Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi
PELATIHAN PERENCANAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
MERUMUSKAN MASALAH YANG AKAN DITANGANI A.033101.004.01
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jl.Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III Lt. 8 Jakarta Pusat
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..........................................................................................................Error! Bookmark MERUMUSKAN MASALAH YANG AKAN DITANGANI (A.033101.004.01) .......................1 Bab 1 1.1 1.2 1.3
MENENTUKAN JENIS SUMBER DAYA SASARAN PRIORITAS ................................1 Jenis-jenis sumber daya sasaran .........................................................................1 Keterlibatan masyarakat dalam pemetaan sumber daya sasaran ......................1 Cara menentukan jenis sumberdaya sasaran prioritas .......................................4
Bab 2 MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN ............................................................................................................4 2.1 Jenis ancaman terhadap kawasan konservasi perairan dan cara menghadapinya ...................................................................................................4 2.2 Keterlibatan masyarakat dalam mengidentifikasi jenis ancaman terhadap kawasan konservasi perairan ..............................................................................6 2.3 Cara mengidentifikasi ancaman ..........................................................................7 Bab 3 MEMBUAT PETA BERBAGAI ANCAMAN DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN ............................................................................................................7 3.1 Alasan penting membuat peta ancaman ............................................................7 3.2 Cara membuat peta berbagai ancaman ..............................................................8 3.3 Menilai kemampuan KKP dalam menangani ancaman .......................................8 Bab 4 MENGIDENTIFIKASI AKAR MASALAH DENGAN MEMBUAT DIAGRAM ANCAMAN ...........................................................................................................9 4.1 Alasan penting mengidentifikasi akar penyebab ancaman dan stakeholder pengguna yang terkait .........................................................................................9 4.2 Cara membuat diagram ancaman .......................................................................10 Bab 5 MENENTUKAN ANCAMAN PRIORITAS ................................................................11 5.1 Alasan menentukan ancaman prioritas ..............................................................11 5.2 Cara menentukan ancaman prioritas ..................................................................11 Bab 6 MERANGKUM JENIS ANCAMAN DALAM MODEL KONSEPTUAL PENILAIAN AWAL .................................................................................................13 6.1 Model konseptual penilaian awal .......................................................................13 6.2 Cara merangkum model ancaman prioritas ke dalam model konseptual penilaian awal ......................................................................................................14 Bab 7 MEMBUAT RUMUSAN MASALAH........................................................................15 7.1 Alasan penting membuat rumusan masalah dalam perencanaan pengelolaan .........................................................................................................15 7.2 Beberapa pertanyaan untuk merumuskan masalah ...........................................16 7.3 Cara membuat rumusan masalah .......................................................................17 SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI..................18 A Sumber-Sumber Perpustakaan ..................................................................................18 B Materi Pelatih .............................................................................................................19 C Media Visual................................................................................................................19 D Daftar Peralatan/Mesin Dan Bahan ...........................................................................19
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
vi
MERUMUSKAN MASALAH YANG AKAN DITANGANI (A.033101.004.01)
Bab 1 MENENTUKAN JENIS SUMBER DAYA SASARAN PRIORITAS 1.1
Jenis-jenis sumber daya sasaran
Sekarang kita akan fokus pada sasaran pengelolaan atau sumber daya yang memiliki prioritas tertinggi untuk dilindungi dengan pengelolaan KKP. Mengidentifikasi jenis sumber daya yang diprioritaskan ini akan sangat membantu kita dalam menyusun dan melaksanakan suatu rencana pengelolaan yang mencakup berbagai kegiatan pengelolaan, sumber daya manusia dan dana, yang sudah seharusnya difokuskan untuk menangani permasalahan yang dihadapi sumber daya tersebut. Sumber daya sasaran yang akan dikelola umumnya diketahui pada saat proses penetapan KKP dan pengenalan karakteristik lokasi. Sumber daya sasaran tersebut dapat mencakup berbagai hal, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi 5 kelompok berikut. Penjelasan singkat dan contoh dari ke lima kelompok sumber daya tersebut adalah sebagai berikut: (1) Keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan spesies-spesies endemik, spesies yang terancam punah. Contohnya adalah penyu hijau, duyung atau dugong, dan sebagainya. (2) Keanekaragaman hayati yang berkaitan dengan habitat-habitat penting bagi kelengkapan siklus hidup biota laut. Contohnya adalah kawasan terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun, gumuk pasir (sand-dunes), kawasan berlumpur (mudflat area), pantai berbatu (rocky shore), dan sebagainya. (3) Kondisi alam yang unik bernilai estetika atau memiliki fitur-fitur khusus, baik secara geologi maupun ekologi. Contohnya adalah beting-beting di lepas pantai, gunung-gunung api di bawah permukaan laut, lokasi-lokasi pemijahan dan kawasan up-welling. (4) Sumber daya yang memiliki nilai manfaat sosial-ekonomi langsung, seperti obyekobyek wisata dan tempat rekreasi, sumber daya yang dimanfaatkan oleh kegiatan perikanan (seperti berbagai jenis ikan dan tumbuhan air), sumber daya air minum di laut, kawasan yang memiliki fungsi perlindungan fisik, ataupun kawasan yang menarik untuk diteliti. (5) Sumber daya yang memiliki nilai sosial dan budaya, biasanya berupa peninggalan sejarah, lokasi budaya ritual, situs-situs yang dianggap sakral atau suci serta berbagai lokasi yang dimanfaatkan masyarakat adat secara tradisional. 1.2
Keterlibatan masyarakat dalam pemetaan sumber daya sasaran
Dalam mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya ini, kita perlu mengetahui lokasi tempat sumber daya berada. Informasi tentang lokasi sumber daya ini dapat kita ketahui dengan berbagai cara, mulai dari dengan mengamatinya secara langsung di lapangan ataupun dari berbagai sumber pustaka atau laporan. Pengamatan di lapangan memerlukan
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
1
