MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
DASAR-DASAR PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan KKP.KP.02.002.01
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III Lt. 8 Jakarta Pusat
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan negara kaya dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada di dalam berbagai jenis perairan yang luasnya hampir mencapai 75% dari luas wilayah Indonesia. Indonesia adalah negara peringkat kedua yang memiliki terumbu karang terluas di dunia setelah Australia. Wilayah Indonesia juga merupakan pusat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi pada segitiga terumbu karang dunia yang terkenal dengan sebutan “the Coral Triangle”. Sekarang kawasan ini memiliki tantangan berupa degradasi ekosistem laut sehingga konservasi akan berperan penting dalam mengimbangi dampak dari eksploitasi berupa kelangkaan sumber daya ikan dan degradasi ekosistem laut yang timbul karena berbagai kegiatan manusia. Pencanangan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015 memberikan makna bahwa poduksi perikanan, baik dari kegiatan penangkapan ikan maupun budidaya ikan, perlu ditingkatkan. Jika tidak diimbangi oleh semangat untuk menjamin keberlanjutan, cita-cita tersebut akan menyebabkan perikanan Indonesia mengalami krisis, di antaranya adalah berkurangnya atau hilangnya sumber daya ikan dan terhentinya kegiatan perikanan. Oleh sebab itu, perlu komitmen bersama untuk melakukan pelestarian sumber daya ikan dan konservasi lingkungan perairan dalam rangka menjaga keutuhan ekosistem perairan yang sehat. Kawasan konservasi perairan (KKP) adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Dari pengertian tersebut jelas adanya sinergi dan harmoni di antara konservasi dan pengelolaan sumber daya ikan. Oleh karena itu, salah satu cara yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mewujudkan pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan adalah memprakarsai dan memfasilitasi gagasan pembentukan kawasan konservasi perairan (KKP) di berbagai tempat. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan sasaran kawasan konservasi perairan seluas 10 juta hektar pada tahun 2010 dan 20 juta hektar pada tahun 2020. Keberhasilan pengelola KKP sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang kompeten di berbagai bidang dan disiplin ilmu terkait. Untuk itu diperlukan serangkaian program pelatihan yang diselenggarakan oleh para pelatih yang mengajar dengan modul pelatihan berbasis kompetensi dalam proses pembelajaran yang efektif. Dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia tersebut, 32 orang pelatih (berasal dari lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Ditjen KP3K), Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), kalangan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat) mengikuti kegiatan Training of Trainers untuk Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar atau Training of Trainer in Marine Protected Areas 101 di Balai Diklat Perikanan Aertembaga dan Balai Diklat Perikanan Tegal pada bulan Juli – Agustus 2010. Sebagian dari pelatih tersebut selanjutnya telah melatih para calon pengelola kawasan konservasi perairan di Balai Diklat Perikanan Banyuwangi dan Balai Diklat Perikanan Belawan masing-masing berturut-turut pada bulan November 2010 dan Februari 2011. Seluruh rangkaian pelatihan tersebut diselenggarakan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan USAID-Coral Triangle Support Partnerships (USAID-CTSP) yang bekerjasama dengan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (Dit KKJI – KP3K) dan Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan (Puslat – BPSDM KP). USAID-CTSP adalah sebuah kegiatan USAID yang pelaksanaannya melibatkan sebuah konsorsium yang terdiri dari tiga lembaga swadaya masyarakat internasional, yaitu Conservation International, The Nature Conservancy, dan World Wildlife Fund.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: i dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Guna menunjang keberhasilan pelatihan–pelatihan di bidang konservasi perairan selanjutnya, maka dilakukan adaptasi terhadap bahan pelatihan yang dipakai dalam ToT MPA-101 menjadi Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi di bidang Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan. Adaptasi bahan pelatihan ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah diadopsi oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan cq. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan. Dokumen ini memuat sebuah modul untuk pelatihan berbasis kompetesi yang berjudul "Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan”, khusus untuk unit kompetensi ” Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan”. Modul-modul untuk unit kompetensi lain disajikan dalam dokumen-dokumen terpisah. Semoga modul pelatihan ini bermanfaat bagi para pelatih, peserta pelatihan, dan para pengelola kawasan konservasi perairan serta para pembaca pada umumnya. Jakarta, November 2011 Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan
Drs. Mulyoto, MM. NIP. 19580314 198103 1 002
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: ii dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
UCAPAN TERIMA KASIH
Tim Adaptasi Materi Pelatihan Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, baik perorangan maupun institusi, yang memungkinkan tersusunnya draft kurikulum ini. Mereka di antaranya adalah: (1) Pimpinan USAID- Indonesia yang memberikan arahan implementasi kegiatan Coral Triangle Support Partnerships (USAID-CTSP) dalam mendukung program pengembangan kapasitas sumber daya manusia untuk pengelolaan kawasan konservasi peraiaran di Indonesia. (2) Ms Anne Walton dari dari International MPA Capacity Building Program, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang pertama menyusun dan selalu mengembangkan modul pelatihan ini, menerapkannya dalam berbagai kegiatan pelatihan dan berkenan berbagi ilmu serta pengalamannya yang luar biasa kepada kami di Indonesia. (3) Tim Pengembangan Pengelolaan Kawasan Konservasi Kepala Burung yang terdiri dari Conservation International Indonesia, The Nature Conservancy, dan World Wildlife Fund, sebagai pihak pertama bersama NOAA yang melaksanakan kegiatan pelatihan MPA 101 di kawasan bentang laut Kepala Burung (Bird’s Head Seascape) dan berkenan berbagi pengalaman dalam membangun model pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia. (4) Mr Jason Phillibotte, MSc (NOAA), Bapak Asril Djunaidi, MSc (CI Indonesia), Ibu Meity Mongdong (CI Indonesia), Bapak Arisetiarso Soemodinoto, PhD (TNC) sebagai pelatih dalam penyelenggaraan rangkaian Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar di Aertembaga (Sulawesi Utara), Tegal (Jawa Tengah), Banyuwangi (Jawa Timur) dan Belawan (Sumatera Utara). (5) Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Dit KKJI – Ditjen KP3K). (6) Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (Puslat - BPSDM-KP). (7) Para Widyaiswara di lingkungan Puslat Kelautan dan Perikanan – BPSDM KP (8) Para pelatih lulusan ToT MPA101 di Balai Diklat Perikanan Aertembaga dan Tegal. (9) Para nara sumber dan panitia pelatihan ToT MPA101 dan Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar di Balai Diklat Perikanan Banyuwangi, Belawan dan Tegal, di antaranya adalah Ms Tamra Faris (ToT MPA101 di Aertembaga dan Tegal) dan Mr Edward Lindelof (Pelatihan MPA101 di Banyuwangi). (10) Para peserta pelatihan ToT MPA101 di Aertembaga dan Tegal dan Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Tingkat Dasar di Banyuwangi, Belawan dan Aertembaga. (11) Para mantan anggota Tim 11 yang dibentuk pada tahun 2009 oleh Direktur KKJI - Ditjen KP3K. Jakarta, 15 Agustus 2011 Ketua Tim Adaptasi Materi Pelatihan
Dr. M. Fedi A. Sondita Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: iii dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
TIM ADAPTASI MATERI PELATIHAN
Seperti dijelaskan dalam Kata Pengantar di muka, naskah materi pelatihan ini berasal dari manual yang disusun oleh Tim NOAA yang dipimpin oleh Ms Anne Walton dan Tim Conservation International Indonesia untuk kegiatan pengembangan pengelolaan kawasan konservasi perairan di daerah Kepala Burung (Bird’s Heas Seascape – BHS). Manual tersebut kemudian dipakai sebagai materi pelatihan dalam dua kegiatan Pelatihan untuk Pelatih (Training for Trainers, ToT MPA101) pada tahun 2010. Setelah beberapa kali diterapkan dalam pelatihan di Banyuwangi, Belawan, Tegal dan Bitung, materi pelatihan ini kemudian diadaptasikan ke dalam format yang dikenali oleh para Widyaiswara di lingkungan BPSDM Kelautan dan Perikanan. Proses adaptasi ini difasilitasi oleh Conservation International Indonesia dengan pendanaan Program USAID-CTSP Indonesia sebagai tanggapan terhadap kebutuhan kurikulum untuk pelatihan konservasi perairan yang dikoordinasikan oleh Pusat Pelatihan BPSDM-KP. Tim adaptasi materi pelatihan ToT MPA101 menjadi dokumen silabus kurikulum dan modul pelatihan berbasis kompetensi ”Pelatihan Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan” No.
Nama
Institusi
1
Dr M. Fedi A. Sondita
Conservation International Indonesia / Institut Pertanian Bogor
2
Untung Widodo, MEd
Tim 11 /Dit KKJI – Puslat BPSDM KP/ Widyaiswara Utama
3
Dr Tiene Gunawan
Conservation International Indonesia
4
Pusat Pelatihan BPSDM KP
5
Pusat Pelatihan BPSDM KP
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: iv dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................................................iii BAB I STANDAR KOMPETENSI KHUSUS DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENJELASKAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN ......................................................1 A Standar Kompetensi Kerja Nasional ................................................................................1 Batasan Variabel .........................................................................................................2 Panduan Penilaian.......................................................................................................3 Aspek Kritis..................................................................................................................4 Unit Kompetensi yang Terkait.....................................................................................5 Kompetensi Kunci .......................................................................................................5 B Unit Kompetensi Prasyarat ..............................................................................................5 C Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi ...........................................................................6 BAB II MATERI UNIT KOMPETENSI MENJELASKAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN.......................................13 A Latar Belakang................................................................................................................13 B Tujuan.............................................................................................................................14 C Ruang Lingkup ...............................................................................................................14 D Peristilahan ....................................................................................................................14 E Diagram Alir Pencapaian Kompetensi ............................................................................15 MATERI UNIT KOMPETENSI ...............................................................................................16 1 Elemen Kompetensi: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan....................................................................................................................16 1.1 Aspek Pengetahuan: Peran program pendidikan masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan konservasi .............................................................................16 1.2 Aspek Keterampilan: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan ................................................................................................................16 1.2.1 Berbagai cara belajar ......................................................................................17 1.2.2 Cara pembelajaran anak-anak........................................................................18 1.2.3 Cara pembelajaran orang dewasa ..................................................................19 1.3 Aspek Penengetahuan: Menjelaskan kiat merancang program dengan cara belajar yang berbeda-beda.......................................................................................21 1.4 Aspek Keterampilan: Mengidentifikasi kelompok sasaran pendidikan yang menganggu kawasan konservasi laut .......................................................................22 1.5 Aspek Sikap: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan yang mengganggu KKP dengan benar. ..............................................................................23 2 Elemen Kompetensi: Menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal ..........................................................................................................23 2.1 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tiga aspek kompetensi dan teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat ................................................23 Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: v dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
2.2
2.3 2.4 2.5 2.6 2.7
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Aspek Keterampilan: Membuat urutan prioritas tentang masalah yang ditangani oleh program pendidikan .........................................................................24 2.2.1 Inventarisi permasalahan ...............................................................................24 2.2.2 Pembuatan urutan prioritas ...........................................................................25 2.2.3 Analisis kelompok sasaran..............................................................................27 2.2.4 Matriks untuk menentukan pilihan kegiatan pendidikan ..............................27 2.2.5 Insentif ............................................................................................................28 2.2.6 Survei untuk menilai kebutuhan belajar ........................................................28 Aspek Keterampilan: Mampu menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal ...............................................................................................29 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan kiat untuk memilih kegiatan yang akan dilakukan ...................................................................................................................32 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tahapan membuat rencana kerja kegiatan pendidikan ................................................................................................................33 Aspek Keterampilan: Menyusun profil tentang kelompok sasaran berdasarkan hasil survei ...........................................................................................33 Aspek Sikap: Menyusun profil tentang kelompok sasaran secara benar ................34
3 Elemen Kompetensi: Menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran .........................................................................................................................34 3.1 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran melalui media ..............................................................................................34 3.1.1 Cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran melalui media ...................34 3.2 Aspek Keterampilan: Mampu mengemas pesan untuk kelompok sasaran .............38 3.3 Aspek Sikap: Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda dengan jelas ..............................................................................................................40 3.4 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan jenis-jenis media komunikasi untuk menyampaikan pesan ...............................................................................................40 3.4.1 Media ..............................................................................................................40 3.4.2 Berita ..............................................................................................................40 4 Elemen Kompetensi: Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan kepada pengunjung ..................................................................................41 4.1 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tema-tema interpretatif untuk pendidikan pengunjung ...............................................................................................................41 4.1.1 Beberapa petunjuk untuk melakukan artikulasi dari tema-tema interpretatif ....................................................................................................41 4.1.2 Pusat informasi pengunjung ...........................................................................42 4.1.3 Brosur, selebaran, dan panduan lapangan.....................................................44 4.1.4 Trek di alam ....................................................................................................44 4.2 Aspek Keterampilan: Merancang pusat informasi pengunjung ..............................46 4.3 Aspek Pengetahuan: Menjelaskan penyiapan pemandu KKP dan pariwisata ........47 4.3.1 Peran pemandu ..............................................................................................48 4.3.2 Kunci keberhasilan dari sistem pemandu ......................................................50 4.3.3 Ketersediaan pemandu ..................................................................................52 4.3.4 Ketersediaan lowongan pekerjaan .................................................................52 Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: vi dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
4.3.5 Hubungan antara pemandu lokal dengan pemandu luar ..............................52 4.3.6 Kemampuan bahasa .......................................................................................53 4.4 Aspek Keterampilan: Menyiapkan Pemandu Lapangan ..........................................53 BAB III SUMBER - SUMBER LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ................................................................................................................54 A Sumber Kepustakaan .....................................................................................................54 1. Daftar pustaka......................................................................................................54 B Materi Pelatih ................................................................................................................54 C Media Visual...................................................................................................................55 D Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ...............................................................................55 1. Daftar peralatan/mesin........................................................................................55 2. Daftar bahan ........................................................................................................55
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: vii dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
BAB I STANDAR KOMPETENSI KHUSUS DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENJELASKAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN A Standar Kompetensi Kerja Nasional KODE UNIT
: KKP.KP.02.002.01
JUDUL UNIT
: Menjelaskan program pendidikan untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan
DESKRIPSI UNIT
: Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk membangun pengelolaan yang efektif pada suatu kawasan konservasi perairan melalui program pendidikan untuk masyarakat. Pembahasan mencakup cara mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan, menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal, cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran dan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan untuk pengunjung.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 1 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
ELEMEN KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan
1.1 Sasaran pendidikan diidentifikasi dengan memilih penyebab yang paling mengganggu terhadap kawasan konservasi laut
Menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal
2.1 Program pendidikan yang effektif bagi masyarakat lokal disusun sesuai prosedur 2.2 Profil dari kelompok sasaran disusun berdasarkan hasil survey 2.3 Beragam cara belajar orang dewasa di dijelaskan
Mengemas pesan –pesan kepada kelompok sasaran
3.1.Pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda dikemas melalui media
Menjelaskan Media
4.1 Media komunikasi berupa media dan berita dijelaskan
Melakukan pendidikan kepada pengunjung
5.1 Pengunjung dididik dengan menyusun tematema interpretatif Pemandu KKP dan Pariwisata dilatih
Batasan Variabel Unit ini berlaku untuk mengenal pendidikan pada kawasan konservasi laut. 1
Parameter komponen mengenal pendidikan pada kawasan konservasi laut. (1) Memahami tujuan dan profil sasaran didik (2) Memahami cara mengemas pesan-pesan melalui media (3) Memahami cara melakukan pendidikan kepada pengunjung/masyarakat
2
Perlengkapan untuk mengenal pendidikan pada kawasan konservasi laut mencakup:: (1) 1 (satu) buah white board dan white board maker serta penghapus (2) ( empat) buah papan peta singkap dan bahan ajar (3) 1 (satu) set multi media ( laptop,Infocus, dan layar serta soft copy power point/bahan tayang) (4) 1 ( satu) paket peralatan /bahan tulis menulis untuk tugas –tugas kelompok
3
Tugas pekerjaan untuk mengenal pendidikan dan kawasan konservasi laut, meliputi: (1) Menyusun program pendidikan yang effektif bagi masyarakat lokal (2) Memahami metoda pendidikan partisipatip interaktif
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 2 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
4
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Peraturan yang berkaitan dengan Pendidikan pada Kawasan Konservasi Perairan/Laut: (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (3) Undang-Undandang Nomor 31 2004 Tentang Perikanan yang telah diubah menjadi UU No 45 Tahun 2009 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (5) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 Tentang Konsrvasi Sumberdaya ikan (6) Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan Nasional (7) PERMEN KP No 17/MEN/2008 Tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (8) PERMEN NAKERTRANS Nomor :PER.21/MEN/X/2007.Tentang Tata Cara Penetapan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Panduan Penilaian Penjelasan penilaian Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini adalah sebagai berikut: (1) KKP.KP.01.002.01 perairan
Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi
(2) KKP.KP.02.001.01 laut
Menjelaskan beberapa proses dan interaksi penting pada ekosistem
Kondisi penilaian (1) Kondisi penilaian yang merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini yang terkait dengan : (2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis, praktek/demonstrasi di tempat kerja/tempat uji kompetensi.
Pengetahuan yang dibutuhkan Pengetahuan yang dibutuhkan untuk unit kompetensi ini, adalah sebagai berikut: (1)
Pendidikian KKP untuk masyarakat lokal
(2)
Identifikasi kelompok sasaran dan tunjuan pendidikan
(3)
Pohon masalah
(4)
Menentukan prioritas dengan menggunakan analisis USG
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 3 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
(5)
Analisa kelompok sasaran
(6)
Matrik dalam menilai pilihan
(7)
Insentif
(8)
Menilai kebutuhan belajar dengan survei
(9)
Menyusun profil kelompok sasaran
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
(10) Perbedaan cara belajar orang dewasa dan pendidikan anak-anak (11) Bahan-bahan, media, dan perlengkapan untuk pendidikan dan outreach (penyuluhan) (12) Mengemas pesan (13) Media (14) Berita (15) Menyusun tema-tema interpretatif utama (16) Pusat informasi pengunjung (17) Brosur, selebaran, dan panduan lapangan (18) Trek di alam (19) Kebun raya (20) Peran pemandu (21) Kunci keberhasilan dari sistem pelatihan pemandu (22) Penegakan Peraturan Keterampilan yang dibutuhkan Keterampilan yang dibutuhkan untuk unit kompetensi ini adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi sasaran pendidikan yang paling mengganggu terhadap kawasan konservasi laut (2) Menyusun program pendidikan yang effektif bagi masyarakat lokal (3) Menyusun profil dari kelompopk sasaran berdasarkan hasil survey (4) Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda (5) Mendidik pengunjung
Aspek Kritis (1) Aspek kritis untuk menemukenali sikap kerja yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah: (2) Mengidentifikasi sasaran pendidikan yang paling mengganggu terhadap kawasan konservasi laut (3) Menyusun program pendidikan yang effektif bagi masyarakat lokal (4) Menyusun profil dari kelompopk sasaran berdasarkan hasil survey Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 4 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
(5) Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda
Unit Kompetensi yang Terkait (1) KKP.KP.01.002.01 perairan
Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi
(2) KKP.KP.02.001.01 Menjelaskan beberapa proses dan interaksi penting yang terjadi di dalam ekosistem laut (3) KKP.KP.02.002.02 Menjelaskan program penegakan hukum untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan (4) KKP.KP.03.001.01 Menjelaskan program perikanan berkelanjutan untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan (5) KKP.KP.03.002.01 Menjelaskan program pariwisata berkelanjutan untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan Kompetensi Kunci NO
Kompetensi Kunci dalam Unit Ini
TINGKAT
1.
Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi
2
2.
Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide
2
3.
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
2
4.
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
2
5.
Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis
2
6.
Memecahkan masalah
2
7.
Menggunakan teknologi
2
B Unit Kompetensi Prasyarat Sebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi memberi pakan ini, peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut: (1) KKP.KP.01.002.01 perairan
Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pengelolaan kawasan konservasi
(2) KKP.KP.02.001.01 laut
Menjelaskan beberapa proses dan interaksi penting pada ekosistem
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 5 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
C Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi Judul Unit Kompetensi Kode Unit Kompetensi Deskripsi Unit Kompetensi
: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan : KKP.KP.02.002.01 : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk membangun pengelolaan yang efektif pada suatu kawasan konservasi perairan melalui program pendidikan untuk masyarakat. Pembahasan mencakup cara mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan, menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal, cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran dan hal -hal yang berkaitan dengan pendidikan untuk pengunjung. Prakiraan Waktu Pelatihan : 8,0 JP @ 45 menit Tabel Silabus Unit Kompetensi :
Elemen Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
Indikator Unjuk Kinerja
Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan (1)
Peran program pendidikan masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan konservasi dijelaskan (1.1) kelompok sasaran dan tujuan pendidikan diidentifikasi (1.2)
Dapat menjelaskan sasaran dan tujuan pendidikan
mampu mengidentifikasi sasaran dan tujuang pendidikan
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Materi Pelatihan Pengetahuan (HO 3.1) Program Pendidikan lingkungan hidup di Rodrigues, Mauritus
Keterampilan
Berbagai cara belajar (1.2.1)
Mengidentifikasi perbedaan cara belajar (3.1)
Sikap
Jumlah Jam Pelatihan Teori Praktek 0,25
0,25
Lama Pelatihan @ 45 menit 0,25
0,25
Cara pembelajaran anak-anak (1.2.2) Halaman: 6 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
(HO 3.2 ) Prinsipprinsip pembelajaran untuk orang dewasa Kiat merancang program dengan cara belajar yang berbeda-beda (1.3)
Dapat menjelaskan kiat merancang program dengan cara belajar yang berbeda-beda
Kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut diidentifikasi (1.4)
Mampu mengidentifikasi kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut Harus mampu mengidientifikasi kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut dengan benar
Kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut diidentifikasi (1.5)
Menyusun program
Tiga aspek kompetensi dan
Dapat menjelaskan tiga aspek
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
(Latihan 3.1 ) Seperti apa cara belajar anda
Kiat merancang program dengan cara belajar yang berbedabeda (1.3.1)
(Latihan 3.2) Menentukan kelompoksasaran dan tujuan pendidikan
Mampu mengidientifik asi kelompok sasaran pendidikan yang mengganggu kawasan konservasi laut dengan benar Tiga aspek kompetensi dan
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
Halaman: 7 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal (2)
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat dijelaksan (2.1)
kompetensi dan teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat
teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat (2.1.1)
Urutan prioritas tentang masalah yang ditangani oleh program untuk masyarakat dibuat (2.2)
Mampu membuat urutan prioritas tentang masalah yang ditangani oleh program untuk masyarakat
Inventarisasi permasalahan (2.2.1) Membuat urutan prioritas (2.2.2) Analisis kelompok sasaran (2.2.3)
(Latihan 3.3) Menentukan kelompok sasaran dan tujuan pendidikan
0,25
0,5
0,75
(Latihan 3.4) Menyusun program pendidikan dengan membuat pohon masalah
0,25
0,5
0,75
Matriks untuk menentukan pilihan kegiatan pendiikan Insentif (2.2.4) Survei untuk menilai kebutuhan belajar (2.2.5) Program pendidikan yang efektif bagi masyarakat disusun (2.3)
Mampu menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat
Kiat untuk
Dapat menjelaskan
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Kiat untuk memilih
0,25
0,25 Halaman: 8 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
memilih kegiatan yang akan dilakukan dijelaskan (2.4) Tahapan membuat rencan kerja kegiatan pendidikan (2.5)
kiat untuk memilih kegiatan yang akan dilakukan
kegiatan yang akan dilakukan (2.4.1)
Dapat menjelaskan tahapan membuat rencan kerja kegiatan pendidikan Mampu menyusun profil tentang kelompok sasaran berdasarkan hasil survei disusun Harus mampu menyusun profil tentang kelompok sasaran dengan benar
Tahapan membuat rencana kerja kegiatan pendidikan (2.5.1)
Cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran dijelaskan (3.1)
Dapat menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran
Cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran melalui media (3.1.1)
Pesan untuk kelompok sasaran dikemas (3.2)
Mampu mengemas pesan untuk kelompok sasaran
Profil tentang kelompok sasaran berdasarkan hasil survei disusun (2.6) Profil tentang kelompok sasaran disusun dengan benar (2.7)
Menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran (3)
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
0,25
(Lembar Kerja 3.1) Menyusun profil dari kelompok sasaran anda
0,25
Mampu menyusun profil tentang kelompok sasaran dengan benar
(Latihan 3.5) Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang
0,25
0,5
0,75
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,5
0,75
Halaman: 9 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
berbeda-beda
Menjelaskan halhal yang berkaitan dengan pendidikan kepada pengunjung (4)
Pesan untuk kelompok sasaran yang berbeda – beda dikemas dengan jelas (3.3)
Harus mampu mengemas pesan untuk kelompok sasaran yang berbeda-beda dengan jelas
Mampu mengemas pesan untuk kelompok sasaran yang berbeda-beda dengan jelas
Jenis-jenis media komunikasi untuk menyampaikan pesan dijelaskan (3.4)
Dapat menjelakan jenis-jenis media komunikasi untuk menyampaikan pesan
Media (3.4.1)
Tema-tema interpetatif dengan pendidikan kepada pengunjung dijelaskan (4.1)
Dapat menjelaskan Tema-tema interpretatif dengan pendidikan kepada pengunjung
Beberapa petunjuk untuk melakukan artikulasi dari tematema interpretatif (4.1.1)
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
Berita (3.4.2)
(HO.3.3) Contohcontoh tema interpretatif utama (HO.3.4) Interpretasi dan rambu-rambu (Hand-out 3.5) Membantu wisatawan
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 10 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
memahami ramburambu interpretatif Pusat informasi pengunjung (4.1.2) (HO 3.6) Survei pengunjung (HO 3.7) Hasil survei pengunjung Brosur, selebaran, dan panduan lapangan (4.1.3) Trek di alam (4.1.4) Pusat Informasi dpengunjung di rancang (4.2)
Mampu merancang pusat informasi pengunjung
Penyiapan pemandu KKP dan pariwisata dijelaskan (4.3)
Dapat menjelaskan penyiapan pemandu KKP dan pariwisata
(Latihan 3.6) Merancang pusat informasi pengunjung (HO 3.8) Studi kasus tim OCEAN pada Taman Nasional Laut di Amerika
0,25
0,25
0,5
0,75
0,25
(HO 3.9) Studi kasus : Pemandu alam di taman nasional Galapagos Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 11 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Peran pemandu (4.3.1) (HO 3.10) Tips untuk program pemandu wisata Kunci keberhasilan dan sistem terpadu (4.3.2) Ketersediaan pemandu (4.3.3) Ketersediaan lowongan pekerjaan (4.3.4) Hubungan antara pemandu lokal dengan pemandu luar (4.3.5) Kemampuan bahasa (4.3.6) Pemandu lapangan disiapkan (4.4)
Mampu menyiapkan pemandu lapangan JUMLAH
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
(Latihan 3.7) Menyiapkan pemandu
0,25
0,25
0,5
5,25
2,75
8,0
Halaman: 12 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
BAB II MATERI UNIT KOMPETENSI MENJELASKAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
A Latar Belakang Pendidikan adalah aspek kunci yang mendukung keberhasilan kegiatan konservasi dan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP). Pendidikan dapat diberikan kepada semua tingkatan dan kepada semua kelompok termasuk kelompok masyarakat lokal, penyelenggara wisata berikut stafnya, wisatawan di KKP, dan staf pengelola KKP itu sendiri. Bahan-bahan edukatif dan peralatan promosi sangat penting di dalam meningkatkan kesadaran tentang isu KKP, yang akan mendidik masyarakat lokal agar mereka dapat melakukan advokasi terhadap kekayaan alam mereka, dan juga untuk mendorong perilaku positif dari semua pihak terkait yang nantinya akan memberikan efek positif kepada KKP tersebut. (1) Meningkatkan kesadaran di antara pihak-pihak terkait dan mendorong partisipasi mereka; (2) Mengubah cara pandang dan perilaku orang-orang yang dikaitkan dengan isu tertentu seperti perlindungan terhadap sumberdaya/satwa (misalnya masalah kebiasaan mengkonsumsi telur penyu); (3) Mensosialisasikan KKP dan keberhasilannya serta perubahan yang terjadi, baik di dalam peraturan, maupun kegiatan pengelolaannya; (4) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian tentang KKP di tingkat regional dan internasional untuk memperkuat hubungan; (5) Asistensi di dalam penggalangan dana. Alat untuk mencapai target-target tersebut meliputi strategi dan metode komunikasi, termasuk di dalamnya ialah material cetak, video, situs/portal di internet, media (TV, radio, surat kabar), pameran-pameran, acara-acara khusus, dan juga ritual serta festival tradisional. Bekerja sama secara efektif dengan media membutuhkan latihan dan ketekunan, namun sepadan dengan hasilnya, karena manajer KKP dapat meneruskan pesan-pesannya ke pendengar baik di tingkat lokal maupun regional. Radio, media cetak, dan televisi semuanya adalah media yang berbeda, namun yang terpenting, dalam setiap kesempatan manajer KKP harus dapat menjelaskan dan menekankan beberapa hal penting secara singkat dan jelas. Komunikasi yang efektif ke kalangan luas dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Dengan melakukan ceramah, presentasi, ataupun mengajar di sekolah, serta menghubungi media lokal ataupun nasional untuk meliput kegiatan-kegiatan tersebut, maka manajer KKP dapat menjangkau kalangan luas di dalam menyampaikan pesannya. Pada kasus lainnya, wartawan itu sendiri yang akan menghubungi manajer KKP untuk wawancara ataupun diskusi panel. Radio, media cetak, maupun televisi menawarkan keuntungan-keuntungan yang berbeda-beda, namun untuk setiap pendekatan yang dipilih, manajer KKP perlu dapat mempresentasikan beberapa hal penting secara
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 13 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
sederhana. Bahasa tubuh dan gaya bicara yang meyakinkan, dapat menolong manajer KKP untuk mengkomunikasikan beberapa hal penting tersebut secara efektif dan terpercaya. B Tujuan (1) Mengetahui bagaimana mengidentifikasikan kelompok sasaran anda dan bagaimana menyusun pesan kepada kelompok sasaran tersebut (2) Mengetahui bagaimana cara membangun program dan rencana kegiatan pendidikan yang efektif (3) Memahami perangkat, peralatan, dan pendekatan yang diperlukan, untuk kegiatan pendidikan (4) Mengetahui bagaimana cara untuk mengajak dan mendidik masyarakat, pengunjung, dan kalangan media (5) Memahami pentingnya keberadaan seorang pemandu naturalis yang terlatih dengan baik, dan memahami betapa rumitnya membangun program pelatihan pemandu yang efektif di kalangan masyarakat lokal (6) Memahami cara berpikir wartawan dan pesan seperti apa yang akan diberikan kepada mereka (7) Meningkatkan rasa nyaman anda di dalam melakukan presentasi dan wawancara
C Ruang Lingkup Ruang lingkup pembahasan modul terdiri dari: (1) Pendidikan masyarakat lokal (2) Media komunikasi (3) Pendidikan kepada pengunjung (4) Pemandu dan pelatihan pemandu
D Peristilahan (1) Profesi: suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. (2) Standardisasi: proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. (3) Penilaian/uji kompetensi: proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 14 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
(4) Pelatihan: proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. (5) Kompetensi: kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerj a untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. (6) Standar kompetensi: standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. (7) Sertifikat kompetensi: pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. (8) Sertifikasi kompetensi: proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji kompetensi.
E Diagram Alir Pencapaian Kompetensi
Gambar 1. Diagram alir pembahasan elemen-elemen kompetensi untuk mencapai kompetensi ”menjelaskan program pendidikan untuk pengelolaan kawasan konservasi perairan”.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 15 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
MATERI UNIT KOMPETENSI 1 1.1
Elemen Kompetensi: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan Aspek Pengetahuan: Peran program pendidikan masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan konservasi
Terselenggaranya pengelolaan konservasi kawasan laut yang efektif bergantung kepada dukungan dari kelompok masyarakat yang mengandalkan kehidupannya dari laut, seperti para nelayan, maupun lembaga yang menggunakan laut sebagai aktifitas usahanya. Para kelompok pengguna, dan lembaga swasta maupun pemerintah, dan masyarakat lokal di sekitar KKP tidak akan mendukung program konservasi jika mereka tidak memahami manfaat dari konservasi terhadap keberlanjutan kegiatan usaha mereka khususnya dalam peningkatan perekonomian karena berkembangnya peluang usaha baru. Dalam membangun kepedulian dan rasa tanggung jawab bersama untuk menjaga kawasan laut dari kerusakan ekosistem yang berakibat terhadap menurunnya pendapatan maka mereka perlu diberikan suatu pendidikan dan pelatihan tentang KKP dengan perencanaan pada wilayah KKP yang dibangun dengan tujuan khusus. Dengan bekerja sama bersama mitra-mitra seperti sekolah, kelompok nelayan, dan pemerintah lokal, KKP dapat menjadi sarana yang merangsang kepedulian terhadap lingkungan dan membangun kapasitas masyarakat lokal di dalam pengelolaan sumberdaya laut dan sekaligus memanfaatkan KKP mempunyai multiplier effect bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat di sekitarnya serta pemerintah daerah. Negara-negara dengan KKP yang berjalan secara efektif, biasanya memiliki warga negara yang tingkat kesadarannya tinggi terhadap konservasi. Pendidikan lingkungan hidup (PLH) ditujukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan, dan juga menanamkan etika serta nilai terhadap konservasi, sehingga anggota masyarakat dapat berperan aktif terkait pemanfaatan sumberdaya alam mereka. Monitoring perlu selalu dilakukan untuk mengukur perubahan tingkat kesadaran terhadap lingkungan dan juga perubahan perilaku, terkait dengan isu KKP, akan menjadi umpan balik yang berharga untuk menentukan strategi pendidikan yang efektif terhadap masyarakat untuk menyiapkan pesan-pesan kepada masyarakat baik melalui pelatihan, penyuluhan dan penyebaran brosur, pemasangan spanduk, dan berkampanye. 1.2
Aspek Keterampilan: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan
Langkah pertama di dalam mendesain program pendidikan ialah mengidentifikasi kelompok sasaran utama. Kelompok sasaran utama dapat diidentifikasi dengan cara melakukan pengumpulan data terhadap orang-orang yang mempunyai kegiatan dikawasan konservasi laut yang dampaknya paling banyak terhadap kerusakan ekosistem dilaut baik biota laut maupun abiota laut. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan pengamatan langsung, laporan dari masyarakat, atau berbagai informasi yang dapat dipercaya. Pelaku utama mungkin berasal dari kelompok nelayan, dive operators, para wisatawan, para pemilik penginapan, orang-orang di pelabuhan, para politisi, para pelajar, dan lain sebagainya. Untuk mengidentifikasi kelompok sasaran secara sederhana, langkah pertama adalah mendata semua kegiatan pelaku yang mengganggu terhadap kelestarian kawasan konservasi laut, misalnya penangkapan ikan dengan menggunakan bom, penambangan terumbu karang, penangkapan ikan di Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 16 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
zona inti, atau hal-hal lain yang merusak ekosistem atau berlawanan dengan kegiatan konservasi. Dari berbagai kegiatan yang terjadi perlu pengumpulan data, antara lain frekuensi yang dilakukan, identitas pelaku, serta bukti-bukti terjadi kerusakan biota maupun abiota yang menyebabkan kerusakan ekosistem. Dengan menganalisis para data yang telah dikumpulkan, maka sasaran utama dapat identifikasi. Selain sasaran utama, tujuan pendidikan yang dicapai (outcome) juga harus jelas. Tujuan pendidikan adalah untuk merubah atau mempengaruhi pengetahuan, keetrampilan dan sikap dalam satu jenis kelompok sasaran berdampak terhadap kerusakan ekosistem laut. Sebagai contoh, pada Proyek Central Visayas di Filipina, kelompok nelayan yang dibekali pendidikan tentang bagaimana membuat dan memanfaatkan terumbu karang buatan, akhirnya dapat meningkatkan jumlah penangkapan mereka dan menghindari penggunaan bahan peledak sebagai alat tangkap mereka.
