BAB IV PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI SMP N 1 TIRTO PEKALONGAN
Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah penulis lakukan di SMP N 1 Tirto Pekalongan mengenai pelaksanaan program bimbingan konseling di SMP N 1 Tirto Pekalongan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: A. Analisis Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SMP N 1 Tirto Pekalongan Bimbingan konseling di SMP N 1 Tirto Pekalongan berjalan dengan cukup baik dengan diampu oleh empat orang guru mapel BK yang kompeten dalam bidang bimbingan dan konseling. Di antaranya adalah Bambang Hermoyo (Koord. BK), Lastri, Hasanah, dan Agus Suprapto. Kegiatan bimbingan dilaksanakan secara rutin kepada semua siswa baik yang sedang dalam masalah maupun yang tidak. Kegiatan rutin berupa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai jadwal, kemudian bimbingan kepada siswa yang bermasalah seperti membolos, datang terlambat dan masalah pribadi yang dialami siswa dengan orang tuanya maupun dengan teman sebayanya. Pada setiap pelaksanaan bimbingan, guru pembimbing atau guru BK bekerjasama dengan pihak lain seperti halnya dalam penyelesaian permasalahan yang berhubungan dengan
77
78
akhlak dan moral anak, maka guru BK bekerjasama dengan guru PAI guna menyeimbangkan bimbingan sehingga selaras antara umum dan khusus “Agama”. Dalam setiap pemecahan masalahnya, guru BK berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti orang tua wali, guru lain, wali kelas serta guru PAI sehingga masalah yang dihadapi oleh siswa dapat diselesaikan dengan cepat. Hal ini dapat mempermudah penyelesaian setiap masalah yang dihadapi siswa. Terbukti dengan adanya kerjasama dengan beberapa pihak terkait masalah yang dihadapi siswa bisa terselesaikan dengan mendalam dan sampai pada titik akar masalahnya. Sudah menjadi hal yang lumrah jikalau guru BK terkesan “sangar” dan seringkali menjadi momok menakutkan bagi siswa. Hal tersebut sudah menjadi lumrah adanya. Guru BK sudah berusaha agar anggapananggapan atau kesan seperti itu bisa sedikit demi sedikit terkikis dan lama kelamaan akan hilang digantikan dengan kesan menyenangkan. Menurut data wawancara dan observasi yang didapatkan, kesan dan anggapan tesebut belum sepenuhnya hilang, dibuktikan kurangnya perhatian siswa dengan program bimbingan yang ada. Guru BK akhirnya memberikan layanan “Jemput Bola”, mendatangi kelas kemudian memberikan kesempatan bagi siswa untuk menuliskan masalahnya atau sekedar curha melalui media selembar kertas. Langkah selanjutnya ialah memilah dan mengelompokkan masalah-masalah yang ada sesuai dengan bidang-bidang masalahnya.
79
Seiring berjalannya waktu, pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMP N 1 Tirto Pekalongan tidak berjalan dengan mulus tanpa suatu hambatan, akan tetapi masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya. kelonggaran
Di
dalam
antaranya
ialah
pelaksanaan
masih
tata
tertib
adanya
kelonggaran-
sekolah
sehingga
