance manager (SMM) yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Pekerjaan perbaikan terhadap windscreen tersebut dilaksanakan pada pagi hari dimana pada saat itu tubuh manusia mengalami rendahnya ritme tubuh, atau yang kerap disebut dengan pengaruh circadian. Digabungkan dengan kurangnya istirahat (tidur) sebelum gilirannya dimulai, membawa pengaruh yang besar sehingga terjadi 38
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
kesalahan persepsi di dalam memilih ukuran bolt yang sebenarnya. Seharusnya, kesalahan ini dapat saja dihindari apabila pengecekan ulang dan pemeriksaan menggunakan tekanan udara dilakukan. Akan tetapi, prosedurprosedur ini tidak dijalankan dan memang tidak tertuang di dalam maintenance manuals. Satu hal yang aneh memang, namun kejadian ini berpengaruh besar terhadap dunia penerbangan saat itu. Pengaruh Kelelahan (Effects of Fatigue) Semenjak insiden yang terjadi pada pesawat BAC1-11 banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan dimana fatigue yang dialami mekanik menjadi faktor penyebab accidents dan incidents. Pada waktu yang sama, juga terjadi peningkatan riset yang dilakukan terhadap fatigue di bidang pemeliharaan pesawat. Kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa fatigue berdampak besar pada kemampuan kognitif seseorang. Kemampuan kognitif ini sama halnya dengan proses mental seperti kewaspadaan (awareness), kemampuan persepsi, reasoning dan judgement. Fatigue juga dapat merupakan dampak dari pengaruh alkohol. Pada tahun 2000, Williamson, Feyer, Friswell,dan Finlay-Brown telah mengadakan suatu riset terhadap kelelahan yang terjadi pada seorang supir dan menemukan bahwa setelah 17 sampai dengan 19 jam tanpa tidur, performance supir tadi sama dengan atau lebih parah dari kandungan 0.05 persen alkohol yang terdapat pada darah (BAC). Kecepatan respon sampai pada tingkatan 50% lebih rendah dan perhitungan yang tepat sangat buruk pada level ini dibandingkan dengan tingkatan alkohol tadi. Singkatnya, apabila kita mengalami suatu kondisi dimana kita kurang tidur, maka tingkat performance kita
mencapai tingkatan yang sama dengan level maksimum alkohol yang diperbolehkan di dalam darah kita (0.1 persen dari BAC). Temuan ini menegaskan bahwa kurangnya jam tidur akan berpengaruh besar terhadap kemampuan untuk mengambil suatu keputusan yang baik dan akurasi yang sangat diperlukan bagi safety di jalan raya maupun di lingkungan pekerjaan lainnya. Tuntutan akan operasional penerbangan yang tinggi dihadapkan dengan keterbatasan jumlah mekanik yang menangani pemeliharaan pesawat terbang akan berpengaruh terhadap resiko keselamatan yang tinggi pula. Hal ini dibuktikan pada riset yang dilakukan oleh FAA yang menunjukkan bahwa mekanik pesawat terbang terkadang tidur kurang dari jam disyaratkan yaitu 8 jam. Dari riset yang dilakukan, ditemukan bahwa jam tidur rata-rata mekanik pesawat terbang adalah 6 jam 15 menit per harinya. Pada kajian yang lain didapat bahwa, durasi tidur yang diukur dengan alat pengukur tidur Actiwatch, rata-rata jam tidur para mekanik pesawat terbang adalah 5 jam dan 7 menit per harinya (Johnson, Hall, & Watsons, 2002). Disadari atau tidak, hal ini banyak sekali terjadi di lingkungan kita sendiri. Hal ini dapat kita lihat pada beberapa satuan kerja
dimana mekanik yang menangani pemeliharaan pesawat terbang harus berperan ganda: sebagai mekanik, sebagai inspector, dan juga sebagai seorang juru montir udara, yang pada kesempatan selanjutnya harus melaksanakan misi penerbangan. Dari beberapa kajian dan temuan seperti tersebut di atas, pada hakikatnya dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut: Hasil kajian yang menonjol terhadap durasi tidur khususnya bagi para mekanik yang menangani pemeliharaan pesawat terbang adalah mengalami gangguan tidur (sleep deprived). Temuan ini menunjukkan adanya resiko keselamatan yang berpengaruh terhadap performance kerja. Hasil kajian tersebut tidak tergantung pada umur, pengalaman, jenis organisasi, faktor alam, dll., dan lebih banyak dipengaruhi oleh jadwal kerja. Berdasarkan data yang didapatkan pada kajian tersebut, rendah dan kurangnya durasi tidur telah menjadi ciri khas (cultural characteristic) di dalam dunia penerbangan atau di dunia kerja yang menangani pemeliharaan pesawat. Namun demikian, data yang didapatkan menunjukkan bahwa pola umum kurangnya jam tidur ini bukan sebagai akibat dari perpanjangan waktu kerja. Hal ini lebih menunjukkan bahwa
39
menit, seorang mekanik akan mengalami hal tersebut. Oleh karenanya, perlu suatu variasi di dalam bekerja dan waktu istirahat yang cukup untuk mengatasi masalah tersebut.
sebenarnya para mekanik tersebut tidak menyadari bahwa mereka kurang mendapat waktu beristirahat dengan baik. Taking Action Kita sadari bahwa di lingkungan kerja kita masih belum ada satu sistem manajemen yang baku di dalam mengelola fatigue. Namun, adalah menjadi tanggung jawab organisasi kerja untuk menjawab isu tersebut. Memang tidak mudah untuk dapat menjawab hal tersebut, karena mungkin saja ada yang mengerti dengan baik dampak buruk yang dapat diterima dan proaktif sementara yang lainnya hanya bersikap ‘look and see’, bahkan ada yang mengesampingkan hal ini begitu saja. Dan ini tidak hanya terjadi di lingkungan kerja kita saja, bahkan di negara-negara yang maju sekalipun. Limitasi dan Tantangan Anggap saja ada satu organisasi yang berupaya untuk mengimplemetasikan pengelolaan fatigue entah itu karena pilihan atau karena perintah, menurut Robert Baron, PhD. (2009) ada beberapa limitasi dan tantangan yang perlu diperhatikan dengan baik. Pertama, fatigue adalah suatu fenomena yang sangat subyektif. Ada tes yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang itu di 40
bawah pengaruh alkohol atau tidak. Namun, tidak ada tes yang dapat mengukur apakah seseorang itu ‘bekerja pada pengaruh fatigue atau tidak’. Tidak ada seorang pun yang dapat mengukur dengan baik dirinya sendiri apakah ia terlalu fatigue untuk bekerja. Kedua, meskipun batas waktu kerja diterapkan pada setiap giliran kerja (shift), tetap tidak ada jaminan bahwa seorang mekanik pesawat akan memulai pekerjaannya dengan istirahat yang cukup. Sebagai contoh, walaupun telah ada peraturan maksimum kerja adalah delapan jam namun apabila mekanik tersebut datang dengan durasi tidur hanya empat jam, maka ada kemungkinan ia akan mengalami fatigue. Ketiga, pekerjaan yang memerlukan perhatian yang sangat fokus seperti visual inspection mengharuskan adanya jadwal istirahat yang baik. Penurunan proses kerja yang memerlukan perhatian seperti itu adalah suatu bentuk short-term fatigue yang dapat terjadi dengan cepat ketika seorang mekanik harus melakukan pekerjaan yang memakan waktu yang lama dan membosankan seperti melakukan inspeksi terhadap fuselage lap joint (hal yang sama terjadi pada accident yang menimpa Aloha Airlines Flight 243). Riset yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa setelah 20
Keempat, kejujuran mekanik untuk melaksanakan program ini menjadi hal yang sangat penting. Sekali lagi, ciri khas yang berkembang di dunia militer adalah sifat tidak ingin dianggap lemah. Tentara juga manusia, tidak bisa lepas dari kondisi fatigue. Karena kebanyakan akan takut apabila dengan sadar melaporkan bahwa mereka mengalami fatigue dan harus melapor ke manajemen atas. Tentunya mereka akan diberhentikan dari pekerjaan untuk sementara pada hari itu, yang dapat berdampak pada kondite personel tersebut. Fatigue Management Beberapa poin di atas menggarisbawahi dan memberikan ketegasan akan kompleksitas dan tantangan yang akan dihadapi di dalam mengelola fatigue (fatigue management). Namun bukan berarti ini akan menjadi suatu hambatan bagi kita untuk menerapkan suatu program yang baik guna tercapainya kondisi yang safe bagi penerbangan kita. Perlu diingat bahwa ‘under any labels’, faktor manusia adalah kontribusi utama penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang. Pada akhirnya, perlu adanya suatu pekerjaan ekstra untuk melakukan kajian yang khusus terhadap kondisi para mekanik sebagai personel pelaksana pemeliharaan pesawat terbang guna menjamin bahwa hasil pekerjaan yang dilaksanakan dapat mendukung kegiatan penerbangan dengan baik dan aman (safe). Di samping itu, perlu adanya suat pemahaman bahwa pengelolaan fatigue (fatigue management) harus diimplementasikan dan dikelola dengan baik oleh semua personel di satuan kerja.*
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Aku Kan Setia
Menunggumu Oleh Serda Ririn Dewi Milyasari
A
ngin bandara semilir tenang, seakan menghiburku, dan desiran lembutnya mampu menyejukkan hatiku yang sedang gundah jika mengingat bahwa aku sedang menantikan kedatangan seseorang. Seseorang yang sangat aku cintai. Seseorang yang akan datang nantinya ... Dia bukan meninggalkan aku, tapi dia sedang melaksanakan tugas negara. Gagah Permadi, itu namanya. Permadi adalah seorang tokoh pewayangan yaitu Arjuna. Sesuai
namanya, dia adalah seorang lelaki berkulit hitam manis, tinggi besar dan gagah perawakannya. Itulah yang membuat aku tertarik padanya saat pertama kali melihatnya. Perkenalanku dengannya terjadi melalui facebook, yaitu sebuah situs yang tidak asing lagi dilakukan anak muda jaman sekarang. Begitu pula denganku, walaupun aku bukanlah tergolong anak muda lagi jika dilihat dari statusku.
Namaku Dewi Anjani. Berpangkat Sersan Dua WARA atau Wanita Angkatan Udara. Meski saat ini usiaku baru 18 tahun, namun aku sudah menjadi bagian dari TNI Angkatan Udara, tentu saja ini merupakan suatu kebanggaan bagiku dan keluarga besarku. Saat ini aku sedang melaksanakan sekolah kejuruan Penerangan di Skadik 502 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sore itu selesai mengikuti pelajaran, aku langsung menghempaskan tubuhku di tempat tidur. Badanku terasa sangat lelah setelah seharian mendengarkan instruktur menjelaskan materinya. Entah mengapa aku sangat bosan sekali dengan mata pelajaran hari itu. Aku semakin merasa bosan ketika membuka tombol handponeku, karena tak satupun sms muncul di layar. Kualihkan perhatianku dengan membuka facebook melalui fitur internet. Tak lama kemudian muncul satu pemberitahuan baru dari temanku. Segera kubuka dan kulihat foto profilnya yang mengenakan pakaian seragan dinas Polisi, terlihat lumayan ganteng. Namanya “Gagah Permadi”. Tertulis sebuah status “thsnx eah ... ud konfiem”, kebetulan kulihat dia sedang online, jadi langsung saja ku balas melalui fitur E-buuy agar aku biasa ngobrol dengannya secara langsung. “met sore...mkasih udah add”, sapaku padanya. Tak lama aku langsung mendapat balasan darinya ... “Lu anak mana ?”, tanya Gagah tanpa basa basi. “Gue anak Halim, lu sendiri ?”, jawabku singkat. “Gue anak Reskrim di Mabes Polri. Lu WARA ya.” “Iya.” “Boleh nggak, gue minta no HP lu ? Gue udah mau off ne.” Entah kenapa tanpa pikir panjang, aku langsung saja memberikan no handponeku. 41
Malam harinya, Gagah langsung menelponku. Ternyata dia juga mengenal beberapa teman dan seniorku. Cara bicaranya asyik, sepertinya dia tipe orang yang humoris. Meski belum lama saling mengenal tapi kami sudah akrab dan nyambung ketika sedang ngobrol. Akhirnya kami sepakat untuk bertemu. Minggu sore aku bertemu. Kutunggu Gagah di rumah temanku, Lia. Kebetulan dia juga mengenal dan sering bermain ke rumahnya. Lia adik kelas Gagah sewaktu sekolah SMA. Limabelas menit aku menunggunya, akhirnya dia pun datang. Sebuah motor Kawasaki Ninja berhenti di depan rumah Lia. Seorang lelaki tinggi besar, gagah segagah namanya memakai seragam PDH Sus Polisi turun dari motor besarnya. Ketika lelaki gagah itu melepas helmnya, dia langsung tersenyum manis padaku. Entah mengapa badanku terasa panas dingin gemetaran melihat senyum manisnya. Namun aku mencoba sekuat tenaga untuk menyembunyikan rasa kagumku padanya. Kami berdua segera berpamitan pada Lia, karena memang hari sudah sore, takut ketinggalan film di bioskop yang akan kami tonton. Ternyata benar, filmnya sudah dimulai sepuluh menit yang lalu. Tentu saja aku sangat kecewa. Kami sepakat untuk makan, karena Gagah belum makan. Lelaki ganteng pemilik senyum manis itu tersenyum saat memperhatikanku makan. “ Ngapain lu ketawa-ketiwi ! tanyaku judes. “ Dasar, bayi lu !, kata Gagah sambil mengelap daguku dengan tissue. Ternyata daguku belepotan saus bakso yang sedang aku makan. Tentu saja hal itu membuat pipiku terasa panas dan memerah karena malu. Di luar hujan sangat deras. Tentu saja kami semakin nyaman di dalam rumah makan itu. Gagah memang
42
sagat menyenangkan, walaupun ini kali pertama kami bertatap muka, tapi dia bisa mencairkan suasana. Aku sangat merasa nyaman bila ngobrol dengannya. Bahkan sesekali kami saling mengejek, bergurau, tertawa tanpa henti. Tepat jam delapan malam, Gagah mengantarku pulang ke Skadik. Rasanya waktu sangat cepat sekali kebersamaanku dengannya. Aku masih ingin berlama-lama lagi ngobrol dengannya. Tapi hari memang sudah larut malam, meski begitu aku merasa puas dan bahagia sekali hari itu. “ Lu, jangan kangen ya sama gue,” kata Gagah nyeletuk secra spontan. “ Ih, GR banget lu ! Gak mungkinlah gue kangen sama lu, yang ada tu lu kangen sama gue !,” jawabku bersungut-sungut. “ Oke, kita lihat aja ntar siapa yang bakal kangen siapa !,” kata Gagah. Tak lama kemudian, tanpa katakata lagi dia langsung hilang dari pandaganku. “ Huh, dasar cowok nyebelin !,” pikirku. Tetapi jujur, aku tertarik juga dengan kata-katanya. Kedengarannya seperti tantangan, dan itu membuatku semakin semangat saja. Seminggu telah berlalu, Gagah membuktikan kata-katanya. Dia sama sekali tidak menghubungiku. Aku semakin gelisah dibuat olehnya. Tanpa pikir panjang, aku mengirim sms padanya. “ Eh, ubur-ubur ! sombong banget lu.” “ Tu, kan, gue bilang apa ! Lu pasti kangen sama gue,” jawab Gagah lewat sms. “ Ih, lebay lu ! Gue cuma masti’in aja kalau lu masih hidup,” balasku gemes. “ Oke, gue jemput lu sekarang. Cepetan siap-siap pakai baju yang bagus, jangan kumel ya.” Gagah mengajakku makan ice crem, tempat faforitnya nongkrong
dengan teman-temannya. Entah mengapa laki-laki yang biasanya ramai ini mendadak menjadi laki-laki pendiam. “ Tumben lu diem aja,” aku mencoba membuka obrolan. “ Wi, ... gue sayang sama lu,” kata Gagah begitu saja meluncur dari bibirnya. Tentu saja kata-kata itu seperti halilintar disiang bolong menyambar tubuhku. Seketika itu pula tubuhku gemetar mendengar kata-kata Gagah. “ Apa, gue nggak denger ! “ jawabku berbohong, karena aku ingin memastikan yang kudengar tadi benar. “ Gue, ... sayang sama lu, cumi ! ulang Gagah agak malu.
