PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DAN SISTEM BAGI HASIL PADA TABUNGAN MUDHARABAH (TAMARA DAN TASKA) DI BMT BEN TAQWA KANTOR PUSAT GODONG GROBOGAN
TUGAS AKHIR
Disusun oleh
: Nurul Makin
NIM
: 20109026
D3 PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DAN SISTEM BAGI HASIL PADA TABUNGAN MUDHARABAH (TAMARA DAN TASKA) DI BMT BEN TAQWA KANTOR PUSAT GODONG GROBOGAN
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan guna memenuhi Syarat memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Perbankan syariah
Disusun oleh
: Nurul Makin
NIM
: 20109026
D3 PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
ABSTRAK Dalam penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan mudharabah, sangat diperlukan standar-standar operasi prosedur oleh BMT (mudharib) dan anggota koperasi (shahibul maal) sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya manusia yang professional. Keuntungan yang didapatkan oleh kedua belah pihak adalah bagi hasil (nisbah) yang sudah ditetapkan diawal akad. Perbandingan bagi hasil keuntungan ini tergantung pada waktu transaksi dan jangka waktu yang mempengaruhi terhadap besar kecilnya bagi hasil yang diperoleh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) tabungan mudharabah (Tamara dan Taska), sistem bagi hasil dan perhitungan bagi hasil pada tabungan mudhrabah (Tamara dan Taska). Di samping itu penelitian ini juga menganalisa adanya masalah dalam pelaksanaan SOP dan memberikan solusi dan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan teknik triangulasi dalam menguji keabsahan data. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa pelaksanaan SOP Tabungan mudharabah di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan yang dapat mewujudkan visi misi BMT yaitu memberikan kemudahan kepada anggota atau nasabah BMT sehingga dapat menarik masyarakat untuk menabung di BMT. Meskipun demikian masih ada sebagian kecil dari anggota tabungan yang tidak mematuhi prosedural menabung. Hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat yang tergolong awam khususnya pada tabungan di pasar, tidak mau dengan halhal yang ribet seperti dalam bukti transaksi (tanda tangan). Untuk itulah BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan mempunyai kebijakan tersendiri dalam pelaksanaan prosedural tabungan pasar. Adapun sistem bagi hasil tabungan mudharabah (Tamara dan Taska) adalah dengan prinsip profit sharing. Prinsip ini menggunakan nisbah bagi hasil yang sudah ditentukan BMT Ben Taqwa untuk mengetahui besaran jumlah bagi hasil pada tabungan mudhrabah (Tamara dan Taska). Namun jika mengalami kerugian, maka kerugian tersebut hanya ditanggung oleh pihak BMT dengan asumsi kerugian tersebut terjadi karena kelalaian BMT sebagai mudharib dalam mengelola tabungan. Sehingga BMT hanya mengembalikan tabungan pokok anggota. Sedangkan kerugian tersebut ditutupi oleh BMT dengan pendapatan BMT pada akhir tahun.
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabil’alamin atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat pada waktunya. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada program studi Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua beserta seluruh dosen dan staf STAIN Salatiga, yang telah memberikan dukungan dan fasilitas baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Bapak H. Abdul Aziz NP., M.Ag selaku ketua program studi Perbankan Syariah atas fasilitas yang diberikan guna memperlancar penulisan tugas akhir ini. 3. Bapak H. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.Si selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan tugas akhir. 4. Bapak Ari Setiawan, M.M selaku dosen pembimbing lapangan magang. 5. Bapak Drs. Eka Budi Santosa
selaku general manager BMT Ben Taqwa
Godong Grobogan, beserta seluruh karyawan, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan kegiatan magang dan penulisan tugas akhir.
6. Ibu dan almarhum Ayah yang dengan tulus memberikan dukungan baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir. 7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu dan memberikan motivasi demi kelancaran penulisan tugas akhir ini. Akhirnya penulis menyadari atas keterbatassan yang dimiliki dalam penulisan tugas akhir ini, sehingga masih ditemui kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis nantikan. Namun demikian, sekecil apapun karya ini penulis berharap penulisan tugas akhir ini akan bermanfaat bagi pembaca dan terutama akan dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan yang sedang diteliti.
Salatiga, 25 Juli 2012 Penulis,
Nurul Makin
MOTTO
Dalam melakukan sesuatu harus yakin kita berhasil.
Kalau yakin 100% akan berhasil, maka kita akan berhasil Berani mencoba, dan lebih tekun dan ulet, maka kegagalan tak akan pernah ada Hidup adalah petualangan yang membutuhkan keberanian, bila tidak itu bukanlah hidup Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tapi dari kesulitan-kesulitan yang berhasil diatasi ketika berusaha meraih sukses Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar. Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar Selesaikan masalah salah satu dulu, baru selesaikan masalah yang lain.
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini penulis persembahkan untuk: Almarhum Ayah saya yang telah memberikan kasih sayang dan segala sesuatunya demi keberhasilan anak-anaknya, semoga mendapat ridho Allah SWT. Ibu saya tercinta dan tersayang yang selalu mencurahkan kasih sayangnya, membimbing, mendidik, dan segala-galanya hingga saya bisa sampai pada saat ini. Adik-adik saya dan keluarga besar saya tersayang yang selalu memberi dorongan dan dukungan kepada saya dan yang selalu meluangkan waktu memberikan support dalam suka maupun duka. Sahabat-sahabat saya dan teman-teman jurusan perbankan syariah STAIN Salatiga khususnya angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada saya. Sehingga saya bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................
iii
PENGESAHAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................
v
ABSTRAK ...............................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................
vii
MOTTO ...................................................................................................................
viii
PERSEMBAHAN ....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
xi
BAB I
: PENDAHULUAN A. .............................................................................................. L atar Belakang Masalah ................................................................
1
B................................................................................................ R umusan Masalah .........................................................................
4
C................................................................................................ T ujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................
5
D. .............................................................................................. P enelitian Terdahulu .....................................................................
6
E. ............................................................................................... M etode Penelitian ...........................................................................
7
F. ............................................................................................... P enegasan Istilah ..........................................................................
10
G. .............................................................................................. S istematika Penelitian BAB II
................................................................
11
: LANDASAN TEORI A. .............................................................................................. T elaah Pustaka .............................................................................
13
B................................................................................................ K erangka Teoritik ......................................................................... BAB III
32
: LAPORAN OBJEK PENELITIAN A. .............................................................................................. G ambaran Umum BMT Ben Taqwa ...........................................
34
B................................................................................................ D ata Deskriptif ............................................................................. BAB IV
55
: ANALISIS DATA A. .............................................................................................. S OP Tabungan Mudharabah (Tamara dan Taska) .......................
60
B................................................................................................ S istem Bagi Hasil dan Perhitungan Tabungan Tamara ...............
68
C................................................................................................ S isitem Bagi Hasil dan Perhitungan Tabungan Taska ................ BAB V
71
: PENUTUP A. .............................................................................................. K esimpulan ..................................................................................
76
B................................................................................................ S aran ............................................................................................ DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
77
DAFTAR TABEL TABEL 1
: Jumlah Nasabah Tabungan Tamara dan Taska
TABEL 2
: Penelitian Terdahulu
TABEL 3
: Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
TABEL 4
: Jumlah Nasabah Tabungan Tamara
TABEL 5
: Jumlah Asset Tabungan Tamara
TABEL 6
: Nisbah Bagi Hasil Tabungan Taska
TABEL 7
: Jumlah Nasabah Tabungan Taska
TABEL 8
: Jumlah Asset Tabungan Taska
BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Masalah Islam sebagai pedoman hidup manusia, merupakan agama yang tidak hanya berkaitan dengan masalah ritual, akan tetapi merupakan sistem yang komprehensif dan mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk masalah industri keuangan sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian. Ekonomi tidak lepas dari kehidupan manusia, sehingga masalah perekonomian telah diatur dalam Al Qur’an dan Hadits. Salah satu contoh dapat dilihat dalam surat Al-Qashash juz 28 ayat 77 yang mengatur secara cukup terperinci aturan muamalah diantara manusia. Allah berfirman : $ϑ y 2 Ÿ ¡ Å m ô &r ρu ( $‹u Ρ÷ ‰ ‘ 9#$ ∅ š ΒÏ 7 y 7t ŠÁ Å Ρt [ š Ψ?s ω Ÿ ρu ( οn t z Å ψ F #$ ‘u #$ ¤ !#$ ! ª #$ š 9?t #u $! ϑ y ‹ùÏ Æ Gt /ö #$ ρu ∩∠ ∠ ∪ t ‰ Ï ¡ Å ø ϑ ß 9ø #$ = tÏ † ä ω Ÿ ! © #$ β ¨ )Î ( Ú Ç ‘ö { F #$ ’ûÎ yŠ$¡ | x 9ø #$ Æ 7ö ?s ω Ÿ ρu ( š ‹ø 9s )Î ! ª #$ z ¡ | m ô &r
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al- Qashash: 77). Pernyataan di atas, telah memberikan klarifikasi kepada sebagian para pemikir barat dan intelektual muslim. Mereka berpandangan bahwa dewasa ini masih terdapat anggapan bahwa Islam menghambat kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai Islam sebagai faktor penghambat pembangunan (An Abstract Growth) (Antonio, 2002: 193).
Lahirnya Undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang landasan hukum perbankan, telah memberikan arahan yang jelas tentang jenis-jenis usaha yang boleh dioperasikan dan diimplementasikan secara syari’ah, serta undang-undang tersebut telah memberikan peluang yang baik kepada tumbuhnya lembaga keuangan syari’ah di Indonesia. Keberadaan lembaga keuangan mempunyai peranan penting terhadap perkembangan perekonomian suatu negara. Posisi lembaga keuangan sangat strategis dalam menggerakkan roda perekonomian. Bersamaan dengan fenomena semakin bergairahnya masyarakat untuk kembali ke ajaran agama, banyak bermunculan lembaga ekonomi yang berusaha menerapkan prinsip syari’ah Islam terutama lembaga-lembaga keuangan, seperti perbankan, asuransi, dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Khusus mengenai BMT menurut data yang ada, saat ini telah berdiri kurang lebih 3000 BMT di seluruh Indonesia. Adanya globalisasi dewasa ini, BMT dijadikan sebagai lembaga solidaritas sekaligus lembaga ekonomi rakyat kecil untuk bersaing di pasar bebas. Di dalam bidang operasionalnya, BMT berupaya mengkombinasikan unsur agama dan materi secara optimal untuk mencapai keefektifan atau keefesienan produktif sehingga membantu para anggotanya untuk bersaing secara efektif. Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dewasa ini, merupakan topik yang hangat dibicarakan, karena keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitarnya, terutama pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah, yang relatif tidak terjangkau oleh lembaga keuangan
formal. Oleh karena itu, BMT sangat mempunyai peran dalam menggerakkan perekonomian khususnya dalam pengembangan perekonomian umat. Kita ketahui bahwasanya sebagian besar penduduk Indonesia memeluk agama Islam, maka mereka sangat menantikan suatu sistem lembaga keuangan syari’ah yang sehat dan terpercaya untuk mengakomodasi kebutuhan mereka terhadap layanan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip syari’ah. Pengembangan BMT juga ditujukan untuk meningkatkan mobilisasi dana masyarakat yang selama ini belum terlayani oleh sistem keuangan konvensional. Selain itu, sejalan dengan upaya-upaya restrukturisasi perbankan, pengembangan lembaga keuangan syari’ah merupakan suatu alternatif sistem pelayanan jasa keuangan dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya. Sistem bagi hasil adalah karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional lembaga keuangan Islam. Karena dengan sistem bagi hasil, baik instansi maupun perorangan dapat menerapkan prinsip keadilan yang telah dianjurkan dalam agama Islam. Seperti halnya di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan yang memberikan pelayanan jasa keuangan ekonomi mikro, dalam meningkatkan mobilisasi dana masyarakat, serta sistem bagi hasil dengan nasabah tabungan maupun pembiayaan. Sebagai mediator antara masyarakat yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana, maka BMT menawarkan berbagai macam produk kepada masyarakat sebagai bentuk pelayanan BMT dalam meningkatkan produkfitas masyarakat. Pelayanan tersebut terbagi menjadi dua. Pertama, pendanaan
(Tabungan), layanan ini diperuntukkan bagi orang yang kelebihan dana, dan yang kedua, pembiayaan, yang diperuntukkan bagi orang yang kekurangan dana. Berdasarkan hasil wawancara dengan teller dan manager marketing, prinsip tabungan yang digunakan oleh BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan adalah akad mudharabah. Produk tabungan mudharabah yang di tawarkan BMT kepada masyarakat yaitu tabungan Tamara, dan tabungan Taska Fenomena yang terjadi di
BMT Ben Taqwa Kantor pusat Godong
Grobogan, mayoritas anggota koperasi menabung bukan hanya karena faktor agama dan sistem bagi hasil, akan tetapi juga karena kemudahan nasabah dalam menabung. Kemudahan ini terkait dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) tabungan mudharabah (Tamara dan Taska) di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan yang mudah dilaksanakan oleh sebagian besar masyarakat Godong Grobogan yang mayoritas dari masyarakat awam. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Sistem Bagi Hasil Pada Tabungan Mudharabah (Tabungan Tamara dan Tabungan Taska) di BMT Ben Taqwa Kantor Pusat Godong Grobogan)”. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) tabungan Tamara dan tabungan Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan? 2. Bagaimana sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan Tamara di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan?
