Edisi 259 – 11 Oktober 2013
Page 1
Edisi 259 – 11 Oktober 2013
PIMPINAN BAIT MINISTRY Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua PENGURUS BULETIN BAIT Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee Pemimpin Umum : Handry Sigar Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy Wuisan Wapemred : Herschel Najoan Sekretaris : Meilien Langi-M Bendahara : Yance Pua
BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan
General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan HRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu. Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing Cerita Anak Max Kaway Catatan Kami Denny Kalangi
Memenangkan Yesus
Menghargai
Bahaya dari Spiritualitas Konvergen
Bejana Terbaik
Masa Kesukaran Pada Abad Pertengahan
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew
Tulisan Roh Nubuat
Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa Multimedia : Ellen Mangkey Distribution Pdtm. Dale Sompotan Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi Medan Hartoyo Tismail
Cerita Untuk Anak
Pentakosta
Sebuah Penghargaan
Pathfinder Geologi
Rumah Tangga Tips Pernikahan
Page 2
Edisi 259 – 11 Oktober 2013
“Memenangkan Yesus”
D
i manakah letaknya hati? Anak sekolah dengan mudah akan menujuk sebuah organ dalam tubuh manusia yang fungsinya mengeluarkan racun. Tapi, itu bukanlah hati yang dimaksudkan di sini. Bagi banyak orang, hati terletak di dalam pikiran. Bagi yang lain, hati terletak di suatu tempat di dalam tubuh manusia yang hanya bisa dirasakan. Apapun pendapat tentang hati, di bagian tubuh inilah pikiran, rasa dan rohani bertemu.
Hari merupakan tempat pertemuan logika atau rasio dan perasaan atau emosi. Di situ pula roh bersemayam. Ketika belajar tentang ilmu dan pengetahuan, logika lebih dominan menguasai hati. Saat sedang bahagia atau sedih, maka rasa atau emosi mendominan. Di dalam rasa dan rasio juga terdapat dua sisi yang senantiasa berebutan meraih tempat yang dominan, rasa yang positif ataukah negatif; memikirkan perkara-perkara jelek atau baik. Komponen mana yang kemudian lebih dominan, tergantung dari ketetapan atau pilihan hati seseorang serta kemauannya untuk mengalami ‘yang mana‘. Di sinilah letak the power of choice ‗kuasa seseorang dalam memilih‘. Saat melakukan pilihan, jiwa atau rohani mengambil peran yang sangat penting. Tebarkan jalamu di sebelah kanan,‘ kata Yesus kepada murid-muridNya. Pemikiran-pemikiran kita, yang serta merta mempengaruhi tindakan kita, harus dicenderungkan di bagian kanan atau sisi positif. Siapa yang akan menetapkan arahnya? Bukan ayah atau ibu kita. Bukan pula isteri atau suami kita. Bahkan Penciptapun tidak dapat melakukannya. Diri sendirilah yang berkompeten mengendalikannya. Dalam hati tersimpan bermacam rasa yang menjadi sifat alami manusia; marah, kecewa, sedih atau senang yang alami dimiliki manusia fana. Namun, jika hati sudah mulai menyimpan sifat sombong, amarah, benci, prasangka, cemburu atau serakah, maka kondisi ini pertanda bahaya. Logika sudah tahu bahwa sifat-sifat ini merugikan tubuh dan harus dilawan; tetapi, banyak kali mereka datang begitu saja tanpa bisa dibendung. Pada titik inilah pertarungan roh terjadi. Roh jahat dengan sifat-sifat jahatnya yang mau menghancurkan manusia dan Roh Kebenaran yaitu Yesus sendiri, hendak mengisinya dengan sifat-sifat Ilahi yang menenangkan dan membahagiakan jiwa. Dua kekuatan besar di jagad raya sedang bertarung merebut tempat di hati kita. Manakah yang akan menang. Meski fana, manusia memiliki kekuatan yang tidak bisa diambil daripadanya, itulah kekuatan dalam membuat pilihan. Sebagai manusia yang sudah dimerdekakan dari dosa, Yesuslah pilihan kita selalu dan selamanya. Namun, sanggupkah kita? Rasul Paulus dalam Roma 7:15 menguraikan tentang kecendrungan hati manusia dalam melakukan pilihan dalam hidup,‖Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. ‖ Dengan kekuatan sendiri, diri kita tak akan sanggup memilih yang benar, karena kecendrungan manusia jahat semata-mata. Hanya Dialah Gunung Batu perlindungan kita, sumber kekuatan kita. Sekali terlepas dari genggaman Juruselamat, dengan mudah hati kita dikendalikan oleh pesaing lainnya, sang raja kegelapan. Pertanyaan kini, akankah kita secara sadar, mau melepaskan genggaman Juruselamat itu?. Yesus berkata, ‖Sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apaapa‖. Ya Yesus, aku membutuhkan Engkau; tolong aku untuk memilih Engkau, hari ini dan selamanya. Redaksi BAIT,
Page 3
Edisi 259 – 11 Oktober 2013
Renungan
Sebuah Ilustrasi Penelitian “MENGHARGAI” (Pdt. H. W. Suawah, Jakarta)
D
Seseorang duduk di Stasiun Metro dikota Washington DC dan mulai memainkan biolanya; suhu cukup dingin pada bulan Januari pagi itu. Dia memainkan enam pieces ciptaan Bach selama 45 menit. Selama waktu itu, adalah waktu sibuk, dan dihitung ada sebanyak 1.100 orang yang memasuki stasiun, kebanyakan dari mereka dalam perjalanan ketempat pekerjaan. Tiga menit berlalu, seseorang usia menengah menyadari bahwa ada seorang musisi sedang memainkan alat musiknya. Dia melambatkan langkahnya, dan berhenti beberapa saat, kemudian segera berlalu untuk tujuan perjalanannya.
Semenit kemudian, musisi itu menerima dolar pertamanya, seorang wanita melemparkan dolarnya tanpa berhenti, dan segera berlalu. Beberapa menit kemudian, seseorang bersandar ditembok untuk mendengarkan alunan musik sang musisi, tapi orang tersebut melihat jamnya dan melanjutkan perjalanannya. Sepertinya dia terlambat untuk bekerja. Seseorang yang menaruh perhatian serius adalah seorang anak laki usia 3 tahun. Ibunya menarik anak itu untuk segera berlalu, tapi sang anak berhenti dan melihat sang musisi. Akhirnya, ibunya menarik dia dengan paksa, dan sang anak akhirnya melanjutkan perjalanan, sambil menoleh kepalanya melihat sang musisi beberapa kali. Tindakan anak-anak lainnya juga menaruh perhatian. Tapi semua orang tua, tanpa terkecuali, memaksa anak-anak mereka tetap jalan.
Page 4
Edisi 259 – 11 Oktober 2013
Selama 45 menit musisi itu memainkan biolanya, hanya 6 orang yang berhenti sejenak mendengarkan. Ada 20 orang memberikan uang, dan segera berlalu dengan langkah yang biasa. Dia mengumpulkan $32. Saat dia selesai memainkan biolanya maka keheningan terjadi, dan tidak seorangpun menyadarinya. Tidak ada tepukan tangan, atau semacam penghargaan. Tidak ada seorangpun menyadarinya, tapi biolawan ini adalah Joshua Bell, salah seorang musisi ternama dunia. Dia baru saja memainkan pieces lagu yang luar biasa yang pernah dicipta manusia, melalui biolanya bernilai 3.5 juta dollar. Dua hari sebelum dia memainkan biolanya di stasiun bawah tanah itu, tiket pertunjukkan di Teater Boston sudah terjual habis dengan harga tiket rata-rata $100. Ini adalah kisah nyata. Joshua Bell memainkan alat musiknya secara incoqnito di Stasiun Bawah tanah tersebut atas pengaturan the Washington Post sebagai bagian dari riset pengalaman sosial dalam hal perhatian, selera, dan prioritas manusia.
Pelajarannya disini adalah: Apakah kita melihat keindahan? Apakah kita berhenti untuk menghargainya? Apakah kita menyadari talenta-talenta sesama dalam konteks diluar pengaturan kita? Satu kesimpulan yang bisa kita tarik melalui kisah pengalaman Joshua Bell ini adalah: Jika kita tidak punya kesempatan untuk berhenti dan mendengar alunan nada yang indah yang dimainkan oleh musisi kelas dunia saat dia memainkan lagu berkelas dunia yang pernah diciptakan, betapa banyak hal lainnya yang hilang karena kita tidak sanggup menghargainya. Di Jemaat kita masing-masing, berapa banyak hal yang indah yang kita temukan ditiap pribadi sesama anggota Jemaat tapi kita tidak berselera Kristiani untuk menghargainya – karena kita lebih cenderung minta dihargai. 1 Korintus 16:18:“Karena mereka menyegarkan rohku dan roh kamu. Hargailah orang-orang yang demikian!” Ekklesia, Jakarta, Oktober 2013.
