Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
71
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
ABSTRAK
Tingkat penyalahgunaan Narkoba di Indonesia memiliki kecenderungan terus meningkat sehingga Indonesia dinyatakan dalam Kondisi Darurat Narkoba. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2014 mencatat sekitar lebih dari 4 juta penyalah guna Narkoba di Indonesia (2,18% penduduk Indonesia). Jumlah ini terus meningkat dari tahun ke tahun dan diperkirakan akan mencapai 5 juta orang pada tahun 2020. Peredaran dan penyelundupan berbagai jenis Narkoba salah satunya terjadi melalui jalur perbatasan darat Kalimantan Barat-Serawak, Malaysia. Tercatat dalam kurun waktu 2011 sampai dengan 2013 telah diselundupkan sejumlah 28.612,18 gram Narkoba berbagai jenis. Maraknya penyelundupan Narkoba melalui wilayah perbatasan darat, menuntut peran serta aktif Satgas Pamtas dalam pencegahannya. Oleh karena itu, melalui metode kualitatif peneliti berusaha meneliti pelaksanaan penugasan Satgas Pamtas dalam pencegahan penyelundupan Narkoba. Penelitian menemukan adanya kendala berupa sikap ego sektoral antar instansi, keterbatasan sarana komunikasi, kurangnya jumlah Pos Pamtas keberbatasan dukungan pengawasan udara, pelanggaran hukum oleh oknum petugas, ketidakseriusan dalam pemeriksaan, prajurit yang sama dengan prajurit pada umumnya, serta belum optimalnya struktur birokrasi yang ada. Untuk itu, disarankan adanya pembentukan Pasukan Gabungan Gerak Cepat di perbatasan, pembangunan pos yang dilengkapi dengan Alkom, dan optimalisasi penggunaan kamera pengawas dan detektor Narkoba. Kata Kunci: Satgas, Pamtas, penyelundupan, Narkoba, perbatasan, BNN. ABSTRACT Drug trafficking has been increasing in Indonesia. Indonesia is now at a state of emergency from drugs. Data from the Indonesia National Drugs Agency recorded approximately 4 million drug users in Indonesia (2.18% of Indonesia's population) in 2014. This number continues to increase and is expected to reach 5 million people by 2020. The circulation and smuggling of drugs one of which occurs through the land borders of West Kalimantan – Sarawak, Malaysia, which was recorded between 2011 and 2013 a number of 28,612.18 grams. The rise of drug smuggling through the country's land borders, requires active role of the Indonesia Army Border Security Task Force. Using a qualitative method, researcher sought to examine the assignment of this Task Force in the prevention of drugs smuggling. The study shows that there are several obstacles faced by the Task Force, for example, lack of synergy between institutions, limited means of communication, the condition of the border security post, lack of aerial surveillance support, violations by local officials, lack of seriousness in examination, as well as lack of bureaucratic structure. As solutions, it is suggested to establish Quick Reaction Force (QRF) at the border with better posts, and to provide more complete communication device and materiels. Key word : Task Force, Border Security Smuggling, Drugs, Indonesian National Drugs Agency. 72
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
PENDAHULUAN
pengetahuan dan tidak digunakan dalam
Presiden telah berulang kali
terapi, serta mempunyai potensi sangat
menegaskan status “Indonesia Darurat
tinggi mengakibatkan ketergantungan. 4
Narkoba”.1
Data BNN menyatakan pada
Penambahan berat pidana tersebut
tahun 2014 tercatat lebih dari 4 juta
dilakukan dengan mendasarkan pada
penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. Ini
golongan, jenis, ukuran dan jumlah
berarti 2,18% penduduk Indonesia menjadi
narkotika.5
pengguna Narkoba. Angka itu menunjukan
Berbagai jenis Narkoba masuk ke
tingkat prevalensi yang terus meningkat dari
wilayah Indonesia melalui beberapa jalur,
tahun ke tahun. Menurut Kepala BNN,
diantaranya pelabuhan udara, pelabuhan
Anang Iskandar, pada tahun 2015, apabila
laut dan wilayah perbatasan darat Indonesia
tidak dicegah, maka angka prevalensi
seperti Nusa Tenggara Timur, Papua,
penyalahgunaan Narkoba akan naik menjadi
Kalimantan Timur, Utara dan Kalimantan
5 juta orang pada 2020.
2
Barat yang berbatasan langsung dengan
Presiden RI Joko Widodo pada
negara bagian Serawak-Malaysia. Khusus di
peringatan Hari Anti Narkotika Internasional
kawasan ini, penyelundupan Narkoba
tanggal 26 Juni 2015 menyebutkan bahwa
sangat marak dalam beberapa tahun
Narkoba memiliki daya rusak luar biasa.
terakhir. Data dari BNN menunjukkan bahwa
Bahkan Presiden mengatakan peredaran
di kawasan ini telah terjadi banyak
dan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia
penangkapan penyelundupan Narkoba
telah sampai pada taraf yang menghambat
dalam kurun waktu 2011 sampai dengan
daya saing bangsa.
