19
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Pamulang stable Ciputat dan Aragon stable Lembang pada bulan November 2010 - Januari 2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 8 ekor KPI dengan rataan umur 26,5 bulan dan belum dilatih secara intensif untuk menghindari terjadi hipertrofi otot akibat latihan. Marlin dan Nankervis (2004) menyatakan latihan selama 2 bulan dapat mengakibatkan hipertrofi otot jantung sampai 0.4% dari berat badan.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah gel ultrasound (USG), gel elektroda EKG dan perekat (rubber straps) EKG. Alat yang digunakan adalah pita pengukur berat badan dan tinggi badan kuda, stetoskop, pencukur rambut, EKG 4 lead (Cardisunny), USG (Sonoscape) dilengkapi EKG 3 lead, probe USG, printer USG, serta kamera digital.
Metode Penelitian Metode penelitian ini sebagai modifikasi penelitian yang dilakukan oleh Lightowler et al. (2004) dan Buhl (2008). Penelitian diawali dengan pengamatan umum KPI dilanjutkan pemeriksaan fisik KPI, dan pemeriksaan penunjang (Tabel 4).
a
b
c
Gambar 5 Teknik pengukuran berat badan (a), tinggi badan (b), dan denyut jantung KPI (c).
20 Pengamatan umum KPI meliputi pengukuran tinggi dan berat badan (Gambar 5), jenis kelamin, serta penentuan umur. Delapan ekor KPI diukur berat dan tinggi badan dengan pita pengukur berat badan kemudian umur ditentukan dari paspor kuda-Biro Registrasi Kuda (BRK) dan pengamatan gigi. Pemeriksaan fisik KPI meliputi pemeriksaan warna mukosa, skin recoil (SR), capilary refill time (CRT) serta pemeriksaan denyut jantung dengan stetoskop.
Tabel 4 Alur metode pengamatan umum dan pemeriksaan fisik KPI Metode Pengamatan Umum
Pemeriksaan Fisik
Sub Metode
Alat dan Bahan
- Pengukuran berat badan
pita pengukur berat badan
- Pengamatan tinggi badan
pita pengukur berat badan
- Penentuan umur
paspor kuda – BRK
- Pemeriksaan warna mukosa - Pemeriksaan SR - Pemeriksaan CRT
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan denyut jantung
Stetoskop
- Pemeriksaan EKG
EKG, lead
- Pemeriksaan ekhokardiografi
USG, probe, printer
*BRK: Biro Registrasi Kuda, CRT: capilary refill time, SR: skin recoil, EKG: elektrokardiografi, USG: ultrasonografi
Pemeriksaan penunjang terdiri dari pemeriksaan EKG dan ekhokardiografi. Perekaman EKG dilakukan dengan kecepatan kertas 25 mm/detik dengan standar defleksi/sensitivitas 1 mV = 10 mm atau 10 mm/mv (Picione 2003; Rose dan Hudgson 2000). Pemeriksaan EKG diawali dengan pencukuran rambut dengan clipper dan pemberian gel EKG di area pemasangan lead elektroda. Lead merah dipasang di bahu kanan depan, lead kuning dipasang di bahu kiri depan, lead hitam dipasang di dada kanan dan lead hijau dipasang di dada kiri (Gambar 6). Penilaian hasil EKG dilakukan dengan mengamati denyut jantung, irama/ritme gelombang, sumbu/axis, adanya tanda hipertrofi dan tanda iskemik/infark (Wijaya 1990; Rose dan Hudgson 2000). Evaluasi EKG diawali dengan pengamatan ada tidaknya kompleks QRS dan gelombang T yang mengikuti gelombang P kemudian dilanjutkan pada pengukuran
21 interval/durasi dan amplitudo setiap gelombang (Rose dan Hudgson
2000). Durasi dan
amplitudo gelombang P, durasi interval P-Q, durasi dan amplitudo kompleks QRS, durasi gelombang T, serta durasi interval Q-T perlu diamati dan dibandingkan dengan pustaka (Picione 2003).
Gambar 6 Teknik pemasangan EKG 4 lead pada KPI
Pemeriksaan ekhokardiografi didahului dengan pencukuran rambut pada intercostae ke 3 dan 4 thorak kanan kuda untuk meningkatkan kualitas gambar. Posisi kuda berdiri di tempat pemeriksaan atau di dalam kandang untuk mengurangi stres sebelum dilakukan pemeriksaan.
Gambar 7 Lokasi penempatan probe untuk pengamatan ekhokardiografi right parasternal short axis view pada KPI. Kaki kanan kuda ditarik cranial sedikit untuk membuka ruang jantung. Jenis probe yang dipilih untuk pengamatan jantung adalah konveks. Sector width diatur pada nilai maksimal, frekuensi probe berkisar 3-5,9 MHz, power diatur pada nilai 100, depth diperbesar hingga 24,1 cm, dan gain di atur pada nilai 110.
22 Awal pemeriksaan ekhokardiografi dengan standar pandang B-Mode dengan metode right parasternal short axis view (Gambar 7) di level chorda tendinae untuk menampilkan gambaran lumen ventrikel kiri yang bulat (Lightowler et al. 2004; Schwarzwald 2004) sebagaimana terlihat pada Gambar 2a. Kursor diarahkan tepat di antara kedua chorda tendinae kemudian ekhokardiografi M-mode diaktifkan (Gambar 3a). Pengamatan
ekhokardiografi
M-mode
meliputi
pengukuran
ketebalan
interventrikular/Interventrikular Septa/IVS, diameter ventrikel kiri/Left Ventricular Internal Dimension/LVID, ketebalan dinding ventrikel kiri/Left Ventricular free Wall/LVW pada saat sistol dan diastol (Schwarzwald 2004).
Gambar 8 Teknik pemasangan EKG 3 lead pada KPI
Penentuan titik end sistole dan end diastole dibantu oleh EKG 3 lead yang terdapat pada alat USG sebagaimana yang terlihat pada Gambar 8. Lead berwarna merah (Lead LL) diletakkan di thorak kiri di belakang jantung, lead berwarna putih (lead RA) di kaki kanan depan dan lead berwarna hitam (lead LA) di kaki kiri depan. Rubber straps, gel elektroda dan isolasi digunakan untuk merekatkan elektroda pada kulit kuda. Denyut jantung/heart rate/HR kuda pada saat pemeriksaan dihitung dari jarak antar gelombang yang sama. Nilai stroke volume/SV, cardiac output/Q, ejection fraction/EF, ejection time/ET, dan fractional shortening/FS, dihitung dengan rumus atau didapatkan dari kalkulasi alat USG secara otomatis. Perekaman USG untuk setiap kuda dilakukan sebanyak 3 kali. Nilai yang menyimpang terlalu jauh dibuang. Nilai tersebut kemudian di rata-rata dan dibandingkan dengan pustaka.
23 Analisa Data Nilai IVS, LVID, LVW KPI akan dimasukkan ke dalam rumus untuk mendapatkan nilai LVMM KPI. Nilai LVMM KPI akan di rata-rata dan dibandingkan dengan kisaran kuda THB menurut pustaka. Analisa data dilakukan secara deskriptif untuk mengevaluasi potensi performa KPI di masa mendatang yang diharapkan dapat mengetahui nilai standar awal fungsi jantung KPI.