., ''":4
;ij .4
4
:,]
DIMENSI RUANG DANWAKTU DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Dalam Seminar Nasional dan Kongres Ikatan GeograferIndonesia, Universitas Gadjah Mada 10 Oktober 1998
Oleh:
Dr. Boediono Menteri Negara Perencanaan Pembangunan NasionaL / Kepala Bappenas
SAMBUTAN MENTERI NE GARA PERENCANAAIV PEMBANGI.INAN NASIONAL / I<EPALA BAPPENAS PADA SEMINAR NASIONAL DAN KONGRES IKATAN GEOGRAFER INDONESIA
YOGYAKARTA, 10 OKTOBER 1998
1.
Saya ingin menyampaikan terimakasih kepada Panitia Penyelenggara atas kesempatan yang diberikan kepada saya unruk memberikan sambutan pada Seminar Nasional dan Kongres lkatan Geografer indonesia hari ini. Sayaselalu menganggappenting upaya setiap ikatan profesi untuk meningkatkan perannya dalam kegiatan pembangunan, dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, dalam membina
.t
kemampuan profesional para anggotanya, dan daiam memantapkan standar-standarprofesi, karena upaya seperti itu merupakan unsur penting dari gerakan kita untuk meningkatkan kinerja ekonomi
io
nasional kita, dengan demikian juga kemakmuran bangsa kita. Peningkatan profesionalisme adalah sumber penting peningkatan produktivitas dan efisiensi; dan peningkatan produktivitas dan efisiensi adalah sumber utama dan lestari dari peningkatan kemampuan ekonomi suatu bangsa.
2.
Tema yang dimintakan dari saya adalah Dimensi Ruang dan Waktu dalam PerencanaanNasional. Saya bukan seorang ahli geografi. Tapi saya akan mencoba merespon permintaan ini dengan menyampaikan pandangansayamengenai hal itu dilihat dari teori perencanaan.
-
'.ft FI
24-:4
i:..1 :g
fail j. :t.
i: _.
.l .:
,.:|'
r J.
, rI
:-.1
..1
,:.1 1
Ruang dan wdktu adalah dimensi yang harus diputuskan bagi pembangunan seriap proyek atau setiap kegiatan : dimana proyek atau kegiatan itu akan dibangun, kapan dimurai dan kapan selesai. Daiam konteks yang lebih luas, perencanaanpembangunan pada hakekatnya
..1
';i
adalah upaya sistematis untuk
menentukan
sebaik mungkin
pemanfaatan atau alokasi penggunaan sumberdaya yang terbatas jumlahnya untuk mencapai sasaranpembangunan, yang secaraumum dapat dikatakan sebagai peningkatan kesejahteraan rakyat secara berkesinambungan. Kita mempunyai sejumlah sumberdaya atau perkiraan sumberdaya dengan dimensi ruang dan waktu terrentu (constraints).Kita ingin memanfaatkannya secara optimal untuk mencapai sasaran tertentu, juga dengan dimensi ruang dan waktu (objective function).Solusi dari problema optimasi ini adalahrencanakita, yaitu rencanapemanfaatansejumlah sumb erdayatersebut.
4.
sumberdaya yang kita maksud dapat berupa apa saja yang jumlahnya terbatas sedang kebutuhannya lebih besar daripada yang tersedia. Dengan lain perkataan, sumberdaya yang bernilai ekonomis (economic resources). Sumberdayayang tak terbatas jumlahnya atau supiainya melebihi yang dibutuhkan bukan merupakart constrainrsdan tidak perlu diperhatikan dalam perhitungan optimasi tersebut.
5.
secara kongkritnya, sumberdaya itu dapat berupa sumberdaya alam (misainya, lahan pertanian, cadangan bahan tambang), sumberdaya manusia
(seperti
tenaga kerja
kasar,
terampil,
profesional,
entrepreuners), sumberdayakeuangan (seperti penerimaan dari minyak bumi dan gas, pajak, pinjaman luar negeri, kredit perbankan) maupun sumberdaya yang mewakili kemampuan teknologi dan organisasi
(sepertipabrik-pabrik,mesin-mesin,lembaga-lembagadan sebagainya). Semuanyamempunyai spesifikasi lokasi rercentu (dimensi ruang) dan spesifikasibulan arau tahun tertentu (dimensi waktu).
I
6.
J
Padatahap pembahasanini sayaingin menyebutkan suaru konsep yang sangatpenting dalam perencanaan,yaitu pertukaran (exchange). Dalam
'I
r'i I
kehidupan modern dimungkinkan adanya pertukaran antara barang satu dengan barang lain, antara sumberdaya satu dengan sumberdaya lain dalam volume besar-besarandan dalam waktu singkat. Adartya kemungkinan pertukaran ini memberikan kesempatan bagi perencana untuk mengubah profil sumberdayadan juga profil dimensi ruang dan dimensi waktunya dengan mudah. semua itu memperluas jumlah pilihan atau opsi pemanfaatansumberdayayang tersedia, dan dengan demikian memungkinkan dicapainyasasaran yang lebih tinggi dengan sumberdayaawal,yarig sama.
