PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Desra Putri Devi Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Desra Putri Devi. K8411020. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMAN 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. April 2015. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sosiologi kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakam dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta yang terdiri dari 30 siswa. Sumber data utama berasal dari guru dan siswa. Teknik utama yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sedangkan teknik pendukung menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Sosiologi siswa kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta. Berdasarkan hasil dari tahap pra tindakan, siklus 1 dan siklus 2 selalu mengalami peningkatan. Pada tahap pra tindakan rata-rata 61,07 kemudian meningkat pada siklus 1 menjadi 71,45 dan meningkat lagi menjadi 81,37 pada siklus kedua. Sedangkan pada aspek afektif terjadi peningkatan dari 65,1 pada siklus pertama menjadi 81,2 pada siklus kedua. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Sosiologi siswa kelas X IIS 2 SMAN 8 Surakarta. Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Number Heads Together (NHT), Prestasi belajar.
usia yang sama pula. Berikutnya
PENDAHULUAN Pendidikan
merupakan
hal
adalah lingkungan masyarakat secara
yang sangat penting dalam kehidupan
luas,
masyarakat.
menerapkan
Pendidikan
memiliki
tempat
dimana berbagai
individu hal
yang
tujuan tentang penanaman nilai-nilai
diperoleh dari lingkungan pendidikan
yang baik bagi individu, dianggap
sebelumnya.
pantas
lingkungan sekolah yang dianggap
dan
dianggap
benar
oleh
Terakhir
adalah
masyarakat dalam kehidupan sehari-
sebagai
hari. Sehingga pendidikan berperan
Dalam lingkungan sekolah, individu
penting dalam memberikan arah untuk
akan memperdalam, menghayati dan
mencapai kehidupan yang ideal bagi
menerapkan segala hal yang diterima
masyarakat.
dari
Lingkungan pendidikan yang
pendidikan secara formal.
lingkungan
kegiatan
beda meliputi lingkup keluarga, teman
pembelajaran.
pertama
adalah
belajar
sebagai
proses
lingkungan keluarga. Lingkungan ini
kapasitas
merupakan lingkungan yang paling
dipertahankan
dasar
levelnya”
dan
paling
utama
untuk
dalam
proses
“Pembelajaran dapat diartikan
sepermainan, sekolah, dan masyarakat. yang
teman
sepermainan, dan masyarakat melalui
diperoleh tiap individu akan berbeda-
Lingkungan
keluarga,
modifikasi
manusia dan
(Gagne,
yang
dalam bisa
ditingkatkan 1977)
dalam
menanamkan agama, nilai dan norma
Miftahul Huda : 2013. Jadi dalam
yang berlaku dalam suatu masyarakat.
proses pembelajaran, setiap individu
Selain
keluarga,
bisa merubah dan memperbaiki jumlah
pendidikan juga akan dipengaruhi oleh
dan kapasitas tertentu dalam segala hal
lingkungan
untuk
lingkungan
teman
sepermainan.
dikurangi
Lingkungan teman sepermainan adalah
dipertahankan
atau
lingkungan dimana individu bergabung
menjadi lebih banyak.
(hal
buruk),
ditingkatkan
dalam lingkungan masyarakat kecil
Dalam lingkup sekolah, untuk
yang masih memiliki cara pandang dan
mencapai tujuan pendidikan secara
perilaku yang sama karena didasari
maksimal akan memerlukan suasana
belajar yang nyaman dan memadai,
peserta didik menjadi lebih baik, jika
agar peserta didik mampu menyerap
peserta didik memperoleh informasi
materi dalam pembelajaran secara
secara mandiri dibandingkan hanya
maksimal.
mendengarkan penjelasan dari guru.
Sekolah
harus
mengusahakan peserta didik dalam
Pembelajaran
kondisi yang nyaman dan memiliki
memotivasi
fasilitas
untuk
memiliki sifat ingintahu yang tinggi.
pembelajaran.
Karena pada pembelajaran student
Pihak utama yang terkait didalam
center, guru hanya dianjurkan untuk
proses pembelajaran adalah adanya
memancing,
pendidik dan peserta didik yang saling
memperdalam
berinteraksi dalam sebuah ruangan
pembelajaran. Sedangkan peserta didik
yang
menemukan
yang
menunjang
memadai
kegiatan
disebut
kelas.
