38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Komunitas Taring Padi bertempat di Dusun Sembungan RT. 02 Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Studio yang ditempati saat ini masih menyatu dengan rumah salah satu pengerak komunitas Taring Padi yaitu Muhammad Yusuf. Rumah tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: a) Ruang utama yang dijadikan tempat tinggal serta menerima tamu yang ingin berkunjung ke Komunitas Taring Padi. Ruang utama ini juga digunakan untuk menyimpan beberapa karya yang pernah di kerjakan Komunitas Taring Padi. b) Ruang samping yang dijadikan sebagai perpustakaan dimana dalam ruangan ini tersimpan bermacam-macam jenis buku, baik buku-buku tentang seni rupa maupun buku-buku umum dan perpustakaan ini juga terbuka untuk umum. c) Ruang belakang, pada ruang belakang inilah semua proses berkarya Komunitas Taring Padi dilakukan, mulai dari diskusi yang membahas tentang tema maupun bentuk visualisasi dari karya yang akan dibuat serta sampai pada proses penciptaan karya mulai dari membuat sketsa awal sampai proses finishing. Di ruangan ini juga terdapat mesin press yang digunakan untuk membuat karya yang membutuhkan mesin press misalnya: etsa, drypoint dan sebagainya.
Gambar 4.1 Studio Taring Padi (Dokumentasi Bhakti 2012) commit toHeriyanto, user
38
perpustakaan.uns.ac.id
39 digilib.uns.ac.id
Di samping itu ditempat ini juga sering diadakan pelatihan-pelatihan serta workshop yang melibatkan warga-warga sekitar serta para mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam tentang seni rupa khususnya seni grafis. Selain itu, di tempat ini setiap minggu sekali di adakan kelas membaca dan pelatihan bahasa Inggris terhadap warga sekitar terutama untuk anak-anak. Halaman depan juga dimanfaatkan sebagai taman bermain dan pusat kegiataan warga, di sana terdapat kolam ikan, ayunan untuk bermain bagi anak-anak, dan kebun kecil-kecilan untuk menanam sayur-sayuran. Di sana juga dibangun rumah pohon yang terbuat dari bambu yang dilengkapi dengan papan luncur, tempat untuk membut kompos dan membentuk sistem daur ulang untuk mendidik masyarakat lokal mengenai hidup lestari yang tidak merusak lingkungan.
B. Latar Belakang, Visi dan Misi Komunitas Taring Padi 1. Latar belakang Komunitas Taring Padi Komunitas Taring Padi dibentuk pada tahun 1998, kelompok ini didirikan oleh sekelompok anak muda berlatar belakang pendidikan seni rupa yang berikrar menggalang kesadaran sosial politik masyarakat melalui seni. Mereka antara lain adalah, Samsul Bahri, Yustoni Volentero, Davi Setiawan, Arya Panjalu, Haris Prabawa, Muhammad Yusuf, Hestu Ardianto, Surya Wirawan, dan Dodi Irwandi. Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Yusuf: “Awalnya sekitar akhir tahun 1997, tersiar kabar bahwa kampus bekas Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Gampingan akan pindah ke kampus baru didaerah Sewon yang kemudian diresmikan menjadi Institut Seni Indonesia (ISI). Perpindahan ini menyebabkan kampus di Gampingan kosong, gedung berlantai tiga ini langsung kami tempati kemudian kami dijadikan studio kerja serta tempat tinggal sementara. Akhirnya Gampingan menjadi tempat berkumpul, hidup bersama, dan menjalin persahabatan. Kami menggalang semangat kreatif dan pikiran bebas yang tidak pernah kami dapatkan di kampus. Akhirnya tepat tanggal 21 Desember 1998 kami memproklamirkan diri sebagai kelompok Taring Padi (TP) dan berikrar untuk melawan kekuasaan serta membela rakyat yang tertindas”. (wawancara tanggal 20 Mei 2012). Komunitas Taring Padi menggalang pemahaman masyarakat melalui karya seni untuk melawan ketidak-adilan, membangun komunitas yang sadar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
lingkungan, sadar atas masalah sosial, politik, budaya serta mengajak masyarakat aktif dan berani menyuarakan pendapat tentang kinerja pemerintah dan pengalaman hidup bermasyarakat. Komunitas Taring Padi dalam menjalankan proses kreatifnya, selalu memposisikan dirinya sebagai aktivis kesenian dengan cara turun ke desa-desa, ke komunitas buruh tani dan buruh pabrik untuk memperkenalkan karya seni dan bertukar pikiran. Tetapi terkadang ada kendala di masyarakat itu sendiri, karena penampilan mereka yang eksentrik terkadang disalahpahami. Namun, dengan karya seni masalah seperti itu dapat terselesaikan karena karya mereka selalu menarik perhatian warga. Taring Padi sepakat menggunakan potensi kesenian mereka untuk berpihak kepada perjuangan rakyat. Bagi mereka, karya seni adalah senjata untuk melancarkan kritik terhadap pemerintah dengan harapan dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik. Agenda kerja kreatif yang dilakukan Komunitas Taring Padi seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Yusuf berbentuk workshop, penyuluhan, lokakarya kesenian, belajar menggambar untuk anak-anak warga sekitar, membuat cukil kayu, belajar teknik sablon, membuat poster dan selebaran serta membuat spanduk atau baliho (wawancara tanggal 9 Juni 2012). Sebagai contoh, mereka menggadakan workshop etsa dan cukil kayu untuk memperingati hari bumi, dan setiap bulan sekali mereka juga rutin membuka kelas menggambar buat anak-anak warga sekitar. Cara-cara seperti itu dilakukan Komunitas Taring Padi untuk melaksanakan perjuangan dengan menjadikan karya seni sebagai media pembelajaran politik dan membangun kesadaran berbagai isu sosial. Di samping kegiatan seni rupa bersama warga desa mereka juga berteater dan bermusik. Melalui kerja semacam itu, Komunitas Taring Padi tidak hanya memperkenalkan karya seni sebagai media pembelajaran, tapi juga mendekatkan karya seni kepada masyarakat dengan cara mengajak warga setempat untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan, misalnya berkarya mural bareng, membuat poster cukil kayu, membaca puisi dan bermain musik. Oleh karena itu karya harus mudah dipahami, bersifat realis, dan konkrit. Kesepakatan semacam itulah yang menjadi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
dasar pemikiran para anggota Komunitas Taring Padi, yan menempatkan karya seni sebagai pesan untuk menyampaikan gagasan kepada masyarakat.
