Dhiaul Huda Sejarah Pendirian Dayah Pendidikan Islam Dhiaul Huda Gampong Keude Tambue Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen bermula dari mendidik anak-anak sendiri di rumah mulai tahun 1970, sesudah itu masyarakat memulai mempercayainya dengan mulai mengantarkan anaknya untuk melaksanakan pengajian tersebut, santri semakin bertambah banyak. maka tahun 1970 maka berdirilah tempat pengajian anak Komplek Pendidikan Islam Dhiaul Huda di tempat tersebut atau balai pengajian selanjutnya semakin lama jumlah santri baik dari kalangan keuarga kurang mampu, fakir miskin, anak putus sekolah, anak korban konflik semakin bertambah ramai untuk melaksanakan pengajian di tempat tersebut, sekitar tahun 1990 sudah mulai datang santri-santri dari luar baik dalam kabupaten setempat maupun kabupaten lain seperti Kabupaten Aceh Tengah, Aceh Utara, Pidei, Aceh Timur dan kota banda serta kodya Sabang. maka dengan segala kekurangan terbentuklah sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama “Dayah Pendidikan Islam Dhiaul Huda“ yang terletak di Gampong Keude Tambue Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen. Dayah yang bergerak di bidang pendidikan pengajian juga bergerak dalam bidang pendidikan umum dan Keterampilan baik untuk para santri sendiri maupun untuk masyarakat sekitar dan kegiatan ini sudah merupakan tradisi yang turun temurun dilaksanakan di tempat tersebut karena selain sebagai syari`at, sebagai sesama umat Islam juga menjadi budaya dan tradisi yang sangat baik. Lembaga tersebut sebagai salah satu bentuk bakti sosial di wilayah ini dipimpin langsung Tgk. H. Abbas ABD baik sebagai pimpinan Dhiaul Huda maupun sebagai pimpinan masyarakat menjadi modal utama kami dalam kegiatan pelayana pendidikan yang diselenggarakan setiap tahunnya selain bantuan biaya yang disumbangkan oleh masyarakat maupun donatur. Timbullah gagasan baru untuk membentuk sebuah badan khusus mengelola pembinaan anak secara intensif dan terukur yang dalam hal tujuan utama dalam pembinaan tersebut adalah mencapai manusia berakhlaqul karimah dan bermoral, terampil serta mandiri. Demikian sejarah singkat tentang latar belakang pendirian Dayah Pendidikan Islam Dhiaul Huda Gampong Keude Tambue Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen, mudah-mudahan menjadi sedikit pedoman tentang sejarah pendirian dayah ini. Amin. Profil Tgk Chiek/Pimpinan Dayah 1. Nama Lengkap= Tgk H. Abbas Abdullah 2. Nama Kecil ( Panggilan )= Abi 3. Tempat dan Tanggal Lahir= Desa Cureh Baroh, 1914 4. Pendidikan Terakhir = Aliyah Mudi Mesra Samalanga
5. Pekerjaan = Guru Ngaji 6. Jabatan = Pimpinan 7. Nama Isteri = Umi A’idah (Armarhumah) 8. Tempat dan Tanggal Lahir = Desa Mesjid, 12 Agustus 1950 9. Jumlah Anak = 8 Orang 10. No HP = 085260032755 11. Alamat Dayah = GampongKeude Tambue Dusun Keude Kemukiman Tambue Kec.
Sp. Mamplam Provinsi Aceh
Kondisi Lingkungan Sosial 1. Pimpinan sangat mendukung upaya untuk meningkatkan prestasi santri yang dilaksanakan oleh Dayah untuk dapat bersaing di dunia luar. 2. Dukungan masyarakat terhadap dayah sangat besar terutama dalam hal bantuan untuk kelancaran proses belajar-mengajar. 3. Potensi daerah Kabupaten Bireuen yang diprediksi akan berkembang dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan seiring dengan bergulirnya otonomi daerah dan globalisasi. Model Kepemilikan Dayah Dayah Dhiaul Huda dibawah ini Tgk H. Abbas ABD berada dibawah naungan yayasan Dhiaul Huda yang juga berdiri pada tahun 1970. Dayah ini juga memberikan kesempatan kepada siapapun yang mempunyai konpetensi dalam bidang keahliannya untuk terlibat didalamnya. Begitu juga dalam hal memilih dan menyeleksi dewan guru untuk mengajar did ayah Dhiaul huda bukan hanya muri-muridnya saja. Pendidikan Yang diselenggarakan Adapun pendidikan yang diselenggarakan adalah: 1. Pendidikan formal terdiri dari taman kanak-kanak (TK), Madrasah Tsanawiyah dan madrasah Aliyah 2. Pendidikan non-formal - Sekolah Diniyah (TPA) yang keberadaannya sangat membantu dan mendukung kemampuan baca tulis al-Qur’an bagi bagi anak-anak sekitarnya. - Kursus Bahasa arab dan bahasa inggris - Kursus Computer - Kursus Keterampilan Menjahit - Pendidikan kedayahan Adapun kurikulum yang digunakan pada jenis pendidikan formal menyesuaikan dengan kurikulum Standar Nasional yang dikombinasikan dengan muatan lokal sebagai ciri khas kedayahan. Untuk kurukulum pendidikan non-formal baik pada madrasah diniyyah/TPA maupun
