WWW.DINOSPREAD.US
SKL 1.
Membaca pengukuran salah satu besaran dengan menggunakan alat ukur tertentu.
Besar resultan : FR =
FR sin α Dot Product : F1 . F2 = |F1|.|F2| cos α Cross Product : F1 x F2 = |F1|.|F2| sin α
Jangka sorong :
Arah resultan :
SKL 3.
Hasil Pengukuran (HP)
HP = skalautama + HP = 2 +
7 100
F12 + F22 ± 2 F1 F2 cos α
skalanoniu s 100
F1 sin α 2
=
F2 sin α 1
Menentukan besaran-besaran fisis gerak lurus, gerak melingkar beraturan, atau gerak parabola.
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN Syarat : ∆v # 0 dan a kons vo = kecepatan awal v = vo + at v = kecepatan pada saat tertentu
= 2,07
Mikrometer skup
s = vo . t +
1 2 at 2
SKL 2.
15 = 5,65 100
Menentukan besaran skalar dan vektor serta menjumlah /mengurangkan besaran-besaran vektor dengan berbagai cara.
a. b. c. d.
s
v vo
v2 = v o2 + 2as s = Vertikal ½ (vo + vt)t Gerak
HP = 5,5 +
=
vo
t
t
Gerak Jatuh Bebas = GLBB, a = g, vo = 0. Gerak Dilempar vertical ke bawah = GLBB, a = g, vo ≠ 0 Gerak Dilempar vertical ke atas = GLBB, a = - g, vo ≠ 0 Di titik tertinggi vt = 0
Gerak Parabola Gerak pada sumbu x ax = 0 → vx + konstan → GLB vo cos α = vp cos ө = vH x = vo cos α . t
Gerak pada sumbu y ay = -g → vy berubah vy = vo sin α - gt h = vo sin α . t- 1 gt2 2 2
y
v y = v 0 sin2 α - 2gh titik tertinggi H → syarat : vy = 0 titik terjauh B → syarat : h = 0 tH =
hH =
v o sin α g
=
2h g
v02 sin 2 α 2g
tB = 2tH =
xB =
2v o sin α g
vo 2 sin 2α g
Gerak Melingkar Beraturan (GMB) laju tetap, vector arah tidak tetap. V = ω.r, asp =
xtot + ytot ytot xtot 2
2
SKL 4. F2
Resultan 2 vektor
α α α 1
2
1
FR
F1
v2 R
v2 , Fsp = m R
Menentukan berbagai besaran dalam hukum Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hukum Newton I ΣF = 0 → Benda diam tetap atau bergerak beraturan GLB Hukum Newton II
ΣF = m . a
atau
a=
∑F m
Arah percepatan a = arah resultan gaya ΣF Hukum Newton III Hukum ini dikenal dengan Hukum aksi-reaksi Faksi = - Freaksi
2 2 EKtot = 1 mv + 1 Iω 2 2 Momentum sudut L = I ω Momen Gaya (Torsi) : τ = F.L sin θ
Usaha (W)
GAYA GESEKAN Gaya Gesekan Kinetik (fs)
α
fk = µk . N Gaya Gesekan Statik (fs) Bekerja pada benda yang diam, syarat: ΣFx = 0, fs tidak tetap, bervariasi dari nol sampai dengan fs maks.
fs maks = µs . N Umumnya : fs maks. > fk → µs > µk → 0 ≤ µ ≤ 1
SKL 5.
Menentukan hubungan besaran-besaran fisis yang terkait dengan gaya gravitasi.
Gaya Gravitasi F=G
mM r2
g=
GM r2
2
T1 R1 = T2 R2
S
Usaha dan perubahan energi W=F.s a
V1
•
S
•
SKL 7.
• •
W = ∆ Ep W = ∆ EM
2
SKL 9.
2
Menentukan letak titik berat dari berbagai benda homogen.
x1l 1 + x2 l 2 + ... l = panjang l 1 + l 2 + .... x1 A1 + x2 A2 + ... A1 + A2 + .... x1 m1 + x 2 m2 + ... m1 + m2 + ....
Menjelaskan sifat elastisitas benda atau penerapan konsep elastisitas dalam kehidupan sehari-hari.
