BAB IV ANALISIS TERHADAP TRADISI PEMINANGAN DI DESA LIMBANGAN KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG
Dalam bab sebelumnya telah di uraikan tentang peminangan di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai analisis-analisis tradisi peminangan di Desa Limbangan yang mencakup peminangan di Desa Limbangan, Dasar-dasar pemahaman yang beredar di masyarakat dan pemahaman masyarakat terhadap tradisi peminangan di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. A.
Tradisi
Peminangan
di
Desa
Limbangan
Kecamatan
Ulujami
Kabupaten Pemalang Sebuah tradisi peminangan antara satu desa dengan desa yang lain banyak terjadi perbedaan sebagaimana yang terjadi di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, di desa tersebut telah mempunyai tradisi peminangan tersendiri. Tradisi peminangan di Desa Limbangan Pemalang dimana seorang calon suami menanyakan keseriusan kepada calon istri untuk dijadikan pendamping hidup dengan di saksikan keluarganya, setelah ada kesepakatan diantara kedua belah pihak kemudian dilakukannya tradisi penyerahan perabot rumah tangga yang akan diberikan kepada calon mempelai wanita pada saat satu hari sebelum akad nikah dilakukan. Adapun barang yang harus diserahkan biasanya berupa perabot rumah tangga mulai dari perabot 72
73
ruang tamu, kamar tidur, pakaian, peralatan dapur, barang-barang eletronik seperti: televisi, kulkas, tape, dan lain-lain. Sedangkan di dalam al-qur’an juga dianjurkan untuk melakukan peminangan terhadap seorang wanita-wanita yang akan dijadikan calon istri, adapun ayat yang menjelaskan tentang peminangan terdapat pada surat albaqarah ayat 235 :
ِ ضتم بِ ِو ِمن ِخطْب ِة الن ِ ِ ج ِ ِ ُِّسآء أ َْوأَ ْكنَ نَتُ ْم ف ْي أَنْ ُفس ُك ْم َعل َم اهلل ْ ُ ْ اح َعلَْي ُك ْم ف ْي َما َع َّرا َ ََوالَ ُجن َ َ ْ ِ ِ وى َّن ِس ًّراإِّ آل أَن تَ ُقولُوا قَ ْوالً َّم ْع ُروفًا َوالَ تَ ْع ِزُمواعُ ْق َد َة ُ أَنَّ ُك ْم َستَ ْذ ُك ُرونَ ُه َّن َولَكن الَّ تُ َواع ُد ِ ِ ِ َّ اح َذ ُروهُ َوا ْعلَ ُم ْواأ َّ َجلَوُ َوا ْعلَ ُم ْواأ َن ِ النِّ َك ْ ََن اهللَ يَ ْعلَ ُم َما فى أَن ُفس ُك ْم ف َبأ ُ َاح َحتَّى يَ ْب لُ َغ الْكت ور َحلِ ْي ٌم ٌ اهللَ غَ ُف Artinya : “Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hati mu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, oleh karena itu janganlah kamu mengadakan janji nikah dengan mereka dengan secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan kepada mereka perkataan yang ma’ruf. Dan janganlah kamu ber’azam (bertetap hati) untuk berakad nikah, sebelum habis iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun”.1 Dari uraian ayat di atas, dianjurkan kepada setiap calon suami untuk
“melihat” calon istrinya (dan tentu demikian pula sebaliknya). Jika calon suami dan istri sudah saling “melihat” dalam batas-batas yang dibenarkan agama, dan hati keduanya telah berkenan, maka saat itu dapatlah calon pasangan atau yang mewakilinya mengajukan khiṭbah atau pinangan.2
1
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemah, (Kudus: Menara Kudus, 2006), hlm 38. Quraish Shihab, Pengantin al-qur’an Kalung Permata buat Anak-Anakku, (Jakarta: Lentera Hati 2007), hlm 57-59. 2
74
Menurut Rahman Hakim, meminang atau khiṭbah mengandung arti permintaan, yang menurut adat adalah bentuk pernyataan dari satu pihak kepada
pihak
lain
dengan
maksud
untuk
mengadakan
ikatan
pernikahan. khiṭbah ini pada umumnya dilakukan oleh pihak laki-laki terhadap perempuan. Namun, ada pula yang dilakukan oleh pihak perempuan. Hanya saja, cara ini tidak lazim dilakukan, dan hanya terjadi pada sistem kekeluargaan dari pihak ibu, seperti Minangkabau yang berlaku adat meminang dari pihak wanita kepihak laki-laki.3 Sedangkan Sukendar mengatakan bahwa tradisi peminangan di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang berbeda dengan tradisi peminangan daerah lain. Praktek peminangan yang terjadi di masyarakat
Desa
Limbangan
terdapat
beberapa
tahapan-tahapan
diantaranya: 1. Pihak laki-laki datang ke pihak perempuan (Nako’ake) Pihak laki-laki bersilaturrahmi ketempat kediaman orang tua pihak perempuan untuk menanyakan apakah si perempuan sudah ada calon suami atau belum. Apabila belum ada yang memiliki maka pihak lakilaki mencalonkan diri menjadi seorang suami.4 2. Seorang laki-laki melamar perempuan (ngelamar) Setelah pencalonkan diri kepada pihak perempuan, dari kedua belah pihak melanjutkan ke proses lamaran. Dalam proses tersebut pihak lakilaki memberikan perabot rumah tangga yang akan diberikan kepada 3
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Munākahat, (Badung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 146. Sukendar, Tokoh Agama Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, Wawancara Pribadi, Pemalang, 14 April 2016. 4
75
calon istri.
