Dari Redaksi Pembaca yang terhormat,
B
angga sekali rasanya kami bisa kembali hadir menyapa pembaca setia Majalah Penataran. Pada edisi keempat ini kami kembali menyuguhkan beberapa liputan tentang berbagai kegiatan di lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar. Diawali pada rubrik gerbang sebagai pembuka berita menyajikan keberhasilan Kabupaten Blitar memperoleh Piala Wahana Tata Nugraha (WTN). Perjuangan Kabupaten Blitar akhirnya menorehkan prestasi berbuah manis. Setelah dua tahun berturut-turut menerima piagam dan plakat WTN, Kabupaten Blitar tahun ini berhasil mendapatkan Piala WTN untuk kategori Kota Kecil Bidang Lalu Lintas. Prestasi ini merupakan hasil kerja keras Pemerintah Kabupaten Blitar dalam mengelola sistem transportasi dan peran serta seluruh masyarakat Kabupaten Blitar pada umumnya dan masyarakat kota Wlingi pada khususnya yang telah tertib dalam berlalu lintas. Pemberian penghargaan WTN oleh Pemerintah Republik Indonesia ini dimaksudkan untuk membangun dan mewujudkan budaya keamanan dan keselamatan serta meningkatkan kinerja penyelenggaraan dan kinerja operasional sistem transportasi perkotaan. Adapun tujuan pemberian penghargaan adalah untuk meningkatkan penyelenggaraan transportasi di kawasan perkotaan yang handal, berkelanjutan dan menjamin kesamaan hak pengguna jalan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam disiplin berlalu lintas sehingga dapat menurunkan kecelakaan lalu lintas. Selain itu juga ada liputan Pelaksanaan Jambore Daerah (Jamda) Jawa Timur Tahun 2014 yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Bendungan Serut. Pembukaan Jamda 2014 dan Peringatan hari Pramuka Ke - 53 ini ditandai dengan pemukulan Kendang Sentul oleh Wagub Jatim Syaifullah Yusuf selaku Wakil Ketua Kwartir Daerah. Tema yang diangkat dalam Jamda Jawa Timur tahun 2014 ini adalah “Cintai alam sejahtera negeriku” dan dengan moto kegiatan “Kubangun karakter dan peduliku sejahtera bangsaku” Pada kesempatan itu, dalam sambutannya, Gus Ipul –panggilan akrab Wagub Jatim mengatakan, “Momentum hari ulang tahun ini, harusnya dijadikan sebagai momentum untuk menjadikan pramuka sebagai kegiatan yang dicintai, dimiliki, dan dibutuhkan masyarakat.” Mengapa? Karena Pramuka berperan dalam mencetak generasi yang unggul dan pemenang. Generasi yang terampil, kreatif, cerdas, berkarakter, berjiwa petarung, menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan mencintai alam. Selain itu rubrik-rubrik, Hambangun Praja, Edukatif, Peluang Bisnis, Liputan Khusus, Lensa Sport, Budaya, Pelesir dan lainnya tetap menampilkan dan menyajikan kabar-kabar dan cerita-cerita menarik bagi para pembaca setia Majalah Penataran. Harapan kami semoga Majalah Penataran akan selalu menjadi sumber informasi yang bermanfaat untuk para pembaca setia. Terima kasih tak terhingga atas dukungan dan partisipasi serta kerja sama semua pihak. Redaksi
MP
KOMUNIKATIF INFORMATIF BERIMBANG
Pelindung : HERRY NOEGROHO, SE. MH Drs. RIJANTO, MM Penasehat : Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM Penanggung jawab : Drs. BUDI KUSUMARJOKO, M.Pd Pemimpin Redaksi : Dra. SRI WAHYUNI, M.Si Redaktur : BAJOE POERNA S. ATD. MT. Editor : RUDI WIDIANTO, ST Redaktur Pelaksana : ANTOK PURWANTO HENDRA NOVARIADI M. ENDRA PRASETYA Anggota : JONI HARSONO DWI AGUS SANTOSO, ST ASYIK FAUZI, ST
ALAMAT REDAKSI Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-Blitar. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330. Email :
[email protected] Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email :
[email protected] atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
2
Majalah PEN ATARAN PENA
Gerbang
Bupati Blitar Menerima Piala WTN dari Menteri Perhubungan
Kabupaten Blitar Raih Piala
Wahana Tata Nugraha Penataan transportasi dan lalu lintas yang baik oleh Pemerintah Kabupaten Blitar mendapat apresiasi dari Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Setelah dua tahun berturut-turut menerima plakat dan piagam Wahana Tata Nugraha (WTN), Kabupaten Blitar tahun ini mendapatkan Piala WTN bidang lalu lintas untuk kategori kota kecil. Bupati Blitar Herry Noegroho menerima langsung Piala WTN dari Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, (10/9) di Gedung Smesco Convention Center Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan. Penghargaan yang sama juga diberikan kepada 55 kota/ kabupaten seluruh Indonesia. Piala WTN tahun 2014 juga diberikan kepada kota metropolitan, kota besar dan kota sedang.
Bupati Herry Noegroho mengungkapkan, prestasi ini tidak lepas dari peran serta seluruh masyarakat Kabupaten Blitar, utamanya masyarakat Kota Wlingi. Bersaing dengan kota kecil se-Indonesia, Kota Wlingi yang mewakili
Kabupaten Blitar dalam penilaian Wahana Tata Nugraha, memang memiliki keistimewaan. Selain menonjol dibidang ketertiban dan penataan lalu lintas, kesadaran masyarakat dalam tertib berlalu lintas juga tinggi. Didukung dengan keberadaan satuan tugas (satgas) Wahana Tata Nugraha, maka kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Blitar bisa terlaksana dengan baik. “Terima kasih kepada masyarakat kabupaten Blitar dan kota Wlingi khususnya yang telah mendukung, dan taat berlalu lintas. Piala WTN merupakan bonus dari kesadaran masyarakat dalam mentaati aturan yang ada,” kata Herry. Ke depan, lanjut Herry, diharapkan kesadaran tertib berlalu lintas Kota Wlingi menjadi teladan bagi wilayah lain di Kabupaten Blitar. Dengan begitu, kabupaten Blitar akan
Bupati Blitar memberangkatkan iring-iringan kirab Piala WTN
4
Majalah PEN ATARAN PENA
dimaksudkan untuk membangun dan mewujudkan budaya keamanan dan keselamatan serta meningkatkan kinerja penyelenggaraan dan kinerja operasional sistem transportasi perkotaan. Adapun tujuan pemberian penghargaan adalah untuk meningkatkan penyelenggaraan transportasi di kawasan perkotaan yang handal, berkelanjutan dan menjamin kesamaan hak pengguna jalan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam disiplin berlalu lintas sehingga dapat menurunkan kecelakaan lalu lintas. (erdhe) Sarana Prasarana Jalan salah satu indikator dalam penilaian WTN
dikenal sebagai kawasan tertib dan ramah berlalu lintas. “Ini menjadi motivasi bagi semuanya. Untuk lebih sadar dan taat berlalu lintas,” lanjutnya. WTN 2014 untuk Kabupaten Blitar diberikan dengan dasar Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP 747 Tahun 2014 tentang Penetapan Kota/Kabupaten dan Provinsi sebagai Penerima Penghargaan Wahana Tata Nugraha Sekedar diketahui, Wahana Tata Nugraha merupakan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Penghargaan ini diberikan setiap tahun. Penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Kriteria penilaian WTN tersebut meliputi kelengkapan sarana dan prasarana seperti marka jalan, kelengkapan rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, perilaku pengguna jalan seperti penggunaan helm, sabuk pengaman dan lainnya. Aspek penataan transportasi yang berkelanjutan, dan berbasis kepentingan publik, dan ramah lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam penilaian WTN. Pemberian penghargaan Wahana Tata Nugraha
Piala WTN merupakan keberhasilan Masyarakat Kabupaten Blitar
M
enyambut keberhasilan Kabupaten Blitar meraih penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) bidang Lalu Lintas untuk Kategori Kota Kecil tahun 2014, Pemkab Blitar menggelar kirab Piala Wahana Tata Nugraha tahun 2014 keliling kota Wlingi. Kegiatan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar bertempat di Wlingi pada tanggal 17 September 2014 kemarin. Iring-iringan peserta kirab terdiri dari berbagai unsur. Mulai dari Komunitas pecinta Motor Gede, Satgas WTN, pecinta otomotif, juru parkir, tomas, toga, kades, instansi terkait dan kelompok komunitas lain. Dalam sambutanya pada saat pemberangkatan kirab, Bupati Blitar menyampaikan dengan memperoleh penghargaan berupa Piala WTN, menandakan bahwa masyarakat Kabupaten Blitar mampu meningkatkan kinerja lalu lintas dan angkutan dengan baik. Meski demikian, dia meminta agar tidak lengah sehingga tahun depan tetap meraih penghargaan berupa piala WTN. Untuk itu, seluruh masyarakat dan stake holder harus terus berupaya dan meningkatkan, memperbaiki dan menyempurnakan kinerja lalu lintas dan angkutan. “Piala WTN ini bukanlah akhir dari sebuah usaha. Mari kita jadikan pendorong semangat,” pintanya. Kirab mengambil rute dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wlingi Jalan Urip Sumoharjo, menuju lima keluarahan yang ada di Kecamatan Wlingi dan di RTH kembali dan dilanjutkan dengan acara tasyakuran. Hadir pada acara tersebut Bupati, Wakil Bupati Blitar, Forpimda, Sekretaris Daerah dan Kepala SKPD dilingkunag Pemerintah Kabupaten Blitar. (erdhe)
Majalah PEN ATARAN PENA
5
Gerbang
Jambore Daerah Jawa Timur 014 2 n u h a T
Pemukulan Kendang Sentul tanda telah dimulainya Jamda Jatim Tahun 2014
Sebuah event yang cukup besar baru saja digelar oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Kegiatan itu yakni Jambore Daerah (Jamda) Jawa Timur Tahun 2014. Event yang merupakan agenda rutin untuk Pramuka Penggalang itu dilaksanakan mulai tanggal 13 s/d. 19 Agustus di Bumi Perkemahan Bendungan Lodoyo (Serut) Kecamatan Sutojayan.
M
emang kegiatan sudah dimulai pada tanggal 13 Agustus, namun pembukaan secara resmi kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus saat bertepatan dengan peringatan Hari Pramuka Ke - 53 Tahun 2014. Sedianya kegiatan ini akan dipimpin langsung oleh Ketua Majelis Pembimbing Daerah Kwarda Jatim, Soekarwo. Namun karena satu dan lain hal, kegiatan Jamda Jawa Timur kemarin dipimpin/dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur H. Syaifulah Yusuf yang juga Wakil Ketua Kwartir Daerah Jawa Timur. Acara pembukaan berlangsung sangat meriah. Greget Jamda Jawa Timur pun sudah terasa sejak dari pertigaan Desa
6
Tlogo (di jalan raya Kanigoro-Blitar) menuju ke Bumi Perkemahan
Majalah PEN ATARAN PENA
Bendungan Serut. Di sepanjang jalan itu murid-murid SD berjajar dipinggir jalan memberikan sambutan kepada rombongan dari provinsi sambil mengibarkan bendera merah putih. Acara pembukaan juga dimeriahkan oleh berbagai tampilan seni tari kolaborasi dan atraksi pencak silat dari anggota IPSI Kab. Blitar. Dan bertambah meriah ketika Wakil Gubernur didampingi oleh Bupati dan Wakil Bupati Blitar serta pejabatpejabat penting dilingkungan Pemkab Blitar ikut membaur dengan peserta menyanyikan lagu-lagu daerah. Pembukaan Jamda 2014 dan Peringatan hari Pramuka Ke - 53 ini ditandai pemukulan bedug oleh Wagub Jatim. Tema yang diangkat kali ini yaitu ‘Cintai alam sejahtera negeriku’ dan dengan moto kegiatan ‘Kubangun karakter dan peduliku sejahtera bangsaku’. Selanjutnya acara pembukaan tersebut ditutup
Sambutan pembukaan dari Wakil Gubernur Jawa Timur
dengan kunjungan ke lokasi perkemahan peserta Jamda oleh Wagub Jatim bersama beberapa pejabat dilingkungan Pemkab Blitar. Sementara itu, dalam sambutannya, Gus Ipul –panggilan akrab Wagub Jatim mengatakan, “Momentum hari ulang tahun ini, harusnya dijadikan sebagai momentum untuk menjadikan pramuka sebagai kegiatan yang dicintai, dimiliki, dan dibutuhkan masyarakat.” Mengapa? Karena Pramuka berperan dalam mencetak generasi yang unggul dan pemenang. Generasi yang terampil, kreatif, cerdas, berkarakter, berjiwa petarung, serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan mencintai alam. Lebih lanjut Wakil Ketua Kwartir Daerah Jawa Timur ini berpesan, agar pramuka lebih dibutuhkan yaitu dengan terus berusaha memahami teknologi. Contoh yang paling sederhana yaitu memahami penggunaan Global Positioning System atau GPS untuk mencari jejak maupun menentukan posisi ketika sedang outbond atau menjelajah hutan. Selama acara Jamda Jatim 2014 berlangsung, Bumi Perkemahan Serut tidak pernah sepi pengunjung. Karena selain kegiatan khusus bagi para peserta ada juga kegiatan pameran yang berisi diantaranya hasil UMKM, seperti kain batik, dan sejumlah produk lainnya, selain itu acara kesenian yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum yang datang berkunjung. Acara-acara lainnya juga digelar pada Jamda ini. Misalnya untuk acara umum berupa keagamaan, olah raga, permainan persaudaraan, bumbung kemanusiaan, upacara pembukaan, closing party, dan bongkar tenda. Selain itu, kegiatan khusus juga digelar seperti safari camp berupa bakti masyarakat, scouting skill, fotografi, dan wawasan kebangsaan.