Materi
student
center
peserta
didik
juga untuk
mengarahkan, materi
dan dalam
sendiri
materi
pembelajaran yang diserap peserta
pembelajaran
didik
proses
diharapkan agar peserta didik menjadi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
lebih aktif dalam pendalaman materi
sebagai penyampai ilmu. Oleh karena
pembelajaran.
itu guru harus bisa memahami karakter
Belajar
tergantung
pada
intinya.
Hal
menurut
ini
Abdillah
peserta didik dan menerapkan metode
(2002) merupakan suatu usaha yang
yang sesuai dengan karakter peserta
dilakukan oleh individu secara sadar
didik dalam setiap proses pembelajaran
dalam hal perubahan tingkah laku.
untuk
Perubahan tersebut bisa dilakukan
memperoleh
hasil
yang
maksimal.
dengan
latihan
dan
pengalaman.
Pendidikan saat ini sudah mulai
Belajar yang di dalamnya menyangkut
mengutamakan pembelajaran student
aspek kognitif, afektif dan psikomotor
center (murid yang aktif). Dalam hal
untuk
ini pesera didik harus lebih aktif untuk
diharapkan individu itu sendiri. Jadi
memperdalam materi melalui bertanya,
dalam
membaca, pengamatan dan lainnya.
pengetahuan
Metode ini akan membuat ingatan
mencapai
belajar
tidak yang
tujuan
hanya
yang
aspek
ditekankan,
melainkan
juga
aspek
sikap
dan
ketrampilan setiap individu.
berdampak
Proses untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal tidak selalu berjalan
dengan
belajar. Sehingga hal tersebut akan
lancar
pada
prestasi
belajar
sosiologi kelas X IIS 2 SMA Negeri 8 Surakarta.
dalam
Berdasarkan tes awal yang
pelaksanaanya. Terbukti dengan masih
dilakukan
adanya
menggunakan
prestasi belajar siswa yang berada
metode teachers center (guru aktif
dibawah batas nilai KKM (Kriteria
dengan ceramah). Dengan metode
Ketuntasan Minimal). Tes yang telah
ceramah, maka pengetahuan siswa
dilakukan
hanya berkisar dari penjelasan guru,
dengan seluruh materi sosiologi yang
dan kurang mendapatkan hasil yang
sudah disampaikan oleh guru Sosiologi
maksimal. Hal tersebut juga terjadi
pada pertemuan sebelumnya. Siswa
dikelas X IIS 2 SMA Negeri 8
kelas X IIS 2 terdiri dari 30 siswa dan
Surakarta.
peneliti
hanya 27 siswa yang hadir pada saat
melakukan pra-tindakan pada mata
pelaksanaan tes. Dari 27 siswa, ada 13
pelajaran Sosiologi, guru menjelaskan
siswa yang memperoleh nilai > 2,68
materi dengan menggunakan metode
atau bisa dikatakan hanya 48,1% siswa
ceramah. Akibatnya siswa menjadi
yang tuntas. Kemudian ada 14 siswa
kurang bersemangat dan banyak yang
yang memiliki nilai < 2,68 atau
bicara
sebanyak 51,9% siswa masih memiliki
guru
yang
Pada
sendiri
sebangkunya.
saat
dengan
teman
Siswa
memperhatikan
nilai
peneliti,
oleh
peneliti
dibawah
batas
banyak
berkaitan
ketuntasan
mengajar,
minimal. Prestasi belajar siswa X IIS 2
terutama siswa yang duduk di barisan
dianggap rendah karena masih banyak
bangku belakang. Kemampuan siswa
prestasi siswa yang berada dibawah
dalam menyerap materi dan tanggapan
batas KKM yakni nilai 2,68 untuk
pertanyaan menjadi kurang maksimal.
pelajaran Sosiologi.
Selain
itu
guru
tidak
oleh
minimnya
siswa
yang
Berdasarkan penjelasan di atas,
mempersiapkan buku-buku pelajaran
peneliti
dan
guru
mengambil
dan membawanya ke sekolah untuk
kesimpulan dari refleksi dan akan
menerapkan kooperatif
model
pembelajaran
(cooperative
kemudian salah satu siswa secara acak
learning)
akan menyampaikan hasil diskusinya.
dalam proses pembelajaran berikutnya.