keterampilan khusus beserta peralatan sedangkan penggalian informasi dari pustaka memerlukan kecermatan untuk memastikan di mana lokasinya yang tepat. Peta laut biasanya dapat dijadikan titik awal keberadaan habitat-habitat laut, namun semua tergantung pada kelengkapan dan kemutakhiran peta. Oleh karena itu, meskipun kita telah mendapatkan berbagai informasi yang sifatnya sekunder tersebut, kita tetap masih harus melakukan verifikasi untuk memastikan keberadaannya. Cara lain yang dapat diandalkan untuk mengetahui jenis-jenis sumber daya yang ada di dalam kawasan konservasi perairan adalah dengan melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholder) dari kawasan konservasi ini. Mereka, terutama, kelompok pengguna sumber daya dan kelompok yang biasa melalui lokasi-lokasi biasanya mempunyai informasi tentang kondisi kawasan di masa lalu dan informasi terkini. Kegiatan pemetaan yang melibatkan para stakeholder dan masyarakat ini disebut community mapping. Cara pemetaaan ini dianggap sebagai cara terbaik dibandingkan dengan hanya mengandalkan tenaga surveyor yang umumnya berasal dari luar kawasan konservasi. Dalam kegiatan ini, para pemangku kepentingan dan anggota masyarakat akan menggambar sebuah peta geografi atau menggunakan peta resmi untuk menunjukkan lokasi sumber daya alam (ikan dan sebagainya), masyarakat (pemukiman atau sebarannya) dan infrastruktur yang tersedia. Kegiatan-kegaitan ini pemetaan ini mencakup: (1) Sejumlah pertemuan dengan pemangku kepentingan lokal untuk mengidentifikasi di mana lokasi sumber daya, kegiatan manusia dan sumber daya yang berpeluang untuk dilindungi atau dijadikan sumber daya sasaran konservasi; (2) Menentukan lokasi-lokasi yang menghadapi masalah atau ancaman-ancaman dan mengidentifikasi peluang untuk mengatasi atau memperbaikinya; dan (3) Memfasilitasi diskusi-diskusi terbuka dan intensif dengan masyarakat mengenai sumber daya sasaran, ancaman terhadap sumber daya tersebut, kegiatan pengelolaan, dan masalah yang mungkin timbul serta berbagai peluang pengelolaan. Kiat-kiat memetakan sumberdaya sasaran Memetakan sumber daya sasaran merupakan saat yang baik untuk melibatkan para pemangku kepentingan yang mungkin tidak memiliki waktu lama atau kepentingan alngsung untuk duduk bersama dalam tim perencanaan. Hal Ini merupakan cara yang baik untuk tetap menjaga para pemangku kepentingan tetap mendapatkan informasi relevan, dan tetap terlibat dalam proses perencanaan Anda. Beberapa manfaat dari kegiatan pemetaan masyarakat (community mapping) untuk perencanaan pengelolaan di antaranya adalah: (1) Peta yang dihasilkan akan menggambarkan kondisi terkini dengan tepat tentang lokasi berbagai sumber daya, kegiatan, masalah dan peluang, serta ukuran atau dimensi dan cakupan permasalahan atau ancaman. Peta ini dibuat dengan cara menguji dan mengembangkan informasi yang telah dikumpulkan selama penilaian awal dan juga
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
2
melengkapinya dengan informasi yang lebih rinci pada beberapa karakter tertentu, seperti lereng, drainase, vegetasi, air, tanah, dan sumber daya lainnya, yang mungkin tidak teridentifikasi tanpa adanya bantuan dari masyarakat. (2) Dalam proses pembuatan peta ini biasanya akan diperoleh sejumlah informasi dari berbagai anggota masyarakat tentang kondisi masa lalu yang masih diingat oleh para sesepuh (orang-orang berusia tua), termasuk kisah-kisah yang pernah dikatakan oleh para orang tua mereka atau nenek moyang mereka. Sebagai contoh, dari kisah mereka kita dapat mengetahui adanya suatu kawasan yang tidak seberapa luas (seperti gugusan terumbu karang) tempat nelayan biasanya menangkap ikan, namun luput dari pengamatan staf pengelola KKP karena produksi ikan dari kawasan ini dianggap rendah. Anggota masyarakat juga biasanya sudah mengenal musim ketika ikan-ikan yang menjadi incaran mereka akan memijah, kapan dan dimana mereka harus menggunakan peralatan yang berlainan untuk menangkap ikan, dan tempat-tempat berkonflik, lokasi-lokasi tempat perikanan tradisional dipraktekan, dan sebagainya. Para nelayan yang lebih tua atau mantan nelayan mungkin mengetahui dengan benar daerah mana saja yang sebelumnya merupakan tempat menangkap ikan yang produktif namun namun sekarang sudah tidak lagi. (3) Dalam proses pembuatan peta masyarakat, tim perencana memiliki kesempatan untuk bertanya kepada perwakilan masyarakat tentang tren atau kecenderungan yang ada, tanggapan masyarakat tradisional, pandangan masyarakat atas masalah tersebut, dan seterusnya. (4) Pemetaan masyarakat dapat memperjelas berbagai nama lokal untuk jenis-jenis laut, yang sangat penting untuk mendapatkan pemahaman akurat mengenai perubahan pada habitat atau jenis tertentu. Dari kegiatan pemetaan tersebut tentu harus dibuat rangkuman atau kesimpulan. Agar pembuatan kesimpulan ini mudah dilakukan, sebaiknya kita menentukan atau menugaskan satu orang dari tim perencana untuk membuat catatan tentang berbagai hal yang muncul selama diskusi dengan masyarakat berlangsung, seperti opini, komentar dan reaksi atau tanggapan dari seluruh peserta. Dari diskusi ini kita dapat mengetahui berbagai hal yang dianggap penting oleh masyarakat, baik secara sosial, ekonomi maupun lingkungan. Tentu saja arah diskusi sangat penting, terutama jika persepsi masyarakat tidak akurat, namun walaupun demikian persepsi tersebut tetap menunjukkan bagaimana cara pandang masyarakat tentang suatu keadaan. Kegiatan pemetaan masyarakat mungkin akan menghasilkan informasi tentang beberapa sumber daya, infrastruktur dan gambaran yang sama dengan pemetaan yang dilakukan oleh tim perencana pengelolaan KKP itu sendiri. Namun demikian, peta masyarakat juga berisi informasi tambahan mengenai sejarah bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya—daerah penangkapan ikan saat ini, tata batas tradisional, wilayah yang menurut sejarahnya merupakan wilayah perikanan yang berbeda, dan sebagainya. Selanjutnya, anggota masyarakat biasanya memiliki informasi mengenai daerah yang menarik untuk pariwisata, infrastruktur dan aksesibilitasnya yang mungkin tidak diketahui oleh staf KKP.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
3
1.3
Cara menentukan jenis sumberdaya sasaran prioritas
Berikut adalah contoh sejumlah pertanyaan yang dapat digunakan dalam menganalisis jenis sumber daya sasaran. (1) Apakah semua sumber daya yang dibahas dalam kegiatan pemetaan sudah mewakili berbagai jenis habitat yang ada di kawasan konservasi perairan? (2) Apakah sebagian besar sumber daya ini dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu, atau sudah menjadi bagian dari kegiatan ekonomi masyarakat? (3) Apakah di lokasi ini ada sumber daya yang dilindungi hukum secara khusus karena pertimbangan aspek biologi atau nilai budaya masyarakat? Ketiga hal tersebut secara bersama-sama akan menentukan urutan prioritas, sehingga keterwakilan habitat, keadilan ekonomi dan sosial serta faktor lainnya juga perlu dipertimbangkan. Perbaharui daftar sumber daya sasaran prioritas berdasarkan diskusi kelompok. Untuk mengidentifikasi sumber daya sasaran, kerjakanlah Latihan 2.1 berikut ini dengan mengunakan Lembar Kerja 2.1. Latihan 2.1: Menentukan Jenis Sumberdaya Sasaran Priorias Tujuan:
Menentukan jenis sumber daya sasaran prioritas yang akan dikelola di KKP.