2. Visi dan Misi Komunitas Taring Padi Setiap komunitas atau organisasi pasti memiliki visi dan misi yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan setiap kegiataan dan aktifitasnya, begitu juga dengan Taring Padi, mereka juga mempunyai visi dan misi yang mereka gunakan sebagai pedoman dalam menjalankan setiap kegiatannya. Adapun visi dan misi komunitas Taring Padi adalah: Visi Komunitas Taring Padi, 1) sebagai wadah bersama bagi pekerja seni dalam mendorong semua pihak untuk mengembangkan seni dan budaya lokal dengan orientasi kerakyatan yang digali dari kebutuhan rakyat serta pertumbuhan pribadi sosial demokratis kerakyatan. 2) sebagai wadah bersama bagi pekerja seni untuk memainkan peran yang optimal dalam mendorong perubahan dengan, antara lain : (a) mengembangkan potensi seni yang ada untuk perubahan dengan menyajikan solusi atas persoalan, kebutuhan dan keinginan rakyat pada karya yang dihasilkan. (b) mendekonstruksi simbol-simbol hegemoni Negara yang melemahkan kemampuan rakyat dalam mengkontrol kebijakan pengembangan seni dan budaya. (c) mendesakkan perubahan atas pemahaman seni, untuk bisa membuka terselesaikannya keinginan, kebutuhan serta cita-cita rakyat atas segala hal. 3) sebagai wadah bersama bagi para pekerja seni dalam komunikasi, tukar menukar pengalaman dan informasi serta memperkuat jaringan kerja sama sesama lembaga yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan lembaga budaya kerakyatan taring padi. Misi Komunitas Taring Padi yaitu, Komunitas Taring Padi berupaya mengembangkan seni dan budaya dengan menggali keinginan dan kebutuhan rakyat dengan mengutamakan: keterbukaan, kesejahteran sosial, kedaulatan rakyat, keadilan antar generasi, demokrasi, penghargaan atas hak asasi manusia tanpa mengesampingkan kewajiban, perspektif gender, reformasi hubungan global serta pengelolaan lingkungan hidup yang baik. commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam setiap kegiataan dan aktifitas yang dilakukan oleh komunitas Taring Padi selalu berpedoman pada visi dan misi komunitas. Hal inilah yang membuat Taring Padi dapat bertahan dan tetap eksis samapi sekarang. Sebagai contoh, dalam setiap kegiataan yang dilakukan mereka selalu melibatkan warga masyarakat untuk ikut berperan, misalnya mengajak masyarakat Kulon Progo untuk menolak tambang pasir besi didaerah itu, melakukan aksi bersama masyarakat korban lumpur lapindo untuk menuntut hak-hak mereka, melakukan aksi bersama para petani di Klaten untuk menuntut hak guna tanah, membuat workshop menggambar dan membuat poster cukil kayu untuk anak-anak dan masih banyak lagi kegiataan yang melibatkan warga masyarakat. Selain itu karyakarya yang dihasilkan oleh Taring Padi juga selalu bertemakan sosial kerakyatan dan selalu digunakan sebagai alat propaganda.
