BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN
A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Ngapatidi Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan
Tradisi merupakan adat kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun oleh suatu kelompok masyarakat.1Seperti halnya tradisi yang sudah ada pada komunitas masyarakat Jawa tradisi ngapati ini diadakan untuk
memperingati
keberadaan
janin
yang
dikandung
ketika
memasukiusia 4 bulan. Tradisi ngapati adalah upacara/slametan yang diadakan oleh komunitas masyarakat Jawa untuk memperingati keberadaan janin yang dikandung ketika memasukiusia 4 bulan.Tradisi ngapati ini dilakukan dengan tujuan untuk memanjatkan doa kepada Allah, melakukan sedekah dan menjalin keakraban silaturrahmi, karena di dalam konteks hukum Islam hal ini menjadi mustajab (hal yang disukai Allah dan Rasul-Nya), dimana mustajab ini merupakan bagian dari al-nabawiyyah (sunnah atau tradisi kenabian).2
1
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Goup, 2010),
hlm. 234.
2
Muhammad Sholikhin, Ritual Dan Tradisi Islam Jawa (Yogyakarta: Narasi, 2010), hlm.
71
57
Beberapa
rangkaian
tradisi
ngapati
yang
dilakukan
oleh
masyarakat Surobayan sangat sederhana namun penuh makna, yaitu dilihat dari dimulainya pembacaan maryaman dan jamuan yang disuguhkan juga mengandung makna dan nilai tersendiri. Dalam pandangan Islam tidak semua nilai-nilai dalam tatanan kehidupan masyarakat dapat diterima atau ditolak. Sikap Islam dalam menghadapi
tatanan
nilai
yang
ada
dalam
masyarakat
dengan
menggunakan 5 klasifikasi yaitu: 1. Memelihara unsur-unsur nilai dalam norma yang sudah mapan dan positif. 2. Menghilangkan unsur-unsur nilai dan norma yang sudah mapan tetapi negatif. 3. Menumbuhkan unsur-unsur nilai dan norma yang belum ada dianggap positif. 4. Bersikap
menerima,
memelihara,
memilih,
mencerna,
menggabung-gabungkan dalam satu satu sistem dan menyampaikan pada orang lain terhadap nilai pada umumnya. 5. Menyelenggarakan penyucian nilai-nilai dan norma-norma Islam sendiri.3 Karena Islam merupakan agama yang menghargai budaya dan fleksibel dengan budaya lokal, makan dengan melihat 5 klasifikasi tersebut diatas akan terwujud hubungan yang ideal antara nilai agama Islam dengan
3
Abdul Khobir, Filsafat Pendidika slam (Pekalongan: STAIN Press, 2007), hlm. 41-42.
58
nilai yang ada dalam suatu kelompok masyarakat. Jika dilihat pada tradisi ngapati yang dilakukan masyarakat Surobayan saat pelaksanaannya terdapat makna kebaikan bagi semua makhluk dan tidak bertentangan dengan agama, hal ini berdasarkan tata cara yang dilakukan oleh masyarakat Surobayan saat pelaksanakan tradisi ngapatiyaitu dengan pembacaan surat-surat tertentu dalam Alquran dan pelaksanaannya juga dilaksanakan secara bersama-sama. Jadi tidak ada yang salah ketika sebagian besar masyarakat tetap melestarikan tradisi ngapati untuk dilaksanakan.
B. Nilai-NilaiPendidikan Islam Dalam Tradisi Ngapati Agama Islam mengalami perubahan terhadap ritual yang dilakukan masyarakat karena adanya pengaruh budaya Indonesia. Jika dalam suatu masyarakat memiliki budaya lokal yang khas maka secara tidak langsung agama yang dianut oleh masyarakat setempat akan selalu dikaitkan dengan berbagai ritual yang dilakukan. Agama, budaya dan masyarakat akan selalu berjalan beriringan sesuai dengan apa yang dipandang masyarakat bahwa budaya dan agama adalah satu kesatuan yang tidak akan pernah terpisahkan.4 Islam yang tersebar di Jawa selalu mengaitkan Islam dengan kebudayaan lokal setempat. Salah satunya adalah tradisi atau ritual ngapati dengan istilah lain upacara 4 bulan. Ritual ini merupakan adat kebiasaan 4
Sulaiman, Menguak Makna Kearifan Lokal Pada Masyarakat Multikultural (Semarang: Robar Bersama, 2011), hlm. 6.
59
yang dilakukan masyarakat Jawa pada usia kehamilan memasuki bulan ke4 dengan tujuan agar janin yang ada dalam kandungan selalu diberi keselamatan. Dalam Islam tidak ada tuntutan untuk melakukan tradisi ngapati, yaitu mengadakan selametandengan upacara yang beraneka ragam, kecuali itu merupakan adat kebiasaan suatu suku bangsa atau daerah.Namun, di dalam Islam ada tuntunan untuk bersyukur artinya mensyukuri nikmat Allah yang berupa kesenangan yang diberikan kepada hamba-Nya. Tradisi ini sering dikaitkan dengan agama Islam, maksudnya adalah bahwa agama Islam memperbolehkan ritual berupa selametan dengan cara sederhana dan tidak berlebihan.5 Jika dikaitkan dengan budaya Jawasiklus kehidupan manusia ritual ngapati merupakan suatu adat kebiasaan yang harus dilaksanakan bagi setiap individu agar mencapai suatu keselamatan dan keseimbangan antara alam dan pikiran. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ritual ngapati merupakan bentuk penyesuaian solidaritas antara kelompok yang didasari kebudayaan dan agama.Secara garis besar nilai-nilai pendidikan yang ada pada tradisi ngapati dapat dilihat dari nilai yang ditanamkan dalam pendidikan agama Islam. Nilai tersebut mencakup nilai pendidikan keimanan dan nilai pendidikan ibadah. Menurut sebagian besar responden dapat digaris bawahi bahwa nilai yang terkadung dalam tradisi ngapati adalah nilai ilahi, nilai religi, nilai sosial, dan nilai etis. Nilai pendidikan yang terdapat 5
Tim PP Muhammadiyyah, Tanya Jawab Agama II (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Pers “Suara Muhammadiyah”, 2003). hlm 199.