memungkinkan siswa untuk melakukan pelanggaran. Contohnya masih banyak siswa yang keluar masuk sekolah melompati dinding samping sekolah, datang terlambat, serta keluar pada jam pelajaran. Walaupun sebenarnya pihak sekolah sudah melakukan tindakan tegas dengan memberikan sanksi kepada siswa, namun masih ada saja siswa yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan sekolah. Sanksi yang diberikan diantaranya berupa pemberian surat peringatan, panggilan terhadap orang tua bagi siswa yang melakukan pelanggaran lebih dari tiga kali, selain itu pihak sekolah juga sudah berusaha meminimalisir pelanggaran dengan meninggikan tembok pagar yang mengelilingi sekolah agar siswa tidak bisa melompatinya lagi untuk membolos, akan tetapi masih ada saja siswa yang melakukan pelanggaran tersebut. Perlu adanya kerjasama dengan segenap warga sekolah guna mengatasi masalah-masalah yang ada di sekolah khususnya yang berhubungan dengan siswa dan tata tertib sekolah. Bimbingan konseling di SMP N 1 Tirto Pekalongan berjalan sesuai dengan layanan-layanan yang ada, yaitu:
80
a. Layanan Informasi Layanan informasi berguna bagi siswa untuk mmembantu memahammi berbagai informasi yang nantinya berguna dalam kegiatannya di lingkungan sekolah. Informamsi itu meliputi inforasi diri, sosial, belajar, karier dan pendidikan lanjutan Pelaksanaan layanan informamsi yang penulis temukan di lapangan ialah berupa informasi mengenai sosial dan belajar, dimana pemberian layanan informasi dalam hal itu sudah dilaksanakan secara rutin berhubungan dengan tata tertib sekolah, diberlakukan bagi semua siswa baik yang melanggar maupun yang tidak melanggar. Guru BK selaku pihak yang bertanggung jawab dalam program bimbingan konseling selalu mengawasi serta menghimbau siswa dalam perilakunya di sekolah agar berlaku sesuai tata tertib yang berlaku. Kemudian mengenai informasi diri sudah digali melalui pelaksanaan bimbingan “jemput bola”. Melanismenya melalui selembar kertas yang nantinya diisi oleh siswa tentang info diri mulai dari data diri sampai pada kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sehingga siswa bisa lebih mngenal pribadinya secara utuh. Selanjutnya guru BK juga menggali informasi belajar siswa. Sejauh mana kemampuan berfikirnya, kendala apa saja yang dihadapi
dalam
belajar,
untuk
kemudian
ditanggulangi
permasalahan yang ada dalam lingkup belajar ini. Sejauh yang
81
penulis dapatkan di lapangan seluruh
pelaksanaan layanan ini
sudah berjalan dengan cukup baik. b. Layanan Orientasi Layanan orientasi berguna bagi siswa baru dalam memahami lingkungan baru yang akan ditemptinya nanti. Kegiatan ini dilaksanakan agar siswa lebih mengenal lingkungan baru yang akan ditempatinya nanti sehingga akan memudahkan siswa baru dalam menyesuaikan diri di lingkungan yang baru, berupa pengenalan lingkungan sosial, lingkungan fisik seperti sarana dan prasarana sekolah. Layanan ini sudah berjalan rutin diberikan kepada siswa baru berupa kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa), dilaksanakan pada setiap tahun ajaran baru. c. Layanan Penempatan dan Penyaluran Layanan
penempatan
dan
penyaluran
dilaksanakan
berhubungan dengan bakat dan minat siswa. Layanan ini dilaksanakan oleh guru BK guna menyalurkan bakat dan minat siswa agar bisa berkembang dan berguna bagi kehidupannya kelak. Selain itu guru BK juga memberikan tempat khusus di kelas bagi siswa yang kesulitan dalam belajar, misalnya dalam pembagian kelas dan tempat duduk, sehingga siswa tidak merasa minder di kelas yang baru.
