BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
I
Gambaran Populasi Penulis melakukan pengambilan data pada periode 2012-2013, dimana untuk data nasabah pada masing-masing Bank partners akan diambil sejak Januari 2012 sampai dengan Desember 2013 dengan status polis adalah aktif. Penulis melakukan studi lapangan dengan cara wawancara yaitu mendapatkan informasi langsung dari narasumber yang melakukan proses seleksi risiko asuransi jiwa kedit. Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka penulis melakukan pengumpulan data dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Populasi Data Nasabah PT. AJ SequisLife Jumlah Nasabah Bank Partners 2012
2013
578
515
0
1917
CIMB Niaga Ekonomi
153 596
251 675
HSBC
657
999
Indosurya Finance
1
25
Windu
14
32
Total
1999
4414
Danamon BNI
Sumber: Laporan Operasional Financial Service Center PT. Sequis Life
II
Faktor yang Mempengaruhi Proses Seleksi Risiko
Salah satu hasil wawancara penulis dengan Manager Operasional Financial Service Center Divisi New Business and Underwriting yaitu Bpk. Aryo Tedjo Dananjoyo, mengatakan bahwa seorang Underwriter memiliki peran penting pada perusahaan asuransi karena underwriter yang menentukan apakah pengajuan asuransi tersebut dapat diakomodir oleh perusahaan atau tidak. Dan ketika seorang underwriter memutuskan untuk mengakomodir, dia harus dapat memprediksikan bahwa pengajuan tersebut akan menguntungkan bagi perusahaan. Dan jika salah, sehingga terjadi kerugian, maka underwriter sangat berkontribusi dalam kerugian tersebut.
Tugas seorang Underwriter pada perusahaan asuransi adalah sebagai berikut : a. Melakukan analisa terhadap risiko b. Melakukan perhitungan dan estimasi terhadap risiko c. Menetapkan syarat dan kondisi pertanggungan yang diterapkan pada peserta d. Menentukan premi yang dikenakan pada peserta e. Mereview kondisi kesehatan pertanggungan yang diterapkan pada peserta.
Salah satu aspek yang membedakan asuransi perorangan dari asuransi kumpulan adalah aspek underwriting. Underwriting asuransi jiwa perorangan mengaharuskan seorang calon tertanggung untuk memenuhi
persyaratan
underwriting yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi. Sebaliknya, underwriting asuransi jiwa kredit kolektif umumnya berfokus pada karekteristik kelompok dan biasanya tidak mengharuskan setiap calon tertanggung kumpulan untuk memberikan evidence of insurability. Namun demikian tujuan underwriting kolektif sama dengan tujuan underwriting asuransi perorangan, yaitu menentukan apakah sekelompok orang
mempunyai risiko rata-rata dan apakah pengalaman kerugian kumpulan dapat diramalkan dan diterima oleh perusahaan asuransi.
Dalam Asuransi kesehatan kumpulan underwriter harus mempertimbangkan : a. Jumlah peserta b. Analisa dilakukan secara menyeluruh terhadap peserta dan bukan perorangan (bila dibandingkan dengan asuransi kesehatan individu) c. Analisa lebih kearah seberapa besar biaya yang mungkin timbul akibat kondisi kesehatan seseorang dan bukan akibat dari kondisi kesehatan tersebut Berdasarkan penelitian yang ditemukan oleh penulis melalui wawancara yang dilakukan pada pihak Underwriter di unit Financial Service Center PT. AJ Sequislife. perusahaan tempat penulis melakukan penelitian dapat dijabarkan bahwa yang menjadi faktor-faktor penting yang mempengaruhi underwiter dalam menyeleksi risiko adalah sebagai berikut : 1.
Klasifikasi usia peserta Klasifikasi usia calon kelompok peserta menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh underwriter. Pola angka kesakitan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan cenderung berbentuk huruf “U” yang artinya usia balita dan usia tua mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan usia produktif. Sebaran usia suatu calon tertanggung kumpulan harus cukup untuk menghasilkan kisaran risiko yang luas. Ini artinya, underwriter akan sangat memperhatikan kumpulan-kumpulan dengan proporsi yang besar dari anggota yang lebih tua yang cenderung akan mengalami tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kumpulan dengan perputaran anggota yang cenderung
untuk meningkatkan usia rata-rata, tetapi alir anggota baru yang stabil dapat membantu menjaga sebaran usia dikehendaki dalam suatu kumpulan, khususnya jika anggota baru tersebut berusia muda.
2.
Jenis pekerjaan (golongan pekerja) Jenis
pekerjaan
tertentu
dapat
mempengaruhi
tingkat
risiko.