HUKUM HOOKE (ELASTISITAS) Besarnya penmbahan panjang suatu zat padat (∆L), sebandinng dengan gaya yang bekerja padannya (F)
,
A = luas
m = massa
Menganalisis hubungan besaran-besaran yang terkait dengan gerak rotasi.
Massa Partikel 2 2 I = m1r1 + m3r3 (1) Rotasi murni (2) Menggelinding 2 EKrot = 1 Iω EKtot = EKtrans + EKrot 2
2
2
W = EK2 – EK1 = 1 mv2 - 1 mv1 = ∆EK
F ∆L : A L
atau τ = E . e
E = Modulus Young Pada pegas
F = k . ∆x : Ep =
1 . K (∆x)2 2
SKL 10. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan hukum kekekalan energi mekanik. SKL 11.
Titik Pusat massa: xo =
2
•
3
Dimensi dua: xo =
V2
F
Letak titik berat Dimensi satu: xo =
F cos a
W = F cos α s → W = Fs cos α
E=
SKL 6.
F
Daya (P) P = W/t = F . v
W = mg; m = massa benda M = massa bumi r = Jarak pusat bumi ke benda; g = percepatan gravitasi. Hk Kappler :
•
Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan usaha dan perubahan energi.
SKL 8.
I = F . ∆t
Menentukan besaran-besaran fisis yang terkait dengan impuls, momentum, atau hukum kekekalan momentum.
P = m . v → f . ∆t = m . ∆v
Pada tumbuhan (ΣFluar = 0) berlaku Hukum Kekekalan Momentum : , , m2 v2 + m1 v 1 = m2 v 2 + m1 v1 Koefisien elastisitas (e)
e=-
(v1 − v2 ) (v1 − v2 )
→0≤e≤1
h1 h2
e=
PV = nRT atau PV = NkT → nR = Nk
h2 = v 2 v1 h1
AZAS BALCK Akibat pemberian kalor Q pada benda adalah : • Perubahan suhu : Q = m . c . ∆t → c = kalor jenis • Perubahan fasa : Q = m . L → L = kalor laten Diagram kalor-suhu untuk air
P=
t(oC)
N No
dan R = k . No
2 1 Nmv 3 V
T= temperatur (K)
SKL 15. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi energi kinetik gas.
E S 0 oC
0
ES-50oC
SKL 16. Menentukan berbagai besaran fisis dalam proses termodinamika pada mesin kalor.
Q
Q1,? t1
1 2
Mesin Carnot (Mesin Ideal) Siklus Carnot adalah sikus ideal yang terdiri dari dua proses isotherm dan dua proses adiabatis. P
o
kal/g c
→ Les = 80 kal/g Q2 = m . Les o Q3 = m . c . ∆t2 → cair = 1 kal/g c o Q4 = m . Luap → 540 kal/g c
A
SKL 13. Mendeskripsikan azas Bernoulli dalam fluida dan penerapannya. Persamaan Kontinuitas Q1 = Q2
⇒
vol t
Q=
=A.v
maka A1v1 = A2v2 3 Q = Debit : (m /s). Hukum Bernoulli 2 P + pgh + 1 pv = konstan 2 Penerapan Hukum Bernoulli pada tangki Bocor
2gh1 2h2 vt = g
x=2
h
v + 2gh2
C
• • •
B
T1
T2 V
D
Q2
T1 > T2 Proses A → B dan proses C → D adalah proses isotherm. Proses B → C dan proses D → A dalah proses adiabatis Q1 = kalor yang diberikan pada gas oleh reservoir bersuhu tinggi (T1) Q2 = kalor yang dilepas oleh gas pada reservoir bersuhu rendah (T2)
Efisiensi :
η
=
W Q1
W = Q1 - Q2
→
η
h1
2 0
Q1
Kerja yang diperoleh :
V1= 0
h1. h2
−
Ek = 3/2 kT , Ek : Ek rata-rata
Q3,? t2
Q2,Les
Q1 = m . c . ∆t1 → ces =
−
Q5,? t3
Q4,Luap
100
t =
=
dengan : n = jumlah mol gas R = tetapan gas umum m = massa 1 partikel gas = 8,31 J/mol K BM = berat molekul = 0,082 It.atm/mol K. No = bilangan Avogadro k = konstanta boltzman 23part -23 /mol = 1,38 x 10 J/K = 6,02 x 10
SKL 12. Menjelaskan proses perpindahan kalor atau penerapan azas Black dalam kehidupan sehari-hari.