82
d. Layanan Penguasaan konten Layanan ini memberikan kesempatan kepada siswa yang mempunya bakat dan minat untuk menyalurkannya ke arah yang benar. Guru BK memberikan pengarahan kepada anak yang sekiranya dilihat mampu menguasai pada bidang tertentu, untuk kemudian diikutsertakan pada kegiatan yang sesuai dengan kemampuan siswa sehingga minat dan bakat siswa bisa lebih terarah dan bisa berguna untuk masa depannya. e. Layanan Bimbingan Konseling Perorangan layanan yang membantu siswa dalam mengentaskan masalah pribadinya. Pada usia remaja anak cenderung lebih labil serta punya rasa keingin tahuan yang tinggi. Butuh penanganan lebih secara pribadi apabila ada siswa yang mempunyai masalah hubungannya dengan teman sebaya, percintaan, atau konflik dengan di lingkungan rumahnya. Layanan ini sudah dilaksanakan oleh guru BK dengan cukup baik, misalnya dalam menangani siswa yang mempunyai masalah dengan orang tua. Langkah yang diambil guru BK berupa panggilan kepada siswa yang bersangkutan kemudian dicari tahu latar belakang atas permasalahannya. Setelah didapati akar permasalahannya, guru BK kemudian memanggil orang tua siswa untuk menindak lanjuti permasalahannya, dilakukan di ruang BK
83
bersama siswa dan orang tua yang bersangkutan sehingga masalah cepat bisa diselesaikan. f. Layanan Bimbingan Kelompok Dalam layanan ini, guru BK menyelesaikan masalah dalam dinamika kelompok hubungannya dengan pengembangan pribadi, hubungan sosial, karier serta dalam pengambilan keputusan. Manakala di dalam kelas ada siswa yang mempunyai rmasalah, misalnya saja ada siswa yang tidak punya catatan, akhirnya guru BK langsung menegurnya di kelas agar si anak melengkapi catatannya, hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan anak serta menjadi pembelajaran bagi yang lainnya agar tidak terulang lagi. g. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Secara tepat guru BK menggunakan layanan ini dalam penyelesaian permasalahan siswa khususnya masalah pribadi yang dialami siswa misalnya masalah perkelahian, dalam perkelahian pasti
ada
masalah
lama
yang
melatar
belakanginya,
penyelesaiannya dengan dinamika kelompok disaksikan oleh siswa lain sehingga bisa dijadikan pembelajaran bagi yang lainnya agar tidak terulang lagi. h. Layanan Konsultas Saat ada siswa yang menceritakan atau tentang suatu hal, misalnya karir. Guru BK memberikan wawasan kepada siswa tentang apa yang seharusnya dilakukan atau keputusan apa yang
84
seharusnya diambil nantinya, dan keputusan tetap diserahkan sepenuhnya kepada siswa. Guru BK hanya sebatas memberikan arahan-arahan berhubungan dengan masalah yang dihadapi siswa. i. Layanan Mediasi Memberikan kesempatan bagi guru BK dalam menengahi permasalahan siswa. Yang paling sering adalah pada masalah konflik, misalnya siswa dengan siswa, guru dengan siswa, atau siswa dengan orang tuanya. Guru BK berperan sebagai mediator karena masalah-masalah konflik atau selisih paham tidak akan bisa diselesaikan tanpa adanya orang lain yang menengahi. mediator sebatas menengahi, memberikan masukan-masukan kepada dua belah pihak yang mempunyai konflik untuk lebih mmudah dalam menyelesaikan masalahnya. Guru BK bersifat fleksibel berhubungan dengan tempat atau lokasi pelaksanaan layanan-layanan bimbingan konseling tersebut. Seringkali bimbingan dilakukan diberbagai tempat seperti di lorong koridor sekolah, tempat duduk depan kelas, bahkan di kantin. Hal ini di lakukan agar siswa tidak grogi, sehingga siswa merasa lebih santai dan lebih leluasa dalam menceritakan masalah yang dihadapinya. Ini terbilang lebih ampuh dibandingkan dengan bimbingan yang dilakukan di ruang BK, karena ruang BK masih terkesan menakutkan bagi siswa. Pernah ada kejadian siswa tidak mengerjakan tugas rumah kemudian guru BK menyuruh mereka mengerjakannya di ruang BK, awalnya berjalan lancar sesuai
85