Page 5
Edisi 259 – 11 Oktober 2013
Bahaya dari Spiritualitas Konvergen Oleh Pdt. Bayu Kaumpungan
A
khir akhir ini saya menerima beberapa email dan pesan singkat dari kerabat, saudara, dan orang orang yang prihatin tentang kepastian keselamatan mereka. Sepertinya mereka menjadi tidak yakin akan jaminan keselamatan yang mereka miliki di dalam Kristus. Setelah saya berusaha mempelajari semakin dalam akan alasan mereka tidak yakin lagi akan keselamatan mereka, kebanyakan dari ketidakyakinan ini mulai muncul setelah mereka mengikuti kamp2 tertentu dan mendengar dari pembicara pembicara tertentu tentang keselamatan yang sepertinya sangat mudah hilang oleh karena tindakan tindakan tertentu. Salah seorang yang menghubungi saya malah bertanya ―Saya dengar kalau kita ini tidak vegan, maka kita tidak bisa memahami Firman Tuhan dengan benar?‖ dan yang lain malah mengatakan ―Kalau kita tidak vegetarian maka kita tidak bisa masuk Sorga?‖ dan masih banyak lagi pertanyaan2 yang masih berhubungan dengan hubungan antara pekerjaan dan keselamatan. Di selang waktu yang sama, saya memperoleh banyak email milis yang masuk tentang kontroversi ―ministry‖ tertentu di Indonesia yang marak menekankan keselamatan berdasarkan perbuatan kita. Bahkan sebagian dari ―ministry‖ ini memberikan impresi yang buruk tentang kepemimpinan Gereja,
perilaku korup dari hamba Tuhan (khususnya mereka yang belum vegetarian) dan bahkan memanggil Gereja Advent sebagai gereja yang sudah murtad (apostate) Tentu saja hal hal ini menimbulkan pertanyaan pribadi dalam diri saya.Apakah keselamatan kita sangatlah rawan sehingga satu tindakan yang salah saja bisa membuat kita kehilangan keselamatan itu?Apakah arti seorang ―umat sisa‖ yang sebenarnya?Apakah pergerakan Adventist telah salah jalur dan menjadi murtad? Saya percaya ada banyak pakar pakar Alkitab dan cendekiawan theologia kita yang sanggup memberikan jawaban yang lebih mendalam akan pertanyaan di atas. Tulisan saya disini hanyalah pandangan pribadi saya dan satu-satunya motif saya dalam membahagikannya di BAIT hanyalah dengan harapan bahkan mungkin ada yang akan dikuatkan dengan apa yang saya tuliskan disini. Di dalam ilmu Fisika saya mengingat pelajaran SMA dulu tentang lensa konvergen. Lensa Konvergen, adalah lensa dimana setiap cahaya yang melalui lensa tersebut akan dipusatkan di satu titik. Di sisi lain kita mengenal apa yang dikenal dengan lensa divergen, dimana cahaya yang melewati titik tersebut akan disebar ke titik yang lain. Seringkali dalam kehidupan kristiani, banyak dari kita yang sepertinya cenderung memiliki spiritualitas yang konvergen. Kita sering berfokus pada hanya satu aspek kerohanian, dan seringkali meninggalkan aspek aspek yang lain. Sebagai umat
Page 6
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 Advent fokus ini seringkali disetarakan dengan pola hidup, dan kalau mau lebih fokus lagi, pola hidup ini seringkali berhubungan dengan apa yang Advent boleh buat, dan apa yang Adventist tidak boleh buat. Dan kalau mau lebih lebih dan lebih fokus lagi, apakah anda Adventist Vegan, atau Adventist Karnivorus? Ada banyak resiko yang berbahaya dari spiritualitas yang konvergen seperti ini.Yang paling mendasar adalah kita mulai berpikir bahwa keselamatan itu bergantung kepada perilaku kita.Khususnya perilaku2 terntentu. Di dalam pikiran bawah sadar kita, kita mulai merasa risau akankeselamatan kita seakan akan perbuatan kitalah yang menjadi tiket ke dalam kerajaan Surga. Sekalipun jelas bahwa ―sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;itu bukan hasil perbuatanmu sendiri melainkan pemberian Allah‖ (Ef 2:8) Akan tetapi sayang sekali masih banyak umat – umat Allah yang mempratikkan keselamatan oleh karena perbuatan dan bukan oleh karena kasih karunia. Keselamatan haruslah merupakan pemberian CumaCuma,dengan hanya satu syarat yaitu iman kepada Kristus. Iman inilah yang memberikan jaminan kepada keselamatan, dan bukan perbuatan. Lalu mengapa masih banyak orang yang cenderung menekankan perbuatan sebagai jaminan keselamatan?.Kita sebagai manusia dilahirkan dengan kemampuan mengobservasi dan menganalisa secara empiris.Artinya, sesuatu itu harus ada ukurannya untuk meyakinkan diri kita kepada kesimpulan tertentu.Oleh sebab itu, keselamatan kita pun seringkali kita ukurkan dengan dengan metode empiris. Kita mulai mengukur keselamatan kita dengan apa yang telah kita perbuat di dalam kehidupan ini. Dan hal hal yang sangat mudah diukurlah seringkali dengan mudah menjadi bahan ukuran kita.Adalah lebih mudah membedakan orang yang vegetarian, dengan yang bukan vegetarian.Kita hanya perlu memperhatikan jenis makanan yang mereka makan sehari hari.Tetapi tidaklah mudah untuk mengetahui hati seseorang.Seringkali kita salah menilai.Orang yang kita sangka baik, ternyata punya niat yang jahat kepada kita.Sebaliknya orang yang mungkin kita tidak sangka baik malah seringkali adalah mereka yang paling lembut dan ramah. Begitupun dengan hal hal yang lain, entah itu penampilan, atau hal hal lain yang bisa kita ukur. Kecenderungan kedua mengapa banyak orang menekankan perbuatan sebagai jaminan keselamatan adalah karena kita sebagai manusia ingin memiliki perasaan aman.Kita ingin segala sesuatunya terjamin.Iman seringkali tidak dapat menjadi ukuran yang meyakinkan karena iman tidak dapat diukur secara empiris.Tidak ada ukuran universal yang dapat memberikan penjelasan seberapa besar iman seseorang. Oleh karena itu, adalah lebih mudah untuk mengukur apa yang kita perbuat untuk Tuhan sebagai landasan keselamatan kita, gantinya sekedar percaya bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia. Apalagi seringkali pekabaran Adventist seakan akan memiliki
Bejana Advent Indonesia Timur
efek rasa takut yang tidak punya akhir. Saya masih ingat saat saya masih kecil dan tumbuh besar di dalam gereja, saya selalu diingatkan untuk setiap dosa yang saya perbuat maka Malaikat di Sorga akan menghapus nama saya dari buku kehidupan. Saya membayangkan bahwa Surga pasti memiliki pabrik penghapus dan tinta yang sangat besar untuk mensuplai nama yang dihapus dan ditulis kembali, setiap kali semua orang berbuat dosa. Akan tetapi kemudian seiring dengan waktu dan kesempatan saya mendalami Alkitab secara formal, saya menemukan pengertian baru tentang buku kehidupan.didalam Wah 27:21 ―Tetapi orang yang melakukan hal-hal yang menjijikkan, atau orang yang berdusta--singkatnya apa pun yang najis, sekali-kali tidak akan masuk ke dalamnya. Yang akan masuk hanyalah orang yang namanya tertulis dalam Buku Orang Hidup, buku Anak Domba itu.‖(Wah 27:21) Di dalam bahasa Yunani (bahasa Asli buku Wahyu) Kata anak domba di dalam ayat ini didahului dengan kata sandang pasti (definite article) touyang menekankan kepemilikan dari buku kehidupan tersebut. Kristuslah yang memiliki buku itu, dan Kristuslah yang berhak menentukan nama dari mereka yang berhak ditulis di dalamnya. Kristus telah memberikan persyaratan itu dengan gamblang akan bagaimana seorang dapat diselamatkan ―Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal‖ (Yoh 3:16) Oleh karena itu, hanyalah karena kasih karunia Kristus, bukan karena perbuatan saya maka nama saya berhak untuk ditulis di dalamnya. Selain dari pengertian keselamatan yang menjadi sempit, spiritualitas konvergen juga seringkali menjadi sifatnya eksklusif.Seringkali mereka yang berpikir secara konvergen seperti ini ingin memisahkan diri sepenuhnya dari lingkungan yang dianggap berdosa dan kotor, dan menyepi. Seringkali kita yang memiliki spiritualitas konvergen ini lebih senang berkelompok dengan mereka yang memiliki pandangan yang sama dan menganggap mereka yang tidak memiliki ―Standard‖ spiritualitas yang sama sebagai pendosa dan patut dijauhi. Mereka yang tidak mendengarkan pekabaran kita sebagai ―sesat‖ dan biasanya yang tersesat dari sesat adalah umat2 Advent yang belum hidup di dalam ―standard‖ kita yang berpikir secara konvergen. Akan tetapi sangat sulit bagi saya mencari contoh Kristus tentang sifat eksklusif ini di dalam Alkitab, karena yang saya temukan adalah contoh yang sebaliknya.Kristus memberika kehidupannya untuk dapat menjangkau segala golongan dan keadaan tanpa harus menekankan standardnya terlebih dahulu. Di dalam kehidupannya, Kristus menghabiskan waktunya dengan makan2, datang ke pesta, bergaul dengan pelacur dan kriminil, dan bahkan mengecam mereka yang berusaha hidup lebih suci dari orang lain seperti golongan Farisi. Dan tindakan Yesus bukanlah sekedar ―pencitraan‖ semata akan tetapi didasarkan pada rasa empati dan simpati yang luar biasa karena tahu orang orang ini adalah orang orang yang ―Sesat‖ Kristus menjangkau orang seluas mungkin, dan mencari mereka di
Page 7
