BAGIAN ANGGARAN 041
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (AUDITED)
TAHUN ANGGARAN 2011
Gedung Kementerian BUMN Jalan Medan Merdeka Selatan No. 13 – Jakarta Pusat 10110 Telepon (021) 2311440, faksimile (021) 2311440 http://www.bumn.go.id
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang APBN Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Kementerian
BUMN
adalah
salah
satu
Kementerian
Negara/Lembaga
yang
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian BUMN mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2008 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan Laporan Keuangan Tahunan ini, perlu kami kemukakan halhal sebagai berikut:
1.
Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah selama Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp2.015.774.995,00. Sementara itu, realisasi Belanja Negara sebesar Rp109.969.772.891,00 atau 76,19% dari yang dianggarkan dalam DIPA BA 041 sebesar Rp 144.341.195.000,00.
2.
Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2011. Dari Neraca tersebut diinformasikan bahwa nilai Aset sebesar Rp569.740.082.969,00 dan Kewajiban sebesar Rp16.772.500,00, sehingga Ekuitas Dana Kementerian BUMN per 31 Desember 2011 sebesar Rp569.723.310.469,00.
3.
Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal-hal yang termuat dalam laporan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi uraian tentang kebijakan akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. ii
Kami menyadari bahwa laporan keuangan ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan tanggapan, saran, maupun kritik yang membangun dari para pengguna laporan keuangan ini. Kami akan terus berupaya untuk dapat menyusun dan menyajikan laporan
keuangan yang tepat waktu dan akurat sehingga terwujud tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Diharapkan penyusunan Laporan Keuangan ini dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
Jakarta,
Mei 2012
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
DAHLAN ISKAN
Jabatan
Paraf
Sekretaris Kementerian BUMN Kepala Biro Perencanaan dan SDM Inspektur Kementerian BUMN
iii
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar ..…………………………………………………………………………………………..
ii
Daftar Isi ……….…………………………………………………………………………………………….
iv
Daftar Tabel dan Grafik..………………………………………………………………………………..
vi
Daftar Lampiran…………………………………………………………………………………………….
vii
Pernyataan Tanggung Jawab …………………………………………………………………………
viii
Pernyataan Telah Direviu .……………………………………………………………………………..
ix
I. RINGKASAN ………..…………………………………………………………………………………….
1
1. Laporan Realisasi Anggaran ……………………………………………………………………..
1
2. Neraca …………………………………………………………………………………………………..
1
3. Catatan atas Laporan Keuangan ………………………………………………………………
2
II. LAPORAN REALISASI ANGGARAN……………………………………………………………..
3
III. NERACA……………………….………………………………………………………………………..
5
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN………………………………………………………
6
A. PENJELASAN UMUM ………………………………………………………………………….
6
A.1. DASAR HUKUM……………………………………………………………………………
6
A.2. KEBIJAKAN TEKNIS KEMENTERIAN BUMN……………………………………..
6
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN………………………..
8
A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI……………………………………………………………….
9
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN……………..
14
B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI ANGGARAN…………………….
14
B.2. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN……….
14
B.2.1. Pendapatan Negara dan Hibah………………………………………….……….
14
B.2.2. Belanja Negara………………………………………………………………………….
15
B.2.2.1. Belanja Pegawai……………………………………………………………………..
17
B.2.2.2. Belanja Barang……………………………………………………………………….
17
iv
B.2.2.3. Belanja Modal…………………………………………………………………………
18
B.3. CATATAN PENTING LAINNYA………………………………………………………..
18
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA ……………………………………………..
20
C.1. PENJELASAN UMUM NERACA………………………………………………………..
20
C.2. PENJELASAN PER POS NERACA……………………………………………………..
21
C.2.1. Aset Lancar…………………………………………………………………………......
21
C.2.1.1. Piutang Bukan Pajak……………………………………………………………….
21
C.2.1.2. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi………………………………
22
C.2.1.3. Persediaan…………………………………………………………………………....
22
C.2.2. Aset Tetap………………………………………………………………………………..
22
C.2.2.1. Tanah……………………………………………………………………………………
23
C.2.2.2. Peralatan dan Mesin……………………………………………………………….
24
C.2.2.3. Gedung dan Bangunan……………………………………………………………
26
C.2.2.4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan……………………………………………………..
27
C.2.2.5 Aset Tetap Lainnya………………………………………………………………….
27
C.2.3. Aset Lainnya……………………………………………………………………………..
28
C.2.3.1. Tagihan Tuntutan Ganti Rugi …………………………………………………..
29
C.2.3.2. Aset Tak Berwujud…………………………………………………………………
30
C.2.3.3. Aset Lain-Lain………………………………………………………………………..
31
C.2.4. Kewajiban Jangka Pendek…………………………………………………………
32
C.2.5. Ekuitas Dana Lancar…………………………………………………………………
33
C.2.6. Ekuitas Dana Investasi……………………………………………………………..
33
D. PENGUNGKAPAN LAINNYA …………………..…………………………………………. D.1.Perubahan
Peraturan
Pemerintah
Tentang
Standar
33
Akuntansi
Pemerintahan………………………………………………………………………………
32
D.2. Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan, dan Gudang……………………….
34
D.3. Pembayaran Tagihan Tuntutan Ganti Rugi ……………………………………
34
D.4. Dana Bantuan Tunai BUMN Peduli……………………………………………….
34
v
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK Halaman Tabel 1
Ikhtisar Pagu dan Realisasi Anggaran Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 dan 2010.......................................................................................
14
Tabel 2
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan TA 2011 dan 2010…………...........
15
Tabel 3
Anggaran dan Realisasi Belanja Per Program Tahun Anggaran 2011 dan 2010 ....................................................................................................
Tabel 4
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Per Program Tahun Anggaran 2011 dan 2010 ..............................................................................................
Tabel 5
16
16
Rincian Belanja Pegawai Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 dan 2010 ....................................................................................................
17
Tabel 6
Rincian Belanja Barang Tahun Anggaran 2011 dan 2010...........................
18
Tabel 7
Rincian Belanja Modal Tahun Anggaran 2011 dan 2010 ............................
18
Tabel 8
Komposisi Neraca Kementerian BUMN Per 31 Desember 2011 dan 2010 ...
20
Tabel 9
Rincian Piutang Bukan Pajak Per 31 Desember 2011 ................................
21
Tabel 10
Daftar Mutasi Aset Tetap Per 31 Desember 2011 dan 2010 .......................
23
Tabel 11
Rincian Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2011 dan 2010 ..................
24
Tabel 12
Perbandingan Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2011 dan 2010 ........
24
Tabel 13
Perbandingan Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 2011 dan 2010.....
26
Tabel 14
Perbandingan Jalan, Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember 2011 dan 2010.
27
Tabel 15
Perbandingan Aset Tetap Lainnya Per 31 Desember 2011 dan 2010 ..........
27
Tabel 16
Perbandingan Aset Lainnya Per 31 Desember 2011 dan 2010 ...................
28
Tabel 17
Daftar Aset tak Berwujud Per 31 Desember 2011 dan 2010.......................
30
Tabel 18
Perbandingan Saldo BUMN Peduli Per 31 Desember 2011 dan 2010 ..........
35
Grafik 1
Komposisi Realisasi Belanja Kementerian BUMN Menurut Jenis Belanja Tahun Anggaran 2011............................................................................
Grafik 2
17
Komposisi Neraca Kementerian BUMN Per 31 Desember Tahun Anggaran 2011 dan 2010......................................................................................