pendidikan kedayahan dan keterampilan-keterampilan disusun sesuai dengan dengan kebutuhan situasi dan kondisi satuan pendidikan. Bahkan untuk kedayahan, pimpinan menunjukkan beberapa mata kuliah yang harus diajarkan beserta kitab-kitab rujukannya. Santri, Badal dan Guru/Teungku Sebagaimana diimformasikan di bagian muka, Dayah Dhiaul Huda sejak berdiri hampir mula-mula tidak mempunyai santri yang menetap di Dayah. Namun pada Tahun 1990 sudah mulai kedatangan santri dari berbagai daerah untuk menuntut ilmu did ayah ini dan merekan menetap did ayah dan sampai hari ini santri yang menetap di Dayah berjumlah 164 santri. Sumber tenaga pengajar untuk masing – masing lembaga di atas bervariatif disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Hampir seluruh tenaga guru yang mengajar pada MTs dan MA berlatar belakang S-1 sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing. Sementara untuk tingkat TK kebanyakan tenaga dari luar dan juga ada beberapa santri yang ditunjukkan oleh pimpinan. Dan untuk ketrampilan tenaganya dari luar dan juga beberapa guru berkopetensi dalam bidangnya. Sementara untuk tanaga pengajar khusus untuk kurikulum kedayahan hamper rata-rata alumni dayah yang memang sudah mempunyai kemampuan untuk membaca kitap kuning.
Model Pengembangan Ekonomi Dayah Adapun model pengembangan ekonomi sejauh ini hanyalah koperasi. Itupun belum sepenuhnya maksimal sehingga belum mampu mensuplai kebutuhan pendanaan sebagaimana diharapkan. Sedangkan bidang lain seperti peternakan, pertanian dan sector belum bisa diterapkan karena berbagai faktor. Program Pengembangan Dayah Dalam melaksanakan program pengembangan Dayah yang saat ini dirancangkan meliputi 3 program yaitu : 1. Program kerja jangka pendek 2. Program kerja jangka menengah 3. Program kerja jangka panjang. Program kerja jangka pendek Sebagai tahap pertama untuk melaksanakan program kerja pendek ini sebagai berikut : 1. Membentuk badan pengurusan Dayah 2. Membentuk anggaran dasar dan anggaran rumah tangga 3. Menyusun rencana kerja dan biaya Dayah
Program kerja jangka Menengah 1. Membuat surat waqaf untuk yayasan 2. Mendirikan/membangun gedung-gedung serta sarana lain yang baik berupa asrama 3. 4. 5. 6. 7.
maupun lokal untuk kelancaran pembelajaran dan pemondokan Membuat laporan perkembangan di bidang pembangunan Dayah Mengawasi pelaksanaan pembangunan Dayah Menyimpan semua kekayaan, berupa uang dan barang milik dayah Mengurus dan mencatat penerimaan dan pengeluaran uang Meresmikan pemakaian gedung bagi anak yang tinggal dalam Dayah.
Program kerja jangka Panjang Sebagai tahapan akhir untuk melanjutkan program kerja jangka panjang adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4.
Menyusun rencana kerja, administrasi dan penerimaan santri baru Menyediakan tenaga pengajar yang bermutu Membuat kurikulum mata pelajaran Memberi bimbingan penyuluhan agama kepada santri melalui berbagai kegiatan seperti pengajian dalam berbagai bidang, antara lain akidah akhlak, ibadah, amal saleh, sosial kemasyaraktan dan pengembangan pemikiran Islam serta penguasaan teknologi dan komunikasi 5. Mendorong dan menggairahkan santri-santri mempelajari, menyakini serta mengamalkan ajaran Islam dalam segenap aspek kehidupan 6. Meningkatkan perhatian semua pihak dalam pembinaan generasi muda dengan membimbing dan menggairahkan mereka menjadi manusia seutuhnya, takwa, cakap dan terampil 7. Menggalakkan kembali adat istiadat Aceh yang bernafaskan Islam 8. Membina dan meningkatkan partisipasi perusahaan negara, perusahaan swasta, pengusaha dan dermawan guna membantu sepenuhnya berbagai program kerja Dayah 9. Mengaupayakan agar esensi keistimewaan Aceh dapat terwujud dan mewarnai kehidupan masyarakat Aceh 10. Membentuk suatu badan koordinasi untuk memperteguh persatuan dan kesatuan, kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan, ulama dan umara. 11. menghidupkan syiar Islam serta memantapkan penghayatan, pengamalan ajarannya dalam kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat 12. Mengupayakan pembinaan dan pendidikan santri menjadi kader ulama, muballig, imam, dan khatib secara tepat guna.
Program Unggulan Dayah Adapun yang menjadi program unggulan dayah adalah program kedayahan itu sendiri serta pemantapan bahasa asing dan juga computer yang mempunyai obsesi untuk mencetak kader-kader ulamayang mampu dan unggul dalam ilmu keislaman serta mampu menguasai perkembangan teknologi.