Kabar Itah Edisi 34 : Oktober - Desember 2012
Editorial
Serius tapi Santai
2013 adalah babak baru di YTS, di mana kami mulai mengumpulkan semua sumberdaya dan upaya kami di Kalimantan Tengah, terutama untuk Kahayan Project yang wilayahnya paling dekat dengan kegiatan eksplorasi di areal konsesi Kalimantan Gold, di bagian utara propinsi ini. Kami akan melakukan upaya khusus untuk membangun hubungan yang kuat antara kegiatan budidaya mata pencaharian di desa-desa dampingan kami dengan basecamp eksplorasi. Dengan adanya lebih dari 300 karyawan di lapangan, membuka peluang besar bagi masyarakat untuk mensuplai hasil tani mereka ke basecamp. Masyarakat akan fokus pada produksi sayur dan ikan, yang akan dijual kepada pembeli di basecamp. YTS akan memberikan dukungan teknis bagi masyarakat yang terlibat pada kegiatan ini, dan akan membantu pengaturan logistik antara penyuplai dari desa dan pembeli yang ada di camp. Semua ini merupakan refleksi dari tahapan proyek eksplorasi pada saat ini, menuju peningkatan jumlah kegiatan dan personil dimasa yang akan datang, jika kegiatan eksplorasi menunjukkan hasil yang positif. Sejauh ini kami juga terus memperkuat kapasitas tim manajemen dan lapangan, yang secara keseluruhan terdiri dari 25 orang yang terbagi di berbagai proyek dan kegiatan. Sebagian besar usaha ini tergantung dukungan dari perusahaan, kami sangat berharap usaha ini akan berhasil. Salam hangat dan harapan yang terbaik untuk anda semua di tahun yang baru, Bardolf Paul Pimpinan
Tim YTS berfoto bersama dengan Mansur Geiger (KSK Exploration Manager) dan Ridwan Lowther (KSK Operations Manager) pada hari kedua review tahunan YTS
Pertengahan Desember lalu YTS mengadakan review dan perencanaan tahunan di Rungan Sari Muhammad Subuh Centre. Pertemuan tahunan kali ini merupakan yang terbesar, dengan total 20 orang staf yang terlibat. Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah sesi pembukaan di mana nilai-nilai yang mendasari YTS dan sejarah YTS dijelaskan. Kedua hal tersebut berakar dari visi Bapak Muhamad Subuh tentang masa depan Kalimantan berdasar pada nilai-nilai kemanusiaan, selain juga pergerakan partisipatif yang muncul di India pada tahun 1990an. Acara dilanjutkan dengan sesi menarik di mana peserta saling berbagi harapan atas satu sama lain. Beberapa peserta cukup kaget dengan harapan rekannya. Selain itu, setiap unit fungsional di YTS juga saling berbagi harapan, seperti staf lapangan dan unit manajemen,
serta yang lainnya. Lagi-lagi, melalui kegiatan ini, hal-hal yang tidak terduga muncul. Menutup acara hari pertama, staf YTS menghabiskan malam yang meriah dengan acara barbeque di Eco Village. Beberapa rekan memberikan pertunjukan yang luar biasa dan menghibur, menampilkan bakat-bakat terpendam (dilarang menyebutkan nama!) Memulai hari kedua, Mansur Geiger dan Ridwan Lowther dari Kalimantan Surya Kencana datang dan berbagi informasi serta menjawab pertanyaan seputar kegiatan eksplorasi yang sedang berjalan. Diselingi berbagai kegiatan yang menyenangkan, kami bekerja bersama mengkaji capaian dan hambatan yang dihadapi selama bekerja tahun lalu, dan membuat perencanaan untuk tahun 2013.
Inisiatif yang Lebih Dinamis dari Review Kecamatan di Kahayan Sejumlah wawasan baru dan positif terlontar pada saat review kecamatan di Kahayan: masyarakat menunjukkan harapan dan pandangan yang berbeda terhadap YTS sekarang. Selama ini, masyarakat selalu berharap YTS memberikan material gratis. Kini, harapan tersebut tampak berkurang secara signifikan. Dalam review tersebut, perwakilan tiap desa menunjukkan pemahaman dan apresiasi lebih baik terhadap bentuk pendampingan YTS. Alfrid, dari Mangkuhung menyatakan: “Kami sudah berusaha meyakinkan masyarakat bahwa dampingan YTS itu hanya terbatas dalam bentuk dukungan teknis. Banyak warga yang ragu datang ke pelatihan dari YTS karena mereka hanya mengharapkan dukungan materi saja. Coba bayangkan, kalau ada orang yang kasih kita sepeda motor, tapi kita nggak bisa mengendarainya, buat apa? ”.