20
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan 2. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan 3. Laporan Realisasi Anggaran Belanja 4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja 5. Laporan Persediaan 6. Laporan Barang Milik Negara Intrakomptabel 7. Laporan Barang Milik Negara Ekstrakomptabel 8. Laporan BMN Gabungan Intrakomptabel dan Ekstrakomptabel 9. Laporan BMN Aset Tak Berwujud 10. Catatan Ringkas Barang Milik Negara 11. Laporan Kondisi Barang 12. Berita Acara Rekonsiliasi Internal 13. Laporan Tindak Lanjut/Rencana Tindak Temuan BPK 14. Informasi Pendapatan dan Belanja Akrual 15. Informasi Rekening Kementerian dan Lembaga 16. Laporan Capaian Kinerja 17. Berita Acara Rekonsiliasi dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan 18. Rekapitulasi Laporan Arus Kas PKBL Tahun 2011 19. Rekapitulasi Pelaksanaan BUMN Peduli Tahun 2010 dan 2011 20. Data Program BL BUMN Peduli
vii
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Kementerian BUMN yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2011 (audited), sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta,
Mei 2012
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
DAHLAN ISKAN
Jabatan
Paraf
Sekretaris Kementerian BUMN Kepala Biro Perencanaan dan SDM Inspektur Kementerian BUMN
viii
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERNYATAAN TELAH DIREVIU Kami telah mereviu Laporan Keuangan Kementerian BUMN untuk Tahun Anggaran 2011 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2011, Laporan Realisasi Anggaran, dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen Kementerian BUMN. Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran dan pelaporan transaksi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Reviu mempunyai lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan terkait dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu. Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
Jakarta,
Mei 2012
Inspektur
Herman Hidayat NIP 19590709 198003 1 001
ix
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011
I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
dan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
171/PMK.05/2007,
menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Laporan Keuangan Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 ini belum diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI. Laporan Keuangan Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 ini disusun sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2011 menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja serta pembiayaan selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2011. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp 2.015.774.995,00 yang merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan anggaran yang ditetapkan sebesar Rp0,00 Realisasi
Belanja
Negara
pada
Tahun
Anggaran
2011
sebesar
Rp109.969.772.891,00 atau 76,19% dari yang dianggarkan dalam DIPA BA 041 sebesar Rp144.341.195.000,00 yang merupakan belanja rupiah murni. 2. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan Tahun Anggaran 2011 mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan. Jumlah Aset per 31 Desember 2011 sebesar Rp569.740.082.969,00 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp3.066.164.275,00, Aset Tetap sebesar Rp546.657.661.779,00 dan Aset Lainnya sebesar Rp20.016.256.915,00. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp16.772.500,00 yang merupakan kewajiban jangka pendek. Sedangkan jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp569.723.310.469,00 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp3.049.391.775,00, dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp566.673.918.694,00. 1
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) menguraikan dasar hukum, metodologi penyusunan Laporan Keuangan, dan kebijakan akuntansi yang diterapkan. Selain itu, dalam
CALK
dikemukakan
penjelasan
pos-pos
laporan
keuangan
dalam
rangka
pengungkapan yang memadai. Dalam penyaji an Lap oran Realisasi Anggaran, pendapatan dan belanja diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN). Sementara dalam penyajian Neraca; aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN. Dalam CALK ini diungkapkan pula kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan serta informasi tambahan yang diperlukan.
2
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011
3
4 DAHLAN ISKAN
Jakarta, Mei 2012 MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011
Jabatan
Paraf
Sekretaris Kementerian BUMN Kepala Biro Perencanaan dan SDM Inspektur Kementerian BUMN
5
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011
IV.CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2011;
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);
6.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
6
Tahun
2006
tentang
Pengelolaan
Barang
Milik
Negara/Daerah; 7.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
8.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
9.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 91/PMK.05/2008 tentang Bagan Akun Standar; 11. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
51/PB/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang telah diganti dengan Perdirjen Nomor 65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. A.2. KEBIJAKAN TEKNIS KEMENTERIAN BUMN Kementerian BUMN dibentuk pada Kabinet Gotong Royong berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara. Kemudian, keberadaannya dilanjutkan dalam Kabinet Indonesia Bersatu I dan II berdasarkan Keppres Nomor 187/M Tahun 2004 dan Keppres Nomor 6
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 84/P Tahun 2009 serta Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 telah ditetapkan struktur organisasi Kementerian Negara termasuk Kementerian BUMN. Pada tahun 2010 telah ditetapkan Struktur Organisasi Kementerian BUMN berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Kementerian BUMN memiliki tugas merumuskan kebijakan di bidang pembinaan dan pengawasan BUMN. Oleh karena itu, Kementerian BUMN diharuskan mengambil peran dalam upaya perbaikan kondisi perekonomian Indonesia melalui: (1) perumusan kebijakan yang mengarahkan BUMN agar mampu menyediakan barang/jasa berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, (2) memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional, serta (3) menjadi agen pemerintah dalam menyelenggarakan kemaslahatan hidup masyarakat luas sebagaimana diamanatkan dalam UU BUMN. Sejalan dengan Visi dan Misi Presiden dalam masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II, posisi keberadaan BUMN sesuai dengan amanat pasal 33 ayat 2 UUD 1945, serta maksud dan tujuan pendirian BUMN berdasarkan UU Nomor 19 tahun 2003, maka Kementerian BUMN menetapkan Visi sebagai berikut: “Meningkatnya peran BUMN sebagai instrumen negara untuk peningkatan kesejahteraan rakyat berdasarkan mekanisme korporasi” Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Kementerian BUMN menetapkan misi sebagai berikut: 1. Peningkatan kualitas pengelolaan BUMN yang semakin transparan dan akuntabel. 2. Peningkatan peran BUMN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan negara. 3. Peningkatan kualitas pelaksanaan penugasan pemerintah untuk pelayanan umum. 4. Peningkatan peran BUMN dalam keperintisan usaha dan pengembangan UMKM. 5. Mewujudkan sistem pengelolaan BUMN berbasis mekanisme korporasi. 6. Peningkatan peran BUMN untuk percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan serta ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014, Kementerian BUMN menetapkan 2 (dua) program 2010-2014 yang terdiri dari 1 (satu) Program Dasar/Generik dan 1 (satu) Program Teknis. Program Dasar/Generik yang dilaksanakan adalah Program Dukungan Manajemen dan Kegiatan Teknis Lainnya Kementerian BUMN, sedangkan Program Teknis yang dilaksanankan adalah Program Pembinaan BUMN. 7
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas pelaporan Kementerian BUMN. Laporan Keuangan Kementerian BUMN disusun berdasarkan transformasi data/laporan keuangan dari Kantor Satuan Kerja Kementerian BUMN, mengingat Kementerian BUMN hanya memiliki satu Satuan Kerja (Satker). Jumlah anggaran belanja yang tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2011 adalah sebesar Rp144.341.195.000,00. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai pelaksanaan beberapa program yaitu: 1. Program
Dukungan
Manajemen dan
Kegiatan
Teknis
Lainnya
Kementerian
BUMN
(041.01.01), 2. Program Pembinaan BUMN (041.01.06). Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2011 ini disajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi dan akuntabilitas, sebagaimana diamanatkan dalam tata kelola yang baik (good governance). Sedangkan tujuan catatan atas laporan keuangan adalah menyajikan informasi penjelasan atas pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. Selain mengelola DIPA Bagian Anggaran 041, Kementerian BUMN juga mendapatkan DIPA Bagian Anggaran 999.03 (Penyertaan Modal Negara) yang dilaporkan terpisah dari laporan keuangan ini. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI), yang terdiri dari Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan Realisasi Anggaran entitas akuntansi satuan kerja Kementerian BUMN. Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari Pendapatan Negara, Hibah, dan Belanja. 2. Neraca Neraca disusun berdasarkan penggabungan neraca entitas akuntansi yang berada di bawah Kementerian BUMN dan disusun melalui SAI.
8
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 3. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang pendekatan penyusunan laporan keuangan, penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai. Data BMN yang disajikan dalam neraca ini telah diproses melalui SIMAK-BMN dan Laporan Keuangan ini telah direkonsiliasi dengan Kementerian Keuangan. A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN. Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN. Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan BA 041 Kementerian BUMN Tahun 2011 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam penyusunan LKKL telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian BUMN adalah : 1.
Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN.
Akuntansi
membukukan
pendapatan
penerimaan
dilaksanakan
bruto
dan
berdasarkan
tidak
dikompensasikan dengan pengeluaran).
mencatat
Pendapatan
pendapatan.
9
azas
bruto,
jumlah
yaitu
netonya
disajikan sesuai
dengan (setelah
dengan jenis
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 2.
Belanja Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban
atas
pengeluaran
tersebut
disahkan
oleh
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN). Pada Laporan Realisasi Anggaran, belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja, sedangkan pada Catatan atas Laporan Keuangan, belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi. 3.
Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Permanen, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.
a. Piutang Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasikan. Dalam neraca, piutang disajikan sebesar nilai nominal yaitu nilai rupiah yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya.
b. Persediaan Persediaan disajikan sebesar:
Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.
10
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011
Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan.
Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. c. Tanah Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan. Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/harga taksiran pada saat perolehan.
d. Gedung dan Bangunan Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan. Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. Jika Gedung dan Bangunan diperoleh melalui kontrak, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, serta jasa konsultan. Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
e. Peralatan dan Mesin Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan atas Peralatan dan Mesin yang berasal dari pembelian meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang diperoleh melalui kontrak meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan. Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya 11
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan Mesin tersebut.
f. Jalan, Irigasi, dan Jaringan Biaya perolehan Jalan, Irigasi, dan Jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh Jalan, Irigasi, dan Jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai. Biaya perolehan untuk Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang diperoleh melalui kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama. Biaya perolehan untuk Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan serta biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.
g. Aset Tetap Lainnya Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang diadakan melalui swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan.
h. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Lancar, Investasi Permanen, dan Aset Tetap. Aset Lainnya terdiri dari Aktiva Tak Berwujud dan Aset Lain-lain. Aset tak berwujud dinilai sebesar pengeluaran yang terjadi dengan SPM belanja modal non fisik yang melekat pada aset tersebut setelah dikurangi dengan biaya-biaya lain yang tidak dapat dikapitalisir. Aset lain-lain dinilai sebesar biaya perolehannya atau nilai yang tercatat sebelumnya pada pos aset tetap.