Underwriter akan menggunakan jenis pekerjaan untuk memprediksi kemungkinan angka mortalitas
dan
memungkinkan informasi ini untuk
menetukan tarif premi. Jenis-jenis pekerjaan tertentu juga bisa masuk dalam kategori faktor risiko yang tidak bisa diterima underwriter, seperti kolompok karyawan yang sering keluar masuk, atau yang sering terpapar dengan subtansi berbahaya. Tingkat risiko yang terjadi pada kelompok pekerja tertentu cenderung lebih tinggi, yaitu pada : a. Kelompok pekerja yang bekerja dengan tingkat stress tinggi seperti polisi dan pemadam kebakaran b. Kelompok pekerja yang bekerja di daerah yang sangat panas dan berdebu seperti pertambangan rentan terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan dari pada mereka yang
bekerja pada suhu
normal dan di dalam ruangan c. Kelompok pekerja yang memiliki risiko tinggi seperti pilot atau pelayaran kapal, dimana tingkat probabilitas terjadinya risiko meninggal dunia apabila terjadi kecelakaan sangat tinggi.
3.
Lokasi tempat tinggal atau letak geografis Daerah yang menjadi tempat berdomosili akan diamati apakah daerah tersebut punya potensi bahaya yang besar atau tidak, seperti daerah yang rawan terhadap gempa atau wilayah yang sedang terpengaruh oleh endemic penyakit tertentu seperti demam berdarah, flu burung atau penyakit menular lainnya. Faktor ini menjadi bahan pertimbangan oleh underwriter
4.
Sejarah pertanggungan pada asuransi lain Khusus untuk perusahaan yang pernah mengikuti asuransi pada perusahaan sebelumnya, maka underwriter membutuhkan alasan/keterangan pengusaha yang memindahkan karyawannya dari suatu perusahaan asuransi ke perusahaan asuransi lain,
underwriter juga akan mencari informasi ke
perusahaan asuransi sebelumnya mengenai pengalaman klaim dan riwayat pembayaran premi pada perusahaan sebelumnya tersebut.
5.
Tinggi dan proporsi berat badan Tinggi dan proporsi berat badan yang dimaksud adalah hubungan antara tinggi badan dan berat badan seseorang, atau kurus dan gemuknya badan seseorang. Artinya bahwa seseorang dengan ukuran normal dengan tinggi tertentu mempunyai berat badan tertentu berdasarkan rata-rata, yang skema perhitungannya menggunaka metode body mass index.
6.
Riwayat Kesehatan Laporan tentang keadaan kesehatan calon tertanggung merupakan unsur yang sangat penting dari faktor-faktor riwayat kesehatan calon peserta. Riwayat kesehatan ini yang paling penting, karena masing-masing risiko dan peluang terjadinya risiko kematian dapat dilihat dari faktor-faktor riwayat kesehatan yang tentunya masing-masing pribadi (calon peserta) berbeda-beda. Informasi yang lengkap perihal penyakit-penyakit masa lalu, operasi dan
lainnya
dapat menentukan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan atau khusus yang diperlukan pada saat mengajukan permintaan asuransi jiwa.
Selain hal tersebut diatas, faktor-faktor penting yang juga berpengaruh bagi underwriter dalam menyeleksi risiko adalah sebagai berikut : 1)
Proses seleksi risiko yang dilakukan underwriter dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan kebijakan underwriting yang dibuat oleh manajemen perusahaan. Proses ini berpatokan pada kelengkapan surat permintaan asuransi dan sumber informasi lainnya mengenai data informasi calon kelompok tertanggung. Hal ini harus diperhatikan agar seleksi risiko yang yang dilakukan dapat mengahasilkan keputusan underwriting yang tepat dan menghindari dari calon kelompok tertanggung yang dengan sengaja tidak memberikan informasi mengenai kondisinya secara jujur (Disclose).
2)
Informasi dari calon tertanggung. Kejujuran mengenai informasi yang diberikan oleh calon tertanggung dalam mengisi surat pengajuan asuransi menjadi faktor penting bagi underwriter dalam menyeleksi risiko. Terkadang ada beberapa calon tertanggung tidak memberikan informasi yang lengkap dan
benar saat pengisiian surat pengajuan asuransi. Tentu hal ini dapat mempengaruhi keputusan underwriter dalam menyeleksi risiko. 3)
Khusus untuk perusahaan yang pernah mengasuransikan karyawannya pada perusahaan asuransi lain, maka informasi dari perusahaan asuransi sebelumnya mengenai pengalaman klaim kolektif, underwriting dan panduan umum underwriting perusahaan asuransi yang terdahulu serta tingkat kenaikan jumlah uang pertanggungan kumpulan sejak dimulianya masa pertanggungan calon kelompok tersebut menjadi hal penting bagi underwriter dalam menyeleksi risiko.
4)
Underwriter haruslah seorang yang qualified dan profesional. Selain itu latar belakang pendidikan dari pihak underwriter pada pekerjaan ini sangat berpengaruh khususnya dalam seleksi risiko. Untuk menghasilkan keputusan underwriting dengan kecermatan, ketelitian dan kesesuaian antara risiko dari calon tertanggung yang buruk maka perlu dianalisa dari hasil pemeriksaan kesehatan. Untuk itu latar pendidikan medis merupakan hal yang absolute bagi pihak underwriter dalam mempengaruhi hasil dari seleksi risiko.