peserta juga sangat antusias memberikan komentar dan saran kepada desa lainnya. Misalnya, Utut dari Tumbang Koroi memberikan saran: “Untuk masalah maling, kita bisa bangun pagar di sekeliling kebun sayur kita”. Masyarakat terlihat lebih puas dengan dampingan YTS, karena kualitasnya lebih baik jika dibandingkan dengan pendampingan dua tahun yang lalu. “Saya rasa dukungan YTS tahun ini lebih sukses dan berhasil - Saya bisa melihat dan merasakan perbedaannya” ujar Bawing, Ketua Kelompok Kerja Desa dari Tumbang Korik.
Meningkatnya kehadiran masyarakat dalam review jika dibandingkan dengan tahun lalu adalah hal yang menggembirakan. Masyarakat sangat aktif belajar antara satu dengan yang lain dan berbagi pengalaman. Proses ini memperkaya setiap orang, dan membuat mereka memahami pentingnya berbagi dan belajar dari desa lain. Banyak hal penting terungkap ketika desa mempresentasikan tentang apa saja yang berhasil dan tidak. Para peserta menanggapi presentasi tersebut secara aktif, dan tidak membatasi komentar mereka pada masalah mereka sendiri. Para
Kelompok Kerja Desa Tumbang Maraya mendiskusikan rencana kerja mereka untuk tahun 2013 dalam review tahunan di Kahayan
Siswa Tidak Mampu Berterima Kasih untuk Dukungan Beasiswa Penerima beasiswa Kalimantan Kids Club mengikuti pertemuan sehari di awal Nopember lalu dan menyampaikan terima kasih secara khusus kepada YTS dan Susila Dharma Kanada untuk kontribusi yang diberikan bagi pendidikan mereka. Secara perorangan, beasiswa yang diberikan tidaklah terlalu besar, tetapi dapat membawa perubahan bagi siswa tidak mampu yang ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atau perguruan tinggi. Salah satu mahasiswa penerima beasiswa, Hamzah menyatakan bahwa dukungan YTS membantunya mencukupi kebutuhan sekolahnya di Palangka Raya. Sebagai anak tertua dari delapan bersaudara, menjadi
Penerima beasiswa Kalimantan Kids Club saling berkenalan lewat ice-breaker sebelum mereka berbagi pengalaman selama bersekolah di Palangka Raya
2
Kabar Itah - Edisi 34
mahasiswa adalah hal yang tidak mungkin. “Saya anak tertua dari delapan bersaudara, kami adalah keluarga petani. Sebelumnya, jadi mahasiswa itu tidak mungkin bagi saya, karena biayanya tinggi dan jauh dari desa saya. Beasiswa dari KKC telah membantu saya mencapai cita-cita saya waktu kecil, yaitu menjadi ahli komputer. Sekarang, saya nggak cuma bermimpi, kalau saya kerja keras, pasti tercapai.” Penerima beasiswa lainnya menyatakan hal serupa. Dalam pertemuan tersebut, mereka saling mengenal lebih dekat dan berbagi pengalaman tentang tantangan yang mereka hadapi selama menempuh pendidikan di Palangka Raya. Tujuan pertemuan ini adalah agar 25 peserta yang hadir bisa mengenal lebih jauh penyandang dana pendidikan mereka, yaitu YTS dan SD Kanada. Banyak peserta menyatakan bahwa ini merupakan kesempatan yang berharga untuk mereka. “Saya pikir pertemuan seperti ini harus diadakan secara rutin, karena sangat bermanfaat. Misalnya, saya baru tahu tentang SD Kanada dan lembaga donor kami sekarang. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan karena sudah merubah hidup saya” ujar Katrina Titing, dari Tumbang Maraya ketika ditanya apakah dia tahu soal donornya. Pertemuan berlangsung sampai tengah hari, dan ditutup dengan penyerahan beasiswa periode triwulan empat bagi semua peserta.