1.2.1
Berbagai cara belajar
“Cara belajar orang dewasa” berarti cara orang dewasa menyerap informasi baru dan cara merek a menerapkan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai baru tersebut pada pekerjaan mereka. Penelitian dan pengalaman praktis menunjukkan bahwa cara belajar orang dewasa berbeda dengan anak-anak. Orang dewasa telah memiliki pengalaman atau wawasan sebe lumnya, dan cenderung mengatur sendiri cara mereka menyerap informasi dan mengembangkan diri. Oleh karenanya, banyak teknik pengajaran konvensional di kelas, yang biasa diberikan ke siswa atau pelajar, tidak menjadi efektif jika diterapkan ke orang dewasa. Untuk menjadi efektif, pelatihan pengelolaan KKP bagi dewasa, perlu mempertimbangkan kemampuan mereka di dalam berpikir kritis, ketrampilan yang telah mereka peroleh selama ini, dan kecenderungan sikap mereka. Tabel 3.1. Perbandingan cara belajar di antara anak-anak dan orang dewasa Aspek
Cara belajar anak-anak:
Cara belajar dewasa:
Pendapat
Tidak memiliki banyak pendapat yang berasal dari pengalaman sebelumnya
Membawa banyak pendapat berdasarkan dari pengalaman atau pengetahuan sebelumnya; Tidak segan untuk mengajukan pendapat yang mereka miliki di depan kelas
Tanggapan terhadap informasi yang disampaikan
Menerima informasi apa adanya;
Respons terhadap kondisi kelas
Terbiasa dengan kondisi kelas
Cenderung mempercayai apa yang diajarkan oleh pengajar
Tidak terlalu malu
Tidak menerima informasi begitu saja, dapat menolak informasi yang diberikan pengajar karena mereka memiliki pengalaman atau pengetahuan sebelumnya Tidak terbiasa dengan kondisi dan suasana kelas Dapat merasa malu
Respons terhadap perintah, arahan atau
Umumnya selalu mengikuti
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Menentukan sikap secara mandiri, tidak selalu harus diarahkan.
Halaman: 17 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
instruksi Ketergantungan pada pengajar
Sangat tergantung
Tidak tergantung karena mereka berpartisipasi secara mandiri
Tanggungjawab dan peran dalam proses pembelajaran
Bertanggungjawab sedikit saja
Ikut menentukan proses pembelajaran
Motivasi belajar
Dipengaruhi oleh faktor dari luar, seperti pengaruh dari keluarga, agama, dan tradisi/budaya), dan tidak selalu dapat melihat manfaat langsung dari proses belajar yang dilakukannya
Termotivasi oleh dirinya sendiri dan mampu melihat manfaat langsung dari pembelajaran yang diikutinya. Umumnya sudah tahu bagaimana menerapkan secara langsung, pengetahuan atau ketrampilan yang diperolehnya.
Kemampuan mengatur topik atau materi yang dipelajari
Tidak mempunyai kemampuan untuk mengatur topik atau materi yang dipelajari karena sepenuhnya ditentukan pengajar.
Lebih menyukai untuk dapat berpartisipasi dalam menyeleksi topik dan isi materi yang akan dipelajari, yang disesuaikan dengan isu yang dihadapi dan kondisi tempat mereka bekerja.
Dimodifikasi dari: Stone (1997) Latihan 3.1: Mengidentifikasi perbedaan cara belajar di antara orang dewasa dan anak-anak? Tujuan: Membedakan beberapa tipe dan peralatan belajar yang disesuaikan dengan kategori usia dari kelompok sasaran. Petunjuk: Bekerjalah dalam kelompok anda, buat daftar karakter/sifat orang dewasa yang berbeda dari anak anak, dan pikirkan bagaimana perbedaan-perbedaan sifat tersebut dapat mempengaruhi cara mengajar kepada orang dewasa. Diskusikan. Waktu: 30 menit
1.2.2
Cara pembelajaran anak-anak
Siswa sekolah merupakan pendengar yang baik. Sekolah dan guru umumnya bersemangat di dalam mengajarkan materi lingkungan hidup yang ada di sekitar se kolah kepada siswa mereka. Siswa tersebut biasanya mudah menerima pesan-pesan lingkungan yang diberikan, termasuk yang terkait dengan isu KKP, dan biasanya mereka akan meneruskan pesan-pesan lingkungan tersebut kepada orang tua mereka dan juga kepada anggota keluarga yang lain. Pembelajaran yang paling berhasil biasanya melalui pengalaman pribadi dan refleksi, serta dikombinasikan dengan “pengalaman merasakan”. Kelima indera perasa (meraba, melihat, mencium, merasakan, dan mendengar) dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses belajar (sebagai contoh melakukan pengamatan di lapangan). Jika KKP di daerah kita mempunyai pusat Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 18 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
informasi pengunjung, maka kegiatan-kegiatan pengamatan dapat dilakukan di sekitar fasilitas tersebut. Sangat menguntungkan pula apabila kita melibatkan pihak museum setempat, kalangan pengusaha, dan kelompok-kelompok pencinta lingkungan untuk mendukung aktivitas Pendidilan Lingkungan Hidup yang kita lakukan. Kegiatan-kegiatan interaktif, namun bukan dalam bentuk pengamatan lapangan, cenderung lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Contohnya antara lain ialah: permainan kartu, puzzle, dan kuis yang isi/temanya dapat didesain dan disesuaikan dengan isu KKP. Selain dari itu, masih banyak kegiatan lain yang dapat dilakukan, yang temanya juga dapat dikaitkan dengan isu KKP, seperti mengunjungi museum, menonton pertunjukan (drama, puisi, dongeng, musik, boneka), melakukan kegiatan seni seperti membuat kostum pertunjukan dan bahan-bahan pameran, berpartisipasi di program acara radio, televisi, dan video, kompetisi olahraga dan seni, melakukan daur ulang dan membuat kerajinan, serta mengadakan acara-acara khusus untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan. Pengamatan di lapangan mungkin salah satu cara terbaik di dalam membentuk kesadaran dan kepedulian. Contoh-contoh dari aktivitas pengamatan lapangan antara lain ialah melakukan pengamatan di daerah pasang surut, mengamati tumbuhan mangrove, bebatuan pantai, pantai berpasir, terumbu karang (melalui glass-bottom boats ataupun snorkeling), mengunjungi lokasi sarang telur penyu dan sarang burung (hanya boleh jika aktivitas ini dikelola dengan baik dan hati hati), pengamatan terhadap lumba-lumba, paus, dan Ikan Hiu Paus, dan juga kegiatan pengelolaan lingkungan seperti menanam tumbuhan pantai atau membersihkan pantai dari sampah. Pengamatan lapangan dapat memakan biaya yang sangat tinggi, karena biasanya membutuhkan kapal atau alat transportasi lainnya. Ketika pihak pengelola KKP kekurangan dana, maka biasanya donor dan sektor bisnis mau mendukung asalkan aktivitas pengamatan lapangan tersebut terkelola dengan baik. Anggota dari kelompok masyarakat juga dapat membantu (contohnya dengan menyediakan kapal nelayan mereka sebagai alat transportasi). Menyediakan insentif merupakan langkah yang baik karena dapat meningkatkan motivasi belajar dari kelompok sasaran. Anak-anak biasanya lebih tertarik pada aktivitas di lapangan, sehingga aktivitas di lapangan ini bisa dihubungkan kepada kegiatan belajar di kelas. Contohnya, aktivitas berenang dan snorkeling merupakan insentif bagi siswa, apabila mereka berhasil mengikuti pelatihan dan mengerjakan tugas-tugas secara lengkap. Hand-out 3.1: Program pendidikan lingkungan hidup di Rodrigues, Mauritius
1.2.3
Cara pembelajaran orang dewasa
Orang dewasa memiliki kebutuhan belajar yang unik, yang mencakup tiga hal, yaitu: 1. Motivasi dan ingatan - ingin mengetahui manfaat yang jelas, resistensi untuk berubah, dan mengandalkan pengalaman pribadi mereka 2. Metode untuk pelatihan orang dewasa - mereka lebih suka berdiskusi di dalam kelompok kecil, memahami pentingnya menemukan sesuatu, dan merasakan kebutuhan untuk berlatih 3. Kondisi untuk belajar - pentingnya masalah waktu dan kebutuhan untuk kenyamanan Hand-out 3.2: Prinsip-prinsip pembelajaran untuk orang dewasa Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 19 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Tidak semua orang dewasa memiliki cara belajar yang sama. Selama hidupnya, umumnya orang dewasa telah memiliki kemampuan belajar sendiri dengan memilih metode tertentu yang sesuai untuknya. Perbedaan dari kemampuan belajar tersebut dapat menjadi tantangan dalam mendesain program Pendidikan. Adapun beberapa jenis metode atau cara belajar orang dewasa tercantum di bawah ini: Belajar dengan mendengar (audio). Orang dengan cara belajar ini akan belajar paling baik melalui cara mendengarkan. Ketika mereka dapat memberikan tanggapan dengan berbicara, artinya mereka telah menyimpan informasi tersebut dengan sangat baik. Sebagai contoh ialah belajar melalui perkuliahan ataupun pendidikan formal lainnya. Belajar dengan melihat (visual). Orang dengan cara belajar ini merespons paling baik terhadap komunikasi visual, termasuk di antaranya melalui presentasi, penampilan gambar-gambar, dan bahan-bahan tertulis. Mereka menyimpan informasi paling baik dengan cara membaca isyarat visual. Beberapa di antara mereka lebih menyukai bahan-bahan tertulis, yang lainnya menyukai belajar melalui gambar-gambar dan grafik. Belajar dengan cara mengalami. Orang dengan cara belajar ini akan belajar paling baik melalui kegiatan interaktif, yang mengkombinasikan teori dan praktek. Mereka menyimpan informasi paling baik ketika melakukan percobaan ataupun praktek. Hal ini dikenal juga sebagai sistem pembelajaran dengan cara mengalami dan berpartisipasi. Belajar dengan metode gabungan. Orang dengan cara belajar ini belajar dengan menggunakan campuran dari berbagai metode di atas. Mereka menyimpan informasi paling baik dengan menggabungkan metode-metode belajar yang ada, yakni melalui cara mendengarkan, melalui visual, dan juga dengan cara mengalami. Oleh karenanya, di dalam sebuah kelas, anda mungkin memiliki peserta yang belajar dengan baik melalui grafik (belajar melalui visual), atau peserta yang tidak mudah memahami grafik kecuali ia melakukan sendiri percobaannya kemudian mencantumkan hasilnya ke dalam bentuk grafik (belajar dengan cara mengalami), ataupun peserta yang memahami informasi setelah berdiskusi secara verbal dengan sesamanya (belajar melalui audio). Sebagai tambahan terhadap keberagaman dari cara menerima informasi ini, ada pula cara belajar dimana orang lebih cenderung untuk melakukan percobaan secara aktif, pengamatan yang reflektif atau pengalaman yang nyata, keterlibatan secara emosi, ataupun kombinasi di antaranya. Beberapa orang belajar paling baik hanya apabila informasi yang diberikan terkelol a dengan sangat baik; sedang yang lainnya mungkin tidak terlalu membutuhkan seperti itu, tetapi lebih membutuhkan keterlibatan emosi. Beberapa orang sangat suka melakukan tes terhadap sebuah gagasan baru dengan melakukan percobaan atau melihat contoh secara nyata di sekeliling mereka, sementara yang lain puas dengan hanya mendiskusikannya secara teori. Latihan 3.2: Seperti apa cara belajar anda? Tujuan: Untuk memahami bahwa di dalam setiap kelompok peserta dapat memiliki cara belajar yang berbeda. Petunjuk: Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 20 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Jawablah dengan singkat pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan bandingkanlah jawaban anda dengan jawaban dari peserta yang lain. (1) Anda tergolong orang dengan cara belajar melalui audio, visual, atau belajar dengan cara mengalami? Jika cara belajar anda melalui visual, apakah anda lebih menyukai teks/tulisan, grafik, atau foto/film? Apakah menurut anda diagram konsep dan bagan alir berguna untuk menjelaskan sesuatu? (2) Apakah mengganggu anda jika informasi yang diberikan tidak sistematik dan tidak terkelola dengan baik? Apakah anda menganggapnya berguna apabila proses belajar dimulai dengan cerita pribadi ataupun cerita yang menggugah emosi? (3) Apakah anda lebih suka untuk segera melakukan tes terhadap sebuah aplikasi dari teori, ataukah anda lebih suka untuk memusatkan perhatian pada teori? (4) Apabila anda diminta untuk mempelajari sebuah materi melalui salah satu metode yang tercantum berikut ini, manakah di antaranya yang menjadi metode paling baik untuk anda belajar: lembar berisi tulisan, presentasi dengan grafik dan foto-foto, perkuliahan, film, perbincangan dengan pengajar, diskusi kelompok, ataukah pengamatan lapangan. Waktu: 25 menit (10 menit menulis, 15 menit diskusi terbuka)
1.3
Aspek Penengetahuan: Menjelaskan kiat merancang program dengan cara belajar yang berbeda-beda
1.3.1 Kiat merancang program dengan cara belajar yang berbeda-beda Bagaimana cara staf KKP memfasilitasi beragam cara belajar ini dan membantu setiap orang untuk dapat menyerap informasi baru? Menjaga orang yang belajar tetap aktif Ada satu hal yang menjadi benang merah dari semua cara belajar tersebut: hasil belajar dapat tercapai paling optimal melalui keterlibatan dari orang yang belajar. Contohnya, orang akan belajar lebih banyak ketika mereka aktif menulis catatan yang mereka buat sendiri, daripada hanya pasif membaca catatan yang ditulis oleh orang lain. Serupa dengan itu, mereka juga dapat menerima informasi lisan secara lebih baik, jika mereka mendeskripsikan inti materi kepada rekannya, ataupun mengulang materi dengan kata-kata mereka sendiri, daripada hanya mendengarkan pengajar berbicara. Menyajikan informasi dengan berbagai cara Informasi dapat dipresentasikan dengan cara yang berbeda-beda: perkuliahan, diskusi dalam kelompok kecil, melakukan aktivitas, sesi tanya-jawab, dan lain sebagainya, dan juga dapat melalui berbagai media, seperti melalui media pengamatan/pengalaman secara langsung, melalui film/video, foto-foto, teks/tulisan, percakapan, dan lain sebagainya. Mengawali pembelajaran dengan “mengundang emosi” Presentasi dapat dimulai dengan sebuah “pancingan”, seperti sebuah berita, klip dari film, cerita pribadi, ataupun meminta peserta membagi pengalaman pribadi mereka. Hal ini akan membantu Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 21 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
peserta yang memiliki “cara belajar melalui pancingan emosi” menjadi terlibat dalam proses belajar. Hal yang juga umum dipraktekkan ialah dengan menggunakan “ice breaker” atau “metode pencairan suasana” yang mana memancing peserta berbicara tentang diri mereka ataupun pengalaman mereka. Gunakan contoh-contoh yang nyata Oleh karena sebagian dari peserta lebih menyukai adanya aplikasi praktis yang langsung dari gagasan yang ada, maka upayakan mencari contoh-contoh yang konkret dan nyata dari wilayah setempat, untuk menggambarkan inti-inti dari topik yang dipelajari. Jagalah konsep dan topik utama terkelola dengan baik Simak kurikulum yang anda punyai dan tentukan tiga atau empat topik yang paling utama dan penting untuk diberikan, dan kemudian tentukan sub topik dari setiap topik utama tersebut. A pakah anda telah menyajikan informasi secara logis dan sistematik? Ulangi topik kunci beberapa kali Penguatan dapat terjadi melalui pengulangan dari pesan-pesan kunci atau pesan-pesan penting, selama beberapa kali, dalam bentuk dan format yang berbeda-beda. Apapun cara belajar yang mereka miliki, semua akan mendapat keuntungan dari penerimaan pesan-pesan penting secara berulang selama beberapa kali. Penekanan topik-topik kunci sebaiknya selalu dilakukan di awal dan juga di akhir dari sesi pertemuan. Seperti halnya peribahasa kuno di bawah ini: Beritahu mereka apa yang akan anda beritahu Beritahu mereka Dan beritahu lagi mereka apa yang telah anda beritahu sebelumnya
Adalah penting untuk mempertimbangkan teknik-teknik apa saja yang paling cocok untuk diterapkan ketika berkomunikasi dengan peserta anda, apa yang paling membuat anda nyaman sebagai pengajar, dan apa yang sesuai dengan anggaran anda.
1.4
Aspek Keterampilan: Mengidentifikasi kelompok sasaran pendidikan yang menganggu kawasan konservasi laut
Untuk mengidentifikasi sasaran dan tujuan pendidikan langkah yang dilakukan adalah: 1) Mengumpulkan data semua kegiatan di kawasan konservasi laut yang melakukan kegiatan yang menyebabkan kerusakan biota laut dan atau abiota laut serta ekosistem di k awasan konservasi laut. 2) Menganalisis frekuensi kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh para pelaku utama yang menyebabkan kerusakan ekosistem laut. Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 22 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
3) Mengidentifikasi kerusakan ekosistem laut yang disebabkan kegiatan para pelaku di kawasan konservasi laut. 4) Menganalisis data konservasi laut.
para pelaku yang menjadi penyebab utama kerusakan kawasan
5) Menentukan prioritas pelaku utama yang dijadikan sasaran didik. 6) Menentukan tujuan pendidikan Latihan 3.3: Menentukan kelompok sasaran dan tujuan pendidikan Tujuan: Menentukan kelompok sasaran dan tujuan pendidikan di kawasan konservasi laut. Petunjuk: Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang diduga kuat akan merusak lingkungan di kawasan konservasi anda: (1) penangkapan ikan dengan menggunakan bom, (2) penambangan terumbu karang, (3) penangkapan ikan di zona inti atau daerah perlindungan laut. Bekerjalah dalam kelompok untuk menentukan siapakah pelaku utama kegiatan-kegiatan tersebut di atas berdasarkan asumsi dan data yang anda miliki. Apakah mereka dapat dijadikan kelompok sasaran dari program pendidikan yang akan kita lakukan? Mengapa Waktu : 15 menit
1.5
Aspek Sikap: Mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan pendidikan yang mengganggu KKP dengan benar.
Berbagai pihak memiliki kepentingan terhadap sumber daya alam yang terdapat di dalam kawasan konservasi perairan. Sebagian di antara mereka menggunakan sumber daya alam tersebut secara bijak, sementara sebagian lainnya cenderung akan merusak jika kegiatan mereka tidak dikendalikan dengan efektif. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pengelola KKP untuk dapat mengidentifikasi kelompok sasaran dan tujuan program pendidikan yang akan diselenggarakan oleh KKP. Kesalahan dalam mengidentifikasi kelompok sasaran akan berakibat pada sia-sianya program pendidikan.