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Kenapa sih, ini orang nggak ada lembut-lembutnya,” pikirku. Bahkan saat menyatakan perasaan hatinyapun tak ada romantis-romantisnya. Aku masih diam saja, karena aku tidak tahu harus berbicara apa padanya. Mataku tak mampu memandang matanya yang penuh harap. Tapi tibatiba ia mengalihkan obrolan, ia menceritakan hasil razianya tadi malam. Lagi-lagi ia bisa meluluhkan suasana. Sepertinya lelaki yang punya lesung pipit ini tahu jika aku tak mampu memberi jawaban atas pertanyaannya tadi. Dia melontarkan gurauan-gurauan konyol lagi sehingga aku lupa katakatanya tadi.
Keesokan harinya, kira-kira pukul sebelas siang Gagah menelponku. “ Lu jaga diri baik-baik ya ! Meski gue tahu lu nggak suka sama gue, tapi gue bisa terima kok,” Katanya. “Gue sayang sama lu. Nanti jam tiga sore gue mau terbang ke Amrik,” tambah Gagah dengan suara agak gemetar. Tubuhku seakan tersambar petir mendengar dia akan meninggalkan aku ke Amerika. Air mataku tak kuasa kubendung lagi. Tapi aku berusaha agar ia tak mendengar isak tangisku. “Kenapa kemarin lu gak bilang sama gue ?,” tanyaku sedikit parau. “ Gue nggak bisa bilang ke lu langsung, karena gue nggak bisa pisah sama lu,” suara Gagah terdengar semakin melemah. “ Jangan kangen sama gue ya !,” katanya. Dalam suasana beginipun ia masih juga sempat bercanda. “Enak aja ! Gue nggak mungkin kangen sama lu !,” jawabku berbohong. “Iya, gue tahu kok ... ya udah ... jaga dirimu baik-baik. Gue sayang sama lu,” kata Gagah langsung menutup telepon selularnya. Banyak yang kupikirkan saat itu. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri bahwa aku juga sayang padanya. Tapi semuanya sudah terlambat. Gagah akan pergi jauh meninggalkan aku sendiri. Aku sangat kehilangan dirinya, aku telah menyianyiakan perasan cintaku padanya. Tapi ... tidak ada yang terlambat selama kita mau berusaha. Aku bertekad menyusul Gagah ke bandara.
Kira-kira jam tiga sore aku sampai di bandara. Aku segera berlari kearah ruang tunggu penumpang mencari keberadaan Gagah. Disana nampak beberapa pria berseragam polisi menunggu keberangkatan pesawat, tapi yang aku cari tak kelihatan batang hidungnya. “ Diamana Gagahku, dimana dia ... aku benar-benar ingin bertemu dengannya dan ingin mengatakan, bahwa aku juga sangat mencintai dan sayang padanya. Tapi kenapa aku tak kunjung menemukannya,” gerutuku sambil memandangi satu-persatu orang yang ada dalam ruangan itu. Aku mulai putus asa dan terduduk lemas di ruang tunggu. Disaat keputus asaan itu menghinggapi diriku, tiba-tiba seorang laki-laki gagah menggunakan seragam polisi berdiri persis di hadapanku. “Kenapa lu nangis,” kata pria itu menyadarkanku. Mendengar pertanyaan itu sontak aku terperanjat berdiri. Tak percaya akan pendengaran dan pandanganku, aku mencoba mengucek mata dan mencubiti pipiku, ternyata aku tidak bermimpi, jika yang berdiri di depanku itu adalah Gagah yang kucari-cari. “Gue sebel sama lu ! Beraniberaninya lu bikin gue sedih ! Baranibaraninya lu ninggalin gue ! Gue sayang sama lu, tahu!,” kata-kataku nyerocos dan terlontar ungkapan hatiku yang sebenarnya tanpa kusadari. “Gue pergi bukan ninggalin lu, tapi gue pergi melaksanakan tugas negara. Gue yakin, kita bakalan bersama-sama lagi. Lu mau kan nunggu gue ?” kata Gagah serius. Aku hanya mampu mengangguk pasrah, karena hanya itu yang bisa aku lakukan. Dia mencium keningku dengan lembut sebagai tanda perpisahan. “Pergilah sayangku ... laksanakan tugasmu ! Aku kan selalu setia menunggumu,” kataku lembut melepas kepergiannya. 43
B
erangkat dari sebuah konsep yang menyatakan bahwa hakikat kemanusia an kita sesungguhnya bertumpu pada realitas spiritual, maka dimensi spiritualitas kita ibarat pohon, akan berkembang sehat dan berbuah ketika mendapatkan cukup vitamin dan cahaya, yaitu dengan jalan mengasosiasikan diri kita dengan Zat yang Mahaspiritual. Jiwa kita akan senantiasa suci dan penuh kedamaian kalau kita selalu mendekat dan bergabung dengan yang Mahasuci dan Mahadamai. Oleh karena itu, berbagai bentuk ibadah dalam Islam merupakan sarana memelihara kesucian dan keagungan ruhani seseorang sehingga dengan begitu bisa mengarahkan perilaku jasmani dan intelektualitasnya kepada arah yang suci dan agung. Berkenaan dengan ibadah ritual tersebut, ada pertanyaan menggelitik tatkala kita menyaksikan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji. Mengapa untuk sekedar memanjatkan doa harus jauh-jauh ke Mekah Saudi Arabia dengan ongkos cenderung naik dari tahun ke tahun? Apakah kalau kita berdoa di tanah air Tuhan tidak mendengarnya? Tentu saja semua orang yang beriman meyakini bahwa di mana pun dan kapan pun kita berdoa Tuhan akan mendengarkan, baik dengan cara berbisikbisik maupun dengan suara keras. Lebih dari itu, sesungguhnya untuk melakukan komunikasi dengan Tuhan tidak perlu ongkos.
Memenuhi Panggilan Oleh Mayor Sus H. Abdullah, S.Ag., (Kasubsibinrohis Subdisbintal Diswatpersau) Namun demikian, karena ajaran formal Islam menetapkan bahwa ibadah haji haruslah dilaksanakan di wilayah Tanah Suci Mekah dan waktunya telah ditentukan, maka dewasa ini setiap tahun sekitar dua juta umat Islam memenuhi panggilan Allah menunaikan ibadah haji, mengikuti jejak Nabi Ibrahim. Dalam ibadah haji, di samping menetapkan niat dalam hati, secara lahiriah diawali dengan menanggalkan pakaian sehari-hari, lalu diganti dengan menggunakan pakaian ihram, yaitu kain putih yang amat sederhana. Secara psikologis, pakaian keseharian kita merupakan refleksi keakuan serta simbol status sosial. Ketika menghadap Tuhan, pakaian artifisial ini kita lepaskan. Dalam kehidupan ini, mudah sekali orang mengidentifikasikan jati dirinya dengan pakaian, status sosial ataupun profesi yang disandangnya. Terlebih lagi jika status yang disandangnya itu dianggap bergengsi dan banyak mendatangkan keuntungan materi. Orang yang telah puluhan tahun menjabat sebagai Lurah, misalnya, bisa jadi jabatan yang dipeluknya itu menjadi manunggal karena telah tertanam ke dalam ruang bawah sadarnya. Kesadaran kelas ini biasanya membias pada keluarga dan lingkungan sekitarnya. Sang istri terlalu sadar bahwa dirinya adalah istri Pak Lurah. Begitupun anak dan cucunya, mereka lalu menempelkan label 44
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
pada dirinya bahwa mereka adalah anggota keluarga besar Pak Lurah. Tidak hanya sampai di situ, biasanya tetangganya pun ikut memperkukuh image yang telah bertahun-tahun melekat pada keluarga Pak Lurah yang secara emosional ingin diperlihatkannya. Implikasi psikologisnya bisa jadi ketika Pak Lurah datang ke kantor, dia merasa kantor dan segala fasilitas yang ada adalah milik dirinya. Para pegawai yang ada adalah pelayan ataupun abdi dalem bagi dirinya. Pendeknya, pakaian dan status sosial yang begitu lama melekat pada seseorang, secara psikologis berpotensi melahirkan kekuatan yang dapat menjajah keakuan seseorang yang paling polos dan mulia, bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki derajat yang sama. Bahwa pakaian dan jabatan hanyalah tempelan yang setiap saat bisa lepas atau dilepas. Yang membedakan derajatnya di hadapan Allah adalah kadar keimanan dan amal salehnya. Untuk meraih kembali kesadaran mendasar itu maka seorang Muslim diwajibkan pergi haji, meninggalkan rumah dan segala pekerjaan serta status sosialnya agar terbebaskan dari sifat “keakuan”. Untuk ini ibadah haji diawali dengan menanggalkan pakaian sehari-hari, pakaian dalam arti yang lebih dalam dan luas. Ketika seseorang memulai prosesi ibadah haji, egoisme dan berbagai kesadaran palsu harus dikubur, lantas ditumbuhkan pada dirinya kesadaran baru, yaitu penghayatan akan makna kemanusiaan yang lebih dalam dan
luas. Mereka datang dengan niat yang sama dan status yang sama. Tak ada yang lebih unggul di mata Allah dan yang lain kecuali tingkat ketakwaannya. Oleh karenanya, ibadah haji secara psikologis, merupakan upacara “kematian” dalam rangka menemukan makna dan kualitas hidup yang lebih sejati. Yaitu matinya kesadaran palsu dan sifat-sifat yang negatif yang antara lain ditimbulkan oleh prestasi duniawi yang memabukkan dan merendahkan harkat kemanusiaannya. Ketika mengenakan pakaian ihram seseorang tak boleh mengenakan kosmetik, tidak boleh bercermin, tidakboleh membunuh hewan, merusak pepohonan tidak juga melakukan hubungan seksual. Pendeknya berbagai nafsu egoistik ditekan ke titik nol agar seseorang mampu melakukan mi’raj, mendekati Sang Pencipta sedekatdekatnya dalam rangka membangun pribadi tangguh, sebuah pribadi yang darinya terpancar sifat-sifat ilahi. Upaya mendekati bahkan memeluk Tuhan ini lalu secara simbolik dipergunakan dalam thawaf, yaitu berputar mengelilingi Ka’bah. Batu Hitam (hajar aswad) yang dijadikan titik tolak gerakan thawaf bagaikan tangan Tuhan yang terjulurkan menyambut setiap hamba-Nya yang berkunjung ke rumah Allah untuk melakukan audensi. Dengan menyambut uluran tangan-Nya, seorang Muslim diingatkan akan kampung halamannya yang berada “di seberang sana”. Dengan
menjabat tangan Tuhan seorang muslim mempertegas kembali ikrarnya, bahwa hidup ini hakikatnya milik Allah dan semua fasilitas hidup dan prestasi yang diraihnya ini nantinya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Kekayaan, kepintaran, jabatan, kekuasaan bahkan keluarga, semuanya akan bermakna selama mendekatkan pemiliknya untuk meningkatkan amal kebajikannya sebagai wujud rasa syukur atas segala rahmat Tuhan yang dilimpahkan kepadanya. Karena makna dan hikmah thawaf yang sejati adalah menjalani siklus kehidupan ini dari hari ke hari dengan aktivitas yang bernilai ibadah. Sebagaimana thawaf di Mekah, agar aktivitas sehari-hari ini menjadi bermakna maka secara psikologis hendaknya kita mampu mengambil jarak dari rutinitas yang membelenggu. Kita landasi semua aktivitas ini sematamata memcari ridha Allah sehingga hati nurani memiliki ketajaman untuk membedakan manakah tindakan yang bermakna dan manakah yang menggerogoti harkat kemanusiaan kita. Wukuf di Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji, tak lain adalah semacam meditasi, merenungkan keberadaan dan posisi kemanusiaan kita di hadapan sang Pencipta dan alam semesta. Dengan wukuf, yang berarti berdiam diri, diharapkan seorang Muslim mendapatkan ma’rifat (kearifan hidup) sehingga ketika kembali ke tanah airnya masing-masing telah terlahir sebagai manusia yang penuh kearifan hidup. Di samping prosesi ibadah haji merupakan kewajiban agama untuk dipenuhi, sesungguhnya di balik ritual haji yang sarat simbol itu tersimpan banyak sekali pesan sosial untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Secara mendasar dan fungsional, berbagai pesan dan sasaran ibadah haji ialah agar kita menang dalam kehidupan sehari-hari sehingga meraih makna dan prestasi hidup yang sejati.* 45
Waspadai Bahaya
Sampah Antariksa Tahun 2012
B
ila cuaca cerah, sesudah maghrib sampai sekitar isya atau sesudah shubuh sampai menjelang matahari terbit sempatkanlah mengamati langit. Mungkin kita beruntung bisa menyaksikan satelit yang mengorbit bumi yang terlihat seperti bintang berpindah. Satelit tersebut tampak cemerlang sekitar senja atau fajar karena memantulkan cahaya matahari yang tidak terlalu jauh dari kaki langit. Bila ingin lebih pasti melihatnya, silakan rencanakan pengamatan setelah melihat prakiraan satelit yang akan tampak dari suatu lokasi pada situs http://www.heavens-above.com. Mengamati satelit dapat menjadi hobi menyenangkan. Apalagi benda antariksa akan semakin banyak. Sejak tahun 1957 terdapat 6.000 satelit diluncurkan ke ruang angkasa dan 3338 satelit masih beroperasi dan tidak aktif lagi. Sebanyak 1820 badan roket yang tidak berfungsi lagi dan 7789 serpihan logam mengitari Bumi. Tabrakan antar satelit dan roket-lah penyumbang terbesar sampah antariksa. Pecahan yang terbentuk dikelompokkan dalam berbagai ukuran yaitu lebih kecil dari 0,1 mm, antara 0,1 mm–1 cm dan antara 1– 10 cm. Ukuran yang kecil tersebut tidak bisa dideteksi oleh radar dan jumlahnya mencapai puluhan juta. Berdasarkan ketinggian orbit, wahana antariksa pengorbit Bumi (satelit buatan) dikelompokkan menjadi 4 yaitu di bawah ketinggian 5.500 km atau orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO). Bila satelit di orbit ini habis masa pakainya atau mengalami kerusakan maka akan segera jatuh ke Bumi atau terbakar dan pecah akibat bergesekan dengan atmosfer. Hingga kini, bobot total wahana antariksa di LEO lebih dari 2.000 ton. Dan sebagian besar adalah sampah. Prosentase satelit aktif hanya 5%. Namun, jumlah sampah antariksa terus meningkat. Jenis kedua adalah orbit menengah (Medium Earth Orbit/MEO) pada rentang ketinggian 5.500-36.000 km. Jenis ketiga adalah orbit geosinkron (Geosynchronous Earth Orbit/GEO) pada ketinggian 36.000 km. Satelit di orbit ini memiliki periode orbit sama dengan periode rotasi Bumi yaitu 24 jam. Dan bisa berada pada titik stasioner bila kemiringan terhadap ekuator (dinamakan sudut inklinasi) sebesar 0 derajat. Karenanya dinamakan Orbit Geosationer (GSO). GEO merupakan lokasi istimewa penempatan satelit dikarenakan kestabilan posisi satelit dengan sedikit bahan bakar sehingga menjadi rebutan banyak negara untuk menempatkan satelitnya. Antariksa Indonesia yang berada di khatulistiwa merupakan GEO. Hal ini patut disyukuri. Namun di sini lain, patut diwaspadai kemungkinan jatuhnya sampah di wilayah khatulistiwa. Jenis keempat adalah orbit transfer yaitu orbit yang mengantarkan satelit dari LEO ke GEO atau orbit nontransfer sangat lonjong yang menjelajahi dari LEO sampai GEO. Bila satelit di orbit MEO atau GEO telah habis masa tugasnya dan menjadi sampah maka akan melayang, dan terus turun ke orbit rendah selanjutnya masuk ke atmosfer. Sacara umum benda antariksa buatan manusia dikelompokkan dalam empat jenis orbit. Terbanyak berada pada orbit rendah (LEO = Low Earth Orbit) dengan ketinggian kurang dari 5500 km yang periode orbitnya kurang dari 225 menit.