Setelah melakukan seleksi risiko, underwriter akan membuat keputusan underwriting. Langkah-langkah yang harus ditempuh Underwriter agar dapat menghasilkan keputusan Underwiting yang adil, baik untuk perusahaan dan calon tertanggung adalah sebagai berikut : a. Melakukan analisa secara objektif b. Menerapkan prinsip adverse selection c. Komposisi biaya akuisisi & operasional perusahaan, biaya klaim dan margin sudah diperhitungkan dan diterapkan pada premi yang dikenakan pada peserta.
d. Diberlakukan penerapan term and condition yang dapat berbeda pada awal pertanggungan dan pada periode pengajuan polis baru tergantung pada kondisi realisasi.
III
Metode Underwriting Metode atau cara yang diterapkan PT. Sequis Life dalam menyeleksi risiko calon tertanggung terdiri dari tiga metode, yaitu: 1. Manual Underwriting, dilakukan apabila perusahaan tidak memiliki pengalaman data atas faktor risiko calon peserta maka perusahaan akan menilai risiko berdasarkan buku panduan (manual guide) yang dimiliki perusahaan asuransi. Pada kondisi dan jumlah pinjaman tertentu, pihak asuransi memberikan jaminan suatu aplikasi pasti disetujui atau dikenal dengan istilah FCL (Free Cover Limit). Dengan jumlah nilai tertentu, maka pihak asuransi dapat menerbitkan polis tanpa perlu dilakukan proses underwriting lebih dalam.
Berikut ini adalah tabel sebaran limit dengan kondisi FCL :
Tabel 4.2 Underwriting Limit Asuransi Jiwa Kredit Kolektif PT. AJ Sequis Life A. BNI Wirausaha Sum Assured Entry Age (Rp) 20 - 50 51 - 55 56 - 60 Up to 250,000,000 FCL FCL FCL 250,000,001 - 400,000,000 FCL FCL NM 400,000,001 - 500,000,000 FCL FCL NM 500,000,001 - 600,000,000 NM NM NM 600,000,001 - 750,000,000 NM NM NM 750,000,001 - 800,000,000 NM NM A 800,000,001 - 1,000,000,000 NM NM A 1,000,000,001 - 1,500,000,000 NM C C 1,500,000,001 - 2,000,000,000 A C C 2,000,000,001 - 4,000,000,000 C C C 4,000,000,001 - 5,000,000,000 D D D 5,000,000,001 - 10,000,000,000 E E E Sumber: Laporan Operasional Financial Service Center PT. Sequis Life
61 - 64 FCL A B B C C D D D D D E
B. Danamon, CIMB Niaga, HSBC, Ekonomi Sum Assured
Entry Age
(Rp)
20 - 45
46 - 50
51 - 55
56 - 60
61 - 64
65 - 69
Up to 200,000,000
NM
NM
NM
NM
NM
NM
200,000,001 - 500,000,000
NM
NM
NM
NM
NM
B
500,000,001 - 750,000,000
NM
NM
NM
NM
A
C
750,000,001 - 1,000,000,000
NM
NM
NM
NM
B
C
1,000,000,001 - 1,500,000,000
NM
NM
NM
A
B
D
1,500,000,001 - 2,000,000,000
NM
NM
A
B
C
D
2,000,000,001 - 2,500,000,000
NM
NM
C
C
D
D
2,500,000,001 - 3,000,000,000
NM
A
C
C
D
D
3,000,000,001 - 4,000,000,000
C
C
C
C
D
D
4,000,000,001 - 5,000,000,000
D
D
D
D
D
D
E
E
E
> 5,000,000,000 E E E Sumber: Laporan Operasional Financial Service Center PT. Sequis Life C. Standart Underwriting
Sum Assured Entry Age (Rp) 20 - 50 51 - 55 56 - 60 Up to 100,000,000 NM NM NM 100,000,001 - 200,000,000 NM NM NM 200,000,001 - 400,000,000 NM NM NM 400,000,001 - 600,000,000 NM NM NM 600,000,001 - 750,000,000 NM NM NM 750,000,001 - 800,000,000 NM NM A 800,000,001 - 1,000,000,000 NM NM A 1,000,000,001 - 1,500,000,000 NM C C 1,500,000,001 - 2,000,000,000 A C C 2,000,000,001 - 4,000,000,000 C C C 4,000,000,001 - 5,000,000,000 D D D > 5,000,000,000 E E E Sumber: Laporan Operasional Financial Service Center PT. Sequis Life
61 - 64 NM NM A B C C D D D D D E
65 - 69 NM A C D D D D D D D D E
Keterangan Medis TAB. A FCL NM A B C D E
: : : : : : :
Free Cover Limit Non Medical SPA, LPK, EKG, ADA SPA, LPK, EKG, Rontgen, ADA SPA, LPK, EKG, Rontgen, ADAL (Fasting) SPA, LPK, Rontgen, ADAL (Fasting), Treadmill, HIV SPA, LPK, Rontgen, ADAL (Fasting), Treadmill, HIV, APS, LAS
TAB.B NM A B C D E
: : : : : :
Non Medical LPK, EKG, ADA LPK, EKG, Rontgen, ADA LPK, EKG, Rontgen, ADAL (Fasting) LPK, Rontgen, ADAL (Fasting), Treadmill, HIV LPK, Rontgen, ADAL Plus (Fasting), Treadmill, HIV, APS, LAS