2 2.1
Elemen Kompetensi: Menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tiga aspek kompetensi dan teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat
2.1.1 Tiga aspek kompetensi dan teknik pembelajaran dalam pendidikan untuk masyarakat Sebagai langkah awal, pendekatan dari beragam aspek, dikombinasikan dengan bahan-bahan cetak, presentasi audio-visual, dan interaksi secara langsung, mungkin adalah metode terbaik untuk memulai program pendidikan. Beberapa tambahan kegiatan dapat dilaksanakan, tergantung dari Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 23 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
kesesuaian terhadap kelompok sasaran dan juga anggaran yang tersedia: penggunaan media massa (media cetak, TV, radio), pameran-pameran, wisata edukatif, lokakarya, penjualan barang promo seperti kaos, dan aktivitas rekreasi yang tidak formal dengan fokus ke aspek pendidikannya. Tabel 3.2. Contoh teknik belajar untuk jenis aspek kompetensi yang menjadi fokus program pendidikan Aspek kompetensi yang menjadi fokus program pendidikan
Contoh teknik belajar
Peningkatan pengetahuan: mempelajari fakta dan informasi baru
Ceramah, presentasi, pemutaran video, kunjungan lapangan, penggunaan grafik dan diagram
Membangun keterampilan atau keahlian: mempelajari cara melakukan sesuatu
Peragaan contoh, pemberian instruksi, diikuti dengan latihan dan pemberian umpan balik, termasuk belajar dengan uji-coba (trial and error). Penelitian dan analisis dari penyelesaian masalah bersama kelompok, melalui kunjungan lapangan dan studi kasus
Membentuk perilaku tertentu: menanggapi Melakukan diskusi, bermain peran, membentuk suatu permasalahan dengan sikap dan karakter ideal/teladan, dan studi kasus reaksi yang diharapkan. Sumber: Stone (1997)
2.2
Aspek Keterampilan: Membuat urutan prioritas tentang masalah yang ditangani oleh program pendidikan
Pohon masalah adalah salah satu analisis unjtuk memercahkan suatu masalah. Sesuatu disebut masalah adalah apabila terjadi penyimpangan dari yang seharusnya telah ditetapkan. Masalah yang diangkat adalah masalah utama yan g menjadi isu saat ini atau isu aktual.
2.2.1
Inventarisi permasalahan
Tiga syarat bagi suatu masalah menjadi isu aktual bagi masyarakat adalah: 1) Problematik, yaitu sesuatu yang bisa dipecahkan atau dicari solusinya; 2) Masalah tersebut menjadi perhatian atau keprihatinan orang banyak karena menyangkut kepentingan umum atau berdampak luas pada masyarakat, bukan sekedar kepentingan pribadi atau kelompok kecil; 3) Aktual, artinya sesuatu yang baru atau masih menjadi pembicaraan hingga saat ini.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 24 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Di bawah ini ada contoh permasalahan lingkungan yang ada Kabupaten Raja Ampat, yaitu penurunan kualitas ekosistem laut. Degradasi lingkungan ini disebabkan oleh berbagai perilaku atau kegiatan, di antaranya adalah penangkapan ikan dengan bom, perburuan penyu dan telurnya, penangkapan ikan dengan sianida, pembuangan sampah, penangkapan ikan-ikan secara berlebihan (overfishing), dan penambangan karang. Keenam kegiatan tersebut muncul atau dipraktekan masyarakat karena berbagai alasan atau akar penyebab.
MASALAH BESAR
Penurunan Kualitas dari Ekosistem Laut di Raja Ampat
PERILAKU Penangkapan Ikan dengan bom
Perburuan Penyu dan Telurnya
Penangkapan Ikan dengan Sianida
Tradisi Untuk m akanan Untuk pendapatan Mudah diaw etkan Rasanya enak
Diekspor ke Cina Keperluan ekspor Mudah di dalam m enangkap Mudah m endapatkan sianida
Pem buangan Sam pah
Penangkapan Berlebihan untuk Spesies Target
Penam bangan Karang
AKAR PENYEBAB Sum ber m akanan Mencari bibit untuk diolah Mudah di dalam m enangkap Intim idasi Tidak adanya penegakan hukum
Tidak ada infrastruktur/siste m Tidak ada hukuman Kebiasaan/tradisi Mudah dilakukan Konsum tif terhadap produk dalam kemasan
Konsum tif Untuk dijual Harganya tinggi Tidak adanya penegakan hukum
Murah dan m udah Untuk pendapatan Bangunan m enjadi tahan lam a
Gambar 3.1 Contoh pohon masalah tentang penurunan kualitas ekosistem laut di Raja Ampat
2.2.2
Pembuatan urutan prioritas
Untuk menentukan penyebab masalah yang paling tepat dapat dipergunakan analisis USG yaitu singkatan dari: U (urgent, artinya sangat penting untuk segera ditangani, ada batas waktu), S (serious, artinya akan berdampak buruk jika tidak ditangani), dan G (growth, artinya jika tidak ditangani maka masalah akan menjadi semakin besar atau berdampak semakin buruk). Contoh: Perbandingan tingkat urgency di antara dua masalah:
Masalah A harus segera ditangani paling lambat sebulan kemudian, jika tidak ditangani dalam waktu 3 hari dianggap belum membahayakan. Demikian juga jika tidak ditangani dalam waktu 2 minggu, namun jika ditangguhkan lebih dari sebulan hari maka akan timbul bencana buruk.
Masalah B harus segera ditangani paling lambat seminggu kemudian, jika tidak ditangani dalam waktu 3 hari dianggap belum membahayakan, namun jika ditangguhkan lebih dari 7 hari maka akan timbul bencana buruk.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 25 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Kesimpulan: Di antara dua contoh masalah di atas maka masalah B harus lebih diutamakan atau mendapat prioritas untuk ditangani dibandingkan dengan masalah A. Perbandingan tingkat keseriusan (seriousness) di antara dua masalah:
Masalah A: jika tidak ditangani akan memberikan dampak kerugian finansial sebesar Rp 100.000.000,- .
Masalah B: jika tidak ditangani akan memberikan dampak kerugian finansial sebesar Rp 1.000.000,-.
Kesimpulan: Di antara dua contoh masalah di atas maka masalah A harus l ebih diutamakan atau mendapat prioritas untuk ditangani dibandingkan dengan masalah B. Perbandingan tingkat perkembangan (growth) di antara dua masalah:
Masalah A: masalah ini dialami atau berdampak pada 5 orang, namun masalah ini akan tetap hanya berdampak pada kelima orang tersebut walaupun masalah tersebut tidak ditangani.
masalah B: masalah ini dialami atau berdampak pada 5 orang, namun jika masalah ini tidak ditangani maka akan berdampak pada 1.000 orang.
Kesimpulan: Di antara dua contoh masalah di atas maka masalah B harus lebih diutamakan atau mendapat prioritas untuk ditangani dibandingkan dengan masalah A. Berikut adalah contoh penerapan dari teori USG untuk menyusun urutan prioritas masalah yang akan ditangani oleh pengelola sebuah kawasan konservasi perairan (Tabel 3.3). Tabel 3.3. Urutan prioritas permasalahan yang akan ditangani oleh pengelola kawasan konservasi berdasarkan urgency, seriousness and growth (USG) untuk merancang program pendidikan di Raja Ampat No
Perilaku
U
S
G
Jumlah NIlai
Urutan
1
Penangkapan ikan dengan bom
3
3
1
7
5
2
Perburuan penyu dan telornya
5
3
2
10
I2
3
Penangkapan ikan dengan cyanida
5
3
4
12
1
4
Pembuangan sampah
3
2
1
6
6
5
Penangkapan berlebihan untuk species (target)
3
3
2
8
4
6
Penambangan karang
3
3
3
9
3
Keterangan: Nilai-nilai: 5: tinggi sekali, 4: tinggi, 3: sedang; 2: rendah, dan 1=sangat rendah Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran pendidikan adalah: Ranking I : dengan nilai 12 adalah nelayan yang menggunakan cyanida Ranking II : dengan nilai 10 adalah penangkapan penyu dan telor penyu Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 26 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
2.2.3
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Analisis kelompok sasaran
Di dalam mendesain dan melaksanakan program PENDIDIKAN untuk mengubah perilaku yang akhirnya akan berdampak positif pada konservasi, sangatlah penting untuk mengidentif ikasikan kelompok sasaran yang spesifik, yang baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kelestarian lingkungan setempat. Terkadang, para pelaku tersebut paling tepat jika dijangkau dan dipengaruhi secara tidak langsung melalui kelompok atau pihak lain. Oleh karena itu anda mungkin akan memfokuskan program anda kepada kelompok atau pihak lain tersebut. Kelompok sasaran anda inilah yang kemudian dapat memberikan tekanan atau pengaruh kepada para pelaku, dan membentuk perubahan perilaku yang dibutuhkan. Tabel 3.4. Contoh hasil analisis pelaku dan kelompok sasaran untuk kegiatan penangkapan ikan dengan sianida dan perburuan telur penyu- Raja Ampat . Perilaku
Pelaku dan yang mempengaruhinya
Kelompok sasaran(*=prioritas)
(1)
(2)
(3)
Penangkapan ikan dengan sianida
Konsumen dari Cina
Nelayan dengan sianida
Pengepul (pihak yang menjual Aparat penegak hukum ke pasaran) Lembaga perwakilan masyarakat Nelayan dengan Aparat bea cukai menggunakan sianida Pemimpin agama Toko bahan kimia
Perburuan penyu dan telur penyu
Anggota masyarakat
Masyarakat Pemimpin adat dan pemimpin agama Guru Anak-anak
2.2.4
Matriks untuk menentukan pilihan kegiatan pendidikan
Setelah melakukan analisa kelompok sasaran, maka anda perlu mengidentifikasikan kegiatan alternatif apa saja yang dapat menggantikan perilaku yang merusak tersebut, dan kendala apa saja yang harus diatasi sehingga kegiatan-kegiatan alternatif tersebut dapat dipraktekkan. Tabel 3.2 menyajikan sebuah matriks yang dapat digunakan untuk menentukan pilihan kegiatan untuk mengganti perilaku merusak yang dilakukan oleh kelompok sasaran pendidikan. Untuk dapat mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan alternatif yang tepat guna, maka sebelumnya kita perlu menjawab tiga pertanyaan berikut terlebih dahulu. 1) Apakah kegiatan alternatif yang ditawarkan menyediakan keuntungan yang sama besar seperti halnya kegiatan yang selama ini telah dilakukan?
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 27 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
2) Apakah kegiatan alternatif yang ditawarkan memiliki dampak positif ataupun negatif terhadap lingkungan? (peserta dapat mengetahui ada/tidaknya dampak ini dengan panduan/bantuan dari ahlinya) 3) Apakah ada kendala dari pelaksanaan kegiatan alternatif tersebut, yang tidak dapat diatasi?
2.2.5
Insentif
Untuk banyak program konservasi, kesepakatan adanya insentif merupakan perangkat yang penting guna mendorong aksi, mengadopsi kegiatan-kegiatan alternatif, dan mengganti perilaku-perilaku yang cenderung merusak. Kesepakatan tentang insentif ini merupakan kesepakatan hasil negoisasi, dimana pemilik sumberdaya alam (contohnya kelompok masyarakat) berjanji akan menjaga habitat tertentu, ataupun spesies tertentu, dan sebagai gantinya, mereka akan mendapat keuntungan. Keuntungan yang diperoleh dapat berupa bantuan teknis, bantuan investasi, dukungan dalam pelayanan sosial, dan lowongan pekerjaan dalam perlindungan sumberdaya alam tersebut. Anda dapat menggunakan matriks dalam menilai pilihan untuk menentukan jenis-jenis insentif dan kegiatan-kegiatan alternatif yang tepat untuk konservasi ini. 2.2.6
Survei untuk menilai kebutuhan belajar
Untuk dapat menilai kebutuhan belajar dari kelompok sasaran anda, maka anda harus menyusun dan melakukan survei tentang pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku dari setiap kelompok sasaran anda. Langkah ini sangat penting. Sebagian besar program l angsung menyusun produk (seperti buklet atau poster) dan kegiatan, ataupun menyusun pesan-pesan (contohnya: selamatkan penyu!), namun survei yang dikelola dengan baik akan membantu anda menentukan pengetahuan dan ketrampilan apa yang telah ada, dan kekurangan apa yang harus anda penuhi. Informasi dari hasil survei akan membantu anda memillih perangkat yang dibutuhkan dan menyusun isi dari program pendidikan anda, dengan pesan-pesan yang tepat dan bahan-bahan serta aktivitas yang sesuai dan berkaitan dengan budaya dan kebutuhan dari kelompok sasaran anda. Hasil survei akan memberikan informasi sebagai berikut: 1) Pengetahuan yang dibutuhkan oleh mereka terkait isu yang tengah kita sorot sehingga mereka dapat mengadopsi praktek-praktek baru dan berpartisipasi di dalam konservasi. 2) Ketrampilan yang diperlukan oleh mereka untuk melakukan praktek-praktek atau kegiatankegiatan alternatif. Berbagai aspek yang harus dipertimbangkan dalam survei ini terdiri atas enam bagian adalah permasalahan lingkungan dan ekologi, perilaku, perlindungan, kegiatan alternatif, kendala, serta hiburan, media, komunitas dan buadaya. Berikut adalah penjelasan singkat dari masing-masing aspek tersebut. Permasalahan lingkungan dan ekologi Kelompok sasaran anda harus memahami dan menghargai konsep ekologi tertentu yang berkaitan dengan masalah/isu yang tengah disorot. Sebagai contoh, jika masalah utamanya ialah penurunan biodiversitas, maka masyarakat harus paham akan pentingnya spesies kunci, bahaya kepunahan, dan lain sebagainya. Perilaku Untuk lebih jauh memahami permasalahannya, masyarakat harus mengerti bahwa setiap perilaku yang cenderung merusak, yang teridentifikasi pada Pohon Masalah, akan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan dan kehidupan mereka sendiri. Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 28 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Perlindungan Perlindungan secara hukum atas sumberdaya alam dan biota adalah perangkat yang penting untuk melengkapi perubahan perilaku. Masyarakat perlu menyadari alasan di balik perlindungan, keuntungan dari adanya perlindungan, bagaimana sebuah wilayah dik elola, dan bagaimana mereka sendiri dapat berpartisipasi. Kegiatan alternatif Kelompok sasaran harus mengetahui dan peduli terhadap setiap alternatif. Mereka harus tahu bahwa kegiatan-kegiatan alternatif selama ini, keuntungan apa saja yang dapat diperoleh dari kegiatan-kegiatan alternatif ini, apa yang harus mereka lakukan agar mereka dapat mengerjakannya, bagaimana mereka dapat memperoleh ketrampilan yang dibutuhkan, dan dimana mereka akan mendapat dukungan. Kondisi yang mempengaruhi kegiatan alternatif ini meliputi keadaan ekonomi dan pasar, kondisi politik dan hukum, serta akses ke sumberdaya alam. Kendala Untuk setiap alternatif, akan ada beberapa kendala. Kelompok sasaran harus memahami kendala-kendala tersebut, mengetahui bagaimana mengurangi atau menghilangkannya, dan mempunyai motivasi untuk mengatasi kendala tersebut. Kendala-kendala yang umum antara lain ialah tersedianya waktu, dana, tenaga kerja, dan teknologi. Kondisi yang mempengaruhi perilaku masyarakat antara lain ialah kondisi ekonomi dan pasar, politik dan hukum, kebiasaan, teknologi, akses ke sumberdaya alam, sikap malas, faktor emosi, nilai-nilai sosial, budaya, tersedianya waktu, kelelahan bekerja, dan kesehatan. Hiburan, media, komunitas, dan budaya Sebagai tambahan untuk menentukan isi program, survei yang dilakukan harus mengumpulkan informasi yang dapat menjelaskan bagaimana caranya program tersebut akan disampaikan. Apa saja media kegemaran dari masyarakat, kegiatan-kegiatan budaya apa saja yang mendukung konservasi, dan juga struktur serta dinamika komunitas, yang dapat diarahkan untuk mendukung pelaksanaan program. 2.3
Aspek Keterampilan: Mampu menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal
Untuk menyusun program pendidikan yang efektif bagi masyarakat lokal, kita harus mengidentifikasi kelompok sasaran, yaitu pelaku utama dari kegiatan yang berdampak buruk pada lingkungan atau sumber daya alam di kawasan konservasi perairan. Untuk itu, kita dapat membuat pohon masalah dan kemudian menyusun urutan prioritas tentang kelompok mana atau masalah apa yang akan ditangani. 1) Menentukan isu aktual kegiatan yang menjadi penyebab kerusakan kawasan konservasi laut (masalah besar) 2) Menentukan penyebab utama yaitu perilaku para pelaku 3) Menentukan penyebab spesifik atau akar masalah 4) Menentukan prioritas sasaran 5) Menentukan penyebab-penyebab /alasan yang dilakukan oleh kelompok sasaran 6) Menyusun alternatif program pendidikan yang akan diberikan untuk merubah perilaku pelaku utama agar tidak lagi melakukan kegiatan yang merusak kawasan konservasi.
Latihan 3.4: Menyusun program pendidikan dengan membuat pohon masalah Tujuan: Untuk menganalisa permasalahan lingkungan setempat, perilaku yang menyebabkan masalah, dan akar penyebab timbulnya perilaku tersebut Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 29 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Petunjuk: (1) Langkah 1. Identifikasikan satu masalah utama dari sumberdaya alam di KKP anda. Tuliskan pada sebuah kertas dan tempelkan di kertas panel yang ada di dinding. (2) Langkah 2.Tentukan penyebab langsung dari masalah tersebut, berdasarkan pengamatan dan pengalaman anda. Tuliskan pada sebuah kertas dengan warna yang berbeda dari kertas yang pertama, dan tempelkan di kertas panel, pada urutan kedua, setelah kertas yang pertama tadi. Satu kertas untuk setiap penyebab masalah/perilaku yang teridentifikasi. Kertas-kertas pada urutan kedua inilah yang berisi gambaran tentang perilaku yang nantinya harus ditindaklanjuti (diubah). (3) Langkah 3. Berilah alasan untuk setiap perilaku yang teridentifikasi. Tanyakan, mengapa perilaku tersebut dilakukan? Tuliskan jawaban-jawaban anda pada kertas ketiga yang berbeda warnanya dari kertas pertama maupun kedua, lalu tempelkan di kertas panel pada urutan ketiga. Lakukan terus proses ini, sehingga setiap perilaku mendapat penjelasan mengenai alasan mengapa perilaku tersebut dapat terjadi, hingga akhirnya tidak ada lagi perilaku yang belum teridentifikasi atau belum diberikan penjelasan. Kertas di urutan pertama merupakan masalah besar yang terjadi, kertas-kertas di urutan kedua adalah berbagai perilaku yang memberikan kontribusi pada masalah besar tersebut, sedangkan kertas-kertas di urutan ketiga ialah akar penyebab timbulnya berbagai perilaku tersebut. (4) Akar penyebab yang ada pada Pohon Masalah menunjukkan berbagai alasan mengapa masyarakat melakukan perilaku tertentu. Sebagai contoh, berburu diidentifikasikan sebagai perilaku yang menyebabkan hilangnya spesies-spesies di alam (hilangnya spesies di alam adalah masalahnya). Akar penyebab dari perilaku berburu ini banyak, yakni kebutuhan untuk makan, untuk memperoleh pendapatan, melakukan kegemaran, memperebutkan piala, dan berkaitan juga dengan nilai-nilai tradisi. (5) Langkah 4. Ketika akar penyebab berhasil teridentifikasi, evaluasi setiap perilaku yang ada, dan prioritaskan pada perilaku-perilaku yang mendesak yang harus segera ditindaklanjuti. Perilaku-perilaku tersebut adalah sasaran dari program PENDIDIKAN yang akan disusun. Ketika anda telah berhasil mengidentifikasikan perilaku-perilaku yang menjadi prioritas bagi program endidikan ini , maka Pohon Masalah telah lengkap (dalam membangun rencana kerja anda, anda akan memerlukan analisa Pohon Masalah ini untuk setiap masalah besar yang ditemukan). (Waktu 30 menit)
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 30 dari 64
Tabel 3.5. Pilihan strategi untuk mengubah perilaku destruktif menurut status pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku kelompok sasaran Status pengetahuan, keterampilan, sikap serta perilaku yang ditunjukkan kelompok sasaran
Strategi untuk menangani perilaku
Mereka tidak mempunyai cukup pengetahuan, atau tidak mengetahui isu permasalahannya, dan kegiatan mereka memberikan dampak buruk terhadap kepada lingkungan
Berikan mereka informasi dan pengetahuan melalui pendidikan dan komunikasi.
