ANALISIS PERBANDINGAN HARGA JUAL PRODUK MELALUI PENDEKATAN TARGET PRICING DAN COST-PLUS PRICING UNTUK MENDAPATKAN LABA YANG DIINGINKAN (STUDI KASUS PADA TOKO KUE SE KOTA GORONTALO) Dion Pramana Putra Dj Daud Jurusan Akuntansi, Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan harga jual produk melalui pendekatan Target Pricing dan Cost-Plus Pricing untuk mendapatkan laba yang diinginkan di toko kue kota Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini adalah toko kue yang ada di kota Gorontalo dengan sampel sejumlah 4 toko kue. Data yang digunakan adalah data premier yang di peroleh dari lembaran pertanyaan dan mewawancarai langsung. Alat analisis menggunakan metode analisis teknik rata-rata dua kondisi (independent t-test). Hasil penelitian membuktikan bahwa perbandingan harga jual produk melalui pendekatan Target Pricing dan Cost-Plus pricing untuk mendapatkan laba yang diinginkan di toko kue kota Gorontalo menunjukan bahwa harga jual pasaran dengan harga jual teoritis sangat berbeda. Harga jual yang ditetapkan dengan menggunakan metode Cost-Plus pricing 20% dari harga yang ada di pasaran, sedangkan dengan metode Target Pricing 10% dari harga yang ada di pasaran. Kata kunci: Harga Jual Produk Metode Cost-Plus Pricing, Target Pricing
PENDAHULUAN Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya merupakan unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Oleh karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan serta share pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan (Assauri, 2001). Penetapan harga selalu merupakan masalah bagi setiap perusahaan karena penetapan harga ini tidaklah merupakan kekuasaan atau kewenangan yang mutlak dari seorang pengusaha. Seperti telah diutarakan di atas, dengan penetapan harga perusahaan dapat
menciptakan hasil penerimaan penjualan dari produk yang dihasilkan dan dipasarkannya. Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan permintaan yang terbatas. Di dalam keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini, yang terutama sangat terasa dalam pasar pembeli (buyers market), peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share pasar perusahaan, di samping itu untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan perkataan lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen. Penetapan harga perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung, adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung, namun erat hubungannya dalam penetapan harga, adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk substitusi dan produk komplementer, serta potongan (discount) untuk para penyalur dan konsumen. Oleh karena pengaruh tersebut, seorang produsen harus memperhatikan dan memperhitungkan faktor-faktor tersebut di dalam penentuan kebijakan harga yang akan ditempuh, sehingga nantinya dapat memenuhi harapan produsen itu untuk dapat bersaing dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen. Setiap perusahaan dalam menetapkan harga jual harus dapat memikirkan dengan cermat prosedur penetapan harga yang pada umumnya berorientasi pada tiga kelompok yaitu orientasi biaya, orientasi permintaan, dan orientasi persaingan. Salah satu penetapan harga yang paling banyak digunakan yakni penetapan harga dengan orientasi biaya. Penetapan harga dengan orientasi biaya adalah strategi penetapan harga dengan memperhitungkan segala biaya ‘overhead’. Ada dua strategi yang paling banyak digunakan untuk menetapkan harga jual yakni penetapan harga dengan “cost plus” (cost plus pricing) yakni harga jual yang ditetapkan dengan cara menambahkan prosentase tertentu dari total biaya (cost of good sold). Sedangkan yang kedua adalah penetapan harga sasaran (target pricing). Dalam hal ini harga jual yang ditetapkan dapat memberikan tingkat keuntungan tertentu yang dianggap wajar. Keuntungan yang wajar ini diperoleh untuk suatu tingkat investasi tertentu dan risiko
yang mungkin terjadi. Penetapan harga ini akan memberikan target keuntungan pada suatu tingkat total biaya dengan suatu volume produksi standar yang diperkirakan (Assauri, 2001: 207). Sehubungan dengan analisis penetapan harga yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti melakukan observasi awal tentang penetapan harga jual untuk mendapatkan laba pada toko kue di wilayah Kota Gorontalo yang berjumlah 13 toko kue. Dalam penelitian ini peneliti mengambil mengambil 4 (empat) sampel toko kue yang paling banyak konsumennya dan menjual 4 (empat) jenis kue yang sama yakni toko kue Nadine’s Cake, toko kue Bread Talk, toko kue Gelael dan toko Regina Bakery. Berdasarkan data dokumentasi yang diperoleh peneliti bahwa harga jual kue yang sejenis pada empat toko ini adalah sebagai berkut: Tabel 1: Daftar Harga Jual Kue di Toko Kue Nadine’s Cake, Regina bakery, BreadTalk dan Gelael Tahun 2013 Nama Toko Nadine’s Cake
