BAGIAN ANGGARAN 041
LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
(AUDITED)
TAHUN ANGGARAN 2010
Gedung Kementerian BUMN Jalan Medan Merdeka Selatan No. 13 – Jakarta Pusat 10110 Telepon (021) 2311440, faksimile (021) 2311440 http://www.bumn.go.id
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang APBN Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010, Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Kementerian
BUMN
adalah
salah
satu
Kementerian
Negara/Lembaga
yang
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian BUMN mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2008 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sehubungan dengan Laporan Keuangan Tahunan ini, perlu kami kemukakan hal hal sebagai berikut:
1.
Laporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah selama Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp919.953.633,00. Sementara itu, realisasi Belanja Negara sebesar Rp92.758.578.678,00 atau 55,81% dari yang dianggarkan dalam DIPA BA 041 sebesar Rp 166.203.110.000,00.
2.
Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas kementerian negara/lembaga per 31 Desember 2010. Dari Neraca tersebut diinformasikan bahwa nilai Aset sebesar Rp562.130.859.495,00 dan Kewajiban sebesar Rp16.772.500,00, sehingga Ekuitas Dana Kementerian BUMN per 31 Desember 2010 sebesar Rp562.114086.995,00.
3.
Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar pengguna laporan keuangan dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang hal -hal yang termuat dalam laporan keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi uraian tentang kebijakan akuntansi, dan penjelasan pos-pos laporan keuangan, daftar rinci atau uraian atas nilai pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. ii
Kami menyadari bahwa laporan keuangan ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan tanggapan, saran, maupun kritik yang membangun dari para pengguna laporan keuangan ini. Kami akan terus berupaya untuk dapat menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang tepat waktu dan akurat sehingga terwujud tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Diharapkan penyusunan Laporan Keuangan ini dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
Jakarta,
Mei 2011
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
MUSTAFA ABUBAKAR
Jabatan
Paraf
Sekretaris Kementerian BUMN Kepala Biro Perencanaan dan SDM Inspektur Kementerian BUMN
iii
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar ..…………………………………………………………………………………………..
ii
Daftar Isi ……….…………………………………………………………………………………………….
iv
Daftar Tabel dan Grafik..………………………………………………………………………………..
vi
Pernyataan Tanggung Jawab …………………………………………………………………………
viii
Pernyataan Telah Direviu .……………………………………………………………………………..
ix
I. RINGKASAN ………..…………………………………………………………………………………….
1
1. Laporan Realisasi Anggaran ……………………………………………………………………..
1
2. Neraca …………………………………………………………………………………………………..
1
3. Catatan atas Laporan Keuangan ………………………………………………………………
2
II. LAPORAN REALISASI ANGGARAN……………………………………………………………..
3
III. NERACA……………………….………………………………………………………………………..
5
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN………………………………………………………
6
A. PENJELASAN UMUM ………………………………………………………………………….
6
A.1. DASAR HUKUM……………………………………………………………………………
6
A.2. KEBIJAKAN TEKNIS KEMENTERIAN BUMN……………………………………..
6
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN………………………..
8
A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI……………………………………………………………….
9
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN……………..
14
B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI ANGGARAN…………………….
14
B.2. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN……….
14
B.2.1. Pendapatan Negara dan Hibah………………………………………….……….
14
B.2.2. Belanja Negara………………………………………………………………………….
15
B.2.2.1. Belanja Pegawai……………………………………………………………………..
16
B.2.2.2. Belanja Barang……………………………………………………………………….
17
B.2.2.3. Belanja Modal…………………………………………………………………………
18
iv
B.3. CATATAN PENTING LAINNYA……………………………………………………….. C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA ……………………………………………..
18 19
C.1. PENJELASAN UMUM NERACA………………………………………………………..
19
C.2. PENJELASAN PER POS NERACA……………………………………………………..
20
C.2.1. Aset Lancar…………………………………………………………………………......
20
C.2.1.1. Piutang Bukan Pajak……………………………………………………………….
20
C.2.1.2. Persediaan…………………………………………………………………………....
21
C.2.2. Aset Tetap………………………………………………………………………………..
21
C.2.2.1. Tanah……………………………………………………………………………………
23
C.2.2.2. Peralatan dan Mesin……………………………………………………………….
23
C.2.2.3. Gedung dan Bangunan…………………………………………………………… C.2.2.4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan…………………………………………………….. C.2.2.5 Aset Tetap Lainnya…………………………………………………………………. C.2.3. Aset Lainnya…………………………………………………………………………….. C.2.3.2. Aset Tak Berwujud………………………………………………………………… C.2.3.3. Aset Lain-Lain………………………………………………………………………..
25 26 27 28 28 30
C.2.4. Kewajiban Jangka Pendek…………………………………………………………
31
C.2.5. Ekuitas Dana Lancar…………………………………………………………………
31
C.2.6. Ekuitas Dana Investasi……………………………………………………………..
32
D. PENGUNGKAPAN LAINNYA …………………..…………………………………………. D.1.Perubahan
Peraturan
Pemerintah
Tentang
Standar
Akuntansi
32 32
Pemerintahan………………………………………………………………………………
32
D.2. Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan, dan Gudang……………………….
32
D.3. Aset Renovasi Rumah Dinas Menteri (Aset tetap Lainnya)………………
33
D.4. Dana Bantuan Tunai BUMN Peduli………………………………………………..
33
D.5. Kehilangan Mobil Dinas (Aset Tetap) di Tahun 2011………………………
34
D.6. Pembayaran Sewa Gedung di Tahun 2011……………………………………
34
v
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK Halaman Tabel 1
Ikhtisar Pagu dan Realisasi Anggaran Kementerian BUMN TA 2010 dan 2009......................................................................................................
Tabel 2
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun Anggaran 2010 dan 2009....................................................................................................
Tabel 3
16
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Per Program Tahun Anggaran 2010 dan 2009 ..............................................................................................
Tabel 5
15
Anggaran dan Realisasi Belanja Per Program Tahun Anggaran 2010 dan 2009 .............................................................................................
Tabel 4
14
16
Rincian Belanja Pegawai Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2010 dan 2009.....................................................................................................
17
Tabel 6
Rincian Belanja Barang Tahun Anggaran 2010 dan 2009...........................
17
Tabel 7
Rincian Belanja Modal Tahun Anggaran 2010 dan 2009 ...........................
18
Tabel 8
Komposisi Neraca Kementerian BUMN Per 31 Desember 2010 dan 2009 ...
19
Tabel 9
Rincian Piutang Bukan Pajak Per 31 Desember 2010.................................
20
Tabel 10
Daftar Mutasi Aset Tetap Per 31 Desember 2010 dan 2009........................
22
Tabel 11
Rincian Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2010 dan 2009...................
24
Tabel 12
Perbandingan Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2010 dan 2009.........
24
Tabel 13
Perbandingan Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 2010 dan 2009.....
26
Tabel 14
Perbandingan Jalan, Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember 2009 dan 2010.
27
Tabel 15
Perbandingan Aset Tetap Lainnya Per 31 Desember 2010 dan 2009..........
27
Tabel 16
Perbandingan Aset Lainnya Per 31 Desember 2010 dan 2009....................
28
Tabel 17
Daftar Aset tak Berwujud Per 31 Desember 2010 .....................................
29
Tabel 18
Daftar Aset Tetap yang Hilang s.d. 31 Desember 2010..............................