Mereka mempunyai pengetahuan yang cukup dan mengetahui isu atau permasalahan
tetapi mereka cenderung tidak peduli terhadap dampak buruk yang ditimbulkan
Upayakan untuk mempengaruhi nilai -nilai dan perilaku mereka melalui diskusi tentang isu tersebut, menunjukkan bukti -bukti tentang dampak buruk dan keuntungan bagi kehidupan mereka, memberi insentif, membuat aktivitas yang menggugah emosi, mengingatkan norma sosial dan/atau advokasi, serta pelatihan untuk meningkatkan perlindungan lingkungan dan tindakan penegakan hukum.
Mereka mempunyai pengetahuan yang cukup dan mengetahui isu atau permasalahan
dan mereka peduli terhadap dampak buruk yang ditimbulkan
tetapi mereka tidak memiliki pilihan kegiatan lain yang dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan
Mereka memiliki informasi yang cukup
dan mereka peduli
dan mereka sudah mempunyai pilihan atau alternatif kegiatan lain,
tetapi mereka belum mempunyai keterampilan untuk melakukan kegiatan alternatif tersebut sehingga belum dapat mengubah kegiatannya
Beri pelatihan kepada mereka untuk membangun keterampilan yang dibutuhkan.
Mereka memiliki informasi yang cukup
dan mereka peduli
dan mereka sudah mempunyai pilihan atau alternatif kegiatan lain
tetapi hukum, kebijakan, desakan ekonomi, ataupun kendala lainnya menghalangi mereka untuk melakukan konservasi
Hubungkan kelompok sasaran anda kepada mitra -mitra, atau bangun kapasitas mereka dalam mempengaruhi pembuat kebijakan.
Identifikasi jenis kegiatan alternatif yang cocok, perkenalkan kegiatan alternatif, dan berikan akses terhadap fasilitas untuk kegiatan-kegiatan alternatif.
Berikan informasi yang relevan tentang isu/permasalahan kepada kedua kelompok (kelompok masyarakat dan pembuat kebijakan) untuk memfasilitasi perubahan, dan lakukan advokasi untuk menghilangkan kendala. Sediakan pula insentif.
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
2.4
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan kiat untuk memilih kegiatan yang akan dilakukan
2.4.1. Kiat untuk memilih kegiatan yang akan dilakukan Berikut adalah daftar pertanyaan yang dapat dipakai untuk memilih kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mengubah perilaku kelompok sasaran: 1) Aktivitas apa yang dapat membantu kelompok sasaran mempelajari berbagai hal yang mereka butuhkan untuk mengubah perilaku? 2) Apakah kelompok sasaran membutuhkan pendidikan formal, pendidikan informal, komunikasi, atau advokasi? 3) Apakah aktivitas yang akan dilakukan menyampaikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dibutuhkan? 4) Dapatkah aktivitas tersebut menyampaikan materi dengan efektif? Apakah aktivitas tersebut cukup dapat menyampaikan materi yang ditargetkan? 5) Aktivitas apa yang paling tepat jika dikaitkan dengan budaya setempat? 6) Ketrampilan apa yang dimiliki oleh tim anda? Sumberdaya dan fasilitas apa saja yang ada di wilayah anda (kelompok teater, sukarelawan dari siswa, kursus di universitas, dan lain sebagainya) yang dapat memberikan kontribusi terhadap program anda? 7) Apakah anggaran anda mencukupi ataukah anda perlu menggalang dana? 8) Dapatkah anda mengkombinasikan beberapa aktivitas untuk membentuk pembelajaran bagi kelompok sasaran, atau untuk membuat efek yang besar? 9) Apakah anda akan menghindari pemberian informasi yang terlalu banyak? 10) Apakah aktivitas tersebut cukup kuat di dalam menyampaikan pesan? 11) Apakah aktivitas tersebut membuat orang dapat memilih apa yang akan mereka pelajari dan secara aktif mengikat mereka di dalam proses belajar? 12) Apakah aktivitas tersebut dapat mengurangi pemberian materi secara perkuliahan ataupun membaca, dan mengoptimumkan belajar dengan cara mengalami dan berpartisipasi? 13) Apakah aktivitas tersebut membutuhkan ketrampilan belajar yang tinggi yang lebi h dari sekedar memahami dan mengingat, seperti halnya melakukan penelitian, analisa, penyelesaian masalah, evaluasi, dan kerja kelompok? 14) Apakah aktivitas tersebut menggabungkan berbagai cara belajar dan menggunakan audio, visual, dan kegiatan pengamatan secara langsung? 15) Apakah aktivitas tersebut memberikan inspirasi untuk kreativitas dan inovasi? 16) Apakah aktivitas tersebut mudah direplikasikan oleh pihak lain untuk menggapai lebih banyak orang?
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 32 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
2.5
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tahapan membuat rencana kerja kegiatan pendidikan
2.5.1. Tahapan membuat rencana kerja kegiatan pendidikan Perencanaan proyek, termasuk membangun rencana kerja pendidikan, dapat dipilah menjadi 12 langkah yaitu: (1)
Mengumpulkan data mengenai kebutuhan dan kapasitas
(2)
Membentuk tim perencana
(3)
Membangun sasaran proyek dan tujuan-tujuan
(4)
Membangun model yang logis
(5)
Menyeleksi dan mengkategorikan kelompok sasaran anda
(6)
Membuat format program dan sistem penyampaian
(7)
Memastikan kualitas dari staf pelaksana dan staf pengajar
(8)
Memastikan kualitas bahan-bahan ajar dan strategi pelaksanaan
(9)
Penyusunan bahan-bahan, sumberdaya yang ada, dan fasilitas
(10) Perencanaan untuk kondisi darurat (11) Melakukan promosi, pemasaran, dan penyebaran informasi tentang proyek (12) Pelaksanaan proyek
2.6
Aspek Keterampilan: Menyusun profil tentang kelompok sasaran berdasarkan hasil survei
Untuk menyusun program pendidikan yang efektif, kita harus telah mempelajari profil dari kelompok sasaran yang akan menjadi sasaran didik. Untuk menyusun profil tersebut dapat d ilakukan dengan menganalisis hasil survei. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sbb: Menyusun profil kelompok sasaran dengan menyusun perangkat survei dengan mempertimbangkan aspek-aspek: (1) Permasalahan lingkungan dan ekologi (2) Perilaku (3) Perlindungan (4) Alternatif (5) Kendala (6) Hiburan, media komunitas dan budaya (7) Membuat keputusan dengan analisis jika dan maka Dengan menganalisis hasil survei tersebut maka dapat diidentifikasi pihak-pihak terkait dan mempertimbangkan cara belajar, untuk mengemas pesan-yang akan disampaikan kepada mereka.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 33 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Lembar Kerja 3.1: Menyusun profil dari kelompok sasaran anda Tujuan: Mengidentifikasi pihak-pihak terkait dan mempertimbangkan bagaimana cara belajar mereka sebelum anda mengemas pesan kepada mereka (Waktu 15 menit)
2.7
Aspek Sikap: Menyusun profil tentang kelompok sasaran secara benar
Profil kelompok sasaran harus tepat dan teridentifikasi dengan jelas dari berbagai aspek antara lain latar belakang pendidikan, aktivitas sehari-hari, kebutuhan terhadap kompetensi yang mungkin bisa dilakukan, dll. Oleh karena penyusunan profil darus dilakukan secara komprehensif dan benar.
3
Elemen Kompetensi: Menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran
3.1
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran melalui media
3.1.1
Cara mengemas pesan untuk kelompok sasaran melalui media
Anda tidak dapat mengemas pesan anda secara lengkap sebelum menyusun sasaran dan tujuan dari program pendidikan anda, dan melakukan identifikasi terhadap kelompok sasaran anda. Begitu langkah-langkah di atas telah dilakukan, maka anda dapat mulai bekerja untuk mengemas pesan anda yang nantinya akan memancing respon dari kelompok sasaran anda. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika anda menyusun pesan anda adalah sebagai berikut: (1)
Pertimbangkan untuk melakukan diskusi kelompok terarah (focus group discussion) yang melibatkan kelompok sasaran anda, untuk mengetahui apa yang telah mereka ketahui, dan apa yang perlu mereka ketahui.
(2)
Meninjau semua bahan publikasi dan bahan pendidikan untuk keakuratan dan kesesuaian dengan kebijakan yang ada.
(3)
Jaga agar pesan yang disampaikan cukup sederhana dan terus terang.
(4)
Membangun desain yang konsisten yang akan disosialisasikan dengan KKP anda, sehingga bahan-bahan anda akan segera dikenali.
(5)
Simpanlah umpan balik dan data-data secara sistematik atau berurutan, untuk dapat mengevaluasi kegunaan dari setiap bahan-bahan yang beragam tersebut, sehingga di masa depan bahan-bahan tersebut dapat disempurnakan dan dibuat lebih efektif.
(6)
Membangun logo untuk KKP anda, ataupun untuk identitas lembaga anda.
(7)
Kemaslah bahan-bahan yang ada, disesuaikan dengan kelompok sasaran anda. Sebagai contoh, untuk pendengar radio, anda mungkin membutuhkan 30 detik iklan layanan masyarakat; untuk mendekati aparat pemerintahan, anda membuat tulisan yang tidak lebih dari satu halaman yang berisi pesan-pesan penting; sedangkan untuk anak-anak, bahan-bahan disampaikan paling baik melalui aktivitas.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 34 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Berikutnya ialah mengemas dan memasarkan pesan-pesan anda, namun seperti yang diindikasikan di atas, anda memerlukan kegiatan evaluasi untuk menentukan efektivitas dari program pendidikan anda. 1.
Bahan-bahan, media, dan perlengkapan untuk pendidikan dan outreach (penyuluhan)
(1)
Siapapun kelompok sasaran anda, bahan-bahan, media dan perlengkapan yang sangat bervariasi, dapat digunakan untuk mendistribusikan pesan PENDIDIKAN anda:
(2)
Selebaran – Baik itu selebaran tentang KKP secara umum, maupun selebaran tentang acara khusus dan kegiatan jangka pendek.
(3)
Brosur dan Pamplet – Menyediakan informasi yang lebih banyak daripada selebaran, termasuk di dalamnya topik khusus dan informasi yang detail.
(4)
Buletin – Merupakan pesan-pesan yang disampaikan secara berkala. Buletin tersebut umumnya memiliki nama yang menarik perhatian dan memberikan informasi y ang terbaru. Dapat terbit secara musiman, ataupun lebih sering terbit, bergantung kepada seberapa sering kegiatan ataupun perubahan yang terjadi di KKP. Buletin tersebut harus terlihat menarik, dan informatif, untuk membentuk kesan yang baik tentang KKP itu sendiri.
(5)
Kalender – Merupakan barang yang sering dipampang, dan secara otomatis dapat memberikan informasi mengenai acara-acara rutin dan pergantian musim. Dapat pula ditambahkan catatan ataupun pesan-pesan. Taman Mafia di Tanzania memproduksi kalender dalam Bahasa Swahili, dan menyediakan tanggal-tanggal yang berlaku secara internasional maupun tanggalan untuk umat muslim, yang mana terbukti sangat popular di kalangan masyarakat nelayan.
(6)
Kaos, topi, gantungan kunci, dan lainnya – Semua barang ini dapat dijual, menghasilkan uang dan sekaligus mengkampanyekan pesan kita. Barang-barang tersebut dapat diproduksi dengan murah, mudah terlihat, dan dapat menjadi barang yang popular di kalangan remaja. Dapat juga dijadikan hadiah bagi siswa-siswa sekolah ataupun bagi sukarelawan. Namun sekali lagi, pembuatan barang-barang tersebut harus disertai dengan rencana yang baik, bersifat ramah lingkungan, dan diproduksi secara lokal ataupun regional.
(7)
Papan Informasi – Ini dapat digunakan pada saat pameran dan acara-acara tertentu. Dapat dibuat secara lokal (contohnya desainnya dibuat oleh siswa setempat).
(8)
Situs/Portal di Internet – Saat ini dianggap sangat penting untuk mempunyai situs/portal di internet, namun membutuhkan rancangan dan desain yang cermat, dan juga kemampuan di dalam hal mengelolanya, dimana membutuhkan biaya.
(9)
Video – Produksi dan pemutaran video cukup mahal di masa lalu, namun dengan adanya teknologi baru yang terus berkembang saat ini, membuat hal tersebut lebih mudah dilakukan, meskipun masih memakan biaya. Video dokumenter yang terproduksi dengan baik telah membuat beberapa KKP menjadi menarik perhatian secara internasional dan membantu mereka di dalam penggalangan dana.
(10) Media Tradisional – TV, radio, dan surat kabar dapat menjadi sangat berguna. Cerita rutin ataupun kolom rutin di sebuah surat kabar setempat, dapat menjadi tidak berhingga harganya dalam mengintegrasikan isu KKP ke masyarakat lokal. Ketika ada acara-acara menarik di KKP, seperti halnya migrasi paus, kasus pemutihan karang, kunjungan oleh orang terkemuka, perjalanan siswa sekolah, atau adanya sebuah lokakarya, cobalah Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 35 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
menginformasikan hal-hal tersebut kepada media dan sediakan informasi yang cukup bagi mereka. Bukan hanya berita dari acara-acara tersebut yang tersampaikan, tetapi sesungguhnya itu sudah menjadi sebuah publikasi gratis. (11) Acara Khusus and Pameran – Mempublikasikan KKP anda melalui pameran-pameran, debat terbuka, dan dengan memajang informasi pada pekan raya, museum setempat, sekolah-sekolah, pasar ikan, dan kegiatan-kegiatan yang dikelola oleh LSM, semuanya akan mendukung sosialisasi anda. Pertunjukan drama dan boneka di sekolah -sekolah juga efektif.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 36 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Tabel 3.6. Contoh berbagai bentuk media cetak dan media elektronik yang dapat digunakan untuk pendidikan di kawasan konservasi perairan. Media Cetak
Media Elektronik
Lainnya
Berita Liputan istimewa Editorial Opini editorial Suplemen Iklan Buklet Brosur Lembar fakta Komik Dokumen teknis tentang teknik penangkapan ikan
Situs/portal di Internet Spanduk E-mail Presentasi dengan animasi Screensavers
Pusat interpretasi dan trek Demo (contohnya taman organik) Pertukaran komunitas Pemetaan sumberdaya milik komunitas Lokakarya peningkatan kapasitas Duta dari kalangan selebriti Ilmu tentang kewarganegaraan Penghargaan lingkungan Pelatihan bagi wartawan Kunjungan lapangan Pembuatan patung Mendongeng Ramah tamah dengan para direksi Mendesain baju Pengumuman di media tradisional masyarakat Informasi yang disebarkan melalui kendaraan/perahu
Televisi Berita Liputan khusus Dokumenter Dialog dan debat Iklan layanan masyarakat Pertunjukan drama setempat Sinetron
Radio Dialog dan debat Berita Acara diskusi dengan penelpon Sandiwara radio Program-program religi Iklan Iklan layanan masyarakat Jingle Komunitas radio
Acara-Acara Festival Kompetisi (foto, tulisan esai, musik) Acara-acara religi Ramah tamah antara komunitas Konferensi, lokakarya, seminar Acara-acara olahraga Forum publik Konser Pertunjukan teater/drama Pameran foto Pemutaran video Kios pada acara-acara tertentu Pawai Acara bersih-bersih Kontes kecantikan
Barang Promosi Papan Promosi Poster Lagu-lagu Kaos Topi Tas Stiker Kalender Pulpen dan pensil Gantungan kunci Lencana Brosur Spanduk Kartu pos Buletin Lukisan dinding
Guru/Anak-anak Panduan guru Pelatihan guru Kurikulum nasional Bagan mengajar Koleksi perpustakaan Studi lapangan Kartun dan buku cerita Klub ekologi Pawai Lomba-lomba Percobaan dan penelitian Pertunjukan drama (boneka, komedi, teater interaktif) Pameran yang berpindahpindah Surat kabar untuk anak-anak Lukisan dinding Taman sekolah Permainan Proyek-proyek konservasi Musik (festival, lagu-lagu) Kendaraan berisi peralatan visual, permainan-permainan, boneka, benda-benda untuk interpretasi, dan lain sebagainya
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 37 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Kualitas dari bahan-bahan pendidikan cukup penting. Para praktisi pendidikan telah membuat panduan untuk mengevaluasi kualitas dari bahan-bahan pendidikan. 3.2
Aspek Keterampilan: Mampu mengemas pesan untuk kelompok sasaran
Untuk mengemas pesan kepada sasaran kita perlu pahami terlebih dahulu kondisi sasaran, latar belakang pendidikan dan kulturnya. Bahasa pesan yang akan disampaikan juga harus jelas, dan tidak menimbulkan controversial dengan budaya setempat. Bahasa yang sopan dan bermakna yang jelas perlu disiapkan dengan baik dalam membuat pesan . Latihan 3.5: Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda Tujuan: Untuk menyadari tantangan dan kebutuhan di dalam menyusun pesan-pesan yang dikemas secara berbeda untuk kelompok sasaran yang berbeda-beda. Petunjuk: (1) Pilih satu kelompok sasaran anda dan salah satu tujuan pendidikan dari KKP di tempat anda. Sementara anda memikirkan bagaimana cara belajar dari kelompok sasaran anda, kemas sebuah pesan atau aktivitas untuk menyampaikan tujuan pendidikan yang telah anda pilih. (2) Apakah panjang pesan anda sudah tepat/sesuai? (3) Apakah bahasa yang digunakan jelas dan sesuai dengan tingkat pendidikan dari kelompok sasaran? (4) Akankah pesan itu dapat menarik perhatian mereka? (5) Presentasikan hasil anda ke kelompok anda dan jelaskan mengapa anda percaya bahwa hasil pengemasan pesan anda telah sesuai dengan kelompok sasaran yang dipilih. Anggota kelompok anda akan memberikan umpan balik dan masukan, termasuk apakah anda telah memasukkan tujuan pendidikan dengan efektif, atau belum. Waktu: 20 menit, termasuk presentasi
Kiat-kiat: Enam kunci untuk mendapatkan mutu pendidikan terbaik Kunci 1.Berimbang dan akurat (1) Keakuratan faktual (2) Presentasi yang berimbang tentang perbedaan cara pandang dan teori (3) Keterbukaan kepada penyelidikan (4) Refleksi keanekaragaman Kunci 2. Kedalaman (1) Kesadaran (2) Fokus kepada konsep Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 38 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
(3) Konsep dalam konteks (4) Perhatian ke skala yang berbeda-beda Kunci 3.Menekankan pada peningkatan keahlian (1) Kritis dan berpikir kreatif (2) Mengunakan keahlian unytuk menangani isu (3) Keahlian berbuat/bereaksi Kunci 4. Orientasi pada Aksi (1) Memiliki pendirisan pada kemampuan sendiri dan tangung jawab (2) Memiliki kemampuan mencapai sesuatu sendiri Kunci 5. Memperkuat bahan pelajaran (1) Instruksi menjadi pusat pelajar (2) Berbagai cara untuk belajar (3) Koneksi ke kehidupan sehari-hari (4) Berkembangnya lingkungan pembelajaran (5) Interdisipliner (6) Sasaran dan tujuan (7) Kelayakan untuk keadaan pembelajaran tertentu (8) Penilaian Kunci 6. Penggunaan (1) Kejelasan dan logika (2) Mudah digunakan (3) Tahan lama (4) Mudah diadaptasi (5) Disertai oleh petunjuk dan dukungan (6) Membuat tuntutan yang menguatklan (7) Cocok dengan kebutuhan nasional,propinsi dan lokal Sumber: North American Assosiation for Environtment Education 2004 (NAAEE)
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 39 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
3.3
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Aspek Sikap: Mengemas pesan kepada kelompok sasaran yang berbeda-beda dengan jelas
Dalam mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan kepada sasaran yang berbeda-beda harus dikemas sebaik mungkin agar tidak menimbnulkan interprestasi yang salah.Oleh karenanya dalam mengemas pesan-pesan pendidikan kepada sasaran harus disusun sebaik mungkin agar pesan dapat dimengerti dengan jelas.