Atraksi Pencak Silat dari peserta ikut menyemarakkan proses pembukaan
Kemudian lokakarya terkait Saka Bahari, Dirgantara, Tarunabumi, Wanabakti, Bakti Husada, Kencana, Bhayangkara, Widya Budaya Bakti, Kalpataru, Pariwisata, Wirakartika, BNN, KRR dan HIV/AIDS, serta tanggap bencana juga digelar untuk menambah pengetahuan para peserta Jamda Jatim 2014. Perlu diinformasikan,
Kabupaten Blitar sebagai tuan rumah dalam event ini mengirimkan sebanyak empat puluh delapan (48) peserta. Pelepasan dilakukan oleh Wakil Bupati Blitar pada tanggal 12 Agustus di halaman Kantor Bupati Blitar. Dimana pada kesempatan pelepasan itu, H. Rijanto berpesan agar dutaduta Kabupaten Blitar harus menjaga kekompakan dan berusaha meraih prestasi sebaik mungkin. (moza)
Siswa siswi sambut rombongan Wagub Jatim dengan kibaran bendera merah putih
Majalah PEN ATARAN PENA
7
Gerbang
Prestasi membanggakan bakal kembali diraih Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. Orang nomor satu di Pemkab Blitar ini masuk dalam nominator penerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2014, kategori Pembina Ketahanan Pangan tingkat Provinsi Jawa Timur. Presentasi Bupati Herry Noegroho dilakukan di Pendopo Ronggo Hadinegoro di hadapan tim penilai dari Jawa Timur, Rabu (20/8) lalu. Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. saat presentasi di depan tim penilai
Bupati Blitar,
Nominator Adhikarya Pangan Nusantara
D
alam Penghargaan tersebut, Kabupaten Blitar ikut dalam dua kategori yakni Pembina Ketahanan Pangan yang diwakili Bupati Blitar dan kategori pelopor yang diwakili Endro Wibowo, warga Desa Ngaglik Kecamatan Srengat atas keberhasilannya menciptakan beras cerdas. Diharapkan, keikutsertaan keduanya bakal mendapatkan penghargaan sekaligus agar kembali mengharumkan Kabupaten Blitar tercinta ini. Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. kepada Majalah Penataran usai menyampaikan pemaparan di hadapan tim penilai Adhikarya Pangan Nusantara di Pendopo Ronggo Hadinegoro mengaku optimis Kabupaten Blitar dapat meraih dua penghargaan sekaligus. Hal ini mengingat hasil produksi pangan Kabupaten Blitar meningkat di setiap tahunnya dan melebihi rata-rata Jawa Timur. “Tahun
8
ini saya optimis Kabupaten Blitar bakal meraih penghargaan ini, pembina dan pelopor terbaik. Hal ini dikarenakan produksi pangan, di antaranya padi, jagung, kedelai, dan telur produksinya berada di atas rata-rata produksi jawa
Majalah PEN ATARAN PENA
Timur,” ungkap Herry Noegroho. Dijelaskan Herry Noegroho, Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada masyarakat perorangan, kelompok,
Para Kepala SKPD turut memberikan penjelasan kepada tim penilai Adhikarya Pangan Nusantara
pengusaha, dan aparat yang telah menghasilkan karya nyata di bidang ketahanan pangan. Apabila sukses meraih Penghargaan Adhikarya Nusantara di tingkat Provinsi Jawa Timur, maka Kabupaten Blitar akan melenggang untuk mewakili Provinsi Jatim melaju di tingkat Nasional. Dalam penilaian Adhikarya Pangan Nusantara ini Kabupaten Blitar bersaing dengan 3 daerah lain di Jawa Timur, yakni Gresik, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Ngawi. Di Kabupaten Blitar telah terbentuk Dewan Ketahanan Pangan yang diketuai langsung Bupati Herry Noegroho. Organisasi ini terbentuk dengan beranggotakan SKPD terkait demi meningkatkan produksi pangan di Kabupaten Blitar. Alhasil,
Kepala SKPD siap meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Blitar. (foto-foto: hendranova)
Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, berfoto bersama dengan tim penilai Adhikarya Pangan tingkat Jawa Timur
terbentuknya dewan ini telah banyak meningkatkan produksi pangan baik di sektor pertanian, peternakan dan yang lainnya. Di sektor pertanian, tahun 2011 hingga 2016, untuk komoditas padi dari 293.158 ton menjadi 318.154 ton. Jagung dari 468.591 ton meningkat menjadi 49.343 ton. Demikian pula dengan kedelai, dari 11.809 ton menjadi 12.768 ton. Hal ini dipengaruhi pula ketersediaan lahan
sawah yang merupakan modal dasar kegiatan usaha pertanian. Semakin luas lahan maka akan semakin besar pula potensi yang dapat dikembangkan. Kabupaten Blitar, memiliki lahan pertanian seluas 158.879 Ha. Dengan rincian, lahan sawah seluas 31.705 Ha dan lahan non sawah seluas 127.174 Ha. Di sektor peternakan, jenis ternak yang berpotensi menyumbang pangan nasional cukup beragam.
Mulai hewan ternak besar hingga ternak kecil dan unggas dengan andalan ayam petelur. Populasi peternakan dan produksi peternakan terus mengalami peningkatan dari tahun 2012 hingga 2013. Di antaranya, sapi potong dari 200.008 ekor menjadi 132.934 ekor, ayam petelur sebanyak 15.336.300 menjadi 15.452.100 ekor. Dan ternak kambing dari 128.445 ekor menjadi 130.445 ekor. Ketua tim verifikasi Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Jawa Timur, Ir. Darminto mengungkapkan, penghargaan ini diberikan guna memotivasi daerahdaerah di Jawa Timur untuk meningkatkan kedaulatan pangan. “Ada lima kategori untuk penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara yaitu, kategori Pelopor, Pemangku, Pelaku Ketahanan Pangan, Pelayanan, dan Pembina Ketahanan Pangan,” katanya. Menurutnya, verifikasi ini merupakan upaya untuk mencari wakil Jawa Timur untuk ikut serta dalam Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara tingkat Nasional. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
9
Hambangun Praja
Hasilkan Tembakau Berkualitas Tanaman tembakau merupakan komoditas yang masih dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di Kabupaten Blitar. Tanaman untuk bahan dasar rokok ini terus memberikan kesejahteraan bagi para petani di Bumi Penataran. Banyak petani di daerah ini yang menggantungkan hidupnya dari tanaman tembakau. Selain petani, keuntungan dari tanaman tembakau juga dirasakan para pedagang tembakau, pelaku jasa transportasi, pengusaha rokok, dan jutaan karyawan yang bekerja di perusahaan rokok.
Wabub Rijanto, memanen tembakau di Desa Margomulyo. (foto-foto: humas dan protokol kab. blitar)
P
ermintaan tembakau setiap tahun diindikasikan mengalami peningkatan. Hal ini diikuti dengan meningkatnya jumlah perokok pada setiap tahunnya. Setiap tahun kurang lebih 4 persen permintaan bahan baku industri rokok (tembakau) selalu meningkat. Dengan meningkatnya permintaan tembakau ini, tentu menjadi peluang petani untuk menghasilkan tembakau terbaik. Yang paling utama adalah dengan meningkatkan produktifitas petani dalam mengembangkan tembakau yang berkadar nikotin rendah, sehat, dan berdaya saing sesuai dengan permintaan pasar. Wakil Bupati Blitar, H. Rijanto, MM saat menghadiri panen raya tembakau di Desa Margomulyo, kecamatan Panggungrejo, pertengahan Agustus lalu
10
mengungkapkan, permintaan tembakau di pasaran, setiap tahun mengalami peningkatan. “Peningkatan permintaan tembakau saat ini,
Majalah PEN ATARAN PENA
diikuti pula dengan meningkatnya jumlah perokok pada setiap tahunnya,” katanya. Meski Pemerintah Republik Indonesia telah mensosialisasikan larangan merokok yang merugikan kesehatan tubuh, nyatanya permintaan tembakau masih tinggi. Saat menghadiri panen raya sekaligus temu lapang dengan para petani tembakau di Desa Margomulyo, Wabub Rijanto juga menyampaikan, agar para petani terus mengembangkan tanaman tembakau. Hal ini dikarenakan tanaman tembakau telah terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Blitar. Para petani harus pula terus belajar dalam mengembangkan tanaman tembakau melalui kegiatan sekolah lapang. Di Kabupaten Blitar, banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Wabub Rijanto, menyaksikan proses rajang, dengan mesin perajang tembakau
Wabub Rijanto, meninjau tembakau rajang hasil petani di Blitar
pemerintah untuk mendorong para petani dalam membudidayakan tembakau berkadar nikotin rendah sesuai permintaan pasar. Kegiatan tersebut antara lain, menggelar kegiatan Sekolah Lapang Pengelolaan Sumberdaya dan Tanaman Terpadu (SLPTT) tembakau, demplot pengembangan areal tembakau, pelatihan pengendalian hama tembakau ramah lingkungan, pelatihan penguatan kelembagaan kelompok petani tembakau dan asosiasi petani tembakau. Wabup Rijanto meminta, kegiatan pembelajaran terhadap para petani tembakau di Kabupaten Blitar bisa lebih fokus pada penguatan kelembagaan petani tembakau itu sendiri. Serta dapat lebih mengintensifkan budidaya tembakau rendah nikotin, sehingga ke depan petani tembakau di Kabupaten Blitar akan menjadi sumber penghasilan demi meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan para petani tembakau. Namun untuk menciptakan produktifitas tembakau sesuai dengan permintaan pasar, yakni tembakau berkadar nikotin rendah tidaklah mudah. Masih terdapat beberapa hambatan yang dihadapai pemerintah bersama para petani tembakau di
Kabupaten Blitar. Kendala-kendala tersebut diantaranya, penguasaan dan penerapan teknologi usaha tani tembakau yang dimiliki petani relatif masih kurang, sehingga perlu untuk ditingkatkan. “Saya berharap, melalui kegiatan SLPTT-Tembakau, demplot pengembangan areal tembakau dan beberapa pelatihan bisa mengatasi hambatan dan kendala-kendala yang ada,” tambah Wabub Rijanto. Wakil Bupati Blitar, Rijanto juga berharap, agar SKPD pengelola Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk melaksanakan kegiatan penggunaan dana tersebut haruslah proporsional sesuai dengan tupoksinya. Keduanya harus dapat sinkron antara SKPD dan para petani, sehingga dapat mengakomodir aspirasi dan kebutuhan petani. Selain itu, juga dapat mengakomodir kinerja dari kelembagaan petani, APTI dan GAPERO. “Jangan sampai ada tumpang tindih jenis kegiatan antar SKPD pengelola,” imbuh Wabub Rijanto. Catatan Redaksi, pada tahun 2014 ini, Pemerintah Kabupaten Blitar menerima alokasi DBHCHT sebesar Rp 11,885 milyar. Dana tersebut dikelola sebanyak 14 SKPD yang
terkait dengan pengembangan usaha tembakau. Penggunaan dana ini disempurnakan sesuai dengan kebutuhan petani dan industri bahan baku, dengan tetap mengacu ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang telah ditetapkan. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Ri Nomor 20/PMK.07/2009 tentang penggunaan DBHCHT antara lain; peningkatan kualitas bahan baku/tembakau, pembinaan industri dan sosialisasi ketentuan di bidang cukai. Seperti diketahui, berdasarkan data dari FAO, Indonesia merupakan penghasil tembakau jenis rajangan dunia peringkat pertama. Sedangkan Kabupaten Blitar sejak 2013 mampu menghasilkan produksi tembakau rajangan kering sekitar 690,16 ton/ tahun dan penghasil tembakau virgin sekitar 93,75 ton/ tahun. Kabupaten Blitar memiliki potensi petani tembakau yang tersebar di 12 kecamatan. Empat kecamatan di antaranya penghasil tembakau di setiap tahunnya yakni, Kecamatan Kademangan, Wates, Sutojayan, dan Panggungrejo. Keempat kecamatan ini berada di daerah Blitar selatan yang dikenal lahanya memiliki kesuburan untuk tanaman tembakau. Sayangnya, untuk tahun 2014 ini, produksi tembakau di Kabupaten Blitar mengalami penurunan. Para petani penanam tembakau mengalami penurunan sekitar 95,00 ha lahan. Ini disebabkan trauma para petani tembakau terhadap iklim basah yang berkepanjangan pada musim tanam 2013 lalau. Sehingga panen tembakau di lahan seluas kurang lebih 675 ha belum dapat maksimal. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
11
Hambangun Praja Puncak peringatan Harkop 2014
Gelar Pameran Produk UMKM Pemerintah Kabupaten menggelar pameran produk unggulan UMKM. Kegiatan yang berlangsung di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo, Wlingi ini digelar sebagai puncak peringatan Hari Koperasi tahun 2014. Gelar produk unggulan UMKM, dibuka langsung Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. dan dihadiri ribuan pengunjung yang berasal dari Wlingi dan sekitarnya.
B
upati Blitar, H. Herry Noegroho saat membuka Pameran Produk Unggulan UMKM dalam rangka Peringatan Hari Koperasi ke 67 di Wlingi mengungkapkan, Gelar Produk Unggulan UMKM merupakan kegiatan yang sangat baik bagi perkembangan usaha masyarakat. “Kita terus menampilkan dan mengenalkan produk unggulan kreasi masyarakat Kabupaten Blitar. Pemerintah Kabupaten Blitar siap mendukung pertumbuhan dan perkembangan produk kita sendiri,” katanya. Herry Noegroho juga menyerukan kepada masyarakat di Bupati Herry Noegroho, menggunting pita sebagai tanda dibukanya pameran Produk Unggulan UMKM Kabupaten Blitar khususnya, agar menggunakan produk asal daerah bagi perkembangan produk dari Lebih lanjut Herry Noegroho atau produk-produk dalam negeri. UMKM, yang dapat pula terkatrol menambahkan, Pemerintah KabuHal ini akan berdampak positif pula akibat tingginya permintaan pasar. paten Blitar bertekad untuk terus memfasilitasi pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya. Hal ini dilakukan agar para pelaku usaha di Kabupaten Blitar siap bersaing dalam pasar bebas pada tahun 2015 mendatang. “Pada saat pasar bebas, banyak produk luar negeri yang akan membanjiri Indonesia, untuk itu kita harus lebih kreatif dan siap untuk bersaing dengan produk-produk luar negeri,” jelas Herry Noegroho. Gelar Produk Unggulan ini menjadi salah satu ajang untuk memamerkan dan mengenalkan produk unggulan masyarakat di Kabupaten Blitar. Kreasi-kreasi warga Blitar baik di bidang pangan, kerajinan, peternakan, dan perikanan Bupati Herry Noegroho, meninjau stand pameran UMKM di Wlingi. (foto-foto: hendranova)
12
Majalah PEN ATARAN PENA
diperkenalkan dalam ajang tersebut. Produk-produk yang tercipta ini nantinya bakal bersaing dalam pasar bebas. Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Kabupaten Blitar, Khusna Lindarti, S.Sos. M.Si. kepada Majalah Penataran mengungkapkan, Gelar Produk UMKM ini sebagai langkah pemerintah daerah dalam mengevaluasi produk yang ada dalam menghadapi Pasar Ekonomi Global 2015 mendatang. “Kegiatan ini merupakan momentum untuk melakukan evaluasi terkait perkembangan UMKM di Kabupaten Blitar. Apalagi kita harus bersiap menghadapi pasar bebas,” katanya. Ditambahkan Khusna Lindarti, produk-produk unggulan harus diting-
Khusna Lindarti, S.Sos. M.Si.
katkan kualitasnya. Untuk itu, pihaknya akan mempersiapkan diri, dengan memberikan pengawasan maksimal kepada pelaku usaha. Tak hanya itu, namun juga melakukan pengawasan dan meningkatkan inovasi-inovasi produk yang dibutuhkan masyarakat secara luas. Pantauan di lapangan, Gelar Produk Unggulan UMKM di Wlingi dibuka langsung Bupati Blitar Herry Noegroho, yang ditandai dengan
Bupati Herry Noegroho, meninjau produk unggulan yang dibuat para pelaku UMKM
pemotongan pita. Bupati Herry Noegroho, didampingi Wabub Blitar, Drs. H. Rijanto, MM., Sekkab Blitar Drs. Palal Ali Santoso, MM. beserta sejumlah kepala SKPD berkesempatan mengunjungi stand pameran para pelaku UMKM. Tak hanya sekedar mengunjungi stand pameran, Bupati Herry Noegroho juga menyempatkan diri untuk mencicipi produk unggulan dan berinteraksi dengan para pelaku UMKM.
