77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Stakeholder yang berperan sebagai pengguna lulusan, belum sepenuhnya puas terhadap kualitas lulusan analis kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar baik soft skill maupun hard skill. 2. Beberapa kualitas soft skill harus ditingkatkan agar sesuai dengan harapan stakeholder. Soft skill tersebut meliputi : komunikasi, terutama dalam bahasa asing, selain bahasa Inggris, menumbuhkan rasa percaya diri lulusan dan pengambilan keputusan yang tepat dan tidak terburu –buru. Selain itu, beberapa soft skill juga harus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas lulusan yang dapat menjadi bekal lulusan di dunia kerja, yaitu : pengetahuan mengenai istilah medis bagi orang awam, dasar – dasar kepemimpinan dan bekerja dalam tim. 3. Selain soft skill, hard skill lulusan juga harus mendapat perhatian yang khusus dan harus ditingkatkan karena hard skill lulusan merupakan hal penting bagi stakeholder mengingat bahwa seorang analis kesehatan harus memiiki kompetensi yang tinggi di bidangnya. Kompetensi tersebut adalah phlebotomy / pengambilan sampel darah, terutama bagi bayi dan anak serta pada pasien kasus tertentu, penggunaan alat-alat secara manual, pemeriksaan
dengan
metode
ELISA,
manajemen
laboratorium,
pemeliharaan serta pengontrolan stok reagen/bahan kimia. 4. Kurangnya kualitas lulusan khususnya hard
skill dipengaruhi oleh
kelengkapan dari fasilitas yang mendukungnya. Semakin lengkap fasilitas tersebut, maka semakin meningkat kualitas dari lulusan tersebut. Fasilitas di Jurusan Analis Kesehatan sebagian besar belum sesuai dengan standar rasio alat dan mahasiswa. Beberapa fasilitas yang harus ditingkatkan kuantitasnya adalah tidak adanya pantom untuk kegiatan phebotomy,
78
kurangnya mikroskop yang merupakan salah satu modal dalam penggunaan alat-alat secara manual, tidak adanya alat-alat penunjang metode ELISA, kurangnya stok reagen, kurangnya fasilitas lainnya seperti ruang kelas, AC, buku-buku perpustakaan dan referensi-referensi jurnal. Kekurangan fasilitas laboratorium tersebut sebenarnya sudah diatasi untuk sementara waktu dengan cara pembagian kelompok praktikum, praktek di luar kampus dan peminjaman bahan reagen pada jurusan lain, namun hal tersebut tidaklah efesien dan efektif. 5. Kualitas lulusan tidak hanya dipengaruhi oleh fasilitas saja, tetapi kurikulum dan strategi pembelajaran juga mengambil peranan yang penting. Semakin tepat dan sesuai dengan kebutuhan stakeholder, maka akan meningkatkan kualitas lulusan dan kepuasan stakeholder. Beberapa kurikulum yang mempengaruhi kompetensi, di antaranya : a. Kurikulum phlebotomy, beban SKS terlalu sedikit dan hanya ada pada semester 3 saja. Selain dipengaruhi oleh fasilitas dan kurikulum, keahlian phlebotomy ini juga dipengaruhi oleh kurangnya kesempatan yang diberikan oleh stakeholder untuk mempraktikkannya pada pasien, terutama bayi dan anak. b. Kurikulum pemeriksaan alat-alat manual, beban SKS masih kurang. c. Kurikulum manjamen laboratorium perlu ditingkatkan d. Pemeliharaan serta pengontrolan stok reagen/bahan kimia. e. Kurikulum / mata kuliah tambahan yang dapat menjadi penciri dari lulusan analis kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar 6. Strategi pembelajaran merupakan peran penunjang keberhasilan suatu kompetensi.
Strategi
pembelajaran
yang
tepat
sasaran
akan
meningkatkan gairah mahasiswa untuk memliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mempelajari lebih dalam lagi mata kuliah tersebut. Namun, yang terjadi hampir sebagian dosen yang senior enggan mengikuti perkembangan
belajar
para
mahasiswa.
Strategi pembelajaran
merupakan hak otonomi masing-masing dosen. Sebagian dosen senior
79
masih menggunakan strategi lama, yaitu ceramah dan diskusi, sehingga pembelajaran terkesan monoton.
