BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pembentukan Appoli terjadi melalui kegiatan bersifat bottom up yang muncul melalui kesadaran petani untuk berubah dan berproses menuju kemandirian. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengembangan rantai padi organik secara integral, komprehensif dan berkesinambungan; peningkatkan kapasitas anggota kelompok dan melakukan pemasaran bersama. 2. Tahapan sistem pemberdayaan meliputi Input yaitu fungsi adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi dan pemeliharaan pola kelompok Appoli. Proses yaitu adanya kegiatan penyuluhan/pendampingan, pelatihan, swadaya kooperatif, pembangunan terpadu yang merupakan bentuk fasilitasi kerjasama dengan lembaga mitra Appoli. Output pemberdayaan yaitu terbentuknya organisasi petani, kemampuan sertifikasi dan perluasan jaringan pemasaran. Outcome pemberdayaan yaitu kemandirian organisasi dan kesadaran berorganik. 3. Pola kemitraan yang diterapkan Appoli adalah pola kemitraan fasilitasi yang merupakan bentuk sinergi pemberdayaan antara petani, lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam upaya meningkatkan kapasitas, kesejahteraan, kemandirian petani melalui pengelolaan rantai padi organik. Pola kemitraan Appoli merupakan pola baru yang berkembang berdasarkan
prinsip
hubungan
kerjasama
fasilitasi
yang
saling
menguntungkan diantara pelaku kemitraan yaitu Appoli, LSKBB, Veco dan Dinas Pertanian.
122
123
B. Implikasi Berdasar hasil penelitian ini, implikasi yang diperoleh sebagai berikut: 1. Implikasi Praktis a. Keberadaan Appoli mampu membangun kesadaran bagi petani akan pentingnya kesehatan dari produk organik, karena proses organik jauh lebih sehat dibandingkan dengan proses non organik, pentingnya membangun struktur tanah melalui sistem organik, besarnya peluang produk organik di pasar dunia dan memberi nilai tambah bagi petani dalam
peningkatan
kesejahteraan
petani
organik.
Selain
itu,
menghilangkan ketergantungan pabrik dan membangun kesadaran petani bahwa sistem organik lebih irit dari sisi pembiayaan karena sistem organik membuat petani tak harus memakai produk luar, tetapi cukup dengan memanfaatkan potensi sekitarnya. b. Keberadaan Appoli mampu membangun rasa percaya diri petani dimata Veco Indonesia, Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Aliansi Petani Indonesia, LSKBB serta kepercayaan diri bagi Petani sendiri yang pada akhirnya mampu berdaya dan mandiri. c. Keberhasilan petani Appoli melalui keinginan dan kemampuan untuk berhimpun, berproses mencapai tujuan bersama, meningkatkan kapasitas serta kemampuan bermitra bekerjasama dengan pihak lain membuktikan bahwa proses pemberdayaan petani padi organik merupakan hal yang mungkin dan sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan keberdayaan petani. 2. Implikasi Teoritis a. Berpijak dari teori struktural fungsional Talcott Parsons berupa fungsi-fungsi
adaptasi
(Adaptation),
pencapaian
tujuan
(Goal
Attainment), integrasi (Integration) dan pemeliharaan pola (Latent Pattern Maintenance) sebagai pembentuk tatanan sistem sosial, menghasilkan konstruksi bentukan lembaga/ organisasi yang memiliki
124
tatanan norma, aturan, nilai dan tujuan yang dicapai bersama yang merupakan fungsi-fungsi yang diperlukan dalam sistem pemberdayaan petani padi organik. Kondisi ini memberikan penguatan pada kesesuaian teori tersebut terhadap fenomena yang terjadi pada suatu kelompok. b.
Dari sudut pandang teori pemberdayaan masyarakat, proses yang terjadi di Appoli melalui beberapa pendekatannya penyuluhan maupun pendampingan, pelatihan, upaya swadaya kooperatif dan pembangunan terpadu dalam pola kemitraan dapat diterapkan di berbagai wilayah yang berbeda. Hal ini dapat dijadikan suatu konsep aplikatif yang bersifat compatible terhadap berbagai kondisi yang berbeda.
c.
