Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI MA NU SAFINATUL HUDA KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA Anwar Mubarok (10140004) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA. NU Safinatul Huda Karimunjawa, (2) kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah, (3) cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA.NU Safinatul Huda Karimunjawa Kabupaten Jepara tahun 2013-2014 ? (2) Kendala-kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah? (3) Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah?. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif dengan kompenen reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Kemudian pengecekan keabsahan data yang digunakan adalah perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mata pelajaran IPS, koleksi bahan berupa buku berjumlah 221 eksemplar dari jumlah keseluruhan buku di perpustakaan sekolah 1413 eksemplar, terdiri buku mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Agama, IPA, PPKn dan Karya Umum. Kendala-kendala yang dihadapi siswa adalah tingkat partisipasi guru yang masih rendah, siswa mempunyai waktu sedikit saat istirahat, jam layanan perpustakaan relative pendek, masih minimnya sarana dan prasarana perpustakaan, minimnya tenaga pengelola. Cara mengatasi kendala-kendala adalah tenaga perpustakaan, layanan perpustakaan, promosi, peralatan dan perlengkapan, pembiayaan, koleksi bahan pustaka, pembinaan minat baca, penjadwalan. Kata Kunci: Perpustakaan Sekolah, Sumber Belajar Sejarah, Karimunjawa.
PENDAHULUAN Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru di kalangan masyarakat, dimana-mana telah diselenggarakan perpustakaan, seperti di sekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun kejuruan, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah. Begitu pula di kantor-kantor, bahkan sekarang telah di galakkan perpustakaan-perpustakaan umum baik di tingkat kabupaten sampai dengan di tingkat desa. Tetapi, walaupun bukan merupakan hal yang baru, masih banyak orang yang memberikan definisi yang salah terhadap perpustakaan. Banyak orang yang mengasosiasikan perpustakaan itu dengan buku-buku, sehingga setiap tumpukan buku pada suatu tempat tertentu di sebut perpustakaan. Padahal tidak semua tumpukan buku itu dapat dikatakan perpustakaan. Memang salah satu ciri perpustakaan adalah adanya bahan pustaka atau sering juga di sebut koleksi pustaka. (Bafadal, 2001 : 1) Dalam merencanakan proses belajar mengajar, selain metode pengajaran, materi pelajaran, dan evaluasi pengajaran perlu diperhatikan pula masalah sumber-sumber belajar. Sumber belajar Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
80
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
merupakan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, jadi dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut. Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah koleksi pustaka yang diatur menurut sistem tertentu dalam suatu ruang, merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dan membantu mengembangkan nilai bakat siswa (Satgas KPPS, 1882 : 1). Perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar diharapkan siswa secara lambat laun memiliki kesenangan membaca yang merupakan alat yang fundamental untuk belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Apabila murid-murid senang membaca berarti murid-murid senang menambah pengetahuan, mendapatkan ide-ide baru, memperluas pandangan, mendapatkan pengertian-pengertian baru, sehingga nantinya mereka memiliki kecerdasan dan peradaban yang tinggi yang berguna bagi dirinya sendiri dan berguna bagi orang lain. Selain itu perpustakaan sekolah merupakan tempat membaca (untuk belajar mandiri), yang melibatkan siswa dalam proses berfikir, mencari, menemukan, mengolah, dan menyimpulkan sendiri melalui sumber belajar yang tersedia. (Depdikbud Dirjen Dikdasmen, 1996 : 1) Dari penjelasan tersebut nampak bahwa perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah meningkatkan minat baca siswa dan menambah wawasan siswa tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu apabila kita mau memanfaatkannya dengan baik diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, apalagi bila disertai dengan pelayanan yang baik dari petugas perpustakaan, diharapkan juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan dalam rangka memanfaatkan buku-buku yang tersedia atau belajar di sana. Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan siswa belum menggunakan sebagai mana mestinya. Seperti siswa tidak pernah meminjam buku yang ada di dalam perpustakaan sebagai sumber belajar atau membaca buku di perpustakaan. Kecenderungan siswa belum memanfaatkan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar di atas juga terjadi MA.NU Safinatul Huda Karimunjawa. Berdasarkan daftar hadir di perpustakaan nampak bahwa dari 100 siswa tercatat 40 siswa atau 40% yang mengunjungi perpustakaan. Di samping itu nampak juga dari beberapa judul buku yang berkaitan dengan sejarah hanya 16 yang dipinjam
siswa. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa siswa belum memanfaatkan
perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sesuai dengan yang diharapkan. Bertolak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Sejarah di MA.NU Safinatul Huda Karimunjawa Kabupaten Jepara Tahun 2013-2014“
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
81
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
KAJIAN PUSTAKA Perpustakaan Sekolah Untuk memberikan gambaran tentang perpustakaan sekolah, maka ada beberapa pendapat dari beberapa ahli, tentang pengertian perpustakaan sekolah yaitu : 1) Bafadal (1996 : 3). Perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengolah bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. 2) Satgas KPPS (1982 : 1). Perpustakaan sekolah adalah koleksi pustaka yang diatur menurut sisten tertentu dalam suatu ruang, merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dan membantu mengembangkan minat bakat murid. 3) Supriyadi (1982 : 5). Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang di organisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Pengertian sumber belajar Hamalik (1994 : 195) menyatakan bahwa sumber belajar adalah semua sumber yang dapat di pakai oleh siswa baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya untuk memudahkan belajar. Mudhofir (1992 : 13) menyatakan bahwa yang termasuk sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu pengetahuan gagasan-gagasan manusia, baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak (misalnya buku, brosur, majalah dan lain-lain) maupun dalam bentuk non cetak (misalnya film, film strip, kaset, video kaset dan lain-lain). Dari ke dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan guru maupun siswa dalam mempelajari materi pelajaran, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (sebagaimana yang dikutip oleh Moleong), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu, Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung pada pengamatan pada manusia dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
82
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu selama 4 (empat) bulan yaitu mulai bulan April - Juli 2014. b. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan penelitiannya di MA NU Safinatul Huda, yang terletak di Jalan Serma Moch Thoha KM.03 Kemujan Karimunjawa Jepara Kode Pos 59455. Penetapan lokasi ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu: 1. Adanya kecenderungan permasalahan
yang terkait dengan topic penelitian tersebut di
perpustakaan MA. NU Safinatul Huda Karimunjawa 2. Tersedia data yang diperlukan oleh peneliti dan lokasi mudah dijangkau 3. Belum pernah dilaksanakan penelitian dengan permasalahan yang serupa, dan adanya keterbukaan dari pihak sekolah sehingga memudahkan didalam melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi Sumber Data Penelitian Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sumber atau asal muasal dari mana data tersebut dapat diperoleh. Diperlukan adanya sumber-sumber yang dapat memberikan keterangan yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, yaitu dari individu atau perorangan. Data primer dapat diperoleh dari kepala madrasah, wakil kepala madrasah, tata usaha, kepala perpustakaan, guru mata pelajaran maupun siswa. Dimana data yang didapat adalah pemanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah, kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah dan cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada data pengumpul. Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen dan arsip di MA. NU Safinatul Huda Karimunjawa Jepara seperti profil MA, struktur organisasi sekolah, data guru dan pegawai dan lain sebagainya. Metode Pengumpulan Data Agar suatu masalah dapat terpecahkan secara tuntas maka diperlukan data yang valid. Untuk mendapatkan data tersebut diperlukan suatu metode pengumpulan data yang tepat. Teknik pengumpulan data adalah suatu cara khusus yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