46
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Batasan 5500 km adalah batas kemampuan radar rata-rata untuk mendeteksi objek berukuran 10 cm. Satelit eksperimen ilmiah dan satelit penginderaan jauh umumnya berada pada orbit rendah, terutama pada ketinggian 500-2.000 km. Terbanyak ke dua berada pada orbit geosinkron (GEO= Geosynchronous Earth Orbit) pada ketinggian 36.000 km yang periode orbitnya sama dengan 24 jam. Satelit telekomunikasi dan pengamat cuaca umumnya berada pada orbit ini. Satelit GEO dengan inklinasi (kemiringan terhadap bidang ekuator) 0 derajat dan dikontrol terus (seperti pada satelit telekomunikasi) bisa berada pada titik stasioner, sehingga orbitnya disebut Orbit Geosationer (GSO). Orbit menengah (5.500 – 36.000 km) disebut MEO (Medium Earth Orbit). Sistem satelit navigasi milik Amerika Serikat, GPS (Global Positioning System) dan milik Rusia, GLONASS (Global Navigation Satellite System) menempati orbit menengah ini, sekitar 18.000-20.000 km. Jenis orbit lainnya adalah orbit transfer yang mengantarkan satelit dari LEO ke GEO/GSO atau orbit nontransfer yang sangat lonjong yang mungkin menjelajahi dari LEO sampai GEO. Roket-roket peluncur satelit komunikasi banyak yang masih berada pada orbit ini. Sampai akhir Maret 2004, di antariksa masih terdapat 9.236 benda yang mengorbit bumi yang terdeteksi radar pemantau antariksa. Dari jumlah itu 2.988 berupa satelit, baik yang masih berfungsi maupun tidak berfungsi lagi. Selebihnya 6.248 adalah sampah, berupa badan roket atau pecahan satelit atau roket. Sebenarnya, satelit yang tidak berfungsi lagi dapat digolongkan sebagai sampah juga. Hanya saja dari pemantauan radar tidak mungkin membedakan satelit yang masih berfungsi dan yang telah mati. Jadi sebenarnya jumlah sampah antariksa mendominasi wilayah orbit satelit. Sampah antariksa
semakin padat. Amerika Serikat dan Negara-negara bekas Uni Sovyet merupakan pemilik terbesar benda antariksa tersebut. Kondisi Antariksa Sampai penghujung abad 20 benda antariksa buatan manusia di orbit rendah (ketinggian kurang dari 2000 km) mencapai sekitar 2.000 ton. Sebagian besar berupa ribuan roket bekas dan satelit bekas. Namun, jumlah yang dapat dideteksi oleh jaringan radar (ukuran lebih dari 10 cm) hanya sekitar 9.000 objek. Sampai April 2003 jumlah yang terdeteksi radar mencapai 9.067. Namun pada akhir Maret 2004 tercatat 9.237 benda antariksa yang mengorbit bumi, meningkat sekitar 2% pertahun. Dari jumlah itu, sekitar 95% dapat digolongkan sebagai sampah antariksa. Satelit aktif hanya sekitar 5%. Objek-objek tersebut mengorbit bumi sambil saling berpapasan dengan kecepatan relatif rata-rata 10 km/detik (36.000 km/jam). Sekali bertabrakan, akan hancur menjadi kepingan yang lebih kecil. Satelit pecah atau meledak juga menjadi sumber sampah antariksa kecil. Pada tahun 1960-an jumlah satelit pecah hanya sekitar 1 satelit per tahun. Tetapi sejak 1980-an rata-rata ada 5 satelit pecah per tahun. Sebuah roket pecah bisa menghasilkan lebih dari 200 potong sampah. Tidak heran bila jumlahnya makin bertambah dan makin membahayakan wahana antariksa. Pecahan-pecahan sangat kecil (kurang dari 10 cm) yang membahayakan satelit aktif jumlahnya tidak terhitung (diperkirakan lebih dari 35 juta potongan) karena tidak terdeteksi oleh jaringan radar saat ini. Untuk mengkajinya, beberapa satelit sengaja dibiarkan terpapar oleh sampah antariksa halus yang mengenainya. Misalnya satelit Solar Max, LDEF (the Long Duration Exposure Facility, satelit khusus untuk menerima tumbukan jangka panjang),
Eureca (European Retrievable Carrier), dan teleskop antariksa Hubble. Jumlah tumbukan dan ukurannya kemudian diteliti. Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah dan kecepatan sampah antariksa berukuran kecil ini cukup siginifikan dan bisa membahayakan pesawat antariksa. Sampah antariksa berukuran sangat kecil (kurang dari 0,1 mm) jumlahnya makin banyak. Walaupun bahayanya tidak langsung, namun untuk jangka panjang sampah halus ini berdampak negatif bagi satelit aktif. Sampah berukuran 0,01-1 cm berdampak serius, terutama pada bagian yang sensitif. Sampah yang paling berbahaya adalah yang berukuran lebih dari 1 cm yang langsung dapat merusakkan satelit. Namun sampai saat ini baru ada satu kasus tertabraknya satelit oleh sampah antariksa besar yang kerusakannya cukup serius, yaitu satelit mikro. Kasus kerusakan lainnya dialami pesawat ulang alik Chalenger 1983 yang kaca pelindungnya harus diganti garagara ada serpihan cat yang menabraknya. Ukurannya memang kecil, hanya 0,3 mm, tetapi kecepatannya diperkirakan sangat tinggi, sekitar 14.000 km/ jam. Antena teleskop antariksa Hubble juga mengalami kerusakan akibat tumbukan sampah antariksa hingga menimbulkan lubang berukuran 1,9 cm x 1,7 cm. Masa Tinggal di Antariksa Masalah sampah antariksa bukan saja mengkhawatirkan bagi keselamatan wahana antariksa, tetapi juga kemungkinannya untuk jatuh ke permukaan bumi. Semakin rendah posisi orbit satelit atau sampah antariksa, semakin cepat akan jatuh ke permukaan bumi. Satelit GEO bisa bertahan berjuta-juta tahun. Satelit pada orbit 400-900 km mungkin bisa bertahan beberapa tahun sampai ratusan tahun, tergantung ukuran
47
satelit. Sedangkan untuk orbit kurang dari 400 km hanya bertahan beberapa bulan saja. Pada ketinggian kurang dari 200 km waktu jatuh hanya dalam hitungan beberapa puluh jam. Bentuk orbit juga berpengaruh. Orbit lingkaran lebih mampu bertahan lama dari pada orbit elips. Masa hidup atau lamanya satelit atau sampah antariksa bertahan di orbitnya sangat tergantung pada hambatan atmosfer. Semakin rendah ketinggian satelit hambatan atmosfer semakin besar karena semakin rapat. Kerapatan atmosfer juga dipengaruhi oleh aktivitas matahari. Peningkatan aktivitas matahari dapat menyebabkan kerapatan atmosfer meningkat dan hambatan terhadap satelit juga meningkat. Pada saat aktivitas matahari lemah, satelit atau sampah antariksa pada ketinggian 600 km dapat bertahan puluhan tahun. Namun, pada saat matahari aktif satelit atau sampah antariksa tersebut hanya mampu bertahan sekitar 1 tahun. Itulah sebabnya pada saat matahari aktif, sekitar 1979 – 1981, 1989 – 1991, dan 2000 posisi satelit harus selalu dikontrol. Prakiraan aktivitas matahari juga penting untuk menentukan masa hidup satelit. Jatuhnya Skylab tahun 1979 sangat dipengaruhi oleh peningkatan aktivitas matahari yang melebihi perkiraan semula. Masa hidup satelit GEO/GSO bergantung pada bahan bakar
48
pengendalinya agar tetap berada pada posisi operasionalnya. Efek gravitasi bumi, bulan, dan matahari menyebabkan satelit GEO berpindah tempat. Agar tetap berfungsi, maka satelit tersebut harus dijaga posisinya dengan roket kendali. Tetapi satelit pada ketinggian sekitar 36.000 tersebut tidak mungkin jatuh. Bila tidak berfungsi lagi satelit atau sampah antariksa tetap mengorbit membentuk angka delapan di sekitar titik ekuator. Potensi Bahaya Satelit atau sampah antariksa jatuh ke bumi akan semakin banyak dengan makin bertambahnya populasi antariksa oleh wahana buatan manusia. Pertambahan juga dipacu oleh saling bertabrakan antar-sampah antariksa tersebut. Data pantauan jaringan radar menunjukkan, rata-rata setiap 2-3 hari ada bekas satelit, roket, atau sampah antariksa lainnya yang jatuh ke bumi. Benda berukuran besar, berbobot beberapa puluh ton rata-rata 2 pekan sekali ada yang jatuh. Masalah yang menjadi perhatian utama adalah lokasi jatuh dan waktunya. Lokasi jatuh terkait erat dengan lintasan orbitnya. Mir yang jatuh Maret 2001 orbitnya mempunyai inklinasi 51,6 derajat, berpeluang jatuh di wilayah antara 51,6 derajat lintang utara (LU)-51,6 derajat lintang selatan (LS). Sehingga dapat mengancam 80 negara yang mungkin dilewatinya. BeppoSAX yang jatuh 30 April 2003
orbitnya mempunyai inklinasi 4 derajat, sehingga mengancam 39 negara di sabuk ekuator. Potensi bahaya terutama ditujukan bagi satelit-satelit aktif dan misi pelucuran wahana antariksa. Sampah yang berukuran lebih kecil dari 1 cm namun memiliki kecepatan sangat tinggi sehingga dapat merusak pesawat ulang alik dan satelit. Bahaya lainnya adalah jatuhnya sampah antariksa ke Bumi meskipun probabilitas menimpa manusia sangatlah kecil. Semakin rendah kedudukan sampah antariksa akan semakin cepat jatuh akibat hambatan atmosfer bumi kian besar. Peningkatan aktifitas Matahari turut meningkatkan kerapatan atmosfer yang membawa konsekuensi makin banyaknya sampah antariksa yang jatuh. Untuk sampah berukuran lebih kecil dari 10 cm dan berbobot beberapa gram saja tentu tidak masalah. Yang mengkuatirkan untuk sampah yang berbobot hingga ratusan kg. Contohnya adalah Satelit BeppoSAX milik Italia yang jatuh di Lautan Pasifik pada 30 September 2003 lalu setelah melintasi wilayah Indonesia. Sebulan setelah BeppoSAX, roket CZ-3 (Chang Cheng/Long March 3) milik China menghantam tanah di Kebun Karet, Desa Bukit Harapan IV, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara pada 13 Oktober 2003. Menimbulkan getaran cukup keras meskipun tidak ada korban. Inilah peristiwa yang pertama kali terjadi dalam sejarah teknologi ruang angkasa, tabrakan dua satelit di ketinggian 790 km! Setiap satelit atau sampah antariksa orbitnya pasti melewati ekuator, sehingga peluang jatuh di daerah ekuator sangat besar. Indonesia yang merupakan negara ekuator terbesar sangat potensial kejatuhan satelit atau sampah antariksa. Namun, jangan cemas dahulu. Perbandingan luasnya daerah jelajah dengan ukuran satelit atau sampah antariksa sangat jauh, sehingga kemungkinan untuk mem-
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
bahayakan manusia atau barang milik manusia sangat kecil. Kemungkinan seorang manusia terkena benda jatuh dari antariksa 1:1.000.000.000.000. Sedangkan kemungkinan ada pesawat terbang yang terkena 1:10.000.000. Selama perkembangan teknologi antariksa memang belum ada laporan orang atau barang yang terkena benda jatuh dari antariksa. Bila terkena, tentu dampaknya sangat hebat. Benda jatuh dari antariksa mempunyai kecepatan sampai puluhan atau ratusan km/jam. Bobotnya pun bervariasi, bisa mencapai puluhan kilogram. BeppoSAX yang jatuh beberapa waktu lalu, pecahan terbesar berbobot 120 kg. Untungnya, puing-puingnya akhirnya jatuh di lautan Pasifik, sebelah barat daya Ekuador, Amerika Selatan. Diberitakan pada tengah malam 10 Februari lalu, satelit komunikasi Iridium 33 dengan berat 560 kg milik Amerika Serikat yang melayani telepon satelit menabrak satelit yang sudah tidak terpakai milik Rusia, Cosmos 2251 dengan berat 900 kg. Versi lain menyebutkan bahwa satelit Rusia-lah penyebab tabrakan. Dikarenakan, Cosmos 2251 yang diluncurkan pada 1993, hanyalah seonggok besi tanpa “tuan” yang bergerak tanpa kendali, menabrak apa saja di depannya, termasuk Iridium 33 . Setelahnya, ribuan keping satelit terbentuk, dan menyebar, menambah jumlah sampah di orbit Bumi. Kejadian di atas merupakan peristiwa terburuk dari sisi besaran pecahan satelit setelah dihancurkannya secara sengaja satelit pemantai iklim milik China yang tidak berfungsi lagi pada 2007. Waktu itu tidak kurang 2,500 keping sampah terbentuk, dan mengorbit Bumi. Membersihkan Sampah Antriksa Banyak negara terus memantau keberadaan sampah dan memetakannya. Apalagi kian hari semakin banyak satelit diluncurkan. Maka kian bertambahlah populasi sampah. Hanya saja, lokasi jatuhnya sampah sulit
ditentukan secara pasti. Upaya pencegahan dilakukan dengan beberapa rencana seperti membersihkan sampah dengan mengirimkan misi untuk memulung sampah, menghancurkan sampah sehingga menjadi serpihan kecil yang tidak berbahaya, membuang sampah pada “daerah sampah” baik untuk orbit rendah maupun orbit tinggi sehingga ketika jatuh tidak menimpa wilayah yang berpenghuni serta merancang wahana antariksa dengan bahan bakar dan kandungan material yang tidak berbahaya. Yang lebih penting adalah adanya kode etik terutama bagi negaranegara kontributor satelit sehubungan kegiatan sipil dan militer di luar angkasa seperti menghindari tindakan-tindakan sengaja yang dapat atau akan merusak dan menghancurkan benda-benda yang mengorbit Bumi. Sampai saat ini tidak ada mekanisme yang dapat dilakukan manusia untuk membersihkan sampah antariksa. Satu-satunya yang diharapkan adalah membiarkan alam melakukannya untuk sampah di orbit rendah. Sementara tidak ada satu pun mekanisme untuk sampah di orbit GEO/GSO. Dalam kasus tertentu, ada upaya memulung sampah satelit yang gagal. Tetapi itu hanya dilandasi perhitungan ekonomis untuk mendaur ulang sampah tersebut dengan mengambilnya, memperbaikinya, dan menjualnya. Untuk sampah yang tidak punya nilai ekonomis, mengambilnya dengan pesawat ulang alik adalah upaya yang terlalu mahal untuk dilakukan. Pemulungan satelit gagal terjadi pada satelit Palapa B2 yang diluncurkan Februari 1984. Satelit tersebut gagal mencapai posisi yang direncanakan karena motor apogee tidak berfungsi semestinya. Pada November 1984 Palapa B2 diambil dengan pesawat ulang alik kemudian diperbaiki dan dijual kembali kepada Indonesia. Kemudian diluncurkan kembali pada April 1990 dengan nama baru Palapa B2R. Akibat kegagalan peluncuran
Palapa B2, Palapa B3 yang diluncurkan Maret 2003 diganti namanya menjadi Palapa B2P (pengganti B2 yang gagal), yang kemudian berganti lagi namanya jadi Agila 1 dengan pemilikan beralih kepada Filipina. Kembali kepada masalah pembersihan, upaya maksimal yang kini bisa dilakukan adalah mengurangi sampah untuk masa mendatang. Langkah pertama adalah pencegahan pembuangan sampah yang harus dilakukan para perancang wahana antariksa. Sedapat mungkin benda-benda yang akan jadi sampah di buang sebelum mencapai orbit, sehingga langsung jatuh ke bumi. Pencegahan juga dilakukan dengan mengurangi kemungkinan ledakan di angkasa. Selain itu perlu dicari bahan bakar roket yang bebas debu, tidak seperti yang terjadi saat ini yang masih menyisakan debu halus aluminium oksida (Al3O2). Langkah ke dua adalah merancang sistem untuk menjatuhkan sampah antariksa secara terencana atau membuang ke “zona sampah” pada akhir missinya. Tetapi langkah ini sangat mahal dan sangat sulit. Hanya missi antariksa besar yang saat ini sudah menerapkan langkah ini. Misalnya, stasiun antariksa Mir berbobot total 130 ton diturunkan secara terkendali ke daerah aman di Pasifik Selatan. Langkah ini mempunyai dua tujuan sekaligus, menjamin keselamatan penghuni bumi dari bahaya kejatuhan benda antariksa dan menjamin keselamatan wahana antariksa oleh sampah-sampah yang terus meningkat. Prioritas utama langkah ini sebenarnya untuk benda-benda di zona yang ramai diminati para pengguna satelit, baik di orbit rendah maupun GEO/GSO. Langkah untuk membuang ke “zona sampah” terutama ditujukan untuk satelit di GEO/GSO yang dapat dikatakan tidak bisa turun secara alami dan satelit mengandung bahan berbahaya, seperti bahan bakar nuklir. “Zona sampah” di orbit rendah konon 49