Karena secara acak, jadi semua siswa
Pembelajaran kooperatif merupakan
harus paham dengan materi yang akan
pembelajaran yang dilakukan oleh
disampaikan di depan kelas. Hal ini
kelompok kecil yang biasanya terdiri
daharapkan agar siswa merasa senang
dari 4-6 siswa dalam tiap kelompok.
dalam proses belajar karena tidak
Didalam kelompok, siswa harus saling
menyelesaikan
bertukar pendapat untuk menemukan
individu. Selain itu, metode Number
jawaban dari suatu masalah atas nama
Heads
kelompok.
membiasakan
Singkatnya,
dalam
pembelajaran kooperatif guru akan
masalah
Together semua
secara
(NHT)
akan
siswa
untuk
berpendapat di depan kelas.
memberikan pertanyaan atau masalah
Intinya dengan menggunakan
kemudian mengarahkan siswa untuk
metode
menyelesaikan masalah tersebut secara
(NHT) siswa diharapkan lebih mudah
berkelompok
melakukan
menyerap materi pembelajaran dengan
diskusi. Dibandingkan dengan metode
bekerja dalam kelompok dan mampu
ceramah,
lebih
mengemukakan
siswa
mandiri. Kemudian berdasarkan latar
dibiasakan untuk aktif berpendapat.
belakang, peneliti akan mengadakan
Metode ini juga membiasakan siswa
penelitian yang berjudul “Penerapan
untuk
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
dengan
metode
ini
menyenangkan
saling
akan
karena
menghargai
dan
menghormati pendapat orang lain.
menggunakan
Heads
pendapat
Together
secara
Number Heads Together (NHT) untuk
Selanjutnya, peneliti dan guru akan
Number
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
model
pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X
pembelajaraan kooperatif tipe Number
IIS 2 SMA N 8 Surakarta Tahun
Heads Together (NHT). Dalam model
Pelajaran 2014/2015”.
ini siswa akan lebih semangat karena
METODE PENELITIAN
bekerja
yang
Tempat yang digunakan dalam
diskusi
penelitian adalah kelas X IIS 2 SMA
heterogen.
dalam Setelah
kelompok proses
Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran
digunakan peneliti untuk mengukur
2014/2015.
akpakah penelitian sudah tercapai atau
Penelitian
dilaksanakan
pada semester kedua pada tahun ajaran
belum.
2014/2015. Subjek penelitian dalam
capaian dalam penelitian PTK ini :
PTK adalah seluruh siswa Kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 30 siswa. Pada kelas tersebut saat pembelajaran
Variabel yang diukur Prestasi Belajar Siswa
Berikut
adalah
Presentase Target Capaian
Cara Mengukur
80 %
Dihitung berdasarkan rata-rata nilai siswa setelah mengerjakan soal tes evaluasi tiap siklus
70 %
Dihitung berdasarkan observasi selama pembelajaran berlangsung
Sosiologi terdapat beberapa masalah. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini bersumber dari observasi,
Aspek Afektif
indikator
tes, wawancara maupun dokumentasi yang mendukung. Teknik analisis yang
Keberhasilan
digunakan adalah deskripsi kualitatif. dilihat
penelitian
deksripsi
melebihi target capaian yakni 80%
yang jelas tentang proses dan hasil
siswa lulus dengan rata-rata kelas ≥80
dalam penelitian yang dilaksanakan.
dengan KKM 68. Kemudian untuk
Data utama yang di analisis dalam
aspek afektif diharapkan melebihi 70%
penelitian
ini
pembelajaran
dan
aspek
adalah
proses
rata-rata kelasnya.
prestasi
belajar
SIKLUS 1
kognitif
jika
Berarti penleiti menyampaikan hasil menggunakan
dari
penelitian
harus
siswa. Kemudian data pendukungnya
Perencanaan
adalah aspek afektif atau sikap siswa
Siklus
selama proses pembelajaran. Analisis
dilaksanakan
kuantitatif digunakan khusus untuk
pertemuan.
mengukur peningkatan prestasi belajar
perencanaan
siswa
Rancangan Penelitian (RPP), materi
selama
penerapan
metode
capaian
dalam Hasil
akan
tiga dalam
adalah
kali tahap
Rencana
ajar, dan scenario dalam pembelajaran.
