PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR GULING DEPAN DALAM SENAM LANTAI
(Studi pada Siswa Kelas V Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya)
JURNAL SKRIPSI
Oleh :
MUCHAMAD SYAMSUL HUDA 086464285
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI 2013
Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu bagian dari pendidikan secara umum yang ada di sekolah. Pembelajaran pendidikan jasmani dimulai sejak dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, bahkan sampai perguruan tinggi. Oleh karena itu, pendidikan jasmani terlihat sangat mempunyai peranan penting di sekolah karena memberikan banyak manfaat untuk peserta didik secara fisik dan kesehatan. Peranan penting dari pendidikan jasmani antara lain membentuk manusia seutuhnya, di samping memberikan manfaat kesehatan fisik untuk peserta didik. SK Menpora Nomor 053A/MENPORA/1994 (dalam Nurhasan, dkk, 2005:2) menjelaskan bahwa Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pembentukan watak. Merujuk pada pengertian pendidikan jasmani di atas, pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah seharusnya sesuai dengan teori yang ada dan dilaksanakan dengan berbagai kegiatan jasmani dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani tersebut. Namun, kenyataan yang ada di lapangan keberadaan Pendidikan Jasmani masih dianggap kurang penting dibanding bidang studi yang lain. Ini dapat terlihat dari sedikitnya jam pelajaran Pendidikan Jasmani yang diberikan di sekolah, sehingga guru sering menggunakan cara konvensional 1 pembelajaran demi tercapainya KKM. Hal dengan waktu yang cepat dalam proses ini berdampak pada materi yang diajarkan pada siswa kurang tersampaikan secara
maksimal. Akhirnya kebanyakan siswa hanya dijadikan sebagai obyek saja dan bukan subyek. Nilai para siswapun banyak yang di bawah nilai KKM. Dalam pembelajaran yang konvensional, kebanyakan materi yang disampaikan guru tidak terserap secara menyeluruh oleh siswa. Hal ini dikarenakan tidak adanya umpan balik antara materi yang diberikan oleh guru dan yang diterima oleh siswa. Akhirnya berdampak pada kemampuan dari siswa yang tidak maksimal. Nilai para siswa masih banyak yang di bawah nilai KKM dan persentase kelas masih dibawah 80%. Terlihat dari penilaian awal yang sudah dilakukan pada materi senam lantai gerakan guling depan, terdapat 12 siswa atau 46,15% mendapatkan kriteria “kurang” dan 14 siswa mendapat nilai 70-83 atau 53,85% mendapat kriteria “sedang” dan “baik”. Artinya masih kurang dari Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) yang diinginkan yaitu ≥70 persentase kelas masih dibawah 80%. Untuk lebih jelasnya. Dalam penelitian ini, materi pembelajaran yang akan di teliti adalah senam lantai yaitu pada gerakan guling depan yang tentunya akan menggunakan cara atau model yang berbeda dari sebelumnya. Gerakan guling depan adalah gerakan menggulingkan badan kedepan. Gerakan guling depan merupakan rangkaian dari gerakan senam lantai serta merupakan salah satu pembelajaran senam yang diajarkan pada sekolah dasar dimana siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk melakukan gerakan ini. Banyak model pembelajaran yang ditawarkan untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa, Salah satunya yaitu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang paling mudah digunakan pada guru yang masih pemula dan juga melibatkan semua siswa, karena saat
pembelajaran berlangsung siswa dapat bekerja sama antara siswa yang sudah bisa maupun yang belum bisa. Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan metode pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini sebab peneliti termasuk guru pemula. Manfaat lainnya dalam model ini adalah siswa juga dapat berperan aktif baik siswa yang sudah bisa maupun yang belum bisa. Semua siswa dapat ikut terlibat dalam pembelajaran senam guling depan. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) menjadi pilihan peneliti untuk meningkatkan kemampuan dalam materi guling depan. Menurut Slavin (dalam Trianto, 2007:52) model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin. Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan kelompok agar materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan baik dan siswa yang kurang aktif dapat mengikuti proses pembelajaran serta memperoleh nilai di atas KKM. Melalui model pembelajaran ini, diharapkan ada peningkatan kemampuan siswa dalam materi senam guling depan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan dalam senam lantai pada siswa kelas V Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan ini antara lain :
1. Sebagai salah satu indikator keberhasilan kemampuan gerak dasar guling depan dalam senam lantai pada siswa. 2. Sebagai bahan acuan untuk peningkatan dalam memperbaiki pembelajaran selanjutnya. 3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), di kelas peneliti ada permasalahan dan harus diperbaiki supaya pembelajaran lebih bagus lagi. Penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran penjaskes materi senam lantai guling depan kelas V. Desain Penelitian yang digunakan berupa siklus. setiap siklus terdiri 4 tahap yaitu : Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ?