Petunjuk: 1) Setiap orang mengisi Lembar Kerja 2.1 untuk mengidentifikasi sumberdaya sasaran. Jenis sumberdaya tersebut adalah kondisi biofisik, sumberdaya yang bernilai ekonomi langsung, dan sumberdaya yang bernilai budaya. 2) Bersama dengan tim, lakukan curah gagasan (brainstorming) dan diskusikan setiap sumber daya sasaran tersebut. Siapkan ringkasan dari diskusi ini dalam flipchart. 3) Gunakan kriteria untuk membuat peringkat atau urutan prioritas pada keempat jenis sumberdaya alam sasaran (seluruh tim). Waktu:
30 menit
Catatan: Pada saat ini, setiap kelompok akan memilih empat jenis sumberdaya sasaran yang akan mereka susun rencana pengelolaannya hingga akhir pelatihan ini. Lembar kerja 2.1: Mengidentifikasi Sumber Daya Sasaran
Bab 2 MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN 2.1
Jenis ancaman terhadap kawasan konservasi perairan dan cara menghadapinya
Sekarang anda telah mengidentifikasi sumber daya sasaran prioritas yang akan dijadikan alasan untuk menyusun rencana pengelolaan KKP. Selanjutnya, tim perencana harus
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
4
bekerja bersama untuk mengidentifikasi semua kemungkinan ancaman yang dihadapi atau dialami oleh sumberdaya sasaran tersebut. Apa sesungguhnya yang kita maksud dengan ancaman? Dalam konteks perencanaan pengelolaan KKP, yang dimaksud dengan ancaman adalah berbagai hal yang dapat menyebabkan dampak berupa kondisi buruk atau dampak pada sumber daya sasaran. Sangat diharapkan, ancaman tersebut dapat ditangani (dikurangi atau dihilangkan) dengan menerapkan strategi pengelolaan KKP. Pada banyak kasus, membicarakan ancaman adalah membicarakan berbagai kegiatan manusia di dalam dan di luar KKP yang mempengaruhi sumber daya sasaran. Oleh karena itu, ketika kita membahas ancaman terhadap KKP yang berlokasi di wilayah pesisir, kita juga perlu mempertimbangkan berbagai hal yang terjadi di daerah aliran sungai, sepanjang pesisir sampai ke laut lepas. Selanjutnya, ketika kita membahas ancaman terhadap KKP, baik di wilayah pesisir maupun di laut lepas, perhatikan juga berbagai hal yang terjadi di luar batas-batas KKP karena air mengalir tidak mengenal batas. Seluruh KKP juga menghadapi ancaman yang disebabkan oleh berbagai peristiwa alam dan perubahan iklim. Walaupun kita tidak secara khusus mengidentifikasi dampaknya seperti yang dilakukan terhadap dampak dari kegiatan manusia, ancaman-ancaman alami ini perlu juga dipertimbangkan selama proses perencanaan pengelolaan. Banyak KKP menerapkan strategi pengelolaan yang disertai dengan strategi agar KKP memiliki daya tahan (resilience) terhadap ancaman-ancaman alam dan perubahan iklim. Pendekatan terbaik untuk menghadapi ancaman akibat gangguan alamiah dan perubahan iklim adalah dengan menerapkan prinsip kehati-hatian (precautionary approach), yaitu ketika situasi sangat sulit dipastikan maka konservasi harus dijadikan pegangan, terlepas dari pendapat apakah strategi konservasi ini benar atau salah. Dalam mengidentifikasi dan menganalisis ancaman, kita harus mencari berbagai strategi inovatif untuk menangani ancaman walaupun kita mungkin tidak memiliki seluruh informasi atau pengetahuan yang diperlukan untuk memahami berbagai dampak, ancaman, atau sumber ancaman. Berbagai ancaman tersebut berasal dari kegiatan manusia yang terjadi di dalam dan di luar tata batas KKP. Kiat menghadapi ancaman yang dialami sumber daya sasaran Ketika mempertimbangkan ancaman terhadap sumber daya sasaran di KKP, perhatikan juga: 1.
Kegiatan manusia.
2.
Dampak alami.
3.
Akumulasi pengaruh dari kombinasi kedua jenis sumber ancaman di atas.
Anda mungkin tidak dapat langsung mengatasi dampak alami melalui strategi pengelolaan, tetapi Anda harus mempertimbangkan untuk membangun prinsip-prinsip daya pulih (resilience) dan ketahanan (resistance) ke dalam rencana pengelolaan. Hal ini akan membantu kita dalam mengatasi baik tekanan manusia maupun tekanan alam.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
5
Langkah-langkah dalam proses mengidentifikasi ancaman adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi berbagai hal yang dapat mengancam sumber daya yang ada di dalam kawasan konservasi perairan. (2) Memetakan ancaman. (3) Mengidentifikasi sumber ancaman, yaitu kegiatan dan/atau pelaku kegiatan yang menyebabkan dampak buruk pada sumber daya yang ada di dalam kawasan konservasi perairan. (4) Mengelompokkan ancaman menurut jenis sumber daya yang menjadi sasaran prioritas pengelolaan. (5) Mengidentifikasi dan memahami penyebab dan akibat dari setiap ancaman ini. (6) Mengidentifikasi perilaku atau kegiatan manusia yang terkait dengan ancaman tersebut. (7) Mengidentifikasi kemampuan KKP (kekuatan dan kelemahan) untuk mengatasi ancaman. (8) Memprioritaskan ancaman yang akan menjadi fokus perhatian dari strategi pengelolaan. (9) Mengidentifikasi kelompok-kelompok pengguna yang terkait dengan berbagai ancaman ini.
2.2
Keterlibatan masyarakat dalam mengidentifikasi jenis ancaman terhadap kawasan konservasi perairan
Proses untuk mengidentifikasi ancaman terhadap sumber daya sasaran dimulai dengan melakukan curah pendapat (brain storming) untuk setiap sumber daya sasaran prioritias yang telah diidentifikasi sebelumnya. Apakah tim perencana telah melakukan curah pendapat mengenai seluruh kemungkinan ancaman pada setiap sasaran dan telah mencatat setiap ide? Ketika Anda telah memiliki cukup informasi untuk bekerja, mulailah mengelompokkan ancaman-ancaman yang serupa atau mirip dan hilangkan ancamanancaman lain yang tidak perlu dicatat karena tidak seberapa manfaatnya jika dicatat (redundant). Catatlah setiap ancaman yang mempengaruhi beberapa jenis sumber daya sasaran yang berbeda sekaligus. Sepertinya, Anda akan melihat suatu pola yang muncul. Terakhir, mintalah tim manajemen untuk meninjau daftar ancaman berdasarkan ancaman-ancaman yang dapat ditangani oleh manajemen. Langkah ini akan memberikan pemahaman mengenai berbagai macam ancaman yang dihadapi oleh KKP dan ancaman yang umum dialami oleh beberapa sumber daya sasaran. Manfaat dari mengidentifikasi ancaman: (1) Kesempatan untuk melibatkan para pihak. (2) Mendapatkan masukan berdasarkan pengetahuan lokal. (3) Memahami batas-batas geografi atau lokasi ancaman.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
6
(4) Memahami keterkaitan di antara sumber daya sasaran dan ancaman. (5) Mengidentifikasi kesenjangan . Satu hal yang perlu Anda perhatikan, bila tim perencana terdiri dari perwakilan dari kelompok pemangku kepentingan KKP, setiap kelompok pemangku kepentingan biasanya akan cenderung hanya memperhatikan ancaman yang secara langsung menjadi perhatian mereka. Itulah sebabnya mengapa penting untuk mendengarkan seluruh pandangan peserta diskusi dan bila memungkinkan memberikan contoh-contohnya. Biasanya melalui diskusi, berbagai ancaman yang dikatakan oleh kelompok pemangku kepentingan yang berbeda akan mulai menyatu. 2.3
Cara mengidentifikasi ancaman
Sesuai dengan langkah-langkah mengidentifikasi ancaman sebagaimana dijelaskan pada butir c, maka lakukanlah Latihan 2.2 berikut ini dengan mengunakan Lembar Kerja 2.2. Latihan 2.2: Mengidentifikasi ancaman Tujuan: 1) Memulai membuat kaitan antara ancaman dengan kegiatan manusia (kelompok pengguna) yang dapat dikelola untuk mengurangi atau menghilangkan ancaman. Kegiatan: Gunakan Lembar Kerja 2.2: Identifikasi Ancaman. Bekerjalah dengan tim, untuk setiap sasaran, identifikasi seluruh ancaman yang ada dan kemungkinan ancaman ke depannya (bedakan antara keduanya). Waktu: 50 menit Lembar Kerja 2.2: Identifikasi ancaman
Bab 3 MEMBUAT PETA BERBAGAI ANCAMAN DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN 3.1
Alasan penting membuat peta ancaman
Pemetaan akan memberikan gambaran tentang dimensi atau ukuran dan hubungan antar komponen di dalamnya yang mungkin tidak dapat dijelaskan dengan cara lain. Berbagai ancaman yang telah diidentifikasi oleh tim perencana Anda harus dipetakan untuk menggambarkan hubungan antara sumber daya dan ancaman dan untuk merencanakan kegiatan pengelolaan.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
7
Untuk memetakan ancaman, gunakan peta yang dibuat selama proses karakterisasi-lokasi dan identifikasi sumber daya sasaran 1. Peta-peta tersebut diharapkan sudah memuat banyak ancaman. Tentukan anggota kelompok yang bertugas untuk memetakan ancaman tambahan pada peta karakterisasi-lokasi yang telah ada. Pemetaan yang dibuat dengan tangan tidak memiliki keakuratan yang sama dengan peta yang dihasilkan dari GIS, tetapi proses ini memberikan peluang untuk menyertakan pengetahuan lokal dalam proses perencanaan pengelolaan. Pengetahuan lokal seringkali tidak tertangkap dalam database ilmiah, tetapi memetakan suatu pengetahuan dapat meningkatkan informasi mengenai sumber daya sasaran dalam KKP. Ketika ancaman tersebut telah dipetakan, tinjaulah peta tersebut bersama kelompok Anda untuk memastikan keakuratan relatif dan kesepakatan. Jawablah pertanyaan berikut ini: (1) Apakah kita sudah memetakan ancaman yang teridentifikasi secara akurat? Adakah wilayah yang terlewatkan atau terlupakan? (2) Adakah ancaman yang luput dari perhatian atau terlewat? (3) Adakah wilayah yang perlu divalidasi atau sangat kurang informasinya? Pemetaan ini harus dijalankan untuk menghasilkan pemahaman tentang cakupan geografi ancaman dan mengidentifikasi kemungkinan adanya kesenjangan informasi.
