PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
KATA PENGANTAR Permintaan padi (beras) terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Laju pertumbuhan jumlah penduduk masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan produksi padi nasional, di sisi lain luas baku lahan sawah dan kualitasnya cenderung menurun akibat konversi lahan dan faktor faktor lainnya. Oleh karena upaya peningkatan produksi padi harus terus dilakukan melalui berbagai terobosan peningkatan produksi dan produktivitas. Menyadari strategisnya komoditas beras tersebut, maka pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi. Guna mendorong pencapaian tersebut diperlukan strategi, langkah operasional, kerja keras dan cerdas serta dukungan instansi terkait. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan “Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Padi Tahun 2017” untuk mengoperasionalkan kegiatan tersebut di daerah (Provinsi dan atau Kabupaten/Kota). Pedoman pelaksanaan ini disusun untuk dijadikan sebagai acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan padi tahun 2017 Dengan diterbitkannya Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Padi Tahun 2017 ini, diharapkan semua pihak terkait dapat saling berkoordinasi, bersinergi dan menyusun strategi, langkah operasional serta jadwal pelaksanaan sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan tepat waktu dan pada akhirnya sasaran produksi padi tahun 2017 dapat tercapai. Selanjutnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi pada penyusunan Pedoman Pelaksanaan ini, disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Jakarta, 30 Desember 2016
Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP 196002101988031001
i
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...........................................................................
i
DAFTAR ISI
...................................................................................
ii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
iv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ........................................................
vi
I.
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A.
Latar Belakang .....................................................................
1
B.
Dasar Hukum ……………………………………………… ......
5
C.
Tujuan dan Sasaran …………… ..........................................
8
D.
Pengertian-Pengertian ........................................................
10
II.
KERAGAAN, TANTANGAN DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2017………… ..........
22
A.
Keragaan Produksi ……………………………………….. .......
22
B.
Sasaran Produksi Padi Tahun 2017 ……………………… ....
23
C.
Tantangan, Peluang dan Peningkatan Produksi ……… ....... .
24
III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2017 ……………………………………………………… .......
27
A.
Strategi Pencapaian Produksi Padi 2017 ………....................
27
B.
Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi 2017 ……… .......
30
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017 ………………………..
35
A.
Kriteria Calon Petani (CP) Penerima Bantuan ……….. ..........
35
B.
Kriteria Calon Lokasi (CL) Penerima Bantuan ……… ...........
39
C.
Bantuan/Fasilitasi Pelaksanaan Kegiatan …………… ............
46
V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI ………… ......
72
A.
Pengorganisasian …………………………………………. ........
72
B.
Operasionalisasi ……………………………………………........
74 ii
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN ……… ...........
79
VII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
81
A.
Pengendalian Kegiatan ................................................... …....
81
B.
Monitoring ..................................................... ................. ……
83
C.
Evaluasi .......................................................................... ……
84
D.
Pelaporan ………………….. ................................................... .
84
VIII. PENUTUP ................................................................................ ....... .
88
LAMPIRAN ................................................................................... …….
90
iii
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2017 versi UPSUS…………………… 91 Lampiran 2. Sasaran Luas Tanam Bulanan Tahun 2017 (MT 2016/2017 dan MT. 2017) versi UPSUS ............................................. .
92
Lampiran 3. Sasaran Produksi Bulanan Tahun 2017 (versi UPSUS) ..... …
93
Lampiran 4. Sasaran Indikatif Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Tahun 2017 per Kabupaten (UPSUS) …….. 94 Lampiran 5. Kebutuhan Benih Padi Bulanan Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017)… ................................................................. …
114
Lampiran 6. Kebutuhan Pupuk Urea Bulanan untuk Padi Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017)… ............................................... …
115
Lampiran 7. Kebutuhan Pupuk NPK Bulanan untuk Padi Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017)… ............................................... …
116
Lampiran 8. Kebutuhan Pupuk SP-36 Bulanan untuk Padi Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017)… ............................................... . 117 Lampiran 9. Kebutuhan Pupuk Organik Bulanan untuk Padi Tahun 2017(MT 2016/2017 dan MT 2017) … ............................... .
118
Lampiran 10. Rekapitulasi Alokasi Kegiatan Serealia (Padi) Tahun 2017
119
Lampiran 11. Alokasi Kegiatan Serealia (Padi) Tahun 2017 Per Provinsi dan Per Kabupaten/Kota ..................................................
120
Lampiran 12. Daftar Calon Petani dan Calon Lokasi Penerima Bantuan Pemerintah Tahun 2017 ...................................................
137
Lampiran 13. Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Provinsi ....................................................................
140
Lampiran 14. Rencana Usaha Kelompok (RUK) Bantuan Pemerintah Tahun 2017 ......................................................................
143
Lampiran 15. Blanko RUK Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) .........
144
Lampiran 16. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) .......
145
Lampiran 17. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja.....................
146 iv
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
Lampiran 18. Rincian Bantuan Pemerintah Tahun 2017 ........................
147
Lampiran 19. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2017 ......................
148
Lampiran 20. Blanko Laporan Monitoring Bulanan Kecamatan Realisasi Kegiatan Tahun 2017 .......................................................
149
Lampiran 21. Blanko Laporan Monitoring Bulanan Kabupaten Realisasi Kegiatan Tahun 2017 .......................................................
150
Lampiran 22. Blanko Laporan Monitoring Bulanan Provinsi Realisasi Kegiatan Tahun 2017 .......................................................
151
Lampiran 23. Check List Pengendalian Kegiatan ..................................
152
Lampiran 24. Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan ......................
156
Lampiran 25. Contoh Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah .......................................................................
157
Lampiran 26. Contoh Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Bantuan Pemerintah .......................................................................
158
v
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
DAFTAR TABEL Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2011 - 2016 .................................................................
22
Tabel 2. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2017 Terhadap Sasaran 2016 .......................................................................................
24
Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Padi Tahun 2017 ....................
33
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Organisasi Internal Control System (ICS) ............................
60
vi
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
I. PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Komoditas tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan sehingga dari sisi Ketahanan Pangan Nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis. Pengembangan sektor tanaman pangan merupakan salah satu strategi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang. Selain berperan sebagai sumber penghasil devisa yang besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, telah memunculkan kerisauan akan terjadinya keadaan “rawan pangan” di masa yang akan datang. Selain itu, dengan
semakin
meningkatnya
tingkat
pendidikan
dan
kesejahteraan masyarakat, terjadi pula peningkatan konsumsi per-kapita untuk berbagai jenis pangan, akibatnya Indonesia membutuhkan
tambahan
ketersediaan
pangan
guna
mengimbangi laju pertambahan penduduk yang masih cukup tinggi.
1
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran produksi padi tahun 2017 melalui dana APBN telah dialokasikan di daerah (Kabupaten/Kota/Provinsi) kegiatan padi meliputi : 1) Budidaya Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/lahan kering), 2) Budidaya Padi Hibrida, 3) Budidaya Padi Teknologi Hazton, 4) Budidaya Padi Teknologi Salibu, 5) Budidaya Mina Padi, 6) Budidaya Padi Jajar Legowo (Jarwo) Super, 7) Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik
Padi,
8)
Budidaya
Padi/Beras
Khusus,
dan
9)
Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO). Mengingat sasaran produksi yang akan dicapai pada tahun 2017 lebih besar dari tahun 2016 namun fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah melalui Kegiatan Padi tahun 2017 tidak sebesar pada tahun 2016 baik dari sisi fisik (luas areal) maupun non fisik (dukungan manajemen) maka dalam pelaksanaan kegiatan, calon penerima bantuan dan calon lokasi (CP/CL) harus benar-benar diidentifikasi dengan baik sehingga nantinya mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi secara siginifikan. Calon
penerima
bantuan
budidaya
padi
diperkenankan
Poktan/Gapoktan yang telah mendapat bantuan pada tahun 2016, namun calon lokasi diutamakan/difokuskan pada lokasi/areal peningkatan indeks pertanaman (PIP) pada tahun 2016, dan atau lokasi perluasan areal tanam (PAT) pada berbagai ekosistem. Untuk lokasi kegiatan PAT, dimungkinkan/diperkenankan untuk 2
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
menerima bantuan pemerintah sebanyak 2 (dua) kali dalam tahun anggaran yang sama (tahun 2017) guna menjamin keberlanjutan usahaninya. Selanjutnya untuk beberapa Provinsi/Kabupaten/Kota yang arealnya sangat-sangat terbatas dan tidak memungkinkan pelaksanaan kegiatan pada lokasi PIP dan atau PAT, maka dimungkinkan kegiatan tersebut di alokasikan pada areal eksisting namun hal tersebut dan penjelasannya dicantumkan dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh Provinsi dan atau dalam Petunjuk Teknis (Juknis) yang disusum oleh Kabupaten/Kota. Namun secara umum, pada lokasi eksisting (peningkatan produktivitas) kebutuhan benihnya diarahkan dan didorong untuk memanfaatkan/menggunakan benih bersubsidi yang disediakan pemerintah pada tahun 2017 (Fasilitasi yang ada yaitu Padi Inbrida untuk seluas 4 juta ha dan Padi Hibrida untuk seluas 100 ribu ha). Untuk lokasi pelaksanaan pengembangan UPPO tahun 2017, diarahkan pada lokasi/desa organik yang difasilitasi pada tahun 2016, rencana tahun 2017 dan 2018, desa organik yang difasilitasi melalui APBD/Swadaya, lokasi peningkatan produksi Padi, Jagung dan Kedelai (PAJALE) atau lokasi lainnya yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota/Provinsi. Kegiatan padi tahun 2017 diharapkan dapat memberikan kontribusi produksi pada tahun 2017, kecuali untuk kegiatan budidaya padi inbrida (tadah hujan/lahan kering) disesuaikan 3
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
dengan kondisi di lapangan. Untuk itu strategi, langkah operasional dan jadwal pelaksanaan kegiatan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk disusun dan disosialisasikan kepada para calon penerima bantuan dan pihak terkait lainnya. Teknologi tanam jajar legowo yang telah diwajibkan untuk diterapkan pada tahun 2016 dan memberikan hasil positif dalam peningkatan produksi, maka pada tahun 2017 perlu terus disosialisasikan dan sekaligus diterapkan dalam budidaya padi dengan memanfaatkan alat tanam/alat bantu tanam yang telah tersedia pada tahun 2016 baik melalui APBN Tahun 2016, APBD, swadaya atau sumber-sumber lainnya. Dengan beragamnya kegiatan padi pada tahun 2017 ini dan dalam upaya pencapaian sasaran, maka perlu disusun “Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Padi Tahun 2017” sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan tersebut di lapangan. Dengan adanya pedoman pelaksanaan ini, semua pihak terkait diharapkan berkontribusi secara positif sehingga akhirnya kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan yang berkontribusi positif terhadap pencapaian sasaran produksi padi. Mengingat tingginya keberagaman kondisi di masing-masing daerah dan kemampuan
adopsi
inovasi
teknologi,
maka
Pedoman
Pelaksanaan ini agar dilengkapi oleh Dinas Pertanian Provinsi dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK), 4
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
sehingga kegiatan tersebut dapat dilakukan tepat waktu dan tepat sasaran, dan selanjutnya dirinci secara teknis dalam bentuk Petunjuk Teknis (JUKNIS) oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sesuai dengan kondisi spesifik lokasi agar lebih operasional sesuai kebutuhan di lapangan dan tidak multitafsir. Apabila terdapat perubahan dan belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan
ini,
akan
diatur
lebih
lanjut.
Mekanisme
perubahan melalui usulan dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang ditujukan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan selanjutnya disampaikan ke Pusat (Direktur Jenderal Tanaman Pangan). B.
Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Tahun 2016 Nomor 240); 5
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
4. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja; 6. Peraturan
Presiden
Nomor
4
Tahun
2015
tentang
Perubahan keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme
Pelaksanaan
Anggaran
Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang
Mekanisme
Pelaksanaan
Anggaran
Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga; perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme
Pelaksanaan
Anggaran
Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian/Lembaga; 10. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
48/Permentan/
OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar (Good Agriculture Practices);
6
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian; 12. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
64/Permentan/
OT.140/5/2013 tentang Sistem Pertanian Organik; 13. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
19/Permentan/
OT.140/3/2013 tentang Pedoman Administrasi Keuangan Kementerian Pertanian; 14. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
19/Permentan/
OT.140/4/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019; 15. Peraturan
Menteri
OT.010/8/2015
Pertanian
tentang
Nomor
Organisasi
43/Permentan/
dan
Tata
Kerja
Kementerian Pertanian; 16. Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
135/Permentan/
OT.140/12/2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/RC.110/ 12/2016
tentang
Pedoman
Umum
Pengelolaan
dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017; 18. Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
43/Kpts/
OT.050/12/2015 tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus 7
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Melalui Program
Perbaikan
Jaringan
Irigasi
dan
Sarana
Pendukungnya; 19. Keputusan
Menteri
1397/RC.110/C/12/2016 Penyaluran
Bantuan
Pertanian tentang
Pemerintah
Nomor
Petunjuk Lingkup
Teknis Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017; 20. Daftar Isian Pelaksanaan dan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal
Tanaman
Pangan
Nomor
SP-DIPA-
018.03.1.23825/2017 tanggal 7 Desember 2017; C.
Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan a. Menyediakan acuan pelaksanaan kegiatan padi yang meliputi: 1). Budidaya Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/ lahan kering), 2). Budidaya Padi Hibrida, 3). Budidaya Padi Teknologi Hazton, 4). Budidaya Padi Teknologi Salibu, 5). Budidaya Mina Padi, 6). Budidaya Padi Jajar Legowo Super, 7). Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik Padi,
8).
Budidaya
Padi/Beras
Khusus,
dan
9). Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO); bagi Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi tahun 2017. 8
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
b. Mendorong dan mempercepat penerapan berbagai teknologi
budidaya
padi
dalam
meningkatkan
produktivitas dan produksi. c. Mendorong
tumbuh
dan
berkembangnya
sistem
pertanian organik untuk komoditi padi sesuai dengn SNI 6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013. d. Menyediakan fasilitas Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) mendukung sub sektor tanaman pangan e. Meningkatkan produktivitas dan produksi padi, dan minapadi serta pendapatan petani. 2. Sasaran a. Tersedianya acuan pelaksanaan kegiatan padi tahun 2017 bagi Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota, dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi tahun 2017. b. Meningkatnya penerapan berbagai teknologi budidaya padi dalam meningkatkan produktivitas dan produksi. c. Terbangunnya sistem pertanian organik untuk komoditi padi sesuai SNI 6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013. d. Tersedianya Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) mendukung sub sektor tanaman pangan.
9
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
e. Meningkatnya produktivitas dan produksi padi dan mina padi serta pendapatan petani dan keluarganya. D.
Pengertian-Pengertian 1. Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) adalah
suatu
pendekatan
inovatif
dalam
upaya
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani melalui perbaikan teknologi
sistem/pendekatan yang
sinergis
dalam
antar
perakitan
komponen
paket
teknologi,
dilakukan secara partisipatif oleh petani serta bersifat spesifik lokasi. PTT merupakan inovasi baru untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi. Teknologi intensifikasi padi bersifat spesifik lokasi, bergantung pada masalah yang akan diatasi (demand driven technology). Komponen teknologi PTT ditentukan bersama-sama petani melalui analisis kebutuhan teknologi (need assessment). Komponen teknologi PTT dasar/compulsory adalah teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi. Komponen teknologi PTT pilihan adalah teknologi pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan kemampuan. Komponen teknologi PTT pilihan dapat menjadi compulsory apabila hasil KKP (Kajian Kebutuhan teknologi
dan yang
Peluang) memprioritaskan dimaksud
menjadi
komponen
keharusan
untuk
10
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
pemecahan masalah utama suatu wilayah, demikian pula sebaliknya bagi komponen teknologi dasar. 2. Sistem Tanam Jajar Legowo Padi adalah pola bertanam padi yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman dan satu baris kosong. Istilah legowo diambil dari bahasa jawa yaitu “lego” yang berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Legowo juga diartikan sebagai cara tanam padi yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong. Dalam hal ini populasi rumpun padi pada baris yang kosong diletakkan/ disisipkan pada baris disebelahnya, sehingga cara Jajar Legowo ini tidak mengurangi jumlah populasi tanaman, namun cara tanam dengan menciptakan semua baris tanaman berada pada “Barisan Tepi”. 3. Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) adalah upaya untuk
meningkatkan
hasil
pertanian
dengan
cara
mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia (existing). Dalam pelaksanaan intensifikasi pertanian akan fokus
pada
pengelolaan penanaman,
upaya
penanganan
masalah
tanah,
penggunaan
benih
pemupukan,
pemberantasan
terkait: bermutu,
hama
dan
penyakit, pemanenan dan kegiatan selama pascapanen serta inovasi teknologi.
11
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
4. Perluasan Areal Tanam (PAT) adalah upaya untuk menambah luas areal pertanaman padi di lahan sawah, lahan sawah non irigasi, lahan pertanian bukan sawah dan lahan sementara tidak diusahakan (termasuk lahan sawah yang terkena bencana). 5. Indeks Pertanaman (IP) adalah frekuensi penanaman padi pada sebidang lahan pertanian untuk memproduksi bahan pangan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. 6. Padi Inbrida adalah tanaman padi yang menyerbuk sendiri (self-pollination) sehingga secara alami kondisinya adalah homozigot-homogen dan cara perbanyakannya dengan benih keturunan. 7. Padi Hibrida adalah tanaman padi hasil keturunan pertama (F1) dari persilangan antar dua varietas yang berbeda. Pengembangan hibrida didasari oleh gejala heterosis atau vigor hibrida. Heterosis merupakan fenomena biologis yang menunjukan kecenderungan F1 untuk tampil lebih unggul dibandingkan dua tetuanya. 8. Teknologi Hazton adalah adalah cara bertanam padi dengan menggunakan bibit tua (25 – 30 hari) setelah semai dengan jumlah bibit padat (20 – 30 batang) per lubang tanam. Teknologi padi hazton mengarah kepada pertanian organik, dimana penggunaan pupuk kimia sedapat mungkin dikurangi, salah satunya melalui pemanfaatan jerami untuk 12
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
bahan organik dengan bantuan dekomposer. Pemanfaatan pupuk hayati, pupuk organik dan agensia hayati menjadi ciri pengembangan padi dengan Teknologi Hazton. Komponen yang lain kurang lebih sama dengan Pengelolaan Tanaman dan
Sumberdaya
direkomendasikan
Terpadu oleh
(PTT)
Badan
Padi
Penelitian
yang dan
Pengembangan Pertanian. 9. Desa Pertanian Organik Padi adalah desa yang di dalamnya telah dikembangkan sehamparan lahan pertanian organik padi atau lebih yang menerapkan sistem pertanian organik sesuai SNI 6729:2016 dan Permentan No. 10. Konversi (transisi) adalah proses perubahan suatu sistem pertanian dari pertanian non organik menjadi pertanian organik. 11. Teknologi Salibu adalah teknologi budidaya padi dengan memanfaatkan batang bawah setelah panen sebagai penghasil tunas/anakan yang akan dipelihara. Tunas berfungsi sebagai pengganti bibit pada sistem tanam pindah (ta-pin). 12. Pengembangan Budidaya Padi/Beras Khusus adalah upaya budidaya padi/beras dengan memanfaatkan varietas tertentu/khusus, antara lain padi/beras Japonica, Basmati, Thai Hom Mali, Ketan Hitam, Beras Kukus, Taiken, dll guna 13
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
memenuhi kebutuhan/segmen pasar beras tertentu melalui produksi dalam negeri. 13. Teknologi Jajar Legowo Super merupakan teknologi budidaya terpadu padi sawah irigasi berbasis sistem tanam jajar legowo 2:1. Bagian penting dari teknologi jajar legowo super adalah : 1) Varietas unggul baru (VUB) potensi hasil tinggi, 2) Biodekomposer yang diberikan bersamaan saat pengolahan tanah, 3) Pupuk Hayati yang diaplikasikan melalui
seed
treatment
dan
pemupukan
berimbang
berdasarkan PUTS, 4) Pengendalian OPT menggunakan pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan ambang batas, dan 5) Alat dan mesin pertanian, khususnya untuk tanam (jarwo transplanter) dan panen (combine harvester). 14. Budidaya Mina Padi adalah budidaya terpadu ikan dan padi
dalam
satu
hamparan
sawah
yang
dapat
meningkatkan produktivitas lahan sawah, yaitu selain tidak mengurangi hasil padi juga dapat menghasilkan ikan. 15. Caren adalah parit di sekeliling petakan sawah yang dibuat dengan cara menggali pelataran sawah yang ada dan galiannya digunakan untuk meninggikan pematang sawah. Caren
pada
budidaya
minapadi
berfungsi
untuk:
a) perlindungan ikan sewaktu air berkurang; b) tempat bergerak ikan saat mencari makan; c) tempat berlindung 14
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
ikan
dari
serangan
predator;
dan
d)
memudahkan
pemanenan ikan. 16. Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) adalah
upaya
memperbaiki
kesuburan
lahan
untuk
meningkatkan produktivitas pertanian, melalui fasilitasi pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang dilengkapi dengan: rumah kompos, alat pengolah pupuk organic, ternak, kandang komunal, bak fermentasi dan kendaraan roda 3. 17. Pupuk Organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral
dan/atau
mikroba,
yang
bermanfaat
untuk
meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. 18. Pupuk
Hayati
adalah
pupuk
yang
mengandung
mikroorganisme hidup yang ketika diterapkan pada benih, permukaan tanaman, atau tanah, akan mendiami rizosfer atau
bagian
dalam
dari
tanaman
dan
mendorong
pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan nutrisi utama dari tanaman.
15
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
19. Biodekomposer adalah makhluk pengurai pada ekosistem dan merupakan makhluk hidup (komponen biotik) yang menguraikan tubuh organisme yang sudah mati dan dapat mengubah zat-zat organik terurai kembali menjadi bahan anorganik. 20. Pestisida Nabati adalah ramuan alami pembasmi hama yang bahan-bahan aktifnya berasal dari alam seperti ekstrak tanaman tertentu yang sudah diketahui efek positifnya dalam membasmi hama tertentu. 21. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas produksi dan peredarannya diawasi. 22. Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah benih bina yang telah disertifikasi. 35. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah yang mencakup semua
penerimaan dan
pengeluaran dalam
rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal Pusat di daerah. 37. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari Anggaran
Pendapatan
dilaksanakan
oleh
dan
daerah
Belanja yang
Negara
mencakup
yang semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. 16
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
38. Bantuan
Pemerintah
adalah
bantuan
yang
tidak
memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/nonpemerintah. Bentuk Bantuan Pemerintah meliputi: Pemberian penghargaan; Beasiswa; Tunjangan Profesi Guru dan Tunjangan Lainnya; Bantuan Operasional;
Bantuan
Sarana
Rehabilitasi/Pembangunan
Prasarana;
Bantuan
Gedung/Bangunan;
dan
Bantuan lainnya yang memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA). 39. Petani, adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang
pertanian,
wanatani,
minatani,
agropasture,
penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang. 40. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang
dibentuk
atas
dasar
kesamaan
kepentingan;
kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya;
kesamaan
komoditas;
dan
keakraban
untuk
meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. 17
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
41. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana kerja usahatani dari kelompok tani untuk satu periode musim tanam yang disusun melalui musyawarah dan kesepakatan
bersama
dalam
pengelolaan
usahatani
sehamparan wilayah kelompok tani yang memuat uraian kebutuhan saprodi yang meliputi: jenis, volume, harga satuan dan jumlah uang yang diajukan untuk pembelian saprodi sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik lokasi), pengeluaran lainnya, dan lain sebagainya. 42. Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Pengawas Benih Tanaman (PBT)yang telah mengikuti pelatihan SL-PTT dan berperan sebagai pendamping dan pengawal pelaksanaan kegiatan. 43. Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas Dinas adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh, POPT, PBT, Mantri Tani dan atau petugas lainnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan dalam melakukan pengawalan dan pendampingan, guna lebih mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan. 44. Pengawalan dan Pendampingan oleh Aparat adalah kegiatan yang dilakukan oleh TNI-AD beserta jajarannya (Babinsa), Camat, Kades dan atau petugas lainnya sesuai 18
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
dengan
kebutuhan
di
lapangan
dalam
melakukan
pengawalan, pendampingan dan membantu pelaksanaan pencapaian target tanam (produksi) padi di lapangan. Dalam pelaksanaannya Babinsa secara berkala hadir di lokasi kegiatan. Dalam rangka pemberdayaan kelompok tani, Babinsa bersama penyuluh lapangan melaporkan pelaksanaan tanam sampai produksi di wilayah masingmasing. 45. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT Lingkup
Badan
Litbang
Pertanian
gunameningkatkan
pemahaman dan akselerasi adopsi PTT dengan menjadi narasumber
pada
pelatihan,
penyebaran
informasi,
melakukan uji adaptasi varietas unggul baru, demplot, dan supervisi penerapan teknologi. 46. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi BPTP dan secara berkala hadir di lokasi kegiatan dalam rangka
pemberdayaan
kelompok
tani
sekaligus
memberikan bimbingan kepada kelompok tani dalam penerapan teknologi.
19
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
47. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan pendampingan
oleh
Pengawas
OPT
dalam
rangka
pengendalian hama terpadu (PHT). 48. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutubenih. 49. Swadaya adalah semua upaya yang dilakukan petani dengan sumber pembiayaan yangberasal dari modal petani sendiri. 50. Dinas Dinas
Pertanian yang
Provinsi/Kabupaten/Kota
membidangi
tanaman
pangan
adalah yang
mempunyai tugas dan fungsi sebagai pembina dan pelaksana program pembangunan sektor pertanian di tingkat provinsi/kabupaten/kota. 51. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi/Kabupaten/ Kota adalah Dinas yang membidangi perikanan dan kelautan yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai pembina dan pelaksana program pembangunan sektor perikanan dan kelautan di tingkat provinsi/kabupaten/kota. 52. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 20
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2017
53. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 54. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK
adalah
pejabat
yang
diberi
kewenangan
oleh
PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
21
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
II. KERAGAAN, TANTANGAN DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2017 A. Keragaan Produksi Produksi padi dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 3,90% per tahun, dari 65,75 juta ton GKG pada tahun 2011 menjadi
sebesar 79.514.492 ton GKG (ARAM II), dengan
perkiraan luas tanam 15.460.151 ha, luas panen 15.035.736 ha dan produktivitas 52,88 ku/ha, sedangkan laju peningkatan produktivitas mencapai rata-rata 1,23% per tahun dan luas panen meningkat rata-rata 2,66% per tahun, seperti yang terlihat dalam Tabel 1 berikut. Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Tahun 2011-2016 TAHUN
LUAS PANEN
PRODUKTIVITAS
Ha
Ku/Ha
%
%
TON
%
2011
13,203,643
2012
13,445,524
1.83
51.36
3.13
69,056,126
5.02
2013
13,835,252
2.90
51.52
0.31
71,279,709
3.22
2014
13,797,307
(0.27)
51.35
(0.33)
70,846,465
(0.61)
2015
14,116,638
2.31
53.41
4.01
75,397,841
6.42
2016*
15,035,736
6.51
52.88
(0.99)
79,514,492
5.46
RATA-RATA
49.80
PRODUKSI
2.66
65,756,904
1.23
3.90
*) ARAM II BPS
22
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
B. Sasaran Produksi Padi Tahun 2017 Untuk memenuhi permintaan beras dari produksi dalam negeri telah
ditetapkan
berdasarkan
RKP
sasaran
produksi
(Rencana
Kerja
padi
tahun
2017
Pemerintah) adalah
78.132.000 ton gabah kering giling (GKG), sementara untuk sasaran UPSUS 2017 sebesar 85.573.888 ton GKG. Sasaran produksi tahun 2017 (UPSUS) tersebut meningkat 12,26% dibanding dengan sasaran produksi tahun 2016 (RKP) sebesar 76.226.000 ton gabah kering giling (GKG). Guna mendorong pencapaian tersebut diperlukan strategi, langkah operasional, kerja keras dan cerdas serta dukungan instansi terkait, mengingat fasilitasi/stimulan yang diberikan pemerintah melalui APBN Tahun 2017 tidak sebesar pada Tahun 2016. Pada tahun 2016, berbagai upaya peningkatan produksi baik melalui kegiatan
peningkatan
produktivitas,
peningkatan
indeks pertanaman dan atau peningkatan luas tanam yang disertai dengan kewajiban penerapan teknologi jajar legowo, dukungan sarana dan prasarana yang memadai serta iklim yang kondusif telah terbukti dapat meningkatkan kinerja produksi. Produksi padi tahun 2016 diperkirakan akan mencapai 79.514.492 ton gabah kering giling, meningkat 5,46% dibanding produksi tahun 2015 atau meningkat 1,77% dibanding sasaran tahun 2016 (RKP).
23
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Adapun perbandingan sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas
dan
produksi
tahun
2016
dan
2017,
dikemukakan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Persentase Kenaikan Angka Sasaran 2017 (UPSUS) Terhadap Sasaran 2016 KOMODITAS
PADI
URAIAN
SASARAN SASARAN 2016 2017
%
Luas Tanam (jt Ha)
15,026
16,594
10.44
Luas Panen (jt Ha)
14,275
16,020
12.22
Produktivitas (Ku/Ha)
53,40
53,42
0.04
Produksi (jt Ton GKG)
76,226
85,574
12.26
Secara rinci sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi padi tahun 2017 per Provinsi disajikan pada Lampiran 1, sasaran tanam dan produksi per bulan per provinsi, disajikan pada Lampiran 2 dan Lampiran 3, sedangkan sasaran tanam, panen, produkrivitas dan produksi per Kabupaten pada Lampiran 4, selanjutnya kebutuhan benih dan kebutuhan pupuk per provinsi per bulan pada Lampiran 5, 6, 7, 8 dan 9. C. Tantangan dan Peluang Peningkatan Produksi Kendala dalam peningkatan produksi tanaman pangan terutama komoditas padi yang semakin kompleks karena berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis diluar sektor pertanian berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman pangan. 24
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Tantangan utama yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi
tanaman
permintaan
beras
penduduk;
2).
pangan sesuai
adalah: dengan
Terbatasnya
1).
Meningkatnya
peningkatan
ketersediaan
jumlah
beras;
dan
3). Kecenderungan meningkatnya harga pangan. Disamping tantangan, upaya peningkatan produksi tanaman juga dihadapi oleh sejumlah permasalahan, yaitu antara lain: 1). Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global; 2). Terbatasnya ketersediaan infrastruktur; 3). Belum optimalnya sistem perbenihan nasional; 4). Terbatasnya akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani; 5). Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh; 6). Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian; serta 7). Kurang harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan pertanian. Disamping itu, pembangunan pertanian selama ini masih dilaksanakan tersekat-sekat oleh batasan administratif serta berorientasi pada kegiatan-kegiatan yang tidak mampu menjadi
faktor
pengungkit
untuk
pencapaian
sasaran
pembangunan pertanian. Disamping tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya
peningatan
produksi
tanaman
pangan,
terdapat
sejumlah peluang yang apabila dimanfaatkan dengan baik akan
memberikan
kontribusi
pada
upaya
peningkatan 25
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
produksi. Peluang tersebut antara lain : 1). Kesenjangan hasil antara potensi dan kondisi di lapangan masih tinggi; 2). Tersedia teknologi untuk meningkatkan produktivitas; 3). Potensi sumberdaya lahan sawah, rawa/lebak, lahan kering
(perkebunan,
kehutanan)
yang
masih
luas;
4). Pengetahuan/Keterampilan SDM (Petani, Penyuluh/PPL, Pengendali
Organisme
Pengganggu
Tumbuhan/POPT,
Pengawas Benih Tanaman/PBT, dan Petugas Pertanian Lainnya) masih dapat dikembangkan; 5). Tersedianya potensi pengembangan produksi berbagai pangan pilihan selain beras;
6).
Dukungan
Pemerintah
Daerah;
dan
7). Ketersediaan sumber genetik.