B. Saran Peningkatan kualitas lulusan analis kesehatan perlu mendapatkan perhatian khusus dari berbagai pihak baik itu pihak kampus (Politeknik Kesehatan Denpasar), stakeholder selaku pengguna lulusan dan instansi tempat lulusan praktek kerja lapangan (PKL) maupun mahasiswa. Maka dari beberapa saran yang dapat diberikan demi peningkatan kualitas lulusan adalah sebagai berikut : 1.
Bagi AIPTAKI ( Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Analis Kesehatan Indonesia Meninjau kembali disain kurikulum baik itu beban SKS maupun strategi pembelajaran yang tepat. Untuk phlebotomy, dikarenakan kompetensi ini sudah menjadi kompetensi wajib menurut para stakeholder, perubahan disain kurikulum yang semula menempatkan phlebotomy sebagai muatan lokal, sebaiknya dijadikan sebagai kurikulum inti. Dengan demikian, beban
SKS
sebaiknya
ditambah
terutama
praktikum
dan
dipelajari/diselipkan di setiap semester agar terus menerus dilatih. Sementara, untuk penggunaan alat-alat secara manual, beban SKS sebaiknya ditambah dan dipelajari hingga akhir semester. Diberikan materi khusus mengenai cara menganalisis sampel terutama untuk sampel-sampel abnormal. 2.
Bagi pihak kampus (Politeknik Kesehatan Denpasar) a. Membuat log book sebagai bukti bahwa mahasiswa telah memenuhi kompetensinya pada waktu PKL. Log book tersebut disusun secara terperinci (pembagian jumlah pasien yang harus diambil, baik pasien normal, abnormal, bayi maupun anak) b. Mengadakan monev (monotoring and evaluation) kepada para mahasiswa yang sedang PKL secara rutin, minimal 2x sebulan. c. Mengadakan kerjasama dengan kursus bahasa asing, seperti bahasa Jepang untuk memberikan kursus tambahan di luar jam kuliah.
80
d. Menyiapkan pasien simulasi dengan berbagai macam karakter pasien. e. Pengadaan fasilitas yang masih kurang dan memprioritaskan alat-alat yang tidak dimiliki, sehingga mahasiswa tidak perlu praktik keluar yang dinilai sangat tidak efisien dan efektif. Seperti pantom untuk phlebotomy, mikroskop yang sesuai dengan rasio jumlah alat dengan jumlah mahasiswa, pengadaan alat-alat metode ELISA. f. Merancang sebuah mata kuliah khusus berdasarkan visi dan misa analis kesehatan sehingga dapat menjadi mata kuliah penciri. Misalnya, karena Bali merupakan daerah pariwisata maka merancang mata kuliah yang berhubungan dengan pariwisata. Selain menjadi penciri, mata kuliah tersebut dapat memperluas lapangann pekerjaan para lulusan. g. Mengadakan
pertemuan
rutin
antar
dosen
guna
membahas
permasalahan pengajaran termasuk berbagi strategi pembelajaran antar dosen. Mengadakan survei kinerja dosen beserta strategi pembelajaran sehingga ke depannya dapat meningkatkan kinerja dosen termasuk strategi pembelajaran yang diberikan oleh dosen. Selain itu, menetapkan standar minimal strategi pembelajaran berdasarkan hasil kuesioner, kebutuhan mahasiswa dan perkembangan zaman dalam dunia analis kesehatan. h. Melibatkan alumni dalam perkuliahan ataupun praktikum. 3.
Bagi stakeholder : a. Memberikan lebih banyak kesempatan praktik kepada para mahasiswa yang sedang PKL, terutama untuk phlebotomy bayi dan anak dengan pendampingan dari senior dan log book penilaian kompetensi mahasiswa. b. Memberikan in-service training bagi para lulusan yang belum berkompeten dalam bidang phlebotomy terutama pada anak dan bayi.
4.
Bagi mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar
81
a. Mahasiswa analis kesehatan yang saat ini masih dalam masa pendidikan lebih aktif memberikan masukan kepada institusi pendidikan terutama mengenai fasilitas, kurikulum dan strategi pembelajaran baik di kelas maupun pada saat praktik sehingga institusi pendidikan dapat melakukan evaluasi diri sedini mungkin. b. Mahasiswa harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin selama praktik kerja lapangan (PKL) untuk meningkatkan dan mengasah kompetensi mereka karena pengalaman PKL akan sangat bermanfaat pada saat mereka memasuki dunia kerja.