C. Proses Berkarya dan Visualisasi Karya Seni Grafis Komunitas Taring Padi 1. Proses Berkarya Sebelum memulai proses berkarya di Komunitas Taring Padi selalu didahului dengan diskusi. Diskusi ini digunakan sebagai ajang sharing untuk menentukan tema, teknik serta visualisasi dari karya yang akan dibuat. Sketsa awal dibuat sampai tuntas, termasuk pembagian kerja dan tanggung jawab. Seperti yang diungkapkan Muhammad Yusuf, “sebelum memulai proses berkarya kami (Taring Padi) selalu mengawali dengan diskusi, dalam diskusi ini kami menentukan tema besar kemudian dibagi menjadi tema turunan serta menentukan teknik apa yang akan
digunakan, setelah
itu
eksekusi
karya mulai
dilakukan”(wawancara tanggal 2 juni 2012). Walaupun keterampilan teknik dan kemampuan visual para anggotanya tidak sama kuat, namun hal ini mereka (Taring Padi) atasi dengan cara kerja kolektif, menggambar bersama, saling belajar, dan memotivasi kawan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan. Kebiasaan kerja yang seperti itu juga membangun disiplin, sinergi, dancommit pengorganisasian kerja. Memang tidak mudah to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menata kebiasaan hidup yang bebas dan santai kedalam suatu pola kerja dan tanggung jawab dengan latar belakang para anggota yang berbeda-beda. Tetapi mereka (Taring Padi) telah membuktikannya dan mampu menjadi kelompok yang kompak dalam menjalankan kerja kreatifnya. Berikut ini merupakan proses berkarya Komunitas Taring Padi:
a. Proses diskusi Sebelum memulai proses berkarya di komunitas Taring Padi selalu didahului dengan proses diskusi. Dalam diskusi tersebut mereka membahas permasalahan yang akan diangkat menjadi tema dalam berkarya, selain itu juga dalam berkarya digunakan untuk menentukan teknik serta media apa yang akan digunakan. Diskusi ini juga digunakan sebagai ajang berkumpul dan bertukar pendapat dari para anggota Taring Padi, biasanya setiap hari Senin mereka selalu berkumpul untuk mendiskusikan masalah sosial politik yang sedang terjadi atau hanya sekedar nongkrong.
Gambar 4.2 Proses diskusi (dokumentasi Komunitas Taring Padi, 2012) b. Proses sketsa Sketsa merupakan rencana bagi sebuah karya yang akan dikerjakan. Dalam pengertian itu sketsa lebih merupakan gambar kasar, bersifat sementara, dengan tujuan untuk dikerjakan commit lebih lanjut sebagai sebuah karya. Begitu juga to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dilakukan oleh komunitas Taring Padi, setelah tema ditentukan maka proses sketsa mulai dilakukan, awalnya para anggota yang terlibat dalam diskusi membuat sketsa pada kertas kemudian dipilih sketsa yang dianggap sesuai dengan tema, biasanya untuk memilih sketsa yang akan di jadikan karya itu berdasarkan hasil kesepakatan anggota yang hadir dalam diskusi. Setelah itu sketsa yang terpilih dipindahkan ke media hardboat atau linolium. Biasanya yang bertugas memindahkan sketsa ke media hardboat atau linolium adalah para anggota yang sketsanya terpilih, jadi di komunitas Taring Padi semua anggota mempunyai kesempatan yang sama.
Gambar 4.3 Proses sketsa (dokumentasi Komunitas Taring Padi, 2012) c. Proses mencukil Mencukil merupakan proses menghilangkan bagian gambar yang tidak terkena tinta pada saat proses mencetak. Hasil dari cukilan yang sudah siap cetak biasa disebut dengan klise/negatif. Proses mencukil yang dilakukan di komunitas Taring Padi biasanya dikerjakan secara kolektif. Hal ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran terhadap anggota baru dan menjaga keakrabaan dari masing-masing anggota, dan setiap karya yang dikerjakan selalu menggunakan identitas Taring Padi. Hal ini bertujuan jika ada karya yang laku terjual, uang hasil penjualaan langsung masuk kas Taring Padi sehingga bisa digunakan untuk membiayai kegiataan mereka.
commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.4 Proses mencukil (dokumentasi Komunitas Taring Padi, 2012) d. Proses penintaan Proses penintaan merupakan proses pemberian tinta terhadap bagian gambar yang tidak dicukil. Dalam proses ini untuk meratakan tinta ke seluruh media gambar biasanya mengunakan roller. Proses penintaan ini bisa dilakukan secara berulang- ulang sampai benar-benar media gambar terkena tinta secara merata. Dalam proses ini semua anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan proses penintaan karena dalam proses ini tidak membutuhkan keahlian khusus.
Gambar 4.5 Proses penintaan (dokumentasi Komunitas Taring Padi, 2012) commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Proses mencetak Kegiatan mencetak adalah suatu kegiatan yang didalamnya dilakukan percobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari kegiatan mencetak. Proses mencetak merupakan proses pemindaan gambar dari klise/negatif
ke
media gambar yang berupa kertas atau kain. Dalam proses mencetak ini diperlukan ketelitian, kerapian, dan kebersihan karena proses ini menentukan baik dan buruknya dari karya yang dikerjakan. Walaupun cukilan yang dikerjakan sangat rapi dan detail tetapi kalau dalam proses mencetaknya asal-asalan maka hasil karyanya juga tidak akan maksimal.
Gambar 4.6 Proses mencetak (dokumentasi Komunitas Taring Padi, 2012)
f. Proses pengepresan Proses pengepresan dilakukan bertujuan agar tinta yang ada di klise/negatif benar-benar menempel pada media gambar baik yang berasal dari kertas maupun kain. Dalam proses ini sering digunakan berbagai macam cara, tergantung dari masing-masing individu. Selain menggunakan mesin pres, proses pengepresan yang dilakukan di komunitas Taring Padi biasanya dengan cara di injak-injak. Selain ukuran karya yang dikerjakan berukuran besar sehingga tidak memungkinkan menggunakan mesin pres, kegiataan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan saling mengakrabkan dari para anggota Taring Padi. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.7 Proses pengepresan (dokumentasi Komunitas Taring Padi, 2012) g. Proses finishing Proses ini dilakukan jika proses mencetak dirasa benar-benar telah selesai. Dalam proses ini kegiataan yang dilakukan adalah mengangkat hasil cetakan kemudian hasilnya tersebut dijemur ditempat yang teduh atau tidak terkena sinar matahari secara langsung agar tinta benar-benar meresap ke dalam kain ataupun kertas sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Proses ini dilakukan di ruang belakang.
