1
STAIN Palangka Raya
SEJARAH PENDIRIAN DAN PERKEMBANGAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA (ANALISIS IDEA DASAR DAN PERANAN TOKOH PELAKU SEJARAH) H. Abdul Qodir
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan karena beberapa masalah. Masalah yang pokok adalah keraguan dan kekhawatiran terpendamnya idea-idea dasar, perjuangan, dan peristiwaperistiwa penting disebabkan tidak terbukukan oleh penerus perjuangan. Orang bijak pernah menyatakan bahwa seseorang yang tidak menoleh ke belakang atau mempertimbangkan masa lampaunya tidak dapat mencapai tujuannya. Permasalahan yang dirumuskan adalah (1) Bagaimana asal-muasal munculnya pemikiran Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah, (2) Mengapa para tokoh masyarakat ketika itu menginginkan Fakultas Tarbiyah? Dan (3) Bagaimana perjuangan tokoh membuat institusi Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah, Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari, dan STAIN. Penelitian menggunakan pendekatan historic deskriptif, mencermati dokumen, cerita, artikel dan ungkapan tokoh-tokoh yang masih hidup. Ketika mengumpulkan data, memperhatikan pada empat yaitu klasifikasi sumber, tempat dimana bahan-bahan itu berada, penyusunan data yang dipandang sistematis, dan teknik wawancara. Hasil penelitian (1) Idea (pemikiran) tentang Fakultas Tarbiyah (Swasta) dulu berasal dari rasa keprihatinan mendalam para tokoh masyarakat, tokoh agama, pejabat dari latar belakang sipil dan militer. (2) Perguruan Tinggi dipandang mampu menyiapkan kader terbaik dan sumber daya insani umat yang membangun moral luhur (akhlakul karimah) setiap daerah pedalaman dan pedesaan Propinsi Kalimantan Tengah. (3) Tokoh berpikir, kerja keras, dan berjuang dengan penuh dedikasi merintis institusi Fakultas yayasan, dan Perguruan Tinggi Islam, dengan lobbi-lobbi yang cerdas sehingga terjadi tiga perubahan institusi, Fakultas Swasta, Fakultas Negeri, dan Sekolah Tinggi Negeri ( STAIN) ini, sebagai penerus perjuangan para tokoh, memiliki ciri khas kemajuan sendiri-sendiri, dari peningkatan sarana fisik, kuantitas dosen, pegawai, mahasiswa, sampai kualitas staf pengajar dan mahasiswa pada akhir 2005. Kata kunci : ide tokoh, perjuangan, STAIN Palangka Raya.
A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau atau peristiwa penting yang benar-benar terjadi. Definisi tersebut menekankan kepada materi peristiwanya tanpa mengaitkan dengan aspek lainnya. Sedangkan pengertian yang lebih komprehensif, suatu peristiwa sejarah perlu juga dilihat siapa yang
Penulis adalah dosen di STAIN Palangka Raya. Ia menyelesaikan program Magister Pendidikan (M.Pd) di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2000 Konsentrasi Penelitian dan Evaluasi. Alamat kantor: Unit Pelayanan Bahasa STAIN Palangka Raya, Jalan George Obos, Komplek Islamic Centre, Kode Pos 73111, Telepon: (0536) 3222105. Alamat Rumah: Komp. Palangka Permai, Jalan Kenangan II, Nomor 3, Palangka Raya, Kode Pos 73111, Telepon (0536) 3224992.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
2
STAIN Palangka Raya
melakukan peristiwa tersebut, dimana, dan mengapa peristiwa tersebut terjadi. Dengan kata lain didalam sejarah terdapat objek peristiwanya (what), orang yang melakukan (who), waktunya (when), tempatnya (where), dan latar belakang (why). Seluruh aspek tersebut selanjutnya disusun secara sistematik sehingga menggambarkan hubungan yang erat antara satu bagian sejarah dengan bagian yang lainnya. Dari pengertian yang demikian, sejarah adalah peristiwa-peristiwa atau kejadiankejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya berkaitan dengan obyek yang diteliti. Penelitian historis/sejarah itu luas cakupannya, maka penelitian ini memfokuskan pada history of institution yaitu Institusi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAN) Palangka Raya yang berkaitan dengan sejarah munculnya idea, pertumbuhan, perkembangan dan penyebaran idea, tokoh-tokoh yang melakukan pengembangan dan penyebaran, idea lembaga pendidikan Tinggi Islam, kemajuan, kendala, dan tantangan yang dihadapi institusi. Terdapat berbagai model penelitian sejarah yang dikemukakan para ahli. Diantaranya studi sejarah tokoh atau pelakunya peristiwa, produk-produk budaya, latar belakang terjadinya peristiwa, segi periodisasinya, dan sebagainya. Demikian pula dari segi analisisnya, ada ahli menganalisis sejarah dari segi filsafat atau pesan ajaran yang terkandung di dalamnya, ada pula yang menganalisisnya dengan pendekatan perbandingan, dan lain sebagainya. Sejarah merupakan refleksi peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau yang merupakan titik tolak masa sekarang dan masa yang akan datang. STAIN Palangka Raya, dilihat dari perspektif sejarah, sebagai lembaga pendidikan tinggi agama Islam di propinsi Kalimantan Tengah mengalami proses perubahan mulai dari ide sejumlah tokoh untuk mendirikan perguruan tinggi, dengan harapan yang jauh ke depan, berkembangnya menjadi Fakultas Tarbiyah Cabang dari IAIN Antasari dan berubah menjadi STAIN seperti sekarang ini. Penelitian tentang ide fundamental berdirinya STAIN tidak sekedar berkaitan dengan sejarah belaka, karena masih ada dimensi-dimensi lain yang belum dikaji, dianalisis dan diungkapkan. Peneliti mencoba menelusuri sejarah berdasarkan dokumen-dokumen, hasil penelitian sejarah sebelumnya, fakta sejarah dan wawancara dengan sejumlah tokoh
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
3
STAIN Palangka Raya
pelaku sejarah. Salah satu referensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil penelitian awal.1 Banyak aspek kajian yang perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, peneliti melakukan
penelitian
historis
lanjutan
berjudul:
“Sejarah
Pendirian
Dan
Perkembangan Sekolah Tinggi Agama Islam Palangka Raya (Analisis Ide Dasar Dan Peranan Tokoh Pelaku Sejarah)”. Permasalahan yang diangkat mencakup tiga hal, yaitu: (1). Bagaimana asal-muasal munculnya pemikiran Fakultas Tarbiyah?, (2). Mengapa para tokoh masyarakat ketika itu menginginkan Fakultas Tarbiyah?, dan (3). Bagaimana perjuangan tokoh membuat institusi Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah, Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari, dan STAIN? B. Tujuan Penelitian dilakukan setelah muncul keraguan dan kekhawatiran terpendamnya ide dasar dan peristiwa penting lantaran tidak terbukukan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan: (1). Untuk mengetahui asal-muasal munculnya pemikiran Fakultas Tarbiyah. (2). Untuk mengetahui keinginan para tokoh masyarakatnya ketika itu menginginkan Fakultas Tarbiyah. Dan (3). Mengetahui pola-pola perjuangan para tokoh. C. Kajian Pustaka Sejarah dengan kata History bahasa (Inggris), Geschiete (Jerman) dan geschiedenis (Belanda) yang mengandung arti sama ialah cerita tentang peristiwa dan kejadian pada masa lampau. Peristiwa dan kejadian itu benar-benar terjadi pada masa lampau.2 Gazalba menjelaskan arti sejarah yang terhimpun dalam pengertian harfiah (1) sesuatu yang telah berlalu, sesuatu peristiwa, suatu kejadian, (2) riwayat, (3) pengetahuan tentang masa lalu, (4) ilmu yang berusaha menentukan dan mewariskan tentang pengetahuan.3 Aristoteles menggunakan istilah bahasa Yunani Istoria untuk sejarah yang berarti ilmu berarti pertelaan sistem mengenai seperangkat gejala alam entah susunan kronologi merupakan faktor atau tidak di dalam pertelaan; penggunaan itu, meskipun jarang, masih tetap hidup di dalam bahasa Inggris yang disebut natural history. 4 1