3. Bagaimana sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan? D. Tujuan 1. Untuk mengetahui Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) tabungan Tamara dan tabungan Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan. 2. Untuk mengetahui sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan Tamara di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan. 3. Untuk mengetahui sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademisi Hasil penelitian diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan sistem bagi hasil sebagai prinsip perekonomian Islam di Indonesia. 2. Bagi Masyarakat Luas Menambah wawasan dan pemahaman masyarakat tentang keuangan syari’ah khususnya BMT. Sebagai alternatif dalam mensosialisasikan produk dan mekanisme transaksi keuangan syari’ah. 3. Bagi Peneliti Sebagai wahana untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama belajar di bangku kuliah, serta menambah pengetahuan tentang lembaga keuangan syari’ah pada umumnya dan penerapan SOP dan penghitungan
sistem bagi hasil pada tabungan Tamara dan tabungan Taska pada khususnya. F. Penelitian Terdahulu Tabel 2. Penelitian Terdahulu N o
Nama
Judul
Metode Penelitian
1.
Yustiana Faizati, 2006,
Pelaksaaan Kualitatif Pengawasan Bank (shahibul maal) Terhadap mudharib Dan Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil. (Studi Kasus Pada Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah AlMabrur Ponorogo)
2.
Emi Suhariat, 2005,
Sistem Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudhrabah Pada PT Bank Syari’ah Mandiri Cabang Malang
Kualitatif
Hasil
Pelaksanaan pengawasan yang diterapkan BPRS Al-Mabrur Ponorogo dalam pembiayaan mudharabah adalah pengawasan aktif (on the spot) dan pengawasan pasif. Mekanisme perhitungan bagi hasil (nisbah) yang diterapkan BPRS AlMabrur Ponorogo pada pembiayaan mudharabah adalah dengan mengacu bagi hasil kesepakatan (negoisasi) anatara bank (shahibul maal) dengan debitur (mudharib). Adapun factor yang mempengaruhi dalam penentuan bagi hasil akad mudharabah adalah tingkat komoditas (potensi) usaha debitur. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kemampuan debitur dalam melakukan pembayaran angsuran, baik pembayaran pokok maupun nisbah bagi hasilnya. Bahwa sistem perhitungan bagi hasil pembiayaan mudharabah yang di terapkan oleh PT. Bank Syari’ah Mandiri Cabang Malang melalui beberapa tahapan: a.Penentuan besarnya pembiayaan, rencana penerimaan usaha, jangka waktu pembiayaan expectacy rate (keuntungan yang diharapkan). b.Menghitung expectacy bagi hasil, dengan cara jangka waktu pembiayaan dibagi 12 dikalikan
expectacy bagi hasil dibagi rencana penerimaan usaha. c.Menghitung nisbah bagi hasil, dengan cara expectacy bagi hasil dibagi rencana penerimaan usaha. d.Mendistribusikan pendapatan masing-masing sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama. Metode distribusi bagi hasil yang diterapkan adalah revenue sharing (bagi penerimaan) bukan profit sharing (bagi untung) maupun profit loss sharing (bagi untung dan rugi). Sumber : Data diolah dari hasil peneletian terdahulu. Dengan melihat tabel di atas, maka dapat terlihat persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Adapun persamaannya yaitu dalam hal judul pembahasan dan persamaan dalam metode penelitian. Sistem bagi hasil merupakan salah satu pokok pembahasan dalam penelitian sekarang maupun dalam penelitian terdahulu. Dan metode yang digunakan dalam penelitian antara keduanya yaitu dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan yang membedakan antara penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu yaitu dalam hal produk yang diteliti serta hal-hal yang terkait di dalamnya. Penelitian sekarang mendeskripsikan tentang produk tabungan serta perosedural yang terkait di dalamnya seperti dalam hal Standar Operasional Prosedur (SOP). G. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih oleh penulis adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Ben Taqwa, yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman 22 Godong, Grobogan, Telp/fax: (0292) 659096, 7702936. 2. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif didefinisikan oleh Bogdan & Taylor (1975: 5) dalam Moleong (2006: 4) adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan tentang SOP menabung, sistem bagi hasil, serta perhitungan bagi hasil terhadap tabungan mudharabah (Tamara dan Taska) di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan. 3. Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana saja data dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua jenis, yaitu: a. Data primer (Primary data), merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro, dkk, 2002: 146). Data ini diperoleh dengan melakukan wawancara dan observasi dengan pihak terkait, khususnya pada Manager marketing, Staff Marketing, Teller, serta sebagian nasabah
tabungan (Shahibul Maal) di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan. b. Data Sekunder (Secondary Data), merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro, dkk, 2002: 147). Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang umumnya berupa bukti buku transaksi, laporan keuangan BMT Ben Taqwa pada bulan Mei dan Juni Tahun 2012, catatan atau laporan historis BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter). 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a. Observasi (Pengamatan) Observasi adalah proses pencataan pola perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Indriantoro, dkk, 2002: 157). Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses selama dua bulan magang dan melakukan penelitian di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan. b. Interview (Wawancara) Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan
berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti (Mardalis, 1993: 64). Peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait yaitu kepada Staf Manager, Staff marketing, Teller, serta sebagian nasabah tabungan dengan maksud untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Data ini berupa: data tentang prosedur menabung di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan, penerapan sistem bagi hasil tabungan, dan faktorfaktor yang mempengaruhi bagi hasil antara shahibul maal (anggota koperasi) dengan mudharib (BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan). c. Dokumentasi Menurut Indriantoro, dkk (2002: 146) data ini berupa: faktur, jurnal suratsurat , notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan program. Dalam penelitian ini, peneliti meggunakan dokumentasi sebagai sarana untuk mendapatkan data tentang: buku-buku yang terkait dengan tema dan rumusan masalah tentang laporan tugas akhir, sejarah berdirinya BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan, struktur organisasi, visi dan misi, kegiatan operasionalnya, bukti-bukti transaksi pendanaan tabungan serta laporan keuangan di BMT Ben Taqwa Kantor pusat Godong pada bulan Mei dan Juni tahun 2012. H. PENEGASAN ISTILAH 1. SOP : Standar Operasional Prosedur Merupakan suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. SOP juga merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
2. Bagi Hasil Bagi hasil merupakan sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemilik dana dan pengelola dana. 3. Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang di persamakan dengan itu. 4. Mudharabah Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola, keuntungan usaha secara secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. 5. Tamara (Tabungan Masyarakat Sejahtera) yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu. 6. Taska (Tabungan Sukarela Berjangka) yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya tidak pada saat jatuh tempo. Tabungan ini jangka waktunya adalah 1 Bulan, 3 Bulan, 6 Bulan dan 12 Bulan. I. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal yang akan dilaporkan secara sistematis bab demi bab agar laporan hasil penelitian
memperoleh gambaran yang berurutan saling berkaitan. Adapun sistematika penulisan laporan penelitian sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, pada pendahuluan menyajikan tujuh pokok permasalahan dalam penulisan laporan ini yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab II Landasan teori, pada bab ini menyajikan dua pokok permasalahan yaitu telaah pustaka dan kerangka teoritik. Telaah pustaka berisi kajian ilmiah terhadap penulisan tugas akhir ditinjau dari hasil karya orang lain sebelumnya. Kerangka pemikiran teoritik berisi konsep-konsep yang muncul dalam telaah pustaka, lalu di buat skema kerangka pemikiran (teoritik). Bab III Laporan objek, pada bab laporan objek ini menyajikan gambaran umum disajikan informasi umum mengenai objek penelitian tugas akhir diantaranya sejarah berdirinya, dasar pendirian, struktur organisasi, tugas masingmasing bagian dan lain-lain. Data Deskriptif berisi informasi yang bersifat khusus untuk menggambarkan objek penelitian yang di sajikan. Bab IV Analisis data, pada bab analisis ini, di jelaskan tentang uraian dan jawaban dari rumusan masalah penelitian yang terkait dengan tugas akhir. Bab V Penutup, Pada bagian ini merupakan akhir dalam penulisan tugas akhir yang meliputi kesimpulan dan saran, setelah uraian panjang tentang tema, bagian terpenting itu “analisis data”.
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka 1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Standar Operasional Prosedur merupakan pedoman penting tingkat dua pada struktur organisasi sistem setelah pedoman sistem mutu. Suatu prosedur secara umum dapat didefinisikan sebagai cara yang ditentukan secara spesifik untuk melaksanakan aktifitas. Pada pelaksanaannya, suatu prosedur berfungsi sebagai pedoman yang menyatakan aliran kegiatan dan menetapkan tanggung jawab, wewenang yang berhubungan dengan kegiatan tertentu (Rachman, 2005: 79). Prosedur-prosedur mutu merupakan dokumentasi dasar dari manual mutu. Prosedur dan instruksi kerja merupakan panduan untuk keperluan intern lembaga atau perusahaan. Dokumen-dokumen ini berisi tentang prosedur operasional untuk aktifitas organisasi sehari-hari (Rachman, 2005: 80). Menurut Priyadi (1996: 67), prosedur adalah cara tertulis yang ditentukan untuk melaksanakan suatu kegiatan oleh bagian atau personil, sedangkan instruksi adalah cara kerja secara tertulis yang ditujukan kepada bagian atau personil untuk melakukan suatu kegiatan tertentu yang dapat disertai dengan gambar proses, peta alur kegiatan, cara memproses, dan sebagainya. Secara umum, SOP merupakan gambaran langkah-langkah kerja (sistem, mekanisme dan tata kerja internal) yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan instansi pemerintah. SOP sebagai suatu dokumen atau instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat
efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah baku. Pengembangan instrumen manajemen tersebut dimaksudkan untuk memastikan bahwa proses pelayanan di seluruh unit kerja pemerintahan dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Priyadi, 1996: 68). a. Pengertian SOP 1) Suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. 2) SOP merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. b. Tujuan SOP 1) Agar
petugas/pegawai
menjaga
konsistensi
dan
tingkat
kinerja
petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja. 2) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi. 3) Memperjelas
alur
tugas,
wewenang
dan
tanggung
jawab
dari
petugas/pegawai terkait. 4) Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya. 5) Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi. c. Fungsi SOP 1) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan. 3) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. 4) Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja. 5) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin. d. Kapan SOP Diperlukan 1) SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan. 2) SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak. 3) Uji SOP sebelum dijalankan, dilakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja. e. Keuntungan Adanya SOP 1) SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten. 2) Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan. 3) SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk mengukur kinerja pegawai (Priyadi, 1996: 70). Dengan demikian, secara umum SOP dapat memberikan kemudahan kepada perusahaan untuk menjalankan operasional perusahaan, dan selain itu pula juga dapat dijadikan acuan kerja oleh karyawan untuk menjadi sumber daya manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi perusahaan.
2. Bagi Hasil a. Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil menurut terminology asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba (Muhammad, 2005: 105). Adapun menurut Muhammad (2001) dalam Ridwan (2004: 120), secara istilah profit sharing merupakan distribusi beberapa bagian laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Bentuk-bentuk distribusi ini dapat berupa pembagian laba akhir, bonus prestasi, dll. Dengan demikian, bagi hasil merupakan sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemilik dana dan pengelola dana Disisi lain, dengan pengusaha/peminjam dana, Bank Islam akan bertindak sebagai
shahibul
maal
(penyandang
dana,
baik
yang
berasal
dari
tabungan/deposito/giro maupun dana Bank sendiri berupa modal pemegang saham). Sementara itu, pengusaha/peminjam akan berfungsi sebagai mudharib (pengelola) karena melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana Bank (Antonio, 2001: 137) Muhamad (2000: 47) berpendapat bahwa secara prinsipil bagi hasil dapat diartikan sebagai prinsip muamalat berdasarkan syari’ah dalam melakukan usaha Bank seperti dalam hal: 1) Menetapkan imbalan yang akan diberikan masyarakat sehubungan dengan penggunaan atau pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan.
2) Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik dalam bentuk investasi maupun modal kerja. 3) Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan lain yang dilakukan oleh Bank dengan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional Bank Islam secara kesuluruhan, dimana Bank Islam berdasarkan kaidah mudharabah dengan menjadikan Bank sebagai mitra bagi nasabah ataupun bagi pengusaha yang meminjam dana (Antonio, 2001: 137). Secara umum prinsip bagi hasil dalam perbankan syari’ah dapat dilakukan dalam empat aqad utama yaitu: al-musyarakah, al-mudharabah, al-muzaro’ah, dan al-musyaqah. b. Mekanisme Perhitungan Bagi Hasil Belum adanya standar pola operasi yang dikeluarkan oleh otoritas moneter menjadikan bank-bank syariah yang pada saat ini sudah beroperasi melakukan adopsi atau menyusun pola operasi secara sendiri-sendiri. Ketidak seragaman pola operasi yang diterapkan yang pada akhirnya akan mempersulit otoritas moneter, pemilik dana serta bank yang bersangkutan melakukan kontrol serta mengukur tingkat kepatuhan dan keberhasilan dari usaha bank-bank tersebut. Berikut contoh cara menghitung bagi hasil pada bank syari’ah a) Menghitung saldo rata-rata dari sumber dana bank yang berdasar data dari hasil perhitungan di atas.
Giro Wadiah
: Rp. 60.000
Tabungan Mudharabah
: Rp. 150.000
Deposito Mudharabah 1 bulan
: Rp. 50.000
Deposito Mudharabah 3 bulan
: Rp. 40.000
Deposito Mudharabah 6 bulan
: Rp. 175.000
Deposito Mudharabah 12 bulan
: Rp. 75.000
Total Sumber Dana
: Rp. 550.000
b) Menghitung rata-rata pelemparan dana yang dilakukan oleh bank dalam sebulan, kemudian menghitung jumlah total pelemparan dana baik dalam bentuk pembiayaan bagi hasil, jual beli maupun SBPU. Jumlah posisi rata-rata pelemparan dana dari hasil perhitungan diatas adalah :
Pembiayaan : Rp. 480.000
SBPU
: Rp. 100.000
c) Menghitung jumlah pendapatan yang akan dibagikan kepada nasabah, dengan menghitung jumlah dari : Pendapatan Pembiayaan
: Rp. 8.000
Pendapatan SBPU
: Rp. 2.000
Dalam menghitung jumlah pendapatan yang akan dibagikan kepada nasabah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Membandingkan antara Total Aktiva Produktif dengan Total Dana Pihak III, dalam hal ini Total Aktiva Produktif > Total Dana Pihak III. Total dana Pihak III Rp. 550.000 semua digunakan sebagai sumber dana aktiva produktif. Dengan rincian Rp. 480.000 dialokasikan kedalam pembiayaan dan Rp. 70.000 kedalam SBPU
1. Menghitung porsi pendapatan yang dibagikan dari masing-masing jenis aktiva produktif berdasarkan alokasi sumber dana diatas. Pembiayaan
: (480.000/480.000) x 8.000 = 8.000
SBPU
: (70.000/100.000) x 2.000
Jumlah total pendapatan di bagikan
= 1.400 + 9.400
d) Perhitungan bagi hasil nasabah 1. Menghitung jumlah pendapatan dibagikan untuk masing-masing dana Tabungan
: (150.000/550.000)
x 9.400 = 2.564
Deposito 1 bulan
: (50.000/550.000)
x 9.400 = 855
Deposito 3 bulan
: (40.000/550.000)
x 9.400 = 684
Deposito 6 bulan
: (175.000/550.000)
x 9.400 = 2.991
Deposito 12 bulan
: (75.000/550.000)
x 9.400 = 1.282
2. Menghitung pendapatan bagi hasil yang akan dibayarkan kepada masingmasing jenis dana sesuai dengan kesepakatan nisbah
Tabungan
: 45/100
x 2.564 = 1.154
Deposito 1 bulan
: 65/100
x 855 = 556
Deposito 3 bulan
: 66/100
x 684 = 451
Deposito 6 bulan
: 66/100
x 2.991 = 1.974
Deposito 12 bulan
: 67/100
x 1.282 = 859
3. Menghitung ekuivalen rate untuk masing-masing jenis sumber dana untuk jangka waktu 31 hari
Tabungan
Deposito 1 bulan : (556/50.000)
: (1.154/150.000) x 365/31 x 100% = 9.06% x 365/31 x 100% = 13.09%
Deposito 3 bulan : (451/40.000)
Deposito 6 bulan : (1.974/175.000) x 365/31 x 100% = 13.28%
Deposito 12 bulan : (859/75.000)
x 365/31 x 100% = 13.28%
x 36/31 x 100% = 13.49%
Pada umumnya bank-bank syariah di Indonesia dalam perhitungan bagi hasilnya menggunakan sistem bobot pada setiap dana investasi, dengan mengalikan prosentase bobot tersebut dengan saldo rata-rata. Semakin labil investasi tersebut semakin kecil bobot yang dikenakan, dan semakin stabil investasi maka semakin besar bobot yang dikenakan pada investasi tersebut, hal ini diterapkan sebagai bentuk dari pengamanan risiko pada setiap dana invesatasi. Bobot akan mempengaruhi besarnya bagi hasil yang akan didistribusikan sehingga akan berdampak pada bagi hasil yang akan diterima oleh pemilik dana. Hal ini dapat dilihat dari contoh perhitungan sistem revenue sharing yang menggunakan bobot pada tabel diatas. c. Konsep Bagi Hasil Konsep bagi hasil ini sangat berbeda sekali dengan konsep bunga yang diterapkan oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam ekonomi syariah, konsep bagi hasil dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Pemilik dana menanamkan dananya melalui institusi keuangan yang bertindak sebagai pengelola dana. 2. Pengelola mengelola dana-dana tersebut dalam sistem yang dikenal dengan sistem pool of fund (penghimpunan dana), selanjutnya pengelola akan
menginvestasikan dana-dana tersebut kedalam proyek atau usaha-usaha yang layak dan menguntungkan serta memenuhi semua aspek syariah. 3. Kedua belah pihak membuat kesepakatan (akad) yang berisi ruang lingkup kerjasama, jumlah nominal dana, nisbah, dan jangka waktu berlakunya kesepakatan tersebut d. Pengertian Nisbah Nisbah merupakan proporsi pembagian hasil. Nisbah ini akan ditetapkan dalam akad atau perjanjian. Sebelum akad ditanda tangani, nasabah atau anggota dapat menawar sampai pada tahap kesepakatan. Hal ini tentunya berbeda dengan sistem bunga, yakni nasabah selalu pada posisi pasif dan dikalahkan, karena pada umumnya bunga menjadi kewenangan pihak Bank (Ridwan, 2004: 121). Disisi lain nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam menentukan bagi hasil di Bank syariah. Sebab aspek nisbah merupakan aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi (Muhamad, 2001: 119). Jadi, nisbah adalah sebagai pembagian keuntungan yang terbagi dalam bentuk prosentase antara pemilik modal dan pengelola modal. Kesepakatan tentang nisbah ini selanjutnya tertuang dalam akad. Atas dasar laporan dari nasabah atau anggota, manajemen BMT akan membuat perhitungan bagi hasilnya sesuai dengan nisbah tersebut e. Perbedaan Antara Bunga dengan Bagi Hasil Dalam surat Al-Baqarah ayat 275, Islam dengan jelas mengharamkan riba dan menghalalkan jual beli. Riba dalam hal ini adalah sistem bunga yang sering dipraktekkan oleh perBankan konvensional. Sebagai bentuk penghindaran dari
unsur riba/bunga, Islam menawarkan sistem bagi hasil sebagai penerapan dari prinsip keadilan sebagaimana yang dianjurkan oleh syariat Islam. 4§ bÄ ϑ y 9ø #$ z ΒÏ ß ≈Ü s ‹ø ± ¤ 9#$ µç Ü ä 6¬ ‚ y Ft ƒt ”% Ï !© #$ Πã θ) à ƒt $ϑ y .x ω ā )Î β t θΒã θ) à ƒt ω Ÿ #( θ4 /t hÌ 9#$ β t θ=è 2 à 'ù ƒt š % Ï !© #$ ×πà s ã Ï θö Βt …νç u %! ` y ϑ y ùs 4 #( θ4 /t hÌ 9#$ Πt § m y ρu ì y ‹ø 7t 9ø #$ ! ª #$ ≅ ¨ m y &r ρu 3 #( θ4 /t hÌ 9#$ ≅ ã W÷ ΒÏ ì ß ‹ø 7t 9ø #$ $ϑ y Ρ‾ )Î #( θþ 9ä $%s Ν ö γ ß Ρ‾ 'r /Î 7 y 9Ï ≡Œs $κp ùÏ Ν ö δ è ( ‘Í $Ζ¨ 9#$ = Ü ≈s y ¹ ô &r 7 y ×Í ≈‾ 9s ρ' 'é ùs Šy $ã t ∅ ï Βt ρu ( ! « #$ ’
Table 3. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Penentuan keuntungan
Bunga Pada waktu perjanjian dengan asumsi harus selalu untung
Bagi hasil Pada waktu akad dengan pedoman kemungkinan untung Rugi
Besarnya prosentase Pembayaran
Jumlah pembayaran Eksistensi
Berdasarkan jumlah uang (modal) yang dipinjamkan Seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan untung rugi Tetap, tidak meningkat walau keuntungan berlipat Diragukan oleh semua agama
Berdasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh Bergantung pada keuntungan proyek bila rugi ditanggung bersama Sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan Tidak ada yang meragukan keabsahannya
Sumber: Wirdyaningsih (2005: 49). Dengan melihat perbedaan di atas, maka melakukan transaksi di perBankan syari’ah adalah merupakan bentuk dari investasi. Karena dalam investasi terdapat resiko yang harus ditanggung (terdapat unsur ketidak pastian). Sedangkan dalam pembungaan uang adalah aktivitas yang kurang mengandung resiko karena adanya prosentase suku bunga yang perolehan kembaliannya relatif pasti dan tetap, dan dalam hal ini tergantung pada besarnya modal. Dengan demikian, untuk dapat meningkatkan return on investment dan bersaing dengan lembaga perBankan konvensional, perBankan syari’ah harus lebih cepat dalam menemukan peluang pasar sehingga dapat lebih memberikan kepercayaan kepada masyarakat. 3. Tabungan a. Pengertian Tabungan Berdasarkan UU PerBankan No 10 Tahun 1998 yang merupakan penyempurnaan dari Undang-undang No 7 Tahun 1992. Definisi tabungan adalah: 1) Tabungan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposit,
sertifikat deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2) Tabungan adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dari pengertian di atas, maka definisi tabungan adalah dana yang dipercayakan kepada Bank, yang penarikannya sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Dalam penabungan, maka dana tersebut akan dikelola secara profesional oleh pihak Bank sesuai dengan motivasi dari si penabung. Islam juga menganjurkan untuk hemat dalam setiap pengeluaran. Sehingga Islam menetapkan aturan-aturan perekonomian dalam hal menyimpan dan menabung. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut: a) Menyimpan kelebihan setelah kebutuhan primer terpenuhi b) Menyimpan kelebihan untuk menghadapi kesulitan c) Hak harta generasi mendatang d) Tidak menimbun harta e) Pengembangan harta harus dilakukan dengan baik dan halal (Syahatah, 1998: 83-87). b. Menabung Dalam Perspektif Islam Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perencanaan masa yang akan datang, sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok lebih baik (Antonio, 2000: 205-206). Al-Qur’an: dalam Surat An-nisa’ ayat 9 Zωθö %s #( θ9ä θ) à ‹u 9ø ρu ! © #$ #( θ) à G− ‹u =ù ùs Ν ö γ Î Šø =n æ t #( θùè %{ s $ ¸ ≈èy Ê Å πZ ƒ− ‘hÍ Œè Ο ó γ Î Ï =ù z y ô ΒÏ #( θ.ä t ?s θö 9s š % Ï !© #$ · | ‚ ÷ ‹u 9ø ρu ∩ ∪ # ‰ ´ ƒ‰ Ï ™ y Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.(Annisa’: 9). c. Jenis-jenis Tabungan Dalam operasional Bank syari’ah, menerapkan dua aqad dalam tabungan, yaitu wadi’ah dan mudharabah. Tabungan yang menerapkan wadi’ah, mengikuti prinsip-prinsip wadi’ah yad dhamanah, dimana tabungan ini tidak mendapatkan imbalan bagi hasil, karena sifatnya titipan dan dapat diambil dengan mengunakan buku tabungan atau melalui ATM. Tabungan yang menerapkan aqad mudharabah mengikuti prinsip mudharabah, yang diantaranya adalah pertama, keuntungan yang diperoleh dari dana yang dikelola oleh Bank sebagai mudharib harus dibagi dengan nasabah sebagai shahibul maal. Kedua, adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup.