pernah digunakan oleh Uni Soviet pada era 1980-1990-an untuk membuang satelit berbahan bakar nuklir. Tetapi zona sampah di orbit rendah bukanlah zona aman, suatu saat akan jatuh juga. Zona sampah yang aman berada di atas orbit GEO/GSO. Selama ini yang digunakan pada zona 40-70 km lebih tinggi dari zona satelit operasional di GEO/GSO. Tetapi zona yang disarankan adalah sekitar 300 km lebih tinggi. Namun, untuk pembuangan ke zona ini sangat mahal biayanya. Perlu lebih banyak bahan bakar untuk mencapai orbit lebih tinggi itu dan membutuhkan pengendalian sekitar 3 bulan untuk mencapai orbit di zona aman tersebut. Langkah ke tiga adalah pemusnahan sampah. Tetapi langkah ini masih impian. Cara pemulungan sampah antariksa, seperti pada satelit Palapa B2, sangat mahal dan masih perlu menggunakan pesawat berawak sejenis pesawat ulang alik untuk menangkapnya. Sementara cara lain yang diusulkan belum ditemukan teknologinya yang efektif, efisien, dan relatif tidak mahal. Misalnya, dengan balon penjaring untuk pengurangi kecepatannya dan menurunkan sampah ke orbit yang memungkinkan jatuh secara alami. Tetapi cara ini berbahaya bagi satelit operasional, karena penjaringan tidak pilih-pilih, semua yang terkena dipaksa jatuh. Cara lain adalah menembakkan sinar laser berenergi tinggi pada serpihan sampah antariksa untuk mengurangi kecepatannya hingga bisa jatuh atau menghancurkannya menjadi butiran halus yang tidak berbahaya. Namun, cara ini belum ada teknologinya, masih impian yang ingin diwujudkan. Ternyata, sampah tidak hanya merepotkan manusia di daratan dan lautan, tapi juga di angkasa. Maklum, kita juga gemar buang sampah di atas sana. Ini karena kita sering mengirimkan pesawat ke ruang angkasa dan membuangnya begitu saja di sana ketika sudah kedaluwarsa. Soalnya, sampah 50
yang bertebaran di angkasa sering berbenturan dengan pesawat berawak atau satelit yang masih digunakan. Berdasar catatan sebuah lembaga penelitian ilmiah Wired Science hingga Senin (27/4), dalam 54 kali misi penerbangan tercatat bahwa sampah antariksa dan meteoroid menabrak jendela pesawat hingga 1.634 kali sehingga mengharuskan 92 kali melakukan penggantian kaca jendela. Begitu juga dengan 317 kali benturan terhadap radiator pesawat yang mengharuskan 53 kali penggantian. Memang, selama ini belum ada benturan yang membahayakan keselamatan awak pesawat. Namun, tingkat keseringan benturan tersebut ditakutkan menimbulkan kerusakan yang lebih besar di masa mendatang karena jumlah sampah antariksa yang diyakini akan bertambah banyak. Kini, para ahli antariksa telah mencari cara mengurangi bahaya sampah antariksa bagi misi penerbangan mereka di masa depan. Salah satu yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sampah tersebut adalah menggunakan sebuah layar besar untuk mengumpulkan
sampah-sampah tersebut agar tidak berserakan di udara atau membawanya pulang kembali ke bumi. Atas dasar itu, dua ilmuwan dari lembaga luar angkasa Eropa yakni Max Cerf dan Brice Santerre menghadirkan sebuah layar besar yang diberi nama aerobrake. Benda ini diklaim mampu menyaring dan mengumpulkan sampah-sampah luar angkasa yang mengorbit bumi. Gesekan dari layar besar tersebut dengan lapisan atmosfir akan membakar habis sampah-sampah tersebut hingga 25 tahun. Ini lebih cepat bila dibandingkan umur sampah-sampah tersebut yang dapat mencapai ratusan tahun. Kini layar besar tersebut sedang dalam pengembangan tahap akhir dan akan diluncurkan dalam misi yang bernama Ariane 5. Luas area layar tersebut mencapai 350 meter persegi dan diperkuat dengan 12 meter tiang berbahan polimer dan aluminium berisi gas nitrogen. Namun, yang disayangkan, jumlah sampah antariksa tidak akan berkurang dengan cepat. Ini karena tabrakan antar sampah antariksa akan menimbulkan lebih banyak puing lagi.* (Berbagai Sumber)
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Lanud Balikpapan. Jabatan Danlanud Balikpapan diserahterimakan dari Letkol Pnb Arif Widianto kepada Letkol Pnb Riva Yanto, S.T, M.Sc dipimpin oleh Pangkoopsau II Marsda TNI R. Agus Munandar, di Mako Lanud Balikpapan, akhir September. Letkol Pnb Arif Widianto merupakan alumnus AAU tahun 1990, sedangkan Letkol Pnb Riva Yanto, S.T, M.Sc adalah alumnus AAU tahun 1992 yang sebelumnya sebagai Pabandya Opsban Paban II/Ops Sopsau. Sertijab ditandai dengan penglepasan tanda jabatan komandan dari pejabat lama untuk dipasangkan kepada pejabat baru oleh Pangkoopsau II.* (Pentak Lanud Bpp)
Sertijab Kadislog. Danlanud Abdulrahman Saleh Marsma TNI A. Dwi Putranto memasang tanda jabatan kepada Letkol Tek Asfan Jauhari sebagai Kadislog Lanud Abdulrahman Saleh yang baru. Jabatan Kadislog diserahterimakan dari Kolonel Tek M. Yani Rudiansyah kepada Letkol Tek Asfan Jauhari dipimpin Danlanud Abdulrahman Saleh, awal September di Malang.* (Pentak Lanud Abd Saleh)
Lanud Adi. Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Hadiyan Sumintaatmadja menyalami Kolonel Tek Bowo Herutomo sebagai pejabat lama Kadislog usai memimpin serah terima jabatan Kadislog Lanud Adisutjipto dari Kolonel Tek Bowo Herutomo kepada Letkol Tek Susanto, S.T., di Yogyakarta, awal September. Pejabat lama selanjutnya mengemban tugas sebagai Kasubdispeslatu, Disearoau, sedangkan pejabat baru sebelumnya bertugas di Akademi Angkatan Udara sebagai Dosen Golongan IV.* (Pentak Lanud Adi) 51
Lanud Sultan Iskandar Muda. Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto,S.T memimpin sertijab Danlanud Sultan Iskandar Muda akhir September lalu bertempat di Appron base Ops Lanud. Kolonel Pnb Sungkono, SE., M.Si., menyerahkan jabatan Danlanud Sultan Iskandar Muda kepada Kolonel Pnb Maman Suherman, S.AP., M.Si. Selanjutnya Kolonel Pnb Sungkono, menempati jabatan baru sebagai Direktur Pengkajian Air Power Seskoau; sedangkan Kolonel Pnb Maman Suherman sebelumnya menjabat sebagai Dostun Golongan IV Seskoau Bandung. Usai sertijab Pangkoopsau I melakukan salam komando dengan pejabat lama dan baru*(Pentak Lanud Sim) Sertijab Asintel dan Asops. Pangkosek Hanudnas II Marsma TNI Abdul Muis memimpin Sertijab Asintel Pangkosekhanudnas II dari Kolonel Adm Drs. Widran Halil kepada Letkol Pnb Bayu G.H Kusuma, pertengahan Agustus di Makosek Hanudnas II, Makassar. Pejabat Asintel baru merupakan alumnus AAU tahun 1990 dan sebelumnya menjabat Pabandyadukops Sops Koopsau II, sedang pejabat lama selanjutnya menjalankan tugas di Mabes TNI. Pada kesempatan yang sama diserahkan juga jabatan Asops Pangkosekhanudnas II dari Kolonel Pnb Marsudiranto W.Upacara Sertijab ditandai dengan penandatanganan berita acara yang disaksikan oleh Pangkosek Hanudnas II Marsma TNI Abdul Muis.* (Pen Kosek Hanudnas II)
Sertijab di Sekkau. Beberapa waktu lalu, Komandan Sekkau Kolonel Pnb Suwandi Miharja, M. D., bertindak selaku inspektur upacara pada upacara serah terima jabatan Kadisops dan Kadepops Sekkau di Jakarta. Jabatan Kadisops Sekkau diserhaterimakan dari Letkol Pnb Paminto B. P., kepada Letkol Pnb Dadan Gunawan, sedangkan Kadepops Sekkau diserahterimakan dari Letkol Pnb Engkus Kuswara kepada Letkol Pnb Tarjoni. Letkol Pnb Paminto B. P selanjutnya bertugas sebagai Dostun Gol. V Seskoau, dan Letkol Pnb Engkus Kuswara menempati posisi sebagai Kasubdis Surta Dissurpotrudau. Serah terima jabatan ditandai dengan penandatanganan berita acara sertijab yang disaksikan oleh Komandan Sekkau Kolonel Pnb Suwandi Miharja.* (Pentak Sekkau) 52
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Kohanudnas. Pangkohanudnas Marsda TNI Dradjad Rahardjo, S.IP. memimpin serah terima jabatan Danpusdiklat Hanudnas dari Kolonel Lek Abdul Mudjib kepada Kolonel Pnb Supriharsanto (AAU 84), dan Aspers Kas Kohanudnas, dari Kolonel Pnb Supriharsanto kepada Kolonel Pnb Abdul Sukur (AAU 88), pertengahan September, di Jakarta. Kolonel Lek Abdul Mudjib lulusan AAU 76 selanjutnya melaksanakan tugas di Lanud Surabaya. Tampak Pangkohanudnas Marsda TNI Dradjad Rahardjo, S.IP sedang menandatangani berita acara sertijab.* (Pen Kohanudnas)
Sertijab Kadisops. Mayor Nav Medi Rachman dipercaya memangku jabatan baru sebagai Kadisops Lanud Medan menggantikan Letkol Pnb E. Wisnu Murendro. Serah terima jabatan dipimpin oleh Danlanud Medan Kolonel Pnb Taufik Hidayat S.E., di Medan, beberapa waktu lalu. Danlanud menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Letkol Pnb E Wisnu Murendro yang telah menjalankan tugasnya dengan baik dan selanjutnya menjabat sebagai Paban II Opslat, Sopsau. Sedangkan Mayor Nav Medi Rachman sebelumnya menjabat sebagai perwira Dislambangja AU. Usai sertijab ketiga pejabat melakukan salam komando* (Pentak Lanud Mdn)
Lanud Pekanbaru. Jabatan Kadislog Pekanbaru diserahterimakan dari Letkol Tek Nawa Permana kepada Letkol Tek Nur Priyatno Poupon. Upacara serah terima jabatan dipimpin oleh Danlanud Pekanbaru Kolonel Pnb Nanang Santoso, bertempat di Ruang Lobi Mako Lanud Pekanbaru, awal September. Serah terima jabatan ditandai dengan penandatanganan berita acara sertijab.* (Pentak Lanud Pbr)
53
Alih Tugas Pejabat TNI AU Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor : Kep/462/VII/ 2010, tanggal 23 Juli 2010 tentang Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI dan Surat Keputusan Kasau Nomor: R/10808/04/14 tanggal 31 Mei 2010 tentang Revisi usul penempatan perwira TNI AU; ada tujuh perwira tinggi dan dua Pamen Angkatan Udara mendapat promosi jabatan dan pergeseran. Perwira tinggi yang mendapat promosi jabatan adalah Marsda TNI Imam Wahyudi, S.E, S.IP, M.M., M. Sc. (Aslog Kasau) menjadi Koor sahli Kasau, Marsma TNI B. Purwadi P., S.IP., (Kadisaeroau) menjadi Aslog Kasau, Marsma TNI Bambang Tedjojono, S.E. (Kadiskomlekau) menjadi Waaslog Kasau, Kolonel Sus Ir. Noor Arifin (Analis Madya Bid. Renkon Ditkon Ditjen Ranahan Kemhan) menjadi Kadisfas konau dan Kolonel Lek Loyar Pakpahan (Sesdiskomlekau) menjadi Kadisinfolahtaau. Sedangkan yang meng alami pergeseran adalah Marsda TNI Ir. Yoseph Rasiman, MM. (Koorsahli Kasau) menjadi Pati Mabes TNI AU, Marsma TNI Mulyono (Kadisfaskonau) menjadi Kadisaeroau, Marsma TNI Suharso (Waaslog Kasau) menjadi Pati Mabes TNI AU, dan Marsma TNI Sumardjo, M.Sc. (Kadisinfolahtaau) menjadi Kadiskomlekau. Selanjutnya, sesuai Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/560/IX/ 2010, tanggal 1 September 2010 tentang Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di lingkungan TNI, terdapat 16 pejabat TNI AU yang mengalami pergeseran, jabatan promosi maupun dalam persiapan pensiun. Lima pejabat mendapat jabatan promosi masing-masing Kolonel Pom. R. Sudibyo Basuki menjadi Ir Basarnas, Kolonel Pnb. Rasrendro Bowo.S. (Danpuslat Kodiklat TNI), Kolonel Tek. Ir. M. Agus Mustofa, M.Sc. (Dirdik Kodiklat TNI), Kolonel 54
Pnb. B. Edy Purwanto (Kadissur potrudau), dan Kolonel Nav. S. Djamulyo H., S.E. (Pati Sahli Kasau Bid. Sumdanas). Enam pejabat mengalami pergeseran diantaranya Marsma TNI Asnam Muhidir (Pati Sahli Kasau Bid. Iptek menjadi Danpusdikbangpers Kodiklat TNI), Marsma TNI Yohan Andreas (Kadisbangopsau menjadi Pati Sahli Kasau Bid. Iptek), Marsma TNI R. Hari Muljono (Wadan Seskoau menjadi Kadisbangopsau), Marsma TNI Madar Sahib HS (Pati Sahli Kasau Bid. Air Power menjadi Wadan Seskoau), Marsma TNI Drs. Paulus D. Harsoyo (Kadissurpotrudau menjadi Pati Sahli Kasau Bid. Air Power), dan Marsma TNI Mukhtar E. Lubis, S.E., M.Sc. (Dirada Ditjen Ranahan Kemhan menjadi Kapusada Badan Ranahan Kemhan). Sedangkan yang akan memasuki purna tugas diantaranya Marsda TNI Eko Djati P, S.IP., (Deputi Bid. Operasi SAR Basarnas), Marsda TNI Didik Amir Hasan, S.IP. M.M., (TA Pengkaji Bid. Sumber Kekayaan Alam Lemhannas RI), Marsma TNI Anggoro (Kadisadaau), Marsma TNI LB. Slamet R, S.E., (Pati Sahli Kasau Bid. Sumdanas), dan Marsma TNI Benyamin Dandel, S.IP., (Staf Khusus Panglima TNI). Menyusul kemudian, Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/ 630/IX/2010 tentang Pemberhentian Dari Dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI tanggal 27 September 2010, ada enam orang berpangkat Pati dan dua orang kolonel mengalami pergeseran, yaitu Marsdya TNI Wardjoko (Kabasarnas menjadi Pati Mabes TNI AU), Marsda TNI Dradjat Rahardjo, S.IP (Pangkohanudnas menjadi Pati Mabes TNI AU), Marsda TNI Eddy Suyanto, S.T (Pangkoopsau I menjadi Pangkohanudnas), Marsda TNI Dede Rusamsi (Pa Sahli Tk. III Bid. Ekkudag Panglima TNI menjadi Pangkoopsau I), Marsma
TNI Ida Bagus Putu Dunia (Pangkosek Hanudnas IV menjadi Pa Sahli Tk. III Ekkudag Panglima TNI), Marsma TNI Ir. Bambang Priambodho (Direnbanghan Ditjen Renhan Kemhan). Pamen, Kolonel Adm Karnoto (Pabut F-3 Dit F Bais TNI menjadi Dir F Bais TNI) dan Kolonel Pnb Muhammad Syaugi, S.Sos., (Pamen Srenaau menjadi Pangkosek Hanudnas IV). Sesuai Surat Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/642/IX/2010 tanggal 28 September 2010 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI, dua perwira menjalani mutasi yaitu Marsda TNI Sudjadijono, S.E (Aspers Panglima TNI menjadi Pati Mabes TNI AU), Marsma TNI Bambang Iswahjudi (Kapuskodifikasi Kemhan menjadi Kadisadaau), dan Kolonel Lek M. Yunus (Sesdisinfolahtaau menjadi Kapuskodifikasi Kemhan). Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/682/X/2010, tanggal 6 Oktober 2010, tentang Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di lingkungan TNI Angkatan Udara, delapan pejabat TNI AU menglami alih tugas jabatan promosi maupun dalam persiapan pensiun. Kedelapan pejabat tersebut adalah Marsda TNI Pandji Utama Iskhaq, S.IP (Asops Kasau menjadi Koorsahli Kasau), Marsda TNI Ignatius Basuki (Danseskoau menjadi Asops Kasau), Marsda TNI Daryatmo, S.IP (Dankodikau menjadi Aspers Panglima TNI), Marsda TNI Imam Wahyudi, SE., S.IP., M.M., M.Sc (Koorsahli Kasau menjadi Pati Mabes TNI AU), Marsma TNI Boy Syahrir Qamar, S.E (Wadan Kodikau menjadi Danseskoau), Marsma TNI Budiono (Irbinsumda Itjenau menjadi Dankodikau), Kolonel Pnb Rakhman Haryadi, SA., MBA (Pamen Spamau menjadi Wadankodikau) dan Kolonel Nav Muhamad Syafei (Paban IV Renprogar Srenaau) menjadi Irbinsumda Itjenau.*
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Pejabat TNI AU Naik Pangkat Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 34/TNI/Tahun 2010 tanggal 21 Juni 2010 terdapat 3 pejabat TNI Angkatan Udara naik pangkat satu tingkat lebih tinggi yaitu Marsma TNI Drs. B Haryanto, M.M. (Pati Sahli Kasau Bid. Polhukam), Marsma TNI L Bambang Slamet R., S.E (Pati Sahli Kasau Bid. Sumdanas), dan Marsma TNI Sujendro (Pati Sahli Tk. II Bid. Sosbud HAM Panglima TNI). Sebanyak tiga pejabat TNI Angkatan Udara mendapat kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor Kepres/49/TNI/2010 tanggal 8 September 2010, yang menaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi para Pati dan Pamen TNI.
Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat memberi ucapan selamat kepada salah satu pejabat TNI AU yang naik pangkat.
Ketiga pejabat TNI AU tersebut yaitu Asisten Logistik Kasau (Aslog Kasau) Marsda TNI Bambang Purwadi P., S.IP, Kepala Dinas Informasi dan Pengolahan Data TNI AU (Kadisinfolahtaau) Marsma TNI Loyar Pakpahan dan Kepala Dinas Fasilitas dan Konstruksi TNI AU (Kadisfaskonau) Marsma TNI Ir Noor Arifin.
Lanud Abdulrahman Saleh Dalam rangka kegiatan Bhakti TNI Terpadu tahun 2010 di Desa Pandan Wangi Kecamatan Tempeh dan Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang dilaksanakan pengobatan gratis yang diikuti 2843 orang. Masyarakat Tempeh dan Kunir, Lumajang, berbondong-bondong men-
Para pejabat TNI AU ini, di Mabesau melaporkan kenaikan pangkat kepada Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, sebelumnya bersama para Pati dari TNI AD dan TNI AL telah melaporkan kenaikan pangkat kepada Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Mabes TNI.*.
Gelar Pengobatan Gratis
datangi aula Kecamatan Tempeh untuk mengikuti pengobatan gratis yang diadakan oleh Lanud Abdulrahman Saleh bekerja sama dengan Yayasan Kemanusiaan Indonesia (YKI), pertengahan Agustus lalu. Jenis pengobatan berupa, pengobatan umum diikuti 1056 orang,
pengobatan mata dengan operasi katarak serta pemberian kacamata gratis sebanyak 1700 orang dan khitanan massal sebanyak 27 orang. Semua pengobatan tersebut dilaksanakan dalam satu hari dan dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan sesuai dengan jenis pengobatan masingmasing. Pada kesempatan tersebut Kas Koopsau II Marsma TNI Ida Bagus Anom didampingi Danlanud Abdulrahman Saleh Marsma TNI A. Dwi Putranto beserta para pejabat TNI serta pejabat setempat melihat langsung kegiatan tersebut. Mereka berkesempatan untuk berbincang dengan masyarakat yang akan dan telah melaksanakan pengobatan. Umumnya mereka sangat antusias dan senang mendapat pengobatan gratis ini.* (Pentak Lanud Abd Saleh) 55
HUT Wara. Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat memeriksa barisan pada upacara peringatan ke-47 HUT Wanita Angkatan Udara (Wara), di Mabesau, pada pertengahan Agustus. Saat ini prajurit Wara berjumlah 1.481 orang terdiri dari 420 perwira, 1.061 bintara dan seorang berpangkat marsekal pertama yaitu Marsma TNI Martini, S.E, M.M., yang menjabat Kadiskuau. Wara yang dibentuk pada bulan Agustus 1963, telah mampu membuktikan dirinya secara nyata diberbagai penugasan seperti penerbang, teknik, elektronika (PLLU/ATC), pembekalan, administrasi, penerangan, PDE, bintal, bahasa, intel/sandi, hukum, polisi militer, dan kesehatan. Dirgahayu Wara.*
Pesawat Tempur Lanud Iswahjudi Latihan
Aerobatik
Pesawat-pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger dari Lanud Iswahjudi melaksanakan latihan terbang formasi yang dipimpin langsung oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Ian Fuady serta Komandan Skadron Udara 14 Mayor Pnb Budi Achmadi, akhir September. Danlanud Iswahjudi Marsma TNI Ismono Wijayanto dalam arahannya
56
menekankan agar setiap penerbang utamanya yang mengikuti latihan fly pass menyamakan waktu dalam hitungan second. Upaya menyamakan waktu tersebut sangat diutamakan karena dalam melaksanakan terbang formasi/fly pass, ketepatan waktu dalam bermanuver sudah menjadi keharusan, sehingga mampu menampilkan formasi yang indah dan
enak ditonton. Untuk mencapai kesuksesan latihan tersebut, masingmasing penerbang dan ground crew dituntut tetap memperhatikan unsurunsur keselamatan terbang dan kerja (safety), sehingga pelaksanaan fly pass yang nampak indah serta enak ditonton tersebut dapat berjalan lancar, aman, dan selamat. Beberapa hari kemudian latihan terbang formasi dan aerobatik dilakukan secara bersama-sama dengan pesawat tempur Hawk 100/ 200 yang berasal dari Skadron Udara 11, Lanud Pontianak dan Skadron Udara 1 Lanud Pekan Baru, setelah keduanya bergabung di Lanud Iswahjudi.* (Pentak Lanud Iwj)
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Terjun Payung Meriahkan Peringatan ke-65 HUT Kemerdekaan RI di
Riau
Atraksi terjun payung dua orang anggota Lanud Pekanbaru ramaikan peringatan ke-65 HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di provinsi Riau, tepatnya pada saat upacara penurunan Bendera Merah Putih yang dilaksanakan di halaman Kantor Gubernur Riau. Penerjunan yang menggunakan pesawat helikopter jenis Colibri milik TNI AU tersebut, cukup menarik perhatian masyarakat yang ikut menyaksikan langsung pelaksanaan upacara Penurunan Bendera Merah Putih dengan Inspektur Upacara Gubernur Riau, H.M Rusli Zainal.
Masing-masing peterjun membawa bendera Merah Putih dan lambang Swa Bhuana Paksa ukuran yang cukup besar dan mendarat tepat ditengahtengah lapangan upacara. Pejabat
daerah baik provinsi maupun kota serta para tamu undangan yang hadir pada saat upacara memberikan applaus yang cukup meriah terhadap kedua peterjun.*(Pentak Lanud Pbr)
Peresmian Mako Latgab Mabes TNI dibantu Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur juga Kabupaten Kutai Timur telah membangun Markas Komando Latgab (Latihan Gabungan) di daerah Sekerat, Sangata Kabupaten Kutai Timur. Markas komando latihan gabungan ini terletak di atas bukit dengan fasilitas enam gedung, dua helipad dan satu pos tinjau. Posisi Mako Latgab terletak pada ketinggian tertentu yang memungkinkan orang dapat melihat secara langsung lokasi sasaran SUL (Serangan Udara Langsung), BTK (Bantuan Tembakan Kapal) juga pendaratan amfibi dan lokasi lainnya. Sebelum diresmikan Danlanud Balikpapan Letkol Pnb Arif Widianto mendampingi Kasdam Kodam VI/Mulawarman Brigjend
TNI Wismu Bawatenaya beserta para asisten Kodam VI/Mulawarman melaksanakan cek route dan cek spot lokasi yang akan diresmikan oleh Panglima TNI. Akhirnya, Mako Latgab diresmikan oleh Panglima TNI
Jenderal TNI Djoko Santoso, pada bulan Agustus lalu, dihadari Danlanud Balikpapan, Kaskoopsau II, para pejabat Polri dan TNI lainnya serta pejabat Muspida.* ( Pentak Lanud Bpp) 57
Menembak
Latihan Lanud Timika
di
Untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan personelnya, Lanud Timika menggelar latihan menembak di Lapangan Tembak Yonif 754 ENK Mimika, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini merupakan program kerja Disops Lanud Timika yang dilakasanakan tiap triwulan. Latihan menembak dikuti oleh Komandan Lanud Timika Letkol Navigator I Nyoman Suadnyana, S.T. , Kadislog Lanud Timika Kapten Tek Wawan Darmawan beserta seluruh anggota Lanud. Menembak dilakukan dengan posisi tiarap, duduk dan berdiri dengan jarak tembak 100 meter untuk laras panjang. Selesai latihan 58
menembak laras panjang dilanjutkan dengan latihan tembak pistol yang di lakukan oleh seluruh para perwira Lanud Timika dengan jarak 25 meter. Latihan menembak diikuti juga oleh perwira, anggota intel dan anggota Pomau dengan menggunakan senjata pistol jenis FN-46, P-1 Pindad dan P- 2 Pindad dengan tiga butir peluru percobaan dan 20 butir peluru untuk penilaian. Sedangkan untuk anggota bintara dan tamtama menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 V-1 dan SS-1 V-2 dengan tiga butir peluru sebagai percobaan dan 30 butir peluru sebagai penilaian.
Latihan yang sama dilakukan juga oleh, anggota Lanud Jayapura. Kegiatan ini diadakan selama dua hari berturut-turut pada awal September. Meskipun dalam keadaan berpuasa dan cuaca yang begitu terik tetapi anggota Lanud Jayapura mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat dan konsentrasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh sebagian besar excellent. Latihan ini diikuti oleh seluruh anggota Lanud Jayapura. Untuk perwira latihan menembak dilaksanakan mengunakan senjata laras pendek (pistol) dengan jarak 20 m.* (Pentak Lanud Sri dan Pentak Lanud Jap)
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Terbang Solo Calon Pilot Helikopter Sebanyak 10 siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) PSDP Angkatan ke-81 di Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma, Kalijati melaksanakan upacara tradisi “terbang solo” di Apron Skadron Udara 7, akhir Agustus. Upacara dihadiri pejabat Lanud Suryadarma, Wingdiktekkal dan Kompi B BS Paskhas dengan pasukan upacara dari Skadron Udara 7. Tradisi “terbang solo” merupakan pertanda bahwa siswa Sekbang PSDP Angkatan ke-81 telah menginjak tahap pendidikan bina terbang khususnya pada tahapan telah mampu mengawaki sendiri pesawat helikopter latih jenis Bell 47 G Soloy tanpa peran yang dominan dari instrukturnya. Tradisi “terbang solo” ditandai dengan pemotongan rambut, pemecahan telur di tiap kepala para siswa, kemudian penempelan kapas di bekas pecahan telur dan penyiraman air bunga ke tubuh siswa yang diawali oleh Danlanud Suryadarma Kol. Pnb Irwan Is. Dunggio S.Sos dan diikuti para pejabat lainnya. Tradisi tersebut menandai bahwa siswa sebagai calon penerbang
helikopter telah “menetas”. Selain para siswa Sekbang PSDP TNI terdapat pula beberapa anggota Skadron Udara 7 baru bergabung yang turut mengikuti tradisi tersebut sebagai tanda bergabungnya mereka ke Skadron Udara 7. Sekbang PSDP Angkatan ke-81 diikuti 10 orang siswa dengan pangkat Sersan Mayor Siswa dibuka sejak 12 Juli 2010 di Lanud Suryadarma. Mereka telah menjalani ground school
selama satu bulan lebih. Semuanya adalah mantan siswa Sekbang di Wing Pendidikan Terbang, Lanud Adisutjipto, Yogyakarta yang telah menjalani serangkaian pendidikan penerbang menggunakan pesawat bersayap tetap (fixed wing). Setelah lulus dari Skadron Udara 7 mereka akan di kembalikan lagi ke Lanud Adisutjipto untuk menjalani pendidikan lanjutan sebagai calon perwira TNI.* (Pentak Lanud Sdm)
Buka Puasa Bersama. Danwingdikum Kolonel Nav Toto Boedihardjo, S.H.pada bulan Ramadhan silam mengadakan acara buka bersama dengan para anggota Wingdikkum dan anak-anak yatim dari panti asuhan Kemang, Bogor di Mawingdikum, Semplak Bogor. Buka puasa bersama ini bertujuan menjalin tali silaturahmi dan mempererat kebersamaan antara pimpinan dan anggota Wing Pendidikan Umum, juga dimaksudkan untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan seluruh anggota. Pada kesempatan tersebut Danwingdikum didampingi isteri menyerahkan bingkisan dan santunan kepada perwakilan warga Wingdikum dan anak-anak dari panti asuhan Kemang, Bogor.* ( Pentak Wingdikum) 59
Sosialisasi Rumah Dinas di Lanud Husein Sastranegara
Danlanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi didampingi Kadispers dan Kaintelpam memberikan pengarahan kepada peserta.