Gambar 4.8 Proses pengangkatan hasil cetakan (dokumentasi Komunitas Taring Padi, 2012) commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.9 Proses penjemuran (dokumentasi Komunitas Taring Padi, 2012) 2. Visualisasi Karya Seni Grafis Ada hal yang menarik untuk disimak dari karya-karya Taring Padi bahwa semua proses berkarya, mulai dari menentukan gagasan sampai memvisualisaikan karya selalu diawali dengan proses diskusi dan dikerjakan secara kolektif. Mereka (Taring Padi) juga selalu melakukan koreksi terhadap semua kegiataan yang telah dilakukan sebagai proses pembelajaran bagi semua anggotanya. Hal menarik lainya dari bentuk visual karya-karya yang dihasilkan Komunitas Taring Padi, bahwa mereka selalu mengangkat tema-tema sosial politik untuk setiap karya yang dikerjakan serta selalu menggabungkan komposisi antara
gambar
dengan
tulisan.
Pengolahan
narasi
gambar
selalu
mempertimbangkan kekuataan ekspresi, ada kalanya terlihat peminjaman gaya poster propaganda dengan tulisan yang memperkuat daya pesan, ada juga yang menggabungkan unsur-unsur komik, kartun, dan sketsa yang menyegarkan. Ada kekuataan imajinasi dalam setiap narasi gambar walaupun terkadang terlihat lucu, namun pesan itu selalu menarik bagi yangtomelihatnya. commit user
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
Ada tiga tipe pesan yang sering muncul dalam karya-karya Komunitas Taring Taring padi seperti yang diungkapkan Muhammad Yusuf (wawancara tanggal 2 Juni 2012): a) Karya yang menggunakan kalimat perintah langsung, kalimat-kalimatnya ringkas dan jelas serta unsur-unsur dalam kalimatnya cenderung sangat menonjol. Contoh: “Berikan Cinta Pada Sesama”, “Bersatulah Dalam Perbedaan”. b) Karya yang menggunakan kalimat yang bukan kalimat perintah melainkan kalimat yang lebih menawarkan suatu cita-cita, mimpi, keadaan sosial yang layak dituju atau menjadi dasar kehidupan. Contoh: “Semua Bersaudara”, “Perdamaian Antar Umat”. c) Karya yang menggunakan kalimat saran berupa tesis kesimpulan. Saran cenderung kalimat aktif yang mengandung nilai pesan dengan cara mengugah. Contoh: “Manusia Beradab Tidak Suka Menyengsarakan Sesamanya”, Kekerasan Adalah Penindasan”. Dalam praktiknya, Taring Padi banyak bekerja dengan masyarakat umum untuk membangun kesadaran baru tentang permasalahan yang mereka hadapi. Karya-karya Taring Padi merepresentasikan perjuangan rakyat yang terdiri dari petani, buruh, dan masyarakat miskin baik di kota maupun di desa. Dalam karyakarya tersebut, Taring Padi menggarap elemen-elemen yang ada dalam masyarakat secara setara dan seimbang melalui komposisi yang cermat dalam bidang gambar. Karya-karya tersebut biasa diwujudkan dalam bentuk, poster, baliho, postcard, dan kaos. Berikut ini beberapa karya Kelompok Taring Padi:
1. Poster Poster merupakan gambar yang disertai tulisan yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada apresian. Penampilan dan pilihan isi poster tentu harus diperhatikan. Dalam poster karya Komunitas Taring padi, hal-hal semacam itu juga menjadi pedoman dalam setiap karya-karya yang dibuat. Mereka (Komunitas Taring Padi) selalu memperhatikan prinsip-prinsip desain, pemilihan kalimatnya lugas dan tegas terkadang mereka juga menggabungkan unsur-unsur komik, kartun dan sketsa yang menyegarkan. Poster-poster karya Taring Padi selalu dibuat secara berseri sesuai kondisi user sosial politik yang ada. Dalam commit proses to pengerjaanya, selalu dikerjakan secara
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kolektif dan proses penyebarannya dilakukan saat workshop atau ditempel pada dinding-dinding di jalanan yang strategis. Karya poster Taring Padi sebagian besar dikerjakan menggunakan teknik cetak tinggi yaitu cukil kayu dan lino cut tetapi ada beberapa yang menggunakan teknik cetak saring/sablon. Berikut ini beberapa contoh karya poster Komunitas Taring Padi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Contoh karya poster No
Gambar
Visualisai Karya
1
Gambar 4.10 Seri poster kemanusiaan (dokumentasi Komunitas Taring Padi)
Judul: Bersatu dalam perbedaan Tahun: 2008 Teknik: cukil kayu di atas kertas Ukuran: 40cmX55cm
commit to user
Karya poster ini dibuat dengan tujuan mengajak masyarakat untuk menghormati segala perbedaan yang ada agar tercipta perdamaian diantara sesama. Hal ini ditunjukan dengan ikon tiga orang yang berbeda profesi yaitu petani, tentara, dan pemuka agama yang bisa hidup berdampingan yang ditunjakan dengan gambar jabat tangan, hal ini menunjukan perbedaan akan menjadi lebih indah jika besatu. Hal itu diperkuat dengan adanya tulisan bersatu dalam perbedaan yang diberi warna berbeda dari ikon gambar dan warna background coklat dengan garis-garis warna hitam menunjukkan walaupun ada perbedaan akan jauh lebih indah jika kita saling menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada.