Number heads Together (NHT). Indikator
pertama
dalam
penelitian adalah suatu acuan yang
Pelaksanaan Tahap
ini
merupakan
pelaksanaan dari tahap perencanaan.
Pada siklus pertama ini penelitian
penuh
dilaksanakan pada tanggal 30 Januari
pelaksanaan
2015, 2 Februari 2015, dan 6 Februari
sudah tidak ragu dalam memberikan
2015. Setiap pertemuan dilaksanakan
keputusan jawaban atau kebijakan
dalam 2 x 45 menit. Kegiatan ini
2. Guru harus lebih memadatkan lagi
dilaksanakan
dengan
kematangan.
Jadi
ketika
berlangsung,
guru
pendalaman
isi dalam materi pembelajaran dan
materi dan penerapan metode Number
mengurangi bercerita di depan kelas
Heads Together (NHT).
terlalu lama. Selain itu guru juga
Observasi
harus
menyelingi
Berdasarkan hasil tes evaluasi
menggunakan
pembelajaran
sesuatu
yang
pada siklus 1 terdapat 20 (69%) siswa
berhubungan dengan teknologi agar
yang tuntas dan 9 (31%) siswa tidak
siswa tidak merasa bosan di kelas
tuntas. Nilai rata-rata yang diperoleh
3. Guru selalu memberikan motivasi
dalam siklus pertama adalah 71,45,
bagi siswa agar belajar tidak harus
sedangkan
selalu sendiri tapi bisa juga dengan
hasil
pada
tahap
pra
tindakan adalah 61,07. Jadi pada siklus pertama ini
berkelompok,
dan
lebih
memperhatikan
siswa
dalam
sudah mengalami kenaikan 10,38 poin
pembelajaran. Apabila ada siswa
dari tahap sebelumnya.
yang
kurang
aktif guru
atau
Refleksi
memperhatikan,
Jumlah ketuntasan siswa pada
segera memberikan teguran
tidak
sebaiknya
siklus 1 belum memenuhi target yakni 80 % sehingga perlu dilaksanakan
SIKLUS 2
siklus berikutnya. Berdasarkan hasil
Perencanaan
refleksi antara guru dan peneliti, maka
Setelah mengetahui hasil dari
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
siklus 1, guru dan peneliti melakukan
sebagai berikut :
analisis untuk siklus berikutnya dengan
1. Guru harus lebih memahami lagi konsep
metode
Number
mempertimbangkan
kelemahan
dan
Heads
kelebihannya. Hasil dari siklus 1 belum
Together (NHT) dengan baik dan
mencapai indikator capaian, sehingga
perlu
adanya
siklus
2,
yang
diperoleh
hasil
65,1
kemudian
direncanakan akan dilaksanakan dalam
meningkat menjadi 81,2 pada siklus
tiga kali pertemuan seperti pada siklus
kedua.
sebelumnya. Pelaksanaan Sesuai
dengan
perencanaan
Refleksi
sebelumnya bahwa pelaksanaan siklus
Hasil observasi menunjukkan
kedua akan dilaksanakan dalam tiga
bahwa dari 29 siswa yang hadir pada
pertemuan yakni pada hari Senin, 9
saat pelaksanaan tes evaluasi ada 26
Februari 2015, Jum’at 13 Februari
siswa (89,7%) yang tuntas sedangkan 3
2015, dan Senin 16 Februari 2015.
siswa (10,3%) yang belum tuntas.
Setiap pertemuan dilaksanakan dalam
2
x
45
pembelajaran adalah
menit.
yang
siklus
indikator
capaian,
Kegiatan
pada siklus dua sudah melebihi batas
dilaksanakan
yakni ≥80 dengan rata-rata 81,37
dalam
sehingga peneliti dan guru menetapkan
usaha-usaha
memperbaiki
Menurut
sebelumnya
untuk
menghentikan
siklus.
dengan menggunakan metode Number
Kekurangan-kekurangan yang muncul
Heads Together (NHT).
pada siklus pertama sudah diperbaiki pada siklus kedua ini.
