KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAN PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP DI INDONESIA
BUKU 3: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
Oleh: Dewa Gede Raka Wiadnya Kontak:
[email protected]
Saran Sitasi: Wiadnya, D.G.R., 2011. Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia. Buku 3: Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS). Malang, Conservation International (CI) & Universitas Brawijaya, 36pp
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Universitas Brawijaya, UB Fakultas Perikanan & Ilmu kelautan (FPIK) Jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan & Ilmu Kelautan (PSPIK)
NAMA MATA KULIAH
:
Konservasi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
KODE MATA KULIAH
:
PIP 4108
TOTAL SKS
:
3 SKS; 2 SKS Tatap Muka + 1 SKS Praktikal
STATUS MATA KULIAH
:
Wajib/Pilihan
SEMESTER DIBERIKAN
:
7 (tujuh)
KURIKULUM
: Inti/Institusi Program Studi
KOMPETENSI
:
Ut/Pe/La
KATEGORI
:
MKK/MPK/MKB/MPB/MBB
DOSEN PENGAMPU
:
Alfan jauhari
:
Daduk Setyohadi
:
Darmawan Okto Sutjipto
:
Dewa Gede Raka Wiadnya
:
Guntur
:
Sukandar
:
Tri Djoko Lelono
:
[email protected]
KONTAK MK Keterangan:
MPK = Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian MKK = Mata Kuliah Keahlian MKB = Mata Kuliah Keahlian Berkarya MPB = Mata Kuliah Perilaku Berkarya MBB = Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat
1
Ut
= Kategori Utama
Pe
= Kategori Pendukung
La
= Kategori Lainnya
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
Silabus Mata Kuliah (UpDate: januari 2011) Prinsip dasar dan strategi konservasi – pusat keanekaragaman hayati laut, ancaman terhadap sumber daya hayati laut (perikanan), kawasan konservasi perairan (KKP) sebagai alat pengelolaan perikanan tangkap, roadmap, zonasi kawasan, management plan dan monitoring keberhasilan KKP.
A Latar Belakang Pengelolaan Perikanan (tangkap) diartikan sebagai usaha mengatur pemanfaatan atau pengambilan sumber daya ikan sedemikian rupa, agar tidak terjadi penangkapan berlebih (overfishing) dan artinya, sumber daya ikan tersedia secara berkelanjutan. Selama ini, usaha pengelolaan perikanan tangkap dilakukan melalui pengaturan jumlah ijin unit penangkapan yang diberikan oleh pemerintah kepada pengusaha perikanan atau nelayan. Jumlah ijin (SIUP) ditentukan oleh JTB (Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan) pada tahun kalender tersebut (JTB ialah terjemahan dari istilah TAC, Total Allowable Catch). JTB didefinisikan sebagai 80% total effort, Eopt, dari effort pada saat mencapai MSY, Maximum Sustainable Yield (effort bisa dikonversi kedalam bentuk jumlah ijin alat tangkap). MSY didefinisikan sebagai laju ekstraksi atau pengambilan pada laju pemulihan alami tertinggi, sehingga total hasil tangkap pada saat itu mencapai maksimal namun stok sumber daya ikan masih tersedia secara berkelanjutan. Ketika total alat tangkap sudah mencapai posisi JTB, pengelola perikanan akan menghentikan ijin usaha penangkapan (SIUP). Jika ada, surat ijin hanya diberikan untuk perpanjangan, atau memindahkan kepemilikan ijin, dari pemilik ijin lama yang sudah tidak beroperasi. Penentuan MSY (begitu juga JTB) dilakukan dengan menggunakan pendekatan model produksi surplus dari Schaefer – total hasil tangkap dinyatakan sebagai fungsi kuadratik dari total effort yang menangkap jenis perikanan tersebut, dimana kurva mulai dari titik origin (0,0). Mulanya, peningkatan effort (alat tangkap) akan meningkatkan total hasil tangkap dari alat tersebut. Penambahan unit alat lebih lanjut, menurunkan laju peningkatan hasil tangkap total dan akhirnya mencapai titik infleksi. Pada saat itu tingkat pemanfaatan disebut mencapai MSY, penambahan effort lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya penangkapan berlebih atau over-fishing. Model Schaefer ini tergantung pada berbagai asumsi yang hampir tidak bisa dipenuhi pada kondisi riil di tingkat lapang, terutama pada kondisi perikanan Indonesia dengan karakteristik multi-gear dan multi-species. Akibatnya, sangat sulit untuk menetapkan JTB sementera pemerintah harus mengambil keputusan (setiap tahun) dalam menentukan jumlah effort yang harus diberi ijin. Model Schaefer bisa diaplikasikan secara langsung asal tersedia data antara total effort dan total hasil tangkap dari effort tersebut. Kenyataan di alam, keberadaan sumber daya ikan sangat tergantung pada habitat lingkungan tempat hidupnya, keberadaan sumber pakan alami dan berbagai bentuk kompleksitas interaksi didalam ekosistem. Belakangan kita sadari bahwa sebagian besar habitat pendukung sumber daya ikan sudah mengalami degradasi dan kalau dibiarkan lebih lanjut, sumber daya ikan akan berkurang dengan sendirinya, bahkan pada kondisi tanpa ditangkap sekalipun. Akhirnya pendekatan pengelolaan perikanan (tangkap) digabungkan antara MSY-JTB pada satu sisi, dengan pendekatan perlindungan sebagian habitat dan ekosistem yang penting dan mendukung keberlanjutan sumber daya ikan. Salah satu dari pendekatan ekosistem tersebut ialah melalui kawasan konservasi perairan (KKP). Pada awalnya, basis dari model Schaefer (termasuk turunannya: Fox, Schnute, Walter & Hilborn, Guland & Fox) ialah satu-satunya bahasan inti dalam mata kuliah Manajemen Perikanan. Model tersebut digunakan sebagai dasar untuk menduga MSY dan JTB. Saat ini pendekatan tersebut 2
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
didampingi oleh pendekatan perlindungan kawasan. Oleh karena itu pohon ilmu pada bidang pemanfaatan sumber daya perikanan saat ini sering dikaitkan dengan tiga kompetensi dasar: ialah (a) eksplorasi sumber daya ikan, (b) eksploitasi sumber daya perikanan, dan (c) manajemen penangkapan ikan. RPKPS ini dipersiapkan untuk kepentingan pada point (c), sebagai mata kuliah yang lebih muda pada jurusan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan.
B Tujuan Pembelajaran Pembahasan pada mata kuliah ini terutama difokuskan pada peran KKP sebagai alat pengelolaan perikanan tangkap, termasuk proses persiapan, perencanaan, pengelolaan dan evaluasi kawasan konservasi perairan. Dasar kompetensi yang diharapkan setelah mengikuti seluruh rangkaian tatap muka dan praktiukm mata kuliah ini ialah: 1) MPA communicator – kemampuan meyakinkan untuk menyampaikan manfaat KKP bagi perikanan, perlindungan keragaman hayati dan eko-wisata kepada target sasaran atau para pihak pemegang kunci keberhasilan program KKP; 2) MPA design & MPA zoning designer – kemampuan perancangan (seleksi) dan zonasi kawasan konservasi perairan; 3) MPA planner – kemampuan menyusun rencana pengelolaan kawasan dalam bentuk management plan; 4) MPA programmatic auditor – kemampuan menyusun program monitoring dan evaluasi keberhasilan atau kegagalan program KKP, sebagai alat ukur perikanan tangkap (secara otomatis dia juga akan bermanfaat untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan ekowisata). Kompetensi ini termasuk (tapi tidak terbatas pada) pengetahuan/kemampuan: a) manfaat KKP sebagai alat pengelolaan perikanan tangkap; b) seleksi lokasi untuk dijadikan kawasan konservasi perairan; c) identifikasi dan analisis perangkat hukum dan kebijakan yang tepat dalam penetapan suatu KKP (roadmap penetapan KKP); d) perancangan zonasi kawasan; e) rencana pengelolaan KKP (management plan) dan; f) monitoring sukses/kegagalan suatu KKP sebagai alat ukur pengelolaan perikanan tangkap. Peserta yang lulus dari mata kuliah ini paling tidak menguasai 7 (tujuh) teknik dasar ketrampilan untuk mencapai dasar kompetensi yang diharapkan, ialah: 1) mengidentifikasi atribut dan menyusun daftar urutan spesies (ikan) yang cenderung terancam (vulnerable) dari penangkapan berlebih; 2) menyusun dan analisis besaran prakiraan dampak yang ditimbulkan oleh operasi alat tangkap terhadap kerusakan habitat dan lingkungan di laut; 3) analisis status eksploitasi stok sumber daya ikan dengan menggunakan model dasar Schaefer maupun Fox, atau sejenisnya; 4) teknik dasar tumpang susun (over-lay technique) dalam memilih wilayah untuk prioritas konservasi; 5) software standar terbuka Miradi dalam menyusun rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan (management plan) 6) teknik identifikasi dan melakukan rating terhadap para pihak (stakeholder) yang terlibat dalam pengelolaan KKP;
3
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
7) teknik monitoring biologi dan persepsi masyarakat untuk mengukur tingkat keberhasilan pengelolaan kawasan konservasi perairan
C Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah Konservasi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan dipersiapkan untuk 14x tatap muka dan dipasangkan dengan 12x kegiatan praktikal. Pokok bahasan pada masing-masing tatap muka ialah: 1) Pendahuluan – laut dan fungsinya 2) Keanekaragaman sumber daya hayati laut: segi-tiga karang 3) Ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan habitat di laut 4) Karakteristik perikanan laut – alat tangkap 5) Karakteristik perikanan laut – sumber daya ikan, 6) Pengelolaan perikanan – pendekatan model produksi surplus, 7) KKP – manfaatnya bagi perikanan tangkap, 8) Kategori kawasan konservasi perairan, 9) Roadmap (peta jalan) menuju KKP 10) Rancangan zonasi kawasan konservasi perairan; 11) Rencana pengelolaan KKP (management plan) 12) Miradi – program standar terbuka dalam menyusun dokumen rencana pengelolaan KKP 13) Monitoring keberhasilan program pengelolaan KKP; 14) Peraturan, hukum dan kebijakan dalam bidang KKP Kegiatan tatap muka sebagian besar membahas aspek teoritis (filosofis) tentang KKP terkait dengan fungsinya sebagai alat pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan. Ilustrasi, visualisasi dan latihan teknis terhadap teori yang dijelaskan pada kegiatan tatap muka disajikan dalam kegiatan praktikal. Seluruh rangkaian kegiatan praktikal terdiri dari: 1) Presentasi video BBC Blue Planet: Coral Sea 2) Presentasi video BBC Wild Indonesia: Underwater Wonderland 3) Spesies terancam (vulnerable) dari penangkapan berlebih 4) Penangkapan berlebih dan tragedi milik umum 5) Presentasi video BC Blue Planet: Deep Trouble 6) Metode pengukuran dampak (kerusakan) lingkungan oleh operasi alat 7) Aplikasi teknik tumpang susun dalam zonasi kawasan konservasi perairan 8) Monitoring estimasi panjang ikan (induk): simulasi on-screen 9) Monitoring: Belt Transect – simulasi atas air 10) Monitoring karang: Point Intercept Transect (PIT) 11) Rencana aksi pengelolaan kawasan konservasi perairan (KKP) 4
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
12) Visitasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
D Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester D.1 Pendahuluan – Laut dan Fungsinya D.1.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) 2) 3) 4)
menjelaskan definisi beberapa istilah yang digunakan dalam mempelajari laut; menjelaskan beberapa karakteristik lingkungan laut; membuat skema keterkaitan antara laut dengan kehidupan manusia di darat; dan membuat rating dari berbagai kegiatan manusia di darat dalam memanfaatkan dan memperlakukan laut.