Danlanud Husein S. Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi di dampingi Kadispers Letkol Adm Dadang Kosasih dan Kaintelpam Mayor Sus Tri Priyo Widodo, memberikan sosialisasi rumah dinas kepada pengurus Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) yang berada di dalam komplek Lanud Husein S, bertempat di ruang rapat Mako Lanud Husein S. pertengahan Agustus. Diharapkan warga yang menempati rumah dinas, peduli terhadap lingkungannya seperti kebersihan, keamanan dan menjaga aset TNI AU. Hadir pada acara tersebut Kasiyanpers Mayor Kal Panca Sunu, Kasibinpersman Kapten Adm Soni Sahat, Dansatpomau yang diwakili Kasigaktib Kapten Pom Fernando Efendi dan perwakilan pengurus RW dan RT yang ada di lingkungan komplek Lanud Husein Sastranegara.*(Pentak Lanud Hsn)
Lanud Jayapura Raih Juara I Lomba Cerdas Cermat Lanud Jayapura berhasil meraih Juara I kategori Tamtama & PNS golongan I serta Juara III kategori Bintara & PNS golongan II dalam lomba Cerdas Cermat Bela Negara bagi personel TNI dan PNS TNI di wilayah Korem 172/Praja Wirayakti tahun 2010 bertempat di Auditorium LPP Gedung RRI dan disiarkan langsung oleh stasiun radio RRI Programa 2 Jayapura, pertengahan Agustus. Lomba diikuti sekitar 22 tim perwakilan dari TNI dan PNS TNI, yang terdiri dari beberapa satuan kerja yang diambil dari ketiga matra yaitu Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara dengan dewan juri Kapten Chk Asep Rusdian SH, Kapten Caj Kowad Lince Lekarena dan PNS Rahmawati. Babak final sesi pertama, grup Tamtama & PNS golongan I Lanud Jayapura berhasil merebut Juara I setelah mengungguli Yonif 751/BS dan Ajendam XVII/Cen. Sesi kedua 60
kategori Bintara, Lanud Jayapura harus berbesar hati menduduki peringkat ketiga setelah tim dari Ajendam XVII/ Cen dan Kesdam XVII/Cen. Menurut Danrem 172/Pwy Kolonel Inf Daniel Ambat, sebagai ketua pelaksana, tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan tentang bela negara, sekaligus meningkatkan kualitas personel TNI dan PNS TNI dalam menghadapi setiap tantangan tugas. Pada babak final dihadiri oleh Danrem 172/Pwy, Supervisi Kementerian Departemen Pertahanan, Kasrem 172/Pwy, Dandim 1701/Jpr,
Direktur LPP RRI Jayapura, dan Kadispers Lanud Jayapura. Peserta perwakilan dari Pangkalan TNI AU Jayapura menurunkan dua tim, tim pertama kategori Bintara & PNS golongan II diwakili oleh Sertu Nurwanto, Serda Ismail Adhe Prasetyo, CPNS Yanti. Tim kedua kategori Tamtama & PNS golongan I terdiri dari Pratu Aris Dwi Antoro, Prada Susilo Wijaya, dan PNS Endriasari.* (Pentak Lanud Jap)
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Danlanud Sultan Hasanudin Silaturahmi ke panti Asuhan Al-Khaer Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Agus Supriatna, beserta Danwing 5 Kolonel Pnb Mujiyanto, Kadispers Kolonel Adm Drs.Moh.Frans Yusuf, M.M, Kadislog Kolonel Tek Bambang Triono dan Kadisops Letkol Pnb Andi Kustoro, pertengahan Agustus bersilaturahmi ke Panti Asuhan Al Khaer. Kunjungan ke Panti Asuhan Al Khaer merupakan wujud kepedulian Lanud Sultan Hasanuddin terhadap masyarakat khususnya anak-anak panti asuhan dan diharapkan dapat meningkatkan hubungan kekeluargaan serta tali silaturahmi lebih harmonis yang telah terjalin dengan baik selama ini. Dalam kesempatan tersebut, Danlanud Sultan Hasanuddin juga menyerahkan sumbangan kepada 107 orang terdiri 49 pengasuh dan 58 anak-anak Panti Asuhan didampingi Pimpinan Panti Asuhan Al Khaer Bpk Muzakir.* (Pentak Lanud Hnd)
Alih Kodal Pesawat F-27 A-2701 Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI M. Nurullah, S,IP secara resmi melakukan pengalihan operasional (Alih Kodal) pesawat Fokker A-2701 yang selama ini menjadi kekuatan Skadron Udara 17 VIP/VVIP dialihkan ke Skadron Udara 2, akhir Agustus di Hanggar Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma. Tampak pesawat Fokker A-2701 saat ditarik dari Skadron Udara 17 menuju Skadron Udara 2 oleh Komandan Skadron Udara 17 Letkol Pnb Ronald Siregar, bersama anggota, dan diterima oleh Komandan Skadron Udara 2 Letkol Pnb Muhammad Mujib.* (Pentak Lanud Hlm) 61
Lanud Medan. Tiga satuan TNI AU di Medan yaitu Lanud Medan, Kosek III Medan dan Kompi “A” BS Paskhas Medan melaksanakan upacara dipimpin oleh Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosek Hanudnas) III, Medan Marsma TNI Chaeruddin Ray, dan dihadiri Danlanud Medan Kolonel Pnb Taufik Hidayat, SE diikuti para pejabat, perwira, bintara, tamtama, PNS TNI AU, Persatuan Purnawirawan TNI AU Cabang Lanud Medan dan Ibu-ibu PIA Ardhya Garini Cabang Lanud Medan dan ibu-ibu pengurus IKKT Kosek III Medan, di lapangan apron Kelapa Sawit, Lanud Medan. Sebelumnya, sebagai rangkaian peringatan Hari Bakti, digelar pula bakti sosial kesehatan, donor darah, anjangsana, serta turnamen golf. Usai upacara di gelar syukuran dengan pemotongan tumpeng oleh Danlanud Medan.* (Pentak Lanud Mdn).
Lanud Wiriadinata. Hari Bakti Angkatan Udara diperingati di setiap Pangkalan TNI AU di seluruh Indonesia. Di Lanud Wiriadinata, Danlanud Letkol Pnb Tata Budi Pratama memimpin upacara ke-63 Hari Bakti Angkatan Udara yang diikuti oleh seluruh anggota Lanud baik sipil maupun militer. Sebelumnya digelar berbagai kegiatan sosial seperti donor darah, pengobatan umum, dan khitanan massal.* (Pentak Lanud Wir)
Halal Bihalal. Danwingdiktekkal Kolonel Tek Amin Sulaksono mengadakan halal bihalal dengan seluruh anggota jajaran Wingdiktekkal dan para siswa yang ada di kesatuan ini, beberapa waktu lalu. Sebelumnya seluruh anggota Wingdiktekkal dan Skadik-skadik di jajarannya melaksanakan apel bersama dipimpin Danwingdiktekkal. Pada kesempatan itu Danwingdiktekkal memberikan beberapa perhatian berkaitan dengan situasi dan kondisi sosial politik, etos kerja dan disiplin.* (Pentak Wingdiktekkal) 62
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Lanud Halim Perdanakusuma. Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI M. Nurullah, S.IP, para pejabat dan pengibar Bendera Merah Putih dari SMA Angkasa 2 foto bersama usai melaksanakan upacara peringatan ke-65 Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Upacara diikuti seluruh personel Lanud Halim Perdanakusuma, Dinas Survei dan Pemotredan Udara, Komando Operasi TNI AU I, Komando Pendidikan TNI Angkatan Udara, Komando Pertahanan Nasional dan Bekmatpus.* (Pentak Lanud Hlm)
Asops Panglima TNI Kunjungi Lanud Sjamsudin Noor Asops Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman beserta rombongan mengunjungi Lanud Sjamsudin Noor, akhir Juli; setelah sehari sebelumnya juga mengadakan kunjungan kerja di Lanal Banjarmasin. Kedatangan Asops diterima oleh Danlanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Singgih Hadi, para Kadis dan perwira Lanud Sam. Asops meninjau gudang persenjataan milik Lanud Sam, dilanjutkan menerima paparan dari Komandan Lanud Sam. Komandan Lanud Sam menjelaskan tugas pokok serta keberadaan Lanud Sjamsudin Noor baik dalam tugas maupun kerjasamanya dengan satuan-satuan samping seperti TNI AD, TNI AL , maupun Kepolisian setempat. Dalam pengarahan Asops berpesan kepada seluruh perwira agar dalam memimpin menggunakan hati (jiwa kemanusiaan) tidak dengan kekuasaan, berkarakter dan mempunyai strategi, serta mampu membina hubungan integral yang baik, yang
harmonis antara instansi TNI AD, AL , AU maupun Kepolisian. Ditambahkannya pula dalam pesannya Asops juga memberikan beberapa penekanan, diantaranya: 1. Membangun semangat kebersamaan antarsatuan. 2. Selalu bangga dan loyal menjadi prajurit TNI. 3. Menjaga keutuhan NKRI sebagai tugas pokok. 4. Selalu berpedoman kepada Sapta Marga dan 8 Wajib TNI.
Acara ditutup dengan ramahtamah di ruang rekreasi Lanud Sam. Hadir pula dalam kegiatan tersebut rombongan dari Asops Panglima TNI yaitu Brigjen TNI Indra Hidayat, Kolonel Lek Yan Fery, Kolonel Inf Moh. Haryanto; juga Danrem 101-Ant Kolonel Inf Heroes Padupai, Komandan Lanal Banjarmasin Letkol (P) Arya Cakra beserta para perwira Lanal Banjarmasin, Dandim 1007, Martapura Letkol Inf Tirton.* (Pentak Lanud Sam) 63
Lanud Supadio
Gelar M
enyikapi situasi keamanan akhir-akhir ini, Lanud Supadio bersama-sama dengan Batalyon 465 Paskhas menggelar latihan pengamanan pangkalan dengan sandi Latihan Pagar Betis Khatulistiwa 2010 guna meningkatkan kemampuan personelnya agar menjadi tentara yang profesional. Latihan ini berlangsung selama sehari, pada akhir September dengan mengambil tempat di sekitar Pangkalan TNI AU Supadio. Komandan Lanud Supadio dalam hal ini diwakili oleh Kadisops Letkol Pnb Ir. Bob Henry Panggabean bertindak sebagai Komandan Latihan menjelaskan, dengan adanya latihan ini
64
Latihan Kamhanlan
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan personel dijajaran Pangkalan TNI AU Supadio. “Para personel diharapkan dapat menjaga dan memelihara serta meningkatkan pengamanan wilayah Pangkalan TNI AU Supadio, apabila ada tindakan anarkis massa yang mengancam,” jelas Kadisops. Lebih lanjut dikatakan, Latihan Pagar Betis Khatulistiwa 2010 merupakan suatu proses kegiatan yang bertahap dan berkelanjutan serta diharapkan lebih meningkat mutunya. Oleh sebab itu mekanisme latihan diusahakan mendekati keadaan yang sebenarnya. “Setelah latihan ini berakhir tentunya kita harus melaku-
kan evaluasi, sudah sejauhmana pelaksanaannya, apa sudah sesuai dengan petunjuk skenario latihan dan sejauhmana memenuhi tujuan dan sasaran yang harus dicapai,” tegas Kadisops. Selain itu latihan ini juga bertujuan memantapkan personel dalam memelihara dan meningkatkan keterampilan dalam mendukung pengamanan wilayah Lanud Supadio terutama dalam pengamanan obyek vital yaitu pesawat Hawk 100/200. Latihan ini dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Peserta terdiri dari personel Lanud Supadio dan Batalyon 465 Paskhas dengan melibatkan Komando Latihan 13 orang, pelatih dari Batalyon 465 Paskhas sebanyak 10 orang dan pelaku 94 orang yang terdiri dari 3 pleton.* (Pentak Lanud Spo)
Sholat Idul Fitri. Komandan Lanud Padang Letkol Pnb Awang Kurniawan memberikan sambutan pada pelaksanaan sholat Idul Fitri di Apron Lanud, beberapa waktu lalu. Dalam sambutannya Danlanud mengatakan, Idul Fitri merupakan kemenangan umat Islam setelah sebulan penuh melaksanakan puasa di bulan Ramadhan dan digembleng untuk perang melawan hawa nafsu; dengan Idul Fitri kita berarti kembali suci, seperti bayi yang baru dilahirkan. Ibadah puasa yang baru saja kita laksanakan merupakan upaya untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWTdan juga dapat mempererat tali silahturahmi antar sesama umat. Setelah pelaksanaan sholat Idul Fitri seluruh pejabat beserta para anggota Lanud Padang mengikuti open house di kediaman Danlanud Padang Letkol Pnb Awang Kurniawan.* (Pentak Lanud Pdg)
Latihan Pemadaman Kebakaran di Wingdikum Untuk menghindari bahaya kebakaran yang sering terjadi di lingkungan kita baik di rumah maupun di sekitar kantor, maka Markas Wing Pendidikan Umum (Mawingdikum) bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran Lanud Atang Sendjaja melaksanakan latihan simulasi pemadam kebakaran (PK), akhir Juli bertempat di depan gudang Denma Wingdikum. Latihan simulasi pemadam kebakaran ini diikuti oleh seluruh anggota Wingdikum diawali dengan pengarahan oleh Kadispers Mawingdikum Mayor Adm M Syaukani mengenai pentingnya koordinasi dan kewaspadaan serta kedisiplinan dalam berbagai hal agar semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik, lancar dan aman. Selanjutnya dilakukan sosialisasi cara menggunakan alat pemadam kebakaran yang disampaikan oleh Kasubsi Al PK Lanud Atang Sendjaja Kapten Tek M Lutfi. Dijelaskan juga penyebab terjadinya kebakaran mulai dari faktor manusia dan materiil serta bagaimana cara prosedur yang benar dan tepat menangani kebakaran apabila sewaktu-waktu terjadi di sekitar kita. Diharapkan dengan adanya latihan ini, anggota Wingdikum dapat memahami dan mengerti serta dapat mengingat kembali bagaimana cara menggunakan alat-alat PK (pemadam kebakaran) yang ada, sehingga apabila terjadi kebakaran tidak terjadi kepanikan.* (Pentak Wdu) Personel Mawingdikum didampingi petugas pemadam kebakaran dari Lanud Atang Sendjaja saat melaksanakan praktek pemadaman api . 65
Sambut Presiden. Setelah meresmikan Sekolah Dasar Unggulan Cinta Kasih dan meninjau hasil rehabilitasi serta rekonstruksi pasca gempa di Pengalengan Kabupaten Bandung, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono singgah di E-2 Lanud Sulaiman dan diterima oleh Danlanud Sulaiman Kolonel Pnb Gutomo S.I.P dengan laporan resmi, beberapa waktu lalu.* (Pentak Lanud Slm)
Lanud Husein Sastranegara
Gelar Pameran Foto P eringatan ke-63 Hari Bakti Angkatan Udara di Lanud Husein Sastranegara, Bandung terasa agak beda. Di samping bakti sosial, Lanud Husein Sastranegara juga menggelar pameran foto, “Dari Udara ke Udara”, di Bandung Trade Centre, yang dibuka oleh Danlanud Husein
66
Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi. Foto-foto pesawat terbang Angkatan Udara yang dipamerkan adalah karya eksklusif Agus Suparto, kontributor foto Majalah Angkasa. Pameran ini diselenggarakan dengan tujuan untuk membina dan menumbuh kembangkan minat kedir-