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan kelas (Arikunto, 2006:16)
14
Prosedur yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi : 1. Studi Awal Pada siklus ini peneliti melaksanakan pembelajaran penjasorkes seperti biasa (konvensional) dengan materi pembelajaran guling depan. Pada inti kegiatan peneliti mengadakan pretest guling depan untuk mengetahui kemampuan siswa. Selain itu hasil dari pretest juga digunakan untuk membentuk kelompok-kelompok kecil untuk pembelajaran pada siklus 1. Berikut penilaian awal yang sudah dilakukan pada materi senam guling depan, terdapat 12 siswa atau 46,15% mendapatkan kriteria “kurang” dan 14 siswa mendapat nilai 70 ke atas atau 53,85% mendapat kriteria “sedang” dan “baik”. Setelah diketahui hasilnya siswa dikelompokkan. 2. Siklus a. Perencanaan (planning) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah penyusunan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan perlengkapan, lembar penilaian, serta lembar pengamatan untuk guru. b. Pelaksanaan Pada tahap ini dilakukan pembelajaran teknik dasar guling depan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (STAD). c. Pengamatan Pada kegiatan ini, pengamatan dilakukan dua kali yaitu pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat untuk melihat pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Yang kedua pengamatan oleh guru ketika siswa melakukan
kegiatan dalam proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan secara terus menerus di mulai dari siklus I sampai siklus 2. d. Refleksi Ini berisikan hasil observasi yang kita dapatkan dari lembar pengamatan yang sudah diisi oleh teman sejawat dan lembar penilaian kemampuan siswa. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini menggukan beberapa instrumen untuk mengetahui kemampuan siswa dari berbagai sudut pandang, di antaranya yaitu : 1. Lembar pengamat (tabel 3.1) digunakan untuk menilai proses pembelajaran. Lembar pengamat diisi oleh tiga pengamat. Bentuk lembar pengamatannya sebagai berikut : Tabel 3.1 Lembar pengamatan
No 1
Kriteria Pengamatan Kesesuaian Guru menyiapkan dengan baik lapangan dan sarana SS S TS STS prasarana pembelajaran penjasorkes hari ini.
2
Guru mengecek kesiapan siswa pembelajaran penjasorkes hari ini.
3
untuk
mengikuti
SS
S
TS STS
Guru menyampaikan apersepsi (argumen perlunya para siswa mempelajari materi hari ini) secara lugas dan penuh makna.
SS
S
TS STS
4
Guru membuat perintah belajar dengan singkat dan jelas.
SS
S
TS STS
5
Siswa mendapat umpan balik (pujian atau koreksi) dari apa yang telah mereka kerjakan.
SS
S
TS STS
Guru melakukan evaluasi formatif tentang sejauh mana para siswa mencapai indikator pembelajaran dengan sempurna.
SS
S
TS STS
Semua siswa aktif (sibuk belajar atau membantu teman yang sedang belajar).
SS
S
TS STS
6
7
No 8
Kriteria Pengamatan Para siswa belajar dalam suasana menyenangkan.
9 10
Kesesuaian SS
S
TS STS
Guru terfokus membantu siswa untuk belajar dan mencapai tujuan belajar hari ini.
SS
S
TS STS
Hari ini para siswa mendapatkan hasil belajar penjasorkes yang bermanfaat.