3.4
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan jenis-jenis media komunikasi untuk menyampaikan pesan
Media dapat menjadi perangkat yang ampuh yang membuat manajer KKP dapat berkomun ikasi dengan semua kalangan masyarakat. Manajer KKP yang mengerti bagaimana memanfaatkan media secara efektif akan dapat menyampaikan mengapa KKP itu diperlukan dan mengapa kita percaya bahwa konservasi dari sumberdaya laut pada akhirnya akan menguntungkan bagi semua pihak. 3.4.1
Media
Media adalah jalan yang dilalui oleh isi pesan komunikator kepada komunikan, atau jalan yang dilalui feedback komunikan kepada komunikator “Kekuatan dari pers” terkadang sangat menakjubkan. Media memberikan informasi ke kita, terkadang membuat kita berang, dan juga terkadang dapat mendukung kita untuk mempertentangkan dan memperjuangkan sesuatu, ataupun mengambil sikap berlawanan terhadap isu-isu rumit yang mempengaruhi kita semua. Di balik kata “media” berjejer ribuan jurnalis dan wartawan yang mempunyai jutaan menit waktu tayang dan ratusan dari ribuan halaman yang harus diisi setiap minggunya. Orang-orang sibuk ini tidak secara otomatis menerima informasi tentang isu yang anda canangkan. Banyak jurnalis yang bekerja se suai penugasannya saja, meliput berita yang berbeda-beda dalam satu bidang/tema, ataupun dalam bidang-bidang yang bervariasi, setiap harinya, sehingga membuat mereka sulit untuk menguasai secara dalam satu topik tertentu. Salah satu kunci sukses dalam wawancara ialah tidak menganggap pertanyaan-pertanyaan dari wartawan secara personal. Ingat, wartawan adalah saluran penghubung dimana pembaca mereka adalah kelompok sasaran anda, oleh karena itu pernyataan yang anda buat dan perhatian anda adalah untuk kelompok sasaran anda, pelanggan ataupun klien, bukan hanya wartawan itu sendiri yang memberikan pertanyaan kepada anda.
3.4.2
Berita
Jika begitu banyak jam tayang dan kolom yang harus terisi, mengapa begitu sulit untuk mendapatkan jam tayang dan kolom tersebut? Karena jurnalis dan wartawan menginginkan berita, yang dapat didefinisikan ke dalam tiga kategori: Hard news – Hard news adalah “berita” saat ini, fakta-fakta, acara, yang diliput sesegera mungkin oleh media. Umumnya dimulai dengan kalimat: “Hari ini pemerintah mengumumkan….”; “Peraturan baru yang akan mempengaruhi kaum lansia telah diajukan hari ini….”; “Sebuah produk baru telah diperkenalkan minggu ini….”. Faktor cepatnya berita tersebut dipublikasikan merupakan kontributor utama yang memberikan nilai pada berita tersebut. Hard news dikenal juga dengan nama “breaking news”, dan biasanya juru bicara dari sebuah organisasi yang terkait dengan berita itu dihubungi untuk melihat tanggapan dari organisasi tersebut, dan untuk keperluan liputan selanjutnya. Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 40 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Liputan khusus – Liputan khusus, atau soft news adalah cerita di balik cerita. Liputan khusus tidak banyak menekankan pada acaranya, melainkan lebih kepada kisah di balik panggung atau kisah di balik acara tersebut –lebih menjelaskan mengapa sebuah acara terlaksana. Liputan khusus ini dapat terdiri atas laporan mengenai isu-isu terkait kisah tertentu atau kecenderungan akan sesuatu hal – seperti film dokumenter di TV atau artikel berseri di sebuah surat kabar. Faktor waktu tidak terlalu penting di sini. Untuk media penyiaran, liputan khusus ini dapat menampilkan diskusi panel, yang telah diatur sebelumnya oleh wartawan atau produser, untuk membahas isu spesifik secara lebih dalam. Acara satu-berhadapan dengan-satu (pewawancara dengan tamu) adalah format yang umum dilakukan. Format acara tidak kaku, tetapi cenderung lentur, baik untuk membahas isu -isu maupun hal-hal yang menjadi perhatian atau minat pemirsa. Liputan khusus ini merupakan salah satu media dimana juru bicara dari sebuah lembaga dapat menyampaikan informasinya secara leluasa karena jam tayang yang cukup lama dan juga ruang penulisan yang banyak, yang dicurahkan khusus untuk cerita di balik cerita ini. Editorial – Editorial adalah “posisi” atau “opini” terhadap sesuatu isu, yang umumnya disusun oleh staf editorial dari sebuah media publikasi atau media penyiaran. Halaman-halaman editorial atau siaran editorial adalah dimana media memposisikan dirinya terhadap sebuah isu tertentu. Kesalahan isi berita Tidak sedikit berita yang kontent/isinya salah atau cacat pesan. Kesalah tersebut pada umumnya disebabkan karena teknik mendapatkan informasi yang dilakukan oleh wartawan, atau editor yang kurang memahami isi pesan. Teknik untuk mengurangi kesalahan pesan adalah memberikan informasi yang akan dimuat di media cetak/elektronik tertulis, atau merekam pers rilis secara langsung. Untuk memperbaiki kesalahan berita yang dimuat dapat dilakukan dengan meralat berita tersebut dan meminta maaf atas kesalahan tersebut.
4
Elemen Kompetensi: pengunjung
4.1
Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan kepada
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan tema-tema interpretatif untuk pendidikan pengunjung
Tema-tema interpretatif utama adalah konsep dan pemikiran mengenai sumberdaya alam yang ada di KKP, yang sangat penting, sehingga setiap pengunjung KKP harus memahaminya. Tidak berarti bahwa semua yang staf KKP inginkan untuk diinterpretasikan, masuk ke dalam daftar tema-tema utama tersebut, melainkan harus tergolong konsep dan pemikiran yang penting dimana pengunju ng diajak memahami tentang pentingnya keberadaan KKP. 4.1.1
Beberapa petunjuk untuk melakukan artikulasi dari tema-tema interpretatif
Tema-tema utama hanyalah konsep dan pemikiran dasar yang mengkomunikasikan pentingnya keberadaan KKP. Tema-tema utama ini tidak akan menjadi kerangka dari seluruh program interpretasi KKP tersebut. Untuk lebih bermanfaat, tema-tema tersebut harus tertulis sebagai kalimat yang lengkap untuk mengkomunikasikan pemikiran yang utuh. Pemikiran yang tidak utuh tidak akan memberikan cukup fokus untuk memandu upaya perencanaan dan pengelolaan. Sebagai contoh, daripada menulis Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 41 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
“Pentingnya eksplorasi yang dilakukan oleh orang-orang Spanyol dan Portugis” (sebuah topik, bukan pemikiran utuh), lebih baik menulis “Bangsa Spanyol dan Portugis memegang peran besar di dalam pemahaman manusia tentang peta dunia –mereka mengeksplorasi ¾ dari Amerika Serikat dan menduduki separuh darinya” (sebuah pemikiran yang utuh dan pesan aktual yang harus disampaikan). Daftar dari tema-tema interpretatif utama haruslah sedikit. Kebanyakan dari KKP harusnya tidak mempunyai tema interpretatif melebihi dari 3-5 buah. Pikirkan pula bahwa beberapa tema tidak perlu diinterpretasikan, cukup dialami. Sebagai contoh, banyak KKP yang memasukkan objek pemandangan yang indah, spektakuler dan unik sebagai bagian dari ciri khasnya, dan pemandangan seperti itu jarang memerlukan interpretasi.
Hand-out 3.3: Contoh – contoh tema interpretatif utama
Hand-out 3.4: Interpretasi dan rambu-rambu
Hand-out 3.5: Membantu wisatawan memahami rambu-rambu interpretatif
4.1.2
Pusat informasi pengunjung
Pusat informasi pengunjung merupakan perangkat yang sangat bermanfaat, yang membantu KKP menyampaikan tujuannya dalam melakukan interpretasi. Interpretasi yang baik dapat mempengaruhi perilaku pengunjung sehingga mereka dapat berkontribusi di dalam konservasi, yang mana menjadi salah satu tujuan KKP tersebut. Interpretasi yang baik memiliki banyak tujuan, termasuk di antaranya menghidupkan arti dari keberadaan KKP dan perannya, memberi informasi kepada pengunjung tentang lingkungan laut dan nilai/manfaatnya, membantu pemahaman pengunjung mengapa KKP dikelola sedemikian rupa, serta pentingnya keberadaan peraturan. Pusat informasi pengunjung dapat mempunyai beberapa komponen, dengan area-area tertentu yang terpisah untuk keperluan pameran, ruang pertemuan, pertunjukan slide foto dan ruang diskusi, serta juga ruang untuk kegiatan-kegiatan bagi anak-anak. Makanan, minuman, dan barang cenderamata, serta bahan-bahan pendidikan, dapat dijual juga di sana, dengan memastikan bahwa area untuk pameran akan terlindungi dari area tempat makan. Contoh topik untuk pameran dan barang-barang peraga adalah: (1) Perkehidupan alam (natural history) (contohnya melalui permainan, menaruh model/maket, foto dan spesimen) (2) Isu sosial-budaya yang terkait dengan KKP (3) Bagaimana KKP dikelola (4) Peta KKP dan wilayah di sekitarnya (5) Menawarkan cara dimana pengunjung dapat membantu pengelolaan dan pendanaan dari KKP Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 42 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika merancang sebuah pusat informasi pengunjung dan barang-barang peraga, yakni: (1) Jenis pengunjung - pengunjung perlu diidentifikasikan karena akan mempengaruhi gaya dan isi barang-barang peraga, contohnya apakah pengunjung merupakan wisatawan, anak-anak, atau orang dewasa setempat; (2) Bahasa yang digunakan dalam peraga – label dan informasi harus memasukkan bahasa setempat dan bahasa yang umum dimengerti oleh wisatawan yang umum mengunjungi KKP; (3) Perlindungan terhadap cuaca –perlindungan ini diperlukan dari pengaruh cuaca (sinar matahari, hujan) dan dari jangkauan orang (sentuhan dari anak-anak, air bergaram apabila pengunjung memasuki pusat informasi dari pantai); (4) Jangka waktu penggunaan peraga dan bahan-bahan pameran umumnya harus dapat bertahan lama dari terpaan waktu, perlakuan, dan juga kondisi lingkungan yang terkadang kurang menguntungkan; (5) Mudah dipindahkan – materi pameran harus mudah dipindahkan, terlebih untuk pameran yang sifatnya sementara dan berganti-ganti topiknya, atau juga untuk dapat dipindahkan ke area lainnya dengan mudah; (6) Keamanan – dari kemungkinan pencurian (contohnya jika benda pameran seperti cangkang kerang yang dibiarkan tanpa penutup) dan resiko bahan-bahan pameran tersebut dapat jatuh, sehingga kemungkinan-kemungkinan buruk tersebut harus diminimalisir; (7) Lokasi/tempat –menempatkan di tengah-tengah merupakan pertimbangan yang penting, sehingga memastikan bahwa pengunjung dapat mudah mengaksesnya secara cepat. Pameran multi-media mungkin baik dalam beberapa hal, namun cukup mahal untuk mengadakan dan mengelolanya, apalagi di wilayah pesisir dan beriklim, dan terkadang justru menciptakan “batas” dari mengalami langsung secara nyata lingkungan di sekitarnya. Lebih baik untuk mempunyai bahan-bahan yang sederhana namun telah pasti manfaatnya. Pergunakanlah ruang, dinding, dan permukaan di area pameran secara cermat, dan atur alur pameran secara berurutan sehingga masuk akal dan mudah dimengerti oleh pengunjung, mungkin mengikuti sebuah pola tertentu, daripada dipamerkan secara acak dan tidak berhubungan satu dengan yang lain. Pastikan pencahayaannya baik, baik itu pencahayaan secara alami maupun buatan; jika pameran mendapat banyak cahaya alami, bahan-bahan tertulis perlu dicetak sebagai bahan yang tahan sinar UV untuk mencegah kelunturan. Pengunjung mungkin memiliki harapan yang tinggi dari bahan-bahan interpretasi dan pusat informasi, khususnya dikaitkan dengan standar yang mereka punyai di negara mereka. Lebih baik mempunyai pusat informasi pengunjung yang kecil dan fokus, yang dirancang dengan baik dan disusun dengan kualitas yang baik, daripada yang besar tetapi kualitasnya rendah. Direkomendasikan untuk menggabungkan antara barang-barang peraga yang pasif dengan yang aktif. Barang-barang peraga pasif adalah yang hanya untuk dilihat atau dibaca (misalnya poster, bagan, spesimen, model). Barang-barang peraga yang interaktif contohnya biota hidup di dalam tangki, permainan “menebak siapa aku”, atau panel kecil yang dapat dibalik untuk menemukan jawaban. Pastikan adanya keseimbangan antara gambar-gambar dengan teks (teks sebaiknya singkat dan menggunakan ukuran huruf yang besar sehingga mudah dibaca karena orang jarang membaca teks yang panjang-panjang). Perkuliahan, slide show, pemutaran video, pembicara tamu, tur, dan acara-acara khusus untuk anak-anak sekolah dapat diagendakan pada waktu yang tepat.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 43 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Survei pengunjung dapat memberikan informasi yang berguna mengenai kebutuhan pendidikan dan pelayanan yang diharapkan, dan juga petunjuk tentang bagaimana cara terbaik untuk menjangkau dan mendekati pengunjung. Sebagai contoh, survei pengunjung dapat digunakan pula sebagai masukan untuk strategi pemasaran, peningkatan fasilitas, rencana program pendidikan, dan pengembangan wisata yang berkelanjutan. Hal ini dicantumkan pada Hand-out 3.8 dan hasil dari sebuah survei seperti itu dapat dilihat di Hand-out 3.9.