TAB C NM A B C D E
: : : : : :
Non Medical LPK, EKG, ADA LPK, EKG, Rontgen, ADA LPK, EKG, Rontgen, ADAL (Fasting) LPK, Rontgen, ADAL (Fasting), Treadmill, HIV LPK, Rontgen, ADAL Plus (Fasting), Treadmill, HIV, APS, LAS
KET : LPK EKG Rontg ADA
: : : :
ADAL
:
Plus APS
: :
LAS
:
Medical Examination by 1 ordinary doctor (ME) Electrocardiogram (ECG) Chest X-Ray Micro Urinalysis + Hematology Blood Profile. It includes : Hemoglobin, Leucocyte, Eritrocyte, ESR Thrombocyte, Diff Count Micro Urinalysis + Hematology Blood Profile + Blood Chemistry (10 hours fasting before blood check). It include : Total Cholesterol, LDL, HDL, Tryglyceride, Fasting Blood Glucose, Hba 1 c, Creatinine, Ureum, Urie Acid, SGOT, SGPT, Alkaline Phospate, Gamma GT, Albumin, Globulin, VDRL, Total Billirubin (Direct and Indirect) ADAL + HbsAg + AFP (Alpha Feto Protein) Attending Physician's Statement Large Amount Statement / Loan Agreement, For amounts > RP 10.000.000.000,- will also need income tax returns / financial statement
2. Experience Underwriting, dilakukan apabila perusahaan telah memiliki data tentang faktor risiko, dengan melihat rasio klaim perusahaan dan data-data yang perusahaan miliki di masa lalu. 3. Blended Underwriting, yaitu campuran atau melakukan dengan menggabungkan kedua metode manual underwriting dan experience underwriting.
Ketiga metode underwriting di atas digunakan berdasarkan masing-masing risiko yang dimiliki calon peserta asuransi. Jika ada risiko calon peserta yang belum pernah dimiliki perusahaan, maka risiko tersebut akan dinilai berdasarkan buku panduan yang dimiliki perusahaan asuransi. Inilah yang dinamakan metode manual underwriting. Namun, jika risiko calon peserta sudah pernah dimiliki perusahaan, maka akan dilihat rasio klaim dari risiko tersebut di masa yang lalu, yang disebut dengan metode experience underwriting. PT. Sequis Life juga menggunakan metode blended underwriting, yang menggabungkan manual underwriting dan experience underwriting dalam menyeleksi risiko calon peserta.
IV
Kendala yang ditemui dalam proses seleksi risiko Dalam proses seleksi risiko underwriter juga menemui kendala-kendala yang dapat
menghambat tugasnya dalam menentukan seleksi risiko tersebut. Kendala yang sering terjadi dalam proses seleksi risiko pada asuransi jiwa kredit kolektif adalah sebagai berikut : 1. Ketersediaan data peserta yang kurang lengkap Masalah kelengkapan informasi pada pengisisan data surat pengajuan asuransi dan kelengkapan pendukung sangat dibutuhkan oleh underwriter dalam melaksanakan seleksi risiko sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh kelompok calon tertanggung adalah surat permintaan asuransi yang sudah diisi lengkap dan benar mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam surat pengajuan asuransi tersebut. Hal tersebut sangat diperlukan underwiter dalam memproses risiko dari calon kelompok tertanggung. Apabila informasi yang tersedia kurang lengkap maka akan menghambat underwriter dalam menyeleksi risiko dan membuat keputusan underwriting apakah kelompok calon tertenggung tersebut di terima atau ditolak. 2. Data pengalaman pertanggungan sebelumnya (di Indonesia, sesama perusahaan asuransi saling bersaing sehingga data peserta tidak diberikan kepada perusahaan asuransi yang selanjutnya menjamin peserta). 3. Analisa secara aktuaris hanya berlaku dari segi kuantitatif, sedangkan analisa underwriting harus meliputi analisa kualitatif. 4. Calon tertanggung tidak memberikan anggaran dan benefit yang diinginkan. Sehingga akan mempersulit underwriter dalam menentukan tarif premi dan benefit (manfaat) yang akan diberikan. Umumnya untuk nasabah dengan pengajuan kredit besar akan mengajukan diskon premi.