Syaruddin, Kanis. 2000. “Studi Tentang Berdirinya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya”. Ia menekankan pada latar belakang berdiri Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah, latar belakang berdiri Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari, dan perkembangan Fakultas Tarbiyah Antasari menjadi STAIN. Akan tetapi hasil penelitian tersebut belum sempurna. 2 Hugiono dan Poerwantara, Ilmu Sejarah, Jakarta : Rineka Cipta, 1992. hal. 1. 3 Gazalba, Sidi, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta : Rineka Cipta, 1981. hal. 2. 4 Notosusanto, Nugroho, Mengerti Sejarah, Jakarta : Universitas Indonesia, 1986, hal. 27.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
4
STAIN Palangka Raya
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sejarah adalah pengetahuan tentang kejadian, peristiwa dan perkembangan dari masamasa yang terkait dengan ide institusi STAIN dan rekonstruksi berdasarkan fakta dan temuan-temuan baru hasil penelitian. Sementara itu, pendapat lain menghubungkan sejarah dengan sesuatu yang “antik” dan tua. Ada pula yang menghubungkan dengan sesuatu yang membosankan, dan sesuatu yang tidak hidup, atau kepingan suatu peninggalan. Tentu saja, ada yang memandang sejarah dengan cara yang lain. Ahli sejarah mempertimbangkan sejarah sebagai sesuatu yang patut dihargai. Hal ini banyak diwujudkan dalam nilai-nilai orang Filipina yang menghargai nilai-nilai masa lampau sebab masa lampau membuat persiapan untuk masa sekarang dan masa depan. Oleh karena itu, orang Filipina sering mengatakan, “Ang hindi lumingon sa pinanggalinga, hindi makararating sa paroroonan.5 (seseorang yang tidak menoleh ke belakang atau tidak mempertimbangkan masa lampaunya tidak dapat mencapai tujuannya). Orang-orang mempunyai persepsi yang berbeda tentang apa yang disebut dengan sejarah dan yang menyangkut soal sejarah. Kata historis sebenarnya berarti pencarian pengetahuan dan kebenaran. Secara umum, sejarah meliputi pengalaman masa lampau untuk membantu mengetahui apa yang harus dikerjakan sekarang dan apa yang akan dikerjakan pada masa depan nanti. Sejarah adalah menggambarkan secara kritis seluruh kebenaran kejadian atau fakta masa lampau.6 D. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Nopember 2005, sesuai dengan apa yang tercantum dalam jadwal kegiatan penelitian. Penelitian dilaksanakan di kota Palangka Raya dan sekitarnya, mengingat sejumlah arsip, dokumen maupun tempat bersejarah yang merupakan cikal bakal lahirnya STAIN Palangka Raya. Data, dokumen dan arsip sejarah yang masih disimpan oleh individu atau perorangan yang berada di luar kota Palangka Raya tetap digali via sarana komunikasi. Penelitian menggunakan pendekatan historis deskriptif yaitu dengan mengkaji dan menganalisis secara kritis tentang data, fakta dan dokumen sejarah dan menganalisa hasil wawancara dengan tokoh-tokoh pelaku sejarah yang masih hidup. Ketika mengumpulkan data, penulis memperhatikan tiga hal, yaitu: 5
Sevilla, Conusuelo. An Introduction to Research Methods. (Terjemahan : Alimuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : Universitas Indonesia Press. 1993. hal. 42. 6 Foz, David, The Research Process in Education, New York : Holt, Rinehart and Winston, Inc., 1989, hal. 40.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
5
STAIN Palangka Raya
(1) Klasifikasi sumber yang berhubungan dengan sejarah. Sumber-sumber yang berhubungand engan sejarah dapat diklasifikasi sebagai sumber primer dan sumber sekunder.7 (2) Tempat dimana terdapat sumber. Setelah bahan sumber telah diklasifikasi dan gambarkan, maka pertanyaan yang berikut ialah “Dimana bahan-bahan tersebut berada?” (3) Menyusun data yang sistematis Ketika melengkapi bibliografi dan menganalisis isi bahan-bahan sumber penelitian, dan mencatatnya secara bersamaan. Sebenarnya, pencatatan informasi yang banyak dan berkesinambungan mungkin diperlukan sampai akhir penelitian. Sangat bermanfaat pada saat ini untuk meninjau pokok pembuatan catatan yang disajikan dalam penyusunan laporan penelitian. Hal ini penting karena informasi bibliografi yang lengkap merupakan dasar dokumentasi yang benar ketika menulis data dalam bentuk narasi. (4) Wawancara Wawancara sangat penting artinya untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna menggali dan memahami masalah yang akan diteliti, mengingat ada beberapa sejumlah tokoh pelaku sejarah yang masih hidup, maka tokoh-tokoh itulah yang diwawancarai, kemudian diadakan cek silang dengan tokoh lain untuk mendapatkan data yang akurat dan Data yang telah didapat baik berupa dokumen, arsip-arsip lainnya dan hasil wawancara di cek, dipilih-pilih mana yang relevan, dan mana yang tidak relevan dengan rumusan masalah penelitian untuk disingkirkan. Data lapangan dianalisis untuk mendapatkan gambaran yang kongkrit tentang ide atau gagasan pendirian Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah, Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari STAIN Palangka Raya, Peranan tokoh-tokoh yang terlibat dalam pendirian Fakultas Tarbiyah AlJamiah, Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari dan STAIN.
7
Sumber primer adalah dianggap sebagai sumber “bukti yang terbaik”. Hal ini dikarenakan data kejadian masa lampau yang diperoleh dari saksi mata atau saksi telinga. Sumber primer juga termasuk objekobjek aktual yang dipergunakan di masa lampau yang dapat kita langsung periksa dengan teliti atau langsung mengujinya. Sumber sekunder adalah informasi yang diberikan oleh orang yang tidak langsung mengamati atau orang yang tidak terlibat langsung dalam suatu kejadian, keadaan tertentu atau tidak langsung mengamati objek tertentu. Sifat kedua tipe sumber ini akan didiskusikan kemudian pada subbagian ini.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