Dalam tatanan sistem sosial, tahapan-tahapan yang terjadi dalam Appoli memenuhi adanya tahapan input, proses, output dan outcome yang dapat dijadikan tolok ukur berjalannya sistem sosial masyarakat dalam hal ini masyarakat petani padi organik. Sekaligus merupakan pengembangan dalam konsep sistem pemberdayaan petani padi organik.
d.
Dari sudut pandang teori adopsi inovasi Rogers fenomena gerakan budidaya padi organik merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan proses penyerapan dan penerimaan melalui partisipasi aktif anggota Appoli. Hal ini sekaligus sebagai penguat kesesuaian konsep adopsi inovasi beserta seluruh tolok ukur yang ada terhadap
fenomena
pemberdayaan petani secara umum dan pemberdayaan petani padi organic melalui pola kemitraan di berbagai wilayah lainnya secara khusus. 3. Implikasi Metodologis a. Dalam rangka melakukan upaya pemberdayaan terjadi proses-proses yang bersifat bottom up melalui kegiatan kegiatan kegiatan penyuluhan/ pendampingan, pelatihan, swadaya kooperatif dan kerjasama antara berbagai pihak dalam pola kemitraan. Proses-proses
125
ini tidak lepas dari adanya mekanisme adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi dan pemeliharaan pola dalam kelompok Appoli sehingga terjadi sebuah peningkatan
kapasitas
yang mampu
merubah
kesejahteraan dan kemandirian petani baik secara individu maupun kelompok dalam organisasi Appoli. b. Proses pemberdayaan Appoli melalui pendekatan fasilitasi yang dilakukan memunculkan pola-pola baru, berkembang sejalan dengan kaidah pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini bagi petani padi organik serta dapat diterapkan pada upaya pemberdayaan komunitas petani maupun komunitas kelompok lainnya.
C. Saran Berdasarkan hasil maka saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Kepada Appoli a. Pengurus Appoli perlumemperbaiki kualitas kinerja melalui kegiatankegiatan yang dilakukan serta memperluas sosialisasi kepada anggotaanggota Appoli secara menyeluruh. b. Anggota Appoli perlu meningkatkan keikutsertaan terhadap setiap program dan pelatihan yang diberikan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan. 2. Kepada institusi pemerintah a. Sebagai penentu kebijakan, pemerintah perlu memberikan dukungan berupa kemudahan payung hukum bagi berdirinya organisasi-organisasi petani lainnya agar mampu berkiprah lebih produktif melalui lembaganya masing-masing. b. Pemerintah melalui dinas terkait diharapkan dapat terus melakukan fungsi-fungsi pembinaan dan pendampingan melalui penyuluh maupun tenaga
fasilitator
pembantu
dalam
menjaga
konsistensi
keberlanjutan organisasi petani yang mulai berkembang.
dan
126
c. Pemerintah sebagai eksekutor program diharapkan dapat memperbaiki dan selalu mencari penerapan konsep pola kemitraan yang lebih baik bagi petani ditinjau dari sudut pandang pengembangan masyarakat. 3. Kepada LSM, perusahaan, maupun organisasi lain a. Diharapkan perlunya peningkatan kerjasama yang baik dalam sinergi kemitraan dengan kelompok-kelompok baru khususnya kelompok organisasi
petani
dalam
mendukung
kegiatan
pengembangan
masyarakat. 4. Kepada akademisi a. Akademisi diharapkan perlu melakukan penelitian lanjutan untuk menyempurnakan kajian terutama terkait pembentukan organisasi bagi petani dan pemberdayaan petani padi organik melalui upaya-upaya sinergis. b. Khususnya pemerhati pertanian organik diharapkan upayanya dalam memberikan kontribusi pemikiran, tenaga dan waktu bagi upaya-upaya pemberdayaan petani khususnya petani organik.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, I. R. 2001. Intervensi Komunitas Dan Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Afifuddin dkk. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Pustaka Setia. Bandung. Agung, I.G.N. 2004. Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ambarwati, et al. 2008. Organic Rice Boyolali District Central Java. Baseline Study Report.http://www.vredeseinlanden.be/sites/ Andoko, A. 2005.Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Anonim . 2014. Komunikasi Penyuluhan Pembangunan.Diperoleh 17 Sepetember 2015. http://komunikasi penyuluhan.blogspot.co.id/2014/05/analisisdinamika-kelompok-keadaan-yang.html/ Allport, F. H. 1942. Methods in the study of collective action phenomena. The Journal of Social Psychology. Sage Publication. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2002. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6729-2002. Sistem Pangan Organik. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2014. Boyolali Dalam Angka. Boyolali. Biocert. 2015. Pasar Organik Global Tumbuh: USD 72 miliar, 43 juta hektar. http://www.biocert.co.id/index.php/news/id/312/judul/Pasar+Organik+G lobal+Tumbuh%3A+USD+72+miliar%2C+43+juta+hektar/ Brinkerhoff, J. M. 2002. Assessing And Improving Partnership Relationships And Outcomes: A Proposed Framework. Evaluation And Program Planning, 25, 215 231. Science Direct Database. Bungin, B. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Choulchom. 2010. Comparing Opinions and Attitudes of Organic and nonOrganic Farmer Toward Organic Rice farming system in North-Eastern Thailand. Journal of Organic System 2015 No 5(1) Christin, A. 2013. Kedudukan Penyuluhan Kehutanan Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan.http://Nitharesha.Blogspot.Com/2013/11/KedudukanPenyuluhan-Kehutanan-Dalam.Html/
127
128
Cifor. 2015. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Diperoleh 16 Agustus 2015.http://blog.cifor.org/21273/dokumen-fakta-tujuan-pembanguanberkelanjutan#.VecRM_LSTMw/ Clements, J. dkk. 2004. Organic Inquiry: Toward Research InPartnership With Spirit. The Journal of Transpersonal Psychology, 2004, Vol. 36, No. 1. Damasio, A.R. (1995) Descartes’ Error: Emotion, reason and the human brain. A. Grosset/Putman Book, NY, USA. Eilbert, K. & Lafronza, V. 2005.Working together for community health—a model and case studies. Evaluation and Program Planning, 28, 185–199. Science Direct database. El Ansari, W., & Phillips, C. (2001).Empowering healthcare workers in Africa: partnerships in health—beyond the rhetoric towards a model. Critical Public Health, 11(3), 231-252. Academic Search Premier database. Emejulu, A et al. 2016. Community Development and The Politics for Social Welfare : Rethinking Redistribution and Recognition Struggles in The United State. http://cdj. oxfordjournals.org .Oxford University Press and Community Development Journal. Everett, H. 1962. On The Theory of Social Change; How Economic Growth Begins. The Dorsey Press. Illinois. Eversole, R. 2015. Knowledge Parthnering for Community Development. http://cdj. oxfordjournals.org .Oxford University Press and Community Development Journal. Etzioni, A dkk. (eds). 1973. Social Changes: Sources, Patterns and Consequences. Basic Books, New York. Freire, P. (1972) Pedagogy of the oppressed, Pinguin Education, Harmondsworth, UK. Freire, P. (1981) Education for Critical Consciousness, Continuum, NY, USA. Hanafi, A. 1981, Memasyarakatkan Ide-ide Baru, disarikan dari karya Everett Rogers dan F Floyd Shoemaker.Penerbit Usaha Nasional. Surabaya. Hasibuan, M. 1996. Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara. Jakarta. Haeruman, H. 2001. Kemitraan dalam Pengembangan Ekonomi lokal: Bunga Rampai. Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota. Jakarta. Hafsah, M.J. 2008. Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi. Departemen Pertanian. Jakarta.