rencana, namun saat guru BK lengah meninggalkan ruang BK, siswa tersebut langsung keluar dan tidak mengerjakan tugasnya. Hal ini menunjukan kurang efektifnya pelaksanaan bimbingan jika bertempat di ruang BK, karena siswa akan merasa tertekan di dalamnya. B. Analisis Peranan Guru PAI dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling di SMP N 1 Tirto Pekalongan 1. Membimbing Dalam konteks membimbing atau bimbingan, guru PAI tidak secara langsung bertugas sebagai guru pembimbing seperti halnya guru BK, setiap guru mempunyai tugas dan tanggung jawab kerjanya masing-masing akan tetapi guru PAI di SMP Negeri 1 tirto pekalongan mempunyai rasa empati terhadap siswanya. Atas dasar empati itulah timbul rasa kepedulian yang tinggi terhdap apa yang dialami siswa di sekolah. Tidak secara tertulis guru PAI bertugas membimbing namun karena adanya rasa kepedulian tersebut guru PAI sering membantu dalam setiap permasalahan yang dihadapi siswa baik msalah pribadi maupun masalah umum seperti halnya pelanggaran-pelanggaran ketertiban sekolah. Tugas dan tanggung jawab guru PAI sama seperti halnya guruguru lain yaitu mengajar. Akan tetapi guru PAI punya tanggungjawab dalam hal pembinaan akhlak dan moral anak sesuai ajaran agama Islam. Dalam setiap pelaksanaan program BK, guru PAI tidak selalu ikut serta di dalamnya. Guru PAI siap membantu guru BK manakala
86
mendapat SK/surat tugas langsung dari kepala sekolah berhubungan dengan program bimbingan yang bersifat keagamaan. Contohnya saja pada setiap akhir tahun ajaran, selalu diadakan kegiatan Do’a bersama sebgagai salah satu ikhtiar/usaha yang bersifat rohani guna persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) agar para siswa merasa siap secara mental/batiniyah di samping juga sudah melakukan persiapan lahiriyah dengan belajar sungguh-sungguh. Peran guru PAI dalam membimbing dapat disimpulkan bahwa guru PAI bertugas sesuai dengan dengan koridor kerjanya msaingmasing. Sehubungan denganpelaksanaan bimbingan konseling kepada siswa, guru PAI bekerja sesuai mandat atau tugas secara langsung dari kepala sekolah. Lebih jelasnya analisis peran guru PAI dalam pelaksanaan program BK di SMP N 1 Tirto Pekalongan tergambar dalam beberapa layanan yang ada dalam bimbingan konseling berikut ini: a. Layanan Informasi Peran guru PAI di layanan informasi berupa pemberian motivasi kepada siswa. Materi motivasi yang diberikan adalah berupa motivasi tentang belajar dalam Islam, dimana belajar dalam Islam juga bernilaikan ibadah di dalamnya. Anak diajak untuk meluruskan niatnya dalam belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah, menuntunnya untuk secara lahir dan batin berniat ibadah.
87
Misalnya saja siswa dianjurkan untuk mengambil air wudhu sebelum berangkat ke sekolah, harapannya agar anak dari rumah sudah dalam keadaan suci sehingga dalam belajar bisa lebih fokus dan terhindar dari perbuatan atau perilaku yang tidak baik. b. Layanan bimbingan konseling perorangan Pada layanan ini yang berwenang melakukan bimbingan adalah guru BK, namun lepas dari itu kembali lagi bahwa guru PAI mempunyai kepedulian kepada siswa sehingga walaupun siswa sudah dipanggil oleh guru BK terkait permasalahannya, guru PAI juga melakukan hal yang sama yaitu memanggil anak yang mempunyai
masalah
secara
tersendiri
untuk
kemudian
ditindaklanjuti permasalahannya secara Islami, apakah sudah benar-benar selesai apa belum. Sehingga ada keseimbangan antara bimbingan konseling yang dilakukan oleh guru BK secara umum dan bimbingan yang dilakukan oleh guru PAI secara khusus berdasarkan ajaran agama Islam. c. Layanan konsultasi Pada layanan konsultasi peran guru PAI hanya sebatas mengarahkan siswa yang bercerita atau konsultasi tentang permasalahannya untuk diarahkan kepada guru BK. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya layanan konsultasi adalah wilayah kerja BK, setiap guru punya batasan-batasan yang tidak boleh dilewatinya. Apabila hal itu dilanggar maka ditakutkan akan ada
88
miss understanding atau kesalahpahaman antara guru PAI dengan guru BK. d. Layanan Bimbingan Konseling Kelompok Pada dasarnya dalam hal penyelesaian sebuah masalah adalah wilayah kerja BK. Akan tetapi, dalam hal layanan bimbingan konseling kelompok, guru PAI berkewajiban pula menyelesaikan masalah yang terjadi pada siswa walaupun masalah itu sudah diselesaikan oleh BK. Pada sela-sela pembelajaran PAI, guru PAI memberikan arahan dan nasihat kepada siswa langsung di dalam kelas sehingga semua anak tau mengenai duduk permasalahannya sampai pada proses penyelesaiannya. Tujuannya agar semua siswa dalam kelas itu tahu dan dapat dijadikan pembelajaran sehingga tidak terulang lagi. e. Layanan bimbingan kelompok Seperti halnya layanan informasi, peranan guru PAI dalam layanan bimbingan kelompok adalah berupa pemberian motivasi keislaman, pemahaman tentang apa yang seharusnya dilakukan sebagai seorang siswa. 2. Menuntun Pada poin berikutnya di antara peran guru PAI lainnya adalah menuntun. Mengarahkan siswa ke arah yang lebih baik kepada sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh seorang siswa di sekolah berdasarkan tuntunan agama.