Nama Kue Cake Ultah ukuran 20 x 20
25.000,-
Roll Tart
100.000,-
Cake Ultah ukuran 20 x 20
65.000,350.000,-
Cup Cake
20.000,-
Roll Tart
120.000,-
Coklat Bread Talk
400.000,-
Cup Cake
Coklat Regina Bakery
Harga Jual (Rp)
Cake Ultah ukuran 20 x 20
50.000,195.000,-
Gelael
Cup Cake
8.000,-
Roll Tart
48.000,-
Coklat
65.000,-
Cake Ultah ukuran 20 x 20
150.000,-
Cup Cake
5.500,-
Roll Tart
45.000,-
Coklat
25.000,-
Sumber: Data Primer Tahun, 2013 Penetapan harga jual produk kue pada toko kue di atas memiliki perbedaan, yang dapat dilihat dari penetapan harga jual kue yang dilakukan oleh toko kue Nadine’s Cake yang menetapkan harga kue yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga kue dari toko Regina Bakery, Bread Talk dan Gelael. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pemilik toko dikatakan bahwa penetapan harga jual kue pada toko Nadine’s Cake dan Regina Bakery melihat dari harga di pasar atau yang biasa disebut ‘target pricing’ sedangkan toko Bread Talk dan Gelael mengatakan bahwa menghitung seluruh biaya dan menambahkan keuntungan kemudian menetapkan harga atau yang biasa disebut ‘cost plus pricing’. Berdasarkan keempat toko kue tersebeut ada satu diantaranya tidak mengerti secara teoritis penggunaan pendekatan harga jual sehingga diduga keuntungannya bisa mencapai target, lebih dari target, atau malah tidak mencapai target. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian kuantitatif komparatif. Menurut Sangadji (2010: 22), penelitian komparatif adalah penelitian yang bertujuan untuk membandingkan dua kondisi atau objek atau perlakuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kedua kondisi atau objek atau perlakuan tersebut. Penelitian ini merupakan tipe ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah
terjadinya suatu fakta atau peristiwa. Tujuan dan manfaat dari penenlitian kausal komparatif adalah peneliti dapat mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhinya (variabel independent).
HASIL PENELITIAN Uji Normalitas Data Penelitian Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Penentuan Hipotesis Ho
: data variabel harga jual pasar dan harga jual teoritis berdistribusi normal
H1
: data variabel harga jual pasar dan harga jual teoritis tidak berdistribusi normal
2. Penentuan tingkat signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5% 3. Penentuan Statistik Uji Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah metode Kolmogorov Smirnovdengan menggunakan indikator Z. 4. Penentuan Kriteria uji Karena menggunakan metode kolmogorov smirnov, maka pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan antara nilai Z-hitung dengan Z tabel. Jika nilai Z hitung lebih kecil dari nilai Z tabel maka Ho diterima. Penentuan hasil uji juga dapat dilakukan dengan melihat signifkansi yang dihasilkan dengan kriteria terima H0 jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari nilai alpha 5. Kesimpulan Hasil pengujian normalitas masing-masing variabel dengan menggunakan bantuan SPSS adalah sebagai berikut:
Variabel Harga Jual Pasar
Pengujian normalitas data harga jual kue yang ditetapkan kepada konsumen di empat toko kue yang diamati adalah sebagai berikut:
Tabel 24: One-Samplekolmogrov-Smirnov Tes (Harga jual pasar) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Harga Jual Kue 16 104468.8 118273.3 .256 .256 -.201 1.023 .246
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil analisis di atas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) adalah sebesar 1,023. Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data mengenai harga jual kue yang diamati telah berdistribusi normal.
Variabel Harga Jual Teoritis Harga teoritis merupakan tingkat harga kue yang dihitung dengan pendekatan teoritis
yang dalam penelitian ini menggunakan metode cost-plus pricing dan target pricing. Hasil pengujian normalitas data mengenai tingkat harga jual teoritis adalah sebagai berikut: Tabel 25: One-Samplekolmogrov-Smirnov Tes (Harga Teoritis)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Harga Teoritis 16 135712.3750 114196.94789 .250 .250 -.155 .999 .271
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil analisis di atas menunjukkan nilai koefisien Kolmogorov Smirnov (KS) adalah sebesar 0,999. Sedangkan nilai Z pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 1.96. Karena nilai KS lebih kecil dari nilai Z-tabel maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data mengenai harga jual kue teoritis yang telah dihitung telah berdistribusi normal.
