26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Smash Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah penentuan rata-rata, ( ).varian, (
).Standar deviasi (S), uji normalitas dan homogenitas data dari variabel terikat (Y) yaitu
kemampuan melakukan smash sebelum dan sesudah di berikan latihan. 1.1.1 Analisis Uji Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Analisis uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah pembuatan daftar distribusi frekuensi, Histogram, dari variabel latihan plyometrik (X) dan variabel (Y) kemampuan melakukan
smash
yang
dapat
dijelaskan
sebagai
berikut:
a. Analisis Uji Statistik Kemampuan melakukan (X1) Sebelum dilakukan pengujian statistik deskriptif variabel kemampuan melakukan smash (X1), maka terlebih dahulu akan disajikan daftar tabel distribusi frekuensi dengan data tunggal sebagai berikut : Distribusi Frekuensi Pre-Test No
X1
Frekuensi (f)
1
2
1
2
3
3
3
4
3
4
5
6
5
6
2
Jmlh ∑ f = 15 Daftar Distribusi Frekuensi Pre-test 4.1 Tabel 1
27
Berdasarkan tabel 1 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa total frekuensi (∑ f = 15). Frekuensi nilai tertinggi pertama adalah nilai 5 dengan 6 frekuensi nilai.Frekuensi tertinggi kedua adalah nilai 3 dan nilai 4 dengan masing-masing sebanyak 3 nilai frekuensi.Frekuensi nilai tertinggi ketiga adalah nilai 6 dengan 2 frekuensi nilai.Frekuensi keempat adalah nilai 2 dengan 1 frekuensi nilai.
b. Grafik Histogram Variabel Kemampuan Melakukan Smash (X1) Berdasarkan pada tabel I,
maka dapat digambarkan data pada variabel kemampuan
melakuakan smash (X1) melalui grafik histogram di bawah ini :
Histogram Data Pre-test Kemampuan Melakukan Smash (X1) 6 5 4 3 2 1 0 2
3
4
5
6
1.1.2 Pengujian Deskripsi Data Pre-Test dan Post-Test Kemampuan Melakukan Smash
28
Pre-test
Post-test
Gain Skor
1
(X1) 3
(X2) 6
(d) 3
2
4
9
5
3
6
7
1
4
5
9
4
5
4
8
4
6
5
8
3
7
5
10
5
8
2
9
7
9
3
8
5
10
5
7
2
11
5
6
1
12
5
9
4
13
6
12
6
14
4
11
7
15
3
7
4
No
∑ = 65 ∑ = 126 ∑ = 61 Sajian Data kemampuan melakukan Smash 4.2 Tabel II
1.1.3
Perhitungan rata-rata data pre-test kemampuan melakukan smash (X1)
Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada pada tabel di atas, maka data tersebut berbentuk data tidak berkelompok atau data tunggal. Rumus yang digunakan sebagai berikut ∑
Rumus
:
=
Keterangan
:
= Nilai rata-rata
∑X
: Jumlah total kemampuan melakukan smash
n
:Jumlah sampel
29
Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata pre-test kemampuan melakukan smash Tes Awal (X1)
X =
65 15
X = 4,33
1.1.4 Menghitung Varians Smash (X1)
=
Rumus Varians Keterangan
, Standar Deviasi (S) Data pre-testKemampuan Melakukan ∑(
)
: S12 =
Varians Nilai
1
=
Nilai setiap data
1 n
= =
Nilai rata-rata Jumlah sampel
Diketahui : X = 4,33 dan n = 15 Data pre-test Kemampuan Melakukan smash (X1), selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus.
Varians Dan Standar Deviasi X1 No
Pre-tes
(
−
)
(
−
)
30
(X1) 1
3
-1,33
1,7689
2
4
-0,33
0,1089
3
6
1,67
2,7889
4
5
0,67
0,4489
5
4
-0,33
0,1089
6
5
0,67
0,4489
7
5
0,67
0,4489
8
2
-2,33
5,4289
9
3
-1,33
1,7689
10
5
0,67
0,4489
11
5
0,67
0,4489
12
5
0,67
0,4489
13
6
1,67
2,7889
14
4
-0,33
0,1089
15
3
-1,33
1,7689
∑ = 65
∑ = 19,3335
Daftar Perhitungan Varians dan Standar Deviasi Kemampuan Melakukan Smash Data X1 4.3 Tabel III Dengan demikian dapat dihitung varians (S 12 ) Rumus Varians :
=
=
∑(
)
, (
=
) ,
= 1,38 (Varians) S 1,38 S = 1,17 (Standar Deviasi) Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Varians pada data pre-tes kemampuan melakukan smash
= 1,38 dan Standar Deviasi (S) = 1,17
31
1.1.5 Uji normalitas data pre-test kemampuan melakukan smash (X1) Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan langahlangkah sebagai berikut : 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) H : µ1 = µ2 (Data berdistribusi normal) b) H : µ1 ≠ µ2 (Data tidak berdistribusi normal) 2) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian a) TerimaH : Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 15 b) TolakH : Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 15 3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data.