3
Salah satu bentuk keseriusan pemerintah adalah dengan diberlakukannya hukum pidana mati, pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda maksimum sepuluh miliar rupiah bagi mereka yang memproduksi, mengimpor, mengekspor atau menyalurkan Narkotika Golongan I. Narkotika jenis ini hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu 1
Usman Kansong, Jurnalisme Narkoba Panduan Pemberitaan, MI Publishing, Jakarta, Agustus 2015, Hal 30. 2
Ibid, Hal 31.
3
Usman Kansong, Jurnalisme Narkoba Panduan Pemberitaan, MI Publishing, Jakarta, Agustus 2015, Hal 33.
Edisi Khusus (November 2016)
2013.
6
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, khususnya tentang Operasi Militer Selain Perang (OMSP), Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), dimana Panglima TNI menjadi salah satu anggota dari sekian banyak stakeholder dalam susunan keanggotaan 4
AR. Sujono, S.H., M.H. Bony Daniel, S.H. Komentar dan Pembahasan Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Sinar Grafika, Rawamangun, Februari 2013, hal 253 5
Redaksi Sinar Grafika. 2014. Undang-Undang Narkotika (UU RI No. 35 th. 2009), Sinar Grafika, Jakarta, hal 82. 6
BNN. 2014. Analisa data pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba (P4GN).
Karya Vira Jati
73
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
BNPP, dan Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/12/VII/2007 tanggal 11 Juli 2007 tentang Operasi Pamtas, maka tugas pokok Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan adalah menciptakan stabilitas keamanan di sepanjang perbatasan wilayah darat Indonesia-Malaysia di Kalimantan. Selain itu, Satgas juga bertugas menjamin keutuhan wilayah di perbatasan dengan tidak terjadi pergeseran atau hilangnya patok batas, mewujudkan wilayah yang bebas dari pelanggaran pelintas batas, penebangan kayu ilegal dan penyelundupan, serta mencegah terjadinya penyelundupan bahan peledak dari Malaysia ke Indonesia. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Satgas Pamtas seharusnya dapat terlibat secara langsung dalam upaya penanganan berbagai bentuk kegiatan ilegal di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kalimantan Barat, termasuk diantaranya pengawasan dan pencegahan penyelundupan Narkoba. Hal lain yang mendukung keterlibatan TNI dalam pencegahan penyelundupan Narkoba di wilayah perbatasan adalah adanya forum kerja sama Indonesia dan Malaysia yang disebut General Border Committee (GBC). GBC merupakan lembaga ad hoc yang diketuai oleh Panglima Tentara Nasional dari kedua negara dan membawahi lima bidang atau sub komite. GBC membahas isu dan permasalahan perbatasan di bidang sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan di antara RI– Malaysia. Namun demikian, lembaga ini tidak memiliki anggaran, aparat dan
74
Karya Vira Jati
prasarana yang mandiri karena bukan institusi yang bersifat struktural.7 Dengan berbagai kondisi pendukung yang ada, pengawasan dan pencegahan penyelundupan Narkoba di perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak masih belum optimal dengan masih adanya berbagai keterbatasan yang dihadapi baik dari sisi kekuatan, kemampuan maupun gelar Satgas Pamtas itu sendiri. Jumlah personel yang dilibatkan dalam kegiatan pengamanan perbatasan tidak seimbang dengan panjang bentangan perbatasan. Perbatasan yang panjangnya 966 Km hanya diamankan oleh 46 Pos Pamtas yang berkekuatan rata-rata 15 orang di setiap 8 posnya. Pelaksanaan tugas Pamtas juga kurang optimal karena terbatasnya sarana prasarana dan Alutsista Satgas. Kondisi pasukan Pamtas yang tidak bersifat permanen juga menimbulkan permasalahan tersendiri dalam implementasi tugas-tugas yang dilakukan. Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mendalami fenomena penyelundupan Narkoba di batas negara dihadapkan pada tugas dan fungsi Satgas Pamtas dengan judul penelitian “Implementasi Penugasan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Negara Dalam Pencegahan Penyelundupan Narkotika di Kawasan Perbatasan Kalimantan Barat- Serawak.” Berkaitan dengan pencegahan Narkoba oleh Satgas Pamtas tersebut, telah 7
Saru Arifin, Hukum Perbatasan Darat antar Negara, Cahaya Prima Sentosa, Jakarta, April 2014, Hal 113. 8
Letkol Caj Drs. Hikmat Israr, M.M. dkk, Peranan TNI AD dalam pengamanan perbatasan NKRI, Disjarahad, Bandung, 2012, hal 75.tasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba (P4GN).
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
dilaksanakan beberapa penelitian terkait
Dengan berbagai payung hukum
o l e h D r s . Yu l i z a r G a f a r t e n t a n g
yang ada, maka pelibatan Satgas dalam
Penanggulangan Peredaran Narkotika di
upaya pencegahan penyelundupan Narkoba
Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat
di wilayah perbatasan sangat mungkin untuk
(Indonesia)– Sarawak (Malaysia), Studi oleh
dilakukan. Tentunya pelibatan Satgas ini
Ilham dalam jurnalnya berjudul Langkah-
perlu disinergikan dengan aparat terkait
Langkah Aparat Kepolisian dalam
lainnya yang telah mengampu tugas ini. Oleh
Penanggulangan Penyelundupan sabu-
karena itu, penelitian ini dilaksanakan dalam
sabu di Sebatik Kabupaten Nunukan, serta
rangka menyarankan metode implementasi
studi yang dilakukan oleh Putu Intan
pelibatan Satgas Pamtas yang paling tepat
Saraswita; D.A. Wiwik Dharmiasih, S.I.P.,
di lapangan.