12
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 4. Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan
aliran
keluar
sumber
daya
ekonomi
pemerintah.
Dalam
konteks
pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Kewajiban pada satuan kerja dalam lingkup Kementerian Negara/Lembaga hanya berupa kewajiban kepada KPPN berupa keterlambatan penyampaian sisa uang persediaan dan kepada BUN/KPPN berupa pendapatan yang ditangguhkan serta belanja yang masih harus dibayar. 5. Ekuitas Dana Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi.
13
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN (AUDITED) B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI ANGGARAN Realisasi pendapatan pada Tahun Anggaran 2011 adalah sebesar Rp2.015.774.995,00, yang seluruhnya merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Realisasi belanja pada Tahun Anggaran 2011 adalah Rp109.969.772.891,00 atau 76,19% dari total pagu anggaran sebesar
Rp
144.341.195.000,00
yang
seluruhnya
merupakan belanja
rupiah murni.
Perbandingan ikhtisar pagu dan realisasi anggaran Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Ikhtisar Pagu dan Realisasi Anggaran Kementerian BUMN TA 2011 dan 2010 (dalam rupiah) 2011 No
Anggaran 1
2
2010
Uraian Realisasi
% Realisasi
Anggaran
Realisasi
% Realisasi
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah
0
2.015.774.995
0,00
0
919.953.633
0,00
- Penerimaan Pajak
0
0
0,00
0
0
0,00
- Penerimaan Negara Bukan Pajak
0
2.015.774.995
0,00
0
919.953.633
0,00
- Penerimaan hibah
0
0
0,00
0
0
0,00
Realisasi Belanja Negara
144.341.195.000
109.969.772.891
76,19
166.203.110.000
92.758.578.678
55,81
- Belanja Rupiah Murni
144.341.195.000
109.969.772.891
76,19
166.203.110.000
92.758.578.678
55,81
- Belanja Pinjaman LN
0
0
0,00
0
0
0,00
- Belanja Rupiah Pendamping
0
0
0,00
0
0
0,00
- Belanja Hibah
0
0
0,00
0
0
0,00
- Belanja PNBP
0
0
0,00
0
0
0,00
- Belanja BLU
0
0
0,00
0
0
0,00
B.2. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.2.1. Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi pendapatan pada Kementerian BUMN pada Tahun Anggaran 2011 adalah sebesar Rp 2.015.774.995,00 berasal dari penerimaan dalam negeri yang berupa PNBP. Penerimaan tersebut termasuk dalam kategori PNBP Lainnya, yang berupa pendapatan penjualan aset lainnya yang berlebih/rusak/dihapuskan, pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang, pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah, penerimaan kembali belanja TAYL.
14
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2011 ini lebih tinggi sebesar Rp1.095.821.362,00 atau 119,12% jika dibandingkan dengan Pendapatan Tahun Anggaran 2010. Rincian mengenai Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan adalah seperti pada tabel 2. Tabel 2 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun Anggaran 2011 dan 2010 (dalam rupiah) No
Jumlah
Uraian
2011
% Naik/ (Turun)
2010
1 Pendapatan Penjualan Aset Lainnya yang Berlebih/Rusak/Dihapuskan
829.400.000
0
100,00
2 Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan dan Gudang
991.420.000
555.314.333
78,53
3 Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
137.515.263
0
100,00
1.757.840
0
100,00
5 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya RM TAYL
19.120.000
364.639.300
(94,76)
6 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL
36.561.892
0
100,00
2.015.774.995
919.953.633
119,12
4 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL
Total
Keterangan: 1. Pendapatan
Penjualan
Aset
Lainnya
yang
Berlebih/Rusak/Dihapuskan
sebesar
Rp829.400.000,00 berasal dari pelelangan barang milik negara berupa 1 unit chiller dan 5 unit kendaraan roda 4 (empat) yang dituangkan dalam Risalah Lelang nomor : 090/2011. 2. Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan dan Gudang sebesar Rp991.420.000,00 berasal dari sewa ruangan atau bangunan yang dikuasai oleh Kementerian BUMN. Dari nilai pendapatan tersebut diatas, terdapat transaksi yang diterima oleh Kementerian BUMN melalui penyetoran langsung pihak ketiga ke Rekening Bendahara Umum Negara (Rekening No. 520.000.000)
sebesar
Rp409.600.000,00
yaitu
atas
nama
Kantin
Diesel
sebesar
Rp57.600.000,00, PT Danareksa sebesar Rp12.000.000,00 dan PT BNI (Persero), Tbk sebesar Rp340.000.000,00. 3. Pendapatan
denda
keterlambatan
penyelesaian
pekerjaan
pemerintah
sebesar
Rp137.515.263,00 berasal dari denda yang dikenakan kepada pihak ketiga karena jangka waktu penyelesaikan pekerjaan melebihi dari yang tercantum dalam Surat Perjanjian. 4. Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu sebesar Rp 57.439.732,00 merupakan pengembalian belanja pegawai sebesar Rp1.757.840,00 dan pengembalian belanja barang Rp 55.681.892,00. B.2.2. BELANJA NEGARA Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian BUMN. 15
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, jumlah realisasi belanja adalah sebesar Rp109.969.772.891,00 atau 76,19% dari pagu anggaran sebesar Rp144.341.195.000,00. Dilihat dari persentase, realisasi ini lebih besar dibandingkan dengan realisasi tahun 2010, dimana realisasi selama tahun anggaran tersebut mencapai 55,81%. Realisasi menurut Program Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Anggaran dan Realisasi Per Program Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 dan 2010 (dalam rupiah) 2011 No
Uraian Program 2011
Anggaran 1
2
Program Dukungan Manajemen dan Kegiatan Teknis Lainnya Kementerian BUMN
Penerapan kepemerintahan yang baik
% Realisasi
Realisasi
78.427.195.000
80,61
Realisasi
% Realisasi
29.440.505.969
81,31
Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara
1.280.600.000
733.188.100
57,25
Peningkatan kualitas pelayanan publik
17.253.600.000
10.501.853.851
60,87
Peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara
36.000.000.000
Jumlah
63.217.359.841
Anggaran 36.206.810.000
Pembinaan dan pengembangan BUMN
Pembinaan dan pengembangan BUMN
2010
Uraian Program 2010
27.942.009.699
77,62
65.914.000.000
46.752.413.050
70,93
75.462.100.000
24.141.021.059
31,99
144.341.195.000
109.969.772.891
76,19
166.203.110.000
92.758.578.678
55,81
Belanja Kementerian BUMN meliputi belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Perincian anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja Tahun Anggaran 2011 dan 2010 (dalam rupiah) 2011 No
Uraian Belanja
(1) (2) 1 Belanja Pegawai 2 Belanja Barang 3 Belanja Modal Jumlah
2010
Anggaran
Realisasi
% Realisasi
Anggaran
Realisasi
% Realisasi
(3)
(4)
(5)=(4)/(3)
(3)
(4)
(5)=(4)/(3)
20.209.894.000
16.539.910.190
81,84
19.000.000.000
15.965.015.035
84,03
114.362.941.000
84.483.895.109
73,87
106.091.491.000
44.660.249.786
42,10
9.768.360.000
8.945.967.592
91,58
41.111.619.000
32.133.313.857
78,16
144.341.195.000
109.969.772.891
76,19
166.203.110.000
92.758.578.678
55,81
16
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Komposisi realisasi belanja menurut jenis belanja dapat disajikan seperti grafik 1.