Menuju 2013, Menjadi Lebih Baik! Seperti biasanya di akhir tahun, YTS menjalani kegiatan rutinnya - review tahunan desa. Review ini diadakan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan sepanjang tahun, dan menjadi kesempatan yang baik untuk bertemu dengan warga desa di Damang Batu. Selama pertemuan, warga dengan jelas menunjukkan apresiasi mereka atas fasilitasi YTS dalam proses musrenbang, mulai dari tingkat desa hingga kecamatan, yang meningkatkan kesempatan untuk kegiatan pembangunan di desa mereka. Masyarakat juga berharap bahwa proses ini bisa menjadi awal dialog antar desa, kecamatan dan kabupaten untuk membuka pemahaman lebih baik tentang kondisi dan kebutuhan tiap desa serta untuk menjangkau dukungan dari pemerintah. Topik penting lainnya adalah program dukungan teknis YTS, terutama program budidaya ikan tahun ini. Berbagai upaya dilakukan YTS dan dinas perikanan untuk mendistribusikan bibit ikan ke Damang Batu, namun hasilnya belum memuaskan. Masyarakat juga menyatakan minat mereka untuk berdiskusi lebih banyak dengan tenaga ahli untuk menggali pengetahuan baru dan untuk berbagi pengalaman. Mereka juga berharap bahwa tenaga ahli bisa memberikan waktu lebih banyak untuk diskusi di luar sesi pelatihan maupun sesi praktek. Dalam sesi berikutnya tentang rencana tahun depan, berbagai gagasan muncul. Sebagian mengusulkan untuk melanjutkan program yang sudah ada karena dianggap masih bisa mencapai hasil yang lebih maksimal.
Imal Gohong, Ketua Kelompok Kerja Desa Tumbang Mahuroi berbagi pengalaman tentang pembangunan di desa mereka dalam review tahunan di Kecamatan Damang Batu
Sebagian lain tertarik untuk menggali pengetahuan tentang kegiatan pertanian lainnya, seperti bertanam buah, jamur dan beternak ayam. Dalam review tahunan YTS, gagasan ini kemudian didiskusikan lebih lanjut, dan disimpulkan bahwa lebih penting memperkuat program yang sudah ada ke tahap dimana petani bisa mandiri menerapkan pelatihan, seperti mencangkok bibit karet dan memproduksi bibit ikan sendiri. Kami sangat berterima kasih untuk semua peserta yang telah berpartisipasi, diskusi dan masukan yang diberikan selama proses review ini.
Nandang Suherman : Spesialis Tata Kelola Pemerintahan “Pengalaman adalah guru yang terbaik”, ungkapan ini barangkali sangat tepat menggambarkan hidup Nandang Suherman, tenaga ahli Kebijakan Pagu Indikatif untuk Governance Project YTS. Bapak tiga anak yang berusia 50 tahun ini memulai karirnya di bidang advokasi publik dan perencanaan pembaNandang meyakini bahwa tata ngunan dua belas tahun kelola yang baik bisa dicapai melalui pembelajaran yang konsisten yang lalu, sangat jauh dari latar belakang beliau yang adalah sarjana Agama Islam. Nandang mengakui bahwa kegiatan yang ia tekuni saat ini dimulai dari proses interaksi sosial yang ia jalani tahun 2000. Kala itu, ia terlibat aktif di Forum Jatinangor yang berfokus pada perencanaan tata ruang partisipatif untuk wilayah Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Sebagai sekretaris forum, otomatis Nandang membangun hubungan kerja dengan pemerintah di Kabupaten Sumedang, termasuk sejumlah dosen dari ITB yang kemudian menjadi mentornya, yang memberikan banyak kontribusi dalam memperluas pengetahuannya di bidang perencanaan pembangunan. Ia juga aktif terlibat dalam penyiaran publik tentang perencanaan, penganggaran dan peningkatan layanan masyarakat. Nandang mengungkapkan, bahwa melalui keterlibatannya secara langsung dengan pemerintah dan masyarakatlah ia kemudian mengembangkan
pengetahuannya tentang cara kerja perencanaan dan bagaimana agar masyarakat bisa mendapat manfaat dari program dan layanan pemerintah dengan baik. Ketika bekerja bersama YTS, Nandang melihat ada potensi yang besar di Gunung Mas sebagai kabupaten baru untuk menjalankan sistem tata kelola pemerintahan yang transparan, partisipatif dan bertanggung jawab sejak dini. Kuncinya terletak pada peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di pemerintah, termasuk mendorong media lokal dan masyarakat lokal agar lebih sensitif terhadap proses pembangunan yang sedang berlangsung saat ini sehingga bisa memahami bagaimana cara untuk meningkatkannya. Beliau juga melihat bahwa apa yang dilakukan YTS pada satu titik tertentu membutuhkan exit strategy agar proses yang didorong bisa menjadi praktek reguler dalam sistem pemerintahan Gunung Mas. Sebagai pribadi yang sudah bekerja di berbagai tempat di Indonesia, Nandang sudah mengumpulkan banyak pengetahuan dan pengalaman berharga yang bisa diadopsi oleh sistem pembangunan di Gunung Mas. Dalam keterlibatannya baru-baru ini sebagai tenaga ahli untuk kebijakan pagu indikatif di Gunung Mas, Nandang menerima banyak pujian dan komentar positif dari staf pemerintah setempat. Ia bahkan diminta untuk mendampingi penyusunan concept note untuk diajukan kepada Bupati agar bisa mendorong pelaksanaan inisiatif tersebut. Bagi Nandang, pengalaman memang guru yang terbaik - tetapi ia lebih meyakini bahwa berbagi pengalaman dengan yang lain adalah hal yang lebih baik, sehingga pengetahuan yang ada tidak berhenti begitu saja.