gantaraan di semua kalangan masyarakat melalui foto-foto yang diambil secara eksklusif oleh Agus Suparto, di bawah koordinasi Dinas Penerangan TNI AU, dengan pengambilan foto dari udara ke udara menggunakan pesawat TNI AU dari berbagai skadron udara. Foto yang dipamerkan berjumlah 72 buah, dibuat dalam rentang waktu tahun 2006 hingga tahun 2009 dengan total hitungan hampir dua puluh jam terbang pemotretan dan melibatkan puluhan penerbang dan air crew lainnya. Foto yang ditampilkan antara lain foto pesawat helikopter Super Puma dari Skadron Udara (Skadud) 8, Bogor, pesawat Hawk MK-53 Skadud 15 dan F-5 Tiger Skadud 14 dari Lanud Iswahjudi, Madiun, pesawat Hercules C-130 Skadud 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Skadud 32 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, serta pesawat AS-202 Bravo Skadik 101 Wingdik Terbang, Lanud Adisutjipto, Yogyakarta. Pameran diisi juga talk show dengan nara sumber Mayor Pnb Ali Sudibyo, penerbang F-16 yang sehari-harinya
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Lanud Balikpapan. Menembak merupakan salah satu keterampilan yang harus melekat dan terus dibina kemahirannya agar siap setiap saat menjalankan tugas dan kewajiban sebagai prajurit TNI dalam membela bangsa dan negara. Untuk itu perlu pembinaan secara terus menerus dan berkelanjutan. Belum lama ini, guna meningkatkan kemampuan menembak bagi para prajurit, Danlanud Balikpapan Letkol Pnb Arif Widianto mengadakan minggu militer bagi seluruh personel Lanud Balikpapan. Acara ini dilaksanakan di Zipur 7 pada Agustus lalu. Seluruh anggota diwajibkan untuk ikut dan menembak dengan senjata laras panjang, pada posisi duduk dan tiarap.*(Pentak Lanud Bpp)
menjabat Kasi Baseops Dinas Operasi Lanud Iswahjudi. Selain seorang penerbang Mayor, Pnb Ali Sudibyo juga hobi mengambil foto dari udara; kesempatan mengambil foto di udara dilakukan apabila sedang melaksanakan latihan dan patroli di perbatasan negara Indonesia. Pengalamannya, memotret di dalam kokpit pesawat F16 sangatlah tidak mudah, tutur penerbang yang lahir di kota Bandung ini. “Memotret di udara memerlukan konsentrasi karena selain mengoperasi-
kan kamera, seorang penerbang dituntut juga menaati prosedur-prosedur yang sudah ditetapkan agar misi penerbangan dapat berjalan dengan baik,” tegasnya. Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Operasi Lanud Husein S., Letkol Navigator Triswan Larosa, S.Sos., Letkol Pnb Chandra Siahaan, Mayor Pnb Sapuan dari Skaron Udara 7 dan wartawan senior Kompas Dudi Sudibyo. * ( Pentak Lanud Hsn )
67
Stand Lanud Pekanbaru Juara II Pada
Riau Expo 2010
68
Tampil dengan nuansa kedirgantaraan, dengan menampilkan berbagai bidang promosi matra udara, stand Lanud Pekanbaru berhasil meraih peringkat kedua pada Riau Expo 2010. Pameran yang diselenggarakan pada awal Agustus, dalam rangka peringatan HUT ke-53 provinsi Riau tersebut diikuti oleh seluruh instansi/dinas yang ada di Riau serta berbagai instansi swasta. Stand Lanud Pekanbaru menampilkan satuan-satuan yang ada di jajaran Lanud Pekanbaru. Setiap satuan dikategorikan dalam bentuk bidang promosi yang disesuaikan dengan tugas pokoknya masing-masing. Skadron Udara 12 dan Skatek 045 termasuk dalam bidang promosi satuan tempur udara menampilkan mock up pesawat tempur Hawk 109 yang dilengkapi dengan persenjataan dan amunisinya. Dalam bidang promosi pembinaan potensi digantara, stand Lanud Pekanbaru menampilkan berbagai jenis pesawat model, baik fix wing maupun rotary wing, selain itu juga ditampilan peralatan-peralatan olahraga dirgantara lainnya seperti terbang bermotor, glider dll. Untuk bidang promosi penerimaan prajurit diawaki oleh Dinas Personel Lanud Pekanbaru dengan menyediakan berbagai poster, pamflet maupun brosur-brosur penerimaan prajurit yang dibagikan kepada setiap pengunjung. Sedangkan Satuan Tempur Darat, Lanud Pekanbaru menampilkan berbagai peralatan SAR Darat dan SAR Air yang diawaki oleh Batalyon 462 Paskhas. Untuk lebih menambah daya tarik pengunjung, stand Lanud Pekanbaru dilengkapi dengan peralatan audio visual, yang memutar film-film matra udara maupun tentang olahraga kedirgantaraan seperti terjun payung, terbang bermotor, terbang layang, aeromodelling, dll. Sedangkan untuk bidang promosi penerimaan prajurit disajikan pemutaran film tentang proses seleksi penerimaan prajurit baik tingkat tamtama/bintara maupun perwira. Selain itu stand Lanud Pekanbaru juga menampilkan simulator pesawat aeromodelling yang dapat dimainkan oleh setiap pengunjung.* (Pentak Lanud Pbr)
PPRC
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Memeriksa Kesiapan Untuk memeriksa kesiapan personel dan alat peralatan seperti SAR, alat komunikasi dan lain-lain serta alat utama angkutan udara, Dansatgas PPRC Mayjen TNI Geerhan Lantara di dampingi Danlanud Abd Saleh Marsma TNI A. Dwi Putranto melakukan pengecekan langsung kesiapan Satuan Pelaksana Operasi Udara (Satlakopsud) di Titik Muat Lanud Abd Saleh. Dalam pemeriksaan tersebut Dansatgas PPRC didampingi para pejabat dari Divisi 2 Kostrad dan dari Lanud Abd Saleh. Usai pemeriksaan pasukan Dansatgas meninjau peralatan dan alat utama angkutan udara yang berada di dalam pesawat Casa milik Skadron Udara 4 Lanud Abd Saleh.* (Pentak Lanud Abd)
69
Lanud Ngurah Rai Adakan
Bakti Sosial
Penyerahan Motor Dinas. Komandan Lanud El Tari Letkol Pnb Joko Sugeng Sriyanto menyerahkan kendaraan bermotor roda dua jenis thunder sebanyak lima unit di Apron Lanud El Tari pada apel pagi, awal September silam. Lima unit kendaraan ini merupakan bantuan dari Kapolri melalui Polda NTT yang dialokasikan kepada Satuan Polisi Militer Lanud El Tari, Binpodirga, Satuan Intel, rumah sakit dan sekretaris komandan untuk mendukung operasi pengaman dan pelayanan terhadap masyarakat. Selanjutnya Danlanud berpesan agar pemakai kendaraan dinas ini sebagai aparatur pemerintah bisa memberikan contoh dan disiplin berkendara.* (Pentak Lanud Eli) 70
Lanud Ngurah Rai, belum lama ini, menggelar bakti sosial, di tanah kelahiran pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai, Desa Carang Sari Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Kegiatan bakti sosial itu diantaranya pengobatan umum, pemeriksaan mata, pembagian kacamata baca dan operasi katarak. Semua layanan diberikan secara gratis, bekerja sama dengan YKI (Yayasan Kemanusiaan Indonesia). Baksos ini melayani lebih kurang 700 orang pasien dari masyarakat Carang Sari dan didukung oleh tenaga medis dan dokter dari Lanud Ngurah Rai terdiri dari lima orang dokter, sepuluh orang tenaga paramedis; dari YKI satu orang dokter spesialis serta 15 orang paramedis. Hadir pada acara Baksos ini putra pahlawan I Gusti Ngurah Rai, Bapak I Gusti Ngurah Alit Yudha, Muspika kecamatan Petang, pimpinan YKI, para legiun veteran kemerdekaan RI, masyarakat Desa Carang Sari dan tentu saja Komandan Lanud Ngurah Rai, Letkol Pnb Aldrin P. Mongan , Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 5/ D II beserta para perwira Lanud Ngurah Rai. Menurut Danlanud Ngurah Rai kegitaan Baksos ini sebagai salah satu bentuk kepedulian warga TNI AU terhadap pahlawan nasional Ngurah Rai. “Kita memakai badge atau nama Lanud Ngurah Rai, tapi kita tidak tahu dan tidak peduli dengan tempat kelahiran pahlawan nasional tersebut, maka salah satu wujud kepedulian inilah Lanud Ngurah Rai melaksanakan bakti sosial untuk masyarakat yang berada di sekitar Puri I Gusti Ngurah Rai Desa Carang Sari ini, kata Danlanud.* (Pentak Lanud Rai)
Sertijab Panglima TNI. Jabatan Panglima TNI diserahterimakan dari Jenderal TNI Djoko Santoso kepada Laksamana TNI Agus Suhartono di Mabes TNI Jakarta, (2/10). Setelah melalui serangkaian fit and propertest, Laksamana TNI Agus Suhartono disetujui menjadi Panglima TNI. Pelantikan dilakukan oleh Presiden Suslilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 28 September di Istana Merdeka. Laksamana TNI Agus Suhartono dilantik melalui Keppres No. 51 Tahun 2010. Lahir di Blitar, 25 Agustus 1955, Agus mengawali pendidikan militernya di Akademi Angkatan Laut tahun 1978 angkatan ke-24. Laksamana TNI Agus Suhartono mencanangkan melanjutkan reformasi di tubuh TNI antara lain percepatan penyelesaian bisnis TNI, penataan kembali organisasi TNI sesuai dengan Perpres No. 10, dan mempertahankan netralitas TNI. Masalah pembangunan kekuatan, menurut Laksamana TNI Agus Suhartono akan membangun sesuai dengan pokok minimum, karena TNI sudah punya perencanaannya dan itu yang akan ditempuh secara bertahap, karena tidak mungkin sepenuhnya dapat dibangun dalam waktu singkat.*
71
72
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
Lanud Husein Sastranegara
r a l Ge
Bandung Air Show M
emeriahkan Hari Jadi ke-200 Kota Bandung, Pemda Bandung menggelar pameran kedirgantaraan “Bandung Air Show” (BAS) bertajuk “Lautan Kreatif Expo”. Pameran ini menampilkan static dan dynamic show ratusan pesawat militer, sipil, dan sport; juga dipamerkan produk unggulan UMKM Kota Bandung dan Jawa Barat. Bidang pendidikan dan produk dari BUMNIS pun ikut serta memeriahkan pameran yang digelar selama empat hari (23-26 September 2010) bertempat di Lanud Husein Sastranegara. Selain itu, beragam acara menarik diadakan seperti lomba foto kedirgantaraan dengan kriteria foto ke udara yang diambil selama kegiatan pameran berlangsung. Hasil foto terbaik dipamerkan kembali bulan Oktober di Bandung Trade Center (BTC) Fashion Mall. Selain itu ada juga lomba pesawat bertenaga karet atau rubber powered. Tak lupa Kota Bandung yang terkenal pula dengan penganan khasnya diakomodir dalam bentuk penyediaan stand makanan dan minuman dengan tajuk “Wisata Kuliner Kota Bandung”. BAS dibuka oleh Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto, S.T., ditandai dengan penekanan tombol sirine bersama Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi, dan Wakil Walikota Bandung Ayi Vivananda. Hari pertama pameran, pengunjung mulai mengalir pada siang hari. Kemeriahan semakin bertambah dengan adanya atraksi fly pass pesawat Hawk 100/200 dari Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak. Penonton Bandung yang haus aktraksi pesawat tempur secara langsung terkagum-kagum dengan fly pass pesawat yang sangat dekat dengan keberadaan mereka. Belum lagi ditambah dengan demo pencak silat dari sekitar 400 anak usia sekolah yang mendemontrasikan kepiawaian memainkan salah satu kesenian bela diri khas Jawa Barat. Atraksi aerobatik lainnya berasal dari test pilot PT Dirgantara Indonesia yaitu Capt. Esther Gayatri Saleh dan Capt. Alexander Supeli yang menambah kekaguman para pengunjung Bandung Air Show. Pangkoopsau I Marsda TNI Eddy Suyanto,S.T didampingi Danlanud Husein S., ketika usai meninjau stand pameran dan static show pesawat. 73
Aksi para penerjun disaksikan pengunjung BAS. (Foto eksklusif ROSA PDV dari PAF Bandung)
Danlanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi memberikan sambutan pada acara penutupan BAS di Wisma Sompil Basuki, Bandung.
Memasuki hari kedua pelaksanaan BAS, kunjungan masyarakat Bandung semakin membludak, terbukti dari tak hentinya aliran “manusia” yang memasuki area pameran di Lanud Husein Sastranegara. Rombongan anak-anak sekolah dari playgroup hingga SMA terus datang memenuhi arena pameran. Kesempatan ini juga sekaligus dijadikan ajang memperkenalkan dan menumbuhkan minat dirgantara kepada para siswa untuk lebih mencintai kedirgantaraan. Seorang penerbang helikopter dari Skadron Udara 7 Kalijati, Subang, memberikan ceramah kepada siswa yang sangat antusias mendengar penjelasan tentang pesawat terbang. Sementara itu cuaca Kota Bandung di pagi hari cukup bersahabat ketika atraksi pesawat trike dimulai. Dua buah pesawat trike melakukan manuver di atas Lanud Husein Sastranegara. Sebelumnya pesawat helikopter jenis Soloy pun sempat unjuk kebolehan, disusul kemudian dengan aktraksi dua pesawat, terdiri dari pesawat jenis Cessna diawaki oleh Captain Pilot Esther Gayatri Saleh dan pesawat jenis Super Decathlon diawaki oleh Captain Pilot Ir. Alexander Supeli, keduanya test pilot PT. Dirgantara In-
74
donesia (DI). Manuver yang dilakukan kedua pilot sangat cantik, applaus dari masyarakat yang memadati pinggir landasan selalu meriah setiap kali selesai satu manuver. Ketika pesawat akan melakukan manuver lainnya tak disangka pesawat yang diawaki oleh Alexander mengalami accident. Pesawat langsung menghujam tanah dan terbakar, sang pilot masih sadar dan berusaha merangkak keluar serta langsung ditolong oleh crash team dan segera dilarikan ke RS. Hasan Sadikin. Namun saying, pilot Alexander Supelli meghembuskan napas terakhir (Senin,
27/9) setelah tiga hari dirawat karena luka bakarnya yang sangat parah; lebih kurang enam puluh persen. Pameran tetap berlangsung meskipun ada accident ini. Pesawat yang diawaki Alexander adalah pesawat jenis Super Decathlon dengan callsign PK-NZP. Alex sendiri adalah seorang aerobatic pilot yang pernah menjuarai Aerobatic Championship di Australia tahun 1997, mantan Kepala Divisi Aircraft Design N250 di PT Dirgantara Indonesia serta mengantongi 2000 jam terbang. Hari ketiga pengunjung pameran terus bertambah hingga mencapai
Seorang perwira penerbang memberikan ceramah dirgantara kepada siswa sekolah pengujung BAS.