1.1.4.1 Homogenitas Varians Data Penelitian Prosedur pengujian homogenitas varians dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1.
Penentuan Hipotesis 2
σ 22
2
≠ σ 22
H0 : σ 1 = H1 : σ 1 2.
(Varians kedua kelompok data homogen) (Varians kedua kelompok data tidak homogen)
Penentuan Tingkat Signifikansi Tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% atau
dengan kata lain tingkat signfikansinya (alpha) sebesar 5% 3.
Penentuan Statistik Uji Statistik uji yang digunakan untuk menguji homogenitas varians adalah uji F sebagai
berikut :
F= 4.
varians terbesar varians terkecil
Kriteria Pengujian Tolak H0 jika F
hitung
≥ Fα ( v ,v ) , 1
2
Terima dalam hal lainnya. Fα ( v1 ,v2 ) didapat dari tabel
υ1 = n 1 − 1 dan υ 2 = n 2 − 1 masing-masing
distribusi F, sedangkan derajat kebebasan sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. 5.
Kesimpulan Dengan menggunakan bantuan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 26: Descriptive Statistic Descriptive Statistics N Harga Jual Kue Harga Teoritis Valid N (listwise)
16 16 16
Minimum 5500.00 20000.00
Maximum 400000.00 383990.00
Mean 104468.8 135712.4
Std. Deviation 118273.33720 114196.94789
Dari informasi tersebut dapat ditentukan nilai F-hitung sebesar :
F=
varians terbesar varians terkecil 2
(118273,3371968) = 2 (114196,947885) = 1,0727
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai F-hitung sebesar 1,0727. Sedangkan nilai F-tabel dengan menggunakan α sebesar 0.05 dan derajat kebebasan untuk pembilang dan penyebut masing-masing sebesar 16 adalah sebesar 2,333. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa nilai F-hitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai F-tabel sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians antara harga jual kue di pasar dengan harga teoritisnya telah bersifat homogen.
PEMBAHASAN Perusahaan dapat menentukan harga jual produk dengan pendekatan cost-plus pricing dan target pricing, Menurut Halim & Supomo (1999: 98) Biaya cost merupakan komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual produk atau jasa. Harga jual produk atau jasa pada umumnya ditentukan dari jumlah seluruh biaya ditambah jumlah tertentu yang disebut dengan ‘markup’. Cara penentuan harga tersebut dikenal dengan pendekatan ‘cost-plus’. Dengan penentuan dari biaya total: biaya produksi + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum, ditambah dengan jumlah laba yang diinginkan oleh perusahaan. Pengertian ‘markup’. Sedangkan penentenuan harga menggunakan pendekatan target pricing menurut Menurut Hongren (2008: 501) Sebuah bentuk penentuan harga berbasis pasar adalah penentuan harga target. Harga target adalah perkiraan harga untuk sebuah produk atau jasa yang bersedia untuk dibayar calon pelanggan. Perkiraan ini didasarkan pada pemahaman tentang nilai yang dipresepsi pelanggan atas sebuah produk dan berapa pesaing akan memberi harga produk yang bersaing itu. Harga target, yang dihitung dengan menggunakan informasi dari pelanggan dan pesaing, menjadi dasar untuk menghitung biaya target. biaya target per unit adalah harga target dikurangi penghasilan operasional target per unit. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa perbedaan antara harga jual salah satu jenis kue yang dihitung dengan menggunakan metode cost plus pricing pada toko nadines sebesar Rp.362.278 dan harga jual yang dihitung dengan menggunakan metode target pricing sebesar Rp.240.000 dengan harga pangsa pasar sebesar Rp.400.000 jadi selisih harga pangsa pasar dengan harga jual teoritis cost-plus pricing sebesar Rp.37.722 dan selisih harga pangsa pasar dengan harga jual teoritis target pricing sebesar Rp.160.000. kemudian perbedaan harga jual cost-plus dengan harga pangsa pasar di toko BreadTalk Rp.352.247 di kurangi Rp.195.000 sebesar Rp.157.247. selanjutnya perbedaan harga jual cost-plus dengan harga pangsa pasar di toko Gelael Rp.344.384 di kurangi Rp.150.000 sebesar Rp.194.384. dan selanjutnya perbedaan antara harga jual salah satu jenis kue yang dihitung dengan menggunakan metode cost plus pricing pada toko Regina sebesar Rp.383.990 dan harga jual yang dihitung dengan menggunakan metode target pricing sebesar Rp.240.000 dengan harga pangsa pasar sebesar Rp.150.000 jadi selisih harga pangsa pasar dengan harga jual teoritis cost-plus pricing sebesar Rp.233.990 dan selisih harga pangsa pasar dengan harga jual teoritis target pricing