Dan alternatif solusi dalam mengatasi kendala tersebut adalah : 1. Apabila data yang diperoleh kurang lengkap, maka underwriter akan menghubungi agent ( biasa disebut partnership distribution untuk asuransi jiwa kredit ) yang bersangkutan
untuk
mendapatkan
informasi
tambahan
yang
dibutuhkan
underwriter 2. Menerapakan analisa terhadap kelompok calon peserta asuransi sebagai peserta baru sehingga pengalaman pertanggungan sebelumnya jika ada hanya sebagai referensi 3. Analisa kualitatif diterapkan pada langkah terakhir proses underwriting, dimana pada dasarnya lebih bersifat non teknis misalnya competitive market. 4. Memberikan tarif premi dan manfaat yang standar dari perusahaan apabila calon kelompok tertanggung tidak memberikan jaminan yang diminta.
V
Pengecualian manfaat asuransi Dalam asuransi jiwa kredit kolektif tidak semua risiko yang timbul dijamin oleh perusahaan, ada hal-hal yang tidak termasuk dalam perlindungan asuransi yang mana pihak perusahaan tidak memberikan manfaat perlindungan atas risiko meninggal dunia yang disebabkan olehnya. Hal tersebut termasuk dalam pengecualian oleh perusahaan. Pengecualian tersebut mencakup hal-hal berikut ini: a. Bunuh diri atau usaha sejenisnya, percobaan bunuh diri yang direncanakan baik dalam keadaan sadar maupun tidak sadar, atau upaya-upaya melukai diri sendiri yang mengakibatkan meninggalnya Tertanggung, kecuali bunuh diri tersebut dilakukan setelah Polis ini berlaku 1 (satu) tahun sejak
tanggal Mulai Asuransi. Perusahaan Asuransi berkewajiban untuk mengembalikan seluruh Premi yang telah dibayarkan b. Baik langsung atau tidak langsung, seluruh atau sebagian, meninggal dunia sebagai akibat dari Acquired Immune Deficiency Syndrome (“AIDS”) atau infeksi karena Human Immunodeficiency Virus (“HIV”). Untuk keperluan Polis ini: Definisi AIDS adalah yang dipakai oleh World Health Organization tahun 1987 atau perubahan-perubahannya yang dikeluarkan oleh World Health Organization untuk definisi tersebut, dan infeksi karena HIV akan dianggap terjadi apabila tes darah menurut pendapat Penanggung menunjukkan adanya HIV atau antibodi terhadap virus semacam itu c. Sakit atau cedera yang telah ada sebelumnya dimana Tertanggung mendapatkan perawatan medis, diagnosa, konsultasi atau obat-obat sesuai resep dokter, dalam waktu 90 (Sembilan puluh) hari sebelum Tanggal Mulai Asuransi, kecuali Tertanggung yang menderita sakit atau cedera tersebut telah dipertanggungkan dalam Polis selama 1 (satu) tahun sejak Tanggal Mulai Asuransi atau Polis yang bersangkutan masuk dalam kategori Batas Pertanggungan Bebas/"Free Cover Limit”; d. Keikutsertaan dalam tindakan tidak sah atau tindak kriminal, atau Tertanggung bertindak melawan hukum negara dimana tindakan tersebut dilakukan e. Penggunaan pesawat terbang kecuali dalam penerbangan pesawat terbang penumpang terjadwal f. Keterlibatan Tertanggung secara aktif dalam perang atau kegiatan sejenis perang, baik yang dinyatakan maupun tidak, invasi, pemberontakan,
tindakan terorisme, kerusuhan, kerusuhan sipil, atau berdinas dalam angkatan bersenjata dan kepolisian suatu negara atau badan internasional g. Penggunaan obat terlarang atau alkohol, kecuali jika terbukti bahwa obat atau alkohol tersebut digunakan atas petunjuk dokter
Nasabah dapat mengajukan manfaat asuransi meninggal dunia atau cacat total tetap dengan definisi sebagai berikut : 1. Meninggal Dunia Apabila selama masa berlakunya Asuransi, Tertanggung meninggal dunia maka Perusahaan akan membayarkan keseluruhan sisa pinjaman yang dihitung pada tanggal kematian Tertanggung atau tanggal penyelesaian klaim (tergantung pada kasusnya). Santunan dibayarkan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Polis Induk. 2. Ketidakmampuan Tetap/TPD (Tidak berlaku untuk Asuransi Jiwa Kredit Kolektif (Life Only) Apabila
selama
berlakunya
Polis
Tertanggung
menderita
Ketidakmampuan Tetap atau Total Permanent Disability (TPD) yang diakibatkan oleh luka fisik, sakit atau penyakit sehingga Tertanggung tidak dapat melakukan kegiatan atau pekerjaan apapun untuk mendapatkan suatu penghasilan selama 6 (enam) bulan terus menerus sejak tanggal timbulnya ketidakmampuan tersebut, maka Perusahaan akan membayarkan santunan kepada Pemegang Polis sejumlah keseluruhan sisa pinjaman yang dihitung sejak tanggal timbulnya ketidakmampuan tersebut sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam Polis Induk. Selanjutnya, salah satu kondisi dibawah ini juga dianggap sebagai Ketidakmampuan Tetap yaitu (i) kehilangan penglihatan kedua mata secara total dan tidak dapat disembuhkan kembali; (ii) kehilangan atau putusnya kedua telapak tangan dan/atau kaki dari pergelangan tangan atau kaki, atau bagian lain dari tangan atau kaki di atas pergelangan tangan atau kaki; (iii) kehilangan kemampuan untuk melihat pada satu mata yang tidak dapat dipulihkan, dan kehilangan anggota tubuh berupa terpisahnya atau terputusnya satu telapak tangan atau kaki dari pergelangan tangan atau kaki atau bagian lain dari tangan atau kaki di atas pergelangan tangan atau kaki.
