BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dari bulan Februari hingga Juli 2011.
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 galur cabai IPB dan lima varietas cabai komersial sebagai varietas pembanding (Tabel 1). Genotipe yang digunakan merupakan genotipe bersari bebas. Galur cabai IPB diperoleh dari persilangan hasil penelitian Laboratorium Pemuliaan Tanaman AGH IPB. Varietas pembanding diperoleh dari berbagai perusahaan benih di Indonesia. Tabel 1. Galur Cabai IPB yang Dievaluasi dan Varietas Pembanding yang Digunakan dalam Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Genotipe IPB001004 IPB002001 IPB002003 IPB002005 IPB002046 IPB009002 IPB009003 IPB009004 IPB009019 IPB015002 IPB015008 IPB019015 IPB110005 IPB120005 Tombak Gelora Tit Super Trisula Lembang 1
Asal Benih F7001004-5-3 F8002001-4-3 F7002003-6-15 F7002005-2-9-20 F7002046-2-2 F8009002-1-19 F7009003-5-3 F8009004-3-13 F8009019-3-12 F7015002-8-6 F8015008-5-17 F8019015-1-11 F4110005-91-13 F4120005-5-66 PT. Tanindo Subur Prima PT. Sinar Bumi PT. East West Seed Indonesia UD. Ridwan Tani Balitsa Lembang
Golongan cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai semi keriting cabai semi keriting cabai besar cabai besar cabai besar cabai besar cabai keriting
9
Sarana produksi yang digunakan untuk aspek budidaya tanaman adalah tray semai, mulsa plastik hitam perak, ajir, pupuk kandang, NPK Mutiara, Urea, SP36, KCl, ZA, Gandasil B, Gandasil D, Furadan, Curacron, Antracol, Dithane, Samite, dan Bamex. Alat pertanian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, kored, sprayer, timbangan digital, jangka sorong, meteran, penggaris, label, dan alat tulis.
Metode Pelaksanaan Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal, yaitu 14 galur cabai IPB dan lima varietas pembanding. Setiap perlakuan terdiri atas tiga ulangan, sehingga terdapat 57 satuan percobaan, dimana tiap satuan percobaan terdiri atas 20 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh. Model rancangan yang digunakan adalah :
=
Nilai pengamatan tanaman genotipe ke-i dan ulangan ke-j
µ
=
Nilai tengah populasi
ĮL
=
Pengaruh genotipe ke-i (i = 1, 2, 3, ..., 19)
ȕM
=
Pengaruh ulangan ke-j (j = 1, 2, 3)
İLM
=
Pengaruh galat percobaan genotipe ke-i dan ulangan ke-j
(Gomez dan Gomez, 1995) Jika nilai F-hitung berbeda nyata pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan Uji Dunnett pada taraf 5%. Pengujian dilakukan menggunakan fasilitas SAS 9.0.
Pelaksanaan Penelitian Penyemaian Media semai terdiri atas tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1. Sebelum ditanam, benih cabai direndam larutan PGPR selama 6 jam. Perendaman ini dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan, menyehatkan akar, meningkatkan kemampuan akar menyerap unsur hara, serta memberikan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.
10
Penyemaian menggunakan tray semai 72 lubang dan masing-masing lubang ditanam dua benih. Tray diletakkan di tempat yang teduh dan ternaungi dari sinar matahari langsung. Persemaian disiram dua kali sehari. Pengolahan Lahan Lahan
sudah
disiapkan
satu
minggu
sebelum
tanam,
meliputi
pencangkulan dan pembuatan bedengan. Ukuran bedengan yaitu panjang 5 m, lebar 1 m, dan tinggi 50 cm. Jarak antar bedeng ± 50 cm dan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang (20 ton/ha), Urea (150 kg/ha), ZA (400 kg/ha), SP36 (150 kg/ha), dan KCl (100 kg/ha). Mulsa plastik hitam perak dipasang setelah pemupukan dan pembuatan bedengan. Kemudian dibuat lubang tanam dengan diameter 10 cm lalu dipasang ajir setinggi ± 1.5 m pada masing-masing lubang tanam tersebut. Penanaman Pemindahan lapang dilakukan pada 5 minggu setelah semai (MSS), dimana tinggi bibit ± 10 cm dan sudah mempunyai 5-7 helai daun sejati. Penanaman dilaksanakan pada sore hari agar bibit tidak layu akibat terik cahaya matahari. Satu bibit ditanam pada satu lubang tanam kemudian bibit disiram. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman, pemupukan, pewiwilan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan menggunakan NPK Mutiara dengan dosis 10 g/L dicampur Antracol/Dithane dengan dosis 2 g/L. Pupuk disiramkan pada akar tanaman ± 250 ml per tanaman. Pemberian pupuk kocor ini dilakukan seminggu sekali. Pewiwilan dilakukan apabila sudah terdapat tunas air di bawah percabangan pertama pada batang utama. Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma di sekitar tanaman utama dengan cara manual menggunakan cangkul/kored. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila terjadi gejala serangan hama dan penyakit. Aplikasi pestisida dilakukan sesuai dosis anjuran. Panen Pemanenan dilakukan pada saat buah sudah mencapai matang 75% hingga buah matang penuh. Panen dilakukan secara bertahap selama delapan kali.