Adapun barang yang harus diserahkan biasanya berupa
perabot rumah tangga mulai dari perabot ruang tamu, kamar tidur, pakaian, peralatan dapur, barang-barang eletronik seperti; televisi, kulkas,tape, dan lain-lain, hingga pada barang otomotif seperti; sepeda motor, mobil.5 Menurut Sukendar, mengenai barang bawaan yang akan diserahkan kepada calon istri tidak berpengaruh pada kondisi ekonomi peminangnya, dikarenakan sudah menjadi tradisi yang melekat di masyarakat Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.6 Ketika semua sudah berjalan dengan lancar, maka ditentukanlah tanggal dan hari pernikahan. Biasanya penentuan tanggal dan hari pernikahan disesuaikan dengan weton (hari lahir berdasarkan perhitungan Jawa) kedua calon pengantin. Hal ini dimaksudkan agar pernikahan itu kelak mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga.7 Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa tradisi peminangan yang terjadi di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang dimana setelah ada kesepakatan diantara kedua belah pihak pada saat meminang untuk melaksanakan tradisi penyerahan perabot rumah tangga yang akan diberikan kepada calon mempelai wanita pada saat
5
Edi Subagyo, Tokoh Agama Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, Wawancara Pribadi, Pemalang, 15 April 2016. 6 Sukendar, Tokoh Agama Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, Wawancara Pribadi, Pemalang, 14 April 2016. 7 Sukendar, Tokoh Agama Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, Wawancara Pribadi, Pemalang, 14 April 2016.
76
satu hari sebelum akad nikah dilakukan. Adapun barang yang harus diserahkan biasanya berupa perabot rumah tangga mulai dari perabot ruang tamu, kamar tidur, pakaian, peralatan dapur, barang-barang eletronik seperti; televisi, kulkas,tape, dan lain-lain. Seperti: sepeda motor, mobil. Ketika semua sudah berjalan dengan lancar, maka ditentukanlah tanggal dan hari pernikahan. Biasanya penentuan tanggal dan hari pernikahan disesuaikan dengan weton (hari lahir berdasarkan perhitungan Jawa) kedua calon pengantin. Hal ini dimaksudkan
agar pernikahan itu kelak
mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga.
B.
Dasar-dasar
dan
Pemahaman
Peminangan
yang
Beredar
Di
Masyarakat Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang 1.
Dasar-dasar Peminangan yang Beredar Di Masyarakat Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Pemahaman
masyarakat
Limbangan
Kecamatan
Ulujami
Kabupaten Pemalang terhadap peminangan yang dipakai oleh kebanyakan warga masyarakat yaitu berdasarkan pada hadis-hadis Nabi, akan tetapi mereka kebanyakan tidak tahu persis status hadis yang dijadikan pegangan. Namun setelah peneliti melakukan wawancara dan sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa kalau ingin mencari
77
jodoh harus melihat terlebih dahulu bibit, bibet, bebet dan bobot agar tidak salah memilih jodoh.8 Dari pernyataan masyarakat diatas, pemahaman masyarakat Limbangan terhadap peminangan ternyata sesuai dengan hadis Imām al-Bukhārī yang bunyinya:
لم ْرأَةُِ الَ ْربَ ٍِ لِ َمالِ َه ا َو َ َصلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َس لَّ َم ق َ َع ْن اَبِى ُى َريْ َرَة َع ِن النَّبِ ِّي َ ْاَ تُ ْن َك ُ ا ِ فَاظْ َفر لِ َذ.لِحسبِها و لِجمالِها و لِ ِدينِها رواه البخاري.اك َ ت يَ َد ْ َات الدِّيْ ِن تَ ِرب َ ْ َ َ ََ َ َ َ َ ْ
Dari Abi Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang beragama, (jika tidak) maka celakalah kamu”. (HR. al-Bukhārī)9 Menurut Bapak Suwondo, untuk seorang pria yang ingin menikahi seoarang perempuan hendaknya harus lebih mengenal perempuannya dengan jelas agar tidak kecewa dikemudian hari, beliau mengatakan cara untuk lebih mengenalnya salah satunya yaitu dengan cara silaturrahmi pada keluarga perempuan, karena menurut beliau dengan
silaturrahmi seseorang dapat saling mengenal, saling memahami dan juga saling berbuat baik.10 Pendapat bapak Suwondo selaras dengan hadis Nabi yang menjelaskan bahwa orang yang ingin dilapangkan rizkinya dan di panjangkan
umurnya
maka
hendaklah
dia
menyambung
tali
persaudraan pada sesama. Diantaranya hadits yang berbunyi: 8
Observasi, Masyarakat Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, 19 April 2016. 9 al-Bukhārī, Ṣakhih, Kitāb an-nikāh, Bāb Tungkhahul Mar’atu Liarbain Limālihā Walihasabihā Walijāmalihā Walidīnihā Fāẓfar Liżāti Dīnihā, hadis no. 4725 10 Suwondo, Tokoh Agama Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, Wawancara Pribadi, Pemalang, 23 April 2016.