4.1.3
Brosur, selebaran, dan panduan lapangan
Bentuk-bentuk umum dari bahan-bahan PENDIDIKAN antara lain ialah brosur, selebaran, dan panduan lapangan. Sedapat mungkin, bahan-bahan tersebut haruslah penuh warna, menarik, dan menggugah minat. Selebaran haruslah menarik minat. Selebaran diperuntukan untuk disebar secara luas kepada agen wisata, hotel, dan lainnya. Selebaran tersebut harus dapat memikat orang untuk berkunjung ke KKP, memberikan informasi tentang apa yang dapat dilihat dan dilakukan di sana, bagaimana caranya ke sana, dan persiapan yang dibutuhkan (misalnya pemesanan, ijin, perlengkapan khusus, jenis pakaian, dan ketersediaan makanan). Selebaran harus dapat menggambarkan kondisi lingkungan dan fasilitas di dalam KKP tersebut. Brosur untuk KKP haruslah tersedia dalam sebanyak mungkin jenis bahasa. Brosur menyediakan informasi dasar untuk membantu pengunjung menikmati kunjungannya, sekaligus pula menyampaikan pesan konservasi dan mendorong pengunjung berperilaku ramah lingkungan. Brosur terdiri atas deskripsi umum dari atraksi utama yang ditawarkan, peta, daftar peraturan di KKP, dan informasi penting lainnya yang harus diketahui dan diikuti/dipatuhi oleh pengunjung. Ukuran brosur yang baik ialah yang mudah untuk ditaruh di dalam saku. Panduan lapangan khusus, daftar dan kunci identifikasi terhadap flora dan fauna, akan membantu pengunjung yang mempunyai minat khusus, atau untuk mereka yang kurang terbiasa dengan kawasan yang dikunjungi. Panduan untuk jenis-jenis burung yang dapat ditemui di sekitar KKP, panduan untuk jenis-jenis ikan karang di wilayah KKP, dan panduan untuk tumbuhan berbunga, cukup popular dan sering dijual untuk menghasilkan pendapatan. Harus dice rmati pula bahwa wisatawan yang memiliki kegemaran mengamati burung, akan mengharapkan keakuratan dan kualitas dari panduan lapangan untuk jenis-jenis burung tersebut. 4.1.4
Trek di alam
Trek-trek atau jalur-jalur di alam yang ditujukan bagi pengunjung ini dapat bervariasi panjangnya (walaupun biasanya tidak terlalu panjang), dimana kelompok-kelompok atau individu dapat berhenti dan mengamati hal-hal yang menarik, dan dengan biaya yang tidak mahal, namun dapat memberi kesempatan untuk melakukan PENDIDIKAN kepada pengunjung. Pengunjung dapat dibekali dengan brosur yang berisi informasi tentang titik-titik pengamatan yang telah diberikan tanda, biasanya dengan nomor/angka. Alternatif lainnya, informasi dapat diberikan melalui rambu -rambu di sepanjang trek, tetapi hal ini kurang diminati karena dapat mengurangi keasrian lingkungan alam di sekitar, dan membutuhkan perawatan yang mahal. Merancang trek di darat Sebagai panduan umum, trek di darat haruslah pendek (antara 0,5-1,5 km), dengan lama berjalan sekitar 30-60 menit, dibuat sebagai jalan yang memutar kembali, dimana awal dan akhir perjalanan adalah di tempat yang sama. Pengunjung yang berjalan di trek ini tertarik untuk diberikan Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 44 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
PENDIDIKAN; pakailah kesempatan ini untuk mengikat minat mereka, masukkan informasi dan cerita-cerita yang mengandung pesan konservasi. Trek di alam ini haruslah mengundang minat, dimana pada awal trek tersebut ditandai dengan baik dan jelas, dan harus cukup lebar serta tidak terlalu menanjak sehingga nyaman untuk dilalui . Selain itu harus pula bersih dan dirawat dengan baik Langkah-langkah yang perlu diikut dalam membangun trek di darat: (1)
Lakukan survei secara menyeluruh terhadap kawasan yang akan dijadikan trek. Buatlah daftar bagian-bagian dari alam yang dapat diamati dan sejarahnya. Tandai tempat-tempat ini dalam peta dan atur agar trek tersebut melewatinya.
(2)
Lalui rute yang telah dibuat, cek panjang dan kemudahan aksesnya, sebagai penjajakan untuk pembangunan trek yang memungkinkan.
(3)
Hindari seminim mungkin mengganggu alam dan biotanya. Perlu adanya petugas supervisi yang dapat mengawasi dan mencegah kerusakan alam selama pembuatan konstruksi untuk trek.
(4)
Trek dibuat melengkung, hindari jalur yang lurus saja. Hindari desain jalur yang “double back” ataupun paralel, sehingga membuat pengunjung dapat memilih untuk menempuh jalur singkat.
(5)
Hindari jalur yang menanjak ke bukit dan daerah yang berair. Pastikan saluran air berfungsi, tidak membanjiri trek; pasang saluran air jika diperlukan. Pada beberapa trek yang ada, terkadang perlu diberikan tangga dari batu-batu.
(6)
Bersihkan halangan-halangan di sepanjang trek, dan potong vegetasi yang menghalangi setinggi 2 m. Hindari memotong pohon besar, dan jangan hanya menyisakan tanah, tetapi biarkan sedikit semak-semak di sekitarnya. Isi lubang-lubang dengan batu atau lumpur/tanah.
(7)
Sediakan tempat duduk sederhana pada tempat perhentian/peristirahatan. Taruh tempat sampah di sini.
(8)
Mungkin perlu untuk membangun jembatan kecil di atas sungai, jalan setapak dari batu, dan lain sebagainya.
(9)
Sediakan rambu di pintu masuk trek dengan informasi dasar (peta dan panjang trek). Rambu-rambu petunjuk diperlukan pula di setiap persambungan trek. Lalui trek yang telah dibuat, dari dua arah, putar balik dan mencoba tersesat; tambahkan rambu-rambu petunjuk lagi yang dibutuhkan ketika pengunjung tersesat ataupun bingung.
(10) Jika memungkinkan, tentukan tema dan beri nama pada trek tersebut yang menggambarkan tema tersebut (misalnya “Jalur Hutan Pegunungan”). Ini akan menambah minat dan daya pikat trek tersebut. (11) Tentukan apakah anda akan menggunakan (a) rambu atau label di sepanjang trek, atau (b) label bernomor yang mengacu kepada selebaran yang sebelumnya diberikan kepada pengunjung. (12) Setidaknya ada 12 hal, dan paling banyak 30, yang harus diidentifikasikan untuk interpretasi. Informasi yang diberikan harus akurat, menarik, singkat, dan mudah dipahami.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 45 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
(13) Sediakan peta, baik dalam bentuk rambu/tanda, ataupun selebaran. Pertimbangkan pula untuk menyediakan daftar “apa saja yang dapat ditemui di sepanjang jalur”. Jika menggunakan selebaran, tidak perlu dicetak dengan biaya mahal, namun setidaknya memasukkan sketsa dan diagram dan sebaiknya menarik secara visual. (14) Sebagai langkah akhir, desain dan produksi selebaran tersebut. Jika memungkinkan, juga diterjemahkan ke dalam bahasa yang umum digunakan oleh pengunjung KKP anda. Trek di habitat laut Taman laut memiliki kesempatan lebih untuk menempatkan trek atau jalur di habitat laut yang menarik minat. Contohnya penelusuran di lahan basah di pesisir ataupun hutan mangrove, trek atau jalur bawah laut, dan ruang untuk mengamati lingkungan bawah laut, seperti di Pulau Green yang ada di Great Barrier Reef dan pada beberapa taman laut lainnya di Jepang. Trek untuk snorkeling dan menyelam telah dibangun baru-baru ini di beberapa KKP, seperti pada terumbu karang di Monumen Nasional Pulau Buck di Kepulauan Virgin. Mereka mempunyai rambu rambu bawah laut pada titik-titik tertentu (misalnya rambu berisi informasi tentang jenis karang, jenis ikan yang umum ditemui, perbedaan habitat, dan lainnya), ataupun sistem penanda yang memandu pengunjung dari satu titik ke titik berikutnya, dan/atau kartu informasi tahan air yang dapat dibawa pengunjung ketika berenang. Hal ini dapat membantu memfokuskan kegiatan pengunjung di kawasan tertentu, yang tidak luas, dan sekaligus memberikan informasi tentang nilai nilai konservasi. Kebun raya dan akuarium Tempat ini sangat menarik karena pengunjung dapat mengamati dari dekat flora dan fauna yan g ada, dan melakukan identifikasi terhadap beberapa biota yang pernah mereka lihat sebelumnya di alam. Ketika fasilitas yang besar tidak mungkin dipenuhi oleh KKP yang kecil, maka kebun raya atau akuarium dengan beberapa jenis spesies menarik dapat mudah diadakan dan dirawat. Fasilitasfasilitas ini terkadang dikombinasikan dengan fungsi-fungsi lain seperti rumah sakit hewan, dimana hewan muda yang terluka atau sakit dapat dirawat, sebagai contoh anak singa laut yang telah yatim piatu, dan yang lainnya. Hewan-hewan yang dipelihara dan tidak dilepaskan ke alam, terkadang dapat dilatih untuk kepentingan program pendidikan. 4.2
Aspek Keterampilan: Merancang pusat informasi pengunjung
Setelah Anda mengetahui bahwa betapa pentingnya pusat informasi pengunjung, dimana dengan pengunjung mengunjungi pusat informasi tersebut mereka akan mendapatkan berbagai informasi tentang apa yang dapat dilakukan/ dilihat oleh pengunjung, misalnya menyelam /snorkling, melihat keindahan terumbu karang dan padang lamun, menyaksikan penyu bertelor, memancing di daerah sustainable fishing, bermain di pantai dll. Namun juga ada larangan dan hal-hal lain yang harus dijaga, maka pengunjung akan merasakan bahwa kawasan tersebut adalah suatu kawasan yang dipelihara dengan baik. Dari gambaran tersebut Anda dapat merancang seperti apa sebaiknya Pusat Informasi Pengunjung dengan segala kelengkapannya.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 46 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Latihan 3.6: Merancang pusat informasi pengunjung Tujuan: Agar staf KKP dapat mengeksplorasi aspek apa saja yang diperlukan dari pusat inf ormasi pengunjung yang memenuhi tujuan/kebutuhan PENDIDIKAN dan KKP. Petunjuk: Perwakilan dari setiap KKP diminta menggambarkan secara garis besar apakah mereka mempunyai pusat informasi pengunjung, seperti apa tempat tersebut, dan apakah mereka mengingink an desain baru atau mendesain ulang tempat yang lama apakah mereka menginginkan desain baru atau mendesain ulang tempat yang lama. Dalam kelompok anda, diskusikan mengenai pengembangan pusat informasi pengunjung yang baru. 1) Apakah tema-tema utama dari KKP?. 2) Apa yang anda harapkan untuk dikomunikasikan dari tema-tema tersebut? 3) Siapakah kelompok sasaran anda? 4) Perlengkapan visual apa yang akan anda gunakan di dalam dan di luar gedung pusat informasi pengunjung itu? Waktu: 30 menit
4.3
Aspek Pengetahuan: Menjelaskan penyiapan pemandu KKP dan pariwisata
Bagian penting dari pendidikan ke pengunjung ialah informasi yang mereka terima dari staf KKP dan pemandu alam (dapat berasal dari staf KKP atau dari agen wisata). Staf KKP haruslah ramah dan menyambut para wisawatan, dan bersamaan dengan itu mampu menerangkan peraturan yang ada dan perilaku yang diharapkan dari pengunjung. Pemanduan terhadap hal tersebut sangatlah penting sebagai bagian dari pengalaman yang dirasakan oleh pengunjung dan akan dibahas lagi se cara lebih detail. Pemandu alam memegang peran penting di dalam melaksanakan konsep wisata yang lestari/berkelanjutan. Kapasitas dan komitmen mereka akan memastikan bahwa dampak negatif dari kegiatan wisata dapat dikurangi. Pada saat yang sama, pemanduan merupakan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat lokal. Sebagian besar wisata yang berkelanjutan mengambil tempat di kawasan yang terpencil, yang tidak mudah bagi pengunjung untuk menikmati atraksi tanpa ditemani oleh pemandu yang terlatih dan berpengetahuan. Bahkan di tempat yang mudah dijangkau pun, kesuksesan dari wisata yang berkelanjutan bergantung besar kepada kemampuan dari pemandu alam untuk menginterpretasikan alam yang akan memberikan inspirasi dan pendidikan kepada pengunjung. Pemandu yang berpengalaman dapat membuat perbedaan besar dalam membantu pengunjung mengurangi dampak mereka ke lingkungan, sebagai nilai tambah yang memperkaya pengalaman pengunjung dan membuat mereka ingin kembali lagi. Pemandu yang baik harus mampu membantu wisatawan memahami cara terbaik melihat dan memandang kehidupan liar, dan membuat wisatawan terinformasi dengan baik tentang isu-isu lingkungan baik secara global maupun lokal. Penggunaan pemandu bagi wisatawan di daerah perlindungan saat ini menjadi fenomena baru. Pemandu telah menjadi bagian dari wisata alam di banyak tempat selama ini. Mereka telah menemani wisatawan pada kegiatan safari di Afrika Timur untuk beberapa dekade. Mereka telah melakukan perjalanan dengan wisatawan di dalam perahu dimana jutaan wisatawan telah Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 47 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
menikmati Sungai Patagonian di Argentina, khususnya di Taman Nasional Nahuel Huapi. Pemandu pemandu ini biasanya dipekerjakan oleh agen-agen wisata dan memiliki sedikit hubungan dengan kawasan perlindungan dimana mereka menemani wisatawan. Selama beberapa tahun, situasi ini mulai berubah dimana manajer kawasan perlindungan menyadari potensi pemandu tersebut untuk meningkatkan hubungan dengan pengunjung dan untuk memenuhi misi mereka dalam menerapkan wisata yang berkelanjutan. Untuk mendukung hal tersebut, sangat penting untuk dapat menyusun program pelatihan pemandu, dan jika mungkin, menyokong orang-orang setempat yang berbakat, dalam hal pemberian kesempatan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetah uan dalam bahasa, biodiversitas, botani, zoologi, pertolongan pertama pada kecelakaan, keramahtamahan, dan lain sebagainya
Hand-out 3.6: Studi Kasus Tim OCEAN pada Taman Nasional Laut di Amerika
Hand-out 3.7: Studi Kasus: Pemandu Alam di Taman Nasional Galapagos
4.3.1
Peran pemandu
Pemandu alam sungguh mempunyai peran yang beragam. Mereka bertanggung jawab kepada agen wisata yang memperkerjakan mereka, kepada pengunjung itu sendiri, dan kepada kawasan perlindungan serta masyarakat di sekitarnya. 4.3.1.1 Informasi dan interpretasi Agen-agen wisata bergantung kepada pemandu di dalam memberikan interpretasi yang memperkaya pengalaman dari atraksi alam dan budaya untuk menambah nilai wisata. Mereka juga meminta pemandu untuk mengatur logistik di lapangan, seperti berkoordinasi dengan penyedia akomodasi, makanan dan transportasi. Pemandu bertanggung jawab terhadap masalah keamanan dari wisatawan dan secara umum mewakili agen wisata tersebut di lapangan. Wisatawan meminta informasi, intrepretasi dan pandangan dari si pemandu, tentang tempat yang dikunjunginya; meminta pertolongan dalam mempersiapkan kunjungan melalui briefing baik formal maupun tidak formal; mengharapkan pemandu itu ramah dan memiliki pengetahuan. Pihak yang berwenang di kawasan perlindungan memandang pemandu sebagai perpanjangan tangan dari staf KKP, yang dapat memberikan PENDIDIKAN ke pengunjung, untuk melindungi sumberdaya alam dan budaya setempat, untuk berpartisipasi di dalam program monitoring dan menyokong tujuan konservasi di kawasan tersebut. Pada tambahan peran tersebut, pemandu alam harus bisa menginspirasi pengunjung untuk mendukung konservasi.
4.3.1.2 Interpreter alam Interpretasi lingkungan/alam adalah bentuk dari komunikasi yang memusatkan pada bagaimana cara terbaik untuk menjelaskan konsep lingkungan/ekologi ke masyarakat umum. Salah satu prinsip utama dari wisata yang lestari/berkelanjutan ialah melakukan PENDIDIKAN ke pengunjung. Pemandu alam, yang menghabiskan banyak waktu dengan pengunjung, merupakan sosok yang tepat untuk melakukan PENDIDIKAN melalui kemampuan interpretasinya. Banyak penduduk lokal yang mempunyai pengetahuan detail tentang flora dan fauna dan juga atraksi alam dan budaya lainnya. Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 48 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Mereka juga dapat menceritakan pengalaman langsung mereka berhadapan dengan kehidupan liar, pengalaman dalam memakai tumbuhan obat-obatan, serta peristiwa-peristiwa lainnya. 4.3.1.3 Konservasionis Pemandu memegang peran besar sebagai model bagi pengunjung maupun di komunitasnya sendiri. Sikap dan perilaku mereka dapat menyampaikan pesan penting mengenai konsep wisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Apakah pemandu itu memungut sampah di sepanjang trek? Apakah dia aktif melaporkan ke manajer kawasan mengenai kegiatan yang ilegal? Apakah dia mengadopsi nilai-nilai wisata yang berkelanjutan di rumahnya atau di komunitasnya sendiri? Beberapa pemandu bahkan mendiskusikan tentang pentingnya melakukan konservasi terhadap keanekaragaman jenis yang ada di kawasan tersebut, apa saja yang mengancam keanekaragaman jenis tersebut, dan apa yang bisa dilakukan oleh pengunjung untuk membantu upaya konservasi. 4.3.1.4 Penegakan peraturan Sayangnya, tidak semua pengunjung tahu bagaimana harus berperilaku di alam dan budaya yang rentan itu. Di sinilah tanggung jawab pemandu untuk memastikan bahwa pengunjung menyadari semua peraturan yang ada dan juga etika yang berlaku. Dalam sikap yang sopan, pemandu harus memastikan bahwa pengunjung mematuhi peraturan yang berlaku. Ini mungkin bagian yang tersulit dari peran pemandu karena tanggung jawab utama mereka adalah juga membuat pengunjung menikmati pengalamannya. Dalam sedikit kasus, konflik kepentingan dapat terjadi antara tugas pemandu dalam menyampaikan konservasi, dengan tugasnya dalam membantu pengunjung dan melaksanakan tugas dari atasannya. Sebagai contoh, agen wisata menjanjikan pengunjung untuk dapat berada dekat sekali dengan paus, namun pada saat itu pemandu melihat bahwa paus tersebut sedang mengasuh anaknya dan tidak boleh didekati. Tugas pemandu terhadap atasannya dan juga kepada pihak berwenang di kawasan tersebut kemungkinan berlawanan pada titik ini. Pemandu harus memiliki pelatihan khusus untuk mengetahui cara terbaik mengatasi situasi seperti itu. 4.3.1.5 Memonitor dampak dari kegiatan wisata Oleh karena pemandu sering mengunjungi kawasan perlindungan, mereka berada di posisi unik untuk mengetahui dampak tertentu yang terjadi di lingkungan, seperti kualitas air, kotoran di laut, meningkatnya kelangkaan spesies burung, dan lain sebagainya. Mereka juga berada di posisi ideal untuk melakukan monitoring secara baku untuk kawasan perlindungan tersebut. Di banyak tempat, pemandu meluangkan waktu untuk melakukan observasi dari jumlah burung yang bersarang atau regenerasi dari spesies tumbuhan dalam sebuah kuadran yang telah dibuat. Hal ini sangat bernilai untuk manajer di kawasan perlindungan tersebut ketika mereka sendiri kurang mendapat bantuan dalam hal itu atau karena tidak mempunyai SDM yang terlatih untuk melakukannya.