Observasi Berdasarkan hasil tes evaluasi
REVIEW LITERATUR
yang diadakan di akhir siklus kedua, prestasi
belajar
siswa
mengalami
Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang ada di
peningkatan jika dibandingkan dengan
dalam
siklus
siklus
pembelajaran yang terlibat aktif adalah
pertama diperoleh rata-rata sebesar
guru dan peserta didik. Pembelajaran
71,45
pada dasarnya terdiri dari berbagai
sebelumnya.
dan
Pada
kemudian
meningkat
menjadi 81,37 pada siklus kedua. Kemudian pada aspek afektif atau
sikap
peningkatan.
juga Pada
pertama
Dalam
proses
model, dan salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.
mengalami
siklus
kelas.
Menurut Abdulhak (2001 : 1920)
“Pembelajaran
kooperatif
dilaksanakan melalui sharing proses
pertanyaan atau masalah, baik berupa
antara peserta didik, sehingga dapat
pertanyaan
mewujudkan
berupa arahan, (4) Kelompok mulai
pemahaman
bersama
secara
langsung
atau
antara peserta didik itu sendiri”. Jadi
bekerjasama
pembelajaran
atau memecahkan masalah dengan
bertukar
dilakukan
pendapat
dengan
atau
saling
diskusi,
menjawab
(5)
Semua
pertanyaan
siswa
dalam
melengkapi pendapat antar peserta
kelompok harus mengetahui jawaban
didik. Setelah peserta didik saling
tim, (6) Guru memanggil salah satu
bertukar
kelompok
nomor tertentu secara acak, (7) Siswa
diskusi, maka diharapkan jika seluruh
tiap kelompok dengan nomor yang
peserta didik paham dengan materi
dipanggil
yang telah disampaikan. Peserta didik
pertanyaan
diharapkan mampu menguasai dan
pendapat kelompoknya secara jelas.
pikiran
dalam
mendeskripsikan
kembali
materi
berdiri
untuk
atau
menjawab
mengemukakan
Menurut
Harahap
dalam
menggunakan bahasa masing-masing
Hamdani (2011 : 138), batasan bahwa
namun masih menggunakan satu kata
“Prestasi adalah penilaian pendidikan
kunci atau kalimat inti yang sama
tentang perkembangan dan kemajuan
berdasarkan
siswa
hasil
diskusi
dalam
kelompok. 1)
penguasaan
Salah
pembelajaran Number
yang
berkenaan
bahan
pelajaran
dengan yang
satu
metode
disajikan kepada mereka serta nilai-
kooperatif
adalah
nilai yang terdapat dalam kurikulum”.
Heads
Together
(NHT).
Jadi
prestasi
merupakan
hasil
Menurut Miftahul Huda (2012 : 203)
pemahaman peserta didik yang biasa
langkah pelaksanaan metode NHT
diuji menggunakan tes yang terdiri
adalah sebagai berikut : (1) Siswa
berbagai bentuk. Tes ini digunakan
dikelompokkam
beberapa
untuk memeriksa apakah peserta didik
kelompok kecil secara heterogen yang
menyerap materi yang disampaikan
terdiri
Tiap
oleh guru atau tidak. Selain itu peserta
kelompok, setiap siswa diberi nomor 1-
didik juga diamati apakah sudah
5,
(3)
dari
dalam
4-6
Guru
siswa,
(2)
mengajukan
sebuah
menerapakan nilai-nilai yang ada pada
Rata-rata
61,07
71,45
81,37
kurikulum atau belum. Batas tersebut yang digunakan
Jadi setelah penerapan model
oleh SMA N 8 Surakarta untuk
pembelajaran kooperatif tipe Number
mengukur kemampuan semua peserta
Heads Together (NHT) di kelas X IIS
didik. Dalam mata pelajaran Sosiologi
2 SMA N 8 Surakarta, prestasi belajar
kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta,
siswa mengalami peningkatan jika
batas ketuntasan minimalnya (KKM)
dibandingkan
adalah 68. Jadi siswa dianggap tuntas
menggunakan metode NHT.
dengan
sebelum
apabila nilainya sama dengan atau
Setelah menggunakan metode
lebih dari 68. Jika nilai siswa berada
Number Heads Together (NHT), siswa
dibawah 68, maka siswa tersebut
menjadi lebih bersemangat, dan lebih
dianggap
menyenangkan.
tidak
tuntas
dan
perlu
mengulang tes kembali.