Tak hanya Pameran Produk Unggulan UMKM, peringatan Hari Koperasi ke 67 di Kabupaten Blitar juga diperingati dengan menggelar jalan sehat. Jalan sehat yang diikuti Wabub Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. ini berlangsung di Lapangan PDAM, Wlingi. Ribuan peserta terdiri dari PNS, pegawai swasta, masyarakat, dan siswa rela berjalan berkeliling di Kelurahan Wlingi. Ratusan doorprize diberikan peserta jalan sehat. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
13
Hambangun Praja Menengok Pekan Lingkungan Hidup di Wlingi
Bupati Blitar,
Lepaskan Burung Liar dan Tanam Pohon Ribuan masyarakat di Wlingi dan sekitarnya memadati Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wlingi. Di taman kota tersebut, Pemerintah Kabupaten Blitar menggelar kegiatan bertajuk Pekan Lingkungan Hidup 2014, Jumat (5/09) lalu. Berbagai kegiatan bertema lingkungan hidup dilaksanakan dalam Pekan Lingkungan Hidup awal September lalu.
Bupati Blitar, Herry Noegroho didampimngi anggota Forpimda Kab. Blitar melepas burung liar
P
ekan Lingkungan Hidup yang dibuka langsung Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. MH. Tersebut ditandai dengan pelepasan burung liar dan menanam pohon langka di area taman kota Wlingi. Kegiatan tersebut salah satu bagian dari Gelar Potensi Blitar yang diselenggarakan 4 SKPD, yakni Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Blitar, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Blitar. Bupati Blitar, H. Herry Noegroho, SE. saat membuka Pekan Lingkungan Hidup menyampaikan, rasa bangga dengan digelarnya Pekan Lingkungan Hidup. Ini sebagai momentum untuk mengingatkan masyarakat terkait pentingnya menjaga lingkungan hidup. “Salah
14
satu menjaga kelestarian lingkungan dengan melakukan penanaman pohon dan mengelola sampah yang ada. Dalam kesempatan ini pula saya mengucapkan Selamat Memperingati Hari Lingkungan Hidup kepada penggiat lingkungan hidup Kabupaten Blitar,” katanya. Lebih lanjut, orang nomor satu di Pemkab Blitar ini mengatakan, tahun 2014, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan sebagai Gerakan Indonesia Peduli Sampah menuju masyarakat berbudaya 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Pro-
Majalah PEN ATARAN PENA
Bupati Blitar, Herry Noegroho menanam pohon dalam Pekan Lingkungan hidup 2014 di RTH Wlingi
gram ini tak lain juga dimaksudkan untuk kesejahteraan masyarakat serta untuk mendukung gerakan Kementerian Lingkungan Hidup. Pada 24 Februari 2014 lalu, di Surabaya yang telah mendeklarasikan Indonesia Bersih Sampah 2020. Artinya, masyarakat Indonesia harus mengelola sampahnya di Tahun 2020. Di Kabupaten Blitar, sampahsampah yang ada sudah dapat dimanfaatkan dan dikelola. Salah satunya dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi bahan minyak. Selain itu, di beberapa desa sudah memiliki bank sampah yang siap mengelola sampah-sampah yang ada. Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Ir. M. Krisna Triatmanto, M.Si. kepada Majalah Penataran mengungkapkan, dalam Pekan Lingkungan Hidup 2014 ini digelar berbagai kegiatan. “Ada beberapa kegiatan untuk mengisi Pekan Lingkungan Hidup ini. Hal ini bertujuan untuk lebih mengenalkan pentingnya menyayangi lingkungan salah satunya dengan memanfaatkan daur ulang sampah,” katanya. Dijelaskan M. Krisna Triatmanto, pameran produk kreasi hasil olahan limbah dan sampah ini agar dapat ditularkan kepada masyarakat di Kabupaten Blitar yang lain. Hal senada juga diungkap Kasubid Komunikasi Lingkungan dan Peningkatan Peran Serta Masyarakat, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blitar, Indra Suswanto, ST. MT. mengungkapkan, beberapa sekolah Adiwiyata di Kabupaten Blitar, mengikuti pameran dalam Pekan Lingkungan Hidup ini. “Kita ikutsertakan sekolah Adiwiyata ini, agar dapat menjadi teladan bagi sekolah lain maupun masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan,” katanya. Melalui pendidikan lingkungan sejak dini di sekolah, diharapkan akan dapat berdampak positif terkait kelestarian lingkungan hidup.
Ir. M. Krisna Triatmanto, M.Si. bersama anak-anak saat lomba mewarna bertema lingkungan hidup
Pantauan di lapangan, beberapa kegiatan digelar dalam Pekan lingkungdan Hidup di Taman Kota Wlingi. Di antaranya, lomba mewarna bagi siswa Paud bertema Lingkungan Hidup, lomba melukis untuk siswa Sekolah Dasar, dan pameran produk hasil olahan sampah. Serta Pameran Lingkungan yang diikuti instansi pemerintah, sekolah, dan desa wisata. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Herry Noegroho juga
berkesempatan menyerahkan hadiah bagi pemenang lomba Adipura Kecamatan, Lomba Adiwiyata, lomba kebersihan dan keasrian. Gema Adipura Kecamatan juara I diraih Kecamatan Ponggok. Sementara pemenang gebyar 17 Agustusan diraih Kecamatan Panggungrejo. Para pemenang ini, masing-masing mendapatkan hadiah motor roda tiga dari Pemerintah Kabupaten Blitar. (hend)
Bupati Blitar, Herry Noegroho menyerahkan hadiah motor bak terbuka bagi pemenang lomba Adipura Kecamatan, dan lomba kebersihan dan keasrian. (foto-foto: hendranova)
Majalah PEN ATARAN PENA
15
Hambangun Praja
Andalkan Wartawan Desa,
Minggirsari Rasakan Manfaat KIM Berbagai manfaat dari keberadaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) saat ini benar-benar sudah dirasakan oleh warga Desa Minggirsari Kec. Kanigoro Kab. Blitar. Hal itu tercermin dari berbagai aspek kehidupan warga yang semakin berkembang sejak dirintisnya KIM yang diberi nama KIM Sari Warto Desa Minggirsari pada Tahun 2012 silam.
D
isampaikan oleh Munib A r i s a n d i - Pe m b i n a KIM Desa Minggirsari, awalnya memang agak susah untuk ‘menyadarkan’ warga akan pentingnya keberadaan KIM. Namun melalui sosialisasi yang terus menerus dan berbagai terobosan yang dilakukan, “Lama-lama keberadaan KIM mulai memperoleh pengakuan dari warga,” kata Pembina KIM yang juga Kaur Ekobang Desa Minggirsari ini. Ya maklum saja, kenang Munib Arisandi. Dari dulu desa kami ini lebih dikenal dengan status IDT-nya. Karenanya, KIM yang berbasis internet itu cukup sulit untuk diterima warga sebagai salah satu media untuk memajukan desanya. Internet itu apa? Manfaatnya apa? Masih sangat tidak populer disini. “Langkah awal dari desa ketika itu dimulai dengan membuat sekretariat KIM, yang kemudian diikuti dengan pembentukan kepengu-
16
Para Pewarta Desa berfoto didepan Kantor Sekretariat KIM
rusannya,” tutur Munib Arisandi. Semua elemen masyarakat dilibatkan. Tokoh masyarakat, tokoh agama dan terutama kaum muda di desa diberdayakan dan diformulasikan untuk menjadi ujung
Majalah PEN ATARAN PENA
tombak KIM. Melalui kegiatankegiatan warga seperti Musyawarah Desa, Jama’ah Yasiin, pertemuan khusus, bahkan melalui kegiatan ibuibu misalnya arisan, pertemuan PKK, dll., pengurus-pengurus KIM secara
Perangkat Desa Minggirsari mendukung keberadaan KIM
proaktif ‘memasarkan’ programprogramnya kepada warga. Tidak cukup sampai disitu, bentuk-bentuk riil dari kegiatan KIM yang dibutuhkan warga pun juga mulai ditawarkan dan dirintis. Kegiatan ini terutama mengandalkan gerakan kaum muda melalui aktifitasnya sebagai ‘wartawan desa atau wartawan KIM’. “Dan aktifitas itu murni mereka kerjakan karena peduli dengan kemajuan kampungnya. Jadi tanpa harus minta bayaran alias gratis,” kata Munib yang bangga dengan pemuda-pemuda desanya. Kerap kali, lanjut Munib, para pemuda desa yang berstatus sebagai wartawan desa itu berkeliling. Menawarkan jasanya, dengan konsekuensi seperti yang telah disebutkan tadi, yaitu: gratis, kepada warga setempat. Warga yang sudah memiliki usaha didatangi. Mereka diberikan penjelasan, kemudian dibuatkan sebuah blog khusus yang memuat informasi tentang usahanya masingmasing. “Biasa Mas, awalnya juga dipandang sebelah mata.” Namun setelah informasi usaha mereka diakses oleh banyak orang dan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usahanya. Lebih dari sekedar membuatkan blog, lanjut Kaur Ekobang, sepak terjang anak-anak muda disini patut diacungi jempol. Mereka yang masih muda-muda, energik dan rata-rata ‘melek informasi’ itu juga cukup kreatif. Informasi tentang apa saja seolah mereka punya, dan warga pun dibuat senang karenanya. Warga bisa paham tentang cara mengatasi bule jagung, mengirit kebutuhan rumput pada ternak sapi dengan system fragmentasi, dll. “Semua bersumber dari informasi anak-anak muda itu.” Selain itu, setiap kali ada informasi tentang kegiatan pameran Produk UMKM, para wartawan KIM
UMKM di Desa Minggirsari berkembang berkat keberadaan KIM
KIM memberikan informasi langsung kepada warga melalui kegiatan ledang
menyampaikannya. Selanjutnya, mereka juga mengawal warga dari awal hingga akhir pameran berlangsung. Efek dari keberadaan KIM juga dirasakan secara langsung oleh pihak Desa Minggirsari. Melalui Saekhoni -Kepala Desa Minggirsari, ia membenarkan jika keberadaan KIM di Desa Minggirsari memiliki dampak positif bagi warganya. Bukan semata karena masyarakat jadi tahu tentang semua kegiatan di desa, “Jika inovasi itu terus dilakukan, bukan tidak
mungkin bisa meningkatkan perekonomian warga,” katanya. Namun saat ini yang paling terasa yaitu tentang perkembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Ketika belum ada KIM, Bumdes hanya memiliki aset sekitar tujuh puluh juta. Tetapi sekarang asetnya meningkat tajam menjadi delapan ratus juta. “Peningkatan aset tersebut tidak terlepas dari peran serta KIM yang proaktif memajukan usaha serta pemberdayaan masyarakat,” jelas Kades Saekhoni bangga. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
17
Hambangun Praja
Warga Blitar Berpesta Peringati Hari Kemerdekaan RI ke 69
Warga Blitar ceria menikmati pesta rakyat peringati Hari Kemerdekaan RI. (foto-foto: hendranova)
Warga Kabupaten Blitar bersuka cita memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 69. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya lomba-lomba tradisional yang dilaksanakan di hampir seluruh desa-desa yang ada di Bumi Penataran ini. Warga yang terdiri mulai anakanak hingga orang tua, sangat antusias mengikuti perlombaan yang digelar.
T
ak hanya perlombaan tradisional yang digelar, namun juga kegiatan kesenian juga diseleng-
18
garakan dalam peringatan Hari Proklamasi ke 69 tahun 2014 ini. Pagelaran seni budaya sudah menjadi kegiatan wajib untuk digelar dalam
Majalah PEN ATARAN PENA
rangka mengisi kegiatan Agustusan ini. Kegiatan-kegiatan tersebut, kebanyakan merupakan inisiatif warag di Kabupaten Blitar sendiri.
Namun demikian, Pemerintah Kabupaten Blitar juga tak tinggal diam untuk menambah kemeriahan dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 69. Berbagai event menarik pun digelar dengan melibatkan warga. Tahun ini, warga juga dimanjakan dengan berbagai hiburan menarik. Hal ini diakui Ketua Panitia Hari Jadi Blitar dan Hari Kemerdekaan RI ke 69, Luhur Sejati, M.Pd. Diungkapkanya, berbagai kegiatan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 69 digelar.
merupakan kegiatan yang banyak menyedot ribuan warga. Di bidang kesenian, hampir setiap kecamatan di Kabupaten Blitar menggelar pawai pembangunan atau karnaval. Bahkan di ada beberapa desa yang mengadakan pawai pembangunan sendiri. Pesta rakyat terus meriah digelar. Ditingkat desa- desa,
perlombaan tradisional pun juga diadakan. Perlombaan tersebut di antaranya, lomba balap karung, tarik tambang, panjat pinang, pukul guling, balap klompen, memasukan paku dalam botol, mencari belut dalam air, dan lain sebagainya. Perlombaan ini benar-benar dapat menghibur sekaligus membangkitkan rasa nasionalisme warga. (hend)
Luhur Sejati, M.Pd.
Kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya perlombaan di bidang olahraga, kesenian, dan lomba kebersihan. “Banyak kegiatan yang kita gelar dalam rangka Hari Jadi Blitar dan Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke 69 kali ini. Mulai dari event olahraga hingga kesenian kita gelar,” jelasnya. Pantauan di lapangan, banyak kegiatan yang digelar dalam upaya memberikan hiburan kepada warga di Blitar. Salah satunya panggung hiburan rakyat yang digelar di Lapangan PDAM Wlingi awal September lalu. Di bidang olahraga, sepeda santai dan jalan sehat
Majalah PEN ATARAN PENA
19
Hambangun Praja
Lahan pertanian yang subur di Kabupaten Blitar
Menyongsong Perbaikan Pertanian Sektor pertanian tetap menjadi primadona, dan sektor paling diandalkan di Kabupaten Blitar. Pemerintah Jokowi-JK yang berancang-ancang menggenjot sektor pertanian, kini disikapi secara kreatif di Kabupaten Blitar.
K
epala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, Eko Priyo Utomo mengakui, sudah merasakan getaran tekad Presiden Jokowi- JK yang akan melakukan perbaikan dunia pertanian. “Kami yakin, hal itu bukan sekedar jargon. Beliau adalah figurfigur yang gemar bekerja,” ujarnya. Kesiapan yang dilaksanakan Dinas Pertanian Kabupaten Blitar adalah tetap waspada dalam menjaga reputasinya sebagai kabupaten penghasil pangan yang bagus di kawasan Jawa Timur ini. Kualitas produksi pangan utama seperti padi, kedelai, dan jagung, akan tetap menjadi focus perhatian di tahun 2014 mendatang.
20
Majalah PEN ATARAN PENA
Dam Jegu, pengatur irigasi yang menjamin produktivitas pertanian
Sesungguhnya produksi pangan di Kabupaten Blitar mengalami surplus.“Kita ini memiliki hasil panenan, yang jumlahnya dua kali lipat dibandingkan kebutuhan warga Kabupaten Blitar sendiri,” ujar Eko seraya berseloroh kepada Majalah Penataran. Kelebihan produksi itu, lantas dijual ke daerah-daerah lain yang produktivitasnya tidak bagus. Ia menunjukkan data, di tahun 2013 lalu saja produksi padi di Kabupaten Blitar mencapai 318.154 ton, padahal targetnya adalah 293.158 ton. Produksi jagung 496.343 ton, dari target 486.591 ton. Kedelai 12.786 ton (target 11.809 ton). Hasil-hasil itu dicapai dengan mengoptimalkan ketersediaan lahan pertanian di Kabupaten Blitar yang memiliki luas 158.879 Ha, dengan lahan sawah seluas 31.705 Ha dan non sawah seluas 127.174 Ha. “Sumberdaya alam itu, digarap dengan baik oleh para petani tradisional yang memiliki ketrampilan alami secara turun-temurun,” lanjutnya. Ia menggambarkan, kemampuan petani itu adalah dengan menata lahan-lahan tersebut menjadi
Kepala Dinas Pertanian, Eko Priyo Utomo
tegal/ kebun seluas 45.182 ha. Ladang/ huma 1.766 ha, perkebunan rakyat 13.122 ha, hutan rakyat 3.299 ha, padang penggembalaan/padang rumput 18 ha. Dan selebihnya dimanfaatkan untuk sektor tambak, kolam, empang, tebat, yang luasnya mencapai 13.477ha. Menyikapi rencana pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla, tentu
pihaknya sudah berancang-acang perbaikan di sektor pertanian.“Kalau ada perhatian yang lebih, tentu kami akan melakukan persiapan,” sambungnya. Catatan menunjukkan, produksi tanaman pangan padi pada tahun 2013 naik jika dibandingkan 2012 sebesar 3,21%. Hal itu bias dicapai dengan kreativitas menyelenggarakan program peningkatan ketahanan pangan melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) tahun 2013 di Kabupaten Blitar yang terbukti bias mengatrol produktivitas. “Kita akan bersikap kreatif, apalagi jika ada dukungan pemerintah pusat,” ujarnya lagi. Kreativitas yang dimaksud antara lain menggenjot indeks penanaman padi dari satu kali panen menjadi dua kali lebih panen dalam setahun. “Infrastruktur juga kita upayakan pembenahan, misalnya dari sarana irigasi sederhana atau irigasi desa ditingkatkan menjadi irigasi teknis PU,” imbuhya. Begitu pula dengan gerakan peningkatan mutu intensifikasi lahan sawah. (pur)
Pasar tradisional, tempat melempar hasil pertanian
Majalah PEN ATARAN PENA
21
Hambangun Praja
Anak-anak Rentan Kependudukan
Bayi-bayi punya hak hidup dan hak konstitusi
Saat ini semakin berkembang anakanak yang memiliki status rentan kependudukan. Tantangan baru bagi aparat Dinas Kependudukan, mampukah tuntaskan amanah mulia ini?
menemukannya, entah di gardu, di depan rumah sakit, atau dimana pun ditemukan. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Blitar, Eko Budi Winarso, kepada Majalah
Penataran mengatakan, saat ini semakin banyak anak-anak rentan kependudukan di Kabupaten Blitar. “Berita bayi dibuang itu seperti fenomena gunung es. Yang diekspos hanya sebagian kecil. Yang tidak
I
stilah anak dalam kategori rentan kependudukan, adalah anak-anak yang secara teknis sulit mendapat status formal kewarganegaraan. Pasalnya, mereka adalah anak-anak malang yang ditinggal bapaknya, atau ditinggal ibunya, atau bahkan ditinggalkan oleh bapak dan ibunya sekaligus. Fakta munculnya anak-anak rentan kependudukan ini, secara nyata bisa dikenali pada berita-berita di media massa, tentang bayi-bayi yang dibuang oleh orang tuanya. Bagi bayi yang beruntung, ia akan diadopsi langsung oleh warga yang
22
Majalah PEN ATARAN PENA
Aktivitas di DispendukCapil Kab. Blitar
saja, hak konsitusinya dilindungi oleh Negara.
Anak Punya Anak
Eko Budi Winarso, Kepala Dispenduk Kab. Blitar
terekspos, jauh lebih banyak,” tuturnya. Bagi instansi yang dipimpinnya, ini merupakan tanggung jawab moral, yang tidak semata-mata urusan teknis birokratis. Bayi-bayi yang tidak diinginkan oleh orang tua biologisnya itu, bakal menyandang beban berat di masa depannya, jika status kependudukannya tidak diperhatikan. Jika mau sekolah, maka dia harus punya akta kelahiran. Untuk memiliki KTP, dia harus jelas pula silsilah keluarga yang dibuktikan berdasarkan pada data Kartu Keluarga. “Kalau birokrat seperti kami ini bersikap cuek saja, lantas bagaimana masa depan mereka. Jika tidak memperdulikan hal ini, kami ini berdosa secara profesi, alias orang yang tidak tepat menjalankan amanah di jabatan ini ?” lanjutnya. Bagi bayi-bayi yang diambil sebagai anak oleh warga yang menemukannya, maka Dispenduk Kab. Blitar akan dengan senang memberi kemudahan proses adopsi melalui pengadilan negeri. Sedangkan anak-anak yang diserahkan kerumah sakit, akan dirujuk untuk tinggal di panti-panti
asuhan di Kabupaten Blitar. “Kami akan menerbitkan dokumen khusus, bagi anak-anak yang dibesarkan di panti asuhan.” Menurut Eko Budi Winarso saat ini, jumlah anak-anak rentan kependudukan itu berkisar hingga angka 1000 jiwa. Jumlahnya memang tergolong kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Blitar yang telah mencapai 1,390 juta jiwa. Namun kepentingan 1 orang anak
Fenomena lain yang membuat rumitnya data kependudukan dewasa ini, lanjut Eko Budi Winarso, adalah kasus anak melahirkan anak. “Tidak bisa kita tutup-tutupi lagi, saat ini banyak anak-anak gadis yang mempunyai anak, walaupun belum menikah,” imbuh Eko. Gagalnya pendidikan seks di sekolah-sekolah Indonesia, menjadikan banyak pelajar pacaran akhirnya kebablasan. Orang tua tidak bisa berkutik, lantaran anaknya sudah keburu hamil. Hendak dinikahkan, usia masih di bawah umur. Akibatnya, proses kehamilan dan kelahiran ditutup rapat-rapat. Bahkan ketika bayinya terlahir pun, statusnya disembunyikan sedemikian rupa, dianggap anak ragil oleh si ayah yang sejatinya adalah kakeknya. “Fenonema ini jauh lebih rumit, karena aparat kami dengan si keluarga bayi, sama-sama berada dalam proses ewuh-pakewuh,” lanjut Eko Budi Winarso membeberkan peliknya tugas-tugas yang dihadapi oleh DispendukCapil dewasa ini. (pur)
ABG, Perlu Pendidikan Seks Yang Tepat
Majalah PEN ATARAN PENA
23
Hambangun Praja
Bupati Beri Penghargaan Pak Turut
Bu Suparmi (pegang map), istri Pak Turut menerima Piagam Putra Daerah Terbaik dari Bupati Blitar
Bupati Blitar tergerak untuk memberi penghargaan kepada almarhum Pak Turut, warga Kabupaten Blitar yang telah berhasil menciptakan ilmu ketok magic. Ini merupakan sejarah baru, karena selama ini pemerintah terkesan cuek saja, padahal karya Pak Turut sudah mendunia.
B
upati Blitar, H. Herry Noegroho SE,MH, merasa sudah selayaknya Pemkab Blitar memberi penghargaan kepada Pak Turut. “Pak Turut sudah mempopulerkan nama Kabupaten Blitar keseluruh Nusantara. Selain itu, ketok magicnya juga sudah menciptakan lapangan kerja baru yang menghidupi jutaan umat,” kata Bupati. Penghargaan atas prestasi Pak Turut itu, lanjut Bupati, sudah
24
Alm. Pak Turut dari Sanan-Dayu, pencipta ilmu ketok magic
menjadi hak Pak Turut atas reputasinya yang besar bagi masyarakat itu. Sedangkan bagi pemerintah, merupakan kewajiban untuk memberi apresiasi atas kinerja warga masyarakat yang telah terbukti nyata mendatangkan manfaat. Mo-
Majalah PEN ATARAN PENA
mentum yang diambil Bupati, adalah bertepatan dengan Peringatan Hari Jadi Kabupaten Blitar ke 690 pada tahun 2014 ini. Catatan Majalah Penataran, baru pertama kali inilah Pemerintah Kabupaten Blitar menganugerahkan penghargaan untuk Pak Turut. Sejak Pak Turut meninggal dunia tahun 1982, ilmu ketok magic ciptaanya telah menyebar keseluruh Indonesia, bahkan sudah mewabah ke Asia Tenggara. Fakta ini terungkap berdasarkan riset yang dilakukan Yayasan Indonesia Baru, yang menemukan titik-titik persebaran ilmu ketok magic oleh murid-murid Pak Turut setelah sang maestro itu meninggal dunia. Ekspansi pertama ketok magic pada awalnya masih bernama kenteng teter, terjadi di Yogyakarta dan Banyuwangi. Ide hijrah ke Yogyakarta itu, atas inisiatif Ahmad Fathoni,
mahasiswa asal Talok, Garum, yang masuk kuliah di Jurusan Sastra Arab, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Kegiatan di luar kampus yang ditekuni saat itu adalah aktif di Gerakan Ansor DIY. Maklum, ketika sekolah di PGA NU Blitar tahun 1977 hingga 1979, ia sudah aktif di IPPNU Blitar. Hobbynya berorganisasi ini, melahirkan gagasan kreatif. “Pikiran saya hanya sederhana saja. Di desa saya, di Blitar sudah ada penemuan teknologi tepat guna. Apa salahnya kalau saya populerkan di Yogya,” ujarnya seperti dilansir Yayasan Indonesia Baru. Kesempatan itu datang, ketika musim liburan tiba. Ia bertemu dengan sejumlah karyawan Pak Turut yang keluar kerja, karena ingin membuka bengkel sendiri. Antara lain Harmuji, Mujianto, Royo, Cabuk, dan Nasukan, kakaknya sendiri. Eks karyawan Pak Turut ini kemudian diajak membuka bengkel di Yogyakarta. Berbekal pinjaman uang dari Pak Lik-nya, yaitu Syaiful Mudjab, ia mengontrak rumah di Jalan Magelang KM 7,9. Saiful Mudjab adalah warga Blitar yang sudah sukses menjadi kontraktor di Yogyakarta. Itulah pertama kali dalam sejarah, dibukanya bengkel kenteng-teter di luar Blitar. Dan di bengkel inilah, keteng teter diubah namanya menjadi ketok magic. Berita tentang bengkel baru ini, bisa dilacak dalam kliping Koran Harian Bernas tanggal 10 April 1993. Dalam berita itu, bengkel milik Fathoni sudah dikenal luas dengan nama ketok magic. “Orang yang memunculkan nama berkesan irasional itu sendiri, bukanlah seorang dukun atau orang yang akrab dengan jampi-jampi. Dia seorang pemuda perantauan bernama Fathoni, yang saat itu tengah menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Sastra Arab Universitas Gadjah Mada,” bunyi kliping itu. Bengkel ini terus membesar
Bengkel ketok di Jalan Ligu Semarang, hilangnya ke-khasan dari Blitar
dan terus merekrut puluhan anakanak muda dari Blitar. Sedangkan yang sudah senior, berinisiatif mandiri dan membuka bengkel baru, antara lain ke Semarang, Bandung, Jakarta, hingga ke Lampung. Data temuan Yayasan Indonesia Baru yang lain, ekspansi fenonemal
juga dilakukan oleh Misirin, keponakan Pak Turut yang membuka bengkel kenteng di Banyuwangi. Dari sinilah, ia melahirkan tokoh baru bernama Sunanto yang kelak membuka bengkel di Palembang dan menyebar ke propinsi di sekitarnya. (pur)
Fathony (kacamata) pencipta, dan Harmuji murid Pak Turut
Majalah PEN ATARAN PENA
25
Dinamika Kepegawaian pangan dan penyalahgunaan wewenang. Kualitas SDM pemerintahan desa harus ditingkatkan. Ini juga dalam rangka aplikasi UU No.06 Tahun 2014 Tentang Desa dan PP No.43 Tahun 2014. Wakil Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. saat membuka Bimtek kepada aparatur pemerintah desa, awal September lalu di Hotel Grand Mension Kota Blitar menegaskan, kades harus memilki kesiapan yang matang, wawasan dan pengetahuan. “Pengelolaan keuangan nantinya diharapkan bagus, jangan sampai melanggar aturan dan masuk ranah hukum,” katanya. Harapannya, dana diprogramkan semata-mata untuk
Berikan Bimbingan kepada Aparatur Desa Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kabupaten Blitar gencar melakukan pembelajaran dan bimbingan teknis terhadap aparatur Pemerintah Desa. Hal ini terkait dengan UndangUndang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan PP. No.43 Tahun 2014. Pemerintah Desa harus benar-benar memahami manajemen pemerintahan desa. Di antaranya, perencanaan hingga pertanggung-jawaban keuangan desa. Bimbingan ini dilakukan lantaran setiap desa di Indonesisa termasuk di Kabupaten Blitar akan mendapatkan kucuran dana dari pemerintah pusat sebesar Rp 800 juta hingga Rp 1,4 milyar.