26
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
III. STRATEGI DAN UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2017 Mengingat komoditas padi/beras merupakan komoditas pangan strategis yang masih terus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah maka upaya meningkatkan produksi dan produktivitas padi terus dilakukan, antara lain dilakukan melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi. Program tersebut dilakukan melalui penyediaan input, penyediaan teknologi, sarana air, pemasaran hasil dan lain sebagainya yang memungkinkan untuk lebih menggairahkan para petani berusahatani yang lebih optimal, sehingga pada akhirnya peningkatan produksi dan produktivitas padi dapat dicapai. Untuk kegiatan padi inbrida khususnya, dititikberatkan/diutamakan pada peningkatan indeks pertanaman dan perluasan areal tanam dengan menggunakan teknologi tanam jajar legowo. A. Strategi Pencapaian Produksi Padi 2017 a.1. Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) Peningkatan produktivitas padi merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan produksi padi dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia. Dalam pelaksanaan kegiatan intensifikasi padi akan fokus pada 27
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
upaya pananganan masalah terkait: pengelolaan tanah, penggunaan
benih
pemberantasan
bermutu,
hama
dan
penanaman, penyakit
pemupukan,
pada
tanaman,
pemanenan dan kegiatan selama pascapanen. Peningkatan produktivitas padi dilakukan melalui peningkatan penggunaan benih varietas unggul bermutu spesifik lokasi dengan produktivitas tertinggi termasuk benih padi hibrida, peningkatan jumlah populasi tanaman dengan teknologi tanam jajar legowo, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta berimbang, pemakaian pupuk organik dan pupuk bio-hayati, pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya lainnya yang disertai dengan peningkatan pengawalan, pendampingan, pemantauan dan koordinasi. Strategi ini terutama dilaksanakan di wilayah dimana perluasan areal sudah sulit dilakukan, sehingga dengan penerapan teknologi spesifik
lokasi
diharapkan
masih
dapat
ditingkatkan
produktivitasnya. a.2. Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi) Permasalahan substantif yang dihadapi dalam peningkatan produksi padi adalah berkurangnya luas areal lahan sawah akibat alih fungsi dari lahan pertanian ke peruntukan di luar pertanian. Berdasarkan
permasalahan
tersebut,
dalam
upaya
peningkatan produksi padi maka Kementerian Pertanian/ 28
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui APBN TA. 2017, kegiatannya dititikberatkan/diutamakan pada perluasan areal tanam (ektensifikasi) dan peningkatan indeks pertanaman padi pada lahan yang masih berpotensi untuk ditingkatkan, antara lain
lahan kering, lahan tadah hujan, lahan hutan,
lahan gambut, lahan rawa, lahan marginal, lahan yang tidak diusahakan dan lahan-lahan lainnya. Guna mendukung hal tersebut, maka kegiatan dilaksanakan melalui pemberian bantuan prasarana dan sarana pertanian yang terdiri dari : benih padi, alat dan mesin pertanian baik pra panen
maupun
pasca
panen
serta
infrastruktur
air
irigasi/jaringan irigasi sesuai kebutuhan lahan dan didukung oleh potensi sumber daya alam yang tersedia di lokasi sebagai stimulan. a.3. Percepatan Tanam Pertanaman (IP)
untuk
Meningkatkan
Indeks
Percepatan tanam merupakan salah satu strategi untuk dapat mencapai sasaran tanam tahun 2017, hal ini didukung dengan prediksi cuaca pada tahun 2017 yang akan berlangsung normal.
Untuk
mendukung
strategi
percepatan
tanam
diperlukan: 1) Memobilisasi alat mesin pertanian untuk pengolahan tanah dan tanam, seperti traktor tangan, dan mesin tanam (transplanter); 29
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
2) Penyediaan sarana produksi, seperti benih, pupuk, dan pestisida, dalam jumlah dan kualitas yang mencukupi dan tepat waktu. Untuk benih, selain dipilih varietas yang tahan hama dan penyakit, juga harus berumur genjah. Hal ini dimaksudkan agar umur panen bisa dipersingkat untuk mengejar musim tanam selanjutnya; 3) Manajemen air irigasi Terbatasnya volume air irigasi di awal musim hujan jadi kendala dalam pengolahan dan penanaman. Oleh karena itu, diperlukan sistem irigasi yang tertata dan teratur sesuai kemampuan dan perhitungan debit air yang tersedia, misalnya melalui menggiring dan mendorong percepatan tanam dari Golongan I dan Gol III/IV sehingga tanam akhir berada diantara Gol II/III. Perlu dilakukan mobilisasi pompa air antar daerah dan antarpetak
irigasi
dengan
mengaktifkan
peran
dari
Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan dan Perkumpulan Petani Pemakai Air /P3A. B. Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2017 Fokus Utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2017 adalah peningkatan produksi padi inbrida dan padi hibrida melalui berbagai penerapan teknologi. Sejalan dengan hal tersebut, maka pada tahun 2017 upaya peningkatan produksi padi diutamakan/dititikberatkan pada peningkatan indeks 30
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
pertanaman (PIP) dan atau perluasan areal tanam (PAT). Selanjutnya seluruh kegiatan padi diwajibkan menerapkan teknologi tanam jajar legowo sesuai kondisi di masing-masing lokasi. Rekapitulasi alokasi kegiatan budidaya padi tahun 2017 disajikan pada Lampiran 10 sedangkan rincian per Provinsi dan Kabupaten/Kota disajikan pada Lampiran 11. Sasaran tanam seluas 16.594.178 ha, akan tercapai dan didukung dengan program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Pengembangan Lahan
:
292.240 ha
2. Pengembangan Produktivitas Lahan
: 1. 370.000 ha
3. Subsidi Benih
: 4.100.000 ha
4. Subsidi Pupuk dan Pembinaan Teknologi Pada Lahan Swadaya
: 10.832.738 ha
Program dan kegiatan Tahun 2017 mendukung sasaran produksi padi tahun 2017 melalui Anggaran APBN Bagian Anggaran 18 maupun bagian anggaran subsidi meliputi: 1.
Program Peningkatan Produksi dan Mutu Tanaman Pangan seluas: 1.370.000 ha, meliputi:
Hasil
a. Padi inbrida seluas : 731.925 ha b. Padi hibrida seluas : 60.000 ha c. Mina Padi seluas
:
4.000 ha
d. Padi Salibu seluas : 10.000 ha e. Padi Suboptimal/Hazton seluas : 50.000 ha 31
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
f.
Pengembangan Jarwo Super seluas : 10.000 ha
g. Pengembangan Desa Pertanian Organik seluas : 4.000 Ha h. Pengembangan Padi/Beras Khusus : 75 ha i.
Bantuan Benih Pusat seluas : 500.000 ha.
2. Program Benih Bersubsidi Seluas 4.100.000 ha, meliputi : a. Benih subsidi inbrida seluas : 4.000.000 ha b. Benih subsidi hibrida seluas :
100.000 ha
3. Program Pupuk Bersubsidi, meliputi: a. Urea sebanyak
: 4.100.000 ton
b. SP-36 sebanyak
:
c. NPK sebanyak
: 2.550.000 ton
d. Organik sebanyak
: 1.000.000 ton
850.000 ton
4. Dukungan Program Lainnya. a. Alsin Pra Panen, meliputi: Traktor Roda 2 sebanyak
: 30.000 unit
Traktor Roda 4 sebanyak
: 4.000 unit
Pompa Air sebanyak
: 23.960 unit
Rice Transplanter sebanyak
: 3.733 unit
b. Alsin Pasca Panen, meliputi: Combine Harvester Besar sebanyak
: 2.702 unit
Combine Harvester Sedang sebanyak :
672 unit
Combine Harvester Kecil sebanyak
610 unit
:
32
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Vertical Dryer
: 2 unit
RMU (wilayah Perbatasan)
: 20 unit
RMU Beras Organik
: 1 unit.
c. Penyuluhan. d. Dan lain sebagainya. Adapun skenario pencapaian produksi padi tahun 2017, dijabarkan seperti pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Padi Tahun 2017 (UPSUS) No. I
Kegiatan Tambahan Pengembangan Lahan
3 4 5 6 II 1 2 3 4 5
Pertambahan luas tanam dari Bendungan Jati Gede Sodetan sungai Cibuni Kec. Cijati Kabupaten Cianjur Rehap Jaringan Irigasi Tersier Embung Irigasi Rawa Perluasan sawah PSP 2017 Pengembangan Produktivitas Lahan Padi inbrida (DIPA TP 2017) Padi hibrida (DIPA TP 2017) Mina padi (DIPA TP 2017) Padi salibu (DIPA TP 2017) Padi Suboptimal/hazton (DIPA TP 2017)
6
Pengembangan jarwo super (DIPA TP 2017)
1 2
Pengembangan desa pertanian organik padi (DIPA TP 2017) 8 Bantuan benih padi pusat (DIPA TP 2017) 9 Pengembangan beras khusus (DIPA TP 2017) III Dukungan Lainnya 1 Benih subsidi inbrida 2 Benih subsidi hibrida 4 Reguler/swadaya petani Total 7
Volume Luas Tanam Luas Panen Produktivi Kegiatan (Ha) (Ha) (ha) tas (ku/ha) 198.500
Produksi (ton)
292.240
277.599
87.840
83.439
62,00
517.323
1.400
1.330
62,00
8.245
100.000 500 10.000 88.000 1.370.000 731.925 60.000 4.000 10.000 50.000
100.000 5.000 10.000 88.000 1.369.200 731.925 60.000 3.200 10.000 50.000
94.990 4.750 9.499 83.591 1.300.603 695.256 56.994 3.040 9.499 47.495
54,00 45,00 40,00 37,50 54,00 80,00 62,00 52,00 65,00
512.946 21.373 37.996 313.467 7.218.036 3.754.380 455.952 18.846 49.395 308.718
10.000
10.000
9.499
74,00
70.293
4.000
4.000
3.800
50,40
19.150
500.000 75 4.100.000 4.000.000 100.000
500.000 75 14.932.738 4.000.000 100.000 10.832.738 16.594.178
474.950 71 14.441.817 3.799.600 94.990 10.547.227 16.020.019
53,50 45,00
2.540.983 321 76.944.502 20.327.860 759.920 55.856.722 85.573.888
5.668.500
1.411.350
53,50 80,00 52,96 53,42
33
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Sejalan dengan fasilitasi bantuan yang diberikan pemerintah pada tahun 2017, maka luas areal budidaya padi khususnya padi
inbrida
(sawah/tadah
hujan/lahan
kering)
sebesar
731.925 ha dan merupakan areal terbesar pada kegiatan padi tahun 2017. Agar upaya ini dapat berhasil maka dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan melalui gerakan yang luar biasa antara lain : (1). gerakan pengolahan tanah; (2). gerakan tanam
dan
panen
serentak;
(3).
gerakan
pemupukan
berimbang; (4). gerakan penerapan teknologi; (5). gerakan pengendalian OPT; (6). gerakan penanganan panen dan pasca panen; dan (7). gerakan lainnya melalui dukungan APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota serta dana masyarakat dan stakeholders. Penyuluh Pertanian/PPL, POPT, PBT, Aparat (TNI-AD) tetap melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal tanam di luar program. Pada prinsipnya semua dana yang ada, dan dikelola oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota dan Bakorluh/Bapeluh ditujukan untuk meningkatkan produksi padi baik di areal program maupun di luar areal non program.
34
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017 Upaya peningkatan produksi padi tahun 2017 diutamakan pada peningkatan indeks pertanaman (PIP) dan atau perluasan areal tanam (ekstensifikasi). PIP dilaksanakan di eks kegiatan PAT Tahun 2015 dan eks kegiatan PAT Tahun 2016. Oleh karena itu, CPCL pada kegiatan tersebut diatas dapat diusulkan sebagai penerima kegiatan tahun 2017. Sementara PAT, dilaksanakan di lokasi yang benar-benar baru yang sebelumnya belum pernah digunakan untuk pertanaman padi. Seluruh kegiatan wajib menerapkan teknologi tanam jajar legowo sesuai kondisi di masing-masing lokasi. A. Kriteria Calon Petani (CP) Penerima Bantuan Penerima bantuan pemerintah pada kegiatan budidaya padi dan pengembangan UPPO adalah: Kelompok Tani/Gapoktan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Kelompok
tani/gapoktan
Pelaksana
Penyuluhan
sudah
terdaftar
Pertanian
di
Perikanan
Badan dan
Kehutanan (BP4K) setempat atau sudah tercatat pada surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota atau diusulkan oleh Kepala Unit Kerja terkait. b. Kelompok
tani/gapoktan
merupakan
kelompok
yang
dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala 35
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Desa dan atau KCD dan atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/Penyuluh. c. Kelompok tani/gapoktan mempunyai kepengurusan yang lengkap
yaitu
minimal
ada
Ketua,
Sekretaris
dan
Bendahara serta memiliki lahan ataupun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. d. Kelompok
tani/gapoktan
penerima
bantuan
dalam
pelaksanaan kegiatannya, diutamakan pada lahan PIP dan atau PAT tanaman pangan (lahan sawah irigasi, lahan sawah rawa, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering) dan lahan non tanaman pangan seperti lahan inhutani, lahan transmigrasi, dan lain-lain, sedangkan untuk beberapa Provinsi/Kabupaten/Kota
yang
arealnya
sangat-sangat
terbatas dan tidak memungkinkan pelaksanaan kegiatan pada lokasi PIP dan atau PAT, maka dimungkinkan kegiatan tersebut dialokasikan pada areal eksisting dengan syarat peningkatan
produktivitas
menjadi
tujuan
utama
dan
memberikan kontribusi yang signifikan. e. Kelompok
tani/gapoktan
pelaksana
kegiatan/penerima
bantuan, diseleksi dan ditetapkan oleh PPK melalui Surat Keputusan dan Surat Keputusan tersebut disahkan oleh KPA (Satker Mandiri). Apabila Satker melekat di Provinsi (TP Provinsi) maka penerima bantuan diusulkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, lalu diseleksi dan 36
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
ditetapkan oleh PPK melalui Surat Keputusan dan Surat Keputusan tersebut disahkan oleh KPA (PMK 173 Pasal 8). f. Kelompok
tani/gapoktan
melaksanakan
kegiatan
penerima dengan
bantuan
bersedia
sebaik-baiknya
dan
bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Seluruh bantuan yang telah diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjual belikan. g. Kelompok
tani/gapoktan
penerima
bantuan
melalui
Mekanisme Transfer Uang, harus memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat. Rekening bank diutamakan berupa rekening bank setiap kelompok tani namun dapat pula rekening gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Jika
menggunakan
rekening
gapoktan,
mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi. h. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan, membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan bantuan tersebut
sesuai
peruntukannya
dan
sanggup
mengembalikan dana apabila tidak sesuai. Mekanisme
37
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
pengembalian,
sesuai
peraturan
perundangan
yang
berlaku. i. Kelompok tani/gapoktan pelaksana kegiatan membuat Berita Acara (BA) apabila kegiatannya mengalami Force Majeure
(ternak
mati,
puso
akibat
serangan
OPT,
kebanjiran, kekeringan, dan lainnya) yang diketahui oleh instansi berwenang. j. Kelompok
tani/gapoktan
penerima
bantuan
kegiatan
bersedia untuk melanjutkan kegiatan tersebut pada musim tanam berikutnya, jika kegiatan tersebut mencapai tujuan; secara swadaya atau sumber pendanaan lainnya sesuai peraturan perundangan. k. Kelompok Tani/gapoktan penerima bantuan budidaya padi organik/desa pertanian organik, harus memiliki komitmen mengikuti proses sesuai dengan SNI 6729/2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik. l. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) diutamakan pada lahan Desa pertanian Organik tahun 2016, 2017 dan rencana tahun 2018, Desa Organik Swadaya, Desa Organik di Daerah Perbatasan, lokasi lainnya yang mendukung peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (PAJALE) atau lokasi
38
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
lainnya
sesuai
rekomendasi
dari
Dinas
Pertanian
Kabupaten/Kota/ Provinsi. m. Penerima bantuan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) harus menyediakan lahan sebagai tempat bangunan/ rumah kompos dan kandang yang dikukuhkan dengan surat pernyataan Hibah Tanah/Hak Guna Pakai atau dengan perjanjian lainnya. n. Kelompok
tani/gapoktan
dibantu
petugas
lapangan
bersedia membuat laporan sesuai blanko, selanjutnya dikirimkan
ke
Dinas
Pertanian
Kabupaten/Kota
dan
tembusan ke Dinas Pertanian Provinsi. B. Kriteria Calon Lokasi (CL) Kriteria umum calon lokasi penerima bantuan pemerintah kegiatan padi tahun 2017 sebagai berikut : a. Lokasi dapat berupa persawahan yang beririgasi, sawah tadah hujan, rawa pasang surut, lebak dan lahan kering yang masih dapat ditingkatkan indeks pertanamannya (PIP) dan atau lahan baru (PAT). b. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa. c. Diusahakan berada dalam satu hamparan/kawasan yang strategis dan mudah dijangkau petani atau disesuaikan dengan kondisi di lapangan. 39
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
d. Penetapan lokasi hendaknya memperhatikan kontribusi peningkatan (incremental) produksi yang akan dihasilkan. Oleh karena itu Dinas Pertanian Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi terhadap calon lokasi, dengan cermat dan akurat serta berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar prasyarat dimaksud dapat terpenuhi. Adapun kriteria spesifik dari masing-masing kegiatan padi adalah sebagai berikut : 1) Budidaya Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/lahan kering) a. Lokasi kegiatan diutamakan pada areal Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dan atau areal baru (Perluasan Areal Tanam). Areal baru dapat melalui pemanfaatan sawah yang telah dicetak tahun 2014-2016, sedangkan areal peningkatan indeks pertanaman (PIP) melalui pemanfaatan jaringan irigasi tersier (JIT) yang telah direhabilitasi . b. Lokasi yang belum menerapkan teknologi tanam jajar legowo secara sempurna. c. Lokasi kegiatan dapat berupa lahan yang sebelumnya ditanami selain padi (penggantian komoditas). d. Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air untuk memenuhi kebutuhan air selama pertanaman padi utamanya pada musim kemarau.
40
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
2) Budidaya Padi Hibrida a. Lokasi kegiatan diutamakan pada sawah yang mudah diatur
pengairannya
(drainase
baik)
dan
terbiasa
menanam padi setiap tahunnya. b. Lahan yang secara teknis memenuhi syarat untuk pengembangan padi hibrida, diperlukan rekomendasi dari BPTP setempat. c. Lahan yang masih dapat ditingkatkan produktivitasnya. 3) Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton a. Lokasi kegiatan diutamakan pada lokasi baru (Perluasan Areal Tanam) dan atau Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dan atau pada lokasi yang produktivitasnya masih rendah. Lokasi baru dapat melalui pemanfaatan sawah yang
telah
dicetak
tahun
2014-2016,
sedangkan
peningkatan indeks pertanaman melalui pemanfaatan jaringan irigasi tersier (JIT) yang telah direhabilitasi. b. Lokasi
kegiatan
diutamakan
daerah
yang
rawan
serangan keong emas, produktivitas masih rendah dan tingkat pertumbuhan anakan kurang.
41
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
4) Budidaya Padi Teknologi Salibu a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada sawah yang dapat diatur
pengairannya
(drainase
baik)
dan
indeks
pertanamannya masih dapat ditingkatkan. b. Lokasi kegiatan diutamakan pada pertanaman padi yang sebelumnya menerapkan sistem tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1 baik melalui swadaya, dan dapat memanfaatkan areal pertanaman padi yang mendapatkan bantuan pemerintah pada musim sebelumnya. 5) Budidaya Mina Padi a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada sawah yang bisa diatur pengairannya. b. Lokasi kegiatan diutamakan pada daerah irigasi teknis yang dapat menyediakan air untuk pemeliharaan bibit ikan. c. Lokasi kegiatan diutamakan pada daerah yang telah menggunakan varietas unggul baru tahan genangan dan benih ikan sehat. 6) Budidaya Padi Jajar Legowo Super a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada lahan sawah irigasi yang belum menerapkan jajar legowo. b. Lokasi kegiatan diutamakan pada lahan yang belum menerapkan 5 komponen wajib (VUB potensi hasil 42
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
tinggi, dekomposer, pupuk hayati, pestisida nabati dan alsintan) yang direkomendasikan oleh Badan Litbang. 7) Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik a. Lokasi diutamakan pada lahan yang bebas dari cemaran kimia atau rendah resiko kontaminasi kimia. b. Lokasi diutamakan pada lahan yang memiliki status zero convertion seperti lahan yang ditumbuhi tumbuhan liar (tidak dibudidayakan). c. Lokasi diutamakan pada lahan yang terbiasa tidak menggunakan input agrokimia seperti pupuk kimia sintetis dan pestisida sintetis. d. Lokasi
diutamakan
pada
daerah
yang
sumber
pengairannya aman dari pencemaran lingkungan, misal lahan yang mendapatkan pengairan dari sumber mata air langsung. e. Lokasi diutamakan pada daerah dimana pertanian organik padi sudah berkembang (baik kelas eksportir maupun domestik) dan/atau daerah pertumbuhan (kelas pemula/rintisan). f. Lokasi dapat berupa lahan yang pernah dijadikan lahan kegiatan SL-PHT, SRI atau UPPO yang dibiayai dari anggaran APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota maupun Swadaya.
43
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
g. Lahan pertanian intensif yang dapat dikonversi atau telah melalui masa konversi menjadi lahan pertanian organik. Lama masa konversi untuk tanaman semusim adalah 2 tahun sebelum tebar benih, namun bisa dipercepat minimal 12 bulan untuk tanaman semusim. Lama masa konversi
tergantung
sejarah
penggunaan
lahan,
penggunaan input agrokimia dan jenis tanaman. h. Khusus untuk Provinsi dan atau Kabupaten Daerah Perbatasan, lokasi sebaiknya dekat dengan akses pasar atau pintu keluar untuk memudahkan tujuan ekspor. 8) Budidaya Padi/Beras Khusus a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada lahan sawah irigasi dan menerapkan teknologi tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1. b. Lokasi sebaiknya mudah dijangkau oleh konsumen/ segmen pasar tertentu di dalam negeri. c. Lokasi diutamakan pada daerah yang berpotensi mengembangkan/membudidayakan
beras
Basmati,
beras Japonica, beras Thai Hom Mali, beras Kwao Dwak Mali, Ketan Hitam, Beras Kukus, Taiken, dll; dengan maksud untuk memenuhi konsumen/segmen pasar tertentu.
44
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
9) Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO). a. Lokasi
diutamaan
pada
lokasi/desa
organik
yang
mendapatkan bantuan pemerintah tahun 2016 dan 2017, rencana 2018, lokasi/desa organik yang difasilitasi melalui
APBD/swadaya,
daerah
perbatasan
yang
berpotensi mengembangkan desa organik padi, lokasi peningkatan produksi Padi, Jagung, Kedele (PAJALE) dan atau lokasi lainnya yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/Provinsi. b. Lokasi diutamakan dan diarahkan pada daerah yang memiliki kompos,
potensi
sumber
terutama
bahan
limbah
baku
pembuatan
organik/limbah
panen
tanaman, kotoran hewan/limbah ternak dan sampah organik rumah tangga pada sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan. c. Lokasi
diarahkan
diproyeksikan
pula
sebagai
ke lokasi
daerah
yang
pengembangan
akan padi
organik atau lokasi yang masyarakatnya melakukan budidaya padi dengan prinsip organik (minimal dalam hal penggunaan bahan-bahan anorganik). Contoh blanko CP/CL, Surat Keputusan PPK tentang Penetapan CPCL, RUK dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja oleh Penerima Bantuan Tahun 2017, seperti 45
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
pada Lampiran 12, 13, 14, 16 dan 17. Khusus untuk blanko RUK penerima bantuan Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) seperti pada Lampiran 15. C. Bantuan/Fasilitasi Pelaksanaan Kegiatan Padi Kegiatan padi pada tahun 2017 yang meliputi : 1) Budidaya Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/lahan kering), 2) Budidaya Padi Hibrida, 3) Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton, 4) Budidaya Padi Teknologi Salibu, 5) Budidaya Mina Padi, 6) Budidaya Padi Jajar Legowo Super, 7) Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik, 8) Budidaya Padi/Beras Khusus dan 9) Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO), dalam pelaksanaannya difasilitasi melalui bantuan pemerintah. Mekanisme penggunaan bantuan pemerintah tersebut berpedoman pada : Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 173/PMK.05/2016 tanggal 17 November 2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Negara/Lembaga,
Pertanian
Republik
RC.110/12/2016
Indonesia
tanggal
19
Peraturan
Nomor: Desember
Menteri
62/Permentan/ 2016
tentang
Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 dan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 1397/RC.110/C/12/2016 tanggal 20 Desember 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah 46
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Lingkup
Direktorat
Jenderal
Tanaman
Pangan
Tahun
Anggaran 2017. Fasilitasi
atau
stimulan
fisik
yang
diberikan
pemerintah
bersumber dari bantuan pemerintah melalui APBN Tahun Anggaran 2017 tertuang pada Daftar Isian Pelaksanaan dan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017, Nomor SP-DIPA-018.03.1.23825/2017 tanggal 7 Desember 2017 yang dialokasikan di Satker TP Mandiri, Satker TP Provinsi atau Satker Pusat. Kegiatan padi tahun 2017 tersebut, dialokasikan pada 391 Kabupaten/Kota di 33 Provinsi, dengan rincian sebagai berikut : 1) Budidaya Padi Inbrida (sawah/tadah hujan/lahan kering) seluas 731.925 ha dialokasikan pada 391 Kabupaten/Kota di 33 Provinsi. 2) Budidaya Padi Hibrida seluas 60.000 ha dialokasikan pada 83 Kabupaten/Kota di 21 Provinsi. 3) Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton seluas 50.000 ha dialokasikan pada 129 Kabupaten/Kota di 23 Provinsi. 4) Budidaya
Padi
Teknologi
Salibu
seluas
10.000
ha
dialokasikan pada 26 Kabupaten/Kota di 6 Provinsi. 5) Budidaya Mina Padi seluas 4.000 ha dialokasikan 6 Provinsi.
47
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
6) Budidaya Padi Jajar Legowo Super seluas 10.000 ha dialokasikan di 10 Provinsi. 7) Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik seluas 4.000 ha dialokasikan pada 162 Kabupaten/Kota di 31 Provinsi. 8) Budidaya Padi/Beras Khusus seluas 75 ha dialokasikan pada 3 Kabupaten/Kota di 1 Provinsi. 9) Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) sebanyak 1.500 unit dialokasikan pada 282 Kabupaten di 33 Provinsi. Rincian alokasi per Kabupaten/Kota dan Provinsi, seperti dikemukakan pada Lampiran 10 dan Lampiran 11. Adapun rincian komponen dan mekanisme penyaluran bantuan pemerintah dari masing-masing kegiatan tersebut, adalah sebagai berikut : 1) Budidaya Padi Inbrida (Sawah/Tadah Hujan/Lahan Kering) Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi inbrida adalah benih padi inbrida bermutu (varietas unggul dan bersertifikat) dengan harga non subsidi (tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah), dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer barang atau uang”. 48
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Untuk benih padi inbrida yang ditanam di lahan kering apabila varietas unggul padi gogo bersertifikat tidak tersedia maka dapat menggunakan varietas unggul lainnya yang biasa ditanam di lahan kering, sesuai dengan kebiasaan
petani dan
diketahui oleh Kepala
Dinas
Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Provinsi atau BPTP atau UPTD BPSBTPH. Jika benih bermutu dari padi varietas unggul lainnya tidak tersedia maka dapat digunakan varietas unggul lokal namun alokasi anggaran yang tersedia tidak dapat digunakan untuk itu. 2) Budidaya Padi Hibrida. Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi hibrida adalah benih padi hibrida, dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer barang atau uang”. 3) Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi sub optimal/ teknologi hazton adalah benih padi bermutu (varietas unggul dan bersertifikat)
dengan
harga
non
subsidi
(tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah), pupuk organik (padat), pupuk organik cair/POC dan pembenah tanah/dekomposer; dengan 49
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
mekanisme
penyaluran
melalui
“transfer
uang”
ke
rekening penerima bantuan. Jika
dana
yang
menyediakan didukung
tersedia
paket
dari
tidak
teknologi
anggaran
mencukupi
tersebut
APBD
diatas,
Provinsi,
untuk dapat APBD
Kabupaten/Kota dan atau swadaya, seperti penyediaan pupuk hayati, agensia hayati dan komponen lainnya yang tidak disediakan pemerintah. 4) Budidaya Padi Teknologi Salibu Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi teknologi salibu adalah pupuk Urea dan NPK serta alat bantu multiguna (untuk memotong bagian tanaman padi untuk disalibukan); dengan mekanisme
penyaluran
melalui
“transfer
uang”
ke
rekening penerima bantuan. Satu (1) unit alat bantu multiguna digunakan untuk areal seluas 5 (lima) ha. Untuk itu perencanaan dan identifikasi calon penerima dan calon lokasi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan guna memudahkan operasional di lapangan. Pertanaman yang akan diterapkan dengan teknologi salibu dapat
menggunakan
pertanaman
swadaya
petani/
poktan/gapoktan dan atau pertanaman yang mendapatkan bantuan pemerintah sebelumnya. 50
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
5) Budidaya Mina Padi Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya minapadi adalah : benih padi bermutu (varietas unggul dan bersertifikat dengan harga non subsidi/tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah), bibit ikan, pakan ikan, pupuk Urea, pupuk organik dan insektisida (jika diperlukan); dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer uang” ke rekening penerima bantuan. Bibit ikan yang digunakan adalah
bibit ikan yang
bersertifikat atau mempunyai surat keterangan sehat dari Balai Benih/Instansi lembaga yang memproduksi benih (Pemerintah/ Swasta). Ukuran benih ikan yang digunakan disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi baik secara teknis, ekonomis dan budaya masyarakat setempat. Pemilihan varietas padi untuk kegiatan tersebut harus memperhatikan beberapa hal seperti: perakaran dalam, cepat beranak/bertunas, batang kuat/tidak mudah rebah, tahan genangan, daun tegak dan tahan OPT. 6) Budidaya Padi Jajar Legowo Super Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan melalui Satker Pusat. Provinsi pelaksana kegiatan akan menerima fasilitas berupa komponen untuk penerapan jajar legowo super yaitu : 51
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
pupuk, dekomposer dan suplemen tanaman berikut pembinaan dan pengawalan selama pertanaman. Pembinaan di Provinsi pelaksana kegiatan, juga difasilitasi dalam POK Dekonsentrasi (DK). Kegiatan dilakukan melalui kerjasama swakelola antara Direktorat
Jenderal
Tanaman
Pangan
dengan
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dalam pelaksanaan pengadaan fasilitas tersebut, Direktorat Serealia dan pihak penyedian akan berkoordinasi dengan Provinsi penerima kegiatan
dan
akan
memfasilitasi/memediasi
terjadinya
komunikasi antara pihak penyedia fasilitas dengan Provinsi pelaksana dengan maksud agar kegiatan dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat lokasi, tepat azas, efektif dan efisien serta menghasilkan produksi sesuai yang diharapkan. 7) Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi organik/desa pertanian organik padi adalah benih padi bermutu dengan harga non subsidi (tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah). Penggunaan benih padi pada budidaya padi organik mengikuti ketentuan SNI 6729:2016 dan Permentan No 64 Tahun 2013 . Penggunaan benih diuraikan sebagai berikut : 52
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
a) Benih yang digunakan adalah benih bersertifikat organik dan memiliki izin edar. b) Bila benih sertifikat organik tidak tersedia dapat menggunakan benih hasil budidaya tanaman organik. c) Bila benih hasil budidaya tanaman organik tidak tersedia, dapat menggunakan benih non organik untuk tahap awal, selanjutnya harus menggunakan benih organik. d) Bila butir (a), (b) dan (c) tidak tersedia, dapat menggunkan
benih
yang
diperdagangkan.
Benih
dimaksud selanjutnya harus dilakukan pencucian untuk menghilangkan kontaminan pada benih. e) Benih
hasil
rekayasa
genetik
(GMO)
tidak
diperkenankan. Disamping
itu,
fasilitasi
dana
bantuan
pemerintah
digunakan pula untuk pembelian pupuk organik, pestisida organik dan MOL (Mikro Organisme Lokal). Penyaluran bantuan melalui “transfer uang” ke rekening penerima bantuan. Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik pada budidaya padi organik mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016
dan
Permentan
No.
64
Tahun
2013.
Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik yang 53
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
berasal dari produk komersil yang beredar di pasaran harus bersertifikat organik dan memiliki izin edar. Pupuk organik yang proses pembuatannya dengan pemanasan buatan dan sulit terurai pada aplikasinya (granul) tidak diizinkan digunkan dalam sistem pertanian organik. MOL yang digunakan bukan hasil rekayasa genetik (GMO). Pupuk organik atau pupuk organik produksi petani (in situ) dan atau hasil UPPO yang memanfaatkan bahan baku di sekitar lokasi, dapat digunakan sepanjang proses pembuatan pupuk organik tersebut mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013. Apabila komponen sarana produksi tersebut diatas dapat disediakan sendiri oleh Kelompok tani/Gapoktan penerima bantuan
dan
sepanjang
proses
produksinya/cara
perolehannya mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013, maka fasilitasi dana bantuan tersebut dapat digunakan sesuai spesifik lokasi dan
secara
teknis
disesuaikan
dengan
tingkat
perkembangan pertanian organik di lokasi masing-masing dengan terlebih dahulu disetujui dan atau diketahui oleh Petugas
Lapangan/Penyuluh,
Dinas
Pertanian
Kabupaten/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan atau BPTP setempat.