30
Tabel 19
Perbandingan Saldo BUMN Peduli Per 31 Desember 2010 dan 2009 ..........
33
Grafik 1
Komposisi Realisasi Belanja Kementerian BUMN Menurut Jenis Belanja Tahun Anggaran 2010............................................................................
Grafik 2
16
Komposisi Neraca Kementerian BUMN Per 31 Desember TA 2010 dan 2009..............................................................................................
19 vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan 2. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan 3. Laporan Realisasi Anggaran Belanja 4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja 5. Neraca Percobaan 6. Laporan Persediaan 7. Laporan Barang Milik Negara Intrakomptabel 8. Laporan Barang Milik Negara Ekstrakomptabel 9. Laporan Kondisi Barang 10. Berita Acara Rekonsiliasi Internal 11. Laporan Tindak Lanjut/Rencana Tindak Temuan BPK - RI 12. Informasi Pendapatan dan Belanja Akrual 13. Informasi Rekening Kementerian dan Lembaga 14. Laporan Capaian Kinerja. 15. Laporan BMN Gabungan Intrakomptabel dan Ekstrakomptabel
vii
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Kementerian BUMN (Bagian Anggaran 041) yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2010 (audited), sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta,
Mei 2011
MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
MUSTAFA ABUBAKAR
Jabatan
Paraf
Sekretaris Kementerian BUMN Kepala Biro Perencanaan dan SDM Inspektur Kementerian BUMN
viii
KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERNYATAAN TELAH DIREVIU Kami telah mereviu Laporan Keuangan Kementerian BUMN untuk Tahun Anggaran 2010 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2010, Laporan Realisasi Anggaran, dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Reviu atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen Kementerian BUMN. Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran dan pelaporan transaksi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Reviu mempunyai lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan terkait dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu. Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah N omor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
Jakarta,
Mei 2011
Inspektur
Mochamad Ichsani NIP 19570105 198303 1 001
ix
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010
I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
dan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
171/PMK.05/2008,
menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Laporan Keuangan Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2010 ini sudah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI. Laporan Keuangan Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2010 ini disusun sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2010 menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja serta pembiayaan selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2010. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp919.953.633,00 yang merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan anggaran yang ditetapkan sebesar Rp0,00 Realisasi Belanja Negara pada Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp92.758.578.678,00 atau 55,81 % dari yang dianggarkan dalam DIPA BA 041 sebesar Rp166.203.110.000,00 yang merupakan belanja rupiah murni. 2. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan Tahun Anggaran 2010 mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan. Jumlah Aset per 31 Desember 2010 sebesar Rp562.130.859.495,00 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp1.925.952.265,00, Aset Tetap sebesar Rp538.013.676.787,00 dan Aset Lainnya sebesar Rp22.191.230.443,00. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp16.772.500,00 yang merupakan kewajiban jangka pendek. Sedangkan jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp562.114.086.995,00 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp1.909.179.765,00, dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp560.204.907.230,00. 1
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) menguraikan dasar hukum, metodologi penyusunan Laporan Keuangan, dan kebijakan akuntansi yang diterapkan. Selain itu, dalam
CALK
dikemukakan
penjelasan
pos-pos
laporan
keuangan
dalam
rangka
pengungkapan yang memadai. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran, pendapatan dan belanja diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN). Sementara dalam penyajian Neraca; aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN. Dalam CALK ini diungkapkan pula kejadian penting setelah tanggal pelaporan keuangan serta informasi tambahan yang diperlukan.
2
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010
3
4 MUSTAFA ABU BAKAR
Mei 2011 Jakarta, MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010
Jabatan
Paraf
Sekretaris Kementerian BUMN Kepala Biro Perencanaan dan SDM Inspektur Kementerian BUMN
5
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);
5.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
6
Tahun
2006
tentang
Pengelolaan
Barang
Milik
Negara/Daerah; 6.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
7.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
8.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
9.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 91/PMK.05/2008 tentang Bagan Akun Standar;
10. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang telah diganti dengan Perdirjen Nomor 65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. A.2. KEBIJAKAN TEKNIS KEMENTERIAN BUMN Kementerian BUMN dibentuk pada Kabinet Gotong Royong berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara. Kemudian, keberadaannya dilanjutkan dalam Kabinet Indonesia Bersatu I dan II berdasarkan Keppres Nomor 187/M Tahun 2004 dan Keppres Nomor 6
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 84/P Tahun 2009 serta Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 dan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 telah ditetapkan struktur organisasi Kementerian Negara termasuk Kementerian BUMN. Pada tahun 2010 telah ditetapkan Struktur Organisasi Kementerian BUMN berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: Per-05/MBU/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Kementerian BUMN memiliki tugas merumuskan kebijakan di bidang pembinaan dan pengawasan BUMN. Oleh karena itu, Kementerian BUMN diharuskan mengambil peran dalam upaya perbaikan kondisi perekonomian Indonesia melalui: (1) perumusan kebijakan yang mengarahkan BUMN agar mampu menyediakan barang/jasa berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, (2) memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional, serta (3) menjadi agen pemerintah dalam menyelenggarakan kemaslahatan hidup masyarakat luas sebagaimana diamanatkan dalam UU BUMN. Sejalan dengan Visi dan Misi Presiden dalam masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II, posisi keberadaan BUMN sesuai dengan amanat pasal 33 ayat 2 UUD 1945, serta maksud dan tujuan pendirian BUMN berdasarkan UU Nomor 19 tahun 2003, maka Kementerian BUMN menetapkan Visi sebagai berikut:
“Meningkatnya peran BUMN sebagai instrumen negara untuk peningkatan kesejahteraan rakyat berdasarkan mekanisme korporasi” Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Kementerian BUMN menetapkan misi sebagai berikut: 1. Peningkatan kualitas pengelolaan BUMN yang semakin transparan dan akuntabel. 2. Peningkatan peran BUMN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan negara. 3. Peningkatan kualitas pelaksanaan penugasan pemerintah untuk pelayanan umum. 4. Peningkatan peran BUMN dalam keperintisan usaha dan pengembangan UMKM. 5. Mewujudkan sistem pengelolaan BUMN berbasis mekanisme korporasi. 6. Peningkatan peran BUMN untuk percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan serta ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014, Kementerian BUMN menetapkan 4 (empat) program 2010-2014 yang terdiri dari 3 (tiga) Program Dasar/Generik dan 1 (satu) Program Teknis. Program Dasar/Generik yang dilaksanakan terdiri dari: (1) Program Dukungan Manajemen, (2) Program SDM, dan (3) Program Sarana dan Prasarana. Sedangkan Program Teknis yang dilaksanankan adalah Program Pembinaan BUMN. 7
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2010 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas pelaporan Kementerian BUMN. Laporan Keuangan Kementerian BUMN disusun berdasarkan transformasi data/laporan keuangan dari Kantor Satuan Kerja Kementerian BUMN, mengingat Kementerian BUMN hanya memiliki satu Satuan Kerja (Satker). Jumlah anggaran belanja yang tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp166.203.110.000,00. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai pelaksanaan beberapa program yaitu: 1.
Program penerapan kepemerintahan yang baik (01.01.09),
2.
Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara (01.01.10),
3.
Program peningkatan kualitas pelayanan publik (01.01.15),
4.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara (01.01.17), dan
5.
Program pembinaan dan pengembangan BUMN (04.90.04).
Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2010 ini disajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi dan akuntabilitas, sebagaimana diamanatkan dalam tata kelola yang baik (good governance). Sedangkan tujuan catatan atas laporan keuangan adalah menyajikan informasi penjelasan atas pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. Selain mengelola DIPA Bagian Anggaran 041, Kementerian BUMN juga mendapatkan DIPA Bagian Anggaran 999 (Penyertaan Modal Negara) yang dilaporkan terpisah dari laporan keuangan ini. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI), yang terdiri dari Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (SAKPA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan Realisasi Anggaran entitas akuntansi satuan kerja Kementerian BUMN. Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari Pendapatan Negara, Hibah, dan Belanja. 2. Neraca Neraca disusun berdasarkan penggabungan neraca entitas akuntansi yang berada di bawah Kementerian BUMN dan disusun melalui SAI. 8
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 3. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang pendekatan penyusunan laporan keuangan, penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai. Data BMN yang disajikan dalam neraca ini telah diproses melalui SIMAK-BMN dan Laporan Keuangan ini telah direkonsiliasi dengan Kementerian Keuangan. A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau dikeluarkan dari KUN. Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari KUN. Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan BA 041 Kementerian BUMN Tahun 2010 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam penyusunan LKKL telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian BUMN adalah : 1. Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN.
Akuntansi
membukukan
pendapatan
penerimaan
dikompensasikan dengan
dilaksanakan
bruto
dan
berdasarkan
tidak
pengeluaran).
mencatat
Pendapatan
pendapatan.
9
azas
bruto,
jumlah
disajikan
yaitu
netonya
sesuai
dengan (setelah
dengan
jenis
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 2. Belanja Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban
atas
pengeluaran
tersebut
disahkan
oleh
Kantor
Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN). Pada Laporan Realisasi Anggaran, belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja, sedangkan pada Catatan atas Laporan Keuangan, belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi. 3. Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.
a. Piutang Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasikan. Dalam neraca, piutang disajikan sebesar nilai nominal yaitu nilai rupiah yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya.
b. Persediaan Persediaan disajikan sebesar: Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi 10
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
c. Tanah Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan. Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/harga taksiran pada saat perolehan.
d. Gedung dan Bangunan Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan. Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. Jika Gedung dan Bangunan diperoleh melalui kontrak, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, serta jasa konsultan. Biaya perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
e. Peralatan dan Mesin Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan atas Peralatan dan Mesin yang berasal dari pembelian meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang diperoleh melalui kontrak meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan. Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua 11
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan Mesin tersebut.
f. Jalan, Irigasi, dan Jaringan Biaya perolehan Jalan, Irigasi, dan Jaringan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh Jalan, Irigasi, dan Jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai. Biaya perolehan untuk Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang diperoleh melalui kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama. Biaya perolehan untuk Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan serta biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.
g. Aset Tetap Lainnya Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi pengeluaran nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan. Biaya perolehan Aset Tetap Lainnya yang diadakan melalui swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan.
h. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Lancar, Investasi Permanen, dan Aset Tetap. Aset Lainnya terdiri dari Aktiva Tak Berwujud dan Aset Lain-lain. Aset tak berwujud dinilai sebesar pengeluaran yang terjadi dengan SPM belanja modal non fisik yang melekat pada aset tersebut setelah dikurangi dengan biaya-biaya lain yang tidak dapat dikapitalisir. Aset lain-lain dinilai sebesar biaya perolehannya atau nilai yang tercatat sebelumnya pada pos aset tetap. 4. Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan
aliran
keluar
sumber
daya 12
ekonomi
pemerintah.
Dalam
konteks
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut. Kewajiban pada satuan kerja dalam lingkup Kementerian Negara/Lembaga hanya berupa kewajiban kepada KPPN berupa keterlambatan penyampaian sisa uang persediaan dan kepada BUN/KPPN berupa pendapatan yang ditangguhkan serta belanja yang masih harus dibayar. 5. Ekuitas Dana Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.
13
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN (AUDITED) B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI ANGGARAN Realisasi pendapatan pada Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp919.953.633,00, yang seluruhnya merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Realisasi belanja pada Tahun Anggaran 2010 adalah Rp92.758.578.678,00 atau 55,81% dari total pagu anggaran sebesar Rp
166.203.110.000,00
yang seluruhnya
merupakan belanja rupiah murni.
Perbandingan ikhtisar pagu dan realisasi anggaran Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2010 dan 2009 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Ikhtisar Pagu dan Realisasi Anggaran Kementerian BUMN TA 2010 dan 2009
(dalam rupiah)
2010 No 1
2
Uraian
Anggaran
2009
Realisasi
% Realisasi
Anggaran
Realisasi
% Realisasi
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah
0
919.953.633
0,00
0
682.340.190
0,00
- Penerimaan Pajak
0
0
0,00
0
0
0,00
- Penerimaan Negara Bukan Pajak
0
919.953.633
0,00
0
682.340.190
0,00
- Penerimaan hibah
0
0
0,00
0
0
0,00
Realisasi Belanja Negara
166.203.110.000
92.758.578.678
55,81
176.378.744.000
129.024.057.834
73,15
- Belanja Rupiah Murni
166.203.110.000
92.758.578.678
55,81
176.378.744.000
129.024.057.834
73,15
- Belanja Pinjaman LN
0
0
0,00
0
0
0,00
- Belanja Rupiah Pendamping
0
0
0,00
0
0
0,00
- Belanja Hibah
0
0
0,00
0
0
0,00
- Belanja PNBP
0
0
0,00
0
0
0,00
- Belanja BLU
0
0
0,00
0
0
0,00
B.2. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.2.1. Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi pendapatan pada Kementerian BUMN pada Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp919.953.633,00 berasal dari penerimaan dalam negeri yang berupa PNBP. Penerimaan tersebut termasuk dalam kategori PNBP Lainnya, yang berupa pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang dan pengembalian belanja tahun anggaran yang lalu. Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2010 ini lebih tinggi sebesar Rp237.613.443,00 atau 34,82% jika dibandingkan dengan Pendapatan Tahun Anggaran 2009. Rincian mengenai Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan adalah seperti pada tabel 2.
14
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Tabel 2 Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun Anggaran 2010 dan 2009 No
Jumlah
Uraian
1
Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan dan Gudang
2
Pendapatan Jasa Giro
3
Penerimaan Kembali Belanja TAYL
(dalam rupiah)
2010
Total
2009
% Naik/(Turun)
555.314.333
680.016.000
(18,34)
0
789.190
(100,00)
364.639.300
1.535.000
23.655,00
919.953.633
682.340.190
34,82
Keterangan: 1. Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan dan Gudang sebesar Rp555.314.333,00 berasal dari sewa ruangan atau bangunan yang dikuasai oleh Kementerian BUMN. Seluruh transaksi pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang yang diterima oleh Kementerian BUMN selama Tahun Anggaran 2010 adalah melalui penyetoran langsung pihak penyewa ke Rekening Bendahara Umum Negara (Rekening No. 520.000.000). 2. Pendapatan dari penerimaan kembali belanja tahun anggaran yang lalu sebesar Rp364.639.300,00 seluruhnya merupakan pengembalian belanja barang tahun anggaran yang lalu. B.2.2. BELANJA NEGARA Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian BUMN. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, jumlah realisasi belanja adalah sebesar Rp92.758.578.678,00 atau 55,81% dari pagu anggaran sebesar Rp166.203.110.000,00. Dilihat dari persentase, realisasi ini lebih kecil dibandingkan dengan realisasi tahun 2009, dimana realisasi selama tahun anggaran tersebut mencapai 73,15%. Realisasi menurut Program Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2010 dapat dilihat pada tabel 3.