M.A.; Putu Titah Kawitri Resen, S.I.P., M.A.,
Peneliti menggunakan pendekatan
dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
teori implementasi kebijakan publik menurut
Universitas Udayana dengan judul Peran
Edward III tentang faktor-faktor yang
Amerika Serikat dalam kerjasama
mempengaruhi implementasi kebijakan,
penanggulangan perdagangan narkotika di
khususnya faktor sumber daya dan struktur
Meksiko 2007-2012.
birokrasi; serta menurut Donald S. Van Mater
MASALAH
dan Carl E. Van Horn, khususnya terkait
Berdasarkan latar belakang
faktor hubungan antar organisasi.
penelitian ini, maka rumusan masalah dalam
Diharapkan irisan kedua teori implementasi
penelitian ini adalah bagaimana
ini dapat mengungkapkan kondisi optimal
implementasi pencegahan penyelundupan
pelaksanaan tugas Satgas Pamtas dalam
Narkoba di Kawasan Perbatasan Indonesia-
mencegah penyelundupan Narkoba di
Malaysia tepatnya di Kalimantan Barat oleh
wilayah perbatasan dapat dianalisa lebih
Satgas Pamtas.
mendalam.
Indonesia dalam kondisi darurat
METODE PENELITIAN
Narkoba, bila tidak dilakukan upaya yang
Metode yang digunakan adalah
serius dari pemerintah, maka akan semakin
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data
memperburuk kelangsungan hidup
diperoleh dari sumber primer dan sumber
berbangsa dan bernegara, serta dapat
sekunder, yaitu Dansatgas Pamtas RI-
menghambat daya saing bangsa Indonesia.
Malaysia Sektor Barat yang dijabat oleh
Saat ini wilayah perbatasan darat tercatat
Danyonif 144/Jaya Yudha Kodam II/
memiliki riwayat penangkapan Narkoba
Sriwijaya, para Staf, Danki dan Danton
tertinggi di Indonesia, sehingga tidaklah
jajaran batalyon melalui teknik pengumpulan
berlebihan ketika perbatasan Kalimantan
data Focus Group Discussion (FGD),
Barat mendapatkan perhatian khusus dalam
pengamatan/observasi, dokumentasi, dan
hal pencegahan masuknya Narkoba ke
triangulasi data.
wilayah Indonesia. Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
75
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
Tiga teknik analisis data kualitatif
terlibat secara langsung dalam melakukan
yang digunakan dalam penelitian ini antara
penanganan terhadap berbagai bentuk
lain reduksi data, penyajian data dan
kegiatan ilegal di sepanjang perbatasan
penarikan kesimpulan. Proses ini
Indonesia-Malaysia di wilayah Kalimantan
dilaksanakan secara terus-menerus selama
Barat, termasuk diantaranya pengawasan
penelitian berlangsung. Bahkan sebelum
dan pencegahan penyelundupan Narkoba.
data benar-benar terkumpul, peneliti
Lebih lanjut mengenai implementasi
menggunakan ketiga teknik tersebut guna
penugasan Satgas Pamtas dalam
meraih analisa yang mendalam terhadap
pencegahan penyelundupan Narkoba di
data yang didapatkan.
Kawasan Perbatasan Indonesia-Malaysia
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di
tepatnya di Kalimantan Barat, peneliti
kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia
menganalisis melalui teori implementasi
tepatnya di Pos Pamtas wilayah Kalimantan
kebijakan yang dikemukakan oleh Edward III
Barat (Posgabma Entikong), Pos Pamtas
terdiri dari Komunikasi, Sumber Daya,
Serangkang dan PPLB Entikong selama 8
Disposisi dan Struktur Birokrasi.
(delapan) bulan mulai Februari sampai
Aspek Komunikasi
dengan September 2016.
Mencegah penyelundupan Narkoba
Selanjutnya, untuk melengkapi
di sepanjang perbatasan tidaklah hanya
kekurangan dari data yang diperoleh, maka
dilakukan secara mandiri oleh Satgas
peneliti menambahkan beberapa informasi
Pamtas baik di Sektor Barat maupun di
dari berbagai pihak yang terkait, antara lain
Sektor Timur. Tugas ini harus melibatkan
dari pejabat Staf Intel Kodam XII/
instansi lain di kawasan perbatasan seperti
Tanjungpura, pejabat Staf Operasi Kodam
Pemerintah Daerah, Badan Narkotika
XII/Tanjungpura, aparat Kodim setempat
Nasional di tingkat Provinsi, Kepolisian
selaku Satgas Teritorial, personel Denintel
Daerah, Unit Pengelola Pos Pemeriksaan
Kodam XII/TPR sebagai Satgas Intel di
Lintas Batas (UP3LB) yang mengelola aspek
wilayah, pejabat kantor BNPP Provinsi
Custom, Immigration, Quarantene and
Kalimantan Barat dan pejabat Kantor BNN
Security (CIQS), 4 Satgas Teritorial yaitu
Provinsi Kalimantan Barat.
