BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanaan di kebun percobaan IPB, Leuwikopo, Dramaga dengan jenis tanah latosol Dramaga. Percobaan dilaksanakan pada tanggal 26 September 2010 sampai dengan 12 April 2011.
Bahan dan Alat Bahan tanam yang digunakan adalah 288 umbi iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) yang berumur satu tahun, dengan bobot 21.3 ± 3.7 g, diameter 3.7 ± 0.39 cm, dan tinggi 2.4 ± 0.28 cm. Pupuk yang digunakan adalah 4 g N/tanaman, 3 g P2O5/tanaman, 2 g K2O/tanaman, pupuk kandang 1 kg/tanaman, Furadan 3G® 2 g/tanaman, dan kalium nitrat (KNO3). Kalium nitrat mengandung 15 % N, 14 % K2O, 18 % Na, dan 0.05% B. Bakterisida Agrept® yang mengandung 20 % streptomisin sulfat digunakan dengan konsentrasi 0.15 % dan dosis 40 cc/tanaman. Bahan lain yang digunakan adalah polibag 50 cm x 50 cm, paranet 50 %, bambu, dan tali rafia. Alat yang digunakan antara lain jangka sorong, sprayer, meteran, cangkul, alat siram, oven, dan blender.
Metode Percobaan Percobaan dilaksanakan secara faktorial menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi KNO3 terdiri atas: K1 = 0 % pangkas, K2 = 0 %, K3 = 2 %, K4 = 4 %, K5 = 6 %, dan K6 = 8 % (g/l). Faktor kedua ialah cara pemberian KNO3 terdiri atas: penyemprotan lewat daun (P1) dan penyiraman melalui tanah (P2). Pada setiap ulangan terdapat 8 tanaman, yang terdiri dari 5 tanaman yang diamati setiap dua minggu dan 3 tanaman pengamatan destruktif pada minggu ke 8, 16, dan 24, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Model linier yang digunakan adalah Yijk=µ+αi+βj+(αβ)ij+тk+εijk
13 Keterangan: Yijk
= Hasil pengamatan pada perlakuan α ke-i, perlakuan β ke-j, dan kelompok ke-k
µ
= Rataan umum
αi
= Pengaruh perlakuan kosentrasi KNO3 ke-i; i = 1, 2, 3, 4, 5
βj
= Pengaruh perlakuan cara aplikasi ke-j; j = 1, 2
(αβ)ij = Pengaruh interaksi perlakuan konsentrasi KNO3 ke-i dan perlakuan cara aplikasi ke-j тk εijk
= Pengaruh kelompok ke-k; k = 1, 2, 3 = Pengaruh galat percobaan pada perlakuan α ke-i, perlakuan β ke-j dan kelompok ke-k Pengaruh konsentrasi KNO3 dan cara pemberian KNO3 terhadap produksi
iles-iles dapat diketahui dengan menggunakan analisis ragam. Apabila hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata, dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %. Pengaruh pemangkasan iles-iles dianalisis menggunakan uji t.
Pelaksanaan Percobaan Penanaman dilakukan pada polibag yang berisi campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:9 (v/v). Polibag yang telah diisi media kemudian diletakkan di bawah paranet 50 % dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm (Gambar 3). Umbi ditanam sebanyak satu umbi per polibag dengan kedalaman kurang lebih 3 cm dari permukaan tanah. Urea, KCl, dan SP-18 diberikan pada saat 4 minggu setelah tanam (MST) dengan dosis yang telah ditentukan. Urea diberikan sebanyak setengah dosis, sisanya diberikan pada saat tanaman berumur 8 MST. Furadan 3G® diberikan secukupnya di sekeliling lubang tanam. Perlakuan KNO3 dan pemangkasan dilakukan pada tiga bulan setelah tanam. Aplikasi KNO3 dilakukan dengan selang waktu dua minggu sampai daun terakhir iles-iles menguning. Konsentrasi KNO3 yang diberikan sesuai perlakuan. Volume
yang
30 cc/tanaman.