Suara Angkasa, Edisi Oktober 2010
angka mendekati lima puluh ribu orang. Bertepatan pula dengan hari ulang tahun Kota Bandung yang ke-200 tahun pada hari itu, animo masyarakat yang datang yang semakin menunjukkan bahwa masyarakat Bandung haus akan informasi kedirgantaraan, yang sarat pendidikan, teknologi, sekaligus hiburan ini. Lanud Husein Sastranegara
memulai langkah baru memfasilitasi ruang publik yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menikmati wahana yang unik ini. Menurut Komandan Lanud, Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi sekalipun pengunjung pameran menyemuti bandara, tetapi tidak akan mengganggu jalannya penerbangan komersil di Bandara Husein. Danlanud menyatakan pula harapannya, even kedirgantaraan ini dapat terselenggara secara regular sehingga rencana Kota Bandung sebagai Kota Dirgantara dapat terwujud. Bandung Air Show selama empat hari pelaksanaan awalnya menargetkan seratus ribu orang pengunjung, tetapi kenyataannya pengunjung sampai dengan hari terakhir, bahkan melebihi target yaitu 147.000 penonton. Kerumunan penonton yang menonton aksi fly pass pesawat gelatik dari FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) mengobati rasa penasaran mereka. Decak kagum mereka menyaksikan atraksi terjun payung dari gabungan
prajurit Paskhas dan Pordirga Terjun Payung FASI Kota Bandung, yang melayang-layang di angkasa Lanud Husein Sastranegara. Satu per satu peterjun menampilkan keterampilan mereka mengendalikan parasut mendarat tepat disasaran. BAS ditutup resmi oleh Danlanud Husein Sastranegara Kolonel Pnb Asep Adang Supriyadi, Minggu (26/9). Dalam sambutannya Danlanud menyatakan kegembiraannya karena BAS dapat berlangsung sukses dan pengunjung melebihi target awalnya. Mewakili Walikota Bandung, Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Drs. H. Nana Supriatna, M.Si., menyatakan bahwa antusiasme pengunjung di luar dugaan. Untuk ke depan, beliau berharap dapat lebih banyak memfasilitasi para pengusaha Kota Bandung untuk berpartisipasi dalam pameran khususnya produk unggulan Kota Bandung.* (Pentak Lanud Husein Sastranegara)
PT. TRIMARGA REKATAMA Jl. Pintu Besar Selatan I No. 17 (Ruko Asemka) Jakarta 11110-Indonesia Telp. : 62-21-6913005 (Hunting) Fax : 62-21-6909816, 6913009 75
Drumband AAU Tampil di
P
ertengahan September lalu, gemuruh suara Gita Dirgantara Karbol Akademi Angkatan Udara menggetarkan Kota Kendari. Walaupun baru tiba di Lapangan Eks. MTQ Kendari pada pukul 16.00 Wita, tetapi masyarakat telah memenuhi areal parkiran MTQ tempat display drum band Gita Dirgantara sejak pukul 13.00 Wita. Di panggung kehormatan tampak Gubernur Sultra beserta para Kadis di jajaran Prov. Sultra. Tidak ketinggalan unsur TNI-Polri dari AD, AL, AU, hingga Polda dengan setia menunggu kedatangan mereka. Setibanya di areal parkir MTQ, para Karbol langsung menampilkan display drum band membentuk berbagai 76
Kendari
macam formasi. Mereka tampak gagah dan berwibawa dengan aneka pakaian drum band yang dikenakan menambah daya tariknya. Teriakan dan tepuk tangan penonton semakin membahana tatkala mereka memutar-mutarkan peralatan drum band yang dibawanya sambil ditabuh sepanjang jalan. Sebagai wujud penghormatan kepada Gubernur Sultra H. Nur Alam, perwakilan Karbol memberikan kalungan bunga dengan terlebih dahulu mengangkat dan mendudukkan orang nomor satu di Sultra ini diantara pundak mereka. Gubernur Sultra H. Nur Alam menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya dengan memilih Kendari sebagai salah satu tempat
berlangsungnya Latihan Cakra Wahana Paksa. Dengan ditampilkannya display drum band, juga dapat memberi hiburan dan bahkan pengetahuan bagi masyarakat Sultra pada umumnya. Rombongan Karbol datang di Kendari pada tanggal 16 September, dengan menggunakan dua pesawat Hercules mendarat di Lanud Wolter Monginsidi. Mereka disambut langsung oleh Komandan Lanud Wolter Monginsidi Letkol Pnb Arifien Sjahrir beserta jajaran Muspida. Di Kendari Karbol melaksanakan kegiatan mulai dari promosi sampai display Drum Band Gita Dirgantara. Kegiatan ini merupakan rangkaian latihan Cakra Wahana Paksa 2010.* (Pentak Lanud Wmi)
Pameran Pembangunan. Lanud El Tari beserta Kompi D “BS” Paskhas ikut berpartisipasi dalam Pameran Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Fatululi, pertengahan Agustus. Stand Lanud El Tari menampilkan model pesawat-pesawat tempur yang dimiliki Angkatan Udara serta informasi-informasi tentang Angkatan Udara. Pameran pembangunan ini dilaksanakan selama 10 hari, untuk memeriahkan peringatan Kemerdekaan Indonesia. Pameran Pembangunan dibuka oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Drs. Frans Lebu Raya.* (Pentak Lanud Eli)
77
Tradisi Pembaretan Pomau Sebanyak 11 orang siswa Sesarcab Pomau Angkatan ke-16 dan 58 siswa Sejursarta Pomau Angkatan ke-38 melaksanakan tradisi pembaretan selama 3 hari di daerah Boyolali dan sekitarnya. Tradisi yang dilaksanakan seperti penghadangan, penyergapan, bivak, pengintaian, penggerebekan, pengejaran, pembersihan dan pembayatan. Siswa Sesarcab Pomau Angkatan ke-16 menempuh pendidikan selama enam bulan dan Siswa Sejursarta Pomau Angkatan ke-38 menempuh pendidikan selama lima bulan di Skadik 405 Lanud Adi Soemarmo.Usai pendidikan para siswa mengikuti upacara pembaretan oleh Danpuspomau Marsma TNI Sudipo Handoyo di Lanud Adi Soemarmo, akhir September. Dalam sambutannya Danpuspomau mengatakan, pembaretan mempunyai arti dan makna, bahwa sejak hari itu para siswa resmi menjadi keluarga besar Polisi Militer TNI AU, yang dituntut untuk menjadi contoh dan tauladan bagi seluruh personel TNI AU lainnya.* (Pentak Lanud Smo)
78
Pemasangan baret secara simbolis oleh Komandan Pusat Polisi Militer TNI AU (Danpuspomau) Marsma TNI Sudipo Handoyo kepada perwakilan Siswa Sesarcab Pomau di Lanud Adi Soemarmo.
Ceramah
Binpotdirga di Lanud Manuhua
Tim dari Dispotdirgaau yang dipimpin Letkol Pnb Tahyodi selama dua hari, pada bulan September lalu mengadakan kegiatan ceramah Binpotdirga di Lanud Manuhua. Kegiatan ceramah diikuti oleh seluruh anggota Lanud Manuhua, Perwakilan dari Kosekhanudnas IV, Koni dan pramuka Sakadirgantara. Hadir dalam acara ceramah ini Danlanud Manuhua, Biak Letkol Pnb Joko Triwibowo. Ceramah yang disampaikan mengenai rekayasa teknik dirgantara oleh Letkol Tek Teguh Darmawan dan pengenalan pesawat aeromodeling dilanjutkan demo aeromodeling oleh Letkol Sus KH. Dr. Kemalsyah. Kegiatan ceramah ini mendapat antusias dari peserta ceramah terutama saat demo Letkol Pnb Tahyodi menyerahkan pesawat aeromodeling kepada pesawat aeromodeling yang merupakan Danlanud Manuhua Letkol Pnb Joko Triwibowo. bagian dari Binpotdirga. Selain kegiatan ceramah, tim dari Dispotdirga juga mengadakan kegiatan bakti sosial berupa pengobatan dan pembagian sembako gratis kepada masyarakat sekitar Lanud Manuhua. Selain itu juga dilaksanakan ceramah agama di masjid agung Baiturrahman Biak oleh Letkol Sus KH Dr. Kemalsyah yang diikuti oleh masyarakat muslim sekitar Kota Biak.* (Pentak Lanud Mna) 79
S
ebanyak 34 peserta dari enam provinsi turut ambil bagian dalam Kejurnas Gantole Aero Towing Seri II dan Gubernur Cup Kalsel 2010, yang dilaksanakan selama tiga hari pada akhir Juli, di Jl. Aneka Tambang, Cempaka Banjarbaru, tepatnya di wilayah area perkantoran Gubernur Kalsel yang baru. Danlanud Sjamsudin Noor Letkol Pnb Singgih Hadi selaku Ketua FASI Daerah Kalsel mengatakan, ajang ini untuk meningkatkan prestasi, yang hasilnya akan mempengaruhi dalam peringkat nasional. Selain itu, merupakan kebanggaan juga bisa menjadi tuan rumah dalam ajang nasional ini yang baru pertama kalinya
Kejuaraan Nasional Gantolle
Aero Towing Seri II
&
Gubernur Cup Kalimantan Selatan
2010
dilaksanakan di provinsi Kalsel. “Hal ini sebagai wahana untuk memperkenalkan cabang olahraga gantolle di Kalsel sekaligus ajang memperkenalkan potensi wisata Kalsel”, tambahnya. Sebelumnya ajang yang sama Seri I dilaksanakan di Danau Toba, provinsi Sumatera Utara. Peserta kejuaraan yang berasal dari berbagai provinsi seperti Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Riau juga Kalimantan Selatan ini benar-benar memanfaatkan kegiatan ini untuk saling bersaing mendapatkan poin tertinggi. Kalsel menurunkan dua atlet andalannya yaitu H.Syamsuri yang juga selaku Ketua Panitia pada kejurnas gantole ini dan Sisworo. Persaingan ketat dalam mengumpulkan poin terjadi antara 34 atlet dari enam provinsi itu. Faktor cuaca tidak menjadi kendala bagi para peserta kejurnas. Satu kali terbang peserta akan dinilai sekaligus untuk empat klasifikasi yaitu lama di udara, spot landing, sambar pita, serta goal and race. Atlet pun dituntut harus cerdik memilih untuk beberapa klasifikasi tertentu saja, sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Prestasi membanggakan berhasil dicapai oleh atlet gantolle Kalsel, dengan merebut satu medali emas, dua perak dan tiga perunggu. Medali emas disumbangkan oleh H.Syamsuri yang turun pada kelas goal and race. Selain itu H.Syamsuri juga menyumbangkan satu medali perak di kategori sambar pita dan satu perunggu di kategori high performance. H. Syamsuri optimis Kalsel mampu memperbaiki prestasi pada Kejurnas Gantolle Aero Towing Seri III yang dilaksanakan di Jember.* (Pentak Lanud Sam)
80
Suara Angkasa Edisi Oktober 2010
A
wal Agustus, Lanud Tarakan mengadakan kegiatan Gebyar Dirgantara di Apron Lanud yang merupakan rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun perdananya yang jatuh pada 27 Juli 2010 lalu. Gebyar Dirgantara merupakan kegiatan Binpotdirga yang bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang minat kedirgantaraan serta membina kesadaran, kesiagaan dan kewaspadaan masyarakat terhadap kegiatan penerbangan dengan segala aspeknya dan melakukan pembinaan potensi nasional aspek kedirgantaraan. Hal itu merupakan salah satu tugas pokok
Gebyar
Dirgantara
di Lanud Tarakan
Lanud Tarakan seperti disampaikan oleh Komandan Lanud Tarakan Letkol Pnb Erwan Andrian dalam wawancara dengan wartawan lokal Tarakan. Acara tersebut dimulai pukul 09.00 Wita dan dihadiri oleh seluruh pramuka serta pelajar se-Kota Tarakan. Kegiatan Gebyar Dirgantara diisi dengan pengenalan pesawat aeromodelling, paramotor dan terjun payung oleh Korps Pasukan Khas TNI AU (Paskhasau) Wing II Paskhas Malang dengan menggunakan pesawat Cassa dari Skadron Udara 4. Dalam penerjunan ada lima penerjun masing-masing membawa bendera diantaranya bendera Merah Putih, Bendera Lanud Tarakan dan Bendera Wing II Paskhas. Sambutan masyarakat dalam kegiatan tersebut sangat positif. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya pengunjung yang hadir di Apron Lanud Tarakan walaupun teriknya matahari sangat menyengat. Melalui acara semacam ini diharapkan mampu meningkatkan minat generasi muda di Kota Tarakan terhadap Angkatan Udara sehingga memunculkan bibitbibit baru generasi muda untuk mengawaki TNI Angkatan Udara dimasa yang akan datang.* (Pentak Lanud Trk)
81
Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., mengucapkan selamat jalan kepada Colonel Jacques Rinaudo sehubungan telah berakhirnya masa tugas sebagai Athan di Kedubes Perancis.
Kasau Terima Athan
Perancis
Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP. menerima kunjungan Athan Perancis Colonel Jacques Rinaudo dan Letcol Alexis Brossollet di Mabesau Jakarta, akhir Agustus. Kunjungan Colonel Jacques Rinaudo tersebut bertujuan untuk berpamitan sehubungan telah selesainya tugas sebagai Athan Perancis di Kedubes Perancis Jakarta dan memperkenalkan penggantinya Letcol Alexis Brossollet sebagai Athan baru . Kasau pada kesempatan tersebut menyampaikan ucapan terima kasih kepada Colonel Jacques Rinaudo atas kerjasama82
nya selama ini yang telah terjalin dengan baik dan kepada Letcol Alexis Brossollet. Kasau menyampaikan selamat datang di Jakarta dan semoga dapat segera menyesuaikan serta melanjutkan kerjasama yang selama ini telah terjalin dengan baik dan berharap dapat lebih ditingkatkan di kemudian hari. Dalam kesempatan tersebut itu Kasau didampingi Aspam Marsda TNI Gunpanadi, Kadispenau Marsma TNI Bambang Samoedro, S.Sos dan Paban IV Hublu Kolonel Pnb. Andjar Sungkowo.*
Komandan Angkatan Udara Pasifik AS. Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP didampingi Gubernur Akademi Angkatan Udara Marsekal Muda TNI Sru A. Andreas menerima kunjungan Commander US PACAF(Pacific Command Air Force) General Gary North Mako Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, akhir September. Pada kesempatan ini Commander US PACAF General Gary North dan rombongan mengadakan briefing bersama Karbol. Kedatangan Commander US PACAF ini juga untuk meningkatkan kerjasama dan peningkatan profesionalitas kedua Angkatan Udara melalui pendidikan, latihan dan seminar.* (Pen AAU)
Wing Penerbang Kehormatan. Kolonel (U) Jofri bin Haji Abdullah dari Pemerintah Tentara Diraja Brunei (TUDB) mendapatkan Wing Penerbang Kehormatan dari Angkatan Udara yang disematkan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP di Mabesau, akhir September. Penyematan Wing Penerbang Kehormatan tersebut sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang telah ditunjukkan dalam meningkatkan kerja sama antara TNI khususnya TNI Angkatan Udara dengan Tentera Udara Diraja Brunei.* 83
Kasau Wisuda 226 Ahli Madya Poltekes TNI AU Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., mewisuda sebanyak 226 orang tenaga ahli madya keperawatan, kebidanan dan farmasi Politeknik Kesehatan (Poltekes) TNI AU Ciumbuleuit Bandung awal Agustus. Kepada wisudawan Kasau mengharapkan untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan kematangan kepribadian dan intelektual. Direktur Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Marsma TNI (Purn) Drs. H. Budiman Zaenudin, M.M., mengatakan, untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam dunia kerja, Poltekes TNI AU Ciumbuleuit selalu berupaya membekali ilmu yang terbaik kepada mahasiswanya, sehingga lulusannya memiliki kemampuan akademis yang dapat dibanggakan. Poltekes TNI AU Ciumbuleuit meluluskan 104 ahli madya keperawatan dengan nilai terbaik
Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP., saat mewisuda mahasiswa Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung.
diraih oleh Resti Rosdiana dengan IP 3,63, kedua Neng Lilis Sumarni IP 3,56 dan yang ketiga Lilis Siti Nurjanah IP 3,45. Untuk ahli madya kebidanan meluluskan sebanyak 103 orang dengan nilai terbaik diraih oleh Anita dengan IP 3,61, kedua
Ety Susmayati IP 3,51 dan ketiga Sri Jayanti IP 3,51. Sedangkan ahli madya farmasi sebanyak 19 orang dengan nilai terbaik diraih oleh Tri Wahyuning IP 3,80, kedua Rini Wulan Sari IP 3,75 dan ketiga Wulan Kusuma IP 3,67.*
Tanda Tangani Prasasti. Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP dalam acara Coffee Morning di Mabesau Cilangkap, awal Agustus lalu menandatangani sebanyak tujuh prasasti. Tujuh prasasti tersebut meliputi rehabilitasi Lapangan Tenis Persada Purnawira Halim Perdanakusuma, perluasan Gedung Bima Sakti Pancoran, Gedung Persada Purnawira Halim Perdanakusuma, Gedung Griya Ardhya Garini Lanud Halim Perdanakusuma, rehabilitasi Barak H Susianto Batalyon 461 Lanud Halim Perdanakusuma, Barak Carmidi Batalyon 461 Lanud Halim Perdanakusuma, dan rehabilitasi kantor komandan dan staf Sekolah Bahasa Skadik 505 Wingdikum.*
84
85
INDUK KOPERASI TNI ANGKATAN UDARA (INKOPAU-PUKADARA) Didirikan sebagai Badan Hukum Nomor : 8161.a/12-67 tanggal 31 Desember 1987 dan Pengesahan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor : 04/PAD/M.I/IV/1997 tanggal 30 Juni 1997 Alamat: Jl. Raya Pasar Minggu Komplek TNI AU Triloka Blok A No. 9B Pancoran Jakarta Selatan 12780 Telp.021-7990 486, 7990491 Fax. 021-7943989 Website : www.inkopau.con Email :
[email protected] Bidang Usaha yang Dikerjakan: Konstruksi
: Pembangunan Perumahan dan Perkantoran
Aviasi
: Pengadaan Suku Cadang Pesawat, Perbaikan Engine Pesawat berbagai tipe, Senjata Udara/Darat, Peralatan Elektronika BMP dan Sarana Bantuan
Pabrik Sepatu
: Memproduksi Sepatu Militer maupun Sipil
Jasa Perkantoran dan Perkulakan : Menyewakan Perkantoran dan Jasa Perhotelan Perdagangan Umum Dan lain lain
86
: Mangadakan Perlengkapan Militer, Awak Pesawat, Satpam dan Sembako Konfirmasi Lebih Lanjut, hubungi: Telp. 7990486, 7990491 Fax. 7943989 E-mail:
[email protected]