78
ٍ َع ْن اِبْ ِن ِش َها ِ ّب قَاَ ََ اَ ْخبَ َرنِيَ ا صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ْ ِنس بْن ماَ ل َ ك اَ َّن َر ُسوَ هلل ِ ِ ب اَ ْن ي بسط لَو ف ِي ِرْزقِ ِو وى ينساَء لَو ف ِي اَثُ ِرهِ فَ لْي ِ ُص ْل َرح َمو ُ َ ُْ َ ُ َ ْ ُ َّ قاَ ََ م ْن اَ َح َ رواه البخاري Dari Ibni Syihāb, dari Annas bin Mālik berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : barang siapa ingin dilapangkan rizkinya dan ditangguhkan atau dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung tali kasih dengan keluarganya. (HR. al-Bukhārī)11 Menurut Bapak Tohwari yang menjelaskan apa bila seseorang diantara kamu meminang perempuan dan ia mampu melihatnya yang membuat kamu ingin menikahinya, maka lakukanlah.12 Pendapat tersebut ternyata sejalan dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir ra yang bunyinya :
ِ َّ ِ َّ َّ َ وَ اللَّ ِو ُ اَ َر ُس َ َاَ ق َ ََع ْن َجابِ ٍر ق ََح ُد ُك ْم ال َْم ْرأَة َبأ َ َصلى اللوُ َعلَْيو َو َسل َم إذَا َخط ِ فَِإ ْن استطَاع أَ ْن ي ْنظُر ِم ْن ها إِلَى ما ي ْدعوه إِلَى نِ َك َرَواهُ أَبُو َد ُاود.اح َها فَلْيَ ْف َع ْل ُ ُ َ َ َ َ َ َ َْ
Dari Jābir, Rosulullah saw bersabda: “Bila seseorang diantara kamu meminang perempuan dan ia mampu melihatnya yang akan mendorong untuk menikahnya, maka lakukanlah..”(HR. Abū Dāwud)13
Menurut M. Quraish Shihab yang dijelaskan dalam bukunya yang berjudul Pengantin Al-qur’an Kalung Permata buat Anak-Anakku. Dalam bukunya beliau menerangkan dianjurkannya kepada setiap calon suami untuk “melihat” calon istrinya (dan tentu demikian pula sebaliknya). Jika calon suami dan istri sudah saling “melihat” dalam batas-batas yang dibenarkan agama, dan hati keduanya telah berkenan,
11
Bukhari, Shahih, Kitabul Adab, Bab Fadhilah Silaturrohim, hadis no. 5637. Tohwari, Tokoh Agama Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, Wawancara Pribadi, Pemalang, 20 April 2016. 13 Abū Dāwud, as-sunnah, Kitāb an-nikāh, Bāb fiir-rājuli Yanẓura ilal Marʻata Wahuwa Yūrịdu Tazwịjahā. hadis no.1786. 12
79
maka saat itu dapatlah calon pasangan atau yang mewakilinya mengajukan khiṭbah atau pinangan.14 Secara garis besar dasar-dasar pemahaman masyarakat Desa Limbangan terhadap peminangan ternyata sejalan dengan perintah Allah yang terdapat dalam hadits yang menjelaskan tentang pentingnya memilih pendamping hidup dilihat dari hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya,
dan perlunya silaturrahmi agar mengenal, saling memahami dan juga saling berbuat baik. Akan tetapi tidak kalah penting juga untuk saling “melihat” dalam batas-batas yang dibenarkan agama, dan hati keduanya telah berkenan, maka saat itu dapatlah calon pasangan atau yang mewakilinya mengajukan khitbah atau pinangan. 2.