54
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Pada budidaya padi organik/desa pertanian organik padi, satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah “Sistem Kontrol InternaI”. Pada umumnya produsen (petani) belum mempunyai sistem penjaminan mutu produk. Salah satu sistem penjaminan mutu untuk petani (produsen kecil) yang tersedia dan dapat dikembangkan oleh kelompok adalah model pengawasan internal atau ICS (Internal Control System). Dalam proses sertifikasi, memungkinkan lembaga
sertifikasi
mendelegasikan
„sebagian‟
tugas
inspeksi pada kelompok, yang disebut sebagai inspeksi internal. Sedangkan lembaga sertifikasi nantinya berperan sebagai external inspeksi. Ada beberapa manfaat penting bagi petani (produsen) terkait dengan adanya ICS, yaitu :
Agar produsen (Petani) bisa memberikan jaminan terhadap mutu produk yang dihasilkan (padi/beras)
Produk petani bisa masuk ke pasar yang lebih luas
Petani mempunyai sistem penjaminan yang diterima dan diakui oleh publik (pembeli, konsumen), seperti produk beras organic
Agar petani kecil bisa melakukan proses sertifikasi produk secara lebih luas jika diperlukan.
55
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Untuk
mengembangkan
atau
membentuk
ICS,
ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain :
Jumlah petani yang terlibat dan memproduksi produk yang
sama
(misalnya
kelompok
tani
padi
yang
beranggotakan 30-50 orang).
Lahan
yang
dikembangkan
menghasilkan
produk
oleh
organik,
petani
untuk
berada
pada
hamparan/geografi yang sama.
Kelompok tani/petani, memperoleh pelatihan tentang ICS dengan baik.
Kelompok tani/petani(produsen), sepakat dan paham tentang : sistim produksi sistem pemasaran Keorganisasian kelompok
Untuk membentuk kelembagaan ICS, minimal harus ada beberapa personel yang dibutuhkan, yaitu : Koordinator :
Melakukan koordinasi pelaksanaan/penerapan ICS
Mengorganisir pelaksanaan pendaftaran dan inspeksi internal (siapa yang akan melakukan pendaftaran, inspeksi
internal
dan
kapan
akan
dilakukan, 56
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
mempersiapkan sarana agar petugas pendaftaran dan inspeksi
bisa
menjalankan
tugas
dengan
baik,
memastikan bahwa setiap petani telah didaftar dan diinspeksi)
Mengatur koordinasi tim ICS (internal inspektor dan stafstaf lain seperti : staf pendataan (administrasi), staf pembelian/pemasaran
sesuai
dengan
struktur
organisasi ICS.
Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inspeksi eksternal dengan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO).
Menyiapkan peta lahan/hamparan sawah organik.
Mengawasi kegiatan pembelian padi.
Mengawasi pelaksanaan inspeksi di lapangan.
Mewakili tim ICS untuk urusan ke dalam dan keluar bersama ketua kelompok tani.
57
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Internal Inspektor:
Membuat peta umum, peta lokasi lahan petani organik dan sketsa lahan petani organik.
Mengkoordinasikan pendaftaran petani.
Mengkoordinasikan dan melakukan inspeksi internal minimal
sekali
dalam
setahun
dan
melakukan
dokumentasi terhadap hasil inspeksi dalam formulir inspeksi internal.
Mengkoordinasikan
kunjungan
ke
tempat-tempat
pembelian selama musim panen untuk memastikan prosedur pembelian dijalankan sesuai standar internal organik. Komisi Persetujuan :
Memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan terhadap data-data hasil inspeksi internal.
Melakukan seleksi terhadap data-data atau laporan yang perlu didiskusikan lebih lanjut oleh inspektor internal.
Melakukan pertemuan minimal satu kali dalam satu musim tanam pada waktu setelah inspeksi internal dilakukan dan sebelum dimulai pembelian.
58
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Mengambil
keputusan
organik
sesuai
prosedur
pengambilan keputusan organik dalam pertemuan tersebut.
Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan tentang petani yang memperoleh persetujuan maupun petani yang memperoleh sanksi.
Menandatangani hasil keputusan untuk diajukan/dikirim ke lembaga sertifikasi.
Unit Pembelian dan Pemasaran:
Melakukan pembelian padi organik, sesuai pembagian wilayah kerja.
Melakukan penangan pascapanen dari pengangkutan, penjemuran, penyosohan hingga menjadi beras.
Melakukan pengemasan (packaging), labeling dan penyimpanan sebelum produk dipasarkan.
Menjual produk padi organik.
Membuat catatan dan administrasi pembelian dan penjualan produk.
Melakukan pembayaran kepada petani dan menerima pembayaran hasil penjualan dari konsumen.
59
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Kelompoktani ……………….
Koordinator ICS ………………..
Komisi Persetujuan
Internal Inspektor
Unit Pembelian/ Pemasaran
Anggota Kelompoktani Pertanian Organik Padi
Gambar 1. Organisasi ICS 8) Budidaya Padi/Beras Khusus Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi khusus adalah benih padi
bermutu
dengan
harga
non
subsidi
(tidak
diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah), dan
NPK;
pupuk dengan
organik, mekanisme
pupuk
Urea
penyaluran
melalui
“transfer uang” ke rekening penerima bantuan.
60
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Varietas padi yang dibudidayakan adalah varietas untuk konsumen/segmen pasar tertentu seperti Beras Japonica, Beras Thai Hom Mali, Kwao Dwak Mali, Beras Basmati, Ketan hitam, Beras Kukus, Taiken, dll. Jika benih bermutu (bersertifikat) dari varietas tersebut belum tersedia maka dapat menggunakan benih yang belum bersertifikat tetapi sepengetahuan/rekomendasi
dari
Balai
Besar
Padi
Sukamandi dan atau BPTP setempat. Untuk itu, koordinasi dan kerjasama dengan instansi tersebut sangat diharapkan dalam upaya penyediaan benihnya. 9) Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO) Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan unit pengolah pupuk organik dapat digunakan untuk pembelian/pengadaan: rumah kompos, mesin alat pengolah pupuk organik (APPO), ternak dan obat-obatan, kandang komunal dan bak permentasi, pakan ternak dan atau kendaraan roda tiga, (jika
anggaran
memungkinkan);
dengan
mekanisme
penyaluran melalui “transfer uang” ke rekening penerima bantuan. Pengadaan
bangunan,
peralatan
dan
ternak
dan
pendukung lainnya disesuaikan dengan standar/spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Pengadaan ternak dilengkapi dengan Surat Keterangan 61
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Kesehatan Hewan dari instansi yang berwenang/Dinas Peternakan setempat. Disamping itu, penerima bantuan UPPO hendaknya dapat menyediakan lahan sebagai tempat bangunan/rumah kompos dan kandang, yang dikukuhkan dengan surat pernyataan
Hibah/Hak
Guna
Pakai
atau
dengan
perjanjian lainnya, apabila lahan tersebut bukan milik penerima bantuan dengan maksud agar keberlangsungan kegiatan UPPO dapat terjamin. Komponen yang diadakan disesuaikan dengan standar teknis seperti berikut: Luas tanah minimal 250 m2 yang terdiri dari : a. Luas bangunan rumah kompos minimal 80 m2 b. Luas kandang ternak cukup untuk menampung minimal 10 ekor (sapi, kerbau, kambing, unggas) atau disesuaikan dengan kebutuhan. c. Bak fermentasi minimal 20 m2 dengan tinggi minimal 50 cm. d. Bangunan
rumah
kompos
sekurang-kurangnya
terdiri dari gudang, kantor dan toilet. e. Pengadaan peralatan dan mesin mengacu kepada spesifikasi teknis sebagai berikut : 62
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
1) Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO)
Kapasitas : minimal 1.000 kg/jam
Bahan Pisau : baja kekerasan minimal 54 HRC
Fungsi
:
mencacah,
menghaluskan
dan
menghancurkan bahan organik
Mesin penggerak : Kapasitas 8,5 - 12 PK
Mesin
penggerak
mempunyai
Standar
Nasional Indonesia (SNI).
APPO
mempunyai
Standar
Nasional
Indonesia (SNI) atau test report dari institusi yang berwenang. 2) Kendaraan Bermotor Roda 3
Jumlah roda/ban sebanyak 3 (tiga) buah.
Bagian belakang terdapat bak yang dapat berfungsi untuk mengangkut bahan baku limbah/sampah.
Daya angkut minimal 500 kg.
Minimal 150 cc.
Jumlah
kendaraan
roda-3,
disesuaikan
dengan dana yang tersedia atau difasilitasi melalui swadaya petani/ poktan/gapoktan.
63
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
3) Kandang Ternak
Kandang dibuat agar ternak dapat dipelihara dalam satu tempat (secara komunal).
Lokasi
kandang
berdekatan
atau
ternak dalam
satu
diupayakan hamparan
dengan rumah kompos untuk memudahkan pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan baku pembuatan kompos.
Dilengkapi dengan tempat makan dan minum ternak.
4) Ternak.
Jumlah
ternak
sebanyak
10
ekor
atau
disesuaikan dengan ketersediaan anggaran (ternak terdiri dari jantan dan betina agar dapat berkembangbiak)
Spesifikasi ternak mengacu kepada ketentuan dari Dinas Peternakan atau Tim Teknis dan disesuaikan kondisi setempat.
Pengadaan ternak dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari instansi yang berwenang/Dinas Peternakan setempat
Untuk menjaga kesehatan dan perawatan ternak dilengkapi obat-obatan.
64
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
5) Pakan Ternak Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak pada kegiatan
UPPO,
maka
sebelum
dapat
berproduksi penerima bantuan diberikan bantuan dana untuk pembelian pakan tambahan ternak selama kurun waktu 6 (enam) bulan pertama seperti konsentrat, bekatul dan lain-lain. Pembelian
peralatan
dan
mesin
serta
ternak
dilakukan oleh penerima bantuan dengan mengacu pada harga wajar yang berlaku di daerah setempat disertai dengan bukti pembelanjaan yang sah. Seluruh bukti pembelanjaan disimpan dengan baik untuk keperluan monitoring/ pemeriksaan.
65
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Rincian satuan biaya, akun, ruang lingkup bantuan pemerintah dan bentuk bantuan pemerintah, selengkapnya disajikan pada Lampiran
18.
Selanjutnya,
terkait
dengan
mekanisme
penyaluran bantuan pemerintah dan persyaratan dari masingmasing
pembayaran
tersebut
mengacu
pada
peraturan
perundangan seperti disebutkan diatas yang diterbitkan oleh: Kementerian Keuangan, Menteri Pertanian selaku Pengguna Anggaran (PA) dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Pusat dan Daerah. Komponen sarana produksi (benih padi, benih ikan, pupuk an organik, pupuk organik, pupuk hayati, dekomposer/pembenah tanah, alat/mesin pertanian, ternak, bangunan dan sarana produksi lainnya) yang difasilitasi melalui bantuan pemerintah tersebut, hendaknya digunakan sesuai SOP teknologi masingmasing kegiatan agar hasil yang diperoleh sesuai yang diharapkan. Jumlah dan varietas padi dan ikan serta jumlah sarana produksi lainnya yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi setempat (spesifik lokasi) dan secara teknis disesuaikan dengan anjuran teknologi di masing-masing lokasi, tercantum dalam blanko Rencana Usaha Kelompok (RUK), disetujui dan/atau diketahui oleh Petugas Lapangan/Penyuluh/ Mantri Tani, Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota dan/atau BPTP setempat.
66
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
RUK disusun oleh penerima bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat serta hasil survey. Benih, bibit dan sarana produksi lainnya dapat diperoleh di kios, penangkar distributor
benih/bibit, dan
produsen
atau
(BUMN/BUMD/Swasta),
tempat-tempat
lain
yang
jelas
keberadaannya. Selanjutnya kemasan dan label agar disimpan dengan baik untuk keperluan monitoring/pemeriksaan. Kebutuhan sarana produksi dan pendukung lainnya yang tidak dapat difasilitasi melalui bantuan pemerintah (APBN Tahun 2017) maupun kekurangannya, agar ditanggung/dilengkapi dan diusahakan
secara
swadaya
oleh
anggota
kelompok
tani/gabungan kelompok tani atau dari sumber lainnya (APBD Provinsi/Kabupaten/Kota) yang sah dan tidah saling tumpang tindih dengan maksud mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar petani/kelompok tani/gabungan kelompok
tani
mempunyai
mempunyai
tanggung
jawab
rasa
ikut
moral
memiliki
untuk
sehingga
menyukseskan
kegiatan tersebut dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi padi tahun 2017. Apabila terdapat sisa penggunaan dana yang berasal dari DIPA APBN Tahun 2017 tersebut, maka sisa dana dikembalikan ke kas Negara melalui mekanisme dan peraturan perundangan yang berlaku.
67
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Apabila
dalam
mengalami
pelaksanaan
kegiatan
gangguan/serangan
padi
OPT
tahun maka
2017, untuk
penanggulangannya akan mendapatkan bantuan pemerintah berupa pestisida sesuai dengan jenis dan ketersediaan. Adapun mekanisme untuk memperoleh bantuan tersebut, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Disamping pembiayaan fisik seperti di uraikan diatas, di masingmasing daerah (Kabupaten/Kota/Provinsi) pelaksana kegiatan padi tahun 2017 disediakan dana operasional yang besarnya disesuaikan
dengan
infrastruktur
luasan
areal
kegiatan,
ketersediaan
dan ketersediaan anggaran. Dana tersebut di
alokasikan pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 pada Satuan Kerja (Satker) Tugas Pembantuan (Kabupaten Mandiri), Satker Tugas Pembantuan Provinsi, Satker Dekonsentrasi (Provinsi) dan Satker Pusat. Anggaran
yang
tersedia
digunakan
utamanya
untuk
:
identifikasi dan verifikasi CP/CL, pembinaan, bimbingan, pendampingan, pengawalan dan monitoring, evaluasi serta pelaporan dan atau kegiatan lainnya, seperti yang tercantum dalam Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) di masingmasing Satker. Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh petugas dinas provinsi dan kabupaten/kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT, PBT, KCD, Mantri tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di 68
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
masing-masing
lokasi;
dan
Aparat
(TNI-AD
beserta
jajarannya/BABINSA), Camat dan Kades atau lainnya serta petugas Pusat. Untuk itu, koordinasi dan sinergisitas dengan seluruh pihak termasuk dengan jajaran TNI-AD di daerah sangat diperlukan. Mengingat anggaran operasional tersebut sangat terbatas, maka kontribusi melalui dana APBD Kabupaten/Kota dan APBD Provinsi sangat diharapkan, utamanya untuk memfasilitasi kegiatan yang tidak terfasilitasi pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
Tahun
Anggaran
2017.
Komitmen
Pemerintah Daerah yang kuat akan mendorong percepatan pelaksanaan kegiatan yang pada akhirnya akan menciptakan kinerja serapan anggaran dan kinerja produksi padi dalam pencapaian sasaran dan peningkatan pendapatan petani beserta keluarganya. Terkait dengan teknologi budidaya yang akan diterapkan pada lokasi kegiatan padi, hendaknya dikomunikasikan dan atau dikonsultasikan dengan Badan Litbang/BPTP setempat dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan (spesifik lokasi) guna menjamin
keberhasilan
pelaksanaan
kegiatan
sehingga
diharapkan dapat menjadi mengungkit peningkatan produktivitas dan produksi padi. Publikasi yang telah diterbitkan oleh Badan Litbang Kementerian Pertanian dan instansi terkait lainnya juga dapat dijadikan 69
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
panduan dan acuan dalam penerapan teknologi seperti teknologi tanam jajar legowo, teknologi hazton, teknologi salibu, mina padi, teknologi jajar legowo super, padi organik dan lain sebagainya. Guna mendukung pencapaian tujuan tersebut di atas, maka pembinaan,
pendampingan
dan
pengawalan
yang
telah
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya perlu lebih ditingkatkan dengan melibatkan petugas dinas dan aparat. Untuk itu, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan atau Dinas Pertanian Provinsi perlu melakukan koordinasi yang lebih intensif, sosialisasi serta sinergi kegiatan
dengan
instansi terkait
baik di lingkup
Kementerian Pertanian, TNI-AD (Pangdam, Dandim, Kodim, Korem, Babinsa) dan stake holders lainnya. Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota termasuk Penyuluh/PPL, POPT, PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di masing-masing lokasi; dan Aparat (TNI-AD beserta jajarannya/ BABINSA, Camat dan Kades atau lainnya) serta petugas Pusat. Pengawalan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi dilakukan pula oleh para Peneliti BPTP di masing-masing lokasi yang penugasannya melalui Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian,
Kementerian
Pertanian.
70
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Selanjutnya Pokja UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai, atau Posko lainnya yang mendukung pencapaian sasaran produksi padi, pada setiap tingkatan (Kabupaten/Kota dan Provinsi) harus lebih diaktifkan guna melakukan koordinasi dan sinergi dengan berbagai pihak dan instansi terkait untuk turun bersama memantau kondisi di lapangan, menggerakkan percepatan tanam/panen serentak, pemeliharaan tanaman dan mengetahui segala permasalahannya untuk selanjutnya diselesaikan agar tidak menjadi penghambat dalam merealisasikan kegiatan.
71
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI A. Pengorganisasian 1) Struktur Organisasi Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah/prinsip pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan
yang
bersih
(clean
governance),
maka
pelaksanaan kegiatan padi tahun 2017, harus memenuhi prinsip-prinsip : a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan; b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; d. Memenuhi azas akuntabilitas. Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan serealia (padi) berada pada Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan
Kabupaten/Kota.
Tanggung
jawab
koordinasi
pembinaan program berada pada Dinas Pertanian yang membidangi
tanaman
pangan
di
Provinsi
atas
nama
Gubernur. Tanggung jawab atas program dan kegiatan berada pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan 72
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
memberikan fasilitasi program dan kegiatan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan koordinasi pembinaan lintas Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh Kabupaten/Kota. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan padi maka di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada
tingkat
Kabupaten/Kota
dibentuk
Tim
Teknis
Kabupaten/Kota. 2) Penanggung Jawab Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi koordinasi persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Bantuan Pemerintah antara lain : a. Menyusun pedoman pelaksanaan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan; b. Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Instansi terkait serta seluruh pemangku kepentingan, dalam pelaksanaan, pemantauan/pengendalian dan evaluasi kegiatan; c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.
73
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
B. Operasionalisasi Agar pelaksanaan kegiatan padi tahun 2017 terkoordinasi dan terpadu mulai dari Kelompok Tani/Gapoktan, Kabupaten/Kota, Provinsi sampai ke tingkat Pusat maka perlu dibentuk tim pembina tingkat Pusat, tim pembina tingkat Provinsi dan tim teknis tingkat Kabupaten/Kota. 1) Tim Pembina Pusat Dalam rangka pelaksanaan kegiatan padi dalam upaya meningkatkan produksi dibentuk Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai di tingkat Pusat, melalui Surat keputusan Menteri Pertanian dan atau Surat Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan atau Surat-Surat lainnya. Secara garis besar tugas-tugas tim/pokja sebagai berikut : a. Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dan sarana pendukungnya. b. Melaksanakan supervisi dan pendampingan Satuan Kerja Perangkat daerah pelaksana program. c. Menyusun laporan secara periodik setiap bulan atas pelaksanaan program dan kegiatan peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, dan sarana pendukungnya.
74
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
2) Tim Pembina Provinsi Tim Pembina Provinsi yang terdiri dari unsur Dinas Pertanian, Bakorluh Provinsi dan Kodam/Korem ditunjuk dan ditetapkan oleh Gubernur atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan, dengan tugas : a. Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada pedoman pelaksanaan yang disusun oleh Pusat; b. Melakukan koordinasi lintas sektoral antara-instansi di tingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan; c. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan pengendalian serta membantu mengatasi permasalahan di lapangan; d. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian serta menyampaikan laporan ke tingkat Pusat. 3) Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim Teknis Kabupaten/Kota yang terdiri dari unsur Dinas Pertanan, Bakorluh Kabupaten dan Kodim ditunjuk dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan, dengan tugas :
75
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
a. Menyusun
petunjuk
teknis
secara
lebih
rinci
yang
disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah dengan mengacu pada Pedoman Pelaksanaan yang disusun oleh Pusat dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh Provinsi disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat; b. Mengesahkan Rencana Usaha Kelompok (RUK) sesuai dengan rekomendasi setempat. c. Melakukan
sosialisasi
dan
seleksi
calon
kelompok
sasaran; d. Melakukan bimbingan teknis, pemantauan/ pengendalian dan evaluasi; e. Membuat laporan hasil pemantauan/pengendalian dan evaluasi. Tim
pembina
tingkat
Provinsi
dan
tim
teknis
tingkat
Kabupaten/Kota melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan padi di Pos Simpul Koordinasi (POSKO) mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota sampai tingkat Provinsi. Frekuensi
pelaksanaan
pembinaan
oleh
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota dilakukan sebagai berikut : 1. Pembinaan dilakukan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen secara berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Desa. 76
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
2. Provinsi melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan padi di
Kabupaten/Kota
2
kali
per
musim
tanam
atau
disesuaikan dengan ketersediaan dana. 3. Kabupaten/Kota
melakukan
pembinaan
pelaksanaan
kegiatan padi di tingkat lapangan/kelompok tani 4 kali per musim tanam atau disesuaikan dengan ketersediaan dana. 4) Jadwal Pelaksanaan Jadwal
kegiatan
disusun
dengan
mempertimbangkan
urutan/prioritas komponen kegiatan yang akan dilaksanakan apabila
komponen
kegiatan
tersebut
lebih
dari
satu.
Penyusunan jadwal kegiatan dimaksudkan agar seluruh komponen kegiatan dan realisasi tanam ditargetkan selesai paling lambat Akhir Bulan September 2017, kecuali untuk kegiatan budidaya padi inbrida (tadah hujan/lahan kering) disesuaikan dengan kondisi di lapangan namun proses administrasinya paling lambat Bulan Oktober 2017 telah terealisir seluruhnya. Contoh jadwal pelaksanaan kegiatan, dikemukakan pada Lampiran 19. Untuk itu, persiapan pelaksanaan kegiatan sudah mulai dirancang pada Bulan Desember 2016 atau awal Bulan Januari 2017. Apabila akan dilakukan proses kontrak dengan Pihak ke-3 pada Bulan Desember 2016, maka Pra DIPA Tahun 2017 dapat dijadikan dasar oleh PPK/KPA melakukan Kontrak dengan Pihak 3. 77
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Penyusunan jadwal kegiatan hendaknya mengikutsertakan berbagai pihak, instansi terkait lainnya dan pemangku kepentingan.
78
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
VI. BIMBINGAN/PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN Bimbingan/pembinaan dan pendampingan dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen dan berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Desa. A. Pusat melakukan koordinasi, supervisi dan pembinaan serta penyusunan laporan secara periodik setiap bulan atas pelaksanaan program dan kegiatan padi di provinsi dan kabupaten/kota. B. Provinsi melakukan koordinasi, supervisi, pembinaan dan pengawalan serta penyusunan laporan hasil pemantauan dan pengendalian
atas
pelaksanaan
kegiatan
padi
di
kabupaten/kota diharapkan minimal 2 (dua) kali selama musim tanam. Laporan disampaikan ke Pusat. C. Kabupaten melakukan koordinasi, bimbingan, pematauan dan pengendalian serta evaluasi, atas pelaksanaan kegiatan padi di tingkat lapangan/kelompok tani pelaksana kegiatan minimal 4
(empat)
pendampingan
kali
selama
kelompok
musim tani
tanam.
pelaksana
Melakukan
kegiatan
dan
membantu kelancaran distribusi bantuan pemerintah.
79
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
D. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti Puslitbangtan, BB Padi, Balitsereal, dan peneliti BPTP. E. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti pada areal kegiatan padi (areal program) dan areal non program/reguler yang
disesuaikan
ketersediaan
dana
Pendampingan
dan
dengan di
kondisi
di
masing-masing
pengawalan
lapangan BPTP
perlu
dan
setempat.
mengedepankan
teknologi spesifik lokasi dan musim yang sinergisitas, yakni teknologi yang mengutamakan peningkatan produktivitas dan pengurangan kehilangan hasil serta pendekatan teknologi yang memperhatikan sub-ekosistem setempat. Untuk itu perlu dipastikan
bahwa
teknologi
spesifik
lokasi
yang
rekomendasikan dan akan diterapkan di lapangan dibuat/ disusun oleh BPTP setempat.
80
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
VII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Pengendalian Kegiatan Pengendalian
kegiatan
dilakukan
oleh
Kuasa
Pengguna
Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bersama pihak penyedia sarana produksi (benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, bangunan, insektisida dan lain-lain). Pengendalian dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen. Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan kegiatan padi
beserta
UPPO,
sasaran
luas
tanam,
luas
panen,
melalui
aparat
produktivitas dan produksi padi tahun 2017. Pengawasan
dilakukan
oleh
pemerintah
pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun
lembaga
pengawasan
atau
oleh
instansi
pengawas
masyarakat,
sehingga
lainnya)
dan
diperlukan
penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait (penyuluh pertanian,
pengurus
kelompok,
anggota
kelompok,
tokoh
masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya). 81
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Ada 7 (tujuh) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu : 1) Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina di Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota; 2) Tahap
persiapan
pelaksanaan
seleksi
calon
kelompok
sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di Kabupaten/Kota; 3) Tahap transfer/penyaluran bantuan pemerintah ke rekening kelompok (jika transfer uang); 4) Tahap pencairan bantuan pemerintah yang dilakukan oleh kelompok; 5) Tahap penyediaan dan penyaluran bantuan oleh pihak penyedia barang/sarana produksi; 6) Tahap pelaksanaan pembangunan UPPO; 7) Tahap kebenaran dan ketepatan pemanfaatan dana bantuan pemerintah oleh kelompok; 8) Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh kelompok; 9) Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output, outcome dan benefit.
82
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
B. Monitoring Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawalan program dan kegiatan padi dan UPPO tahun 2017, maka dilakukan monitoring yang dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan
panen
Kabupaten/Kota.
oleh
petugas
Monitoring
Pusat, meliputi
Provinsi
dan
perkembangan
pelaksanaan kegiatan, realisasi tanam dan panen padi oleh ketua kelompok tani atau petugas lapangan. 1. Perkembangan Penyaluran Bantuan Pemerintah. 2. Perkembangan Pembangunan UPPO. 3. Realisasi Tanam dan Panen. A. Ketua kelompok tani atau petugas pendamping/lapangan, mengirimkan data tanggal realisasi tanam dan realisasi panen beserta luasannya ke pusat. B. Waktu penyampaian data dilakukan pada saat akan tanam dan panen. Data dikirim ke Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520; Telp.
(021)
7806262
;
Faximile
(021)
7802930;
email.
[email protected].
83
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
C. Evaluasi Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota setelah seluruh rangkaian kegiatan padi selesai dilaksanakan.
Pemantauan
dan
evaluasi
dilakukan
untuk
mengindentifikasi berbagai permasalahan yang timbul maupun tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dalam pelaksanaan program dan kegiatan sehingga dapat diketahui tindakan korektif sedini mungkin. Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berjenjang sesuai dengan
tahapan
pengembangan
usaha
kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan. Evaluasi meliputi : 1) Komponen kegiatan padi dan pencapaian produksi padi tahun 2017, 2) Tingkat pencapaian sasaran areal dan hasil/produksi, 3) Penerapan komponen teknologi
budidaya,
4)
Komponen
kegiatan
UPPO
dan
pemanfaatannya, dan 5) Kegiatan pendukung lainnya. D. Pelaporan Kegiatan
pelaporan
dilaksanakan
oleh
petugas
provinsi,
kabupaten/kota dan kecamatan serta desa/unit kerja secara periodik setiap bulan. Pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu
dari
Pemandu
Lapangan
ke
Dinas
Pertanian
Kabupaten/Kota, dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas Pertanian Provinsi dan dari Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan c/q Direktorat Serealia. 84
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
Laporan kegiatan meliputi pelaksanaan kegiatan padi dan UPPO, hasil/produksi dan produktivitas yang telah diperoleh, dan lain-lain sebagaimana terlihat dalam format laporan (Lampiran 20, 21 dan 22). Laporan akhir memuat hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya yang dapat berupa form Check List Pengendalian Kegiatan (Lampiran 23), Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan (Lampiran 24) dan Contoh Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah (Lampiran 25). Disamping laporan kegiatan, perlu disampaikan pula laporan program yang antara lain meliputi : a. Sasaran tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan 1) Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota merencanakan dan membuat
laporan
blanko
sasaran
tanam,
panen,
produktivitas dan produksi padi tahun 2017. 2) Laporan
sasaran
tanam,
panen,
produktivitas
dan
produksi padi tahun 2017 Kabupaten/Kota di laporkan ke Provinsi 3) Provinsi
mengirim
laporan
sasaran
tanam,
panen,
produktivitas dan produksi padi tahun 2017 ke Pusat b. Realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi bulanan 1) Petugas Penyuluh dan Babinsa meminta laporan realisasi tanam
atau
panen
kepada
ketua
Kelompok
Tani, 85
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
selanjutnya dikompilasi dan dilaporkan ke atasan masingmasing di Kabupaten. Babinsa ke Dandim c.q. Pasiter di Kodim dan Dinas Pertanian kabupaten. 2) Kabupaten/Kota mengirimkan laporan blanko realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi padi bulanan tahun 2017 ke Provinsi. Kodim ke Korem/Kodam dan Dinas Pertanian Kabupaten ke Dinas Pertanian Provinsi. 3) Selanjutnya Provinsi mengirimkan laporan blanko realisasi tanam, panen, produktivitas dan produksi padi bulanan tahun 2017 ke Pusat. Korem/Kodam ke Aster Kasad c.q. Paban III/Wanwil dan Dinas Pertanian Provinsi ke Direktur Jenderal Tanama Pangan c.q. Direktur Serealia. 4) Penyampaian produktivitas
laporan dan
realisasi
produksi
padi
tanam,
panen,
tahun
2017
Kabupaten/Kota dilaporkan ke Provinsi dan Pusat setiap bulannya. c. Kendala dan permasalahan yang dihadapi di tingkat lapangan 1)
Dinas Kabupaten/Kota memberikan laporan kendala dan permasalahan kegiatan padi dan UPPO di lapangan.
2)
Laporan dari Kabupaten/Kota, disampaikan ke dinas Provinsi dan selanjutnya di laporkan ke Pusat
3)
Laporan kendala dan permasalahan di tingkat lapangan disampaikan ke Pusat setiap bulan 86
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
4)
Hasil laporan perkembangan tersebut akan dievaluasi oleh Pusat dan Daerah.
Laporan ke pusat disampaikan ke Direktorat Serealia Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520; Telp. (021) 7806262
;
Faximile
(021)
7802930;
email.
[email protected]. Pada akhirnya, apabila seluruh kegiatan padi dan UPPO tahun 2017 telah selesai dilaksanakan, maka segera di proses Berita Acara (BA) Serah Terima Pekerjaan dan ditindaklanjuti dengan Berita Acara (BA) Serah Terima Pengelolaan Bantuan Pemerintah (Lampiran
26).
Dokumen-dokumen
tersebut,
selanjutnya
disampaikan ke: Direktorat Serealia Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520; Telp. (021) 7806262 ; Faximile (021) 7802930; email.
[email protected]. Kinerja penyampaian laporan, peningkatan luas tanam (LT), serapan anggaran dan capaian produksi merupakan salah satu dasar pengalokasian anggaran Tahun 2018 dan tahun-tahun berikutnya sebagai penerapan azas reward and punishment.
87
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
VIII. PENUTUP Peningkatan
produktivitas
padi
melalui
pengembangan
dan
penerapan berbagai teknologi merupakan salah satu terobosan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pencapaian sasaran produksi padi nasional. Penerapan teknologi tersebut akan berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak termasuk pemangku kepentingan baik hulu, onfarm maupun hilir serta terciptanya koordinasi, sinkronisasi dan sinergis pada setiap tingkat pemerintahan
mulai
dari
Pusat,
Provinsi,
Kabupaten/Kota,
Kecamatan sampai tingkat Desa. Untuk itu diperlukan niat tulus dan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholders dan dengan pola gerakan yang seiring seirama terpadu terkoordinasi Disamping
terpantau itu,
menyelesaikan
mulai
kecepatan masalah
dari
pusat
pengambilan
dan
komitmen
sampai
lapangan.
keputusan seluruh
dalam
pemangku
kepentingan sangat diperlukan. Peran dan komitmen yang kuat dari Gubernur dan Bupati/Walikota sangat diharapkan dalam meningkatkan kinerja produksi dan serapan anggaran. Untuk itu Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala
Dinas
Kabupaten/Kota
diharapkan
dapat
meyakinkan
Gubernur/ Bupati/Walikota untuk memberi perhatian serius terhadap keberhasilan kegiatan serealia pada khususnya dan pembangunan 88
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
tanaman pangan pada umumnya guna meningkatkan produksi padi dan kesejahteraan petani. Sebagai catatan penting bahwa pelaksanaan kegiatan padi tahun 2017 melalui fasilitasi bantuan pemerintah, diharapkan menjadi salah satu pengungkit untuk mencapai produksi padi yang telah ditetapkan pada tahun 2017, swasembada beras berkelanjutan dan kedaulatan pangan untuk menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia.