SS
S
TS STS
Keterangan: STS
= Sangat Tidak Sesuai
TS
= Tidak Sesuai
S
= Sesuai
SS
=Sangat Sesuai
2. Lembar penilaian guling depan a. Penilaian Psikomotor Tabel 3.2: Penilaian Hasil Pembelajaran Senam Lantai Guling Depan Nama Sekolah
: Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya
Kelas/Semester
:V/1
Sasaran Evaluasi
: SENAM (guling depan)
ASPEK YANG DINILAI No
Nama
Teknik Awalan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
LA RA DK DA RK D.A DO DN IU JN HF HM F.R IG HD RY
1
2
3
Posisi Tangan dan kaki
Kondisi Mengguling
0
0
1
2
3
1
2
Posisi Akhir
3 0 1
2 3
Jumlah
Skor Butir
Ketun tasan
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
RS KK SS SI DN AA RN SY FL AH Catatan : Kriteria Pensekoran : Skor 3 : Jika siswa melakukan dengan baik Skor 2 : Jika siswa melakukan cukup baik Skor 1 : Jika siswa melakukan kurang baik Skor 0 : Jika siswa tidak melaksanakan Interprestasi : Skor 80 – 100 untuk kategori baik Skor 65 – 79 untuk kategori sedang Skor <65 masuk kategori kurang (Mahardika, 2010: 153) Penilaian Kognitif Aspek yang Dinilai
1
Kualitas Jawaban 2 3
4
Bagaimana posisi awalan yang baik Bagaimana posisi tangan dan kaki yang baik Bagaimana kondisi mengguling yang baik Bagaimana posisi akhir yang baik Catatan: Kolom Aspek nilai-perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik Penilaian Afektif Nama
Kerjasama
Aspek perilaku Kejujuran Tanggung jawab
Skor
LA RA DK DA Catatan: Kolom Aspek nilai-perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik
Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) Tabel 3.4 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) APKG 1 Alat Penilaian Kemampuan Guru (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) Nama Guru NIP Sekolah Mata Pelajaran Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok Kelas/Semester Alokasi Waktu Tanggal
: : : : : : : : : :
No
Aspek Yang Dinilai
1
Perumusan Indikator Pencapaian/ tujuan pembelajaran a. Kejelasan dan kelengkapan cakupan rumusan b. Kesesuaian dengan KD c. Kesesuaian banyaknya indikator pencapaian dengan alokasi waktu Pengorganisasian Pengalaman Belajar /kegiatan belajar siswa a. Variasi perumusan pengalaman belajar siswa b. Perumusan pengalaman belajar sesuai dengan indikator pencapaian c. Lavel perumusan pengalaman belajar siswa sesuai dengan Indikator pencapaian Pengorganisasian Materi Pembelajaran a. Pemilihan Materi Pembelajaran sesuai dengan indicator pencapaian b. Sistematika dan urutan materi pembelajaran c. Materi Pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa Pendekatan dalam Pembelajaran a.Kesesuaian Pendekatan (Strategi/metode) pembelajaran dengan pengalaman belajar yang dirancang
2
3
4
Skala/skor Total 1 2 3 4 5
5
6
7
8
b. Kesesuaian Pendekatan (Strategi/metode) pembelajaran dengan materi pembelajaran c.Variasi Pendekatan (Strategi/metode) pembelajaran yang dirancang Kesesuaian Sumber/ Media Pembelajaran, dengan : a. Pencapaian indicator pencapaian b. Materi Pembelajaran c. Karakteristik siswa Ketepatan dan kesesuaian Rancangan Langkahlangkah pembelajaran a. Rancangan langkah pembelajaran meliputi : tahapan peterlibatan siswa (engagement), eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan penilaian/ evaluasi b. Ketepatan dan kesesuaian isi rancangan setiap langkah Pembelajaran dengan materi pembelajaran c. Ketepatan dan kesesuaian isi rancangan setiap langkah Pembelajaran dengan pengalaman belajar yang dirancang Penilaian hasil belajar a. Kesesuaian teknik penilaian dengan indikator pencapaian b. Rancangan penilaian proses c. Rancangan penilaian produk Penunjang a. Kebersihan dan kerapian persiapan b. Ketepatan penggunaan bahasa tulis S k o r Total APKG 1 Surabaya, Teman Sejawat