6
STAIN Palangka Raya
F. HASIL PENELITIAN 1.
Asal Muasal Munculnya Pemikiran Tentang Fakultas Tarbiyah
Seorang tokoh (H. Kaspul Anwar) mengungkapkan rasa keprihatinan terhadap kondisi anak-anak sekolah non-Madrasah. Mereka tidak memperoleh hak belajar agama secara formal. Keprihatinan dimaksud mengemuka ketika ia dan rombongan DPRD Kalimantan Tengah melakukan kunjungan ke beberapa lembaga pendidikan. Pada Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Ekonomi (SMEA), Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri di lingkungan dalam kota Palangka Raya. Di sekolah-sekolah tidak tersedia guru agama Islam yang ditugaskan pemerintah, baik Departemen Agama ataupun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang dengan sebutan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan). Lembaga pendidikan umum teknik umum (STM Negeri) mengundang salah seorang pegawai kantor departemen Agama yang ketika itu masih berstatus perwakilan Kanwil Departemen Agama Kalimantan Tengah. Pegawai itu diminta mengajar Pendidikan Agama Islam di STM Negeri Palangka Raya. Hal serupa dilakukan juga oleh kepala SMA Negeri I Palangka Raya untuk sementara menghindari kekurangan guru Agama Islam. Selain itu, ditempuh untuk memenuhi isian nilai pendidikan agama Islam bagi siswa muslim. Mata pelajaran agama sudah tertulis dalam buku legger kelas dan raport siswa yang dipandang tidak mungkin dibiarkan tanpa nilai. Lain halnya dengan pelajaran agama Islam di sekolah umum negeri seperti SMP, SMEA dan SD. Di beberapa sekolah ini guru mata pelajaran apapun ditugasi secara lisan oleh kepala sekolah untuk menuliskan nilai pada buku raport siswa. Yang lebih banyak terjadi adalah kepala sekolah secara lisan memerintahkan guru/wali kelas masing-masing supaya mengisi nilai mata pelajaran agama Islam atau nilai mata pelajaran lainnya, yang dianggap perlu, guna menghindari nilai yang tidak lengkap sebelum buku raport diserahkan kepada siswa. Lebih lanjut ia mengemukakan, cerita kondisi guru agama di sekolah umum di daerah asalnya, Muara Teweh. Pegawai kantor urusan agama diminta mengajar agama Islam di SMA. Beberapa pengajar agama Islam di sekolah umum dimintakan kepada pemuka agama Islam setempat. Pemuka agama tadi ketika itu tidak diberi imbalan uang. Pemilihan materi/bahan pelajaran agama sepenuhnya diserahkan kepada para guru agama Islam, alasannya buku kurikulum PAI belum tersedia, buku paket PAI belum dibuat, sementara para pemuka agama yang akan mengajar, dipandang lebih menguasai dan lebih berpengalaman dalam bidang itu. Kondisi sekolah-sekolah umum seperti diuraikan diatas yang disebutnya sebagai “keprihatinan”. Tokoh dan pemuka masyarakat yang mempunyai perhatian seperti itu berkeinginan menyiapkan tenaga guru agama di sekolah umum, dan guru yang mengajar di PGA.8 Guru-guru yang mengajar di PGA, pada waktu itu, hampir semua adalah pegawai Departemen Agama setempat. Jumlah guru di lembaga ini dan Madrasah Ibtidaiyah hasil rintisan para pemuka agama Islam di sekitar Pahandut lebih memprihatinkan lagi. Dikatakan demikian, kekurangan lembaga ini bukan hanya kekurangan guru, tetapi kekurangan biaya membangun ruang belajar. 8
Pendidikan Guru Agama (PGA) adalah nama lembaga pendidikan level SLTP yang lama belajarnya empat tahun, dan kelanjutannya adalah PGA 6 tahun, yang ketika itu sudah berjalan di Sampit. PGA tidak berkelanjutan, karena dialih-fungsikan dari pendidikan Guru Agama menjadi Madrasah Aliyah, sedangkan PGA 4 tahun dimaksud juga mengalami perubahan, dengan nama baru Madrasah Tsanawiyah.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
7
STAIN Palangka Raya
Alat tulis penerangan, ruangan kelas, buku pelajaran dan sebagainya tidak tersedia. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa munculnya idea atau pemikiran tentang berdirinya Fakultas Tarbiyah Palangka Raya adalah desakan keprihatinan para tokoh agama Islam, dan pemuka masyarakat Palangka Raya. Idea para pemuka masyarakat tersebut menjadi kristalisasi idea dan pemikiran, baik idea dari tokoh yang berlatar belakang sipil, militer, ilmuwan dan politisi dalam lingkup Palangka Raya maupun lingkup Provinsi Kalimantan Tengah. Jadi idea berdirinya Fakultas Tarbiyah dimaksud menjadi “need of the Moslem community leaders”, yakni kebutuhan mendesak para tokoh masyarakat Islam. Para tokoh merasa gelisah ketika di Palangka Raya tidak berdiri Fakultas tersebut. Kondisi demikian adalah relevan dengan teori yang dikemukakan Abraham Maslow mengenai need atau kebutuhan urgens seseorang tokoh tertentu belum terpenuhi. Kebutuhan dimaksud di lapangan tumbuh dan “membara” dalam hati para tokoh, sehingga demikian kuat dan mengkristal bulat seperti bola salju yang digelindingkan. selanjutnya mereka membulatkan idea-idea need tersebut, mereka berkelompok, bermusyawarah dan membuat organisasi sebagai kendaraan mencapai sukses. 2. Tokoh Masyarakat Kalimantan Tengah Menginginkan Berdirinya Perguruan Tinggi Agama Diakui oleh para tokoh masyarakat Kalimantan Tengah, bahwa idea tentang kebutuhan sebuah lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam di Palangka Raya Kalimantan tengah telah muncul dari kondisi kekurangan pengajar agama, baik dalam lembaga pendidikan agama, lembaga pendidikan umum negeri, lembaga pendidikan swasta. Kondisi “kekurangan” atau kondisi “keprihatinan” internal umat Islam dan tokoh masyarakat Kalimantan Tengah diakui telah dirasakan sejak peresmian Palangka Raya sebagai ibukota propinsi, (tahun 1954).9 Satu tahun setelah peresmian itu, di Palangka Raya dan beberapa daerah, seperti Sampit, Muara Teweh, dan Kuala Kapuas serta Pangkalan Bun, yang juga bagian dari Propinsi Kalimantan tengah, sudah terdapat sumber daya insani lulusan pendidikan agama setingkat SLTA, di Jawa dan atau di negara Timur Tengah. Mereka merantau ke Palangka Raya meskipun tanpa keluarga di Palangka Raya, mereka membuat kegiatan keislaman yang non-formal; seperti kelompok belajar mengaji/memahami tulisan dan membaca bagian kitab Al-Qur’an, yakni Juz ‘Amma, yang berisi bacaan surah-surah pendek yang lazimnya dijadikan bacaan ketika seseorang melakukan ibadah shalat. Kelompok belajar membaca Al-Qur’an ini datang ke rumah tinggal guru pengajian. Sementara itu, guru ngaji tidak pernah menarik uang jasa pengajaran dari para peserta didik. Kondisi demikian berlangsung sejak hadirnya orang-orang berpendidikan agama Islam di wilayah Pahandut, ketika itu berpusat sekitar aliran sungai Kahayan kemudian meluas ke pemukiman sekitar pasar hingga pemukiman yang sekarang dikenalnya sebagai Kampung Baru, jalan Kalimantan dan jalan Sulawesi. Para guru pengajian tetap melanjutkan aktivitasnya. Ada diantara guru pengajian itu yang mempunyai kerja sampai berdagang atau memfungsikan sebagai tempat tinggal untuk melakukan transaksi jual beli beberapa benda kebutuhan pokok warga masyarakat. Mereka menerima barang dagangan dari perahu-perahu yang
9