Kodim 1202/SKW, Kodim 1204/SGU, Kodim
PEMBAHASAN
1205/STG dan Kodim 1206/PSB serta
Sebagaimana telah disebutkan di
Satgas Intel. Integrasi diantara seluruh
atas bahwa tugas pokok Satgas Pamtas
instansi yang ada dirasakan sudah cukup
adalah menciptakan stabilitas keamanan di
baik. Pertemuan-pertemuan rutin, kegiatan
sepanjang perbatasan wilayah darat
apel bersama sampai dengan patroli
Indonesia-Malaysia di Kalimantan.
terintegrasi sering dilakukan guna
Menjamin keutuhan wilayah di perbatasan,
meningkatkan kualitas komunikasi antar
maka Satgas Pamtas seharusnya dapat
instansi dalam rangka mewujudkan sinergi
76
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
di perbatasan. Komunikasi dengan unsur
Malaysia. Informasi dari masyarakat adalah
Tentara Diraja Malaysia (TDM) di Pos
kontribusi positif terhadap upaya
Gabma dan Perwira Liaison Officer (LO)
pencegahan yang dilakukan oleh Satgas
Malaysia di Kalbar sangat penting bagi
Pamtas.
Satgas Pamtas untuk mendapatkan informasi dari pihak Malaysia.
Keterbatasan lain yang dihadapi Satgas Pamtas adalah sarana alat
Dalam pelaksanaannya, komunikasi
komunikasi. Beberapa Pos Pamtas seperti
yang baik tidaklah mudah diwujudkan. Ego
Pos Sei Tekam, Pos Sei Saparan, Pos
sektoral dan tarik menarik berbagai
Berjongkong dan Pos Kumba Semunying
kepentingan masih terjadi, contohnya
mengalami kerusakan alat komunikasi.
adalah ketika pihak Bea Cukai menangkap
Sementara Pos Gabma Sajingan belum
penyelundup Narkoba di Pos Lintas Batas
dilengkapi dengan Radio SSB. Hal ini
dan menyerahkannya kepada pihak BNN
mengakibatkan terhambatnya komando dan
atau pihak Kepolisian. Maka, kedua instansi
pengendalian serta pengiriman dan
tersebut secara sepihak akan mengklaim
penerimaan informasi dalam rangka
bahwa penangkapan tersebut adalah hasil
pencegahan penyelundupan Narkoba
kerja mereka di media massa. Sebagai
khususnya melalui jalur-jalur tidak resmi di
akibatnya, hubungan diantara instansi-
sepanjang perbatasan.
instansi tersebut menjadi renggang. Di sisi
Aspek Sumber Daya Manusia
lain, pemahaman masyarakat tentang keimigrasian dan kepabeanan masih rendah sehingga sering mengabaikan ketentuan lintas batas dalam melaksanakan interaksi dengan kerabatnya yang berada di Malaysia.
Satgas Pamtas RI-Malaysia di Kalimantan Barat secara kuantitas lebih banyak dibandingkan instansi-instansi lain yang bertugas di kawasan perbatasan dalam rangka melakukan pencegahan terhadap penyelundupan Narkoba. Yonif 144/JY di
Secara internal, komunikasi Satgas
Sektor Barat dan Yonif 312/KH di Sektor
Pamtas RI-Malaysia dengan masyarakat
Timur memiliki 700 orang personel yang
melalui kegiatan Binter Satnonkowil sangat
dilengkapi berbagai kemampuan yang
menunjang upaya Satgas dalam
menunjang pelaksanaan tugas Satgas
mendapatkan informasi terkait
Pamtas, khususnya kemampuan
penyelundupan Narkoba di perbatasan.
melaksanakan kegiatan Binter di
Dengan berbagai program Binter yang
perbatasan.
digelar sepanjang tahun dengan metode Komsos, Bintahwil dan Bhakti TNI, maka Satgas pada akhirnya dapat menciptakan daya tangkal di lingkungan masyarakat terhadap upaya-upaya menyelundupkan Narkoba melalui perbatasan darat RIEdisi Khusus (November 2016)
Satgas Pamtas Yonif 144/JY tergelar sepanjang 966 Km yang terbagi dalam 46 Pos, diantaranya 2 Pos Gabma di wilayah Indonesia (Entikong dan Sajingan), dan 2 Pos Gabma di wilayah Malaysia (Lubuk Antu Karya Vira Jati
77
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
dan Biawak). Hal ini berarti bahwa rata-rata
kamera pengawas. Dengan kondisi tersebut
masing-masing Pos Pamtas harus
di atas, maka upaya pencegahan
memantau dan mengawasi perbatasan
penyelundupan Narkoba di kawasan
sejauh +21 Km dengan kontur medan yang
perbatasan menjadi tidak mudah.
sangat sulit. Bahkan terdapat area blank
Diperlukan upaya-upaya nyata untuk dapat
spot yang belum terawasi oleh Pos Pamtas
memenuhi keterbatasan sumber daya yang
sepanjang 350 Km di Kawasan Hutan
dimiliki Satgas Pamtas dalam menjalankan
Lindung Betung Karehun, Kabupaten
tugas pokoknya.