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 mana mereka berada. Bagi dia lebih banyak yang diselamatkan adalah lebih baik.Jesus lebih bersifat inklusif gantinya eksklusif. Pemahaman yang sama adalah yang sepatutnya menjadi bagian kita umat umat yang mengaku sebagai pengikut kristus. Mungkin ada baiknya kita lebih memahami apa yang Paulus katakan ―Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.‖ (1 Tim 2:3, 4) Kata semua orang disana tidaklah ditulis hanya sebagai ungkapan tanpa arti tetapi menekankan motif dari Tuhan kita.Dia mau kalau bisa semua orang bisa selamat.Untuk dapat memberikan kesempatan agar banyak orang bisa selamat, maka Tuhan tidak dapat menetapkan sebuah standard yang sangat eksklusif. Bilamana seseorang ingin agar semua orang selamat maka dia akan melakukan apa saja yang perlu untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin orang orang untuk dapat diselamatkan. Kristus menawarkan perjalanan seharga tiket Air Asia untuk terbang dengan pelayanan Singapore Airlines. Hal terakhir yang menjadi batu sandungan bagi kita yang memiliki spiritualitas konvergen, kita terlalu berfokus kepada satu hal sampai sampai hal yang penting lainnya kita abaikan. Di dalam istilah bahasa Inggris dikenal sebuah ungkapan ―majoring in the minor is equally evil with minoring the major‖ yang bisa diterjemahkan sebagai ―membesar-besarkan yang kecil adalah sama jahatnya seperti mengecilkan perkara yang besar‖ Terkadang oleh karena fokus kita kepada sesuatu yang kita anggap penting, kita tidak lagi sadar kalau hal penting lainnya kita tidak perbuat. Seringkali saat saya harus melawat bekas anggota Advent yang sudah tidak lagi mengikuti Adventist, pernyataan mereka berhenti mengikuti Advent bukanlah karena mereka tidak percaya akan kebenaran Pekabaran 3 Malaikat, atau tentang Sabat. Akan tetapi seringkali alasan mereka meninggalkan komunitas Adventist adalah karena mereka merasa muak dengan standard ganda yang mereka klaim sangat kental dengan teman2 Adventist yang mereka temui. Banyak dari orang Advent (berdasarkan klaim mereka) mampu bertarak tidak makan daging, tapi tidak mampu bertarak dalam menahan nafsu mereka berkata2 buruk, bergosip, dan menjelekkan orang lain di belakang mereka. Banyak orang Advent menguduskan Sabat dengan setia dan tidak bekerja, tetapi tidak menguduskan pekerjaan mereka dengan berlaku tidak jujur, memalsukan dokumen, menyuap, menerima gratifikasi, tidak transparan, dan tindakan dosa lainnya. Kita juga mulai menerapkan standard spiritualitas konvergen kita kepada orang lain seperti itulah hukum yang baku yang harus diterapkan kepada setiap orang yang kita temui. Karena kita sanggup melakukan sesuatu yang benar di dalam standard kita, kita seringkali punya kecenderungan untuk memaksa orang lain untuk hidup dalam standard yang sama tanpa memandang situasi dari orang itu sendiri. Karena saya sudah
Bejana Advent Indonesia Timur
vegetarian, maka mereka yang tidak adalah ―sesat‖ karena standard saya.Bilamana kita melihat contoh kristus, praktek itu sepertinya tidaklah yang Yesus lakukan.Yesus tidak melakukan restorasi ―pukul rata‖ kepada orang orang yang dia temui. Alkitab menuliskan ―orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.‖ Mat 11:5 Untuk setiap tantangan yang orang tersebut jalani, Yesus memberikan jalan keluar yang spesifik kepada mereka. Alkitab tidak menuliskan bahwa hasil kesembuhan Kristus adalah yang buta dapat berjalan, atau yang tuli dapat melihat, atau yang menderita kusta dapat berbicara.Perjalanan spiritualitas setiap orangpun adalah sangat beragam, dan kita tidak dapat menghakimi spiritualitas seseorang hanya oleh karena dia tidak menghadapi apa yang saya hadapi, atau memenangkan cobaan yang kita menangkan. Hanyalah Kristus yang sanggup menganalisa secara akurat keadaan spiritualitas seseorang dan bilamana diberikan kesempatan untuk menjadi kabar terang itu, kita hanyalah dapat menjalakannya dengan kasih karunia dan bukan oleh karena kekuatan kita. Sebelum saya menutup tulisan saya, saya hanya ingin meluruskan apabila ada yang membaca artikel ini dan menyimpulkan bahwa saya adalah ―anti-vegetarianisme‖ atau golongan liberal.Dengan tanpa motifasi menyombongkan diri, saya dan istri saya telah menyingkirkan daging dari meja makan kami (mengutip ungkapan Ny.White) untuk beberapa tahun lamanya. Kami berusaha hidup sehat dan istri saya adalah seorang yang gemar mengikuti even lari, mulai dari tingkat 10KM, Half Marathon, sampai Full Marathon (42KM). Tidak mudah untuk mencapai semua ini, dan lebih tidak mudah lagi untuk mempertahankannya.Hanyalah kasih karunia Tuhan yang menyanggupkan kami untuk menjalankannya. Oleh karena itu, motivasi tulisan saya hanyalah karena saya berharap bahwa kita semua mungkin dapat mencoba merefleksikan hidup kita bukan secara divergen, maupun konvergen. Namun lebih pentingnya kita refleksikan hidup kita berdasarkan lensa Kristus yang didasari oleh kasih, kemurahan, kerendahan hati, dan kebaikan. Tanpa Kristus, maka sia-sialah semuanya. Tanpa kristus maka kita tidak dapat melihat apapun dalam kehidupan ini sebagai kristus melihatnya. Dan kalau kita benar benar rindu menjadi pengikutnya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mempraktekkan cara dia hidup kepada kehidupan kita sendiri.
Kirimkan berita, kesaksian dan artikel rohani anda ke redaksi BAIT melalui email
[email protected]
Page 8
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat."
Pentakosta Kisah Para Rasul - Ellen G. White
Lanjutan …. Imam-imam dan penghulu-penghulu sangat besar amarahnya karena pernyataan yang ajaib ini, tetapi mereka tidak berani menunjukkan kebencian mereka, karena khawatir untuk membukakan diri sendiri kepada keganasan orang banyak. Mereka telah membunuh orang Nasrani itu; tetapi di sinilah hamba-hamba-Nya, orang Galilea yang buta huruf, mengatakan dalam berbagai bahasa kisah tentang hidup dan pelayanan-Nya. Imam-imam menetapkan untuk sepakat bahwa kuasa yang ajaib dari murid-murid itu hanyalah hal yang biasa saja, mengatakan bahwa mereka adalah pemabuk yang telah mengambil bagian dari air anggur pesta yang besar itu. Sebagian orang yang paling bodoh yang hadir mengakui anjuran itu sebagai suatu kebenaran, tetapi mereka yang lebih pintar menyatakan hal itu bohong; dan mereka yang mengerti bahasa-bahasa yang bermacam-macam itu menyaksikan bahwa murid-murid itu menggunakannya dengan tepat.
K
Dalam menjawab tuduhan imam-imam, Petrus menunjukkan bahwa demonstrasi ini adalah kegenapan langsung dari nubuatan Yoel, di mana ia ramalkan bahwa kuasa seperti itu akan datang kepada manusia untuk melayakkan mereka bagi pekerjaan yang khusus. "Hai kamu orang Yahudi dan kamu yang tinggal di Yerusalem," ia berkata, "ketahuilah dan camkanlah perkataan ini. Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel. Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah-bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas segala manusia; maka anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatanpenglihatan dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.
Bejana Advent Indonesia Timur
Dengan jelas dan kuasa Petrus menyaksikan kematian dan kebangkitan Kristus: "Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini; Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia . . . menurut maksud dan rencana-Nya, kamu telah salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu." Petrus tidak menekankan ajaran Kristus untuk membuktikan kedudukannya, karena ia mengetahui bahwa prasangka para pendengarnya begitu besar sehingga perkataannya mengenai persoalan ini tidak akan ada manfaatnya. Gantinya, ia berbicara kepada mereka tentang Daud, yang dianggap oleh orang Yahudi Sebagai salah satu bapa dari bangsa mereka. "Sebab Daud berkata tentang Dia," ia menyatakan: "Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dana jiwaku bersorak-sorak bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan. . . . "Saudara-saudara, aku boleh berkata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai pada hari ini." "Karena itu ia . . . telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan oleh Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi." Pandangan itu adalah salah satu yang menarik perhatian. Lihatlah orang-orang datang dari segala penjuru untuk mendengar murid-murid bersaksi tentang kebenaran sebagaimana dalam Yesus. Mereka mendesak masuk, mengerumuni bait suci itu. Imam-imam dan penghulu-penghulu ada di sana, cemberut kebencian masih pada wajah mereka, hati mereka masih dipenuhi dengan kebencian terhadap Yesus, tangan mereka tidak dibersihkan dari darah yang dicurahkan bila mereka menyalibkan Penebus dunia ini. Mereka telah berpikir untuk menjumpai rasul-rasul yang penuh ketakutan di bawah tangan penentang yang kuat dan pembunuh, tetapi mereka mendapati mereka terangkat dari rasa takut dan diisi Roh, memasyhurkan dengan kuasa Keilahian Yesus orang Nazaret itu. Mereka mendengar mereka menyatakan dengan keberanian bahwa Seorang yang baru-baru ini dihina, diejek, dipukul dengan tangan yang kejam, dan disalibkan, adalah Putra kehidupan, sekarang ditinggikan ke tangan kanan Allah.