Pemahaman dasar ini ialah sebagai pengantar ketika membahas keanekaragaman hayati laut, perikanan, ancaman pada ekosistem laut dan Kawasan Konservasi Perairan
D.1.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • • •
Perkenalan & kontrak kuliah Definisi dan terminology tentang laut Planet laut, bukan planet bumi Keruangan dan mintakat di laut Laut dan awal kehidupan di bumi Manfaat laut bagi kehidupan di darat Batasan dan rung lingkup konservasi
D.2 Keanekaragaman sumber daya hayati laut – segi tiga karang D.2.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) Mengenal berbagai jenis keanekaragaman sumber daya hayati laut; 2) mengidentidfikasi wilayah di laut dengan keanekaragaman sumber daya hayati tinggi, bull’s eye of marine biodiversity, marine biodiversity hotspot dan Coral Triangle; 3) identifikasi kemungkinan dampak dari kepunahan keanekaragaman hayati laut di Indonesia
D.2.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • 5
Definisi keanekaragaman hayati Deskripsi ekosistem di laut Terumbu karang Bakau/mangroves Padang lamun/sea grass
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• • • •
Jumlah temuan spesies di laut Pusat keanekaragaman hayati laut Segi tiga karang (Coral Triangle) Coral Triangle Initiative (CTI) – for coral reefs, fisheries & food security
D.3 Ancaman pada Keanekaragaman sumber daya hayati dan habitat di laut D.3.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) Memahami berbagai jenis sumber ancaman pada habitat dan keragaman sumber daya hayati laut, terutama di wilayah Coral Triangle; 2) menentukan kategori ancaman berdasarkan prioritas (threat rating); 3) memahami pra-kiraan dampak (kerusakan) lingkungan sebagai akibat dari operasi alat tangkap;
D.3.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • • • • •
Perubahan iklim, pemanasan global dan bleaching Perubahan iklim, asidifikasi dan kalsifikasi karang Dampak perubahan iklim pada habitat dan spesies di laut Ancaman lokal – pembangunan wilayah pesisir Ancaman lokal – sedimentasi Ancaman lokal – pencemaran di laut Ancaman lokal – penangkapan berlebih dan destruktif Kategori ancaman berdasarkan prioritas (threat rating) Dampak operasi alat tangkap pada lingkungan ekologis dan spesies
D.4 Karakteristik perikanan tangkap – alat tangkap D.4.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) 2) 3) 4)
mengenal jenis-jenis alat tangkap yang umum di Indonesia beserta modifikasinya; menjelaskan karakteristik dan tingkah laku berbagai jenis alat tangkap, terutama di Indonesia; membuat kategori alat tangkap berdasarkan jenis dan tingkah laku alat tangkap; menentukan besaran prakiraan dampak operasi alat tangkap terhadap kerusakan lingkungan di laut
D.4.2 Sub Pokok Bahasan: • • 6
Definisi: fishing gear, fishing vessel, fishing fleet Kategorisasi alat tangkap
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• • • • • • • • • • •
Alat pengumpul Pancing Perangkap Jaring angkat Muro ami Jaring insang Pukat Lingkar Pukat Kantong Pukat harimau Alat lain Tugas mandiri
D.5 Karakteristik perikanan tangkap – sumber daya ikan D.5.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) 2) 3) 4)
menjelaskan batasan/definisi ikan secara biologi dan ikan sebagai produk perikanan; identifikasi jenis-jenis ikan yang umum tertangkap di wilayah perairan Indonesia; membuat deskripsi karakteristik habitat diikatkan dengan tingkah laku ikan; membuat kategori spesies berdasarkan nilai pentingnya secara ekonomis;
D.5.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • • • • •
Definisi ikan – biologi dan produk Terminology morfologi ikan sebagai alat identifikasi Kategori ikan sebagai produk perikanan Ikan bersirip Binatang berkulit keras Binatang berkulit lunak Binatang air lain Tanaman air Latihan (tugas terstruktur)
D.6 Pendekatan model produksi surplus D.6.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) 2) 3) 4) 5)
7
menjelaskan prinsip dasar model produksi surplus (Schaefer); aplikasi model Schaefer pada kasus perikanan laut, dengan contoh perhitungan; membuat perbandingan antara model schaefer dengan model Fox; menyebutkan asumsi pada model dasar Schaefer; menyebutkan kelebihan dan kelemahan model produksi surplus (Schaefer)
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.6.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • • •
Model produksi surplus – prinsip dasar Model Schaefer: Eopt dan Cmsy Contoh aplikasi pada model Schaefer Contoh aplikasi pada model Fox Asumsi-asumsi pada model produksi surplus Kelebihan dan kelemahan model Schafer Tugas terstruktur
D.7 KKP: manfaatnya bagi perikanan tangkap D.7.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) 2) 3) 4)
menjelaskan definisi dan prinsip dasar KKP; menjelaskan mekanisme KKP bermanfaat bagi perikanan tangkap; membuat rancangan KKP (MPA design) dengan memperhatikan ukuran dan tata letak KKP; menjelaskan antara kebutuhan KKP (kondisi ideal) dengan luas KKP yang ada saat ini untuk memberikan dampak positif bagi perikanan tangkap.
D.7.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • • • •
Definisi & prinsip dasar KKP Status perikanan laut – global dan Indonesia Mekanisme KKP memberikan manfaat untuk perikanan Manfaat KKP bagi perikanan tangkap Ukuran dan perancangan KKP Kebutuhan ideal KKP Penolakan sebagian masyarakat Penolakan terhadap wilayah larang-ambil
D.8 Kategori kawasan konservasi perairan D.8.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) 2) 3) 4)
8
menjelaskan berbagai tujuan dasar pembentukan KKP; menjelaskan prinsip dasar dalam penentuan kategori KKP; menjelaskan karakteristik dasar dari masing-masing KKP menurut ketentuan IUCN; menjelaskan kategori kawasan konservasi di Indonesia sesuai dengan kriteria IUCN
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.8.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • •
Nomenklatur penamaan kawasan konservasi di Indonesia; Tujuan pembentukan KKP Prinsip dasar penentuan kategori KKP Kategori kawasan konservasi – ketentuan IUCN Karakteristik antar kategori KKP Kategori KKP di Indonesia yang sesuai dengan aturan IUCN
D.9 Roadmap menuju kawasan konservasi perairan (KKP) D.9.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) menjelaskan berbagai proses terbentuknya suatu KKP; 2) menjelaskan pembelajaran dalam proses pembentukan KKP di Indonesia; 3) membuat perbandingan proses pembentukan dan pengelolaan KKP dari berbagai pembelajaran yang berbeda
D.9.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • •
Konsep dasar – antara KKP alamiah (dulu) dengan kebutuhan akan KKP (saat ini) Proses pembentukan dan pengelolaan KKP – fish habitat area Proses pembentukan & pengelolaan KKP – Florida Keys National Marine Sanctuary Sejarah konservasi di Indonesia Taman Nasional Komodo Taman Nasional Bali Barat
D.10 Zonasi kawasan konservasi perairan D.10.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) menjelaskan prinsip dasar dalam zonasi kawasan; 2) menjelaskan urutan proses/tahapan dalam penyusunan zonasi; 3) menerapkan teknik tumpang susun (overlay-technique) dalam memilih wilayah prioritas untuk dilindungi; 4) merancang wilayah prioritas konservasi (wilayah larang-ambil) dengan teknik tumpang susun; 5) menjelaskan ketentuan aturan pada zona yang berbeda dalam suatu kawasan konservasi
9
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.10.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • • •
Tahapan dalam pengelolaan KKP Konsep dasar zonasi – beberapa contoh Konsep dasar zonasi kawasan konservasi Ketentuan dalam zona yang berbeda Memilih prioritas area (zona) untuk dilindungi Teknik tumpang susun (overlay technique) MARXAN – decision support tool
D.11 Rencana pengelolaan KKP (management plan) D.11.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) menjelaskan prinsip dasar dalam zonasi kawasan; 2) menjelaskan urutan proses/tahapan dalam penyusunan zonasi; 3) menerapkan teknik tumpang susun (overlay-technique) dalam memilih wilayah prioritas untuk dilindungi; 4) menjelaskan ketentuan aturan pada zona yang berbeda dalam suatu kawasan konservasi
D.11.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • •
10
KKP – suatu kebutuhan Seleksi KKP Penetapan, tata batas dan zonasi Dokumen Rencana Pengelolaan (management plan) Konsep 5S – standard lexicon Pembelajaran dari PHKA
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.12 Miradi: software standar terbuka D.12.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) menjelaskan proses dan tahapan dalam penyusunan Rencana pengelolaan (management plan); 2) menjalankan program Miradi dalam menyusun rencana pengelolaan (management plan) suatu kawasan konservasi perairan 3) menghasilkan satu dokumen rencana pengelolaan KKP yang disusun dengan program Miradi
D.12.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • • • • •
Tahapan dalam penyusunan dokumen rencana pengelolaan Target konservasi dan viabilitas target Threats (ancaman) dan threat rating Strategi – aksi konservasi Rencana aksi – smart objective Pembiayaan – sustainable finan cing Monitoring Miradi – conceptual diagram dan result chains
D.13 Monitoring sukses dan pengelolaan adaptif D.13.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) membuat program monitoring sebagai indikator sukse atau kegagalan program aksi konservasi; 2) membuat hubungan antara hasil monitoring dengan pengelolaan adaptif
D.13.2 Sub Pokok Bahasan: • • • • •
11
Konsep dasar monitoring Tujuan dan jenis monitoring Monitoring biologi Monitoring pemanfaatan sumber daya Monitoring persepsi masyarakat
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
D.14 Hukum, peraturan dan kebijakan pengelolaan KKP D.14.1 Tujuan Instruksional Khusus Pada akhir kegiatan tatap muka, peserta mampu: 1) menjelaskan perangkat hukum dalam pengelolaan KKP; 2) melakukan analisis tumpang tindih hukum dan peraturan dalam bidang KKP; 3) melakukan sinergi diantara hukum dan peraturan pengelolaan KKP
D.14.2 Sub Pokok Bahasan: • • • •
12
Konsep dasar – hukum dan peraturan KKP Peraturan global – legal, etik dan norma Peraturan nasional Analisis hukum dan peraturan pengelolaan KKP
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
DETAIL TAHAPAN KEGIATAN TATAP MUKA DI KELAS PER POKOK BAHASAN POKOK BAHASAN I: PENDAHULUAN – LAUT DAN FUNGSINYA NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
1.1
Perkenalan & kontrak kuliah
• Memperkenalkan dosen pengampu & asisten • Mengenal dosen pengampu dan asisten
1.2
Terminologi dan definisi
• Refresh (penyegaran) definisi dan batasan
• Partisipasi aktif & berbagi informasi
tentang laut – Samudera (ocean), laut (sea), teluk (gulf, bay); • Inisiasi diskusi dengan peserta tentang laut
tentang laut • Internalisasi batasan tentang okeanos, sea, marine, ocean, continent, gulf & bay
• Fasilitasi diskusi: luas permukaan laut
• Partisipasi aktif, berbagi informasi,
1.3
Planet laut, bukan planet bumi
• Mampu menyebut nama mata kuliah dengan praktikal; praktikal; benar dan menyebutkan semua dosen • Menjelaskan dasar kompetensi minimal yang • Internalisasi / kontrol terhadap 4 (empat) pengajar beserta asisten akan (harus) dicapai pada kuliah KSDKP dasar keahlian yang akan dicapai; • Mampu menyebut 4 dasar kompetensi • Aturan kuliah dan penilaian: presensi, tugas • Memahami & sepakat dengan aturan KSDKP: MPA communicator, designer, terstruktur, praktikal, UTS, UAS & nilai pembelajaran – pelanggaran minimal planner & auditor; akhir terhadap kuliah • Mematuhi semua aturan tatap muka, praktikal dan penilaian (pelanggaran minal)
•
•
1.3
Keruangan dan mintakat
• •
13
INDIKATOR AKHIR
dibanding darat, volume air laut, pembagian wilayah samudera (oceans), sea (laut), Gulf & bay (Teluk) Fasilitasi diskusi northern & southern hemisphere dengan karakteristik penghuninya; Diskusi susunan kimia air laut: salinitas, tekanan hidrostatik, palung laut, gunung laut, suhu, thermocline Fasilitasi diskusi: garis pantai (shoreline, coastline), pasang surut Diskusi: zona litoral, neritik, continental shelf (paparan benua), continental slope (lereng benua), pelagic-demersal, pelagic oseanik, photik-aphotik, bathy-pelagik, bathy-demersal
bertanya dan memberi tanggapan atau tambahan pengetahuan; • Membahas perbedaan pengetahuan & ketertarikan / spesiealisasi antara penduduk northern dan southern hemisphere; • Membahas thermocline & tekanan hidrostatis bagi penyelam • Partisipasi aktif, internalisasi antara