Vo =
m BM
n=
η
=1-
v0
T2 T1
=1-
Q2 Q1
T dalam Kelvin
MESIN PENDINGIN CARNOT
h2
vt = kcepatan air tiba di lantai
=
Q1 − Q2 Q1
vt
Koefisien Daya Guna Mesin
Kp =
T2 T1 − T2
SKL 14. Menentukan variabel-variabel pada persamaan umum gas ideal. Hukum Boyle-Gay lussac Merupakan penggabungan hukum Boyle dengan Gay-Lussac yaitu
pV T
= konstan →
p1V1 T1
Persamaan keadaan Gas ideal
3
=
p 2V2 T2
SKL 17. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan pengamatan menggunakan mikroskop atau teropong. Mikroskop Mikroskop mempergunakan dua buah lensa positif (obyektif dan okuler) Benda terletak di R II dari lensa (antara fob dan 2fob)
-
Sifat bayangan akhir : diperbesar, maya dan terbalik dari asalnya.
d = fob - │fok │ SKL 18. Menjelaskan berbagai jenis gelombang elektromagnet serta manfaatnya atau bahayanya dalam kehidupan sehari-hari. Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik adalah gelombanggelombang yang tidak bermuatan listrik, yaitu :
gelombang radio, televise, radar, inframerah, cahaya tampak, ultra violet, sinar x, sinar γ semakin kekanan f makin besar
Panjang mikroskop d = S’ob + Sok d = jarak lensa objektif dengan okuler bayangan oleh lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler lensa okuler berfungsi sebagai lup Perbesaran linier total :
S 'ob S ob
Mtot = Mob . Mok = -
x
SKL 19. Menentukan besaran-besaran tertentu dari gelombang berjalan. 16. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN v=f.λ
S 'ok S ok
y = A sin (ωt – kx +
k=
Perbesaran sudut total untuk mata tidak berakomodasi Syarat : S’ok = ∞ , Sok = fok
Mtot =
S 'ob S ob
x
Sn f ok
Perbesaran sudut total untuk mata berakomodasi maksimum. Syarat : S’ok = -sn Mtot =
S 'ob S ob
x
sn fok +1
2π
λ
ϕo )
, ω = 2πf
SKL 20. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan peristiwa interferensi atau difraksi cahaya. kisi Difraksi d sin θ = m .
λ
m = 0, 1, 2, 3, …
d = jarak kedua celah l = jarak layer kecelah
-
Teropong Bintang mempergunakan dua buah lensa positif (objektif dan okuler) fob > fok karena letak benda jauh sekali dipergunakan untuk mengamati benda-benda angkasa luar memperbesar sudut penglihatan agar benda tampak lebih jelas dn dekat, buka lebih besar.
-
Bayangan akhir S ok terbalik
p.d l
= m.λ
p = jarak terang ke m dari terang pusat. λ = panjang gelombang cahaya yang dipakai. Syarat terjadi gelap (interferensi minimum)
'
ob
p.d l
ok Fob = Fok
Fok
= (bil.ganjil) x
1 λ 2
Lenturan pada Celah Tunggal d = lebar celah l = jarak layer ke celah
Karena bintang-bintang sangat jauh, maka : Sob = ∞ → S’ob = fob Rumus umum perbesaran sudut Mtot =
S 'ob S ob
x
f ob S ok
Syarat terjadinya gelap d sin
Perbesaran sudut untuk mata tidak berakomodasi.
S'ok = ∞ Syarat : letak fob berhimpit fok S ok = f ok f ob f ob Mtot = = S ok f ok Teropong bumi (dengan lensa pembalik)
d = fob + 4 fp + fok
(tanpa akomodasi)
Teropong panggung : (lensa obj (+) ; lensa okuler (-)
4
θ =m. λ
atau
p.d l
=m.
λ
m = 1, 2, 3, … Kisi Syarat terjadinya terang : d sin
θ = m . λ , d = 1/N
SKL 21. Membandingkan intensitas atau taraf intensitas dari beberapa sumber bunyi yang identik. INTENSITAS (I) DAN TARAF INTENSITAS BUNYI (TI) Intensitas adalah energi yang dipindahkan persatuan waktu atau daya (P) per satuan luas (A). • Intensitas (I)
P A
I= •
2
(W/m ) I1 : 12 =
1 R12
:
1 R22
Medan Listrik
E= F q
E= F
v=k.