- o00o -
89
PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI TAHUN 2O17
LAMPIRAN
90
Lampiran 1 SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI TAHUN 2017 (VERSI UPSUS) Luas Tanam (Ha) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Provinsi Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat R i a u J a m b i Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Babel Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten B a l i NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua I N D O N E S I A
Okt 2016 s/d Mar 2017 301.285 485.087 301.931 93.606 104.179 580.436 96.646 508.627 6.084 228 994 1.281.443 1.390.237 109.909 1.529.609 258.489 88.177 354.112 225.279 271.010 204.735 396.706 83.166 15.769 76.547 135.096 600.697 94.185 37.755 71.063 13.837 14.136 4.665 30.464
Apr 2017 s/d Sep 2017 221.177 493.616 284.331 58.011 91.585 545.805 72.775 339.382 9.751 166 632 915.284 682.120 48.951 851.626 184.618 90.154 152.239 68.544 321.149 108.723 205.233 46.865 28.680 76.006 131.187 568.153 86.125 31.382 59.340 12.530 11.926 5.464 24.458
Okt 2016 - Sep 2017 522.462 978.702 586.261 151.616 195.764 1.126.241 169.421 848.009 15.835 394 1.626 2.196.728 2.072.356 158.860 2.381.235 443.106 178.332 506.351 293.824 592.159 313.458 601.939 130.030 44.449 152.553 266.283 1.168.850 180.310 69.137 130.404 26.367 26.062 10.130 54.922
9.766.188
6.827.990
16.594.178
Luas Panen (Ha) 504.385 944.839 565.977 146.370 188.990 1.087.273 163.559 818.668 15.287 380 1.570 2.120.721 2.000.653 153.364 2.298.845 427.775 172.162 488.832 283.658 571.670 302.613 581.112 125.531 42.911 147.275 257.070 1.128.407 174.071 66.745 125.892 25.455 25.160 9.779 53.021 16.020.019
Provitas (Ku/Ha) 50,32 51,80 51,20 37,28 48,29 47,92 47,04 51,44 26,03 36,41 55,31 60,61 61,01 60,03 61,12 56,50 61,09 51,36 34,45 31,86 35,48 42,65 41,25 36,56 49,02 49,29 55,01 45,86 54,07 48,91 51,41 35,61 44,22 43,81 53,42
Produksi (Ton) 2.539.004 4.890.806 2.896.812 544.849 913.882 5.214.299 768.503 4.210.947 39.929 1.384 8.687 12.853.494 12.211.695 919.184 14.073.378 2.417.936 1.052.161 2.512.906 972.903 1.810.536 1.074.640 2.489.645 511.134 159.309 721.187 1.268.986 6.225.942 797.478 361.149 614.295 131.311 89.797 43.445 232.274 85.573.888
91
Lampiran 2 SASARAN TANAM BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/2017 DAN MT 2017) VERSI UPSUS MT 2016/2017 No
Provinsi
1 Aceh 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung 9 Kep. Babel 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta 12 Jawa Barat 13 Jawa Tengah 14 DI Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 B a l i 18 NTB 19 NTT 20 Kalimantan Barat 21 Kalimantan Tengah 22 Kalimantan Selatan 23 Kalimantan Timur 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 26 Sulawesi Tengah 27 Sulawesi Selatan 28 Sulawesi Tenggara 29 Gorontalo 30 Sulawesi Barat 31 Maluku 32 Maluku Utara 33 Papua Barat 34 Papua INDONESIA
Okt-16
Nov 16
Des-16
Jan-17
Feb-17
15.899 115.330 60.224 33.891 17.825 123.918 11.532 33.328 1.742 72 248 90.230 88.017 6.355 58.179 20.775 5.268 7.718 6.439 136.333 65.097 4.569 20.761 8.603 10.249 10.420 23.969 9.876 4.914 6.770 1.538 425 822 1.556
51.591 115.686 48.516 15.654 18.846 173.119 16.555 83.960 1.186 28 113 206.591 257.543 46.892 224.660 44.262 7.161 26.330 20.083 70.384 48.277 29.600 15.690 3.075 10.417 13.909 65.286 7.291 10.589 9.288 2.158 2.645 521 1.816
102.119 102.142 50.825 11.631 22.977 145.178 26.468 179.307 814 29 187 403.683 423.920 27.699 586.455 90.095 19.705 137.843 58.858 38.758 25.185 89.884 19.307 1.301 17.078 24.511 190.656 10.431 12.166 13.018 4.077 3.293 432 4.497
87.159 51.021 41.675 10.593 16.898 73.684 15.446 114.150 1.163 46 167 279.754 228.912 6.722 319.075 58.780 23.558 118.752 66.724 10.266 11.091 86.971 18.736 1.487 13.453 36.521 174.424 17.149 4.420 17.637 3.980 3.786 898 7.872
28.145 46.763 49.212 9.514 14.358 29.365 15.825 44.056 866 35 119 157.014 131.546 4.447 115.937 23.935 21.377 50.113 50.758 2.584 16.725 77.322 6.372 664 15.019 30.266 91.021 24.343 2.234 12.668 1.841 2.117 1.413 10.693
1.002.892
1.649.722
2.844.529
1.922.968
1.088.668
Mar-17 16.371 54.144 51.479 12.323 13.275 35.173 10.819 53.827 312 18 161 144.172 260.298 17.794 225.303 20.642 11.109 13.355 22.417 12.686 38.360 108.360 2.299 639 10.331 19.469 55.341 25.095 3.434 11.682 243 1.869 578 4.029
Jumlah MT 16/17
MT 2017 Apr-17
Mei-17
Jun-17
Jul-17
Agu-17
Sep-17
Jumlah MT Total MT 17 16/17 + MT 17
301.285 485.087 301.931 93.606 104.179 580.436 96.646 508.627 6.084 228 994 1.281.443 1.390.237 109.909 1.529.609 258.489 88.177 354.112 225.279 271.010 204.735 396.706 83.166 15.769 76.547 135.096 600.697 94.185 37.755 71.063 13.837 14.136 4.665 30.464
9.686 46.022 30.944 5.815 8.801 74.125 5.883 46.369 227 29 101 161.281 170.188 13.346 248.963 38.051 5.350 44.396 4.540 16.817 41.650 64.531 1.528 620 12.767 8.817 52.625 11.203 6.852 4.952 917 1.568 540 1.063
19.932 61.936 36.424 3.757 12.672 133.604 9.497 99.367 530 22 140 205.869 156.005 9.460 145.377 49.539 9.411 39.978 7.620 30.563 24.770 29.556 5.783 1.214 12.850 13.152 231.573 9.730 10.132 11.224 2.798 1.287 358 3.958
70.694 69.252 34.985 2.979 16.632 149.814 15.813 85.214 416 16 104 145.745 93.108 4.705 86.984 40.163 12.590 20.520 10.396 22.166 11.106 24.494 13.109 865 11.554 23.498 108.939 11.109 8.261 13.128 5.000 1.515 375 9.020
65.986 73.251 43.858 3.281 16.092 96.361 17.658 56.686 184 8 117 158.175 107.663 5.532 143.378 20.219 21.485 12.843 22.609 19.874 3.970 49.064 7.387 3.451 9.974 42.989 57.969 20.985 2.121 9.604 2.764 2.041 820 5.762
28.087 91.570 62.853 5.503 17.550 33.502 14.763 20.998 3.697 82 61 155.818 95.863 6.605 155.442 15.935 25.396 19.593 15.342 67.827 2.523 31.908 3.982 8.488 15.606 28.943 63.820 20.692 1.456 10.196 840 3.315 1.921 3.088
26.792 151.584 75.266 36.677 19.838 58.399 9.161 30.747 4.696 9 110 88.397 59.292 9.302 71.482 20.710 15.923 14.910 8.038 163.903 24.705 5.680 15.076 14.042 13.256 13.789 53.227 12.406 2.560 10.236 213 2.201 1.452 1.566
221.177 493.616 284.331 58.011 91.585 545.805 72.775 339.382 9.751 166 632 915.284 682.120 48.951 851.626 184.618 90.154 152.239 68.544 321.149 108.723 205.233 46.865 28.680 76.006 131.187 568.153 86.125 31.382 59.340 12.530 11.926 5.464 24.458
522.462 978.702 586.261 151.616 195.764 1.126.241 169.421 848.009 15.835 394 1.626 2.196.728 2.072.356 158.860 2.381.235 443.106 178.332 506.351 293.824 592.159 313.458 601.939 130.030 44.449 152.553 266.283 1.168.850 180.310 69.137 130.404 26.367 26.062 10.130 54.922
1.257.408 9.766.188
1.140.565
1.390.088
1.124.270
1.104.160
1.033.263
1.035.644
6.827.990
16.594.178
92
Lampiran 3 SASARAN PRODUKSI BULANAN TAHUN 2017 (VERSI UPSUS) Produksi 2017 (Ton) No
Provinsi
1 Aceh 2 Sumatera Utara 3 Sumatera Barat 4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu 8 Lampung 9 Kep. Babel 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta 12 Jawa Barat 13 Jawa Tengah 14 DI Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 B a l i 18 NTB 19 NTT 20 Kalimantan Barat 21 Kalimantan Tengah 22 Kalimantan Selatan 23 Kalimantan Timur 24 Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara 26 Sulawesi Tengah 27 Sulawesi Selatan 28 Sulawesi Tenggara 29 Gorontalo 30 Sulawesi Barat 31 Maluku 32 Maluku Utara 33 Papua Barat 34 Papua INDONESIA
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
78.012 559.662 296.738 111.883 79.565 573.025 52.230 166.891 4.154 253 1.305 527.785 519.543 35.117 348.011 113.922 31.479 38.733 19.226 355.538 197.217 20.435 73.287 21.322 45.333 50.397 133.014 40.926 26.709 33.474 8.443 1.337 3.096 6.607
253.140 561.390 239.053 51.679 84.126 800.543 74.981 420.429 2.829 97 594 1.208.412 1.520.210 259.144 1.343.856 242.718 42.785 132.134 59.965 183.551 146.261 132.402 55.386 7.620 46.080 67.268 362.296 30.214 57.556 45.921 11.846 8.327 1.963 7.710
501.065 495.666 250.429 38.396 102.564 671.338 119.877 897.879 1.940 103 980 2.361.263 2.502.287 153.074 3.508.017 494.054 117.737 691.740 175.743 101.075 76.301 402.056 68.155 3.225 75.540 118.547 1.058.022 43.228 66.131 64.364 22.385 10.367 1.626 19.091
427.657 247.591 205.342 34.968 75.428 340.730 69.958 571.607 2.773 162 875 1.636.366 1.351.211 37.149 1.908.624 322.328 140.759 595.934 199.229 26.772 33.600 389.022 66.137 3.685 59.508 176.633 967.947 71.068 24.023 87.203 21.850 11.920 3.382 33.418
136.755 241.978 241.300 38.541 66.314 131.681 65.678 217.845 2.691 122 674 925.856 791.811 26.511 644.020 132.287 124.382 245.042 183.216 8.523 63.534 296.870 26.157 1.642 72.020 149.484 483.911 112.641 11.391 59.412 9.866 7.571 5.943 45.898
79.544 280.172 252.415 49.917 61.309 157.725 44.902 266.164 971 62 913 850.135 1.566.806 106.077 1.251.538 114.087 64.637 65.303 80.917 41.849 145.724 416.038 9.438 1.581 49.539 96.155 294.219 116.118 17.510 54.787 1.305 6.683 2.432 17.294
47.065 238.142 151.726 23.555 40.646 332.399 24.415 229.287 707 101 573 951.019 1.024.409 79.563 1.382.969 210.307 31.128 217.085 16.388 55.474 158.221 247.759 6.270 1.534 61.218 43.545 279.779 51.836 34.939 23.222 4.912 5.605 2.272 4.564
96.845 320.491 178.599 15.219 58.525 599.117 39.416 491.348 1.647 77 792 1.213.940 939.038 56.392 807.559 273.801 54.757 195.482 27.504 100.822 94.098 113.479 23.739 3.003 61.616 64.959 1.231.148 45.023 51.664 52.642 14.994 4.602 1.503 16.987
339.124 349.390 174.346 11.111 81.938 712.449 76.327 417.829 1.028 58 526 845.196 522.242 29.904 547.598 212.946 74.226 100.220 38.850 75.859 41.920 103.926 60.507 3.728 57.402 108.002 543.095 48.807 40.865 58.781 20.252 5.575 1.742 37.454
316.542 369.565 218.563 12.238 79.276 458.251 85.237 277.946 455 30 592 917.281 603.879 35.158 902.616 107.200 126.670 62.724 84.493 68.014 14.985 208.174 34.093 14.872 49.549 197.589 288.994 92.196 10.491 43.004 11.195 7.513 3.810 23.925
134.734 461.989 313.223 20.528 86.458 159.321 71.260 102.961 9.133 288 308 903.613 537.691 41.975 978.565 84.487 149.724 95.693 57.333 232.127 9.523 135.385 18.381 36.580 77.529 133.030 318.163 90.912 7.203 45.652 3.402 12.198 8.928 12.821
128.522 764.771 375.078 136.815 97.732 277.722 44.222 150.762 11.602 32 555 512.628 332.568 59.119 450.005 109.802 93.877 72.817 30.038 560.931 93.255 24.100 69.583 60.516 65.854 63.376 265.355 54.508 12.666 45.832 862 8.099 6.748 6.504
4.574.669
8.462.488
15.214.264
10.144.863
5.571.565
6.564.265
5.982.634
7.250.826
5.743.225
5.727.120
5.351.116
4.986.852
Jan-Des 2.539.004 4.890.806 2.896.812 544.849 913.882 5.214.299 768.503 4.210.947 39.929 1.384 8.687 12.853.494 12.211.695 919.184 14.073.378 2.417.936 1.052.161 2.512.906 972.903 1.810.536 1.074.640 2.489.645 511.134 159.309 721.187 1.268.986 6.225.942 797.478 361.149 614.295 131.311 89.797 43.445 232.274 85.573.888
93
Lampiran 4 SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI TAHUN 2017 PER KABUPATEN (VERSI UPSUS) PROVINSI ACEH No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19. 20. 21. 22. 23.
Kab/Kota Simeuleu Aceh Singkil Aceh Selatan Aceh Tenggara Aceh Timur Aceh Tengah Aceh Barat Aceh Besar Pidie Bireuen Aceh Utara Aceh Barat Daya Gayo Luwes Aceh Tamiang Nagan Raya Aceh Jaya Bener Meriah Pidie Jaya Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Subulussalam Jumlah
Okt 16 - Mar 17 6.775 1.413 14.931 11.166 33.754 8.994 13.884 30.353 34.087 24.533 47.972 7.188 6.844 17.623 12.815 11.271 2.656 9.469 97 2.042 1.262 2.157 301.285
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 2.135 1.614 5.676 16.486 24.954 4.427 9.715 17.153 13.736 20.883 33.469 9.589 7.875 20.496 13.820 6.497 868 7.049 12 1.799 956 1.968 221.177
Total 8.910 3.027 20.607 27.652 58.708 13.420 23.598 47.506 47.823 45.416 81.441 16.777 14.719 38.118 26.635 17.768 3.524 16.517 110 3.841 2.218 4.125 522.462
Luas Panen (Ha) 8.602 2.922 19.894 26.695 56.677 12.956 22.782 45.862 46.168 43.845 78.624 16.196 14.210 36.799 25.714 17.153 3.402 15.946 106 3.708 2.141 3.983
504.385
Produktivitas (Ku/Ha) 38,00 52,67 52,94 54,87 43,21 41,59 51,21 60,05 46,55 54,08 46,21 65,65 50,96 55,22 50,31 44,71 41,87 57,53 36,43 45,87 71,23 15,80 50,34
Produksi (Ton) 32.689 15.392 105.323 146.479 244.903 53.882 116.668 275.390 214.907 237.096 363.326 106.329 72.417 203.217 129.373 76.690 14.246 91.739 386 17.011 15.252 6.291 2.539.004
94
SUMATERA UTARA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kab/Kota Medan Langkat Deli Serdang Simalungun Tanah Karo Asahan Lab. Batu Tap. Utara Tap. Tengah Tap. Selatan Nias Dairi Teb. Tinggi Tanj. Balai Binjai Pem. Siantar Toba Samosir Mand. Natal P. Sidempuan Nias Selatan H. Hasundutan S. Bedagai Pakpak Bharat Samosir Batubara Palas Paluta Labura Labusel Nias Utara Nias Barat Gunung Sitoli Sibolga Jumlah
Okt 16 - Mar 17 1.831 29.529 58.353 65.988 12.161 9.928 15.343 20.862 21.317 20.673 6.644 12.186 563 131 2.164 2.037 21.325 21.697 6.087 12.234 17.671 39.241 2.063 6.270 18.944 11.585 21.975 20.228 654 2.344 2.282 778 485.087
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 755 55.931 42.687 67.521 22.623 10.535 18.502 14.931 16.013 17.622 8.785 19.684 748 1.755 1.748 2.856 8.245 30.364 5.457 23.599 10.438 41.261 4.088 3.751 21.570 5.993 13.857 14.400 707 2.419 1.740 2.269 762 493.616
Total 2.586 85.460 101.039 133.509 34.784 20.463 33.845 35.793 37.330 38.295 15.429 31.869 1.311 1.886 3.911 4.893 29.570 52.061 11.544 35.832 28.109 80.501 6.151 10.022 40.515 17.579 35.832 34.628 1.361 4.763 4.022 3.047 762 978.702
Luas Panen (Ha) 2.497 82.503 97.543 128.890 33.580 19.755 32.674 34.554 36.039 36.970 14.895 30.767 1.266 1.820 3.776 4.724 28.547 50.260 11.145 34.593 27.136 77.716 5.939 9.675 39.113 16.971 34.592 33.430 1.314 4.598 3.883 2.942 736
944.839
Produktivitas (Ku/Ha) 54,64 55,59 54,41 55,92 49,77 53,74 58,64 47,72 44,92 48,36 38,76 50,89 39,26 32,47 48,13 55,72 43,70 48,22 41,65 48,51 46,93 57,72 49,11 57,91 58,18 40,39 32,32 66,90 29,68 41,14 29,82 57,09 23,75 51,76
Produksi (Ton) 13.642 458.622 530.733 720.806 167.117 106.164 191.588 164.891 161.880 178.768 57.728 156.561 4.969 5.911 18.174 26.321 124.738 242.347 46.423 167.819 127.355 448.589 29.166 56.027 227.558 68.547 111.791 223.636 3.899 18.919 11.577 16.793 1.748
4.890.806
95
SUMATERA BARAT No
Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pasaman Pasaman Barat Lima Puluh Kota Agam Tanah Datar Padang Pariaman Solok Solok Selatan Sijunjung Dharmasraya Pesisir Selatan Mentawai Ko. Payakumbuh Ko. Bukittinggi Ko. Padang Panjang Ko. Padang Ko. Solok Ko. Sawahlunto Ko. Pariaman Jumlah
Okt 16 - Mar 17 28.224 16.594 32.151 38.530 28.873 29.503 36.684 16.781 14.143 6.314 32.107 680 4.622 447 927 8.536 1.573 1.696 3.546 301.931
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 27.901 14.115 25.641 35.742 28.540 33.471 36.521 14.160 4.994 9.008 32.299 749 3.853 406 970 10.619 1.240 929 3.175 284.331
Total 56.126 30.708 57.792 74.272 57.413 62.973 73.205 30.940 19.137 15.322 64.405 1.429 8.476 853 1.897 19.155 2.813 2.624 6.720 586.261
Luas Panen (Ha) 54.184 29.646 55.792 71.703 55.426 60.794 70.672 29.870 18.475 14.792 62.177 1.380 8.182 824 1.831 18.493 2.716 2.534 6.488
565.977
Produktivitas (Ku/Ha) 45,37 56,99 47,17 54,78 52,95 49,72 50,75 48,46 50,80 49,89 54,36 27,12 47,82 63,42 49,49 51,50 50,83 76,53 54,93 51,18
Produksi (Ton) 245.808 168.958 263.189 392.779 293.501 302.261 358.660 144.748 93.857 73.801 338.013 3.742 39.130 5.225 9.062 95.243 13.806 19.391 35.637
2.896.812 96
RIAU No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kab/Kota Kampar Rokan Hulu Pelalawan Indragiri Hulu Kuantan Singingi Indragiri Hilir Bengkalis Siak Rokan Hilir Dumai Pekanbaru Kep.Meranti Jumlah
Okt 16 - Mar 17 5.038 10.160 9.442 7.037 3.607 23.517 3.074 10.772 17.384 1.121 26 2.428 93.606
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 4.892 10.392 10.673 1.846 2.047 10.941 5.587 1.538 5.496 1.716 17 2.866 58.011
Okt 16 - Mar 17 23.843 17.280 5.929 977 2.293 22.274 8.221 10.815 6.347 6.201 104.179
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 19.772 10.117 8.437 8.490 10.912 4.784 8.488 2.284 7.161 1.284 9.857 91.585
Total 9.930 20.552 20.114 8.883 5.653 34.458 8.661 12.310 22.880 2.837 43 5.295 151.616
Luas Panen (Ha) 9.586 19.841 19.418 8.575 5.458 33.266 8.361 11.884 22.089 2.739 42 5.111
146.370
Produktivitas (Ku/Ha) 43,65 46,61 29,36 37,22 37,22 31,82 43,32 53,99 26,53 26,93 21,90 45,96 37,22
Produksi (Ton) 41.840 92.472 57.010 13.304 44.421 105.866 36.221 64.161 58.597 7.375 92 23.490 544.849
JAMBI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kab/Kota Kerinci Merangin Sarolangun Batanghari Muaro Jambi Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Barat Tebo Bungo Kota Jambi Kota Sungai Penuh Jumlah
Total 43.614 27.396 14.367 9.468 13.205 27.058 16.709 13.098 13.508 1.284 16.057 195.764
Luas Panen (Ha) 42.105 26.448 13.870 9.140 12.748 26.121 16.130 12.645 13.041 1.239 15.502
188.990
Produktivitas (Ku/Ha) 52,26 33,20 56,50 59,72 58,97 48,41 52,51 43,78 41,20 62,04 45,12 48,36
Produksi (Ton) 220.048 87.804 78.368 54.588 75.174 126.465 84.703 55.362 53.733 7.688 69.947
913.882
97
SUMATERA SELATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kab/Kota OKU OKI Muara Enim Pali Lahat Musi Rawas Muratara Musi Banyuasin Banyuasin OKU Selatan OKU Timur Ogan Ilir Empat Lawang Palembang Prabumulih Pagar Alam Lubuk Linggau Jumlah
Okt 16 - Mar 17 10.242 94.477 18.174 4.257 21.456 34.416 6.293 38.132 212.632 27.169 76.346 4.086 23.142 378 122 6.347 2.766 580.436
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 4.716 105.805 18.007 7.268 22.181 41.388 3.147 17.343 82.182 37.089 108.763 47.771 28.771 8.093 832 6.497 5.954 545.805
Okt 16 - Mar 17 13.581 9.135 17.156 9.766 13.967 8.313 9.378 6.173 8.203 975 96.646
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 12.061 7.320 10.217 8.808 5.052 10.293 3.768 5.848 7.755 1.652 72.775
Total 14.958 200.282 36.182 11.525 43.637 75.804 9.440 55.475 294.814 64.258 185.109 51.857 51.913 8.470 955 12.844 8.719 1.126.241
Luas Panen (Ha) 14.440 193.352 34.930 11.126 42.127 73.181 9.114 53.556 284.613 62.034 178.704 50.062 50.117 8.177 922 12.400 8.418
1.087.273
Produktivitas (Ku/Ha) 41,65 45,38 36,61 29,94 44,02 37,39 24,31 52,57 58,40 35,45 52,99 49,67 31,63 39,77 29,50 41,65 35,31 47,96
Produksi (Ton) 60.144 877.385 127.872 33.314 185.437 273.635 22.152 281.515 1.662.064 219.936 947.017 248.675 158.545 32.525 2.719 51.639 29.726 5.214.299
BENGKULU No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kab/Kota Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Kaur Seluma Mukomuko Lebong Kepahiang Bengkulu Tengah Kota Bengkulu Jumlah
Total 25.643 16.455 27.373 18.574 19.019 18.606 13.146 12.021 15.958 2.627 169.421
Luas Panen (Ha) 24.755 15.886 26.426 17.932 18.361 17.962 12.691 11.605 15.406 2.536
163.559
Produktivitas (Ku/Ha) 43,40 71,47 48,11 45,70 54,09 37,26 38,07 41,94 39,88 54,36 46,99
Produksi (Ton) 107.435 113.541 127.143 81.950 99.308 66.921 48.315 48.668 61.435 13.785
768.503
98
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kab/Kota Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Mesuji Tulang Bawang Barat Pesisir Barat Bandar Lampung Metro Jumlah
Okt 16 - Mar 17 14.218 23.312 57.772 66.963 144.818 24.843 23.520 38.294 24.310 17.964 46.088 9.183 13.312 1.019 3.010 508.627
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 14.700 27.324 40.489 76.025 49.514 19.870 14.404 29.249 18.373 11.894 18.402 9.615 4.748 877 3.898 339.382
Okt 16 - Mar 17 1 15 171 40 227
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 108 52 6 166
Luas Panen (Ha)
Total 28.918 50.636 98.261 142.989 194.332 44.713 37.924 67.543 42.683 29.858 64.490 18.798 18.060 1.896 6.908 848.009
27.917 48.884 94.862 138.041 187.608 43.166 36.612 65.206 41.206 28.825 62.259 18.147 17.435 1.831 6.669
818.668
Produktivitas (Ku/Ha) 62,82 63,87 55,57 38,70 52,07 59,24 50,59 49,55 52,68 67,70 39,75 61,57 69,39 43,19 31,21 51,44
Produksi (Ton) 175.379 312.203 527.166 534.164 976.874 255.704 185.227 323.072 217.069 195.139 247.508 111.737 120.987 7.907 20.812 4.210.947
KEPULAUAN RIAU No 1 2 3 4 5 6 7
Kab/Kota Karimun Bintan Natuna Lingga Kepulauan Anambas B A TA M Tanjung Pinang Jumlah
Luas Panen (Ha)
Total
Produktivitas (Ku/Ha)
Produksi (Ton)
1 15 279 52 46 -
1 14 271 50 45 -
60,32 40,52 32,58 36,27 56,68
7 58 883 182 254 -
394
381
36,28
1.384
99
BANGKA BELITUNG No 1 2 3 4 5 6 7
Kab/Kota Bangka Belitung Bangka Barat Bangka Tengah Bangka Selatan Belitung Timur Pangkalpinang Jumlah
Okt 16 - Mar 17 613 315 750 96 3.682 627 6.083
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 3.902 402 3.449 182 1.315 500 9.751
Okt 16 - Mar 17 203 297 495 994
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 64 144 424 632
Luas Panen (Ha)
Total 4.515 717 4.200 278 4.997 1.127 -
4.445 291 3.843 410 5.479 818 -
15.834
15.286
Produktivitas (Ku/Ha) 26,12 28,05 23,64 36,18 37,11 26,05 #DIV/0! 26,12
Produksi (Ton) 6.720 816 9.087 1.484 20.330 1.493 -
39.930
DKI JAKARTA No 1 2 3 4 5 6
Kab/Kota Kepulauan Seribu Kota Jakarta Selatan Kota Jakarta Timur Kota Jakarta Pusat Kota Jakarta Barat Kota Jakarta Utara Jumlah
Luas Panen (Ha)
Total 229 416 982 1.626
558 560 453
1.571
Produktivitas (Ku/Ha) #DIV/0! #DIV/0! 55,30 56,65 55,30
Produksi (Ton) 5.514 3.173 8.687 100
JAWA BARAT No
Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Kab. Bogor Kab. Sukabumi Kab. Cianjur Kab. Bandung Kab. Garut Kab. Tasikmalaya Kab. Ciamis Kab. Kuningan Kab. Cirebon Kab. Majalengka Kab. Sumedang Kab. Indramayu Kab. Subang Kab. Purwakarta Kab. Karawang Kab. Bekasi Kab. Bandung Barat Kab. Pangandaran Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar Jumlah
Okt 16 - Mar 17 50.707 117.717 124.833 61.954 124.966 85.177 35.538 38.189 53.579 60.572 57.639 132.898 85.474 25.746 105.158 65.665 29.450 9.509 620 2.919 1.714 506 279 487 405 6.633 3.111 1.281.443
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 41.282 51.780 62.333 29.436 60.915 62.835 36.755 28.461 39.089 40.619 33.565 99.867 87.195 13.642 129.248 51.784 15.803 16.861 313 1.936 634 204 328 208 370 7.014 2.806 915.284
Total 91.989 169.497 187.167 91.390 185.881 148.012 72.293 66.650 92.668 101.191 91.204 232.765 172.669 39.388 234.406 117.449 45.253 26.370 933 4.855 2.348 709 607 695 776 13.647 5.917 2.196.728
Luas Panen (Ha) 88.806 163.632 180.691 88.228 179.450 142.891 69.791 64.344 89.462 97.690 88.048 224.711 166.695 38.025 226.295 113.386 43.687 25.457 900 4.687 2.267 685 586 671 749 13.175 5.712
2.120.721
Produktivitas (Ku/Ha) 66,97 67,69 59,41 60,56 56,03 62,59 59,93 63,02 59,17 68,11 60,37 59,21 64,38 66,12 55,18 52,10 64,81 50,78 51,75 49,36 51,54 46,79 77,10 55,61 60,62 63,36 83,43 60,61
Produksi (Ton) 594.761 1.107.598 1.073.484 534.321 1.005.428 894.380 418.225 405.503 529.300 665.349 531.519 1.330.424 1.073.241 251.425 1.248.785 590.715 283.144 129.284 4.660 23.135 11.685 3.204 4.521 3.731 4.539 83.475 47.660 12.853.494
101
JAWA TENGAH No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Kab/Kota Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab. Purbalingga Kab. Banjarnegara Kab. Kebumen Kab. Purworejo Kab. Wonosobo Kab. Magelang Kab. Boyolali Kab. Klaten Kab. Sukoharjo Kab. Wonogiri Kab. Karanganyar Kab. Sragen Kab. Grobogan Kab. Blora Kab. Rembang Kab. Pati Kab. Kudus Kab. Jepara Kab. Demak Kab. Semarang Kab. Temanggung Kab. Kendal Kab. Batang Kab. Pekalongan Kab. Pemalang Kab. Tegal Kab. Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Jumlah
Okt 16 - Mar 17 72.598 35.993 23.128 17.608 46.496 30.893 20.382 41.527 43.882 41.565 27.406 57.353 29.504 97.906 134.240 74.670 34.115 94.644 23.371 33.339 93.156 31.052 24.848 28.381 24.522 25.709 50.405 38.557 85.934 353 141 767 3.965 1.336 490 1.390.237
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 61.084 33.387 20.834 10.040 27.374 25.375 14.386 23.596 13.148 31.904 28.607 22.290 27.930 33.084 20.585 30.619 8.331 21.888 7.025 13.757 19.637 16.826 7.012 19.628 21.234 18.389 39.264 27.189 31.783 316 101 712 3.568 992 224 682.120
Total
Luas Panen (Ha)
133.682 69.380 43.962 27.649 73.870 56.269 34.768 65.123 57.030 73.469 56.013 79.643 57.434 130.990 154.826 105.289 42.446 116.532 30.396 47.095 112.794 47.878 31.861 48.009 45.755 44.097 89.669 65.746 117.717 669 241 1.478 7.534 2.328 714
129.057 66.979 42.441 26.692 71.314 54.322 33.565 62.870 55.057 70.927 54.075 76.887 55.447 126.458 149.469 101.646 40.977 112.500 29.345 45.466 108.891 46.222 30.758 46.348 44.172 42.572 86.567 63.471 113.644 646 233 1.427 7.273 2.247 690
2.072.356
2.000.653
Produktivitas (Ku/Ha) 59,93 58,44 51,90 55,50 79,05 61,01 51,49 54,28 69,47 57,59 69,53 69,18 63,86 83,82 54,94 54,61 54,59 73,19 74,76 62,43 69,94 52,05 51,17 51,81 41,88 42,54 59,74 50,23 49,71 52,71 74,65 64,21 48,26 46,93 44,31 61,04
Produksi (Ton) 773.474 391.456 220.267 148.137 563.729 331.442 172.819 341.282 382.494 408.493 375.958 531.879 354.089 1.059.951 821.216 555.048 223.683 823.392 219.372 283.844 761.579 240.587 157.395 240.104 184.992 181.083 517.188 318.805 564.922 3.405 1.740 9.165 35.101 10.548 3.056 12.211.695
102