Uji Normalitas X1 No
Pre-Test X1
Zi
F(zi)
S(zi)
F(zi) - S(zi)
1
2
-1,99
0,0233
0,07
0,05
2
3
-1,13
0,1292
0,2
0,07
3
3
-1,13
0,1292
0,2
0,07
4
3
-1,13
0,1292
0,2
0,07
5
4
-0,28
0,3897
0,4
0,01
6
4
-0,28
0,3897
0,4
0,01
7
4
-0,28
0,3897
0,4
0,01
8
5
0,57
0,7157
0,7
0,02
9
5
0,57
0,7157
0,7
0,02
10
5
0,57
0,7157
0,7
0,02
11
5
0,57
0,7157
0,7
0,02
32
12
5
0,57
0,7157
0,7
0,02
13
5
0,57
0,7157
0,7
0,02
14
6
1,42
0,9222
0,96
0,04
15
6
1,42
0,9222
0,96
0,04
Perhitungan Uji Normalitas Data Pre-Tes Kemampuan Melakukan Smash (X1)
4.4 TABEL IV 4) Langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1.1 Dari perhitungan pada tebel IV diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau Lhitung (Lh) sebesar 0.07 dan Ltabel (Lt) = α 0.05; n = 15 ditemukan nilai sebesar 0.220. Jadi L h lebih kecil dari Lt (Lhitung = 0.07 ≤ Ltabel = 0.220). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika L hitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 15, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretes kemampuan melakukan smash berdistribusi normal.
1.1.6 Pengujian Deskripsi Data Post-tes Kemampuan Melakukan Smash (X2) Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah daftar distribusi frekuensi , histogram, penentuan rata-rata ( ), varian (
), standar deviasi (S), uji normalitas dan homogenitas data
dari variabel terikat (Y) yaitu kemampuan melakukan smash sesudah diberikan latihan plyometrik. 1.1.7 Daftar Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Melakukan Smash (X2) Sebelum dilakukan pengujian statistik deskriptif variabel kemampuan melakukan smash (X2), maka terlebih dahulu akan disajikan daftar tabel distribusi frekuensi dengan data tunggal sebagai berikut :
Distribusi frekuensi Post-test No
X2
Frekuensi (f)
33
1
6
2
2
7
3
3
8
3
4
9
4
5
10
1
6
11
1
7
12
1
Jml
∑ f = 15
Daftar Distribusi Frekuensi Post-test 4.5 Tabel V
Berdasarkan tabel V di atas, maka dapat dijelaskan bahwa jumlah total frekuensi (∑ f = 15). Frekuensi nilai tertinggi pertama adalah 9 dengan 4 nilai frekuensi. Frekuensi tertinggi kedua dengan nilai 7 dan nilai 8 dengan masing-masing 3 nilai frekuensi. Frekuensi nilai tertinggi ketiga dengan nilai 6 dengan 2 nilai frekuensi. Frekuensi terakhir dengan nilai 10, nilai 11 dan nilai 12, masing-masing 1 niali frekuensi. 1.1.8 Grafik Histogram Variabel Kemampuan Melakuakan Smash (X2) Berdasarkan pada tabel V, maka dapat digambarkan data pada variabel kemampuan melakukan smash (X2) melalui grafik histogram di bawah ini
34
Histogram Data Post-test Kemampuan Melakukan Smash (X2) 4 3 2 1 0 6
7
8
9
10
11
12
1.1.9 Perhitungan Rata-rata, data Post-test Kemampuan Melakukan Smash (X2) ∑
Rumus : = Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata post-test kemampuan melakukan smash Tes Akhir (X2) X =
126 15
X = 8,4
4.10Menghitung Varians Smash (X2)
, Standar Deviasi (S) Data post-test Kemampuan Melakukan
=
Rumus Varians
∑(
)
Diketahui : X = 8,4 dan n = 15 Data post-test Kemampuan Melakukan smash(X2), selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus. Varians dan Standar Deviasi X2 Post tes No
(
−
)
(
−
(X2) 1
6
-2,4
5,76
2
9
0,6
0,36
)
35
3
7
-1,4
1,96
4
9
0,6
0,36
5
8
-0,4
0,16
6
8
-0,4
0,16
7
10
1,6
2,56
8
9
0,6
0,36
9
8
-0,4
0,16
10
7
-1,4
1,96
11
6
-2,4
5,76
12
9
0,6
0,36
13
12
3,6
12,96
14
11
2,6
6,76
15
7
-1,4
1,96
∑ = 126
∑ = 41,6
Daftar Perhitungan Varians dan Standar Deviasi Kemampuan Melakukan Smash Data X2 4.6 Tabel VI Dengan demikian dapat dihitung varians
=
Rumus Varians :
=
∑(
)
, (
=
) ,
= 2,97 (Varians) S 2,97
S = 1,72 (Standar Deviasi) Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa Varians pada data post-test kemampuan melakukan smash
= 2,97 dan Standar Deviasi (S) = 1,72
4.11Uji Normalitas data post-test Kemampuan Melakukan smash (X2)
36
Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan langahlangkah sebagai berikut : 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian c) H : µ1 = µ2 (Data berdistribusi normal) d) H : µ1 ≠ µ2 (Data tidak berdistribusi normal) 2) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian c) TerimaH : Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 15 d) TolakH : Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 15 3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data.