Tokoh dimaksud antara lain: HM. Imran Yusuf, Letkol A. Takrani, HM. Kasyful Anwar, H. Ruslan Kasmiri, Darti Zaenullah, H. Shaleh Bahauddin, H. Masyran, H. Masyuhur dan lain-lain
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
8
STAIN Palangka Raya
datang dan merata di tepian sungai Kahayan sekitar pelabuhan-pelabuhan Rambang dan sekitarnya, sekarang. Tokoh-tokoh masyarakat Kalimantan Tengah dan ulama disisi lain, telah berfikir dan memiliki konsep pendirian lembaga-lembaga pendidikan agama Islam secara formal. Mereka dengan cerdas untuk membentuk kelompok, melakukan lobby, mengadakan pertemuan, dan berorganisasi. Mereka mengadakan rapat secara teratur dan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan. Mereka beraktivitas dalam tataran formal dan programnya pun mengarah kepada kegiatan yang kongkrit dan bertahap. Lain halnya dengan kegiatan rutin para guru pengajaran baca Al-Qur’an yang ketika itu belum terorganisir. Mereka melaksanakan misi pengajaran sebagai sebuah kewajiban untuk membantu dan mencerdaskan orang lain, yakni agar mereka mampu dan terampil membaca Al-Qur’an. Para tokoh masyarakat, yang terdiri dari latar belakang sipil dan militer, menangkap peluang amat berharga dari pemerintah Republik Indonesia. Dimana, pemerintah rezim orde baru yang dipimpin oleh Suharto, mencanangkan program pembangunan negara RI secara bertahap. Tahapan yang dimaksud berdurasi 5 (5) tahunan, sejak tahun 1969, termasuk dalam program tersebut adalah pembangunan di bidang pendidikan implisit adalah pendidikan agama. Tokoh dan ulama menginginkan exisnya lembaga pendidikan tinggi agama setara dengan universitas. Lembaga yang diinginkan dirancang sebagai penghasil sumber daya pengajar dan pendidik agama Islam Madrasah Diniyah, PGA 4 dan PGA 6 tahun yang selanjutnya beralih-fungsi dan menjadi Madrasah Tsanawiyah serta Madrasah Aliyah. Mereka tidak memprogramkan sesuatu yang telah ada, seperti memperbanyak PGA atau SLTA lainnya. Mereka justru memprogramkan penyediaan sumber daya guru untuk jangka pendek, dan menyiapkan kader penerus pengelola lembaga-lembaga pendidikan agama untuk puluhan tahun ke depan. Pencanangan program yang dihasilkan oleh musyawarah para tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, sipil dan militer serta ulama Kalimantan Tengah tanggal 29 Nopember 1971. Musyawarah ini berlangsung pada waktu pergantian tanggal, yakni pukul 12.00 (24 tengah malam) WITA dimana pembentukan panitia pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya. Gagasan pendirian Fakultas Tarbiyah Palangka Raya didukung oleh Surat Kepala Kantor Perwakilan Departemen Agama Propinsi Kalimantan Tengah tanggal 17 Mei 1971 Nomor 244/E.13?Depag.KT/71, tentang permintaan untuk dapat membuka IAIN Antasari cabang Palangka Raya upaya memperluas pendidikan Agama Islam, di Kalimantan Tengah umumnya di wilayah Indonesia, maka para tokoh memandang perlu didirikannya lembaga pendidikan tinggi agama Islam setingkat universitas yaitu Fakultas Tarbiyah Palangka Raya. Dalam rapat para tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan dari sipil, militer dan pemerintah daerah Kalimantan Tengah maka berhasillah menerbitkan Keputusan Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya tanggal 30 Nopember 1970 dengan daftar susunan panitia sebagai berikut: Pelindung/ Penasehat
:
Ketua Umum Ketua I Ketua II Ketua III Ketua IV
: : : : :
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Kolonel Ateng Harjasasmita, H. M. Imran Yusuf, Ir. Mustafa, Ir. Widayat Eddy Pranoto Letkol A. Tabrani Letkol Arifin Arief, SH Imam Purnomo Iptu Drs. Asmuni Zuchron, SH H. M. Kasyful Anwar Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
9
STAIN Palangka Raya
Sekretaris Umum Sekretaris I Sekretaris II Bendahara I Bendahara II a. Bidang Administrasi
: : : : : :
Drs. H. M Shaleh Bahauddin Ipda D. Zainullah, BA Mukeri Ines, BA Letkol Sasi Shaleh Masran H. Masjuhur Bekn Pendidikan, Kurikulum, perpustakaan, Tata Usaha dan dosen.
Ketua
:
Hadrani HN
Wakil Ketua
:
Sofjan Harahab, SH
Anggota
:
Drs. A. Karim, Mohd. Ihsan, Letda Drs. Bustaman, Drs. Mughafir, M. Amberi Lihi , Kapten Drs. Husni A.M, AKP Sofjan Sjah,SH, Basran Hasjmi
b. Bidang Studi Keuangan : Ketua
:
Letkol Sasi Shaleh
Wakil Ketua
:
Masran H. Masjuhur Bekn
Anggota
:
Drs. Asmawi A. Gani, Abdul Hamid Bsc, Soedharto, H. M. Majdi, Sjahrun Bakri
c. Bidang Perlengkapan
:
Ketua
:
M. Asj’ari
Wakil Ketua
:
Kapten M. Jazid
Anggota
:
Lettu H. M. A. Hady, Kamaruzzaman, Herman Bchrin
d. Bidang Perlengkapan
:
Ketua
:
Anang Husin
Wakil Ketua
:
Kapten Sjarul Mi’an, BA
Anggota
:
Lettu H. M. A. Hady, Mukeri Ina, BA, Umar HS
Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya terdiri dari beberapa unsur yaitu: Tokoh Agama, tokoh masyarakat, beberapa unsur pejabat sipil dan militer, dengan jumlah personel sebanyak 41 orang, dari militer sekitar 10 orang. Tujuan pokok didirikannya Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah Palangka Raya antara lain: 1. Untuk memenuhi guru agama di Kalimantan Tengah, 2. Untuk menciptakan kader-kader muslim yang beriman, bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengangkat harkat dan martabat Kalimantan Tengah khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, 3. Untuk menciptakan visi dan misi kader-kader lembaga dakwah Islam di Kalimantan Tengah, 4. Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang beriman bertaqwa serta berakhlak mulia. Dalam kepanitiaan, banyak melibatkan anggota ABRI sebab pada masa itu ABRI (sejak tahun 1997, era reformasi menguat, sebutan TNI bukan ABRI lebih Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
10
(1) (2) (3) (4)
STAIN Palangka Raya
sering digunakan) sangat berpotensi, pengaruhnya besar dan disegani oleh semua golongan dan strata sosial. Fakultas Tarbiyah Palangka Raya didirikan sejak tanggal 1 Februari 1972, oleh Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya. Pada tanggal 4 Februari 1972, Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya menerbitkan Surat Keputusan Pengangkatan Pjs, Dekan dan Sekretaris Fakultas Tarbiyah dengan nomor 12/Pan/Fak-Tar/72, dengan susunan sebagai berikut: PJS Dekan : H. M. Imran Yusuf Sekretaris Fakultas : Drs. Muhd. Shaleh Bahauddin Pada tanggal 4 Februari 1972 Panitia Pendiri dimaksud menerbitkan surat Keputusan pengangkatan tenaga pengajar/ dosen pada Fakultas Tarbiyah Palangka Raya, dengan nomor: 14/Pan/Fak-Tar/1972 tanggal 04 Pebruari 1972. Data di atas menunjukkan kerja panitia pendiri fakultas Tarbiyah demikian progres dan cepat, karena pada tanggal 1 Februari 1972 fakultas Tarbiyah berdiri, pada tanggal 4 Februari 1972 tenaga pengajarnya telah siap pula. Dengan jumlah tenaga pengajar yang relatif sedikit namun mampu memotori kegiatan perkuliahan di fakultas Tarbiyah Palangka Raya yang baru melaksanakan proses pembelajaran. Pada tanggal 4 Februari 1972 telah ditetapkan Dekan dan Sekretaris fakultas Tarbiyah Palangka Raya. Jadi atas keuletan, kepandaian memage waktu serta ketabahan para tenaga