JAWA TIMUR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Kab/Kota Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbundo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan Ngawi Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota P.linggo Kota Pasuruan Kota. M.kerto Kota Madiun Kota.S.baya Kota Batu Jumlah
Okt 16 - Mar 17 16.896 39.814 18.767 32.097 38.705 44.818 53.164 54.478 121.441 78.145 55.543 46.743 55.012 72.328 20.179 34.954 46.181 64.542 40.900 36.425 105.659 124.556 69.547 95.651 34.659 36.887 26.101 25.835 26.870 1.403 1.474 1.468 2.863 1.824 566 1.218 871 1.023 1.529.609
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 9.023 33.739 14.093 21.175 17.093 18.002 29.845 34.861 68.430 64.040 20.772 17.391 15.338 52.872 19.560 23.129 29.935 29.339 54.574 21.740 67.684 52.002 32.672 54.756 20.881 10.170 4.909 1.171 4.935 935 396 1.053 622 1.563 624 1.476 676 152 851.626
Total 25.920 73.552 32.860 53.272 55.797 62.821 83.009 89.339 189.871 142.185 76.315 64.134 70.350 125.200 39.739 58.084 76.117 93.881 95.474 58.165 173.342 176.558 102.219 150.408 55.540 47.057 31.009 27.006 31.805 2.338 1.870 2.521 3.485 3.386 1.190 2.694 1.547 1.175 2.381.235
Luas Panen (Ha) 25.023 71.007 31.723 51.429 53.867 60.647 80.137 86.248 183.302 137.265 73.675 61.915 67.916 120.868 38.364 56.074 73.483 90.633 92.171 56.152 167.345 170.449 98.682 145.204 53.618 45.429 29.936 26.072 30.705 2.257 1.805 2.434 3.382 3.269 1.149 2.583 1.493 1.134
2.298.845
Produktivitas (Ku/Ha) 67,16 63,33 64,93 56,37 57,43 59,57 56,92 54,18 54,71 53,05 52,09 53,99 53,12 61,15 58,16 57,50 61,95 59,17 67,59 68,76 71,12 61,86 60,14 72,21 69,06 68,22 68,87 72,93 66,15 58,16 56,44 48,43 48,02 51,41 47,38 59,73 73,69 40,96 61,22
Produksi (Ton) 168.060 449.687 205.982 289.881 309.345 361.286 456.132 467.267 1.002.754 728.157 383.807 334.250 360.762 739.081 223.128 322.404 455.204 536.286 622.967 386.097 1.190.108 1.054.438 593.484 1.048.542 370.272 309.911 206.183 190.130 203.103 13.126 10.187 11.785 16.239 16.808 5.445 15.431 11.003 4.646 14.073.378
103
DI JOGYAKARTA No 1 2 3 4 5
Kab/Kota Kab. Kulon Progo Kab. Bantul Kab. Gunung Kidul Kab. Sleman Kota Yogyakarta Jumlah
Okt 16 - Mar 17 10.253 17.037 53.179 29.356 84 109.909
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 7.711 14.079 2.007 25.069 85 48.951
Okt 16 - Mar 17 82.644 66.034 37.988 62.600 525 1.934 6.676 87 258.489 -
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 51.539 39.407 38.996 40.260 270 401 13.492 253 184.618 -
Okt 16 - Mar 17 10.565 23.803 15.077 3.461 8.364 3.871 2.866 11.713 8.456 88.177
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 12.463 23.288 18.380 3.875 9.427 4.115 2.103 12.134 4.369 90.154
Luas Panen (Ha)
Total 17.964 31.116 55.186 54.425 169
17.343 30.039 53.277 52.542 163
158.860
153.364
Produktivitas (Ku/Ha) 62,98 65,46 53,33 62,45 63,78 59,93
Produksi (Ton) 109.229 196.635 284.150 328.128 1.042 919.184
BANTEN No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kab/Kota Pandeglang Lebak Tangerang Serang Kota Tangerang Kota Cilegon Kota Serang Kota Tangerang Selatan Jumlah
Luas Panen (Ha)
Total 134.183 105.441 76.984 102.860 795 2.335 20.168 340 443.106
129.540 101.792 74.321 99.301 768 2.254 19.470 329
427.775
Produktivitas (Ku/Ha) 60,59 59,42 55,29 49,05 53,69 47,23 58,21 65,00 56,52
Produksi (Ton) 784.905 604.845 410.922 487.027 4.121 10.647 113.335 2.135 2.417.936
-
BALI No 1 7 3 4 5 6 7 8 9
Kab/Kota Badung Tabanan Gianyar Bangli Karangasem Klungkung Denpasar Buleleng Jembrana Jumlah
Total 23.028 47.090 33.458 7.336 17.791 7.986 4.969 23.847 12.825 178.332
Luas Panen (Ha) 22.232 45.461 32.300 7.082 17.176 7.710 4.797 23.022 12.381
172.162
Produktivitas (Ku/Ha) 56,75 63,95 64,06 59,78 53,56 57,11 62,42 62,77 61,02 61,11
Produksi (Ton) 126.175 290.722 206.915 42.336 91.986 44.029 29.944 144.498 75.555 1.052.161
104
NTB No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kab/Kota Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumbawa Dompu Bima Sumbawa Barat Lombok Utara Mataram Kota Bima Jumlah
Okt 16 - Mar 17 26.552 55.770 64.255 85.096 28.816 56.014 14.333 14.758 4.237 4.281 354.112
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 16.263 26.037 22.684 34.966 8.508 26.204 6.317 4.808 3.459 2.995 152.239
Okt 16 - Mar 17 10.089 18.746 19.746 2.712 12.895 5.851 5.596 5.689 8.674 8.643 6.005 13.237 15.254 13.347 21.615 6.315 23.013 6.283 15.110 907 5.145 407 225.279
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 1.675 3.515 2.608 2.320 2.420 1.007 248 21 260 1.957 2.319 6.567 8.159 3.757 14.240 268 1.908 3.272 8.798 16 3.188 22 68.544
Total 42.815 81.807 86.939 120.062 37.324 82.217 20.650 19.566 7.696 7.275 506.351
Luas Panen (Ha) 41.333 78.977 83.931 115.908 36.032 79.373 19.935 18.889 7.430 7.024
488.832
Produktivitas (Ku/Ha) 47,01 64,07 50,00 44,19 56,09 52,73 49,67 37,98 54,67 69,20 51,41
Produksi (Ton) 194.319 506.034 419.685 512.255 202.117 418.524 99.024 71.732 40.614 48.602 2.512.906
NTT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kab/Kota Sumba Barat Sumba Timur Kupang Timor Tengah Selatan Timor Tengah Utara Belu Alor Lembata Flores Timur Sikka Ende Ngada Manggarai Rote Ndao Manggarai Barat Sumba Tengah Sumba Barat Daya Nagekeo Manggarai Timur Sabu Raijua Malaka Kota Kupang Jumlah
Total 11.764 22.261 22.355 5.033 15.315 6.858 5.844 5.709 8.934 10.601 8.324 19.804 23.413 17.103 35.854 6.583 24.920 9.554 23.908 923 8.334 429 293.824
Luas Panen (Ha) 11.357 21.491 21.581 4.859 14.785 6.621 5.642 5.512 8.625 10.234 8.036 19.119 22.602 16.511 34.614 6.355 24.058 9.224 23.081 891 8.045 414
283.658
Produktivitas (Ku/Ha) 28,12 37,76 26,67 34,80 25,41 38,43 38,87 29,69 34,30 34,30 42,66 33,48 29,90 39,92 42,50 26,84 30,97 47,97 38,86 19,39 45,81 49,03 34,30
Produksi (Ton) 31.942 81.146 57.551 16.910 37.567 25.444 21.928 16.363 18.329 20.683 34.278 64.011 67.571 65.915 147.125 17.059 74.518 44.247 89.698 1.728 36.856 2.031 972.903
105
KALIMANTAN BARAT No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kab/Kota Sambas Bengkayang Landak Pontiianak Sanggau Ketapang Sintang Kapuas Hulu Sekadau Melawi Kota Pontianak Kota Singkawang Kayong Utara Kubu Raya Jumlah
Okt 16 - Mar 17 33.066 24.366 37.477 21.454 11.114 23.518 29.809 12.167 8.507 8.153 224 4.283 19.078 37.794 271.010
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 72.429 35.574 44.947 8.642 10.125 10.182 24.862 19.862 55.007 12.370 121 1.941 5.028 20.060 321.149
Okt 16 - Mar 17 5.865 19.277 64.848 1.914 12.887 2.087 19.151 9.182 15.829 29.302 3.136 6.992 14.223 40 204.735
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 5.956 201 52.223 2.775 945 689 12.737 5.012 5.423 18.903 27 3.819 13 108.723
Total 105.495 59.940 82.425 30.095 21.240 33.700 54.671 32.028 63.513 20.524 345 6.224 24.106 57.855 592.159
Luas Panen (Ha) 101.845 57.866 79.573 29.054 20.505 32.534 52.779 30.920 61.315 19.813 333 6.008 23.272 55.853
571.670
Produktivitas (Ku/Ha) 39,01 31,12 25,49 25,48 30,17 46,58 25,09 27,72 20,92 24,92 19,17 32,72 34,17 44,28 31,67
Produksi (Ton) 397.312 180.061 202.816 74.023 61.872 151.547 132.398 85.719 128.267 49.371 639 19.657 79.516 247.338
1.810.536
KALIMANTAN TENGAH No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kab/Kota Kotawaringin Barat Kotawaringin Timur Kapuas Barito Selatan Barito Utara Sukamara Lamandau Seruyan Katingan Pulang Pisau Gunung Mas Barito Timur Murung Raya Palangka Raya Jumlah
Total 11.821 19.479 117.071 4.689 13.833 2.776 31.888 14.195 21.253 48.205 3.162 10.811 14.223 53 313.458
Luas Panen (Ha) 11.412 18.805 113.020 4.527 13.354 2.680 30.785 13.703 20.517 46.537 3.053 10.437 13.731 51
302.613
Produktivitas (Ku/Ha) 50,55 22,13 39,58 58,65 28,87 51,85 35,51 27,90 54,99 30,19 69,81 33,99 26,60 23,69 35,51
Produksi (Ton) 57.691 41.608 447.381 26.549 38.557 13.897 64.003 38.235 112.817 140.473 21.313 35.476 36.520 121
1.074.640
106
KALIMANTAN SELATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kab/Kota Tanah Laut Kota Baru Banjar Barito Kuala Tapin Hulu Sungai Selatan Hulu Sungai Tengah Hulu Sungai Utara Tabalong Tanah Bumbu Balangan Banjarmasin Banjarbaru Jumlah
Okt 16 - Mar 17 34.678 27.405 49.277 67.061 58.563 32.829 44.269 1.893 19.873 24.591 35.256 776 235 396.706
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 19.972 1.857 28.279 34.208 20.491 22.646 22.358 33.625 5.867 6.466 7.333 885 1.246 205.233
Okt 16 - Mar 17 7.892 9.930 27.002 4.893 10.131 15.615 4.866 192 2.611 32 83.166
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 2.635 798 22.373 5.055 5.674 3.994 4.994 25 1.288 28 46.865
Okt 16 - Mar 17 5.961 7.822 556 1.392 37 15.769
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 8.774 9.173 575 10.006 152 28.680
Luas Panen (Ha)
Total 54.651 29.262 77.556 101.269 79.053 55.475 66.627 35.518 25.740 31.057 42.589 1.661 1.481 601.939
52.760 28.250 74.873 97.765 76.318 53.556 64.321 34.289 24.849 29.983 41.115 1.603 1.429
581.112
Produktivitas (Ku/Ha) 41,07 38,01 43,89 43,92 39,32 41,44 45,60 64,14 45,34 36,75 33,15 45,84 40,85 42,84
Produksi (Ton) 216.676 107.371 328.626 429.358 300.099 221.943 293.303 219.922 112.676 110.185 136.297 7.350 5.839 2.489.645
KALIMANTAN TIMUR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kab/Kota Paser Kubar Kukar Kutim Berau PPU Mahulu Balikpapan Samarinda Bontang Jumlah
Luas Panen (Ha)
Total 10.527 10.728 49.376 9.948 15.805 19.609 9.861 216 3.899 60 130.030
10.163 10.357 47.667 9.603 15.259 18.931 9.519 209 3.764 58
125.531
Produktivitas (Ku/Ha) 33,24 40,46 47,62 45,77 42,38 30,11 29,83 27,73 36,41 24,76 40,72
Produksi (Ton) 33.787 41.908 226.978 43.956 64.673 57.005 28.400 580 13.704 144
511.134
KALIMANTAN UTARA No 1 2 3 4 5
Kab/Kota Malinau Bulongan Tana Tidung Nunukan Tarakan Jumlah
Luas Panen (Ha)
Total 14.735 16.995 1.131 11.398 189 44.449
14.225 16.407 1.092 11.004 183
42.911
Produktivitas (Ku/Ha) 26,43 42,36 29,09 44,21 21,53 37,13
Produksi (Ton) 37.591 69.498 3.176 48.650 393
159.309
107
SULAWESI UTARA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kab/Kota Bolaang Mongondow Minahasa Kepulauan Sangihe Kepulauan Talaud Minahasa Selatan Minahasa Utara Bolmong Utara Siau Tagulandang Biaro Minahasa Tenggara Bolmong Selatan BolmongTimur Manado Bitung Tomohon Kotamobagu Jumlah
Okt 16 - Mar 17 43.141 9.082 3 203 5.577 5.356 6.696 2.623 1.080 1.179 63 746 797 76.547
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 33.528 7.032 50 181 7.819 5.479 10.952 3.994 1.758 2.666 43 85 960 1.459 76.006
Okt 16 - Mar 17 409 21.153 5.910 17.270 13.526 13.933 3.706 30.596 3.149 19.248 5.976 221 135.096
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 473 29.218 7.455 15.899 13.867 10.121 1.228 28.923 1.358 14.789 7.505 352 131.187
Total 76.669 16.114 53 384 13.396 10.835 17.648 6.618 2.837 3.845 43 148 1.706 2.256 152.553
Luas Panen (Ha) 74.016 15.556 52 371 12.933 10.460 17.038 6.389 2.739 3.712 42 143 1.647 2.178
147.275
Produktivitas (Ku/Ha) 46,49 55,49 33,61 43,42 54,89 47,93 41,05 #DIV/0! 53,26 60,72 58,82 31,04 47,81 48,97 64,85 48,97
Produksi (Ton) 344.103 86.328 173 1.610 70.986 50.134 69.941 34.026 16.631 21.838 130 685 10.478 14.124
721.187
SULAWESI TENGAH No
Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Banggai Kepulauan Banggai Morowali Poso Donggala Toli-toli Buol Parigi Moutong Tojo Una-una Sigi Banggai Laut Morowali Utara Palu Jumlah
Total 882 50.371 13.365 33.169 27.393 24.054 4.934 59.520 4.506 34.036 13.481 573 266.283
Luas Panen (Ha) 851 48.628 12.902 32.021 26.445 23.221 4.763 57.460 4.350 32.859 13.015 553
257.070
Produktivitas (Ku/Ha) 37,64 48,51 39,43 46,50 48,51 44,05 45,43 56,89 43,94 52,18 #DIV/0! 44,22 51,81 49,36
Produksi (Ton) 3.205 235.904 50.876 148.896 128.291 102.293 21.640 326.901 19.116 171.441 57.558 2.866 1.268.986
108
SULAWESI SELATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kab/Kota Takalar Go wa Sinjai Maros Bone Soppeng Pinrang Barru Pangkep Wajo Sidrap Jeneponto Bulukumba Bantaeng Selayar Enrekang Luwu Luwu Utara Kota Palopo Toraja Utara Luwu Timur Tana Toraja Pare-Pare Makassar Jumlah
Okt 16 - Mar 17 23.271 39.906 12.289 38.566 60.409 32.509 55.743 16.260 18.223 53.346 60.781 18.993 23.243 8.290 5.679 6.868 40.395 30.490 2.578 15.497 22.274 11.529 921 2.634 600.697
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 7.847 26.543 13.130 24.383 96.109 22.762 45.844 6.460 9.707 88.299 41.167 4.309 19.317 7.037 1.260 8.602 50.957 29.104 3.379 13.064 35.498 12.114 105 1.157 568.153
Total 31.118 66.449 25.418 62.948 156.518 55.271 101.588 22.720 27.930 141.645 101.948 23.302 42.560 15.327 6.939 15.470 91.352 59.594 5.957 28.561 57.772 23.643 1.027 3.791 1.168.850
Luas Panen (Ha) 30.041 64.150 24.539 60.770 151.103 53.359 98.073 21.934 26.964 136.744 98.421 22.496 41.087 14.796 6.699 14.934 88.191 57.532 5.751 27.573 55.773 22.825 991 3.660
1.128.407
Produktivitas (Ku/Ha) 56,16 53,84 56,82 40,98 52,52 50,75 44,06 48,21 53,46 64,81 58,49 69,56 50,68 48,30 53,16 74,37 71,64 54,62 52,42 51,53 48,28 51,80 65,58 54,63 55,17
Produksi (Ton) 168.710 345.380 139.430 249.020 793.621 270.794 432.073 105.748 144.162 886.286 575.634 156.473 208.223 71.461 35.615 111.075 631.802 314.246 30.143 142.081 269.244 118.226 6.500 19.994 6.225.942
109
SULAWESI TENGGARA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kab/Kota Kolaka Utara Konawe Kolaka Bombana Konawe Selatan Muna Buton Utara Buton Kota Bau-bau Wakatobi Konawe Utara Kolaka Timur Konawe Kepulauan Kota Kendari Jumlah
Okt 16 - Mar 17 3.658 28.100 9.621 5.716 17.051 2.846 3.883 4.524 2.213 5.258 10.840 339 137 94.185
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 948 30.612 7.820 9.267 13.565 832 560 1.649 1.304 4.856 13.102 1.608 86.125
Okt 16 - Mar 17 5.167 3.974 4.360 18.739 3.920 1.595 37.755
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 3.953 7.635 5.505 9.345 1.608 3.335 31.382
Okt 16 - Mar 17 2.827 14.657 5.610 19.241 15.923 12.805 71.063
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 1.331 5.059 1.010 19.702 25.060 7.179 59.340
Luas Panen (Ha)
Total 4.606 58.712 17.441 14.984 30.616 3.678 4.443 6.173 3.516 10.114 23.942 339 1.746 180.310
4.447 56.681 16.838 14.465 29.557 3.550 4.289 5.960 3.394 9.764 23.114 327 1.685
174.071
Produktivitas (Ku/Ha) 45,81 35,66 45,81 45,81 51,23 44,52 45,81 45,05 29,69 #DIV/0! 45,81 42,56 45,81 45,39 45,81
Produksi (Ton) 30.410 202.119 146.810 109.618 151.415 15.807 19.650 26.850 10.077 71.368 25.355 1.500 7.650
797.478
GORONTALO No 1 2 3 4 5 6
Kab/Kota Pohuwato Boalemo Gorontalo Utara Gorontalo Bone Bolango Kota Gorontalo Jumlah
Luas Panen (Ha)
Total 9.120 11.609 9.866 28.084 5.529 4.930
8.805 11.207 9.524 27.112 5.337 4.759
69.137
66.745
Produktivitas (Ku/Ha) 54,39 53,04 53,99 54,60 54,77 52,78 54,11
Produksi (Ton) 47.885 59.446 51.426 148.043 29.233 25.116
361.149
SULAWESI BARAT No 1 2 3 4 5 6
Kab/Kota Mamuju Utara Mamuju Majene Mamasa Polewali Mandar Mamuju Tengah Jumlah
Luas Panen (Ha)
Total 4.158 19.716 6.620 38.942 40.983 19.984
4.014 19.034 6.391 37.595 39.565 19.292
130.404
125.892
Produktivitas (Ku/Ha) 27,93 43,46 30,22 48,73 59,89 41,92 48,80
Produksi (Ton) 11.212 82.719 19.316 183.211 236.973 80.864
614.295
110
MALUKU No
Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
MTB Maluku Tenggara Maluku Tengah Pulau Buru Kep. Aru Seram Bagian Barat Seram Bagian Timur Maluku Barat Daya Buru Selatan Kota Ambon Kota Tual Jumlah
Okt 16 - Mar 17 1.202 91 5.492 5.735 40 725 517 5 21 9 13.837
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 2 5.500 5.120 687 1.219 1 1 12.530
Okt 16 - Mar 17
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17
2.111 992 263 1.686 3.338 3.069 2.613 64 14.136
1.498 1.534 208 804 1.917 4.231 1.706 28 11.926
Luas Panen (Ha)
Total 1.202 93 10.992 10.855 40 1.412 1.737 6 22 9
492 77 14.331 6.368 164 824 1.441 1.039 715 10
26.367
25.461
Produktivitas (Ku/Ha) 67,30 51,57 54,63 45,25 33,96 62,25 62,22 29,38 23,45 51,57 51,57
Produksi (Ton) 3.311 1.433 78.295 28.818 556 5.129 8.966 3.053 1.677 72
131.311
MALUKU UTARA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kab/Kota Halmahera Barat Halmahera Tengah Kepulauan Sula Halmahera Selatan Halmahera Utara Halmahera Timur Pulau Morotai Pulau Taliabu Ternate JUMLAH
Luas Panen (Ha)
Total 3.608 2.526 471 2.490 5.255 7.300 4.319 93 26.062
2.569 1.939 261 2.487 5.763 8.259 3.841 41 -
25.159
Produktivitas (Ku/Ha) 35,85 44,66 48,90 39,47 30,97 32,98 38,04 39,25 35,69
Produksi (Ton) 9.209 8.659 1.276 9.814 17.850 27.239 14.611 162 89.797
111
PAPUA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Kab/Kota Kota Jayapura Jayapura Merauke Nabire Yapen Biak Numfor Jayawijaya Mimika Puncak Jaya Paniai Kerom Sarmi Boven Digul Mappi Asmat Waropen Supiori Peg. Bintang Tolikara Yahukimo Deiya Dogiyai Intan Jaya Lanny Jaya Memberamo Raya Memberamo Tengah Nduga Puncak Yalimo Jumlah
Okt 16 - Mar 17 356 1.347 25.606 1.962 130 67 4 456 18 57 7 365 85 4 30.464
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17 2.457 456 16.011 3.098 17 423 621 6 844 165 179 13 121 32 4 11 24.458
Luas Panen (Ha)
Total 2.813 1.803 41.616 5.061 17 553 688 11 1.300 165 18 236 20 487 32 88 15 54.922
2.715 1.741 40.176 4.886 16 534 665 11 1.255 159 17 227 19 470 31 85 14 53.021
Produktivitas (Ku/Ha) 37,72 42,64 44,53 33,55 44,97 41,19 51,03 33,97 60,37 43,81 39,53 58,26 45,05 69,31 38,87 43,81 55,15 43,81
Produksi (Ton) 10.242 7.423 178.904 16.390 72 2.198 3.392 36 7.579 1.533 68 1.325 85 3.256 122 71 78 232.274
112
PAPUA BARAT No
Kab/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Fakfak Kaimana Teluk Wondama Teluk Bintuni Manokwari Sorong Selatan Sorong Raja Ampat Tambrauw Maybrat Manokwari Selatan Pegunungan Arfak Sorong
Jumlah
Okt 16 - Mar 17
Luas Tanam (Ha) Apr-Sep 17
508 64 10 182 2.436 7 821 44 591 4.665
39 63 63 1.899 6 3.249 145 5.464
Total 508 103 73 245 4.336 14 4.071 189 591 10.130
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Ku/Ha)
491 100 71 236 4.186 13 3.930 183 570 9.779
41,17 33,47 37,36 47,46 54,99 42,02 30,75 57,67 61,24 44,43
Produksi (Ton) 2.021 333 265 1.122 23.018 55 12.085 1.054 3.492 -
43.445 113
Lampiran 5 KEBUTUHAN BENIH PADI BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN M 2017) No
Provinsi
Okt 15 1 Aceh 397 2 Sumatera Utara 129.783 3 Sumatera Barat 69.522 4 Riau 33.126 5 Jambi 14.589 6 Sumatera Selatan 70.520 7 Bengkulu 9.989 8 Lampung 13.413 9 Kep. Babel 2.897 10 Kepulauan Riau 72 11 DKI Jakarta 2 12 Jawa Barat 87.734 13 Jawa Tengah 89.206 14 DI Yogyakarta 5.487 15 Jawa Timur 62.452 16 Banten 15.991 17 B a l i 4.660 18 NTB 8.708 19 NTT 4.436 20 Kalimantan Barat 143.332 21 Kalimantan Tengah 59.147 22 Kalimantan Selatan 1.919 23 Kalimantan Timur 14.063 24 Kalimantan Utara 16.570 25 Sulawesi Utara 12.255 26 Sulawesi Tengah 7.165 27 Sulawesi Selatan 14.356 28 Sulawesi Tenggara 8.109 29 Gorontalo 3.034 30 Sulawesi Barat 5.548 31 Maluku 828 32 Maluku Utara 1.589 33 Papua Barat 944 34 Papua 2.687 INDONESIA 935.000 Cat : Kebutuhan benih padi 25Kg/Ha
Nov 15 1.290 2.892 1.213 391 471 4.328 414 2.099 30 1 3 5.165 6.439 1.172 5.616 1.107 179 658 502 1.760 1.207 740 392 77 260 348 1.632 182 265 232 54 66 13 45 41.243
MT 16/17 Des 15 Jan 16 2.553 2.179 2.554 1.276 1.271 1.042 291 265 574 422 3.629 1.842 662 386 4.483 2.854 20 29 1 1 5 4 10.092 6.994 10.598 5.723 692 168 14.661 7.977 2.252 1.469 493 589 3.446 2.969 1.471 1.668 969 257 630 277 2.247 2.174 483 468 33 37 427 336 613 913 4.766 4.361 261 429 304 110 325 441 102 99 82 95 11 22 112 197 71.113 48.074
Feb 16 704 1.169 1.230 238 359 734 396 1.101 22 1 3 3.925 3.289 111 2.898 598 534 1.253 1.269 65 418 1.933 159 17 375 757 2.276 609 56 317 46 53 35 267 27.217
Mar 16 409 1.354 1.287 308 332 879 270 1.346 8 0 4 3.604 6.507 445 5.633 516 278 334 560 317 959 2.709 57 16 258 487 1.384 627 86 292 6 47 14 101 31.435
Jumlah MT 16/17 7.532 12.127 7.548 2.340 2.604 14.511 2.416 12.716 152 6 25 32.036 34.756 2.748 38.240 6.462 2.204 8.853 5.632 6.775 5.118 9.918 2.079 394 1.914 3.377 15.017 2.355 944 1.777 346 353 117 762 244.155
MT 17 Apr 16 242 1.151 774 145 220 1.853 147 1.159 6 1 3 4.032 4.255 334 6.224 951 134 1.110 114 420 1.041 1.613 38 15 319 220 1.316 280 171 124 23 39 14 27 28.514
Mei 16 498 1.548 911 94 317 3.340 237 2.484 13 1 3 5.147 3.900 236 3.634 1.238 235 999 190 764 619 739 145 30 321 329 5.789 243 253 281 70 32 9 99 34.752
Jun 16 1.767 1.731 875 74 416 3.745 395 2.130 10 0 3 3.644 2.328 118 2.175 1.004 315 513 260 554 278 612 328 22 289 587 2.723 278 207 328 125 38 9 226 28.107
Jul 16 1.650 1.831 1.096 82 402 2.409 441 1.417 5 0 3 3.954 2.692 138 3.584 505 537 321 565 497 99 1.227 185 86 249 1.075 1.449 525 53 240 69 51 20 144 27.604
Agust 16 702 2.289 1.571 138 439 838 369 525 92 2 2 3.895 2.397 165 3.886 398 635 490 384 1.696 63 798 100 212 390 724 1.595 517 36 255 21 83 48 77 25.832
Sept 16 670 3.790 1.882 917 496 1.460 229 769 117 0 3 2.210 1.482 233 1.787 518 398 373 201 4.098 618 142 377 351 331 345 1.331 310 64 256 5 55 36 39 25.891
Ton Jumlah MT Total MT 17 16/17 + MT 17 5.529 13.062 12.340 24.468 7.108 14.657 1.450 3.790 2.290 4.894 13.645 28.156 1.819 4.236 8.485 21.200 244 396 4 10 16 41 22.882 54.918 17.053 51.809 1.224 3.972 21.291 59.531 4.615 11.078 2.254 4.458 3.806 12.659 1.714 7.346 8.029 14.804 2.718 7.836 5.131 15.048 1.172 3.251 717 1.111 1.900 3.814 3.280 6.657 14.204 29.221 2.153 4.508 785 1.728 1.484 3.260 313 659 298 652 137 253 611 1.373 170.700 414.854
114
Lampiran 6 KEBUTUHAN PUPUK UREA BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN MT 2017) No
Provinsi
Okt 15 1 Aceh 2.385 2 Sumatera Utara 17.299 3 Sumatera Barat 9.034 4 Riau 5.084 5 Jambi 2.674 6 Sumatera Selatan 18.588 7 Bengkulu 1.730 8 Lampung 4.999 9 Kep. Babel 261 10 Kepulauan Riau 11 11 DKI Jakarta 37 12 Jawa Barat 13.535 13 Jawa Tengah 13.203 14 DI Yogyakarta 953 15 Jawa Timur 8.727 16 Banten 3.116 17 B a l i 790 18 NTB 1.158 19 NTT 966 20 Kalimantan Barat 20.450 21 Kalimantan Tengah 9.765 22 Kalimantan Selatan 685 23 Kalimantan Timur 3.114 24 Kalimantan Utara 1.290 25 Sulawesi Utara 1.537 26 Sulawesi Tengah 1.563 27 Sulawesi Selatan 3.595 28 Sulawesi Tenggara 1.481 29 Gorontalo 737 30 Sulawesi Barat 1.016 31 Maluku 231 32 Maluku Utara 64 33 Papua Barat 123 34 Papua 233 INDONESIA 150.434 Cat : Kebutuhan pupuk Urea 150 Kg/Ha
Nov 15 7.739 17.353 7.277 2.348 2.827 25.968 2.483 12.594 178 4 17 30.989 38.631 7.034 33.699 6.639 1.074 3.950 3.012 10.558 7.242 4.440 2.353 461 1.563 2.086 9.793 1.094 1.588 1.393 324 397 78 272 247.458
MT 16/17 Des 15 Jan 16 15.318 13.074 15.321 7.653 7.624 6.251 1.745 1.589 3.447 2.535 21.777 11.053 3.970 2.317 26.896 17.122 122 174 4 7 28 25 60.552 41.963 63.588 34.337 4.155 1.008 87.968 47.861 13.514 8.817 2.956 3.534 20.676 17.813 8.829 10.009 5.814 1.540 3.778 1.664 13.483 13.046 2.896 2.810 195 223 2.562 2.018 3.677 5.478 28.598 26.164 1.565 2.572 1.825 663 1.953 2.646 612 597 494 568 65 135 675 1.181 426.679 288.445
Feb 16 4.222 7.014 7.382 1.427 2.154 4.405 2.374 6.608 130 5 18 23.552 19.732 667 17.391 3.590 3.207 7.517 7.614 388 2.509 11.598 956 100 2.253 4.540 13.653 3.652 335 1.900 276 318 212 1.604 163.300
Mar 16 2.456 8.122 7.722 1.848 1.991 5.276 1.623 8.074 47 3 24 21.626 39.045 2.669 33.795 3.096 1.666 2.003 3.363 1.903 5.754 16.254 345 96 1.550 2.920 8.301 3.764 515 1.752 37 280 87 604 188.611
Jumlah MT 16/17 45.193 72.763 45.290 14.041 15.627 87.065 14.497 76.294 913 34 149 192.217 208.536 16.486 229.441 38.773 13.227 53.117 33.792 40.652 30.710 59.506 12.475 2.365 11.482 20.264 90.105 14.128 5.663 10.659 2.076 2.120 700 4.570 1.464.928
MT 17 Apr 16 1.453 6.903 4.642 872 1.320 11.119 882 6.955 34 4 15 24.192 25.528 2.002 37.344 5.708 802 6.659 681 2.522 6.247 9.680 229 93 1.915 1.322 7.894 1.680 1.028 743 137 235 81 160 171.085
Mei 16 2.990 9.290 5.464 564 1.901 20.041 1.425 14.905 79 3 21 30.880 23.401 1.419 21.807 7.431 1.412 5.997 1.143 4.585 3.716 4.433 867 182 1.927 1.973 34.736 1.460 1.520 1.684 420 193 54 594 208.513
Jun 16 10.604 10.388 5.248 447 2.495 22.472 2.372 12.782 62 2 16 21.862 13.966 706 13.048 6.025 1.888 3.078 1.559 3.325 1.666 3.674 1.966 130 1.733 3.525 16.341 1.666 1.239 1.969 750 227 56 1.353 168.640
Jul 16 9.898 10.988 6.579 492 2.414 14.454 2.649 8.503 28 1 18 23.726 16.149 830 21.507 3.033 3.223 1.926 3.391 2.981 595 7.360 1.108 518 1.496 6.448 8.695 3.148 318 1.441 415 306 123 864 165.624
Agust 16 4.213 13.736 9.428 825 2.632 5.025 2.214 3.150 555 12 9 23.373 14.379 991 23.316 2.390 3.809 2.939 2.301 10.174 378 4.786 597 1.273 2.341 4.341 9.573 3.104 218 1.529 126 497 288 463 154.989
Sept 16 4.019 22.738 11.290 5.501 2.976 8.760 1.374 4.612 704 1 16 13.260 8.894 1.395 10.722 3.106 2.388 2.236 1.206 24.585 3.706 852 2.261 2.106 1.988 2.068 7.984 1.861 384 1.535 32 330 218 235 155.347
Ton Jumlah MT Total MT 17 16/17 + MT 17 33.177 78.369 74.042 146.805 42.650 87.939 8.702 22.742 13.738 29.365 81.871 168.936 10.916 25.413 50.907 127.201 1.463 2.375 25 59 95 244 137.293 329.509 102.318 310.853 7.343 23.829 127.744 357.185 27.693 66.466 13.523 26.750 22.836 75.953 10.282 44.074 48.172 88.824 16.308 47.019 30.785 90.291 7.030 19.505 4.302 6.667 11.401 22.883 19.678 39.943 85.223 175.327 12.919 27.047 4.707 10.371 8.901 19.561 1.880 3.955 1.789 3.909 820 1.519 3.669 8.238 1.024.199 2.489.127