garis pantai & pasang surut; • Internalisasi masing-masing zona atau wilayah di laut • Mencari contoh sumber daya demersal dan pelagis
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• Mampu menjelaskan sejarah istilah okeanos; • Mampu menjelaskan persamaan dan perbe-
daan antara: ocean, sea, marine, coast, continent, gulf, bay dengan beberapa contoh dari penamaan tersebut • Mampu menjelaskan perbedaan antara
Samudera, benua, laut & teluk; • Mampu menjelaskan sebaran penduduk dunia
antara utara & selatan beserta karakteristik perbedaannya; • Mampu menjelaskan pengaruh tekanan hidrostatis terhadap penyelam; • Mampu menjelaskan mekanisme up-welling di laut • Membuat batasan dan penjelasan dinamika
garis pantai dan pasang surut di laut; • Membagi mintakat atau perwilayahan di laut; • Menjelaskan karakteristik sumber daya pada
masing-masing mintakat di laut
NO 1.4
1.5
1.6
1.7
SUB-POKOK BAHASAN Laut dan awal kehidupan di bumi
Manfaat laut bagi kehidupan di darat
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
• Menjelaskan teori awal kehidupan dari laut:
• Menyimak penjelasan dan membuat
• Mampu menjelaskan bukti-bukti tentang
susunan tubuh mahluk hidup, radiasi ultraviolet • Penjelasan: oksigen-ozon dengan sinar matahari berdasarkan perbedaan waktu geologis Diskusi manfaat laut bagi kehidupan:
feedback tentang teori kehidupan – mencari contoh susunan kimia tubuh manusia; • Partisipasi dan mempelajari keterkaitan oksigen, ozon dengan sinar matahari • Partisipasi dan membuat umpan balik tentang sejarah penangkapan serta terjadinya penangkapan berlebih; • Mencari contoh-contoh pemanfaatan sumber daya laut oleh manusia
Penangkapan ikan – over-fishing Sumber tambang: pasir, Mn, Br Desalinasi air laut – sumber air tawar Sumber energi penggerak turbin – gelombang • Kondensasi amonia – penggerak turbin • • • •
• Internalisasi konsep konservasi dan ruang lingkup konservasi – dengan contoh mencari contoh-contoh kegiatan • Menjelaskan alasan mendesak implementasi konservatif; prinsip konservasi; • Membahas dilemma antara kebutuhan • Menjelaskan kategori konservasi: genetik, akan sumber daya dengan komitmen spesies, kawasan untuk memanfaatkan sumber daya • Lembaga konservasi: BTN, BKSDA, secara berkelanjutan; BKKPN, BPSPL, WWF, WALHI dll • Mencari contoh-contoh dari lembaga yang bergerak dalam bidang konservasi spesies dan konservasi kawasan
konsep awal mula kehidupan dari laut; • Mampu menjelaskan keterkaitan oksigen,
ozon, dan sinar matahari dalam membuktikan teori awal kehidupan dari laut • Mampu menjelaskan berbagai tipe
pemanfaatan laut oleh manusia di darat, termasuk ekstraksi yang belum memungkinkan untuk dilakukan saat ini; • Mampu menjelaskan pengambilan sumber daya dari laut yang akhirnya menyebabkan kerusakan dan berkurangnya atau menipisnya sumber daya di laut
Konservasi: definisi, alasan, tingkatan dan lembaga
• Menjelaskan kata kunci untuk menentukan
Tugas Baca:
• Allaby, M. (2009). Oceans: A Scientific History of Oceans and Marine Life. New York, USA, Facts on File. • Wiadnya, D.G.R. (2011) Kawasan Konservasi Perairan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Indonesia. Malang, Conservation
International (CI): Bab I • Menjawab pertanyaan pada Bab I Buku Ajar
Catatan: • • •
14
Semua dosen pengasuh mata kuliah hadir bersama pada kuliah pertama Waktu tatap muka: 90 menit – setelah kuliah, asisten menjelaskan rencana kegiatan praktikal Media pembelajaran: LCD, white-board (board maker), globe (google earth);
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• Mampu membuat batasan/definisi tentang
konservasi, beserta contoh nyata pada tingkat lapang; • Mampu menyebutkan tingkatan konservasi bersama alasannya; • Mampu menyebutkan 5 lembaga swasta yang bergerak dibidang konservasi spesies; • Mampu menyebutkan semua instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam bidang konservasi
POKOK BAHASAN II: KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA HAYATI LAUT – SEGI TIGA KARANG NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
2.1
Definisi keanekaragaman hayati
• Menjelaskan pendekatan etimologis
• Mendalami Pengertian biodiversity biodiversity (keanekaragaman hayati), germ secara etimologis plasm • Mencoba menggunakan kata kunci • Menjelaskan kata kunci dalam definisi untuk membuat definisi keanekaragaman hayati keanekaragaman hayati • Menjelaskan definisi berdasarkan IUCN & • Mendalami perbedaan definisi antara UU No. 5 tahun 1990 IUCN dengan UU No. tahun 1990
• Mampu menjelaskan definisi biodiversity, germ plasm atau kehati secara etimologis; • Mampu menyebutkan kata kunci yang dibutuhkan untuk membuat batasan tentang keanekaragaman hayati • Mampu menyebutkan perbedaan esensial antara definisi yang dibuat IUCN dengan UU No. 5 tahun 199p
2.2
Deskripsi ekosistem laut
• Refreshment ekosistem laut dan struktur
• Membuat definisi yang jelas dan singkat
•
2.3
Terumbu karang
• •
•
•
2.4
Bakau /mangrove
penyusun ekosistem; Fasilitasi diskusi jenis-jenis ekosistem di laut, saling mempertukarkan penggunaan istilah antara ekosistem, habitat dan sumber daya; Refreshment: coral polyp & colony, coral reef, zooxanthellae, simbion; Fasilitasi diskusi karakteristik ekosistem terumbu karang – sinar matahari, substrat keras, suhu, kekeruhan, nutrient; Fasilitasi diskusi: tipe habitat karang – atol, penghalang, tepi, reef flat, slope, wall, back & fore reef; Menjelaskan istilah “marine tropical rainforest”
• Penyegaran (melalui diskusi) bakau sebagai
tumbuhan halophyte, perbedaan mangrove dengan salt marsh dan komponen tumbuhan mangrove; • Penyegaran (melalui diskusi) tentang manfaat fungsional dari hutan bakau
15
• Diskusi kata kunci untuk menjelaskan
istilah ekosistem; • Diskusi jenis-jenis ekosistem di laut dengan contoh masing-masing ekosistem • Mendalami pengertian karang dari coral polyp, simbion zooxanthellae sampai coral reef; • Mendalami karakteristik ekosistem dan penyebaran terumbu karang di dunia; • Mencari contoh-contoh tipe terumbu karang yang terkenal di dunia dan Indonesia; • Mencari informasi besarnya tingkat produktifitas terumbu karang per satuan luas (ha) • Mencari contoh-contoh komponen tumbuhan penyusun bakau, termasuk true mangrove, minor element dan mangrove associate; • Mencari contoh-contog asosiasi bakau dengan ikan dan organisme lainnya
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
tentang ekosistem; • Menyebutkan jenis-jenis ekosistem penting di
laut terkait dengan perikanan;
• Membuat deskripsi dari binatang karang
sampai ekosistem terumbu karang; • Menggambarkan parameter pendukung yang
menjadi faktor pembatas distribusi terumbu karang; • Bisa menjelaskan proses terjadinya fringing reef, atoll, barrier reef, reef-flat, back reef, fore reef, slope, wall dan coral bommies; • Mampu mebuat perbandingan produktifitas terumbu karang dibandingkan dengan tipe habitat lainnya, baik di laut maupun di darat • Menyebutkan jumlah spesies bakau sejati di
dunia dan yang ditemukan di Indonesia; • Menyebutkan tiga negara (dalam urutan dari
terluas) yang mempunyai hutan bakau terluas; • Menjelaskan minimal 2 (dua) kerugian bagi
manusia jika populasi bakau berkurang
NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
2.5
Lamun / seagrass
• Penyegaran melalui diskusi tentang lamun
• Mencari kata kunci untuk membedakan
sebagai submersible halophyte, angiospermae dan monocotyle • Penyegaran (melalui diskusi) tentang manfaat fungsional dari lamun
2.6
Spesies penghuni laut
16
INDIKATOR AKHIR
• Menjelaskan perbedaan dasar antara antara tumbuhan bakau dengan lamun; tumbuhan bakau dan lamun; • Mencari contoh-contoh ikan yang • Menyebutkan minimal 5 (lima) ikan sebagian besar hidupnya tergantung dari komersial yang hidupnya tergantung dari lamun lamun; • Menyebutkan dua fungsi lamun selain sebagai sumber ikan (fishery replenishment)
• Penyegaran (melalui diskusi) tentang spons,
• Memahami spons (spone) – phylum cnidaria, cacing laut (worms); forifera dengan karakteristik filter • Penyegaran (melalui diskusi) tentang feeder; Arthropoda, echinodermata dan ikan • Memahami Cnidaria dalam stadia polyp (finfish); dan medusa: Hydrozoa (Hydroid), • Penyegaran (melalui diskusi) tentang Scyphozoa (jelly fish), Anthozoa moluska, dengan masing-masing contohnya; (anemone & coral), Cubozoa (box • Penyegaran (melalui diskusi) tentang jellyfish) reptilian laut (penyu, ular) dan mamalia • Memahami cacing (worms): flat-worms, ribbon-worms, rounded-worms, segmented worms & arrow-worms; • Memahami karakteristik Arthropoda sebagai exoskeleton: Chelicerata, Mandibulata dan Crustacea; • Memahami moluska – karakteristik kulit lunak dengan tempurung shell: amphineura, gastropoda, scaphopoda, bivalvia & cephalopoda; • Memahami jenis-jenis echinodermata: crown-of-thorn
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• Membuat deskripsi singkat tentang spons
(phylum forifera); • Menyebutkan contoh masing-masing klas dari
• • •
•
• • •
phylum Cnidaria: hydrozoa, scyphozoan, anthozoa & cubozoa; Menyebutkan pembagian klas dari phylum nematode berdasarkan bentuk badannya; Membuat deskripsi singkat dari phylum moluska; Menyebutkan nama klas dari phylum arthropoda yang dimanfaatkan sebagai produk perikanan; Menyebutkan contoh dari phylum echinodermata yang bertindak sebagai predator karang (bleaching); Menyebutkan semua jenis penyu yang ditemukan di Indonesia; Menyebutkan klasifikasi mamalia laut, termasuk setasea Membuat deskripsi singkat tentang Proboscidea
NO 2.7
2.8
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
Wilayah dengan kehati • Bersama kelas membuat batasan tantang laut tinggi keanekeragaman hayati laut; • Menjelaskan karakteristik keanekaragaman hayati laut dan distribusinya di dunia; • Menjelaskan dan fasilitasi diskusi tentang sympatric dan allopatric • Menjelaskan wilayah dengan pusat keragaman hayati laut tertinggi di dunia – lamun, terumbu karang, ikan, gastropoda;
Segi-tiga karang
Coral Triangle Initiative (CTI)
2.10 Tugas Baca
• Menjelaskan komitmen regional tentang
coral triangle initiative (CTI) • Menyebutkan anggota dari CTI
• • • •
17
INDIKATOR AKHIR
• Fasilitasi diskusi tentang definisi
• Menyebutkan kata kunci yang dibutuhkan
•
•
• Mengidentifikasi wilayah yang disebut coral •
triangle; • Melakukan analisis wilayah negara yang masuk atau berada dalam wilayah coral triangle 2.9
PESERTA KELAS
•
keanekaragaman hayati; Membahas temuan Groombridge tetang Indo-West Pacific, Veron tentang karang, Hoeksema tentang karang jamur, Short tentang lamun, Briggs tentang East Indies & Allen tentang ikan karang; Membahas teori sympatric dan allopatric dan kaitannya dengan terbentuknya spesies di laut Membahas mengapa Brunae dan Australia tidak masuk sebagai bagian dari Coral Triangle; Menghubungkan teori sympatric dan allopatric pada wilayah coral triangle
• Melakukan analisis proses inisiasi CTI; • Melakukan analisis terhadap strategi
untuk membuat definisi keragaman hayati; • Melakukan analisis tumpang susun terhadap
karang, bakau, padang lamun, gastropoda dan ikan untuk menentukan pusat dari pusat keanekaragaman hayati laut; • Melakukan analisis keterkaitan antara faktor lingkungan, kondisi sympatric dan allopatric dengan wilayah pusat keragaman hayati laut
• Melakukan analisis terhadap negara dengan
cadangan keragaman hayati laut tertinggi di dunia; • Melakukan analisis terhadap jumlah spesies ikan laut yang ditemukan berdasarkan negara di wilayah segi-tiga karang dan sekitarnya • Melakukan analisis terhadap strategi
Indonesia sebagai inisiator CTI; Indonesia sebagai inisiator CTI; • Melakukan analisis terhadap kemajuan yang • Melakukan analisis urutan (luas) telah dicapai dalam proses CTI wilayah negara yang berada dalam wilayah CT Briggs, J. C. (2005). "The marine East Indies: diversity and speciation." Journal of Biogeography 32: 1517-1522. Green, A. L., & P.J. Mous (2008). Delineating the Coral Triangle, its Ecoregions and Functional Seascapes. South Brisbane, Australia, TNC Coral Triangle Program Report: 44. Hoeksema, B. W. (2007). Delineation of the Indo-Malayan Centre of Maximum Marine Biodiversity: The Coral Triangle. Biogeography, Time, and Place: Distributions, Barriers, and Islands. W. Renema. Leiden, the Netherlands, Springer: 117-178. Short, F., T. Carruthers, W. Dennison, & M. Waycott (2007). "Global seagrass distribution and diversity: A bioregional model." Journal of Experimental Marine Biology and Ecology 350: 3-20.