Dalam berjalannya kontrak asuransi, terdapat beberapa hal yang bisa menghentikan perlindungan asuransi tersebut, berikut diantaranya : 1.
Pada saat keseluruhan santunan berdasarkan Polis telah dibayarkan
2.
Tertanggung telah mencapai usia 65 (enam puluh lima) tahun
3.
Pada Tanggal berakhirnya pertanggungan sebagaimana dinyatakan dalam Sertifikat dan/atau Polis Induk
4.
Pelunasan Pinjaman dengan pembayaran secara sekaligus oleh tertanggung sebelum berakhirnya jangka waktu Pinjaman
5.
Permintaan tertulis dari Tertanggung untuk mengakhiri pertanggungan dengan melampirkan persetujuan Pemegang Polis
6.
Pada saat Perusahaan dapat membuktikan bahwa klaim yang diajukan adalah palsu atau mengandung kecurangan
7.
Adanya pernyataan yang tidak benar dalam Surat Permintaan Asuransi
VI
Proses underwriting asuransi jiwa kredit kolektif Dalam asuransi jiwa kredit kolektif, proses underwriting tidak dilakukan secara medis pada tiap individu dalam kelompok, proses underwriting dilakukan secara sederhana, proses underwriting hanya dilakukan Secara administratif. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa calon tertanggung adalah para karyawan atau nasabah Bank yang notabene adalah orang-orang yang sehat. Dalam proses seleksi risiko Underwriter berkepentingan untuk mengetahui bahwa group yang diajukan untuk dijamin mempunyai suatu penyebaran risiko yang baik, artinya terdapat kesehatan yang baik dari sejumlah besar individu untuk mengimbangi pengalaman klaim anggota-anggota group yang tidak sehat. Untuk memastikan bahwa calon tertanggung dinyatakan layak untuk dijamin dalam plan asuransi jiwa kredit kolektif, maka calon tertanggung tersebut harus melalui serangkaian tahap kegiatan seleksi risiko. Adapun tahapan-tahapan seleksi risiko tersebut adalah sebagai berikut :
A. Marketing/ Pihak cabang/Pic Perusahaan
mengajukan permintaan dari calon
peserta yaitu nasabah bank/karyawan perusahaan, dengan urutan sebagai berikut : 1. Menerima pengiriman berkas berupa surat pengajuan asuransi melalui Fax/Email/Pos(kurir) 2. Meregister semua berkas yang diterima pada department new business 3. Memeriksa kebenaran dan kelengkapan seluruh berkas dan data pada database mengenai kelengkapan, kebenaran hasil entry serta seleksi awal underwriting mengenai data yang tidak bersifat medis (contoh : kebenaran mengenai jenis usaha & Alamat)
4. Dari pemeriksaan data menghasilkan tiga keputusan yakni : a) Jika data tidak benar maka dilanjutkan pada proses penolakan b) Jika data tidak lengkap maka dilanjutkan pada proses tunda c) Jika data benar maka dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan atau medis bila diperlukan
B. Proses Seleksi Medical Perusahaan berhak meminta calon peserta untuk melakukan pengambilan hasil tes medical, baik melalui SPA atau medical check up. Seleksi medical ini dilakukan oleh: Staff Underwriter 1. Seluruh daftar peserta di periksa mengenai batasan medisnya a)
Jika peserta masih termasuk ke dalam non medical maka dilanjutkan ke proses Akseptasi.
b)
Jika peserta termasuk ke dalam medical maka berkas dokumen praclosing beserta hasil medis peserta diserahkan ke Medical Adviser.
Medical Adviser 1.
Menerima seluruh berkas medical dari staff Underwriting untuk diperiksa, analisa dan diteliti data medis dari masing-masing peserta.
2.
Memberikan kesimpulan dan rekomendasi dari data medis peserta: a)
Jika hasil rekomendasi data medis menyatakan bahwa risiko tidak dapat diterima maka dilanjutkan ke Proses Penolakan.
b)
Jika ada hal-hal yang kurang lengkap (ditunda) dilanjutkan ke Proses Ditunda (Postpone).
c)
Jika hasil rekomendasi data medis menyatakan diterima maka dilanjutkan dengan Proses Akseptasi Limit.