B
imbingan teknis ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Blitar kepada kepala desa/ lurah, LPMD/ Kelurahan, dan sekretaris desa. Aparat desa sebagai ujung tombak pemerintahan terbawah memiliki otonomi dalam mengatur pembangunan untuk mensejahterakan rakyatnya. Oleh sebab itu, penggunaan anggaran harus diawasi agar tidak terjadi penyim-
kesejahteraan masyarakat desa masing-masing. Lembaga Pemerintah Kabupaten Blitar siap melakukan pendampingan. Untuk itu, kualitas SDM pemerintahan desa harus ditingkatkan. Ini juga dalam rangka aplikasi UU No.06 Tahun 2014 Tentang Desa dan PP No.43 Tahun 2014. Diakui Rijanto, perkembangan desa saat ini sangat luar biasa.
Wakil Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto, MM. saat beramah tamah dengan peserta bimtek
28
Majalah PEN ATARAN PENA
Para aparat desa, antusias mengikuti bimbingan teknis
Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Drs. Palal Ali Santoso, MM. Dikatakannya, aparatur desa harus dapat mengelola keuangan di desanya
Bapemas, Joni Setiawan, S.Sos, M.Si menyatakan aparatur pemerintah desa, kades, LPMD/Kelurahan, dan sekretaris desa harus memahami betul manajemen pemerintahan desa
sama disebutkan, Alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam
Aparat desa, dituntut pahami Undang-Undang Nomor 6 Tentang Desa. (foto-foto: humas dan protokol kab. blitar)
masing-masing. Berbagai pembangunan dan tingkat ekonomi masyarakatnya ada peningkatan yang cukup signifikan. Sehingga masyarakat desa dan kota nyaris sulit dibedakan. Ini karena perkembangan pembangunan desa yang cukup pesat. Sementara itu, Plt. Kepala
terkait UU 6 Tahun 2014 tersebut. “Ini bisa kita baca pada pasal 72 ayat (1) mengenai sumber pendapatan desa, dalam huruf d. disebutkan bahwa alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota,” jelasnya. Selanjutnya dalam ayat (4) pasal yang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Dengan disahkan UU Desa, Kepala Desa harus belajar accounting karena kepala desa nanti akan menjadi pejabat pembuat komitmen. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
29
Edukatif
MIN Tegalasri
Sambut Adiwiyata Mandiri 2015
Suasana MIN Tegalasri yang asri
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tegalasri tepatnya terletak di Jl. Mastrip No. 39 Dukuh Sumberarum RT. 03 RW. 09 Desa Tegalasri Kec. Wlingi Kab. Blitar. Dan sesuai dengan semboyan yang digelorakan oleh pihak madrasah yaitu Melati (Menyenangkan, Edukasinya Sistem PAKEM, Lingkungannya Nyaman, Asri, Teduh dan Islami), begitu pula kondisi disana ketika Majalah Penataran (MP) berkunjung.
B
erdiri diatas lahan seluas 4.975 m 2 , suasana di MIN Tegalasri ini begitu asri oleh taman-taman yang tertata rapi dan indah dilingkungannya. Letaknya yang berada di wilayah pedesaan yang berhawa sejuk dan segar, ikut pula menyumbangkan
Damanuri, S. Pd. –Kepala MIN Tegalasri
30
Majalah PEN ATARAN PENA
suasana yang tenang dan damai. Oleh karenanya madrasah yang memiliki 9 ruang kelas ini sangatlah cocok untuk kegiatan belajar dan mengajar. “Madrasah kami, madrasah Adiwiyata Nasional,” begitu dengan spontan Damanuri, S. Pd. –Kepala MIN Tegalasri membuka percakapannya dengan MP yang sedang menikmati nyamannya berada lingkungan madrasah ini. Sejenak kemudian ia lalu membeberkan prestasi-prestasi yang pernah diraih MIN Tegalasri terkait Program Adiwiyata. Penghargaan Tingkat Kabupaten diraih madrasah Tahun 2012, kemudian menyusul penghargaan Tingkat Provinsi Tahun 2013. Selanjutnya pada tahun yang sama, MIN Tegalasri juga meraih penghargaan Tingkat Nasional. “Dan Pada Tahun 2015 nanti, kami akan berusaha untuk meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri.”, tutur Kepala MIN Tegalasri. MIN Tegalasri yang memiliki siswa sebanyak 240 anak ini memiliki visi: ‘Terwujudnya alumni MIN Tegalasri yang berakhlaqul Karimah, cerdas, terampil, berbudaya lingkungan, berdasar Assunah’. Dan untuk mewujudkan visi madrasahnya itu, kata Damanuri, S. Pd., “Beberapa program yang mungkin tidak (atau belum) dilaksanakan oleh madrasah lain telah kami kerjakan agar bisa menjadi madrasah yang berprestasi.” Beberapa program MIN Tegalasri itu diantaranya adalah program pendidikan karakter yang dilakukan dengan menggandeng Lembaga Pendidikan Karakter Mata Hati dari Dinas Pendidikan Jakarta. Dimana Mata Hati yang peruntukannya bagi tenaga pengajar
Suasana pendampingan pendidikan karakter di MIN Tegalasri oleh Acun Mohammad
dan peserta didik ini dengan Volunteer Positive Character (VPC)-nya itu, kata Kepala MIN Tegalasri, “Hasilnya cukup memuaskan.” Melalui program itu, lanjut Damanuri, S. Pd., guru-guru menjadi lebih bersemangat mengajar. “Mereka juga menjadi lebih disiplin, jujur, dan lain-lain.” Kemudian bagi peserta didik, siswa/siswi juga menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Datang ke sekolah dengan perasaan senang atau tidak dipaksa, sopan santun, kerjasama, memiliki kepedulian sosial yang tinggi, dll. Madrasah yang memiliki 17 tenaga guru ini juga memiliki program yang diberi nama ‘Senyap’. Program ini dilaksanakan setiap hari mulai pukul 06.45 WIB hingga pukul 07.00 WIB untuk semua jenjang kelas berupa program wajib membaca buku (buku apa saja) dengan suara yang keras. Disamping untuk melatih gerak bibir dan artikulasi bahasa, kata Damanuri, S. Pd., “Kami juga berusaha menerapkan teori Gemar Membaca Banyak Ilmu.” MIN Tegalasri juga menerapkan jam tambahan belajar bagi siswa/siswi Kelas VI mulai pukul 14.00 s/d. 15.00 WIB. Kegiatan dilaksanakan setiap
hari, meliputi semua mata pelajaran dengan menggandeng Lembaga Bimbingan Belajar IPIEMS. “Termasuk dalam program ini kami juga mengikutkan anak-anak apabila ada try out,” pungkas Kepala MIN Tegalasri. Ada pula program mingguan yang dilakukan oleh madrasah. Program itu berupa Jum’at Pagi Bersih.
Melalui program ini, “Anak-anak kami ajak untuk berburu sampah.” Selanjutnya, kata Kepala MIN Tegalasri, siswa/siswi kami ajarkan untuk memilah-milah dan mengolah sampah itu. Program mingguan lainnya, tutur kata Damanuri, S. Pd., setiap hari Sabtu pagi anak-anak kami ajak untuk merawat tanaman. Utamanya merawat taman dilingkungan madrasah dengan membersihkan rumput, menyirami tanaman, dll. Walaupun prakteknya, “Siapapun yang melihat ada tanaman yang layu, harus segera merawatnya.” Dan yang tidak kalah penting, tegas Kepala Madrasah, disekolah yang sudah dilengkapi dengan ruang Ibadah, UKS, Koperasi, Kantin, Perpustakaan, Lab. Komputer, serta sebuah ruang Kantor ini juga menyelenggarakan program BBQ. BBQ atau Bimbingan Belajar Al Qur’an diberikan selama enam jam dalam seminggu. Harapan kami, kata Damanuri, S. Pd., “MIN Tegalasri juga mampu menghasilkan generasigenerasi yang Qur’ani.” (moza)
Siswa siswi MIN Tegalasri memperoleh ilmu bercocok tanam dari Petugas Dinas Pertanian
Majalah PEN ATARAN PENA
31
Peluang Bisnis
Dusun Purwokerto
Sentra Produk Anyaman Bambu
D
i wilayah ini, ada sentra produk yang menggunakan bahan dasar dari anyaman bambu. Disini dihasilkan bermacam-macam produk kerajinan yang secara umum dikenal sebagai perabot rumah tangga dan pertanian tempoe doloe. Ada tampah, rinjing, wakul, caping nggunung, kalo, irek, dan lain-lain. Dari pantauan reporter Majalah Penataran di lingkungan ini, meskipun kebanyakan warganya hidup dari bercocok tanam, namun cukup banyak warga yang bekerja atau memiliki pekerjaan sampingan baik sebagai pengrajin, penjual eceran maupun pengepul perabot-perabot tradisional itu. Setidaknya, ada dua puluh pengrajin yang ada di Dusun Purwokerto Kel. Sutojayan. Tetapi ada juga yang memborong pekerjaan-pekerjaan itu sendirian. Mulai dari proses produksinya, sampai pada proses pemasaran produk dilakukan sendiri. Salah satunya bisa kita lihat pada Maryoto, warga RT. 02 RW. 10 Dusun Purwokerto Kel. Sutojayan yang mengaku sudah lebih dari sepuluh tahun telah menekuni usaha ini. Dimana secara umum, kata dia, cukup bisa diandalkan untuk menopang kebutuhan hidup istri dan dua anaknya yang masih usia sekolah. Proses produksi selama ini hanya cukup dia kerjakan bersama Narmi istrinya. Setelah mendapatkan kiriman bambu dari para penjual, lantas ia menyiapkan anyaman bambunya. Diawali dengan melakukan pemotongan sesuai ukuran, kemudian bambu dibelahbelah dan dibersihkan bagian-
32
Selama ini orang mengenal Kecamatan Sutojayan, khususnya di Kelurahan Sutojayan, sebagai salah satu sentra mebel yang ada di Kabupaten Blitar. Namun sejatinya bukan hanya produk mebeler saja yang ada di kawasan Kec. Sutojayan. Salah satunya seperti yang bisa kita saksikan di Dusun Purwokerto Kel. Sutojayan Kec. Sutojayan ini.
Proses pembelahan dan pembersihan bambu untuk memperoleh bahan anyaman bambu
bagaiannya yang tajam lantas diiris tipis-tipis atau di-irati sebelum bisa dianyam. Pekerjaan mengannyam bambu, kata Maryoto, “Dilakukan oleh istri saya.” Katanya, bagian ini kan paling butuh ketelatenan. Jadi sangat cocok untuk dikerjakan oleh ibu-ibu diselasela kesibukannya di dapur. Sedangkan tugas dia selanjutnya, “Menyiapkan pigora atau bengkorah untuk anyaman bambu .” Setelah anyaman bambu dan pigoranya siap, pekerjaan selanjutnya yaitu memasang atau menyatukan anyaman bambu itu dengan pigoranya. Pekerjaan ini lebih cocok dilakukan oleh para pria. Sebab meskipun sudah ada cetakannya,
Majalah PEN ATARAN PENA
“Tetap memerlukan tenaga yang kuat agar bisa terpasang dengan bagus.” Proses produksi perabot-perabot tradisional dari anyaman bambu ini, lanjut Maryoto, “Kurang lebihnya sama untuk semua jenis kerajinan.” Hanya ukuran panjang irisan bambu yang tidak sama, sebab para pengrajin disana umumnya menyediakan ukuran kerajinan yang besar dan kecil. Setelah aneka kerajinan itu selesai dibuat, perabot-perabot tradisional tadi kemudian di oven. Tetapi jangan dibayangkan ada mesin oven yang besar di tempat ini, istilah oven disini yaitu proses memanaskan atau lebih tepatnya mengasapi produk kerajinan tradisional tadi diatas
tungku supaya hasilnya kelihatan lebih cemerlang (mengkilap seperti habis di politur). Sampai disini secara umum proses produksi perabot-perabot tradisional oleh warga di Dusun Purwokerto ini telah selesai. Kemudian dilanjutkan dengan pemasaran produk. Contohnya Maryoto, ia memasarkan produknya keliling. Bukan hanya di wilayah Kab. Blitar saja, namun ia biasa keliling sampai ke Ngantang hingga Donomulyo Kab. Malang serta Wates Kab. Kediri, dan lain-lain. Ia bisa menjualnya langsung ke konsumen, tetapi sebagian juga di drop ke tokotoko dengan kisaran harga jual lima ribu sampai lima belas ribu rupiah. Sebagian besar para peminat dagangannya itu yakni warga desa yang umumnya para petani. Contohnya tampah, perabot ini sangat dibutuhkan oleh petani terutama pada saat musim panen tiba. Dimanfaatkan salah satunya untuk media menjemur gaplek. “Karenanya kami (pedagang) harus tahu daerah-daerah mana yang waktunya panen,” Maryoto menuturkan rahasia berdagangnya. Tidak tanggung-tanggung, sekali angkut Maryoto bisa membawa seratus sampai dua ratus item dengan sepeda motor. Hasil yang dia peroleh juga lumayan, “Per item saya bisa untung dua ribu rupiah,” kata Maryoto. Bahan baku anyaman bambu melimpah di Blitar, pasar juga sangat mendukung. Sebagai produsen sekaligus pedagang produk kerajinan tradisional kawakan, Maryoto mengaku selama ini pekerjaannya berjalan relatif lancar.