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
POKOK BAHASAN III: ANCAMAN PADA KEANEKARAGAMAN SUMBER DAYA HAYATI DAN HABITAT DI LAUT NO 3.1
SUB-POKOK BAHASAN Perubahan iklim, pemanasan global dan bleaching
FASILITATOR
PESERTA KELAS
• Menjelaskan dan fasilitasi diskusi proses
• Membahas faktor-faktor yang memicu
terjadinya perubahan iklim global; • Menyajikan data proses meningkatnya suhu permukaan air laut (SST) secara historis; • Menjelaskan proses terjadinya bleaching pada terumbu karang • Menyajikan hasil penelitian dan perkiraan peneliti tentang dampak pemanasan global terhadap terjadinya bleaching
INDIKATOR AKHIR
• Membuat skema berbagai aktifitas manusia terjadinya perubahan iklim global; yang dapat memicu pemanasan global; • Internalisasi skema terjadinya bleaching • Melakukan analisis terhadap hal-hal yang bisa karang; dilakukan untuk mengurangi dampak • Internalisasi terhadap dampak pemanasan global; pemanasan global dengan terjadinya • Menjelaskan istilah DHW sebagai alat ukur bleaching masal terjadinya bleaching karang • Membuat skema dan analisis terjadinya bleaching karang; • Membuat beberapa skenario bleaching karang di masa yang akan datang
3.2
Perubahan iklim, asi- • Menjelaskan dan fasilitasi diskusi terjadinya • Membahas proses antara kecepatan • Membuat skema antara aktifitas manusia di proses hujan asam dan dampaknya secara pembentukan dan abrasi kerangka darat sebagai pemicu hujan asam, asidifikasi difikasi dan kalsifikasi langsung pada air laut; karang sebagai dampak dari hujan asam dan menurunnya kualitas struktur kerangka karang • Refreshment terhadap proses reaksi kardan asidifikasi air laut; karang; bonat pada air laut; • Membahas proses kejenuhan aragonite • Membuat analisis kemungkinan pengaruh • Fasilitasi diskusi keterkaitan antara hujan terhadap menurunnya struktur kerangka hujan asam terhadap produksi perikanan asam, pH, asidifikasi, reaksi karbonat dan karbonat karang tangkap – ditinjau dari habitat pendukung proses kalsifikasi kerangka karang sumber daya ikan
3.3
Dampak perubahan • Menjelaskan dan fasilitasi diskusi penyakit asidosis; iklim (asidifikasi) pada • Inisiasi diskusi keterkaitan asidosis terhadap habitat dan spesies di kapasitas produksi ikan; laut • Diskusi mengrove dan sea grass burning • Diskusi ratio sex pada tukik penyu (keragaman hayati) • Diskusi global warming terhadap budidaya rumput laut Ancaman lokal – pem • Inisiasi diskusi ancaman lokal; • Menyajikan slide pembangunan di wilayah bangunan wilayah pesisir (pemukiman) dan fasilitasi diskusi pesisir dampaknya pada laut di sekitarnya
3.4
18
• Membahas proses terjadinya asidosis
• Membuat analisis dampak asidosis terhadap pada ikan (sebagai contoh); penurunan kapasitas produksi ikan pada • Membahas keterkaitan kerusakan habitat skenario yang berbeda; dan ikan sebagai akibat dari perubahan • Membuat analisis kerugian ekonomis di iklim; Indonesia sebagai akibat dari perubahan iklim • Membahas sektor-sektor yang dirugikan global sebagai dampak dari perubahan iklim global • Formulasi definisi ancaman lokal; • Membahas dampak pemukiman
terhadap wilayah pesisir – konversi lahan, intrusi air laut, polusi organik
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• Membuat comparasi dampak akibat ancaman
global dan lokal; • Membuat deskrispsi besaran dampak oleh
ancaman lokal
NO 3.5
SUB-POKOK BAHASAN Ancaman lokal – sedi mentasi
FASILITATOR • Menyajikan slide (peta pembukaan lahan di •
•
3.6
Ancaman lokal – pen cemaran di laut
PESERTA KELAS
• •
• Membahas lokasi-lokasi dengan Asia Tenggara) persentase pembukaan lahan yang Fasilitasi diskusi dampak pembukaan lahan tinggi; terhadap sedimentasi dengan visualisasi • Membahas kerusakan karang dan lamun sedimentasi di laut; akibat sedimentasi Fasilitasi diskusi dampak sedimentasi terhadap kehidupan di laut (pantai) Fasilitasi diskusi tentang identifikasi titi-titik • Membahas sum-sumber pencemaran pusat pencemaran minyak di laut; minyak dan air ballast di laut, beserta Fasilitasi diskusi dampak pencemaran dampaknya; minyak dan air ballast terhadap organisme dan keragaman hayati laut
INDIKATOR AKHIR • Membuat analisis kebutuhan pembangunan di
darat dan dampak kerusakan yang ditimbulkan di laut habitat); • Membuat contoh kode etik pembukaan lahan untuk mengurangi dampak kerusakan habitat di laut • Membuat peta resiko pencemaran minyak di
wilayah perairan Indonesia; • Membuat prosedur operasi kapal dan perahu
nelayan untuk mengurangi resiko pencemaran minyak di laut
3.7
Ancaman lokal – pe nangkapan berlebih dan destruktif
• Memfasilitasi diskusi untuk membuat
3.8
Kategori ancaman berdasarkan prioritas (threat rating)
• Menjelaskan penentuan prioritas ancaman
• Membahas jenis ancaman dan penentuan • Melakukan analisis ancaman, menentukan
(threat rating); • Fasilitasi diskusi dalam menentukan ancaman yang paling penting
• Membahas teknik analisis ancaman pada • Mengalisis tindakan yang harus dilakukan
Dampak operasi alat tangkap pada ling kungan ekologis dan spesies
• Menjelaskan variable untuk menentukan
3.9
19
• Membahas definisi manajemen • Membuat analisis ketimpangan antara konsep batasan jelas dan singkat tentang overperikanan tangkap dan dihubungkan pengelolaan perikanan tangkap dengan fishing dengan mengelola perikanan tangkap; dengan istilah penangkapan berlebih; terjadinya penangkapan berlebih; • Inisiasi diskusi tentang metode penangkapan • Membahas contoh-contoh penangkapan • Membuat deskripsi kelemahan sistem tidak ramah lingkungan dan melanggar tidak ramah lingkungan dan pengelolaan perikanan tangkap sehingga hukum (illegal) penangkapan melanggar hukum; timbul penangkapan berlebih; • Membahas double-blow effect dari • Membuat deskripsi double-blow effect dari penangkapan destruktif penangkapan destruktif
ancaman dengan rating tertinggi; keragaman hayati laut
• Membahas definisi atau batasan dari tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh scope, severity dan irreversibility; operasi alat tangkap – scope, severity dan • Internalisasi tabel penghitungan irreversibility prakiraan dampak; • Menjelaskan tabel penentuan kerusakan oleh • Membuat contoh tabel perkiraan alat tangkap dampak kerusakan oleh operasi alat tangkap
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
rating dan prioritas ancaman; oleh pengelola kawasan dalam menekan ancaman prioritas; • Membuat analisis prakiraan dampak negatif
yang ditimbulkan oleh operasi berbagai alat tangkap di Jawa Timur; • Membuat analisis besarnya kerusakan yang ditimbulkan terhadap berbagai lingkungan habitat yang berbeda; • Membuat analisis terhadap kerusakan spesies sumber daya perikanan
NO
SUB-POKOK BAHASAN
3.10 Tugas Baca:
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
• Burke, L., E. Selig, & M. Spalding (2002). Reefs at Risk in Southeast Asia. Washington D.C., USA, World Resource Institute. • Hughes, T. P., A.H. Baird, D.R. Bellwood, M. Card, S.R. Connolly, C. Folke, R. Grosberg, O. Hoegh-Guldberg, J.B.C. Jackson, J. Kleypas,
J.M. Lough, P. Marshall, M. Nystro'm, S.R. Palumbi, J.M. Pandolfi, B. Rosen, & J. Roughgarden (2003). "Climate Change, Human Impacts, and the Resilience of Coral Reefs." Science 301: 929-933.