C. Proses Akseptasi Limit 1. Staff Underwriting memeriksa mengenai batasan wewenang akseptasi polis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Menyerahkan
seluruh
berkas
dokumen
pra
closing
kepada
Supervisor/Kabag/Direksi sesuai dengan kewenangan untuk ditandatangani dan di paraf pada kolom yang sudah disediakan. 3. Supervisor/Kabag/Direksi memberikan keputusan dari berkas dokumen pra closing, yaitu: a.
Jika keputusan dapat diterima maka dilanjutkan dengan proses generating data
b.
Jika keputusan ditunda maka ke proses akseptasi tunda
c.
Jika keputusan ditolak maka ke proses akseptasi penolakan
D. Proses Generating Data Generating data berfungsi untuk memisahkan database yang ditunda, ditolak maupun data yang disetujui setelah melalui tahapan tersebut diatas. Proses ini dilakukan oleh staff underwriting. Secara sederhana proses underwriting dapat digambarkan dengan skema berikut ini :
Gambar 4.1 Alur proses underwriting
Table of Underwriter Requirement
Field Underwriting (Agent)
Identifikasi Risiko
Pengumpulan Informasi tambahan
Klasifikasi Risiko
Keputusan Underwriting Sumber: Laporan Operasional Financial Service Center PT. Sequis Life
VII
Keputusan Underwiting Setelah underwriter melakukan proses underwriting sesuai dengan pedoman dan prosedur yang berlaku, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan keputusan underwriting. Dalam menetapkan keputusan underwriting PT AJ Sequis Life membagi menjadi empat jenis keputusan yaitu:
1.
Asuransi diterima standard Adalah calon peserta yang hasil underwritingnya normal. Pada kondisi ini perusahaan akan segera menerbitkan polis yang diminta tanpa adanya syarat tambahan dan dikenakan premi standard.
2.
Asuransi diterima substandard Adalah calon peserta yang diterima dengan premi tambahan (ekstra premi) atau dengan persyaratan lain. Hal ini karena hasil underwriting calon peserta tidak normal (baik dari sisi BMI atau riwayat kesehatan) sehingga dibebani premi tambahan, tapi masih dalam batas insurable (batas toleransi untuk diterima sebuah SP)
3.
Asuransi ditunda (postpone) Adalah calon peserta yang hasil underwritingnya mengalami gangguan kesehatan yang cukup serius atau telah mengalami gangguan kesehatan sehingga ditunggu dahulu oleh pihak perusahaan untuk kemudian diambil keputusan underwriting setelah diketahui perkembangan dari penyakit tersebut.
4.
Asuransi ditolak (decline) Adalah permintaan asuransi calon peserta yang tidak bisa dipenuhi karena keadaan total risiko yang sudah di atas batas toleransi dan karena banyak faktor yang menjadi alasan untuk tidak menerima calon peserta tersebut.
VIII
Seleksi Risiko Terhadap Pendapatan Premi dan Tingkat Klaim Menurut underwriter PT. AJ Sequis Life, bahwa terdapat korelasi yang sangat signifikan antara metode underwriting yang digunakan untuk menyeleksi risiko terhadap pendapatan premi serta tingkat klaim asuransi, sebab metode underwriting yang ketat tentu akan menekan jumlah klaim yang akan diterima oleh perusahaan, dan ini berlaku sebaliknya. Jika pihak underwriting menyetujui setiap aplikasi yang masuk memang benar bahwa pendapatan premi perusahaan akan besar, karena pengajuan dilakukan hampir tanpa filter dan demi mengejar pendapatan yang masuk maka perusahaan akan mengesampingkan risiko masa depan yang lebih penting yaitu risiko terjadinya klaim di masa mendatang. Pada sisi lain bila pihak underwriting selalu menolak aplikasi masuk karena tingkat kehati-hatian yang terlalu tinggi, maka jumlah premi yang akan diterima perusahaan sebagai pendapatan akan sangat kecil dan ini dikhawatirkan tidak berbanding lurus dengan biaya operasional perusahaan. Sehingga disini sangat diperlukan peran underwriting untuk memberikan keputusan yang baik demi membuat perusahaan menjadi seimbang atau bahkan cenderung ke arah profit.