Uji Normalitas X2 Post-Test No X2
Zi
F(zi)
S(zi)
F(zi) - S(zi)
1
6
-1,39
0,0823
0,1
0,02
2
6
-1,39
0,0823
0,1
0,02
3
7
-0,81
0,209
0,27
0,06
4
7
-0,81
0,209
0,27
0,06
5
7
-0,81
0,209
0,27
0,06
6
8
-0,23
0,409
0,47
0,06
7
8
-0,23
0,409
0,47
0,06
8
8
-0,23
0,409
0,47
0,06
9
9
0,34
0,6331
.0,7
0,07
10
9
0,34
0,6331
0,7
0,07
11
9
0,34
0,6331
0,7
0,07
12
9
0,34
0,6331
0,7
0,07
37
13
10
0,93
0,8238
0,87
0,05
14
11
1,51
0,9345
0,93
0,004
15
12
2,09
0,9817
1
0,02
Perhitungan Uji Normalitas Data Post-Test Kemampuan Melakukan Smash (X2)
4.7 Tabel VII
4) Langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1.1 Dari perhitungan pada tebel 1.3 diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau Lhitung (Lh) sebesar 0.07 dan Ltabel (Lt) = α 0.05; n = 15 ditemukan nilai sebesar 0.220. Jadi L h lebih kecil dari Lt (Lhitung = 0.07 ≤ Ltabel = 0.220). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika L hitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 15, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pre-test kemampuan melakukan smash berdistribusi normal. 1.2 Pengujian Homogenitas Varians Untuk menguji kesamaan varians atau homogenitas dari populasi yang diambil menjadi sampel, digunakan rumus sebagai berikut :
F= Pengujian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Langkah pertama : Menentukan Hipotesis Pengujian 1) H : 2) H :
= ≠
(Varians Homogen) (Varians tidak Homogen)
b) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian 1) Terima H : Jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut 14 dan dk pembilang 14 2) Tolak H : Jika Fhitung> Ftabel pada α = 0,05; dk penyebut 14 dan dk pembilang 14 c) Langkah ketiga : Menguji kesamaan varians
38
Diketahui varians nilai antara pre-test dan post-test adalah: = 1,38 = 2,97 Dengan diketahui
nilai varians antara pre-test dan post-test, maka pengujian dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut : F= F=
, ,
F = 2,15 Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung (Fh) sebesar 2,15 dan Ftabel (Ft) pada α = 0,05; dk penyebut 14 dan dk pembilang 14 ditemukan nilai sebesar 2,48. Jadi F h lebih kecil dari Ft (Fhitung = 2,15 ≤ Ftabel = 2,48). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data Kemampuan Melakukan smash memiliki kesamaan varians atau data berasal dari populasi yang homogen. 1.3 Pengujian Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa, terdapat pengaruh latihan plyometrik terhadap kemampuan melakukan smash dan untuk membuktikan hal tersebut, maka di lakukan langkah-langkah pengujian sebagai berikut : 1. Langkah Pertama : menentukan hipotesis statistik a.
H : µ1 =µ2
:
tidak
terdapat
pengaruh
latihan
plyometrik
terhadap
kemampuan melakukan smash b.