Menurut Muhamad (2000: 118) dalam lembaga keuangan Islam, variasi jenis simpanan yang berakad mudharabah dapat dikembangkan kedalam berbagai variasi simpanan, seperti: - Simpanan Idul Fitri - Simpanan Idul Qurban - Simpanan Haji - Simpanan pendidikan - Simpanan Kesehatan, dll. 4. Mudharabah a. Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Antonio (2001: 95) memberikan definisi, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola, keuntungan usaha secara secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengolala harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Penerapan prinsip mudharabah yaitu tenaga kerja dan pemiliki modal bergabung bersama-sama sebagai mitra usaha untuk kerja. Ini bukan semata-mata mitra usaha dalam arti modern. Ia mempunyai kelebihan karena Islam telah
memberikan kode etik ekonomi yang menggabungkan nilai material dan spiritual untuk jalan sistem ekonominya (Mannan, 1997: 167). Dari pengertian di atas, maka mudharabah dapat diartikan sebagai akad kerja sama antara pemilik modal (shahibul mal) dengan pengelola dana (mudharib) untuk memperoleh keuntungan dengan sistem bagi hasil (nisbah) yang telah disepakti di awal akad. Pengaplikasian mudharabah dalam perBankan biasanya diterapkan pada produkproduk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana al mudharabah diterapkan pada: 1) Tabungan, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu 2) Deposito (tabungan berjangka), yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan Bank. Misalnya tabungan haji, tabungan qurban dan lain sebagainya. 3) Giro yaitu simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan. Adapun pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk: 1) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. 2) Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang
telah ditetapkan oleh shahibul maal. Ketentuan tabungan, giro dan deposito berdasarkan mudharabah dalam masing-masing fatwanya adalah sama. Isi dari ketentuan-ketentuannya adalah sebagai berikut: a) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan Bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. b) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain. c) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. d) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembuakaan rekening. e) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan atau giro atau deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. f) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan (Wirdyaningsih, 2005: 130). b. Landasan Syari’ah Secara umum, landasan dasar syari'ah al-mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini (Antonio, 2001: 95-96):
a) Al-Qur’an (Surat Al-Jumu’ah ayat 10) ö/3 ä =‾ èy 9© #Z WÏ .x ! © #$ #( ρã .ä Œø #$ ρu ! « #$ ≅ È Ò ô ùs ΒÏ #( θóä Gt /ö #$ ρu Ú Ç ‘ö { F #$ ’ûÎ #( ρã ± Ï Ft Ρ$$ ùs οä θ4 =n Á ¢ 9#$ M Ï Šu Ò Å %è #Œs *Î ùs ∩⊇⊃∪ β t θs ß =Î ø ?è Artinya: Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. “(Al-Jumu’ah: 10). b) Al-Hadits
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, natau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan nbertanggungjawab atas dana tersebut. Di sampaikanlah syaratsyarat tersebut kepada Rasulullah saw. Dan Rasulullah pun membolehkannya.”(HR Thabrani: 1296). c. Rukun dan Syarat Mudharabah Dumairi, Nor, dkk (2007: 10-12), membagi rukun mudharabah menjadi enam dan syarat mudharabah menjadi tiga. Adapun rukun mudharabah adalah sebagai berikut: 1) Malik/Shib al-mal (pemilik modal) 2) Amil/Mudharib (pengelola) 3) Mal (Harta pokok, modal, atau dana)
4) Amal (Usaha) 5) Ribh (Laba/keuntungan) 6) Shighat Ijab Qabul (ucapan serah terima). d. Jenis-jenis Mudharabah Secara umum, mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah : 1) Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis. 2) Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah atau specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu atau tempat usaha (Antonio, 2001: 97). e. Syarat sahnya Mudharabah 1) Barang yang diserahkan adalah mata uang. Tidak sah menyerahkan harta benda atau emas/perak yang masih dicampur atau masih berbentuk perhiasan. 2) Melafazdkan ijab dari yang punya moda, dan kabul dari yang menjalankannya. 3) Ditetapkan dengan jelas, bagi hasil bagian pemilik modal dan bagian mudharib. 4) Dibedakan dengan jelas antara modal dan hasil yang akan dibagi hasilkan dengan kesepakatan (Muhamad, 2004: 73).
f. Manfaat Mudharabah 1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat. 2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha Bank sehingga Bank tidak akan pernah mengalami negative spread. 3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. 4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benarbenar terjadi itulah yang akan dibagikan. 5) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana Bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah bunga tetap berapa pun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi (Muhamad, 2001: 98)
B. Kerangka teoritik
PENGHIMPUNAN DANA BMT Ben Taqwa Godong
INVESTASI (Mudharabah)
MODAL
TABUNGAN TAMARA
Keterangan:
TABUNGAN TASKA
Sistem bagi hasil dan
Standar Operasioanal
Perhitungan tabungan
Prosedur (SOP)
Tamara dan tabungan
Tabungan
Taska
Dalam gambar kerangka teoritik/pemikiran di atas dijelaskan dalam OPTIMALISASI PENGHIMPUNAN penghimpunan dana BMT Ben Taqwa Godong yaitu dibagi menjadi dua bagian, DANA
yang pertama Modal (berasal dari modal awal pengurus, dan simpanan karyawan atau anggota/nasabah). Sedangkan yang kedua yaitu investasi (mudharabah mutlaqah) yang berasal dari simpanan atau investasi karyawan maupun anggota/nasabah. Selanjutnya investasi dibagi menjadi dua yaitu tabungan Tamara dan tabungan Taska yang kemudian dikelola oleh BMT. Tabungan Tamara dan tabungan Taska memiliki sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan Tamara dan
Taska, juga memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) tabungan Tamara dan Taska, selanjutnya dua hal tersebut di optimalisasikan untuk penghimpunan dana. Dari optimalisasi tersebut akan berdampak pada peningkatan dana yang dihimpun oleh BMT Ben Taqwa. Inilah gambaran kerangka teoritik dalam penelitian ini.
BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum BMT Ben Taqwa 1. Sejarah Berdirinya BMT Ben Taqwa Semenjak Indonesia merdeka pemenuhan harkat, martabat dan semua kebutuhan manusia selalu diupayakan, dalam UUD 45 menerangkan bahwa guna pemenuhan kebutuhan tersebut perlu dilandasi asas gotong-royong dan salah satu
bentuk wadah bentuk kebersamaan tersebut adalah koperasi. Inilah yang melatar belakangi berdirinya sebuah lembaga “koperasi” yang di prakarsai oleh Pondok Pesantren Darul Istiqomah Sambung. Koperasi ini diberi nama “Koperasi Pondok Pesantren Ben Taqwa” yang mempunyai unit usaha simpan pinjam syariah, dalam bentuk “BAITUL MAAL WATTAMWIL BEN TAQWA“, yang disingkat BMT BEN TAQWA. Pada mulanya koperasi ini di dirikan dengan maksud untuk pemenuhan internal anggota dan pondok pesantren. Namun dalam perkembangan selanjutnya, koperasi ini menjadi sebuah lembaga balai mandiri terpadu dengan orientasi untuk pemberdayaan masyarakat menengah kebawah, sehingga dapat mengembangkan perekonomian keluarga. Hal ini juga tidak terlepas dari upaya ICMI, MUI, PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Ussaha Kecil). Kemudian pada tahun 1997, ada upaya legalisasi BMT yang dipelopori oleh H. Badi Zaenal Abidin tepatnya tanggal 16 Nopember 1997. BMT mendapatkan pengakuan badan hukum pada tanggal 15 September 1998 dengan
nomer 13240/ BH/ KWK.II/ IX/ 1997, NPWP: 1.812.629.2-508, SIUP : 517/370/VIII/2002, TDP : 111926500124. Pada tanggal 27 Juni 2001 dilaksanakan RAK (Rapat Anggota Khusus) yang menyepakati perubahan anggaran dasar dan perubahan badan hukum menjadi KSPS Ben Taqwa. BMT Ben Taqwa merupakan suatu keuangan dengan pola syari’ah dengan sistem “Bagi Hasil” sesuai dengan hukum Islam, baik pada kegiatan baitul maal (Kegiatan Ekonomi Produktif), lebih-lebih pada kegiatan baitul maalnya.
Demikian pula dalam kegiatan di bidang keuangan yaitu menghimpun dana masyarakat atau simpanan (tabungan) dan menyalurkan dana ke masyarakat atau pembiayaan (kredit). 2. Perkembangan BMT Ben Taqwa Perkembangan BMT Ben Taqwa sejak dimulainya operasional (16 Nopember 1997). Hingga sekarang berjalan dengan baik, baik dibidang pertumbuhan pelayanan maupun pengelolaan. Dengan berbekal modal awal Rp.32.000.000;- hingga sekarang per 31 Mei tahun 2012 Rp.8.232.187.075;yang melibatkan 74 karyawan. Atas kepercayaan masyarakat dan didukung teknologi komputerisasi, BMT Ben Taqwa mengalami perkebangan baik dibidang internal maupun eksternal. Sehingga sesuai dengan pengembangna visi dan misinya dalam pemberdayaan ekonomi umat khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah. Untuk pengembangan visi dan misinya BMT Ben Taqwa telah mempunyai kantor kas pelayanan yang terdiri : 1 (satu) kantor pusat dan 14 (empat belas) kantor cabang. Kantor-kantor tersebut adalah: NO
Kantor Pelayanan
1.
Godong
2. 3.
Gubug Purwodadi
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Karangrayung Tegowanu Dempet (Demak) Gajah (Demak) Brati Toroh Pulokulon
Alamat Jl. Jend. Sudirman 22 Godong.Telp. 0292-659096 atau 658138 Jl. A. Yani Gubug Tlp. 0292-533815 Jl. A. Yani (Komplek pasar Purwodadi) Tlp.02927702659 Jl. Raya No.35 Karangrayung Grobogan Jl. Gatot Subroto 103 Tegowanu Jl. Raya Godong-Demak Km 10 dempet Komplek Pasar Gajah Demak Jl. Purwodadi- Kudus Km 5 Kronggen Brati Jl.Purwodadi-Solo Km.5 Tlp. 0292-5160713 Jl.Raya Danyang-Kuwu Km 12 Gatak Sembungharjo Pulokulon
11. 12. 13. 14.
Wirosari Kuwu Gabus Gemolong (Sragen)
15.
Karanggede (Boyolali)
Jl.P.Diponegoro Wirosari Tlp.0292-5160713 Jl. Hanggokusuman 92 Kuwu-Kradenan Jl. Gatot Subroto 79 Sulur Sari Gabus Jl. Purwodadi Solo 31 Gemolong Sragen Tlp.02715875806 Jl.Prawiro Digdoyo No.8. Karanggede Boyolali
3. Visi dan Misi BMT Secara umum visi yang ingin dikembangkan oleh BMT Ben Taqwa adalah “pemberdayaan umat Islam di kabupaten Grobogan khususnya di Jawa Tengah pada umumnya, pada masyarakat menengah kebawah yang membutuhkan dana. BMT memberikan pelayanan yang cepat dan tepat jauh dari unsur Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme (KKN). Di samping itu BMT juga membantu anak didik dari golongan masyarakat ekonomi lemah dengan bantuan Bea Siswa Amanah (BSA), menyalurkan bantuan rutin ke panti asuhan, membantu pengembangan sarana ibadah masjid atau mushola serta memberikan layanan sosial berupa program pembinaan keagamaan khususnya pada anggota atau nasabah dan pada masyarakat umum secara terpadu, sistem pembinaan yang dilakukan dalam hal ini memakai sistem kontak mu’amalah atau “dakwah jamaah” yang diformulasikan dengan “block system” sesuai area (wilayah binaan masing-masing nasabah). Sedangkan Misi BMT Ben Taqwa, yaitu pemberdayaan umat melalui kesadaran penuh (kaffah) umat, terhadap penerapan ajaran agama Islam secara menyeluruh dalam aspek kehidupan. Dengan kata lain seluruh aspek kesejahteraan, peningkatan kualitas hidup peningkatan produktivitas dan etos kerja dengan pola sikap hidup hemat, dan lain-lain, betul-betuk didasari pada tuntunan kaidah agama Islam.