digunakan
pada
penyemprotan
dan
penyiraman
adalah
Pemeliharaan
tanaman
meliputi
penyiraman,
penyiangan
gulma,
pengendalian hama dan penyakit, serta pemberian ajir agar tidak roboh. Penyiraman dilakukan setiap hari jika tidak terjadi hujan. Penyiangan gulma dilakukan secara manual seminggu sekali. Pengendalian hama dan penyakit dilakuan secara kimiawi dan manual. Pengendalian secara kimia dilakukan pada saat 13 MST dengan menyemprotkan Agrept® ke tanaman.
Pengamatan Terdapat tiga jenis pengamatan, yaitu pengamatan vegetatif setiap dua minggu, pengamatan destruktif pada minggu ke 8, 16, dan 24, serta pengamatan panen (Gambar 2). Pengamatan vegetatif meliputi: 1. Panjang petiol, diukur dari pangkal batang (3 cm dari permukaan tanah) hingga ujung percabangan daun dengan menggunakan meteran. 2. Lebar rachis, diukur dari titik awal percabangan dengan petiol hingga daun paling ujung. 3. Diameter petiol, diukur dengan menggunakan jangka sorong yang diperoleh melalui rata-rata dari tiga titik, yaitu pangkal, tengah, dan ujung petiol. 4. Jumlah anak daun, dihitung tiap lembar pada daun. 5. Lama fase vegetatif, dihitung dari bibit ditanam sampai daun tanaman kuning (dorman). 6. Intensitas kerusakan daun, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: I=
100%
Keterangan: I = Intensitas kerusakan daun n = Jumlah tanaman yang rusak dengan kategori tertentu v = Nilai skala setiap kategori serangan Z = Nilai skala tertinggi N = Jumlah tanaman yang diamati sebanyak tanaman contoh
15
Nilai skoring yang digunakan adalah 1 = Tidak ada kerusakan 3 = < 50 % bagian rachis rusak 5 = ≥ 50 % bagian rachis rusak 7 = ≥ 75 % bagian rachis rusak 9 = Semua bagian tanaman rusak 7. Jumlah daun, dihitung jumlah daun pada setiap tanaman Pengamatan destruktif, meliputi: 1. Bobot basah akar, akar yang telah dibersihkan ditimbang. 2. Bobot basah petiol, petiol yang telah dibersihkan ditimbang. 3. Bobot basah rachis, rachis termasuk anak daun yang telah dibersihkan ditimbang. 4. Bobot basah umbi, umbi yang telah dibersihkan ditimbang. 5. Bobot kering akar, akar yang telah dioven pada suhu 120 ˚C selama tiga hari ditimbang. 6. Bobot kering petiol, petiol yang telah dioven pada suhu 120 ˚C selama tiga hari ditimbang. 7. Bobot kering rachis, rachis dan anak daun yang telah dioven pada suhu 120 ˚C selama tiga hari ditimbang. 8. Bobot kering umbi, umbi yang telah dioven pada suhu 120 ˚C selama tiga hari ditimbang. Pengamatan panen, meliputi: 1. Bobot basah umbi, umbi yang telah dibersihkan ditimbang. 2. Diameter umbi, diukur dengan menggunakan jangka sorong. 3. Tinggi umbi, diukur dengan menggunakan jangka sorong. 4. Bobot kering, umbi basah yang telah diambil sebanyak 100 g dikeringkan dengan sinar matahari selama dua hari dan oven pada suhu 60 ˚C selama dua hari ditimbang. 5. Bobot tepung, umbi yang telah dikeringkan dihancurkan dan ditimbang.
(a)
(b)
(c) Gambar 2. Cara Pengukuran Peubah Pengamatan. (a) Cara Mengukur Panjang dan Diameter Petiol, (b) Cara Mengukur Lebar Rachis dan Jumlah Anak Daun, (c) Cara Mengukur Diameter dan Tinggi Umbi