(
)
Tabel 3.5 Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) APKG 2 Alat Penilaian Kemampuan Guru (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran) Nama Guru : NIP : Sekolah : Mata Pelajaran : Standar Kompetensi (SK) : Kompetensi Dasar (KD) : Materi Pokok : Kelas/Semester : Alokasi Waktu : Tanggal : No
1
2
3
4
Aspek Yang Dinilai Penyiapan Awal Kondisi Pembelajaran a. Penyiapan klas/lab/lapangan b. Memeriksa kehadiran siswa c. Penyiapan media/alat pembelajaran Membuka Pembelajaran a. Melakukan kegiatan engagement dan atau apersepsi b. Menyampaikan KD yang akan dicapai Pengorganisasian Materi Pembelajaran pada kegiatan Inti a. Penguasaan materi pembelajaran b. Sistematika dan urutan penyampaian materi pembelajaran c. Terjadinya kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan indicator pencapaian d. Ketepatan penggunaan alokasi waktu yang disediakan sesuai dengan tahapan/langkah pembelajaran Pendekatan dalam Pembelajaran a. Penggunaan berbagai Pendekatan (Strategi/metode) Pembelajaran secara tepat, logis dan variatif sesuai dengan pengalaman belajar yang dirancang b.Kesesuaian penggunaan Pendekatan (Strategi/metode) pembelajaran dengan materi Pembelajaran c. Terciptanya proses pembelajaran yang kondusif dan I2M3 (Interaktif, Inspiratif, Menyenangkan,
Skala/skor 1 2 3 4 5 Total
Menantang, dan Memotivasi)
5
6
7
8
Penggunaan Sumber/ Media Pembelajaran a. Penggunaan sumber/media dan alat bantu pembelajaran secara tepat b. Perancangan media dan alat bantu pembelajaran menarik minat siswa Penilaian hasil belajar a. Penilaian proses dilakukan secara variatif untuk tercapainya indicator pencapaian dan materi pembelajaran b. Penilaian produk dilakukan sesuai dengan indicator pencapaian Penunjang a. Penggunaan bahasa b. Gaya mengajar c. Penampilan Menutup Pembelajaran a. Melakukan refleksi dan membuat rangkuman dengan melibatkan siswa b. Melaksanakan tindak lanjut (pengayaan, remidial, tugas lainnya) Skor Total APKG 2
Surabaya, Teman Sejawat
(
)
Teknik Menganalisis Dari angket, lembar pengamatan dan lembar penilaian yang diperoleh kemudian masing-masing dianalisis dengan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Dari lembar pengamatan yang diisi oleh subjek dan teman sejawat akan dianalisis menggunakan Score Sheet pengamatan. Nantinya akan diperoleh hasil berupa persentase yang menunjukkan tingkat keberhasilan pembelajaran senam guling depan.
Analisis penilaian hasil tes siswa yang dilakukan setelah pembelajaran dianalisis untuk mendiskripsikan hasil belajar siswa. Perhitungan untuk menyatakan persentase banyaknya siswa yang lulus dengan menggunakan rumus yaitu : 1. Mencari nilai rata-rata atau mean x M N Keterangan : M = Nilai rata-rata (mean) N = Jumlah individu ∑ X = Jumlah total nilai dalam distribusi
(Maksum, 2007: 15)
2. Untuk menghitung seberapa besar peningkatan hasil belajar di gunakan rumus: MD Peningkatan = x 100% M pre Keterangan: M D = Nilai rata-rata beda M pre = Nilai rata-rata pretest (Maksum, 2007:42). 3. Untuk menghitung seberapa besar prosentase hasil belajar di gunakan rumus: n Presentase = x 100% N Keterangan : n = Jumlah Kasus N = Jumlah Total (Maksum, 2007: 8) Indikator Keberhasilan Apabila pada siklus 2 target yang dicapai sudah 80%, maka tidak berlakukan siklus 3.
Kriteria kelulusan siswa yang digunakan berdasarkan
kebijakan sekolah yaitu siswa dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai 70. Dan apabila ada siswa memperoleh nilai ≤ 70 maka diadakan remidi.