60
dalam tradisi ngapati terdapat kesesuaian, kesesuaian tersebut terletak pada nilai pendidikan keimanan dengan nilai ilahi dan nilai religi serta nilai pendidikan ibadah dengan nilai sosial dan nilai etis. Dalam pelaksanaan tradisi ngapati terdapatnilai ilahi yaitu pengakuan atas kekuasaan Allah sebagai dzat yang maha pencipta makhluk. Dan nilai religius yaitu nilai yang mendasari orientasinya pada dosa dan pahala. Sedangkan nilai pendidikan keimanan terutama aqidah tauhid merupakan dasar atas kekuasaan Allah dan landasan yang sangat penting bagi manusia. Karena jika aqidah yang dimiliki manusia itu baik maka akan membentuk jiwa yang baik pula. Selain itu pembentukan keimanan seseorang terjadi sejak dalam kandungan, berbagai hasil pengamatan pakar jiwa menunjukan bahwa janin dalam kandungan telah mendapat
pengaruh
dari
keadaan
sikap
dan
emosi
ibu
yang
menandung.Hal ini dapat dilihat saat pelaksanaan tradisi ngapati dimana dalam pelaksanaannya ada pembacaan surat-surat tertentu dalam Alquran yang diperdengarkan, selain itu ada juga Ibu yang sengaja membaca ayatayat Alquran untuk diperdengarkan kepada anaknya. Adapun nilai-nilai ilahi dan nilai religi dalam tradisi ngapati di desa Surobayan dapat dilihat dengan adanya pembacaan manaqib, tahlil dan surat-surat dalam Alquran seperti surat Yusuf, surat Maryam dan surat Luqman, hal ini menjadi bukti bahwa Allah adalah tempat meminta. Rangkaian tradisi ngapati tujuannya adalah memohon kepada Allah yang maha kuasa tempat meminta segala permohonan agar janin yang berada
61
dalam
kandungan
diberi
kebaikan
dan
keselamatan
sampai
ia
lahir.Sehingga nilai ilahi yang terdapat dalam tradisi ngapati sesuai dengan nilai keimanan sebagaimana terdapat dalam materi pendidikan Islam. Dengan adanya tradisi ngapati di Desa Surobayan maka masyarakat Desa Surobayan mempercayai adanya kekuatan yang menguasai jiwa yaitu Allah tuhan yang maha Esa tempat berdoa dan meminta agar diberi keturunan yang sholeh sholehah yaitu dalam pembacaan manaqib, tahlil, maupun surat Yusuf, surat Maryam dan surat Luqman, dan mempercayai bahwa saat usia kehamilan memasuki 4 bulan Allah meniupkan ruh untuk calon bayi tersebut. Artinya masyarakat percaya bahwa Allah maha pencipta makhluk. Serta nilai religi dapat dilihat dari proses pelaksanaan yangbanyak terdapat kebaikan yang dapat menambah pahala bagi semua orang yang ikut didalamnya. Dalam pelaksanaan tradisi ngapati di Desa Surobayan juga terdapat nilai sosial dan nilai etis. Nilai sosial (insani) yaitu nilai yang melembaga menjadi tradisi-tradisi yang diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat. Dan nilai etis yaitu nilai yang didasari pada baik dan buruk. Sedangkan nilai ibadah adalah penyerahan diri seseorang kepada Allah dan merupakan implementasi secara langsung dari sebuah penghambaan diri pada Allah. Sehingga seseorang yang telah terpimpin kearah yang benar akan enggan berbuat mungkar sehingga dengan beribadah kepada Allah seseorang akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Tidak hanya hablun minnallah
62
namun juga hablun minnanas. Dimana pada saat pelaksanaan tradisi ngapati dilaksanakan secara bersama-sama dan ditunjukkan pula dengan pemberian sedikit makanan ringan berupa jajan pasar atau yang lainnya kepada para hadirin, sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai shodaqoh kepada sesama untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah. Nilai-nilai sosial dan nilai etis yang terdapat pada tradisi ngapati di Desa Surobayan seperti melestarikan budaya yang sudah ada dimana didalamnya terdapat shodaqoh, kerukunan dan tali silaturahmi, maka jelaslah sudah bahwa nilai-nilai sosial dan nilai etis tersebutadalah bentuk dari pendidikan ibadah yang merupakan salah satu bagian dalam pendidikan Islam, dari tradisi ngapati tersebut diharapkan agar masyarakat menjalankannya sehingga dapat menjadi pelajaran yang baik bagi generasi mereka secara turun temurun.
63