Page 9
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 Beberapa dari mereka yang mendengarkan rasul-rasul itu, telah mengambil bagian dalam penghukuman dan kematian Kristus. Suara mereka telah bercampur dengan orang banyak dalam menuntut penyaliban-Nya. Ketika Yesus dan Barnabas berdiri di hadapan mereka di ruang pengadilan dan Pilatus bertanya, "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" mereka berteriak, "jangan Dia, melainkan Barnabas!" Matius 27:17; Yohanes 18:40. Ketika Pilatus menyerahkan Kristus kepada mereka, dengan mengatakan, "Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya." "Aku tidak bersalah terhadap darah Orang itu", mereka berseru "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Yohanes 19:6; Matius 27:24, 25. Sekarang mereka mendengar murid-murid itu menyatakan bahwa itulah Anak Allah yang telah disalibkan. Imam-imam dan penghulu-penghulu gemetar. Keyakinan dan kesedihan mencekam orang banyak "Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" Di antara mereka yang mendengar kepada murid-murid adalah orang-orang Yahudi yang beriman, yang tekun dalam kepercayaan mereka. Kuasa yang menyertai perkataan pembicaraan itu meyakinkan mereka bahwa Yesus sesungguhnya adalah Mesias. "Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." Petrus menyentuh hati orang-orang dan diyakinkan dengan kenyataan bahwa mereka telah menolak Kristus sebab mereka telah ditipu oleh imam-imam dan penghulu-penghulu; bahwa apabila mereka teruskan untuk mencari orang-orang ini untuk nasihat, dan menunggu mereka mengakui Kristus sebelum mereka berani berbuat demikian, mereka tidak pernah akan menerima Dia. Orang yang berkuasa ini, meskipun nampaknya mengaku percaya akan Tuhan, mencita-citakan kekayaan dan kemuliaan duniawi. Mereka tidak rela untuk datang kepada Kristus untuk menerima terang. Di bawah pengaruh penerangan surga, Kitab Suci yang telah dijelaskan oleh Kristus kepada murid-murid-Nya berdiri tegak di hadapan mereka dengan gemilang dan dalam kebenaran yang sempurna. Tirai yang telah menghalangi mereka sehingga tidak dapat melihat kepada kesudahan dari sesuatu yang telah dihapuskan, sekarang telah dialihkan, dan mereka mengerti dengan jelas tujuan misi Kristus dan sifat kerajaan-Nya. Mereka dapat berkata-kata dengan kuasa Juruselamat; sementara mereka membukakan rencana keselamatan kepada para pendengarnya, banyak yang terbukti bersalah dan diyakinkan. Tradisi-tradisi dan takhyul-takhyul yang
Bejana Advent Indonesia Timur
ditanamkan oleh imam-imam disapu bersih dari ingatan mereka, dan menerima pengajaran Juruselamat. "Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa." Para pemimpin Yahudi telah menyangka bahwa pekerjaan Kristus akan berakhir dengan kematian-Nya; tetapi, gantinya mereka menyaksikan pemandangan yang luar biasa dari Hari Pentakosta. Mereka mendengar murid-murid, dipenuhi dengan suatu kuasa dan tenaga yang belum pernah diketahui, mengkhotbahkan Kristus, perkataan mereka diteguhkan oleh banyak tanda dan mukjizat. Di Yerusalem, kubu agama Yahudi, beribu-ribu orang secara terbuka menyatakan iman mereka kepada Yesus orang Nazaret Sebagai Mesias. Murid-murid sangat heran dan bersukacita karena besarnya penuaian jiwajiwa. Mereka tidak memandang tuaian yang luar biasa ini Sebagai usaha mereka sendiri; mereka menyadari bahwa mereka sedang masuk ke dalam pekerjaan orang-orang lain. Sejak kejatuhan Adam, Kristus telah mempercayakan kepada hamba-hamba pilihan benih sabda-Nya itu untuk ditaburkan dalam hati manusia. Selama kehidupan-Nya di dunia ini Ia telah menabur benih kebenaran dan telah menyiraminya dengan darah-Nya. Pertobatan yang terjadi pada hari Pentakosta adalah akibat penaburan ini, tuaian pekerjaan Kristus, menyatakan kuasa pengajaran-Nya. Pekabaran rasul-rasul sendiri, meskipun jelas dan meyakinkan, tidak akan menghilangkan prasangka yang telah menahan begitu banyak bukti. Tetapi Roh Kudus menjelaskan pekabaran ke dalam hati dengan kuasa Ilahi. Perkataan rasul-rasul adalah Sebagai anak panah yang tajam dari Yang Mahakuasa, menghukum manusia dari kesalahan mereka yang mengerikan dalam menolak dan menyalibkan kemuliaan Tuhan. Di bawah pendidikan Kristus, murid-murid telah dituntun untuk merasa keperluan mereka akan Roh itu. Di bawah pengajaran Roh mereka menerima kecakapan terakhir, dan pergi kepada pekerjaan seumur hidup mereka. Mereka tidak lagi bodoh dan tidak beradab. Mereka tidak lagi tanpa pengetahuan dan tidak berperadaban. Tidak lagi pengharapan mereka didasarkan atas kebesaran duniawi. Mereka "dengan sehati," "sehati dan sejiwa." Kisah 2:46; 4:32. Kristus memenuhi pikiran mereka; kemajuan kerajaan-Nya adalah tujuan mereka. Dalam pikiran dan tabiat mereka telah menjadi seperti Tuhan mereka, dan manusia "mengenal keduanya Sebagai pengikut Yesus." Kisah 4:13. Hari Pentakosta membawa mereka kepada penerangan surga. Kebenaran-kebenaran yang tidak dapat mereka pahami ketika Kristus berada bersama-sama dengan mereka, sekarang terbuka. Dengan iman dan jaminan yang mereka belum ketahui sebelumnya, mereka menerima ajaran-ajaran dari sabda Yang Kudus. Hal itu bukanlah suatu persoalan iman dengan mereka bahwa Kristus adalah Anak Allah. Mereka mengetahui bahwa, meskipun berpakaikan jubah kemanusiaan, Ia adalah sesungguhnya Mesias, dan mereka menceritakan pengalaman mereka kepada dunia dengan suatu keyakinan yang
Page 10
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 membawanya dengan keyakinan bahwa Allah beserta dengan mereka. Mereka dapat membicarakan nama Yesus dengan jaminan; karena bukankah Ia Sahabat mereka dan Saudara mereka yang lebih tua? Dibawa ke dalam persekutuan yang rapat dengan Kristus, mereka duduk dengan Dia di dalam surga. Dengan bahasa yang berapi-api mereka membungkus buah pikiran mereka sementara mereka bersaksi untuk Dia! Hati mereka dipanaskan dengan suatu kedermawanan penuh begitu dalam, begitu luas, sehingga hal itu memaksa mereka untuk pergi ke ujung bumi, menyaksikan tentang kuasa Kristus. Mereka dipenuhi dengan kerinduan yang mendalam untuk memajukan pekerjaan yang sudah dimulai-Nya. Mereka menyadari besarnya utang mereka kepada surga dan tanggung jawab pekerjaan mereka. Dikuatkan dengan pemberian Roh Kudus, mereka keluar penuh semangat untuk memperluas kemenangan salib. Roh itu menghidupkan mereka dan berbicara melalui mereka. Damai Kristus bercahaya dari wajah mereka. Mereka telah menyerahkan kehidupan mereka kepada-Nya untuk pelayanan, dan roman muka mereka sendiri menyaksikan penyerahan yang telah diadakannya.
Artikel Rohani
Oleh : Pdt. Kalvein Mongkau
MASA KESUKARAN PADA ABAD PERTENGAHAN Lanjutan….