83
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Kesalahan dalam menentukan teknik pengumpulan data akan berakibat data yang diperoleh menjadi kurang valid. Data sangat penting dan diperlukan dalam penelitian untuk membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu dalam penelitian memerlukan data yang objektif. Untuk memperoleh data yang objektif perlu diperhatikan cara atau teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpulan data. Metode mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi 2. Dokumentasi 3. Interview
HASIL PENELITIAN Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA NU Safinatul Huda Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru atau pengelola pendidik untuk lebih meningkatkan serta mendukung proses belajar agar lebih efektif dan efisien. Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau hasil belajar. Salah satunya yang terkait dengan sumber belajar. Banyak berbagai sumber sejarah yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai bagian dari layanan dalam memenuhi minat baca siswa serta sebagai sumber belajar sejarah bagi siswa dengan menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan pustaka serta informasi lainnya terutama yang berhubungan dengan materi pelajaran. (Hasil wawancara tanggal 20 mei 2014 di MA.NU Safinatul Huda Karimunjawa). Keberadaan perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan di lingkungan sekolah sebagai penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah juga dipengaruhi oleh jenjang sekolah, sehingga model atau taraf pembinaan perpustakaan pada tingkat sekolah tersebut perlu adanya penyesuaian. Sebenarnya ada suatu hal yang paling mendasar tentang perpustakaan sekolah yaitu bagaimana perpustakaan sekolah bisa ikut andil dalam menciptakan kondisi belajar di sekolah yang semakin baik dalam arti bisa membantu dalam proses berfikir siswa, dapat menumbuhkan daya imajinasi dan kreativitas siswa, dan pada ujungnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Terkait dengan pentingnya perpustakaan sekolah dalam suatu lembaga pendidikan sebenarnya sejak awal pemerintah sudah berupaya untuk memfasilitasi terhadap perkembangan perpustakaan. Adapun wujud perhatian tersebut nampak pada kebijakan pemerintah secara kronologi waktu seperti yang nampak dalam perturan pemerintah yang terkutip berikut ini: a. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0103/0/1981 tentang Pokok-Pokok Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan di Indonesia yang salah satu isinya adalah pembinaan perpustakaan bertanggung jawab atas pembinaan tehnis perpustakaan dan pendidikan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
84
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
tenaga perpustakaan serta membina secara langsung sejumlah perpustakaan sekolah sebagai proyek perintis. b. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Dasar, Menengah Pertama, dan Menengah Atas terbitan Departemen Pendidkan dan Kebudayaan, Direktorat Sarana Pendidikan, Proyek Pembakuan Sarana Pendidikan tahun 1994. c. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, penjelesan pasal 35 ayat 1, tentang standar sarana dan prasarana pendidikan yang di dalamnya mencakup ”... tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium ...”. d. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan dan kemudian penjabarannya dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 secara rinci disebutkan standar perpustakaan sekolah terdiri dari ukuran ruang, petugas pengelola, serta ratio perbandingan koleksi buku dan jumlah buku yang harus dimiliki. Walaupun sudah ada peraturan yang mengatur tentang cara memanfaatkan perpustakaan sekolah, namun banyak perpustakaan sekolah yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Ini juga terjadi di MA. NU Safinatul Huda, guru dan siswa belum ada yang memanfaatkan perpustakaan dengan baik karena kurangnya perhatian terhadap perpustakaan, guru dan siswa beranggapan perpustakaan sekolah tidak begitu penting bagi mereka karena sudah ada buku pegangan dan Lks. (wawancara tanggal 20 mei 2014 di MA.NU Safinatul Huda Karimunjawa). Kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA.NU Safinatul Huda Karimunjawa Untuk menghidupkan perpustakaan tidak sesederhana yang kita bayangkan karena masalah perpustakaan sebenarnya sangatlah kompleks. Di MA. NU Safinatul Huda Karimunjawa banyak kendala-kendala yang ada dalam perpustakaan adalah: 1. Tingkat partisipasi guru yang masih rendah terhadap pemanfaatan pepustakaan, terutama dalam proses pembelajaran. 2. Dalam manajemen waktu belajar di sekolah, siswa hanya punya sedikit waktu istirahat, yakni sekitar dua kali 15menit sehingga kemungkinan waktu yang bisa digunakan untuk meminjam buku di perpustakaan relatif kecil. 3. Jam layanan perpustakaan yang relatif pendek. Ada suatu kecenderungan perpustakaan dibuka ketika siswa sudah masuk kelas dan ditutup sebelum siswa pulang sekolah. 4. Masih minimnya sarana dan prasarana perpustakaan, baik yang berupa gedung maupun peralatan yang nantinya berpengaruh pada layanan pada pengguna perpustakaan. 5. Minimnya tenaga pengelola perpustakaan (pustakawan) yang terdidik dan terlatih. 6. Koleksi buku perpustakaan yang cenderung tetap. Hal ini terjadi lantaran adanya image yang hanya mengandalkan buku droping dari pemerintah. 7. Rendahnya minat baca siswa di perpustakaan sekolah. 8. Munculnya generasi "google" dan sejenisnya sebagai pesaing berat bagi perpustakaan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
85
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Untuk keluar dari permasalahan-permasaahan yang dihadapi perpustakaan tersebut perlu adanya tindakan yang sungguh-sungguh dan secara bersama-sama dari guru dan siswa, dilakukan secara terintergrasi di dalam kegiatan sekolah. Sebenarnya pengembangan perpustakaan itu pada dasarnya terletak pada suatu proses yang berkesinambungan, seperti yang dikemukakan oleh Bpk Bagus Ririh : “mendirikan perpustakaan itu adalah hal yang mudah, tetapi untuk menjaga kelangsungan diperlukan kerja serius dengan program yang jelas dan
terarah" ( wawancara Bpk
Bagus Ririh, 21 Mei 2014) Cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA. NU Safinatul Huda Agar perpustakaan sekolah di MA. NU Safinatul Huda dapat berjalan sesuai yang diharapkan, maka
perlu adanya stategi dan pola pengembangannya. Pola dan strategi pengembangan
perpustakaan sebagai berikut: a. Tenaga Perpustakaan Kemampuan sumberdaya manusia pengelola perpustakaan sangat berpengaruh terhadap peran, fungsi, dan tugas perpustakaan sebagai pusat kegiatan pembelajaran serta pusat layanan informasi, penelitian, dan rekreasi bagi guru dan siswa. Mengacu dari fungsi perpustakaan sebagai sentral pembelajaran di sekolah maka pustakawan atau pemustaka bukanlah orang yang melayani guru tetapi sebagai mitra kerja guru. Sehingga seorang pustakawan atau pemustaka setidaknya harus memiliki dua persyaratan yang
mendasar agar pelayanan perpustakaan dapat
diselenggarakan dengan baik. Berikut ini dua persyaratan yang harus dipenuhi : a) Persyaratan mental Seorang petugas perpustakaan harus mempunyai jiwa mengabdi terhadap bidang pekerjaanya, menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berjiwa positif. b) Persaratan pengetahuan. Persyaratan ini terkait dengan pengetahuan penyelenggaraan perpustakan, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Untuk meningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga pengelola perpustakaan, sekolah harus mengikutsertakan tenaga pengelola perpustakaan dalam berbagai kegiatan pelatihan tenaga pengelola perputakaan atau sekolah mendatangkan narasumber yang bisa membantu dalam pengembangan perpustakaan sekolah. b. Layanan Perpustakaan Perpustakaan harus dikembangkan dengan menggunakan falsafaf layanan prima, dalam arti petugas perpustakaan pada prinsipnya harus terbudaya sikap melayani, dan bukan dilayani. Sikap melayani itu bukan berarti petugas perpustakaan sebagai pelayan dalam arti ansih, akan tetapi layanan yang diberikan lebih bersifat memandu dalam penelusuran informasi. Untuk menjadi petugas perpustakaan yang bisa melayani sesuai dengan harapan pelanggan setidaknya petugas perpustakaan harus mengetahui dan memahami kekuatan, sumber, dan posisi serta tata susunan berbagai koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Dari segi waktu atau jam buka Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