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2
Gambar 4.11 Seri poster anti perdagangan manusia (dokumentasi Komunitas Taring Padi)
Judul: Seri poster anti perdagangan manusia Tahun: 2010 Teknik: cukil kayu di atas kertas Ukuran: 40cmX55cm
commit to user
Poster ini dibuat dengan tujuan menentang adanya praktek perdagangan manusia yang dijadikan budak, pekerja seks, dan buruh. Hal ini ditunjukan dengan background gambar orang-orang yang sedang bekerja tanpa mengenal waktu yang ditunjukan dengan gambar kota yang dipenuhi bintang dan bulan. Sedangkan yang menjadi ikon dari poster ini adalah gambar seseorang yang membawa bendera dengan tulisan yang menuntut adanya jam kerja yang manusiawi. Dengan adanya poster ini diharapkan ada kesadaran dari pemerintah untuk mencegah adanya praktek ilegal ini dengan cara mengeluarkan peraturan dan sangsi yang berat bagi yang melakukan praktek itu.
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Poster ini dibuat sebagai media pendidikan politik untuk menyampaikan aspirasi dan mengkritisi pemilu tahun 2009. Hal ini ditunjukan dengan gambar seseorang yang memakai jas dan berdasi selayaknya foto-foto caleg yang sering terpampang di pingir-pingir jalan. Namun dalam poster ini gambar wajah tidak nampak, tetapi gambar wajah diganti dengan tulisantulisan yang berisi keinginan dari para rakyat. Yaitu menuntut realisasi dari program-program yang ditawarkan bukan hanya sekedar janji-janji manis saat kampanye.
3
Gambar 4.12 Seri poster pemilu (dokumentasi Komunitas Taring Padi)
Judul: Seri poster pemilu Tahun: 2009 Teknik: cukil kayu di atas kertas Ukuran: 40cmX60cm
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Poster ini dibuat dengan harapan adanya kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan pikiran dalam segala bidang. Dalam poster ini memang sengaja tidak menggunakan ikon gambar dengan harapan apresian akan lebih mudah mencerna isi pesan dari poster ini. Hal ini terlihat dari pemilihan font yang digunakan yaitu simpel dan tegas serta ukuran dari tulisan yang dibuat besar.
4
Gambar 4.13 Seri poster tema kebebasan berpikir (dokumentasi Komunitas Taring Padi)
Judul: Seri poster kebebasan berpikir Tahun: 2010 Teknik: cukil kayu di atas kertas Ukuran: 40cmX55cm
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5
Gambar 4.14 Seri poster tema buruh (dokumentasi Komunitas Taring Padi)
Poster ini dibuat untuk memperingati hari buruh pada tahun 2011, dengan harapan adanya respon dari pemerintah dan pabrik-pabrik untuk mensejahterakan para buruh dengan cara memberikan upah sesuai UMR. Dalam poster ini ditunjukkan dengan gambar para pekerja yang melakukan aksi demo menuntut kenaikan upah. Namun dalam poster ini menggunakan ikon binatang yang berupa babi yang dikelilingi orang-orang dengan kepala yang tinggal tengkorak, babi disini disimbolkan seorang bos yang berbadan besar namun rakus yang ditunjukan dengan tangan kirinya yang memegang sekantong uang.
Judul: Seri poster buruh Tahun: 2011 Teknik: cukil kayu di atas kertas Ukuran: 31,5cmX40,5cm
Setelah melihat dari berbagai contoh karya-karya poster Taring Padi dapat disimpulkan bahwa, poster-poster Taring Padi terkesan apa adanya. Obyek gambarnya, menggambarkan pertentangan kelas, misalnya, kapitalis versus buruh, orang kaya versus orang melarat, dan cukong-cukong versus petani. Kalimatkalimatnya singkat, jelas dan sering berupa jargon-jargon anti-imperialis. Seluruh poster Taring Padi dikerjakan secara kolektif, tidak atas nama individual.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Baliho Baliho adalah suatu sarana atau media berpromosi yang mempunyai unsur memberitahukan informasi kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luas, selain itu baliho juga digunakan untuk mengiklankan suatu produk baru. Namun di Komunitas Taring Padi, baliho tidak digunakan untuk media berpromosi atau mengiklankan suatu produk tapi disini (Komunitas Taring Padi) baliho digunakan untuk atribut pada saat mereka melakukan aksi-aksi turun ke jalan. Bahkan mereka biasa menyebutnya sebagai bendera komunitas karena ukurannya yang besar. Hampir semua karya baliho Komunitas Taring Padi dikerjakan menggunakan teknik cetak tinggi yaitu cukil kayu. Berikut ini beberapa contoh karya baliho Komunitas Taring Padi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2 Contoh karya baliho No
Gambar
1
Gambar 4. 15 Baliho petani merdeka (dokumentasi Komunitas Taring Padi) Judul: petani merdeka Tahun: 2008 Teknik: cukil kayu di atas kain Ukuran: 122cmX242cm
commit to user
Visualisasi Karya
Baliho ini dibuat pada saat akan menggelar aksi untuk petani di Yogyakarta pada tahun 2008, untuk menuntut hak-hak petani seperti harga pupuk yang murah, pembebasan lahan untuk pertanian. Hal ini ditunjukan dengan gambar seorang petani yang tangan kanannya membawa cangkul sedangkan tangan kirinya membawa bibit tanaman dan dibawahnya berjajar berbagai hasil panen dengan background hamparan lahan pertanian yang luas. Sedangkan lingkaran di kanan dan kiri obyek petani terdapat himbauan untuk melindungi hakhak petani seperti tolak monopoli pertanian, pembebasan tanah untuk petani penggarap. Sedangkan tulisan besar tanah dan petani merdeka menghidupi semua yang ada di bawah memperkuat pesan dari karya baliho ini.