K
ondisi penyelidikan Martin Luther terhadap kebenaran Alkitab secara serius dan bersungguh-sungguh membuat dia yakin akan kesalahan-kesalahan praktek dan pengajaran Gereja Am dimana dia pernah menjadi anggota. Menurut Ellen G. White bahwa ia (Luther) dituntun untuk menerima kekeliruan doktrin kepausan, keselamatan diperoleh melalui penghukuman dan sakramen penebusan dosa, dan bahwa manusia harus melalui neraka untuk mencapai Sorga. Ia belajar dari Alkitab berharga bahwa ia tidak dibersihkan dari dosa oleh darah yang mendamaikan dari Kristus, tidak pernah dapat dibersihkan oleh api neraka; bahwa dokrin Purgatori adalah perkakas kelicikan bapa pendusta, dan bahwa kehidupan
Bejana Advent Indonesia Timur
masa kini adalah satu-satunya periode masa pintu kasihan yang dijaminkan kepada manusia di dalam mana menyediakan diri untuk masyarakat yang murni dan kudus‖{Signs of the Times, 31 Mei 1883, par. 19}. Lebih lanjut White menegaskan: ―Doktrin kebakaan jiwa alamaiah sudah membuka jalan bagi pekerjaan lihai Setan melalui Spiritualisme modern; dan di samping itu sumber kesalahan-kesalahan Roma, Purgatori,doadoa bagi orang mati, doa-doa syafaat orang-orang kudus, dst, yang mana sudah memancar dari sumber ini, itu sudah menuntun banyak penganut Protestan untuk menolak kebangkitan dan Penghakiman, dan sudah memberikan kebangkitan kepada bidaah yang memeberontak melawan siksaan kekal, dan penipuan Universalisme yang berbahaya.‖{The Spirit of Prophecy(1870), hlm. 235,parag. 2}. Sejauh ini dapat diipahami bahwa Purgatori adalah satu alat dari gereja untuk menenteramkan para bidat yang hendak dihukum mati oleh para Inkuisitor agar mereka dapat diberanikan dan ditenangkan dan siap menghadapi maut dengan berani. Jadi paham Purgatori telah diadopsi dari kekafiran untuk melanggengkan kekejaman oleh penganiayaan saat menghadapi pemberontakan dan perlawanan para bidat. Sementara sistem peradilan dari Inkuisisi adalah lembaga yang didirikan Gereja bekerja sama dengan raja-raja Katholik untuk menghambat penyebaran pengaruh dari para tokoh penentang paham sesat Purgatori inidi antaranya John Huss, Jerome, John Wycliffe, Martin Luther, dll.1Pada masa kontra-Reformasi di abad ke-16, lembaga Inkusisi ini sudah diambil alih dan dimotori serta dijalankan oleh ordo Jesuit. Bagi para penentang yang mau menyebarkan simpati di kepada sahabatsahabat dan keluarga berusaha dihalangi oleh kaum Jesuit dengan paham yang menenteramkan yakni Purgatori bahwa adalah dosa untuk menentang Gereja tetapi apabila ada yang terlanjur menentang gereja maka apabila mereka tidak sempat nejalani sakramen penebusan dosa sebelum dihukum mati maka mereka dijamin akan tetap masuk sorga karena setelah kematian mereka akan masuk Purgatori untuk melewati tahap akhir penyucian sebelum ke Sorga. 1 Menurut seorang Jesuit Katholik bernama Fr. John A. Hardon, S.J bahwa sejak zaman bapa-bapa gereja sudah banyak yang menolak keberadaan dari Purgatori dan sudah mengkleim bahwa adalah tak bermanfaat untuk berdoa bagi orang mati. Arius, seorang imam pada abad ke-4 dari Alexandria yang mengkleim bahwa Kristus bukanlah Allah, adalah contoh utama. Pada Zaman Pertengahan, Albigensia, Waldensia, dan para pengikut John Huss semuanya menolak kebernadaan Purgatori. Secara umum, penolakan dari kelompok-kelompok berbeda dari pada bidat ini adalah terikat di dengan beberapa kedudukan teoritis pada anugerah, atau jasa, atau kewenangan (otoritas) Gereja. Tetapi sampai pada masa Reformasi, tidak ada reaksi utama kepada doktrin Katholik seputar keberadaan Purgatori. Dengan advent dari para Pembaharu, setiap tradisi utama Protestan—Reformed (Calvinis), Evangelikal (Lutheran), Anglikan (Episkopal), dan Free Church (Congregational)—mengambil isyu bersama dengan Katholikisme Roma untuk mengkleim satu keadaan dari pemurnian antara kematian dan kemuliaan di angkasa. Lihat artikel Fr. John A. Hardon, S.J., di bahwa sub judul ―Contrary Views‖ dalam artikel berjudul The Doctrine of Purgatory, diakses tanggal 15 Juli 2013 dalam situs http://www.therealpresence.org/index.html
Page 11
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 Seorang Jesuit bernama Fr. Paul O‘ Sulivan menyatakan bahwa eksistensi dari Purgatori atau sebuah ‗proses pemurnian' sesudah kematian di dalam satu Dogma Iman Katholik yang mana berarti setiap penganut Katholik harus percaya di dalam aturan untuk tetap menjadi seorang Katholik. Gereja tidak mendesakkan bahwa itu adalah satu tempat, tetapi boleh menjadi hanya sebuah proses. Itu bukan satu arah tujuan akhir ~tetapi sejenis penggalan uraian melalui mana semua yang harus mengalaminya, akan pada akhirnya dimurnikan cukup untuk melihat Allah muka dengan muka. Itu dipahami bahwa jiwa-jiwa itu sedang menjalani pemurnian ini boleh diuntungkan dari doa-doa orang hidup, tetapi bahwa kesempatan anugerah untuk berdoa bagi keringanan penderitaan mereka sendiri sudah lewat. Sama seperti seorang tahanan penjara yang sedang menunggu pemeriksaan pengadilannya –mungkin boleh dilepaskan dari penjara itu oleh seorang sahabat yang membayar biaya uang jaminannya. Jadi kita boleh menolong untuk mencapai kelepasan satu jiwa dari tawanan penderitaanya.Itu dianggap satu tindakan agung dari rahmat ilahi oleh Gereja untuk berdoa bagi orang mati. 2Sebagai mantan penganut Katholik dan mantan mahasiswa di Universitas Katholik Pontifical Gregorian Roma, Dr. Samuele Bacchiocchi mengemukakan bahwa Gereja Roma Katholik hingga dewasa ini tidak pernah merubah doktrin Purgatori.3Justru baru-baru ini ada upaya dari Paus Yohanes Paulus II untuk meredakanapi neraka dan Purgatorioleh menafsirkannya sebagai satu kondisi dari jiwa, dari pada sekedar tempat-tempat hukuman yang menakutkan, fakta tersebut menyisakan bahwa pandangan tradisional dari Purgatori sebagai tempat di mana jiwa-jiwa menjalanipemurnian akhir oleh api sebelum diakui ke Firdaus, masih menyisakan pengajaranresmi Gereka Katholik.4Bacchiocchijuga menulis bahwa Kathekismus Baru Gereja Khatolik,secara luas didasarkan pada pengajaranpengajaran Konsili Kedua, secara jelas menegaskan: ―Semua yang mati di dalam anugerah Allah dan persahabatan, tetapi masih dimurnikan secara tidak sempurna, memang dijaminkan keselamatan kekal mereka; tetapi sesudah kematian mereka menjalani pemurnian, agar mencapai kekudusan yang diperlukan untuk memasuki sukacita sorga. ‗Gereja memberikan nama Purgatorikepada pemurnian akhir bagi orang pilihan, yang mana secara menyeluruh berbeda dari hukuman karena kutukan. Gereja merumuskan doktrin imannya atas Purgatorisecara khusus pada Konsili-Konsili Florence dan Trente. Tradisi Gereja, oleh referensi kepada ayat-ayat Kitab 2
Lihat ulasan Fr. Paul O‘ Sulivan, berjudul ―What's the Catholic Church's View?,‖Purgatory Apologetics¸ dikutip dalam blog The Holy Souls in Purgatory, copyright 1999, diakses pada tanggal 29 Mei 2013 dalam http://www.tanbooks.com/Softcart/http://www.tanbooks.com/Softcart/Sof tCart.exe/Books/read1187.htm? 3 Lihat artikel Samuele Bacchiocchi, ―The Catholic Doctrine of Purgatory has not Changed,‖Purgatory More Than You Ever Wanted To Know About It!diakses tanggal 12 Juli 2013 dalam situshttp://www.biblicalperspectives.com/ 4 Ibid.
Bejana Advent Indonesia Timur
Suci, berbicara tentang api pembersihan. Mengenai kesalahankesalahan yang kurang pasti, kita harus percaya bahwa, sebelum Penghakiman Akhir, ada satu api yang memurnikan.‘" Memang pada satu sisi, Ellen G. White menulis: ―Di bahwa penyamaran bervariasi kaum Jesuit mengerjakan jalan mereka ke dalam jabatan-jabatan negara, mendaki untuk menjadi para penasihat raja-raja, dan membentuk kebijakan bangsa-bangsa. Mereka menjadi hamba-hamba untuk bertindak sebagai mata-mata terhadap para tuan mereka. Mereka mendirikan perguruan-perguruan tinggi bagi anak-anak dan para bangsawan, dan sekolah-sekolah bagi orang biasa; dan anak-anak orang tua-orang tua Protestan ditarik ke dalam satu pemeliharaan terhadap ritual-ritual paus.Semua kemegahan dan pameran akan penyembahan Roma dibawa kepadapikulan yang membingungkan pikiran dan mempesonakan dan menawan imajinasi, dan dengan demikian kebebasan untuk mana bapabapa sudah bekerja keras membanting tulang dan menumpahkan darah telah dikhianati anak-anak tersebut. Para Jesuit dengan cepat menyebarkan diri mereka sendiri ke seluruh Eropa, dan di mana saja mereka pergi,ada yang mengikuti satu kebangkitan terhadap kepausan. {The Great Controversy, hlm. 235, parag. 1}. Namun, di sisi lain, Ellen G. White juga pernah menulis bahwa ―Anak-anak Allah berada di Gereja-Gereja Lain.—Allah memiliki anak-anak, banyak dari mereka, berada di gereja-gereja Protestan, dan ada di sejumlah besar di gerejagereja Katholik, yang adalah lebih benar menuruti terang dan untuk melakukan pengetahuan mereka yang terbaik dari pada sejumlah besar di antara orang-orang Advent pemelihara Sabat yang tidak berjalan di dalam terang. Tuhan akan memiliki pekabaran kebenaran untuk dikhotbahkan, bahwa Protestan boleh jadi harus diamarkan dan dibangunkan kepada keadaan perkara-perkara yang benar, dan memikirkan nilai dari kesempatan istimewah dari kebebasan beragama yang mereka sudah lama nikmati‖ {Selected Messages, Bk. 3, hlm. 386, parag. 2}. Itu artinya bahwa Paham menyesatkan dari para Jesuit seperti kebakaan jiwa yang diimplementasikan di dalam ajaran dan dogma Purgatori akan dipertanggungjawabkan mereka pada akhir zaman secara individu atas penyesatan yang mereka lakukan, ―Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.‖ (Pengkhotbah 12:14). Sebab dalam Matius 18:7, tercatat: ―Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.‖Tetapi secara pribadi ada sejumlah besar umat Katholik yang sedang disesatkan dan merekalah yang harus diselamatkan karena mereka disesatkan secara turun-temurun hanya karena tidak memiliki pengetahuan dan latar belakang dari paham yang menyesatkan itu seperti paham Purgatori. Ada banyak jiwa di gereja Katholik yang dapat dimenangkan dari penawanan berupa tipe penipuan yang sistemik ini seandainya mereka diberikan terang yang tulus dari Kitab Suci. Bersambung…
Page 12
Edisi 258 – 4 Oktober 2013
Cerita Untuk Anak Dikirim oleh Max Kaway
Sebuah Penghargaan
dilecehkan olehnya. Benar begitu? Bapak salut. Ini pertanda kamu adalah seorang gentleman, laki-laki sejati. Tapi ingat: berkelahi bukanlah pilihan untuk menyelesaikan masalah. Andika harus lebih bijak dan jelas, bukan dengan berkelahi seperti tadi." Kepala sekolah meletakkan sebuah permen lagi di atas meja. "Nah yang terakhir, karakter positif yang telah Andika tunjukkan hari ini harus dipertahankan dan dikembangkan di masa depan. Bapak yakin kamu akan berubah dan akan maju di kemudian hari. Belajar lebih baik Andika, oke?" Sambil tersenyum, beliau menambahkan satu buah permen lagi di meja dan menyodorkan permen-permen tersebut ke arah Andika. "Ambillah hadiah dan kenang-kenangan dari Bapak ini!" Andika yang awalnya ketakutan akan mendapat hukuman, dan tidak menyangka justru mendapat "penghargaan" dari kepala sekolahnya, mengangguk mantap. "Terima kasih Pak. Saya sangat terkejut. Bapak tidak menghukum saya bahkan memuji dan menghargai saya. Saya berjanji, pasti berubah dan akan lebih rajin belajar untuk masa depan saya sendiri."