Kapuas Hulu. Secara kuantitas Satgas
Secara eksternal, upaya pencegahan
Pamtas Kalimantan Barat – Sarawak Sektor
penyelundupan Narkoba akan dipermudah
Barat memiliki personel yang lebih banyak
dengan adanya rencana pembangunan
dibandingkan instansi lain yang bertugas di
akses jalan Jalur Inspeksi dan Patroli
sektor tersebut.
Perbatasan (JIPP) sepanjang 966 Km. Jalan
Namun demikian, apabila
ini akan menghubungkan antar Pos Pamtas
dibandingkan dengan luas wilayah yang
pada Renstra 2015-2019. Kemhan juga
harus diamankan, maka jumlah personel
dalam proses melengkapi perbatasan
tersebut masih perlu ditingkatkan guna
dengan perangkat pengawasan udara
mencapai kondisi yang ideal. Dalam
berupa 5 unit drone pada tahun ini. Drone ini
Rencana Strategis 2015-2019,
direncanakan diserahkan kepada Kemhan
direncanakan penambahan 13 Pos Pamtas
pada tanggal 27 Juni 2016. Hal ini tentunya
yang tergelar 8 pos di Sektor Barat dan 5 pos
akan dapat mendukung pelaksanaan tugas
di Sektor Timur. Di sisi lain, saat ini terdapat 4
Satgas Pamtas dalam mengamankan
Satgas Ter, yaitu Kodim 1202/SKW, Kodim
perbatasan darat. Drone yang bernama OS-
1204/SGU, Kodim 1205/STG dan Kodim
Wifanusa memiliki kecepatan rata-rata 100
1206/PSB serta Satgas Intel mendukung
Km/jam, mampu terbang sampai ketinggian
Satgas Pamtas dalam mengamankan
4000 m, dan jarak jelajah maksimal 800 Km.
perbatasan dan mencegah kegiatan ilegal di
Kemampuan alat tersebut akan membantu
perbatasan.
kelancaran tugas Satgas Pamtas dalam
Satgas Pamtas sendiri tidak memiliki
memantau wilayah, serta bereaksi secara
detektor yang dapat mengidentifikasi
cepat ketika menerima informasi tentang
berbagai jenis narkotika dan obat-obatan
kemungkinan adanya kegiatan ilegal di
terlarang di lapangan, terlebih lagi Pos
perbatasan.
Pamtas yang berada jauh dari PPLB.
Kendala lain yang dihadapi di
Terdapat juga 52 jalan setapak yang
lapangan adalah bahwa gelar 46 Pos Satgas
menghubungkan 55 Desa di Kalbar dengan
Pamtas tidak diikuti oleh gelar instansi lain
32 Kampung di Serawak yang tidak diduduki
seperti BNN, Polda dan Unit Pengelola Pos
oleh personel Satgas maupun terawasi
Pemeriksaan Lintas Batas (UP3LB) yang
78
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
mengelola aspek Custom, Immigration,
Namun, hal tersebut tidak berlanjut karena
Quarantene and Security (CIQS),
mahalnya biaya pemeliharaan anjing
berdasarkan Agreement between the the
pelacak. Saat ini pemeriksaan yang
Indonesian Government and the Malaysian
dilakukan hanya mengandalkan Mesin X-
Government on border crossing yang
Ray dan pengamatan petugas. Inilah yang
ditandatangani di Bukit Tinggi pada tanggal
menjadi kendala dalam melaksanakan tugas
12 Januari 2006. Unsur CIQS tersebut hanya
pencegahan penyelundupan Narkoba
ada di Entikong, Nanga Badau, Jagoi
secara terintegrasi di perbatasan darat RI-
Babang dan Aruk, sedangkan di wilayah lain
Malaysia.
hanya diduduki oleh personel Satgas
Aspek Disposisi Pos Pamtas
Pamtas.
Pamtas RI-Malaysia mendapat
Sementara itu, gelar personel instansi
penilaian yang positif dengan peran Satgas
lain adalah sebagai berikut: Badan Imigrasi
Pamtas Yonif 144/JY dan Yonif 312/KH,
Perbatasan sejumlah 50 orang personel
khususnya dengan keberhasilan mencegah
yang digelar di 4 (empat) lokasi yaitu:
penyelundupan Narkoba. Satgas Pamtas,
Entikong, Badau, Jagoi dan Aruk; Badan
Satgas Ter dan Satgas Intel juga sangat
Karantina Perbatasan hanya memiliki 29
serius dalam pencegahan kegiatan ilegal di
orang personel yang digelar di 4 (empat)
sektornya masing-masing dengan
lokasi yaitu: Entikong, Badau, Jagoi dan
keterbatasan yang ada. Satgas Pamtas
Aruk; serta Badan Bea Cukai hanya memiliki
secara berkala melaksanakan kegiatan
29 orang personel yang digelar di 3 (tiga)
sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya
lokasi yaitu: Entikong, Segumun, dan
Narkoba kepada masyarakat dan pelajar
Bantan. Gelar Polri di kawasan perbatasan
sekolah di kawasan perbatasan. Satgas juga
juga memiliki keterbatasan, salah satu
giat melaksanakan pencegahan
Polsek di wilayah Entikong hanya
penyelundupan Narkoba yang mungkin
berkekuatan 85 orang personel yang terbagi
masuk melalui jalan-jalan tradisional di
di Mapolsek 65 orang, Sub Sektor 20 orang
sektornya.