115
Lampiran 7 KEBUTUHAN PUPUK NPK BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN MT 2017) No
Provinsi
Okt 15 1 Aceh 3.180 2 Sumatera Utara 23.066 3 Sumatera Barat 12.045 4 Riau 6.778 5 Jambi 3.565 6 Sumatera Selatan 24.784 7 Bengkulu 2.306 8 Lampung 6.666 9 Kep. Babel 348 10 Kepulauan Riau 14 11 DKI Jakarta 50 12 Jawa Barat 18.046 13 Jawa Tengah 17.603 14 DI Yogyakarta 1.271 15 Jawa Timur 11.636 16 Banten 4.155 17 B a l i 1.054 18 NTB 1.544 19 NTT 1.288 20 Kalimantan Barat 27.267 21 Kalimantan Tengah 13.019 22 Kalimantan Selatan 914 23 Kalimantan Timur 4.152 24 Kalimantan Utara 1.721 25 Sulawesi Utara 2.050 26 Sulawesi Tengah 2.084 27 Sulawesi Selatan 4.794 28 Sulawesi Tenggara 1.975 29 Gorontalo 983 30 Sulawesi Barat 1.354 31 Maluku 308 32 Maluku Utara 85 33 Papua Barat 164 34 Papua 311 INDONESIA 200.578 Cat : Kebutuhan pupuk NPK 200 Kg/Ha
Nov 15 10.318 23.137 9.703 3.131 3.769 34.624 3.311 16.792 237 6 23 41.318 51.509 9.378 44.932 8.852 1.432 5.266 4.017 14.077 9.655 5.920 3.138 615 2.083 2.782 13.057 1.458 2.118 1.858 432 529 104 363 329.944
MT 16/17 Des 15 Jan 16 20.424 17.432 20.428 10.204 10.165 8.335 2.326 2.119 4.595 3.380 29.036 14.737 5.294 3.089 35.861 22.830 163 233 6 9 37 33 80.737 55.951 84.784 45.782 5.540 1.344 117.291 63.815 18.019 11.756 3.941 4.712 27.569 23.750 11.772 13.345 7.752 2.053 5.037 2.218 17.977 17.394 3.861 3.747 260 297 3.416 2.691 4.902 7.304 38.131 34.885 2.086 3.430 2.433 884 2.604 3.527 815 796 659 757 86 180 899 1.574 568.906 384.594
Feb 16 5.629 9.353 9.842 1.903 2.872 5.873 3.165 8.811 173 7 24 31.403 26.309 889 23.187 4.787 4.275 10.023 10.152 517 3.345 15.464 1.274 133 3.004 6.053 18.204 4.869 447 2.534 368 423 283 2.139 217.734
Mar 16 3.274 10.829 10.296 2.465 2.655 7.035 2.164 10.765 62 4 32 28.834 52.060 3.559 45.061 4.128 2.222 2.671 4.483 2.537 7.672 21.672 460 128 2.066 3.894 11.068 5.019 687 2.336 49 374 116 806 251.482
Jumlah MT 16/17 60.257 97.017 60.386 18.721 20.836 116.087 19.329 101.725 1.217 46 199 256.289 278.047 21.982 305.922 51.698 17.635 70.822 45.056 54.202 40.947 79.341 16.633 3.154 15.309 27.019 120.139 18.837 7.551 14.213 2.767 2.827 933 6.093 1.953.238
MT 17 Apr 16 1.937 9.204 6.189 1.163 1.760 14.825 1.177 9.274 45 6 20 32.256 34.038 2.669 49.793 7.610 1.070 8.879 908 3.363 8.330 12.906 306 124 2.553 1.763 10.525 2.241 1.370 990 183 314 108 213 228.113
Mei 16 3.986 12.387 7.285 751 2.534 26.721 1.899 19.873 106 4 28 41.174 31.201 1.892 29.075 9.908 1.882 7.996 1.524 6.113 4.954 5.911 1.157 243 2.570 2.630 46.315 1.946 2.026 2.245 560 257 72 792 278.018
Jun 16 14.139 13.850 6.997 596 3.326 29.963 3.163 17.043 83 3 21 29.149 18.622 941 17.397 8.033 2.518 4.104 2.079 4.433 2.221 4.899 2.622 173 2.311 4.700 21.788 2.222 1.652 2.626 1.000 303 75 1.804 224.854
Jul 16 13.197 14.650 8.772 656 3.218 19.272 3.532 11.337 37 2 23 31.635 21.533 1.106 28.676 4.044 4.297 2.569 4.522 3.975 794 9.813 1.477 690 1.995 8.598 11.594 4.197 424 1.921 553 408 164 1.152 220.832
Agust 16 5.617 18.314 12.571 1.101 3.510 6.700 2.953 4.200 739 16 12 31.164 19.173 1.321 31.088 3.187 5.079 3.919 3.068 13.565 505 6.382 796 1.698 3.121 5.789 12.764 4.138 291 2.039 168 663 384 618 206.653
Sept 16 5.358 30.317 15.053 7.335 3.968 11.680 1.832 6.149 939 2 22 17.679 11.858 1.860 14.296 4.142 3.185 2.982 1.608 32.781 4.941 1.136 3.015 2.808 2.651 2.758 10.645 2.481 512 2.047 43 440 290 313 207.129
Ton Jumlah MT Total MT 17 16/17 + MT 17 44.235 104.492 98.723 195.740 56.866 117.252 11.602 30.323 18.317 39.153 109.161 225.248 14.555 33.884 67.876 169.602 1.950 3.167 33 79 126 325 183.057 439.346 136.424 414.471 9.790 31.772 170.325 476.247 36.924 88.621 18.031 35.666 30.448 101.270 13.709 58.765 64.230 118.432 21.745 62.692 41.047 120.388 9.373 26.006 5.736 8.890 15.201 30.511 26.237 53.257 113.631 233.770 17.225 36.062 6.276 13.827 11.868 26.081 2.506 5.273 2.385 5.212 1.093 2.026 4.892 10.984 1.365.598 3.318.836
116
Lampiran 8 KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN MT 2017) No
Provinsi
Okt 15 1 Aceh 795 2 Sumatera Utara 5.766 3 Sumatera Barat 3.011 4 Riau 1.695 5 Jambi 891 6 Sumatera Selatan 6.196 7 Bengkulu 577 8 Lampung 1.666 9 Kep. Babel 87 10 Kepulauan Riau 4 11 DKI Jakarta 12 12 Jawa Barat 4.512 13 Jawa Tengah 4.401 14 DI Yogyakarta 318 15 Jawa Timur 2.909 16 Banten 1.039 17 B a l i 263 18 NTB 386 19 NTT 322 20 Kalimantan Barat 6.817 21 Kalimantan Tengah 3.255 22 Kalimantan Selatan 228 23 Kalimantan Timur 1.038 24 Kalimantan Utara 430 25 Sulawesi Utara 512 26 Sulawesi Tengah 521 27 Sulawesi Selatan 1.198 28 Sulawesi Tenggara 494 29 Gorontalo 246 30 Sulawesi Barat 339 31 Maluku 77 32 Maluku Utara 21 33 Papua Barat 41 34 Papua 78 INDONESIA 50.145 Cat : Kebutuhan pupuk SP-36 50 Kg/Ha
Nov 15 2.580 5.784 2.426 783 942 8.656 828 4.198 59 1 6 10.330 12.877 2.345 11.233 2.213 358 1.317 1.004 3.519 2.414 1.480 784 154 521 695 3.264 365 529 464 108 132 26 91 82.486
MT 16/17 Des 15 Jan 16 5.106 4.358 5.107 2.551 2.541 2.084 582 530 1.149 845 7.259 3.684 1.323 772 8.965 5.707 41 58 1 2 9 8 20.184 13.988 21.196 11.446 1.385 336 29.323 15.954 4.505 2.939 985 1.178 6.892 5.938 2.943 3.336 1.938 513 1.259 555 4.494 4.349 965 937 65 74 854 673 1.226 1.826 9.533 8.721 522 857 608 221 651 882 204 199 165 189 22 45 225 394 142.226 96.148
Feb 16 1.407 2.338 2.461 476 718 1.468 791 2.203 43 2 6 7.851 6.577 222 5.797 1.197 1.069 2.506 2.538 129 836 3.866 319 33 751 1.513 4.551 1.217 112 633 92 106 71 535 54.433
Mar 16 819 2.707 2.574 616 664 1.759 541 2.691 16 1 8 7.209 13.015 890 11.265 1.032 555 668 1.121 634 1.918 5.418 115 32 517 973 2.767 1.255 172 584 12 93 29 201 62.870
Jumlah MT 16/17 15.064 24.254 15.097 4.680 5.209 29.022 4.832 25.431 304 11 50 64.072 69.512 5.495 76.480 12.924 4.409 17.706 11.264 13.551 10.237 19.835 4.158 788 3.827 6.755 30.035 4.709 1.888 3.553 692 707 233 1.523 488.309
MT 17 Apr 16 484 2.301 1.547 291 440 3.706 294 2.318 11 1 5 8.064 8.509 667 12.448 1.903 267 2.220 227 841 2.082 3.227 76 31 638 441 2.631 560 343 248 46 78 27 53 57.028
Mei 16 997 3.097 1.821 188 634 6.680 475 4.968 26 1 7 10.293 7.800 473 7.269 2.477 471 1.999 381 1.528 1.239 1.478 289 61 642 658 11.579 487 507 561 140 64 18 198 69.504
Jun 16 3.535 3.463 1.749 149 832 7.491 791 4.261 21 1 5 7.287 4.655 235 4.349 2.008 629 1.026 520 1.108 555 1.225 655 43 578 1.175 5.447 555 413 656 250 76 19 451 56.213
Jul 16 3.299 3.663 2.193 164 805 4.818 883 2.834 9 0 6 7.909 5.383 277 7.169 1.011 1.074 642 1.130 994 198 2.453 369 173 499 2.149 2.898 1.049 106 480 138 102 41 288 55.208
Agust 16 1.404 4.579 3.143 275 877 1.675 738 1.050 185 4 3 7.791 4.793 330 7.772 797 1.270 980 767 3.391 126 1.595 199 424 780 1.447 3.191 1.035 73 510 42 166 96 154 51.663
Sept 16 1.340 7.579 3.763 1.834 992 2.920 458 1.537 235 0 5 4.420 2.965 465 3.574 1.035 796 745 402 8.195 1.235 284 754 702 663 689 2.661 620 128 512 11 110 73 78 51.782
Ton Jumlah MT Total MT 17 16/17 + MT 17 11.059 26.123 24.681 48.935 14.217 29.313 2.901 7.581 4.579 9.788 27.290 56.312 3.639 8.471 16.969 42.400 488 792 8 20 32 81 45.764 109.836 34.106 103.618 2.448 7.943 42.581 119.062 9.231 22.155 4.508 8.917 7.612 25.318 3.427 14.691 16.057 29.608 5.436 15.673 10.262 30.097 2.343 6.502 1.434 2.222 3.800 7.628 6.559 13.314 28.408 58.442 4.306 9.016 1.569 3.457 2.967 6.520 627 1.318 596 1.303 273 506 1.223 2.746 341.400 829.709
117
Lampiran 9 KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK BULANAN TAHUN 2017 (MT 2016/MT 2017 DAN MT 2017) No
Provinsi
Okt 15 Nov 15 1 Aceh 15.899 51.591 2 Sumatera Utara 115.330 115.686 3 Sumatera Barat 60.224 48.516 4 Riau 33.891 15.654 5 Jambi 17.825 18.846 6 Sumatera Selatan 123.918 173.119 7 Bengkulu 11.532 16.555 8 Lampung 33.328 83.960 9 Kep. Babel 1.742 1.186 10 Kepulauan Riau 72 28 11 DKI Jakarta 248 113 12 Jawa Barat 90.230 206.591 13 Jawa Tengah 88.017 257.543 14 DI Yogyakarta 6.355 46.892 15 Jawa Timur 58.179 224.660 16 Banten 20.775 44.262 17 B a l i 5.268 7.161 18 NTB 7.718 26.330 19 NTT 6.439 20.083 20 Kalimantan Barat 136.333 70.384 21 Kalimantan Tengah 65.097 48.277 22 Kalimantan Selatan 4.569 29.600 23 Kalimantan Timur 20.761 15.690 24 Kalimantan Utara 8.603 3.075 25 Sulawesi Utara 10.249 10.417 26 Sulawesi Tengah 10.420 13.909 27 Sulawesi Selatan 23.969 65.286 28 Sulawesi Tenggara 9.876 7.291 29 Gorontalo 4.914 10.589 30 Sulawesi Barat 6.770 9.288 31 Maluku 1.538 2.158 32 Maluku Utara 425 2.645 33 Papua Barat 822 521 34 Papua 1.556 1.816 INDONESIA 1.002.892 1.649.722 Cat : Kebutuhan pupuk Organik 1000 Kg/Ha
MT 16/17 Des 15 Jan 16 102.119 87.159 102.142 51.021 50.825 41.675 11.631 10.593 22.977 16.898 145.178 73.684 26.468 15.446 179.307 114.150 814 1.163 29 46 187 167 403.683 279.754 423.920 228.912 27.699 6.722 586.455 319.075 90.095 58.780 19.705 23.558 137.843 118.752 58.858 66.724 38.758 10.266 25.185 11.091 89.884 86.971 19.307 18.736 1.301 1.487 17.078 13.453 24.511 36.521 190.656 174.424 10.431 17.149 12.166 4.420 13.018 17.637 4.077 3.980 3.293 3.786 432 898 4.497 7.872 2.844.529 1.922.968
Feb 16 28.145 46.763 49.212 9.514 14.358 29.365 15.825 44.056 866 35 119 157.014 131.546 4.447 115.937 23.935 21.377 50.113 50.758 2.584 16.725 77.322 6.372 664 15.019 30.266 91.021 24.343 2.234 12.668 1.841 2.117 1.413 10.693 1.088.668
Mar 16 16.371 54.144 51.479 12.323 13.275 35.173 10.819 53.827 312 18 161 144.172 260.298 17.794 225.303 20.642 11.109 13.355 22.417 12.686 38.360 108.360 2.299 639 10.331 19.469 55.341 25.095 3.434 11.682 243 1.869 578 4.029 1.257.408
Jumlah MT 16/17 301.285 485.087 301.931 93.606 104.179 580.436 96.646 508.627 6.084 228 994 1.281.443 1.390.237 109.909 1.529.609 258.489 88.177 354.112 225.279 271.010 204.735 396.706 83.166 15.769 76.547 135.096 600.697 94.185 37.755 71.063 13.837 14.136 4.665 30.464 9.766.188
MT 17 Apr 16 9.686 46.022 30.944 5.815 8.801 74.125 5.883 46.369 227 29 101 161.281 170.188 13.346 248.963 38.051 5.350 44.396 4.540 16.817 41.650 64.531 1.528 620 12.767 8.817 52.625 11.203 6.852 4.952 917 1.568 540 1.063 1.140.565
Mei 16 19.932 61.936 36.424 3.757 12.672 133.604 9.497 99.367 530 22 140 205.869 156.005 9.460 145.377 49.539 9.411 39.978 7.620 30.563 24.770 29.556 5.783 1.214 12.850 13.152 231.573 9.730 10.132 11.224 2.798 1.287 358 3.958 1.390.088
Jun 16 70.694 69.252 34.985 2.979 16.632 149.814 15.813 85.214 416 16 104 145.745 93.108 4.705 86.984 40.163 12.590 20.520 10.396 22.166 11.106 24.494 13.109 865 11.554 23.498 108.939 11.109 8.261 13.128 5.000 1.515 375 9.020 1.124.270
Jul 16 65.986 73.251 43.858 3.281 16.092 96.361 17.658 56.686 184 8 117 158.175 107.663 5.532 143.378 20.219 21.485 12.843 22.609 19.874 3.970 49.064 7.387 3.451 9.974 42.989 57.969 20.985 2.121 9.604 2.764 2.041 820 5.762 1.104.160
Agust 16 28.087 91.570 62.853 5.503 17.550 33.502 14.763 20.998 3.697 82 61 155.818 95.863 6.605 155.442 15.935 25.396 19.593 15.342 67.827 2.523 31.908 3.982 8.488 15.606 28.943 63.820 20.692 1.456 10.196 840 3.315 1.921 3.088 1.033.263
Sept 16 26.792 151.584 75.266 36.677 19.838 58.399 9.161 30.747 4.696 9 110 88.397 59.292 9.302 71.482 20.710 15.923 14.910 8.038 163.903 24.705 5.680 15.076 14.042 13.256 13.789 53.227 12.406 2.560 10.236 213 2.201 1.452 1.566 1.035.644
Ton Jumlah MT Total MT 17 16/17 + MT 17 221.177 522.462 493.616 978.702 284.331 586.261 58.011 151.616 91.585 195.764 545.805 1.126.241 72.775 169.421 339.382 848.009 9.751 15.835 166 394 632 1.626 915.284 2.196.728 682.120 2.072.356 48.951 158.860 851.626 2.381.235 184.618 443.106 90.154 178.332 152.239 506.351 68.544 293.824 321.149 592.159 108.723 313.458 205.233 601.939 46.865 130.030 28.680 44.449 76.006 152.553 131.187 266.283 568.153 1.168.850 86.125 180.310 31.382 69.137 59.340 130.404 12.530 26.367 11.926 26.062 5.464 10.130 24.458 54.922 6.827.990 16.594.178
118
Lampiran 10 Rekapitulasi Alokasi Kegiatan Serealia (Padi) Tahun 2017 BUDIDAYA PADI
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Ha)
(Kab)
(Ha)
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
(Kab)
(Ha)
(Kab)
(Ha)
PADI SALIBU
(Kab)
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
(Ha)
(Kab)
(Ha)
(Kab)
(Ha)
PENGEMBANGAN JARWO SUPER
(Kab)
(Ha)
(Kab)
(Ha)
(Kab)
UNIT
1
ACEH
18
26,450
-
-
5
1,200
-
-
-
-
-
-
6
200
-
1,000
18
28,850
6
60
2
SUMUT
25
33,050
-
-
-
-
10
1,500
-
-
-
-
5
160
-
1,000
25
35,710
19
137
3
SUMBAR
12
25,500
-
-
-
-
-
-
4
2,000
-
-
5
140
-
-
12
27,640
8
29
4
RIAU
10
16,500
-
-
-
-
7
500
-
-
-
-
8
160
-
-
10
17,160
7
23
5
JAMBI
11
15,420
-
-
1
100
-
-
-
-
-
-
6
160
-
-
11
15,680
-
30
6
SUMSEL
16
76,750
-
-
5
10,000
15
-
-
-
-
-
6
160
-
1,000
16
87,910
6
22
7
BENGKULU
9
9,400
-
-
4
550
8
200
-
-
-
-
2
40
-
-
9
10,190
9
33
8
LAMPUNG
14
32,150
-
-
11
6,400
11
4,000
-
-
-
-
5
100
-
1,000
14
43,650
11
38
9
DKI JAKARTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
JABAR
20
79,325
3
75
-
1,000
20
90,905
18
163
11
JATENG
28
44,950
-
-
12
DI YOGYAKARTA
4
2,000
-
-
1
250
-
-
-
13
JATIM
26
53,250
-
-
10
11,000
3
200
5
60
-
1,000
28
50,365
21
56
-
-
-
4
2,277
-
3
180
-
1,000
26
67,630
14
42
14
KALBAR
13
70,050
-
-
1
2,000
13
28,000
-
15
KALTENG
13
23,900
-
-
5
5,000
11
11,850
-
140
-
-
13
100,190
13
260
120
-
-
13
40,870
14
16
KALSEL
10
82,500
-
-
3
4,500
4
500
17
KALTIM
8
18,850
-
-
1
1,000
3
500
65
2
80
-
1,000
10
88,580
3
3
60
-
-
7
20,410
5
18
SULUT
11
7,450
-
-
3
750
7
750
15
-
7
220
-
-
12
9,170
14
100
19
SULTENG
11
11,400
-
-
3
1,000
5
175
20
SULSEL
22
17,000
-
-
6
5,250
4
250
-
-
3
60
-
-
12
12,635
12
13
-
-
9
240
-
1,000
22
24,740
13
21
SULTRA
12
7,200
-
-
-
-
4
100
57
-
-
-
5
100
-
-
12
7,400
15
22
BALI
9
8,550
-
-
-
-
-
23
NTB
10
21,200
-
-
3
1,500
4
42
3
1,000
-
-
6
120
-
-
9
9,670
8
14
-
-
-
490
3
60
-
1,000
10
24,350
10
24
NTT
16
6,800
-
-
4
1,000
4
23
600
-
-
-
-
13
360
-
-
16
8,760
14
25
MALUKU
8
2,950
-
-
1
250
80
3
100
-
-
-
-
4
80
-
-
8
3,380
5
26
PAPUA
4
4,950
-
-
-
11
-
1
100
-
-
-
-
2
40
-
-
8
5,090
3
27
MALUT
9
2,450
-
-
18
1
250
2
50
-
-
-
-
3
60
-
-
9
2,810
1
28
BANTEN
8
12,050
-
29
BABEL
5
1,600
-
26
-
-
-
3
150
-
-
-
300
5
100
-
-
8
12,600
6
41
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
20
-
-
5
1,620
1
30
GORONTALO
6
2,400
6
-
-
-
-
2
125
-
-
-
-
4
80
-
-
6
2,605
6
31
KEPRI
3
7
150
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
40
-
-
3
190
1
32
PAPUA BARAT
2
10
5,400
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
5,400
7
31
33 34
SULBAR
6
8,700
-
-
1
500
3
125
-
-
-
468
5
100
-
-
6
9,893
6
23
KALTARA
1
1,630
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
40
-
-
2
1,670
2
2
388
731,925
3
75
84
60,000
130
50,000
26
10,000
-
4,000
162
4,000
-
10,000
394
870,000
278
1,500
4
5,500 2,000
3 -
125
7
2,000
-
2,360
16
-
5
2,000
-
355
3
-
-
27
-
2,000
-
-
9
-
-
-
7
-
-
-
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1,000
-
100
-
520
TOTAL NASIONAL
11
28
119
Lampiran 11 Alokasi Kegiatan Serealia (Padi) Tahun 2017 Per Provinsi dan Per Kabupaten/Kota
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
(Ha)
PENGEMBANGAN BERAS KHUSUS
(Kab)
(Rp.000)
391
731.925
1 ACEH Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota:
21
26.450
-
-
21
26.450
-
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.500 2.000 750 200 200 1.500 2.000 4.000 3.000 3.000 500 500 1.000 1.000 2.000 1.500 200 1.000 200 200 200 -
Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Singkil Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Utara Kab. Bireuen Kab. Aceh Pidie Kab. Simeuleu Kab. Gayo Lues Kab. Aceh Barat Daya Kab. Aceh Jaya Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Tamiang Kab. Bener Meriah Kab. Pidie Jaya Kota Banda Aceh Kota Sabang Kota Langsa Kota Lhokseumawe Kota Sibulussalam Kota Meulaboh
1 1 1
3
(Ha)
DITJEN TANAMAN PANGAN
75
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
(Kab)
196.125
(Kab)
60.000
5
1.200
5
1.200
1 1
150 250 500 150 150 -
-
(Ha)
83
1
1 -
1 -
PADI SALIBU
(Ha)
129
(Kab)
50.000 -
-
-
-
-
(Ha)
26
(Kab)
10.000 -
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN PENGEMBANGAN ORGANIK UNTUK JARWO SUPER PADI
MINA PADI
(Ha) -
-
(Kab)
4.000 -
-
-
-
(Ha)
162
4.000
6
200
6
200
1
40 20 40 40 20 40 -
1 1 1 1 1
-
-
(Kab)
HIBRIDA
(Ha) -
(Kab)
10.000 -
-
(Ha)
393
870.000
21 21
27.850 27.850
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
1.500 2.040 750 200 200 1.670 2.250 4.040 3.000 3.540 520 500 1.150 1.040 2.000 1.500 200 1.150 200 200 200 -
(Kab)
KOMPOSIT
(Ha)
39
2.600.000 -
60.000 60.000 -
(Kab)
TOTAL JAGUNG
(Ha)
4
(Kab)
400.000
(Ha)
35
-
-
-
-
-
-
(Kab)
UNIT
3.000.000
278
1.500
60.000 60.000 -
6 6
60 50 10
1
2
1
1
1
2
1 1
2 1
1
2
-
120
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
2 SUMUT Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Asahan 2 Kab. Dairi 3 Kab. Deli Serdang 4 Kab. Tanah Karo 5 Kab. Labuhan Batu 6 Kab. Langkat 7 Kab. Mandailing Natal 8 Kab. Nias 9 Kab. Simalungun 10 Kab. Tapanuli Selatan 11 Kab. Tapanuli Tengah 12 Kab. Tapanuli Utara 13 Kab. Toba Samosir 14 Kab. Pakpak Barat 15 Kab. Humbang Hasundutan 16 Kab. Serdang Bedagai 17 Kab. Padang lawas 18 Kota Binjai 19 Kota Medan 20 Kota Pematang Siantar 21 Kota Sibolga 22 Kota Tanjung Balai 23 Kota Tebing Tinggi 24 Kota Padang Sidempuan 25 Kota Gunung Sitoli 18 Kab. Nias Selatan 19 Kab. Samosir 20 Kab Padang Lawas Utara 21 Kab. Labuhan Batu Selatan 22 Kab. Labuhan Batu Utara 23 Kab Nias Barat 24 Kab. Nias Utara 25 Kab. Batu Bara 26 Kota Sidikalang 27 Kota Lubukpakam 28 Kota Stabat 29 Kota Tarutung
25 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Ha) 33,050 33,050 1,000 1,000 3,000 1,000 1,000 3,000 2,000 750 3,000 1,500 1,500 1,500 2,000 300 1,000 3,000 1,000 200 300 500 1,500 1,500 200 300 1,000 -
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
(Ha)
(Kab)
-
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
(Ha)
-
-
(Kab) -
10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Ha)
PADI SALIBU
(Kab) 1,500 1,500 200 100 200 100 200 100 200 100 200 100 -
(Ha)
(Kab)
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
(Ha)
-
(Kab)
-
-
5 5 1 1 1 1 1 -
(Ha)
(Kab) 160 160 40 20 40 20 40 -
HIBRIDA
(Ha)
(Kab)
-
1,000 1,000
-
-
25 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Ha) 35,710 1,000 34,710 1,000 1,000 3,000 1,240 1,000 3,000 2,120 750 3,240 1,500 1,600 1,700 2,100 300 1,000 3,220 1,100 400 440 500 1,500 1,500 200 300 1,000 -
(Kab)
(Ha) -
-
110,000 110,000 -
KOMPOSIT
(Kab) -
(Ha) 10,000 10,000 -
TOTAL JAGUNG
(Kab)
(Ha) -
-
120,000 120,000 -
(Kab)
UNIT
19 -
137 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
8 2 8 6 4 8 6 12 6 5 5 4 4 6 8 8 8 6 8 -
121
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab) 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
SUMBAR Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: Kab. Lima Puluh Kota Kab. Agam Kab. Kepulauan Mentawai Kab. Padang Pariaman Kab. Pasaman Kab. Pesisir Selatan Kab. Sijunjung Kab. Solok Kab. Tanah Datar Kab. Dharmas Raya Kab. Solok Selatan Kab. Pasaman Barat Kota Bukit Tinggi Kota Padang Panjang Kota Padang Kota Payakumbuh Kota Sawahlunto Kota Solok Kota Pariaman Kota Painan Kota Lubuk Sikaping Sawahlunto RIAU Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: Kab. Bengkalis Kab. Indragiri Hilir Kab. Indragiri Hulu Kab. Kampar Kab. Kuantan Singingi Kab. Pelalawan Kab. Rokan Hilir Kab. Rokan Hulu Kab. Siak Kota Dumai Kota Pekanbaru Kota Rengat Kab Meranti
12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(Ha) 25,500 25,500 2,500 3,000 3,000 3,000 3,000 1,000 3,000 3,000 1,000 1,000 1,000 1,000 16,500 1,000 15,500 1,500 3,000 500 1,500 1,000 2,500 4,000 500 500 500
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
(Ha)
(Kab)
-
(Ha)
-
-
-
-
(Kab)
-
-
-
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
-
-
PADI SALIBU
(Ha)
(Kab)
-
-
7 7 1 1 1 1 1 1 1
500 500 50 50 50 50 50 200 50
(Ha) 4 4 1 1 1 1 -
2,000 2,000 500 500 500 500 -
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
(Kab)
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
5 5 1 1 1 1 1 8 8 1 1 1 1 1 1 1 1
(Ha)
(Kab) 140 140 20 20 40 40 20 160 160 20 20 20 20 20 20 20 20
HIBRIDA
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(Ha) 27,640 27,640 3,020 3,500 3,020 3,000 3,040 1,000 3,540 3,520 1,000 1,000 1,000 1,000 17,160 1,000 16,160 1,570 3,070 500 1,550 1,070 2,570 4,020 720 520 570
(Kab)
(Ha) -
-
55,000 55,000 4,400 4,400 -
KOMPOSIT
(Kab) -
TOTAL JAGUNG
(Ha) 5,000 5,000 4,500 4,500 -
(Kab)
(Ha) -
-
60,000 60,000 8,900 8,900 -
(Kab)
UNIT
8 -
29 -
1 1 1 1 1 1 1 1 7 -
5 3 3 1 5 2 5 4 1 23 14
1 1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 1 1 1
122
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
5 JAMBI Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Batanghari 2 Kab. Bungo 3 Kab. Kerinci 4 Kab. Merangin 5 Kab. Muaro Jambi 6 Kab. Sarolangun 7 Kab. Tanjung Jabung Barat 8 Kab. Tj. Jabung Timur 9 Kab. Tebo 10 Kota Jambi 11 Kota Sungai Penuh 6 SUMSEL Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Lahat 2 Kab. Musi Banyuasin 3 Kab. Musi Rawas 4 Kab. Muara Enim 5 Kab. Ogan Komering Ilir 6 Kab. Ogan Komering Ulu 7 Kab. Banyuasin 8 Kab. OKU Timur 9 Kab. OKU Selatan 10 Kab. Ogan Ilir 11 Kab. Empat lawang 12 Kota Palembang 13 Kota Prabumulih 14 Kota Pagar Alam 15 Kota Lubuk Linggau 16 Kab Baturaja 17 Kab Musi Rawas Utara 18 Kab. Penukal Abab Lematang Ilir
11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(Ha) 15,420 15,420 1,000 1,500 4,000 2,000 500 1,000 2,000 2,000 1,000 220 200 76,750 76,750 2,000 4,000 23,400 1,000 12,000 2,000 17,000 7,000 2,000 1,500 1,500 500 350 500 500 750 750
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
PADI HIBRIDA
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 -
(Ha) 100 100 100 10,000 10,000 1,500 1,500 1,500 4,000 1,500 -
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
(Kab)
PADI SALIBU
(Ha)
(Kab)
15 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(Ha)
-
(Kab)
-
(Ha)
-
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
-
-
(Kab)
-
-
-
-
6 6 1 1 1 1 1 1 6 6 1 1 1 1 1 1 -
(Ha)
(Kab) 160 160 20 40 20 20 40 20 160 160 20 40 20 40 20 20 -
HIBRIDA
(Ha)
(Kab)
-
-
-
1,000 1,000
-
-
11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(Ha) 15,680 15,680 1,000 1,520 4,000 2,040 520 1,000 2,100 2,020 1,040 220 220 87,910 1,000 86,910 3,520 4,000 23,400 1,040 13,520 2,000 18,500 11,040 3,520 1,500 1,500 500 350 520 500 750 750
(Kab)
(Ha) -
-
21,100 21,100 130,000 130,000 -
KOMPOSIT
(Kab) -
(Ha) 5,000 5,000 20,000 20,000 -
TOTAL JAGUNG
(Kab)
(Ha) -
-
26,100 26,100 150,000 150,000 -
(Kab)
UNIT -
30 30
6 -
22 13
1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 4 1 1 -
123
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
7 BENGKULU Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Bengkulu Selatan 2 Kab. Bengkulu Utara 3 Kab. Rejang Lebong 4 Kab. Kaur 5 Kab. Seluma 6 Kab. Muko-muko 7 Kab. Lebong 8 Kab. Kepahiang 9 Kab Bengkulu Tengah 10 Kota Bengkulu * 8 LAMPUNG Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Lampung Barat 2 Kab. Lampung Selatan 3 Kab. Lampung Tengah 4 Kab. Lampung Utara 5 Kab. Lampung Timur 6 Kab. Tanggamus 7 Kab. Tulang Bawang 8 Kab. Way Kanan 9 Kab. Pesawaran 10 Kab. Mesuji 11 Kab. Pringsewu 12 Kab. Tulangbawang Barat 13 Kota Bandar Lampung 14 Kota Metro 15 Kab. Pesisir Barat 9 DKI JAKARTA Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab Adm Kep Seribu 2 Kota Adm Jakarta Barat 3 Kota Adm Jakarta Pusat 4 Kota Adm Jakarta Selatan 5 Kota Adm Jakarta Timur 6 Kota Adm Jakarta Utara
9 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Ha) 9,400 1,000 8,400 650 1,300 650 1,500 1,500 1,000 650 650 500 32,150 32,150 750 3,000 4,500 3,000 5,000 3,000 3,000 3,000 1,500 1,500 1,500 2,000 200 200 -
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
PADI HIBRIDA
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
4 4 1 1 1 1 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Ha) 550 550 100 250 100 100 6,400 6,400 50 2,000 2,000 1,500 50 250 50 50 150 250 50 -
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
(Kab) 8 8 1 1 1 1 1 1 1 1 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Ha)
PADI SALIBU
(Kab) 200 200 25 25 25 25 25 25 25 25 4,000 4,000 325 325 325 325 750 325 325 325 325 325 325 -
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
(Kab)
-
-
-
(Ha)
-
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
-
-
-
2 2 1 1 5 5 1 1 1 1 1 -
(Ha)
(Kab) 40 40 20 20 100 100 20 20 20 20 20 -
HIBRIDA
(Ha)
(Kab)
-
-
-
1,000 1,000
-
-
-
-
9 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Ha) 10,190 1,000 9,190 775 1,325 925 1,645 1,525 1,145 675 675 500 43,650 1,000 42,650 1,075 3,395 6,825 5,325 7,250 3,070 3,595 3,395 1,875 1,995 1,825 2,575 250 200 -
(Kab)
(Ha) -
-
KOMPOSIT
(Kab)
20,000 20,000 175,000 175,000 -
-
TOTAL JAGUNG
(Ha)
(Kab)
4,000 4,000 15,000 15,000 -
(Ha) -
-
24,000 24,000 190,000 190,000 -
(Kab)
UNIT
9 -
33 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 -