Kabar Itah - Edisi 34
3
Berkebun dengan Biochar dan Bokashi: Lebih Subur dan Lebih Murah senang melihat hasilnya. Saya sendiri mau coba menanam okra, pare dan kacang pake ini. Bokashi ini bikinnya mudah sekali, dan nggak sulit memakainya. Terus, karena bahannya organik, saya yakin produknya pasti lebih sehat”. Menurut Suroto, para petani sayur di Habaring Hurung pasti akan merasakan manfaatnya: “Saya lihat ada potensi untuk tanam dan jualan kacang di Palangka Raya. Sekarang ini, kacang masih diambil dari daerah Kalampangan. Saya rencana mau tanam kacang dengan Bokashi, dan mungkin bisa tanam gambas dan pare juga karena harganya stabil.” Suroto juga menambahkan bahwa mereka juga bisa menggunakan cuka Godwin Limberg, Koordinator Lapangan YTS, membandingkan pertumbuhan tanaman jagung yang diberi biochar dan kayu sebagai pengganti pestisida untuk bokashi dengan yang biasa di salah satu demplot masyarakat di Bukit Batu mengusir hama. “Memang tidak sekuat Di ujung tahun 2012, Program Biochar di Bukit Batu sudah mencapai pestisida kimia, jadi harus seringtahap kelima atau tahap yang terakhir, di mana hasil aplikasi produk sering diberikan, karena gunanya cuka biochar di tiap desa dibandingkan dengan hasil aplikasi produk lain. kayu adalah mencegah, bukan racun. YTS memantau pertumbuhan jagung yang ditanam di tiap demplot, dan Pestisida membunuh hama, tapi memmenemukan bahwa tanaman yang menggunakan Bokashi tumbuh lebih tinggi dan produktif dibandingkan dengan yang menggunakan pupuk kimia bunuh tanaman juga. Bikin Cuka kayu atau kotoran hewan. sendiri nggak sulit, karena bahan-bahan Untuk membandingkan hasilnya, setiap desa telah membuat demplot yang dasarnya sudah ada di sekitar kita.” terdiri dari 5 bedeng tanam dengan perlakukan yang berbeda; satu bedeng hanya menggunakan Bokashi, satu bedeng hanya dengan Bokashi dan Agenda Biochar; hanya Biochar; hanya NPK; dan hanya menggunakan pupuk kandang. Dari kelima bedeng tersebut, bedeng dengan perlakuan hanya Januari menggunakan Bokasi menunjukkan pertumbuhan secara signifikan lebih Musrenbang Desa baik dari yang lainnya. Pada bedeng ini, tanaman jagung menunjukkan Pelatihan fasilitator musrenbang desa di pertumbuhan yang lebih cepat, bahkan ada yang mencapai tinggi 260 cm Kahayan dalam waktu dua bulan. Sembilan Puluh Persen Lebih Murah Suroto, Ketua Kelompok Kerja Desa di Habaring Hurung adalah salah satu petani yang menjadi anggota Kelompok Peminat Program Biochar ini. Ketika ditanyai manfaat yang didapatkan dari pelatihan, ia menjelaskan keuntungan ekonomi yang diperoleh: “Kalau saya hitung-hitung biayanya, membuat Bokashi itu lebih murah daripada membeli pupuk kimia. Mengumpulkan bahannya saja sudah hemat, hanya sepuluh persen biaya dari biaya beli pupuk kimia biasanya, jadi sembilan puluh persen lebih murah kalau pake ini. Para petani sayur yang sudah melihat demplot ini sangat
Kilas berita Konferensi Human-Centred Development Konferensi yang sudah lama ditunggu, dengan tema human-centred development akan diadakan tanggal 9-10 April di Rungan Sari. Tim Media Belajar Hal Baru Bulan Nopember, tim media YTS mengikuti lokakarya yang dibawakan oleh Suzanna Dayne, seorang spesialis komunikasi yang handal, dengan tujuan meningkatkan kualitas artikel Kabar Itah. Tambang Bebas Raksa Tahap baru proyek air raksa YTS akan dimulai bulan Januari ini. Selama 18 bulan ke depan YTS akan bekerja sama dengan mitra proyek yaitu Blacksmith Institute, GEUS, BPPT, dan Emerald Mountain, untuk melakukan uji coba pengolahan emas tanpa raksa bersama para penambang tradisional di berbagai tempat di Indonesia.
