10
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Februari sampai Juli 2011.
Bahan dan Alat Hewan Uji Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah tikus rumah (R. rattus diardii) dan tikus sawah (R. argentiventer) yang diperoleh dari permukiman masyarakat Darmaga Bogor dan lahan pertanian Kabupaten Pati. Tikus yang digunakan sebanyak 60 ekor tikus rumah dan 60 ekor tikus sawah, dengan berat antara 70 - 150 gram. Kandang Percobaan Kandang yang digunakan dalam pengujian yaitu kandang perlakuan yang terbuat dari kawat aluminium berukuran 50 cm x 40 cm x 20 cm (p x l x t). Setiap kandang dilengkapi peralatan tambahan yaitu tempat minum, tempat makan, bumbung untuk persembunyian tikus (Gambar 3).
Gambar 3 Kandang perlakuan Timbangan Alat yang digunakan untuk menghitung bobot bahan dalam pengujian adalah timbangan elektronik (electronic top-loading balance for animal) (Gambar 2). Timbangan digunakan untuk mendapatkan besar konsumsi makan tikus dengan
11
mengetahui besar pakan sebelum dan sesudah konsumsi serta mendapatkan bobot tikus sebelum dan sesudah perlakuan.
Gambar 4 Timbangan elektronik (electronic top-loading balance for animal) Blok Gadung Pada awal dilakukan pembuatan karamel dengan cara mendidihkan gula merah yang ditambahkan dengan sedikit air, kemudian dipersiapkan parafin yang berfungsi untuk menjadikan seluruh bahan yang diolah menjadi padat seperti balok. Tahapan selanjutnya yaitu dipersiapkan umbi gadung yang berpotensi menjadi racun.
Umbi gadung dibersihkan lalu dipotong kecil dan kemudian
dihancurkan menggunakan blender. Bahan utama yang berguna sebagai penarik tikus untuk mengonsumsi umpan yaitu beras. Selain itu diperlukan pula bahan tambahan yang berguna sebagai penambah ketertarikan tikus yang terdiri dari tepung ikan, gula pasir, vetsin, telur, dan minyak goreng. Seluruh bahan dicampurkan, kemudian diolah dengan cara dipanaskan di atas kompor. Proses pengolahan dilakukan di atas kompor dengan diatur pada tingkat kepanasan
600˚C.
Diawali dengan memasukkan karamel yang dilanjutkan
dengan memasukkan parafin. Setelah kedua bahan tersebut meleleh, kemudian dimasukkan beras dan umbi gadung yang telah dicampur. Tahap selanjutnya yaitu dengan memasukkan bahan tambahan yang telah dicampur sebelumnya di wadah lain.
Seluruh bahan dicampur dan diaduk hingga merata, kemudian
memasuki tahapan terakhir yaitu memindahkan seluruh bahan yang telah diolah ke dalam cetakan dengan ukuran 4 cm x 2 cm x 2 cm.
12
Metode Penelitian Persiapan Kandang Seluruh bagian kandang diperiksa dan dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Setelah kandang pengujian layak digunakan, kemudian diletakkan tempat makan dan minum tikus, serta bumbu untuk tempat persembunyian tikus. Persiapan Hewan Uji Tikus yang telah diperoleh dari lapang, kemudian diadaptasikan terlebih dahulu dalam kandang pemeliharaan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman selama 2-3 hari dengan diberi pakan gabah dan air setiap hari. Penentuan bobot tikus dilakukan dengan cara memasukkan tikus ke dalam plastik yang sudah dikonversi terlebih dahulu, kemudian dilakukan penimbangan. Perlakuan Rodentisida Gadung Bentuk Blok Teknik perlakuan konsentrasi bahan aktif yaitu dengan menentukan jumlah umbi gadung yang akan digunakan sebagai racun dalam umpan dengan 5 macam konsentrasi yaitu 0%, 10%, 20%, 25%, 30%. Pada konsentrasi 0% dijadikan sebagai kontrol dengan tidak menambahkan gadung dalam umpan, lalu untuk konsentrasi lain 10%, 20%, 25%, 30% ditambahkan beras, karamel, parafin, dan bahan tambahan hingga mencapai konsentrasi 100% (Tabel 1). Tabel 1 Kandungan dan komposisi umpan perlakuan rodentisida bentuk blok Umpan Perlakuan
Komposisi umpan (%) Racun
Beras
Parafin
Bahan Tambahan
Karamel
Kontrol
0
40
40
10
10
G1
10
30
25
10
25
G2
20
30
30
10
10
G3
25
25
30
10
10
G4
30
20
30
10
10
Keterangan: Bahan tambahan yang digunakan yaitu minyak goreng, gula pasir, telur, tepung ikan, dan vetsin
13
Pemberian blok dilakukan 3 hari berturut-turut kemudian dilanjutkan dengan pemberian beras. Tikus yang digunakan yaitu tikus rumah dan tikus sawah untuk masing-masing konsentrasi umpan dengan 10 ulangan, jadi tikus yang disediakan dalam konsentrasi bahan aktif ini berjumlah 50 ekor tikus rumah dan 50 ekor tikus sawah. Metode Pilihan (Choice Test) Pada metode pilihan ini dipilih blok yang paling efektif dalam pengujian konsentrasi bahan aktif dibandingkan dengan beras yang dicampur dengan gadung dan tidak membentuk blok (Gambar 5).
Kemudian dilakukan pengamatan
terhadap konsumsi pada setiap bahan selama 2 minggu. Hal ini bertujuan untuk membandingkan ketertarikan tikus terhadap bahan yang diberikan dalam perlakuan, sehingga dapat diketahui perlakuan yang efektif dalam teknik pengendalian tikus. Metode pilihan dilakukan dengan menggunakan empat ekor tikus sawah dan kemudian masing-masing tikus diberi pilihan antara blok yang paling efekif dalam pelakuan konsentrasi bahan aktif dan beras yang dicampur bubuk gadung (BG) dengan perbandingan 70:30.
A
B
Gambar 5 Pengujian pilihan antara blok (A) dan beras yang ditambah gadung (B) Konversi Umpan Seluruh data yang diperoleh dari pengujian terhadap tikus rumah dan tikus sawah dikonversi terlebih dahulu terhadap 100 g bobot tikus, dengan rumus sebagai berikut: Konversi umpan/racun (g) =
Bobot umpan/racun yang dikonsumsi (g) x 100% Rerata bobot tubuh tikus (g)
14
Rerata bobot tubuh tikus (g) =
Bobot awal (g) + bobot akhir (g) 2
Analisis Data Data hasil penelitian diolah dengan program Statistical Analysis System (SAS) for Windows ver.9.1. Apabila hasil yang diperoleh berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji selang ganda Duncan (Duncan Multiple Range Test) pada taraf α= 5%.