15
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Tabel 3 Anggaran dan Realisasi Per Program Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2010 dan 2009
(dalam rupiah)
Belanja Kementerian BUMN meliputi belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Perincian anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja Tahun Anggaran 2010 dan 2009
(dalam rupiah)
Komposisi realisasi belanja menurut jenis belanja dapat disajikan seperti grafik 1.
Grafik 1: Komposisi Realisasi Belanja Kementerian BUMN menurut Jenis Belanja TA 2010
B.2.2.1. Belanja Pegawai Realisasi belanja pegawai sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp15.965.015.035,00 atau 84,03% dari pagu anggaran sebesar Rp19.000.000.000,00. Realisasi 16
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 ini lebih besar 5,85% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009. Perbandingan realisasi belanja pegawai tahun 2010 dan 2009 dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Rincian Belanja Pegawai Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2010 dan 2009 No
(dalam rupiah)
Tahun
Uraian
%
2010
2009
naik/(turun)
15,965,015,035
15,082,741,020
5.85
1
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS
2
Belanja Honorarium
0
0
0.00
3
Belanja Lembur
0
0
0.00
15,965,015,035
15,082,741,020
5.85
Total
B.2.2.2. Belanja Barang Realisasi belanja barang sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp44.660.249.786,00 atau 42,10% dari pagu anggaran sebesar Rp106.091.491.000,00. Realisasi ini lebih besar 31,01% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009. Realisasi belanja barang tahun 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 6 Rincian Belanja Barang Tahun Anggaran 2010 dan 2009
No
Uraian
(dalam rupiah)
Tahun
%
2010
2009
naik/(turun)
1
Belanja Barang Operasional
2,985,920,852
7,531,793,870
(60.36)
2
Belanja Barang Non Operasional
9,241,100,858
3,701,197,328
149.68
3
Belanja Jasa
15,499,399,764
10,469,572,577
48.04
4
Belanja Pemeliharaan
2,335,297,517
2,709,470,342
(13.81)
5
Belanja Perjalanan Dalam Negeri
14,183,885,184
9,422,369,284
50.53
6
Belanja Perjalanan Luar Negeri
414,645,611
253,571,805
63.52
44,660,249,786
34,087,975,206
31.01
Total
17
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 B.2.2.3. Belanja Modal Realisasi Belanja Modal sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp32.133.313.857,00 atau 78,16% dari pagu anggaran sebesar Rp41.111.619.000,00. Realisasi ini lebih kecil 59,76% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2009. Penurunan persentase realisasi Belanja Modal ini disebabkan adanya penurunan realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan, jika dibandingkan dengan tahun 2009. Realisasi belanja modal tahun 2010 dan 2009 dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 Rincian Belanja Modal Tahun Anggaran 2010 dan 2009
(dalam rupiah)
Tahun No
Uraian
1
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
2
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
3
Belanja Modal Fisik Lainnya Total
%
2010
2009
naik/(turun)
6,600,882,097
6,294,397,653
4.87
24,345,024,780
73,554,798,000
(66.90)
1,187,406,980
4,145,955
32,133,313,857
79,853,341,608
28,540.13 (59.76)
B.3. CATATAN PENTING LAINNYA Realisasi Anggaran Belanja Kementerian BUMN pada Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp92.758.578.678,00 atau 55,81% dari pagu anggaran sebesar Rp166.203.110.000,00. Belum maksimalnya pencapaian realisasi ini terutama disebabkan oleh rendahnya realisasi belanja barang yang hanya mencapai 42,10% dari pagu anggaran. Faktor penyebabnya antara lain: a.
Proses revisi DIPA membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga beberapa kegiatan belum bisa dilaksanakan karena harus menunggu revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan Rincian Anggaran dan Belanja (RAB) yang tergantung pada revisi DIPA.
b.
Beberapa pengadaan melalui lelang tidak terealisasi karena terlambatnya permintaan dari unit pengguna yang bersangkutan dan beberapa proses pelelangan gagal karena peserta tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan dan tidak memungkinkan untuk dilakukan pelelangan ulang.
18
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA (AUDITED) C.1. PENJELASAN UMUM NERACA Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas per 31
Desember
2010.
Posisi aset per tanggal
31 Desember 2010 adalah sebesar
Rp562.130.859.495,00. Adapun perbandingan komposisi Neraca per 31 Desember 2010 dan 2009 dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Komposisi Neraca Kementerian BUMN Per 31 Desember 2010 dan 2009 Uraian Aset
31 Des 2010 562.130.859.495
528.771.595.963
16.772.500
586.119.619
562.114.086.995
528.185.476.344
Kewajiban Ekuitas Dana
31 Des 2009
(dalam rupiah) % Kenaikan/ (Penurunan) 6,31 (97,14) 6,42
Jumlah Aset per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp562.130.859.495,00 terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp1.925.952.265,00, Aset Tetap sebesar Rp538.013.676.787,00, dan Aset Lainnya sebesar Rp22.191.230.443,00. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2010 sebesar Rp16.772.500,00 merupakan Kewajiban Jangka Pendek. Sedangkan jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2010 sebesar Rp562.114.086.995,00 yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp1.909.179.765,00, dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp560.204.907.230,00. Perbandingan secara grafik posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana tahun 2010 dan 2009 dapat dilihat pada Grafik 2.
Grafik 2: Komposisi Neraca Kementerian BUMN TA 2010 dan 2009 19
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 C.2. PENJELASAN PER POS NERACA C.2.1. Aset Lancar Aset Lancar per 31 Desember 2010 sebesar Rp1.925.952.265,00 terdiri dari Piutang Bukan Pajak sebesar Rp1.304.894.000,00 dan Persediaan sebesar Rp621.058.265,00. Rincian Aset Lancar tersebut adalah sebagai berikut: C.2.1.1. Piutang Bukan Pajak Piutang pemerintah timbul karena adanya tunggakan pungutan pendapatan dan pemberian pinjaman serta transaksi lainnya yang menimbulkan hak tagih dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan. Piutang Bukan Pajak pada Kementerian BUMN per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp1.304.894.000,00. Nilai tersebut merupakan penjumlahan dari Piutang tahun 2009 yang belum dibayar oleh pihak ketiga sebesar Rp493.311.000,00 dengan tagihan atas sewa ruangan tahun 2010 sebesar Rp1.366.897.333,00 setelah dikurangi dengan pembayaran tagihan sewa ruangan tahun 2010 sebesar Rp555.314.333,00. Piutang ini merupakan pendapatan sewa yang belum dibayarkan oleh pihak ketiga, atas sewa ruangan dan/atau bangunan yang dikuasai Kementerian BUMN. Rincian mengenai piutang tersebut dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Rincian Piutang Bukan Pajak Kementerian BUMN Per 31 Desember 2010 (dalam rupiah) No
Nama
1
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
2
PT BRI (Persero), Tbk
3
PT Telekomunikasi Indonesia
4
PT BNI (Persero), Tbk
5
PT Bakrie Telecom
6
Pemilik Kantin Diesel
7
PT Garuda Indonesia (Persero)*
8
Piutang 2009 900,000
Tagihan 2010 3,600,000 411,756,000
7,500,000
Pembayaran 2010
Piutang 2010 4,500,000
411,756,000
-
30,000,000
37,500,000
340,000,000
340,000,000
83,958,333
115,000,000
83,958,333
57,600,000
57,600,000
283,172,667
185,328,000
468,500,667
PT Exelcomindo Pratama
77,500,000
90,000,000
167,500,000
38,280,000
38,280,000
2,000,000
12,000,000
493,311,000
1,366,897,333
9
Koperasi Karyawan Garuda
10
PT Danareksa
11
PT Indosat Tbk** Jumlah
-
76,560,000 2,000,000
12,000,000
555,314,333
1,304,894,000
83,333,333
20
115,000,000
83,333,333
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Keterangan: *)
Jumlah tagihan sewa gedung dan bangunan atas nama PT Garuda Indonesia (Persero) pada tahun 2009 sebesar Rp283.172.667,00 terdapat bagian sewa dari pihak lain yang merupakan hak Kementerian BUMN yang diterima ke PT Garuda Indonesia (Persero)
sebesar
Rp186.716.667,00. Pada tanggal neraca, jumlah tersebut belum disetorkan PT Garuda Indonesia (Persero) ke kas negara. **)
Jumlah tagihan sewa antena atas nama PT Indosat Tbk sebesar Rp83.333.333,00 merupakan akumulasi tagihan tahun 2009 dan 2010 yang belum tercatat di tahun 2009.