129
Harrow, J. 2016. Philanthropy and Community Development : The Vital Sign of Community Foundation? . http://cdj. oxfordjournals.org .Oxford University Press and Community Development Journal. Hartawan, T. 2010. Ribuan Petani Boyolali Beralih ke Pertanian Organik. Diperoleh 11 desember 2015. http://nasional.tempo.co/ Haryono. 2004. Hubungan Sikap Masyarakat Dan Karakteristik Mahasiswa Peserta Kuliah Kerja Pemberdayaan Masyarakat (KKPM) Dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Di Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Tahun 2002-2003. Tesis Progdi Ilmu Komunikasi, Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hawkins, dkk.1999. Penyuluhan Pertanian. Terjemahan oleh A. Dwina Herdiasti. Kanisius. Yogyakarta. Hikmat, H. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press. Bandung. Idris, S. 2015. Effect Of Competitive Strategy And Partnership Strategy For Small Industry Performance. Diperoleh 23 Februari 2016. International Journal of Economics, Commerce and Management United Kingdom Vol. III, Issue 4, April 2015. http://ijecm.co.uk/ IFOAM. 2016. The World of Organic Agriculture Statistics & Emerging Trends 2016. http://www.soel.de/fachtheraaiidownloads/s_74_l O.pdf Johnson, dkk. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern 2.Terjemahan Robert M.Z. Lawang. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kanter, R.M. 1994.Collaborative advantage: the art of alliances. Harvard Business Review (July-August), pp. 96-108 Kartasasmita, G. 1995. Pembangunan untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan, Cides. Jakarta. Kassie, M et al. 2009. Adoption of Organic Farming Techniques. Environment For Development Discussion Paper 08-15 Washington D.C. Resources For The Future. Keiffer, C. (1984). Citizen empowerment: A developmental perspective. Prevention in Human Services, 3(16), 9-35. Kilcher, L. 2007. How Organic Agriculture Contributes to Sustainable Development. Jarts Witzenhausen Journal, Supplement 89(2007) 31-49. Kassel University. http://www.orgprints.org Kim, S. 2016. Silent Counteractions of Community Organizations in a Welfare Parthnership : a Case Study of South Korean Workfare Agencies. http://cdj. oxfordjournals.org .Oxford University Press and Community Development Journal.
130
Labonte, R. (1989). Community empowerment: The need for political analysis. Canadian Journal of Public Health, 80(2), 87-88. Labonte, R. (1990). Empowerment: Notes on professional and community dimensions.Canadian Review of Social Policy. 26, 4-75. Lord, J dkk. 1993. The Process of Empowerment: Implications for Theory and Practice. Published in Canadian Journal of Community Mental Health 12:1, Spring 1993, Pages 5-22. Lotter, D.W.2003.Organic Agriculture. Sustainable Agriculture Journal 21(4). Diperoleh 12 april 2016. http:// www.bioland.de Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta. Mardikanto, dkk. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Departemen Kehutanan RI. Jakarta. Mardikanto, T. 2007. Perilaku Organisasi. Program Magister Penyuluhan Pembangunan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. __________. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. SebelasMaret University Press. Surakarta. __________. 2015. Pemberdayaan Masyarakat. Penerbit Alfabeta. Bandung Margono, S.2001. Menata Sistem Penyuluhan Pertanian Di Era Otonomi Daerah.IPB. Bogor. _______. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB. Bogor. Mehdi, C. 2013. Farmers' Empowerment Indicators Modeling In Mazandaran Province, Iran.International Journal of Agriculture and Crop Sciences. Available online at www.ijagcs.comIJACS/2013/5-7/ 769-776 ISSN 2227-670X ©2013 IJACS Journal Monica, D. 2006. Analisis Sosial Ekonomi Sistem Kemitraan Pengelolaan Wana Curug Nangka KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nawawi,
dkk. 2005. Penelitian Press.Yogyakarta.
Terapan.
Gadjah
Mada
University
Nugraheni, S. 2015. Produksi Padi Berkelanjutan. Diperoleh 17 November 2015. http://distan.jabarprov.go.id/index.php/blog/8673-Produksi-PadiBerkelanjutan. Parsons, T. 1951. The Social System. London: Routledge & Kegan Paul.
131
Parsons, T. 1968. The Structure of Social Action: A Study in Social Theory with Special Reference to a Group of Recent European Writers. New York.: The Free Press. Parsons, T. (1971).Societies: Evolutionary and Comparative Perspectives. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall. Parsons, T. 1990. Talcott Parsons Dan Pemikirannya. Terjemahan Hartono Hadikusumo. PT. Tiara Wacana. Jogya. Permadi, G. 2014. Boyolali Ekspor 36 ton Beras Organik ke Eropa. http:// jateng.tribunnews.com/ diakeses 9-12-15 Pertanian Sehat . 2012. Tren Konsumen Beras Organik Meningkat. http://pertaniansehat.com/read/2012/05/28/tren-konsumen-berasorganik-meningkat.html ./diakses16-8-2015. PPHP Pertanian . 2014. Potensi Pertanian Organik dan Pengembangan Beras Organik di Indonesia Tahun 2014. Diperoleh 2 Agustus 2015. http://pphp.pertanian.go.id/opini/2/potensi-pertanian-organik-danpengembangan-beras-organik-di-indonesia-tahun-2014/ Presby, J., Wandersman, A., Florin, P., Rich, R., & Chavis, D. (1990). Benefits, costs, incentive management and particpation in voluntary organizations: A means to understanding and promoting empowerment. American Journal of Community Psychology, 18(1), 117-148. Puspitawati, E. 2004. Analisis Kemitraan Antara PT Pertani (Persero) dengan Petani Penangkar Benih Padi di Kabupaten Karawang.Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rachman, S. 2002, Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Rakhmat, J. 2009. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Rappaport, J. (1985). The power of empowerment language. Social Policy, 16(2), 1521. Rappaport, J. (1987). Terms of empowerment/exemplars of prevention: Toward a theory for community psychology. American Journal of Community Psychology, 15(2),121-148. Rosidah, dkk. 2003. Yogyakarta.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Graha Ilmu.