perpustakaan.uns.ac.id
57 digilib.uns.ac.id
Baliho ini dibuat pada saat akan menggelar aksi untuk memperingati hari buruh pada tahun 2011, dengan harapan adanya respon dari pemerintah dan pabrik-pabrik untuk mensejahterakan para buruh dengan cara memberikan upah sesuai UMR. Hal ini ditunjukan dengan ikon dua orang pekerja yang menyerukan untuk bersatu menuntut hakhak mereka dan background gambar dibelakang ikon utama memperkuat hal itu. Misalnya aksi menuntut persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, menuntut penghapusan sistem kerja kontrak, stop pencemaran limbah industri.
2
Gambar 4.16 Baliho buruh bersatu (dokumentasi Taring Padi) Judul: buruh bersatu Tahun: 2011 Teknik: cukil kayu di atas kain Ukuran: 122cmX242cm
Hampir sama dengan karya poster, karya-karya baliho Komunitas Taring Padi juga dikerjakan secara detail, pemilihan obyek gambarnya juga menarik dan kalimat yang digunakan kebanyakan kalimat aktif yaitu kalimat yang mengajak commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
apresian untuk melakukan suatu tindakan. Karya-karya baliho ini juga dikerjakan secara kolektif. 3. Post card (kartu pos) Kartu pos merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk mengirim ucapan. Dari pengertian diatas maka Komunitas Taring Padi menggunakan kartu pos sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Karena ukurannya yang kecil, karya ini biasanya dibagikan pada saat mengelar aksi turun ke jalan, saat mengadakan workshop atau dibagikan kepada jaringan mitra sebagai cinderamata. Karya ini biasanya dikerjakan menggunakan teknik cetak dalam yaitu etsa dan draypoint. Berikut ini beberapa contoh karya Komunitas Taring Padi yang berbentuk postcard dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Contoh karya postcard No
Gambar
1
Gambar 4.17 Kartu pos anti korupsi (dokumentasi Komunitas Taring Padi) Judul: korupsi Tahun: 2009 Teknik: draypoint di atas kertas Ukuran: 20cmX23cm commit to user
Visualisasi Karya
Karya kartu pos ini dibuat pada saat akan menggelar aksi anti korupsi pada tahun 2009 sebagai media untuk mengkritisi pemerintah karena maraknya kasus korupsi. seperti yang tergambar dalam karya, terdapat dua orang anak laki-laki dan perempuan yang mengepalkan tangan dengan mengucapakan kata-kata hancurkan segala bentuk prilaku yang menumbuhsuburkan budaya korupsi karena melihat dua orang yang sedang melakukan transaksi aksi sogok-mensogok.
perpustakaan.uns.ac.id
2
Gambar 4.18 Kartu pos hari bumi (dokumentasi Taring Padi)
59 digilib.uns.ac.id
Karya kartu pos ini dibuat pada saat mengelar aksi memperingati hari bumi tahun 2010, dengan harapan adanya kesadaran untuk menjaga lingkungan, seperti yang tergambar dalam karya, sedang terjadi pembangunan sebuah gedung tanpa memperhatikan kegunaan dari bangunan yang sedang dikerjakan. Menyerobot tanah yang seharusnya dijadikan lahan untuk pertanian serta taman resapan air sehingga menganggu keseimbangan alam dan hanya dilandasi motif ekonomi untuk kepentingan para penguasa.
Judul: Hari bumi Tahun: 2010 Teknik: etsa di atas kertas Ukuran: 20cmX23cm
Karena ukurannya yang kecil, karya postcard ini biasanya menggunakan obyek-obyek yang simpel namun dari segi kalimatnya tetap lugas dan tegas. Tidak banyak warna yang digunakan dari setiap karya-karya postcard yang dikerjakan Komunitas Taring Padi.
4. Kaos Kaos merupakan sarana yang digunakan Komunitas Taring Padi untuk mencari dana untuk membiayai aksi-aksi mereka. Disamping itu, kaos ini juga digunakan sebagai merchandise bagi mereka yang berkunjung ke Komunitas Taring Padi. Desain dari kaos ini biasanya diambil dari poster-poster yang pernah dikerjakan serta pembuatannya biasanya menggunakan teknik cukil kayu dan sablon. Jenis kaos yang dikerjakan oleh Komunitas Taring Padi kebanyakan kaos commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oblong dengan jenis bahan yang terbuat dari cotton, kaos ini biasanya dijual dengan harga Rp 75.000,00. Berikut ini beberapa contoh karya kaos Komunitas Taring padi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Contoh karya kaos No
Gambar
1
Gambar 4.19 karya kaos Karya kaos ini dikerjakan menggunakan teknik cukil kayu (dokumentasi Komunitas Taring Padi, 2012)
2
Gambar 4.20 karya kaos Karya kaos ini dikerjakan menggunakan teknik slick screen/sablon (dokumentasi Taring Padi, 2012) commit to user
Keterangan
Kaos-kaos hasil karya Komunitas Taring Padi digunakan sebagai salah satu alat untuk mencari dana dengan cara menjual kepada orangorang yang berkunjung atau pada saat mereka mengadakan workshop. Desain-desain dari kaos biasanya diambil dari karya-karya poster yang telah mereka kerjakan.