3.2
Cara membuat peta berbagai ancaman
Dari sumber ancaman dan stakeholder pengguna yang terkait, lakukanlah pemetaan berbagai ancaman seperti pada Latihan 2.3 berikut ini. Latihan 2.3: Memetakan berbagai ancaman terhadap KKP Tujuan: Mengetahui sebaran sumber daya sasaran dan berbagai ancaman terhadap sumber daya sasaran tersebut. Petunjuk: 1) Bersama tim anda, buatlah peta seukuran poster dan buatlah sebaran ancaman terhadap sasaran anda. 2) Diskusikan dan bandingkan hasilnya dengan kelompok lain. Waktu: 20 menit
3.3
Menilai kemampuan KKP dalam menangani ancaman
Ketika Anda telah mengidentifikasi seluruh ancaman terhadap sumber daya sasaran, langkah selanjutnya adalah menganalisis kekuatan dan kelemahan KKP dan kekuatan dan peluang dari luar yang terdapat dalam lokasi tersebut. Analisis ini dikenal sebagai analisis 1
Peta hasil karakterisasi
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
8
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats). dimensi ini, Anda akan:
Dalam membahas keempat
(1) Mendapatkan pemahaman lengkap yang lebih baik mengenai kapasitas pengelolaan KKP; (2) Berpikir lebih pro-aktif daripada hanya mengandalkan pemikiran berdasar kebiasaan atau insting; (3) Dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang strategi terbaik untuk menangani ancaman terhadap KKP; (4) Dapat menentukan karakter KKP menurut pemikiran Anda sendiri daripada dilakukan oleh orang luar; (5) Dapat meninjau dan memperbarui SWOT KKP karena adanya perubahan kondisi dan ancaman; dan (6) Dapat membandingkan hasil SWOT hari ini dengan hasil yang didapat di kemudian hari, dan memungkinkan kelompok Anda untuk memantau keberhasilan dalam menangani ancaman dari waktu ke waktu. Tinjaulah kegiatan yang baru saja Anda lakukan selama tahap “Mempersiapkan Proses Perencanaan”, yaitu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Tujuan dari langkah ini adalah mengidentifikasi kapasitas yang dimiliki KKP untuk mengatasi ancaman tertentu yang telah Anda identifikasi. Analisis SWOT akan menghasilkan indikasi tentang ketersediaan dan kecukupan sumber daya untuk menangani dan akhirnya mengelola ancaman dengan menganalisis keahlian sumber daya manusia, sumber daya keuangan, infrastruktur, kemitraan dan dukungan untuk rencana pengelolaan KKP. Memahami kapasitas lokasi melalui analisis SWOT juga akan membantu kita untuk menentukan langkah selanjutnya dalam proses ini.
Bab 4 MENGIDENTIFIKASI AKAR MASALAH DENGAN MEMBUAT DIAGRAM ANCAMAN 4.1
Alasan penting mengidentifikasi akar penyebab ancaman dan stakeholder pengguna yang terkait
Ketika tim perencana telah mengidentifikasi dan memetakan ancaman, langkah selanjutnya adalah menganalisis ancaman tersebut, termasuk siapa yang bertanggungjawab atas terjadinya ancaman tersebut. Informasi ini akan memandu kita dalam menentukan strategi-strategi pengelolaan karena sesungguhnya Anda harus menangani akar masalah atau akar penyebab ancaman, bukan menangani ancaman yang diketahui. Sebagai contoh, sebuah kelompok kerja dibentuk untuk mengatasi ancaman yang akan ditimbulkan akibat terlalu dekatnya jalur pelayaran dari sebuah KKP. Setelah menganalisis ancaman tersebut secara cermat, kelompok kerja menyimpulkan bahwa bahwa kedekatan jalur pelayaran bukan merupakan masalah dibandingkan dengan risiko besar jika terjadinya kecelakaan akibat tumpahan minyak. Agar dapat bekerja dengan baik, maka susunan kelompok kerja tersebut kemudian ditata-ulang dengan menyertakan
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
9
tenaga ahli yang dapat mengatasi tumpahan minyak, mengganti tenaga ahli di bidang industri pelayaran. Beberapa metode dapat digunakan untuk membantu lebih memahami berbagai jenis ancaman, termasuk mengelompokkan ancaman atau rumusan permasalahan. Metode lainnya—salah satunya yang digunakan di bawah ini—didasarkan pada pendekatan pohon masalah, yaitu dengan memahami akar penyebab ancaman dan kelompok pengguna yang bertanggung jawab atas akar penyebab tersebut. Tim perencana akan menggunakan informasi yang diperoleh dari proses curah gagasan sebagai dasar dari analisis ancaman (threat analysis). Tim akan menggunakan daftar ancaman tersebut untuk: (1) untuk menentukan sumber setiap ancaman yang teridentifikasi dari sesi curah gagasan, dan (2) mengidentifikasi kelompok pengguna yang terkait dengan sumber ancaman. Anda mungkin menginginkan agar peserta membentuk kelompok yang lebih kecil dan setiap kelompok kecil menangani satu ancaman, sehingga secara keseluruhan kelompok akan menangani seluruh ancaman, atau beberapa kombinasi alternatif.