7.
Pertukaran memungkinkan transformasi dari satu sumberdaya ke sumberdayalain, dari dimensi ruang dan waktu tertentu ke dimensi ruang dan waktu yang lain. sebagaicontoh : hak konsesi tambang dapat ditukar dengan uang runai sekarang,sumberdayayang relatif beriebih dapat diekspor dan ditukar dengan sumberdaya lain yang relatif langka di daiam negeri, sumberdayakeuangan (revrnue)yang baru akan kita peroleh beberapatahun yang akan datang dapat kita jual tunai melalui caradiskonto.
B.
Pertukaran tersebut dilakukan lewat lembaga yang secara generik disebut "pasar". Dengan kemajuan teknologi dan globalisasi, maka semakin banyakbarang,jasa dan sumberdayayangmempunyai "pasar", sehingga dapat dengan mudah dipertukarkan menjadi barang, jasa,
5 ',:,"{ ::r: ,:i;l '-ia
sumberdaya lain, dengan dimensi ruang dan waktu yang lain pula.
,.l
Proses terjadinya pertukaran atau transformasi sumberdaya melalui lembaga"pasar" ini sering disebut sebagai"mekanisme pasar". 9.
Mekanisme pasar adalah juga suatu cara perencanaan, yaitu alokasi sumberdaya, dan sifatnya sangat istimewa. Mekanisme pasar adalah prosesPerencanaanyang otomatis : masing-masingpesertaatau pelaku pasarbertindak untuk mencapaiyang terbaik bagi kepentingan masingmasing dan proses ini otomatis menghasilkan suaru pola alokasi sumberdaya tertentu. Jadi tanpa harus direncanakan oleh Bappenas, tanpa harus dirumuskan dalam problema oprimasi, tanpa harus dihitung melalui komputer, mekanisme pasar dapat mencapai solusi otomatis dari problem alokasi sumberdaya. Dengan demikian mekanisme Pasar merupakan proses perencanaan yang murah. Lebih dari itu ada suatu dalil penting dalam teori perencanaan,yaitu apabila bagi setiap sumberdayakita memang mempunyai pasar yang berjalan denganbaik, maka poia alokasi sumb erdayayang dihasiikan oleh proses pasar atau mekanisme pasar, merupakan pola alokasi yang terbaik, dalam arti menghasilkan niiai sasaran (objectivefunction) yang terringgi. Inilah yang kita kenai denganteorema Anow-Debreu.Mekanisme pasar yaJ'g berjalan baik adalah proses perencanaan yang terbaik dan termurah.
i0.
sayangnya,tidak semua sumberdaya mempunyai "pasar", dan tidak semua sumberdayay.angmempunyai "pasar", dan tidak semua ymrg mempunyai pasar proses pasar atau mekanisme pasarnya berjaian dengan baik. oleh karena itu mekanisme pasar tidak dapat menjawab seluruh
kebutuhan
kita
mengenai alokasi
sumb erdaya. Bagi
sumberdaya-sumberdayayang termasuk dalam kategori ini, perlu
proses perencanaan tersendiri, perlu perencana yang merumuskan probiema opdmasinya, menghitungnya dan menyelesaikannya,perlu Bappenasatau lembagasemacamitu. Sebagaicatatan, pasar dikatakan tidak berfungsi dengan baik apabila terdapat ketimpangan antara kekuatan satu pelaku dan pelaku lain, apabila informasi pasar tidak tersebar merara, apabila tidak ada persaingan sehat (misalnya, karena ada praktek-praktek monopoli, aturan-aturan yang menghambat kesetaraan antar pelaku dan sebagainya). pasar semacam ini tidak memenuhi syarat teorema Anow-Debreudan tidak dapat dijamin akan menghasilkan alokasi yang terbaik. Dalam kasus seperri ini, ad,a2 pilihan : (a) pasar yang ada dibenahi agar berjalan baik atau (b) mekanisme pasar tidak dipakai dan diganti dengan perencanaanoleh lembagaperencanaan.Adanya UU persainganSehat di berbagainegara adalah upaya melakukan pilihan (a), dan ini seringkali lebih murah daripadapilihan (b).
11.
Dengan iatar belakangpemikiran seperti itulah maka strategi yang kita anut di Indonesia, seperti halnya dibanyak negara lain, adalah : sejauh mungkin gunakan mekanisme pasar, selebihnya gunakan proses perencanaannon-pasar (oleh iembaga yang ditugaskan untuk itu). Lebih dari itu, selamamekanisme pasar yang dianggap tidak berjalan dengan baik masih mungkin untuk diperbaiki atau selama pasar dapat diciptakan atau didorong perkembangannya bagi sumberdaya yang belum ada pasarnya,maka strategi yang terbaik adalah memperbaiki atau menciptakan pasar tersebut dan pemerintah jangan terburu-buru mengambil alih fungsi alokasi tersebut (sebab nanti jatuhnya dapat lebih mahal atau hasilnya belum tentu lebih baik) . Market failures kadangkala masih lebih baik atau lebih murah daripada goyernment failures.