Pemahaman masyarakat terhadap tradisi peminangan di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Tradisi merupakan kegiatan yang identik dengan adat istiadat. Hanya saja dalam pemahaman masyarakat Islam sedikit tidak ada perbedaan. Adat istiadat biasanya dipakai sebagai tindakan atau tingkah laku yang berdasarkan pada nila-nilai agama, sedangkan ritual atau tradisi adalah tingkah laku yang didasarkan pada nilainilai budaya yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat. Menurut Thomas Wiyasa Bratawidjaja, memaparkan berbagai macam ritual tradisional yang biasanya dilakukan oleh orang Jawa,15
14
M. Quraish Shihab, Pengantin Al Qur’an Kalung Permata buat Anak-Anakku, (Jakarta: Lentera Hati, 2007), hlm. 57-59. 15 Thomas Wiyasa Bratawidjaja, Ritual Tradisional Masyarakat Jawa, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993), hlm. 58.
80
termasuk ritual peminangan. Tradisi peminangan yang ada di Desa Limbangan ini secara turun-temurun berpegang teguh pada adat dan budaya Jawa. Hal ini tidak lepas dari pengaruh adat dan budaya Jawa yang telah ada sejak dulu. Tradisi peminangan merupakan suatu tradisi yang selalu dilakukan masyarakat di Desa Limbangan sebelum melaksanakan pernikahan. Dalam Tradisi peminangan ini terdapat beberapa nasehat-nasehat yang sangat berharga dalam hidup berumah tangga dan bermasyarakat.16 Menurut Ustd, Samuji, dasar pengambilan hukum dalam tradisi peminangan diantarannya dari: al-Qur’an dan hadis. Kemudian di dalam Ijma’ ulama itu sendiri di dalamnya ada tuntunan-tuntunan yang baik dari Salafus Sholihin, yaitu memilih calon pendamping yang sesuai dengan kriteria: kecantikannya, keturunannya, hartanya dan agamanya. Akan tetapi yang terpenting adalah memilih karena agamanya. Menurut Bapak Nadzirin, Tradisi peminangan sudah berlangsung lama hingga turun-temurun, bahkan
tradisi peminangan yang kami
lakukan seolah-olah sebuah keharusan yang mana bila tidak melaksanakannya maka akan mendapatkan sanksi norma adat seperti gunjingan dari masyarakat sekitarn. Menurut Bapak Slamet, dasar dalam melakukan tradisi peminangan yaitu sesuatu kebiasaan yang turun temurun dari sesepuh terdahulu 16
Observasi, Masyarakat Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, 19 April 2016.
81
karena tradisi tersebut memang tujuannya baik dan mempunyai manfaat. Akan tetapi jika tradisi itu tidak bertentangan dengan syari’at Islam dan tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah.Adanya tradisi tersebut karena kepanikan dan ketidak jelasan akan suatu kejadian dan adanya pelaksanaan tradisi itu membuat seseorang merasa tenang. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan bahwa tradisi peminangan di Desa Limbangan sudah menjadi kebiasaan yang turuntemurun dari sesepuh yang dilaksanakan di Desa Limbangan bahkan di berbagai daerah di Indonesia, selain guna mengungkapkan rasa syukur kepada yang maha kuasa, serta masyarakat di Desa ini juga percaya bahwa jika tidak melaksanakan tradisi ini dikhawatirkan calon mempelai tersebut (calon suami) akan mendapatkan bala yang berdampak pada perkawinan dan keluarganya kelak. Peminangan di Desa Limbangan Pemalang merupakan bukti keseriusan untuk menjalin kehidupan berumah tanggadengan wanita yang dicintainya. Dengan adanya tradisi peminangan menjadi penguat hubungan yang mengantarkan pada pernikahan. Desa Limbangan Pemalang merupakan desa yang masih melekat dengan tradisi peminangan. Uniknya, tradisi peminangan di Desa ini calon suami harus memberikan modal isi rumah, satu hari sebelum akad nikah dilakukan calon mempelai laki-laki harus menyerahkan barangbarang atau perabot rumah tangga kepada calon mempelai putri untuk
82
memenuhi setiap ruangan rumah yang akan ditempati oleh kedua mempelai nantinya ketika sudah akad nikah dilaksanakan, ini terjadi apabila calon suami nantinya akan menempati rumah yang sudah disiapkan oleh pihak calon istri, dengan kata lain calon suami menyiapkan semua perabot rumah tangga yang diserahkan kepada calon istri sehari sebelum akad nikah, sedangkan calon istri hanya menyiapkan rumah yang berupa gedung belaka.