sebesar Rp.90.000. setelah dianalisa dengan menggunakan analisis
uji t-independen
diketahui bahwa perbedaan antara harga jual kue yang dihitung dengan metode cost-plus pricing dan metode target pricing adalah sebesar 1,025 dengan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,323. Sedangkan nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas sebesar 14 (df = 8+8-2 = 14) adalah sebesar 2,145. Dari hasil analisis ini diketahui nilai t-hitung yang diperoleh sebesar 1,025 berada pada daerah penerimaan Ho maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara harga yang dihitung dengan menggunakan metode cost-plus pricing dengan harga yang dihitung dengan menggunakan metode target pricing. Dengan kata lain, kedua metode perhitungan harga tersebut memberikan hasil yang relatif sama dalam menentukan tingkat harga jual kue kepada konsumen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yasin (2009) yang berjudul “Penerapan Harga Jual Produk Pada Toko Pia Saronde Kota Gorontalo” hasilnya Penentuan harga jual produk dengan menggunkan metode cost plus pricing berbeda dengan penentuan harga jual pada toko kue pia saronde, jika menggunakan metode cost-plus pricing pada produk pia yakni sebesar Rp 27.000 sementara yang tidak menggunakan metode cost-plus pricing sebesar Rp 26.250 jadi selisihnya sebesar Rp 750. Sementara penentuan harga jual produk roti yang menggunakan metode cost-plus pricing relative sama yakni sebesar Rp 3.900 per buah. Jadi dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara laba yang dihitung dengan menggunakan metode harga jual produk dengan pendekatan cost-pluss pricing dan pendekatan target pricing.
SIMPULAN Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik simpulan sebagai berikut yaitu penetapan harga jual keempat toko kue yang ada di kota Gorontalo dan penetapan harga jual dengan metode cost-plus pricing memiliki perbedaan yakni persentase laba sebesar 20%, sedangkan penentuan harga jual target pricing memiliki perbedaan persentase laba sebesar 10%, akan tetapi penetapan harga jual keempat toko kue tidak memasukkan seluruh unsur biaya produksi dan non produksi atau dapat dibilang ditetapkan secara sembarangan. Untuk itu
ketika peneliti membantu usaha ini untuk penetapan harga jual dengan menggunakan teori cost-pluspricing dimana seluruh unsur biaya baik yang produksi maupun non produksi, dan teori target pricing untuk menekan seluruh biaya yang melonjak untuk menaikan laba.
SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya perusahaan memperhitungkan seluruh biaya dalam penetapan harga jual suatu produk (kue) agar bisa mengetahui untung atau rugi usaha yang kita jalankan. 2. Untuk menekan biaya haruslah menghitung biaya secara keseluruhan untuk mengetahui dimana biaya yang harus di turunkan, agar penentuan harga tetap terjaga dan laba dari sebuah produk tidak melunjak terlalu naik.
DAFTAR PUSTAKA
Agipura, Marius. 1999. Dasar-dasar pemasaran. Jakarta: Penerbit: PT. RAJAGRAFINDPERSADA.
Alma Buchari. 2005. Pemasaran harga. Bandung: penerbit: Alfa Beta.
Halim dan Supomo, (1990), Akuntansi Manajemen, Yogyakarta: penerbit: Bpfe-Yogyakarta. Hidayat, Cecep. 2000. Manajemen pemasara. Jakarta : penerbit: Ipwi
Horngern, (2008), Akuntansi Biaya, Jakarta: penerbit: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Kotler, Philip. 2000. Manajemen pemasaran presfektif asia. Yogyakarta: penerbit: Andi Yogyakarta.
Mulyadi, (1993),
Akuntansi Manajemen, Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
Ykpn. , (2010), Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Penerbit: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Ykpn.
Samryn, L.M. 2000. Manajemen pemasaran internasional. Jakarta: Penerbit: Salemba Empat.
Sangadji, dan Sopiah, (2010), Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Penerbit:
Andi
Yogyakarta. Simamora, Hendri. 2000. Manajemen pemasaran internasional. Jakarta : Penerbit: Salemba Empat.
Sugiyono, (2012), Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Penerbit: Alfabeta Bandung. Tjiptono, fand. 2001. Strategi pemasaran. Yogyakarta: penerbit: Andi Yogyakarta
Waluya, Harry. 2003. Ekonomi internasional. Jakarta : Penerbit: Rineke Cipta.