dan Pos Polisi Border 10 orang. Dihadapkan pada luasnya wilayah perbatasan, maka kondisi di atas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi lemahnya upaya deteksi dan pencegahan kegiatan ilegal kawasan perbatasan.
Sampai dengan saat ini belum tercatat adanya aparat Satgas Pamtas, Satgas Ter dan Satgas Intel di perbatasan RI-Malaysia yang terlibat dengan jaringan atau sindikat Narkoba di perbatasan. Sebaliknya, oknum aparat dari instansi lain
Hal lain yang menarik adalah bahwa
justru tidak melaksanakan tugasnya dengan
pada masa sebelumnya, beberapa PPLB
baik dan justru melanggar hukum itu sendiri.
seperti PPLB Entikong sebenarnya telah
Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan
dilengkapi dengan anjing pelacak yang
penyelundupan Narkoba di perbatasan
sangat efektif dalam mendeteksi Narkoba. Edisi Khusus (November 2016)
Karya Vira Jati
79
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
belum sepenuhnya dipahami dan diikuti oleh
adanya upaya menyelundupkan Narkoba.
petugas di lapangan.
Sementara itu, masyarakat juga belum
Kendati tugas pencegahan
memiliki kesadaran hukum yang baik,
penyelundupan sudah dilaksanakan secara
petugas imigrasi mencatat bahwa
baik oleh setiap anggota Satgas Pamtas,
masyarakat masih mengganggap bahwa
namun realita di lapangan menunjukkan
perihal imigrasi adalah sesuatu yang bersifat
bahwa moril prajurit dalam melaksanakan
tradisional, hukum adat lebih diutamakan
tugas tersebut masih kurang. Secara
dari pada mekanisme/ birokrasi keimigrasian
internal, indeks Uang Lauk Pauk (ULP) bagi
dan kepabeanan.
prajurit di perbatasan tidak mencukupi untuk
Peluang bagi upaya yang dilakukan
memenuhi kebutuhan sehari-hari karena
adalah bahwa saat ini Pemerintah Pusat
masih menggunakan indeks yang sama
sedang memberikan atensi yang cukup
dengan prajurit yang bertugas di wilayah
besar terhadap kelayakan Pos Pemeriksaan
normal. Disamping itu, mereka juga harus
Lintas Batas seperti Entikong, saat ini
menghadapi sarana dan prasarana yang
sedang dilakukan renovasi dan perbaikan
tidak memadai. Kebutuhan tersebut cukup
bangunan PPLB secara menyeluruh
mendasar namun sangat berpengaruh
sehingga memenuhi standar minimal pos
dalam keberhasilan pelaksanaan tugas
antar negara dengan berbagai perangkat
Satgas Pamtas dalam mencegah
deteksi yang seharusnya melengkapinya.
penyelundupan Narkoba.
Besar harapan dengan selesainya
Secara eksternal, yang dapat
pembangunan ini, disposisi instansi-instansi
digambarkan adalah bahwa ternyata PPLB
terkait terhadap pencegahan Narkoba
belum dapat menunjukkan prestasi positif
melalui perbatasan darat RI-Malaysia
dalam pencegahan penyelundupan
semakin baik dimasa yang akan datang.