pengajar, maka Fakultas Tarbiyah Palangka Raya dapat eksis dan berkembang. Pada tanggal 4 Februari 1972 Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya mengutus dua tokoh penting ke IAIN Antasari Banjarmasin masing-masing Bapak: H. M. KASYFUL ANWAR dan H. RUSLAND KASMIRI (alm), dengan missi pokok berkonsultasi dengan Bapak Rektor IAIN Antasari Banjarmasin dalam rangka peresmian Pendirian Fakultas Tarbiyah cabang Palangka Raya, berdasarkan surat tugas No: 13/Pan/Fakt-Tar/72.10 Pada tanggal 16 Februari 1972 M bertepatan tanggal 1 Muharram 1392 H pembukaan kuliah pertama oleh ketua umum panitia pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya Bapak Letnan Kolonel A. Tabrani. Pada hari Kamis tanggal 16 Maret 1972 secara formil Fakultas Tarbiyah Palangka Raya diresmikan oleh Rektor IAIN Antasari Banjarmasin Bapak Drs. H.M. Mastur Djahri, MA. Dan diakui sebagai Fakultas Tarbiyah di bawah pembinaan IAIN Antasari Banjarmasin. Pada hari itu pula beliau menyampaikan kuliah umum. Menurut pandangan penulis, data di atas mengandung makna penting: Dalam mendirikan suatu lembaga perlu peresmian. Fungsi peresmian adalah untuk memperkuat kedudukan suatu lembaga. Segala kegiatan perlu diawali oleh pembukaan demikian pula pada kegiatan perkuliahan. Jarak antara berdiri dan peresmian bagi Fakultas Tarbiyah Palangka Raya hanya dalam waktu yang relatif singkat. Pada tanggal 12 Februari 1973, dengan nomor: 03/Pan/Fak-Tar/73 Ketua Umum Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya, kirim surat kepada Kepala Perwakilan Departemen Agama Propinsi Kalimantan Tengah agar Fakultas Tarbiyah Palangka Raya di bawah pengawasannya untuk mempertahankan kelancaran hidupnya. Pada hari Ahad tanggal 5 Desember 1974, Ketua Umum Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya Letkol A. Tabrani pindah ke Jakarta, maka ketua 10
Dokumen Fakultas Tarbiyah tahun 1972, hal. 1.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
11
STAIN Palangka Raya
Umum Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya diserahterimakan kepada H. M. Kasyful Anwar. Pada acara tersebut disaksikan oleh Kepala Perwakilan Departemen Agama Propinsi Kalimantan Tengah tepatnya pukul 09.50 WITA, tempat di sekretariat Fakultas Tarbiyah Palangka Raya. Pada tanggal 1 April 1975 Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya mendapat surat dari Dirjen Bimas Islam Direktur Perguruan Tinggi Agama Nomor: D VI/ANK/0/4756 yang berisi himbauan untuk mendirikan yayasan, untuk mengelola Fakultas Tarbiyah Palangka Raya supaya lebih mantap. Data di atas dapat dipahami sebagai berikut: (1) Pada alinea pertama menunjukkan kehati-hatian dan kewaspadaan Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya. (2) Pada alinea kedua menunjukkan betapa besarnya tanggung jawab anggota panitia. (3) Pada alinea ketiga menunjukkan betapa pentingnya didirikan yayasan Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah Palangka Raya. Pada tanggal 9 Mei 1975 dengan nomor surat No: 17/Pan/Fak-Tar/75 Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya mengeluarkan Surat Keputusan penyempurnaan Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya dengan susunan pengurus sebagai berikut: I. Pelindung/Penasehat : Kepala Perwakilan Departemen Agama Tk. I Kalimantan Tengah, Letkol Arifin Arief, SH, Drs. Abdullah Umar, Letkol Sushandoko II. Ketua : H. M. Kasyful Anwar Wakil Ketua : H. M. Imran Yusuf III. Sekretaris : Drs. M. Shaleh Bahauddin Wakil Ketua : Darbi Zainullah, BA IV. Bendahara : Drs. Asmawi A. Gani V. Pembantu Umum : - Bidang Keuangan : H. Busra Khalid - Bidang Akademis : Drs. H. Husein - Bidang Perlengkapan : H. Darland A. M. Atjeh.11 Dari data di atas menunjukkan bahwa susunan kepanitiaan pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya perlu perampingan dan penyederhanaan yang semula jumlah panitia 41 orang diramping menjadi 12 orang, walaupun demikian mereka mampu mempertahankan dan melanjutkan kelangsungan hidup Fakultas Tarbiyah Palangka Raya.
3. Perjuangan Tokoh Masyarakat Mewujudkan Idea Berdirinya Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah, Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari, dan STAIN Tokoh-tokoh masyarakat dan ulama serta beberapa pejabat yang berdomisili di Palangka Raya demikian pro-aktif dalam merealisasikan idea pendirian Fakultas Tarbiyah yang telah menjadi idea bersama hasil musyawarah para tokoh, ulama dan pejabat. Sebagaimana di kemukakan HSB (15 September 2005); mula pertama kali 11
Dokumen Fakultas Tarbiyah tahun 1975, hal. 2.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
12
STAIN Palangka Raya
dilakukan musyawarah yang dipandangnya sebagai cikal-bakal berdirinya Fakultas Tarbiyah adalah musyawarah tanggal 29 Nopember 1971 M yang hasilnya antara (1). Bersepakat mendirikan perguruan tinggi agama di Palangka Raya, dan (2) Membentuk panitia pendiri Fakultas Tarbiyah dimaksud. Para tokoh melakukan lobby kepada beberapa pejabat terkait dan pemerintah pusat. Sementara itu, panitia melengkapi administrasi Fakultas. Panitia melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat dan instansi terkait dengan pendidikan, terutama adanya sebuah perguruan tinggi agama Islam dan siap menerima pendaftaran mahasiswa baru angkatan pertama. Upaya para tokoh dan panitia pendiri membuahkan hasil. Hasil pertama adanya dukungan resmi dari kepala kantor Perwakilan Departemen Agama Propinsi Kalimantan Tengah. Dukungan dimaksud tertuang dalam surat tertanggal 7 Mei 1971 244/E.13/Depag. KT/71. Fakultas Tarbiyah Palangka Raya dinyatakan resmi berdiri pada tanggal 01 Pebruari 1972. Selanjutnya, tanggal 04 Pebruari 1972 panitia pendiri menerbitkan surat keputusan pengangkatan pimpinan Fakultas. Bapak HM. Imran Yusuf sebagai Pjs Dekan, sedangkan Bapak Drs. HM. Shaleh Bahauddin sebagai sekretaris Fakultas. Lebih lanjut, surat keputusan tentang pengangkatan tenaga pengajar/dosen Fakultas Tarbiyah Palangka Raya. Dalam SK tersebut, jumlah dosen sebanyak 17 orang. Waktu perkuliahan dilaksanakan pada sore hari, mulai pukul 16.00 sampai malam hari, pukul 21.30 WIB dari Senin sampai Sabtu. Tempat perkuliahan mulamula di ruangan belajar siswa PGA 4 tahun Palangka Raya. Berpindah, ke Kampus Al Jami’ah Jl. Yos Sodarso Tanjung Nyahu Palangka Raya. Selangkah lebih maju, ketika Rektor IAIN Antasari Banjarmasin meresmikan Fakultas Tarbiyah Palangka Raya pada tanggal 16 Maret 1972 yang dilakukan secara langsung, Bapak Drs. HM. Mastur Djahri, MA, yang juga menyatakan bahwa Fakultas Tarbiyah Palangka Raya di bawah pembinaan IAIN Antasari Banjarmasin. Beliau sekaligus menyampaikan kuliah umum yang mendapat sambutan positif dari semua kalangan. Kalangan pejabat daerah Kalimantan Tengah, tokoh masyarakat, ulama dan mahasiswa. Peresmian ini tidak lain adalah keberhasilan para tokoh. Dimana hasil penugasan tokoh masyarakat, yakni Bapak HM. Kasyful Anwar dan H. Ruslan Kasmiri menghadap atas nama panitia pendiri, kepada Rektor IAIN