4.2
Cara membuat diagram ancaman
Beberapa metode dapat diterapkan untuk membantu kita lebih memahami ancaman, termasuk mengembangkan penggolongan ancaman atau pernyataan masalah. Metode lainnya—salah satunya digunakan di bawah ini—didasarkan pada pendekatan pohon masalah (tree diagram), yaitu dengan memahami akar penyebab ancaman dan kelompok pengguna yang bertanggung jawab atas akar penyebab tersebut. Tim perencana Anda akan menggunakan informasi yang didapat dari proses curah gagasan sebagai dasar dari analisis ancaman. Tim akan menggunakan daftar ancaman tersebut (1) untuk menentukan sumber setiap ancaman yang teridentifikasi dari sesi curah gagasan dan (2) mengidentifikasi kelompok pengguna yang terkait dengan sumber ancaman. Anda mungkin menginginkan agar peserta membentuk kelompok yang lebih kecil dan setiap kelompok menangani satu ancaman, seluruh kelompok akan menangani seluruh ancaman, atau beberapa kombinasi alternatif. Dengan memahami akar penyebab ancaman dan kelompok pengguna yang bertanggung jawab terhadap akar masalah, gunakanlah daftar masalah dan ancamannya dengan mengerjakan Latihan 2.4. Latihan 2.4: Membuat Diagram Ancaman Tujuan: Untuk memulai membuat kaitan antara ancaman, kegiatan manusia (kelompok pengguna), dan akar (berbagai) penyebab yang akan difokuskan pada berbagai strategi pengelolaan di dalam rencana pengelolaan. Kegiatan: (1) Kerjakan dalam tim Anda, mengidentifikasi ancaman, penyebab dan kelompok pengguna yang terkait. Ingatlah untuk selalu merujuk pada peta Anda.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
10
(2) Buatlah diagram ancaman pada flip chart. Waktu: (20 + 30 menit) Lembar Kerja 2.2: Identifikasi Ancaman
Bab 5 MENENTUKAN ANCAMAN PRIORITAS 5.1
Alasan menentukan ancaman prioritas
Dalam rangka membuat rencana pengelolaan yang efektif dan mudah dilaksanakan, strategi yang diterapkan dalam rencana pengelolaan anda harus fokus pada sejumlah ancaman utama atau ancaman prioritas. Kegagalan dalam menentukan ancaman prioritas sering menyebabkan terjadinya pengelolaan yang sembarangan (hit-or-miss), sehingga pengelolaan menjadi mahal dan tidak efektif. Bila anda secara seksama menentukan ancaman prioritas, anda akan mengembangkan dan menerapkan strategi yang lebih tepat untuk mengatasi berbagai ancaman tersebut sehingga pengelolaan kawasan menjadi lebih efektif. Kebanyakan KKP juga memiliki sumber daya manusia dan keuangan yang terbatas, dan kita ingin memastikan bahwa sumber daya yang terbatas ini digunakan dengan sangat efektif. Kiat-kiat membuat prioritas ancaman Karena pentingnya pembuatan prioritas ancaman dan sifatnya yang sangat subyektif, Anda ingin seluruh tim perencana mendukung hasil dari proses pembuatan prioritas ancaman Anda. Menyetujui proses tersebut, dan meluangkan waktu untuk memastikan semua orang memahami dan mendukung proses tersebut. 5.2
Cara menentukan ancaman prioritas
Untuk memprioritaskan ancaman, setiap ancaman harus dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria tersebut dapat saja ditetapkan oleh pengelola KKP yang berwenang atau oleh tim perencana pengelolaan. Dalam kedua kasus tersebut, tim perencana perlu menyetujui kriteria dan sangat memahami arti dari setiap komponen. Setiap kali Anda membahas dan menerapkan kriteria, biasanya akan ada beberapa penafsiran dari kriteria tersebut terutama yang berhubungan dengan ancaman tertentu. Juga pembuatan kriteria ini subyektif, maka akan memerlukan banyak waktu untuk berdiskusi dan membangun konsensus. Berikut adalah beberapa contoh variabel yang dapat digunakan untuk membangun sejumlah kriteria yang sering digunakan untuk membuat urutan prioritas setiap ancaman terhadap KKP: 1) Sumber daya: Jumlah sumber daya sasaran yang dipengaruhi oleh ancaman ini. 2) Daerah: Dimensi atau luasan fisik ruang terkena dampak pada KKP yang dipengaruhi oleh ancaman ini (misalnya, apakah seluruh habitat atau seluruh sumber daya terkena pengaruhnya atau hanya sebagian saja?)
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
11
3) Intensitas: Kekuatan ancaman terhadap sumber daya sasaran di KKP tersebut (misalnya, apakah ancaman akan merusak seluruh habitat atau sumber daya, ataukah hanya sedikit memengaruhi sumber daya tersebut?) 4) Urgensi: seberapa cepat tindakan harus dilakukan (kesegeraan) untuk mengatasi ancaman tersebut (misalnya, apakah ancaman tersebut saat ini aktif, ataukah akan terjadi besok atau mungkin dalam beberapa tahun ke depan?) 5) Kapasitas: ketersediaan sumber daya manusia dan keuangan untuk mengatasi ancaman tersebut saat ini (misalnya, apakah KKP memiliki keahlian dan sumber daya yang diperlukan untuk menangani ancaman ini, atau apakah hal tersebut memerlukan tambahan sumber daya?) Namun demikian, sebelum mengevaluasi berbagai ancaman, kita perlu membuat cara membuat peringkat secara numerik. Sekali lagi, tim perencana harus menyetujui cara pemeringkatan yang akan digunakan ini. Contoh sistem pemeringkatan adalah sebagai berikut. Variabel Jumlah daya Daerah
Skor : Kriteria sumber
: skor sesuai dengan jumlah sumber daya yang terkena dampak 2 : hanya sedikit daerah di KKP yang terpengaruh oleh ancaman. 5 : daerah KKP yang terkena pengaruh cukup luas. 10 : seluruh KKP terkena pengaruh ancaman tersebut.
Intensitas
2 : intensitas rendah; hanya menyebabkan dampak atau kerusakan kecil. 5 : intensitas sedang; cukup menimbulkan dampak atau kerusakan. 10 : intensitas tinggi; menimbulkan dampak atau kerusakan serius.
Urgensi
2 : tidak terlalu mendesak; tidak memerlukan strategi segera. 5 : cukup mendesak; akan memerlukan strategi segera. 10 : sangat mendesak; memerlukan strategi segera.
Kapasitas
2 : tidak memerlukan tambahan staf atau sumber daya keuangan. 5 : memerlukan tambahan sumber daya yang cukup. 10 : sangat memerlukan tambahan staf atau sumber daya.
Faktor-faktor yang dinilai dan besar nilai atau skor di atas hanyalah contoh, anda bersama tim dapat mengembangkannya lebih jauh.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
12
Dalam membuat prioritas ancaman perlu mengidentifikasi prioritas tertinggi dengan menggunakan Lembar Kerja 3.3 berikut ini. Latihan 2.5: Pembuatan Urutan Prioritas Ancaman Tujuan:
Mengidentifikasi ancaman yang memiliki prioritas tertinggi untuk ditangani dalan rencana pengelolaan.