POKOK BAHASAN IV: KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP – ALAT TANGKAP NO 4.1
4.2
4.3
4.4
SUB-POKOK BAHASAN Definisi: fishing gear, fishing vessel, fishing fleet Kategorisasi alat tangkap Alat pengumpul
Pancing
20
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
• Fasilitasi diskusi untuk menjelaskan istilah/
• Membahas terminology alat tangkap,
• Membuat skema nomenklatur atau klasifikasi
terminology fishing gear, vessel dan fleet
armada perikanan, rumah tangga perikanan tangkap, perusahaan perikanan, rumah tangga nelayan dan buruh nelayan • Fasilitasi diskusi untuk menentukan variable • Membahas variable dan menentukan yang digunakan untuk membuat kategorisasi contoh aplikasi alat tangkap (fishing gear)
alat tangkap; • Membuat skema rumah tangga perikanan
berdasarkan besaran skala usaha • Mengembangkan sistem nomenklatur alat
tangkap di Jawa Timur dari berbagai modifikasi alat tangkap yang ada
• Menyajikan slide prototype alat pengumpul – • Membahas berbagai contoh dari alat
• Melakukan analisis deskriptif dari alat
serok, dungki, Ganco; • Fasilitasi diskusi berbagai aspek dari alat pengumpul
• Menyebutkan contoh-contoh dari alat
pengumpul; • Membahas efektifitas alat pengumpul – kajian produktifitas, selektifitas dan kontribusinya terhadap penangkapan berlebih dan kerusakan habitat
• Menyajikan slide dari berbagai tipe pancing
• Membahas berbagai contoh dari alat (hook and line) – pancing ulur, Huhate, tuna pancing; long-line, rawai dasar, tonda; • Membahas efektifitas alat pancing – • Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari kajian produktifitas, selektifitas dan alat pancing (hook and lien) kontribusinya terhadap penangkapan berlebih dan kerusakan habitat
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
pengumpul; pengumpul (collecting gears); • Analisis damak lingkungan dari alat
pengumpul dan lokasi di Indonesia alat ini masih digunakan • Analisis deskriptif dari alat tipe pancing; • Analisis keterkaitan antara tipe pancing,
fishing ground dan tingkah laku ikan yang akan ditangkap; • Analisis perkiraan dampak lingkungan dari berbagai tipe alat pancing
NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
4.5
Perangkap
• Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
4.6
4.7
Jaring angkat
Muro ami
PESERTA KELAS
• Membahas berbagai contoh dari alat penangkap (trap) – sero (guiding barrier), perangkap; bubu, jermal, togo, temporary vs permanent, • Membahas efektifitas alat perangkap – mobile vs fixed; kajian produktifitas, selektifitas dan • Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari kontribusinya terhadap penangkapan alat perangkap berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing alat
• Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
• Membahas berbagai contoh dari alat jaring angkat (lift-net) – bagan tancap, bagan jaring angkat – berbagai modifikasi perahu, temporary vs permanent, mobile vs berdasarkan daerah di Indonesia; fixed; • Membahas efektifitas alat jaring angkat • Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari – kajian produktifitas, selektifitas dan jaring angkat kontribusinya terhadap penangkapan berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing alat
• Menyajikan slide dari alat muro ami –
• Analisis deskriptif dari muroami dan lokasi
• Membahas daerah yang cukup
visualisasi dari Raja Ampat; • Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari muroami
4.8
Jaring insang
21
INDIKATOR AKHIR
memungkinkan untuk operasi muroami di Indonesia dan menentukan karakteristik habitat yang sesuai; • Membahas efektifitas alat muroami – kajian produktifitas, selektifitas dan kontribusinya terhadap penangkapan berlebih dan kerusakan habitat • Menyajikan slide dari berbagai tipe alat • Membahas berbagai contoh dari alat jaring insang – JI hanyut, JI tetap, JI Lingkar jaring insang (gill-net)– JI hanyut, JI (encircling gill-net), trammel net; tetap, JI Lingkar, trameel net dan • Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari berbagai modifikasi berdasarkan daerah jaring insang di Indonesia; • Membahas efektifitas alat jaring insang – kajian produktifitas, selektifitas dan kontribusinya terhadap penangkapan berlebih dan kerusakan habitat
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
perangkap; • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang akan ditangkap; • Analisis dampak lingkungan dari berbagai tipe alat perangkap jaring angkat; • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang akan ditangkap; • Analisis dampak lingkungan dari berbagai tipe jaring angkat yang sesuai untuk operasi di Indonesia; • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang akan ditangkap; • Analisis dampak lingkungan dari alat muroami • Analisis deskriptif dari masing-masing alat
jaring insang; • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang akan ditangkap; • Analisis dampak lingkungan dari berbagai tipe jaring insang
NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
4.9
Pukat Lingkar
• Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
• Membahas berbagai contoh dari alat pukat lingkar – pukat cincin, purse seine, pukat lingkar– pukat cincin (purse lampara; seine), lampara; • Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari • Membahas efektifitas alat pukat lingkar pukat lingkar – kajian produktifitas, selektifitas dan kontribusinya terhadap penangkapan berlebih dan kerusakan habitat
4.10 Pukat Kantong
• Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
4.11 Pukat harimau
• Menyajikan slide dari berbagai tipe alat
4.12 Alat lain
• Menyajikan slide dari berbagai tipe alat lain
4.13 Tugas Baca:
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR • Analisis deskriptif dari masing-masing pukat
Lingkar, alat bantu lampu dan modifikasinya di Indonesia; • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan fishing ground dan tingkah laku ikan yang akan ditangkap; • Analisis dampak lingkungan dari berbagai tipe pukat lingkar
• Membahas berbagai contoh dari alat • Analisis deskriptif dari masing-masing pukat pukat kantong – pukat pantai (beach seine), pukat kantong– pukat pantai, dogol, kantong; dogol (Danish seine), payang; payang; • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan • Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari • Membahas efektifitas alat pukat kantong fishing ground dan tingkah laku ikan yang pukat kantong – kajian produktifitas, selektifitas dan akan ditangkap; kontribusinya terhadap penangkapan • Analisis dampak lingkungan dari berbagai berlebih dan kerusakan habitat tipe pukat kantong • Membahas berbagai contoh dari alat • Analisis deskriptif dari masing-masing pukat pukat harimau (pukat hela) – otter trawl, pukat harimau; harimau; double rig trawl, beam trawl, bottom & mid- • Membahas efektifitas alat pukat harimau • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan water trawl; – kajian produktifitas, selektifitas dan fishing ground dan tingkah laku ikan yang • Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari kontribusinya terhadap penangkapan akan ditangkap; pukat harimau berlebih dan kerusakan habitat • Analisis dampak lingkungan dari berbagai tipe pukat harimau • Membahas berbagai contoh dari alat – spear fishing, tombak, ter; selain yang sudah disebutkan di atas; • Fasilitasi diskusi tentang berbagai aspek dari • Membahas efektifitas alat lain – kajian alat lain produktifitas, selektifitas dan kontribusinya terhadap penangkapan berlebih dan kerusakan habitat
• Analisis deskriptif dari masing-masing alat
lain; • Analisis keterkaitan antara tipe alat dengan
fishing ground dan tingkah laku ikan yang akan ditangkap; • Analisis dampak lingkungan dari berbagai tipe alat lain
• Nedelec, C., & J. Prado (1999). Definition and classification of fishing gear categories. FAO Fisheries Technical Paper. Rome, FAO. 222: 1-
87. • Yamamoto, T. (1980). 1973 Fishery census of Indonesia, survey methods, mode of analysis and major findings. A report prepared for the
Fisheries Development and Management Project, Indonesia. FI:DP/INS/72/064, Field Document 5. Rome, FAO: 1-79.
22
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
POKOK BAHASAN V: KARAKTERISTIK PERIKANAN TANGKAP – SUMBER DAYA IKAN NO 5.1
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
Definisi ikan – biologi • Menyajikan batasan dasar dari ikan / finfish secara taksonomi (ilmiah) dan produk; dan produk • Fasilitasi diskusi tentang batasan ikan (finfish)
PESERTA KELAS
• Membahas dan mengembangkan definisi • Menentukan karakteristik distingtif antara
ikan secara taksonomis dan berdasarkan ikan dengan binatang air lainnya; produk; • Menyebutkan alasan logis dari pemisahan • Menentukan perbedaan karakteristik definisi antara ketentuan taksonomis dengan antara ikan dengan kelompok binatang produksi lainnya • Membahas batasan untuk masing• Menentukan kategori: bentuk tubuh, kepala, masing tipe morfologis dan meristik; mulut, sirip, gurat sisi, ekor, sisik, marker; • Membahas cara mengukur berbagai tipe • Membuat definisi ukuran dari masing-masing morfo-metry kategori
5.2
Terminology • Menyajikan slide terminology morfologis dari ikan; morfologi ikan sebagai • Fasilitasi diskusi penentuan ciri morfologis alat identifikasi dari ikan
5.3
Kategori ikan sebagai produk perikanan
• Menyajikan (slide) pengelompokkan produk • Membahas kemungkinan pembaharuan
Ikan bersirip
• Menyajikan (slide) seluruh 45 kategori
5.4
perikanan sesuai dengan ketentuan statistik perikanan; • Fasilitasi diskusi & tanggapan peserta spesies ikan hasil tangkap; • Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok
spesies hasil tangkap
INDIKATOR AKHIR
• Menyebutkan pembagian kelompok ikan terhadap pengelompokkan ikan dari berdasarkan ketentuan statistik perikanan; statistik terdahulu; • Analisis pengelompokkan kategori ikan • Membahas kelompok ikan yang perlu dalam statistik dimodifikasi • Membahas karakteristik masing-maing • Menyebutkan 45 kelompok spesies hasil kelompok ikan; tangkap perikanan di Indonesia (test); • Membahas nilai penting (ekonomis) dari • Analisis nilai komersial (nilai penting secara masing-masing kelompok spesies ekonomis) dari masing-masing kelompok spesies
5.5
Binatang berkulit keras • Menyajikan (slide) total 8 (delapan) kategori • Membahas karakteristik masing-masing • Menyebutkan 8 (delapan) kategori binatang binatang berkulit keras; kelompok binatang berkulit keras; berkulit keras (test); • Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok • Membahas nilai penting (ekonomis) dari • Analisis nilai komersial (nilai penting secara spesies binatang berkulit keras masing-masing kelompok binatang ekonomis) dari masing-masing kelompok berkulit keras binatang berkulit keras
5.6
Binatang berkulit lunak
23
• Menyajikan (slide) total 8 (delapan) kategori • Membahas karakteristik masing-masing
binatang berkulit lunak; • Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok spesies binatang berkulit lunak
• Menyebutkan 8 (delapan) kategori binatang kelompok binatang berkulit lunak; berkulit lunak (test); • Membahas nilai penting (ekonomis) dari • Analisis nilai komersial (nilai penting secara masing-masing kelompok binatang ekonomis) dari masing-masing kelompok berkulit lunak binatang berkulit lunak
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
5.7
Binatang air lain
• Menyajikan (slide) total 4 (empat) kategori
• Membahas karakteristik masing-maing
5.8
Tanaman air
binatang air lain; • Fasilitasi diskusi masing-masing kelompok spesies binatang air lain
• Menyebutkan 4 (empat) kategori binatang air kelompok binatang air lain; lain (test); • Membahas nilai penting (ekonomis) dari • Analisis nilai komersial (nilai penting secara masing-masing kelompok binatang air ekonomis) dari masing-masing kelompok lain binatang air lain
• Menyajikan (slide) contoh rumput laut