Efektivitas metode underwriting yang digunakan terhadap klaim yang dibayarkan perusahaan serta jumlah nasabah dengan tingkat pendapatan premi yang diterima oleh perusahaan, dapat dilihat dari analisis berikut ini:
Tabel 4.3 Pendapatan Premi Kotor PT.Sequis Life Periode 2012 – 2013 Bank Partners Danamon BNI CIMB Niaga Ekonomi HSBC Indosurya Finance Windu Total
Jumlah Nasabah
Pendapatan Premi Kotor
2012 578 0 153 596 657
2013 515 1917 251 675 999
2012 Rp 6.035.943.309 Rp Rp 5.347.288.458 Rp 511.667.608 Rp 726.904.112
2013 Rp 5.364.090.574 Rp 4.260.140.916 Rp 6.731.704.445 Rp 403.322.056 Rp 1.617.910.871
1 14 1999
25 32 4414
Rp Rp Rp
Rp Rp Rp
5.327.000 3.909.010 12.631.039.497
317.793.648 11.334.281 18.706.296.791
Sumber: Laporan Operasional Financial Service Center PT. Sequis Life
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat sebaran masing-masing bank partners yang mempercayakan asuransi jiwa kredit karyawan maupun nasabah kepada SequisLife. Jumlah nasabah tersebut merupakan pengajuan yang telah disetujui oleh PT.SequisLife dengan status polis adalah aktif. Kuantitas nasabah terbanyak disumbang oleh BNI dengan total aplikasi sejumlah 1917 peserta di tahun 2013, sedangkan untuk tahun 2012 disumbang oleh Bank HSBC dengan jumlah 657 peserta. Namun bila dilihat dari segi kualitas peserta, dapat dengan jelas dilihat untuk tahun 2012 dipegang oleh Bank CIMB Niaga dengan jumlah 153 peserta dan pendapatan premi yang diterima mencapai Rp 5.347.288.458 sehingga rata-rata premi adalah Rp 34,949,600 per peserta. Hal tersebut juga berlaku di tahun 2013, dimana Bank CIMB Niaga tetap memiliki kualitas peserta yang baik dengan nilai premi Rp
6.731.704.445 untuk 251 peserta yang artinya memiliki rata-rata sebaran premi sejumlah Rp 26,819,550 per peserta.
Tabel 4.4 Jumlah Dan Nilai Klaim Yang Dibayarkan AJKK PT.Sequis Life 2012 – 2013 Bank Partners Danamon BNI CIMB Niaga Ekonomi HSBC Indosurya Finance Windu Total
Jumlah Klaim 2012 2013 9 12 0 3 18 16 2 0 0 0 0 0
0 0
29
31
Nilai Klaim Rp Rp Rp Rp Rp
2012 1.800.033.587
Rp - Rp 2.583.067.270 Rp 23.410.246 Rp - Rp
Rp Rp Rp
2013 3.342.811.627 783.706.800 2.812.119.785 -
- Rp - Rp 4.406.511.103
Rp
6.938.638.212
Sumber: Laporan Operasional Financial Service Center PT. Sequis Life
Dari fakta-fakta tersebut diatas, metode underwriting yang digunakan AJKK Sequis Life cukup efektif, karena bila dilihat dari total aplikasi masuk dengan status polis aktif di tahun 2012 yaitu 1999 peserta, yang mengajukan klaim hanya 29 peserta. Yang artinya hanya sejumlah 1.45% peserta yang mengajukan klaim. Hasil ini sangat beralasan mengingat perusahaan menerapkan proses seleksi risiko yang sangat baik sehingga rasio klaim dari pihak nasabah menjadi sangat kecil, dan pendapatan premi perusahaan sebagai laba dapat terus ditingkatkan.. Begitupun dengan periode tahun 2013, dimana dari total polis aktif sejumlah 4414 peserta, hanya 31 peserta saja yang mengajukan klaim. Yang artinya hanya sejumlah 0.70% peserta yang mengajukan klaim. Angka ini semakin membaik bila dilihat pada periode sebelumnya. Perusahaan berhasil menekan angka klaim hingga
dibawah 1% . Sehingga dapat disimpulkan bahwa peranan proses seleksi risiko sangat berperan penting dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Pihak underwriting menjadi gate keeper bagi perusahaan agar selalu menghasilkan pendapatan premi yang baik dengan tidak melupkan unsur kehatihatian.
IX
Dampak Pada Laporan Laba Rugi Perusahaan Merujuk pada laporan keuangan yang telah di publish oleh perusahaan untuk periode 2013 dan 2012, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 perusahaan berhasil membukukan total pendapatan dengan jumlah Rp 68.079.000.000,- sedangkan untuk total beban klaim, manfaat serta akuisisi pada periode yang sama adalah sebesar Rp 46.751.000.000,- dimana dalam periode tahun 2012 perusahaan memiliki laba bersih setelah dijumlah dengan pendapatan komprehensif lain sejumlah Rp 21.903.000.000,Pada periode tahun 2013 terlihat bahwa terdapat penurunan jumlah pendapatan yaitu sebesar total Rp 64.738.000.000,- dan berbanding terbalik dengan periode sebelumnya, untuk periode 2013 ini perusahaan menanggung lebih banyak beban yaitu sejumlah Rp 58.391.000.000,- Sehingga bila dijumlah dengan koreksi pendapatan komprehensif lain, maka laba bersih yang diterima oleh perusahan pada periode tersebut adalah Rp 1.212.000.000,- Artinya bahwa dengan dilakukannya proses seleksi risko dapat diestimasikan maksimal klaim yang akan terjadi, dan hasil realisasi klaim yang kecil menunjukkan berjalannya proses pengendalian klaim dengan baik. Hal ini Juga menunjukkan bahwa underwriter di department Financial Service Center pada saat pengajuan asuransi sudah mampu menerapkan kelas, tarif, dan ketentuan yang benar sehingga keputusan akseptasi bisnis memberikan hasil yang menguntungkan.