Perbandingan Intensitas
(r
Jumlah (n)
I 2 n2 = I 1 n1
•
fp
v ± vp
. fs
→ Bila kecepatan angin diabaikan
v ± vs [(v ± va ) ± vp] . = [(v ± va ) ± vs ]
R = jari-jari bola r = jarak ke pusat potensial di dalam bola = potensial di kulit bola
≤ R) yaitu
v=k.
q r
v= E . d atau v = σ . d d = jarak kedua keeping
εo
Energi potensial Listrik Besarnya energi potensial listrik (EP) pada suatu titik yang potensialnya v adalah : Ep = qV sehingga Ep = k .q1 q 2
εo
SKL 24. Menentukan hasil pengukuran kuat arus dan atau tegangan listrik. Kuat Arus Listrik
fs → Bila kecepatan anngin tidak
SKL 23. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan hukum Coulomb atau medan listrik. LISTRIK STATIS Hukum Coulomb Menurut Coulomb besar antara 2 muatan listrik adalah :
q1 .q 2 r2
F = gaya coulomb, q = muatan listrik r = jarak kedua muatan
q t
I = dalam Ampere q = dalam coulomb t = dalam detik
Hukum ohm Arus listrik pada hambatan berasal dari potensial tinggi, kepotensial rendah, maka VA > VB VAB = I . R →
VAB = VA - VB
I A
R
B
Hambatan Listrik (R) R=
ρ.
A
VAB = -VBA VBA = VB - VA
p
B
l A
H .Pengukuran =
5
q r
Potensial listrik pada dua keping sejajar
I=
diabaikan
F=k.
q karena E = k . q maka v = E . r r k2
o o o
EFEK DOPPLER fp =
(N/C = V/m)
2
SKL 22. Menentukan besaran-besaran tertentu yang menimbulkan efek Doppler atau menentukan perubahan akibat efek Doppler tersebut. •
q r2
potensial di luar bola (r>R) v = k .
I 2 R1 = Jarak (R) : I1 R2 I2 TI2 – TI1 = 10 log I1
b.
E=k.
Potensial Listrik
di mana : TI = taraf intensitas (dB) 2 I = Intensitas bunyi (W/m ) -12 2 Io = intensitas ambang = 1 0 W/m
a.
→
q'
I Io
E = kuat medan listrik di tempat muatan
listrik q Catatan : • E dan F adalah besaran vector • Jika q positif maka F searah dengan E • Jika q negative maka berlawanan arah dengan E
Taraf Intensitas (TI) TI = I 0 log
F=q.E
skala _ tunjuk xskala _ alat skala _ max
•
Gaya pada dua kawat sejajar berarus listrik
F = µ o i1 .i2 2πa l
SKL 25. Menggunakan hukum Ohm dan hukum Kirchoff untuk menentukan berbagai besaran listrik dalam rangkaian tertutup.
Hukum Kirchoff I : ΣI masuk = ΣIkeluar Hukum Kirchoff II : Vab = ΣI.R + ΣE
SKL 28. Menjelaskan kaitan besaran-besaran fisis pada peristiwa induksi Faraday. Hukum Faraday
SKL 26. Menentukan besaran-besaran yang terkait dengan medan magnet induksi di sekitar kawat berarus. KEMAGNETAN • Induksi Magnetik di sekitar kawat bawah lurus berarus
•
dΦ → dt
εind. = -N
Φ=
B.A
• Fluks berubah karena A berubah Jika kawat PQ yang panjangnya l di geser dengan kecepatan v.