Pose bakul tampah saat hendak berkeliling
Kalau musim kemarau, terutama kalau bersamaan dengan dimulainya musim panen jagung dan ketela, ia seringkali sampai kekurangan dagangan. Namun sayangnya, lanjut Maryoto, kalau musim penghujan bambu jenis pring apus yang
merupakan bahan baku produksi mudah dimakan kutu (nonol). Selain itu, di musim penghujan pring apus juga sangat gampang ditumbuhi jamur. Kalau sudah begitu, “Karena kami belum tahu obatnya, ya harus lebih telaten membersihkannya,” pungkas Maryoto. (moza)
Tampah dianyam oleh ibu-ibu. Sedangkan sang pria bertugas memasangkan anyaman bambu ke pigora
Majalah PEN ATARAN PENA
33
Peluang Bisnis
Peternak susu di Kabupaten Blitar, belum mati.
Saatnya Peternak Susu Bangkit Peternak susu di Kabupaten Blitar, sudah saatnya bergerak bangkit. Perubahan iklim pemerintahan Indonesia, diharapkan menjadi tonggak kejayaan petani desa.
H
H. Masngut Imam Santosa, peternak susu di Kabupaten Blitar
34
Majalah PEN ATARAN PENA
al itu disampaikan Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia, H. Masngut Imam Santosa, yang tidak lain warga Kerjen, Srengat, Blitar. “Selama ini kebutuhan susu di dalam negeri, dipenuhi oleh susu dari luar yang dibawa oleh para importir,” kata Masngut kepada Majalah Penataran. Ulah para importer itu benarbenar membuat peternak Indonesia bangkrut. Mereka sama sekali tidak memberi kesempatan kepada petani kecil, untuk bisa mengembangkan produktivitas susunya. Caranya adalah dengan membeli susu petani dengan harga sangat murah, yaitu berkisar Rp 4.500 per liter.
“Kalau dengan harga semurah itu, petani bisa untung dari mana? Wong untuk beli pakan dan katulnya, sudah di atas hargai tu,” tutur H. Masngut. Sedangkan kalau importer itu mendatangkan susu dari luar negeri, misalnya dari Australia, maka dia akan mendapat keuntungan dari berbagai pihak. Maka tidak mengherankan, lanjut H. Masngut, selama 10 tahun belakangan ini kemampuan petani Indonesia memproduksi susu hanya 1.600 ton perhari. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan susu untuk seluruh masyarakat Indonesia, 80 persen didatangkan dari luar negeri oleh para importer itu. Memang tidak bisa dipungkiri, Indonesia belakangan ini telah menjadi surga-nya para importir, tengkulak, dan agen-agen yang cara kerjanya bisa disebut sebagai mafia. Tidak hanya susu, bahkan beras, sayur, dan buah, lebih banyak dibanjiri oleh
barang-barang panenan dari luar negeri. Petani sayur dan buah di pedesaan, hanya menanam seperlunya saja. Sebab jika mereka memproduksi dalam jumlah besar, toh mereka akan tersisih akibat ulah cukong-cukong importir. “Kalau Presiden Jokowi nanti benar-benar bisa menjalankan misi menggenjot produksi dalam negeri, dan mengurangi arus barang dari luar negeri, maka kesempatan inilah yang harus kita manfaatkan sebaikbaiknya,” imbuh H. Masngut. Menurutnya, sudah lama petani kita tidak berkutik oleh sistem perdagangan yang dijalankan oleh kementerian Pertanian dalam satu dasawarsa ini. Oleh sebab itu, action rezim Jokowi patut diapresiasi, demi perbaikan situasi di kalangan petani. “Kalau bagi petani seperti kami ini, tidak perlu muluk-muluk. Pemerintah Jokowi membuat
ketentuan, bahwa harga dasar susu di tingkat petani Rp 6.500 per liter saja, Insya Allah sudah mampu membangkitkan gairah produksi susu nasional,” imbuhnya. Artinya tanpa dikomando lagi, maka para petani akan berbondong-bondong memelihara sapi kembali, karena sudah membayangkan akan mendapat keuntungan jika harga susu mengalami perbaikan atas inisiatif dan intervensi pemerintah yang pro rakyat. (pur)
Rumput pakan, tersedia luas di Kabupaten Blitar
Petani miskin, ditindas para makelar
Majalah PEN ATARAN PENA
35
Liputan Khusus Pelantikan DPRD Kab. Blitar Periode 2014-2019
PDI-P Tidak Tergoyahkan di Bumi Penataran
Pelantikan anggota DPRD oleh Ketua Pengadilan Negeri Blitar H Zaeni SH MH
Babak baru DPRD Kabupaten Blitar akan segera dimulai. Sesuai hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014 beberapa waktu lalu, sebanyak lima puluh (50) orang anggota DPRD Kab. Blitar Periode Tahun 2014-2019 pada Rabu (27/09) telah dilantik. Pelantikan digelar di Ruang Paripurna Utama Gedung DPRD Kab. Blitar di Jalan Kota Baru No. 10 Kec. Kanigoro oleh Ketua Pengadilan Negeri Blitar H. Zaeni, S.H., M.H.
A
cara pelantikan kemarin digelar usai dilaksanakan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kab. Blitar. Dimana Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kab. Blitar tersebut memiliki dua (2) agenda utama berupa Peresmian Pemberhentian Anggota DPRD Kab. Blitar Masa Jabatan 20092014 dan Pengangkatan Anggota DPRD Kab. Blitar Masa Keanggotaan 2014–2019. Turut hadir pada acara pelantikan anggota DPRD Kab. Blitar Periode Tahun 2014-2019 kemarin diantaranya yaitu Bupati dan Wakil Bupati Blitar. Anggota Forpimda, Kepala SKPD dilingkungan Pemkab Blitar serta masyarakat umum. Dengan komposisi yang hampir
36
sama, lima puluh (50) orang yang menduduki kursi DPRD Kab. Blitar Periode Tahun 2014-2019 berisi wajah-
Majalah PEN ATARAN PENA
wajah baru dan muka-muka lama. Pasalnya, sebanyak dua puluh empat (24) orang anggota DPRD Kab. Blitar periode lalu terpilih kembali pada periode ini. Dan sebaliknya sebanyak dua puluh enam (26) kursi DPRD Kab. Blitar diisi oleh wakil-wakil baru. Rapat Paripurna Dewan siang itu juga sekaligus mengumumkan Ketua dan Wakil Ketua sementara DPRD Kab. Blitar. Dimana Ketua sementara DPRD Kab. Blitar Periode Tahun 2014-2019 yaitu Marhenis Urip Widodo yang juga merupakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDI P) Kab. Blitar. Sedangkan Wakil Ketua Dewan sementara dijabat oleh Maskur, S. Pd. (Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar). Dan berdasarkan hasil dari pelaksanaan Pemilu Legislatif 09 April 2014 lalu, berikut ini komposisi jumlah wakil dari masing-masing partai yang duduk di kursi DPRD Kab. Blitar Periode Tahun 2014-2019. PDI-P sebagai pemenang Pemilu Legislatif menempatkan tiga
Marhenis UW. setelah dikukuhkan sebagai Ketua sementara DPRD Kab Blitar
belas (13) orang wakilnya. Pada urutan kedua PKB memperoleh sembilan (9) kursi. Diikuti kemudian pada urutan ketiga yaitu PAN dengan delapan (8) kursi dan Partai Gerindra pada urutan empat dengan tujuh (7) Kursi. Selanjutnya berturut-turut Partai Demokrat dengan empat (4) kursi, Partai Golkar juga memperoleh empat (4) kursi, Partai Nasdem dengan tiga (3) kursi, wakil dari PKS sebanyak tiga (3) kursi dan terakhir PPP mengisi satu (1) kursi di DPRD Kab. Blitar. Sementara itu tidak ada lagi wakil dari Partai Patriot yang pada Periode Tahun 2009-2014 menempatkan dua (2) orang wakilnya. Hal itu dikarenakan Partai Patriot tidak bisa menjadi peserta pada Pemilu Legislatif Tahun 2014. Sedangkan Partai Hanura yang pada periode lalu menduduki satu (1) kursi di DPRD Kab. Blitar, pada Periode Tahun 2014-2019 ini Partai Hanura tidak memiliki wakil sama sekali. Berikut ini nama-nama yang sudah tidak asing lagi di kursi DPRD Kab. Blitar alias incumben yang masih bertahan pada Periode Tahun 20142019. Dari Dapil Blitar I ada Lutfi Aziz (PKB), Edi Sutikno (PDI-P) dan Ansori (PPP). Untuk Dapil Blitar II: Abdul Munib (PKB), Chandra Purnama (PKB), Marhenis Urip Widodo (PDI-P), Guntur Wahono (PDI-P), Bakat Ali S (PDI-P) dan Heri Romadhon (PAN). Dari Dapil Blitar III: M. Sulistiono (PDI-P), Endar Suparno (PDI-P), Sugeng Suroso (PDI-P), Alif Mustafa Dieng (Golkar), Sugianto (Gerindra) dan Sutantri (Demokrat). Dari Dapil Blitar IV: M. Rifai (PKB), Gatot Darwoto (PDI-P), Edi Masna N (Demokrat) dan Susi Narulita (PAN). Terakhir dari Dapil Blitar V: Nur Fatoni (PKB), Maskur (PKB), Suwito Sanren Satoto (PDI-P), Suswati (Golkar) dan Ansori (PAN).
Pengambilan Sumpah anggota DPRD Kab Blitar Periode Tahun 2014 - 2019
Ditemui usai acara pelantikan berlangsung, Marhenis Urip Widodo menguraikan beberapa diantara tugasnya sebagai Ketua sementara DPRD Kab. Blitar. “Tugas kami yang utama yaitu untuk memfasilitasi terbentuknya alat kelengkapan DPRD,” tutur Ketua sementara DPRD Kab. Blitar itu. Mengapa demikian? Sebab kalau tidak segera terbentuk praktis tidak bisa segera bekerja. Alat kelengkapan DPRD yang dimaksud itu yakni terbentuknya Komisi, Badan Anggaran, Badan Musyawarah, Badan Kehormatan dan Badan Legislasi. Namun sebelum alat kelengkapan DPRD itu terbentuk,
lanjut Marhenis Urip Widodo, “Fraksi harus sudah terbentuk terlebih dahulu.” Dimana nantinya, di DPRD Kab. Blitar akan ada enam fraksi. “Yaitu Fraksi PDI, PKB, PAN, Gabungan, Golkar dan Fraksi Demokrat.” Sedangkan terkait penentuan Ketua dan Wakil Ketua sementara DPRD Kab. Blitar, Ketua DPC PDI-P Kab. Blitar ini menyampaikan, Ketua dan Wakil Ketua sementara diambil dari partai pemenang pemilu. “Oleh karenanya wakil dari PDI-P yang menduduki jabatan Ketua sementara, dan wakil dari DPC PKB sebagai Wakil Ketua sementara DPRD Kabupaten Blitar.” (moza)
Suasana Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kab Blitar
Majalah PEN ATARAN PENA
37
Liputan Khusus
Ratusan Santri
Ikuti MTQ Kabupaten Blitar Tidak kurang 300 santri mengikuti Musbaqah Tilawatul Qur’an (MTQ) yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Blitar. Ini menunjukkan adanya pemerataan pembinaan bidang religius di Kabupaten Blitar. Gelar Musvaqah Tilawatul Qur’an Kab Blitar th 2014
K
Sutikno, Kabag Kesra
38
etua Panitia Pe n y e l e n g g a r a , Sutikno, menyatakan kebanggaannya karena peserta MTQ Kab Blitar 2014 ini diikuti oleh peserta dari seluruh kecamatan di Kab Blitar. ‘‘Alhamdulillah, kami terkejut sekaligus bangga, karena pesertaya merata dari seluruh kecamatan,” ujar Kabag Kesra Pemkab Blitar ini kepada reporter Penataran. Bahkan mereka mengikuti seluruh kategori yang diperlombakan, antara lain cabang MTQ untuk kategori anak-anak, remaja, tartil qiro’at sab’ah, serta tuna netra. Cabang MTQ golongan hafalan 1 juz dan tilawah, hafalan 5 juz dan tilawah, hafalan 10 juz, hafalan 20 juz, dan hafalan 30 juz. Ada juga Cabang Fahmil Qur’an, cabang Sahrl Qur’an, dan Cabang Khottil Qur’an. MTQ Kabupaten Blitar
Majalah PEN ATARAN PENA
berlangsung tanggal 5 hingga 6 September 2014. Jadwal ini terhitung mundur dari rencana sebelumya, yag semula direncanaka berlangsung pada tanggal 12 Juni 2014 di Masjid Miftahul Jannah, Wlingi. Menurut Sutikno, pengunduran jadwal dilaksanakan karena muncul pemikiran akan dilaksanakan secara integral dengan event-event lain. ‘‘Ada event besar yang kita gagas bersama yaitu Gelar Potensi Blitar, yang dilaksanakan bersama dengan instansi yang lain,‘‘ imbuh Sutikno. Selain Bagian Kesra yang dipimpinnya, event itu dilaksanakan bersama dengan Dinas Porbudpar Kab Blitar, Badan Lingkungan Hidup, dan Dinas Koperasi dan UMKM Kab Blitar. Alhasil, pelaksanaan event ini pun lebih meriah dan menarik perhatian. Selain ada perlombaan sari tilawah, pengunjung juga dapat
suguhan kegiatan lain seperti Parade Seni Bernuansa Islami, seperti festival shalawat, dan sebagainya. Sedangkan kegiata bertema ekonomi, Pameran MTQ yang dilaksanakan bersamaan dengan gelar produk UMKM. Pembukaan MTQ dilaksanakan tanggal 5 September 2015, dipimpin langsung oleh Bupati Blitar, H. Herry Noegroho SE Mhum. Bersamaan dengan itu, dilakukan pengukuhan Ketua Dewan Takmir Masjid Miftahul Jannah, yaitu KH Imam Sughrowardi beserta sejumlah santri dan ulama lainya. (pur) Bermacam piala untuk aneka kategori.