11
Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh untuk setiap satuan percobaan. Karakter yang diamati mengacu pada pedoman penilaian dan pelepasan varietas hortikultura (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2004), sedangkan cara pengamatan dilakukan berdasarkan deskriptor cabai (IPGRI, 1995). Karakter kuantitatif yang diamati : 1.
Tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman tertinggi pada saat panen pertama.
2.
Tinggi dikotomus (cm), diukur dari permukaan tanah sampai percabangan pertama pada saat panen pertama.
3.
Lebar kanopi (cm), diukur dari titik tajuk terlebar pada saat panen pertama.
4.
Diameter batang (mm), diukur pada bagian tengah batang utama pada saat panen pertama.
5.
Panjang daun (cm), diukur dari 10 daun dewasa saat 50% populasi tanaman dalam petak telah panen.
6.
Lebar daun (cm), diukur dari 10 daun dewasa saat 50% populasi tanaman dalam petak telah panen.
7.
Umur berbunga (HST), jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi tanaman dalam petak telah mempunyai bunga mekar pada percabangan pertama.
8.
Umur panen (HST), jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi tanaman dalam petak telah mempunyai buah masak pada percabangan pertama.
9.
Panjang buah (cm), dihitung dari rata-rata panjang buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua, diukur dari pangkal hingga ujung buah.
10. Diameter buah (mm), dihitung dari rata-rata diameter buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua, diukur pada bagian pangkal buah. 11. Tebal kulit buah (mm), dihitung dari rata-rata tebal kulit buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua. 12. Bobot per buah (g), dihitung dari rata-rata bobot buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua.
12
13. Jumlah buah per tanaman (buah), dihitung dari rata-rata jumlah total buah dari 10 tanaman contoh selama delapan kali panen. 14. Bobot buah per tanaman (g), dihitung dari total bobot buah dari 10 tanaman contoh selama delapan kali panen. 15. Produktivitas (ton/ha) = Luas lahan x 80 % x Bobot buah per tanaman Jarak tanam
Karakter kualitatif yang diamati : 1.
Bentuk batang : silindris, bersudut, dan rata. Diamati ketika tanaman dewasa.
2.
Warna batang : hijau, hijau dengan garis ungu, dan ungu. Diamati setelah panen pertama.
3.
Bentuk daun : delta, oval, dan lanset. Diamati ketika buah pertama mulai masak pada 50% populasi.
Gambar 1. Bentuk Daun 4.
Warna daun : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu terang, ungu, dan varigata. Diamati ketika buah pertama mulai masak pada 50% populasi.
5.
Posisi bunga : menggantung, menengah, dan tegak. Diamati pada saat tanaman 50% berbunga.
Gambar 2. Posisi Bunga 6.
Warna kepala putik : Diamati pada saat bunga mekar.
13
7.
Warna kepala sari : putih, kuning, biru pucat, biru, biru keunguan, dan ungu. Diamati pada saat bunga mekar.
8.
Warna mahkota bunga : putih, kuning terang, kuning, kuning kehijauan, ungu dengan dasar putih, putih dengan dasar ungu, putih dengan garis ungu, dan ungu. Diamati pada saat tanaman 50% berbunga.
9.
Warna kelopak bunga : hijau muda, hijau, dan hijau tua. Diamati pada saat antesis.
10. Bentuk buah : panjang, membulat, segitiga, campulate, dan blocky. Diamati pada saat buah telah masak penuh.
Gambar 3. Bentuk Buah 11. Bentuk ujung buah : runcing, tumpul, cekung, dan berlekuk. Diamati pada saat buah telah masak penuh.
Gambar 4. Bentuk Ujung Buah 12. Warna buah intermediet : putih, kuning, oranye, hijau, ungu, dan ungu kecoklatan. Diamati saat buah akan mengalami kemasakan. 13. Warna buah masak : putih, kuning, oranye, merah terang, merah, merah tua, ungu, coklat, dan hitam. Diamati pada saat buah masak penuh.