Kegiatan: (1) Gunakan Lembar Kerja 2.3: Pembuatan Prioritas Ancaman. (2) Dengan tim Anda, berikan peringkat untuk setiap ancaman dan tentukan ancaman dengan prioritas tertinggi untuk setiap sasaran. (3) Sajikan di depan seluruh kelompok, hasil latihan dari masing-masing tim. Catatan: Isilah kotak model konseptual dengan berbagai ancaman prioritas dan pemangku kepentingan yang terkait dengan ancaman prioritas tersebut (Poster 2.1). Waktu: (20 menit) Lembar Kerja 2.3: Membuat Prioritas Ancaman
Bab 6 MERANGKUM JENIS ANCAMAN DALAM MODEL KONSEPTUAL PENILAIAN AWAL 6.1
Model konseptual penilaian awal
Ketika tim perencana Anda sudah menyelesaikan Latihan 2.5, mereka harus menyelesaikan analisis ancaman. Selanjutnya adalah mencatat seluruh hasil dari upaya Anda dalam model logis yang mengkompilasi seluruh kerja perencanaan yang telah diselesaikan hingga saat ini. Dengan melengkapinya akan memberi kesempatan untuk membawa seluruh keputusan yang telah Anda buat hingga saat ini ke dalam satu diagram alur yang merupakan kerangka, mulai dari Anda bekerja hingga pengembangan rencana pengelolaan. Ringkasan model logis memiliki tiga tujuan: (1) Memberikan kesempatan untuk membawa seluruh kerja perencanaan yang sejauh ini telah dicapai menjadi sebuah model visual, sehingga tim perencana dapat melihat hubungan antara setiap langkah perencanaan. (2) Membentuk catatan mengenai seluruh keputusan untuk pengembangan rencana pengelolaan. (3) Merupakan sarana komunikasi yang baik untuk berbagi dengan para pemangku kepentingan lainnya, anggota masyarakat lokal dan para pembuat keputusan.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
13
6.2
Cara merangkum model ancaman prioritas ke dalam model konseptual penilaian awal
Dari hasil latihan model penilaian awal 2.1 s.d 2.5 Anda dapat membuat model konseptual awal dengan mengunakan Latihan 2.6 berikuit ini. Latihan 2.6: Menyelesaikan model konseptual penilaian awal Tujuan: Untuk memahami hubungan antara setiap sifat individu yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan rencana pengelolaan. Kegiatan: (1) Gunakan Poster 2.1: Model Konseptual Penilaian Awal, isilah model konseptual dengan informasi yang dihasilkan dari Latihan 2.1 sampai 2.5. (2) Sajikan model konseptual di depan kelas dan mengumpulkan seluruh saran apabila ada yang terlewatkan, dan gunakan dalam proses pengembangan rencana pengelolaan. (3) Waktu: 30 menit Poster 2.1: Model Konseptual Penilaian Awal
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
14
Bab 7 MEMBUAT RUMUSAN MASALAH 7.1
Alasan penting membuat rumusan masalah dalam perencanaan pengelolaan
Sejauh ini ini anda telah selesai melakukan analisis ancaman dan mengetahui akar penyebab masalah yang mempunyai dampak buruk pada sumber daya sasaran di KKP. Sekarang adalah saatnya untuk membuat rumusan masalah yang akan dimanfaatkan dalam menentukan strategi pengelolaan. Sebuah rumusan masalah pada prinsipnya menjelaskan penyebab dan dampak dari setiap ancaman. Dengan mencermati suatu rumusan masalah, perencana akan dapat menentukan cara atau strategi pengelolaan yang akan diterapkan untuk menangani penyebab munculnya ancaman. Rumusan masalah harus dinyatakan sebagai penyebab utama yang dibingkai sedemikian rupa sehingga mengarah pada solusi. Sebagai contoh, kerusakan terumbu karang bukanlah suatu masalah tetapi lebih merupakan fenomena atau gejala masalah. Masalah yang sebenarnya adalah kehadiran kapal-kapal para penyelam yang membuang jangkar pada terumbu karang dan berbagai dampak yang terkait dengan kegiatan tersebut. Masalah ini harus mulai dibingkai dan diarahkan pada cara pemecahannya, yaitu menangani pembuangan jangkar sehingga ancaman kerusakan pada terumbu karang tersebut dapat dikurangi. Kiat-kiat merumuskan masalah Bekerja dengan para pemangku kepentingan melalui proses merumuskan permasalahan merupakan pendekatan terbaik untuk mengenali masalah yang umum, agar setiap orang mengambil sedikit tanggung jawab untuk menangani suatu persoalan. Di lain pihak, kita perlu menghindari rumusan permasalahan yang terlalu spesifik dan terlalu mengarah atau menunjuk pada satu cara atau strategi penanganan tertentu. Sebagai contoh, cara menangani masalah pembuangan jangkar bukan hanya dengan cara melarang kapal-kapal penyelam beroperasi di terumbu karang, namun ada pilihan lain, seperti mengendalikan jumlah kapal penyelam pada periode waktu tertentu pada terumbu karang tertentu, menyediakan fasilitas tambat apung sehingga kapal-kapal tersebut tidak perlu membuang jangkar ke terumbu karang, memberikan penyuluhan tentang penggunaan tambat apung, mencarikan operator kapal penyelam lokasi-lokasi penyelaman (dive sites) lainnya, serta memperkenalkan para penyelam untuk menerapkan praktek-praktek teladan (best practices). Solusi untuk menangani masalah ini dapat bermacam-macam, yaitu yang dapat mengurangi dampak kegiatan penyelaman terhadap terumbu karang. Oleh karena itu, sebuah rumusan masalah tidak perlu mencantumkan solusi yang akan diterapkan, tetapi hanya ancaman dan akar penyebabnya. Agar suatu masalah dapat dieksplorasi secara cukup, membingkai masalah tersebut menjadi sangat penting. Membingkai suatu masalah berarti mendefinisikannya – yaitu memberikan batasan tentang pengertiannya dan memberikan arahan untuk memeriksanya. Bingkai tersebut merupakan road map atau garis besar yang memandu kita untuk menyelidiki masalah lebih lanjut. Dalam membingkai suatu masalah Anda harus: a) menggunakan istilah sesedikit mungkin untuk menggambarkan masalah, b) memilih istilah yang paling tepat untuk menggambarkan masalah tersebut.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
15
7.2
Beberapa pertanyaan untuk merumuskan masalah
Ada banyak pendekatan untuk merumuskan permasalahan. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Dampak spesifik apa yang terkait dengan persoalan ini (biofisik, sosial ekonomi, pengaturan atau tata kelola)?
Misalnya: (1) hilangnya habitat dan makanan untuk ikan dan avertebrata di sebuah terumbu karang (biofisik), (2) keluhan dari para penyelam karena menurunnya kepuasan dalam mengamati hidupan liar padahal mereka sudah mengeluarkan ongkos banyak untuk datang ke lokasi tersebut (sosial ekonomi), atau (3) kedatangan kapal penyelam tanpa ijin (illegal) memasuki kawasan wisata di dalam KKP tanpa ada penindakan tegas dari penjaga pantai; tidak adil bagi kapal-kapal lain yang sudah memiliki izin masuk (pengaturan). Jelaskan gambaran berbagai akar penyebab dari masalah ini.
(1) operator kapal-kapal penyelam tidak peduli dan tidak menggunakan sarana tambat apung yang ada, mereka dengan seenaknya membuang jangkar. (2) operator kapal-kapal penyelam tidak menyadari dampak kumulatif dari kegiatan membuang jangkar pada terumbu karang. (3) kapal-kapal penyelam tidak mengetahui adanya sistem perijinan untuk masuk ke kawasan KKP, atau kapal-kapal penyelam illegal tidak mengetahui bahwa masih ada banyak terumbu karang yang masih bagus di luar KKP. Apa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat dampak?
(1) Luasan (persentase) terumbu karang yang rusak pada beberapa titik atau lokasi yang dianggap kondisi lokasi penyelaman yang populer. Berapa batas kerusakan maksimum yang dapat diterima akibat dari kedatangan kapal penyelaman yang dapat diterima?
(2) Kerusakan sebanyak 2% dari luasan terumbu karang pada beberapa lokasi perwakilan selama kurun waktu 10 tahun. Contoh rumusan untuk masalah di atas:
(1) Terumbu karang di Tuva mengalami kerusakan akibat pembuangan jangkar oleh kapal-kapal penyelam sehingga terjadi kerusakan habitat ikan dan gangguan pada kehidupan liar. Rumusan masalah ini terfokus pada penyebab utamanya (yaitu pembuangan jangkar). Dengan rumusan seperti ini kita akan lebih mudah untuk menemukan sejumlah solusi, yaitu strategi pengelolaan yang akan mengatur dan mengarahkan pembuangan jangkar. Proses merumuskan masalah ini merupakan cara yang baik untuk membawa seluruh pemangku kepentingan menyetujui beberapa masalah umum yang ada di KKP. Pada beberapa kasus, kita akan menjumpai bahwa para pemangku kepentingan, terutama
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
16
kelompok pengguna (resource users), memiliki perhatian yang sama dengan perhatian pengelola KKP. Bekerja bersama untuk mengidentifikasi pemecahan dalam menangani masalah atau ancaman akan membantu anda bergerak maju bersama untuk menggalang dukungan bagi pengembangan dan pelaksanaan rencana pengelolaan KKP. 7.3
Cara membuat rumusan masalah
Dalam membuat rumusan masalah dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 1) Dampak spesifik apa yang terkait dengan persoalan ini (biofisik, sosial ekonomi, pengaturan/tata kelola). 2) Gambarkan berbagai akar penyebab dari dampak buruk yang dialami sumber daya ataupun masyarakat. 3) Apa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat dampak? 4) Tetapkan nilai batas kerusakan maksimum yang dapat diterima? 5) Dari langkah-langkah tersebut rumuskanlah permasalahan dengan Latihan 3.1 dan Latihan 3.2.