• Membahas karakteristik dari produk
(Gracillaria dan Eucheuma); • Fasilitasi diskusi rumput laut 5.9
Latihan (tugas ter struktur)
INDIKATOR AKHIR
• Membuat deskripsi dari produksi rumput laut rumput laut; dari penangkapan; • Membahas nilai penting (ekonomis) dari • Analisis komersial dari produksi rumput laut rumput laut dari alam
Analisis nilai ekonomi (economical rating) dari ikan bersirip (fin-fish) di Indonesia
POKOK BAHASAN VI: PENDEKATAN MODEL PRODUKSI SURPLUS NO 6.1
SUB-POKOK BAHASAN Model produksi sur plus – prinsip dasar
FASILITATOR
PESERTA KELAS
• Menyajikan 5 (lima) konsep dasar untuk
• Membahas urutan konsep untuk menghasilkan persamaan produksi surplus; menghasilkan Kurva produksi; • Menyajikan Kurva produksi surplus – • Mendiskusikan model persamaan pada hubungan antara effort dengan hasil tangkap Kurva Schaefer
INDIKATOR AKHIR • Membuat deskripsi teoritis dari Kurva
produksi surplus; • Membuat persamaan produksi dari model
Schaefer; • Membuat grafik produksi schaefer
6.2
Model Schaefer: Eopt dan Cmsy
24
• Menjelaskan persamaan Schaefer dalam
• Membahas hubungan kuadratik antara
penentuan Eopt dan Cmsy • Menyajikan persamaan Schaefer dalam grafik
usaha (effort) dengan hasil tangkap dari effort; • Menentukan effort optimal (Eopt) yang menghasilkan hasil tangkapan MSY
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• Analisis turunan pertama dari persamaan
Schaefer untuk menghasilkan Eopt dan Cmsy; • Menentukan (pada Kurva) nilai MSY dan
membuat definisi konsepsional dari MSY
NO 6.3
6.4
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
Contoh aplikasi pada model Schaefer
• Menyajikan contoh aplikasi model Schaefer
• Latihan (practice) dalam penerapan
• Menghitung nilai effort optimum (Eopt)
dengan data dari Laut Sawu; • Menjelaskan teknik penentuan status perikanan tangkap
model Schaefer untuk kasus perikanan tangkap; • Analisis status perikanan tangkap berdasarkan persamaan Schaefer
dengan teknik Schaefer, berdasarkan kasus perikanan lapang; • Estimasi status perikanan tangkap (under, fully atau over-exploited) dengan teknik Schaefer;
Contoh aplikasi pada model Fox
• Menyajikan contoh aplikasi model Fox
• Analisis data catch-effort dengan
• Menghitung nilai effort optimum (Eopt)
sebagai pembanding; • Menjelaskan teknik penentuan status perikanan dengan metode Fox
menggunakan persamaan model Fox • Analisis Eopt dan Cmys dengan menggunakan teknik dasar dari Fox
dengan teknik Fox, berdasarkan kasus perikanan lapang; • Estimasi status perikanan tangkap (under, fully atau over-exploited) dengan teknik Fox; • Analisis perbandingan kedua teknik dalam menduga status perikanan tangkap
6.5
Asumsi-asumsi pada • Menjelaskan seluruh asumsi yang harus • Mendalami, membahas dan melakukan • Membuat deskripsi masing-masing asumsi dipenuhi dalam aplikasi model Schaefer dan umpan balik terhadap asumsi yang harus dalam penggunaan persamaan Schaefer dan model produksi surplus Fox; dipenuhi pada model Schaefer dan Fox; Fox; • Membahas kendala untuk memenuhi semua • Mendalami, membahas dan memberikan • Analisis pembuktian kesulitan dalam asumsi yang dipersyratkan oleh model umpan balik terhadap kesulitan penerapan model Schaefer dan Fox pada Schaefer dan Fox penerapan model pada tingkat lapang tingkat lapang
6.6
Kelebihan dan kelema han model Schafer
• Menjelaskan dan membahas kelebihan dan
kelemahan model Schaefer dan Fox
• Membahas dan memberikan masukan
• Membuat tabel kelebihan dan kelemahan dari
(tambahan) dari keuntungan dan kelemahan model Schaefer dan Fox
• Membuat tabel kelebihan dan kelemahan dari
model persamaan Schaefer; model Fox
6.7
Tugas terstruktur
25
• Menghitung (penentuan) status pemanfaatan sumber daya ikan dengan metode pendekatan produksi surplus
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
POKOK BAHASAN VII: KKP: MANFAATNYA BAGI PERIKANAN TANGKAP NO 7.1
SUB-POKOK BAHASAN Definisi & prinsip dasar KKP
FASILITATOR • Menyajikan definisi MPA berdasarkan •
•
7.2
Status perikanan laut – • global dan Indonesia • •
7.3
7.4
7.5
PESERTA KELAS
• Membahas contoh-contoh KKP di IUCN; Indonesia yang sesuai dengan definisi Menyajikan definisi KKP berdasarkan IUCN dan peraturan legal di Indonesia; ketentuan UU No. 5/1990 dan UU No. • Formulasi kata kunci (kuantitatif) untuk 31/2004 membuat definisi KKP secara praktis Fasilitasi diskusi KKP: dari konsep teoritis pada tingkat lapang menuju praktis Menyajikan (slide) status perikanan tangkap • Mencari data pendukung dalam global; menentukan status perikanan tangkap Menyajikan (slide) status perikanan tangkap global dan nasional Indonesia; Indonesia; • Membahas keterbatasan sistem Fasilitasi diskusi kelemahan manajemen pengelolaan perikanan tangkap di perikanan konvensional Indonesia
Mekanisme KKP mem • Menyajikan (slide) bukti-bukti ilmiah • Membahas mekanisme spill-over dan manfaat KKP bagi perikanan tangkap; export-larva sebagai mekanisme berikan manfaat untuk • Menjelaskan mekanisme KKP bisa perbaikan perikanan tangkap; perikanan memberikan manfaat bagi perikanan tangkap • Mencari contoh-contoh mekanisme (visualisasi slide) spill-over dan export-larva dalam memperbaiki perikanan tangkap Manfaat KKP bagi • Menyajikan beberapa contoh pada tingkat • Membahas pembuktian KKP sebagai lapang tentang manfaat KKP untuk alat pendamping pengelolaan perikanan perikanan tangkap perikanan tangkap yang sudah ada selama ini; • Fasilitasi diskusi dengan peserta • Menelusuri contoh-contoh KKP sebagai alat manajemen perikanan tangkap Ukuran dan peranca • Menyajikan konsep dasar dan prinsip yang • Membahas grafik yang menunjukkan harus dipenuhi agar KKP berdampak optimal skenario antara ukuran wilayah larangngan KKP bagi perikanan tangkap; ambil dengan manfaat perlindungan • Fasilitasi diskusi dengan peserta keragaman hayati dan perikanan • Membahas negosiasi konsep wilayah larang-ambil dengan masyarakat target sasaran
26
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
INDIKATOR AKHIR • Membuat nomenklatur kawasan konservasi
perairan di Indonesia berdasarkan faktor legal yang berbeda; • Membuat deskripsi (kata kunci) penting untuk menjelaskan KKP pada tatanan praktis di lapang • Analisis status perikanan tangkap global dan
Indonesia; • Membuat deskripsi keterbatasan sistem
pengelolaan perikanan di Indonesia; • Membuat deskripsi pendekatan pengelolaan
perikanan berdasarkan JTB (TAC) • Membuat deskripsi dilengkapi dengan
visualisasi tentang mekanisme spill-over dan export-larva; • Analisis besar dan luas (coverage) manfaat KP untuk perikanan tangkap • Membuat deskrisp tentang ketentuan dan
persyaratan yang harus dipenuhi agar KKP bermanfaat bagi perikanan tangkap
• Membuat konsep perancangan terkait dengan
ukuran dan penempatan KKP agar memberikan dampak optimal bagi perikanan; • Membuat visualisasi penempatan KKP pada skenario manfaat yang berbeda
NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
7.6
Kebutuhan ideal KKP
• Menyajikan Kurva ukuran KKP (wilayah
7.7
Penolakan sebagian masyarakat terhadap wilayah larang-ambil
• Menyajikan Kurva pilihan antara sistem
• Membahas konsep vocal-minority group • Membuat dan menjelaskan Kurva skenario
manajemen perikanan konvensional dengan pendekatan KKP; • Fasilitasi diskusi penolakan sebagian masyarakat pada ide KKP
vs silent-majority group terkait dengan kasepakatan KKP; • Membahas Kurva antara kerugian jangka pendek vs keuntungan jangka panjang, atau sebaliknya
kerugian jangka pendek vs keuntungan jangka panjang, atau sebaliknya, terkait pilihan KKP sebagai alat pengelolaan perikanan; • Menjelaskan strategi untuk mengurangi pengaruh focal-minority group (atau memperbesar pengaruh silent-majority group) dalam negosiasi implementasi KKP
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
• Membahas antara kebutuhan ideal luas • Membuat deskripsi kebutuhan ideal KKP larang-ambil) pada berbagai skenario dengan wilayah larang-ambil dengan kondisi riil (secara terisolasi atau dalam jejaring) dan kombinasi manfaat antara keragaman hayati yang ada pada tingkat lapang; membandingkan dengan kondisi riil yang ada dengan perikanan • Membahas pilihan-pilihan untuk pada tingkat lapang; • Fasilitasi diskusi skenario ukuran dan memperbesar ukuran wilayah larang• Membuat daftar usulan solusi untuk persentase habitat pada wilayah larang-ambil ambil secara akumulatif pengembangan KKP di Indonesia maupun secara global
POKOK BAHASAN VIII: KATEGORI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NO 8.1
8.2
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
Nomenklatur penama • Menyajikan seluruh sebutan KKP di Indonesia berdasarkan ketentuan hukum an kawasan konservasi yang berbeda; di Indonesia; • Menyajikan (slide) nomenklatur KKP di Indonesia; • Fasilitasi diskusi dengan peserta Tujuan pembentukan • Fasilitasi diskusi untuk mengidentifikasi tujuan pembentukan KKP; KKP • Mengarahkan diskusi untuk mencapai sepakat tentang 9 (Sembilan) jenis tujuan pembentukan KKP
27
• Membahas kedekatan hubungan
• Membuat dendogram (nomenklatur) KKP (keterkaitan) diantara nama-nama KKP yang ada di Indonesia (berdasarkan aspek yang berbeda; kewenangan pengelolaan); • Saling berbagi pendapat tentang • Membuat deskripsi kelebihan dan kelemahan konsekuensi penamaan KKP yang penamaan KKP yang beragam di Indonesia bervariasi • Saling berbagai pendapat tentang tujuan • Deskripsi tujuan utama pembentukan KKP pembentukan KKP; pada tatanan global dan nasional Indonesia; • Secara bersama menetapkan tujuan• Membuat pembuktian (dengan tabel tujuan dari pembentukan KKP (minimal identifikasi tujuan) bahwa diantara beberapa 9 jenis tujuan) tujuan saling tumpang tindih (overlapping)
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO 8.3
8.4
8.5
8.6
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
Prinsip dasar penen tuan kategori KKP
• Menjelaskan (slide) satu metode sederhana
• Saling berbagi pendapat untuk
• Mampu mengidentifikasi dan analisis
untuk penentuan kategori KKP berdasarkan ketentuan: (1) tujuan utama, (2) tujuan kedua, (3) tujuan potensial dan (4) bukan menjadi tujuan; • Fasilitasi suatu Latihan untuk menentukan kategori KKP berdasarkan kombinasi beberapa tujuan pembentukannya
penyempurnaan teknik penentuan kategori KKP yang cocok untuk diterapkan di Indonesia; • Mengerjakan Latihan penentuan kategori KKP di Indonesia berdasarkan kombinasi tujuan pembentukannya
kategori suatu KKP berdasarkan kombinasi tujuan pembentukannya; • Menyelesaikan Latihan penentuan kategori KKP (dengan benar dan baik) berdasarkan urutan tujuan pembentukannya; • Analisis kategori KKP yang cocok untuk diterapkan di Indonesia
Kategori kawasan kon servasi – ketentuan IUCN
• Menjelaskan (slide) karakteristik dasar dari
• Saling berbagi pendapat dan membahas
Karakteristik antar kategori KKP
• Menyajikan dan menjelaskan (tabel)
• Saling berbagi pendapat tentang kunci
• Analisis (penyajian dalam tabel) karakteristik
karakteristik yang menjadi ciri / features pembeda dari masing-masing kategori KKP • Fasilitasi diskusi diantara peserta
identifikasi masing-masing kategori KKP; • Mencari contoh-contoh penerapan dari masing-masing kategori KKP
yang membedakan antar masing-masing KKP; • Menyajikan kasus-kasus KKP di Indonesia sesuai dengan karakteristik tersebut
Kategori KKP di Indo nesia yang sesuai de ngan aturan IUCN
• Menyajikan (slide) KKP di Indonesia yang
• Membahas (berbagi pendapat) penyajian • Menyebutkan KKP di Indonesia yang
sesuai dengan ketentuan IUCN; • Menyajikan contoh TN Komodo yang tidak mencapai ketentuan IUCN
• Membahas kemungkinan KKP di
28
masing-masing kategori KKP (6 jenis kategori KKP yang penting) berdasarkan ketentuan IUCN; • Menjelaskan 10 kategori KKP yang berlaku umum secara global