Pada suatu hari, di sebuah sekolah menengah. Saat jam istirahat, ada perkelahian antara dua murid laki-laki di kelas. Kerumunan murid pun berakhir saat seorang guru datang menengahi dan melerai mereka. Tidak lama kemudian, saat pelajaran berikutnya akan dimulai, Kepala Sekolah masuk ke kelas tersebut dan langsung menyampaikan maksud kedatangannya. "Andika, kamu nanti datang kantor Bapak, jam 3 sore."Seisi kelas terdiam sedangkan murid yang dimaksud seketika berwajah pucat pasi. "Baik Pak," ia menjawab lemah. Habis aku! Pasti akan dimarahi dan dikenai sanksi gara-gara perkelahian tadi, begitu pikir Andika. Tepat pukul 3 sore, Andika telah ada di depan kantor dan mengetuk pintu ruangan kepala sekolah. Jantungnya berdegup keras dan tubuhnya serasa lunglai. "Masuk!" terdengar suara dari dalam. Andika pun masuk. Dengan takut-takut, ia berdiri dekat meja kepala sekolah, sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Duduklah Andika. Kamu tentu sudah bisa menebak, kenapa Bapak memanggilmu kan? Tentu berkaitan dengan perkelahianmu tadi," kata kepala sekolah yang diikuti anggukan kepala Andika. Lanjutnya, "Andika telah melanggar peraturan tentang tidak boleh berkelahi di dalam lingkungan sekolah, apalagi di kelas. Tetap ada beberapa hal yang ingin bapak sampaikan berkaitan dengan kasusmu ini. Pertama, bapak senang kamu datang tepat waktu, itu menunjukkan kamu adalah anak yang disiplin." Beliau membuka laci mejanya, mengambil sebuah permen, dan meletakkannya di meja. "Kedua, bapak menghargai kedatanganmu saat ini. Artinya kamu menghargai bapak sebagai guru dan kepala sekolahmu. Kamu adalah anak yang berjiwa besar dan siap bertanggung jawab. Betul begitu Andika?' Kembali Andika mengiyakan pertanyaan kepala sekolahnya. Beliau mengambil permen dan meletakkannya lagi di meja. "Bapak sudah berbicara dengan guru yang melerai perkelahian dan mendengar dari beberapa temanmu. Kamu berkelahi dengan Rudi karena membela teman perempuan yang
Bejana Advent Indonesia Timur
―Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Matius 7:12
Inpirational Story
Bejana Terindah Oleh : Bredly Sampouw
A
da seorang pria sedang mencari sebuah bejana untuk tempat menyimpan barang berharga. Ada beberapa pedagang yang menjual bejana, manakah yang akan terpilih?
―Pilihlah bejana saya,‖ teriak penjual yang menjual bejana dari Emas, ―bejana saya mengkilap dan bercahaya. Bejana saya sangat berharga dan dibuat dengan benar, ditempa dengan keras dan sungguh-sungguh murni. Keindahan bejana saya
Page 13
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 mengalahkan yang lain. Untuk orang yang seperti engkau, Tuanku, bejana emas adalah yang terbaik!‖ Tuan itu hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata. Ia kemudian melihat suatu bejana Perak, ramping dan tinggi. ―Aku akan melayani Engkau, Tuanku, Garis-garis bejanaku sangat indah, ukirannya sangat nyata, dan bejana perakku akan selalu membanggakanmu.‖ Tuan itu hanya lewat dan menemukan sebuah bejana Tembaga. Bejana ini mulutnya lebar dan dalam, dipoles seperti kaca. ―Sini! Sini!‖ teriak pemilik bejana itu, ―saya tahu bejana saya akan terpilih. Taruhlah bejana saya di meja-mu, maka semua orang akan memandangmu dengan kagum.‖ Tiba-tiba, ―Lihatlah bejana saya‖, panggil pemilik bejana Kristal yang bejananya sangat jernih dengan beberapa detail ukuran yang sangat rumit. ―Bejanaku sangat transparan, menunjukkan betapa baiknya bejanaku. Meskipun mudah pecah, namun sangat membanggakan karena sangat indah.
Seringkali kita dalam hidup ini lebih percaya kepada yang nampak dari luar apakah parasnya, pangkatnya, penampilannya, kedudukannya, hartanya, ketenarannya, dan kita lupa apa yang didalamnya. Tidak sedikit orang yang menjadi korban karena mempercayai rupa luar saja, cepat percaya, cepat yakin dan cepat mengambil keputusan. Untuk itu kita diberi nasihat lewat pesan moral cerita diatas yaitu biarlahlah kita memandang bagian dalam atau isinya, seringkali isi itu memerlukan waktu yang lama untuk kita dapat mengetahuinya, tetapi jika kita sabar dengan waktu dan berpusat kepada masa depan niscaya akan tiba waktunya kita mengetahui sebenarnya apa yang benar dan cocok dengan luar. Untuk meraih keberhasilan belajarlah menggunakan waktu didalam memilih, memutuskan sebelum melangkah. Dan yang terpenting berdoalah selalu sebelum memutuskan apa yang anda butuhkan. “Jangan pandang rupa luar”
Motivational Word Oleh: Peggy Iskandar Wowor
Kemudian, tuan itu melihat ke bawah dan melihat bejana tanah liat, kosong dan hancur, tak berwarna indah, dan terbaring begitu saja. Tiada harapan terpilih sebagai bejana tuan itu. Ah! Inilah bejana yang aku cari, akan kuperbaiki dan kupakai, akan kubuat sebagai milikku seutuhnya. Aku tidak butuh bejana mengkilap dan penuh kebanggaan, terlalu tinggi untuk ditaruh di rak, transparan dan memamerkan isinya dengan sombong. Bejana yang kucari adalah bejana sederhana yang akan kupenuhi dengan berbagai barang berharga. Kemudian, ia mengangkat bejana tanah liat itu. Ia memperbaiki, membersihkan dan memenuhinya dengan berbagai barang berharga. .
Inspirasi Untuk Direnungkan : Pernahkan Anda bercermin dan kemudian melihat banyak kelemahan di sana sini? Apa reaksi anda? Apakah Anda menyalahkan orang tua yang melahirkan Anda? Menyalahkan diri Anda sendiri? Atau bahkan menyalahkan Tuhan? Bagaimana jika kita mengalihkan pandangan kita dari diri kita sendiri ke Sang Pencipta dan menyerahkan semua keberadaan kita apa adanya ke dalam tangan-Nya! Bukankah dia yang sanggup mengubah, memulihkan dan mengisi kita? Untuk Dilakukan : “ Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.‖ 2 Korintus 4 : 7
Siapapun yang iri hati kepada orang lain, sesungguhnya ia mengakui bahwa orang lain itu lebih super dari dirinya sendiri. Kejadian 37:8,11 Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami? apakah engkau ingin berkuasa atas kami?....Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepada Yusuf.
Dunia sering kali menipu kita dengan mengalihkan mata kita kepada kemasan ketimbang isi. Janganlah memandang rupa luar karena belum tentu dalamnya sama dengan luarnya.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 14
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 f.
Tumpukan (busung) pasir (Busung pasir dapat ditemukan di sungai atau anak sungai atau di pesisir laut.)
Pathfinder
Geologi 1.