C.2.1.2. Persediaan Persediaan merupakan persediaan barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan digunakan untuk dikonsumsi/diserahkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam jangka waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan. Saldo Persediaan per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp621.058.265,00. Saldo tersebut lebih rendah Rp430.706.133,00 dibandingkan dengan saldo per 31 Desember 2009 yaitu sebesar Rp1.051.764.398,00. Laporan Persediaan dapat dilihat pada lampiran 6. C.2.2. Aset Tetap Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Tetap dinilai dengan harga perolehan tanpa memperhitungkan penyusutan. Jumlah Aset Tetap Kementerian BUMN per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp538.013.676.787,00, terdiri atas Tanah sebesar Rp273.413.532.500,00, Peralatan dan Mesin Rp87.678.870.475,00, Gedung dan Bangunan sebesar Rp173.061.604.631,00, Jalan Irigasi, dan Jaringan sebesar Rp3.136.035.090,00, serta Aset Tetap Lainnya sebesar Rp723.634.091,00. Daftar Mutasi Aset Tetap dapat dilihat pada tabel 10.
21
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Tabel 10 Daftar Mutasi Aset Tetap Per 31 Desember 2010 dan 2009 (dalam rupiah) No
Aset Tetap
1
Tanah
2
Peralatan dan Mesin
3
Gedung dan Bangunan
4
Jalan, Irigasi dan Jaringan
5
Aset Tetap Lainnya Total
Mutasi
Saldo 31/12/2009
Tambah
Saldo Kurang
31/12/2010
273.413.532.500
-
-
273.413.532.500
72.885.854.674
14.925.584.732
132.568.931
87.678.870.475
157.320.258.626
15.741.346.005
-
173.061.604.631
2.687.630.000
448.405.090
-
3.136.035.090
1.029.048.129
-
305.414.038
723.634.091
507.336.323.929
31.115.335.827
437.982.969
538.013.676.787
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah, pasal 1 butir 20, untuk aktiva yang dicatat secara ekstrakomptabel tidak perlu dilaporkan dalam laporan tahunan. Oleh karena itu, dalam laporan keuangan ini, aset tetap yang dicatat secara ekstrakomptabel sebesar Rp368.143.775,00 tidak dimasukkan sebagai unsur aset tetap dalam neraca. Rincian aset tetap dapat dilihat dalam lampiran 7 dan lampiran 8 laporan keuangan ini. Sesuai dengan lampiran 7 laporan ini, jumlah aset tetap pada Laporan Barang Milik Negara Intrakomtabel adalah sebesar Rp541.627.058.977,00 sedangkan menurut neraca sebesar Rp538.013.676.787,00 atau terdapat selisih sebesar Rp3.613.382.190. Selisih ini merupakan Chiller AC yang dihentikan penggunaannya karena Rusak Berat pada tahun 2009 dan menunggu proses penghapusan. Keterangan :
Pada tahun 2009 telah dilakukan penggantian komponen AC Sentral berupa penggantian
chiller, pompa, cooling tower, dan sebagian ducting (4 lantai dari 10 lantai). Berdasarkan perkiraan persentase pekerjaan yang dibuat oleh PT Jaya Teknik Indonesia, kontraktor yang melaksanakan pekerjaan penggantian AC Sentral, persentase komponen AC Sentral tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : -
Penggantian chiller , pompa-pompa dan cooling tower AHU Pekerjaan instalasi pemipaan chiller Pekerjaan ducting (4 lantai dari 20 lantai) Pekerjaan elektrikal
22
35% 20% 15% 15% 15%
dari total nilai AC Sentral dari total nilai AC Sentral dari total nilai AC Sentral dari total nilai AC Sentral dari total nilai AC Sentral
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Berdasarkan pekerjaan yang dibuat oleh kontraktor tersebut kami mengalokasikan bagian Peralatan dan Mesin menjadi Aktiva Lain-lain sebesar 38% dari nilai AC Sentral atau sebesar Rp3.613.382.190,00. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut : -
Penggantian chiller , pompa-pompa dan cooling tower Pekerjaan ducting (4 lantai dari 20 lantai) Perkiraan persentase pekerjaan perbaikan AC Sentral
Perkiraan nilai pekerjaan perbaikan AC Sentral (Reklasifikasi menjadi Aset Rusak Berat)
= 4/20 x 15%
35% 3% 38%
= 38% x Rp9.508.900.500,00 = Rp 3,613,382,190.00
Nilai reklasifikasi sebesar Rp3.613.382.190,00 sudah termasuk dalam nilai Neraca Kementerian BUMN per 31 Desember 2009. C.2.2.1. Tanah Saldo Tanah Kementerian BUMN per 31 Desember 2010 sebesar Rp273.413.532.500,00 yang terdiri dari: 1. Tanah HGB 251 dengan luas 10.980 m2, terletak di Jl. Merdeka Selatan No. 13 Jakpus; 2. Tanah HGB 313 dengan luas 980 m2, terletak di Jl. Merdeka Selatan No. 13 Jakpus; 3. Tanah HGB 281 dengan luas 2.380 m2, terletak di Jl. Kebon Sirih No. 48 Jakpus; 4. Tanah Ex. HGB 78 dengan luas 3.450 m2, terletak di Jl. Kebon Sirih No. 46 Jakpus (dalam proses sertifikasi di BPN Jakpus). Di samping keempat aset tetap berupa tanah tersebut di atas, Kementerian BUMN secara fisik menguasai tanah seluas 78 m2 yang berada diantara keempat HGB di atas. Tanah seluas 78 m2 tersebut belum diakui sebagai aset Kementerian BUMN karena : Dalam perjanjian jual beli pengadaan tanah dan bangunan antara Kementerian BUMN dengan PT Garuda Indonesia (Persero), tanah seluas 78 m2 tidak termasuk dalam objek perjanjian; Pada saat ini, tanah seluas 78 m2 sedang diproses pengalihan kepada Kementerian BUMN. C.2.2.2. Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2010 sebesar Rp87.678.870.475,00. Peralatan dan Mesin ini terdiri:
23
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Tabel 11 Rincian Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2010 (dalam rupiah)
No
Peralatan dan Mesin
Saldo
1
Alat Besar
12,925,665,929
2
Alat Angkutan
11,414,738,200
3
Alat Bengkel dan Alat Ukur
66,456,830
4
Alat Pengolahan
48,518,580
5
Alat Kantor dan Rumah Tangga
6
Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar
7
Alat Kedokteran dan Kesehatan
8
Alat Laboratorium
6,413,636,877
9
Alat Persenjataan