Antasari Banjarmasin. Hasilnya adalah cemerlang, bahwa Fakultas Tarbiyah Palangka Raya resmi menjadi cabang dari Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin. Selanjutnya, para tokoh dan pendiri Fakultas mendirikan Yayasan. Yayasan dimaksud dipimpin/diketahui oleh HM. Kasyful Anwar dan sekretaris Drs. HM. Shaleh Bahauddin. Pengurus Yayasan berasal dari perpaduan antara pendiri dan pimpinan fakultas. Hal ini tertuang dalam surat tanggal 01 Juli 1975, nomor : 01/YFT/PR/1975. Pada tanggal 1 Juli 1975, dengan nomor: 01/YFT/PR/1975, Panitia Pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya mengadakan peleburan dari Panitia Pendiri Fakultas menjadi Pengurus Yayasan Al Jami’ah Palangka Raya. Yayasan tersebut mengelola Fakultas Tarbiyah Palangka Raya lebih mantap dalam segala hal dibandingkan Panitia Pendiri. Susunan Pengurus Yayasan Al Jami’ah Palangka Raya sebagai berikut: Pelindung/Penasehat: Ketua: HM. Kasyful Anwar, Wakil Ketua: HM. Imran Yusuf, Sekretaris: Drs. M. Shaleh Bahauddin, Wakil Sekretaris: Darbi Zainullah, BA., Bendahara: Drs. Asmawi A. Gani. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
13
STAIN Palangka Raya
Data di atas menunjukkan bahwa tokoh pendiri Yayasan Al Jami’ah Palangka Raya adalah tokoh pendiri Fakultas Tarbiyah Palangka Raya. Tugas pokok yayasan antara lain: 1. Mengelola Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya 2. Pengelola yayasan terhadap lembaga pendidikan Fakultas Tarbiyah Palangka Raya lebih mantap dari dikelola oleh panitia sendiri. 3. Yayasan sebagai wahana untuk mengantarkan Fakultas Tarbiyah swasta menjadi Fakultas Negeri. Pada tanggal 1 Juli 1975, dengan nomor: 02/YFT/PR/1975, Pengurus Yayasan Fakultas Tarbiyah Jami’ah Palangka Raya mengadakan perubahan dan penyempurnaan Cap Dinas Fakultas Tarbiyah Palangka Raya, dari cap yang lama tidak ada kata-kata Al Jami’ah sedangkan pada cap yang baru ada kata-kata Al Jami’ah dengan tulisan Arab. Data tersebut mengandung pengertian bahwa terjadinya perubahan Pengurus Yayasan Fakultas Tarbiyah Palangka Raya, maka terjadi pula perubahan cap. Dari mulai perubahan cap inilah Fakultas Tarbiyah Palangka Raya yang asalnya dikelola oleh Panitia kemudian dikelola Yayasan Fakultas Tarbiyah Jami’ah Palangka Raya. Namun hasil pengelolaan yayasan, Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya banyak mengalami perubahan antara lain: 1. Hasil pengelolaan menjadi mantap 2. Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya lebih berkembang 3. Pendanaannya lebih lancar Jadi dengan perubahan pengelolaan dan perubahan cap Fakultas Tarbiyah Palangka Raya statusnyapun menjadi meningkat dari status diakui menjadi status terdaftar. Pada tanggal 3 November 1975 keluargalah surat keputusan No: Kep/D.V/218/75 dari Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen agama tentang perubahan perkembangan status Fakultas Tarbiyah Palangka Raya menjadi terdaftar, di bawah pengawasan Koordinator Perguruan Tinggi Agama Swasta Wilayah IV di Surabaya sebagai ketuanya Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Fakultas Tarbiyah Palangka Raya, maka keluarlah surat keputusan Yayasan pada tanggal s16 April 1976 Nomor : 24/YFT/PR/1976, tentang pembentukan lembaga bahasa, biro skripsi dan penelitian serta praktik mengajar pada Fakultas Tarbiyah Palangka Raya. Pada tanggal 28 Oktober 1977, terbit surat nomor : YFT/PR/SK.02/1977, tentang penunjukan Pimpinan dan Staf Fakultas Tarbiyah Palangka Raya dengan susunan sebagai berikut: Pjs. Dekan: Drs. Soeparman, Wakil Dekan I: Drs. H.M. Sshaleh Bahauddin, Wakil Dekan II: Drs. H.M. Husein, Wakil Dekan III: Drs. Ahmadi Isa. Penyempurnaan pengurus Fakultas Tarbiyah dengan susunan sebagai berikut: Pelindung/Penasehat: Kepala Kanwil Departemen Agama Propinsi Kalimantan Tengah, Drs. H. Nang Ahd Patianom, H. Aa. Husein (Ketua MUI Kalimantan Tengah), Ketua: H. Darland A. M. Atjeh, Wakil Ketua: Drs. H. Asmawi A. Gani, Sekretaris: Drs. M. Shaleh Bahauddin, Wakil Sekretaris: Darbi Zainuddin, BA, Bendahara: H. Busra Khalid, Pembantu Umum: Bidang Keuangan: Drs. Bajuri B., Bidang Akademis: Drs. M. Husein, Bidang Perlengkapan: Suwandi Bsc. 5
5
Surat Keputusan Yayasan Al Jami’ah Nomor: 09 Tanggal 10 Nopember 1977.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
14
STAIN Palangka Raya
Dari data di atas menunjukkan bahwa pada tanggal 3 September 1975, Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya mengalami peningkatan status, dari status diakui menjadi status terdaftar. Dengan kenaikan status tersebut Yayasan Fakultas Tarbiyah Palangka Raya pun mengharapkan peningkatan mutu pendidikan sehingga dibentuklah beberapa panitia yang profesional untuk menangani: 1. Lembaga bahasa 2. Biro skripsi dan penelitian 3. Biro praktik mengajar Dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di Fakultas, diharapkan banyak alumni dari sekolah lanjutan tingkat atas terutama dari PGA, MAN dan lain-lain dapat tertarik untuk masuk ke Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya. Pada tanggal 28 Oktober 1977 terjadi perubahan pimpinan Fakultas sebagai pimpinan Fakultas Tarbiyah pada periode yang kedua, dengan perubahan pimpinan tersebut diharapkan agar supaya pengelolaan proses belajar mengajar selalu meningkat atau setidaknya tetap eksis. Demikian pula pada bulan selanjutnya terjadi penyempurnaan pengurus yayasan dengan tujuan agar pengelolaan Fakultas Tarbiyah selalu meningkat. Jadi perubahan-perubahan pimpinan maupun anggota yayasan bertujuan agar pengelolaan Fakultas Tarbiyah selalu meningkat. Pada tanggal 27 Pebruari 1984, Yayasan mengeluarkan Surat Keputusan dengan Nomor : YFT/PR/SK-01/1984, tentang pimpinan Yayasan Al Jami’ah Palangka Raya sebagai berikut: Dekan : Drs. H.M. Husein Pembantu Dekan I : Drs. M. Tahir Abu Bakar Pembantu Dekan II : Drs. Zulkifli Pembantu Dekan III : Drs. A.A. Ghani Sekretaris Fakultas : Drs. Abu Bakar H. Muhammad Pada tanggal 9 September 1987, Ketua Yayasan: H. Darlan A. M. Atjeh memberi kuasa kepada Drs. Asmawi Agani untuk menggantikan menjadi Ketua Yayasan Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah, sehubungan beliau diangkat menjadi anggota DPR/MPR. Pada tanggal 8 Pebruari 1988, Yayasan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 01/YFT/PR/SK/1988, tentang pembentukan panitia peresmian dan pelantikan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya, dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut: I. Pelindung 1. Rektor IAIN Antasari Banjarmasin 2. Kepala Kanwil Depag Propinsi Kalimantan Tengah 3. Ketua Yayasan Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya II. Pelaksana: 1. Ketua : Drs. H.M. Husein Wakil Ketua : Drs. M. Tahir Abubakar 2. Sekretaris : Drs. H. Bajuri Wakil Sekretaris : Drs. Zulkifli 3. Bendahara : Drs. H. Sabian Usman Dari data di atas menunjukkan bahwa pada tanggal 27 Pebruari 1984 terjadi pergantian pimpinan Fakultas Tarbiyah Palangka Raya yang ketika dipimpin oleh: 1. Dekan : Drs. H. M. Husein 2. Pembantu Dekan I : Drs. M. Tahir Abubakar Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