86
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
perpustakaan hendaknya perpustakaan diberikan waktu khusus atau waktu ekstra mengingat jam istirahat ketika kegiatan pembelajaran sangatlah pendek, sehingga mempengaruhi keleluasaan siswa saat mengunjungi dan mencari buku di perpustakaan. Pemberian layanan peminjaman buku sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar atau pemberian layanan setelah pulang sekolah (buka sore hari) juga memiliki nilai tersendiri bagi siswa. c. Promosi Untuk menarik perhatian siswa pada perpustakaan perlu dilakukan kegiatan promosi. Ada berbagai macam cara yang bisa dilakukan untuk menunjukkan atau mempromosikan perpustakaan, di antaranya adalah pendidikan penggunaan perpustakaan ketika masa orientasi siswa baru, pameran buku baru, mengadakan berbagai lomba yang mengarah pada menumbuhkan minat baca pada anak misalnya lomba resensi buku, membuat ketrampilan yang sumbernya mengambil dari buku yang ada di perpustakaan. d. Peralatan dan perlengkapan Peralatan dan perlengkapan yang ada di perpustakaan perlu adanya penyesuaian agar perpustakaan bisa berjalan dengan baik. Pengembangan layanan perpustakan berbasis tekhnologi informatika harus mengarah pada perbaikan dan peningkatan mutu jasa layanan bagi pengguna perpustakaan. Otomatisasi layanan perpustakaan sudah harus dipikirkan dan bahkan perlu segera dirintis, sebab kemajuan dalam bidang tekhnologi informasi yang sekarang sudah berkembang sangat cepat ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagi upaya pengembangan perpustakaan sekolah. Kemudahan pencarian informasi melalui dunia maya (internet) harus menjadi pemicu agar Perpustakaan Sekolah dapat menyediakan fasilitas-fasilitas yang lebih baik. Jika tidak, maka akan membuka peluang siswa berpaling dari perpustakaan. e. Pembiayaan Setinggi apapun keinginan untuk mengembangkan perpustakaan jika tidak didukung oleh pendanaan yang kuat rasanya sulit untuk diwujudkan. Ada berbagai sumber pendanaan yang bisa dikelola untuk pengembangan perpustakaan yaitu dana yang bersifat rutin ataupun yang bersifat insidental. f. Koleksi bahan pustaka Penambahan buku hendaknya selalu diorientasikan menambah atau memperluas referensi dari mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Ada beberapa upaya yang telah dilakukan dalam upaya penambahan koleksi yaitu dengan cara membeli, hadiah dari penerbit, maupun menerima titipan dari Badan Perpustakaan Kabupaten. Untuk mendapatkan buku yang berkualitas sesuai standar bahan pustaka sekolah, sebaiknya digunakan alat bantu yang berupa katalog penerbit dan melihat buku yang bernotasi dengan rekomendasi dari Departemen Pendidikan Nasional.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
87
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
g. Gedung dan ruang perpustakaan Gedung perpustakaan setidaknya bisa menunjang kegiatan KBM. Mengenai gedung perpustakaan seyogyanya tetap memperhatikan fungsi penyimpanan, aktivitas layanan, tempat kerja, di samping juga memperhatikan lokasi, tata ruang, dan dekorasinya. h. Pembinaan minat baca Minat baca merupakan hal yang paling mendasar karena sebaik apapun perpustakaan yang ada di suatu sekolah jika minat baca siswanya rendah maka perpustakaan sekolah tersebut akan sia-sia atau bahkan menimbulkan pemborosan waktu, tenaga, pikiran, biaya, tempat, maupun energi. Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa di antaranya; mengadakan berbagai macam lomba atau kegiatan yang mengarah pada pemanfaatan buku di perpustakaan serta merubah kultur belajar dengan pola mendengar cerita menjadi kultur belajar dengan pola baca. i. Penjadwalan Pola ini terkandung maksud untuk memotivasi siswa menggunakan perpustakaan sebagai pusat layanan informasi atau pusat belajar. Melalui penjadwalan ini guru bisa mengadakan komunikasi dengan petugas perpustakaan untuk menyediakan kebutuhan bahan ajar yang diperlukan, baik berupa buku penunjang atau bahan yang lain. Dengan demikian harapannya fungsi perpustakaan akan lebih mengena sesuai dengan kebutuhan siswa. (wawancara tanggal 24 mei 2014 di MA.NU Safinatul Huda Karimunjawa).