εind. = B l v syarat : B ⊥ A, kalau B // A → εind = 0
µ I B = o B = induksi magnetik 2πa
•
µo = permeabili tas hampa
εind = -L dl dl/dt = perubahan arus terhadap waktu
= 4 π . 10 ωb/amp . m a = jarak dari kawat berarus I = kuat arus listrik • Induksi magnetik di sekitar kawat melingkar berarus
Hukum Henry
dt
-7
Bp = µ o I → B = µ o NI 2a
•
2a
a = jari-jari lingkaran r = jarak titik dari kawat lingkaran N = jumlah lilitan kawat Induksi magnetik dalam solenoida Besarnya induksi magnetik di tengah-tengah Solenoida
L = koefisien induksi diri (Henry) Energi yang tersimpan didalam kumparan (W) adalah :
W = 1 LI2
W = energi dalam inductor
2 Transformator •
Jika efesien ( η ) transformator = 100 % maka :
Vp
=
Vs •
Is → Is = N p Ip I p Ns
Jika efesiensi ( η ) transformator < 100 % maka : Psekunder = η Pprimer Vs . Is = η . Vp . Ip
BT = µ o NI l
Besarnya induksi magnetik di titik ujung solenoida
Generator Arus Bolak-balik (Alternator)
Bu = µ o NI
• • •
l = panjang solenoida
2l
•
N = banyak lilitan I = kuat arus listrik Induksi magnetik dalam toroida Induksi magnetik hanya ada di dalam belitan toroida
B = µ o NI
L = keliling toroida
L di O induksi magnetik = nol
SKL 27. Menjelaskan timbulnya gaya magnet (gaya Lorentz) atau menentukan besaran-besaran yang mempengaruhinya. •
•
SKL 29. Menentukan besaran-besaran fisis pada rangkaian arus listrik bolak-balik yang mengandung resistor, induktor, dan kapasitor. Tegangan dan Arus Bolak-Balik V = Vm sin ωt I = Im sin ωt Besar harga efektif/ms Veff = Vm dan Ieff = I m
2
Gaya Lorentz pada kawat berarus
Harga rata-rata
FL = BI l sin α
Ir =
α = sudut yang dibentuk oleh B dan I Gaya Lorentz pada muatan bergerak
FL = q v B sin α α = sudut v terhadap B Lintasan partikel bermuatan dalam medan magnet Bila v //B maka F = 0 → bergerak lurus Bila v ⊥ B, ada gaya sentripetal F = qvB → bergerak melingkar 2
mv → R = mv atau ω = qB qvB = R m qB
21m
π
dan Vr =
2
2Vm
π
Ir = kuat arus rata-rata; Vr = tegangan rata-rata Hambatan terhadap AC Xc = Xc =
Z=
6
ε = NAB ω sin ωt ε = εmaks sin ωt εmaks = N . A . B . ω
1 (
ωc
Ω
1 ( 2πfc
)
Ω
XL = ω L ( )
Ω
)
XL = 2 π f . L (
R 2 + ( X L − X c )2
Ω
R = Z cos
ϕ
)
tg
ϕ
=
XL − Xc , ϕ = sudut fasa R
resonansi : XL = Xc → Z = R sehinggafres =
Spektrum atom Hidrogen Secara umum panjang gelombang ( λ ) spectrum dirumuskan sebagai berikut :
1 LC
1 2π
1
Penjumlahan tegangan VR = I . R
VL = I . X L
dan Vtot = I . Z atau I =
Vtot z
λ Vc = I . X c
=R
1 1 2 − 2 n A nB
λmax nB = nA + 1, λmin nB = ~
Daya pada Arus Bolak-Balik
P = I2 R SKL 30. Membedakan teori-teori atom. Model Atom Rutherford Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan listrik positif mengandung hampir seluruh massa atom dan dikelilingi oleh electron-elektron bermuatan listrik negative seperti model tata surya. Selama mengelilingi inti, gaya sentripetal pada electron dibentuk oleh gaya tarik elektrostatik. Kelemahan : Etot akan mengecil sehingga r mengecil hingga suatu saat bersatu dengan inti → tidak benar. Spektrum atom hidrogen dinyatakan kontinu → tidak benar, ternyata adalah spectrum garis.
-
7
SKL 31. Menganalisis teori relativitas dan besaranbesaran yang terkait. Relativitas Kecepatan Penjumlahan kecepatan relativistic adalah sebagai berikut : V = V1 + V2
1+ -
Model atom bohr postulat Bohr, yaitu : Elektron berputar mengelilingi inti pada lintasan tertentu yang disebut lintasan stasioner tanpa melepas/menyerap energi, dengan besar momentum sudut (mvr) sebagai berikut : mvr =
-
V1V2 C2
V1 = kecepatan benda 1 terhadap tanah V2 = kecepatan benda 2 terhadap benda 1 V = kecepatan benda 2 terhadap tanah (kerangka acuan diam) c = kecepatan cahaya Relativitas Panjang (kontraksi lorentz)
n.h 2π
L’ = L
n = bilangan kuantum utama 1, 2, 3, 4 … h = konstanta planck Elektron dapat berpindah dari lintasannya ke lintasan yang lebih rendah jika melepaskan energi (berupa foton) dan kelintasannya yang lebih tinggi jika mendapat energi. Elektron dari r3 ke r2 melepas energi : E3 – E2 = h f1 = frekuensi foton yang dilepas.