Grafik 1: Komposisi Realisasi Belanja Kementerian BUMN menurut Jenis Belanja TA 2011
B.2.2.1. Belanja Pegawai Realisasi belanja pegawai sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp16.539.910.190,00 atau 81,84% dari pagu anggaran sebesar Rp20.209.894.000,00. Realisasi ini lebih besar 3,60% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010. Perbandingan realisasi belanja pegawai tahun 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Rincian Belanja Pegawai Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 dan 2010 (dalam rupiah)
No 1 2 3
Uraian Belanja Gaji dan Tunjangan PNS Belanja Honorarium Belanja Lembur Total
Tahun 2011 16.539.910.190 0 0 16.539.910.190
2010 15.965.015.035 0 0 15.965.015.035
% naik/(turun) 3,60 0,00 0,00 3,60
B.2.2.2. Belanja Barang Realisasi belanja barang sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp84.483.895.109,00 atau 73,87% dari pagu anggaran sebesar Rp114.362.941.000,00. Realisasi ini lebih besar 89,17% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010. Realisasi belanja barang tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
17
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Tabel 6 Rincian Belanja Barang Tahun Anggaran 2011 dan 2010 (dalam rupiah) No
Tahun
Uraian
2011
1
Belanja Barang Operasional
2
Belanja Barang Non Operasional
3
Belanja Jasa
4
Belanja Pemeliharaan
5
Belanja Perjalanan Dalam Negeri
6
Belanja Perjalanan Luar Negeri
2010
5.230.005.367
Total
% naik/(turun)
2.985.920.852
75,16
28.632.143.720
9.241.100.858
209,83
29.447.779.564
15.499.399.764
89,99 20,32
2.809.718.824
2.335.297.517
17.323.505.919
14.183.885.184
22,14
1.040.741.715
414.645.611
151,00
84.483.895.109
44.660.249.786
89,17
B.2.2.3. Belanja Modal Realisasi Belanja Modal sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp8.945.967.592,00 atau 91,58% dari pagu anggaran sebesar Rp9.768.360.000,00. Realisasi ini lebih kecil 72,16% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2010. Penurunan persentase realisasi Belanja Modal ini disebabkan adanya penurunan realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan dan realisasi Belanja Modal Fisik Lainnya, jika dibandingkan dengan tahun 2010. Realisasi belanja modal tahun 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 Rincian Belanja Modal Tahun Anggaran 2011 dan 2010 (dalam rupiah) No
Tahun
Uraian
1
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
2 3
2011
2010
% naik/(turun)
8.279.871.307
6.600.882.097
25,44
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
538.114.310
24.345.024.780
(97,79)
Belanja Modal Fisik Lainnya
127.981.975
1.187.406.980
(89,22)
8.945.967.592
32.133.313.857
(72,16)
Total
18
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 B.3. CATATAN PENTING LAINNYA Realisasi Anggaran Belanja Kementerian BUMN pada Tahun Anggaran 2011 adalah sebesar Rp110.203.604.477,00 atau 76,35% dari pagu anggaran sebesar Rp144.341.195.000,00. Belum maksimalnya pencapaian realisasi ini terutama disebabkan oleh rendahnya realisasi belanja barang yang hanya mencapai 73,87% dari pagu anggaran. Faktor penyebabnya adalah proses revisi DIPA membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga beberapa kegiatan belum bisa dilaksanakan karena harus menunggu revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan Rincian Anggaran dan Belanja (RAB) yang tergantung pada revisi DIPA.
19
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA (AUDITED) C.1. PENJELASAN UMUM NERACA Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2011. Adapun perbandingan komposisi Neraca per 31 Desember 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Komposisi Neraca Kementerian BUMN Per 31 Desember 2011 dan 2010 (dalam rupiah)
Uraian Aset Kewajiban Ekuitas Dana
31 Des 2011
31 Des 2010
569.740.082.969
562.130.859.495
16.772.500
16.772.500
569.723.310.469
562.114.086.995
% Kenaikan/ (Penurunan) 1,35 0,00 1,35
Jumlah Aset per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp569.740.082.969,00 terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp3.066.164.275,00, Aset Tetap sebesar Rp546.657.661.779,00, dan Aset Lainnya sebesar Rp20.016.256.915,00. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2011 sebesar Rp16.772.500,00 merupakan Kewajiban Jangka Pendek. Sedangkan jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2011 sebesar Rp569.723.310.469,00 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp3.049.391.775,00, dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp566.673.918.694,00. Perbandingan secara grafik posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana tahun 2011 dan 2010 dapat dilihat pada Grafik 2.
Grafik 2: Komposisi Neraca Kementerian BUMN TA 2011 dan 2010
20
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 C.2. PENJELASAN PER POS NERACA C.2.1. Aset Lancar Aset Lancar per 31 Desember 2011 sebesar Rp3.066.164.275,00 terdiri dari Piutang Bukan Pajak sebesar Rp1.709.508.000,00, Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi sebesar Rp4.083.338,00 dan Persediaan sebesar Rp1.352.572.937,00. Rincian Aset Lancar tersebut adalah sebagai berikut: C.2.1.1. Piutang Bukan Pajak Piutang pemerintah timbul karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan pemberian pinjaman serta transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. Saldo piutang bukan pajak pada Kementerian BUMN per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.709.508.000,00. Saldo tersebut lebih tinggi Rp404.614.000,00 dibandingkan dengan saldo piutang bukan pajak per 31 Desember 2010 sebesar Rp1.304.894.000,00. Piutang bukan pajak Kementerian BUMN adalah piutang penerimaan negara bukan pajak yang merupakan tagihan atas sewa ruangan dan/atau bangunan yang dikuasai Kementerian BUMN yang belum dibayar oleh pihak ketiga. Rincian mengenai piutang penerimaan bukan pajak dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Rincian Piutang Penerimaan Bukan Pajak Kementerian BUMN Per 31 Desember 2011 (dalam rupiah) No
Nama
1
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
2
PT BRI (Persero), Tbk
3
PT Telekomunikasi Indonesia
4 5 6
Kantin Diesel
7 8 9
Koperasi Karyawan Garuda
Piutang 2010
Jumlah Sewa 2011
4.500.000
4.320.000
Pembayaran 2011 8.820.000
Piutang 2011 -
-
411.756.000
411.756.000
37.500.000
30.000.000
67.500.000
PT BNI (Persero), Tbk
340.000.000
408.000.000
748.000.000
-
PT Bakrie Telecom
115.000.000
115.000.000
115.000.000
115.000.000
-
57.600.000
57.600.000
-
PT Garuda Indonesia (Persero)
468.500.667
185.328.000
PT XL Axiata
167.500.000
93.750.000
76.560.000
3.190.000
10 PT Danareksa
12.000.000
12.000.000
11 PT Indosat Tbk **)
83.333.333
40.000.000
1.304.894.000
1.396.034.000
21
211.250.000 79.750.000
12.000.000
12.000.000 123.333.333
35.090.000
12 PT Koperasi Prabunara Jumlah
653.828.667 50.000.000
35.090.000 991.420.000
1.709.508.000
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Keterangan: **)
Jumlah tagihan sewa antena atas nama PT Indosat Tbk sebesar Rp83.333.333,00 merupakan akumulasi tagihan tahun 2009 dan 2010 yang belum tercatat di tahun 2009.
C.2.1.2. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Bagian lancar tuntutan ganti rugi merupakan reklasifikasi aset lain-lain yang berupa tuntutan ganti rugi ke dalam aset lancar disebabkan adanya tuntutan ganti rugi jangka panjang yang jatuh tempo satu tahun berikutnya. Bagian lancar tuntutan ganti rugi Kementerian BUMN merupakan tagihan ganti rugi yang akan jatuh tempo satu tahun berikutnya atas kehilangan barang milik negara (BMN) berupa kendaraan dinas roda 4 (empat) dengan nomor polisi B 7344 EQ
a.n.