Jadi Visi dan Misi BMT adalah: Visi “ Solusi Terbaik Pemberdayaan Ummat” Misi a. Pemberdayaan umat dengan sistem syariah. b. Mengutamakan pelayanan umat dengan cepat, amanah, dan berintegritas. c. Mengentaskan mustahiq menjadi muzakki. d. Menjadikan Ben Taqwa sebagai pioneer lembaga keuangan syariah. 4. Prinsip BMT Ben Taqwa: a. Menjadikan Ben Taqwa sebagai lembaga dakwah b. Menjadikan insan-insan Ben Taqwa sebagai mubaligh atau mubalighot c. Menjadikan kejujuran sebagai standar nilai yang dijunjung tinggi d. Lakukan terbaik bagi Ben Taqwa. e. Pecahkan masalah secara cepat dan lakukan pebaikan secara konstruktif. f. Bekerja secara efektif dan efisien. g. Menghargai waktu, tahu persis apa yang harus dikerjakan dan siap bersaing secara kompetitif. h. Pahami keinginan nasabah dan berikan layanan terbaik. i. Dukunglah 100% keputusan yang telah dibuat. 5. Struktur Organisasi BMT Ben Taqwa Struktur organisasi merupakan mekanisme-mekanisme formal bagaimana organisasi dikelola. Sehingga struktur organisasi dapat mununjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi, yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Dengan demikian dalam struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, koordinasi, sentralisasi atau disentralisasi dalam pembuatan keputusan atau kebijakan. Struktur organisasi yang ada di BMT Ben Taqwa Godong Grobogan bersifat sentralisasi (terpusat), yaitu segala keputusan dan kebijakan serta wewenang menjadi tanggung jawab dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Sedangkan struktur organisasi dalam setiap cabang simpan pinjam syari’ah khususnya di BMT Ben Taqwa Godong Groboga juga bersifat sentralisasi cabang oleh kepala cabang. Sehingga hierarki struktur organisasi bersifat vertikal, dalam artian jabatan yang lebih rendah bertanggung jawab kepada jabatan yang lebih tinggi. Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Berdasarkan Litbang di BMT Ben Taqwa Godong Grobogan, hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) periode 2011-2012 pengurus BMT Ben Taqwa adalah sebagai berikut: a. Ketua
: Badi Zaenal Abidin
b. Sekreratris
: Eka Budi Santosa
c. Bendahara
: Lilik Yanuar
Kemudian di litbang BMT Ben Taqwa Godong Grobogan, tertulis namanama pengurus periode 2011-2012 adalah sebagai berikut: a. General Manager : Eka Budi Santosa b. Kepala Cabang
: Hadi Prabowo
c. Teller
: Zuly Ariani
d. Manager pemasaran: Yatno Wahyu Hidayat
e. Staf Pemasaran
: 1. Sungkono 2. Nurun Nafisah
STRUKTUR ORGANISASI BMT BEN TAQWA Kantor pusat Godong Grobogan
RAT
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
PENGURUS
GENERAL MANAGER
MANAGR
MANAGER
MANAGER
MANAGER
KA.DIVISI
KA
MAAL
INTERNAL
PEMASARA
ADMINISTRA
UMUM
DIVISI
SI
PERSONAL
LITBAN
AUDIT STAF
STAF
STAF
STAF
MANAGER
STAF
STAF
Keterangan : Garis Koordinasi : Garis Komando : Sumber: Staf Litbang dan diklat BMT Ben Taqwa (2012).
STRUKTUR ORGANISASI CABANG GODONG BMT BEN TAQWA
GENERAL MANAGER EKA BUDI SANTOSA
KEPALA CABANG HADI PRABOWO
TELLER ZULY ARIANI
MANAGER PEMASARAN YATNO WAHYU HIDAYAT
Sumber: Staf Litbang dan diklat BMT Ben Taqwa (2012). STAF PEMASARAN • •
SUNGKONO NURUN NAFISAH
Job Discription Adapun perincian tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya adalah sebagai berikut: A. Rapat Anggota Tahunan (RAT) Rapat anggota adalah rapat tahunan yang diikuti oleh para pendiri dan anggota penuh BMT Ben Taqwa yang berfungsi untuk: 1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya umum dalam rangka pengembangan BMT Ben Taqwa sesuai dengan AD dan ART 2. Mengangkat dan memberhentikan pengurus BMT Ben Taqwa 3. Menerima atau menolak laporan perkembangan BMT
Ben Taqwa dari
pengurus 4. Untuk ketentuan yang belum ditetapkan dalam rapat anggota, akan diatur dalam ketentuan tambahan. B. Dewan Pengawas Syariah Tugas dan tanggung jawab : 1. Untuk mengawasi visi dan misi, serta produk dan jasa BMT Ben Taqwa agar sesuai dengan syarat Islam. 2.
Membantu bagian marketing dalam merancang produk-produk yang sesuai dengan Syariah Islam.
3. Mengevaluasi kebijakan-kebijakan BMT Ben Taqwa yang baru ditetapkan oleh general manager.
4. Membantu general manager dalam mengoperasikan BMT Ben Taqwa agar sesuai dengan syariah Islam. C. Pengurus 1. Menyusun atau merumuskan arah kebijakan umum BMT Ben Taqwa sesuai dengan amanat RAT 2. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan BMT Ben Taqwa agar tercipta kinerja yang sehat sesuai dengan AD atau ART BMT Ben Taqwa 3. Ikut serta dalam mensosialisasikan BMT Ben Taqwa 4. Menyelenggarakan rapat pengurus dan atau pengelola untuk mengevaluasi laporan bulanan dan kinerja BMT Ben Taqwa 5. Menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) BMT Ben Taqwa tiap tahun paling lambat akhir bulan Maret 6. Memberikan validasi pada berkas pembiayaan yang diajukan oleh direktur BMT Ben Taqwa Wewenang 1. Mengangkat dan memberhentikan pengelola BMT Ben Taqwa 2. Memutuskan permohonan pembiayaan yang diajukan pengelola BMT Ben Taqwa diatas Rp.20.000.000;- yang jumlah melebihi batas kewenangan direktur BMT Ben Taqwa 3. Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan general manager, meliputi: a. Laporan manager internal audit b. Laporan manager pemasaran c. Laporan manager administrasi dan pembukuan
d. Laporan divisi umum dan personalia e. Laporan manager maal Selambat-lambatnya tanggal 2 bulan berikutnya. D. General Manager 1. Menjabarkan kebijakan umum BMT Ben Taqwa yang telah ditetapkan oleh pengurus 2. Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran, rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada pengurus yang selanjutnya dibawa atau diajukan kepada RAT 3. Menandatangani permohonan keanggotaan dan memberi persetujuan atau menolak keangotaan nasabah BMT Ben Taqwa 4. Menyusun dan mengajukan : a. Daftar perubahan biaya operasional 4 bulan sekali b. Menyusun dan mengajukan daftar perubahan gaji tiap 6 bulan sekali E. Manager Pemasaran 1. Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum dibidang pemasaran yang digariskan oleh general manager 2. Memimpin dan mengarahkan pengelolaan teknis operasional pemasaran sesuai dengan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh general manager 3. Bersama manager kantor cabang dan PLH manager cabang menyusun job discription dan time schedule pemasaran yang berhubungan dengan funding, pembiayaan, dan konfirmasi atau penagihan
4. Membuat laporan secara periodik kepada general manager yang berhubungan dengan: a. Posisi tabungan (simpanan Anggota) b. Posisi pembiayaan c. Posisi konfirmasi 5. Meningkatkan
profesionalisme,
dedikasi,
dan
loyalitas
karyawan
pemasaran dalam rangka membangun suasana kerja yang kompetitif, proaktif, rasional, dan berkualitas 6. Melakukan pembinaan yang berstruktur terhadap karyawan atau staf pemasaran demi peningkatan kualitas SDI BMT Ben Taqwa 7. Menandatangani LHKL F. Staf Pemasaran Pusat 1. Melaksanakan kebijakan teknis operasi yang telah ditetapkan oleh manager pemasaran a. Funding (penggalangan dana) 1) Mencari sumber-sumber dana-dana murah dengan melihat peluang baik dari anggota maupun dari pihak ketiga 2) Bersama manager atau PLH manager cabang mengajukan usulanusulan atau masukan kepada general manager melalui manager pemasaran, perihal: a) Jenis dan produk tabungan BMT Ben Taqwa b) Pengembangan pasar atau sasaran anggota penyimpan
1) Membuat laporan operasional pemasaran (bidang simpanan atau tabungan) secara rutin b. Lending 1) Melakukan survey diatas Rp.3.500.000 s/d Rp. 10.000.000 2) Mencari nasabah pembiayaan prospektif 3) Menerima daftar permohonan pembiayaan beserta kelengkapan dari kantor cabang 4) Menerima, memeriksa, dan memvalidasi berkas realisasi dari kantor cabang 5) Membuat data posisi nasabah pembiayaan 6) Membuat laporan secara rutin c. Konfirmasi 1) Melakukan konfirmasi dan pembinaan nasabah 2) Bersama manager cabang menyusun data pembiayaan nasabah yang bermasalah 3) Melakukan penanganan pembiayaan bermasalah 4) Membuat laporan secara rutin tentang perkembangan nasabah bermasalah G. Manager Administrasi dan Pembukuan 1. Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum yang telah digariskan general manager 2. Menyusun dan mengusulkan kepada general manager tentang perubahan : a. Biaya operasional
b. Struktur perubahan gaji dan tunjangan karyawan c. Biaya lain-lain 3. Mengelola dan mengawasi pengeluaran dan pemasukkan biaya harian BMT Ben Taqwa 4. Mengawasi kelengkapan bukti-bukti mutasi pembukuan dan kebenaran pencatatan transaksi 5. Membuat laporan secara rutin kepada general manager 6. Mendokumentasikan berkas pembiayaan 7. Menyusun kriteria pembiayaan tidak lancar, macet, dan pembiayaan tak tertagih. H. Staf Administrasi dan Pembukuan 1. Mengolah data laporan cabang dan menyusun laporan keuangan 2. Memeriksa kebenaran pencatatan transaksi dari cabang 3. Memeriksa dan menandatangani berkas realisasi 4. Tugas khusus : a. Bagian keuangan 1) Membuat dan mengisi buku kas teller 2) Membuat jurnal harian 3) Melaporkan kondisi kas riil 4) Membuat dan mengisi kartu hutang dan piutang 5) Menerima dan menyerahkan uang dari dan ke cabang b. Bagian administrasi dan pembukuan 1) Pengisian kartu piutang nasabah
2) Pendataan Taska 3) Pengecekan jurnal kas dari cabang 4) Mendokumentasikan data I. Manager Internal Audit 1. Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan umum dibidang pengawasan yang telah ditetapkan oleh general manager 2. Memeriksa pelaksanaan sistem: a. Administrasi dan pembukuan b. Pemasaran c. Divisi umum dan personalia 3. Memeriksa kebenaran transaksi di administrasi dan pembukuan, baitul maal, dan bagian pemasaran 4. Membuat laporan secara rutin kepada general manager atas hasil pengawasan dan pemerikasaan J. Staf Internal Audit 1. Pada bagian pemasaran a. Memeriksa kebenaran atas akad pembiayaan b. Memeriksa validitas angsuran, pembiayaan, tunggakan, dan tabungan c. Mencocokkan keberadaan barang jaminan dengan data riil dilapangan d. Memeriksa laporan hasil kunjungan lapangan bagian pemasaran e. Melakukan cross check lapangan
2. Pada bagian administrasi a. Memeriksa kebenaran atas transaksi simpanan, pembiayaan, angsuran, kartu piutang, kartu tabungan, dan BOP. b. Memeriksa atas keutuhan dokumen dan inventaris c. Membuat laporan secara rutin hasil pemeriksaan K. Kepala Divisi Umum dan Personalia 1. Menjalankan kebijakan dibidang umum dan personalia yang telah ditetapkan 2. Menyediakan peralatan, bahan, dan perlengkapan kantor 3. Melakukan perawatan dan pengamanan inventaris kantor 4. Inventarisasi surat masuk dan surat keluar 5. Melaksanakan jenis-jenis kegiatan seremonial yang berhubungan dengan kehumasan 6. Menfasilitasi kegiatan general manager dan kelembagaan secara umum 7. Menyusun register pengelola 8. Menerima, mendokumentasikan dan melaksanakan proses rekruitmen pengelola 9. Menyusun sistem personalia 10. Menerima, menyimpan, dan mengamankan barang jaminan 11. Mendata pendistribusian slip setoran sesuai dengan nomor seri L. Staf divisi umum dan personalia 1. Menyediakan sarana dan prasarana kerumah tanggaan 2. Melaksanakan renovasi kantor
3. Menginventaris surat masuk dan surat keluar 4. Membuat surat keluar 5. Menginformasikan hal yang berkaitan dengan kelembagaan BMT Ben Taqwa 6. Menerima, mendokumentasikan, menyimpan serta melayani pengambilan jaminan 7. Menjamin pelayanan dan kelancaran operasional kendaraan 8. Menerima dan mendokumentasikan surat lamaran pekerjaan 9. Melaksanakan sistem personalia 10. Mengagendakan kegiatan general manager 11. Menjaga kebersihan, kenyamanan, dan menjaga keamanan kantor 12. Menyediakan konsumsi harian dan menjaga kerapian kantor 13. Menjaga keamanan lingkungan kantor M. Kepala Divisi Litbang dan Diklat 1. Melaksanakan kebijakan umum dibidang litbang dan diklat yang ditetapkan general manager 2. Mengadakan penelitian untuk pengembangan kelembagaan BMT Ben Taqwa 3. Mengadakan pendidikan dan latihan terstruktur untuk peningkatkan kualitas sumber daya insani BMT 4. Menjalin kerjasama dengan lembaga atau biro sejenis untuk meningkatkan kualitas sumber daya insani
5. Melaksanakan studi kelayakan yang berhubungan dengan ekspansi, jenis produk baru (funding, lending), dan dampak produk baru N. Manager Baitul Maal Tugas dan wewenang 1. Melaksanakan kebijakn umum yang telah digariskan general manager tentang baitul maal 2. Menyusun program kerja, job discription, dan time schedule baitul maal 3. Menyusun aghniya’ dan dhu’afa 4. Menerima, menyalurkan ZIS dan wakaf 5. Menjalin kerjasama dengan badan dan lembaga lain 6. Memberikan layanan konsultasi tenatang perhitungan zakat 7. Mengadakan sosialisasi keberadaan baitul maal Ben Taqwa 8. Mengusulkan kepada general manager tentang pengalokasian dana ZIS O. Manager cabang 1. Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan teknis yang telah digariskan manager pemasaran 2. Bersama staf pemasaran cabang menyusun strategi operasional yang berhubungan dengan tabungan (funding) pembiayaan (lending), dan konfirmasi 3. Mencari peluang untuk sumber-sumber dana murah yang dapat dihimpun dari anggota atau calon anggota 4. Membuat laporan secara rutin terhadap manager pemasaran 5. Menciptakan suasana Islami
P. Teller 1. Memberikan pelayanan anggota, dalam hal transaksi uang tunai Seperti penyetoran simpanan, angsuran pembiayaan, penarikan simpanan pembiayaan ZIS, dll. 2. Menerima, menyusun, dan menghitung secara hati-hati tiap setoran tunai dari anggota dan calon anggota 3. Melakukan pencatatan, pendataan, pelayanan informasi kepada anggota dan calon anggota 4. Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah disetujui oleh manager cabang 5. Menandatangani formulir-formulir serta slip-slip dari anggota serta memasukkan data ke komputer 6. Membuat mutasi harian atau laporan kas harian 6. Produk-produk BMT Ben Taqwa Produk BMT Ben Taqwa meliputi dua komponen, yaitu produk dibidang Baitul Tamwill dan produk dibidang Baitul Maal, produk-produk tersebut sebagai berikut: a. Simpan Pinjam 1) Tamara (Tabungan Masyarakat Sejahtera) yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu. 2) Taska (Tabungan Sukarela Berjangka) yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya tidak pada saat jatuh tempo. Tabungan ini jangka waktunya adalah 1 Bulan, 3 Bulan, 6 Bulan dan 12 Bulan.