Berikan arti geologi dari kata-kata berikut: a. Delta f. Cirque b. Sand spit g. Mesa c. Sinkhole h. Alluvial fan d. Oxbow lake i. Anticline e. Moraine j. Syncline
2.
Uraikan yang berikut: a. Gunung berapi tipe pelindung (shield-type volcano) dibandingkan dengan gunung berapi campuran (composite volcano). b. Bagaimana gletser mengalir dan apakah hasil yang ditinggalkan dibelakangnya c. Bagaimana endapan tersusun oleh air d. Jenis-jenis yang berbeda dari gunung-gunung e. Mengapa tepi sungai atau tepi anak sungai sering tetapi terkikis pada bagian luar dari tikungan sungai
3.
Ketahui kategori bebatuan apakah {endapan, perubahan bentuk (metamorphic) atau batuan beku karena perapian (igneous)} batu-batu berikut ini: a. Granit (Granite) f. Marmer (Marble) b. Batu pasir (Sandstone) g. Lahar (Lava) c. Gumpalan (Conglomerate) h. Batu gamping/kapur (Limestone) d. Batu tulis (Slate) i. Basal (Basalt) e. Serpih (Shale) j. Gneis (Gneiss)
4.
Ambil gambar atau buatlah sebuah sketsa dari masingmasing bentuk geologi berikut: a. Sebuah endapan dasar sungai dengan bahan-bahan kasar pada bagian dasar dan bahan lebih halus pada bagian atas (Ini disebut dasar sungai dengan nilai normal.) b. Tanda riak di pasir atau lumpur (Jika mungkin, tunjukkan dengan tanda panah arah arus.) c. Erosi Gulley d. Retakkan lumpur (Ini biasanya dapat ditemukan sesudah hujan lebat atau banjir ketika lumpur mulai mengering.) e. Penampilan tanah sepanjang tepi sungai atau potongan jalan (Engkau harus dapat melihat bahwa tanah yang lebih dalam berwarna lebih mudahbiasanya berwarna lebih muda daripada tanah di permukaan.)
Bejana Advent Indonesia Timur
Referensi Creation and Catastrophe, Harry Baerg. 1972. Review and Herald, Hagerstown. Maryland. Creation: Accident or Design, 1969, Harold G. Coffin. Review and Herald, Hagerstown, Maryland. Science and Health, grades 5 and 6, Series A and B; grades 7 and 8, Series B. Department of Education, 1974, Pacific Press, Nampa, Idaho 83707-1000. Earthquake – Discoveries in Seismology, Don and Florence Leet, 1964, Dell Pubg, Co., Inc., New York, NY. The Earth Beneath Us, Kirtley F. Mather, 1964 Random House, Inc., New York, NY. A Search for Meaning in Nature, Richard M. Ritland, 1970, Pacific Press, Nampa, Idaho 83707-1000. Tingkat Ketrampilan 1
Rumah Tangga
Tips Pernikahan sejak tahun 1913 Oleh Cyril Sweeney, Direktur Pelayanan Rumah Tangga, Konferens Inggris Utara, Uni British – Divisi Trans Eropa. Saat saya duduk di ruang tamu, dan mengcopy Koran Daily Express hari Selasa tanggal 29 Mei 2007, sebuah artikel muncul dihadapan saya: Back in Vogue: Tips Pernikahan sejak tahun 1913. Ini merupakan nasehat pernikahan sebelum saya lahir. ―Tips untuk pernikahan yang bahagia diterbitkan hampir satu abad yang lalu, kembali menjadi artikel utama pada tahun 2007. Demikianlah Artikel ini mengawali tulisan Jo Willey.
Page 15
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 Dua buku – Hal yang Suami Tidak Boleh Lakukan dan Hal yang Istri Tidak Boleh Lakukan – menjadi buku yang paling laris dijual. Buku penuntun yang ditulis tahun 1913 oleh Blanche Ebbutt menjadi sangat relevan dan sangat tepat pada tahun 2007. Mereka mengingatkan agar para suami tidak mengeluh tentang masakan istrinya. Dan menuliskan agar istri jangan pernah mengatakan kepada suami: ―Sudah saya bilang….‖ Buku ini tetap dicetak selama lebih kurang 20 tahun saat para pria bekerja dan wanita tinggal dirumah. Sekalipun sudah banyak hal yang berubah sejak saat itu, satu hal yang masih relevan adalah Tips: ―Jangan menambah pekerjaan rumah dengan meninggalkan milik anda disembarang tempat.‖ Ebbutt menasehati para suami: ‖Jangan menganggap rendah istri anda, dia memiliki kemampuan yang sama dengan rekan kerjamu di kantor. Yang dia tidak miliki hanyalah kesempatan.‖ Bicaralah dengan istrimu segala sesuatu yang hendak kamu bicarakan, maka anda akan terkejut dengan tanggapannya yang luas terhadap topik itu. Willey menasehati para istri untuk tidak mencoba berkencan dengan pria lain. Sebab pria sangat pandai untuk melakukannya. Seperti bermain dengan harimau dan gunung berapi dalam saat yang bersamaan sangat bahaya. Nasehat seperti ini nampaknya baru bagi sebagian orang. Petunjuk dasar tentang Pernikahan. Ada beberapa tips pernikahan yang perlu kita pertimbangkan bahkan dari sumber yang lebih tua – bukan hanya seratus tahun yang lalu tapi ribuan tahun yang lalu. Nasehat ini bukan hanya untuk pernikahan namun untuk kehidupan rumah tangga yang sukses. Dimanakah tips ini didapatkan? Dalam buku petunjuk yang kita sebut Alkitab. Buku Petunjuk sangat penting. Sama seperti mobil yang membutuhkan perawatan, dan saya dapat melakukannya jika saya memiliki buku petunjuk. Lalu saya pergi ke dealer mobil Ford untuk meminta buku petunjuk perawatan mobil yang standard. Namun mereka katakan tidak ada buku perawatan mobil yang dimaksud. Bahkan mereka bingung mengapa saya membawa mobil Citroen ke dealer Ford, mereka menyarankan agar saya pergi ke delaer mobil Citroen. Karena buku petunjuk perawatan mobil Citroen yang terbaik untuk mobil Citroen. Mereka benar, dan saya akhirnya dapatkan buku tersebut dan dapat memperbaiki mobil saya. Sekarang, di seluruh dunia ada banyak pernikahan, orang tua dan keluarga yang membutuhkan buku petunjuk Alkitab yang menolong memperbaiki hubungan mereka. Buku itu, Alkitab yang suci, memberikan informasi bahwa Allah yang membentuk Rumah Tangga pertama. Segalanya sempurna dalam Rumah Tangga yang pertama itu. Mereka memiliki rumah yang indah, makanan yang baik, suatu hubungan kasih sayang yang sangat membahagiakan satu sama lain dan dengan pencipta-Nya. Apa lagi yang kurang? Kejadian 3 menggambarkan bagaimana Rumah Tangga yang pertama itu menjadi tidak harmonis. Dan sejak saat itu setiap rumahtangga
Bejana Advent Indonesia Timur
mengalami ketidakharmonisan dan kita memiliki persamaan. Dalam Matius 7:24–27, apa yang ayat ini berikan sehubungan dengan pelajaran Rumah Tangga. Matius 7:24-27 adalah bagian dari khotbah Yesus di atas bukit. Khotbah ini bukan hanya ditujukan kepada murid-Nya tapi bagi mereka yang rindu mendengar kata-kata hikmat-Nya. Pria dan wanita, tua dan muda, bahkan mereka yang ingin menjebak Yesus ada disana. Yesus berbicara tentang sebuah kerajaan yang mana setiap orang dapat menjadi anggotanya. Kerajaan-Nya bukanlah untuk masa yang akan datang tapi masa sekarang. Yesus ingin menetapkan kerajaan-Nya dalam hati umat manusia, dengan Roh-Nya Dia ingin menyentuh hati manusia, dan hal itu akan mengalir kepada orang lain dalam bentuk kehidupan yang penuh semangat dan penuh kasih. Saat mereka melihat tanggungjawab dan kesempatan dari warga kerajaan kasih, Yesus memberikan panggilan kepada suatu tindakan yang nyata. Di ayat 24 dia menuliskan bahwa tidaklah bijak jika hanya mendengar tapi tidak melakukan. Mendengarkan secara tidak langsung membawa sebuah tanggungjawab untuk melakukan apa yang didengar. Menyadari hal ini saya melihat kembali kepada tahapan dalam pernikahan saya dan kemiripannya dengan pengalaman setiap pasangan yang menikah dan setiap keluarga saat ini. Setiap orang terlibat dalam membangun Persamaan apa yang dimiliki dua orang dalam Matius 7:24-27? Mereka sama–sama membangun, membangun satu tempat berlindung agar mereka tetap hangat di malam hari dan tidak kepanasan di siang hari. Saat pasangan memikirkan pernikahan dan memasuki persiapan pranikah, mereka mulai membangun. Pada dasarnya setiap pasangan apapun agamanya berusaha mencapai kelanggengan dan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka. Saat janji pernikahan disebutkan setiap pasangan mengimpikan rumah tangga yang bahagia. Pada umumnya setiap rumah tangga tidak hanya memimpikan bangunan rumah secara fisik namun juga lingkungan dimana anak-anak dapat lahir dan bertumbuh, dilatih dan dikelilingi suasana kasih. Berikut adalah beberapa bahan yang dapat saudara pergunakan untuk membangun rumah. Ini merupakan kebutuhan dasar yang dapat melanggengkan setiap hubungan dalam rumah tangga. Kasih – Ini merupakan batu utama yang dicantumkan disini (Yoh 3:34, 35; Gal 5:13). Keyakinan – Ini merupakan hal yang sangat rapuh. Pengertian – Ini merupakan hal yang paling lama untuk diperkembang. Hormat - Hal ini yang paling diabaikan (Rom 12:10) Komitmen – Hal ini yang paling menentukan.