89
Dalam hal ini guru PAI mempunyai perhatian khusus terhadap kemajuan siswa. Khususnya dalam hal bakat dan minat siswa, guru PAI memberikan ruang, kesempatan bagi anak yang berbakat untuk menyalurkan bakatnya agar bisa berguna bagi kehidupannya kelak. Guru PAI mempunyai keseriusan dalam menyikapi hal ini, setiap anak yang berbakat atau berminat pada suatu hal kemudian diarahkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang berhubungan dengan bakat dan minat siswa. Di dalam wadah kegiatan ekstrakurikuler tersebut siswa dilatih oleh seorang tutor yang secara khusus didatangkan dari luar sekolah untuk melatih sehingga diharapkan dengan dilatih oleh seorang yang ahli pada bidang kegiatan ekstrakurikuler
tersebut
bisa
membuat
anak
lebih
mantap
mengembangkan bakat dan minatnya. Tidak cukup sampai di situ, setelah beberapa waktu diberikan pelatihan, guru PAI juga bekerjasama dengan OSIS secara langsung memberikan kesempatan pada siswa untuk ikut serta memeriahkan kegiatan classmeeting yang dilaksanakan pada setiap akhir Ujian. Hal ini dilakukan untuk menguji seberapa besar tingkat keberanian siswa untuk tampil di khalayak ramai dalam lingkup sekolah disaksikan teman-temannya sendiri. Lebih jelasnya analisis peran guru PAI dalam menuntun tergambar dalam beberapa layanan yang ada dalam bimbingan konseling berikut ini:
90
a. Layanan Orientasi Dalam kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa) layanan orientasi sudah berjalan secara rutin. Kegiatan MOS ini secara teori ditanggungjawabi oleh guru BK, namun dari guru BK memberikan porsi kepada guru agama untuk memberikan bimbingan akan tetapi berupa kegiatan di luar kelas dan bukan berupa materi. Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh guru PAI berupa bimbingan untuk melaksanakan ibadah sholat secara berjamaah serta memberikan motivasi keislaman kepada siswa baru agar mereka lebih percaya diri menghadapi lingkungan barunya. b. Layanan penempatan dan penyaluran Dalam layanan ini peranan guru PAI adalah dalam hal perekrutan siswa berbakat untuk kemudian disalurkan ke dalam kegiatan yang sesuai dengan bakatnya. Guru PAI bekerja sama dengan OSIS menyaring siswa-siswa berbakat, dan diarahkan untuk ikut serta dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah. Guru PAI secara serius menangani hal ini, contohnya saja pada kegiatan ekstrakurikuler keislaman seperti tartil, tilawah dan duror, guru PAI mendatangkan pengajar yang kompeten sesuai bidang ekstra kurikuler yang ada. c. Layanan Penguasaan konten Peranan guru PAI dalam layanan penguasaan konten adalah seperti halnya pada layanan penyaluran dan penempatan, yaitu
91
menyaring anak-anak berbakat untuk disalurkan dan dilatih secara khusus pada kegiatan yang sesuai dengan bakatnya. Membimbing anak agar lebih mendalami bakat yang dimilikinya. 3. Memberi Tauladan Dalam hal memberi tauladan, guru Agama selalu menyisipkan suatu hal positif dalam setiap pembelajarannya. Dalam setiap materi yang diajarkan, guru PAI selalu memberikan contoh-contoh perilaku terpuji disesuaikan dengan materi yang diajarkan. a. Perkataan Dilihat dari perkataannya, guru PAI SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan selalu berbicara dengan kata-kata yang baik, yang tidak menimbulkan rasa sakit hati pada siswa. Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa jawa ngoko dengan sesekali disisipi bahasa Indoensia. Contohnya saja pada saat pembelajaran atau saat berbicara diluar kelas, penyebutan “Kamu” jika dibahasa jawakan menjadi “Panjenengan”, ini membuktikan adanya sebuah penghargaan yang tinggi terhadap hati dan pribadi seseorang, kata “panjenengan” tersebut jika dilontarkan bisa membuat orang yang menjadi lawan bicaranya seakan-akan merasa lebih dihargai daripada dengan menggunakan kata “Kowe atau Kamu”.