Briefing tentang kampanye kesehatan dan pendidikan untuk 6 desa percontohan Februari Musrenbang kecamatan Pelatihan Note-Taking Pelatihan Fotografi untuk Staf Lokakarya Nasional Kedua tentang Pencegahan Polusi Air Raksa dari Kegiatan Tambang Skala Kecil Maret Musrenbang kabupaten Pendas CU di Miri Manasa dan Kahayan Hulu Utara Pelatihan Komputer di Miri Manasa Pelatihan VIPP (Visualization in Participatory Program) Pelatihan CLAP (Community-Led Analysis and Planning)
Kabar Itah
Kabar Itah adalah media informasi yang diterbitkan setiap triwulan oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS), afiliasi PT. Kalimantan Surya Kencana (KSK), sebuah perusahaan eksplorasi mineral. Diterbitkan oleh: Yayasan Tambuhak Sinta Jl. Rajawali VII, Srikandi III No. 100 Bukit Tunggal, Palangka Raya 73112 Kalimantan Tengah - Indonesia Telp. +62 (0536) 3237184 Fax. +62 (0536) 3229187 Email:
[email protected] Website: www.tambuhaksinta.com
Rekening Bank: Yayasan Tambuhak Sinta BNI 1946 Cabang Palangka Raya Kalimantan Tengah INDONESIA Number 0114981608 Swift: BNINIDJA
Kabar Itah - Edisi 34
4
Yayasan Tambuhak Sinta Update Mercury Project: Solusi dari Kalimantan Tengah Kegiatan ASGM cukup meluas di Kalimantan Tengah, dan menjadi perhatian khusus bagi YTS karena dampak kesehatan dan lingkungannya yang besar. YTS pertama kali menangani isu ini pada tahun 2006, melalui Proyek UNDP, Global Mercury Project di Kabupaten Katingan. Kala itu, YTS bekerja sama dengan pemerintah lokal untuk membangun kesadartahuan masyarakat dan mencari solusi praktis untuk menangani air raksa dengan aman dalam kegiatan tambang dan pengolahan emas. Mencegah penggunaan air raksa dalam kegiatan tambang emas adalah fokus utama kami.
Meskipun manfaat ekonomi menjadi alasan utama diadopsinya teknologi ini, manfaat yang paling signifikan sesungguhnya adalah hasil yang didapat dari pencegahan emisi air raksa itu sendiri. Tingkat kontaminasi saat ini sudah banyak berkurang di berbagai tempat di perkotaan, termasuk di pusat kota. Dalam hal kesehatan masyarakat, manfaatnya pun sangat besar. Bicara tentang polusi lingkungan, hasilnya menunjukkan berkurangnya akumulasi raksa di hidrosfer dan berkurangnya dampak terhadap biosfer.