Dadang
Nurzaman
yang
sudah
ditetapkan
nilai
penggantiannya
sebesar
Rp70.000.000,00 dengan cicilan sebesar Rp291.667,00 per bulan selama 20 tahun dengan pembayaran cicilan pertama ditetapkan pada bulan November 2011. Saldo bagian lancar tuntutan ganti rugi pada Kementerian BUMN per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp4.083.338,00 merupakan pembayaran tagihan per bulan dari bulan November 2011 sampai bulan Desember 2012 (14 bulan x Rp291.667,00). C.2.1.3. Persediaan Persediaan merupakan persediaan barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan digunakan untuk dikonsumsi/diserahkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam jangka waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan. Saldo Persediaan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp1.352.572.937,00. Saldo tersebut lebih tinggi Rp731.514.672,00 dibandingkan dengan saldo per 31 Desember 2010 yaitu sebesar Rp621.058.265,00. Laporan Persediaan dapat dilihat pada lampiran 5. C.2.2. Aset Tetap Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Tetap dinilai dengan harga perolehan tanpa memperhitungkan penyusutan. Jumlah Aset Tetap Kementerian BUMN per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp546.657.661.779,00, terdiri atas Tanah sebesar Rp273.198.404.650,00, Peralatan dan Mesin Rp95.639.801.582,00, Gedung dan Bangunan sebesar Rp173.858.682.561,00, Jalan Irigasi, dan Jaringan sebesar Rp3.201.056.420,00, serta Aset Tetap Lainnya sebesar Rp759.716.566,00. Daftar Mutasi Aset Tetap dapat dilihat pada tabel 10. 22
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Tabel 10 Daftar Mutasi Aset Tetap Per 31 Desember 2011 dan 2010 (dalam rupiah) No
Aset Tetap
1
Tanah
2
Peralatan dan Mesin
3
Gedung dan Bangunan
4
Jalan, Irigasi dan Jaringan
5
Aset Tetap Lainnya Total
Mutasi
Saldo 31/12/2010 273.413.532.500
Tambah
Saldo Kurang
0
215.127.850
31/12/2011 273.198.404.650
87.678.870.475
8.404.681.107
443.750.000
95.639.801.582
173.061.604.631
862.099.260
65.021.330
173.858.682.561
3.136.035.090
65.021.330
723.634.091
127.981.975
91.899.500
3.201.056.420 759.716.566
538.013.676.787
9.459.783.672
815.798.680
546.657.661.779
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah, pasal 1 butir 20, untuk aktiva yang dicatat secara ekstrakomptabel tidak perlu dilaporkan dalam laporan tahunan. Oleh karena itu, dalam laporan keuangan ini, aset tetap yang dicatat secara ekstrakomptabel sebesar Rp368.143.775,00 tidak dimasukkan sebagai unsur aset tetap dalam neraca. Rincian aset tetap dapat dilihat dalam lampiran 6 dan lampiran 7 laporan keuangan ini. C.2.2.1. Tanah Saldo Tanah Kementerian BUMN per 31 Desember 2010 sebesar Rp273.198.404.650,00 yang terdiri dari: 1. Tanah HGB 251 dengan luas 10.980 m2, terletak di Jl. Merdeka Selatan No. 13 Jakpus; 2. Tanah HGB 313 dengan luas 980 m2, terletak di Jl. Merdeka Selatan No. 13 Jakpus; 3. Tanah HGB 281 dengan luas 2.380 m2, terletak di Jl. Kebon Sirih No. 48 Jakpus; 4. Tanah HGB 360 dengan luas 3.450 m2, terletak di Jl. Kebon Sirih No. 46 Jakpus. Pengurangan saldo tanah dikarenakan adanya hibah dari Kementerian BUMN kepada Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Surat Kementerian Keuangan Nomor: S-102/MK.6/2012 tanggal 02 Maret 2012 hal Persetujuan Hibah Barang Milik Negara. Tanah yang dihibahkan tersebut seluas 14 m2 yang berlokasi di sudut Jalan Sabang dan Kebon Sirih, Jakarta Pusat dengan nilai perolehan sebesar Rp215.127.850,00. Tanah tersebut berasal dari tanah HGB 281 yang semula seluas 2.380 m2 menjadi 2.366 m2 (2.380 m2 – 14 m2). Proses sertifikasi tanah Kementerian BUMN akan diajukan kembali kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN) c.q. Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Pusat setelah tanah seluas 14 m2 diserahterimakan kepada Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta c.q. Dinas Pertamanan dan Pemakaman. 23
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 C.2.2.2. Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2011 sebesar Rp95.639.801.582,00. Peralatan dan Mesin ini terdiri: Tabel 11 Perbandingan Rincian Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2011 dan Per 31 Desember 2010 (dalam rupiah)
No
Peralatan dan Mesin
Saldo Per 31 Saldo Per 31 Desember 2011 Desember 2011 14.804.432.229 12.925.665.929
1
Alat Besar
2
Alat Angkutan
3 4 5
Alat Kantor dan Rumah Tangga
6
Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar
7
Alat Kedokteran dan Kesehatan
1.462.000
1.462.000
8
Alat Laboratorium
6.471.958.877
6.413.636.877
9
Alat Persenjataan
11.530.200
11.530.200
10
Komputer
22.169.788.944
18.467.107.689
11
Peralatan Proses/Produksi
12.414.809.700
11.414.738.200
Alat Bengkel dan Alat Ukur
66.456.830
66.456.830
Alat Pengolahan
48.518.580
48.518.580
36.590.700.198
35.409.807.896
3.007.475.674
2.867.277.924
Jumlah
52.668.350
52.668.350
95.639.801.582
87.678.870.475
Posisi perbandingan Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 12 Perbandingan Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2011 dan 2010 (dalam rupiah)
Saldo
Saldo
31/12/2011
31/12/2010
Kenaikan/ (Penurunan)
95.639.801.582
87.678.870.475
7.960.931.107
24
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Rincian kenaikan/penurunan tersebut adalah sebagai berikut: Saldo Awal 31/12/2010 Penambahan: - Pembelian/Pengembangan - Reklasifikasi dari Belanja Pemeliharaan Kegiatan overhoul 1 unit lift (elevator) - Reklasifikasi dari Belanja Barang untuk Pembelian 1 unit Bracket LCD TV - Reklasifikasi dari Belanja Barang untuk Honor Panitia PengadaanMic Conference, PC Tablet & Peremajaan Lift - Reklasifikasi dari Belanja Barang untuk Pembelian Draper Motorized Projection Screen , dan Screenview Motorized dan VGA Distribution Amplifier ABTUS Jumlah Penambahan Pengurangan - Reklasifikasi ke Aset Tidak Berwujud Pembelian Lisensi Remote Copy pada pengadaan server - Penghapusan BMN berupa 5 (lima) unit Kendaraan Dinas Roda 4 ** - Reklasifikasi ke Aset Lainnya berupa 1 Unit Kendaraan Dinas yang hilang Jumlah Pengurangan Jumlah Mutasi Saldo Akhir 31/12/2011
87.678.870.475 8.279.871.307 89.724.800 3.850.000 11.325.000
19.910.000 8.404.681.107
64.900.000 313.420.000 65.430.000 (443.750.000) 7.960.931.107 95.639.801.582
** Penghapusan barang milik negara berupa 5 (lima) unit Kendaraan Dinas Roda 4 (empat) telah mendapat Persetujuan dari Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Kekayaan Negara selaku pengelola barang berdasarkan surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara a.n. Menteri Keuangan nomor S-32/MK.6/2011 hal Persetujuan Penjualan Barang Milik Negara Selain Tanah dan/atau Bangunan pada Kementerian BUMN menyatakan bahwa prinsipnya Kementerian Keuangan menyetujui penghapusan barang milik Negara yang diajukan dengan ketentuan penjualan secara lelang. Penambahan Peralatan dan Mesin sebesar Rp8.404.681.107,00 tidak sama dengan belanja modal peralatan dan mesin sebesar Rp8.279.871.307,00 (Lihat catatan B.2.2.3.). Hal ini disebabkan terdapatnya penambahan peralatan dan mesin yang tidak dipengaruhi oleh belanja modal peralatan dan mesin. Rincian penambahan aset tersebut berasal dari pos-pos sebagai berikut:
25
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 -
Jumlah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Reklasifikasi dari Belanja Pemeliharaan Kegiatan overhoul 1 unit lift (elevator) Reklasifikasi dari Belanja Barang untuk Pembelian 1 unit Bracket LCD TV Reklasifikasi dari Belanja Barang untuk Honor Panitia Pengadaan Mic Conference, PC Tablet dan Peremajaan Lift Reklasifikasi dari Belanja Barang untuk Pembelian Draper Motorized, Projection Screen, Screenview Motorized Projector dan VGA Distribution Amplifier ABTUS Jumlah Penambahan Peralatan dan Mesin
8.279.871.307 89.724.800 3.850.000 11.325.000 19.910.000 8.404.681.107
C.2.2.3. Gedung dan Bangunan Saldo Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp173.858.682.561,00. Posisi perbandingan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13 Perbandingan Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 2011 dan 2010 (dalam rupiah)
Saldo 31/12/2011 173.858.682.561
Kenaikan
aset
Gedung
Saldo 31/12/2010 173.061.604.631
dan
Bangunan
senilai
Kenaikan/ (Penurunan) 797.077.930
Rp797.077.930,00
merupakan
penataan/perbaikan/renovasi ruang kerja pada Kantor Kementerian BUMN dan peremajaan aspal halaman parkir pada Kantor Kementerian BUMN. Penambahan Gedung dan Bangunan ini tidak sama dengan belanja modal gedung dan bangunan sebesar Rp538.114.310,00 (Lihat catatan B.2.2.3.). Perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: -
Jumlah Belanja Modal Gedung dan Bangunan
-
Belanja Pemeliharaan yang dikapitalisasi menjadi penambahan nilai Gedung dan
538.114.310
Bangunan berupa renovasi ruang kerja Lt. M,C,Annex,10,16 dan atap parkir motor -
Belanja Barang yang dikapitalisasi menjadi penambahan nilai Gedung dan Bangunan berupa honor panitia pengadaan untuk kegiatan peremajaan aspal
-
320.709.950 3.275.000
Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang dikapitalisasi menjadi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan berupa Perbaikan Jaringan Instalasi Plumbing
(65.021.330)
Jumlah Penambahan Gedung dan Bangunan
797.077.930
26
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 C.2.2.4. Jalan, Irigasi dan Jaringan Saldo
Jalan,
Irigasi
dan
Jaringan
per
31
Desember
2011
adalah
sebesar
Rp3.201.056.420,00 merupakan aset berupa instalasi gardu listrik, jaringan air minum, dan jaringan telepon. Posisi perbandingan Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14 Perbandingan Jalan Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember 2011 dan 2010 (dalam rupiah)
Saldo 31/12/2011 3.201.056.420
Saldo 31/12/2010 3.136.035.090
Kenaikan/ (Penurunan) 65.021.330
Kenaikan aset Jalan, Irigasi dan Jaringan senilai Rp65.021.330,00 merupakan Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang dikapitalisasi menjadi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan berupa kegiatan perbaikan jaringan instalasi plumbing. C.2.2.5. Aset Tetap Lainnya Saldo Aset tetap lainnya per 31 Desember 2011 senilai Rp759.716.566,00 terdiri dari bahan perpustakaan tercetak senilai Rp270.216.566,00 dan bahan perpustakaan terekam dan bentuk mikro senilai Rp489.500.000,00. Posisi perbandingan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15 Perbandingan Aset Tetap Lainnya Per 31 Desember 2011 dan 2010 (dalam rupiah)
Saldo 31/12/2011 759.716.566
Saldo 31/12/2010 723.634.091
Kenaikan/ (Penurunan) 36.082.475
Kenaikan Aset Tetap Lainnya sebesar Rp36.082.475,00 merupakan pengadaan buku-buku perpustakaan. Kenaikan/Penurunan Aset Tetap Lainnya ini tidak sama dengan belanja modal fisik lainnya sebesar Rp 127.981.975,00 (Lihat catatan B.2.2.3.). Hal ini terjadi karena belanja modal fisik lainnya tersebut dikapitalisasi menjadi akun aset tak berwujud sebesar Rp81.312.000,00 berupa pengadaan 3 (tiga) buah lisensi sertificate SSL 128 bit dan diklasifikasikan menjadi akun 27
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 persediaan sebesar Rp10.587.500,00 berupa pengadaan buku Perpres 54 tahun 2010 yang langsung dibagikan kepada unit-unit kerja terkait.