3) Ben Suqur yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang digunakan untuk persiapan pembelian hewan qurban. 4) Ben Amanah yaitu tabungan atau simpanan masyarakat yang bagi hasilnya langsung disalurkan ke baitul maal untuk disalurkan kepada mustahiq. 5) Ben Mabrur yaitu Tabungan atau simpanan anggota Ben Taqwa untuk persiapan biaya menunaikan ibadah Haji. b. Pembiayaan BMT Ben Taqwa juga menyalurkan kredit kepada masyarakat dengan sasaran masyarak menengah ke bawah. Adapun produk pembiayaan di BMT Ben Taqwa adalah: 1) Mudharabah Pemberian modal kepada pihak lain untuk dioperasionalkan dengan member keuntungan sesuai kesepakatan. Contoh: dalam kredit perdagangan, pertanian, peternakan, proses produksi 2) Musyarakah Pemberian modal investasi atau modal kerja dimana pihak Bank atau BMT dilibatkan dalam proses managemen. Pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan sesuai proporsi 3) Murabahah Pembelian barang yang pembayarannya dilakukan setelah jatuh tempo sebesar harga pokok ditambah Mark Up yang disepakati
4) Bai’ Bits Tsaman Ajil (BBA) Pembelian barang dengan pembayarannya dapat diangsur sebesar harga pokok ditambah mark up yang disepakati, contoh: sama dengan akad Murabahah. 5) Muzara’ah Memberikan lahan pertanian beserta benih kepada penggarap atau pengelola untuk ditanami dengan imbalan tertentu (hasil kesepakatan) dari hasil panen 6) Mukhabarah Memberikan lahan pertanian kepada penggarap atau pengelola untuk ditanami dengan imbalan tertentu dari hasil panen. Biaya penggarapan dan bibit disediakan oleh si pengelola. 7) Ijarah Mumtahia Bittamlik Member penyewa kesepakatan untuk mengambil manfaat dari barang sewaan dengan jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati, contoh: sewa rumah atau sewa bangunan 8) Qardhu Hasan Pinjaman lunak yang diberikan semata karena kewajiban social dimana si peminjam tidak untuk memberikan tambahan hanya mengembalikan sebesar pinjaman.
B. Data Deskriptif 1. Standar Operasional Prosedur BMT Ben Taqwa Standar Operasional Prosedur yang ada di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong merupakan gambaran langkah-langkah kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu tugas untuk mencapai tujuan instansi di BMT Ben taqwa. SOP di BMT Ben taqwa yaitu sebagai suatu dokumen atau instrumen memuat tentang proses dan prosedur suatu kegiatan pekerjaan yang bersifat efektif dan efisisen berdasarkan suatu standar yang sudah dibuat di BMT Ben Taqwa. 2. Sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan Tamara BMT Ben Taqwa Tamara (Tabungan Masyarakat Sejahtera) yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu. Untuk menentukan sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan mudhrabah Tamara, langkah awal adalah menetukan besarnya nisbah yang telah ditentukan di BMT Ben Taqwa, nisbah yang ditentukan oleh BMT adalah 0,5 % perbulan dari jumlah tabungan Tamara. Dan untuk perhitungan bagi hasil tabungan Tamara di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan adalah dengan rumus : Nisbah basil x jumlah saldo nasabah Bagi hasil = 100% Sumber: hasil wawancara dengan Ibu Zuly Ariani selaku teller di BMT Ben Taqwa, 27 Juni 2012.
Adapun pertumbuhan jumlah nasabah tabungan Tamara di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan dari tahun ke tahun. kondisi ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Jumlah Nasabah Tabungan Tamara TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 2012 TOTAL
NASABAH TAMARA 546 683 866 987 1.043 1.066 5.191
Sumber data diolah dari laporan keuangan BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan (2012). Adapun perkembangan jumlah asset dari tabungan mudharabah Tamara dari tahun 2007 sampai 2012.kondisi ini dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 5. Jumlah Asset Tabungan Tamara Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tamara 803.691.308 1.141.589.957 838.693.239 1.168.321.238 1.190.904.369 1.347.593.167
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong (2012).
Keterangan :
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan asset tabungan Tamara dari tahun 2007 – 2008 mengalami kenaikan sebanyak 337.898.649 Rupiah, dari tahun 2008 – 2009 asset tabungan Tamara mengalami penurunan sebanyak 302.896.718 Rupiah, disebabkan karena banyaknya nasabah yang mengambil tabungan tamara di Ben Taqwa, dan dari tahun 2009 – 2010 asset di Ben taqwa mengalami kenaikan lagi sebanyak 329.627.999 Rupiah. Sedangkan dari tahun 2010 – 2011 juga mengalami kenaikan cukup banyak 22.583.131 Rupiah, dan pada tahun 2011 – 2012 mengalami kenaikan yang cukup banyak yaitu 156.688.798 Rupiah. 3. Sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan Taska BMT Ben Taqwa Taska (Tabungan Sukarela Berjangka) yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya tidak pada saat jatuh tempo. Tabungan ini jangka waktunya adalah 1 Bulan, 3 Bulan, 6 Bulan dan 12 Bulan. Untuk menentukan sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan mudharabah Taska, juga diperlukan langkah awal menetukan besarnya nisbah yang telah ditentukan di BMT Ben Taqwa, nisbah yang ditentukan oleh BMT, dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 6. Nisbah Taska Tabungan Taska • • • •
1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
Nisbah (%) 20 : 80 setara 0.7% 28 : 72 setara 1.0% 34 : 66 setara 1.2% 37 : 63 setara 1.3%
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong (2012).
Dan untuk perhitungan bagi hasil tabungan Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan adalah dengan rumus : Nisbah basil x Pokok deposito Bagi hasil = 100 % Sumber : hasil wawancara dengan Ibu Zuly Ariani selaku teller BMT Ben Taqwa, 27 Juni 2012. Adapun pertumbuhan
jumlah nasabah tabungan Taska di BMT Ben
Taqwa kantor pusat Godong Grobogan dari tahun ke tahun.kondisi ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Jumlah Nasabah Tabungan Taska TAHUN
Tabungan Berjangka (Taska) 2007 137 2008 170 2009 186 2010 226 2011 253 2012 268 JUMLAH 1.240 Sumber data diolah dari laporan keuangan BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan (2012). Di sisi lain ada juga perkembangan jumlah asset dari tabungan mudharabah Taska dari tahun 2007 sampai 2012. kondisi ini dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 8. Jumlah Asset Tabungan Taska Tahun 2007 2008
Taska 2.153.246.800 2.862.430.000
2009 2010 2011 2012
2.689.305.000 2.233.509.000 3.376.957.000 3.450.957.000
Sumber : Data diolah dari laporan keuangan BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong (2012). Keterangan : Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan asset tabungan Taska dari tahun 2007– 2008 mengalami kenaikan sebanyak 709.183.200 Rupiah, dari tahun 2008 – 2009 asset tabungan Taska mengalami penurunan cukup banyak berjumlah 173.125.000 Rupiah, disebabkan karena banyaknya nasabah yang mengambil tabungan taska pada jangka waktu yang ditentukan di Ben Taqwa, dan dari tahun 2009 – 2010 asset di Ben taqwa mengalami penurunan lagi sebanyak 455.796.000 Rupiah.disebabkan juga para nasabah tabungan Taska mengambil depositnya sesuai dengan jatuh tempo yang ditentukan. Sedangkan dari tahun 2010 – 2011 mengalami kenaikan kembali cukup banyak sejumlah 1.143.448.000 Rupiah, dan pada tahun 2011 – 2012 mengalami kenaikan lagi sejumlah 74.000.000 Rupiah. BAB IV ANALISIS DATA A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Tabungan Mudharabah (Tamara dan Taska). Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan rancangan kegiatankegiatan yang diterapkan oleh seorang manager agar tujuan lembaga tercapai dan
dapat mewujudkan visi misi BMT yaitu untuk memberikan kemudahan kepada para nasabah BMT sehingga dapat menabung sesuai prosedur yang dibuat BMT. Meskipun masih ada sebagian kecil dari anggota tabungan yang tidak mematuhi SOP tabungan mudharabah, hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat yang tergolong awam khususnya pada tabungan mudharabah Tamara dan Taska, para nasabah tabungan Tamara dan tabungan Taska di BMT Ben Taqwa tidak mau dengan hal-hal yang ribet seperti dalam bukti transaksi, mengisi slip penarikan maupun slip penyetoran, dan tanda tangan bukti penyetoran tabungan Tamara khususnya. Untuk itulah BMT Ben Taqwa kantot pusat Godong Grobogan mempunyai kebijakan tersendiri dalam pelaksanaan SOP pada tabungan mudharabah Tamara dan Taska. Adapun penjelasan tentang masing-masing produk tabungan mudharabah tersebut, serta SOP tabungan mudharabah (Tamara dan Taska) adalah sebagai berikut: 1) Tamara (Tabungan Masyarakat Sejahtera) yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya dapat dilakukan sewaktu-waktu. 2) Taska (Tabungan Sukarela Berjangka) yaitu Tabungan atau simpanan masyarakat yang transaksinya tidak pada saat jatuh tempo. Tabungan ini jangka waktunya adalah 1 Bulan, 3 Bulan, 6 Bulan dan 12 Bulan. Menurut hasil wawancara dengan sebagian anggota atau nasabah tabungan (Tamara dan Taska), Teller dan Karyawan pemasaran, salah satu faktor yang menjadi alasan masyarakat menabung di BMT Ben Taqwa adalah karena
mudahnya dalam proses penabungan maupun dalam penarikan tabungan dan juga hal-hal yang terkait didalamnya. 1. Berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) tabungan Tamara di BMT Ben Taqwa Godong Grobogan adalah sebagai berikut: a. Pembukaan Rekening 1) Nasabah atau anggota mengisi permhonan pembukaan rekening dengan melampirkan : a) Foto copy KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya b) Memberikan specimen tanda tangan rangkap tiga c) Mengisi slip setoran pertama rangkap tiga (i) Lembar pertama untuk pembukuan (ii) Lembar kesua untuk arsip teller (iii)Lembar ketiga untuk nasabah 2) Pengesahan permohonan pembukaan rekening dilakukan oleh teller dan diketahui manager cabang atau manager kantor pusat a) Penerbitan buku tabungan b. Penyetoran 1) Nasabah atau anggota mengisi dan menandatangani slip setoran 2) Nasabah menyerahkan slip setoran dan buku tabungan 3) Teller atau kasir menerima atau memeriksa kebenaran penulisan slip, serta menghitung nilai nominal 4) Teller mencocokkan saldo tabungan dengan arsip
5) Setelah memvalidasi, teller menyerahkan kembali buku tabungan serta slip setoran lembar ketiga c. Penarikan 1) Nasabah mengisi slip penarikan rangkap 3 a) Lembar pertama untuk pembukuan b) Lembar kedua untuk teller c) Lembar ketiga untuk nasabah 2) Nasabah menyerahkan slip setoran dan buku tabungan disertai kartu identitas 3) Teller memeriksa kebenaran penulisan slip, kartu identitas, tanda tangan dan mencocokkan saldo rekening tabungan 4) Setelah memvalidasi atau divalidasi, teller menyerahkan kembali buku tabungan disertai nominalnya kepada nasabah 5) Perhitungan uang oleh nasabah dilakukan dihadapan teller 6) Kekurangan nominal yang diketahui setelah keluar dari kantor bukan menjadi tanggungjawab pihak BMT
d. Penutupan Rekening 1) Nasabah mengisi blangko permohonan penutupan rekening tabungan yang telah disediakan 2) Nasabah mengisi slip penarikan rangkap tiga
3) Nasabah menyerahkan slip, buku tabungan dan blangko permohonan yang telah ditandatangani dan disertai kartu identitas diri 4) Teller memeriksa kebenaran slip, buku tabungan dan permohonan tutup rekening 5) Setelah memvalidasi dan divalidasi teller menyerahkan kembali slip rangkap tiga kepada nasabah disertai nominalnya. Dalam penutupan rekening tabungan, BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong hanya dapat melakukan penutupan rekening tabungan jika ada permintaan dari nasabah atau anggota. Dengan kata lain, BMT tidak dapat melakukan pemblokiran atau penutupan tabungan tanpa ada izin dari anggota. e.