Setelah peserta mengikuti serangkaian penampilan dan penilaian, akhirnya diperoleh hasil kejuaraan sebagai berikut: Juara 1 Kategori M. Wildan Zainul Mustoffa Rovinatul Wasiah Hamdan Nurohim Eka Laylatun Nisvi Istna Arwani Imroatul Muniroh Imam Muhtar, M.Pd.I. Lailatul Mubarokah M. Autaduzzuhad Ash-Shubhi Anisatul Fitria Sutrisno Khediv Ardan Nada Al Fachrony Arina Husna Risky Nasihun Amin Adriana Syara Farha Moch. Badrul Ulum Ati’ Kaitanjua Zulfikar Zaki Adullah Puji Maftuti Moh. Khoirur Rifa’i Elisa Nur Hidayah M. Amin Indah Dewi Kumalasari Ahmad Syahrul Munir Erlanda Diky Atik Salis Rokhmiana Fina Faridatun Nada Askina Mega Yuana
Garum Sutojayan Sanankulon Sanankulon Wonotirto Sanankulon Wonodadi Kanigoro Nglegok Sanankulon Sanankulon Sanankulon Udanawu Udanawu Garum Sutojayan Garum Udanawu Udanawu
Tilawah Anak Putra Tilawah Anak Putri Tilawah Remaja Putra Tilawah Remaja Putri Tilawah Dewasa Putra Tilawah Dewasa Putri Qira’at Sab’ah Putra Qira’at Sab’ah Putri Tartil Putra Tartil Putri Tilawah Cacat Netra MHQ 1 Juz Tilawah Putra MHQ 1 Juz Tilawah Putri MHQ 5 Juz Tilawah Putra MHQ 5 Juz Tilawah Putri MHQ 10 Juz Tilawah Putra MHQ 10 Juz Tilawah Putri MHQ 30 Juz Tilawah Putra MHQ 30 Juz Tilawah Putri Musabaqah Fahmil Qur’an Putra Musabaqah Fahmil Qur’an Putri MKQ Naskah Putra MKQ Naskah Putri MKQ Dekorasi Putra MKQ Hiasan Muskhaf Putra MKQ Hiasan Muskhaf Putri Musabaqah Syarhil Qur’an Musabaqah Syarhil Qur’an.
Majalah PEN ATARAN PENA
39
Liputan Khusus
Dua CJH Kabupaten Blitar Tunda Berangkat Senin (08/09) pukul 13.00 WIB Calon Jama’ah Haji (CJH) Kabupaten Blitar Tahun 2014 diberangkatkan. Proses pemberangkatan dipusatkan di Masjid Miftakhul Jannah Kecamatan Wlingi oleh Bupati Blitar H. Herry Noegroho.
S
Kepala Kemenag ketika memberikan laporan sebelum pemberangkatan
ejak pukul 10.00 WIB, sesuai undangan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar, para Calon
Jama’ah Haji mulai berdatangan ke Masjid Raya Wlingi. Sekitar pukul 11.30 WIB, hampir semua CJH sudah datang kemudian bersama- sama
Bupati melepas CJH Kota Blitar Tahun 2014
40
Majalah PEN ATARAN PENA
mengikuti Shalat Dzuhur berjama’ah. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan pemberangkatan oleh Bupati Blitar. Dalam sambutannya, H. Herry Noegroho berpesan kepada seluruh Calon Jama’ah Haji Kab. Blitar Tahun 2014 yang jumlahnya sebanyak 606 CJH itu untuk selalu menjaga kesehatan. Baik nanti ketika berada di Asrama Haji Sukolilo maupun pada saat sudah berada di tanah suci. Dalam kondisi yang sehat, lanjut Bupati, Calon Jama’ah Haji tidak akan mudah terserang penyakit, termasuk juga tidak mudah terserang Virus Mers atau Ebola yang saat ini sedang mewabah seperti diberitakan oleh berbagai media massa. Dan dalam kondisi yang sehat pula, tutur H. Herry Noegroho, “Bapak dan Ibu (CJH Kab. Blitar Tahun 2014) bisa menjalankan ibadah dengan khusuk.” Tidak lupa pada kesempatan itu Bupati Blitar juga mengingatkan kepada para Calon Jama’ah Haji Kab. Blitar Tahun 2014 untuk selalu menjaga kekompakan dan kedisiplinan. Bukan tanpa alasan H. Herry Noegroho menyampaikan hal tersebut. Sebab sampai sekarang, kata Bupati Blitar, CJH Kab. Blitar selalu dicontoh oleh daerah lain karena kedisiplinan dan kepatuhannya. Yang mana karena kedisiplinan dan kepatuhan itu, “Sehingga pelaksanaan ibadah haji Calon Jama’ah Haji asal Kabupaten Blitar selalu dapat berjalan lancar, teratur dan tanpa kendala.” Mengakhiri sambutannya, orang nomor satu di Kab. Blitar itu kemudian mendo’akan seluruh Calon Jama’ah Haji asal Kabupaten Blitar agar ibadah haji yang akan dikerjakannya nanti bisa berjalan lancar. Seluruh Calon Jama’ah Haji
bisa memenuhi rukun haji, “Dan sepulangnya nanti dari tanah suci bisa menjadi haji mabrur.” Turut hadir pada acara pemberangkatan Senin siang itu diantaranya Wakil Bupati Blitar, Sekretaris Daerah Kab. Blitar, beberapa Kepala SKPD, anggota Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) dan pejabat-pejabat dari Kantor Kemenag Kab. Blitar. Sementara itu diantara para CJH asal Kab. Blitar tampak Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishub Kominfo) Budi Kusuma dan Sekretaris DPRD Kab. Blitar Izul Marom. Ditemui usai acara pemberangkatan berlangsung, H. Syaikhul Munib -Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kantor Kementerian Agama Kab. Blitar menyampaikan, nantinya Calon Jama’ah Haji Kab. Blitar Tahun 2014 akan terbagi dalam dua (2) Kloter. Yaitu Kloter 18 dan Kloter 19. CJH Kab. Blitar pada Kloter 18 akan bergabung dengan Calon Jama’ah Haji asal Kabupaten Ngawi dan Kota Blitar. “Sedangkan Kloter 19, kloter ini akan dipenuhi oleh Calon Jama’ah Haji asal Kabupaten Blitar,” tutur H. Syaikhul Munib.
Suasana di Masjid Wlingi sebelum acara pemberangkatan
Lebih lanjut Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kantor Kementerian Agama Kab. Blitar menyampaikan, sedianya sebanyak 608 CJH asal Kab. Blitar yang akan berangkat ke tanah suci. Namun hingga menjelang akhir proses pemberangkatan dilaksanakan, 2 orang Calon Jama’ah Haji dipastikan batal berangkat pada Tahun 2014 ini dan mereka akan berangkat tahun depan. Keduanya sama-sama sudah lanjut usia dan
Kepala Kemenag saat membuka acara manasik haji
sama- sama menunda keberangkatannya karena sakit. Dua CJH itu yakni Nurhadi asal Desa Minggirsari Kec. Kanigoro dan Sumini asal Desa Nglegok Kec. Nglegok. Calon Jama’ah Haji asal Kab. Blitar yang tergabung pada Kloter 18 dan 19 ini kemudian berangkat dengan menggunakan 14 armada bus dan 4 armada truk untuk mengangkut koper. Berangkat dari Masjid Miftakhul Jannah pada pukul 13.00 WIB, rombongan CJH dijadwalkan akan memasuki Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada pukul 17.30 WIB. Kemudian untuk Kloter 18 akan terbang ke tanah suci pada hari Selasa malam pukul 18.20 WIB, sedangkan Kloter 19 akan terbang dua jam setelahnya atau pada pukul 20.20 WIB. Sementara itu, sesuai jadwal yang dirilis oleh Kantor Kementerian Agama Kab. Blitar, rombongan Jama’ah Haji asal Kab. Blitar diperkirakan akan tiba kembali di tanah air pada tanggal 17 Oktober. (moza)
Majalah PEN ATARAN PENA
41
Lensa Sport
Invitasi Olah raga Tradisional
O
lah raga tradisonal egrang dan terompah, menjadi ikon pariwisata yang dijual oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (Porbudpar) KabupatenBlitar. Permainan rakyat itu diperlombakan oleh peserta dari seluruh Jawa Timur, dalam rangka menjadikan daya tarik wisata. Hal tersebut disampaikan Bupati Blitar, H. Herry Noegroho SE MM, ketika membuka Invitasi Olah raga Tradisional itu dipusatkan di Lapangan Kenongo, Wlingi, Blitar, 7 September 2014. “Kita harus segera turun tangan, melestarikan warisan budaya leluhur, di antaranya
Pertandingan dagongan, butuh kerjasama
permainan rakyat atau yang kita kenal permaian tradisional,” amanat Bupati di hadapan ratusan peserta, serta
Lomba egrang, butuh ketrampilan
42
Majalah PEN ATARAN PENA
bupati dan walikota se Jatim. Utusan-utusan dari seluruh Jatim, mengikuti 4 jenis permainan
tradisional, antara lain egrang sebanyak 69 orang, hadang (gobaksodor) 123 orang, dagongan 99 orang, dan balap terompah 108 orang. Bupati menekankan pentingnya melestarikan permainan tradisional, karena di dalamnya mengandung banyak nilai hidup yang tinggi : yaitu kerjasama, kesabaran, dan kerja keras. “Saat ini generasi muda banyak dijejali permainan individualis, materialistis, dan memanjakan, contohnya adalah game player,” lanjutBupati. Ironisnya, permainan rakyat yang kaya nilai-nilai kegotongroyongan itu semakin jarang terlihat dalam kehidupan masyarakat. Di pedesaan jarang terlihat, apalagi di kawasan perkotaan. Inisiatif menjadikan olah raga rakyat ditampilkan sebagaima tata cara kegiatan, adalah tanggung jawab bersama, karena permainan rakyat itu merupakan tradisi masyarakat Indonesia di masa lalu, yang tidak boleh dilupakan begitu saja. “NKRI ini
Pertandingan hadang (gobasodor) perlu kesabaran
terdiri beragam etnis yang dipersatukan oleh sejarah masa lalu. Jadi generasi sekarang harus pandai menjadikan sejarah sebagai sumber kerukunan bersama,” Imbuhnya. Ia membandingkan sejumlah Negara besar yang bercerai berai menjadi Negara kecil-kecil, karena
penduduknya tidak pandai merawat ikatan emosional sejarah masa lalunya. Ia mencontohkan seperti Yugoslavia, Cekoslovakia, sebagai Negara-negara yang hancur karena kelompok etnis-etnis di dalamnya, ingin membuat Negara sendirisendiri. (pur)
Bupati, Wabup, dan Kadis Porbudpar, sepanggung acara Jatim Beragam
Majalah PEN ATARAN PENA
43
Lensa Sport
Atlit-atlit potensial Kabupaten Blitar, bersama Wabup Rijanto dan Ketua KONI
Hari Olahraga Nasional 2014 Aktivis pecinta olahraga di Kabupaten Blitar melakukan konsolidasi diri dalam momentum Peringatan Hari Olahraga Nasional tanggal 9 September 2014.
Kantor KONI Kabupaten Blitar
44
Majalah PEN ATARAN PENA
K
etua Umum KONI Kabupaten Blitar peiode 2013-2017, Drs. Dwi Wahyu HS, MPd, mengucapkan selama berulang tahun kepada masyarakat pecinta dan pemerhati olahraga di Kabupaten Blitar. ‘‘Marilah kesempatan ini kita pakai untuk mengukur diri, sejauh apa manfaat kita merawat hoby dan minat olahraga ini,‘‘ ujar Dwi Wahyu. Kepada warga yang sudah mendapatkan hasil dari jerih payahnya dari prestasi olahraga, ia menyampaikan rasa bangganya. ‘‘Ada yang mendapat beasiswa, ada yang mendapat pekerjaan bagus, dan sebagainya. Terus jagalah kemenangan dalam diri Anda, agar memotivasi kepada orang lain di sekitar Anda,” imbuhnya. Namun kepada atlit-atlit yang belum merasakan nikmat dari usahausahanya di bidang olahraga ini,
teruslah menggembleng diri karena persaingan di jalur olahraga tidak ada habis-habisnya. KONI Kabupaten Blitar merayakan Hari Olahraga Nasional 2014 dengan cara sederhana. Selamatan sederhana dilakukan di Kantor KONI Kabupaten 2014, dengan mengundang seluruh induk olahraga yang menjadi anggota KONI Kabupaten Blitar. Catatan Majalah Penataran, saat ini 26 pengurus cabor yang aktif membina atlit, yaitu PASI, IPSI, PSTI, Percasi, PTMSI, PBSI, PRSI, Perbasi, PBVSI, PSSI, Pelti, Perpani, FORKI, Wushu, Pertina, Persani, FPTI, ISSI, Futsal, Pordasi, Perwosi, FASI, FAJI, GABSI, PABBSI, dan POBSI. Kantor KONI tersebut merupakan eks Kantor Porbudpar Kab. Blitar yang telah boyongan di kompleks baru, yaitu bekas Kantor DPRD Kabupaten Blitar di Jalan A. Yani Blitar. Kantor DPRD Kab Blitar sudah terlebih dulu boyongan ke kantor barunya, yaitu di Ibukota Kabupaten Blitar masa depan, yaitu
Minim fasilitas, problem KONI Kab Blitar
Kanigoro. Menurut Dwi Wahyu, selamatan itu sekaligus menjadi acara soft opening Kantor KONI Kabupaten Blitar, sebelum dilaksanakan grand opening yang jadwalnya masih direncanakan. ‘‘Kita perlu melakukan konsolidasi, antara seluruh pengurus KONI Kabupaten Blitar, sekaligus
dengan para pembina olahraga di induk-induk organisasi yang aktif melakukan kegiatan,” tutur Dwi Wahyu, yang terpilih sebagai Ketua Umum KONI Kab. Blitar, pada Musyawarah Olahraga Kabupaten (MUSORKAB) KONI Kab. Blitar, 13 Januari 2014 lalu di Ruang Perdana Pemkab Blitar. (pur)
Tampil di berbagaikejuaran, tugasatlit, pembinan, dan KONI Kab Blitar
Majalah PEN ATARAN PENA
45
Budaya
Melestarikan Budaya Leluhur
“Metri Bumi” Metri Bumi merupakan istilah warga di Kelurahan Wlingi, Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar untuk melestarikan budaya nenek moyang. Metri Bumi atau yang identik dengan Bersih Desa ini dilakukan warga setempat sebagai tradisi melesatarikan warisan budaya yang turun temurun dari nenek moyang. Kegiatan Metri Bumi ini diikuti ratusan warga dengan menggelar berbagai atraksi budaya.