92
b. Perilaku Dalam ajaran agama tidak dianjurkan untuk bersikap kasar kepada anak, begitu pula soal penampilan, dianjurkan untuk berpenampilan rapi dan bersih. Dalam konteks pendidikan guru dipandang sebagai seseorang yang berilmu dan dijadikan panutan oleh murid-muridnya. Jadi sebagai seorang guru haruslah bisa membawa dirinya dengan baik sehingga bisa menjadi contoh yang baik pula. Guru PAI SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan berpenampilan rapi, bersih, wangi, serta sebagai guru PAI tak lupa mengenakan “Peci” sebagai identitas keagamaan orang Islam. Dalam hal berpakaian guru PAI tidak “royal” atau bermewahmewah, guru PAI di sekolah tersebut terkesan apa adanya dengan seragam gurunya, sepatu vantoufel hitam, serta jam tangannya sebagai penunjuk waktu mengajarnya. Yang utama dalam penampilan adalah kebersihannya, karena dalam Islam sendiri “kebersihan adalah sebagian dari Iman”. Guru PAI disegani di sekolah tersebut bukan karena kekasarannya akan tetapi disegani karena kelemah lembutannya dalam menghadapi siswa. Suatu ketika banyak siswa yang berada di luar kelas saat jam pelajaran, guru PAI hanya berdiri di koridor sambil menatap ke arah siswa tersebut sambil sesekali memberi arahan untuk masuk menggunakan tangannya disertai ucapan “masuk-masuk”, itu sudah cukup membuat para siswa patuh dan
93
masuk ke dalam kelas. Hal ini membuktikan adanya kewibawaan yang timbul dari pembawaan dirinya sehingga banyak disegani siswa. 4. Membantu mengantarkan anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan rohani Guru PAI tidak secara langsung bertugas membimbing seperti halnya guru BK. Seperti yang telah dijelaskan di awal, bahwa guru PAI mempunyai keperdulian terhadap siswa. Manakala ada salah seorang siswa yang mempunya masalah atau melanggar tata tertib sekolah, guru PAI selalu memberikan kesempatan baginya untuk memperbaiki dirinya. Sekali waktu ada siswa yang menceritakan masalahnya kepada guru PAI, akan tetapi guru PAI tidak secara langsung memberikan solusi atas permasalahannya. Guru PAI hanya sebatas memberikan nasihat-nasihat bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah sebuah ujian atau cobaan dari Allah SWT., sehingga siswa lambat laun menyadari kesalahannya, bisa instropeksi diri, dengan begitu diharapkan nantinya siswa yang mempunyai masalah tersebut bisa menyelesaikan mmasalahnya sendiri. Selain itu jika masalah yang dihadapi siswa itu berat atau rumit, sebagai guru PAI tidak berkewenangan memberikan solusi, langkah yang diambil adalah menyalurkan dan mengarahkan siswa kepada guru BK yang lebih ahli dalam hal bimbingan konseling untuk
94
menanganinya dengan lebih seksama. Namun setelah masalahnya terselesaikan di BK, guru PAI lantas memanggil siswa tersebut untuk dicroscek apakah masalahnya benar-benar sudah terselesaikan atau belum, jika belum maka guru PAI lantas memberikan motivasimotivasi Islami agar siswa tidak “down” dan minder nantinya. Lebih jelasnya analisis peran guru PAI dalam Membantu mengantarkan anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan rohani tergambar dalam Layanan Mediasi berikut ini. Layanan mediasi biasanya dilakukan oleh guru BK untuk menengahi sebuah permasalahan yang terjadi antar siswa, siswa dengan guru, ataupun permasalahan siswa dengan orang tuanya. Layanan mediasi pada dasarnya adalah wilayah kerja guru BK, namun guru PAI punya kepedulian untuk membantu menyelesaikan permasalahan dengan layanan ini. Hal yang dilakukan oleh guru PAI adalah berupa panggilan kepada kedua pihak yang mempunyai masalah untuk kemudian diberikan nasihat dan motivasi keislaman. Guru PAI memberikan penjelasan bahwa antar sesama tidak boleh saling menyakiti. Menyakiti diri sendiri saja tidak boleh apalagi menyakiti orang lain, diberikan pemahaman bagaimana rasanya jika kesakitan yang dialami saat disakiti orang lain, sehingga anak tahu dan tidak lagi melakukan hal yang menimbulkan sakit bagi orang lain baik secara jasmani maupun rohani.