Narkoba. Di lapangan, mereka hanya
Aspek Struktur Birokrasi
melakukan pemeriksaan secara acak dan
Ditinjau dari Aspek Struktur Birokrasi,
hanya didalami apabila ada yang terlihat
maka pelaksanaan tugas Satgas Pamtas
mencurigakan. Hal ini disebabkan karena
dalam mencegah penyelundupan Narkoba
tidak sebandingnya jumlah petugas PPLB
di perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan
dengan jumlah pelintas batas. Alat X-Ray
Barat belum optimal. Masing-masing intansi
yang tersedia juga sangat terbatas. Dari dua
telah mengetahui tugas, tanggung jawab,
alat yang tersedia, hanya satu yang bisa
dan kewenangannya, namun yang menjadi
digunakan. Selain itu, alat tersebut juga tidak
permasalahan adalah bahwa masing-
dapat mendeteksi keberadaan unsur
masing bagian berada dibawah kendali
Narkoba dalam barang yang dibawa oleh
instansi atasannya dan tidak memiliki
masyarakat. Kejelian petugas masih
kewajiban untuk tunduk kepada satu garis
merupakan faktor utama untuk mendeteksi
komando secara integral. Di lapangan, BNN
80
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
Provinsi berada di bawah kendali BNN Pusat; Imigrasi bekerja di bawah kendali Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Bea dan Cukai berada di bawah kendali Kementerian Keuangan Republik Indonesia; sementara Kantor Karantina bertanggung jawab kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Tumpang tindih kewenangan masih dirasakan dalam tugas pencegahan Narkoba di perbatasan, contohnya ketika pihak Imigrasi atau Bea Cukai menemukan Narkoba di PPLB, maka mereka menghadapi dilema dalam menindaklanjuti temuan tersebut karena selain Kepolisian setempat, di sana juga terdapat Kantor BNN. Sebagai jalan tengah, maka mereka akan menggilir penyerahan pelaku penyelundupan kepada BNN dan Kepolisian. Hal ini tentunya menunjukkan belum adanya prosedur bersama yang disetujui dan berlaku diantara seluruh instansi yang ada di lapangan. Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) belum menunjukkan otoritas secara nyata. Setiap instansi bekerja masing-masing walaupun secara fisik berada di lokasi yang sama. Kondisi ini menjadi lebih sulit khususnya saat berbicara tentang pengawasan di tempat yang jauh dari pusat-pusat kendali instansinya yang pada akhirnya hanya Satgas Pamtas, Satgas Teritorial dan Satgas Intel lah yang bekerja tidak mengenal ruang dan waktu untuk melakukan pemantauan wilayah perbatasan dari kemungkinan penyelundupan Narkoba.
Edisi Khusus (November 2016)
Secara internal, struktur organisasi Satgas Pamtas telah disusun sedemikian rupa dengan hirarki yang sangat jelas, masing-masing Pos Pamtas berkekuatan kurang lebih 1 Regu Infanteri yang dipimpin oleh seorang Perwira atau Bintara sebagai Komandan Pos. Prosedur Tetap yang dimiliki disertai dengan patroli patok yang dilaksanakan secara rutin dikembangkan secara terus menerus guna meningkatkan kualitas dan kinerja Satgas Pamtas dalam mencegah penyelundupan Narkoba di sektor pengawasannya. Hal ini merupakan kekuatan bagi upaya pencegahan penyelundupan Narkoba di perbatasan. Hal lain yang turut melemahkan upaya pencegahan penyelundupan Narkoba adalah pembekalan yang diterima Satgas saat pra tugas masih bersifat teoritis dan pengenalan terbatas. Sebagai akibatnya, ketika anggota Satgas Pamtas menemukan barang yang diduga sebagai Narkoba, mereka tidak dapat menyatakan secara tegas bahwa benda tersebut adalah Narkoba. Sementara itu, untuk dapat menghadirkan tenaga ahli dari instansi berwenang seperti BNN dibutuhkan waktu dan birokrasi yang cukup panjang. KESIMPULAN Satgas Pamtas RI-Malaysia memiliki kewenangan dalam melakukan pencegahan berbagai kegiatan ilegal seperti penyelundupan Narkoba yang terjadi di perbatasan. Satgas telah melaksanakan tugas dengan baik dalam mencegah penyelundupan Narkoba di Kalbar meskipun menemui berbagai kendala baik dari dalam maupun luar. Kendala-kendala tersebut
Karya Vira Jati
81
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
tentunya harus segera diatasi bersama oleh seluruh stakeholder. Penelitian yang telah dilaksanakan sangat bermanfaat dalam menemukan hambatan dan kendala di lapangan. Oleh karena itu, secara teoritis, penelitian ini dapat menjadi masukan dalam pengembangan kajian dan studi di lingkungan Seskoad dalam rangka memperkuat tugas Satgas Pamtas, khususnya dalam mencegah penyelundupan Narkoba di Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalbar. Sedangkan secara Praktis bagi TNI AD, penelitian dapat menjadi masukan bagi TNI AD dalam mengoptimalkan implementasi penugasan Satgas Pamtas dalam pencegahan penyelundupan Narkoba di Kawasan Perbatasan Indonesia-Malaysia tepatnya di Kalimantan Barat. Sementara bagi Pemerintah, Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menempuh berbagai upaya guna mengelola dan mengamankan kawasan perbatasan dari kemungkinan penyelundupan Narkoba, khususnya di Kalimantan Barat. Untuk menindaklanjuti hasil dari penelitian ini, maka direkomendasikan agar dapat dilaksanakan penelitian lebih lanjut terkait pembentukan Pasukan Gabungan Gerak Cepat di perbatasan, pembangunan pos yang dilengkapi dengan Alkom, kamera pengawas, dan detektor Narkoba.