• Membuat deskripsi rating urutan KKP tipe KKP yang belum terakomodasi berdasarkan keketatan tingkat perlindungan dalam ketentuan IUCN; yang diterapkan; • Membahas rating tentahg nilai penting • Membuat analisis kategori KKP yang paling dari masing-masing kategori KKP dalam sesuai untuk tujuan perikanan berkelanjutan; kapasitasnya untuk menjamin perikanan • Membuat analisis kategori KKP yang sesuai berkelanjutan untuk perlindungan keragaman hayati atau kebutuhan pariwisata;
laporan kategori KKP ke IUCN; Indonesia yang tidak memenuhi ketentuan IUCN dalam satu kategori
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
dinyatakan secara resmi masuk dalam salah satu kategori KKP; • Menyebutkan contoh-contoh KKP di Indonesia yang belum masuk dalam salah satu kategori ketentuan IUCN
POKOK BAHASAN IX: ROADMAP MENUJU KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP) NO 9.1
9.2
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
Konsep dasar – antara KKP alamiah (dulu) dengan kebutuhan akan KKP (saat ini)
• Menyajikan konsep KKP antara kondisi
• Membahas untouchable areas karena
• Membuat analisis urgensi KKP pada jaman
alamiah jaman dulu dan kondisi saat ini; • Membuka diskusi antara pertambahan penduduk, meningkatnya tuntutan pemenuhan kebutuhan, pencemaran dan terjadinya eksploitasi secara berlebihan
jumlah penduduk dan teknologi yang masih terbatas; • Membahas contoh-contoh wilayah dengan tingkat pemanfaatan berlebihan di Indonesia
nenek moyang dengan kondisi yang ada saat ini; • Menyebutkan dan membahas contoh-contoh wilayah dengan tingkat pembangunan yang berlebihan
Proses pembentukan dan pengelolaan KKP – fish habitat area
• Menyajikan lesson learned proses
• Membahas proses pembentukan KKP; • Membahas tipe-tipe sejenis FHA yang
• Melakukan analisis situasional terhadap
pembentukan fish habitat areas di Australia; • Fasilitasi diskusi kemudahan proses pembentukan FHA
9.3
Proses pembentukan & • Menyajikan lesson learned proses pembentukan FKNMS Amerika; pengelolaan KKP – • Fasilitasi diskusi proses pembentukan Florida Keys National FKNMS di Amerika Serikat Marine Sanctuary
9.4
Sejarah konservasi di Indonesia
• Fasilitasi diskusi dan tanya jawab tentang
sejarah pembentukan KKP di Indonesia; • Fasilitasi pembagian waktu: pra-penjajahan,
masa penjajahan, masa kemerdekaan dan fase reformasi 9.5
9.6
sesuai untuk kondisi Indonesia
proses pembentukan KKP di suatu wilayah; • Menyajikan lesson learned dari pembentukan
FHA Australia • Membahas perbedaan antara proses
• Analisis proses dasar pembentukan suatu pembentukan FHA dan FKNMS; KKP secara umum; • Membahas strategi pembentukan KKP • Menyajikan pembelajaran dari proses di Indonesia (mengambil lesson learned pembentukan 2 KKP (FHA dan FKNMS) dari FHA dan FKNMS) • Menyampaikan informasi tentang • Analisis historis pembentukan KKP di pengalaman di daerah masing-masing Indonesia; oleh beberapa mahasiswa; • Menyajikan karakteristik pembentukan KKP • Membahas perbedaan konsepsi KKP pada fase: pra-penjajahan, periode penjajahan, pada periode waktu yang berbeda kemerdekaan dan periode reformasi
Taman Nasional Ko modo
• Menyajikan informasi sejarah terbentuknya
• Membahas strategi politis Indonesia
• Analisis terbentuknya 3 (tiga) Taman
Taman Nasional Komodo – wilayah masih utuh (tidak terganggu); • Fasilitasi diskusi dan Tanya jawab
untuk memenuhi komitmen internasional terkait KKP; • Membahas TN Komodo sebagai kawasan yang masih asli
Nasional di Indonesia terkait dengan acara world park congress yang dilakukan di Bali pada tahun 1980; • Menyajikan keunikan TN Komodo dibandingkan dengan kawasan lainnya di Indonesia
Taman Nasional Bali Barat
• Menyajikan informasi sejarah terbentuknya
• Membahas karakteristik TNBB sebagai
• Analisis perbedaan karakteristik antara TN
Taman Nasional Bali Barat – pengaruh pariwisata; • Fasilitasi diskusi dan Tanya jawab
kawasan yang mendapat pengaruh pariwisata; • Diskusi perbedaan karakteristik antara TN Komodo dan TN Bali Barat
29
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
Komodo dan TN Bali Barat;
POKOK BAHASAN X: ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NO
SUB-POKOK BAHASAN
10.1 Tahapan dalam penge lolaan KKP
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
• Menyajikan (slide) 10 tahapan dalam proses
• Membahas kejelasan urutan tahapan
• Mampu menyebutkan urutan tahapan dalam
perencanaan dan pengelolaan KKP; • Fasilitasi diskusi untuk memperjelas urutan masing-masing proses
•
10.2 Konsep dasar zonasi – • Inisiasi diskusi untuk menentukan kata kunci • dalam proses zonasi; beberapa contoh • Menjelaskan SK jalur-jalur penangkapan • sebagai contoh zonasi 10.3 Konsep dasar zonasi kawasan konservasi
10.4 Ketentuan dalam zona yang berbeda
• Inisiasi diskusi tentang konsep zonasi – zona, •
aktifitas dan perijinan; • Menjelaskan satu contoh zonasi pada tingkat • lapang
dalam pengelolaan kawasan konservasi; Mencari beberapa contoh KKP dengan urutan tahapan pengelolaan yang lengkap Menjawab pertanyaan dan saling berbagi pengetahuan tentang zonasi; Membahas SK Mentan 293/1999 tentang jalur penangkapan sebagai bentuk zonasi wilayah di laut Membuat contoh-contoh zonasi dalam bentuk tabel; Membahas berbagai bentuk zonasi: RDTR, RZWP3K, WPP
• Merangsang diskusi dalam menentukan
• Membahas hubungan antara zona
zona-zona yang penting (esensial) pada kawasan konservasi • Zona – inti, rimba, pemanfaatan tradisional, pemukiman, Bahari, pelagis, pariwisata intentif
dengan kategori KKP; • Membahas zona-zona yang diperlukan dalam suatu KKP spesifik (Taman Nasional, Cagar Alam, Taman Wisata)
perencanaan dan pengelolaan KKP; • Analisis beberapa KKP dalam tingkat/tahapan
pengelolaannya • Membuat deskripsi singkat tentang definisi
zonasi dan alasan dasar kebutuhan zonasi; • Menyebutkan beberapa contoh zonasi pada
tingkat lapang, terutama di laut • Analisis PP 68/1998 atau PP 60/2007 tentang
zonasi dalam bentuk tabel; • Analisis perbedaan dasar zonasi pada sistem
RTTR, RZWP3K dan WPP • Menyebutkan jenis zona yang umum
digunakan dalam KKP; • Analisis keterkaitan antara KKP dengan jenis
zonasi yang ada di dalamnya; • Deskripsi zonasi dengan menggunakan
contoh TN Komodo
10.5 Memilih prioritas area • Fasilitasi diskusi untuk menentukan tujuan • Membahas berbagai tujuan strategis • Analisis tujuan KKP, fitur konservasi dan utama suatu KKP; KKP: perikanan perlindungan kehati, skor dari masing-masing fitur konservasi (zona) untuk • Memilih fitur konservasi (conservation spesies hampir punah dan pariwisata; sesuai dengan tujuan pembentukan KKP; dilindungi features) penting sesuai dengan tujuan KKP; • Membahas fitur konservasi sesuai tujuan • Membuat tabel fitur konservasi, penentuan • Fasilitasi diskusi dalam menentukan skor KKP; skor relatif dan alasan dari penentuan skor masing-masing fitur konservasi (+ / -) • Membahas skor relatif terhadap fitur tersebut yang berbeda
30
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
10.6 Teknik tumpang susun • Demarkasi KKP dan membuat grid unit perencanaan (planning unit); (overlay technique) • Menjelaskan teknik tumpang susun dan memberi nilai skor kumulatif masing-masing grid; • Menentukan algoritme pembuatan Keputusan grid yang dipilih sebagai area prioritas 10.7 MARXAN – decision • Menjelaskan teknik MARXAN sebagai decision support tool dalam pemilihan support tool wilayah penting konservasi; • Menjelaskan terminology penting dalam MARXAN – planning unit, conservation features, SPF, BLM, cluz
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
• Melakukan praktek tumpang susun
• Mengoperasikan teknik tumpang susun (contoh perairan Bali); (overlay technique) dalam memilih wilayah • Menghitung nilai skor kumulatif pada penting untuk konservasi (wilayah larangmasing-masing grid; ambil); • Membahas algoritma dalam menentukan • Formulasi algoritma dalam menentukan Keputusan pemulihan grid (wilayah) wilayah penting (wilayah larang-ambil) untuk prioritas konservasi konservasi • Membahas kebutuhan software ArcView • Membuat deskripsi singkat tentang teknik
sebelum operasi MARXAN; • Membahas terminology penting –
planning unit, conservation features, SPF, BLM, cluz, lock-in, lock-out; • Membahas prinsip digitasi dan georeferencing
MARXAN sebagai decision support tool dalam pemulihan wilayah penting untuk konservasi; • Menjelaskan terminology planning unit, CF, SPF, BLM, lock-in, lock-out, digitasi dan geo-referencing
POKOK BAHASAN XI: RENCANA PENGELOLAAN KKP (MANAGEMENT PLAN) NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
11.1 KKP – suatu kebutuhan
• Menjelaskan (slide) kebutuhan tentang KKP
• Membahas contoh-contoh kondisi
11.2 Seleksi KKP
• Menjelaskan prinsip dasar dalam seleksi
• Membahas KKP yang terisolasi dan
KKP • Menyajikan marine data atlas yang dibuat oleh Rodney V. Salm dan M. Halim (1984)
KKP yang tersusun dalam jejaring (MPA network); • Seleksi peletakan KKP di Jawa Timur
31
yang mendesak; • Inisiasi diskusi dengan peserta
INDIKATOR AKHIR
• Membuat deskripsi yang mendukung pendukung (over-fishing dan kerusakan kebutuhan KKP sebagai alat pengelola habitat) bagi kebutuhan KKP; perikanan tangkap di Indonesia; • Membahas ulang prinsip replenishment, • Menjelaskan mekanisme KKP bermanfaat spill-over dan export larvae untuk perikanan tangkap
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
• Menentukan dasar kriteria seleksi suatu KKP; • Analisis komparatif KKP yang dirancang
secara terisolasi dengan sistem jejaring (MPA network)
NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
11.3 Penetapan, tata batas dan zonasi
• Refresh (penyegaran) terhadap mekanisme
• Membahas mekanisme penetapan dan
penetapan, tata batas dan zonasi beserta aturannya; • Tanya jawab dengan peserta
• Membuat deskripsi penetapan dan penentuan tata batas suatu KKP; menentukan tata batas KKP; • Membahas contoh kasusu KKLD Berau • Analisis komparasi penetapan KKP yang dan Raja Ampat berbeda (PHKA dan DKP)
11.4 Dokumen Rencana Pengelolaan (management plan)
• Menjelaskan dokumen rencana pengelolaan
• Membahas RP25T Taman Nasional
11.5 Konsep 5S – standard lexicon
• Menjelaskan konsep 5S sebagai metode
11.6 Pembelajaran dari PHKA
suatu KKP; • Inisiasi diskusi tentang RP25T, 5 tahun dan RKT suatu kawasan konservasi
• Membuat deskrisp hal-hal yang termuat Komodo dan Wakatobi; dalam suatu rencana pengelolaan KKP; • Membahas rencana pengelolaan: jangka • Analisis antara rencana pengelolaan jangka panjang, menengah dan tahunan panjang, menengah dan rencana kerja tahunan
• Membahas konsep 5S sebagai standard dasar penyusunan rencana pengelolaan; lexicon; • Menjelaskan batasan: system (target), stress, • Menyusun contoh rencana pengelolaan source of stress, strategy dan success KKP dengan pendekatan 5S (skematik) • Menyajikan contoh rencana pengelolaan
taman nasional yang dibuat oleh PHKA; • Inisiasi diskusi dengan peserta
INDIKATOR AKHIR
• Membuat skema 5S dari suatu KKP dengan
contoh dari lapang; • Membuat rencana pengelolaan (strategi)
berdasarkan konsep 5S;
• Mencermati urutan rencana pengelolaan • Menyusun rencana pengelolaan daru suatu
3 (tiga) buku dari Taman Nasional Komodo
KKP; • Membuat daftar informasi yang dibutuhkan
dalam menyusun rencana pengelolaan KKP
POKOK BAHASAN XII: MIRADI: PERANGKAT LUNAK STANDAR TERBUKA NO
SUB-POKOK BAHASAN
12.1 Tahapan dalam penyu sunan dokumen renca na pengelolaan
32
FASILITATOR
PESERTA KELAS
• Introduksi perangkat lunak Miradi; • Menjelaskan tim penyusun rencana
• Download program Miradi pada
pengelolaan KKP – marine biologist, MPA planner, social knowledge, Miradi operator
INDIKATOR AKHIR
• Mampu mengoperasikan program Miradi; masing-masing laptop peserta; • Mengisi data awal KKP ke dalam program • Mengenal operasi dasar program Miradi Miradi; dengan praktek bertahap; • Mengidentifikasi tim penyusun rencana pengelolaan – entry ke dalam program Miradi
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO
SUB-POKOK BAHASAN
12.2 Target konservasi dan viabilitas target
FASILITATOR
PESERTA KELAS