rn = n2 . r1 rn = jari-jari electron pada orbit ke n, r1 = 5,28 x 10
E En = 21 n
-11
m
En = energi elektron pada jari-jari rn’ E1 = -13,6 ev
energi untuk membebaskan sebuah elektron dari kulit ke n adalah : E=
13,6 eV n2
Kelemahan Bohr, yaitu : - Lintasan elektron yang sebenarnya masih mempunyai sub orbital jadi tidak sesederhana dalam teori Bohr. - Teori Bohr tidak dapat menerangkan kajadian-kejadian dalam ikatan kimia dengan baik, pengaruh medan magnet terhadap atom dan spectrum atom berelektron banyak.
1−
v2 c2
L’ = panjang benda diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap benda. L = panjang benda diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda. v = kecepatan relative antara kerangka acuan. Relativitas Waktu ∆t’ =
∆t 1 − v2 / c2
∆t’ = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian. ∆t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kejadian. Relativitas Massa m=
mo 1 − v2 / c2
Massa dan Energi 2 E = mc EK = Etotal – Ediam atau EK=
7
-1
R = konstanta Rydberg = 1,097 x 10 m NB = (nA + 1), (nA + 2), (nA + 3) …. Deret lyman : nA = 1 Deret balmer : nA = 2 Deret paschen : nA = 3 Deret Bracket : nA = 4 Deret pfund : nA = 5
mo 1− v / c 2
2
2
c – mo . c
2
SKL 32. Menjelaskan teori kuantum Planck dan kaitannya dengan radiasi benda hitam. Pergeseran Wien
λmax . T = C -3
T = suhu mutlak (K) C = 2,898 x 10 m . k Teori Kuantum Max Planck Cahaya terdiri dari paket energi (kuanta, foton) yang terkuantisasi. -34 h = tetapan planck = 6,6 x 10 J . s n foton : E = n . h . f = n . h .
c
λ
Efek Foto Listrik W = hfo = energi ambang logam 2 E = W + EK → hf = hfo + 12 mv
SKL 34. Menentukan jenis-jenis zat radioaktif atau mengidentifikasi manfaat radioisotop dalam kehidupan. Sinar gamma : mengukur ketebalan logam Sinar gamma (Co-60) : Membunuh sel-sel kangker Sinar beta(β β ) : mendeteksi kebocoran pipa Iodium : memantau kelenjer tiroid Karbon (C-14) : mendeteksi umur fosil Pemindaian(scanning) Iodium-131 : Tiroid paru-paru Kromium-51 : Limpa Selenium-75 : Pankreas Teknetium-99 : tulang, paru-paru Galium-67 : Getah bening
Efek Compton berlaku hukum kekekalan momentum
-
λ’ - λ = h (1 – cos θ ) → λ ’ > λ atau f’ < f mo c
Partikel/materi sebagai gelombang Hipotesa De Broglie
λ=
h p
→
λ=
h = mv
h
2mEk
h
=
2mqV
SKL 33. Menentukan besaran-besaran fisis pada reaksi inti atom. Reaksi Inti A+B C+D (reaktan) (produk) Berlaku Hk. Kekekalan nomor atom dan nomor massa Energi = (reaktan – produk) x 931 MeV E + = menghasilkan energy E - = menyerap energi Energi ikat inti (Eikat) 2 Eikat = ∆m . c ∆m = penyusutan massa (massa defek) ∆m = mteori – mnyata’ sehingga :
∆m = (zmp + (A – Z)mn) – minti mp = massa proton mn = massa netron -27 - massa 1 sama = 1,66 x 10 kg → 1 sma ≈ 931,4 MeV -19 1eV = 1,6 x 10 joule Radioaktivitas/ Peluruhan
1 N = No 2
t
T
dan
T=
1n2
λ
=
0,693
λ
λ = konstanta peluruhan
Aktivitas : A = λ N
WWW.DINOSPREAD.US 8