95
Layanan
mediasi
dilaksanakan
guru
PAI
di
sela-sela
pembelajaran mata pelajaran PAI di kelas. Dalam layanan mediasi di atas, guru PAI secara tak langsung memberikan arahan agar dalam diri siswa timbul rasa empati dan tanggungjawab atas apa yang dilakukannya. Secara tersirat guru PAI memberikan arahan tentang bagaimana caranya menghadapi masalah, dengan begitu siswa bisa lebih dewasa dan siap secara jasmani maupun rohani jikalau sewaktu-waktu timbul permasalahan dalam dirinya. Drs. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya “Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif”, beliau menuliskan sedikitnya tiga belas peranan seorang guru di sekolah. Di antaranya yaitu (1)korektor, (2)Inspirator, (3) Informator, (4) Organisator, (5) Motivator, (6) Inisiator, (7) Fasilitator, (8) Pembimbing, (9) Demonstrator, (10) Pengelola kelas, (11) Mediator, (12) Supervisor,
(13)
Evaluator.
Perannya
sebagai
pembimbing
berarti
membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap dan mandiri.1 Dari uraian analisis di atas dapat diambil point-point khusus mengenai peran Guru PAI dalam pelaksanaan program Bimbingan Konseling di SMP N 1 Tirto Pekalongan. Secara tersirat dapat diambil dua point pokok yaitu Mendewasakan dan memandirikan siswa atau membuat siswa menjadi mandiri.
1
Syaiful Bahri Djamaran, Op.,Cit. hlm. 43-49.
96
1. Mendewasakan Dari berbagai layanan bimbingan konseling yang ada, secara garis besar tersirat makna inti di dalamnya yaitu mendewasakan siswa/anak didik. Dalam setiap masalah yang ada, Guru PAI tidak langsung memberikan solusi kan permasalahan yang dihadapi anak, hanya mmberikan nasihat, karena semua keputusan ada pada diri anak itu sendiri. Anak dituntut untuk tahu dan diharapkan nantinya bisa menyikapi setiap masalahnya sendiri tanpa campur tangan banyak pihak walaupun masih tetap dalam pantauan guru di sekolah. Dengan demikian anak lebih tahu dan paham tentang hal mana yang akan diambil saat menemukan berbagai macam masalah serta bisa mengatasinya dengan tenang sehingga terhindar dari stres. 2. Mandiri Kemandirian mutlak harus ada pada setiap anak didik, karenanya pendidikan selalu menekankan nilai-nilai kemandirian dalam stiap pembelajarannya. Dalam hal ini mnyangkut kemandirian siswa dalam menyikapi masalah di sekolah. Guru PAI memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri setelah diberi arahan-arahan yang tentunya bisa membantunya menyelesaikan masalahnya. Diharapkan anak tidak tergantung dengan guru, baik ketika dalam masalah atau dalam kehidupannya di sekolah, misalkan saja kemandiriannya dalam belajar. Tidak perlu ada guru
97
yang mengawasi namun jika sifat mandri itu telah tumbuh maka halhal seperti keributan di kelas saat jam kosong akan lebih berkurang.