15
STAIN Palangka Raya
3. Pembantu Dekan II : Drs. Zulkifli 4. Pembantu Dekan III : Drs. A. A. Ghani 5. Sekretaris Fakultas : Drs. Abubakar H.M.s Pada periode kepemimpinan Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah yang ketika inilah merupakan periode kepemimpinan yang terakhir bagi Fakultas Tarbiyah swasta, juga merupakan periode transisi dari Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah menuju ke periode Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya. Adapun tujuan pergantian kepemimpinan tersebut antara lain: a. Untuk penyelenggaraan dalam pengelolaan lembaga b. Untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar c. Untuk mengantarkan Fakultas Tarbiyah Jami’ah (swasta) menuju ke Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya (Negeri) Jadi dari kerja keras para pimpinan Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah serta anggota panitia persiapan peresmian dan pelantikan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari yang lain, Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah berhasil di negerikan, pada tanggal 9 Juli 1988. Hasil perjuangan tokoh mewujudkan dan mengembangkan Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah, Frakultas Tarbiyah Cabang dari IAIN Antasari Banjarmasin, dan STAIN antara lain: 1. Bangunan Fisik Gedung Bangunan Fisik Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya dibangun di atas tanah seluas 40.000 M2 (400 M x 400 M) berdasarkan surat keputusan Wali Kota Madya Dati II Palangka Raya tanggal 11 September 1972 Nomor: 638/B.I.1/1972 yang terletak di jalan Yos Sudarso No. 25 Tanjung Nyahu, Palangka Raya. Selain itu, telah disediakan pula tanah seluas 20 hektar di lokasi Jalan G. Obos Kompleks Islamic Centre Palangka Raya untuk Pembangunan dan pengembangan Kampus Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah mendatang. 2. Kampus Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah, Tarbiyah IAIN Antasari dan STAIN Fakultas Tarbiyah Yayasan Al-Jami’ah Palangka Raya selama 9 tahun tidak mempunyai gedung permanen sendiri. Tahun 1981 baru memiliki gedung yang terdiri dari: 3 lokal untuk ruang kuliah, 1 lokal untuk perpustakaan dan kantor senat, 1 lokal untuk ruang kantor dan Sekretariat Fakultas, 1 lokal untuk Aula Mini, yang ketika itu direncanakan dibangun dalam tahun anggaran 19871988, termasuk Pagar pekarangan kampus sepanjang 115 m. Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah Palangka Raya diresmikan pada tanggal 01 Pebruari 1972 hasil musyawarah tanggal 29 Nopember 1971. Kegiatan Fakultas dipusatkan di Jl. AIS. Nasution menggunakan beberapa ruangan belajar milik PGAN. 4 tahun Palangka Raya sekarang adalah lokasi MTsN-1 Model). Kegiatan kantor Fakultas dan penyelenggaraan perkuliahan dibagi dalam dua kesempatan. Kesempatan pertama adalah pada pukul 05.00 pagi hari, dan kesempatan kedua pada sore hari, dari pukul 15.00 sampai dengan 20.30 malam.6 Ketika Fakultas Tarbiyah Swasta dinegrikan menjadi Fakultas Tarbiyah Cabang dari IAIN Antasari Banjarmasin Kampus Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya mula-mula menempati bekas gedung Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya di jalan Yos Sudarso Tunjung Nyahu Palangka Raya. Karena kekurangan tempat ruang kuliah, maka dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya meminjam gedung Pemda Tk. I Kalimantan Tengah di 6
Dokumen Fakultas dan jadwal perkuliahan mahasiswa Fakultas Tarbiyah. Lebih lanjut dijelaskan oleh sumber HMSB, paling banyak adalah PNS Departemen Agama, officer atau guru; sebagian kecil 4 orang adalah tenaga honor di kantor Pemda dan 2 orang lainnya kerja sebagai pedagang sembako.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
16
STAIN Palangka Raya
jalan Dr. Wahidi Sudiro Husodo tempatnya di depan Lapangan Sanaman Mantikai, meskipun hanya diberi pinjaman dalam waktu dua tahun terhitung mulai bulan Pebruari 1989 dan setelah masa pinjaman itu habis kemudian diperpanjang lagi 2 tahun berikutnya. Pada tahun 1989 perkuliahan mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya terbagi di dua tempat yaitu: 1. Di kampus jalan Yos Sudarso Kompleks Tunjung Nyahu, dan 2. Di gedung pinjaman dari PEMDA jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo Palangka Raya. Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah, setelah dinegerikan, pertambahan mahasiswanya semakin pesat maka perlu penambahan gedung kantor dan ruang perkuliahan. Pada hari kamis tanggal 29 Juni 1989 dimulailah peletakan batu pertama pembangunan Kampus Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya Bapak Soepardjo Rustam Menteri Dalam Negeri, didampingi Gubernur kepala Daerah Tk. I Kalimantan tengah Bapak Soeparmanto, Rektor IAIN Antasari Banjarmasin Bapak Drs. H. M. Asy’ari, MA, Bapak Drs. H M. Husein, Bapak H. M. Shaleh Bahauddin dan dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya Bapak Drs. H. Syamsir Salam, MS. Dari peletakan batu pertama, dua tahun kemudian sudah dapat dimanfaatkan kampus tersebut. Pada tahun 1991 gedunggedung kampus Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya yang terletak di jalan G. Obos Kompleks Islamic Centre Palangka Raya mulai di tempati untuk perkuliahan dan pelayanan kepada mahasiswa dan masyarakat. Kampus Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Cabang Palangka Raya didirikan di atas tanah seluas 5 Ha (5.000 m2) memiliki 10 unit gedung yang terdiri dari 3 gedung perkuliahan, yaitu gedung A1 – A2; gedung B2 dan gedung C1 – C2; D1 – D2; E1 – E2; F1 – F2, masing-masing terdiri dari 6 ruang belajar. Satu unit gedung berlantai 2 untuk perpustakaan, 1 unit gedung berlantai 1 untuk laboratorium kependidikan dan praktik kependidikan, 1 unit gedung untuk studio radio simpatik Darussalam, 1 unit gedung untuk kantor kepegawaian, unit pelayanan pada masyarakat, dan untuk jurusan, 1 unit gedung berlantai 2 untuk kantor pusat dan ruang pertemuan. Pada masa kepemimpinan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya inilah perkembangan, pembangunan fisik kampus dan kuantitas PNS sangat pesat dibandingkan dengan periode-periode yang sebelumnya. Pada tahun 1997 lembaga yang bernama Fakultas Tarbiyah IAIN Cabang Antasari di Palangkaraya berubah. Nama lembaga baru berdasar Surat Keputusan Materi Agama Republik Indonesia. Lembaga ini terdiri dari tiga jurusan dan beberapa program studi. Pada akhir tahun 2005, STAIN Palangkaraya memiliki satu unit Gedung Rektorat berlantai dua. Gedung dosen berlantai dua, laboratorium bahwa dua unit, laboratorium peradilan agama, laboratorium dakwah dan unit pemancar radio serta laboratorium Fisika. Selain itu, tersedia lapangan bola basket, peralatan group Marching bend, dan peralatan musik. Gedung pertemuan dan lokasi/tanah untuk Kampus Baru STAIN seluas 56 hektar lebih terletak pada km 8,5 Jl. G. Obos Palangka Raya. 3.