Mutasi saldo aset tetap lainnya per 31 Desember 2011 dapat dijelaskan sebagai berikut : -
Saldo Aset Tetap Lainnya per 31/12/2010
723.634.091
-
Jumlah Belanja Modal Fisik Lainnya
127.981.975
-
Belanja Modal Fisik Lainnya yang dikapitalisasi menjadi Aset Tak Berwujud Belanja Modal Fisik Lainnya yang diklasifikasikan menjadi Persediaan
-
Saldo Aset Tetap Lainnya per 31/12/2010
-
(81.312.000) (10.587.500) 759.716.566
C.2.3. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar, investasi permanen maupun aset tetap pada tanggal neraca. Aset lainnya per 31 Desember 2011 sebesar Rp20.016.256.915,00 terdiri dari Tagihan Tuntutan Ganti Rugi sebesar Rp65.916.662,00, Aset Tak Berwujud sebesar Rp15.253.927.692,00 dan Aset Lain-lain sebesar Rp4.696.412.561,00. Posisi perbandingan Aset Lainnya per 31 Desember 2011 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 16.
Tabel 16 Perbandingan Aset Lainnya Per 31 Desember 2011 dan 2010 (dalam rupiah)
Saldo 31/12/2011
Saldo 31/12/2010
Kenaikan/ (Penurunan)
20.016.256.915
22.191.230.443
(2.174.973.528)
28
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Rincian kenaikan/penurunan tersebut adalah sebagai berikut: Saldo Awal 31/12/2010 Penambahan: - Reklasifikasi dari Belanja Pemeliharaan berupa pemeliharaan portal dan pengembangan dashboard eksekutif tahun 2011 1.226.280.000 - Reklasifikasi dari Belanja Modal Fisik Lainnya berupa Lisensi Sertificate SSL 128 bit 81.312.000 - Reklasifikasi dari Belanja Modal Peralatan dan Mesin berupa Lisensi Remote Copy pada pengadaan server 64.900.000 - Reklasifikasi dari Aset Tetap ke Aset lain-lain berupa 1 unit Kendaraan dinas yang hilang 65.430.000 - Jumlah penggantian atas Tuntutan Ganti Rugi atas 1 unit Kendaraan dinas yang hilang 65.916.662 Jumlah Penambahan Pengurangan : - Penghapusan BMN berupa 1 set Chiller AC 3.613.382.190 - Reklasifikasi dari Aset lain-lain ke Tagihan Tuntutan Ganti Rugi berupa 1 unit Kendaraan dinas yang hilang 65.430.000 Jumlah Pengurangan Jumlah Mutasi Saldo Akhir 31/12/2011
22.191.230.443
1.503.838.662
(3.678.812.190) (2.174.973.528) 20.016.256.915
C.2.3.1. Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Tagihan tuntutan ganti rugi merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya. Tuntutan ganti rugi Kementerian BUMN merupakan tagihan ganti rugi kepada Sdr. Dadang Nurzaman atas kehilangan barang milik negara (BMN) berupa kendaraan dinas roda 4 (empat) dengan nomor polisi B 7344 EQ. Berdasarkan Berita Acara Penetapan Kerugian Negara nomor BA-01/TIM TGR/KBUMN/2011 tanggal 24 November 2011 menetapkan bahwa besarnya penggantian kerugian negara atas kendaraan dinas roda 4 (empat) diatas sebesar Rp70.000.000,00 dengan cara diangsur Rp291.667, per bulan selama 20 tahun terhitung mulai bulan November 2011. Saldo tagihan tuntutan ganti rugi pada Kementerian BUMN per 31 Desember 2011 sebesar Rp65.916.662,00. Saldo tersebut merupakan jumlah penggantian kerugian negara sebesar Rp70.000.000,00 dikurangi dengan tagihan ganti rugi yang akan jatuh tempo satu tahun 29
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 berikutnya
yang
diklasifikasikan
sebagai
bagian
lancar
tuntutan
ganti
rugi
sebesar
Rp4.083.338,00. C.2.3.2. Aset Tak Berwujud Aset Tak Berwujud pada Kementerian BUMN per 31 Desember 2011 berupa Portal (software) dan lisensi sebesar 15.253.927.692,00, terdiri dari: Tabel 17 Perbandingan Nilai Aset Tak Berwujud Per 31 Desember 2011 dan Per 31 Desember 2010 (dalam rupiah)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Aset Tak Berwujud Portal Publik dan Subportal Privatisasi Office Automation Portal Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL ) Portal SDM Online Portal Executive Information System (EIS) Portal Aset Software Manajemen Keamanan dan Akses Email Case Tools License Microsoft Project dan License Microsoft Visio Call Processing Aplication & Internet Firewall NAC Anti Virus Lisensi Software e-paper Lisensi SSL 128 Bit Lisensi Remote Copy Jumlah
Nilai Per 31 Desember 2011 2.488.954.335 3.836.737.987 1.411.974.599 1.427.335.424 2.065.030.155 1.304.788.000 1.033.508.707 23.810.325 23.107.500 315.568.660 1.171.400.000 5.500.000 81.312.000 64.900.000 15.253.927.692
Nilai Per 31 Desember 2010 2.284.574.335 3.632.357.987 1.207.594.599 1.222.955.424 1.860.650.155 1.100.408.000 1.033.508.707 23.810.325 23.107.500 315.568.660 1.171.400.000 5.500.000
13.881.435.692
Penjelasan atas Aset Tak Berwujud : 1.
Portal Publik dan Subportal Privatisasi senilai Rp2.284.574.335,00 dibangun pada tahun 2006 dan saat ini sudah diluncurkan dan diimplementasikan sejak tahun 2008. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan dan pada tahun 2011 diadakan pengembangan portal berupa pemeliharaan portal dan pengembangan dashboard eksekutif.
2.
Office Automation senilai Rp3.632.357.987,00 dibangun pada tahun 2008. Beberapa modul dalam Office Automation telah diimplementasikan pada tahun 2008 antara lain: Modul Perpustakaan, SDM, Humas, Pengumuman, Tata Persuratan dan Aset TI. Modul lainnya akan diimplementasikan secara bertahap, sementara implementasi Modul Tanda Tangan Digital masih menunggu regulasi dari Kemkominfo. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan dan pada tahun 2011 diadakan pengembangan portal berupa pemeliharaan portal dan pengembangan dashboard eksekutif. 30
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 3.