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setelah melihat dan mengamati beberapa karya Taring Padi dapat disimpulkan bahwa: 1. Obyek gambar dari setiap karya grafis Taring Padi merupakan representasi dari simbol-simbol yang berhubungan dengan rakyat kecil. 2. Karya-karya grafis Taring Padi selalu menggunakan warna monokrom, hal ini menyimbolkan kesederhanaan dan keprihatinan. 3. Goresan atau garis-garis dalam setiap karya Taring Padi terkesan tegas dan kuat, hal ini menyimbolkan tentang perlawanan. 4. Dalam setiap karya grafis Taring Padi selalu muncul tulisan, hal ini bertujuan untuk memperkuat tema atau pesan-pesan yang ingin disampaikan.
D. Strategi Untuk Menjaga Eksistensi Kekaryaan dan Komunitas di Komunitas Taring Padi Strategi merupakan siasat untuk mencapai suatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan. Sebagai komunitas yang selalu berupaya mengembangkan seni dan budaya dengan menggali keinginan dan kebutuhan rakyat dengan mengutamakan keterbukaan, kesejahteran sosial, kedaulatan rakyat, keadilan antar generasi, demokrasi, penghargaan atas hak asasi manusia tanpa mengesampingkan kewajiban, perspektif gender, reformasi hubungan global serta pengelolaan lingkungan hidup yang baik seperti yang telah tertera dalam visi dan misi komunitas. Maka setiap pergerakan yang mereka lakukan selalu berpedoman pada visi dan misi tersebut, dan itu merupakan salah satu cara untuk menjaga agar komunitas Taring Padi ini tetap eksis. Dengan usia yang sudah lebih dari 10 tahun para anggotanya pun sudah banyak yang berganti. Maka untuk merekrut anggota baru Taring Padi memberlakukan sistem keanggotaan terbuka yang syaratnya adalah komitmen terhadap ideologi sosial kerakyatan. Para pekerja seni Taring Padi datang dari berbagai latar belakang pendidikan. Sebagian anggotanya bahkan ada yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, yang lain drop out, atau sedang berkuliah commit userbelum pernah mendapat pelatihan di berbagai bidang. Anggota Taring Paditoyang
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seni, mereka diberi pelatihan dengan cara bergabung dalam kegiatan bersama, misalnya menggambar bareng dan juga termasuk mengikuti diskusi yang membahas bermacam-macam topik. Taring Padi secara teratur mengadakan pertemuan untuk membahas situasi nasional dan internasional. Seperti yang diutarakan Muhammad Yusuf, “kami (Komunitas Taring Padi) setiap hari senin dan jum’at selalu mengadakan pertemuan, entah itu diskusi, berkarya bersama ataupun hanya nongkrong-nongkrong biasa, hal semacam ini kami lakukan agar terjadi kedekatan dari masing-masing anggota”. (wawancara tanggal, 9 Juni 2012). Taring Padi juga sering memfasilitasi acara-acara kebudayaan dan pameran, mereka juga sering mengundang kelompok progresif lain untuk mengadakan diskusi, konser dan performance. Taring Padi juga mengundang partisipasi masyarakat setempat. Para anggota Taring Padi juga sering memberi pelajaran menggambar kepada anak-anak kampung, dan menyelenggarakan malam kebudayaan “Bulan Purnama” dengan mengundang masyarakat untuk menampilkan musik dan puisi, juga memfasilitasi sejumlah kegiatan budaya masyarakat, acara pernikahan, dan musik keroncong. Dan ini merupakan strategi untuk selalu mendekatkan seni kepada masyarakat dan juga sebagai ajang untuk menyampaikan pesan yang terkandung dalam setiap karya-karya mereka. Untuk menjaga agar komunitas ini tetap solid dalam setiap kegiataan dan pergerakannya serta karya-karya yang dihasilkan tetap mengandung pesan moral Komunitas Taring Padi ini mempunyai kiat-kiat khusus untuk menjaga hal tersebut. Seperti yang diutarakan Muhammad Yusuf, “untuk menjaga agar komunitas ini tetap kompak dan solid dan tetap berada pada jalur perlawanan kami mempunyai tiga kiat-kiat khusus yaitu, pertama, harus ada motor (penggerak), kedua, menjalin kerja sama dengan berbagi jaringan, ketiga, harus tetap menjaga karakteristik dari setiap karya-karya yang dihasilkan serta pergerakannya”. (wawancara tanggal, 9 Juni 2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
1. Adanya penggerak dalam komunitas Seiring dengan silih bergantinya para anggota baru yang keluar masuk dan ada banyaknya kepentingan dari masing-masing anggota seperti mengurus keluarga dan kuliah, karena sebagian besar anggotanya masih aktif di bangku perkuliahan, maka adannya seorang penggerak dalam sebuah komuitas sangatlah dibutuhkan. Selain sebagai orang yang di tuakan, mereka juga berperan sebagai tempat bertanya dan selalu memberi motivasi kepada para anggota baru untuk giat berkarya dan kadang-kadang mereka juga berperan sebagai penengah jika terjadi konflik antar anggota, yang menjadi penggerak di Komunitas Taring Padi adalah mereka para pendiri komunitas ini, tetapi tidak semuannya menjadi penggerak karena adanya kepentingan dari masing-masing individu. Namun ada satu orang yang sampai saat ini masih aktif dan menjadi pengerak dari komunitas ini yaitu Muhammad Yusuf yang juga merupakan nara sumber utama dalam penelitian ini.
2. Menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai seniman individu dan lembaga Jaringan dalam sebuah komunitas merupakan salah satu unsur yang penting untuk menjaga eksistensinya. Taring Padi mempunyai cara yang unik untuk membangun sebuah jaringan kerja. Mereka melakukan pendekatan “nongkrong”, yaitu mereka yang datang tidak perlu mengisi formulir, tidak membutuhkan surat untuk ditandatangani tetapi jaringan diciptakan melalui praktik sosial berupa percakapan yang dibagi dalam ruang-ruang kreatif yaitu diajak berpartisipasi dalam setiap kegiataan yang dilakukan. Kebanyakan para pengunjung Komuitas Taring Padi dapat bersama-sama membuat mural atau ikut mencetak poster cukil kayu. Dengan lingkungan kerja yang nyaman dan santai terjadilah interaksi sosial dan memunculkan rasa percaya sehingga bisa menimbulkan jaringan kerja yang beraneka ragam dan luas. Sehingga dari jaringan yang dibangun ini Komunitas Taring Padi sering mendapat bantuan dana untuk membiayai aksi-aksi mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Yusuf, “kami sering mendapat bantuan dana baik dari dalam negeri maupun luar negeri, misalnya dari Goethecommit toini user Istitute, Cyclown Cirus, lembaga-lembaga bersedia menjadi penyumbang dana
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena biasanya mereka tertarik dengan kegiataan-kegiataan yang dilakukan Taring Padi”. (wawancara tanggal 9 Juni 2012). Tetapi, bantuan yang datang tidak hanya berbentuk uang tetapi ada sebagian yang menyumbangkan buku-buku untuk perpustakan Taring Padi seperti yang dilakukan oleh keluarga Little. Sehingga dengan terciptannya ruang dan kepercayaan ini secara tidak langsung menguntungkan Taring Padi dalam mengembangkan jaringan yang dapat meningkatkan pemahaman dengan cara memelihara perbedaan.
3. Menjaga karakteristik dari setiap karya yang dihasilkan dan pergerakannya Ketika Komunitas
Taring Padi telah
dikenal karena keberanian
pergerakannya dan ketrampilannya dalam mengolah unsur-unsur yang ada dalam masyarakat menjadi sebuah karya seni, maka hal yang paling penting adalah menjaga agar komunitas ini tetap produktif dalam melahirkan karya-karya dan gagasannya. Salah satu cara yang dilakukan adalah tetap mengangkat tema-tema sosial politik dan menggunakan seni grafis terutama cukil kayu sebagai media untuk berekspresi dari setiap karya-karya yang dihasilkan serta memberikan kesempatan kepada masing-masing individu dari para anggota untuk mengadakan pameran secara internasional. Sehingga setelah pulang dari pameran itu ada ilmu yang bisa diberikan kepada para anggota lain dan kegiataan ini dilakukan secara bergantian. Cara lain untuk tetap menjaga karakteristik dari setiap karya yang dihasilkan adalah dengan memelihara dan menjaga radikalisme menjadi praktek yang berkesinambungan yaitu tetap berpegangan pada konsep atau semangat yang berupaya mengadakan perubahan kehidupan sosial politik secara menyeluruh, dan mendasar
tanpa
memperhitungkan
adanya
peraturan-peraturan/ketentuan-
ketentuan konstitusional, politis, dan sosial yang sedang berlaku. Praktek ini memungkinkan kerja kreatif berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari secara terus-menerus. Kebersinambungan ini juga memunculkan generasi baru yang mau belajar dan bekerja di dalam suasana di mana kerja seni dan keseharian sudah menjadi satu. Keterbukaan dalam komunitas juga berpengaruh besar menjaga commit to user radikalisme dalam praktik berkesenian Taring Padi.
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain ketiga cara yang tersebut, untuk menjaga agar komunitas ini tetap eksis adalah dengan mengikuti even-even pameran baik di dalam maupun luar negeri, misalnya: Biennal Jogja, pameran “Perang Kembang” di Bentara Budaya Yogyakarta, Pameran “Home Front” di Singapore Art Museum Tema karya: Menolak Trafficking dan lain-lain. Selain mengikuti pameran, Komunitas Taring Padi juga sering mengadakan workshop kepada masyarakat, misalnya: workshop cukil kayu dan sablon di Kulon Progo, workshop dan karnaval memperingati tragedi lumpur lapindo. Cara-cara tersebut dilakukan, selain untuk menunjukkan komunitas ini tetap eksis tetapi juga untuk memasyarakatkan seni kepada khalayak umum, dengan harapan masyarakat akan berani mengutarakan pendapat melalui karya seni.
commit to user