KESIMPULAN Perpustakaan bukan hanya pelengkapan sarana di sekolah tetapi untuk mendukung sebagai sumber belajar, sehingga dapat dimanfaatkan oleh siswa. Setiap perpustakaan harus dapat memberikan pelayanan yang prima dan terbaik. Dalam pengelolaan dapat menjalin hubungan dengan semua pihak atau guru dengan melakukan kerja sama yang saling menguntungkan untuk meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan. Membuat hubungan dengan siswa yang ada di sekitar perpustakaan sekolah tersebut, sehingga perpusatakaan sekolah bisa dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. 1. Pemanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA. NU Safinatul Huda Karimunjawa Kabupaten Jepara tahun 2013-2014 adalah mematuhi peraturan pemerintah tentang perpustakaan sekolah. Guru dan siswa di MA. NU Safinatul Huda belum ada yang memanfaatkan perpustakaan sekolah dengan baik karena kurangnya perhatian terhadap perpustakaan, guru dan siswa beranggapan perpustakaan sekolah tidak begitu penting bagi mereka karena sudah ada buku pegangan dan lks. 2. Kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA. NU Safinatul huda Karimunjawa Kabupaten Jepara tahun 2013-2014 adalah sebagai berikut : Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
88
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
a. Tingkat partisipasi guru yang masih rendah terhadap pemanfaatan perpustakaan, terutama dalam proses pembelajaran b. Siswa hanya punya waktu sedikit saat istirahat, sehingga waktu yang bisa digunakan untuk meminjam atau membaca buku di perpustakaan relative kecil c. Jam layanan perpustakaan relative pendek d. Masih minimnya sarana dan prasarana perpustakaan e. Minimnya tenaga pengelola perpustakan (pustakawan) yang terdidik dan terlatih f. Koleksi buku perpustakaan yang cenderung tetap g. Rendahnya minat baca siswa di perpustakaan sekolah h. Munculnya generasi “google” dan sejenisnya sebagai pesaing berat bagi perpustakaan 3. Cara mengatasi kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam menggunakan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sejarah di MA. NU Safinatul Huda Karimunjawa Kabupaten Jepara tahun 2013-2014 Agar perpustakaan sekolah di MA. NU Safinatul Huda dapat berjalan sesuai yang diharapkan, maka
perlu adanya stategi dan pola pengembangannya. Pola dan strategi
pengembangan perpustakaan sebagai berikut: a. Tenaga Perpustakaan b. Layanan perpustakaan c. Promosi d. Peralatan dan perlengkapan e. Pembiayaan f. Koleksi bahan pustaka g. Gedung dan ruang perpustakaan h. Pembinaan minat baca i. Penjadwalan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Pendidikan prosedur dan strategi. Bandung : CV. Angkasa. Bafadal, Ibrahim. 1996. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya Mudhofir. 1992. Prinsip-prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung Remaja : Rosdakarya Miles, Matthew B. & Hubberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press Noerhayati. 1989. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung Alami. Rusminah, Syahrial. 1986. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan Semiawan. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta : Gramedia Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
89
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Sutarno. NS 2006. Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Sagung Seto. Trimmo, S. 1986. Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan. Bandung : Remaja Karya.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
90