Page 16
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 Sangat mustahil untuk memiliki hubungan yang baik dengan orang yang tidak saudara cintai, yang saudara tidak percaya, yang saudara tidak mengerti, yang saudara tidak hormati dan yang kepadanya saudara tidak miliki komitmen. Jika orang yang ada dalam satu hubungan kehilangan kasih mereka, keyakinan satu sama lain, pengertian dan hormat satu sama lain dan komitmen satu sama lain, hubungan itu akan segera berakhir. Sebaliknya sama mustahilnya bagi orang yang tidak mendapatkan kasih sayang, yang tidak dipercayai, tidak dimengerti, tidak dihormati untuk dapat berhubungan baik dengan orang lain dan membuat komitmen. (Marshall, 1991) Pembangun Memilih Dasar Mereka Kedua orang dalam perumpamaan Yesus sama-sama kelihatan baik sampai kepada tahapan memilih fondasi. Sebagai orang tua kita memiliki pilihan, fondasi apa yang akan kita pakai. Kita dapat memilih fondasi kita apakah berdasarkan contoh yang diberikan oleh media, film, selebriti atau sinetron berseri. Kita dapat membangun pernikahan atas dasar hubungan seks sebelum nikah atau hubungan seks diluar pernikahan yang sudah lazim bagi masyarakat dunia dewasa ini. Kita dapat izinkan nilai-nilai dari TV dan sahabat kita dan kita teruskan kepada anak-anak kita. Atau kita dapat membangun hidup kita hanya pada nilai-nilai yang murni. Beberapa pasangan yang telah menikah percaya bahwa uang dan penampilan yang cantik merupakan dasar yang baik bagi pernikahan. Dasar yang terbaik untuk pernikahan yang bahagia bukanlah uang. Jika uang merupakan hal yang baik bagi pernikahan, maka kita dapat berharap bahwa para milyuner dan para pemenang undian dan menjadi jutawan adalah mereka yang memiliki pernikahan yang berbahagia. Namun tampaknya tidaklah demikian, sebab bagi orang yang hanya mengandalkan uang yang ditimbulkannya dalam pernikahan justru kesukaran. Jangan mementingkan diri dengan apa yang anda miliki secara bersama. ‖Istri saya selalu meminta uang,‖ demikianlah seorang suami mengeluh kepada sahabatnya. ―Minggu lalu dia meminta 3 juta, kemarin dia minta 1½ juta sore ini dia minta 2 juta.‖ ―Ini kan keterlaluan,‖ tukas sahabatnya. ―Apa yang dia lakukan dengan uang sebanyak itu?‖ ―Saya tidak tau,‖ sahut pria itu. ―Saya tidak pernah membelikannya sesuatu.‖ Anda dapat inti pelajarannya disini? Dasar bagi pernikahan bahagia bukanlah penampilan yang baik. Benar setiap orang ingin agar pasangan mereka terlihat menarik. Pemimpin gereja dan pengkhotbah terkenal Charles H. Spurgeon, pernah memberikan saran kepada seorang pendeta muda untuk menikahi perempuan yang baik dan cantik. Sehingga bilamana dia tidak cantik lagi dia tetap dapat hidup bersama dengan bahagia. Namun jika daya tarik fisik sebagai satu-satunya yang dapat menyatukan saudara maka pernikahan anda tidak akan bertahan lama. Jika kecantikan adalah modal utama maka bintang film dan foto model akan
Bejana Advent Indonesia Timur
memiliki pernikahan yang paling bahagia. Namun nampaknya tidaklah demikian. Dengan segala cara kita perlu menjaga penampilan kita. Tapi jangan kita menganggap hal itu yang utama, melainkan berikanlah pujian kepada satu sama lain. Kevin dan Sarah, mereka adalah pasangan yang masih muda sedang duduk bersama dan Sarah bertanya, ―Kevin, apakah kamu pikir mata saya indah?‖ Kevin menjawab: ‖Yah.‖ Tidak berapa lama kemudian Sarah bertanya: ‖Kevin, apakah kamu pikir rambut saya menarik?‖ Kembali Kevin menjawab: ‖ Yah.‖ Tidak berapa lama Sarah bertanya, apakah kamu pikir bentuk tubuh saya menarik? Kevin kembali menjawab ―Yah.‖ Oh Kevin, engkau mengatakan hal yang indah namun engkau dapat mengatakan yang lebih indah lagi,‖ ujar Sarah. Bagaimanapun juga banyak pasangan yang meyakini bahwa firman Allah memberikan fondasi yang kuat, berikut ini adalah beberapa bagian untuk membentuk fondasi yang kuat. Mengundang Yesus secara pribadi sebagai partner yang tidak kelihatan. Meluangkan waktu bersama dan bermain bersama. Tetap mendengar dan bicara satu sama lain. Catat dan ingat saat mana pasangan anda merasa dikasihi. Bicarakan perbedaanmu dan doakan bersama. Praktekkan pengampunan. Hormati orangtuamu namun jangan biarkan dikendalikan oleh mereka. Jangan abaikan keintiman seksual. Setiap dasar akan diuji. Saat manusia menggunakan materi yang berbeda untuk dasar mereka, satu hal yang pasti bahwa fondasi mereka akan diuji. Angin bertiup dan banjir datang menerpa kedua rumah itu. Tidak ada satu rumah tanggapun di dunia ini yang tidak terkena dampak kejatuhan dari Rumah Tangga yang pertama di taman Eden. Setiap rumah mengalami masalah. Apakah anda menganggap diri suci atau orang berdosa, kaya atau miskin, kelas atas atau kelas bawah. Setiap rumah tangga akan menghadapi masa ujian yang sulit. Termasuk rumah tangga saya sebagai Direktur Pelayanan Rumah Tangga menyadari fakta bahwa rumah tangga saya dan pernikahan saya selalu mendapat serangan dari pengaruh negatif dari luar. Sangat bodoh untuk berfikir karena saya seorang Kristen maka saya tidak akan mendapatkan masalah dalam hubungan saya. Satu kali anda membuat komitmen jangka panjang dengan seseorang dalam hubungan pernikahan, maka anda siap untuk menjadi target si perusak, musuh Allah. Tidak ada rumah dan keluarga yang dapat menghindar. Namun selalu ada harapan bilamana anda memilih dasar yang benar, maka rumahtanggamu akan mengalami kasih surga gantinya kesedihan neraka.
Page 17
Edisi 258 – 4 Oktober 2013 Hanya satu fondasi yang bertahan melewati ujian. Orang yang memilih fondasi yang salah menyesal kemudian karena dia kehilangan segalanya. E. G. White menuliskan, ―Mereka yang memberikan telinga yang tuli kepada injil akan mendapati bahwa mereka sedang membangun diatas pasir. Yaitu usaha mereka sendiri‖ (Mount of Blessing, p.152). ―Dia mendirikannya atas teori dan penemuan manusia‖ (Desire of Ages, p.314). Sangat penting agar kita memilih dasar yang dapat lama bertahan dan menyiapkan kita untuk kehidupan kekal. Rasul Paulus dalam 1 Korintus 13, memberikan dasar yang benar bagi rumah tangga, a.l: Kasih yang merupakan kekayaan sejati dalam diri manusia. Kasih yang kaya dan murah hati. Bukan hanya kembang dan coklat namun juga murah hati dalam penilaian. Kasih yang mengampuni dan bersyukur. Kasih yang memperdulikan dan memperhatikan. Nilai-nilai dasar ini terlihat juga dalam kehidupan Yesus. Dan fondasi ini jugalah yang dapat membuat suatu hubungan itu kaya dan menarik. Saya sering mengadakan kunjungan kepada keluarga-keluarga. Sekilas saudara dapat melihat bahwa keberuntungan ada dalam rumah itu. Dengan peralatan yang serba modern dan perabotan yang mahal, namun ada sesuatu yang kurang ditempat itu, kaku dan tidak nyaman. Itu sebuah rumah namun bukan rumah tangga. Di tempat lain dimana perlengkapan serba sederhana dan nampak lusuh namun anda merasa bahwa orang di tempat itu membangun hubungan yang kuat satu sama lain. Tolong agar saya jangan salah dimengerti. Saya tidak katakan bahwa dirumah yang indah tidak mungkin ada keluarga yang bahagia. Di setiap rumah seharusnya ada nada yang lembut, suasana yang hangat, sesuatu yang manis diantara anggota keluarga. Harapan dan doa saya agar pernikahan saudara dan rumah tangga saudara berada diatas fondasi yang benar. Saya berdoa agar hubungan antara suami dan istri diwarnai dengan kasih sehingga anda akan menjadi teladan pernikahan yang baik. Rumah yang senang orang kunjungi dan rumah yang setiap anak rindukan. Mari kita kabarkan kepada dunia, sekalipun informasi dan metode ini sudah sangat lama, demi sebuah kebaikan, satu keluarga yang bahagia, rumahtangga yang bahagia – semuanya bergantung pada fondasi yang benar. ***
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 18