B
Suasana pawai hasil bumi dalam ritual Metri Bumi
agi warga Wlingi Metri Bumi ini, sudah emnjadi kegiatan rutin yang digelar setiap tahun. Tepatnya diselenggarakan setiap Kamis Wage malam Jumat Kliwon, Bulan Sela (Penangganan Jawa). Kegiatan Metri Bumi ini sama juga dengan adat istiadat di beberapa desa yang ada di Kabupaten Blitar, kegiatan Bersih Desa. Tujuannya hampir sama, yakni mendoakan arwah leluhur yang menjadi pendiri suatu daerah tersebut. Uniknya, Perayaan Metri Bumi di Kelurahan Wlingi, diikuti seluruh warga dengan mengenakan pakaian adat Jawa dengan mengarak sesaji dan tumpeng raksasa yang berisi berbagai hasil bumi.
46
Majalah PEN ATARAN PENA
Mulai anak-anak hingga orang tua, antusias mengikuti ritual Metri Bumi di Kelurahan Wlingi, Kecamatan Wlingi (foto-foto: hendranova)
Kegiatan Metri Bumi tahun ini, tepatnya digelar di Dusun Karangan, Kelurahan Wlingi. Kepala Dusun Karangan, Edi Prasetyanto mengungkapkan, pada kegiatan Metri Bumi berbagai ritual adat digelar. Di antaranya, dengan melakukan ziarah ke makam leluhur, melakukan pawai keliling desa, menyembelih kambing, kenduri akbar. Menurut Edi Prasetyanto, kegiatan Metri Bumi dilaksanakan sehari suntuk dengan diawali di pagi hari pada Kamis Wage hingga malam. “Seperti tahun sebelumnya, beberapa agenda budaya juga digelar, yakni kesenian karawitan dan tayub,” kata Edi Prasetyanto disela-sela kegiatan Metri Bumi, akhir Agustus lalu. Ditambahkannya, masyarakat setempat melakukan ziarah ke makam leluhur yakni, Ki Tugusari yang ebrada di area persawahan warga. Selanjutnya melakukan selamatan kenduri atau nyadran di area yang disebut Dhawuhan. Kegiatan budaya dilanjutkan dengan melakukan pawai keliling desa yang diikuti hamper seluruh warga di Kelurahan Wlingi. Usai pawai keliling desa dengan mengenakan pakaian adat Jawa, warga selanjutnya melakukan ritual menyembelih hewan kambing
Lurah Wlingi, Sukarno
kendit di area yang disebut Brugan. Kepala kambing hasil sembelihan tersebut selanjutnya ditanam di tempat itu. “Ini sudah menjadi tradisi warga di sini, dengan menyembelih kambing kendit yang selanjutnya kepala kambing tersebut dikubur di tempat itu. Saya sendiri secara pasti juga belum tahu ada berapa kepala kambing ditempat itu, yang pasti menurut orang tua terdahulu sudah banyak sekali,” jelasnya. Pada malam hari, kegiatan dilanjutkan dengan menggelar ritual Beksan Danyang, atau menggelar Kesenian Karawitan (Tayub). Ritual Danyang Beksan ini merupakan ritual terakhir ada dari seluruh rangkaian kegiatan Metri Bumi di Kelurahan Wlingi. Kepala Kelurahan Wlingi, Sukarno kepada Majalah Penataran mengatakan, menyambut baik diselenggarakannya kegiatan Metri Bumi ini. “Ini merupakan kegiatan budaya peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan. Melalui kegiatan ini, rasa persaudaraan dan kerukunan di antara warga masyarakat di Kelurahan Wlingi dapat terjalin dengan baik,” katanya. Sukarno juga berharap, kegiatan ini terus dilaksanakan di daerahnya sebagai perwujudan rasa
Kenduri bersama sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas rejeki yang diterima warga Wlingi
syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu juga dapat menanamkan jiwa patriotisme kepada generasi muda agar bisa mencintai dan menghormati para leluhur. “Kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mempertebal keimanan dan ketagwaan kepada tuhan Yang Maha Esa. Selain itu juga sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa gotong royong di antara warga di Wlingi,” katanya. Hal senada juga diungkapkan Camat Wlingi, Totok Triwibisono, SE. Dikatakanya, kegiatan Metri Bumi merupakan warisan budaya leluhur yang patut untuk dilestarikan. Menurutnya, kegiatan memiliki nilai yang baik bagi warga, yakni merpersatukan warga di Wlingi khususnya. Selain itu, sebagai upaya untuk melestarikan gotong royong di antara warga. “Melalui kegiatan ini, selain melesatarikan budaya leluhur, juga melestarikan budaya gotong royong agar tidak pudar ditelan jaman,” ungkap Totok Triwibisono. Camat Wlingi ini juga berharap, kegiatan Metri Bumi ini terus digelar sebagai wujud bersyukur warga Wlingi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan digelarnya Metri Bumi ini, semangat rasa persatuan dan
kesatuan di antara warga Wlingi dapat terjalin dengan baik. “Saya selalu mendukung kegiatan positif ini, buktinya saya tak pernah absen dan berbaur dengan warga untuk hadir dalam kegiatan yang mengandung nilai positif ini,” jelasnya. Catatan Redaksi, kegiatan Metri Bumi merupakan upaya warga di wlingi untuk mengenang seorang tokoh yang sangat berjasa di desa tersebut. Yakni tokoh yang bernama Ki Tugusari. Ia adalah seorang prajurit pengikut setia Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro. Pasca ditangkap dan dibuangnya Pangeran Diponegoro ke Manado pada tahun 1830 silam, pendukung setia Pangeran Diponegoro yang salah satunya Ki Tugusari, melarikan diri ke Kabupaten Blitar. Pelarian sang prajurit inipun berakhir di Kelurahan Wlingi, yang dahulu kala merupakan hutan lebat. Hutan rimbun tersebut selanjutnya dijadikan lahan untuk menetap Ki Tugusari beserta temantemannya. Akhirnya, hutan rimba tersebut menjadi wilayah yang kini banyak dipadati penduduk hingga saat ini, yakni Kelurahan Wlingi. (hend)
Majalah PEN ATARAN PENA
47
Pelesir
Cantiknya Pura Agung Arga Sunya
P
ura Agung Arga Sunya terletak di Desa Krisik, Kec. Gandusari yang kira-kira jaraknya dua puluh lima kilometer dari pusat pemerintahan Kab. Blitar. Meskipun cukup jauh dari pusat kota, namun cukup mudah untuk menjangkau salah satu tempat ibadah terbesar milik umat Hindu ini. Apabila kita menggunakan kendaraan pribadi, dengan mudah kita bisa mencapai depan gapura Pura Agung Arga Sunya. Sedangkan apabila menggunakan kendaraan umum, naik dari Pasar Wlingi pengunjung bisa turun di pasar Desa Krisik lantas menggunakan jasa ojek untuk mencapai lokasi pura yang tak seberapa jauh dan searah ke lokasi wisata Rambut Monte. Berada diwilayah pedesaan yang berhawa sejuk, tempat ibadah umat Hindu ini tepatnya berada diatas tebing yang cukup tinggi. Berdiri megah dengan arsitek yang khas dan penuh sentuhan seni, membuat
Utama Mandala yang berisi Pawedan dan Padma Sana
Kabupaten Blitar memiliki banyak sekali tempat ibadah bagi masingmasing pemeluk agamanya. Dan sudah pasti, setiap agama itu memiliki bangunan-bangunan unik khas masing-masing. Penasaran seperti apa tempat ibadah indah milik umat Hindu yang ada di Kab. Blitar? Yuk simak Cantiknya Pura Agung Arga Sunya.
Kegiatan di Arga Sunya yang di gelar di Madya Mandala
48
Majalah PEN ATARAN PENA
tempat ibadah ini terlihat sangat menawan dari kejauhan. Perlu tenaga ekstra untuk mencapai Gapura Utama (pintu paling luar) Pura Agung Arga Sunya. Sebab, pengunjung harus mencapainya dengan meniti tangga batu yang cukup tinggi. Memang sedikit melelahkan, namun akan segera terobati karena detail bangunan Pura Agung Arga Sunya yang indah itu akan semakin tampak jelas. Setelah melewati Gapura Utama yang susunannya berbentuk Candi Bentar (terbuka), pengunjung akan memasuki area yang disebut dengan nama Kinesta Mandala. Disana, di Kinesta Mandala ini terdapat sebuah balai yang besar yang digunakan untuk menyimpan berbagai perleng-
kapan ibadah yang diperlukan oleh umat Hindu. Dari Kinesta Mandala ini, melalui tangga batu seperti tadi, pengunjung akan dibawa ke suatu tempat yang letaknya lebih tinggi yang bernama Madya Mandala. Dimana disana terdapat dua buah balai yang digunakan sebagai tempat untuk menggelar pertemuan dan pentas seni oleh umat Hindu. Dari Madya Mandala, masih menggunakan tangga batu lagi, kita akan menuju ke tempat ibadah utama yang lokasinya paling tinggi yang disebut dengan Utama Mandala. Perbedaan paling mencolok dibandingkan dua area sebelumnya, gapura untuk memasuki Utama Mandala ini tidak lagi berbentuk Candi Bentar melainkan berupa Candi Kurung (tertutup) yang dilengkapi dengan Patung Boma disampingnya. Candi Bentar (terbuka) melambangkan panca indra orang yang memasukinya masih terbuka (pikiran kemana-mana, red.), dan Candi Kurung (tertutup) memiliki makna umat yang memasukinya harus sudah fokus untuk menyerahkan diri kepada Tuhan YME atau Yang Widi. Sedangkan keberadaan Patung Boma sebagai peringatan agar umat Hindu senantiasa mawas diri atau hamulat sarira. Di area Utama Mandala ini, disana diantaranya bisa kita temui Balai Pawedan dan Padma Sana. Balai Pawedan merupakan tempat pandita memuja, sedangkan Padma Sana sebagai simbol istana Yang Widi. Bukan sekedar tempat ibadah dengan arsitek nan menawan dan sentuhan bernuansa Bali yang sangat kuat, Pura Agung Arga Sunya juga akan memanjakan mata pengunjung yang hendak menikmati indahnya pesona alam Kab. Blitar dari ketinggian. Pura Agung Arga Sunya memiliki view yang sangat indah, tentang panorama sawah, bukit dan Kota Blitar dari kejauhan berlatar belakang Gunung Kelud yang anggun. (moza)
(foto atas) Gapura berbentuk candi kurung sebagai pintu utama dari Pura Agung Arga Sunya. (foto bawah) View Blitar yang memesona dilihat dari Utama Mandala
Majalah PEN ATARAN PENA
49
intermezo KISAH DIBALIK NAMA BLACKBERRY Kita patut merasa beruntung bahwa BlackBerry dibuat oleh perusahaan Kanada sehingga disingkatnya menjadi BB. Bayangkan jika dibuat oleh perusahaan Indonesia, namanya akan menjadi “ Beri Hitam” disingkat “ BH” Bagaimana rasanya jika punya Beri Hitam lalu ditanya : “Kamu pake BH gak sih ?” “Pin BH kamu brp?”, atau “BH kamu touchscreen ya ?”. Agak lebih ngenes lagi jika ada cewek yang jawab : “Sorry aku gak pake BH” atau “BH aku ketinggalan di rumah”. Apalagi kalo lagi dinner dengan “camer” bisa diprotes pacar : “Sayang… jangan main BH terus dong…Kita kan lagi makan…taruh dulu BH nya di meja. Bisa juga terjadi dialog : “BH aku kok lemot banget ya..?”, terus dijawab: “Isinya kepenuhan kalii….?” Apa gak makin ruwet kalo begitu..? BINATANG APA Dalam suatu kelas ada percakapan antara guru dan murid-muridnya. Guru : “Murid-murid, binatang apa yang dimulai dengan huruf G…?” Seorang murid menjawab cepat, “Gajah Bu Guru!” Guru : “Pertanyaan berikutnya, binatang apa yang dimulai dengan huruf D..?” Murid tadi berdiri dan menjawab, “Dua gajah, Bu Guru!” Guru : “Kamu berdiri di depan kelas!, Pertanyaan berikutnya, binatang apa yang dimulai dengan huruf M ?” Semua murid diam, tapi murid tadi menjawab lagi, “Mungkin gajah, Bu Guru!” Guru : “Kamu keluar berdiri di depan pintu !” “Pertanyaan berikutnya, binatang apa yang dimulai dengan huruf J?” Makin hening. Tapi murid tadi menjawab pelan, “Jangan-jangan gajah…” Guru : “Kamu keluar berdiri di depan pintu!” “Pertanyaan berikutnya, binatang apa yang dimulai dengan huruf P?” Kelas sepi. Murid tadi menjawab dalam hati, “Pasti gajah….” WANITA CERDIK
P
ada suatu hari Ayu pergi ke sungai ingin mencuci baju. Ketika baru saja akan memulai mencuci dilihatnya seekor ikan emas yang terjepit diantara bebatuan sedang menggelepar-gelepar. Begitu melihat ikan emas tersebut ayu menghampirinya, dan terjadilah keajaiban, si ikan Emas bisa bicara : “Kalo kau menolongku, aku akan mengabulkan 3 permintaanmu. Tapi ingat apa yang kamu minta akan membuat suamimu mendapatkan 10 kali lipat dari apa yang kamu minta.” Ayu pun segera menolong ikan tersebut dan langsung minta supaya wajahnya cantik. “Tapi ingat…. Suamimu akan menjadi paling tampan di dunia,” kata si ikan mengingatkan “Nggak masalah,” jawab Ayu. “Adakadabra ?” jadilah Ayu wanita yang amat cantik. Begitupun sang suami, menjadi amat tampan. Permintaan ke-2, Ayu ingin menjadi kaya. “Ingat, suamimu akan 10 kali lebih kaya, apa kamu tidak takut?” kata si ikan tersebut. “Ah, nggak apa-apa. Kekayaan miliknya itu juga milikku,” jawab Ayu tenang. “Adakadabra..” jadilah Ayu orang yang kaya. Begitu juga suaminya kekayaannya 10 kali lipat kekayaan Ayu. “Apa permintaanmu yang ke-3?” Tanya si ikan Emas. “Aku ingin mendapatkan serangan jantung ringan-ringan saja,” ????????? Wakakakakakakaaa………… Pesan moral cerita ini: Wanita yang cerdik dan SMART, hati-hatilah dengan wanita. Jika Anda para suami tidak mau kena serangan jantung mendadak, laranglah istri Anda mencuci di sungai… Belikan segera Mesin cuci supaya tidak ketemu ikan dalam kisah diatas. WASPADALAH…..
(dari berbagai sumber) Majalah PEN ATARAN PENA
51