4.3.1.6 Hubungan dengan masyarakat lokal Ketika pemandu berasal dari masyarakat lokal, maka mereka akan berperan penting di dalam meningkatkan komunikasi antara bagian administrasi dari kawasan perlindungan dengan masyarakat lokal. Hal ini menjadi sangat penting ketika terjadi kesalahpahaman antara dua komunitas yang berbeda, yang mana memang sering terjadi. Pemandu alam di Kepulauan Galapagos dan di tempat lainnya telah membuat organisasi sendiri untuk keperluan konservasi yang lebih jauh. Di Kepulauan Galapagos, para pemandu alam tersebut telah sangat membantu di dalam memberikan dukungan di tingkat lokal terhadap taman nasional, terkait dengan penanggulangan aktivitas-aktivitas penangkapan ikan secara ilegal yang dilakukan oleh nelayan dari luar kepulauan. Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 49 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Hand-out 3.8: Tips untuk program pemandu wisata
4.3.2
Kunci keberhasilan dari sistem pemandu
Agar penggunaan sistem pemandu alam berjalan dengan baik di dalam kawasan wisata yang lestari/berkelanjutan, beberapa kondisi harus dipenuhi. 4.3.2.1 Pengawasan dan perijinan Kawasan perlindungan harus memiliki kontrol yang efektif terhadap penggunaan pemandu dan kondisi-kondisi dimana pemandu beroperasi di kawasan tersebut. Hal ini berarti bahwa KKP memiliki kawasan tersebut ataupun ada peraturan atau mandat secara legal untuk menjalankan fungsi pengawasan tersebut. Kebanyakan dari sistem pemandu mempunyai mekanisme perijinan. Bagian administrasi di kawasan perlindungan tersebut, atau pihak berwenang di atasnya yang bertindak atas permintaan dari bagian administrasi, akan mengeluarkan ijin untuk memandu pengunjung di kawasan, jika pemandu mematuhi aturan-aturan yang ada. Bagian administrasi di kawasan perlindungan mempunyai hak untuk menahan atau mencabut ijin jika pemandu bersikap tidak benar. Ijin biasanya diperpanjang kepada orang-orang yang lulus sebuah kursus/pelatihan ataupun tes. Bagian administrasi mempunyai hak untuk memberikan syarat atau kriteria untuk mengikuti kursus/pelatihan tersebut, seperti: peserta kursus merupakan anggota dari masyarakat lokal, memenuhi standar minimal dari usia, tidak pernah terlibat dengan masalah hukum, dan memenuhi standar minimal dari tingkat pendidikan. Adalah penting untuk menghindari beredarnya terlalu banyak perijinan bagi pemandu di pasaran, karena akan menurunkan standar upah dimana banyak yang akan berkompetisi untuk itu karena jumlah pekerjaan yang tidak mencukupi. Namun demikian, penting pula untuk memiliki jumlah pemandu yang mencukupi untuk memenuhi permintaan; secara garis besar dianjurkan untuk mengeluarkan ijin sekitar 25% lebih banyak, dari pemandu yang telah ada, untuk se tiap musimnya.
4.3.2.2 Keuntungan bersama Selain dari kenyataan bahwa pihak administrasi di sebuah kawasan perlindungan harus mengawasi kegiatan-kegiatan pemandu, namun hubungan di antara mereka berdua haruslah lebih dari sekedar antara pemberi pekerja dengan pekerja. Keduanya memiliki banyak hal untuk ditawarkan, dan mereka harus aktif menjalankan dan menghargai perannya masing-masing agar dapat memperoleh keuntungan dari pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing. Sayangnya, biasanya salah satu di antara mereka kehilangan pengertian dari peran-peran yang saling menguntungkan di antara mereka dan hubungan di antara keduanya menjadi tidak produktif. Umpan balik yang sifatnya positif dan tetap adalah jalan terbaik untuk menghindari situasi ini. Melibatkan agen wisata dan pemandu sedari awal di dalam perencanaan program wisata yang lestari/berkelanjutan juga merupakan faktor penting. 4.3.2.3 Pelatihan Para pemandu alam perlu dibekali dengan pelatihan agar mereka dapat memenuhi peran -peran yang diberikan. Kurikulum pelatihan yang utama telah dijabarkan di bawah ini. Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 50 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
(1) Peri kehidupan alam dari kawasan perlindungan tersebut dan di sekitarnya. Apakah habitat, spesies, tumbuhan, dan hewan yang dominan di sana? (2) Atraksi budaya. Apa sajakah aktivitas yang berkaitan dengan sejarah, arkeologi, dan tradisi budaya yang dapat ditemukan di sana dan di daerah sekitarnya? Apakah hubungannya antara atraksi budaya tersebut dengan alam? (3) Aktivitas-aktivitas dan prioritas dari kawasan perlindungan. Para pemandu harus dap at menjelaskan kepada para pengunjung tentang apa saja yang tengah dilakukan oleh pengelola kawasan perlindungan dalam rangka melakukan konservasi secara lebih jauh terhadap sumberdaya alam dan budaya di sana, dan juga bagaimana kawasan perlindungan tersebut memiliki hubungan dengan kawasan-kawasan perlindungan lainnya dan dengan komunitas-komunitas di sekitarnya. (4) Peraturan dan ketentuan. Para pemandu harus menyadari akan semua peraturan dan ketentuan yang berlaku apabila kalangan umum hendak memasuki kawasan dan menggunakan fasilitas di kawasan perlindungan tersebut. Khususnya, mereka harus menyadari seperti apa yang disebut dengan wisata yang lestari/berkelanjutan tersebut dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan di kawasan perlindungan tempat mereka bekerja. (5) Mengatur kelompok. Semua pemandu harus belajar tentang bagaimana cara terbaik di dalam mengatur kelompok pengunjung yang dapat memiliki fokus perhatian yang berbedabeda dan mempunyai alasan yang bervariasi untuk mengikuti wisata terse but. Mengelola agar semua fokus perhatian dapat terpenuhi dan menjaga agar mereka selalu bersamasama, terkadang merupakan tugas yang utama. Pemandu yang sudah sangat berpengalaman terkadang dapat menjadi orang yang tepat untuk mengajarkan bagian ini. (6) Teknik-teknik interpretatif/komunikasi. Ada teknik-teknik yang sangat khusus di dalam mengkomunikasikan konsep/gagasan kepada sekelompok orang yang latar belakangnya berbeda-beda. Sebagian di antara pemandu tersebut dapat dengan mudah mempelajari teknik-teknik tersebut; sedangkan bagi yang lainnya mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menguasainya. Bagi pemandu, pelatihan yang didapat seharusnya tidak hanya melalui satu kali pelatihan. Pemandu yang baik harus secara terus-menerus mengulang dan memperbaharui pengetahuannya, dan pihak administrasi dari kawasan perlindungan harus mempertimbangkan untuk memberikan pelatihan secara periodik. Pelatihan/kursus harusnya dikembangkan, dan setidaknya didanai sebagian, oleh industri pariwisata. Para pengajar di dalam pelatihan/kursus tersebut haruslah spesialis/ahli di dalam tema-tema interpretatif dari KKP, dan juga oleh agen-agen wisata, serta para tetua dari anggota dari masyarakat lokal yang dihargai di kalangannya. Laki-laki muda umumnya mendominasi di dalam berkompetisi untuk mendapat tempat di pelatihan tersebut, tetapi sangatlah penting untuk memastikan bahwa perempuan juga dapat berpartisipasi. Tidak saja perempuan dapat menjadi pemandu yang baik, namun setidaknya 50% dari wisatawan adalah perempuan! RARE, Inc. (The RARE Center for Tropical Conservation), dengan bantuan dari The Nature Conservancy (TNC), telah membangun manual untuk pelatihan pemandu yang lengkap, yang sangat direkomendasikan (Brown, C. and J. Kohl. 2001. Interpreting Conservation. Rare, Inc.).
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 51 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
4.3.3
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
Ketersediaan pemandu
Wisata yang berkelanjutan menganjurkan keterlibatan dari masyarakat lokal pada sebanyak mungkin situasi. Masyarakat lokal mungkin dapat dijadikan pemandu alam, namun manajer KKP harus menyadari bahwa mereka belum tentu secara alamiah dapat menjadi seorang pemandu alam. Minat dan tingkat pendidikan mereka mungkin dapat menjadi hambatan di dalam mencapai standar keahlian yang dibutuhkan oleh seorang pemandu di kawasan perlindungan tersebut. Pelatihan intensif mungkin dibutuhkan sebelum mereka dapat berfungsi secara efektif.
4.3.4
Ketersediaan lowongan pekerjaan
Hal ini menjadi isu yang sensitif di dalam berbagai situasi. Pemandu alam memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada anggota masyarakat lainnya. Oleh sebab inilah, maka ketika sebuah kawasan memprakarsai penggunaan sistem pemandu alam, maka terkadang lebih banyak calon pemandu yang mendaftar daripada ketersediaan lowongan. Manajer harus hati hati untuk tidak memberikan harapan yang tinggi di antara para calon pemandu, apalagi jika jumlah pengunjung tidak cukup banyak untuk dapat memberikan tempat pekerjaan bagi semua pemandu. Konflik dapat terjadi apabila beberapa calon yang terpilih untuk mengikuti pelatihan pemandu tersebut ternyata memiliki kualifikasi yang hampir sama dengan yang tidak terpilih. Manajer kawasan dapat melakukan beberapa hal untuk mengurangi permasalahan tersebut, yaitu: (1) Memastikan adanya kriteria khusus yang digunakan untuk menyeleksi calon pemandu dan kriteria tersebut dipatuhi dengan baik. (2) Batasi ukuran kelas untuk pelatihan, untuk membatasi jumlah peserta, dan terimalah calon peserta yang datang pertama dan yang pertama melengkapi kriterianya. (3) Prakarsai penyusunan kebijakan yang menganjurkan penggunaan pemandu lokal di kawasan wisata berkelanjutan atau di lokasi khusus di dalam kawasan tersebut. Hal ini mungkin memang dapat memicu konflik dengan pemandu-pemandu yang tidak berasal dari masyarakat lokal, yaitu pemandu dari luar. (4) Mendukung pembentukan asosiasi dari pemandu-pemandu alam yang akan membantu mengatur proses pemanduan dan merespon terhadap terbatasnya kesempatan untuk memandu, misalnya dengan membuat mekanisme rotasi (pergantian pemandu). Hal ini juga akan menjadi cara yang tepat untuk mengurangi persaingan tidak sehat dan untuk membuat standar harga. Pihak kawasan dapat saja mengeluarkan standar harga untuk pemandu dalam melakukan pelayanan pemanduan tertentu, namun standar harga tersebut akan lebih dapat diterima dan dipatuhi jika para pemandu diijinkan untuk menentukan struktur harga mereka sendiri. 4.3.5
Hubungan antara pemandu lokal dengan pemandu luar
Merupakan hal yang umum terjadi bahwa agen-agen wisata mendatangi kawasan wisata berkelanjutan dengan menggunakan pemandu yang bekerja padanya, yang berasal dari kota besar, atau bahkan berasal dari luar negeri. Terkadang pemandu-pemandu luar tersebut mempunyai pengetahuan yang dalam tentang kawasan yang didatangi, namun banyak pula yang tidak. Bagaimanapun, anggota dari masyarakat lokal harus mendapatkan prioritas utama untuk dapat menjadi pemandu alam. Dalam kasus dimana kawasan perlindungan merupakan bagian dari tanah adat/leluhur dari masyarakat lokal, maka mempekerjakan pemandu lokal yang terlatih merupakan Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 52 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
suatu keharusan. Jika agen wisata membutuhkan interpretasi dengan tingkat ilmiah yang tinggi, mereka dapat memilih untuk mengikutsertakan pemandu luar yang bergelar sarjana (contohnya seorang naturalis), yang akan menemani klien mereka. Pelatihan untuk pemandu lokal akan menekankan pada tema-tema yang lebih beragam daripada pelatihan untuk seorang naturalis yang berasal dari lulusan universitas. Jika kedua kondisi ini berkembang dengan baik, pemandu dari kedua kategori tersebut akan dapat saling belajar dari masing-masing. Bagaimanapun juga, semua pemandu harus mengikuti dan lulus dari pelatihan yang diberikan dan mendapatkan ijin untuk memandu. Merupakan suatu keharusan untuk melatih dan memberikan ijin untuk pemandu lokal. 4.3.6
Kemampuan bahasa
Oleh karena sebagian besar wisatawan berasal dari luar negeri, maka para pemandu lokal dapat menghadapi kendala dalam segi bahasa. Pemandu lokal dapat saja berbakat di dalam berkomunikasi dengan pengunjung yang bahasanya tidak mereka pahami. Namun, jika pemandu tidak dapat berbicara dalam bahasa yang dimiliki oleh wisatawan, maka ia tidak dapat mengekspresikan dirinya dengan sempurna, dan tidak dalam kualitas yang baik untuk dapat menyampaikan pesan secara efektif, misalnya mengekspresikan konsep dan gagasan yang rumit tentang sesuatu hal. Ketika mekanisme pemandu alam di Kepulauan Galapagos mulai dilakukan, sebagian besar dari pemandu lokal tidak dapat berbahasa Inggris. Dua puluh lima tahun kemudian, hampir semua dari bahasa asing tersebut dengan cara mendengarkan dan mencoba berbicara dengan pengunjung, sementara yang lainnya mengikuti kursus bahasa. Kemampuan untuk bisa berbahasa asing ini kemudian meningkatkan tarif pemanduan mereka. Rare, Inc. telah menyusun pelatihan pemandu alam yang mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sekaligus mengajarkan Bahasa Inggris.
4.4
Aspek Keterampilan: Menyiapkan Pemandu Lapangan
Untuk menyiapkan pemandu KKP yang mampu memandu pengunjung sehingga mereka merasa puas selama berkunjung ke sebuah KKP, perlu diperlukan kriteria /spesifikasi tertentu yang bisa membuat pengunjung puas dan mendapatkan berbagai informasi tentang KKP yang dikunjungi.Untuk menyiapkan pemandu tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan dan sikap yang selama mengunjungi KKP senang dan mendapatkan informasi KKP sepenuhnya. Latihan 3.7: Meyiapkan pemandu Tujuan: Melakukan inventarisasi sejumlah kompetensi harus dimiliki oleh seorang pemandu wisata di kawasan konservasi perairan. Tugas : Bekerjalah dalam kelompok, untuk mendiskusikan pemandu KKP (1) Sebutkan unjuk kerja pemandu KKP yang memiliki kompetensi apa saja yang diperlukan (2) Sampaikan kriteria pemandu KKP oleh setiap kelompok di depan kelas.
l
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 53 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
BAB III SUMBER - SUMBER LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI A Sumber Kepustakaan Modul ini merupakan adaptasi dari modul TOT MPA 101 yang diselenggarakan oleh NOAA , CI, CTSP dan TNC berkoordinasi dengan Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan -Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan sesuai format Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi 1. Daftar pustaka Brown, C. and J. Kohl. 2001. Interpreting Conservation. Rare, Inc. http://www.parksinperil.org/files/d_1_l_10_sample_interpretation_lesson_plans.pdf Accessed 07/15/2009 Christ, C., O. Hillel, S. Matus, and J. Sweeting. 2003. Tourism and Biodiversity, Mapping Tourism’s Global Footprint. Conservation International and UNEP, Washington, DC, USA. Drumm, A., A. Moore, A. Sales, C. Patterson, and J. E. Terborgh. 2004. Ecosystem Development - A Manual for Conservation Planners and Managers. Volume II: The Business of Ecotourism Development and Management. The Nature Conservancy, Arlington, Virginia, USA. Drumm, A. and A. Moore. 2005. An Introduction to Ecosystem Planning, Second Edition. The Nature Conservancy, Arlington, Virginia, USA. Gutierrez, E., K. Lamoureux, S. Matus, and K. Sebunya. 2005. Linking Communities, Tourism, and Conservation: A Tourism Assessment Process - Tools and Worksheets. Conservation International and the George Washington University. Jimenez, S.. November 2003. Study of the Commercialization Chain and Market Opportunities for Eco and Sustainable Tourism. ProArca. IUCN 2004. Managing Marine Protected Kawasans: A Toolkit for the Western Indian Ocean. IUCN Eastern African Regional Programme, Nairobi, Kenya. World Tourism Organization, 2004. Public Private Partnerships for Sustainability Certification of Tourism Activities - Regional Conference for Europe - Final Report. Czech Republic, 17-20 October 2004. SeaWeb (www.seaweb.org/programs/asiapacific): 1) “How to Communicate to the Media” 2) “Media Tips: Five General Guidelines for a Successful Interview” 3) “Reaching the Public through Radio” NOAA’s Coastal Services Center’s Navigating Rough Seas
B Materi Pelatih Materi yang disiapkan pelatih, yaitu berupa materi presentasi Power Point, lembar kerja, buku diktat yang diperlukan dalam proses pelatihan.
Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 54 dari 64
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Dasar-Dasar Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Kode Modul KKP.KP.02.002.01
C Media Visual Materi modul dalam bentuk tayangan film, film multimedia tentang pengelolaan dan proses produksi, dalam bentuk VCD atau media lain, dengan menyebutkan judul, penerbit dan tahun penerbitan.
D Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 1. Daftar peralatan/mesin (1) Sebuah ruang pelatihan yang dapat mengakomodasi 35 orang, dan ruang gerak yang luas untuk simulasi dan dinamika kelompok. (2) Peralatan/mesin berupa: a. 5 buah meja yang masing-masing dapat mengakomodasi hingga 6 orang peserta. Bentuk meja ideal adalah lingkaran b. 1 buah meja untuk tim pelatih, hingga 6 orang c. 2 papan tulis besar d. 5 buah flipchart dan standar e. 1 buah penajam pensil (pencil sharpener) f. 2 buah dispenser air minum g. 1 buah komputer h. 1 buah printer i. 1 buah rak buku untuk menyimpan bahan-bahan referensi, peta dan lain-lain. j. 1 buah proyektor LCD k. 1 buah layar l. 5 buah papan tulis besar untuk memajang hasil pekerjaan peserta m. 1 set sound system (minimum 3 mikrofon, pengeras suara, amplifier) n. 1 set alat tulis kantor
2. Daftar bahan 1) Modul pelatihan 2) Buku-buku referensi 3) Bahan-bahan untuk hadiah atau reward 4) Peta atau gambar kawasan konservasi perairan 5) Kertas koran polos untuk flipchart 6) Lakban kertas untuk menempelkan karya-karya peserta 7) Kertas adhesive aneka warna dan aneka ukuran 8) Taplak meja 9) Kelengkapan peserta (kaos seragam, topi, peta, buku, modul, buku tulis, spidol aneka warna per kelompok, pensil, pulpen, penggaris, penghapus, 2 buah gunting per kelompok, USB flashdisk atau CD ROM untuk menyimpan materi pelatihan, karya peserta dan foto dokumentasi). Judul Modul: Menjelaskan Program Pendidikan untuk Pengelolaan KKP Buku Informasi Versi: Agustus 2011
Halaman: 55 dari 64