Latihan 3.1: Membuat rumusan masalah Tujuan:
Lebih memperjelas dampak buruk yang dialami sumber daya prioritas dan akar penyebab timbulnya dampak buruk tersebut serta memastikan bahwa strategi pengelolaan yang akan diambil pada langkah selanjutnya akan menangani masalah tersebut dengan cara menangani akar permasalahannya.
Kegiatan: (1) Gunakan Lembar Kerja 3.1: Merumuskan masalah. (2) Dengan kelompok anda, isilah lembar kerja tersebut dengan merujuk pada informasi yang anda temukan dalam diagram ancaman dari Latihan 2.4 dengan menjawab pertanyaan berikut: a. ancaman terhadap sumber daya sasaran (dampak dan kegiatan penyebabnya) b. ukuran dampak spesifik terhadap sumber daya sasaran c. akar penyebab dari dampak d. kelompok pengguna yang bertanggung jawab atas dampak Waktu: 60 menit. Lembar kerja 3.1: Merumuskan permasalahan
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
17
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI A Sumber-Sumber Perpustakaan Modul ini merupakan adaptasi dari materi pelatihan Management Planning yang disusun oleh NOAA, dalam rangka penyelenggaraan program pengembangan kapasitas bagi para penggiat konservasi di kawasan Bentang Laut Kepala Burung. Pelatihan tersebut diselenggarakan bersama Conservation International Indonesia, USAID-Coral Triangle Support Partnerships dan The Nature Conservancy di Manokwari pada tangal 18-27 Agustus 2010 dengan dukungan dari Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan - Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan. Penyusunan modul ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pelatihan berbasis kompetensi. Daftar Pustaka Council of Nature Conservation Ministers. 1995. Summary Report of the Second Technical Workshop on Selection and Management of Marine and Estuarine Protected Areas, February 15-21 1985. Jervis Bay. Australian National Parks and Wildlife Service, Canberra, Australia. Department of Environment and Natural Resources, Bureau of Fisheries and Aquatic Resources of the Department of Agriculture, and Department of the Interior and Local Government (2001). Philippine Coastal Management Guidebook no. 4: Involving communities in coastal management. Coastal Resource Management Project of the Department of Environment and Natural Resources, Cebu City, Philippines. Department of Land and Natural Resources, Division of Aquatic Resources, State of Hawaii. 2007. Getting Involved in Caring for Hawaii’s Coastal Resources: A Community Guidebook. Honolulu, Hawaii, USA. Francis, J., Johnstone, R., van't Hof, T., van Zwol, C., dan Sadacharan, D. 2003. Training for the sustainable management of marine protected areas. Coastal Zone Management Center, the Netherlands, and the Western Indian Ocean Marine Science Association. Glover, L.K., S.A. Earle (Eds). 2004. Defying Ocean's End: An Agenda for Action. Island Press. USA. IUCN. 1980. World Conservation Strategy – Living Resource Conservation for Sustainable Development. IUCN, Gland, Switzerland. Kelleher, G dan B. Lausche. 1988. Review of Legislation in Coral Reef Management Handbook, UNESCO. Kelleher, G. 1999. Guidelines for Marine Protected Areas. IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, UK. Kenchington, R.A.dan T. Agardy. 1990. Achieving Marine Conservation through Biosphere Reserve Planning and Management. Environ. Cons. H(1): 39–44. LMMA Guidebook Margoluis, R. dan Salafsky, N. (1998). Measures of success: Designing, managing, and monitoring conservation and development projects. Washington D.C.: Island Press.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
18
Parks, J., Wusinich-Mendez, D., Thurlow, K., Carey, E., dan Moss, S. (2006). Materials used for the Bahamas National Park System management planning training. Technical report produced by the National Ocean Service of the U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, The Nature Conservancy Bahamas, and The Bahamas National Trust. Nassau, Bahamas. Pomeroy, R.S. dan Rivera-Guieb, R. (2006). Fishery co-management: A practical handbook. Cambridge, MA: CABI Publishing. Salm, R.V. dan J.R. Clark. 1984. Marine and Coastal Protected Areas: A Guide for Planners and Managers. IUCN, Gland, Switzerland. SEAFDEC (2006). Supplementary guidelines on co-management using group user rights, fishery statistics, indicators and fisheries refugia. Southeast Asian Fisheries Development Center, Bangkok, Thailand. Sherman, K. dan T. Laughlin (Eds). 1992. The Large Marine Ecosystem (LME) Concept and its Application to Regional Marine Resource Management. IUCN, Gland and Cambridge, UK. The Nature Conservancy (2005). Conservation action planning: Developing strategies, taking action, and measuring success at any scale--Overview of basic practices. Arlington, VA: The Nature Conservancy. White, A, Aliño, P., dan Meneses, A. (2006). Creating and managing marine protected areas in the Philippines. Cebu City, Philippines WWF dan IUCN. 1998. Creating a Sea Change – the WWF/IUCN Marine Policy. WWF/IUCN.
B Materi Pelatih Materi yang disiapkan pelatih berupa materi presentasi slide, lembar kerja, pegangan peserta, dan poster yang diperlukan dalam proses pelatihan. C Media Visual Materi modul dalam bentuk tayangan film dengan menyebutkan judul, penerbit dan tahun penerbitan. D Daftar Peralatan/Mesin Dan Bahan 1. Daftar Peralatan/Mesin a. White board b. Peta Singkap (Flip Chart) c. Laptop d. Proyektor Infocus e. Sound system wireless dan mikrofon 2. Daftar Bahan a. Modul pelatihan
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
19
b. Buku-buku referensi c. Bahan-bahan untuk dinamika kelompok d. Gambar-gambar kawasan konservasi perairan e. Kertas koran polos f. Kertas manila (plano) g. Kertas adhesive aneka warna h. Taplak meja i.
Kelengkapan peserta
j.
Alat tulis kantor
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
20
Lampiran
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
21
Lembar Kerja 2.1: Mengidentifikasi sumberdaya sasaran 1. Jawablah setiap pertanyaan berikut mengenai sumber daya sasaran yang telah Anda pilih. Jawaban Anda harus berupa “Besar”, “Sedang”, atau “Kecil”. Lalu tulislah nilai yang terkait pada setiap jawaban. 2. Lalu jumlahkan seluruh nilai jawaban atas pertanyaan tentang sumber daya sasaran. Nilai tertinggi akan menentukan sumber daya sasaran yang diprioritaskan tertinggi yang harus ditangani pada rencana pengelolaan. Anda mungkin ingin menentukan lebih dulu jumlah maksimum sumberdaya sasaran dalam rencana pengelolaan nanti. Peringkat: Silahkan menjawab semua pertanyaan untuk sasaran di bawah. Anda bisa menggunakan angka 16, 8 dan 2 untuk member peringkat dan tidak menggunakan angka diantaranya. Besar: 16, Sedang: 8, Kecil: 2 Seberapa pentingkah SDA ini untuk menetapkan KKP Anda?
Seberapa pentingkah SDA ini dalam kontribusinya terhadap ekosistem?
Seberapa pentingkah SDA ini terhadap masyarakat setempat dan perekonomian?
Seberapa banyak SDA ini mendapat perhatian dari khalayak luas?
Apakah SDA berada dalam kondisi yang cukup baik sehingga pengelola KKP dapat lebih efektif mlindungi atau memulihkannya?
Seberapa mendesaknya SDA ini untuk mendapatkan perlindungan secepatnya?
TOTAL
SUMBERDAYA SASARAN
JENIS-JENIS BIOTA YANG MENDAPAT PERHATIAN:
HABITAT YANG MENDAPAT PERHATIAN:
FITUR-FITUR KHUSUS (tanjung, geomorfik):
SOSIAL-EKONOMI:
SEJARAH & BUDAYA:
HAL-HAL LAINNYA:
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
22
Lembar Kerja 2.2: Mengidentifikasi ancaman Sumber daya sasaran
Ancaman
Daftarkan keempat sumber daya sasaran Anda di bawah ini
Daftarkan seluruh kegiatan manusia pada setiap sumber daya sasaran
Bedakan antara ancaman yang kini sedang terjadi dan yang diketahui berpotensi di kemudian hari .