Karena
belajar
Sosiologi tidak hanya mendengarkan,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
menghafalkan, dan membaca materi. Tetapi siswa bisa saling berdiskusi
Berdasarkan indikator capaian
tentang
pengalaman
yang telah ditetapkan dalam penelitian,
dialami
kemudian
hasil penelitian dinyatakan dinyatakan
pendapat di depan orang lain.
yang
pernah
menyampaikan
berhasil. Berikut adalah hasil capaian penelitian
mulai
dari
tahap
pra
tindakan, siklus 1, dan siklus 2 : Kriteria Tuntas (dalam %) Jumlah Tidak Tuntas Jumlah
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Pra
Siklus
Siklus
Tindakan
1
2
48,1%
69%
89,7%
13
20
26
51,9%
31%
10,3%
14
9
3
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilakukan dalam tiga pertemuan, dengan rincian dua pertemuan pendalaman materi dan penerapan
metode
dan
pertemuan
ketiga tes evaluasi siklus. Tiap-tiap
siklus terdiri dari empat tahap, yakni
beberapa saran diantaranya adalah
tahap
sebagai berikut :
perencanaan,
pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Hasil penelitian
1. Bagi Guru
yang dilakukan selama siklus 1 dan
a. Guru
sebaiknya
memahami
siklus 2 disimpulkan bahwa penerapan
karakter siswa, sehingga dapat
model pembelajaran kooperatif tipe
menerapkan metode pembelajaran
Number Heads Together (NHT) dapat
yang tepat untuk tiap-tiap kelas
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X IIS 2 SMA N 8 Surakarta. Peningkatan
prestasi
belajar
b. Guru
sebaiknya
berkembang informasi
dengan
selalu mencari
metode-metode
siswa dapat dilihat berdasarkan hasil
yang
dapat
digunakan
rata-rata nilai Sosiologi yang telah
proses pembelajaran
baru dalam
dicapai setelah melakukan tes evaluasi
c. Guru berusaha lebih fokus dan
tiap siklus. Pada tahap pra tindakan,
mendalam dalam menyampaikan
rata-rata hasil belajar siswa sebesar
materi pembelajaran
61,07. Kemudian pada siklus pertama
2. Bagi Siswa
meningkat menjadi 71,45. Terakhir
a. Siswa
pada siklus kedua meningkat lagi
dalam
menjadi 81,37. Sedangkan jika dilihat
pembelajaran yang diberikan oleh
dari segi proses, terdapat peningkatan
guru
pada aspek afektif peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran
Sosiologi.
Pada siklus pertama rata-rata aspek afektif
sebesar
65,1%
kemudian
diharapkan
lebih
mengikuti
fokus materi
b. Siswa lebih aktif dalam berdiskusi, dan mengemukakan pendapat 3. Bagi Sekolah a. Sekolah
menyarankan
meningkat pada siklus kedua yakni
semua
81,2%.
berkembang dengan melakukan
Saran Setelah memberikan simpulan dan implikasi, peneliti memberikan
guru
untuk
kepada selalu
penelitian tindakan kelas b. Sekolah selalu memilih guru-guru berprestasi setiap tahunnya
c. Sekolah hendaknya memberikan apresiasi
kepada
berprestasi, semangat
guru
sehingga guru
untuk
yang
memacu selalu
berkembang DAFTAR PUSTAKA Majid, Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Jakarta : Bumi Aksara Aunurrahman. 2012. Pembelajaran. Alfabeta.
2010. Kelas.
Belajar dan Bandung :
Hadi, Soedomo. 2003. Pendidikan (Suatu Pengantar). Surakarta : UNS Press Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia. Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kusuma Dewi, E. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif NHT (Numbered Heads Together) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas VII E SMP Negeri 10 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, H.E. 2012. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya
Sholeh, Moh. 2014. Metodologi Pembelajaran Kontemporer. Yogyakarta : Kaukaba Dipantara Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Graha Ilmu Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suryani, Nunuk. Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta : Ombak Warsono. Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif, Teori dan
Asesmen. Bandung : Remaja Rosdakarya Zaini,
Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD (Center for Teaching Staff Development)