P ergantian Buku Tabungan 1)
B uku hilang
a)
N asabah melapor ke BMT Ben Taqwa dan membuat surat pernyataan kehilangan buku tabungan yang telah disediakan
b)
B MT Ben Taqwa berhak memblokir rekening tersebut sebelum ada pengganti buku baru
c)
U ntuk mendapatkan buku tabungan pengganti nasabah mengajukan ke
BMT Ben Taqwa disertai surat keterangan kehilangan dari kepolisian terdekat d)
B uku penganti tabungan harus dibubuhi stempel “buku baru 1”
e)
B ila buku lama ditemukan harus diserahkan ke BMT Ben Taqwa untuk diarsip dan diberi tanda silang
f)
T eller berkewajiban mengagendakan pada daftar buku hilang dan menulisi “buku lama hilang” pada kartu tabungan saldo terakhir
g)
B ila kehilangan buku tabungan kedua dan seterusnya maka berlaku antara poin 4 dan poin 6 dengan menambah kode -2 dan seterusnya
f.
B uku Penuh 1)
T eller mengganti buku tabungan baru pada saat buku lama telah penuh dan buku baru dibubuhi stempel “buku baru 02”
2)
B uku lama dibubuhi stempel “telah diganti” dan ditandatangani serta diberi tanggal penggantian.
2. Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) tabungan Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan Rekenig 1) Nasabah atau anggota mengisi permohonan pembukaan rekening dengan melampirkan : a) Foto copy KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya b) Memberikan speciment tanda tangan rangkap tiga c) Mengisi slip setoran pertama rangkap tiga (i) Lembar pertama untuk pembukuan (ii) Lembar kedua untuk arsip teller (iii)Lembar ketiga untuk nasabah 2) Pengesahan permohonan pembukaan rekening dilakukan oleh teller dan diketahui manager cabang atau manager kantor pusat Penerbitan buku warkat Menyerahkan warkat b. Pencairan Taska 1) Kepala Cabang a) Memeriksa buku registrasi b) Mencatat daftar jatuh tempo 1 bulan ke depan c) Menginformasikan daftar jatuh tempo ke teller : (i) Perpanjangan Periksa status perpanjangan deposito di buku regestrasi Periksa formulir Mencatat perpanjangan di mutasi perpanjangan sesuai perjanjian Cetak warkat baru
Menyerahkan warkat ke kepala cabang untuk di tandatangani 2) Nasabah a) Menyerahkan warkat dan identitas 3) Teller a) Memeriksa warkat dan identitas b) Mencatat pencairan tabungan berjangka di mutasi pencairan dan buku registrasi c) Mencairkan tabungan berjangka d) Menyerahkan uang ke Nasabah e) Memohon ke nasabah agar menghitung jumlah uangnya. f) Meminta kepada nasabah untuk menandatangani kwintansi penarikan g) Menyerahkan foto copy kwintansi kepada nasabah. c. Penggantian Warkat 1) Mengisi formulir dan menyerahkan kepada teller 2) Teller mencetak warkat mudharabah 3) Teller meminta tanda tangan dan stempel kepada kepala cabang 4) Teller menyerahkan warkat mudharabah kepada nasabah Karena mayoritas anggota tabungan mudharabah (Tamara dan Taska) di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong adalah berasal dari masyarakat awam yang tidak suka dengan hal-hal ribet atau bersifat formal, ini menyebabkan hambatan bagi BMT Ben Taqwa untuk melaksanakan SOP tabungan dengan optimal. Dari hasil wawancara dengan staf pemasaran dan teller, bahwa tidak terlaksananya SOP sebagian anggota tabungan tersebut terletak pada: pertama,
tidak patuhnya sebagian anggota tabungan terlebih pada tabungan di pasar yang tidak mau mengisi identitas di slip tabungan mudharabah. Sehingga pengisian tersebut seluruhnya dilakukan oleh karyawan pemasaran atas permintaan anggota. Kedua, yaitu kadang kala nasabah tidak membawa surat kuasa pengambilan tabungan yang bukan miliknya (wawancara dengan Bapak Sobirin dan Ibu Visca Choirunisa selaku anggota/nasabah tabungan, 19 Juni 2012, di kios sepatu Bapak Sobirin). Meskipun BMT memberikan kemudahan bagi nasabah pasar dalam standar operasional prosedur tabungan. namun disisi lain, ini dapat mengakibatkan resiko yang cukup besar terhadap keuangan BMT Ben Taqwa terkait dengan saldo rekening tabungan milik anggota atau nasabah. Karena prosedur seperti ini dapat memberikan peluang kepada nasabah atau karyawan untuk melakukan penyelewengan dana milik anggota atau nasabah. Meskipun kasus penyelewengan ini masih belum pernah dialami oleh BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong. Namun, permasalahan yang sering dihadapi oleh BMT adalah saat penutupan kas, penyebab tidak clopnya (balance) keuangan dilaci kasir dengan kas yang tercatat di komputer adalah karena tabungan pasar yang sering mengalami kelebihan atau kekurangan setoran. Kesalahan ini sering kali disebabkan karena kesalahan karyawan pemasaran dalam mencatat transaksi tabungan anggota di pasar. Berdasarkan hasil wawancara dengan teller dan staf Pemasaran, dari semua permasalahan dalam SOP tabungan, khususnya tabungan pasar yang
dihadapi BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong di atas, BMT mempunyai pengendalian intern tersendiri dalam menghindari resiko kerugian, yaitu: 1) Untuk surat kuasa dalam pengambilan tabungan, BMT memberikan kebijakan yaitu BMT tetap memberikan pelayanan kepada anggota yang tidak membawa surat kuasa, dengan syarat pihak BMT mengenali identitas pemilik tabungan dan identitas orang yang melakukan penarikan tabungan. 2) Untuk tabungan di pasar, karyawan pemasaran membuat perjanjian dengan nasabah, bahwa jika terjadi kesalahan di kemudian hari, maka BMT tidak bertanggungjawab. 3) Pada saat penutupan kas, teller dan karyawan pemasaran melakukan pengecekan slip setoran atau penarikan tabungan dengan data di komputer. Jika ada kelebihan atau kekurangan uang setelah pengecekan, maka kelebihan atau kekurangan tersebut masuk dalam dokumen kasus. Sehingga jika terdapat komplen dari nasabah karena faktor saldo tabungan, maka BMT dapat melihat pada dokumen kasus tersebut. 4) Kepala cabang mempunyai catatan tersendiri untuk tabungan pasar. 5) Setiap akhir bulan, sebelum pendistribusian bagi hasil, kepala cabang dan karyawan pemasaran melakukan pengecekan slip tabungan atas seluruh transaksi yang ada di pasar (wawancara dengan bapak Hadi Prabowo selaku manager cabang dan ibu Nurun Nafisah selaku staf pemasaran, 19 Juni 2012, di Kantor). Dengan pengendalian intern oleh BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong di atas, merupakan bentuk dari kehatian-hatian BMT dalam menghadapi resiko
kerugian karena tidak terlaksananya sebagian SOP Tabungan oleh anggota tabungan dipasar. B. Sistem Bagi Hasil dan Perhitungan Tabungan Tamara 1. Sistem bagi hasil tabungan Tamara Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, Sistem bagi hasil tabungan Tamara yang diterapkan oleh BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong adalah sistem profit sharing. Sistem ini mempunyai pengertian bahwa adanya saling berbagi keuntungan antara shahibul maal (anggota) dengan mudharib (BMT). Namun jika BMT mengalami kerugian maka kerugian tersebut di tanggung oleh BMT Ben Taqwa. Dengan asumsi bahwa kerugian tersebut disebabkan karena kelalaian karyawan sebagai mudharib dalam mengelola tabungan anggota atau nasabah (wawancara dengan bapak Hadi Prabowo selaku manager cabang, 21 Juni 2012, di Kantor). Dalam pembagian hasil, BMT mempunyai standar nominal tabungan untuk setiap anggota, yaitu minimal mempunyai tabungan sebesar Rp.50.000;-. Dan untuk dibawah standar tersebut anggota tidak mendapatkan bagi hasil disetiap bulannya. Pembagian hasil yang diberikan oleh BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong sebagai mudharib (pengelola modal) dilakukan dengan melalui proses perhitungan bagi hasil. Hal ini juga tidak lepas dengan posisi BMT yang juga sebagai shahibul maal (pemilik modal) dalam menyalurkan dana melalui produk pembiayaan. Untuk menentukan sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan mudharabah Tamara, langkah awal adalah menetukan besarnya nisbah yang telah
ditentukan di BMT Ben Taqwa, nisbah yang ditentukan oleh BMT adalah 0,5 % perbulan dari jumlah tabungan Tamara. 2. Perhitungan bagi hasil tabungan Tamara Dalam perhitungan bagi hasil tabungan Tamara di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan adalah dengan rumus : Nisbah basil x jumlah saldo nasabah Bagi hasil = 100% Sumber : hasil wawancara dengan Ibu Zuly Ariani selaku teller BMT di ruangan teller, 27 Juni 2012. Contoh I, perhitungan bagi hasil tabungan Tamara Ben taqwa: Bentuk Buku Tabungan Ibu Visca Chairunisa Tanggal Sandi Debet Kredit Saldo Fc Validasi 4/06/2012 01 Rp.500.000;- Rp.500.000;11/06/2012 01 Rp.500.000;- Rp.1.000.000;18/06/2012 01 Rp.500.000;- Rp.1.500.000;25/06/2012 01 Rp.500.000;- Rp.2.000.000;Sumber : Data diolah dari buku tabungan Tamara Ibu Visca Chairunusa. Proses perhitungan tabungan Tamara Ibu Visca chairunisa sebagai berikut:
Nisbah basil x jumlah saldo nasabah Bagi hasil =
= 100% 0,5 % x 2.000.000
Bagi hasil =
= 10.000;-
100 % Jadi bagi hasil yang diperoleh Ibu Visca Chairunisa adalah Rp.10.000;- perbulan. Contoh II, perhitungan bagi hasil perbandingan tabungan Tamara antara dua nasabah di BMT Ben Taqwa. Pada bulan Mei Ibu Sutiah mempunyai rekening di BMT Ben Taqwa Cabang Godong dengan saldo Rp 5.000.000;-. dan Ibu Sunarlina juga mempunyai rekening di BMT Ben Taqwa dengan saldo yang sama sebesar Rp.5.000.000;- Ibu Sutiah menyetorkan uangnya pada awal bulan Mei yaitu tanggal 1, sedangkan Ibu Sunarlina menyetorkan uangnya pada akhir bulan Mei yaitu tanggal 25. Prosentase nisbah bagi hasil sebesar 0,5. Perbedaan waktu transaksi tersebut dapat mempengaruhi terhadap besarnya bagi hasil Ibu Sutiah dan juga Ibu Sunarlina. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tebel perbandingan transaksi perhitungan bagi hasil tabungan Tamara di bawah ini: Perhitungan bagi hasil perbandingan antara Ibu Sutiah dengan Ibu Sunarlina di BMT Ben Taqwa Tabungan Tamara Ibu Sutiah 1-06-12 s/d 29-06-12 = Saldo Rp.5.000.0000 Jumlah saldo rata-rata tabungan = 29 hari x 5.000.00 = 145.000.000 = 145.000.000: 29 = 5.000.000 Perhitungan bagi hasilnya : 0,5x5.000.000 Bagihasil= = 25.000 100%