Contoh:
Peternakan babi (sumber polusi)
Saat ini hanya ada satu peternakan, berpotensi akan ada banyak peternakan ke depannya
S (saat ini, hanya Teluk Safi yang terpengaruh, karena hanya ada 1 peternakan babi)
Dermaga baru untuk kapal ferry antar pulau (bayangan)
Di masa depan – dalam 2 tahun ke depan
Tanah dari pembangunan jalan yang digunakan untuk menguruk
Terjadi tahun lalu
Kegiatan membuang jangkar dari kapal penyelam
Saat ini terjadi, dan berpotensi akan terdapat lebih banyak kapal lagi
Padang lamun
2
Saat ini atau yang akan muncul
Dampak dari Ancaman Luasan
Peluang
Hambatan
Tingkat Keparahan 2 Daftarkan peluang saat ini dan ke depan yang berpotensi untuk menangani ancaman
Hambatan-hambatan untuk menangani ancaman
S (pada tingkat kini, karena hanya ada 1 peternakan babi)
Kemungkinan untuk bekerja sama dengan para peternak di BMP
Keterbatasan jumlah mata pencaharian alternatif
T (spesifik untuk daerah di bawah dermaga dengan kerusakan tambahan selama pembangunan konstruksi)
T (spesifik untuk daerah di bawah dermaga dengan kerusakan tambahan selama pembangunan konstruksi)
Tersedia teknologi baru untuk membuat dermaga yang transparan
Dermaga telah diijinkan tetapi ketentuan BMP tidak disertakan
ST (saat ini hanya Teluk Fula yang terpengaruh )
ST (padang lamun sudah dirusak semuanya )
R (saat ini hanya terjadi di 3 lokasi)
R (karena saat ini hanya ada sejumlah kecil kapal )
_____________
Bekerja sama dengan operator kapal penyelam di BMP dan membatasi jumlah kapal
Telah direncanakan untuk memperluas perumahan di atas tanah urukan
_____________
tingkat rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
23
Sumber daya sasaran
Ancaman
Saat ini atau yang akan muncul
Dampak dari Ancaman Luasan
Peluang
Hambatan
Tingkat Keparahan 3
2.
3.
4
3
tingkat rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
24
Lembar Kerja 2.3: Membuat prioritas ancaman 1. Bekerjalah dengan kelompok anda dan gunakanlah lembar kerja berikut dengan empat kriteria prioritas (sumber daya sasaran, daerah, intensitas, dan urgensi), untuk menentukan ancaman mana yang paling penting untuk ditangani dalam rencana pengelolaan. 2. Jumlahkan seluruh nilai dan tentukan ancaman yang bernilai paling tinggi. 3. Tambahkan 6 ancaman tertinggi pada Model Konseptual Penilaian Awal (Poster 2.1). Ancaman (kegiatan manusia)
4
Sumber daya sasaran yang dipengaruhi
Daerah 4
Intensitas Urgensi
Jumlah nilai
luas atau pentingnya suatu daerah
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
25
Kriteria dan Peringkat: Sumber daya sasaran yang dipengaruhi: Hitung jumlah sumber daya alam terpengaruh oleh ancaman ini. Cara menilai: hitunglah berapa sumber daya sasaran yang terpengaruh oleh setiap ancaman. Catat jumlah sumber daya sasaran yang terpengaruh di bawah kolom “Sumber daya sasaran” di atas. DAERAH - Luasan fisik daerah di dalam KKP Anda yang diketahui terpengaruh oleh ancaman ini, dan/atau daerah yang cukup besar (habitat unik atau daerah khusus dengan kepentingan budaya/tradisional) Cara menilai: 1= luas daerah yang dipengaruhi kecil 5 = luas daerah yang dipengaruhi sedang (atau daerah yang agak penting) unik)
10 = sebagian besar atau seluruh daerah dipengaruhi (daerah penting yang
INTENSITAS – tingkat dampak sesungguhnya pada sumber daya sasaran di dalam KKP Anda Cara menilai: 1 = intensitas rendah, hanya menyebabkan kerusakan atau dampak yang kecil 5 = intensitas sedang, agak merusak/beberapa dampak 10 = intensitas tinggi, dampak tinggi/sangat merusak URGENSI – seberapa mendesak untuk menangani ancaman di dalam KKL Anda Cara menilai: 1 = sangat tidak mendesak, tidak memerlukan tindakan segera 5 = agak mendesak, akan memerlukan tindakan segera 10 = sangat mendesak, memerlukan tindakan segera
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
26
Lembar Kerja 3.1: Merumuskan permasalahan (Di mana anda sekarang?) Rumusan dari masalah-masalah yang akan ditangani dalam Rencana Pengelolaan
Sumber daya sasaran
Dampak spesifik apa yang terkait dengan masalah?
Padang lamun di Teluk Bai Long
Substrat lamun dirusak oleh jangkar
Jelaskan akar penyebab dari dampak.
Kapal-kapal para penyelam hanya berkumpul di Teluk Bai Long karena kurangnya Padang lamun terganggu lokasi penyelaman alternatif hilangnya habitat penting yang telah dieksplorasi bagi kehidupan sumber Tidak ada alternatif selain daya laut membuang jangkar di Teluk menurunnya kualitas Bai Long kepuasan bagi para Para operator penyelaman penyelam tidak benar-benar memahami dampak membuang jangkar terhadap padang lamun
Indikator Apa yang dapat diukur Standar untuk mengetahui tingkat dampak? Tunjukkan dampak apa saja yang sedang dipantau
Persentase tutupan lamun yang sehat pada 3 titik perwakilan dekat lokasi penyelaman yang populer di Teluk Bai Long
[Penurunan tingkat kesehatan padang lamun sampai 2% pada kawasan yang mewakili selama 5 tahun]
Apakah saat ini anda menggunakan indikator untuk mengevaluasi kondisi dari sumber daya sasaran? Bila YA, jelaskan. Bila TIDAK, bagaimana Anda akan menyelesaikannya?
Ya, saat ini ada program pemantauan lamun di satu lokasi di Teluk Bai Long
Rumusan masalah: Padang lamun di Teluk Bai Long merupakan habitat penting baik untuk kehidupan sumber daya laut maupun bagi para penyelam, saat ini sedang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan membuang jangkar kapal karena mereka tidak menyadari dampak pembuangan jangkar ke tengah lamun, tidak ada tempat alternatif untuk membuang jangkar dan kurangnya lokasi penyelaman alternatif.
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
27
Sumber daya sasaran
Dampak spesifik apa yang terkait dengan masalah?
Jelaskan akar penyebab dari dampak.
Indikator Apa yang dapat diukur untuk mengetahui tingkat dampak? Tunjukkan dampak apa saja yang sedang dipantau
Standar
Apakah saat ini anda menggunakan indikator untuk mengevaluasi kondisi dari sumber daya sasaran? Bila YA, jelaskan. Bila TIDAK, bagaimana Anda akan menyelesaikannya?
Rumusan masalah:
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
28
Poster 2.1: Model Konseptual Penilaian Awal TUJUAN AKHIR KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN: lioSumberdaya Sasaran Prioritas
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
Dampak Negatif
← ←← ← Standar Pengelolaan →→→→→→→→→→ → → →
Perilaku Penyebab Ancaman Prioritas
→ → → → → →
Kelompok Pengguna Terkait dengan Ancaman
Akar Penyebab Perilaku
29
← ← ← ← ← ← ← ←←←←← ← Strategi Pengelolaan
Merumuskan Masalah yang Akan Ditangani
30