Staf Pengajar/Dosen Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah, Tarbiyah IAIN Antasari dan STAIN
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
17
STAIN Palangka Raya
Pada awal didirikan Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya pada tahun 1972, dosen yang mengajar sebanyak 16 orang, diantara 16 orang, 1 orang tersebut mengajar dua mata kuliah sehingga menjadi 17 orang dosen. Pada tahun 1986 diresmikan menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari yang berada di luar induk. Dekan Fakultas tersebut adalah Drs. Syamsir S. MS. Dosen tetap hanya satu orang, Dra. Zurinal Z. Staf administrasi Bapak Sabran Ayipran dan Drs. Ideham Abd. Samad. Tahun 1988 Fakultas Tarbiyah mempunyai 6 orang dosen/staf pengajar tetap dan 4 pegawai administrasi. Sedangkan pada akhir tahun 1997, STAIN memiliki 37 staf pengajar/dosen dan 13 orang pegawai kantor. Staf pengajar berkualitas S2 baru dua orang. Pada akhir tahun 2005 jumlah staf pengajar 70 orang. Sebanyak 39 orang berkualifikasi sarjana strata-2, dua orang lulusan S3 5 orang dosen sedang menyelesaikan program S3; dan 29 orang dalam proses dan persiapan program S2. Pada tahun 2005, pegawai administrasi berjumlah 33 orang, 24 pria dan 9 wanita.7 4.
Mahasiswa dan Alumni Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah, IAIN Antasari dan STAIN Pada awal Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya mahasiswa pertama sebanyak 35 orang dan pada tahun 1987 menjadi 285 orang, seperti pada tabel berikut:
Tabel 1 MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH TAHUN 1983 SAMPAI DENGAN 1987 Sarjana No Tahun Akademik Tk. I Tk. II Tk. III Muda 1. 1983/1984 18 5 12 24 2. 1984/1985 31 17 12 11 3. 1985/1986 32 17 11 12 4. 1986/1987 44 23 16 Total Dokumen Fakultas Tahun 1987
Jumlah 59 71 72 83 285
Jumlah mahasiswa Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya pada waktu serah terima dan pelantikan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya sebanyak 285 orang, namun setelah diseleksi yang memenuhi syarat dapat ditransfer ke Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya sebanyak 156 orang.8 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya pada akhir menjelang perubahan status IAIN menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya sebanyak 740 orang, mahasiswa jenjang S1 sebanyak 660 orang dan mahasiswa Program D2 sebanyak 80 orang.9 Pada akhir tahun 2005, STAIN Palangka Raya memiliki mahasiswa 790 orang terdistribusi dalam program studi PAI, Tadris (Pendidikan) Bahasa Inggris, 7
Dokumen Subag Kepawaian Keuangan STAIN Palangka Raya. Dokumen Laporan Dekan Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah Palangka Raya tahun 1986 halm. 1. 9 Dokumen Laporan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya tahun 1996 hal. 2. 8
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
18
STAIN Palangka Raya
5.
Tadris (Pendidikan) Fisika, Al-Ahwalusy-Syakhsiyyah (Peradilan Agama), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), dan Program Studi Diploma II PG-PAI serta PG-MI.10 Selain itu, alumni Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah sebanyak 47 Orang. Alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya 399 orang. STAIN sendiri memiliki alumni sebanyak 1700 orang pada akhir tahun 2005. Program Studi dan Jurusan Sejak Fakultas Tarbiyah Al-Jami’ah, program studi dan jurusan sampai Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya sampai tahun 1990 masih tetap 1 program dan 1 jurusan. Tahun 1990 terdapat 2 program dan 1 jurusan, yaitu program S1 dan program Diploma II masing-masing dalam jurusan Tarbiyah. Pada akhir tahun 2005, STAIN Memiliki program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Tadris (Pendidikan) Bahasa Inggris, Tadris (Pendidikan) Fisika dalam jurusan Tarbiyah. Program Studi Peradilan Agama dan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), masing-masing dalam Jurusan Syari’ah dan KPI dalam jurusan Dakwah. Selain lima Program Studi di atas yang berjenjang Strata 1, STAIN masih memiliki Program D2 PG-PAI dan PG-MI.
6.
Kondisi Perpustakaan Buku koleksi perpustakaan ketika serah terima dari pimpinan Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah kepada Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya adalah sebanyak 353 eks, sedangkan pada akhir Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya/awal STAIN sebanyak 10.104 eks. Melihat data di atas Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya dalam segala bidang mengalami kemajuan dan perkembangan baik kualitas maupun kuantitasnya, misalnya gedung sebagai pusat kegiatan belajar mengajar dalam waktu 9 tahun dapat menambah 10 unit gedung yang terdiri 4 unit gedung berlantai 2 dan 6 unit gedung berlantai 1. Dosen dan pegawai negeri tetap, pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya mengalami peningkatan dari 10 orang menjadi 50 orang, dalam hal ini telah meningkat kuantitasnya, sedangkan kualitasnya yang berlatar belakang pendidikan S2 mengalami peningkatan menjadi 2 orang. Mahasiswa mengalami peningkatan, yaitu dari 156 orang menjadi 740 orang pada akhir Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya. Buku perpustakaan meningkat sangat begitu tinggi yakni dari 353 eks menjadi 10.104 eks pada akhir Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Palangka Raya begitu pula sarana dan prasarana yang lain semuanya mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2005, kondisi dan koleksi perpustakaan STAIN berjumlah 3771 judul atau 20.652 exemplar.11
7.
Pemimpin institusi Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah, Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari, dan STAIN Palangkaraya Fakultas Tarbiyah Al Jami’ah pertama kali dipimpin oleh Drs. Suparman (tahun 1977). Pada tahun 1984, DRs. H. M. Husein sebagai dekan yang kedua. Sedangkan dekan pertama sejak berstatus negeri adalah Drs. H. Syamsir Salam, MS. Tahun 1986 sampai 1996. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) yang pertama adalah Drs. M. Mardjudi, SH; sedangkan ketua STAIN
10 11
Dokumen Laporan Kedua STAIN dalam Wisuda ke 14 di Palangka Raya. Dokumen Laporan Daftar Buku Perpustakaan STAIN Palangkaraya 2005. hal. 42.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006
19
STAIN Palangka Raya
berikutnya adalah Drs. H. Ahmad Syar’i, M.Pd yang memimpin dari tahun 2001 s/d 2008 atau dua periode.
G. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat dikemukakan sekurangnya ada tiga, yaitu: 1. Idea (pemikiran) tentang Fakultas Tarbiyah Palangka Raya berasal dari rasa keprihatinan para tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat sipil dan TNI kemudian menjadi idea bersama yang disepakati dalam musyawarah tanggal 29 Nopember 1971. 2. Tokoh masyarakat yang berlatar belakang sipil maupun militer menginginkan Perguruan Tinggi Agama sebagai lembaga yang mampu menyiapkan sumber daya insani yang mampu membangun moral luhur di setiap penjuru daerah pedalaman dan pedesaan propinsi Kalimantan Tengah. 3. Tokoh masyarakat berpikir, bekerja keras dan berjuang dengan penuh kesungguhan merintis institusi Fakultas. Membentuk panitia, melakukan lobbi kepada pejabat vertikal dan horizontal. Membentuk yayasan, mendatangkan pejabat-pejabat penting, memperkuat sumber dana, meningkatkan popularitas institusi menjadi status Negeri dan memekarkan institusi secara terpadu dan menambah variasi program studi dan jurusan. Meningkatkan kualitas dosen dan kualitas pegawai administrasi. Selain itu, pimpinan lembaga banyak memberi beasiswa Supersemar, beasiswa bantuan belajar dan beasiswa lainnya. Untuk para dosen yang berkuliah S2 atau S3 selalu didukung bantuan beasiswa dari Departemen Agama/STAIN serta Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 1, Nomor 1, Juni 2006