• Menjelaskan target konservasi; • Bekerja dalam kelompok untuk • Inisiasi diskusi untuk mengidentifikasi target mengidentifikasi target konservasi
konservasi; • Identifikasi viabilitas target: key ecological attribute, indicator, measures, desired future status, time frame
• •
12.3 Threats (ancaman) dan • Bersama peserta membuat conceptual diagram; threat rating • Identifikasi threat, driving factors dan threat rating terhadap target konservasi
•
12.4 Strategi – aksi konser vasi
•
• Bersama peserta menyusun strategy untuk
mengatasi threat; • Membuat diagram result chains pada Miradi •
12.5 Rencana aksi – smart objective
• Membuat aktivitas sebagai bagian dari
12.6 Pembiayaan – sus tainable finan cing
• Rating feasibility dari rencana aksi; • Menyusun skema sustainable financing;
12.7 Monitoring
33
•
dalam suatu KKP; Mengidentifikasi viabilitas target; Menilai KEA, indicator, measure dan desired future status dari target bersama time frame pengelolaan Identifikasi threat dan threat yang mungkin bisa dibatasi melalui rencana aksi; Melakukan threat rating dalam program Miradik Menyusun strategi dalam conceptual diagram; Mengisi kelengkapan informasi strategi pada result chain
INDIKATOR AKHIR • Melakukan entry KEA, indicator, measure,
desired future status dari target dan identifikasi time frame dari rencana pengelolaan; • Mengisi conceptual diagram dalam program Miradi • Mengidentifikasi threat dan driving factor
pada conceptual diagram; • Melakukan threat rating berdasarkan
pendekatan best-available information • Mampu mengidentifikasi strategi
berdasarkan threat rating; • Menilai efektifitas strategi dalam
menurunkan threat (feasibility dan impact rating dari strategi)
• Membagi strategi menjadi rencana aksi • Mampu membuat dan mengisi rating strategi; bertahap untuk mengatasi threat; rencana aksi dalam Miradi; • Menyusun rencana aksi dari smart objective; • Membuat objective (smart), activities, • Menyusun activities, smart objectives, • Membuat rating efektifitas dari rencana aksi indicator dan measure indicator dan measures • Melakukan rating feasibility dari setiap
• Mampu mengidentifikasi besarnya biaya
rencana aksi dan activities; • Menyusun kerangka sustainable financing
yang dibutuhkan untuk setiap aksi konservasi; • Melakukan rating feasibility dari setiap rencana aksi dan identifikasi sumber pembiayaan
• Membuat kerangka monitoring sukses
• Membuat rencana monitoring dari
• Mampu menyusun rencana monitoring dari
rencana aksi konservasi; • Menyusun jenis kegiatan monitoring
setiap aksi konservasi; • Memilih jenis monitoring berdasarkan pendekatan cost-effective
• Membuat kegiatan monitoring yang efektif
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
setiap aksi konservasi dalam Miradi;
NO
SUB-POKOK BAHASAN
12.8 Miradi – conceptual diagram dan result chains
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
• Menyajikan contoh conceptual diagram
• Membuat suatu conceptual diagram
• Mampu membuat conceptual diagram pada
secara lengkap dari suatu KKP; • Menyajikan result chain secara lengkap dari suatu KKP
pada kertas flip-chart; • Membuat result chain diagram pada kertas flip-chart
• Membuat diagram result chain dengan
perangkat Miradi; program Miradi
POKOK BAHASAN XIII: MONITORING SUKSES DAN PENGELOLAAN ADAPTIF NO
SUB-POKOK BAHASAN
13.1 Konsep dasar moni toring
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
• Menyajikan konsep dasar (slide) monitoring
• Membahas konsep dasar monitoring
• Deskripsi konsep dasar dan tujuan
sukses suatu KKP; • Fasilitasi diskusi dengan peserta
sukses konservasi; • Membuat contoh sederhana dari kegiatan monitoring
• Mengembangkan jenis monitoring dengan
monitoring KKP; pendekatan cost-effective
13.2 Tujuan dan jenis mo nitoring
• Menyajikan keterkaitan antara tujuan dan
• Membahas keterkaitan antara tujuan
• Membuat tabel jenis monitoring yang terkait
jenis kegiatan monitoring KKP; • Fasilitasi diskusi dengan peserta
dengan jenis monitoring; • Membuat contoh-contoh monitoring sesuai dengan tujuan KKP
dengan tujuan (target) KKP, threat, dan rencana aksi konservasi; • Membuat rating seleksi monitoring yang dibutuhkan
13.3 Monitoring biologi
• Menyajikan contoh kegiatan monitoring
• Diskusi untuk membuat jenis-jenis
13.4 Monitoring peman faatan sumber daya
34
biologi dalam KKP • Menyajikan keterkaitan antara monitoring dengan rencana aksi, threat dan viabilitas target
• Merancang kerangka monitoring suatu KKP monitoring biologi dalam KKP; spesifik lokasi; • Membuat tabel keterkaitan antara • Membuat kerangka monitoring sebagai monitoring dengan threat, rencana aksi bagian dari rencana pengelolaan secara dan viabilitas target keseluruhan
• Menyajikan prinsip dasar monitoring
• Membahas jenis monitoring sumber
• Merancang kerangka monitoring
pemanfaatan sumber daya dalam KKP; • Fasilitasi diskusi dengan peserta
daya kategori in-situ dan ex-situ; • Membuat contoh-contoh monitoring pemanfaatan sumber daya
pemanfaatan sumber daya in-situ maupun ex-situ dengan prinsip cost-effective; • Menyajikan hasil monitoring pemanfaatan sumber daya
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO
SUB-POKOK BAHASAN
13.5 Monitoring persepsi masyarakat
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
• Menyajikan kerangka monitoring persepsi; • Menyajikan contoh monitoring persepsi di
• Membahas jenis-jenis monitoring
• Merancang kerangka monitoring persepsi; • Menyajikan hasil monitoring persepsi dan
TN Komodo, Wakatobi, Raja Ampat dan Derawan •
persepsi; • Mengembangkan contoh monitoring persepsi pada kawasan •
mengaitkan dengan respon oleh pengelola •
POKOK BAHASAN XIV: HUKUM, PERATURAN DAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KKP NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
PESERTA KELAS
INDIKATOR AKHIR
14.1 Konsep dasar – hukum • Menjelaskan konsep dasar antara hukum, peraturan dan kebijakan operasional; dan peraturan KKP • Contoh kasus pelanggaran hukum dibidang KKP
• Membahas dualisme antara ketentuan
• Membuat kerangka hukum dasar untuk
14.2 Peraturan global – legal, etik dan norma
Menyajikan pokok-pokok ketentuan dalam:
• Membahas pokok-pokok ketentuan
14.3 Peraturan nasional
Menyajikan pokok-pokok ketentuan dalam:
• • • • •
• • • • • • •
35
Jeneva Conventioan, 1958 UNCLOS, 1982; UNCBD, 1992; CCRF, 1995 CTI (2007) dan ATSEF (2004)
UU No. 5 / 1990 Konservasi PHKA UU No. 31 / 2004 Perikanan UU No. 32 / 2004 Pemerintah Daerah UU No. 26 / 2007 tata ruang UU No. 27 / 2007 PWP3K PP No. 69 / 1998 PP No. 60 / 2007
hukum dan kebijakan operasional pada implementasi KKP di Indonesia; tingkat lapang; • menyajikan dualism antara ketentuan hukum • Contoh kasus pelanggaran hukum pada yang berlaku dengan pelaksanaan konservasi KKP yang masih belum ditangani pada tingkat lapang • Menyajikan kerangka hukum global tentang yang mengikat pemerintah dalam konsep dan implementasi KKP di Indonesia; bidang konservasi, termasuk konservasi • Dualism antara komitmen mema-tuhi kawasan; ketentuan internasional dan pelaksa-naan di • Pendalaman masing-masing ketentuan dalam negeri; internasional (membaca teks penting) • Menyajikan masalah-masalah penerapan komitmen terhadap ketentuan internasional • Membahas pokok-pokok ketentuan
• Menyajikan kerangka hukum nasional yang mengikat pemerintah dalam tentang konsep dan implementasi KKP; bidang konservasi, termasuk konservasi • Menyajikan dualisme antara komitmen kawasan; mematuhi ketentuan hukum dengan • Pendalaman masing-masing ketentuan pelaksanaan di tingkat lapang; internasional (membaca teks penting) • Menyajikan masalah-masalah dalam penerapan komitmen terhadap ketentuan hukum yang berlaku
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
NO
SUB-POKOK BAHASAN
FASILITATOR
• Menyajikan nomenklatur penamaan KKP di 14.4 Analisis hukum dan Indonesia dari dasar hukum yang berbeda; peraturan pengelolaan • Inisiasi diskusi dengan peserta KKP
36
PESERTA KELAS • Membahas kelemahan dan kelebihan
INDIKATOR AKHIR
• Analisis sinergi dan harmonisasi berbagai berbagai penamaan KKP yang beragam; perangkat hukum yang berlaku dalam • Membahas implikasi praktis (tingkat pengelolaan KKP di Indonesia; lapang) dari penamaan KKP yang • Analisis tingkat implementasi ketentuan beragam hukum KKP pada tingkat lapang
Rencana program dan kegiatan pembelajaran semester (RPKPS)
Dewa Gede Raka Wiadnya Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 1983 dan Department of Aquaculture & Fisheries, Wageningen Agriculture University, The Netherlands pada tahun 1992. Mengawali karir sebagai asisten dosen mata kuliah Dinamika Populasi dan Manajemen Sumber Daya Perikanan pada Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya – Malang, sejak tahun 1984
Selama belajar di Belanda, Gede menyelesaikan sebuah Lecture Note tentang Fish Population Dynamics and Fisheries sebagai bagian dari Minor Thesis. Sejak tahun 1999, Gede diangkat sebagai Site Advisor dalam Proyek ADB – Coastal Community Development and Fisheries Resources Management (CCD-FRM). Dia ditempatkan di Prigi dan membantu dua Kepala Dinas (Dinas Perikanan & Kelautan Kabupaten Trenggalek dan Banyuwangi). Proyek ini memberikan kesempatan pada dia untuk mengembangkan konsep marine protected area (MPA), sebuah pendekatan baru dalam pengelolaan perikanan tangkap. Pada tahun 2002, bekerja dengan WWF (World Wildlife Foundation for Nature) dan memfasilitasi training tentang Fisheries Data Analysis. Dia mendapat kesempatan untuk bekerja dan saling berbagi dengan praktisi muda dibidang konservasi kawasan. Sejak tahun 2002, Gede juga bekerja dengan The Nature Conservancy (TNC). Dia ditempatkan di Taman Nasional Komodo sebagai Outreach Specialist. Selanjutnya, dia diangkat sebagai Deputy dan akhirnya Project Leader of TNC Komodo Site Program. Selama itu, Gede terlibat dalam proses pengelolaan Taman nasional Komodo dan memfasilitasi kunjungan (cross-learning) pengelola kawasan ke Taman Nasional Galapagos, Equador. Sejak tahun 2005, Gede diangkat sebagai Training Manager TNC yang berbasis di Denpasar Bali. Selama 5 (lima) tahun tersebut, dia telah memfasilitasi 45x training tentang marine protected area planning and management – sebagian besar dari training tersebut dilakukan di Indonesia, juga di Malaysia (Sabah, Semporna dan Semenanjung Malaya) dan Timor Leste (Comoro, Dili). Sebagai Training Manager, Gede ikut memfasilitasi berbagai training monitoring biologi, pemanfaatan sumber daya dan pengamatan insidental kepada tim monitoring lapang. Kesempatan ini digunakan untuk saling berbagi informasi diantara tim lapang dari berbagai kawasan konservasi yang berbeda. Dia telah menyelam di berbagai tempat seperti: Wakatobi, Derawan, Sangalaki, Kakaban, Raja Ampat, Bunaken, Teluk Cendrawasih, Komodo, Bintan, Sipadan (Malaysia) dan tentu saja Bali. Terkait dengan ancaman kawasan konservasi dari perubahan iklim global, Gede berpartisipasi dalam lokakarya dan menyelam di Lady Elliot Island, Great Barrier Reef – Australia. Juga, dia ikut dalam Conservation Action Planning Cross-Learning, saling berbagi dengan pakar dan praktisi konservasi dari berbagai wilayah di Amerika Latin dan Cina. Pertemuan dilakukan di Asilomar, Monterey Bay – California. Pada tahun 2009, Gede menjadi co-facilitator dalam training marine protected area yang difasilitasi oleh NOAA dan diselenggarakan bersama oleh CI-TNC-WWF. Sedangkan pada tahun 2010, bekerja bersama RARE Indonesia Program, sebagai fasilitator pada marine cohort yang dilakukan di kampus IPB Bogor. Praktisi lapang, pengelola kawasan, rekan sejawat dan mahasiswa mendorong Gede untuk menuliskan semua pengalaman lapang tersebut, dikombinasi dengan konsep pengelolaan kawasan, untuk dijadikan sebagai buku ajar pada mata kuliah konservasi sumber daya ikan dan kelautan. Buku ajar ini merupakan refleksi dari semua pengetahuan lapang tersebut yang tentu saja disesuaikan dengan kerangka teori dan silabus dari mata kuliah bersangkutan.