Sejak Januari 2007, ketika YTS mulai mendistribusikan peralatan daur ulang raksa untuk penambang dan toko emas, proyek ini sudah meluas ke tujuh kabupaten. Sebagai hasilnya, retort dan kondensor yang kami distribusikan telah berhasil mengurangi tingkat kontaminasi raksa di banyak kota dan desa. Selama enam tahun terakhir, intervensi yang kami lakukan telah berhasil mencegah pelepasan emisi raksa lebih dari 20.000kg. Uap raksa yang seharusnya terlepas ke lingkungan dalam bentuk gas telah berhasil ditangkap dan didaur ulang oleh para pengguna air raksa. Kegiatan ini berhasil mengurangi permintaan air raksa baru dalam jumlah yang sama. Dengan harga sekarang (Rp.1.800.000 per kilogram) nilai raksa yang sudah tertangkap adalah Rp. 36.000.000.000 (36 milyar rupiah). Selain itu juga ada manfaat ekonomi untuk masyarakat dari efek berantai tersebut; masyarakat bisa menghemat uang yang seharusnya dibelanjakan untuk air raksa dan menggunakannya untuk hal lain.
Selain intervensi daur ulang raksa, kami juga sedang menguji coba alternatif pengolahan emas bebas raksa kepada para penambang. Dalam kegiatan ini kami berkolaborasi dengan mitra internasional, termasuk Geological Survey of Denmark & Greenland, dan Benguet Miners Federation dari Filipina.
Kiri atas: seorang ibu dari lokasi tambang membawa bijih batuan ke gudang gelondong. Kiri bawah: seorang ibu mengisi karung dengan bijih batuan dari limbah pembuangan yang sudah terkontaminasi raksa. Kanan atas: YTS merancang retort besar ini untuk membakar amalgam dengan berat hingga 50kg, dengan tingkat tangkapan raksa hingga 99%. Kanan bawah: YTS merancang sistem kondensor air ini untuk mencegah emisi raksa dari toko emas.
Yayasan Tambuhak Sinta Update Mercury Project: Solusi dari Kalimantan Tengah
panye yang kami tujukan kepada ibu dan anak-anak: materi kampanye dirancang secara spesifik untuk kalangan ini, karena mereka lebih rawan terkena dampaknya diban-dingkan kaum laki-laki. Kampanye ini tersebar di seluruh Kalimantan Tengah, dengan target utama pengguna raksa, dan masyarakat secara luas. Media kami juga bisa digunakan di berbagai tempat lain di Indonesia.
Kami meyakini bahwa penambang bisa berhenti menggunakan air raksa - dan beralih ke metode pengolahan lain - tanpa harus kehilangan pendapatan mereka. Untuk membuktikannya, YTS kini sedang menguji coba metode pengolahan bijih batuan menggunakan separasi gravitasi tanpa air raksa. YTS juga mengadakan penelitian-tindakan di lapangan, dan menguji coba cara untuk mengurangi konsumsi raksa di tengah para penambang. Contohnya, YTS sudah menguji coba teknologi kasbok dan meja goyang di Gunung Muro, dan mendapati bahwa keduanya bisa digunakan untuk menangkap kembali raksa yang terbuang sebagai limbah.
Selama empat tahun terakhir, YTS menerima dukungan dari Blacksmith Institute, dan kini memperluas proyek ini ke kabupaten lain di Sulawesi, Jawa, Lombok dan Sumbawa. Kami menyambut baik kesempatan ini untuk menyoroti kegiatan di Kalimantan Tengah, mengingat pentingnya untuk mengkomunikasikan cara kerja kami kepada yang lain. Selain itu, melalui pelatihan, film dan media lainnya, kami berupaya mengedukasi para pemangku kepentingan bagaimana melakukan intervensi, sehingga kita bisa menghentikan penggunaan air raksa di mana saja.
Kampanye kesehatan kami juga terus membawa upaya peningkatan kesadartahuan bagi masyarakat, terutama yang terancam polusi raksa secara langsung. ‘Tumbuh Sehat Bebas Air Raksa’ menjadi slogan utama kamPara penambang membeli air raksa dalam wadah 35 kg (kiri atas) dengan harga sekitar Rp. 6.000.000. Air raksa ini kemudian dicampur dengan batuan, sehingga emas bisa terikat dengan cairan raksa tersebut. Untuk membuat amalgam emas yang padat, campuran air raksa tadi harus diperas dengan kain halus (kanan atas). Pentol emas atau amalgam (kanan bawah) kemudian dibakar untuk menguapkan air raksa, ini adalah proses pelepasan emisi raksa yang sangat berbahaya. Retort dan kondensor yang dibagikan YTS bekerja untuk mencegah emisi ini, dengan menangkap uap raksa sehingga bisa didaur ulang dan digunakan kembali oleh para penambang.