Salikin, K.A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Samah, A.A. dkk. 2009. Empowerment as an Approach for Community Development in Malaysia. World Rural Observations 2009; 1(2):63-68. Marsland Press.http://www.sciencepub.net/rural
132
Santosa, S. 2004. Dinamika Kelompok. PT Bumi Aksara. Jakarta. Sarker, M.A. 2010. Determinant of Adoption Decisions: The Case of Organic Farming (of) in Bangladesh. Extension Farming System Journal vol. 5 Number 2. Research Forum.AFBM Network.http://www.csu.edu.au. Setiana, L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor. Siahaan, S.M.DR.Pdt. 1998. Komunikasi Pemahaman dan Penerapannya. Penerbit PT BPK Gunung Mulia. Jakarta. Sinartani. 2015. Tren Positif Produk Organik Berlanjut. Diperoleh 17 September 2015.http://tabloidsinartani.com/content/read/tren-positif-produkorganik-berlanjut/ Singarimbun, dkk. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. Soekanto, dkk. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soetrisno, L. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanian Sebuah Tinjauan Sosiologis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Soulignac, V. 2012. A Knowledge Management system For Exchanging and Creating Knowledge in Organic Farming. Electronic Journal of Knowledge Management Volume 10 Issue 2 (pp163-182) online at http:// www.ejkm.com Sugiarto dkk. 2013. Potato Organic Farming in Batu City Indonesia.Indonesian Green Technology Journal.Local Potential intensification System (SIPLO) The Suitanable Management of Soil Organic Potatoes. International Journal of Engineering and Science 2(9) 51-57 Suhartini, dkk. 2005. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. Penerbit Pustaka Pesantren. Yogyakarta. Suharto, E. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. PT Rifika Aditama. Bandung. Hal 60 Sumodiningrat.1995. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 56 Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif :Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. UNS Press. Surakarta. Ullah, A dkk. 2015. Factor Affecting The Adoption of Organic Farming in Peshawar-Pakistan. Agricultural Sciences Journal.2015(6) 587-593 Usman, S. 2003. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
133
Veronica, N. 2001. Formulasi Pola Kemitraan Agribisnis Pada PT. Agrobumi Puspa Sari dengan Petani Krisan.Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Vidal, R.V.V. (2004a) Facilitating Community Development, IFORS newsletters (Direct Connection to Developing Countries), vol. 12(3), pp. 11-13. Vidal R.V.V. (2004b). From Action to Learning: The systematisation of alternative consulting experiences, AI&Society, Vol. 18, pp. 134-148. Vidhyandika, P. 1996. “Pemberdayaan” dalam Onny S.P. dan A.M.W. Pranarka (ed.). CSIS. Jakarta. Wulandari, F. 2013. Patterns and Trust Formed on the Partnership Contract between Sugar Factory and Cane Farmers. Proceedings Book of CEFMO, 2013, Malaysia Handbook on the Economic, Finance and Management Outlooks. PAK Publishing Group. Yin, R.K. 1996. Studi Kasus : Desain dan Metode. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Yuwanto, E. 2010.Boyolali Integrasikan Pertanian Peternakan.http://republika.co.id/diakses 9-12-15
Organik
dengan
Zaelani, A. 2008. Manfaat Kemitraan Agribisnis Bagi Petani Mitra (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang Dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat). Institut Pertanian Bogor. Bogor.