9 3 2 3 2 3 3 1 1 38 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
1 4 5 1 5 1 5 1 2 2 1
-
-
-
124
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab) 10 JABAR Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Bandung 2 Kab. Bekasi 3 Kab. Bogor 4 Kab. Ciamis 5 Kab. Cianjur 6 Kab. Cirebon 7 Kab. Garut 8 Kab. Indramayu 9 Kab. Karawang 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Banjar Kab. Bandung Barat Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cirebon Kota Depok Kota Sukabumi Kab. Pangandaran
20
(Ha)
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab) 3
20 1 1 1 1 1 1 1 1 -
79,325 4,000 75,325 3,475 1,000 1,000 1,750 4,975 4,600 6,200 18,000 -
1 1 -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4,000 4,000 2,300 4,500 7,500 4,000 4,975 300 1,000 500 250 1,000
1 -
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
(Ha)
(Kab) 75
(Ha)
(Kab) 3
25 25 -
11 1 1 1 1 -
5,500 5,500 500 750 500 500 -
3 1 -
25 -
1 1 1 1 1 1 1 -
500 250 500 500 500 750 250 -
1 1
-
11 -
-
PADI SALIBU
(Ha)
(Kab) 125
(Ha)
(Kab)
(Ha)
2,000
125 25 -
7 7 1 1 1 1 -
2,000 500 250 250 250 -
-
75 25
1 1 1 -
250 250 250 -
-
-
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
-
(Kab)
2,360 2,360
(Ha)
(Kab)
16
520
-
16 1 1 1 1 1 1 1 -
520 40 20 40 40 20 60 20 -
-
1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 20 20 40 40 40 40 40 20
HIBRIDA
(Ha) -
(Kab)
1,000 1,000
20
-
-
20 1 1 1 1 1 1 1 1 -
-
-
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(Ha)
(Kab)
(Ha)
KOMPOSIT
(Kab)
90,905 7,360 83,545 4,540 1,000 1,770 2,040 5,790 4,620 6,260 18,795 -
4 4 1 1 -
155,000 69,500 85,500 14,500 38,000 -
4
4,520 4,270 2,320 5,365 8,290 4,540 5,790 300 1,540 500 250 1,045
1 1 -
21,000 12,000 -
(Ha)
TOTAL JAGUNG
(Kab) -
4 1 1 -
10,000 5,500 4,500 1,000 2,000 -
1 1 -
1,000 500 -
(Ha)
(Kab) 18
-
165,000 75,000 90,000 15,500 40,000 -
-
22,000 12,500 -
-
UNIT -
163 77
1 1 1 1 1 1 1 1 -
5 1 3 2 3 3 5 6 -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 2 4 11 6 23 3 1 5
125
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
11 JATENG Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Banjarnegara 2 Kab. Banyumas 3 Kab. Batang 4 Kab. Blora 5 Kab. Boyolali 6 Kab. Brebes 7 Kab. Cilacap 8 Kab. Demak 9 Kab. Grobogan 10 Kab. Jepara 11 Kab. Karanganyar 12 Kab. Kebumen 13 Kab. Kendal 14 Kab. Klaten 15 Kab. Kudus 16 Kab. Magelang 17 Kab. Pati 18 Kab. Pekalongan 19 Kab. Pemalang 20 Kab. Purbalingga 21 Kab. Purworejo 22 Kab. Rembang 23 Kab. Semarang 24 Kab. Sragen 25 Kab. Sukoharjo 26 Kab. Tegal 27 Kab. Temanggung 28 Kab. Wonogiri 29 Kab. Wonosobo 30 Kota Tegal 31 Kota Magelang 32 Kota Pekalongan 33 Kota Salatiga 34 Kota Semarang 35 Kota Surakarta 12 DI YOGYAKARTA Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Bantul 2 Kab. Gunung Kidul 3 Kab. Kulon Progo 4 Kab. Sleman 5 Kota Yogyakarta
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Ha)
28
(Kab)
44,950
(Ha) -
-
-
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 -
44,950 1,000 750 750 2,500 3,500 2,500 3,000 1,000 2,500 1,000 2,500 2,500 1,000 2,500 1,000 1,000 2,500 2,500 1,500 750 1,000 600 1,000 1,000 600 1,000 2,500 1,000 2,000 2,000 500 500 500 500 -
PADI HIBRIDA
(Kab) -
-
-
-
4 1 1 1 1 1
-
(Ha)
4 -
1 1 -
2,000 2,000 200 850 850 100 250 250 250 -
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
(Kab)
PADI SALIBU
(Ha)
-
(Kab) -
-
-
-
-
MINA PADI
(Ha) 5 5 1 1 1 1 1 -
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
(Kab)
2,000
(Ha) -
-
-
2,000 500 500 250 250 500 -
-
-
-
-
(Kab)
355 355 27 27 -
(Ha)
3
(Kab) 60
-
-
3 1 1 1 -
60 20 20 20 -
HIBRIDA
(Ha) -
(Kab)
1,000 1,000
-
-
-
-
(Ha)
28 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 -
50,365 1,355 49,010 1,500 1,250 770 2,500 3,500 2,500 3,250 1,000 2,720 1,000 2,750 2,500 1,000 2,500 1,000 1,000 2,500 2,500 1,500 750 1,850 600 1,000 1,000 600 1,850 2,600 1,520 2,277 27 2,250 500 750 500 500 -
(Kab)
(Ha)
-
145,000 145,000 14,500 14,500 -
KOMPOSIT
(Kab) -
(Ha) 20,000 20,000 -
TOTAL JAGUNG
(Kab)
(Ha)
-
165,000 165,000 14,500 14,500 -
(Kab)
UNIT
21 -
56 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
3 1 1 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 4 4 2 1 1 3 3 3
-
-
126
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
13 JATIM Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Bangkalan 2 Kab. Banyuwangi 3 Kab. Blitar 4 Kab. Bojonegoro 5 Kab. Bondowoso 6 Kab. Gresik 7 Kab. Jember 8 Kab. Jombang 9 Kab. Kediri 10 Kab. Lamongan 11 Kab. Lumajang 12 Kab. Madiun 13 Kab. Magetan 14 Kab. Malang 15 Kab. Mojokerto 16 Kab. Nganjuk 17 Kab. Ngawi 18 Kab. Pacitan 19 Kab. Pamekasan 20 Kab. Pasuruan 21 Kab. Ponorogo 22 Kab. Probolinggo 23 Kab. Sampang 24 Kab. Sidoarjo 25 Kab. Situbondo 26 Kab. Sumenep 27 Kab. Trenggalek 28 Kab. Tuban 29 Kab. Tulungagung 30 Kota Blitar 31 Kota Kediri 32 Kota Malang 33 Kota Mojokerto 34 Kota Pasuruan 35 Kota Probolinggo 36 Kota Surabaya 37 Kota Batu 38 Kota Madiun
(Ha)
26 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
53,250 3,000 50,250 2,000 2,700 2,300 4,000 1,500 3,500 1,500 2,700 4,000 3,500 750 750 1,750 2,000 2,000 1,000 750 750 4,000 1,750 750 750 750 750 1,750 2,300 -
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
(Ha) -
(Kab) -
-
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
-
(Ha)
10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Kab)
11,000 -
(Ha)
3 -
11,000 100 50 50 100 150 250 10,000 150 50 100 -
(Kab) 200
3 1 1 1 -
PADI SALIBU
200 50 100 50 -
(Ha) 5 5 1 1 1 1 1 -
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
(Kab)
2,000
(Ha) -
2,000 250 250 500 500 500 -
(Kab) -
-
-
(Ha)
9 -
(Kab) 180
-
-
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
180 20 20 20 20 20 20 20 20 20 -
HIBRIDA
(Ha) -
(Kab)
1,000 1,000 -
(Ha)
26 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
67,630 4,000 63,630 2,000 3,070 2,350 4,070 1,650 3,520 1,770 2,700 4,000 3,670 1,250 900 2,020 2,500 12,500 1,150 750 750 4,070 1,750 750 750 750 770 1,750 2,420 -
(Kab)
(Ha)
-
104,000 104,000 -
KOMPOSIT
(Kab) -
(Ha) 26,000 26,000 -
TOTAL JAGUNG
(Kab)
(Ha)
-
130,000 130,000 -
(Kab)
UNIT
14 -
42 21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 -
127
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
14 KALBAR Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Bengkayang 2 Kab. Landak 3 Kab. Kapuas Hulu 4 Kab. Ketapang 5 Kab. Pontianak/Mempawah 6 Kab. Sambas 7 Kab. Sanggau 8 Kab. Sintang 9 Kab. Melawi 10 Kab. Sekadau 11 Kab. Kubu Raya 12 Kab. Kayong Utara 13 Kota Pontianak 14 Kota Singkawang 15 KALTENG Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Barito Selatan 2 Kab. Barito Utara 3 Kab. Kapuas 4 Kab. Kotawaringin Barat 5 Kab. Kotawaringin Timur 6 Kab. Katingan 7 Kab. Seruyan 8 Kab. Sukamara 9 Kab. Lamandau 10 Kab. Pulang Pisau 11 Kab. Murung Raya 12 Kab. Barito Timur 13 Kab. Gunung Mas 14 Kota Palangka Raya *
(Ha)
13
(Kab)
70,050 -
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Ha)
(Kab)
-
70,050 4,500 15,000 4,000 7,000 1,500 7,000 12,500 4,000 2,700 2,300 7,800 1,000 750 23,900 23,900 1,750 1,750 1,500 1,250 1,750 3,000 2,300 750 1,750 3,500 600 3,000 1,000 -
PADI HIBRIDA
-
-
-
-
-
1 1 5
-
-
(Ha)
1
5 1 1 1 1 1 -
2,000 2,000 2,000 5,000 5,000 500 2,500 500 500 1,000 -
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
(Kab) 13 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Ha) 28,000 28,000 3,000 1,000 500 4,500 3,250 8,500 5,000 100 50 100 500 500 1,000 11,850 11,850 350 1,000 3,100 400 400 1,000 400 100 100 4,000 1,000 -
PADI SALIBU
(Kab)
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
(Kab)
6 1 1 1 1 1 1 -
-
-
-
120 20 20 20 20 20 20 -
(Kab)
-
140 20 20 20 20 20 20 20 120
HIBRIDA
(Ha)
140
7 1 1 1 1 1 1 1 6
-
-
(Ha)
7 -
-
-
-
-
(Kab)
-
-
-
(Ha)
-
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
-
-
(Ha)
13 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Kab)
100,190
(Ha)
-
100,190 7,520 16,020 4,520 11,500 4,750 15,520 17,520 4,120 2,750 2,400 10,300 1,520 1,750 40,870 40,870 2,120 3,270 7,120 1,670 2,150 4,000 3,200 850 1,870 8,020 600 5,000 1,000 -
-
(Kab)
24,000 -
-
KOMPOSIT
-
24,000 5,000 1,000 1,500 2,000 1,000 2,000 2,000 2,000 1,000 1,000 2,500 1,000 2,000 11,500 11,500 -
-
TOTAL JAGUNG
(Ha)
(Kab)
8,000
(Ha)
-
8,000 5,000 500 1,000 500 1,000 2,000 2,000 -
-
(Kab)
32,000
UNIT
13 -
32,000 10,000 1,000 1,500 2,000 1,500 2,000 3,000 2,000 1,000 1,500 3,500 1,000 2,000 13,500 13,500 -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
260 8
1 14 -
20 40 10 30 5 40 37 10 5 10 30 10 5 65 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 4 6 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4
-
128
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
16 KALSEL Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Banjar 2 Kab. Barito Kuala 3 Kab. Hulu Sungai Selatan 4 Kab. Hulu Sungai Tengah 5 Kab. Hulu Sungai Utara 6 Kab. Kota Baru 7 Kab. Tabalong 8 Kab. Tanah Laut 9 Kab. Tapin 10 Kab. Balangan 11 Kab. Tanah Bumbu 12 Kota Banjarmasin 13 Hulu Sungai Timur 14 Kota Banjar Baru 15 Kab Tala 17 KALTIM Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Berau 2 Kab. Kutai Barat 3 Kab. Kutai Timur 4 Kab. Pasir 5 Kab. Penajem Paser Utr 6 Kab. Kutai Kertanegera 7 Kota Balikpapan 8 Kota Bontang 9 Kota Samarinda 10 Kab. Tenggarong 11 Kab. Mahakam Hulu
10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 7 1 1 1 1 1 1 1
(Ha) 82,500 5,500 77,000 4,000 7,500 10,000 7,500 7,500 6,000 10,000 12,000 7,500 5,000 18,850 2,000 16,850 12,000 750 1,500 1,000 1,000 200 400
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
PADI HIBRIDA
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
-
-
3 1 2 1 1 1 1 1 -
(Ha) 4,500 1,500 3,000 1,000 2,000 1,000 1,000 1,000 -
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
(Kab)
(Ha)
PADI SALIBU
(Kab)
4
500
4 1 1 1 1 3 1 2 1 1 -
500 100 100 100 200 500 100 400 200 200 -
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
-
(Kab)
-
-
-
(Ha)
-
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
-
-
-
(Ha)
(Kab)
2
80
2 1 1 3 1 2 1 1
80 40 40 60 20 40 20 20
HIBRIDA
(Ha) -
(Kab)
1,000 -
-
-
(Ha)
10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 7 1 1 1 1 1 1 1
88,580 8,000 80,580 4,100 7,600 11,000 7,540 7,600 6,000 10,240 12,000 9,500 5,000 20,410 2,120 18,290 12,020 750 1,700 1,000 2,200 200 420
(Kab)
(Ha)
-
45,000 45,000 18,000 18,000 -
KOMPOSIT
(Kab) -
(Ha) 5,000 5,000 5,000 5,000 -
TOTAL JAGUNG
(Kab)
(Ha)
-
50,000 50,000 23,000 23,000 -
(Kab) 3 1 1 1 5 1 1 1 1 1
UNIT 28 20 1 1 6 15 5 1 2 4 2 1
129
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
18 SULUT Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Bolaang Mangondow 2 Kab. Minahasa 3 Kab. Kep. Talaud 4 Kab. Minahasa Selatan 5 Kota Tomohon 6 Kab. Minahasa Utara 7 Kab. Minahasa Tenggara 8 Kab. Bolmong Utara 9 Kab. Sangihe 10 Kab. Bolmang Selatan 11 Kab. Bolmang Timur 12 Kab. Kep Siau Tagulandang B 13 Kota Bitung 14 Kota Manado 15 Kota Kotamobagu 19 SULTENG Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Banggai 2 Kab. Buol 3 Kab. Toli-Toli 4 Kab. Donggala 5 Kab. Morowali 6 Kab. Poso 7 Kab. Parigi Moutong 8 Kab. Tojo Una-Una 9 Kab. Banggai Kepulauan 10 Kab. Sigi 11 Kota Palu 12 Kab. Morowali Utara
(Ha)
11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7,450 7,450 2,300 650 200 650 200 650 650 650 600 600 300 11,400 11,400 1,350 500 2,000 800 1,750 1,000 300 100 2,000 100 1,500
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
-
3 1 1 1 -
(Kab) 750
3 1 1 1 3
-
(Ha)
3 -
-
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
750 250 250 250 1,000 1,000 400 200 400 -
(Ha)
7
(Kab) 750
7 1 1 1 1 1 1 1 5
(Ha)
-
-
-
-
-
-
-
(Kab)
3 1 1 1
-
-
-
60 20 20 20
(Kab)
-
220 40 20 40 20 40 40 20 60
HIBRIDA
(Ha)
220
7 1 1 1 1 1 1 1 3
-
(Ha)
7 -
-
-
(Kab) -
-
-
-
(Ha) -
-
-
175 50 50 25 25 25 -
(Kab) -
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
-
750 300 50 50 200 50 50 50 175 -
5 1 1 1 1 1 -
PADI SALIBU
-
-
(Ha)
12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9,170 9,170 2,600 950 290 1,120 250 990 720 650 40 640 620 300 12,635 12,635 1,400 400 720 2,050 800 2,195 1,025 300 100 2,000 125 1,520
(Kab)
(Ha)
-
230,000 230,000 40,000 40,000 -
KOMPOSIT
(Kab) -
(Ha) 85,100 85,100 9,900 9,900 -
TOTAL JAGUNG
(Kab)
(Ha)
-
315,100 315,100 49,900 49,900 -
(Kab)
UNIT
14
100 -
-
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 -
10 10 5 10 5 10 10 10 5 5 5 5 5 5 13 -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
-
130
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
20 SULSEL Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota:
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Ha)
22
(Kab)
17,000
(Ha)
(Kab)
(Ha)
(Kab)
(Ha)
(Kab)
(Ha)
(Kab)
(Ha)
9
240
22
-
-
-
-
-
1
250
-
-
-
-
-
-
2 Kab. Barru
1
300
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
300
-
-
-
-
-
-
1
1
3 Kab. Bone
1
2,000
-
-
1
1,250
1
100
-
-
-
-
1
40
-
-
1
3,390
-
-
-
-
-
-
1
1
4 Kab. Bulukumba
1
650
-
-
1
1,250
1
50
-
-
-
-
1
40
-
-
1
1,990
-
-
-
-
-
-
1
7
5 Kab. Enrekang
1
250
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
40
-
-
1
290
-
-
-
-
-
-
1
1
6 Kab. Gowa
1
800
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
800
-
-
-
-
-
-
1
1
7 Kab. Jeneponto
1
250
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
20
-
-
1
270
-
-
-
-
-
-
1
1
8 Kab. Luwu
1
850
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
850
-
-
-
-
-
-
1
9 Kab. Luwu Utara
1
850
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
850
-
-
-
-
-
-
10 Kab. Maros
1
1,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
20
-
-
1
1,020
-
-
-
-
-
-
1
5
11 Kab. Pangkep
1
600
-
-
-
-
1
50
-
-
-
-
1
20
-
-
1
670
-
-
-
-
-
-
1
15
12 Kab. Pinrang
1
2,000
-
-
1
750
-
-
500
-
-
1
20
-
-
1
3,270
-
-
-
-
-
-
13 Kab. Kep. Selayar
1
200
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
200
-
-
-
-
-
-
-
14 Kab. Sidenreng Rappang
1
2,000
-
-
1
1,000
-
-
500
-
-
-
-
-
-
1
3,500
-
-
-
-
-
-
-
15 Kab. Sinjai
1
400
-
-
1
500
1
50
-
-
-
-
1
20
-
-
1
970
-
-
-
-
-
-
16 Kab. Soppeng
1
650
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
650
-
-
-
-
-
-
-
-
17 Kab. Takalar
1
650
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
650
-
-
-
-
-
-
-
-
18 Kab. Tana Toraja
1
250
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
250
-
-
-
-
-
-
-
-
19 Kab. Wajo
1
2,000
-
-
1
500
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
2,500
-
-
-
-
-
-
-
-
20 Kota Palopo
1
150
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
150
-
-
-
-
-
-
-
21 Kab. Luwu Timur
1
650
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
650
-
-
-
-
-
-
1
22 Kab. Toraja Utara
1
250
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
20
-
-
1
270
-
-
-
-
-
-
1
23 Kota Pare-Pare
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24 Kota Makassar
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
25 Pangkajene Kepulauan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
187,750 187,750 -
UNIT
-
1
-
(Kab)
-
-
26,250 26,250 -
(Ha)
-
-
-
(Kab)
-
-
161,500 161,500 -
(Ha)
250
-
-
(Kab)
4
1,000
22
(Ha)
-
-
1,000
(Kab)
-
-
-
(Ha)
6
-
240
(Kab)
-
-
-
9
(Ha)
-
-
-
(Kab)
-
-
-
(Ha)
250
-
1,000
(Kab)
17,000
-
2 2
TOTAL JAGUNG
1
-
250
KOMPOSIT
22
-
4
HIBRIDA
1 Kab. Bantaeng
-
6
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
24,740 1,000 23,740
-
-
PADI SALIBU
5,250 5,250
-
-
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
13 -
57 20 -
-
1 -
1
1 -
1
1
1 1
131
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab) 21 SULTRA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 22
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA
Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: Kab. Buton Kab. Konawe Kab. Kolaka Kab. Muna Kab. Konawe Selatan Kab. Bombana Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara Kab. Konawe Utara Kab. Buton Utara Kota Bau-Bau Kota Kendari Kab. Muna Barat Kab. Kolaka Timur Konawe Kepulauan BALI Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar Kab Negara
(Ha)
12
(Kab)
7,200 -
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
1,500 5,700 1,000 200 1,000 1,000 250 250 200 200 200 200 1,000 200 8,550 8,550 650 500 1,000 1,000 1,500 1,000 500 2,000 400 -
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(Kab) -
-
-
-
(Ha) -
-
-
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
-
-
PADI SALIBU
(Ha)
4
(Kab) 100
4 1 1 1 1 -
100 25 25 25 25 -
-
3 3 1
-
(Kab)
1 1 -
(Ha)
-
-
-
(Ha) -
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
(Kab)
-
1,000
-
-
-
1,000 250 250 500 -
-
-
-
-
(Kab) 100 20 20 20 20 20 120
6 1 1 1 1 1 1 -
(Ha)
100
5 1 1 1 1 1 6
-
-
(Ha)
5
(Kab)
-
-
-
-
-
-
120 20 20 20 20 20 20 -
HIBRIDA
-
-
(Ha)
12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Kab) 7,400 1,500 5,900 1,045 200 1,045 1,020 275 270 220 200 200 200 1,025 200 9,670 9,670 900 520 1,020 1,270 1,520 1,000 500 2,520 420 -
(Ha)
5 5 1 1 1 1 1 -
KOMPOSIT
(Kab)
(Ha)
25,000
-
5,000
25,000 8,000 8,000 3,000 1,000 2,000 1,000 1,000 -
-
5,000 2,000 2,000 -
-
TOTAL JAGUNG
(Kab)
(Ha)
5 5 1 1 1 1 1 -
(Kab)
UNIT
30,000
15
42
30,000 10,000 2,000 8,000 3,000 1,000 2,000 1,000 1,000 -
4
7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 4 9 8 1 2 3 3 2 14 5 1 1 2 1 1 1 1 1 -
132
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
23 NTB Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Bima 2 Kab. Dompu 3 Kab. Lombok Barat 4 Kab. Lombok Tengah 5 Kab. Lombok Timur 6 Kab. Sumbawa 7 Kota Bima 8 Kab. Sumbawa Barat 9 Kab. Lombok Utara 10 Kota Mataram 24 NTT Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Belu 2 Kab. Ende 3 Kab. Flores Timur 4 Kab. Kupang 5 Kab. Lembata 6 Kab. Manggarai 7 Kab. Ngada 8 Kab. Sikka 9 Kab. Sumba Barat 10 Kab. Sumba Timur 11 Kab. Timor Tengah Selatan 12 Kab. Timor Tengah Utara 13 Kab. Rote-Ndao 14 Kab. Manggarai Barat 15 Kab. Alor 16 Kab. Nagekeo 17 Kab. Sumba Tengah 18 Kab. Sumba Barat Daya 19 Kab. Manggarai Timur 20 Kab. Sabu Raijua 21 Kota Kupang 22 Kab. Malaka
(Ha)
10
(Kab)
21,200 -
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
21,200 4,500 600 2,800 3,500 3,500 2,800 400 1,350 1,350 400 6,800 1,000 5,800 300 200 200 1,000 300 400 400 200 150 400 750 200 200 600 200 300
PADI HIBRIDA
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3 1 1 1 4
-
-
(Ha)
3
4 1 1 1 1 -
1,500 1,500 750 250 500 1,000 1,000 100 100 500 300 -
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
(Kab)
(Ha)
4
(Kab) 100
4 1 1 1 1 4
(Ha)
-
-
-
-
-
(Ha) -
-
-
600 50 25 25 500 -
(Kab) -
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
-
100 25 25 25 25 600 -
4 1 1 1 1 -
PADI SALIBU
-
-
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
(Kab)
(Ha)
60 -
-
(Ha)
3 3 1 1 1 13
-
-
(Kab)
490 490
60 20 20 20 360 100 260 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
HIBRIDA
-
(Kab)
1,000 -
-
-
(Ha)
10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24,350 1,490 22,860 5,270 870 3,325 3,525 3,525 2,825 400 1,370 1,350 400 8,760 1,100 7,660 320 220 220 1,070 320 545 545 200 170 420 1,770 220 200 900 220 320
(Kab)
(Ha)
-
210,000 210,000 72,500 72,500 -
KOMPOSIT
(Kab) -
(Ha) 40,000 40,000 27,500 27,500 -
TOTAL JAGUNG
(Kab)
(Ha)
-
250,000 250,000 100,000 100,000 -
(Kab)
UNIT
10 -
23 -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 -
2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 80 3
-
5 5 3 15 5 4 6 3 3 3 10 3 5 5 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
133
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
25 MALUKU Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. MTB 2 Kab. Maluku Tengah 3 Kab. Maluku Tenggara 4 Kab. Pulau Buru 5 Kab. Kepulauan Aru 6 Kab. Seram Bag Barat 7 Kab. Seram Bag Timur 8 Kab. Buru Selatan 9 Kab. Maluku Barat Daya 10 Kota Ambon 11 Kota Tual 26 PAPUA Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Biak Numford 2 Kab. Jayapura 3 Kab. Jayawijaya 4 Kab. Merauke 5 Kab. Mimika 6 Kab. Nabire 7 Kab. Paniai 8 Kab. Puncak Jaya 9 Kab. Kep Yapen Waropen 10 Kota Jayapura 11 Kab. Sarmi 12 Kab. Keerom 13 Kab. Yahukimo 14 Kab. Pegunungan Bintang 15 Kab. Tolikara 16 Kab. Boven Digoel 17 Kab. Mappi 18 Kab. Asmat 19 Kab. Waropen 20 Kab. Supiori 21 Kab Deiyai 22 Kab. Dogiyai 23 Kab.Intan Jaya 24 Kab. Lanny Jaya 25 Kab. Membramo Raya 26 Kab. Membramo Tengah 27 Kab. Nduga 28 Kab. Puncak 29 Kab. Yalimo
8
(Ha) 2.950
PENGEMBANGAN BERAS KHUSUS
(Kab) -
(Ha)
(Rp.000) -
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
(Kab) -
(Ha)
1
(Kab) 250
3
8 1 1 1 1 1 1 1 1 4
2.950 350 900 100 750 100 250 350 150 4.950
-
-
-
-
4.950 250 4.000 500 200 -
-
-
-
1 1 -
250 250 -
3 1 1 1 1
-
-
1 1 -
4 1 1 1 -
1 -
-
-
-
(Ha)
PADI SALIBU
(Kab)
100 100
MINA PADI
(Ha) -
PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK UNTUK PADI
(Kab) -
(Ha) -
(Kab) -
50 25
25
100 100
100
-
-
-
-
-
-
-
-
4
(Ha) 80
4 1 1 1 1 2
80 20 20
2 -
40
1
20
1 -
20 20
40
20
PENGEMBANGAN JARWO SUPER
(Kab)
(Ha)
HIBRIDA
(Kab)
(Ha) 8 8 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 -
(Kab)
3.380
KOMPOSIT
(Ha)
(Kab)
(Ha)
(Kab)
6.000 6.000 -
(Ha)
7
34.000
-
7 1 1 1 1 1 1 1 -
34.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.380 370 970 100 1.045 120 250 375 150 5.090
TOTAL JAGUNG
10.000 1.000 5.000 1.000 3.000 13.000 1.000
7 7 1 1 1 1 1 1 1
5.090 250 4.120 500 220 -
40.000 6.000 34.000 10.000 1.000 5.000 1.000 3.000 13.000 1.000 -
(Kab)
UNIT 5
11
5 1 1
11 1 4
1 1 1
3 1 2
3 3
18 5 13
1 1
1 10
1
2
134
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
27 MALUT Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Halmahera Tengah 2 Kab. Halmahera Barat 3 Kab. Halmahera Timur 4 Kab. Kepulauan Sula 5 Kab. Halmahera Selatan 6 Kab. Halmahera Utara 7 Kab. Pulau Morotai 8 Kota Ternate 9 Kota Tidore Kepulauan 10 Kab. Taliabu 28 BANTEN Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Lebak 2 Kab. Pandeglang 3 Kab. Serang 4 Kab. Tangerang 5 Kota Cilegon 6 Kota Serang 7 Kota Tangerang 8 Kota Tangerang Selatan 29 BABEL Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Bangka 2 Kab. Belitung 3 Kab. Bangka Selatan 4 Kab. Blitung Timur 5 Kab. Bangka Barat 6 Kab. Bangka Tengah 7 Kota Pangkal Pinang 8 Kab. Sungai Liat
(Ha)
9 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 8 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 -
2,450 2,450 200 250 1,000 100 400 250 100 75 75 12,050 12,050 4,000 4,500 2,500 250 250 400 100 50 1,600 1,600 250 150 700 250 250 -
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(Kab) 250
1 1 -
-
-
(Ha)
1 -
-
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
250 250 -
PADI SALIBU
(Ha)
2
(Kab) 50
2 1 1 3
-
3 1 1 1 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(Kab) -
-
-
-
(Ha) -
-
-
-
(Kab) -
-
150 50 50 50 -
-
(Ha) -
50 25 25 150
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
300 300
-
-
-
-
-
3 1 1 1 5
-
-
-
-
-
-
20 20 -
(Kab) -
-
100 20 20 20 20 20 20
1 1 -
(Ha) -
60 20 20 20 100
-
-
-
(Kab) 60
5 1 1 1 1 1 1
-
(Ha)
3
HIBRIDA
-
-
(Ha)
9 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 8 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1 1 1 -
2,810 2,810 220 275 1,000 100 695 250 120 75 75 12,600 300 12,300 4,070 4,570 2,520 320 250 420 100 50 1,620 1,620 250 170 700 250 250 -
(Kab)
(Ha)
10
30,000
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
30,000 500 20,000 500 500 1,500 4,000 1,000 250 1,250 500 25,000 25,000 5,000 5,000 -
KOMPOSIT
(Kab) -
(Ha) 5,000 5,000 5,000 5,000 3,000 3,000 -
TOTAL JAGUNG
(Kab) 10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Ha) 35,000 5,000 30,000 500 20,000 500 500 1,500 4,000 1,000 250 1,250 500 30,000 30,000 8,000 8,000 -
(Kab) 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 1 -
UNIT 26 25 1 41 5 5 16 5 7 1 2 6 5 1 -
135
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI
UPPO
NO. PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab) 30 GORONTALO Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Boalemo 2 Kab. Gorontalo 3 Kab. Pohuwato 4 Kab. Bone Bolango 5 Kab. Gorontalo utara 6 Kota Gorontalo 7 Kab. Limboto 8 Kab. Marisa 31 KEPRI Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Natuna 2 Kab. Bintan 3 Kab. Karimun 4 Kab. Lingga 5 Kab. Kep. Anambas 6 Kota Batam 7 Kota Tanjung Pinang 8 Kab Dumai
(Ha)
6 6 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 -
2,400 2,400 300 850 400 350 400 100 150 150 50 25 75 -
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(Kab) -
-
-
-
(Ha) -
-
-
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
-
-
PADI SALIBU
(Ha)
2
(Kab) 125
2 1 1 -
125 100 25 -
(Kab)
(Ha)
-
-
-
-
-
-
(Kab)
-
-
-
(Ha) -
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(Kab)
80 20 20 20 20 40
-
-
-
40 40 -
(Kab)
-
-
1 1 -
(Ha)
80
4 1 1 1 1 1
-
-
(Ha)
4
HIBRIDA
-
-
(Ha)
6 6 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 -
(Kab) 2,605 2,605 300 970 445 370 420 100 190 190 50 65 75 -
(Ha)
6 125,500 6 125,500 1 30,900 1 35,000 1 30,000 1 12,000 1 17,500 1 100 -
KOMPOSIT
(Kab) -
(Ha) 27,500 27,500 -
TOTAL JAGUNG
(Kab)
(Ha)
6 6 1 1 1 1 1 1 -
153,000 27,500 125,500 30,900 35,000 30,000 12,000 17,500 100 -
(Kab) UNIT 6 -
7
1 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 2
1 1 -
-
2 -
136
BUDIDAYA PADI
BUDIDAYA JAGUNG
TOTAL PADI NO.