11,530,200
10
Komputer
11
Peralatan Proses/Produksi
35,409,807,896 2,867,277,924 1,462,000
18,467,107,689 52,668,350
Total
87,678,870,475
Posisi perbandingan Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 12 Perbandingan Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2010 dan 2009 (dalam rupiah)
Saldo
Saldo
31/12/2010 87,678,870,475
31/12/2009 72,885,854,674
Kenaikan/ (Penurunan) 14,793,015,801
Rincian kenaikan/penurunan tersebut adalah sebagai berikut:
24
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Saldo Awal 31/12/2009 Penambahan: - Pembelian/Pengembangan - Reklasifikasi dari Jalan Irigasi dan Jaringan berupa 4 (empat) buah pompa transfer - Barang Milik Negara hilang yang diketemukan kembali Jumlah Penambahan Pengurangan - Barang Milik Negara yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat - Barang Milik Negara yang dihentikan penggunaannya karena hilang Jumlah Pengurangan Jumlah Mutasi Saldo Akhir 31/12/2010
72.885.854.674 14.811.821.482 57.557.500 56.205.750 14.925.584.732
119.266.180 13.302.751 (132.568.931) 14.793.015.801 87.678.870.475
Penambahan Peralatan dan Mesin sebesar Rp14.925.584.732,00 tidak sama dengan belanja modal peralatan dan mesin sebesar Rp6.600.882.097,00 (Lihat catatan B.2.2.3.). Hal ini disebabkan terdapatnya penambahan dan pengurangan peralatan dan mesin yang tidak dipengaruhi oleh belanja modal peralatan dan mesin. Rincian penambahan aset tersebut berasal dari pos-pos sebagai berikut: -
Jumlah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Peralatan dan Mesin yang tidak dikapitalisasi menjadi Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang dikapitalisasi menjadi Peralatan dan Mesin Barang Milik Negara hilang yang diketemukan kembali Reklasifikasi Barang Milik Negara dari Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Peralatan dan Mesin yang tidak dikapitalisasi Jumlah Penambahan Peralatan dan Mesin Intrakomtabel dan Ekstrakomtabel Penambahan Peralatan dan Mesin Ekstrakomptabel Jumlah Penambahan Peralatan dan Mesin
6,600,882,097 (498,929,717) 8,886,990,992 56,205,750 57,557,500 (22,000,000) 15,080,706,622 (155,121,890) 14,925,584,732
C.2.2.3. Gedung dan Bangunan Saldo Aset Tetap berupa Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp173.061.604.631,00. Posisi perbandingan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2010 dan 2009 dapat dilihat pada tabel 13.
25
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Tabel 13 Perbandingan Gedung dan Bangunan Per 31 Desember 2010 dan 2009 (dalam rupiah)
Saldo 31/12/2010 173,061,604,631
Kenaikan
aset
Gedung
Saldo 31/12/2009 157,320,258,626
dan
Bangunan
senilai
Kenaikan/ (Penurunan) 15,741,346,005
Rp15.741.346.005,00
merupakan
penataan/perbaikan/renovasi ruang kerja pada Kantor Kementerian BUMN. Penambahan Gedung dan Bangunan ini tidak sama dengan belanja modal gedung dan bangunan sebesar Rp24.345.024.780,00 (Lihat catatan B.2.2.3.). Perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: -
Jumlah Belanja Modal Gedung dan Bangunan
-
Belanja Barang yang dikapitalisasi menjadi Gedung dan Bangunan
24.345.024.780 229.865.000
-
Belanja Modal Peralatan dan Mesin yang dikapitalisasi menjadi tambahan
498.929.717
Gedung dan Bangunan -
Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang dikapitalisasi menjadi
(8.826.510.902)
Peralatan dan Mesin -
Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang dikapitalisasi menjadi
(505.962.590)
Jalan, Irigasi dan Jaringan -
Jumlah Penambahan Gedung dan Bangunan Intrakomtabel dan
15.741.346.005
Ekstrakomtabel -
Penambahan Gedung dan Bangunan Ekstrakomptabel
-
Jumlah Penambahan Gedung dan Bangunan
15.741.346.005
C.2.2.4. Jalan, Irigasi dan Jaringan Saldo
Jalan,
Irigasi
dan
Jaringan
per
31
Desember
2010
adalah
sebesar
Rp3.136.035.090,00 merupakan aset berupa jaringan instalasi gardu listrik, jaringan air minum, jaringan induk distribusi, jaringan penangkal petir dan jaringan telepon. Posisi perbandingan Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2010 dan 2009 dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14 Perbandingan Jalan Irigasi dan Jaringan Per 31 Desember 2010 dan 2009 (dalam rupiah)
Saldo 31/12/2010 3.136.035.090
Saldo 31/12/2009 2.687.630.000
26
Kenaikan/ (Penurunan) 448.405.090
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Kenaikan aset Jalan, Irigasi dan Jaringan senilai Rp448.405.090,00 merupakan klasifikasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan yang dikapitalisasi menjadi Jalan Irigasi dan Jaringan sebesar Rp505.962.590,00 dan reklasifikasi Jalan, Irigasi dan Jaringan ke Peralatan dan Mesin sebesar Rp57.557.500,00 berupa 4 (empat) buah pompa distribusi air bersih (pompa transfer). C.2.2.5. Aset Tetap Lainnya Saldo Aset tetap lainnya per 31 Desember 2010 senilai Rp723.634.091,00 terdiri dari Buku-Buku
Eksakta
senilai
Rp2.004.310,00,
dan
Buku-Buku
Non
Eksakta
senilai
Rp232.129.781,00, serta perlengkapan perpustakaan senilai Rp489.500.000,00,. Posisi perbandingan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2010 dan 2009 dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15 Perbandingan Aset Tetap Lainnya Per 31 Desember 2010 dan 2009 (dalam rupiah)
Saldo 31/12/2010 723,634,091
Saldo 31/12/2009 1,029,048,129
Kenaikan/ (Penurunan) (305,414,038)