H
: µ1 ≠ µ2 : terdapat pengaruh latihan plyometrik terhadap kemampuan melakukan smash
2. Langkah Kedua : menentukan kriteria pengujian a. Terima H : Jika thitung ≤ ttabel pada α = 0,05; n - 1
39
b. Tolak H : Jika thitung ≥ ttabel pada α = 0,05; n – 1 3. Langkah Ketiga : menetukan uji statistik Untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan, di gunakan rumus uji t pasangan ombervasi Rumus =
∑ (
)
4. Langkah Keempat : komputasi data Sebelum di lakukan pengujian dengan uji t, untuk keperluan rumus di atas maka perlu di ketahui besaran-besaran statistik yang di sajikan pada tabel di bawah ini Uji Statistik Pre-test (X1)
Post-test (X2)
Gain Skor (d)
1
3
6
2
4
3
No
Xd
X2d
3
d - Md -1.6
1.1236
9
5
0.94
0.8836
6
7
1
-3.06
9.3636
4
5
9
4
-0.06
0.0036
5
4
8
4
-0.06
0.0036
6
5
8
3
-1.06
1.1236
7
5
10
5
0.94
0.8836
8
2
9
7
2.94
8.6436
9
3
8
5
0.94
0.8836
10
5
7
2
-2.06
4.2436
11
5
6
1
-3.06
9.3636
12
5
9
4
-0.06
0.0036
13
6
12
6
1.94
3.7636
14
4
11
7
2.94
8.6436
15
3
7
4
-0.06
0.0036
∑ = 65
∑ = 126
∑ = 61
4.33
8.4
4.07
∑ = 48.934
40 Perhitungan Besaran-Besaran Statistik Dari Kemampuan Melakukan Smash 4.8 Tabel VIII
Setelah besaran-besaran statistik diketahui, maka dapat di lanjutkan dengan uji t sebagai berikut :
t=
∑ (
t=
)
, , (
= )
, , (
= )
,
√ ,
=
, ,
t = 10,175
Hasil pengujian diperoleh t hitung = 10,175, nilai ttabel pada α = 0,05; dk = n-1
(15-1 = 14)
di peroleh harga sebesar 1,761. Dengan demikian t hitung lebih besar dari ttabel (thitung = 10,175> ttabel = 1,761). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak h0 : jika thitung > ttabel pada α = 0,05; n1, oleh karena itu hipotesis alternatif atau Ha dapat diterima, sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh latihan plyometrik terhadap kemampuan melakukan smash. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini
41
Ha
-10,175
-1,761
1,761
10,175
4.4. Pembahasan Permainan bola voli olahraga yang dimainkan oleh 2 tim dan masing-masing tim berjumlah 6 orang dan dapat dilakukan oleh siapa saja untuk mengembangkan minat dan bakat. Namun untuk meningkatan kemampuan melakukan smash dalam cabang olahraga bola voli diperlukan adanya proses melatih dan berlatih yang sistematis dan terencana. Melalui latihan dapat diperoleh manfaat terhadap peningkatan kesehatan fisik serta peningkatan kemampuan melakukan smash. Namun kenyataanya dilapangan banyak mengalami beberapa kendala perbedaan karakter siswa, kurangnya disiplin siswa, cuaca yang kurang mendukung. Hasil hipotesis yang dilakukan menunjukan kesimpulan adanya pengaruh latihan plyometrik terhadap kemampuan melakukan smash. Untuk dapat melakukan smash dengan baik dalam permainan bola voli pada dasarnya yang sangat menentukan yaitu loncatan yang baik. Karena hal ini berdampak pada loncatan dan kemampuan pada saat melakukan pukulan smash. Kemampuan melakukan smash dengan baik pada dasarnya dapat mematikan pertahanan lawan
42
dalam permainan bola voli. Permainan bola voli adalah suatu permainan menggunakan bola dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik, menunjukan bahwa latihan plyometrik berpengaruh terhadap kemampuan melakukan smash pada permainan bola voli yang signifikan setelah dilakukannya eksperimen. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata kemampuan melakukan smash yaitu sebelum diberikan latihan plyometrik sebesar 4,33 dan sesudah diberikan latihan plyometrik sebesar 8,4. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa pemberian latihan plyometrik selama 2 bulan memberikan pengaruh terhadap kemampuan melakukan smash pada permainan bola voli. Pengaruh yang signifikan ini dapat dibuktikan dengan pengujian dua rata-rata atau analisis varians bahwa setelah dianalisis menunjukan harga t hitung =20,3 dan ttabel = 1,761. Dengan demikian thitung lebih besar dari pada t tabel atau harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0. Sehingga hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan plyometrik terhadap kemampuan melakukan smash dalam cabang olahraga bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Gorontalo ditolak dan menerima hipotesis Ha yang menyatakan terdapat pengaruh latihan plyometrik terhadap kemampuan melakukan smash dalam cabang olahraga bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Gorontalo. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat pengaruh latihan plyometrik terhadap kemampuan melakukan smash dalam cabang olahraga bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Gorontalo” dapat diterima.