Portal Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) senilai Rp1.207.594.599,00 dibangun pada tahun 2008, dan saat ini telah digunakan oleh BUMN dan Kementerian BUMN. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan dan pada tahun 2011 diadakan pengembangan portal berupa pemeliharaan portal dan pengembangan dashboard eksekutif.
4.
Portal SDM Online dibangun pada tahun 2008 senilai Rp 1.222.955.424,00, dan telah digunakan
oleh
BUMN
dan
Kementerian
BUMN.
Pada
tahun
2010
dilaksanakan
pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan dan pada tahun 2011 diadakan pengembangan portal berupa pemeliharaan portal dan pengembangan dashboard eksekutif. 5.
Executive Information System (EIS) senilai Rp1.860.650.155,00 dibangun pada tahun 2008 dan telah digunakan oleh BUMN dan Kementerian BUMN. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan dan pada tahun 2011 diadakan pengembangan portal berupa pemeliharaan portal dan pengembangan dashboard eksekutif.
6.
Portal Aset senilai Rp1.100.408.000,00 telah selesai dibangun pada tahun 2008 dan telah diimplementasikan pada tahun 2009. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan pada tahun 2011 diadakan pengembangan portal berupa pemeliharaan portal dan pengembangan dashboard eksekutif.
7.
Software Manajemen Keamanan dan Akses Email senilai Rp1.033.508.707,00 dibangun dan diimplementasikan tahun 2009.
8.
Case Tools senilai Rp23.810.325,00 merupakan software untuk memperbesar otomatisasi dan kualitas design model software.
9.
License Microsoft Project dan License Microsoft Visio senilai Rp23.107.500,00 adalah lisensi untuk dapat menggunakan piranti lunak Microsoft.
10. Call Processing System senilai Rp203.212.900,00 dan Internet Firewall Rp112.355.760,00 merupakan perangkat jaringan yang digunakan untuk akses internet. 11. NAC Anti Virus senilai Rp1.171.400.000,00 merupakan software antivirus. 12. Lisensi Software e-paper senilai Rp5.500.000,00 merupakan software aplikasi untuk membaca koran elektonik. 13. Lisensi Sertificate SSL 128 bit senilai Rp81.312.000 adalah lisensi yang digunakan dalam pengamanan pengiriman data melalui internet. 14. Lisensi Remote Copy senilai Rp64.900.000,00 adalah lisensi yang digunakan dalam server. 31
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 C.2.3.3. Aset Lain-lain Aset Lain-lain per 31 Desember 2011 sebesar Rp4.696.412.561,00 terdiri dari: 1.
Aset yang hilang berupa Slide Projector a.n. Malim Damanik sebesar Rp13.302.751,00;
2.
Aset hilang yang telah diselesaikan tuntutan ganti ruginya sebesar Rp109.593.000,00 berupa 1 unit kendaraan roda 4 (empat) a.n. Ibnu Salim, akan tetapi belum ada Surat Keputusan Penghapusan Aset dari Pengelola Barang;
3.
Aset (barang inventaris) dalam kondisi rusak berat namun belum dihapuskan sebesar Rp4.573.516.810,00. Rincian barang inventaris dalam kondisi rusak berat terdapat di lampiran 8. Jumlah tersebut berkurang sebesar Rp 3.613.382.190,00 dari Aset Lain-Lain per 31
Desember 2010 sebesar Rp8.309.794.751,00. Hal tersebut dikarenakan terdapat penghapusan barang milik negara berupa 1 (satu) set AC Chiller senilai Rp 3.613.382.190,00 yang telah dilelang berdasarkan berdasarkan Surat Direktur Jenderal Kekayaan Negara a.n. Menteri Keuangan nomor S-32/MK.6/2011 hal Persetujuan Penjualan Barang Milik Negara Selain Tanah dan/atau Bangunan pada Kementerian BUMN menyatakan bahwa prinsipnya Kementerian Keuangan menyetujui penghapusan barang milik Negara yang diajukan dengan ketentuan penjualan secara lelang. Pada tanggal 25 Mei 2011, Kementerian BUMN yang diwakili oleh Panitia Penghapusan Barang Milik Negara Tahun 2011, melakukan pelelangan terhadap barang milik Negara yang disetujui oleh Kementerian Keuangan untuk dihapuskan yang dituangkan dalam Risalah Lelang nomor : 090/2011. Adapun rincian barang milik negara yang dilelang adalah:
No 1 2 3 4 5 6
Nama Barang Minibus Minibus Minibus Minibus Minibus AC Chiller
Merk Toyota Kijang Toyota Kijang Toyota Kijang Toyota Kijang Toyota Kijang York
Tahun Perolehan 1998 1998 1998 1998 1998 1984
Nilai Revaluasi 51.700.000 65.430.000 65.430.000 65.430.000 65.430.000 3.613.382.190
C.2.4. Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Pendek merupakan kewajiban yang diharapkan dapat dibayar dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2011 merupakan Utang Kepada Pihak Ketiga sebesar Rp16.772.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
32
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 1. Utang Langganan Daya dan Jasa sebesar Rp37.500,00 merupakan denda keterlambatan pembayaran tagihan penyediaan air pada bulan September 2009 kepada PT PAM Lyonnaise. 2. Utang kepada Pihak Lainnya sebesar Rp9.815.000 merupakan utang untuk pengadaan Tenaga outsource sebesar Rp8.000.000,00 kepada PT Gapura Nirwana Agung dan untuk pengiriman buletin sebesar Rp1.815.000,00 kepada PT Mutiara Primatama. 3. Utang kepada PT Pos Indonesia (Persero) atas biaya pengiriman surat sebesar Rp6.920.000,00. C.2.5. Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Lancar adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara nilai aset lancar dengan kewajiban lancar/jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2011
adalah
sebesar
Rp3.049.391.775,00,
terdiri
dari
Cadangan
Piutang
sebesar
Rp1.713.591.338,00 yang merupakan akun penyeimbang dari Piutang Bukan Pajak dan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi, Cadangan Persediaan sebesar Rp1.352.572.937,00 yang merupakan akun penyeimbang dari Persediaan, serta Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek sebesar minus Rp16.772.500,00 yang merupakan akun penyeimbang dari Utang pada Pihak Ketiga. C.2.6. Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp566.673.918.694,00 adalah dana yang diinvestasikan dalam Aset Tetap dan Aset Lainnya. Ekuitas Dana Investasi pada tanggal 31 Desember 2011 terdiri atas Diinvestasikan dalam Aset Tetap sebesar Rp546.657.661.779,00, merupakan akun penyeimbang dari akun Aset Tetap, dan Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya sebesar Rp20.016.256.915,00, merupakan akun penyeimbang dari Aset Lainnya. D. PENGUNGKAPAN LAINNYA D.1. Perubahan Peraturan Pemerintah Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang berbasis cash toward accrual telah diganti dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang berbasis akrual. Sesuai dengan pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 disebutkan bahwa Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. Ketentuan lebih lanjut
33
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Hingga saat ini Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum terbit, sehingga laporan keuangan ini masih mengacu pada peraturan sebelumnya yang tidak bertentangan dengan PP 71 Tahun 2010. D.2. Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan dan Gudang Realisasi Pendapatan pada Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp2.015.774.995,00, dari realisasi tersebut sebesar Rp991.420.000,00 merupakan Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang. Untuk pendapatan yang berasal dari sewa ruangan dan bangunan yang dikuasai Kementerian BUMN, terdapat pihak penyewa yang langsung menyetorkan biaya sewa ke Rekening Bendahara Umum Negara (502.000.000.980) di Bank Indonesia sehingga tidak diperoleh NTPN sebagai dasar untuk validasi penerimaan negara, yaitu PT BNI (Persero), Tbk sebesar Rp340.000.000,00, Kantin Diesel sebesar Rp57.600.000,00 dan PT Danareksa sebesar Rp12.000.000,00. Disamping hal tersebut diatas, pada bulan Januari 2012, PT Bakrie Telecom menyetor pembayaran sewa ruangan sebesar Rp115.000.000,00 yang merupakan penempatan perangkat telekomunikasi dan fiber optic untuk jangka waktu 1 tahun yaitu 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2011. D.3. Pembayaran Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Pembayaran tagihan tuntutan ganti rugi kepada Sdr. Dadang Nurzaman atas kehilangan barang milik negara (BMN) berupa kendaraan dinas roda 4 (empat) dengan nomor polisi B 7344 EQ untuk angsuran bulan November 2011 s.d. Januari 2012 sebesar Rp875.000,00 dan angsuran bulan Pebruari 2012 sebesar Rp291.667,00, yang dilakukan pada tahun 2012. D.4. Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Undang-Undang No.19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara Pasal 88 Ayat (1) menyatakan bahwa “BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN”, sedangkan Pasal 88 Ayat (2) undang-undang tersebut diatas menyatakan “Ketentuan lebih lanjut mengenai penyisihan dan penggunaan laba sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur 34
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 dengan Keputusan Menteri”. Sebagai perwujudan dari undang-undang tersebut diatas, dibentuklah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Selanjutnya, sesuai dengan ketentuan Pasal 88 Ayat (2) undang-undang tersebut, Menteri Negara BUMN menetapkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05/MBU/2007 mengatur antara lain, Dalam Pasal 9 ayat (1) sampai dengan ayat (6) mengatur mengenai : Ayat (1) : “Dana Program Kemitraan bersumber dari : a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen); b. Jasa administrasi pinjaman/marjin/bagi hasil, bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional; c. Pelimpahan dana Program Kemitraan dari BUMN lain, jika ada”. Ayat (2) : “Dana Program BL bersumber dari : a. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2% (dua persen); b. Hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program BL”. Ayat (3) : “Besarnya dana Program Kemitraan dan Program
BL yang berasal dari
penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh : a. Menteri untuk Perum; b. RUPS untuk Persero;”. Ayat (4) : “Dalam kondisi tertentu besarnya dana Program Kemitraan dan dana Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak dapat ditetapkan lain dengan persetujuan Menteri/RUPS”. Ayat (5) : “Dana Program Kemitraan dan Program BL yang berasal dari penyisihan laba setelah pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2), disetorkan ke
rekening dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan selambatlambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)”. Ayat (6) : “Pembukuan dana Program Kemitraan dan Program BL dilaksanakan secara terpisah dari pembukuan BUMN Pembina”. Dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) mengatur mengenai : Ayat 1 : “Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk : 35
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 a. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan; b. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan ke giatan usaha Mitra Binaan
yang bersifat pinjaman tambahan
dan berjangka pendek dalam rangka
memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan; c.Beban Pembinaan : 1) Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan; 2)
Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20% (dua puluh persen) dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan;
3)
Beban Pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan Mitra Binaan”.