Aset Tetap Lainnya menurun sebesar Rp305.414.038,00. Hal ini terjadi karena adanya penyerahan renovasi rumah dinas Menteri Negara BUMN ke Sekretariat Negara sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Aset Renovasi nomor BA-01/S.MBU.2/2010 pada tanggal 8 Pebruari 2010. Kenaikan/Penurunan Aset Tetap Lainnya ini tidak sama dengan belanja modal fisik lainnya sebesar Rp 1.187.406.980,00 (Lihat catatan B.2.2.3.). Hal ini terjadi karena belanja modal fisik lainnya tersebut telah dikapitalisasi menjadi akun aset tak berwujud sebesar Rp1.176.900.000,00 dan diklasifikasikan menjadi akun persediaan sebesar Rp10.506.980,00. Mutasi saldo aset tetap lainnya per 31 Desember 2010 dapat dijelaskan sebagai berikut : -
Saldo Aset Tetap Lainnya per 31/12/2009
1,029,048,129
-
Jumlah Belanja Modal Fisik Lainnya
1,187,406,980
-
Belanja Modal Fisik Lainnya yang dikapitalisasi menjadi Aset Tak Berwujud Belanja Modal Fisik Lainnya yang diklasifikasikan menjadi Persediaan
-
Penyerahan aset renovasi rumah dinas Menteri ke Setneg
-
Saldo Aset Tetap Lainnya per 31/12/2010
-
(1,176,900,000) (10,506,980) (305,414,038) 723,634,091
27
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 C.2.3. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar, investasi permanen maupun aset tetap pada tanggal neraca. Aset lainnya per 31 Desember 2010 sebesar Rp22.191.230.443,00 terdiri dari Aset Tak Berwujud sebesar Rp13.881.435.692,00 dan Aset Lain-lain sebesar Rp8.309.794.751,00. Posisi perbandingan Aset Lainnya per 31 Desember 2010 dan 2009 dapat dilihat pada tabel 16. Tabel 16 Perbandingan Aset Lainnya Per 31 Desember 2010 dan 2009 (dalam rupiah)
Saldo 31/12/2010
Saldo 31/12/2009
22,191,230,443
19,833,264,762
Kenaikan/ (Penurunan) 2,357,965,681
Rincian kenaikan/penurunan tersebut adalah sebagai berikut: Saldo Awal 31/12/2009 Penambahan: - Pembelian Aktiva Tak Berwujud - Barang Milik Negara yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat - Barang Milik Negara yang dihentikan penggunaannya karena hilang Jumlah Penambahan Pengurangan : - Barang Milik Negara hilang yang diketemukan kembali Jumlah Pengurangan Jumlah Mutasi Saldo Akhir 31/12/2010
19,833,264,762 2,281,602,500 119,266,180 13,302,751 2,414,171,431
56,205,750 (56,205,750) 2,357,965,681 22,191,230,443
C.2.3.1. Aset Tak Berwujud Aset Tak Berwujud pada Kementerian BUMN per 31 Desember 2010 berupa Portal (software) senilai Rp13.881.435.692,00, terdiri dari:
28
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Tabel 17 Daftar Aset Tak Berwujud Per 31 Desember 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(dalam rupiah)
Aset Tak Berwujud
Nilai
Portal Publik dan Subportal Privatisasi Office Automation Portal Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL ) Portal SDM Online Portal Executive Information System (EIS) Portal Aset Software Manajemen Keamanan dan Akses Email Case Tools License Microsoft Project dan License Microsoft Visio Call Processing Aplication & Internet Firewall NAC Anti Virus Lisensi Software e-paper Jumlah
2,284,574,335 3,632,357,987 1,207,594,599 1,222,955,424 1,860,650,155 1,100,408,000 1,033,508,707 23,810,325 23,107,500 315,568,660 1,171,400,000 5,500,000 13,881,435,692
Penjelasan atas Aset Tak Berwujud : 1.
Portal Publik dan Subportal Privatisasi senilai Rp2.284.574.335,00 dibangun pada tahun 2006 dan saat ini sudah diluncurkan dan diimplementasikan sejak tahun 2008. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan.
2.
Office Automation senilai Rp3.632.357.987,00 dibangun pada tahun 2008. Beberapa modul dalam Office Automation telah diimplementasikan pada tahun 2008 antara lain: Modul Perpustakaan, SDM, Humas, Pengumuman, Tata Persuratan dan Aset TI. Modul lainnya akan diimplementasikan secara bertahap, sementara implementasi Modul Tanda Tangan Digital masih menunggu regulasi dari Kemkominfo. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan.
3.
Portal Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) senilai Rp1.207.594.599,00 dibangun pada tahun 2008, dan saat ini telah digunakan oleh BUMN dan Kementerian BUMN. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan.
4.
Portal SDM Online dibangun pada tahun 2008 senilai Rp 1.222.955.424,00, dan telah digunakan
oleh
BUMN
dan
Kementerian
BUMN.
Pada
tahun
2010
dilaksanakan
pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan. 5.
Executive Information System (EIS) senilai Rp1.860.650.155,00 dibangun pada tahun 2008 dan telah digunakan oleh BUMN dan Kementerian BUMN. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan. 29
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 6.
Portal Aset senilai Rp1.100.408.000,00 telah selesai dibangun pada tahun 2008 dan telah diimplementasikan pada tahun 2009. Pada tahun 2010 dilaksanakan pengembangan portal tersebut melalui anggaran belanja pemeliharaan.
7.
Software Manajemen Keamanan dan Akses Email senilai Rp1.033.508.707,00 dibangun dan diimplementasikan tahun 2009.
8.
Case Tools senilai Rp23.810.325,00 merupakan software untuk memperbesar otomatisasi dan kualitas design model software.
9.
License Microsoft Project dan License Microsoft Visio senilai Rp23.107.500,00 adalah lisensi untuk dapat menggunakan piranti lunak Microsoft.
10. Call Processing System senilai Rp203.212.900,00 dan Internet Firewall Rp112.355.760,00 merupakan perangkat jaringan yang digunakan untuk akses internet. 11. NAC Anti Virus senilai Rp1.171.400.000,00 merupakan software antivirus. 12. Lisensi Software e-paper senilai Rp5.500.000,00 merupakan software aplikasi untuk membaca koran elektonik. C.2.3.2. Aset Lain-lain Aset Lain-lain per 31 Desember 2010 sebesar Rp8.309.794.751,00 terdiri dari: 1.
Aset yang hilang sebesar Rp13.302.751,00;
2.
Aset hilang yang diselesaikan tuntutan ganti ruginya sebesar Rp109.593.000,00, akan tetapi belum ada Surat Keputusan Penghapusan Aset dari Pengguna Barang;
3.