$
...
tia;'! 'ii!i ;;ri :.::Yi +'rl
:::.:'
72. Perencanaanoleh Pemerintah adaiah ,'residu,, dari perencanaan oleh pasar. Namun lingkup "residu" inipun masih sangat besar dan iuas, sehingga sebenarnyatidak ada alasan mengapa alokasi sumberdaya yang sudah cukup baik dilakukan oleh "pasar,,perlu diambil alih oleh Pemerintah. Pekerjaan perencanaan yang terbuka bagi pemerintah masih banyak.Bidang-bidangapakahini? saya dapat sebutkan beberapa bidang penting :
(a)
Pemerataan. Pemerataanpendapatandan hasil-hasil pembangunan tidak dapat diserahkan kepada pasar. pasar dapat menghasilkan efisiensi dan tidak dapat menjamin pembagian pendapatanyang adil dan merata. cara penyelesaianpermasaiahanini yang banyak dianut
negara-negara di
dunia
sekarang adalah
retap
mengandaikansejauhmungkin kepadapasaruntuk menghasilkan "kue" nasional yang sebesar-besarnya dan seefisienmungkin, dan sekaiigus mengembangkansistem redistribusi pendapatan yang efektif (pajak, alokasi anggaran untuk pemerataan dan untuk kebutuhan dasarrakyat).
(b)
Barang-barang Sosial(Public Goods)dan Eksternalitas. Taman di kota, misalnya adalah public goods yang tidak Pembangunan aman-taman
tersebut
punya "pasar,'.
harus
diputuskan
berdasarkan pertimbangan kemanfaatan umumnya dan justru harus diamankan dari mekanisme pasar (yang cenderung akan menggunakannyauntuk gedung-gedungtinggi yang mempunyai nilai komersial yang lebih tinggi). Lingkungan hidup merupakan contoh gejala eksternalitasyang tidak dapat direkam oleh pasar, sehingga apabila diserahkan kepada mekanisme pasar, alokasi
g :i:i
. ;,i
:* ::t-:; :,.l
sumberdayauntuk melestarikan lingkungan hidup kurang sekali atau bahkan tidak ada. Harus ada perencanaanoleh pemerintah atau setidak-tidaknyaregulasi yangmemaksapelaku-pelakupasar mengindahkan segi lingkungan hidup ini. Rencana rararuang adalah contoh penerapan mekanisme non-pasar bagi alokasi pemanfaatan lahan untuk menampung public goodsdan gejara eksternalitas. Pengenaandenda pada para pencemar lingkungan adalah cara lain untuk meng-internalkan eksternalitas sehingga aspek lingkungan hidup masuk pertimbangan pelaku-pelaku pasar. Ketentuan kehati-hatian terhadap perbankan (ytrudential rules) adalah contoh lain untuk mengatasi masalah ehsternalitas (y"ng apabila dibiarkan dapat membahayakan seluruh sistem perbankan atausystemic risks)adaiah contoh lain pengaturannonpasar. sebaliknya, ada juga eksternalitas yarLgpositif misalnya dengan menyatukan berbagai kegiatan usaha, timbul sinergi positif. Industrial Estates,BusinessDistricts, KAPET, merupakan konsep-konsepyang secarateoritis berlandaskanpada perkiraan adarryaeksternalitaspositif ini.
(c)
Bidang-bidang yarrg "pasar"nya tidak berjalan baik (market imperfections), seperti karena adanya praktek monopoli, kolusi antara pelaku,teknologi yangmengharuskanskala ekonomi besar saja yang dapat hidup dan sebagainya.Dalam uraian sayadi atas, iangkah perftrma sebaiknyaadalah membenahi proses pasar itu sendiri (di sini uu Persaingansehat sangat relevan), sebelum Pemerintahmengambil oper alokasi sumberdayanya.
13.
Demikianlah, dimensi ruang dan waktu merupakan bagian integral dari setiap perencanaan,yang saya artikan sebagaiproses mengalokasikan
A
' --4
:i
I
ilj It
sumberdaya yang terbatas untuk mencapai sasaran tertentu. Setiap sumberdaya hanya menjadi kongkrit, relevan dan operasional bagi perencanaanapabila mempunyai spesifikasi atau dimensi ruang dan waktu yang melekat padanya. saya menjeiaskan 2 cara perencanaan, yaitu melalui pasar dan oleh lembaganon pasar atau Pemerintah. pada prinsipnya perencanaanmelalui pasar lebih efisien dan lebih murah, sehinggacara ini harus dimanfaatkan sejauh mungkin. Prinsip ini kita anut di Indonesia,seperti halnya di banyak negaradi dunia. Residunya, yang masih sangat besar dan luas, ditangani dengan perencanaanoleh Pemerintah. Termasuk di sini adalah alokasi sumberdaya yang memasukkan dalam sasarannyakeadilan dan pemerataan, dan tidak sekedar efisiensi; bidang-bidang yang menyangkut public goodsdan eksternalitas; serta
bidang-bid*g
yang menyangkut
ketidak-
sempurnaan pasar (market imperfections).prinsip ini juga melandasi perencanaanyang kita iakukan di Indonesia.