Ayat 2 : “Dana Program BL : a. Dana Program BL yang tersedia setiap tahun terdiri dari saldo kas awal tahun, penerimaan dari alokasi laba yang tereal isir, pendapatan bunga ja sa giro dan/atau deposito yang terealisir serta pendapatan lainnya. b. Setiap tahun berjalan sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari jumlah dana Program BL yang tersedia dapat disalurkan melalui Program BL BUMN Pembina c.Setiap tahun berjalan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah dana Program BL yang tersedia diperuntukkan bagi Program BL BUMN Peduli d. Apabila pada akhir tahun terdapat sisa kas dana Program BL BUMN Pembina dan BUMN Peduli, maka sisa kas tersebut menj adi saldo kas awal tahun dana Program BL tahun berikutnya e. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN Pembina : 1) Bantuan korban bencana alam; 2) Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan; 3) Bantuan peningkatan kesehatan; 4) Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum; 5) Bantuan sarana ibadah; 6) Bantuan pelestarian alam; f. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN Peduli ditetapkan oleh Menteri”
36
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Sampai dengan Tahun 2011 Perusahaan yang melaksanakan PKBL sebanyak 91 perusahaan, dari sejumlah perusahaan tersebut, yang telah menyampaikan data laporan keuangan (audited) sebanyak 65 perusahaan dan 26 perusahaan unaudited. Saldo Dana BL Peduli per 31 Desember 2010 dan 2011 masing – masing sebesar Rp562.499.420.069,00 dan Rp823.328.094.726,00 yang terdiri atas data laporan keuangan audited
Tahun
2010
Rp750.676.888.485,00,
sebesar serta
Rp511.526.907.247,00
laporan
keuangan
dan
Tahun
2011
sebesar
unaudited
Tahun
2010
sebesar
Rp50.972.512.822,00 dan Tahun 2011 sebesar Rp72.651.206.242,00. Untuk penggunaan dana BL peduli dilakukan dengan mekanisme melalui Surat Edaran Menteri yang mengatur tentang penggunaan untuk setiap kegiatan mulai dari nilai besaran penggunaan dana BL Peduli, Perusahaan mana saja yang ikut serta jenis kegiatannya. Selama tahun 2010 s.d. tahun 2011, terdapat kegiatan yang didanai dari Program BL BUMN Peduli sebesar Rp190,03 M yaitu: (1) BUMN Peduli Reboisasi yang dibentuk berdasarkan Surat Menteri Negara BUMN Nomor : S-450/MBU/2010 tanggal 2 Agustus 2010, dengan bantuan yang dikelola berupa uang tunai sebesar Rp29,8 Milyar; (2) BUMN Peduli Banjir Bandang Wasior yang dibentuk berdasarkan Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-12/MBU/2010 tanggal 8 Oktober 2010 dengan bantuan yang dikelola berupa uang tunai sebesar Rp5,48 Milyar dan natura/jasa dengan equivalen senilai Rp2,83 Milyar; (3) BUMN Peduli Tsunami di Mentawai yang dibentuk berdasarkan Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-13/MBU/2010 tanggal 27 Oktober 2010 dengan bantuan yang dikelola berupa uang tunai sebesar Rp2,32 Milyar dan natura/jasa dengan equivalen senilai Rp3,83 Milyar; (4) BUMN Peduli Bencana meletusnya Gunung Merapi yang dibentuk berdasarkan Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-13/MBU/2010 tanggal 27 Oktober 2010 dengan bantuan yang dikelola berupa uang tunai sebesar Rp2,62 Milyar dan natura/jasa dengan equivalen senilai Rp2,48 Milyar; (5) BUMN Peduli Banjir Bandang Tangse-Pidie, Aceh yang dibentuk berdasarkan Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-01/MBU/2011 tanggal 16 Maret 2011 dengan bantuan yang dikelola berupa uang tunai sebesar Rp3,81 Milyar dan natura/jasa berupa Alat Kesehatan dan Jasa Alat Berat;
37
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 (6) Pasar Murah BUMN Peduli yang dibentuk berdasarkan Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor : SE-436/MBU/2011 tanggal 25 Juli 2011 dengan bantuan yang dikelola berupa uang tunai sebesar Rp110 Milyar; (7) BUMN Peduli Penghijauan DAS yang dibentuk berdasarkan Surat Menteri Negara BUMN Nomor : S-669/MBU/2010 tanggal 27 Desember 2011 dengan bantuan yang dikelola berupa uang tunai sebesar Rp36 Milyar. Selain saldo tersebut diatas, pada tahun 2008, Menteri Negara BUMN melaksanakan BUMN Peduli berdasarkan surat Menteri Negara BUMN Nomor S-196/MBU/2008 tanggal 14 Maret 2008 tentang Bantuan Tunai BUMN Peduli, dimana dana untuk program ini dikumpulkan dari Dana BL BUMN Peduli. Untuk melaksanakan program ini, ditunjuklah PT Pos Indonesia (Persero) sebagai koordinator, dengan menggunakan rekening Bank Mandiri nomor 119-0098-01350-9 atas nama Kepala Sentral Giro dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia. Rekening ini tidak hanya digunakan untuk menampung dana program bantuan BUMN Peduli tetapi juga digunakan untuk menampung dana BLT Pemerintah. Saldo Dana BL BUMN Peduli tersebut diatas per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp14.180.502.976,00. Mutasi saldo rekening BUMN Peduli dapat dilihat pada table 18. Tabel 18 Perbandingan Saldo BUMN Peduli Per 31 Desember 2011 dan 2010 (dalam rupiah) Saldo 31/12/2011 14.180.502.976
Saldo 31/12/2010
Kenaikan/ (Penurunan)
13.739.832.835
440.670.141
Rincian kenaikan/penurunan tersebut adalah sebagai berikut: Saldo Awal 31/12/2010 Penambahan: - Pendapatan Jasa Giro Jumlah Penambahan Pengurangan - Biaya Administrasi Jumlah Pengurangan Jumlah Mutasi Saldo Akhir 31/12/2011
13.739.832.835 442.642.141 442.642.141 1.972.000 1.972.000 440.670.141 14.180.502.976
38
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2011 Sesuai dengan pasal 4 butir 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 58/PMK.05/2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, dinyatakan bahwa rekening dipertahankan dan cukup diungkapkan pada Laporan Keuangan Kementerian kepemilikannya
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan ada pada pihak ke
Kerja,
apabila
rekening
tiga, namun pencairannya
tersebut
memerlukan
ijin
Menteri/Pimpinan Lembaga. Mengingat otoritas penggunaan dana BL BUMN Peduli (30%) tersebut diatas berada pada Menteri Negara BUMN maka rekening ini hanya diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Kementerian BUMN.
39