Aset dalam kondisi rusak berat namun belum dihapuskan sebesar Rp8.186.899.000,00. Jumlah tersebut bertambah sebesar Rp 76.363.181,00 dari Aset Lain-Lain per 31
Desember 2009 sebesar Rp8.233.431.570,00. Hal tersebut dikarenakan terdapat aset hilang sebesar
Rp13.302.751,00,
aset
hilang
yang
telah
diketemukan
kembali
sebesar
Rp
56.205.750,00 dan aset yang dihentikan penggunaannya karena rusak berat berupa 3 (tiga) buah pompa hydrant (jockey fire pump, diesel fire pump dan electric fire pump) sebesar Rp90.487.430,00 dan 2 (dua) buah pompa distribusi air bersih (pompa transfer) sebesar Rp28.778.750,00 . Rincian aset hilang dan aset hilang yang diketemukan kembali adalah sebagai berikut :
30
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Tabel 18 Daftar Aset yang Hilang s.d 31 Desember 2010 No
Tahun Perolehan
Nama Barang
(dalam rupiah)
Harga Perolehan
Kondisi 2009
Kondisi 2010
1 2 3
Notebook Sony Vaio Notebook Sony Vaio Slide Projector Optoma
2006 2008 2009
19.230.750 24.600.000 13.302.751
Hilang Hilang Hilang
Ditemukan kembali Ditemukan kembali Hilang
4
Slide Projector Infocus
2008
12.375.000
Hilang
Ditemukan kembali
5
Minibus Xenia
2006
109.593.000 179.101.501
Hilang
Diganti dengan Uang Tunai*
Jumlah
*
Berdasarkan Surat Kepala Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Beroda Empat atau lebih Kota Administrasi Jakarta Selatan nomor : 332/-1.722.3 tanggal 12 September 2009 hal Penetapan Harga Kendaraan Bermotor, ditetapkan bahwa Minibus Xenia B 8813 WU Tahun Perolehan 2006 dengan harga perolehan Rp109.593.000 yang telah hilang sehingga menimbulkan kerugian negara, mempunyai nilai jual Rp71.000.000,00. Nilai tersebut dijadikan dasar oleh Tim TGR kepada yang bersangkutan untuk membayar tuntutan ganti rugi melalui Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang ditandatangani oleh Ketua Tim TGR dan bersangkutan
yang bersangkutan. Kewajiban tersebut telah dipenuhi oleh yang dengan
setoran
SSBP
dengan
NTPN
1210101200040707
sebesar
Rp25.000.000,00 dan NTPN 0201050515080101 sebesar Rp46.000.000,00. C.2.4. Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Pendek merupakan kewajiban yang diharapkan dapat dibayar dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp16.772.500,00 yang merupakan Utang Kepada Pihak Ketiga dengan rincian sebagai berikut : 1. Utang Langganan Daya dan Jasa sebesar Rp37.500,00 merupakan denda keterlambatan pembayaran tagihan penyediaan air pada bulan September 2009. 2. Utang kepada Pihak Lainnya sebesar Rp9.815.000 merupakan utang untuk pengadaan Tenaga outsource
sebesar Rp8.000.000,00 dan untuk pengiriman buletin sebesar
Rp1.815.000,00. 3. Utang kepada PT Pos Indonesia (Persero) atas biaya pengiriman surat sebesar Rp6.920.000,00
31
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 C.2.5. Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Lancar adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara nilai aset lancar dengan kewajiban lancar/jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2010
adalah
sebesar
Rp1.909.179.765,00,
terdiri
dari
Cadangan
Piutang
sebesar
Rp1.304.894.000,00 yang merupakan akun penyeimbang dari Piutang Bukan Pajak, Cadangan Persediaan sebesar Rp621.058.265,00 yang merupakan akun penyeimbang dari Persediaan, serta Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek sebesar minus Rp16.772.500,00 yang merupakan akun penyeimbang dari Utang pada Pihak Ketiga. C.2.6. Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp560.204.907.230,00 adalah dana yang diinvestasikan dalam Aset Tetap dan Aset Lainnya. Ekuitas Dana Investasi pada tanggal 31 Desember 2010 terdiri atas Diinvestasikan dalam Aset Tetap sebesar Rp538.013.676.787,00, merupakan akun penyeimbang dari akun Aset Tetap, dan Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya sebesar Rp22.191.230.443,00, merupakan akun penyeimbang dari Aset Lainnya. D. PENGUNGKAPAN LAINNYA D.1. Perubahan Peraturan Pemerintah Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang berbasis cash toward accrual telah diganti dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang berbasis akrual. Sesuai dengan pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 disebutkan bahwa Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Hingga saat ini Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum terbit, sehingga laporan keuangan ini masih mengacu pada peraturan sebelumnya yang tidak bertentangan dengan PP 71 Tahun 2010. D.2. Pendapatan Sewa Gedung, Bangunan dan Gudang Realisasi Pendapatan pada Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Kementerian BUMN Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp919.953.633,00 yang terdiri dari
32
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Pendapatan sewa gedung, bangunan dan gudang sebesar Rp555.314.333,00, pendapatan jasa giro sebesar Rp0,00 dan penerimaan kembali TAYL sebesar Rp364.639.300,00. Untuk pendapatan yang berasal dari sewa ruangan dan bangunan yang dikuasai Kementerian BUMN selama tahun 2010, pihak penyewa langsung menyetorkan biaya sewa ke Rekening Bendahara Umum Negara (502.000.000) di Bank Indonesia sehingga tidak diperoleh NTPN sebagai dasar untuk validasi penerimaan negara. Hal tersebut di atas dilakukan karena belum ada Peraturan Pemerintah yang mengatur Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku di Kementerian BUMN. D.3. Aset Renovasi Rumah Dinas Menteri (Aset Tetap Lainnya) Aset Tetap Lainnya berupa renovasi rumah dinas menteri senilai Rp305.414.038,00 telah diserahkan kepada Sekretariat Negara sesuai dengan Berita Acara Serah Terima No. BA01/S.MBU.2/2010 tanggal 8 Februari 2010. D.4. Dana Bantuan Tunai BUMN Peduli Pada tahun 2008, Menteri BUMN melaksanakan BUMN Peduli berdasarkan surat Menteri Negara BUMN Nomor S-196/MBU/2008 tanggal 14 Maret 2008 tentang Bantuan Tunai BUMN Peduli, dimana dana untuk program ini dikumpulkan dari dana BUMN Peduli yang merupakan bagian dari dana Program Bina Lingkungan BUMN. Untuk melaksanakan program ini, ditunjuklah PT Pos Indonesia (Persero) sebagai koordinator, dengan menggunakan rekening Bank Mandiri nomor 119-0098-01350-9 atas nama Kepala Sentral Giro dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia. Rekening ini tidak hanya digunakan untuk menampung dana program bantuan BUMN Peduli tetapi juga digunakan untuk menampung dana BLT Pemerintah. Saldo dana BUMN Peduli per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp13.739.832.835,00 Mutasi saldo rekening BUMN Peduli dapat dilihat pada table 18. Tabel 18 Perbandingan Saldo BUMN Peduli Per 31 Desember 2010 dan 2009 (dalam rupiah)
Saldo 31/12/2010 13,739,832,835
Saldo 31/12/2009 13,373,913,987
33
Kenaikan/ (Penurunan) 365,918,848
Laporan Keuangan Kementerian BUMN TA 2010 Rincian kenaikan/penurunan tersebut adalah sebagai berikut: Saldo Awal 31/12/2009 Penambahan: - Pendapatan Jasa Giro Jumlah Penambahan Pengurangan - Biaya Administrasi Jumlah Pengurangan Jumlah Mutasi Saldo Akhir 31/12/2010
13,373,913,987 367,840,848 367,840,848 1,922,000 1,922,000 365,918,848 13,739,832,835
Sesuai dengan pasal 4 butir 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 58/PMK.05/2008 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, dinyatakan bahwa rekening dipertahankan dan cukup diungkapkan pada Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
Kerja,
apabila
rekening
tersebut
kepemilikannya ada pada pihak ke tiga, namun pencairannya memerlukan ijin Menteri/Pimpinan Lembaga. Mengingat otoritas penggunaan dana ini berada pada Menteri BUMN maka rekening ini hanya diungkapkan dalam laporan keuangan. D.5. Kehilangan Mobil Dinas (Aset Tetap) di Tahun 2011 Aset tetap berupa kendaraan dinas roda empat dengan nomor polisi B 7344 EQ berdasarkan Surat Tanda Bukti Lapor Nomor: STBL/28/I/JBR/RESCMH/SEKTOR Tanggal 9 Januari 2011 dinyatakan hilang pada hari Minggu tanggal 9 Januari 2011. Nilai perolehan mobil tersebut adalah Rp76.000.000,00. D.6. Pembayaran Sewa Gedung di Tahun 2011 Terdapat pembayaran sewa gedung dan bangunan atas nama PT Danareksa sebesar Rp12.000.000,00 untuk pembayaran tagihan sewa tahun 2010 yang dilakukan pada tahun 2011 melalui Rekening Bendahara Umum Negara (502.000.000) di Bank Indonesia.
34