82
Karya Vira Jati
DAFTAR PUSTAKA AG Subarsono. 2010. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. AR. Sujono, S.H., M.H. Bony Daniel, S.H. 2013. Komentar dan Pembahasan Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Sinar Grafika, Rawamangun. Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si. 2014. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya, Fajar Interpratama Mandiri: Jakarta. Darda Syahrizal. 2013. Undang-Undang Narkotika dan Aplikasinya, Laskar Aksara, Jakarta Timur. Letkol Caj Drs. Hikmat Israr, M.M. dkk. 2012. Peranan TNI AD dalam pengamanan perbatasan NKRI, Disjarahad, Bandung. Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd. 2015. Metode Penelitian Kualitatif, PT Bumi Aksara, Jakarta. Ismail, Nawawi. 2009. Public policy, Analisis, Strategis Advokasi Teori dan Praktek. CV Putra Media Nusantara. Jakarta. Ramdlon Naning.1982. Aneka Azas Ilmu Negara, PT. Bina Ilmu, Surabaya. Redaksi Sinar Grafika. 2014. UndangUndang Narkotika (UU RI No. 35 th. 2009), Sinar Grafika, Jakarta. Santoso Kholid. 2004. Paradigma Baru Memahami Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945, Sebuah Rekomendasi Sejarah Atas Gagasan Dasar Negara Republik Indonesia,
Edisi Khusus (November 2016)
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
Konsensus Nasional dan Demokrasi di Indonesia, Sega Arsy, Bandung.
2004, tentang Tentara Nasional Indonesia.
Saru Arifin. 2014. Hukum Perbatasan Darat antar Negara, Cahaya Prima Sentosa: Jakarta.
---------------------, 2008 Undang-Undang RI No 43 Tahun 2008, tentang Wilayah Negara.
Prof. Dr. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta, cv, Jakarta.
---------------------, 2009 Undang-Undang RI No 35 Tahun 2009, tentang narkotika.
Usman Kansong. 2015. Jurnalisme Narkoba Panduan Pemberitaan, MI Publishing: Jakarta. BNN. Jurnal Analisa Data Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), 2014. Ilham. 2015. E jurnal Langkah-langkah aparat kepolisian dalam penanggulangan penyelundupan sabu-sabu di Sebatik Kabupaten Nunukan. Putu Intan Saraswita; D.A. Wiwik Dharmiasih, S.IP., MA; Putu Titah Kawitri Resen, S.IP., MA, dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana dengan judul Peran Amerika Serikat dalam kerjasama penanggulangan perdagangan narkotika di Meksiko 2007-2012. Drs. Yulizar Gafar tentang Penanggu-langan Peredaran Narkotika di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat (Indonesia) – Sarawak (Malaysia). Studi Terhadap Peranan Badan Narkotika Nasional. Republik Indonesia, 2002 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002, tentang Pertahanan Negara. -------------------, 2004 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
Edisi Khusus (November 2016)
---------------------, 2010 Perpres RI No 12 tahun 2010, tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan. ----------------------, 2010 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2010, tentang kebijakan Umum Pertahanan Negara tahun 2010-2014. ----------------------, 2010 Peraturan Presiden RI No 23 tahun 2010, tentang Badan Narkotika Nasional. --------------------------, 2010 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2010 tentang organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Tetap Badan Nasional Pengelola Perbatasan. Mabes TNI, 2007 Perpang TNI Nomor Perpang/12/VII/2007 tanggal 11 Juli 2007, tentang Operasi Pengamanan Perbatasan. BNPP, 2015 Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan No 1 Tahun 2015, tentang Rencana Induk Pengelola Perbatasan Negara Tahun 2015-2019. h t t p : / / K a l i m a n t a n Barat.antaranews.com/berita/339137/ satgas-Pamtas-amankan-2-kg-sabudi-entikong, 9 Maret 2016. Pk 08.52. h t t p : / / w w w . K a l i m a n t a n Baratsatu.com/inilah-kasus-kasuspenangkapan-Narkoba-di-plbKalimantan Barat/, 13 Pebruari 2016, pkl 23.44. Karya Vira Jati
83
Jurnal Sekolah Staf dan Komando TNI AD
BIODATA PENULIS Mayor Kav Yudhi Prasetyo Purnomo; dilahirkan di Yogyakarta,
pada tanggal 18 Januari 1981; Riwayat pendidikan umum yang pernah ditempuh adalah SD (1993); SMP (1996); SMU ( 1 9 9 9 ) ; S1 (2008).
Selanjutnya Riwayat Pendidikan Militer sebagai
berikut : Akmil (2002); Sussar Para (2001); Sussarcabkav (2003); Combat Intel (2003); Susdanramil (2003); Kibi Dephan (2005); Officer Grade 3 (AUS) (2008); Suspaharmatkav (2009); Cav Advanced Course (THAI) (2012). Penugasan yang pernah diikuti yaitu : Papua (2003– 2004); dan Unifil-Lebanon (2006-2007). Kemudian pengalaman jabatan dimulai dari jabatan Danramil 1708-01, Biak Kodam XVII / Trikora; Danton III KIBU-54 Yonkav-5/Serbu; Danton Tar 3D/Yontar Madya; Danton 1 Kiserbe 74, Yonkav 7/Sersus; Pasi – 2/ Operasi, Yonkav 7/ Sersus; Dankiserri 71, Yonkav 7/ Sersus; Dankikavser Dam IX/ Udayana; Gumil Gol VI Deptikstaf Pusdikkav; Kasiopsdik Pusdikkav Pussenkav dan sekarang menjabat Dandenkav 2/ BC Dam XII/ TPR (Sebelum Dik Seskoad).
84
Karya Vira Jati
Edisi Khusus (November 2016)