Tabungan tamara Ibu Sunarlina 25-06-12 s/d 29-06-12 = Saldo Rp.5.000.000 Jumlah saldo rata-rata tabungan = 5 hari x 5.000.000 = 25.000.000 = 25.000.000 : 29 = 862.068,96 Perhitungan bagi hasilnya : 0,5 % x 862.068,96 Bagi hasil = = 4.310,17 100%
C. Sistem Bagi Hasil dan Perhitungan Tabungan Taska 1. sistem bagi hasil tabungan Taska
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, Sistem bagi hasil tabungan Taska yang diterapkan oleh BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong juga sistem profit sharing. Sistem ini mempunyai pengertian bahwa adanya saling berbagi keuntungan antara shahibul maal (anggota) dengan mudharib (BMT). Namun jika BMT mengalami kerugian maka kerugian tersebut di tanggung oleh BMT Ben Taqwa. Dengan asumsi bahwa kerugian tersebut disebabkan karena kelalaian karyawan sebagai mudharib dalam mengelola tabungan anggota atau nasabah (wawancara dengan bapak Hadi Prabowo selaku manager cabang, 21 Juni 2012, di Kantor). Untuk menentukan sistem bagi hasil dan perhitungan tabungan mudharabah Taska, langkah awal adalah menetukan besarnya nisbah yang telah ditentukan di BMT Ben Taqwa, nisbah yang ditentukan oleh BMT dalam tabungan mudharabah Taska adalah sebagai berikut: Tabel. Nisbah Tabungan Taska Tabungan Taska 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan
Nisbah (%) 20 : 80 setara 0.7% 28 : 72 setara 1.0% 34 : 66 setara 1.2% 37 : 63 setara 1.3%
2. Perhitungan bagi hasil tabungan Taska Dalam perhitungan bagi hasil tabungan Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan adalah dengan rumus : Nisbah basil x Pokok Taska Bagi hasil =
100 % Sumber : hasil wawancara dengan Ibu Zuly Ariani selaku teller BMT Ben Taqwa di ruangan teller, 27 Juni 2012. a. Contoh I, perhitungan bagi hasil tabungan Taska jangka waktu 1 bulan Ibu Jamilah mempunyai tabungan mudharabah Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong dengan jumlah pokok Rp20.000.000;-, dengan nisbah 0,7%. Perhitungan bagi hasilnya :
Nisbah basil x Pokok Taska Bagi hasil = 100% 0,7 % x 20.000.000 Bagi hasil =
= 140.000;100%
b. Contoh II, perhitungan bagi hasil tabungan Taska jangka waktu 3 bulan Ibu Jamilah mempunyai tabungan mudharabah Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong dengan jumlah pokok Rp20.000.000;-, dengan nisbah 1,05%. Perhitungan bagi hasilnya: Nisbah basil x Pokok Taska Bagi hasil =
100% 1,0 % x 20.000.000 Bagi hasil =
= 200.000;100%
c. Contoh III, perhitungan bagi hasil tabungan Taska jangka waktu 6 bulan Ibu Jamilah mempunyai tabungan mudharabah Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong dengan jumlah pokok Rp.20.000.000;-, dengan nisbah 1,2%. Perhitungan bagi hasilnya : Nisbah basil x Pokok Taska Bagi hasil = 100% 1,2 % x 20.000.000 Bagi hasil =
= 240.000;-
100% d. Contoh IV, perhitungan bagi hasil tabungan Taska jangka waktu 12 bulan Ibu Jamilah mempunyai tabungan mudharabah Taska di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong dengan jumlah pokok Rp.20.000.000;-, dengan nisbah 1,3%. Perhitungan bagi hasilnya : Nisbah basil x Pokok Taska Bagi hasil = 100% 1,3 % x 20.000.000 Bagi hasil =
= 260.000;100%
Dengan melihat hasil perhitungan di atas, maka semakin lama jangka waktu tabungan Taska dapat memberikan bagi hasil yang lebih tinggi. Sistem bagi hasil tabungan Taska yang diterapkan oleh BMT Ben Taqwa memang memberikan keuntungan yang cukup tinggi. Namun hal ini juga tidak lepas dari permasalahan yang dihadapi BMT Ben Taqwa yaitu masih banyaknya masyarakat yang kurang mengerti tentang sistem bagi hasil serta keuntungannya dengan menggunakan akad mudharabah. Selain itu juga tidak lepas dari faktor kualitas SDM BMT khususnya di BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong grobogan, yang juga masih terhipnotis oleh adanya komputerisasi, sehingga menyebabkan mereka kurang mengerti bagaimana proses perhitungan bagi hasil secara manual. Dan disaat ada nasabah yang menanyakan tentang proses perhitungan bagi hasil di BMT Ben Taqwa, para karyawan tidak dapat memberikan penjelasan yang optimal, sehingga jawaban tersebut tidak dapat menarik minat nasabah untuk meletakkan dananya di tabungan mudharabah Taska.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis menuraikan pada Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Sistem bagi hasil pada tabungan mudharabah (Tamara dan Taska) di BMT Ben Taqwa Godong Grobogan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 3. Standar Operasional Prosedur Tabungan Mudharabah (Tamara dan Taska) di BMT
Ben
Taqwa
kantor
pusat
Godong
Grobogan
secara
teknisi
menggambarkan bahwa dalam Standar Operasional Prosedur dalam menabung adalah BMT memberikan kemudahan kepada anggota atau nasabah dalam melakukan transaksi tabungan. Sehingga hal ini dapat mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan oleh BMT Ben taqwa. 4. Sistem bagi hasil dan perhitungannya yang diterapkan oleh BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan pada tabungan Tamara mengacu pada prinsip profit sharing. Dalam pembagian hasil, BMT mempunyai standar nominal tabungan untuk setiap anggota/nasabah, yaitu minimal mempunyai saldo tabungan sebesar Rp.50.000;-. Kemudian dalam penetapan pembagian nisbah bagi hasil telah ditetapkan oleh BMT. Meskipun demikian pendapatan bagi hasil yang diperoleh untuk masing-masing anggota/nasabah selalu berbeda, tergantung pada jumlah saldo tabungan dan keuntungan BMT, karena besarnya saldo tabungan dan keuntungan BMT selalu berubah tiap bulannya. Tabungan
Tamara juga lebih diminati di kalangan masyarakat Godong daripada tabungan Taska. 5. Sistem bagi hasil dan perhitungannya yang diterapkan oleh BMT Ben Taqwa kantor pusat Godong Grobogan pada tabungan Taska juga mengacu pada prinsip profit sharing. Kemudian dalam penetapan pembagian nisbah bagi hasil sudah ditetapkan oleh BMT. Meskipun demikian jumlah saldo pokok deposito dan jangka waktu deposito berbeda pada masing-masing anggota/nasabah. Karena keuntungan BMT selalu berubah tiap bulannya. Tabungan Taska juga kurang begitu diminati di kalangan masyarakat Godong Grobogan. B. Saran Setelah
penulis
menarik
kesimpulan
tentang
Penerapan
Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan Sistem bagi hasil pada tabungan mudharabah (Tamara dan Taska) di BMT Ben Taqwa Godong Grobogan, maka penulis akan memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat antara lain: 1. Melakukan sosialisasi terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) pada tabungan mudharabah Tamara dan Taska pada masyarakat menengah kebawah. Khususnya pada anggota atau nasabah tabungan di pasar. 2. Membuat prosedural tabungan pasar, untuk meminimalisir permasalahanpermasalahan yang sering terjadi di tabungan pasar akibat tidak terlaksananya SOP tabungan mudharabah yang telah dibuat oleh BMT. 3. Melakukan sosialisasi pada karyawan pemasaran BMT khususnya pada karyawan pemasaran tabungan di pasar, sehingga dapat menjelaskan dan
mengetahui sistem dan perhitungan bagi hasil pada tabungan mudharabah Tamara dan Taska kepada para anggota atau nasabah. 4. Melengkapi peralatan operasional dalam BMT yang modern dan terbaru. Sehingga dapat melayani anggota atau nasabah dengan cepat, tepat dan memuaskan para nasabah, baik dalam pendanaan maupun pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’anul Karim. Penerbit Menara Kudus.Kudus Antonio, Syafi’i, 2000, Bank Syari’ah Suatu Pengenalan Umum, Edisi Khusus, Penerbit Aneka Tazkia, Jakarta. Antonio, Syafi’i, 2001. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Edisi Pertama, Penerbit Gema Insani, Jakarta. Arikunto, Suharsini, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi Lima, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta. Dumairi, Nor, dkk, 2007. Ekonomi Syari’ah Versi Salaf, Edisi Pertama, Penerbit Pustaka Sidogiri, Pasuruan. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Mannan, Abdul, 1997. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Penerbit PT Dana Bhakti Mardalis, 1993. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Edisi Pertama, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Moleong, Lexy, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Muhamad, 2000. Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Edisi Pertama, Penerbit UII Press, Yogyakarta.
Muhammad, 2005. Manajemen Bank Syari’ah, Edisi Revisi, Penerbit Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMPYKPN, Yogyakarta. Prima Yasa, Yogyakarta. Ningsih,Yatty,H ,2003. Analisis Penerapan Sistem Bagi Hasil Tabungan dan Deposito Di PT Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS)Bumi Rinjani Batu, Skripsi. . Tidak dipublikasikan Priyadi,1996. Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam www.rafhli.multiply.com/journal/item/ 10. 20 Juli 2012 Ridwan, Muhammad, 2004. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Edisi Pertama, Penerbit UII Press, Yogyakarta. Suhariati, Emi, 2005. Sistem Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudhrabah Pada
PT
Bank
Syari’ah
Mandiri
Cabang
Malang.
Tidak
dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Malang. Syahatah, Husein, 1998. Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Edisi Pertama, Penerbit Gema Insani Press, Jakarta. Wirdyaningsih, 2005. Bank dan Asuransi Islam Di Indonesia, Edisi Pertama, Penerbit Kencana, Jakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap
: Nurul Makin
Tempat/Tanggal Lahir
: Grobogan, 29 Agustus 1990
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kebangsaan
: Indonesia
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum kawin
Alamat Rumah
: Manggarwetan RT 02 RW 02 Godong Grobogan
Pendidikan
: TK Yasin Manggarwetan Godong Grobogan lulus tahun 2000 MI Negeri Manggarweatan Godong Grobogan lulus tahun 2003 MTs NahdlatutThulab Manggarwetan Godong Grobogan lulus tahun 2006 SMA Negeri 1 Godong Grobogan lulus tahun 2009 STAIN Salatiga