UPPO
PROVINSI & KABUPATEN/KOTA PADI INBRIDA SAWAH/TDH HUJAN/LAHAN KERING (Kab)
32 PAPUA BARAT Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Sorong 2 Kab. Manokwari 3 Kab. Fak-Fak 4 Kab. Raja Ampat 5 Kab. Teluk Bintuni 6 Kab. Teluk Wondama 7 Kab. Kaimana 8 Kab. Sorong Selatan 9 Kota Sorong 10 Kab. Maybrat 11 Kab Tambrauw 12 Kab. Manokwari Selatan 13 Kab. Peg. Arfak 33 SULBAR Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Mamuju 2 Kab. Majene 3 Kab. Mamasa 4 Kab. Mamuju Utara 5 Kab. Polewali Mandar 6 Kab. Mamuju Tengah 34 KALTARA Dinas Provinsi Jml Kabupaten/Kota: 1 Kab. Bulungan 2 Kab. Malinau 3 Kab. Nunukan 4 Kota Tarakan 5 Kab. Tana Tidung
(Ha)
10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
5,400 5,400 500 2,500 300 300 300 250 150 150 150 800 8,700 8,700 1,500 300 1,500 1,200 3,000 1,200 1,630 1,630 1,630 -
PENGEMBANGAN PADI KHUSUS
(Kab)
(Ha)
(Kab)
-
-
-
-
1
-
-
-
-
(Ha) -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(Kab) 500
1 1 -
-
PADI INBRIDA SUB OPTIMAL / HAZTON
PADI HIBRIDA
500 500 -
PADI SALIBU
(Ha)
(Kab)
-
-
3
125 -
3 1 1 1 -
-
-
-
-
-
-
-
-
468 468
-
-
-
-
-
(Kab) -
-
-
-
(Ha) -
-
-
-
(Kab) -
-
125 25 50 50 -
-
(Ha) -
-
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARWO DESA PERTANIAN SUPER ORGANIK UNTUK PADI
MINA PADI
-
-
-
-
-
(Kab)
100
-
-
-
-
-
40 20 20 -
(Kab)
-
100 20 20 20 20 20 40 -
2 1 1 -
(Ha)
-
-
-
-
5 5 1 1 1 1 1 2
-
-
(Ha) -
HIBRIDA
-
-
(Ha)
10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 6 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 -
(Kab) 5,400 5,400 500 2,500 300 300 300 250 150 150 150 800 9,893 468 9,425 1,545 320 1,520 1,200 3,070 1,770 1,670 1,670 20 1,650 -
KOMPOSIT
(Ha)
-
(Kab) -
6 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
-
40,000
-
40,000 9,000 1,500 2,000 10,000 8,000 9,500 1,000
-
1,000 1,000 -
-
TOTAL JAGUNG
(Ha)
(Kab) -
(Ha)
-
18,250 18,250 -
6 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
(Kab)
UNIT
-
7 -
31 5
58,250 18,250 40,000 9,000 1,500 2,000 10,000 8,000 9,500 1,000 1,000 1,000 -
1 1 1
5 5 5 2 2 2 5 23 -
1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 2 1 1 -
5 2 3 3 5 5 2 1 1 -
137
Lampiran 12 Daftar Calon Petani dan Calon Lokasi Penerima Bantuan Pemerintah Tahun 2017 Kegiatan
: Padi Inbrida/Hibrida/Padi Hazton)/Salibu/Padi Khusus/Mina Padi/Jarwo Super *)
Nama Poktan / Gapoktan
:
Jumlah Anggota Kelompok
:
Desa
:
Kecamatan
:
Kabupaten
:
No.
Nama Petani
Luas Areal (ha)
Kebutuhan Benih (kg)
Varietas
Jadwal Tanam
1 2 3 4 5 dst Jumlah Mengetahui KCD/Penyuluh
Ketua Kelompoktani
Nama ………….
Nama ………….
Keterangan: *) Pilih salah satu
138
Lanjutan Lampiran 12 CPCL (DATA BASE) KEGIATAN PENGEMBANGAN DESA PERTANIAN ORGANIK PADI TAHUN 2017 Kabupaten
: Desa
No
Kecamatan Nama
(1)
(2)
(3)
Luas (ha)
(4)
Kelompok Tani Luas Lahan (ha)
Fasilitasi UPPO (unit)
Nama
(5)
(6)
Jumlah Anggota Total (7)
(8)
Terakhir Aplikasi Keg. Desa Agrokimia Pertanian (tgl/bln/thn) Organik (9)
(10)
Status Lahan (ha) Tipologi Lahan Organik
Konversi
(11)
(12)
Produktivitas Perkiraan Jadwal Sebelumnya Hasil Varietas Tanam (ku/ha) (Ton) GKG
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
Dukungan/Fasilitasi Kegiatan/ dari Eselon I Lingkup Pelatihan yg Kementan/ Pernah Kementerian Pemasaran Diikuti pd terkait/Lembaga Tahun lainnya/Pemerintah Jumlah Sebelumnya Daerah
Kepemilikan Aset Kelompok (unit)
Kepemilikan Ternak Per Petani (ekor)
Jenis
Jumlah
Jenis
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
…………………………………., tgl …………, bln…………., thn……………. Tim Teknis Tingkat Kabupaten/ Kepala Dinas Kabupaten
Nama ………………………………………………………… NIP …………………………………………………………….
Cara Pengisian 1 Nomor 2 Nama kecamatan 3 Nama desa 4 Total luas lahan desa tersebut 5 Jumlah fasilitasi UPPO yang ada di desa tersebut 6 Nama Keltan pelaksana kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi 7 Jumlah anggota keltan yang mengikuti kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi 8 Luas lahan total yang menjadi kepemilikan keltan 9 Luas lahan kegiatan pengembangan desa pertanian organik 10 Kapan terakhir pemakaian input kimia (spt pupuk sintesis, pestisida sintesis dan GMO) pada lahan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi 11 Luas lahan yang berstatus organik pada lahan yang melaksanakan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi 12 Luas lahan yang berstatus konversi pada lahan yang melaksanakan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi 13 Tipologi lahan pada kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi (sawah irigasi, pasang surut, lebak, tadah hujan, lahan kering) 14 Produktivitas padi sebelumnya pada lahan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi 15 Perkiraan hasil pada lahan yang sedang melaksanakan kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi 16 Nama varietas padi yang digunakan pada kegiatan pengembangan desa peratanian organik padi 17 Jadwal tanam pada kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi 18 Jenis aset yang dimiliki keltan (misal RMU, traktor dll) 19 Jumlah aset yang dimiliki keltan tersebut 20 Jenis ternak yang dimiliki keltan (misal sapi, kerbau, kambing, dll) 21 Jumlah ternak yang dimiliki keltan tersebut 22 Menuliskan kegiatan (pelatihan) yang pernah diikuti keltan pada tahun sebelumnya (spt SL-PHT, SL-Iklim, SL-PTT, GP-PTT, SRI, UPPO atau lainnya) 23 Diisi dukungan dari Eselon I terkait untuk fasilitasi pengembangan desa pertanian organik padi (misal adanya kelompok yang mendapat bantuan ternak di desa tsbt, dll) 24 Pemasaran produk saat ini (pasar lokal atau internasional)
139
Lampiran 13
CONTOH
SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA ATAU PROVINSI ..... NOMOR : .............................................2017 TENTANG PENETAPAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA BANTUAN BUDIDAYA ................................................ TAHUN ANGGARAN 2017 KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA ATAU PROVINSI Menimbang
:
Mengingat
:
a. Bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus diupayakan melalui peningkatan produksi untuk menjamin kecukupan pangan yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. b. Bahwa peningkatan produksi padi tahun 2017 difokuskan pada peningkatan indeks pertanaman dan atau perluasan areal tanam melalui budidaya padi ............ c. Bahwa pelaksanaan Budidaya Padi ......... untuk peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani perlu ditetapkan kelompok tani penerima bantuan Budidaya Padi ........... tahun 2017. d. Bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu ditetapkan Kelompok tani Penerima Bantuan Budidaya Padi ............... Tahun Anggaran 2017. 1. Undang – Undang Nomor .............. Tahun ............. tentang ................; 2. Surat Keputusan .......... Nomor .............. Tahun ............. tentang ................; 3. Peraturan Daerah Provinsi Nomor .............. Tahun ............. tentang ................; 4. dst
140
Memperhatikan
:
1. DIPA Dinas Pertanian Provinsi .... Nomor .............. Tanggal ............. Bulan ................ Tahun ............ 2. Pedoman Teknis Kegiatan Padi Tahun Anggaran 2017.
Menetapkan PERTAMA
: :
KEDUA
:
MEMUTUSKAN Penetapan Kelompok tani penerima bantuan Budidaya Padi .................. tahun anggaran 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di :............................... Pada Tanggal : ................................ Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Provinsi
.......................................... NIP. ..................................... Tembusan : 1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI di Jakarta 2. Gubernur ........... di .............. 3. dst.
141
Lanjutan Lampiran 13 Lampiran Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Penetapan Kelompoktani Penerima Bantuan Pemerintah Kegiatan: Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Salibu/Mina Padi/Jarwo Super/Pengembangan Desa Pertanian Organik untuk Padi *) Tahun 2017 No
Nama Kelompok Tani/ Gapoktan
Nama Ketua
Alamat Desa
Kecamatan
Nomor Rekening
Jumlah (Rp.)
Alamat Bank Cabang, Unit
1 2 3 4 dst… Jumlah
Ditetapkan,Tgl….Bln….Tahun 2017 Oleh Pejabat Pembuat Komitmen
Nama NIP Disahkan oleh; Kuasa Pengguna Anggaran
Nama NIP Keterangan: *) Pilih salah satu
142
Lampiran 14 Rencana Usaha Kelompok (RUK) Bantuan Pemerintah Tahun 2017 Kegiatan Nama Kelompok Tani Alamat Kelompok Tani Luas Lahan Jumlah Anggota Komoditi Varietas No.
Jenis/Uraian Kebutuhan
: Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Mina Padi/Jarwo Super/ Salibi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi*) : : : : : : Volume (kg/lt/satuan lain)
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1 2 3 dst... Jumlah ......................,Tgl….Bln….Tahun 2017 Mengetahui, Penyuluh/Petugas Pertanian
Nama NIP Ketua Kelompok,
Bendahara Kelompok,
Nama
Nama
Anggota Kelompok,
Anggota Kelompok,
Nama
Nama
Keterangan: *) Pilih salah satu
143
Lampiran 15
UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO) Nama Penerima Bantuan Ketua Alamat
: ................................................. : ................................................. : Desa ......., Kecamatan ....., Kabupaten
No
Uraian
A
Volume
S atuan
Biaya (Rp) APBN
S WADAYA
RUMAH KOMPOS m3
-
Batu kali/p ecah
-
Pas ir
-
Batako / Batu Bata
-
Semen
-
Bes i / Kay u
-
Ten ag a Kerja
HOK
-
A tap / Gen ten g
Bu ah
-
Lain -lain (s eb u tkan )
m3 Bu ah Zak Batan g
J umlah B
MES IN ALAT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (APPO) -
Pemb elian A lat Pen g o lah Pu p u k Org an ik (A PPO)
Un it
J umlah C
KENDARAAN RODA TIGA -
Pemb elian Ken d araan Ro d a Tig a
Un it
J umlah D
KANDANG KOMUNAL DAN BAK FERMENTAS I m3
-
Batu kali/p ecah
-
Pas ir
-
Batako / Batu Bata
-
Semen
-
Bes i / Kay u
-
Ten ag a Kerja
HOK
-
A tap / Gen ten g
Bu ah
-
Lain -lain (s eb u tkan )
m3 Bu ah Zak Batan g
J umlah E
PENGADAAN TERNAK S API DAN OBAT-OBATAN -
-
Pemb elian Tern ak Sap i/Kerb au Jan tan
eko r
Betin a
eko r
Pemb elian Ob at-o b atan
p aket
J umlah F
PAKAN TERNAK -
Pemb elian Pakan Tern ak s elama 6 Bu lan Pertama Hari 30 h ari x 6 b ln x 10 eko r x Rp . 10.000,J umlah J UMLAH
1 7 5 .0 0 0 .0 0 0
TOTAL : Dua Ra tus Tujuh Puluh Lima Juta Rup ia h
Menyetujui : Ketua Tim Teknis
Mengetahui/Menyetujui Kepala Dinas Kabupaten…………….,
........, ..................2017
Penerima Bantuan
……………………….. NIP…………………….
144 .............................. Ketua
Lampiran 16
............................... NIP. ........................
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM)
Yang bertanda tangan di bawah ini : 1.
Nama Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan : ....................................
2.
Alamat
: ...................................
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya bertanggungjawab penuh atas penggunaan dana bantuan .......................... Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana bantuan ................................tersebut di atas mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bersedia menyimpan dengan baik bukti-bukti pengeluaran terkait penggunaan dana bantuan ....................................... sesuai dengan ketentuan pada penerima bantuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya. .............., ............................... Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan
..................................................... Petugas Lapangan
........................................................ 145
Lampiran 17 SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA
1. Nama Penerima Bantuan : .................................... 2. Alamat 3. Nama Bantuan
: ................................... : ....................................
Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan ................................ menyatakan bahwa saya : 1. Bertanggungjawab penuh atas pengeluaran yang telah dibayar lunas kepada yang berhak menerima; 2. Bersedia menyimpan dengan baik seluruh bukti pengeluaran belanja yang telah dilaksanakan; 3. Bersedia mengembalikan sisa dana ke kas negara jika terdapat sisa penggunaan belanja kegiatan …...........; 4. Bersedia untuk dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran oleh aparat pengawas fungsional Pemerintah; 5. Bersedia menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan ................ kepada PPK. .............., ............................... Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan
..................................................... Petugas Lapangan
........................................................
146
Lampiran 18
Rincian Bantuan Pemerintah Tahun 2017 NO. 1
PROGRAM 2
KEGIATAN 3
OUTPUT KEGIATAN 4
1 Program Peningkatan 1 Pengelolaan Produksi 1. Fasilitas penerapan Produksi, Produktivitas dan Tanaman Serealia budidaya padi Mutu Hasil Tanaman Pangan
PENERIMA MANFAAT 5 Gapoktan / Poktan Gapoktan / Poktan Gapoktan / Poktan
6 Bantuan Budidaya Padi Inbrida Sawah/Tdh Hujan/Lahan Kering Bantuan Budidaya Pengembangan Padi Khusus Bantuan Budidaya Padi Hibrida
SATUAN 7 Ha
BIAYA SATUAN (Rp.000)
LOKASI
8
9
Kode Akun
270 33 Prov/388 Kab
Ruang Lingkup Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan Bantuan Bantuan lainnya yang memiliki Sarana Rehabilitasi/Pembangunan karakteristik bantuan pemerintah Uang Jasa Barang Prasarana Gedung/Bangunan yang ditetapkan oleh PA
526xxx
√
-
-
√
-
√
Ha
2,615
1 Prov/3 Kab
526xxx
-
-
√
√
-
-
Ha
1,125
21 Prov/83 Kab
526xxx
√
-
-
√
-
√
Ha
2,392 23 Prov/129 Kab
526xxx
-
-
√
√
-
-
Ha
2,600
6 Prov/26 Kab
526xxx
6 Prov
526xxx
-
-
√ √
√ √
-
-
Gapoktan / Poktan
Bantuan Budidaya Padi Sub Optimal/Hazton Bantuan Budidaya Padi Salibu
Gapoktan / Poktan
Bantuan Budidaya Mina Padi
Ha
5,115
Desa Organik Padi
Bantuan Budidaya Pengembangan Desa Pertanian Organik Untuk Padi
Ha
2,498 31 Prov/162 Kab
526xxx
-
-
√
√
-
-
Unit
175,000 33 Prov/276 Kab
526xxx
-
-
√
√
-
-
Gapoktan / Poktan
Gapoktan / Poktan 2. Fasilitas penerapan budidaya jagung
NAMA BANTUAN PEMERINTAH
Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO)
Gapoktan / Poktan / LMDH / Koperasi /Asosiasi / Profesi / Lembaga Bantuan Budidaya Jagung Hibrida Pemerintah / Lembaga Non Pemerintah Gapoktan / Poktan / LMDH / Koperasi /Asosiasi / Profesi / Lembaga Bantuan Budidaya Jagung Pemerintah / Lembaga Komposit Non Pemerintah
Ha
810
31 Prov
526xxx
-
-
√
√
-
√
Ha
465
27 Prov/4 Kab
526xxx
-
-
√
√
-
√ 147
Lampiran 19 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Padi Tahun 2017 2016 NO
TAHAPAN KEGIATAN
2017
DES M1
M2
JAN M3
M4
M1
M2
FEB MAR APR M3
MEI
JUN
JUL AGUST SEPT OKT NOV DES
M4
1 Penyusunan Pedoman Pelaksanaan 2 Penetapan Calon Lokasi 3 Pembentukan Tim Teknis 4 Proses Pengajuan E-Katalog 5 Kontrak 6 Penyiapan Pembayaran Uang Muka 7 Finalisasi CPCL 8 Penyaluran Barang 9 Penyusunan dan Pengiriman RUK 10 Pelaksanaan 1) Tanam 2) Pemeliharaan 3) Panen 11 Pembinaan 12 Monitoring 13 Evaluasi 14 Pelaporan
148
Lampiran 20 BLANKO LAPORAN MONITORING BULANAN KECAMATAN REALISASI KEGIATAN Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*) Tahun 2017 Kecamatan Bulan
: :
Nama
Dana Bantuan Pemerintah (Rp. 000) Sasaran Areal (ha)
NO. Desa
Poktan
Total Pencairan
Sisa
Kembali ke Kas Negara
Realisasi Tanam
(ha)
(%)
Realisasi Panen
Luas (ha)
Provitas (ku/ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (ku/ha)
Sebelum kegiatan
diluar Program pd MT yg sama
Status Produk/Beras *) Tidak Dilaksanakan (ha)
Organik Bersertifikat/ Belum **)
Non ***)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
…………………………………., tgl …………, bln…………., thn……………. Tim Teknis Tingkat Kabupaten/ Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
Nama ………………………………………………………… NIP ……………………………………………………………. Keterangan: *) Diisi khusus untuk kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi **) Menuliskan kata "bersertifikat" bila produk (beras) yang dihasilkan telah bersertifikat organik, menuliskan kata "belum" bila produk (beras) yang dihasilkan belum bersertifikat organik, ***) Menuliskan kata "non" bila produk (beras) yang dihasilkan belum berstatus organik
149
Lampiran 21 BLANKO LAPORAN MONITORING BULANAN KABUPATEN REALISASI KEGIATAN Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*)Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*) Tahun 2017 Kabupaten/Kota Bulan
: : Nama
Sasaran
NO. Kecamatan
Desa
Poktan
(ha)
(Rp. 000)
Dana Bantuan Pemerintah Mekanisme Transfer Barang
SK Penetapan CPCL (ha)
Mekanisme Transfer Total Realisasi SP2D Uang
Realisasi Panen Sisa
Kembali ke Kas Negara
Realisasi Realisasi Kontrak (%) thd (%) thd (%) thd (%) thd SP2D (Rp. SP2D (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) Kontrak Sasaran Sasaran Sasaran 000) (Rp. 000)
Produktivitas (ku/ha)
Status Produk/Beras *)
Realisasi Tanam
(ha)
(%)
Tidak Organik diluar Dilaksanakan Provitas Produksi Sebelum Program (ha) Luas (ha) (ku/ha) (ton) kegiatan pd MT yg Bersertifikat/ sama Non ***) Belum **)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst
…………………………………., tgl …………, bln…………., thn……………. Tim Teknis Tingkat Kabupaten/ Kepala Dinas Pertanian Kabupaten
Nama ………………………………………………………… NIP ……………………………………………………………. Keterangan: *) Diisi khusus untuk kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi **) Menuliskan kata "bersertifikat" bila produk (beras) yang dihasilkan telah bersertifikat organik, menuliskan kata "belum" bila produk (beras) yang dihasilkan belum bersertifikat organik, ***) Menuliskan kata "non" bila produk (beras) yang dihasilkan belum berstatus organik
150
Lampiran 22 BLANKO LAPORAN MONITORING BULANAN PROVINSI REALISASI KEGIATAN Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*)Padi Inbrida/Hibrida/Inbrida Sub Optimal (Hazton)/Padi Salibu/Mina Padi/Pengembangan Desa Pertanian Organik Padi/Jarwo Super*) Tahun 2017 Provinsi Bulan
: : Nama
NO.
Kabupaten/ Kecamatan Kota
Sasaran
Desa
Poktan
(ha)
SK Penetapan (Rp. 000) CPCL (ha)
Dana Bantuan Pemerintah
Mekanisme Transfer Barang
Kontrak (Rp. 000)
Realisasi (%) thd (%) thd SP2D Kontrak Sasaran (Rp. 000)
Mekanisme Transfer Total Realisasi SP2D Uang Realisasi SP2D (Rp. 000)
Realisasi Panen
Sisa
Kembali Realisasi Tanam ke Kas Negara
(%) thd (%) thd (Rp. 000) (Rp. 000) (Rp. 000) Sasaran Sasaran
(ha)
(%)
Luas (ha)
Produktivitas (ku/ha)
Status Produk/Beras *)
Tidak Organik diluar Dilaksanakan Provitas Produksi Sebelum Program (ha) (ku/ha) (ton) kegiatan pd MT yg Bersertifikat/ sama Non ***) Belum **)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst Jumlah
…………………………………., tgl …………, bln…………., thn……………. Tim Teknis Tingkat Provinsi/ Kepala Dinas Pertanian Provinsi
Nama ………………………………………………………… NIP ……………………………………………………………. Keterangan: *) Diisi khusus untuk kegiatan pengembangan desa pertanian organik padi **) Menuliskan kata "bersertifikat" bila produk (beras) yang dihasilkan telah bersertifikat organik, menuliskan kata "belum" bila produk (beras) yang dihasilkan belum bersertifikat organik, ***) Menuliskan kata "non" bila produk (beras) yang dihasilkan belum berstatus organik
151
Lampiran 23
CHEK LIST PENGENDALIAN KEGIATAN ................................................ Tingkat Nama Instansi Nama Penerima Bantuan Desa : Kecamatan Target Nama Petugas (Evaluator)
: Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota : : : : ...................Ha/Unit, Rp. ...................... : 1. 2. 3.
Identifikasi dan Inventarisasi data No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
URAIAN Usulan Kegiatan .......... SK Tim Teknis Ada/Tidak SK Penetapan Penerima Bantuan Ada/Tidak Copy Buku Tabungan Penerima Bantuan RUK dan Revisinya Perjanjian Kerjasama PPK dengan Penerima Bantuan Bukti Penarikan Dana Bantuan Pemerintah dari Bank Pemanfaatan Dana Bantuan (Bon/Nota/Kuitansi) Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan Fisik Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Paket Bantuan 12 Pemerintah
KETERANGAN Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak
152
Lanjutan Lampiran 23 Identifikasi peran tim teknis
NO
URAIAN Bentuk pengawalan dan pendampingan tim teknis 1 dilaksanakan pada kegiatan: a. Pembukaan rekening penerima bantuan pemerintah b. Rapat penyusunan RUK c. Penyampaian usulan pencairan dana ke PPK d. Pengurusan pencairan dana bantuan pemerintah e. Penarikan dana ke bank f. Rapat pemanfaatan dana bantuan pemerintah serta persiapan kegiatan g. Proses pembelanjaan h. Pengumpulan bukti-bukti pengeluaran dan pembelanjaan Pengesahan berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan bantuan 2 pemerintah
KETERANGAN
Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak
153
Lanjutan Lampiran 23
Keterlibatan penerima bantuan NO URAIAN 1 Apakah saudara memegang SK penetapan penerima bantuan Apakah sudara melakukan pembagian tugas dalam rangka 2 pelaksanaan bantuan 3 Apakah saudara tahu adanya tim teknis bantuan 4 Apakah tim teknis sering melakukan bimbingan pelaksanaan Bimbingan dari tim teknis terhadap saudara dalam rangka 5 kegiatan apa saja a. Pembukaan rekening kelompok b. Rapat penyusunan RUK c. Penyampaian usulan pencairan dana ke PPK d. Pengurusan pencairan dana bantuan e. Penarikan dana ke bank f. Rapat pemanfaatan dana bantuan serta persiapannya g. Proses pembelanjaan dana bantuan h. Pengumpulan bukti-bukti pengeluaran dan pembelanjaan Apakah saudara memiliki dokumen pertanggungjawaban 6 berupa bendel arsip 7 Bila nomo 6 jawabannya " Ya " arsip tersebut terdiri apa saja? a. Sk penetapan kelompok penerima bantuan b. Catatan rapat anggota kelompok c. Bendel RUK dan revisinya d. Naskah kerjasama antara PPK dan ketua kelompok penerima bantuan e. Surat permohonan pencairan dana f. Bukti penarikan dana bantuan pemerintah dari bank g. Bukti pemanfaatan dana bantuan pemerintah berupa bon/nota/kuitansi h. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan fisik i. Berita acara pemeriksaan hasil pekerjaan j. Berita acara serah terima hasil pekerjaan bantuan pemerintah
KETERANGAN Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak
Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak Ada/Tidak
154
Lanjutan Lampiran 23
Cek fisik pekerjaan bantuan pemerintah NO 1 2 3 4
URAIAN Lokasi kegiatan ........................................................ Jenis pekerjaan bantuan pemerintah berupa: ........................................................ Volume/spesifikasi pekerjaan: ....................................................... Uraian hasil pengecekan lapangan: a. Berkaitan dengan capaian volume fisik pekerjaan b. Aktifitas dan peran tim teknis c. Sharing pembiayaan dari penerima bantuan/masyarakat lainnya d. Dana yang mungkin tersisa e. Tanggapan penerima bantuan berkaitan dengan kegiatan ini ................., Tgl .................... Petugas (Evaluator)
(...........................................) NIP. ................................. 155
Lampiran 24
SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
1. 2. 3.
Nama Penerima Bantuan : .................................... Alamat : ................................... Nama Bantuan : ...................................
Yang bertanda tangan di bawah ini Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan …................................ dengan ini menyatakan bahwa pekerjaan ........... telah selesai dilaksanakan 100% sesuai dengan persyaratan pada Pedoman Teknis Kegiatan Padi Tahun 2017. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
.............., ............................... Pimpinan/Ketua Penerima Bantuan .....................................................
.........................................................
156
Lampiran 25 CONTOH BERITA ACARA PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN BANTUAN PEMERINTAH
BERITA ACARA PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN BANTUAN PEMERINTAH Nomor : .......................................... Tanggal : ..........................................
PEKERJAAN
Pada hari ini..............tanggal.................bulan ..........tahun............ kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama : ......................................................... Jabatan : Ketua Tim Teknis Bantuan Pemerintah ...........................) Kabupaten/Kota.............................. Alamat : ................................, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Memeriksa Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah. Nama : ......................................................... Jabatan : Ketua ……………… selaku Penerima Bantuan Pemerintah berupa ........................................................ Alamat : Desa........................, Kecamatan..............., Kabupaten...................., untuk selanjutnya disebutkan sebagai PIHAK KEDUA atau yang Melaksanakan Pekerjaan Bantuan Pemerintah. Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa : No
Jenis Pek erjaan
Rencana Us ulan Kerja
Realis as i Keterangan
Volume
Biaya (Rp)
Volume
Biaya (Rp)
%
Selanjutnya PIHAK KEDUA melaporkan pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK KESATU dan PIHAK KESATU telah memeriksa hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA atas paket bantuan pemerintah berupa ...................................... dalam rangka kegiatan ............... dan pekerjaan dinyatakan telah selesai dengan baik dan lengkap. Demikian Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Yang Melaksanakan, Mengetahui, Kepala Dinas……………… Ketua Kelompok
PIHAK KESATU Yang Memeriksa,
Ketua Tim Teknis ………………………… NIP…………………….
157
Lampiran 26 PEKERJAAN
CONTOH BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH Nomor : .......................................... Tanggal : ..........................................
Pada hari ini..............tanggal.................bulan ..........tahun............ kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama : ......................................................... Jabatan : Ketua Tim Teknis Bantuan Pemerintah .......................................) Kabupaten/Kota.............................. Alamat : ................................, untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Memeriksa Hasil Pekerjaan Bantuan Pemerintah. Nama : ......................................................... Jabatan : Ketua ……………… selaku Penerima Bantuan Pemerintah berupa …........................... Alamat : Desa........................, Kecamatan..............., Kabupaten...................., untuk selanjutnya disebutkan sebagai PIHAK KEDUA atau yang Menerima Bantuan Pemerintah. Dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA telah melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa : No
Jenis Pek erjaan
Rencana Us ulan Kerja
Realis as i Keterangan
Volume
Biaya (Rp)
Volume
Biaya (Rp)
%
1.
Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan sepenuhnya Bantuan Pemerintah kepada PIHAK KEDUA untuk dimanfaatkan sesuai peruntukannya serta menyatakan sanggup melakukan pengelolaan paket bantuan tersebut; 2. Apabila setelah Berita Acara Serah Terima Barang terdapat penyimpangan dan penyalahgunaan kegiatan di lapangan, PIHAK KEDUA bersedia mempertanggungjawabkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian Berita Acara Serah Terima Barang paket bantuan pemerintah ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya PIHAK KEDUA Yang Melaksanakan, Mengetahui, Kepala Dinas……………… Ketua Kelompok
PIHAK KESATU Yang Memeriksa,
Ketua Tim Teknis ………………………… NIP…………………….
158